Top Banner
ILMU KEDOKTERAN GIGI ANAK II SKENARIO II DISUSUN OLEH 12/KG/ 09210 RIKHA SATRIANI 12/KG/ 09212 ARIFIA ANINDITA D. 12/KG/ 09216 RIZKY ANANDA PUTRI 12/KG/ 09218 WINDY DIANA 12/KG/ 09224 DEASSY ANGGRAENI 12/KG/ 09226 DWI ASTARI YAHFIS 12/KG/ 09228 ONNI FITRIANI S. 12/KG/ 09230 GRESSELLA YOPI T. S. 12/KG/ 09238 BENITA AVISTA CAESAR 12/KG/ 09240 AZKA SURYA SATRIA P. 12/KG/ 09242 RAHMA SYARAFINA M. 12/KG/ 09244 MONICA OLIVIA H. 12/KG/ 09246 MISHBAHANI 12/KG/ UNES SORAYA 09248 12/KG/ 09250 AMALIA CHOIRUNNISA 12/KG/ 09254 WIDY SETO UTOMO 12/KG/ 09256 DEBBY STEFANY B. 12/KG/ 09258 RAFI ARDIAN FAHREZA 12/KG/ 09262 EVITA RATNASARI 12/KG/ 09264 RIKA AYU PUTRI V. 12/KG/ 09266 STEFANI NADIA L. P. 12/KG/ 09270 EUIS YOGANING UTAMI 12/KG/ 09276 RESTY KUSUMA P. 12/KG/ 09280 ANASTASIA A. S. D. 12/KG/ 09284 AUDINA MUTIARA A. 12/KG/ 09286 DIAN RACHMAYANTI 12/KG/ 09288 WISNA DARMASTUTI
40

Makalah Ikga Skenario II

Sep 25, 2015

Download

Documents

Di Ki

Pediatric Dentistry
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

ILMU KEDOKTERAN GIGI ANAK IISKENARIO II

DISUSUN OLEH2

12/KG/09210RIKHA SATRIANI

12/KG/09212ARIFIA ANINDITA D.

12/KG/09216RIZKY ANANDA PUTRI

12/KG/09218WINDY DIANA

12/KG/09224DEASSY ANGGRAENI

12/KG/09226DWI ASTARI YAHFIS

12/KG/09228ONNI FITRIANI S.

12/KG/09230GRESSELLA YOPI T. S.

12/KG/09238BENITA AVISTA CAESAR

12/KG/09240AZKA SURYA SATRIA P.

12/KG/09242RAHMA SYARAFINA M.

12/KG/09244MONICA OLIVIA H.

12/KG/09246MISHBAHANI

12/KG/09248UNES SORAYA

12/KG/09250AMALIA CHOIRUNNISA

12/KG/09254WIDY SETO UTOMO

12/KG/09256DEBBY STEFANY B.

12/KG/09258RAFI ARDIAN FAHREZA

12/KG/09262EVITA RATNASARI

12/KG/09264RIKA AYU PUTRI V.

12/KG/09266STEFANI NADIA L. P.

12/KG/09270EUIS YOGANING UTAMI

12/KG/09276RESTY KUSUMA P.

12/KG/09280ANASTASIA A. S. D.

12/KG/09284AUDINA MUTIARA A.

12/KG/09286DIAN RACHMAYANTI

12/KG/09288WISNA DARMASTUTI

12/KG/09292KHAIRUNNISA H. A. D.

12/KG/09294NAHDAH AFIFAH

12/KG/09296NOVARIA

12/KG/09298FENDY RIZKYAWAN

12/KG/09300DICKY FAJAR P. N.

12/KG/09304JESSICA BINTANG Y.

12/KG/09308HAPPY MAHARANI P.

12/KG/09312WAHYUKE H. T.

12/KG/09314ADIPA EZA PUTRA

12/KG/09316PUPUT KENDARWATI

12/KG/09318WULANINGSIH T. P.

12/KG/09328ALLYZA HIDAYATIE S.

12/KG/09330AMALIYA FAHMA R.

12/KG/09336LEKSHMAN RAJ S.

