Top Banner
LAPORAN KASUS PENYAKIT HIV/AIDS DISUSUN OLEH: Abang Dedi Setiyadi
33

Makalah Hiv Aids

Jul 02, 2015

Download

Documents

sangperantau
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Makalah Hiv Aids

LAPORAN KASUS PENYAKIT HIV/AIDS

DISUSUN OLEH:Abang Dedi Setiyadi

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANYAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM

PONTIANAK20010/2011

Page 2: Makalah Hiv Aids

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………

BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG……………………………………………B. TUJUAN PENULISAN…………………………………………C. RUANG LINGKUP PENULISAN………………………………D. METODE PENULISAN………………………………………………

SISTEMATIKA PENULISAN…………………………………………….

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian HIV/AIDS………………………..6

B. Patofisiologi........................................................6

C. Manifestasi klinik...............................................8

D. Etiologi…………………………………………….9

E. Komplikasi………………………………………10

F. Penatalaksanaan................................................11

G. Pencegahan AIDS……………………………..13

BAB III PROSES KEPERAWATAN

A. Pengkajian……………………………………..15

B. Diagnose keperawatan…………………………16

C. Intervensi………………………………………..18

D. Evaluasi………………………………………….21

BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN

B. SARAN

Daftar Pustaka

Page 3: Makalah Hiv Aids

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, kekuatan, dan kesempatan sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Kasus Penyakit HIV/AIDS.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini mengalami beberapa kesulitan, namun karena bantuan, dukungan serta dorongan dari berbagai pihak akhirnya dapat terselesaikan.

Dalam laporan ini saya menyadari banyak kesalahan dan masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga laporan ini dapat menjadi lebih baik. Semoga laporan ini dapat menjadi lebih baik. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi saya pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Akhirnya saya hanya bisa berharap agar laporan ini dapat berguna baik bagi saya sebagai penulis pihak-pihak yang berkepentingan khususnya.

Pontianak, Januari 2011

Page 4: Makalah Hiv Aids

Abang Dedi Setiyadi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

MenurutPrice & Wilson, 1995 HIV (Human immunodeficiency virus) adalah

virus penyebab Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS). HIV yang dulu

disebut sebagai HTLV-III (Human T cell lympothropic virus Tipe III) atau LAV

(Lymphadenopathy Virus), adalah virus sitopatik dari famili retrovirus. Hal ini

menunjukkan bahwa virus ini membawa materi genetiknya dalam asam ribonukleat

(RNA) dan bukan dalam asam deoksiribonukleat (DNA).

Menurut Muma et al (1997) Virus ini memiliki kemampuan unik untuk

mentransfer informasi genetik mereka dari RNA ke DNA dengan menggunakan

enzim yang disebut reverse transcriptase, yang merupakan kebalikan dari proses

transkripsi (dari DNA ke RNA) dan translasi (dari RNA ke protein) pada umumnya.

Menurut Samsuridjal Djauzi (2004). AIDS (Acquired Immunodeficiency

Syndrome) adalah sekumpulan gejala penyakit karena menurunnya sistem kekebalan

tubuh yang disebabkan oleh infeksi HIV Centers for Disease Control (CDC)

merekomendasikan bahwa diagnosa AIDS ditujukan pada orang yang mengalami

infeksi opportunistik, dimana orang tersebut mengalami penurunan sistem imun yang

mendasar (sel T berjumlah 200 atau kurang) dan memiliki antibodi positif terhadap

HIV. Kondisi lain yang sering digambarkan meliputi kondisi demensia progresif,

“wasting syndrome”, atau sarkoma kaposi (pada pasien berusia lebih dari 60 tahun),

kanker-kanker khusus lainnya (yaitu kanker serviks invasif) atau diseminasi dari

penyakit yang umumnya mengalami lokalisasi (misalnya, TB) (Doengoes, 2000).

B. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah:

1. Meningkatakan kemampuan tentang konsep dasar asuhan keperawatan pada

pasien HIV/AIDS.

Page 5: Makalah Hiv Aids

2. Memberi gambaran pelakasanan asuhan keperawatan pada pasien dengan

HIV/AIDS.

3. Agar makalah ini dapat dipergunakan dalam proses keperawatan.

C. Ruang Lingkup Penulisan

Dalam penulisan makalah ini kelompok hanya membahas tentang Asuhan

Keperawatan dengan pasien HIV/AIDS.

