Top Banner
Page 1 BAB I 1.1 Latar Belakang Ilmu akhlak atau akhlak yang mulia itu berguna dalam mengarahkan dan mewarnai berbagai aktifitas kehidupan manusia disegala bidang. Seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi modern dan berakhlak mulia tentu saja akan memanfaatkan ilmunya untuk kebaikan hidup manusia. Sebaliknya, orang yang memiliki ilmu pengetahuan dan tekhnologi modern, memiliki pangkat, harta, kekuasaan, dan sebagainya namun tidak diserta dengan akhlak yang mulia, maka dia akan menyalahgunakan apa yang dimilikinya dan menimbulkan bencana dimuka bumi ini. Maka dari itu akhlak bukan hanya dirasakan oleh manusia dalam kehidupan perseorangan, berkeluarga, bertetangga, Bermasyarakat dan Bernegara. Manusia tanpa akhlak akan kehilangan derajat kemanusiaannya, bahkan akan lebih rendah derajatnya dari pada binatang. Apabila aktifitas akal manusia tidak dibimbing dengan akhlak yang mulia, maka kehancuran dalam masyarakat tidak dapat dibendung lagi. Akal dengan modal tanpa moral tidak akan menyejahterakan manusia, melainkan sebaliknya justru akan menghancurkan masyarakat serta menimbulkan kerusakan baik didarat maupun dilautan, karena ulah manusia yang tidak bermoral. Dengan mempelajari, menghayati serta mengamalkan ilmu akhlak diharapkan manusia mampu untuk mengendalikan diri, memperhatikan kepentingan orang lain, penuh tenggang rasa, mampu memupuk rasa persatuan dan kesatuan dalam hidup bermasyarakat dan bernegara. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dapatlah diajukan beberapa permasalahan diantaranya : a) Apa defenisi akhlak daan bagaimana pendapat beberapa ahli tentang defenisi akhlak? b) Apa saja objek atau ruang lingkup pembahasan ilmu akhlak?
15

Makalah Islam dan Tasawuf.pdf

Nov 22, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • Page 1

    BAB I

    1.1 Latar Belakang

    Ilmu akhlak atau akhlak yang mulia itu berguna dalam mengarahkan dan

    mewarnai berbagai aktifitas kehidupan manusia disegala bidang. Seseorang yang memiliki

    ilmu pengetahuan dan teknologi modern dan berakhlak mulia tentu saja akan

    memanfaatkan ilmunya untuk kebaikan hidup manusia. Sebaliknya, orang yang memiliki

    ilmu pengetahuan dan tekhnologi modern, memiliki pangkat, harta, kekuasaan, dan

    sebagainya namun tidak diserta dengan akhlak yang mulia, maka dia akan

    menyalahgunakan apa yang dimilikinya dan menimbulkan bencana dimuka bumi ini.

    Maka dari itu akhlak bukan hanya dirasakan oleh manusia dalam kehidupan

    perseorangan, berkeluarga, bertetangga, Bermasyarakat dan Bernegara. Manusia tanpa

    akhlak akan kehilangan derajat kemanusiaannya, bahkan akan lebih rendah derajatnya dari

    pada binatang.

    Apabila aktifitas akal manusia tidak dibimbing dengan akhlak yang mulia, maka

    kehancuran dalam masyarakat tidak dapat dibendung lagi. Akal dengan modal tanpa moral

    tidak akan menyejahterakan manusia, melainkan sebaliknya justru akan menghancurkan

    masyarakat serta menimbulkan kerusakan baik didarat maupun dilautan, karena ulah

    manusia yang tidak bermoral. Dengan mempelajari, menghayati serta mengamalkan ilmu

    akhlak diharapkan manusia mampu untuk mengendalikan diri, memperhatikan kepentingan

    orang lain, penuh tenggang rasa, mampu memupuk rasa persatuan dan kesatuan dalam

    hidup bermasyarakat dan bernegara.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang diatas maka dapatlah diajukan beberapa permasalahan

    diantaranya :

    a) Apa defenisi akhlak daan bagaimana pendapat beberapa ahli tentang defenisi akhlak?

    b) Apa saja objek atau ruang lingkup pembahasan ilmu akhlak?

  • Page 2

    c) Bagaimana cara mengimplementasikan akhlak dalam kehidupan bersama?

    d) Apa yang dimaksud ddengan filsafat etika?

    e) Bagaimana perbandingan ukuran baik dan buruknya dalam akhlak dengan aliran filsafat

    etika?

