Top Banner
Makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja “Alat Pelindung Diri” BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam kegiatan sehari-hari dalam melakukan aktivitas, kita sering tidak menduga akan mendapat resiko kecelakaan pada diri kita sendiri. Banyak sekali masyarakat yang belum menyadari akan hal ini. Baik di lingkungan kerja, di jalan raya , maupun di tempat – tempat umum dan lingkungan rumah. Di era golbalisasi menuntut pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di setiap tempat kerja termasuk di sektor kesehatan. Untuk itu kita perlu mengem-bangkan dan meningkatkan K3 disektor kesehatan dalam rangka menekan serendah mungkin risiko kecelakaan dan penyakit yang timbul akibat hubungan kerja, serta meningkatkan produktivitas dan efesiensi. Dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari karyawan/pekerja di sector kesehatan tidak terkecuali di Rumah Sakit maupun perkantoran, akan terpajan dengan resiko bahaya di tempat kerjanya. Resiko ini bervariasi mulai dari yang paling ringan sampai yang paling berat tergantung jenis pekerjaannya. Oleh karena itulah diperlukan alat pelindung diri (APD) untuk mengurangi resiko kecelakaan dalam pekerjaan terutama di industry. Alat Pelindung Diri ( APD ) adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerjauntuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja.APD dipakai Priscilia Yuniar L L 3311100030 Wilda Azmia Naufala 3311100068 1
30

makalah K3

Dec 26, 2015

Download

Documents

makalah K3
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: makalah K3

Makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja “Alat Pelindung Diri”

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di dalam kegiatan sehari-hari dalam melakukan aktivitas, kita sering tidak

menduga akan mendapat resiko kecelakaan pada diri kita sendiri. Banyak sekali

masyarakat yang belum menyadari akan hal ini. Baik di lingkungan kerja, di jalan raya

, maupun di tempat – tempat umum dan lingkungan rumah. Di era golbalisasi

menuntut pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di setiap tempat kerja

termasuk di sektor kesehatan. Untuk itu kita perlu mengem-bangkan dan

meningkatkan K3 disektor kesehatan dalam rangka menekan serendah mungkin risiko

kecelakaan dan penyakit yang timbul akibat hubungan kerja, serta meningkatkan

produktivitas dan efesiensi. Dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari

karyawan/pekerja di sector kesehatan tidak terkecuali di Rumah Sakit maupun

perkantoran, akan terpajan dengan resiko bahaya di tempat kerjanya. Resiko ini

bervariasi mulai dari yang paling ringan sampai yang paling berat tergantung jenis

pekerjaannya.

Oleh karena itulah diperlukan alat pelindung diri (APD) untuk mengurangi

resiko kecelakaan dalam pekerjaan terutama di industry. Alat Pelindung Diri ( APD )

adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerjauntuk melindungi

seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya/kecelakaan

kerja.APD dipakai sebagai upaya terakhir dalam usaha melindungi tenaga kerja

apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif tidak dapat dilakukan dengan

baik.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini adalah :

1. Apa yang dimaksud dengan APD atau PPE ?

2. Apa saja jenis-jenis APD?

3. Apa tujuan penggunaan APD?

4. Seberapa penting peranan APD dalam melakukan pekerjaan ?

Priscilia Yuniar L L 3311100030Wilda Azmia Naufala 3311100068 1

Page 2: makalah K3

Makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja “Alat Pelindung Diri”

1.3 Tujuan

Tujuan makalah ini adalah :

1. Untuk mengerti dan memahami tentang Alat Pelindung Diri dalam melakukan

pekerjaan

2. Untuk mengetahui jenis-jenis APD

3. Untuk mengetahui fungsi atau tujuan penggunaan APD

4. Untuk menambah wawasan pada masyarakat luas mengenai APD, agar kecelakaan

kerja dapat berkurang

1.4 Manfaat

Manfaat yang kita peroleh dalam mempelajari tentang Alat Pelindung Diri

(APD) adalah kita lebih berhati-hati dalam melakukan pekerjaan sehingga angka

kecelakaan kerja dapat berkurang.

Priscilia Yuniar L L 3311100030Wilda Azmia Naufala 3311100068 2

Page 3: makalah K3

Makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja “Alat Pelindung Diri”

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian PPE atau APD

Personal Protective Equipment (PPE) atau Alat Pelindung Diri (APD)

adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai kebutuhan untuk

menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya. APD dipakai

sebagai upaya terakhir dalam usaha melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa

(engineering) dan administratif tidak dapat dilakukan dengan baik. Namun pemakaian

APD bukanlah pengganti dari kedua usaha tersebut, namun sebagai usaha akhir.

Kewajiban penggunaan APD sudah disepakati oleh pemerintah melalui Departemen

Tenaga Kerja Republik Indonesia.

