Top Banner
DAFTAR ISI COVER.................................................. i DAFTAR ISI............................................ ii KATA PENGANTAR......................................... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.................................... 2 B. Rumusan Masalah................................... 2 BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Jual Beli................................ 3 B. Larangan dalam Jual Beli....................... 4-25 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan........................................ 26 DAFTAR PUSTAKA 1
39

Makalah Hadits Mengenai Larangan Dalam Jual Beli

Oct 24, 2015

Download

Documents

Fyta Kennedy

tugas kuliah
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Makalah Hadits Mengenai Larangan Dalam Jual Beli

DAFTAR ISI

COVER.......................................................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................................ ii

KATA PENGANTAR.................................................................................................. 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................................. 2

B. Rumusan Masalah............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Jual Beli............................................................................................... 3

B. Larangan dalam Jual Beli............................................................................ 4-25

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA

1

Page 2: Makalah Hadits Mengenai Larangan Dalam Jual Beli

BAB I

PENDAHULUAN

 A.     Latar Belakang

Manusia dijadikan Allah SWT sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan

antara satu dengan yang lain. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia harus berusaha

mencari karunia Allah yang ada dimuka bumi ini sebagai sumber ekonomi. Allah SWT

berfirman:

Artinya : “Dan Carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allahkepadamu(kebahagiaan)

negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan

berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagai mana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan

janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai

orang-orang yang berbuat kerusakan.”(QS Az Zumar : 39)

Jual beli dalam bahasa Arab terdiri dari dua kata yang mengandung makna berlawanan

yaitu Al Bai’ yang artinya jual dan Asy Syira’a yang artinya Beli. Menurut istilah hukum

Syara, jual beli adalah penukaran harta (dalam pengertian luas) atas dasar saling rela atau tukar

menukar suatu benda (barang) yang dilakukan antara dua pihak dengan kesepakatan (akad)

tertentu atas dasar suka sama suka (lihat QS Az Zumar : 39, At Taubah : 103, hud : 93

Oleh karena pada makalah ini akan dibahas mengenai hadis tentang larangan jual beli.

B.     Rumusan masalah

1. Sebutkan Definisi dari Jual Beli !

2. Jelaskan Larangan- Larangan dari Jual Beli!

2

Page 3: Makalah Hadits Mengenai Larangan Dalam Jual Beli

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi  jual beli

Secara etimologi, jual beli berarti menukar harta. Sedangkan secara terminogi jual beli

memiliki arti penukaran selain dengan fasilitas dan kenikmatan. Ada pun pengertian jual beli

secara terminologi yang didefenisikan oleh beberapa ulama :

1.  Menurut ulama Hanafiyah, jual beli adalah pertukaran harta atau benda dengan harta

berdsarkan cara khusus yang diperbolehkan.

2.  Menurui Imam Nawawi, jual beli adalah pertukaran harta dengan harta untuk

kepemilikan.

3.  Menrut Ibnu Qudamah, jual  beli adalah pertukaran harta dengan harta, untuk saling

menjadikan milik.1

Nabi pernah bersabda yakni:

 

: ي� أ� ئ�ل� س� وسلم عليه الله صلى ا�لن�ب�ي� أ�ن� عنه الله رضي اف�ع� ر� ب�ن� اع�ة� ر�ف� ع�ن�

) , ( : ? ور� ب�ر� م� ب�ي�ع� و�ك�ل� ب�ي�د�ه� ل� ج� ا�لر� ع�م�ل� ال� ق� أ�ط�ي�ب� ب� �ل�ك�س� ه�  ا ح� ح� و�ص� ، ار� �ل�ب�ز� ا اه� و� ر�

. اك�م� �ل�ح� ا

1 Adib Bisri Musthafa, Nailul Authar Jilid V, (Semarang: CV. Asy Syifa, 1994), hlm. 455-456.

3

Page 4: Makalah Hadits Mengenai Larangan Dalam Jual Beli

Dari Rifa'ah Ibnu Rafi' bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah ditanya: Pekerjaan

apakah yang paling baik?. Beliau bersabda: "Pekerjaan seseorang dengan tangannya dan setiap

jual-beli yang bersih." Riwayat al-Bazzar. Hadits shahih menurut Hakim.(2)

Jual beli itu ada tiga macam, yaitu:

1. Jual beli benda yang kelihatan, maka hukumnya adalah boleh.

2. Jual beli benda yang disebutkan sifatnya saja dalam perjanjian, maka hukumnya adalah

boleh, jika didapati sifat tersebut sesuai dengan apa yang telah disebutkan.

3. Jual beli benda yang tidak ada (gaib) serta tidak dapat di lihat,maka tidak boleh

Menjual setiap benda suci yang bisa diambil manfaatnya serta dapat dimiliki adalah sah.

Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam melarang jual beli, yang dilakukan dengan cara yang

buruk, mendatangkan madharat (bahaya) bagi orang lain, serta mengambil harta seseorang

dengan cara yang bathil. Berikut beberapa transaksi perniagaan atau jula beli yang dilarang.

Sedangkan menjual benda yang najis dan benda yang tidak ada manfaatnya adalah tidak sah.(3)

Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam melarang jual beli, yang dilakukan dengan cara yang

buruk, mendatangkan madharat (bahaya) bagi orang lain, serta mengambil harta seseorang

dengan cara yang bathil. Berikut beberapa transaksi perniagaan atau jula beli yang dilarang.4

B. Larangan-Larangan dalam Jual Beli

1.     Larangan memakan riba.

Riba terbagi dua:

Pertama, riba fadhl, yaitu tambahan pada salah satu dari alat tukar yang sejenis.

Contoh: Seseorang membeli dari orang lain 1.000 sha' gandum dengan bayaran 1200 sha'

gandum, dan kedua belah pelaku akad melakukan transaksi di majlis akad.

2 Imam Ibnu Hajar Al-Aqshalany, Bulughul Maram,Jual beli, hadits 6013 Syekh Abu Syuja, Ahmad bin Husain, Matnul Ghayah Wat Taqrib hal. 674 http://abuzubair.wordpress.com/2007/08/10/jual-beli-yang-dilarang-dalam-islam/

4

Page 5: Makalah Hadits Mengenai Larangan Dalam Jual Beli

Demikian pula dalam alat tukar sejenis lainnya, yaitu: emas, perak, gandum, sya'ir,

kurma, dan garam. Diqiaskan pula barang-barang yang sama 'illatnya, yaitu sama-sama dipakai

alat pembayaran pada emas dan perak, dan sama-sama ditakar dan ditimbang pada selain emas

dan perak.

Kedua, riba Nasi'ah. Yaitu tambahan pada salah satu dari dua alat tukar sebagai ganti

terhadap penundaan bayaran, atau terlambatnya serah terima pada jual beli barang yang sejenis

yang sama 'ilatnya pada riba fadhl, dimana salah satunya tidak kontan.

Contoh: Seseorang menjual 1000 sha' gandum dengan bayaran 1200 gandum untuk

waktu setahun, sehingga tambahan sebagai ganti perpanjangan waktu, atau menjual satu kilo

sya'ir dengan satu kilo bur, namun tidak langsung serah terima. Contoh riba nasi'ah juga adalah

seseorang meminjam uang kepada orang lain 5000 rupiah, lalu meminta dikembalikan 5000

lebih. Lebihnya inilah riba.