D. Metode penulisan

Metode penulisan yang di gunakan dalam makalah ini yaitu dengan menggunakan

metode studi kepustakaan dan bahan dari internet yaitu degnan mempelajari dan

membaca literature yang berhubungan dengan makalah ini.

E. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika dari penulisan makalah ini adalah

Page 6: Makalah Hiv Aids

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian

1. HIV

MenurutPrice & Wilson, 1995 HIV (Human immunodeficiency virus) adalah

virus penyebab Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS). HIV yang dulu

disebut sebagai HTLV-III (Human T cell lympothropic virus Tipe III) atau LAV

(Lymphadenopathy Virus), adalah virus sitopatik dari famili retrovirus. Hal ini

menunjukkan bahwa virus ini membawa materi genetiknya dalam asam

ribonukleat (RNA) dan bukan dalam asam deoksiribonukleat (DNA).

Menurut Muma et al (1997) Virus ini memiliki kemampuan unik untuk

mentransfer informasi genetik mereka dari RNA ke DNA dengan menggunakan

enzim yang disebut reverse transcriptase, yang merupakan kebalikan dari proses

transkripsi (dari DNA ke RNA) dan translasi (dari RNA ke protein) pada

umumnya.

2. AIDS

Menurut Samsuridjal Djauzi (2004). AIDS (Acquired Immunodeficiency

Syndrome) adalah sekumpulan gejala penyakit karena menurunnya sistem

kekebalan tubuh yang disebabkan oleh infeksi HIV Centers for Disease Control

(CDC) merekomendasikan bahwa diagnosa AIDS ditujukan pada orang yang

mengalami infeksi opportunistik, dimana orang tersebut mengalami penurunan

sistem imun yang mendasar (sel T berjumlah 200 atau kurang) dan memiliki

antibodi positif terhadap HIV. Kondisi lain yang sering digambarkan meliputi

kondisi demensia progresif, “wasting syndrome”, atau sarkoma kaposi (pada

pasien berusia lebih dari 60 tahun), kanker-kanker khusus lainnya (yaitu kanker

serviks invasif) atau diseminasi dari penyakit yang umumnya mengalami

lokalisasi (misalnya, TB) (Doengoes, 2000).

Page 7: Makalah Hiv Aids

B. Patofisiologi

Virus memasuki tubuh dan terutama menginfeksi sel yang mempunyai molekul CD4.

Kelompok terbesar yang mempunyai molekul CD4 adalah limfosit T4 yang mengatur

reaksi sistem kekebalan manusia. Sel-sel target lain adalah monosit, makrofag, sel

dendrit, sel langerhans dan sel mikroglia. Setelah mengikat molekul CD4 melalui

transkripsi terbalik. Beberapa DNA yang baru terbentuk saling bergabung dan masuk ke

dalam sel target dan membentuk provirus. Provirus dapat menghasilkan protein virus

baru, yang bekerja menyerupai pabrik untuk virus-virus baru. Sel target normal akan

membelah dan memperbanyak diri seperti biasanya dan dalam proses ini provirus juga

ikut menyebarkan anak-anaknya. Secara klinis, ini berarti orang tersebut terinfeksi untuk

seumur hidupnya.

Siklus replikasi HIV dibatasi dalam stadium ini sampai sel yang terinfeksi diaktifkan.

Aktifasi sel yang terinfeksi dapat dilaksanakan oleh antigen, mitogen, sitokin (TNF alfa

atau interleukin 1) atau produk gen virus seperti sitomegalovirus (CMV), virus Epstein-

Barr, herpes simpleks dan hepatitis. Sebagai akibatnya, pada saat sel T4 yang terinfeksi

diaktifkan, replikasi serta pembentukan tunas HIV akan terjadi dan sel T4 akan

dihancurkan. HIV yang baru dibentuk ini kemudian dilepas ke dalam plasma darah dan

menginfeksi sel-sel CD4+ lainnya. Karena proses infeksi dan pengambil alihan sel T4

mengakibatkan kelainan dari kekebalan, maka ini memungkinkan berkembangnya

neoplasma dan infeksi opportunistik.