    1.3 Tujuan Masalah.

    Latar belakang dan rumusan masalah diatas maka tujuan yang hendak dicapai

    adalah :

    1. Mengetahui definisi akhlak baik secara etimologi maupun terminology, dan juga

    pendapat-pendapat beberapa ahli.

    2. Mengetahui ruang lingkup pembahasan akhlak, sehingga bisa menentukan mana yang

    baik dan buruk, mana yang haq dan bathil, dan bias menerapkan akhlak yang dianjurkan

    dalam Al-quran dan Hadist dalam kehidupan beragama, berkeluarga, bermasyarakat

    dan bernegara.

    1.4 Kegunaan Masalah.

    Akhlak sebagaimana akan dijelaskan di bawah ini berurusan dengan prilaku

    kehidupan kita sehari-hari dalam lingkungan sosial bermasyarakat. Dari sinilah kita dapat

    menilai seseorang tersebut apakah dia mempunyai akhlak yang baik atau buruk. Jika baik

    akhlaknya maka dia akan disukai dalam kehidupan masyarakat tesebut dan sebaliknya jika

    dia tidak memiliki akhlak yang baik banyak orang yang akan membencinya. Budi pekerti

    yang akan kita praktekan setidaknya sesuai dengan Al-quran dan Hadits dan apa yang di

    contohkan Rasulullah Muhammad SAW. Mudah-mudahkan dengan kita mempelajari ilmu

    akhlak menjadikan kita manusia yang lebih baik dan sukses dunia akhirat.

  • Page 3

    BAB II

    2.1 Pengertian Akhlak

    Akhlak adalah bentuk jamak (plural) dari kata khuluq. Dalam Al-quran kata

    khuluq disebut diantaranya pada surat Al-qalam ayat 4 : Dan sesungguhnya kamu benar-

    benar berbudi pekerti yang agung (QS. Al-Qalam:4)

    Sedangkan dalam Hadits banyak disebutkan diantaranya: Ketika Siti Aisyah ditanya

    oleh para sahabat tentang akhlak Rasulullah saw, ia menjawab dengan singkat:

    Akhlak rasulullah saw. Adalah Al-quran. (HR.Muslim).

    ( )

    Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak manusia

    Dengan demikian merujuk kepada ayat diatas kata akhlak atau khuluq secara

    pembahasan berarti budi pekerti, adat kebiasaan, atau perangai muruah atau segala

    sesuatu yang sudah menjadi tabiat.

    Dilihat dari segi terminology (istilah) Akhlak ( ) terdapat beberapa pakar yang

    berpendapat antara lain :

    a. Muhammad Abdullah Dirros :

    Akhlak adalah suatu kekuatan dalam kehendak yang mantap, kekuatan dan kehendak

    mana berkombinasi bahwa kecenderungan pada pemilih pihak yang benar (dalam hal

    akhlak yang baik) atau pihak yang jahat ( akhlak yang jahat).

    Selanjutnya perbuatan-perbuatan manusia yang dapat dianggap sebagai manifentasi

    dari akhlaknya, apa bila dipenuhi dengan dua syarat, yaitu:

    1. Perbuatan-perbuatan itu dilakukan berulang kali dalam bentuk yang sama,

    sehingga menjadi kebiasaan.

    2. Perbuatan-perbuatan itu dilakukan karena dorongan emosi-emosi jiwanya, bukan

    karena adanya tekanan-tekanan yang datang dari luar seperti paksaan dari orang

    lain sehingga menimbulkan ketakutan, atau bujukan dengan harapan-harapan

    yang indah-indah dan lain sebagainya.

    1 Sijay Elsyakir,Pengertian dan Ruang Lingkup Akhlak, diakses dari http://catatansijay.blogspot.com/2011/05/pengertian-dan-ruang-lingkup-

    akhlak.html (diakses tanggal 03 Novermver 2013)

  • Page 4

    b. Barmawie Umar :

    Ilmu akhlak adalah ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk, terpuji dan

    tercela, tentang perkataan atau perbuatan manusia, lahir dan batin.

    Dari definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa akhlak adalah tabiat, sifat

    seseorang atau perbuatan manusia yang bersumber dari dorongan jiwanya yang sudah

    terlatih, sehingga dalam jiwa tersebut benar-benar sudah melekat sifat-sifat yang

    melahirkan perbuatan-perbuatan. Dengan mudah dan spontan tanpa dipikirkan serta

    diangan-angankan lagi. Akhlak merupakan kehendak dan kebiasaan manusia yang

    menimbulkan kekuatan-kekuatan yang sangat besar untuk melakukan sesuatu.