2. Jika akad jual beli itu menyulitkan ibadah, misalnya mengambil waktu shalat.

Seorang pedagang sibuk dengan jual beli sampai terlambat melakukan shalat jama’ah di

masjid, baik tertinggal seluruh shalat atau masbuq. Berniaga yang sampai melalaikan seperti

ini dilarang. Allah berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari

Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual-beli.

Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Apabila telah di tunaikan

shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah

Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (QS. Al Jumu’ah: 9-10)

Dalam ayat lain Allah berfirman:

5

Page 6: Makalah Hadits Mengenai Larangan Dalam Jual Beli

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan

kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah

orang-orang yang rugi.” (QS. Al Munafiqun:9)

3. Pengharaman Menjual Buah yang Masih di Pohon

( ;- ع�ن� - ن�ه�ى وسلم عليه الله صلى ا�لن�ب�ي� أ�ن� ا م� ع�ن�ه� ا�لل�ه� ي� ض� ر� ا�لل�ه� ع�ب�د� ب�ن� اب�ر� ج� و�ع�ن�

) , , ت�ع�ل�م�, أ�ن� إ�ال� ا�لث�ن�ي�ا و�ع�ن� ة� اب�ر� خ� ال�م� و� اب�ن� ز� ال�م� و� ل�ة� اق� �ل�م�ح� , ا ه� اج� م� ا�ب�ن� إ�ال� ة� م�س� �ل�خ� ا اه� و� ر�

ذ�ي� م� ا�لت=ر� ه� ح� ح� و�ص�

Dari Jabir Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang

jual-beli dengan cara muhaqalah (menjual biji atau tanaman dengan borongan yang masih

samar ukurannya), muzabanah (menjual buah yang masih segar dengan yang sudah kering

dengan sukatan), mukhobarah (menyewakan tanah untuk ditanami tumbuhan dengan syarat si

pemilik tanah mendapat keuntungan setengah atau lebih dari hasilnya), dan tsunaya (penjualan

dengan memakai pengecualian), kecuali jika ia jelas. Riwayat Imam Lima kecuali Ibnu Majah.

Hadits shahih menurut Tirmidzi. 5

LM: 982

عنه الله رضلى ع مر �ن� ب �د�الله� عب يث وسلم  حد عليه الله صلى الله س ول ر �ن !مار�  ا الث �ع� ي ب عن� هى ن

فى رى البخا جه أخر ع ا �ت �م ب ال و ء�ـع ا �ب ال هى ن ح ها، صال و �د� ب ي �ى البيوع       حت الثمار     كتاب بيع باب

حها صال يبدو أن قبل

Artinya:

Abbdullah bin Umar r.a. berkata: Nabi SAW melarang menjual buah di pohon sehingga terlihat

baiknya, Nabi SAW melarang yang jual dan yang membeli ( Buchari Muslim)

5 Imam Ibnu Hajar Al-Aqshalany, Bulughul Maram,Jual beli, hadits 625

6

Page 7: Makalah Hadits Mengenai Larangan Dalam Jual Beli

Sababul Wurud

Diriwayatkan oleh Ahmad dan Albuchari dari Zaid bin Tsabit, ia berkata: Rasulullah

SAW tiba di Madinah, sedang (kebiasaan) kami adalah saling menjual buah-buahan sebelum

tampak kelayakannya, hingga Rasulullah SAW mendengar ada suara orang bertengkar. Beliau

berkata “ada apa ini?” lalu dilaporkan pada beliau : mereka membeli buah-buahan, mereka

berkata buah-buahan itu terkena ad-daman (buahnya membusuk) dan At-tasyam (berguguran).

Rasulullah SAW bersabda: janganlah kalian saling menjualnya sehingga tampak

kelayakannya.6

4. Larangan Jual Beli Secara Gharar

Larangan berjual beli yang mengandung jahalah (ketidakjelasan), mengandung gharar

(yang luarnya menipu pembeli, sedangkan bagian dalamnya majhul/tidak jelas), dan tipuan

Hadits

ة� ) ب�ر� ص� ع�ل�ى ر� م� وسلم عليه الله صلى ا�لل�ه� ول� س� ر� أ�ن� عنه الله رضي ة� ي�ر� ر� ه� ب�يأ� و�ع�ن�

: ? : , , ال�, ق� ا�لط�ع�ام� ب� اح� ص� ي�ا ذ�ا ه� ا م� ال� ق� ف� Fب�ل�ال اب�ع�ه� ص�أ� ن�ال�ت� ف� ا يه� ف� ي�د�ه� ل� أ�د�خ� ف� ط�ع�ام�

? ; : . ن� م� ا�لن�اس� اه� ي�ر� ك�ي� ا�لط�ع�ام� و�ق� ف� ع�ل�ت�ه� ج� ال� أ�ف� ال� ق� ف� ا�لل�ه� ول� س� ر� ي�ا اء� م� ا�لس� اب�ت�ه� ص� أ�

ن=ي ( م� ل�ي�س� ف� ل�مR  غ�ش� م�س� و�اه� ر�

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa

Sallam pernah melewati sebuah tumpukan makanan. Lalu beliau memasukkan tangannya ke

dalam tumpukan tersebut dan jari-jarinya basah. Maka beliau bertanya: "Apa ini wahai penjual

makanan?". Ia menjawab: Terkena hujan wahai Rasulullah. Beliau bersabda: "Mengapa tidak

engkau letakkan di bagian atas makanan agar orang-orang dapat melihatnya? Barangsiapa

menipu maka ia bukan termasuk golonganku." Riwayat Muslim7

( : ال� وسلم عليه الله صلى ا�لل�ه� ول� س� ر� ال� ق� ال� ق� عنه الله رضي ع�ود� م�س� ا�ب�ن� و�ع�ن�

6 Mardani, Ayat-ayat dan Hadis Ekonomi Syariah, (Jakarta: Rajawali Press, 2011), hlm. 120

7 Imam Ibnu Hajar Al-Aqshalany, Bulughul Maram,Jual beli, hadits 636

7

Page 8: Makalah Hadits Mengenai Larangan Dalam Jual Beli

) ; Rر غ�ر� إ�ن�ه� ف� اء� �ل�م� ا ف�ي م�ك� ا�لس� وا ت�ر� ,  ت�ش� ه� ف� و�ق� و�اب� ا�لص� أ�ن� إ�ل�ى ار� أ�ش� و� د� م� أ�ح� اه� و�  ر�

Artinya:

Dari Ibnu Mas’ud. Ia berkata : telah bersabda Rasulullah SAW. “Janganlah kamu beli ikan

yang didalam air karena ia itu gharar”8

( : وسلم عليه الله صلى ا�لل�ه� ول� س� ر� ن�ه�ى ال� ق� عنه الله رضي ة� ي�ر� ر� ه� ب�يأ� و�ع�ن�

) , ر� �ل�غ�ر� ا ب�ي�ع� و�ع�ن� اة� ص� �ل�ح� ا ب�ي�ع� ل�مR  ع�ن� م�س� و�اه� ر�9

Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa

Sallam melarang jual-beli dengan cara melempar batu dan jual-beli gharar (yang belum

jelas harga, barang, waktu dan tempatnya). Riwayat Muslim.