12/KG/09338NG PUI YEN

12/KG/09340PHOON JING YING

12/KG/09342SITI JAWARRIAH I

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGIUNIVERSITAS GADJAH MADAYOGYAKARTA2015BAB ISKENARIO KASUS

Seorang anak laki-laki berusia 9 tahun 10 bulan datang ke klinik KGA diantar orang tuanya untuk memeriksakan gigi belakang kanan bawah yang berlubang. Gigi tersebut sejak satu minggu yang lalu terasa sakit ketika minum dingin dan rasa sakitnya tidak segera hilang. Menurut keterangan orangtuanya, kondisi anak sehat, tidak ada riwayat penyakit sistemik dan tidak ada riwayat alergi obat. Ayah dan ibu gigi geliginya tidak banyak karies. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital adalah sebagai berikut : Tensi : 110/75 mmHg; Temperatur tubuh : 36,50C; Denyut nadi : 80/menit; Tinggi badan : 133 cm; Berat badan : 30 kg.

Pemeriksaan ekstraoral tidak ada kelainan. Relasi oklusi menurut klasifikasi Angle adalah klas I. Odontogram pasien dapat dilihat pada gambar berikut :

Hasil pemeriksaan klinis adalah sebagai berikut :ElemenPemeriksaan Klinis

16Fisura dalam pada permukaan oklusal

55Lokasi kavitas : permukaan oklusalKedalaman kavitas : email

12Distolabiotorsiversi

22Distolabiotorsiversi

64Gigi sudah tanggal

65Gigi sudah tanggal

36Fisura dalam pada permukaan oklusal

74Restorasi amalgam pada permukaan distal dan oklusal

83Lokasi kavitas : permukaan bukalKedalaman kavitas : dentin Sondasi : - Perkusi : - Palpasi : - CE : +

84Lokasi kavitas : permukaan distal dan oklusalKedalaman kavitas : dentin dengan pulpa terbuka (pada tanduk pulpa)Sondasi : + Perkusi : - Palpasi : -CE : +

85Lokasi kavitas : permukaan distal dan oklusalKedalaman kavitas : dentin Sondasi : -Perkusi : -Palpasi : -CE : +

46Fissura dalam

Hasil rontgent foto OPG adalah sebagai berikut :

Instruksi :1. Buatlah analisis terhadap kasus tersebut secara holistik.2. Apa diagnosis keluhan utama anak tersebut dan bagaimana perawatannnya?3. Bagaimanakah rencana perawatan secara keseluruhan terhadap anak tersebut dan bagaimanakah pertimbangannya?BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. PULPOTOMIPulpotomi adalah pengambilan pulpa yang telah mengalami infeksi di dalam kamar pulpa dan meninggalkan jaringan pulpa dibagian radikular.Pulpotomi dapat dibagi 3 bagian :1. Pulpotomi vital2. Pulpotomi devital / mumifikasi / devitalized pulp amputation3. Pulpotomi non vital / amputasi mortal

Keuntungan dari pulpotomi :1. Dapat diselesaikan dalam waktu singkat satu atau dua kali kunjungan2. Pengambilan pulpa hanya di bagian korona hal ini menguntungkan karena pengambilan pulpa di bagian radikular sukar, penuh ramikasi dan sempit3. Iritasi obat obatan instrumen perawatan saluran akar tidak ada4. Jika perawatan ini gagal dapat dilakukan pulpektomi1. Pulpotomi VitalPulpotomi vital atau amputasi vital adalah tindakan pengambilan jaringan pulpa bagian koronal yang mengalami inflamasi dengan melakukan anestesi, kemudian memberikan medikamen di atas pulpa yang diamputasi agar pulpa bagian radikular tetap vital.Pulpotomi vital umunya dilakukan pada gigi sulung dan gigi permanen muda. Pulpotomi gigi sulung umunya menggunakan formokresol atau glutaradehid. Pada gigi dewasa muda dipakai kalsium hidroksid. Kalsium hidroksid pada pulpotomi vital gigi sulung menyebabkan resorpsi interna.Berdasarkan penelitian, menurut Finn keberhasilan pulpotomi vital formokresol 97% secara rontgenologis dan 82% secara histologis.Reaksi formokresol terhadap jaringan pulpa yaitu membentuk area yang terfiksasi dan pulpa di bawahnya tetap dalam keadaan vital. Pulpotomi vital dengan formokresol hanya dilakukan pada gigi sulung dengan singkat dan bertujuan mendapat sterilisasi yang baik pada kamar pulpa.Indikasi1. Gigi sulung dan gigi tetap muda vital, tidak ada tanda tanda gejala peradangan pulpa dalam kamar pulpa.2. Terbukanya pulpa saat ekskavasi jaringan karies / dentin lunak prosedur pulp capping indirek yang kurang hati hati, faktor mekanis selama preparasi kavitas atau trauma gigi dengan terbukanya pulpa.3. Gigi masih dapat dipertahankan / diperbaiki dan minimal didukung lebih dari 2/3 panjang akar gigi.4. Tidak dijumpai rasa sakit yang spontan maupun terus menerus.5. Tidak ada kelainan patologis pulpa klinis maupun rontgenologis.Kontra indikasi1. Rasa sakit spontan.2. Rasa sakit terutama bila diperkusi maupun palpasi.3. Ada mobiliti yang patologik.4. Terlihat radiolusen pada daerah periapikal, kalsifikasi pulpa, resorpsi akar interna maupun eksterna.5. Keadaan umum yang kurang baik, di mana daya tahan tubuh terhadap infeksi sangat rendah.6. Perdarahan yang berlebihan setelah amputasi pulpa.