Sesudah infeksi inisial, kurang lebih 25% dari sel-sel kelenjar limfe akan terinfeksi

oleh HIV pula. Replikasi virus akan berlangsung terus sepanjang perjalanan infeksi HIV;

tempat primernya adalah jaringan limfoid. Kecepatan produksi HIV diperkirakan

berkaitan dengan status kesehatan orang yang terjangkit infeksi tersebut. jika orang

tersebut tidak sedang menghadapi infeksi lain, reproduksi HIV berjalan dengan lambat.

Namun, reproduksi HIV tampaknya akan dipercepat kalau penderitanya sedang

menghadapi infeksi lain atau kalau sistem imunnya terstimulasi. Keadaan ini dapat

menjelaskan periode laten yang diperlihatkan oleh sebagian penderita sesudah terinfeksi

HIV. Sebagian besar orang yang terinfeksi HIV (65%) tetap menderita HIV/AIDS yang

simptomatik dalam waktu 10 tahun sesudah orang tersebut terinfeksi.

Page 8: Makalah Hiv Aids

Virus HIV menular melalui enam cara penularan, yaitu :

1. Hubungan seksualitas dengan pengidap HIV/AIDS

Hubungan seksual secara vaginal, anal, oral dengan penderita HIV tanpa

perlindungan bisa menularkan HIV. Selama hubungan seksual berlangsung, air

mani, cairan vagina, dan darah dapat mengenai selaput lendir vagina, penis, dubur,

atau mulut sehingga HIV yang terdapat dalam cairan tersebut masuk kedalam

aliran darah.

2. Ibu pada bayinya

Penularan HIV dari ibu bisa terjadi pada saat kehamilan (in utero). Berdasarkan

laporan CDC amerika, prevelansi penularan HIV dari ibu kebayi adalah 0,01% -

0,7%. Bila ibu baru terinfeksi HIV dan belum ada gejala AIDS, kemungkinan bayi

terinfeksi sebanyak 20%-35%, sedangkan kalau gejala AIDS sudah jelas pada ibu

kemungkinannya mencapai 50% .

3. Darah dan produk darah yang tercemar HIV/AIDS

Sangat cepat menularkan HIV karena virus langsung masuk ke pembuluh darah

dan menyebar keseluruh tubuh.

4. Pemakaian alat kesehatan yang tidak steril

Alat pemeriksaan kandungan seperti spekulum, tenakulum, dan alat-alat lain yang

menyentuh darah, cairan vagina atau air mani yang terinfeksi HIV, dan langsung

digunakan untuk orang lain yang tidak terinfeksi bisa menularkan HIV.

5. Alat-alat untuk menoreh kulit

Alat tajam dan runcing seperti jarum, pisau, silet, menyunat seseorang, membuat

tato, memotong rambut, dan sebagainya bisa menularkan HIV sebab alat tersebut

dipakai tanpa disterilkan terlebih dahulu.

6. Menggunakan jarum suntik secara bergantian

Jarum suntik yang digunakan di fasilitas kesehatan, maupin yang digunakan oleh

para pengguna narkoba sangat berpotensi menularkan HIV. Selain jarum suntik,

pada para pemakai IDU (injecting drug user) secara bersama-sama juga

menggunakan tempat penyampur, pengaduk, dan gelas pengoplos obat, sehingga

berpotensi tinggi untuk menularkan.

Page 9: Makalah Hiv Aids

C. Manifestasi klinik

Gejala dini yang sering dijumpai berupa eksantem, malaise, demam yang

menyerupaiflu biasa sebelum tes serologi positif. Gejala dini lainnya berupa penurunan

berat badan lebih dari 10% dari berat badan semula, berkeringat malam, diare kronik,

kelelahan, limfadenopati. Beberapa ahli klinik telah membagi beberapa fase infeksi HIV

yaitu :

1. Infeksi HIV Stadium Pertama

Pada fase pertama terjadi pembentukan antibodi dan memungkinkan juga terjadi

gejala-gejala yang mirip influenza atau terjadi pembengkakan kelenjar getah

bening yang menetap diseluruh tubuh.

2. Persisten Generalized Limfadenopati

Terjadi pembengkakan kelenjar limfe di leher, ketiak, inguinal, keringat pada

waktu malam atau kehilangan berat badan tanpa penyebab yang jelas dan

sariawan oleh jamur kandida di mulut.

3. AIDS Relative Complex (ARC)

Virus sudah menimbulkan kemunduran pada sistem kekebalan sehingga mulai

terjadi berbagai jenis infeksi yang seharusnya dapat dicegah oleh kekebalan tubuh.