Semua jenis APD harus digunakan sebagaimana mestinya, gunakan

pedoman yang benar-benar sesuai dengan standar keselamatan kerja (K3L 'Kesehatan,

Keselamatan Kerja dan Lingkungan'). Menurut ketentuan Balai Hiperkes, syarat-

syarat Alat Pelindung Diri adalah :

1. APD harus dapat memberikan perlindungan yang kuat terhadap bahaya yang

spesifik atau bahaya yang dihadapi oleh tenaga kerja.

2. Berat alat hendaknya seringan mungkin dan alat tersebut tidak menyebabkan rasa

ketidaknyamanan yang berlebihan.

3. Alat harus dapat dipakai secara fleksibel.

4. Bentuknya harus cukup menarik.

5. Alat pelindung tahan untuk pemakaian yang lama.

6. Alat tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi pemakainya yang

dikarenakan bentuk dan bahayanya yang tidak tepat atau karena salah dalam

menggunakannya.

7. Alat pelindung harus memenuhi standar yang telah ada.

8. Alat tersebut tidak membatasi gerakan dan persepsi sensoris pemakainya.

9. Suku cadangnya harus mudah didapat guna mempermudah pemeliharaannya.

Priscilia Yuniar L L 3311100030Wilda Azmia Naufala 3311100068 3

Page 4: makalah K3

Makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja “Alat Pelindung Diri”

Potensi bahaya yang kemugkinan terjadi di tempat kerja, dan yang bisa

dikendalikan dengan alat pelindung diri adalah:

a. Terjatuh, terpeleset, kejatuhan benda, terantuk.

b. Terpapar sinar dan gelombang elektromaknetik.

c. Kontak dengan bahan kimia baik padat maupun cair.

d. Terpapar kebisingan dan getaran.

e. Terhirup gas, uap, debu, mist, fume, partikel cair.

f. Kemasukan benda asing, kaki tertusuk, terinjak benda tajam.

2.2 Jenis-jenis Alat Pelindung Diri

Alat Pelindung Diri di bagi menjadi 3 kelompok yaitu:

2.2.1 APD bagian kepala meliputi :

Alat Pelindung Kepala

Alat Pelindung Muka

Alat Pelindung Penglihatan

Alat Pelindung Telinga

Alat Pelindung Pernafasan

2.2.2 APD bagian badan meliputi :

Alat Pelindung Seluruh Badan

Alat Pelindung Badan Bagian Muka

2.2.3 APD bagian anggota badan meliputi :

Alat Pelindung Tangan

Alat Pelindung Kaki

2.2.1 APD bagian kepala

Alat pelindung kepala

Tujuan dari penggunaan alat ini adalah melindungi kepala dari bahaya

terbentur dengan benda tajam atau keras yang menyebabkan luka tergores,

terpotong, tertusuk, terpukul oleh benda jatuh, melayang dan meluncur, juga

melindungi kepala dari panas radiasi, sengatan arus listrik, api, percikan

bahan-bahan kimia korosif dan mencegah rambut rontok dengan bagian

mesin yang berputar. Beberapa contoh alat pelindung kepala antara lain :

Topi Pelindung/Pengaman (Safety Helmet) : Melindungi kepala dari

benda keras, pukulan dan benturan, terjatuh dan terkena arus listrik.

Priscilia Yuniar L L 3311100030Wilda Azmia Naufala 3311100068 4

Page 5: makalah K3

Makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja “Alat Pelindung Diri”

Safety Helmet Rambu alat pelindung kepala

Tutup Kepala : Melindungi kepala dari kebakaran, korosif, uap-uap,

panas/dingin.

Hats/cap : Melindungi kepala dari kotoran debu atau tangkapan mesin-

mesin berputar.

Topi pengaman : untuk penggunaan yang bersifat umum dan pengaman

dari tegangan listrik yang terbatas. Tahan terhadap tegangan listrik.

Biasanya digunakan oleh pemadam kebakaran.

Alat Pelindung Muka

Contoh alat pelindung muka adalah penutup muka (face shield). Perisai

muka dipakai untuk melindungi muka secara keseluruhan. Alat tersebut

tahan terhadap benturan mekanik, dan memberikan perlindungan utuh

terhadap muka dari bahan kimia maupun benturan. Amat baik digunakan

pada penanganan asam, atau percobaan yang eksplosif. Penutup muka yang

benar adalah yang dapat dikenakan tanpa dipegang dengan tangan pekerja.