    Kehendak merupakan keinginan yang ada pada diri manusia setelah dibimbing, dan

    kebiasaan adalah perbuatan yang diulang-ulang sehingga muda untuk melakukanya.

    Oleh karna itu faktor krehendak atau kemauan memegang peranan yang sangat

    penting sebab dengan adanya kehendak tersebut telah menunjukan adanya unsur

    ikhtiar dan kebebasan, yang karenanya dapat disebut dengan akhlak.

    Maksud dengan sifat-sifat yang melahirkan perbuatan dengan mudah dan spontan

    tanpa difikirkan serta diangan-angankan lagi, disini bukan berarti bahwa perbuatan

    tersebut tersebut dilakukan dengan tidak sengaja atau tidak dikehendaki. Maka

    perbuatan-perbuatan yang dilakukan itu benar-benar sudah merupakan azimah

    yakni kemauan yang kuat tentang sesuatu perbuatan, oleh karnanya jelas bahwa

    perbuatan itu memang sengaja dikehendaki adanya. Hanya saja keadaan yang

    demikian ini dilakukan secara kontinyu, sehingga sudah menjadi adat / kebiasaan

    untuk melakukannya, karena timbullah perbuatan itu dengan mudah tanpa difikirkan

    lagi, begitu juga karna bentuknya tidak kelihatan sehingga dapat dikatakan bahwa

    Akhlak adalah nafsiah (bersifat kejiwaan) atau maknawiyah (sesuatu yang abstrak),

    sedangkan bentuknya yang kelihatan dinamakan muamalah (tindakan) atau suluk

    (perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang,

    sehingga telah menjadi kepribadiannya).

    Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa prilaku

    maka dari itu bentuknya akhlak adalah sumber prilaku tersebut.

    1 Sijay Elsyakir,Pengertian dan Ruang Lingkup Akhlak, diakses dari http://catatansijay.blogspot.com/2011/05/pengertian-dan-ruang-lingkup-

    akhlak.html (diakses tanggal 03 Novermver 2013)

  • Page 5

    Definisi-definisi akhlak tersebut secara substansi saling tampak saling melengkapi, dan

    darinya kita dapat melihat empat ciri yang terdapat dalam perbuatan akhlak, yaitu :

    1. Pemikiran. Ini tidak berarti bahwa pada saat melakukan perbuatan, yang

    bersangkutan dalam keadaan tidak sabar, hilang ingatan, tidur atau gila.

    Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan oleh orang yang sehat akal

    pikirannya.

    2. Bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang

    mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar.

    3. Bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan

    sesungguhnya, bukan main-main atau karena bersandiwara.

    4. Perbuatan ahklak adalah perbuatan yang dilakukan karena ikhlas yang semata-

    mata karena Allah SWT, bukan karena ingin di puji atau karena ingin

    mendapatkan sesuatu pujian dari orang lain.

    2.2 Ruang Lingkup Pembahasan Ilmu Akhlak

    Dari pokok masalah yang dibahas dalam ilmu akhlak pada intinya adalah

    perbuatan manusia. Perbuatan tersebut selanjutnnya ditentukan kriterianya apakah

    baik atau buruk. Dalam kaitan dengan ini Muhammad Ai-ghozali menjelaskan bahwa

    kawasan pembahasan ilmu Akhlak adalah seluruh aspek kehidupan manusia, baik sebagai

    individu (perseorangan) maupun kelompok.

    2.2.1 Akhlak Baik (Akhlakul Mahmuda)

    Akhlakul Mahmuda adalah semua sikap yang diperintahkan oleh Al-quran dan sunah

    yang meliputi :

    1. Akhlak Terhadap Allah SWT (Kholik)

    Allah SWT SWT adalah Al-khalik ( Maha pencipta) dan manusia adalah mahluk

    (yang diciptakan). Manusia wajip tunduk kepada peraturan Allah SWT.

    Kewajiban diri kita terhadap Allah SWT, dengan ibadah shalat, dzikir, doa dan

    sebagainya.

