-
Page 1
BAB I
1.1 Latar Belakang
Ilmu akhlak atau akhlak yang mulia itu berguna dalam mengarahkan
dan
mewarnai berbagai aktifitas kehidupan manusia disegala bidang.
Seseorang yang memiliki
ilmu pengetahuan dan teknologi modern dan berakhlak mulia tentu
saja akan
memanfaatkan ilmunya untuk kebaikan hidup manusia. Sebaliknya,
orang yang memiliki
ilmu pengetahuan dan tekhnologi modern, memiliki pangkat, harta,
kekuasaan, dan
sebagainya namun tidak diserta dengan akhlak yang mulia, maka
dia akan
menyalahgunakan apa yang dimilikinya dan menimbulkan bencana
dimuka bumi ini.
Maka dari itu akhlak bukan hanya dirasakan oleh manusia dalam
kehidupan
perseorangan, berkeluarga, bertetangga, Bermasyarakat dan
Bernegara. Manusia tanpa
akhlak akan kehilangan derajat kemanusiaannya, bahkan akan lebih
rendah derajatnya dari
pada binatang.
Apabila aktifitas akal manusia tidak dibimbing dengan akhlak
yang mulia, maka
kehancuran dalam masyarakat tidak dapat dibendung lagi. Akal
dengan modal tanpa moral
tidak akan menyejahterakan manusia, melainkan sebaliknya justru
akan menghancurkan
masyarakat serta menimbulkan kerusakan baik didarat maupun
dilautan, karena ulah
manusia yang tidak bermoral. Dengan mempelajari, menghayati
serta mengamalkan ilmu
akhlak diharapkan manusia mampu untuk mengendalikan diri,
memperhatikan kepentingan
orang lain, penuh tenggang rasa, mampu memupuk rasa persatuan
dan kesatuan dalam
hidup bermasyarakat dan bernegara.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapatlah diajukan
beberapa permasalahan
diantaranya :
a) Apa defenisi akhlak daan bagaimana pendapat beberapa ahli
tentang defenisi akhlak?
b) Apa saja objek atau ruang lingkup pembahasan ilmu akhlak?
-
Page 2
c) Bagaimana cara mengimplementasikan akhlak dalam kehidupan
bersama?
d) Apa yang dimaksud ddengan filsafat etika?
e) Bagaimana perbandingan ukuran baik dan buruknya dalam akhlak
dengan aliran filsafat
etika?
1.3 Tujuan Masalah.
Latar belakang dan rumusan masalah diatas maka tujuan yang
hendak dicapai
adalah :
1. Mengetahui definisi akhlak baik secara etimologi maupun
terminology, dan juga
pendapat-pendapat beberapa ahli.
2. Mengetahui ruang lingkup pembahasan akhlak, sehingga bisa
menentukan mana yang
baik dan buruk, mana yang haq dan bathil, dan bias menerapkan
akhlak yang dianjurkan
dalam Al-quran dan Hadist dalam kehidupan beragama, berkeluarga,
bermasyarakat
dan bernegara.
1.4 Kegunaan Masalah.
Akhlak sebagaimana akan dijelaskan di bawah ini berurusan dengan
prilaku
kehidupan kita sehari-hari dalam lingkungan sosial
bermasyarakat. Dari sinilah kita dapat
menilai seseorang tersebut apakah dia mempunyai akhlak yang baik
atau buruk. Jika baik
akhlaknya maka dia akan disukai dalam kehidupan masyarakat
tesebut dan sebaliknya jika
dia tidak memiliki akhlak yang baik banyak orang yang akan
membencinya. Budi pekerti
yang akan kita praktekan setidaknya sesuai dengan Al-quran dan
Hadits dan apa yang di
contohkan Rasulullah Muhammad SAW. Mudah-mudahkan dengan kita
mempelajari ilmu
akhlak menjadikan kita manusia yang lebih baik dan sukses dunia
akhirat.