Biasanya penutup muka ini dirancang menjadi satu dengan topi pengaman

atau penutup rambut

Priscilia Yuniar L L 3311100030Wilda Azmia Naufala 3311100068 5

Page 6: makalah K3

Makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja “Alat Pelindung Diri”

  Face Shield

Alat pelindung mata

Alat pelindung mata diperlukan untuk melindungi mata dari

kemungkinan kontak bahaya karena percikan atau kemasukan debu, gas,

uap, cairan korosif, partikel melayang, atau terkena radiasi gelombang

elektromagnetik. Sedangkan manfaat dari alat pelindung mata adalah:

1) Melindungi mata dari percikan bahan kimia, debu, radiasi, panas,

bunga api.

2) Untuk melindungi mata dari radiasi

Contoh alat pelindung mata adalah kacamata pengaman. Alat

pelindung mata mempunyai ketentuan sebagai berikut:

a. Tahan terhadap api.

b. Tahan terhadap lemparan atau percikan benda kecil.

c. Lensa tidak boleh mempunyai efek destorsi.

d. Mampu menahan radiasi gelombang elektromagnetik pada panjang

gelombang tertentu.

Kacamata Pengaman (Goggles)

Priscilia Yuniar L L 3311100030Wilda Azmia Naufala 3311100068 6

Page 7: makalah K3

Makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja “Alat Pelindung Diri”

Perlindungan dengan goggles lebih aman daripada kaca mata biasa

karena goggles lebih kuat terikat dan lebih banyak bagian muka yang

terlindungi dibandingkan dengan kacamata biasa. Tetapi kacamata lebih

nyaman dipakai daripada goggles. Oleh karena itu penggunaan kacamata

atau goggles sangat diperlukan di laboratorium, baik bagi pekerja maupun

bagi mahasiswa. Lensa pada kacamata ataupun goggles terbuat dari plastic

atau kaca anti pecah.

Alat Pelindung Telinga

Alat pelindung telinga digunakan untuk mengurangi intensitas suara

yang masuk kedalam telinga (melindungi dari kebisingan). Disamping itu,

dapat juga berfungsi untuk melindungi pemakainya daribahaya percikan api

atau logam panas terutama pada alat pelindung telinga jenis tutup telinga

(ear muff). Terdapat 2 (dua) jenis alat pelindung telinga yaitu sumbat telinga

(ear plug) dan tutup telinga (ear muff) yang lebih efektif dibandingkan

sumbat telinga.

a. Sumbat Telinga atau ear plug.

Sumbatan telinga yang baik adalah yang bisa menahan atau

mengabsorbsi bunyi atau suara dengan frekuensi tertentu saja,

sedangkan bunyi atau suara dengan frekwensi untuk pembicaraan

(komunikasi) tetap tidak terganggu.

Biasanya terbuat dari karet, platik ,lilin atau kapas.

Harus bisa mereduksi suara frekwensi tinggi (4000 dba) yang masuk

lubang telinga, minimal sebesar x-85 dba, dimana x adalah

intensitas suara atau kebisingan di tempat kerja yang diterima oleh

tanaga kerja.

Ear

Priscilia Yuniar L L 3311100030Wilda Azmia Naufala 3311100068 7

Page 8: makalah K3

Makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja “Alat Pelindung Diri”

Ear Plug

b. Penutup Telinga atau Ear Muff.

Pilih penutup telinga yang ukurannya sesuai dengan diameter/lebar

daun telinga

Pastikan bahwa posisi cawan atau mangkuk penutup benar benar

melingkupi daun telinga, baik kiri maupun kanan. Bola belum pas

(masih ada bagian yang terbuka), sesuaikan dengan pengatur

panjang dan pendeknya pengikat kepala (head band)

Gerak-gerakkan kepala, ke atas, ke bawah, ke samping kiri dan ke

samping kanan, buka dan tutup mulut untuk memastikan bahwa

sumbat telinga terpakai secara sempurna.

 

Ear Muff

Alat Pelindung Pernafasan

Alat pelindung pernafasan berfungsi memeberikan perlindungan

organ pernafasan akibat pencemaran udara oleh faktor kimia seperti debu,

uap, gas, fume, asap, mist, kabut, kekurangan oksigen, dan sebagainya.

Berdasarkan fungsinya, dibedakan menjadi :

a. Respirator yang berfungsi memurnikan udara (air purifying respirator).

Respirator jenis ini dipakai bila pekerja terpajan bahan pencemar di

udara (debu, gas, uap, fume, mist, asap, fog) yang kadar toksisitasnya

rendah. Prinsip kerja respirator ini adalah membersihkan udara

terkontaminasi dengan cara filtrasi, adsorbsi, atau absorbsi.