Disini penderita menunjukkan gejala lemah, lesu, demam, diare, yang tidak dapat

dijelaskan penyebabnya dan berlangsung lama, kadang-kadang lebih dari satu

tahun, ditambah dengan gejala yang sudah timbul pada fase kedua.

4. Full Blown AIDS

Pada fase ini sistem kekebalan tubuh sudah rusak, penderita sangat rentan

terhadap infeksi sehingga dapat meninggal sewaktu-waktu. Sering terjadi radang

paru pneumocytik, sarcoma kaposi, herpes yang meluas, tuberculosis oleh kuman

opportunistik, gangguan pada sistem saraf pusat, sehingga penderita pikun

Page 10: Makalah Hiv Aids

sebelum saatnya. Jarang penderita bertahan lebih dari 3-4 tahun, biasanya

meninggal sebelum waktunya.

D. Etiologi

AIDS disebabkan oleh virus yang mempunyai beberapa nama yaitu HTL II, LAV, RAV.

Yang nama ilmiahnya disebut Human Immunodeficiency Virus ( HIV ) yang berupa agen viral

yang dikenal dengan retrovirus yang ditularkan oleh darah dan punya afinitas yang kuat terhadap

limfosit T

E. Komplikasi

1. Oral Lesi

Karena kandidia, herpes simplek, sarcoma Kaposi, HPV oral, gingivitis,

peridonitis Human Immunodeficiency Virus (HIV), leukoplakia

oral,nutrisi,dehidrasi,penurunan berat badan, keletihan dan cacat.

2. Neurologik

a. kompleks dimensia AIDS karena serangan langsung Human

Immunodeficiency Virus (HIV) pada sel saraf, berefek perubahan kepribadian,

kerusakan kemampuan motorik, kelemahan, disfasia, dan isolasi social.

b. Enselophaty akut, karena reaksi terapeutik, hipoksia, hipoglikemia,

ketidakseimbangan elektrolit, meningitis / ensefalitis. Dengan efek : sakit

kepala, malaise, demam, paralise, total / parsial.

c. Infark serebral kornea sifilis meningovaskuler,hipotensi sistemik, dan maranik

endokarditis.

d. Neuropatikarena imflamasi demielinasi oleh serangan Human

Immunodeficienci Virus (HIV)

3. Gastrointestinal

a. Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora normal,

limpoma,dansarcoma Kaposi. Dengan efek, penurunan berat badan, anorksia,

demam, malabsorbsi, dan dehidrasi.

Page 11: Makalah Hiv Aids

b. Hepatitis karena bakteri dan virus, limpoma,sarcoma Kaposi, obat illegal,

alkoholik. Dengan anoreksia, mual muntah, nyeri abdomen, ikterik,demam

atritis.

c. Penyakit Anorektal karena abses dan fistula, ulkus dan inflamasi perianal yang

sebagai akibat infeksi, dengan efek inflamasi sulit dan sakit, nyeri rectal, gatal-

gatal dan siare.

4. Respirasi

Infeksi karena Pneumocystic Carinii, cytomegalovirus, virus influenza,

pneumococcus, dan strongyloides dengan efek

nafaspendek,batuk,nyeri,hipoksia,keletihan,gagal nafas.

5. Dermatologik

Lesi kulit stafilokokus : virus herpes simpleks dan zoster, dermatitis karena

xerosis, reaksi otot, lesi scabies/tuma, dan dekobitus dengan efek nyeri,gatal,rasa

terbakar,infeksi skunder dan sepsis.

6. Sensorik

a. Pandangan : Sarkoma Kaposi pada konjungtiva berefek kebutaan

b. Pendengaran : otitis eksternal akut dan otitis media, kehilangan

pendengarandengan efek nyeri.

Page 12: Makalah Hiv Aids

F. Penatalaksanaan

Belum ada penyembuhan untuk AIDS, jadi perlu dilakukan pencegahan Human

Immunodeficiency Virus (HIV) untuk mencegah terpajannya Human Immunodeficiency

Virus (HIV), bisa dilakukan dengan :

1. Melakukan abstinensi seks / melakukan hubungan kelamin dengan pasangan yang

tidak terinfeksi.

2. Memeriksa adanya virus paling lambat 6 bulan setelah hubungan seks terakhir yang

tidak terlindungi.