Khasiat formokresol :Formokresol mengkoagulasi protein sehingga merupakan bakterisid yang kuat dan kaustik. Pemakaian formokresol pada pulpotomi tidak merangsang pembentukan dentinal bridge atau calcific barrier, tetapi jaringan pulpa akan membentuk zona fiksasi yang bersifat keras, tahan terhadap autolysis dan merupakan barrier terhadap serangan bakteri yang menuju ke apikal.

Pemakaian formokresol pada pulpotomi vital terdiri 2 metode :1. Pulpotomi 1 kali kunjungan atau metode 5 menit. Pada pulpa yang mengalami peradangan kronis jaringan pulpa seharusnya perdarahan akan berhenti dalam 3 5 menit setelah diletakkan formokresol.2. Pulpotomi 2 kali kunjungan atau metode 7 hari. Karena adanya persoalan kontrol perdarahan yaitu perdarahan yang berlebihan.

Pulpotomi gigi tetap muda dengan Ca(OH)2 lebih berhasil karena apeks masih relatif terbuka dan vaskularisasi pulpa cukup membantu. Pulpotomi Ca(OH)2 pada gigi sulung merupakan kontra indikasi karena terjadinya resorpsi interna akibat stimulasi yang berlebihan dari Ca(OH)2 yang mengaktifkan sel odontoklas. Keberhasilan yang dilaporkan secara klinis 94% dan secara radiografis 64%. Resorpsi akan lebih cepat terjadi pada gigi sulung yang telah dirawat pulpotomi.

Teknik pulpotomi vital :Kunjungan pertama1. Ro-foto.2. Anestesi lokal dan isolasi daerah kerja.3. Semua kotoran pada kavitas gigi dan jaringan karies disingkirkan, kemudian gigi diolesi dengan larutan yodium (Gambar A).4. Selanjutnya lakukan pembukaan atap pulpa dengan bur fisur steril dengan kecepatan tinggi dan semprotan air pendingin kemudian pemotongan atau amputasi jaringan pulpa dalam kamar pulpa sampai batas dengan ekskavator yang tajam atau dengan bur kecepatan rendah (Gambar B, C dan D).5. Setelah itu irigasi dengan aquadest untuk membersihkan dan mencegah masuknya sisa-sisa dentin ke dalam jaringan pulpa bagian radikular. Hindarkan penggunaan semprotan udara.6. Perdarahan sesudah amputasi segera dikontrol dengan kapas kecil yang dibasahi larutan yang tidak mengiritasi misalnya larutan salin atau aquadest, letakkan kapas tadi di atas pulp stump selama 3 5 menit.7. Sesudah itu, kapas diambil dengan hati hati. Hindari pekerjaan kasar karena pulp stump sangat peka dan dapat menyebabkan perdarahan kembali.8. Dengan kapas steril yang sudah dibasahi formokresol, kemudian orifis saluran akar ditutup selama 5 menit. Harus diingat bahwa kapas kecil yang dibasahi dengan formokresol jangan terlalu basah, dengan meletakkan kapas tersebut pada kasa steril agar formokresol yang berlebihan tadi dapat diserap (Gambar E).9. Setelah 5 menit, kapas tadi diangkat, pada kamar pulpa akan terlihat warna coklat tua atau kehitam hitaman akibat proses fiksasi oleh formokresol.10.Kemudian di atas pulp stump diletakkan campuran berupa pasta dari ZnO, eugenol dan formokresol dengan perbandingan 1:1 (Gambar F), di atasnya tempatkan tambalan tetap (Gambar G).

