TUTORIAL I INSTRUMENTASI DAN BIOPATOLOGI JARINGAN PERIODONTAL ENLARGEMENT GINGGIVA Oleh: Afra An Nisaa 8643 Bramita Beta A. 8683 La Ode Muhammad F. I 8645 Yusvina Qoriatur Rahma 8689 Ira Damayanti 8647 Nyayu Wulan Tri U. 8691 Dyah Ayu Yoanita 8649 Cindy Noni Barita 8695 Dessy Pratiwi S. 8651 Lynda Milsya N. 8697 Rahma Arifah 8659 Fertylian Pratama P. 8699 Indria Kusuma W. 8665 Yuninda Lintang D. 8701 Intan Kartika P. 8669 Raina Nurhasanah W. 8703 Hayu Qomaru Zala 8671 Sarah Harfinesya 8705 Amalia Perwitasari 8677 BAGIAN PERIODONSIA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2013
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
TUTORIAL I
INSTRUMENTASI DAN BIOPATOLOGI JARINGAN PERIODONTAL
ENLARGEMENT GINGGIVA
Oleh:
Afra An Nisaa 8643 Bramita Beta A. 8683
La Ode Muhammad F. I 8645 Yusvina Qoriatur Rahma 8689
Ira Damayanti 8647 Nyayu Wulan Tri U. 8691
Dyah Ayu Yoanita 8649 Cindy Noni Barita 8695
Dessy Pratiwi S. 8651 Lynda Milsya N. 8697
Rahma Arifah 8659 Fertylian Pratama P. 8699
Indria Kusuma W. 8665 Yuninda Lintang D. 8701
Intan Kartika P. 8669 Raina Nurhasanah W. 8703
Hayu Qomaru Zala 8671 Sarah Harfinesya 8705
Amalia Perwitasari 8677
BAGIAN PERIODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
Jaringan periodontal adalah jaringan yang terdapat di sekitar gigi tempat gigi tertanam
dan membentuk lengkungan rahang dengan baik (Depkes RI, 1999). Jaringan periodontal
merupakan sistem fungsional jaringan yang mengelilingi gigi dan melekatkan pada tulang
rahang, dengan demikian dapat mendukung gigi sehingga tidak terlepas dari socketnya.
Gingiva merupakan bagian dari jaringan periodontal yang paling luar. Gingiva seringkali
dipakai sebagai indikator bila jaringan periodontal terkena penyakit, hal ini disebabkan karena
kebanyakan penyakit periodontal dimulai dari gingiva, kadang-kadang gingiva juga dapat
menggambarkan keadaan tulang alveolar yang berada dibawahnya. Gingiva merupakan bagian
dari membran mukosa mulut tipe mastikasi yang melekat pada tulang alveolar serta menutupi
dan mengelilingi leher gigi, pada permukaan rongga mulut, gingiva meluas dari puncak marginal
gingiva sampai ke mukogingival junction. Mukogingival junction ini merupakan batas antara
gingiva dan mukosa mulut lainnya. Mukosa mulut dapat dibedakan dengan mudah dari gingiva,
karena warnanya merah gelap, dan permukaannya licin atau halus mengkilat. Hal ini dijumpai
pada permukaan vestibular mandibula. Pada permukaan oral maxila,mukogingival junction tidak
dijumpai sama sekali, karena gingiva berbatasan dengan membrane mukosa mulut yang
menutupi palatum durum, yang tipenya sama dengan gingival. Gingival mengelilingi gigi dan
meluas sampai ke ruang interdental. Antara permukaan oral dan vestibular, gingiva akan
berhubungan satu sama lainnya melalui gingiva yang berada di ruang interdental ini (Itjiningsih,
1995).
Ciri-ciri gingiva sehat yaitu:
1) gusi berwarna merah muda.
2) interdental papil mengisi ruang interproksimal sampai titik kontak gigi & sudutnya runcing.
3) bagian tepi gingiva tipis dan tidak bengkak.
4) permukaan gingiva tidak rata tapi stippled.
5) gingiva lekat sekali pada gigi dan procesus alveolaris.
6) sulkus gingiva tidak dalam <= 2 mm, jika lebih dari 2 mm disebut poket.
7) tidak ada eksudat dan tidak mudah berdarah.
8) konsistensi kenyal.
Gingivitis adalah peradangan pada gingiva yang disebabkan bakteri dengan tanda-tanda
klinis perubahan warna lebih merah dari normal, gingiva bengkak dan berdarah pada tekanan
ringan. Penderita biasanya tidak merasa sakit pada gingiva. Gingivitis bersifat reversible yaitu
jaringan Gingiva dapat kembali normal apabila dilakukan pembersihan plak dengan sikat gigi
secara teratur (Nield, 2003).
Gingivitis merupakan tahap awal dari penyakit periodontal, gingivitis biasanya disertai
dengan tanda-tanda sebagai berikut :
1. Gingiva biasanya berwarna merah muda menjadi merah tua sampai ungu karena
adanya vasodilatasi pembuluh darah sehingga terjadi suplay darah berlebihan pada
jaringan yang meradang.