-
Page 3
BAB II
2.1 Pengertian Akhlak
Akhlak adalah bentuk jamak (plural) dari kata khuluq. Dalam
Al-quran kata
khuluq disebut diantaranya pada surat Al-qalam ayat 4 : Dan
sesungguhnya kamu benar-
benar berbudi pekerti yang agung (QS. Al-Qalam:4)
Sedangkan dalam Hadits banyak disebutkan diantaranya: Ketika
Siti Aisyah ditanya
oleh para sahabat tentang akhlak Rasulullah saw, ia menjawab
dengan singkat:
Akhlak rasulullah saw. Adalah Al-quran. (HR.Muslim).
( )
Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak
manusia
Dengan demikian merujuk kepada ayat diatas kata akhlak atau
khuluq secara
pembahasan berarti budi pekerti, adat kebiasaan, atau perangai
muruah atau segala
sesuatu yang sudah menjadi tabiat.
Dilihat dari segi terminology (istilah) Akhlak ( ) terdapat
beberapa pakar yang
berpendapat antara lain :
a. Muhammad Abdullah Dirros :
Akhlak adalah suatu kekuatan dalam kehendak yang mantap,
kekuatan dan kehendak
mana berkombinasi bahwa kecenderungan pada pemilih pihak yang
benar (dalam hal
akhlak yang baik) atau pihak yang jahat ( akhlak yang
jahat).
Selanjutnya perbuatan-perbuatan manusia yang dapat dianggap
sebagai manifentasi
dari akhlaknya, apa bila dipenuhi dengan dua syarat, yaitu:
1. Perbuatan-perbuatan itu dilakukan berulang kali dalam bentuk
yang sama,
sehingga menjadi kebiasaan.
2. Perbuatan-perbuatan itu dilakukan karena dorongan emosi-emosi
jiwanya, bukan
karena adanya tekanan-tekanan yang datang dari luar seperti
paksaan dari orang
lain sehingga menimbulkan ketakutan, atau bujukan dengan
harapan-harapan
yang indah-indah dan lain sebagainya.
1 Sijay Elsyakir,Pengertian dan Ruang Lingkup Akhlak, diakses
dari
http://catatansijay.blogspot.com/2011/05/pengertian-dan-ruang-lingkup-
akhlak.html (diakses tanggal 03 Novermver 2013)
-
Page 4
b. Barmawie Umar :
Ilmu akhlak adalah ilmu yang menentukan batas antara baik dan
buruk, terpuji dan
tercela, tentang perkataan atau perbuatan manusia, lahir dan
batin.
Dari definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa akhlak
adalah tabiat, sifat
seseorang atau perbuatan manusia yang bersumber dari dorongan
jiwanya yang sudah
terlatih, sehingga dalam jiwa tersebut benar-benar sudah melekat
sifat-sifat yang
melahirkan perbuatan-perbuatan. Dengan mudah dan spontan tanpa
dipikirkan serta
diangan-angankan lagi. Akhlak merupakan kehendak dan kebiasaan
manusia yang
menimbulkan kekuatan-kekuatan yang sangat besar untuk melakukan
sesuatu.
Kehendak merupakan keinginan yang ada pada diri manusia setelah
dibimbing, dan
kebiasaan adalah perbuatan yang diulang-ulang sehingga muda
untuk melakukanya.
Oleh karna itu faktor krehendak atau kemauan memegang peranan
yang sangat
penting sebab dengan adanya kehendak tersebut telah menunjukan
adanya unsur
ikhtiar dan kebebasan, yang karenanya dapat disebut dengan
akhlak.
Maksud dengan sifat-sifat yang melahirkan perbuatan dengan mudah
dan spontan
tanpa difikirkan serta diangan-angankan lagi, disini bukan
berarti bahwa perbuatan
tersebut tersebut dilakukan dengan tidak sengaja atau tidak
dikehendaki. Maka
perbuatan-perbuatan yang dilakukan itu benar-benar sudah
merupakan azimah
yakni kemauan yang kuat tentang sesuatu perbuatan, oleh karnanya
jelas bahwa
perbuatan itu memang sengaja dikehendaki adanya. Hanya saja
keadaan yang
demikian ini dilakukan secara kontinyu, sehingga sudah menjadi
adat / kebiasaan
untuk melakukannya, karena timbullah perbuatan itu dengan mudah
tanpa difikirkan
lagi, begitu juga karna bentuknya tidak kelihatan sehingga dapat
dikatakan bahwa
Akhlak adalah nafsiah (bersifat kejiwaan) atau maknawiyah
(sesuatu yang abstrak),
sedangkan bentuknya yang kelihatan dinamakan muamalah (tindakan)
atau suluk
(perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat
dalam jiwa seseorang,
sehingga telah menjadi kepribadiannya).
Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah
dan tanpa prilaku
maka dari itu bentuknya akhlak adalah sumber prilaku
tersebut.
1 Sijay Elsyakir,Pengertian dan Ruang Lingkup Akhlak, diakses
dari
http://catatansijay.blogspot.com/2011/05/pengertian-dan-ruang-lingkup-
akhlak.html (diakses tanggal 03 Novermver 2013)
-
Page 5
Definisi-definisi akhlak tersebut secara substansi saling tampak
saling melengkapi, dan
darinya kita dapat melihat empat ciri yang terdapat dalam
perbuatan akhlak, yaitu :
1. Pemikiran. Ini tidak berarti bahwa pada saat melakukan
perbuatan, yang
bersangkutan dalam keadaan tidak sabar, hilang ingatan, tidur
atau gila.
Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan oleh orang yang
sehat akal
pikirannya.
2. Bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari
dalam diri orang yang
mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar.
3. Bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan
dengan
sesungguhnya, bukan main-main atau karena bersandiwara.
4. Perbuatan ahklak adalah perbuatan yang dilakukan karena
ikhlas yang semata-
mata karena Allah SWT, bukan karena ingin di puji atau karena
ingin
mendapatkan sesuatu pujian dari orang lain.
2.2 Ruang Lingkup Pembahasan Ilmu Akhlak
Dari pokok masalah yang dibahas dalam ilmu akhlak pada intinya
adalah
perbuatan manusia. Perbuatan tersebut selanjutnnya ditentukan
kriterianya apakah
baik atau buruk. Dalam kaitan dengan ini Muhammad Ai-ghozali
menjelaskan bahwa
kawasan pembahasan ilmu Akhlak adalah seluruh aspek kehidupan
manusia, baik sebagai
individu (perseorangan) maupun kelompok.
2.2.1 Akhlak Baik (Akhlakul Mahmuda)
Akhlakul Mahmuda adalah semua sikap yang diperintahkan oleh
Al-quran dan sunah
yang meliputi :
1. Akhlak Terhadap Allah SWT (Kholik)
Allah SWT SWT adalah Al-khalik ( Maha pencipta) dan manusia
adalah mahluk
(yang diciptakan). Manusia wajip tunduk kepada peraturan Allah
SWT.
Kewajiban diri kita terhadap Allah SWT, dengan ibadah shalat,
dzikir, doa dan
sebagainya.
Allah SWT. Telah berfirman :
1 Sijay Elsyakir,Pengertian dan Ruang Lingkup Akhlak, diakses
dari
http://catatansijay.blogspot.com/2011/05/pengertian-dan-ruang-lingkup-
akhlak.html (diakses tanggal 03 Novermver 2013)
-
Page 6
Artinya : Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
supaya mereka
mengabdi kepada-ku. (Adz-Dzariyaat:56)
a. Akhlak yang baik dalam bermuamalah dengan Al-Khaliq antara
lain:
1. Taat kepada perintah Allah SWT
Taat (taqwa) yaitu meninggalkan semua larangan Allah SWT dan
mengerjakan semua perintah-nya.
Di dalam Al-quran banyak sekali Allah SWT menyebut perihal
perintah
untuk bertakwa kepada Allah SWT yakni :
Artinya : (yaitu) Sembahlah Allah SWT, bertakwalah kepada-nya
dan taatlah
kepadaku.
Didalam Hadits juga disebutkan bertakwalah kepada Allah SWT
dimana
saja engkau berada dan ikutilah suatu kejelekan itu dengan
kebaikan maka
kebaikan tersebut akan menghapus kejelekan tadi, juga pergaulilh
manusia
dengan budi pekerti yang bagus (HR.Tirmidzi).