Terjadi perselisihan pendapat dalam memberikan tafsiran dalam kalimat: “Rasulullah

SAW melarang jual beli dengan cara melempar batu.” Ada yang berpendapat, bahwa hal itu

contohnya seperti seseorang mengatakan: “Aku menjual kepadamu diantara pakaian-pakaian

ini, mana yang terkena lemparan batu ini, maka itulah yang aku jual.” Atau “Aku jual tanah ini

sejauh lemparan batu yang aku lempar.” Ada yang berpendapat, yaitu syarat hak khiyar

(memilih) sampai batu dilemparkan. Pendapat terakhir tersebut diperkuat oleh riwayat Al

Bazzari dari Hafash bin Ashim, sesungguhnya dia mengatakan: “Yang  dimaksudkan hal itu

ialah, apabila batu sudah dilemparkan, maka jual beli itu pun jadi.”

Yang termasuk jual beli secara gharar ialah seperti menjual ikan yang masih ada di

dalam air. Atau menjual burung dalam angkasa. Semuanya adalah termasuk dalam kategori

jual beli secara gharar, yang tidak diperbolehkan berdasarkan ijma’.

5. Larangan Jual Beli Dengan Cara Muhaqalah, Mukhadharah, Mulamasah,

Munabadzah, Dan Muzabanah.

8 Imam Ibnu Hajar Al-Aqshalany, Bulughul Maram,Jual beli, hadits 6419 Imam Ibnu Hajar Al-Aqshalany, Bulughul Maram,Jual beli, hadits 616

8

Page 9: Makalah Hadits Mengenai Larangan Dalam Jual Beli

Larangan menjual buah sampai jelas baiknya dan selamat dari musibah. Jual beli ini

disebut dengan jual beli mukhadharah (jual-beli buah yang masih hijau belum jelas baiknya di

akhir). Larangan mulamasah dan munabadzah. Mulamasah adalah jual-beli yang dianggap jadi

dengan sentuhan tanpa dilihat terlebih dahulu, sedangkan munazabdzah adalah jual-beli yang

dianggap jadi dengan saling lempar-melempar tanpa dilihat terlebih dahulu. Larangan

Muhaqalah dan muzabanah. Muhaqalah adalah jual beli gandum yang masih dalam bulirnya

dengan gandum yang sudah dibersihkan karena tidak adanya kesamaan. Sedangkan muzabanah

adalah membeli buah dengan kurma yang menempel di pohon.

1. Hadits

( : ع�ن� وسلم عليه الله صلى ا�لل�ه� ول� س� ر� ن�ه�ى ال� ق� عنه الله رضي أ�ن�س� و�ع�ن�

) , , , اب�ن�ة�, ز� ال�م� و� ن�اب�ذ�ة� ال�م� و� ة� م�س� ال�م�ال� و� ة� ر� اض� ال�م�خ� و� ل�ة� اق� �ل�م�ح� ار�ي�  ا �ل�ب�خ� ا اه� و� ر�

Artinya :

Anas berkata: Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam melarang jual-beli dengan cara

muhaqalah, muhadlarah (menjual buah-buahan yang belum masak yang belum tentu bisa

dimakan), mulamasah (menjual sesuatu dengan hanya menyentuh), munabadzah (membeli

sesuatu dengan sekedar lemparan), dan muzabanah. Riwayat Bukhari.10

Bersumber dari Jabir: “Sesungguhnya Nabi SAW melarang penjualan muhaqalah (menjual

gandum yang masih dalam tangkalnya) dan penjualan muzabanah (menjual secara sukatan,

menjual anggur yang masih putik dengan yang sudah kering dengan sukatan) dan penjualan

yang pengecualiannya desebut secara samar (kabur, tidak jelas), terkecuali disebutkan dengan

jelas.” (HR. An-Nasa’I dan At-Turmudzy)11

Hadits ini menyatakan bahwasannya penjualan secara muhaqalah dan muzabanah, dan

menjual dengan menyebutkan pengecualian secara samar, tidak sah. Contohnya: seseorang

menjual sepetak kebun dan dia mengecualikan sebatang pohon yang terletak di dalamnya

dengan tidak secara jelas menentukan pohon yang dikecualikannya. Begitu pula seseorang

menjual salah satu rumah dari sekian buah rumahnya (tanpa menentukan secara jelas rumah

10 Imam Ibnu Hajar Al-Aqshalany, Bulughul Maram,Jual beli, hadits 62611 Imam Ibnu Hajar Al-Aqshalany, Bulughul Maram,Jual beli, hadits 625

9

Page 10: Makalah Hadits Mengenai Larangan Dalam Jual Beli

yang akan dijualnya). Namun jika secara tegas disebutkan pengecualiannya, penjualan tersebut

sah.

Asy-Syafi’y berkata: jika pengecualiannya secara tegas disebutkan dalam penjualan, maka

penjualannya sah. Jika pengecualiannya disebutkan secara samar, penjualan tersebut tidak sah.

Sebagian ulama berkata: jika pengecualian itu dilakukan dengan meminta jangka waktu

tertentu (untuk menentukan mana yang dikecualikan), penjualan seperti itu sah.

Dhahir hadits ini, dengan jelas menerangkan bahwasannya setiap pengecualian yang

samar, membatalkan akan jual beli. Hikmahnya adalah untuk menghindari adanya unsur

penipuan dengan pengecualian secara samar itu.

6. Larangan Tallaqi Rukban Dalam Jual Beli

Larangan melakukan talaqqir rukban, yaitu menjumpai (dengan membeli barang

dagangan) milik orang yang datang dari luar daerah yang membawa barang-barang dagangan,

padahal mereka belum tiba di daerah tersebut dan belum mengenal harga pasar, sehingga

mereka dirugikan karena barang dagangan mereka dibeli dengan harga yang rendah. Jika sudah

terjadi jual beli ini, maka dianggap sah namun penjual (orang yang datang dari luar daerah)

berhak khiyar (meneruskan atau membatalkan jual beli).12

 � : عليه الله صلى ا�لل�ه� ول� س� ر� ال� ق� ال� ق� عنه الله رضي ة� ي�ر� ر� ه� ب�يأ� ع�ن�

, وق� ) ا�لس� ي=د�ه� س� أ�ت�ى إ�ذ�ا ف� ن�ه� م� ت�ر�ي� اش� ف� ي� ت�ل�ق= م�ن� ف� ، ل�ب� �ل�ج� ا وا ت�ل�ق� ال� وسلم

ي�ار� ( ب�ال�خ� و� ه� ل�مR  ف� م�س� و�اه� ر�

Artinya :  

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa

Sallam bersabda: “Janganlah menghadang barang dagangan dari luar kota. Barangsiapa di

12 http://wawasankeislaman.blogspot.com/2012/12/beberapa-larangan-dalam-jual-beli.html

10

Page 11: Makalah Hadits Mengenai Larangan Dalam Jual Beli

hadang, kemudian sebagian barangnya dibeli, maka jika pemilik barang telah datang ke pasar,

ia boleh memilih (antara membatalkan atau tidak).” Riwayat Muslim.13 

Ibnu Mas’ud r.a menerangkan: “Nabi SAW, melarang kita menunggu barang dagangan diluar

pasar.” (HR. Al-Bukhary dan Muslim)

Jumhur ulama mengatakan bahwa menunggu barang dagangan diluar pasar (dipinggir

kota) tidak boleh. Mereka ada yang mengharamkan perbuatan itu dan ada pula yang

memakruhkan.