3. Menggunakan pelindung jika berhubungan dengan orang yang tidak jelas status

Human Immunodeficiency Virus (HIV) nya.

4. Tidak bertukar jarum suntik,jarum tato, dan sebagainya.

5. Mencegah infeksi kejanin / bayi baru lahir.

Apabila terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV), maka terapinya yaitu :

a. Pengendalian Infeksi Opurtunistik

Bertujuanmenghilangkanmengendalikan, dan pemulihan

infeksiopurtunistik,nasokomial, atau sepsis.Tindakan pengendalian infeksi yang

aman untuk mencegah kontaminasi bakteri dan komplikasi penyebab sepsis harus

dipertahankan bagi pasien dilingkungan perawatan kritis.

b. Terapi ARV (anti retroviral theraphy)

ARV dapat menghentikan replikasi HIV, memulihkan sistem imun dan

mengurangi terjadinya infeksi opportunistik. Obat ARV terdiri ats beberapa

golongan antara lain

1) nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NRTI), obat ini dikenal sebagai

analog nukleosida yang menghambat proses perubahan RNA virus menjadi

DNA, contoh obat golongan ini adalah zidovudine (ZDV), stavudine (d4T),

dan lamivudine (3TC).

Page 13: Makalah Hiv Aids

2) nucleotide reverse transcriptase inhibitor (NtRTI), yang termasuk golongan

ini adalah tenofovir (TDF).

3) protease inhibitor (PI) menghalangi kerja enzim protease yang yang berfungsi

memotong DNA yang dibentuk oleh virus dengan ukuran yang benar untuk

memproduksi virus baru, contoh obat golongan ini adalah Indinavir (IDV),

nelvinavir (NFV), squinavir (SQV), ritonavir (RTV), amprenavir (APV), dan

loponavir/ritonavir(LPV/r).

4) Fusion inhibitor, yang termasuk obat golongan ini adalah enfuvirtide (T-20).

Ber

c.

Vaksin dan Rekonstruksi Virus

Upaya rekonstruksi imun dan vaksin dengan agen tersebut seperti interferon,

maka perawat unit khusus perawatan kritis dapat menggunakan keahlian dibidang

proses keperawatan dan penelitian untuk menunjang pemahaman dan keberhasilan

terapi AIDS.

d. Pendidikan untuk menghindari alcohol dan obat terlarang, makan-makanan

sehat,hindari stress,gizi yang kurang,alcohol dan obat-obatan yang mengganggu

fungsi imun.

e. Menghindari infeksi lain, karena infeksi itu dapat mengaktifkan sel T dan

mempercepat reflikasi Human Immunodeficiency Virus (HIV).

Nama

obat

Jenis

obat

Sediaan Berapa

kali/hari

Dengan/tanpa makan

d4T

3TC

DDI

RTI

RTI

NRTI

Kapsul :30 mg, 40

mg

Tablet 150 mg,

larutan oral 10 mg

Tablet kunyah 100

mg

2 X/hari

2 X/hari

2 X/ hari

Dapat diminum

dengan/tanpa makan

Dapat diminum

dengan/tanpa makan

Dapat diminum dengan/

tanpa makan

Page 14: Makalah Hiv Aids

Pencegahan AIDS

Banyak hal yang dapat kita lakukan untuk pencegahan penularan HIV/AIDS. Langkah pertama adalah mempelajari dan mengetahui fakta tentang AIDS yang benar. Semakin banyak yang Anda ketahui tentang AIDS, semakin kecil resiko Anda untuk ketularan. Yang terpenting adalah melakukan perilaku bertanggungjawab.

1. Pencegahan AIDS melalui SEKS:Tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah. Untuk yang sudah aktif secara seksual, Anda dapat mengurangi resiko dengan: hanya melakukan hubungan seks dengan mitra tunggal menggunakan kondom setiap kali berhubungan seks mengobati penyakit kelamin jika ada. Perlu dipertimbangkan apakah perilaku kita telah sesuai dengan norma agama dan norma masyarakat yang ada.

2. Pencegahan AIDS melalui DARAHHanya menerima tranfusi darah yang bebas HIV. Dalam situasi darurat, memilih donor darah yang sudah Anda kenal dan mempunyai resiko HIV yang cukup rendah.