-
Page 7
2. Bertawakal kepada Allah SWT. berfirman:
Jika Allah SWT menolong kamu, maka tak adalah orang yang
dapat
mengalahkan kamu, jika Allah SWT membiarkan kamu (tidak
memberi
pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu
(selain)
dari Allah SWT sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah
SWT saja
orang-orang mukmin bertawakal (QS. Ali Imran.160).
3. Cinta Kepada Allah SWT.
Artinya : Dan diantara manusia ada orang-orang yang
menyembah
tandingan-tandingan selain Allah SWT, mereka mencintainya
sebagaimana
mereka mencintai Allah SWT. Adapun orang-orang yang beriman
Amat
sangat cintanya kepada Allah SWT. Dan jika seandainya
orang-orang yang
berbuat zalim itu [160] mengetahui ketika mereka melihat siksa (
pada hari
kiamat), bahwa kekuatan itu kpunyaan Allah SWT semuanya dan
bahwa
Allah SWT Amat berat siksaan-nya (niscaya mereka menyesal). (QS
Al-
Baqarah :165)
-
Page 8
b. Akhlak Kepada Rasul antara lain :
1. Cinta Kepada Rasul
Rasul memberikan kita petunjuk-petunjuk dan menjelasan
aturan-aturan,
mana yang halal dan mana yang haram, mana yang baik dan mana
yang
buruk dan sebagainya. Itu semua agar manusia berbuat baik dan
menjauhi
perbuatan tercela sehingga selamat dunia dan akhirat. Maka tidak
ada
alasan untuk membenci rasul, bahkan sebaliknya kita wajip
mencintainya
yakni dengan berittiba (menaati) kepada seluruh sunahnya baik
qauliyah,
filiyah maupun taqririyah.
2. Mengucapkan Shalawat dan salam
Berselawat artinya: kalau dari Allah SWT berarti memberi rahmat,
dari
malaikat berarti memintakan ampunan dan kalau dari orang-orang
mukmin
berarti berdoa supaya diberi rahmat seperti dengan perkataan,
Allah SWT
Umar Shalli ala Muhammad.
c. Akhlak terhadap diri sendiri.
Adalah sifat yang menyangkut pada pribadi seseorang yang harus
dilatih dan
dibina, seperti sidik, amanah, sabar, tawadu dan menahan hawa
nafsu.
1. Sidik
Mengatakan sesuatu sesuai dengan realitanya.
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah SWT
dan
katakanlah perkaataan yang benar (Al-ahzab :70)
2. Amanah
Merupakan kepercayaan yang diberikan seseorang seperti : harta,
jabatan
dan sebagainya, adalah titipan yang harus dipelihara dan
dijaga
sebagaimana mestinya.
3. Sabar
Sabar adalah prilaku pengendalian diri seseorang terhadap ujian
yang
ditimpakan kepadanya.
-
Page 9
Dan sesungguhnya akan kami berikan cobaan kepadamu, denggan
sedikit
kekuatan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan.
Dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (QS.
Al-baqarah
: 155).
4. Tawaduk
Tawaduk yaitu rendah hati, selalu menghormati orang lain,
tidak
menganggap rendah orang lain, menyingkirkan sifat iri, dengki
dan
sombong.
5. Menahan Amarah
Artinya : (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik
diwaktu
lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya
dan
memaafkan (kesalahan) orang. Allah SWT menyukai orang-orang
yang
berbuat kebijakan. (QS.Ali Imran : 134)
d. Akhlak Kepada Keluarga
1. Sikap anak kepada orang tua
Seorang muslim wajib memberi penghormatan yang secukupnya
terhadap
ayah dan ibunya. Memelihara mereka dihari tuanya, mencintai
mereka
dengan kasih saying yang tulus serta mendoakan setelah mereka
tiada.
2. Sikap orang tua terhadap anaknya
Hal yang sudah dicontohkan oleh lukman dalam surat luqman,
diantaranya
adalah member nafkah dan mendidik anak dll.