Abu hanifah membolehkan. Namun didalam kitab-kitab Hanafiah, perbuatan tersebut

dimakruhkan. Pendapat Abu Hanifah ini adalah menurut Ibnul Munzir. Tentang

kemakruhannya jika hal itu menimbulkan kemudaratan bagi penduduk kota serta mengaburkan

harga pasar kepada para pembeli.14

Sebagian ulama Malikiah dan Hanbaliah, tidak mensahkan transaksi ini. Setiap

larangan memerlukan alasan tentang dasar hukumnya (bahwa yang dilarang adalah setiap

perbuatan yang tidak sah).

Para ulama berselisih pula tentang hak membatalkan transaksi (hak khiyar). Menurut

paham hanbaliah, si penjual punya hak penuh untuk membatalkan, walaupun tidak ada unsur

penipuan dalam transaksi tersebut. Inilah yang dipandang lebih shahih oleh golongan Syafi’iah.

Menurut Malik, tidak sah jika menimbulkan kerugian bagi pihak penjual, dan menguntungkan

si pembeli. Ulama Kufah dan Al Auza’y, condong kepada pendapat ini.

Sebagian ulama mengatakan, bahwa yang haram adalah jika si penunggu barang

sengaja melakukannya. Jika dia hanya kebetulan lewat, dan berjumpa dengan pembawa barang

yang kemudian terjadi transaksi jual beli, tidak diharamkan.

Al Juwaini mengharamkan, jika pembelian itu jauh lebih rendah dari harga pasar.

13 Imam Ibnu Hajar Al-Aqshalany, Bulughul Maram,Jual beli, hadits 62814 http://abuzubair.wordpress.com/2007/08/10/jual-beli-yang-dilarang-dalam-islam/

11

Page 12: Makalah Hadits Mengenai Larangan Dalam Jual Beli

Menurut Al-Muntawalli diharamkan, jika si pembeli memperoleh harga murah dengan jalan

penipu, misalnya menakut-nakuti dengan mengatakan bahwa dia akan memerlukan ongkos

besar jika menjualnya sendiri di pasar, ataupun mengatakan bahwa preman pasar akan

memungut retribusi di luar peraturan resmi.

7. Haram Menjual Anaknya Binatang Yang Masih Dalam Kandungan

Larangan bai'un nataj, yaitu melakukan akad jual-beli terhadap hewan yang masih dalam

kandungan induknya.

, ( ;F ب�ي�عا و�ك�ان� ب�ل�ة� �ل�ح� ا ب�ل� ح� ب�ي�ع� ع�ن� ن�ه�ى وسلم عليه الله صلى ا�لل�ه� ول� س� ر� أ�ن� و�ع�ن�ه�

, : ف�ي �ل�ت�ي ا ت�ن�ت�ج� ث�م� ة� ا�لن�اق� ت�ن�ت�ج� أ�ن� إ�ل�ى ور� ز� �ل�ج� ا ي�ب�ت�اع� ل� ج� ا�لر� ك�ان� ل�ي�ة� اه� ال�ج� أ�ه�ل� ي�ت�ب�اي�ع�ه�

ا ( ار�ي= ,  ب�ط�ن�ه� ل�ل�ب�خ� ظ� الل�ف� و� ع�ل�ي�ه� Rق ت�ف� م�

Artinya:

Abdullah bin Umar R . a berkata: Rasulullah saw melarang menjual anaknya binatang

yang masih dalam kandungan. Yaitu penjualan yang berlaku di masa jahiliyah, seorang

membeli unta sehingga lahir yang di dalam kandungannya kemudian sampai beranak binatang

yang telah lahir itu. (Bukhari, Muslim)15

, , ( : وا ش� ت�ن�اج� و�ال� ل�ب�اد� Rر اض� ح� ي�ب�يع� أ�ن� وسلم عليه الله صلى ا�لل�ه� ول� س� ر� ن�ه�ى ال� ق� و�ع�ن�ه�

, , ق� ط�ال� أ�ة� ر� �ل�م� ا أ�ل� ت�س� و�ال� يه� أ�خ� ط�ب�ة� خ� ع�ل�ى ي�خ�ط�ب� و�ال� يه� أ�خ� ب�ي�ع� ع�ل�ى ل� ج� ا�لر� ي�ب�يع� و�ال�

) ا �ن�ائ�ه� إ ف�ي ا م�أ� ل�ت�ك�ف� ا ت�ه� )  أ�خ� : م� و� س� ع�ل�ى ل�م� �ل�م�س� ا م� ي�س� ال� ل�م� ل�م�س� و� ع�ل�ي�ه� Rق ت�ف� م�

ل�م� ( �ل�م�س� ا

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam

melarang jual-beli anak hewan dalam kandungan dan mani ternak jantan. Riwayat al-Bazzar

dengan sanad lemah16

8. Larangan Memperdagangkan Benda Najis, Maksiat, dan Tidak Bermanfaat

)serta larangan atas harga kucing dan anjing(

15 Imam Ibnu Hajar Al-Aqshalany, Bulughul Maram,Jual beli, hadits 61416 Imam Ibnu Hajar Al-Aqshalany, Bulughul Maram,Jual beli, hadits 642

12

Page 13: Makalah Hadits Mengenai Larangan Dalam Jual Beli

;- - عليه الله صلى ا�لل�ه� ول� س� ر� ع� م� س� ن�ه�� أ ا م� ع�ن�ه� ا�لل�ه� ي� ض� ر� ا�لل�ه� ع�ب�د� ب�ن� اب�ر� ج� و�ع�ن�

, , ( : , ي�ت�ة� ال�م� و� ر� م� �ل�خ� ا ب�ي�ع� م� ر� ح� ول�ه� س� و�ر� ا�لل�ه� إ�ن� ك�ة� ب�م� و� و�ه� ت�ح� �ل�ف� ا ع�ام� ول� ي�ق� وسلم

, ! : ا, ب�ه� ت�ط�ل�ى إ�ن�ه� ف� ي�ت�ة� �ل�م� ا وم� ح� ش� أ�ي�ت� ر�أ� ا�لل�ه� ول� س� ر� ي�ا يل� ق� ف� ن�ام ص�

� و�األ� ن�ز�ير� ال�خ� و�

, : ? , ول�, س� ر� ال� ق� ث�م� Rام ر� ح� و� ه� ال� ال� ق� ف� ا�لن�اس� ا ب�ه� ب�ح� ت�ص� ي�س� و� ل�ود� �ل�ج� ا ا ب�ه� ت�د�ه�ن� و� ن� ف� ا�لس�

, : م� ع�ل�ي�ه� م� ر� ح� ا ل�م� ا�لل�ه� إ�ن� ود� �ل�ي�ه� ا ا�لل�ه� ات�ل� ق� ذ�ل�ك� ن�د� ع� وسلم عليه الله صلى ا�لل�ه�

) , , ن�ه� ث�م� أ�ك�ل�وا ف� ب�اع�وه� ث�م� ل�وه� م� ج� ا ه� وم� ح� ع�ل�ي�ه�  ش� Rق ت�ف� م�

Atha’ ibn Abi Rabbah menerangkan:

“Bahwasannya Jabir r.a. mendengar Nabi SAW, bersabda: Sesungguhnya Allah telah

mengharamkan penjualan arak, bangkai, babi dan patung-patung (berhala). Seorang berkata:

Ya Rasulullah, bagaimana pendapat engkau tentang lemak bangkai? Lemak itu biasanya

digunakan untuk mencat perahu, untuk menggosok kulit dan dijadikan penerang oleh manusia?