2. Bila menggosok gigi biasanya pada bulu sikat ada noda darah oleh karena adanya
perdarahan pada gingiva di sekitar gigi.
3. Terjadinya perubahan bentuk gingiva karena adanya pembengkakan.
4. Timbulnya bau nafas yang tidak enak.
5. Pada peradangan gingiva yang lebih parah tampak adanya nanah di sekitar gigi dan
gingival
(Be Kien Nio, 1987)
Faktor-faktor etiologi penyakit gingiva dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara,
berdasarkan keberadaannya, faktor-faktor tersebut dapat di klasifikasikan atas :
1. Faktor internal
Faktor internal yang bertanggung jawab atas terjadinya penyakit gingiva
• Lapisan karang gigi dan noda atau zat-zat pada gigi
• Bahan makanan yang terkumpul pada pinggiran gingiva tidak dibersihkan oleh air
liur dan tidak dikeluarkan oleh sikat.
• Gigi berjejal secara abnormal sehingga makanan yang tertinggal tidak teridentifikasi,
kadang-kadang terbentuk ruangan dikarenakan pembuangan gigi.
• Kebiasaan seperti menempatkan peniti, kancing, buah pinang dan kawat dalam mulut.
Bahan ini melukai gusi dan menyebabkan infeksi.
(Sriyono, 2005)
2. Faktor eksternal
Makanan yang salah dan malnutrisi. Pada umumnya seseorang yang kurang gizi
memiliki kelemahan, gejala yang tidak diharap tersebut dikarenakan factor sosial
ekonomi yang berperan sangat penting.Faktor-faktor yang berperan adalah latar belakang
pendidikan, pendapatan dan budaya. Golongan masyarakat berpendapatan rendah tidak
biasa melakukan pemeriksaan kesehatan yang bersifat umum. Diet dengan hanya makan
sayuran tanpa unsur serat di dalamnya juga biasa menjadi faktor penambah (Sriyono,
2005).
Plak berakumulasi dalam jumlah sangat besar di regio interdental yang terlindung,
inflamasi gingiva cenderung dimulai pada daerah papilla interdental dan menyebar dari daerah
ini ke sekitar leher gigi. Pada lesi awal perubahan terlihat pertama kali di sekitar pembuluh darah
gingiva yang kecil, di sebelah apikal dari epithelium fungsional khusus yang merupakan
perantara hubungan antara gingiva dan gigi yang terletak pada dasar leher gingiva), tidak terlihat
adanya tanda-tanda klinis dari perubahan jaringan pada tahap ini. Bila deposit plak masih ada
perubahan inflamasi tahap awal akan berlanjut disertai dengan meningkatnya aliran cairan
gingiva (Manson dan Eley, 1993)
Pada tahap ini tanda-tanda klinis dari inflamasi makin jelas terlihat. Papilla interdental
menjadi sedikit lebih merah dan bengkak serta mudah berdarah pada sondase, dalam waktu dua
sampai seminggu akan terbentuk gingivitis yang lebih parah. Gingiva sekarang berwarna merah,
bengkak dan mudah berdarah (Manson dan Eley, 1993).
Pembesaran Gingiva (gusi), juga dikenal sebagai hiperplasia gingiva atau hipertrofi,
didefinisikan sebagai pertumbuhan berlebih yang abnormal pada jaringan gingiva. Ada beberapa
penyebab pembesaran gingiva dan dapat dikelompokkan ke dalam empat kategori, yaitu:
1. Pembesaran Gingiva karena Inflamasi
Pembesaran gingiva dapat diamati secara lokal atau sistemik dan merupakan respons
peradangan yang biasanya terjadi ketika plak menumpuk pada gigi. Dalam kebanyakan
kasus, pasien tidak mencapai kebersihan mulut yang efektif. Gingiva yang terpengaruh oleh
kondisi ini biasanya akan menjadi lembut, merah, dan mudah berdarah. Untungnya, kondisi
ini biasanya sembuh dengan menjaga kebersihan mulut untuk menghilangkan plak dan iritasi
pada gigi.
2. Pembesaran gingiva yang disebabkan oleh obat
Pasien yang mengonsumsi obat tertentu dapat menyebabkan pembesaran gingiva.
Berbeda dengan pembesaran gingiva karena inflamasi, jaringan gusi yang dalam hal ini
biasanya tidak lembut, merah muda pucat, dan tidak mudah berdarah. Dalam kasus yang
parah, gingiva sepenuhnya dapat menutupi mahkota gigi sehingga menyebabkan penyakit
periodontal serta masalah dengan erupsi dan keselarasan. Drug-induced yang menyebabkan
pembesaran gingiva dapat diatasi baik sebagian atau seluruhnya jika pengobatan dihentikan.