Priscilia Yuniar L L 3311100030Wilda Azmia Naufala 3311100068 8

Page 9: makalah K3

Makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja “Alat Pelindung Diri”

Air Purifying Respirator

b. Respirator dengan pemasok udara atau oksigen.

a. Alat pelindung pernafasan ini tidak dilengkapi dengan filter, ataupun

katrid dan kanister yang mengandung bahan kimia.

b. Pasokan udara bersih atau oksigen, melindungi pekerja dari

pemajanan bahan bahan kimia yang sangat toksit. Konsentarinya

tinggi, mampu melindungi pekerja dari kekurangan oksigen.

c. Pasokan udara ataupun oksigen dapat melalui silinder, tangki, atau

kompresor yang dilengkapi dengan regulator (pengukur tekanan)

d. Respirator dengan pasokan udara atau oksigen dibedakan menjadi :

Airline respirator.

Air hose mask respirator.

Self-contained brathing apparatus.

Air Supplying Respirator

2.2.2 Alat Pelindung bagian Badan

Alat Pelindung Seluruh Badan

Contoh alat pelindung seluruh badan adalah jas laboratorium. Pakaian

tersebut berfungsi sebagai pelindung tubuh atau pakaian dari kontak dengan

bahan kimia atau panas. Memakai pakaian kerja merupakan keharusan bagi

pekerja laboratorium. Biasanya pakaian kerja tersebut terbuat dari katun.

Bergantung pada kebutuhan dapat pula terbuat dari plastik, wol, atau karet.

Priscilia Yuniar L L 3311100030Wilda Azmia Naufala 3311100068 9

Page 10: makalah K3

Makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja “Alat Pelindung Diri”

Jas Laboratorium

Alat Pelindung Badan Bagian Muka

Alat pelindung bagian muka menutupi bagian badan terutama dada.

Apron digunakan untuk menutupi hanya sebagian tubuh pemakainya, mulai

dari dada sampai lutut. Apron untuk bekerja dengan bahan kimia ataupun

pekerjaan pengelasan. Contoh lain alat pelindung badan bagian muka adalah

rompi pelindung.

Apron Rompi Pelindung

2.2.3 Alat Pelindung bagian Anggota Badan

Alat Pelindung Tangan

Jenis alat pelindung tangan seperti sarung tangan/gloves,

mitten/holder, pads. Alat pelindung ini dapat terbuat dari karet, kulit, dan

kain katun. Sedangkan manfaat dari alat pelindung tangan adalah

melindungi tangan dari temperature yang ekstrim baik terlalu panas/terlalu

dingin; zat kimia kaustik; benda-benda berat atau tajam ataupun kontak

listrik. Alat pelindung tangan harus sesuai antara potensi bahaya dengan

bahansarung tangan yang dikenakan pekerja. Potensi bahaya dan bahan

sarung tangan yang sesuai, disajikan pada tabel berikut:

Priscilia Yuniar L L 3311100030Wilda Azmia Naufala 3311100068 10

Page 11: makalah K3

Makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja “Alat Pelindung Diri”

Potensi Bahaya Jenis Bahan Sarung Tangan

Listrik Karet

Radiasi mengion Karet atau kulit yang dilapisi dengan timbal

(Pb)

Benda-benda tajam atau

kasar

Kulit atau PVC, kulit yang dilapisi dengan

logam kromium

Asam dan alkali yang

korosif

Karet

Pelarut organik (solvent) Karet sintetis

Benda-benda panas Kulit atau asbes

Gloves

Alat Pelindung Kaki

Jenis alat pelindung kaki seperti sepatu karet hak rendah. Alat

pelindung kaki dapat terbuat dari kulit yang dilapisi Asbes atau Chrom.

Sepatu keselamatan yang dilengkapi dengan baja diujungnya dan sepatu

karet anti listrik. Alat pelindung kaki (safety shoes) ini berfungsi

melindungi kaki dari benturan/tusukan/irisan/goresan benda tajam, larutan

bahan kimia, temperature yang ekstrim baik terlalu tinggi maupun rendah,

kumparan kawat-kawat yang beraliran listrik, dan lantai licin agar tidak

jatuh (terpeleset).

Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan sepatu safety yang

kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak

dibenarkan untuk dipergunakan. Setiap manajemen lini harus memiliki

Priscilia Yuniar L L 3311100030Wilda Azmia Naufala 3311100068 11

Page 12: makalah K3

Makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja “Alat Pelindung Diri”

catatan jumlah karyawan yang memiliki sepatu safety dan telah mengikuti

training.

2.3 Tujuan Penggunaan Alat Pelindung Diri

Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu usaha

dalam melindungi tenaga kerja di tempat kerja /praktikan di laboratorium sehingga

dapat mencapai produktivitas yang optimal. Salah satu wujud dari penerapan K3

adalah dengan menggunakan APD secara disiplin. Pengunaan APD merupakan suatu

kewajiban. Pemanfaatan APD oleh tenaga kerja/praktikan sampai saat ini masih

merupakan masalah rumit dan sulit dipecahkan. Hal ini karena faktor disiplin tenaga

kerja/praktikan yang masih rendah. Tujuan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

adalah untuk melindungi tubuh dari bahaya pekerjaan yang dapat mengakibatkan

penyakit atau kecelakaan kerja, sehingga penggunaan alat pelindung diri memegang

peranan penting. Hal ini penting dan bermanfaat bukan saja untuk tenaga kerja tetapi

untuk perusahaan.