-
Page 10
e. Akhlak terhadap Masyarakat
1. Tidak membedakan unsure rasa sebagaimana Negara kita
bersemboyan
bhineka tunggal ika.
Allah SWT telah berfirman:
Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki
dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa
dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya
orang
paling mulia diantarakamu disisi Allah SWT ialah orang paling
taqwa
diantara kamu.
2. Prinsip kerja sama
Seperti kita ketahui bahwa manusia adalah makhluk social yang
kita tidak
bias hidup sendiri maka dalam bermasyarakat perlu adanya kerja
sama.
3. Saling kasih sayang dan rasa persaudaraan.
f. Akhlak kepada Negara
1. Menegakkan keadilan
2. Pemimpin mengasihi rakyat dan amanah
3. Rakyat taat kepada pemimpin
-
Page 11
2.2.2 Akhlak buruk (akhlakul madzmumah)
Adalah semua sikap dan prilaku yang dilarang dalam Al-quran dan
sunah. Akhlak-
akhlak madzmumah adalah kebalikan dari akhlak mahmudah.
2.2.3 Mengimplementasikan Akhlak Dalam Kehidupan
Bermasyarakat
A. Mengajarkan Berbuat baik kepada lingkungan mereka
Rasulullah saw bersumpah tiga kali dan menyatakan bahwa
seseorang tidaklah
beriman manakala tetangganya tidak merasa aman darinya.
Sabdanya, Demi
Allah SWT, ia tidaklah beriman, para sahabat bertanya, Siapa
wahai Rasulullah?
Beliau menjawab, yaitu seseorang, (HR Bukhari).
Dari Abu Hurairoh radhiyallauanhu berkata bahwa Rasulullah saw
bersabda, Hak
seorang muslim atas muslim lainnya ada lima, menjawab salam,
menjenguk orang
sakit, mengiringi jenazah, menghadiri undangan dan mendoakan
orang yang
bersin.(muttafaqunalaihi).
2.2.4 Pengertian Filsafat Etika
a. Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok
orang yang
merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan.
Filsafat juga
diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang dasar dan dewasa
dalam
memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari
segi yang
luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.
b. Etika berasal dari kata yunani, ethos (tunggal) atau ta etha
(jamak) yang berarti
watak, kebiasaan dan adat istiadat. Pengertian ini berkaitan
dengan kebiasaan
hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun suatu
masyarakat yang
diwariskan dari satu generasi ke generasi yang lain. Pengertian
etika yang
pertama, identik dengan pengertian moralitas. Maralitas berasal
dari bahasa
latin, mos (tunggal) atau mores (jamak) yang berarti adat
istiadat atau
kebiasaan. Jadi etika dan moralitas mempunyai arti yang sama
sebagai sistem
nilai tentang bagaimana manusia harus hidup baik yang kemudian
terwujud
dalam pola prilaku yang konstan dan terulang dalam kurun waktu
segingga
menjadi sebuah kebiasaan.
c. Pengertian etika yang kedua berbeda dengan moralitas. Etika
dalam pengertian
kedua ini dipahami sebagai filsafat moral atau ilmu yang
menekankan pada
pendekatan kritis dalam melihat dan memahami nilai dan norma
moral serta
-
Page 12
permasalahan-permasalahan moral yang timbul dalam kehidupan
bermasyarakat Pengertian etika kedua, berbeda dengan yang
pertama karena
tidak berisikan nilai dan norma-norma kongkret yang menjadi
pedoman hidup
manusia.
-
Page 13
BAB III
3.1 Kesimpulan
Lima ciri yang terdapat dalam perbuatan akhlak, yaitu :
1. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat
dalam jiwa
seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya.
2. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakuakan dengan
mudah dan tanpa
pemikiran. Ini tidak berarti bahwa pada saat melakukan
perbuatan, yang
bersangkutan Dalam keadaan tidak sadar, hilang ingatan, tidur
atau gila. Perbuatan
akhlak adalah perbuatan yang dilakukan oleh orang yang sehat
akal pikirannya.
3. Bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari
dalam diri orang yang
mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar.