Gambar Prosedur perawatan pulpotomi vital dengan formokresol satu kali kunjungan

Kunjungan keduaApabila perdarahan tidak dapat dihentikan sesudah amputasi pulpa berartiperadangan sudah berlanjut ke pulpa bagian radikular. Oleh karena itu diperlukan2 kali kunjungan.

Teknik pulpotomi dua kali kunjungan :1. Sebagai lanjutan perdarahan yang terus menerus ini pulpa ditekan kapas steril yang dibasahi formokresol ke atas pulp stump dan ditutup dengan tambalan sementara.2. Hindarkan pemakaian obat obatan untuk penghentian perdarahan, seperti adrenalin atau sejenisnya, karena problema perdarahan ini dapat membantu dugaan keparahan keradangan pulpa.Kunjungan kedua (sesudah 7 hari)1. Tambalan sementara dibongkar lalu kapas yang mengandung formokresol diambil dari kamar pulpa.2. Letakkan di atas orifis, pasta campuran dari formokresol, eugenol dengan perbandingan 1:1 dan zink oksid powder.3. Kemudian di atasnya, diletakkan semen fosfat dan tutup dengan tambalan tetap.

(Tarigan, 2002)

B. RESTORASI GIGI ANAKAnatomi gigi molar sulung dengan ciri ciri fisur pada permukaan oklusal dan kontak proksimal yang datar dan lebar menyebabkan kemungkinan terkena karies lebih besar. Gigi molar sulung penting dan perlu direstorasi karena untuk fungsi pengunyahan dan juga sebagai space maintainer gigi penggantinya.Restorasi gigi pada dasarnya yaitu tindakan penggantian jaringan keras gigi yang rusak dengan bahan restorasi. Prinsip prinsip preparasi kavitas menurut Black yang telah dianut selama ini mungkin telah mengalami perubahan berdasarkan perkembangan dan penemuan bahan tumpatan maupun konsep dasar merestorasi gigi.Tujuan preparasi kavitas adalah membuang enamel dan dentin yangterkena karies, serta membentuk kavitas sedemikian rupa sehingga bahan tumpatan dapat diletakkan di dalamnya secara sempurna.

RESTORASI KLAS IRestorasi klas I terdiri dari :1. Klas I tersembunyi.2. Klas I dalam.

1. Kavitas Klas I tersembunyi.Pada pemeriksaan berkala seorang anak usia 2 tahun, sering dijumpai karies tersembunyi di fosa sentral gigi molar satu dengan dikelilingi jaringan gigi yang sehat. Kasus demikian memerlukan suatu perawatan restorasi minimal. Orang tua diharapkan dapat menyertai anak selama perawtan dengan posisi memangku anak di kursi dental. Hal ini disebabkan karena anak masih terlalu kecil, secara psikologi belum matang serta belum mampu berkomunikasi.Preparasi kavitas dibuat dengan bur round kecil untuk membuka karies dan memperluas tepi kavitas hanya di daerah yang karies dan harus dapat diselesaikan dalam waktu yang singkat. Restorasi dapat dilakukan dengan alloy silver amalgam, semen ionomer kaca gigi posterior atau resin modified glass ionomer yang bersifat menghentikan proses karies atau merupakan tumpatan sementara untuk mencegah kerusakan lebih lanjut sampai perjanjian berikutnya.Bila anak bersifat koperatif, maka dianjurkan untuk melakukan preventive resin restorasi dengan dentin-bonding agent.2. Klas I dalam.Klas I dalam pada gigi sulung dan gigi tetap muda dapat direstorasi dengan alloy silver, semen ionomer kaca gigi posterior atau resin-modified glas ionomer. Bila direncanakan melakukan restorasi alloy silver amalgam maka pada tahap awal preparasi adalah memperluas kavitas klas I sesuai dengan prinsip GV Black yakni membuang dinding email yang mengganggu. Memperluas kavitas meliputi seluruh grooves dan defek di oklusal.Dentin lunak dibersihkan dengan bur round kecepatan rendah atau ekskavasi dengan ekskavator sendok ukuran besar. Bila jaringan gigi yang terkena karies sangat luas, dinding kavitas dibuat sejajar dan dasar kavitas yang mendekati pulpa dilapisi bahan proteksi yang bersifat biokompatibel dan berfungsi sebagai proteksi pulpa terhadap perubahan suhu.Bila direstorasi dengan resin komposit, semen ionomer kaca gigi posterior, atau resin-modified glass ionomer, pit dan fisur yang bebas karies diberi penutup pit dan fisur sebagai pencegahan karies.