2.3.1 Manfaat APD bagi tenaga kerja/praktikan:

1. Tenaga kerja/ praktikan dapat bekerja dengan perasaan lebih aman untuk

terhindar dari bahaya-bahaya kerja

2. Dapat mencegah kecelakan akibat kerja

3. Tenaga kerja/ praktikan dapat memperoleh derajat kesehatan yang sesuai

hak dan martabatnya sehingga tenaga kerja/ praktikan akan mampu bekerja

secara aktif dan produktif.

4. Tenaga kerja/ praktikan bekerja dengan produktif sehingga meningkatkan

hasil produksi/prakteknya. Khusus bagi tenaga kerja, hal ini akan

menambah keuntungan bagi tenaga kerja yaitu berupa kenaikan gaji atau

jaminan sosial sehingga kesejahteraan akan terjamin.

2.3.2 Manfaat APD bagi perusahaan:

1) Meningkatkan produksi perusahaan dan efisiensi optimal

2) Menghindari hilangnya jam kerja akibat absensi tenaga kerja

3) Penghematan biaya terhadap pengeluaran ongkos pengobatan serta

pemeliharaan kesehatan tenaga kerja

Priscilia Yuniar L L 3311100030Wilda Azmia Naufala 3311100068 12

Page 13: makalah K3

Makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja “Alat Pelindung Diri”

2.4 Dasar Hukum Penggunaan Alat Pelindung Diri

1. Undang-undang No.1 tahun 1970.

a. Pasal 3 ayat (1) butir f: Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat syarat

untuk memberikan APD

b. Pasal 9 ayat (1) butir c: Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan

pada tiap tenaga kerja baru tentang APD.

c. Pasal 12 butir b: Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan atau hak

tenaga kerja untuk memakai APD.

d. Pasal 14 butir c: Pengurus diwajibkan menyediakan APD secara cuma-Cuma

2. Permenakertrans No.Per.01/MEN/1981

Pasal 4 ayat (3) menyebutkan kewajiban pengurus menyediakan alat pelindung diri

dan wajib bagi tenaga kerja untuk menggunakannya untuk pencegahan penyakit

akibat kerja.

3. Permenakertrans No.Per.03/MEN/1982

Pasal 2 butir I menyebutkan memberikan nasehat mengenai perencanaan dan

pembuatan tempat kerja, pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi

serta penyelenggaraan makanan ditempat kerja

4. Permenakertrans No.Per.03/Men/1986

Pasal 2 ayat (2) menyebutkan tenaga kerja yang mengelola Pestisida harus

memakai alat-alat pelindung diri yg berupa pakaian kerja, sepatu lars tinggi, sarung

tangan, kacamata pelindung atau pelindung muka dan pelindung pernafasan.

5. Intisari Permenaker No.08 thn 2010 ttg APD

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/VII/2010 TENTANG

ALAT PELINDUNG DIRI

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Alat Pelindung Diri selanjutnya disingkat APD adalah suatu alat yang

mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi

sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja.

Priscilia Yuniar L L 3311100030Wilda Azmia Naufala 3311100068 13

Page 14: makalah K3

Makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja “Alat Pelindung Diri”

7. Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah tenaga teknis berkeahlian khusus

dari luar Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang ditunjuk oleh Menteri.

Pasal 2

(1) Pengusaha wajib menyediakan APD bagi pekerja/buruh di tempat kerja.

(2) APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus sesuai dengan Standar

Nasional Indonesia (SNI) atau standar yang berlaku.

(3) APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib diberikan oleh pengusaha

secara cuma-cuma.

Pasal 3

(1) APD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 meliputi:

a. pelindung kepala;

b. pelindung mata dan muka;

c. pelindung telinga;

d. pelindung pernapasan beserta perlengkapannya;

e. pelindung tangan; dan/atau

f. pelindung kaki.

(2) Selain APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), termasuk APD:

a. pakaian pelindung;

b. alat pelindung jatuh perorangan; dan/atau

c. pelampung.

(2) Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan atau Ahli Keselamatan dan Kesehatan

Kerja dapat mewajibkan penggunaan APD di tempat kerja selain sebagaimana

dimaksud pada ayat (1).

Pasal 5

Pengusaha atau Pengurus wajib mengumumkan secara tertulis dan memasang

rambu¬rambu mengenai kewajiban penggunaan APD di tempat kerja.