4. Bahwa perbuatan akhlak adalah perbutaan yang dilakukan dengan
sesungguhnya,
bukan main-main atau karena bersandiwara.
5. Sejalan dengan ciri yang keempat, perbuatan akhlak (khususnya
akhlak yang baik)
adalah perbuatan yang dilakukan karena ikhlas semata-mata karena
Allah, bukan
karena ingin dipuji atau karena ingin mendapatkan sesuatu
pujian.
Ruang lingkup pembahasan akhlak tidak hanya hablumminannas,
namun juga hablum
minallah yang dikelompokkan pada akhlakul mahmudah dan akhlakul
madzmumah.
Dalam makalah ini kami tidak membahas semua akhlakul mahmudah
maupun
madzmumah, kami hanya mengambil beberapa sampel saja, masih
banyak sekali
pembahasan masalah akhlak mahmudah dan madzmumah ini.
Diantaranya adalah akhlak
terhadap makhluk lain ciptaan Allah seperti binatang,
tumbuh-tumbuhan,malaikat jin dan
juga termasuk alam.
Dalam makalah ini kami juga tidak menyertakan semua ayat seperti
yang kami terapkan
pada bagian Akhlakul karimah yakni pada taqwa dan tawakal, hal
itu bukan karena kami
tidak tahu, tetapi lebih dikarenakan menghemat page. Karena kami
rasa page makalah ini
sudah cukup banyak. Jadi jika teman-teman pembaca ingin
mengetahui ayat apa saja yang
-
Page 14
menerengkan hal-hal yang dibahas, silakan di cari di aplikasi
al-quran terjemah. Terima
kasih. Sesungguhnya Allah itu indah dan mencintai keindahan
(HR.Muslim).
-
Page 15
DAFTAR PUSTAKA
Al-Bukhory, Al-Imam. 2009. Hadits Shahih Bukhory. Surabaya
:Gramedia Press
Al-Ghozali, Muhammad ( Terj ) Moch. Rifai.1993. Akhlak seorang
Muslim.Semarang : Wicaksana
An-Nawawi, Imam. 2001. Terjemah Hadits Arbain An-Nawawi. Jakarta
: Al-Itishom
Azizah, Syarifah. 1997. Diktat Hadits 1. Palembang : IAIN Raden
Fatah Palembang
Hadi, Saiful. 2005.Sketsa Al-Quran. Jakarta: Lista Fariska
Putra
http://bimbingan-islam.blogspot.com/2010/07/ruang-lingkup-akhlak-yang-baik-kepada.html
(25
April 2011, 10.46 WIB)
Nata, Abuddin . 2006. Akhlak Tasawuf. Jakarta : Raja Grafindo
Persada
Said, M.1986. 101 Hadits Tentang Budi Luhur (Cet. ke-37).
Bandung : Almaarif
Sunarto, Achmad. 1989. Mengobati Penyakit Hati. Rembang :
Pustaka Amani
Tatapangarsa, Humaidi.1979. Pengantar Kuliah Akhlak, Surabaya :
Bina Ilmu
Umary, Barmawie. 1991. Materia Akhlak. Solo : Romadhani
Universitas Muhammadiyah Palembang. 2009. Al-Islam
Kemuhammadiyahan. Palembang : UMP
Yusuf, M. Zein. 1993. Akhlak Tasawuf. Semarang : al-Husnah
Elsyakir ,Sijay.Pengertian Dan Ruang Lingkup Akhlak
http://catatansijay.blogspot.com/2011/05/pengertian-dan-ruang-lingkup-akhlak.html
(diakses
tanggal 03 Novermver 2013)
http://pakguruonline.pendidikan.net/buku_tua_pakguru_dasar_kpdd_11.html
ristiuty.edublogs.org/files/2008/04/pertemuan-1.ppt (diakses
tanggal 03 Novermver 2013)
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Diana%20Septi%20Purnama,%20M.Pd./MEMBAN
GUN%20ETIKA%20MAHASISWA.pdf (diakses tanggal 03 Novermver
2013)
http://iklandofollow.blogdetik.com/etika-anak-kepada-orang-tua-dianggap-kuno/
(diakses tanggal 03
Novermver 2013)