RESTORASI KLAS I ALLOY SILVER AMALGAM1. Menentukan outline form.2. Memperluas kavitas sampai jaringan gigi yang sehat, resistance form.3. Membangun retention form berupa dovetail, atau undercut.4. Membentuk kavitas untuk memudahkan bekerja, convinience form.5. Membulatkan tepi kavitas guna meminimalkan kebocoran tepi, beveling.6. Membersihkan kavitas, toilet of cavity.RESTORASI KLAS I AMALGAMAspek Oklusal (Outline form eksternal)1. Outline form merupakan dovetail, termasuk semua fisur, daerah karies, pit dan developmental groove, ujungnya dibulatkan, tidak boleh bersudut tajam. Semua groove yang dalam dan telah rusak diikutkan dalam preparasi. Lebarnya kira kira 1/3 lebar bidang oklusal.2. Outline form ke bagian distal dan mesial sejajar dengan marginal ridge. Ketebalan jaringan gigi di marginal ridge dipertahankan.Penampang melintang (internal)1. Dinding kavitas konvergen ke arah oklusal, dengan ketebalan kavitas 0,5 sampai 1 mm ke dalam dentin untuk menambah retensi.2. Semua line angle dibulatkan, untuk mengurangi tekanan internal dan memudahkan kondensasi.3. Dasar kavitas agak datar.4. Sudut cavo surface tajam jelas (90) untuk membantu pada waktu carving, polis dan mengurangi kemungkinan kerusakan tepi tambalan.Teknik preparasi kavitas klas I amalgamDengan menggunakan bur fisur berkecepatan tinggi lebih mudah menembus fosa dan groove yang terlihat karies atau menembus permukaan oklusal yang terkena karies dengan kedalaman lebih kurang 1,5 mm (yaitu kira kira mm ke dalam dentin). Jika karies pada groove meluas sehingga menyebabkan kerusakan enamel preparasi diperluas ke semua marginal ridge, sehingga bentuk dinding melebar ke bawah memiringkan preparasi pada groove.Dinding preparasi dibuat sedikit konvergen ke arah permukaan oklusal untuk menambah retensi tumpatan. Untuk menyingkirkan seluruh karies dentin dapat digunakan bur bulat dengan kecepatan rendah atau ekskavator tajam. Bila kariesnya dalam dapat juga digunakan bur bulat yang besar dengan kecepatan rendah.Sudut dan dasar preparasi diperiksa kembali dengan sonde untuk memeriksa apakah pulpa terbuka.Kavitas dibersihkan dengan air, kemudian dikeringkan dengan semprotan udara.Pada kavitas yang dalam diletakkan pelindung pulpa seperti kalsium hidroksida untuk memacu pembentukan dentin sekunder. Setelah itu di atasnya diletakkan lagi semen sebagai batas, dengan demikian gigi siap untuk diisi bahan tumpatan. Amalgam dicampur sesuai dengan kebutuhan dan diletakkan ke dalam kavitas dengan menggunakan amalgam karier. Terlebih dahulu diisi pada kedalaman kavitas dan dipadatkan dengan plugger. Pertama sekali gunakanlah plugger yang kecil untuk menekan amalgam ke segala sudut preparasi, ini akan memberikan retensi yang baik bagi tumpatan.Tepi tumpatan dilicinkan dengan burnisher untuk menghindari step pada cavosurface.Prematur kontak diperiksa dengan menggunakan kapas yang sudah dilembabkan dan diperiksa kembali tepi tumpatan dengan eksplorer untuk memastikannya.Tindakan terakhir bagi tumpatan amalgam, baru selesai setelah mengeras lebih kurang 24 jam. Sebelum dilakukan pemolisan, terlebih dahulu gigi tersebut harus dikeringkan. Kemudian dilakukan pemolesan dengan brush (sikat) menggunakan rubber cup atau bur bulat licin. Polis terakhir dengan menggunakan pumice atau zink oksid powder dengan air.

Kegagalan restorasi amalgam klas I1. Tidak menyertakan seluruh daerah fisura yang peka karies2. Preparasi terlalu dalam3. Undercut pada tepi ridge4. Pengukiran pembentukan anatomi oklusal terlalu dalam5. Amalgam terlalu tipis (