Maka beliau menjawab: Tidak boleh, itu haram. Kemudian beliau bersabda: Semoga orang-

orang Yahudi itu dikutuk Allah, sesungguhnya ketika Allah mengharamkan lemaknya, mereka

sama menghancurkannya, kemudian mereka menjualnya dan memakan uangnya.” (HR.

Jama’ah) 17

Yang dimaksud dengan kalimat “bangkai” dalam hadits tersebut ialah binatang yang

sudah kehilangan nyawanya, namun tidak lewat penyembelihan yang diakui oleh agama,

kecuali bangkai ikan dan belalang.

Kalimat “babi” ini merupakan dalil atas diharamkannya menjual binatang tersebut

dengan semua bagaian-bagiannya. Hal itu adalah berdasarkan ijma’ atau kesepakatan para

ulama. Menurut madzhab Maliki yang mengatakan, bahwa ada kemurahan terhadap rambut

binatang tersebut yang tidak seberapa. Motiv diharamkannya menjual babi dan juga menjual

bangkai ialah adanya unsur najis, demikian menurut pendapat jumhur ulama dan itu berlaku

bagi setiap yang najis. Tetapi pendapat Imam Malik yang masyhur mengatakan, bahwa babi itu

suci.

Adapun mengenai diharamkannya menjual patung-patung berhala ialah, karena benda

tersebut tidak adanya manfaat yang diperbolehkan. Jadi apabila benda tersebut bisa

17 Imam Ibnu Hajar Al-Aqshalany, Bulughul Maram,Jual beli, hadits 601

13

Page 14: Makalah Hadits Mengenai Larangan Dalam Jual Beli

dimanfaatkan sesudah dipecah atau dihancurkan, maka menurut sebagian ulama hal itu boleh

dijual. Namun mayoritas ulama tetap melarang atau mengharamkannya

ن� ) ث�م� ع�ن� ن�ه�ى وسلم عليه الله صلى ا�لل�ه� ول� س� ر� أ�ن� عنه الله رضي ع�ود� م�س� ب�يأ� و�ع�ن�

) , ن�, �ل�ك�اه� ا ل�و�ان� و�ح� ال�ب�غ�ي= ر� ه� و�م� �ل�ك�ل�ب� ع�ل�ي�ه  ا Rق ت�ف� م�

Dari Abu Mas'ud al-Anshory Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi

wa Sallam melarang mengambil uang penjualan anjing, uang pelacuran, dan upah

pertenungan. Muttafaq Alaihi.18

: , عليه الله صلى ا�لل�ه� ول� س� ر� ال� ق� ال� ق� عنه الله رضي ب�يه�� أ ع�ن� ي�د�ة� ب�ر� ب�ن� ا�لل�ه� ع�ب�د� و�ع�ن�

, , ا�لن�ار� ) م� ح� ت�ق� د� ق� ف� Fرا م� خ� ذ�ه� ي�ت�خ� م�م�ن� ي�ب�يع�ه� ت�ى ح� ط�اف� ا�ل�ق� �ي�ام� أ �ل�ع�ن�ب� ا ب�س� ح� م�ن� وسلم

ن� ( س� ح� ن�اد� ب�إ�س� ط� و�س�� ا�أل� ف�ي ان�ي� ا�لط�ب�ر� اه� و� ر� ة� ير� ب�ص� ع�ل�ى

Dari Abdullah Ibnu Buraidah, dari ayahnya bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa

Sallam bersabda: "Barangsiapa membiarkan anggurnya pada musim panen untuk dijual

kepada orang-orang yang membuat minuman keras, maka sesungguhnya ia telah menempuh

api neraka dengan sengaja." Riwayat Thabrani dalam kitab al-Ausath dengan sanad Hasan.19

Anas ibnu Malik r.a berkata: “Rasulullah SAW telah mengutuk sepuluh perkara terhadap

arak: yang memerasnya, yang menyuruh memerasnya, yang meminumnya, yang membawanya,

yang dibawakan kepadanya, yang membeli minumannya, yang menjualnya, yang makan

harganya dan membelinya dan yang dibelikan untuknya.” (HR. At-Turmudzy dan Ibnu Majah)

Al-Madju Ibnu Taimiyah berdalil dengan hadits ini, bahwa menjual perasan anggur kepada

orang yang akan menjadikannya arak dan menjual sesuatu yang membantu perbuatan maksiat,

haram.

Perbuatan-perbuatan ini diharamkan jika memang kita ketahui benar, bahwa apa yang kita

jual itu untuk dijadikan arak. Jika tidak diketahui bahwa yang kita jual akan dijadikan arak,

maka sebagian ulama membolehkan walaupun makruh.

18Imam Ibnu Hajar Al-Aqshalany, Bulughul Maram,Jual beli, hadits 60319 Imam Ibnu Hajar Al-Aqshalany, Bulughul Maram,Jual beli, hadits 637

14

Page 15: Makalah Hadits Mengenai Larangan Dalam Jual Beli

) , ب�ت�ه�; ) ه� و�ع�ن� ء� �ل�و�ال� ا ب�ي�ع� ع�ن� ن�ه�ى وسلم عليه الله صلى ا�لل�ه� ول� س� ر� أ�ن� قR  و�ع�ن�ه� ت�ف� م�

ع�ل�ي�ه

Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam

melarang menjual-belikan wala' dan menghadiahkannya. Muttafaq Alaihi. 20

( : ? : ا�لن�ب�ي� ر� ج� ز� ال� ق� ف� ال�ك�ل�ب� و� ر� ن�و� ا�لس= ث�م�ن� ع�ن� ا Fاب�ر ج� أ�ل�ت� س� ال� ق� ب�ي�ر� ا�لز� ب�يأ� و�ع�ن�

ذ�ل�ك� ( ع�ن� وسلم عليه الله : ) ( صلى ي�د� ص� ك�ل�ب� إ�ال� اد� ز� و� ائ�ي� الن�س� و� Rل�م م�س� و�اه� ر�

Abu al-Zubair berkata: Aku bertanya Jabir Radliyallaahu 'anhu tentang harga kucing

dan anjing. Ia berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang hal itu. Riwayat

Muslim dan Nasa'i dengan tambahan: Kecuali anjing pemburu21

9. Larangan Menjual Air yang Lebih dari Keperluan Sendiri

( : - - وسلم عليه الله صلى ا�لن�ب�ي� ن�ه�ى ال� ق� ا م� ع�ن�ه� ا�لل�ه� ي� ض� ر� ا�لل�ه� ع�ب�د� ب�ن� اب�ر� ج� و�ع�ن�

اء� ( �ل�م� ا ل� ف�ض� ب�ي�ع� : ) ( ع�ن� . ل� م� �ل�ج� ا اب� ر� ض� ب�ي�ع� و�ع�ن� اي�ة� ر�و� ف�ي اد� ز� و� Rل�م م�س� و�اه� ر�

Jabir Ibnu Abdullah berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang

menjual sisa kelebihan air. Riwayat Muslim. Dalam suatu riwayat ia menambahkan: Dan

mengupahkan persetubuhan unta jantan22

Air laut, air sungai, dan semisalnya adalah hak bersama manusia. Dalam hadits disebutkan,

bahwa manusia berserikat dalam hal tiga; dalam hal air, rumput, dan api (HR. Ahmad dan Abu