    Allah SWT. Telah berfirman :

    1 Sijay Elsyakir,Pengertian dan Ruang Lingkup Akhlak, diakses dari http://catatansijay.blogspot.com/2011/05/pengertian-dan-ruang-lingkup-

    akhlak.html (diakses tanggal 03 Novermver 2013)

  • Page 6

    Artinya : Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka

    mengabdi kepada-ku. (Adz-Dzariyaat:56)

    a. Akhlak yang baik dalam bermuamalah dengan Al-Khaliq antara lain:

    1. Taat kepada perintah Allah SWT

    Taat (taqwa) yaitu meninggalkan semua larangan Allah SWT dan

    mengerjakan semua perintah-nya.

    Di dalam Al-quran banyak sekali Allah SWT menyebut perihal perintah

    untuk bertakwa kepada Allah SWT yakni :

    Artinya : (yaitu) Sembahlah Allah SWT, bertakwalah kepada-nya dan taatlah

    kepadaku.

    Didalam Hadits juga disebutkan bertakwalah kepada Allah SWT dimana

    saja engkau berada dan ikutilah suatu kejelekan itu dengan kebaikan maka

    kebaikan tersebut akan menghapus kejelekan tadi, juga pergaulilh manusia

    dengan budi pekerti yang bagus (HR.Tirmidzi).

  • Page 7

    2. Bertawakal kepada Allah SWT. berfirman:

    Jika Allah SWT menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat

    mengalahkan kamu, jika Allah SWT membiarkan kamu (tidak memberi

    pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain)

    dari Allah SWT sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah SWT saja

    orang-orang mukmin bertawakal (QS. Ali Imran.160).

    3. Cinta Kepada Allah SWT.

    Artinya : Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah

    tandingan-tandingan selain Allah SWT, mereka mencintainya sebagaimana

    mereka mencintai Allah SWT. Adapun orang-orang yang beriman Amat

    sangat cintanya kepada Allah SWT. Dan jika seandainya orang-orang yang

    berbuat zalim itu [160] mengetahui ketika mereka melihat siksa ( pada hari

    kiamat), bahwa kekuatan itu kpunyaan Allah SWT semuanya dan bahwa

    Allah SWT Amat berat siksaan-nya (niscaya mereka menyesal). (QS Al-

    Baqarah :165)

  • Page 8

    b. Akhlak Kepada Rasul antara lain :

    1. Cinta Kepada Rasul

    Rasul memberikan kita petunjuk-petunjuk dan menjelasan aturan-aturan,

    mana yang halal dan mana yang haram, mana yang baik dan mana yang

    buruk dan sebagainya. Itu semua agar manusia berbuat baik dan menjauhi

    perbuatan tercela sehingga selamat dunia dan akhirat. Maka tidak ada

    alasan untuk membenci rasul, bahkan sebaliknya kita wajip mencintainya

    yakni dengan berittiba (menaati) kepada seluruh sunahnya baik qauliyah,

    filiyah maupun taqririyah.

    2. Mengucapkan Shalawat dan salam

    Berselawat artinya: kalau dari Allah SWT berarti memberi rahmat, dari

    malaikat berarti memintakan ampunan dan kalau dari orang-orang mukmin

    berarti berdoa supaya diberi rahmat seperti dengan perkataan, Allah SWT

    Umar Shalli ala Muhammad.

    c. Akhlak terhadap diri sendiri.

    Adalah sifat yang menyangkut pada pribadi seseorang yang harus dilatih dan

    dibina, seperti sidik, amanah, sabar, tawadu dan menahan hawa nafsu.

    1. Sidik

    Mengatakan sesuatu sesuai dengan realitanya.

    Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah SWT dan

    katakanlah perkaataan yang benar (Al-ahzab :70)

    2. Amanah

    Merupakan kepercayaan yang diberikan seseorang seperti : harta, jabatan

    dan sebagainya, adalah titipan yang harus dipelihara dan dijaga

    sebagaimana mestinya.

    3. Sabar

    Sabar adalah prilaku pengendalian diri seseorang terhadap ujian yang

    ditimpakan kepadanya.

  • Page 9

    Dan sesungguhnya akan kami berikan cobaan kepadamu, denggan sedikit

    kekuatan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan

    berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (QS. Al-baqarah

    : 155).

    4. Tawaduk

    Tawaduk yaitu rendah hati, selalu menghormati orang lain, tidak

    menganggap rendah orang lain, menyingkirkan sifat iri, dengki dan

    sombong.