Pastikan bahwa jarum yang akan kamu pakai sudah steril:gunakanlah jarum suntik yang baru, atau,lakukan sterilisasi dengan membersihkanjarum menggunakan alkohol atau pemutih.Untuk perempuan yang mengidap HIV, sebaiknya mempertimbangkan resiko HIV pada bayi sebelum hamil.

Page 15: Makalah Hiv Aids

BAB III

PROSES KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASEIN DENGAN ACQUARED

IMMUNODEFISIENCY SYNDROM (AIDS)

A. PENGKAJIAN

1.Aktifitas /istirahat :

Mudah lelah, berkurangnya tolerangsi terhdp aktifitas, kelelahan yang progresif

Kelemahan otot, menurunnya massa otot, respon fisiologi terhdp aktifitas

2.Sirkulasi

Proses penyembuhan luka yang lambat, perdarahan lama bila cedera

takikardia, perubahan tekanan darah postural, volume nadi periver menurun,

pengisian kapiler memanjang

3.Integritas ego

Faktor stress yang berhubungan dgn kehilangan: dukungan keluarga, hubungan

dgn org lain, pengahsilan dan gaya hidup tertentu

Menguatirkan penampilan: alopesia, lesi , cacat, menurunnya berat badan

Merasa tdk berdaya, putus asa, rsa bersalah, kehilangan control diri, dan depresi

Mengingkari, cemas, depresi, takut, menarik diri, marah, menangis, kontak mata

kurang

4.Eliminasi.

Diare, nyeri pinggul, rasa terbakar saat berkemih

Page 16: Makalah Hiv Aids

Faeces encer disertai mucus atau darah

Nyerio tekan abdominal, lesi pada rectal, perubahan dlm jumlah warna urin.

5.Makanan/cairan :

Tidak ada nafsu makan, mual, muntah

Penurunan BB yang cepat

Bising usus yang hiperaktif

Turgor kulit jelek, lesi pada rongga mulut, adanya selaput putih/perubahan warna

mucosa mulut

Adanya gigi yang tanggal. Edema

6.Hygiene

Tidak dapat menyelesaikan ADL, memeperlihatkan penampilan yang tidak rapi.

7.Neurosensorik

Pusing,sakit kepala.

Perubahan status mental, kerusakan mental, kerusakan sensasi

Kelemahanotot, tremor, penurunan visus.

Bebal,kesemutan pada ekstrimitas.

Gayaberjalan ataksia.

8.Nyeri/kenyamanan

Nyeri umum/local, sakit, rasaterbakar pada kaki.

Sakit kepala, nyeri dada pleuritis.

Pembengkakan pada sendi, nyeri kelenjar, nyeri tekan, penurunan ROM, pincang.

9.Pernapasan

Terjadi ISPA, napas pendek yang progresif, batuk produktif/non,sesak pada dada,

takipnou, bunyi napas tambahan, sputum kuning.

10.Keamanan

Page 17: Makalah Hiv Aids

Riwayat jatuh, terbakar, pingsan, lauka lambat proses penyembuhan

Demam berulang

11.Seksualitas

Riwayat perilaku seksual resiko tinggi, penurunan libido, penggunaan kondom yang

tidak konsisten, lesi pd genitalia, keputihan.

12.Interaksi social

Isolasi, kesepian,, perubahan interaksi keluarga, aktifitas yang tdk terorganisir

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Pola nafas tidak efektif b/d penurunan ekspansi paru, melemahnya otot pernafasan

2. Defisit volume cairan tubuh b/d diare berat, status hipermetabolik.

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d hambatan asupan makanan (muntah/mual),

gangguan intestinal, hipermetabolik.

4. perubahan membran mukosa oral berhubungan dengan defisit imunologis dan

timbulnya lesi penyebab patogen

5. Resiko terjadinya infeksi b/d depresi system imun, aktifitasyang tdk terorganisir

6. Berduka disfungsional berhubungan dengan kematian atau perubahan gaya hidup

yang segera terjadi, kehilangan fungsi tubuh perubahan penampilan, dan ditinggal

mati oleh orang yang berarti.

Page 18: Makalah Hiv Aids

C. INTERVENSI

Dx. 1.Pola nafas tidak efektif b/d penurunan ekspansi paru, melemahnya otot pernafasan.

Tujuan: klien akan mmempertahankan pola nafas yang efektif

Tindakan:

1. auskultasi bunyi nafas tambahan

R/ bunyi nafas tambahan menunjukkan adanya infeksi jalan nafas/peningkatan

sekresi.