Pasal 6

(1) Pekerja/buruh dan orang lain yang memasuki tempat kerja wajib memakai atau

menggunakan APD sesuai dengan potensi bahaya dan risiko.

Priscilia Yuniar L L 3311100030Wilda Azmia Naufala 3311100068 14

Page 15: makalah K3

Makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja “Alat Pelindung Diri”

(2) Pekerja/buruh berhak menyatakan keberatan untuk melakukan pekerjaan

apabila APD yang disediakan tidak memenuhi ketentuan dan persyaratan.

Pasal 7

(1) Pengusaha atau Pengurus wajib melaksanakan manajemen APD di tempat

kerja.

(2) Manajemen APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:

a. identifikasi kebutuhan dan syarat APD;

b. pemilihan APD yang sesuai dengan jenis bahaya dan kebutuhan/kenyamanan

pekerja/buruh;

c. pelatihan;

d. penggunaan, perawatan, dan penyimpanan;

e. penatalaksanaan pembuangan atau pemusnahan;

f. pembinaan;

g. inspeksi; dan

h. evaluasi dan pelaporan.

Pasal 8

(1) APD yang rusak, retak atau tidak dapat berfungsi dengan baik harus

dibuang dan/atau dimusnahkan.

(2) APD yang habis masa pakainya/kadaluarsa serta mengandung bahan

berbahaya, harus dimusnahkan sesuai dengan peraturan perundanganundangan.

(3) Pemusnahan APD yang mengandung bahan berbahaya harus dilengkapi

dengan berita acara pemusnahan.

2.5 Studi Kasus Kecelakaan Kerja

2.5.1 Longsor di Freeport Murni Kecelakaan Kerja Bukan Bencana

Jayapura (15/5) — Dua karyawan PT Freeport yang terjebak longsoran di

areal Underground QMS Biggosan Mill 74, pada Selasa (14/5) sekitar Pukul

09.00 Wit kemarin, dinyatakan tewas, yakni atas nama Andarias Msen dan

Kenny Wanggai. Dimana dari 40 orang karyawan yang tertimbun longsor,

enam orang berhasil ditemukan, namun dua orang dinyatakan tewas, sementara

empat orang lainnya selamat dan kini sedang dirawat intensif di rumah sakit

setempat. 

Priscilia Yuniar L L 3311100030Wilda Azmia Naufala 3311100068 15

Page 16: makalah K3

Makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja “Alat Pelindung Diri”

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Papua, Didi Agus

Prihatno kepada wartawan, di Jayapura, Rabu (15/5) mengatakan, longsor di

areal PT Freeport adalah murni kecelakaan kerja bukan bencana, karena kalau

bencana sesuai amanat Undang-Undang adalah suatu kejadian yang disebabkan

oleh fenomena alam, non alam atau ulah manusia yang mengakibatkan

terhentinya kehidupan masyarakat, dimana dampaknya muncul korban jiwa,

rusaknya prasarana umum/penghunian dan lingkungan serta infrastruktur. 

“Jadi dalam konteks longsor di fasilitas pelatihan pertambangan bawah tanah PT

Freeport, tepatnya mill 74 lebih kepada kecelakaan kerja. Misalnya dia

dikatakan sebagai bencana karena ulah manusia berarti ini kegagalan teknologi,

tetapi kasus ini tidak mengganggu dan menghambat kehidupan masyarakat,

maka itu belum masuk kategori bencana. Dampaknya kan lokal, ini baru kasus

kecelakaan kerja yang dalam hal ini domainnya dari sisi struktur kenapa itu

longsor kementerian pertambangan, dari sisi manusianya tenaga kerja,”

katanya. 

Akibat adanya kejadian itu, ujar Didi, ada laporan resmi dari PT Freeport, yang

isinya adalah sekitar 40 pekerja tambang terjebak didalam areal fasilitas

pelatihan tambang bawah tanah di mill 74. Dimana sementara ini sedang

dilakukan upaya pencarian dan evakuasi. “Dari 40 orang, enam orang sudah

terevakuasi, empat orang dinyatakan hidup dan dua orang lainnya meninggal.

Saat ini korban selamat sedang dirawat secara intensif di rumah sakit setempat,”

ujarnya.

Dikatakannya, disaat longsoran ini diatasi, kondisi 34 orang karyawan yang

masih terjebak di bawah tanah belum diketahui pasti, karena sampai saat ini

masih dilakukan pencarian. “Yang paling tahu adalah manajemen Freeport

bukan kami, karena ini adalah kecelakaan kerja, maka menjadi domainnya

perusahaan, dalam hal ini yang menjadi rujukan adalah Kementerian

Pertambangan dan Tenaga Kerja,” katanya.