Dawud, Shahihul Jami' no: 6713) akan tetapi, apabila seseorang mengumpulkannya, atau

menggali sumur pada tanah miliknya, atau menyiapkan alat untuk menyedot air, maka air itu

menjadi miliknya, dan dalam keadaan seperti ini boleh baginya menjual air itu meskipun lebih

utama adalah memberikannya secara cuma-cuma. Sama seperti ini adalah kayu bakar, jika

seseorang mengumpulkannya, maka kayu-kayu itu boleh ia jual.23

Iyas Ibn ‘Abad menerangkan:

20 Imam Ibnu Hajar Al-Aqshalany, Bulughul Maram,Jual beli, hadits 61521 Imam Ibnu Hajar Al-Aqshalany, Bulughul Maram,Jual beli, hadits 60822 Imam Ibnu Hajar Al-Aqshalany, Bulughul Maram,Jual beli, hadits 61223 http://wawasankeislaman.blogspot.com/2012/12/beberapa-larangan-dalam-jual-beli.html

15

Page 16: Makalah Hadits Mengenai Larangan Dalam Jual Beli

“Bahwasannya Nabi SAW, melarang kita menjual air yang lebih dari keperluan kita”. (HR.

Ahmad dan Abu Daud, An-Nasa’I, Ibnu Majah, At-Turmudzy)24

Menurut Al Qusyairi, hadits iyas tersebut atas syarat Imam Al Bukhari dan Imam

Muslim. Hadits ini memberikan petunjuk diharamkannya menjual kelebihan air, yakni

kelebihan dari keperluan yang bersangkutan. Menurut lahiriahnya hadits, dalam hal ini tidak

ada bedanya apakah air yang berada di tanah hak milik, atau air untuk minum maupun untuk

keperluan lainny.

Menurut Al Khithabi, secara lahiriyah yang terkandung dalam larangan hadits tersebut

ialah kelebihan air minum, itu yang lekas dipahami oleh orang.

An Nawawi menceritakan pendapat beberapa orang sahabat Imam Syafi’i yang

mengatakan, bahwa wajib menyumbangkan air yang berada di tanah lapang dengan beberapa

syarat sebagai berikut:

Tidak ditemukannya sumber air yang lain buat memenuhi kebutuhan

Sumbangan air tersebut diperuntukkan buat hewan ternak

Pemiliknya sudah tidak memerlukan air.

Yang diperbolehkan menjual air, apabila air yang sudah ditempatkan dalam bejana

tertentu, kemudian air semacam aqua dan lain-lain yang sudah di kemas. Air seperti itu boleh

dijual25

10. Larangan Menjual Barang Dengan Cara Najasyi

) ( : الن�ج�ش� ع�ن� وسلم عليه الله صلى ن�ه�ى ال� ق� ع�ل�ي�ه�  و�ع�ن�ه� Rق ت�ف� م�

Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang

berjualan dengan najasy (memuji barang dagangan secara berlebihan). Muttafaq Alaihi.26

24 Imam Ibnu Hajar Al-Aqshalany, Bulughul Maram,Jual beli, hadits 25 Adib Bisri Musthafa, Nailul Authar Jilid V, (Semarang: CV. Asy Syifa, 1994), hlm. 462

26 Imam Ibnu Hajar Al-Aqshalany, Bulughul Maram,Jual beli, hadits 624

16

Page 17: Makalah Hadits Mengenai Larangan Dalam Jual Beli

Bersumber dari Abu Hurairah: “Sesungguhnya Nabi SAW, melarang penduduk kota

menjual barang yang dititipkan padanya oleh penduduk desa, dan menjual dengan cara

najasyi.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Menurut istilah syara’, najasyi ialah tidakan seorang pedagang yang sengaja menyuruh

orang lain agar memuji barang dagangannya atau menawarnya dengan harga tawaran yang

cukup tinggi, dengan maksud agar orang lain tertarik ikut-ikutan membelinya karena dia

merasa harganya tidak mahal.

Imam Syafi’i mengatakan: “Najasyi ialah seseorang menawar suatu barang padahal

tidak bermaksud membelinya. Melainkan dia hanya bermaksud agar orang lain ikut

menawarnya, kemudian orang lain itu membelinya dengan harga yang lebih tinggi daripada

harga yang semestinya.”

11. Larangan Orang Kota Menjual Sesuatu Kepunyaan Orang Desa

, , ( : وا ش� ت�ن�اج� و�ال� ل�ب�اد� Rر اض� ح� ي�ب�يع� أ�ن� وسلم عليه الله صلى ا�لل�ه� ول� س� ر� ن�ه�ى ال� ق� و�ع�ن�ه�

, , ق� ط�ال� أ�ة� ر� �ل�م� ا أ�ل� ت�س� و�ال� يه� أ�خ� ط�ب�ة� خ� ع�ل�ى ي�خ�ط�ب� و�ال� يه� أ�خ� ب�ي�ع� ع�ل�ى ل� ج� ا�لر� ي�ب�يع� و�ال�

) ا �ن�ائ�ه� إ ف�ي ا م�أ� ل�ت�ك�ف� ا ت�ه� )  أ�خ� : م� و� س� ع�ل�ى ل�م� �ل�م�س� ا م� ي�س� ال� ل�م� ل�م�س� و� ع�ل�ي�ه� Rق ت�ف� م�

ل�م� ( �ل�م�س� ا

Ibnu Umar r.a berkata: “Nabi SAW, melarang penduduk kota menjual sesuatu barang yang

dititipkan kepadanya oleh orang desa.” (HR. Al-Bukhary dan An-Nasai’i)

: - - , الله صلى ا�لل�ه� ول� س� ر� ال� ق� ال� ق� ا م� ع�ن�ه� ا�لل�ه� ي� ض� ر� ع�ب�اس� ا�ب�ن� ع�ن� ط�او�س� و�ع�ن�

: : , ( ل�ه� و� ق� ا م� ع�ب�اس� ب�ن� ال� ل�ت� ق� ل�ب�اد� Rر اض� ح� ي�ب�يع� و�ال� ك�ب�ان� ا�لر� ا و� ت�ل�ق� ال� وسلم و�ال�  عليه

) : ? ا Fار م�س� س� ل�ه� ي�ك�ون� ال� ال� ق� ل�ب�اد� Rر اض� ح� ار�ي=  ي�ب�يع� ل�ل�ب�خ� ظ� الل�ف� و� ع�ل�ي�ه� Rق ت�ف� م�

Dari Thawus, dari Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu

'alaihi wa Sallam bersabda: "Janganlah engkau menghadang kafilah di tengah perjalanan

(untuk membeli barang dagangannya), dan janganlah orang kota menjual kepada orang desa."

Aku bertanya kepada Ibnu Abbas: Apa maksud sabda beliau "Janganlah orang kita menjual

17

Page 18: Makalah Hadits Mengenai Larangan Dalam Jual Beli

kepada orang desa?". Ibnu Abbas menjawab: Janganlah menjadi makelar (perantara).

Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut riwayat Bukhari. 27

Hadits ini menunjukkan tidak dibolehkannya orang kota menjual barang orang desa,

tanpa ada perbedaan antara orang-orang yang berkerabat ataupun bukan, baik dimasa mahal

ataupun dimasa murah. Baik barang yang diperlukan oleh penduduk kota ataupun tidak, baik

dijual secara diangsur atau tunai.