    5. Menahan Amarah

    Artinya : (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik diwaktu

    lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan

    memaafkan (kesalahan) orang. Allah SWT menyukai orang-orang yang

    berbuat kebijakan. (QS.Ali Imran : 134)

    d. Akhlak Kepada Keluarga

    1. Sikap anak kepada orang tua

    Seorang muslim wajib memberi penghormatan yang secukupnya terhadap

    ayah dan ibunya. Memelihara mereka dihari tuanya, mencintai mereka

    dengan kasih saying yang tulus serta mendoakan setelah mereka tiada.

    2. Sikap orang tua terhadap anaknya

    Hal yang sudah dicontohkan oleh lukman dalam surat luqman, diantaranya

    adalah member nafkah dan mendidik anak dll.

  • Page 10

    e. Akhlak terhadap Masyarakat

    1. Tidak membedakan unsure rasa sebagaimana Negara kita bersemboyan

    bhineka tunggal ika.

    Allah SWT telah berfirman:

    Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki

    dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan

    bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang

    paling mulia diantarakamu disisi Allah SWT ialah orang paling taqwa

    diantara kamu.

    2. Prinsip kerja sama

    Seperti kita ketahui bahwa manusia adalah makhluk social yang kita tidak

    bias hidup sendiri maka dalam bermasyarakat perlu adanya kerja sama.

    3. Saling kasih sayang dan rasa persaudaraan.

    f. Akhlak kepada Negara

    1. Menegakkan keadilan

    2. Pemimpin mengasihi rakyat dan amanah

    3. Rakyat taat kepada pemimpin

  • Page 11

    2.2.2 Akhlak buruk (akhlakul madzmumah)

    Adalah semua sikap dan prilaku yang dilarang dalam Al-quran dan sunah. Akhlak-

    akhlak madzmumah adalah kebalikan dari akhlak mahmudah.

    2.2.3 Mengimplementasikan Akhlak Dalam Kehidupan Bermasyarakat

    A. Mengajarkan Berbuat baik kepada lingkungan mereka

    Rasulullah saw bersumpah tiga kali dan menyatakan bahwa seseorang tidaklah

    beriman manakala tetangganya tidak merasa aman darinya. Sabdanya, Demi

    Allah SWT, ia tidaklah beriman, para sahabat bertanya, Siapa wahai Rasulullah?

    Beliau menjawab, yaitu seseorang, (HR Bukhari).

    Dari Abu Hurairoh radhiyallauanhu berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, Hak

    seorang muslim atas muslim lainnya ada lima, menjawab salam, menjenguk orang

    sakit, mengiringi jenazah, menghadiri undangan dan mendoakan orang yang

    bersin.(muttafaqunalaihi).

    2.2.4 Pengertian Filsafat Etika

    a. Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang

    merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga

    diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang dasar dan dewasa dalam

    memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang

    luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.

    b. Etika berasal dari kata yunani, ethos (tunggal) atau ta etha (jamak) yang berarti

    watak, kebiasaan dan adat istiadat. Pengertian ini berkaitan dengan kebiasaan

    hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun suatu masyarakat yang

    diwariskan dari satu generasi ke generasi yang lain. Pengertian etika yang

    pertama, identik dengan pengertian moralitas. Maralitas berasal dari bahasa

    latin, mos (tunggal) atau mores (jamak) yang berarti adat istiadat atau

    kebiasaan. Jadi etika dan moralitas mempunyai arti yang sama sebagai sistem

    nilai tentang bagaimana manusia harus hidup baik yang kemudian terwujud

    dalam pola prilaku yang konstan dan terulang dalam kurun waktu segingga

    menjadi sebuah kebiasaan.

    c. Pengertian etika yang kedua berbeda dengan moralitas. Etika dalam pengertian

    kedua ini dipahami sebagai filsafat moral atau ilmu yang menekankan pada

    pendekatan kritis dalam melihat dan memahami nilai dan norma moral serta

  • Page 12

    permasalahan-permasalahan moral yang timbul dalam kehidupan

    bermasyarakat Pengertian etika kedua, berbeda dengan yang pertama karena

    tidak berisikan nilai dan norma-norma kongkret yang menjadi pedoman hidup

    manusia.

  • Page 13

    BAB III

    3.1 Kesimpulan

    Lima ciri yang terdapat dalam perbuatan akhlak, yaitu :

    1. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa

    seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya.