2. catat kemungkinan adanya sianosis, perubahan frekwensi nafas dan penggunaan

otot asesoris.

3. berikan posisi semi fowler

4. lakukan section bila terjadi retensi sekresi jalan nafas

5. Kaji frekwensi nafas, bunyi nafas, batuk dan karakterostik sputum.

Dx 2 : Defisit volume cairan tubuh b/d diare berat, status hipermetabolik.

Tujuan : Klien akan mempertahankan tingkat hidrasi yang adekuat

Tindakan :

1. Pantau tanda-tanda vital termasuk CVP bila terpasang.

R/ denyut nadi/HR meningkat, suhu tubuh menurun, TD menurun menunjukkan

adanya dehidrasi.

2. Catat peningkatan suhu dan lamanya, berikan kmpres hangat, pertahankan pakaian

tetap kering, kenyamanan suhu lingkungan.

R/ Suhu badan meningkat menunjukkan adanya hipermetabolisme.

3. Kaji turgor kulit, membrane mukosa dan rasa haus.

R/ Indikator tanda-tanda dehidrasi.

4. Timbang BB setiap hari

Page 19: Makalah Hiv Aids

R/ penurunan BB menunjukkan pengurangan volume cairan tubuh.

5. Catat pemasukan cairan mll oral sedikitnya 2500 ml/hr.

R/ Mempertahankan keseimbangan, mengurangi rasa hausdan melembabkan

membrane mucosa.

Dx 3.Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d hambatan asupan makanan (muntah/mual),

gangguan intestinal, hipermetabolik.

Tujuan: klien akan menunjukkan peningkatan BB ideal.

Tindakan:

1. auskultasi bising usus karena Hipermetabolisme saluran gastrointestinal akan

menurunkan tingkat penyerapan usus.

2. timbang BB setiap hari BB sebagai indicator kebutuhan nutrisi yang adekuat

3. hindari adanya stimulus leingkungan yang berlebihan.

4. berikan perawatan mulut, awasi tindakan pencegahan sekresi. Hindari obat kumur

yang mengandung alcohol.

R/ Pengeringan mucosa, lesi pada mulut dan bau mulut akan menurunkan nafsu

makan.

5. Berikan makanan yang mudah dicerna dan tdk merangsangPeningkatan peristaltic

menyebabkan penyerapan cairanpd dinding usus akan kurang.

6. rencanakan makan bersama keluarga/org terdekat. Barikan makan sesuai

keinginannya (bila tdk ada kontraindidkasi)

7. sajikan makanan yang hangat dan berikan dalam volume sedikit

8. dorong klien untuk duduk saat makan.

9. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang pemberian makanan

R/ menyediakan diet erdasarkan kebutuhan individu dengan rute yang tepat

10. Kolaborasi berikan NPT (hiperalimentasi/intralipid) sesuai petujuk

R/ kadang-kadang nutrisi parenteral diperlukan apabila pemberian makanan

melalui oral tidak mungkin dilakukan

11. Berikan obat-obatan sesuai petujuk misalnya suplemen vitamin

Page 20: Makalah Hiv Aids

R/ kekurangan vitamin terjadi akibat penurunan pemasukan makanan dan atau

kegagalan mengunyah dan absorpsi dalam sistem gastrointestinal.

Dx 4. perubahan membran mukosa oral berhubungan dengan defisit imunologis dan

timbulnya lesi penyebab patogen.

Tujuan: untuk memperbaiki atau mempertahankan keutuhan mukosa oral

Tindakan:

1. Kaji membran mukosa/ catat seluruh lesi oral. Perthatikan keluhan myeri,

bengkak dan sulit mengunyah atau menelan.

2. Berikan peawatan oral setiap hari dan setelah makan, gunakan sikat gigi

halus, pasta gigi non abrasif, obat pencuci mulut non alkohol dan pelembab

bibir.

3. Cuci lesi mukosa oral dengan menggunakan hidrogen peroksida

4. Dorong pemasukan oral sedikitnya 2500 ml/hari

R/ mempertahankan dehidrasi, mencegah pengeringan rongga mulut.