Golongan hanafiyah berpendapat, bahwasannya larangan ini khusus di zaman mahal

dan khusus pula dengan barang-barang yang dibutuhkan penduduk kota.

Menurut Syafi’iah dan Hambalilah, bahwa yang dilarang itu, ialah seorang penduduk desa

datang ke kota membawa barang dengan maksud penjualannya dengan harga hari itu. Seorang

penduduk kota (pasar) mengatakan: “letakanlah barang ini padaku, akan kujual berangsur-

angsur dengan harga yang lebih mahal dari harga hari ini.” Dan dikaitkan dengan orang desa,

ialah mereka yang tidak mengetahui harga pasar.

12. Larangan Menjual Atas Penjualan Orang Lain, Menawar Atas Tawaran Orang

Lain, Terkecuali Penjualan Secara Lelang

Ibnu Umar r.a menerangkan: “Janganlah kamu menjual atas penjualan saudaranya, dan

jangan meminang atas pinangan saudaranya, terkecuali kalau sudah ada izin.” (HR. Ahmad)

Menawarkan barang atas penawaran orang lain, adalah bila seseorang mengatakan

kepada si pembeli: Kembalikan barang tersebut, anda dapat membeli dari saya dengan harga

yang lebih murah, atau akan mendapatkan barang dengan kualitas yang lebih baik. Atau bisa

juga: Minta kembali barang tersebut, saya akan membelinya dengan harga yang lebih tinggi.

Kedua macam jenis transaksi di atas haram, jika antara para pihak sebelumnya telah terjadi

kesepakatan harga.28

13. Larangan Menerima Bayaran Untuk Hewan Pejantan

27 Imam Ibnu Hajar Al-Aqshalany, Bulughul Maram,Jual beli, hadits 62728 http://abuzubair.wordpress.com/2007/08/10/jual-beli-yang-dilarang-dalam-islam/

18

Page 19: Makalah Hadits Mengenai Larangan Dalam Jual Beli

Ibnu Umar r.a menerangkan:

“Nabi SAW melarang kita menerima harga mani (sperma) hewan pejantan (landuk)”. (HR.

Ahmad, Al-Bukhary, An Nasa’I)

( : - ع�ن� - وسلم عليه الله صلى ا�لل�ه� ول� س� ر� ن�ه�ى ال� ق� ا م� ع�ن�ه� ا�لل�ه� ي� ض� ر� ر� ع�م� ا�ب�ن� و�ع�ن�

ل� ( ح� �ل�ف� ا ب� ار�ي�  ع�س� �ل�ب�خ� ا اه� و� ر�

Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah S29hallallaahu 'alaihi wa Sallam

melarang mengupahkan persetubuhan binatang jantan. Riwayat Bukhari.

Hadits ini mengemukakan, bahwa sesungguhnya menjual air (mani) pejantan dan juga

menyewakannya itu hukumnya haram, soalnya ia tidak bisa dinilai, tidak bisa diketahui dan

tidak kuasa untuk diserahkan. Itulah pendapat jumhur dan juga pendapat ulama-ulama dari

kalangan madzha Syafi’i dan madzhab Hambali. Sedangkan Al Hasan dan Ibnu Sirin yang

mengutip pendapat Imam Malik mengatakan, bahwa sesungguhnya boleh menyewakan

pejantan untuk bersetubuh dalam jangka waktu tertentu.

14. Jual Beli Tanpa Menghadirkan Saksi

: وسلم عليه الله صلى ا�لل�ه� ول� س� ر� ع�ت� م� س� ال� ق� عنه الله رضي ع�ود� م�س� ا�ب�ن� و�ع�ن�

, ( و�: � أ ل�ع�ة� ا�لس= ب� ر� ول� ي�ق� ا م� و�ل� ال�ق� ف� Rب�ي=ن�ة ا م� ب�ي�ن�ه� ل�ي�س� ت�ب�اي�ع�ان� �ل�م� ا ت�ل�ف� ا�خ� إ�ذ�ا ول� ي�ق�

ك�ان� ( ,  ي�ت�ت�ار� اك�م� �ل�ح� ا ه� ح� ح� و�ص� ة� م�س� �ل�خ� ا اه� و� ر�

Ibnu Mas'ud Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallaahu

'alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila dua orang yang berjual beli berselisih, sedang di antara

mereka tidak ada keterangan yang jelas, maka perkataan yang benar ialah apa yang dikatakan

oleh pemilik barang atau mereka membatalkan transaksi." Riwayat Imam Lima. Hadits

shahih menurut Hakim. 30

29 Imam Ibnu Hajar Al-Aqshalany, Bulughul Maram,Jual beli, hadits 61330 Imam Ibnu Hajar Al-Aqshalany, Bulughul Maram,Jual beli, hadits 602

19

Page 20: Makalah Hadits Mengenai Larangan Dalam Jual Beli

Syihab Az-Zuhry mengatakan: “Bahwa pamannya menceritakan kepada Amrah

(pamannya tersebut adalah sahabat Nabi), bahwa Nabi telah membeli seekor kuda dari Arab

Badui (penghuni gurun), Nabi menemuinya untuk membayar harga kuda. Nabi berjalan cepat

sedang sang Badui berjalan lambat. Beberapa orang mencegat orang Badui dan menawar

kudanya. Mereka tidak mengetahui bahwa Nabi telah membelinya. Karena itu sang badui

memanggil Nabi dan berkata: Jika anda jadi membeli kuda ini, bayarlah, jika tidak aku akan

menjualnya kepada orang lain. Kala mendengar ucapan badui tersebut, Nabi mengatakan:

Bukankah kuda ini sudah saya beli? Badui menjawab: tidak. Demi Allah saya tidak

menjualnya kepada anda. Nabi berkata: aku benar-benar telah membelinya. Sang Badui

menjawab: Ajukanlah saksi. Khuzaimah berkata: Sayalah sakinya, bahwa engkau telah

menjualnya kepada Rasulullah. Mendengar itu Nabi mengatakan kepada Khuzaimah: dengan

cara apa engkau menjadi saksi? Khuzaimah menjawab: karena aku membenarkan anda, ya

Rasulullah. Nabi menjadikan kesaksian Khuzaimah sebagai saksi yang dilakukan oleh dua

orang.” (HR. Ahmad, An-Nasa’I, dan Abu Daud)

Yang dimaksud saksi ialah seperti yang difirmankan oleh Allah dalam Al-Qur’an: “Dan

persaksikanlah apabila kamu berjual beli.” Namun perintah tersebut tidak berkonotasi wajib,

melainkan sunnah.

Ada yang berpendapat, bahwa atay tersebut sudah dinaskh (dibatalkan) oleh firman

Allah ta’ala: “Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagia yang lain.” Ada pula yang

berpendapat, bahwa ayat tersebut tetap berlaku dan tidak dinaskh.

Asy-Syafi’y berkata: jika kehadiran saksi diperlukan pada saat transaksi jual beli

tentulah Rasulullah tidak akan membeli sesuatu dari seseorang tanpa ada saksi. Karenanya,

perintah Allah agar setiap perbuatan harus disaksikan oleh orang ketiga, merupakan perintah

sunat. Dengan perbuatan Nabi diatas, maka hukum wajib sudah dipalingkan menjadi hukum

sunat.