2.5.2 Insiden Manhattan Square Murni Kecelakaan

TEMPO.CO, Jakarta -  Kepala Satuan Reskrim Polres Jakarta Selatan, Ajun

Komisaris Besar Hermawan, mengatakan insiden mematikan di proyek gedung

The Manhattan Square murni kecelakaan. "Kami sudah cek standar operasinya

dan itu sudah sesuai," kata Hermawan, Senin, 18 Februari 2013.

Priscilia Yuniar L L 3311100030Wilda Azmia Naufala 3311100068 16

Page 17: makalah K3

Makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja “Alat Pelindung Diri”

Insiden kecelakaan kerja yang terjadi di Manhattan Square, Jalan TB

Simatupang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada Selasa, Februari 2013 lalu

itu menewaskan lima pekerja.Bahkan, dua pekerja lainnya kritis. Dugaan

sementara, para pekerja ini menghirup gas beracun yang ada di tangki

pembuangan.

Berdasarkan informasi korban kritis adalah Masudi, warga Kendal, dan Sutaryo

Al Haerudin. Sedangkan korban meninggal adalah Cecep Cahyana, Joko,

Jimjim, M. Saiku, dan Ahmad Samsudin.

Hermawan mengatakan kesimpulan murni kecelakaan diperoleh setelah

memeriksa tujuh orang terkait proyek ini. Tiga orang pekerja proyek, satu

pimpinan proyek, dan satu lagi dari PT Waskita Karya selaku pengembang.

Menurut standar pekerjaan, Hermawan melanjutkan, saat akan masuk ke dalam

tangki pembuangan tersebut, proses pekerjaan dilakukan empat orang pekerja.

Dua orang masuk ke dalam dan sisanya menunggu di atas. Selain itu harus

adablower yang berfungsi untuk mengalirkan udara dari dalam tangki. "Standar

ini sudah dilakukan semua," ujar Hermawan. 

Hanya dia menduga kandungan racun yang ada di dalam tangki seluas 3 x 6

meter tersebut cukup kuat. "Saat ini kami masih menunggu hasil laboratorium

forensik."

Saat kejadian, dua orang yang ada di dalam tangki adalah Ahmad Samsudin dan

Joko, sedangkan dua rekannya yang di atas Jim Jim dan Saiku. Sebelum turun

mereka sudah memasang  blower . 

2.5.3 Tiga Penggali Saluran Pipa Terjepit Tembok di BogorTEMPO.CO, Bogor -  Tiga penggali saluran pipa Perusahaan Gas Negara

(PGN) mengalami luka parah karena terjepit dinding saluran air yang runtuh di

depan Gedung Setia Jaya, Jalan Pajajaran, Kota Bogor, Selasa 16 April 2013.

Mereka, yang terdiri atas Udin, 29 tahun, Ma'mun (35), dan Maroso (33), segera

dilarikan ke Rumah Sakit BMC Bogor.

Menurut Yudi Wijaya, 39 tahun, petugas keamanan Gedung Setia Jaya, ada

empat pekerja yang tengah menggali tanah untuk saluran pipa gas pada saat itu.

"Satu orang di atas, sedangkan tiga pekerja lain sedang menggali, " katanya hari

ini. (Baca juga: Terperosok Lubang Septic Tank, 5 Pekerja Tewas) 

Priscilia Yuniar L L 3311100030Wilda Azmia Naufala 3311100068 17

Page 18: makalah K3

Makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja “Alat Pelindung Diri”

Beberapa saat kemudian, dinding beton saluran air sepanjang 4 meter dan tebal

1 meter ambrol sehingga menimpa ketiga orang itu. Tidak ada tiang penyangga

saat mereka menggali. Tembok tebal yang ambrol tersebut langsung menjepit

tubuh mereka. Butuh waktu 1 jam untuk mengevakuasi mereka. 

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Bogor Kota Ajun Komisaris Didik

Purwanto membenarkan peristiwa itu. Menurut dia, polisi masih meminta

keterangan beberapa saksi dari penggali dan penanggung jawab proyek. "Kami

belum bisa menentukan ada kelalaian atau tidak karena masih diselidiki," kata

Didik.

2.5.4 Kecelakaan Kerja Konstruksi di Sukoharjo, Jawa Tengah

Kejadian yang mencoreng jasa konstruksi di Indonesia kembali terjadi. Lima pekerja

tewas dan sembilan lainnya luka parah tertimpa tembok bangunan pabrik kayu lapis

yang sedang dibangun di Dukuh Sawur, desa Genengsari, Kecamatan Polokarto,

Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis (11/9). Empat korban tewas di tempat kejadian

sementara satu lainnya meninggal di RS PKU Muhammadidyah Karanganyar.