Jika obat tidak dapat dihentikan, operasi pengangkatan gingiva berlebih (gingivektomi) dapat
dilakukan tetapi kondisi kemungkinan akan terulang kembali. Karena kondisi ini agak
tergantung pada tingkat akumulasi plak pada gigi, langkah-langkah kebersihan mulut dapat
mengurangi beratnya penyakit.
3. Hereditary gingival fibromatosis
Ini adalah suatu kondisi herediter langka yang biasanya berkembang selama masa
kanak-kanak, meskipun beberapa kasus tidak mungkin menjadi nyata sampai dewasa. Gigi
dapat menjadi tertutup oleh pertumbuhan berlebih gingiva. Operasi pengangkatan gingiva
berlebihan seringkali diperlukan untuk menghindari impaksi dan perpindahan gigi. Bedah
berulang mungkin diperlukan karena sifat berulang dari kondisi ini.
4. Pembesaran gingiva karena penyebab sistemik
Ada beberapa kondisi sistemik banyak yang dapat menyebabkan pembesaran gingiva
seperti kehamilan, ketidakseimbangan hormon, dan leukemia. Contoh pembesaran gingiva
berhubungan dengan kehamilan, juga dikenal sebagai tumor kehamilan atau granuloma
piogenik. Pembesaran gingiva terkait dengan kondisi sistemik biasanya sembuh jika
penyebabnya dengan tepat dikelola atau dalam kasus kehamilan, persalinan anak. Seperti
dalam kasus drug-induced pembesaran gingiva, langkah-langkah kebersihan mulut dapat
mengurangi risiko keseluruhan terjadinya pembesaran gingiva.
I.1. Skenario Kasus
Seorang pasien wanita, status bersuami, kondisi umum sehat, datang ke klinik dengan
keluhan pada gusi terdapat benjolan dan peradangan di daerah antar gigi, pada pemeriksaan
intraoral ditemukan adanya peradangan di daerah papilla interdental dengan pertumbuhan
jaringan ada benjolan. Ro foto tidak ada kelainan pada tulang pendukung gigi.
I.2. Rumusan Masalah
1. Apa diagnosis penyakit dari kasus ?
2. Apa premis premis yang mengindikasikan diagnosis penyakit dari kasus ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Analisis Kasus
1. Pemeriksaan Subjektif (Anamnesa)
Chief Complaint : Pasien mengeluhakan benjolan pada gusi dan peradangan pada
daerah antar gigi
Present Illnes : -
Past Medical History : Kondisi umum pasien sehat, tidak mengidap penyakit sistemik
Past Dental History :-
Family History :-
Social History :-
2. Pemeriksaan Objektif
- Pemeriksaan umum
- Vital Sign : Normal
- Pmeriksaan khusus
d.1a Pemeriksaan ekstraoral
- Tidak terdapat kelainan
d.1b Pemeriksaan intraoral
- Peradangan pada daerah papilla interdental dengan pertumbuhan jaringan ada
benjolan
� Pemeriksaan pendukung
- Tidak terdapat kelainan pada tulang pendukung gigi
B. Penentuan Diagnosis
Pada kasus ini terdapat suatu kondisi yang abnormal pada gusi pasien, yaitu berupa
benjolan dan peradangan pada area papilla interdental. Untuk menentukan diagnosis penyakit
atau kelainan yang diderita pasien maka akan digunakan langkah-langkah seperti dibawah
ini:
a. Langkah 1: Klasifikasi abnormalitas
� Peradangan berserta benjolan pada papilla interdental
b. Langkah 2: Tentukan ciri-ciri sekunder
� Peradangan dan benjolan pada papilla interdental
� Tidak terdapat kelainan pada tulang pendukung giginya
c. Langkah 3: Daftar etiologi/penyebab manifestasi primer
� Inflamasi
� Drug Induced
� Herediter
� Faktor sistemik:
o Kehamilan
o Leukemia
d. Langkah 4: Eliminasi daftar etiologi yang tidak mungkin
• Drug Induced
• Herediter
• Faktor sistemik:
o hormonal
o leukemia
� Etiologi yang mungkin:
• Inflamasi
e. Langkah 5: Diagnosis Banding
• Gingival enlargement
• Gingivitis
f. Langkah 6: Diagnosis Kerja
• Gingival enlargement
C. Enlargement Gingiva
a. Definisi Enlargement Gingiva
Enlargement Gingiva adalah pertumbuhan gingival yang berlebihan yang
disebabkan oleh pertambahan besar sel-sel yang dikandungnya (hipertrofi), atau
pertambahan sel-sel (hyperplasia). Pembengkakan gingival hampir secara universal hasil
akumulasi cairan dalam jaringan yaitu edema. Jaringan ginggiva membesar biasanya
memiliki konsistensi lunak, biasanya lebih atau kurang ertem, dan berdarah pada saat
dilakukan probing (Marakoglu, 2004).
Pembesaran gingival memilki efek samping yang paling umum terkait dengan
pemberian obat seperti fenitoin/ dilantin (anti-konvulsan), siklosporin (imunosupresif),