5. Dorong pasien untuk tidak merokok

R/ rokok akan mengeringkan dan mengiritasi membran mukosa

Dx 5: Resiko terjadinya infeksi b/d depresi system imun, aktifitasyang tdk terorganisir

Tujuan :

Klien akan menunjukkan tanpa adanya tanda-tanda infeksi (tdk ada demam, sekresi tdk

purulent)

Tindakan :

1. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dgn pasien

R/. Resiko cros infeksi dpt melalui prosedur yang dilakukan

2. Ciptakan lingkungan yang bersih dan ventilasi yang cukup

Page 21: Makalah Hiv Aids

R/. Lingkungan yang kotor akan mneingkatkan pertumbuhan kuman pathogen

3. Informasikan perlunya tindakan isolasi

R/. Penurunan daya tahan tubuh memudahkan berkembangbiaknya kuman

pathogen. Tindakan isolasi sebagai upaya menjauhkan dari kontak langsung dgn

kuman pathogen

4. Kaji tanda-tanda vital termasuk suhu badan.

R/. Peningkatan suhu badan menunjukkan adanya infeksi sekunder.

5. Observasi kulit/membrane mucosa kemungkinan adanya lesi/perubahan warna

6. bersihkan kuku setiap hari

R/ Luka akibat garukan memudahkan timbul infeksi luka

7. Perhatikan adanya tanda-tanda adanya inflamasi

R/ Panas kemerahan pembengkakan merupakan tanda adanya infeksi

8. Awasi penggunaan jarum suntik dan mata pisau secara ketat dengan

menggunakan wadah tersendiri.

R/ Tindakan prosuder dapat menyebabkan perlukaan pada permukaan kulit.

Dx 6. Berduka disfungsional berhubungan dengan kematian atau perubahan gaya hidup

yang segera terjadi, kehilangan fungsi tubuh perubahan penampilan, dan ditinggal mati

oleh orang yang berarti.

Tujuan: memahami maasalah HIV AIDS pada keluarganya.

Tindakan:

1. Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaan.

2. Menegaskan tentang pentingnya pasien bagi orang lain.

3. Mendorong agar pasien mengungkapkan perasaan negatif.

4. Memberikan unpan balik terhadap perilakunya.

Page 22: Makalah Hiv Aids

5. Memberikan rasa percaya dan keyakinan

6. Memberikan informasi yang diperlukan

7. Memberi dukungan moral, material (khusunya keluarga) dan spritual

8. Menghargai penilaian individu yang cocok terhadap kejadian

D. EVALUASI

1.Klien akan menunjukkan tanpa adanya tanda-tanda infeksi (tdk ada demam, sekresi tdk

purulent)

2.Klien akan mempertahankan tingkat hidrasi yang adekuat

3.Klien akan menunjukkan peningkatan BB ideal.

4.Klien akan mmempertahankan pola nafas yang efektif.

Page 23: Makalah Hiv Aids

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

HIV MenurutPrice & Wilson, 1995 HIV (Human immunodeficiency virus)

adalah virus penyebab Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS). HIV yang

dulu disebut sebagai HTLV-III (Human T cell lympothropic virus Tipe III) atau LAV

(Lymphadenopathy Virus), adalah virus sitopatik dari famili retrovirus. Hal ini

menunjukkan bahwa virus ini membawa materi genetiknya dalam asam ribonukleat

(RNA) dan bukan dalam asam deoksiribonukleat (DNA). AIDS

Menurut Samsuridjal Djauzi (2004). AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome)

adalah sekumpulan gejala penyakit karena menurunnya sistem kekebalan tubuh yang

disebabkan oleh infeksi HIV Centers for Disease Control (CDC) merekomendasikan

bahwa diagnosa AIDS ditujukan pada orang yang mengalami infeksi opportunistik,

dimana orang tersebut mengalami penurunan sistem imun yang mendasar (sel T

berjumlah 200 atau kurang) dan memiliki antibodi positif terhadap HIV.

AIDS disebabkan oleh virus yang mempunyai beberapa nama yaitu HTL II, LAV, RAV.

Yang nama ilmiahnya disebut Human Immunodeficiency Virus ( HIV ) yang berupa agen viral

yang dikenal dengan retrovirus yang ditularkan oleh darah dan punya afinitas yang kuat terhadap

limfosit T

B. SARAN

Buat Para remaja jangan mudah terpengaruh dengan zaman sekarang karena

kita harus jaga-jaga terhadap lingkungan ini. Jangan pernah mencoba nikmatnya

dunia terutama pergaulan bebas.