Menurut saksi mata, Imam Hartono, pemilik pabrik, sebelum tembok roboh, datang

angin kencang dari arah barat. “Kejadian berlangsung tiba-tiba, tidak ada seorang pun

tukang bangunan yang menyangka kalau tembok yang sedang dikerjakan itu runtuh

setelah dihantam angin yang datang dari arah barat,” ungkapnya. Menurut Sutoyo,46,

pekerja yang selamat dari tragedi tersebut menyatakan sebelumnya tidak ada tanda-

tanda tembok setinggi lima meter dengan panjang hampir 50 meter yang sedang

dikerjakan itu akan roboh. “Tiba-tiba tembok sebelah barat itu ambruk dan menimpa

teman-teman yang sedang berada di bawahnya,” ujarnya.

Proyek konstruksi tidak hanya menuntut akurasi dalam perencanaan kekuatan, akan

tetapi perlu dicermati mengenai metode dan teknologi konstruksinya. Kesalahan dalam

metode konstruksi terbukti berakibat yang sangat fatal, yaitu korban jiwa tenaga

kerjanya. Membiarkan tembok baru yang tinggi tanpa bingkai (perkuatan yang cukup)

dari kolom dan sloof beton bertulang atau besi profil tentunya sangat berbahaya ketika

menerima gaya horisontal (dalam hal ini hembusan angin). Selain itu tembok dengan

panjang 50 m, akan sangat riskan jika tidak diberikan dilatansi yang cukup.

 

Priscilia Yuniar L L 3311100030Wilda Azmia Naufala 3311100068 18

Page 19: makalah K3

Makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja “Alat Pelindung Diri”

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah ini adalah :

Personal Protective Equipment (PPE) atau Alat Pelindung Diri (APD) adalah

kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai kebutuhan untuk menjaga

keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya.

Alat Pelindung Diri di bagi menjadi 3 kelompok yaitu APD bagian kepala, APD

bagian badan, APD bagian anggota badan.

Tujuan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) adalah untuk melindungi tubuh dari

bahaya pekerjaan yang dapat mengakibatkan penyakit atau kecelakaan kerja,

sehingga penggunaan alat pelindung diri memegang peranan penting.

Ada beberapa dasar hukum yang mengatur penggunaan alat pelindung diri,

diantaranya adalah Undang-undang No.1 tahun 1970, Permenakertrans

No.Per.01/MEN/1981, Permenakertrans No.Per.03/MEN/1982, dan masih banyak

lagi.

3.2 Saran

Saran dari makalah ini adalah :

Sebaiknya lebih diperhatikan lagi mengenai penggunaan Alat Pelindung Diri bagi

para pekerja dan juga perusahaan, karena kelalaian tak jarang di lakukan sehingga

mengakibatkan kecelakaan tenaga kerja.

Pemerintah seharusnya lebih memberikan sosialisasi tentang pentingnya

pengguanaan Alat Pelindung Diri kepada karyawan maupun perusahaan, agar

kecelakaan kerja dapat dihindari sedini mungkin.

Masih banyak perusahaan yang kurang perhatian terhadap pekerjanya, sehinggan

perusahaan terkesan acuh tentang keselamatan pekerjanya. Hal ini perlu untuk

ditinjau ulang agar masing-masing pihak, baik perusahaan maupun pekerja tidak

ada yang dirugikan dikemudian hari.

Priscilia Yuniar L L 3311100030Wilda Azmia Naufala 3311100068 19

Page 20: makalah K3

Makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja “Alat Pelindung Diri”

DAFTAR PUSTAKA

Buchari.2007.Manajemen Kesehatan Kerja dan Alat Pelindung Diri hal

4.Medan:USU

Repository

Program D3 Teknik Kesehatan Gigi Unair.Buku Pedoman Pelaksanaan Kesehatan

dan

Keselamatan Kerja untuk Praktek dan Praktikum hal 19

30.2008.Surabaya:Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga

Jerusalem,Mohammad Adam.2010.Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja hal

96

104.Yogyakarta:Fakultas Teknik UNY

Modul Pelatihan Hiperkes dan Keselamatan Kerja.2002. Alat Pelindung Diri.

Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI.

Wijono, Joko.2007. Manajemen Program dan kepemimpinan kesehatan. CV. Duta

Prima Airlangga.

http://lindariski.blogspot.com/2010/04/makalah-apd.html diakses pada tanggal 06

Juni

2013

http://tonimpa.wordpress.com/2013/04/25/makalah-alat-pelindung-diri-apd/

diakses

pada tanggal 06 Juni 2013

http://ekaandrians.blogspot.com/2013/04/alat-pelindung-diri.html diakses pada

tanggal

06 Juni 2013

http://k3-community.blogspot.com/p/ppe.html diakses pada tanggal 06 Juni 2013

Priscilia Yuniar L L 3311100030Wilda Azmia Naufala 3311100068 20