    2. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakuakan dengan mudah dan tanpa

    pemikiran. Ini tidak berarti bahwa pada saat melakukan perbuatan, yang

    bersangkutan Dalam keadaan tidak sadar, hilang ingatan, tidur atau gila. Perbuatan

    akhlak adalah perbuatan yang dilakukan oleh orang yang sehat akal pikirannya.

    3. Bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang

    mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar.

    4. Bahwa perbuatan akhlak adalah perbutaan yang dilakukan dengan sesungguhnya,

    bukan main-main atau karena bersandiwara.

    5. Sejalan dengan ciri yang keempat, perbuatan akhlak (khususnya akhlak yang baik)

    adalah perbuatan yang dilakukan karena ikhlas semata-mata karena Allah, bukan

    karena ingin dipuji atau karena ingin mendapatkan sesuatu pujian.

    Ruang lingkup pembahasan akhlak tidak hanya hablumminannas, namun juga hablum

    minallah yang dikelompokkan pada akhlakul mahmudah dan akhlakul madzmumah.

    Dalam makalah ini kami tidak membahas semua akhlakul mahmudah maupun

    madzmumah, kami hanya mengambil beberapa sampel saja, masih banyak sekali

    pembahasan masalah akhlak mahmudah dan madzmumah ini. Diantaranya adalah akhlak

    terhadap makhluk lain ciptaan Allah seperti binatang, tumbuh-tumbuhan,malaikat jin dan

    juga termasuk alam.

    Dalam makalah ini kami juga tidak menyertakan semua ayat seperti yang kami terapkan

    pada bagian Akhlakul karimah yakni pada taqwa dan tawakal, hal itu bukan karena kami

    tidak tahu, tetapi lebih dikarenakan menghemat page. Karena kami rasa page makalah ini

    sudah cukup banyak. Jadi jika teman-teman pembaca ingin mengetahui ayat apa saja yang

  • Page 14

    menerengkan hal-hal yang dibahas, silakan di cari di aplikasi al-quran terjemah. Terima

    kasih. Sesungguhnya Allah itu indah dan mencintai keindahan (HR.Muslim).

  • Page 15

    DAFTAR PUSTAKA

    Al-Bukhory, Al-Imam. 2009. Hadits Shahih Bukhory. Surabaya :Gramedia Press

    Al-Ghozali, Muhammad ( Terj ) Moch. Rifai.1993. Akhlak seorang Muslim.Semarang : Wicaksana

    An-Nawawi, Imam. 2001. Terjemah Hadits Arbain An-Nawawi. Jakarta : Al-Itishom

    Azizah, Syarifah. 1997. Diktat Hadits 1. Palembang : IAIN Raden Fatah Palembang

    Hadi, Saiful. 2005.Sketsa Al-Quran. Jakarta: Lista Fariska Putra

    http://bimbingan-islam.blogspot.com/2010/07/ruang-lingkup-akhlak-yang-baik-kepada.html (25

    April 2011, 10.46 WIB)

    Nata, Abuddin . 2006. Akhlak Tasawuf. Jakarta : Raja Grafindo Persada

    Said, M.1986. 101 Hadits Tentang Budi Luhur (Cet. ke-37). Bandung : Almaarif

    Sunarto, Achmad. 1989. Mengobati Penyakit Hati. Rembang : Pustaka Amani

    Tatapangarsa, Humaidi.1979. Pengantar Kuliah Akhlak, Surabaya : Bina Ilmu

    Umary, Barmawie. 1991. Materia Akhlak. Solo : Romadhani

    Universitas Muhammadiyah Palembang. 2009. Al-Islam Kemuhammadiyahan. Palembang : UMP

    Yusuf, M. Zein. 1993. Akhlak Tasawuf. Semarang : al-Husnah

    Elsyakir ,Sijay.Pengertian Dan Ruang Lingkup Akhlak

    http://catatansijay.blogspot.com/2011/05/pengertian-dan-ruang-lingkup-akhlak.html (diakses

    tanggal 03 Novermver 2013)

    http://pakguruonline.pendidikan.net/buku_tua_pakguru_dasar_kpdd_11.html

    ristiuty.edublogs.org/files/2008/04/pertemuan-1.ppt (diakses tanggal 03 Novermver 2013)

    http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Diana%20Septi%20Purnama,%20M.Pd./MEMBAN

    GUN%20ETIKA%20MAHASISWA.pdf (diakses tanggal 03 Novermver 2013)

    http://iklandofollow.blogdetik.com/etika-anak-kepada-orang-tua-dianggap-kuno/ (diakses tanggal 03

    Novermver 2013)