Kata Ath-Thabarany, tidak halal bagi seseorang Muslim mengadakan transaksi jual

beli, tanpa ada saksi, karena menyalahi kitabullah.

20

Page 21: Makalah Hadits Mengenai Larangan Dalam Jual Beli

Namun menurut Ibnu Araby, seluruh ulama sepakat bahwa kehadiran saksi bersifat sunat.31

15. Larangan Menjual Barang Sebelum Ditimbang Kembali

( : ت�ى: ح� ي�ب�ع�ه� ال� ف� Fط�ع�اما ى ت�ر� ا�ش� م�ن� ال� ق� وسلم عليه الله صلى ا�لل�ه� ول� س� ر� أ�ن� و�ع�ن�ه�

ل�مR  ي�ك�ت�ال�ه� ( م�س� و�اه� ر�

Jabir ibnu Abdullah berkata: “Nabi SAW, melarang kita menjual makanan sebelum disukat

(ditimbang) dua kali. Sukatan penjual dan sukatan pembeli.” (HR. Ibnu Majah dan Ad-

Daraquthni)32

Jumhur ulama berpendapat bahwa apabila seseorang membeli makanan dan telah

disukat, kemudian barang tersebut akan dijual kepada orang lain, maka hendaklah barang

tersebut disukatnya kembali, tidak boleh dicukupkan dengan sukatan pertama.

16. Larangan Penjualan Secara ‘Arbun

) ( : ب�ان� �ل�ع�ر� ا ب�ي�ع� ع�ن� وسلم عليه الله صلى ا�لل�ه� ول� س� ر� ن�ه�ى ال� ق� , و�ع�ن�ه� Rال�ك م� و�اه� ر�

, ب�ه�: ع�ي�ب� ش� ب�ن� ر�و ع�م� ع�ن� ب�ل�غ�ن�ي ال� ق�

Amar ibnu Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya berkata: “Nabi SAW, melarang

penjualan dengan lebih dahulu memberikan uang muka dan uang itu hilang, kalau pembelian

tidak diteruskan. (HR. Ahmad, An-Nasa’I, dan Abu Daud)33

Penjualan yang menyertai ‘arbun, ialah seseorang pembeli atau penyewa mengatakan: “Saya

berikan lebih dahulu uang muka kepada anda. Jika pembelian ini tidak jadi saya teruskan,

maka uang muka itu hilang, dan menjadi milik anda. Jika barang itu jadi dibeli maka uang

muka itu.

  17. Dua Bentuk Penjualan Dalam Satu Penjualan

31 Adib Bisri Musthafa, Nailul Authar Jilid V, (Semarang: CV. Asy Syifa, 1994), hlm. 521.32 Imam Ibnu Hajar Al-Aqshalany, Bulughul Maram,Jual beli, hadits 61733 Imam Ibnu Hajar Al-Aqshalany, Bulughul Maram,Jual beli, hadits 621

21

Page 22: Makalah Hadits Mengenai Larangan Dalam Jual Beli

) ( : ب�ي�ع�ة� ف�ي ب�ي�ع�ت�ي�ن� ع�ن� وسلم عليه الله صلى ا�لل�ه� ول� س� ر� ن�ه�ى ال� ق� اه�  و�ع�ن�ه� و� ر�

, , ب�ان�, ح� اب�ن� و� ذ�ي� م� ا�لت=ر� ه� ح� ح� و�ص� ائ�ي� الن�س� و� د� م� ) أ�ح� : ف�ي ب�ي�ع�ت�ي�ن� ب�اع� م�ن� د� د�او� ب�ي� و�أل�

) , ب�ا ا�لر= و�أ� ا م� ه� و�ك�س�

أ� ل�ه� ف� ب�ي�ع�ة�

Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam

melarang dua jual-beli dalam satu transaksi jual-beli. Riwayat Ahmad dan Nasa'i. Hadits

shahih menurut Tirmidzi.

Menurut riwayat Abu Dawud: Barangsiapa melakukan dua jual-beli dalam satu

transaksi, maka baginya harga yang murah atau ia termasuk riba'34

Abu Hurairah r.a berkata: “Barang siapa menjual dua penjualan dalam satu penjualan maka

baginya pembayaran yang kurang atau riba.” (HR. Abu Daud)

Imam Asy-Syfi’I mencontohkan penjualan ini sebagai berikut:

Si penjual menawarkan kepada pembeli, dengan harga Rp. 1.000,- tunai, ataupun

menjadi Rp. 2.000,- jika secara berhutang. Terserah kepada si pembeli untuk memilih.

Kemudian ada yang menafsirkan begini, si penjual menawarkan seorang budak dengan

harga tertentu, dengan syarat si pembeli menjual rumahnya kepadanya. Bila syarat ini diterima,

maka transaksi berlangsung.

diperhitungkan dari harga yang belum dibayar.

Menurut Atha’, boleh dijual dengan sukatan pertama, jika dijual dengan harga tunai.

Namun jika dijual secara hutang, harus disukat kembali.

Dhahir hadits ini menguatkan mazhab jumhur, yakni tidak ada perbedaan antara

penjualan tunai dengan penjualan hutang. Dan hal ini tidak berlaku mengenai barang makanan

yang dibeli secara bertumpuk.

18. Larangan Jual Beli Dimana Barang dan Pembayarannya Adalah Secara Tidak

Tunai

34 Imam Ibnu Hajar Al-Aqshalany, Bulughul Maram,Jual beli, hadits 618

22

Page 23: Makalah Hadits Mengenai Larangan Dalam Jual Beli

: , , وسلم عليه الله صلى ا�لل�ه� ول� س� ر� ال� ق� ال� ق� د=ه� ج� ع�ن� ب�يه�� أ ع�ن� ع�ي�ب� ش� ب�ن� ر�و� ع�م� و�ع�ن�

, , ل�ي�س�) ا م� ب�ي�ع� و�ال� م�ن� ي�ض� ل�م� ا م� ر�ب�ح� و�ال� ب�ي�ع� ف�ي ط�ان� ر� ش� و�ال� Rع�ب�ي و� Rل�ف س� ل� ي�ح� ال�

ن�د�ك� ( ,  ع� , , اك�م� ال�ح� و� ة� ي�م� ز� خ� اب�ن� و� ذ�ي� م� ا�لت=ر� ه� ح� ح� و�ص� ة� م�س� �ل�خ� ا اه� و� ر� .

Dari Amar Ibnu Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya Radliyallaahu 'anhu bahwa

Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Tidak dihalalkan meminjam dan

menjual, dua syarat dalam satu transaksi jual-beli, keuntungan yang belum dapat dijamin, dan

menjual sesuatu yang tidak engkau miliki." Riwayat Imam Lima. Hadits shahih menurut

Tirmidzi, Ibnu Khuzaimah dan Hakim.35

Bersumber dari Ibnu Umar r.a: “Sesungguhnya Nabi SAW melarang menjual (barang

yang belum ada) dengan pembayaran yang tidak tunai.” (HR. Imam Daruquthni)

Kalimat “menjual (barang yang belum ada) dengan pembayaran yang tidak tunai” ini,

kalau dalam riwayat yang diketengahkan oleh Imam hakim dari Abu Al Walid Hassan

berbunyi “menjual sesuatu yang tidak kontan dengan cara pembayaran yang tidak kontan

pula”. Demikianlah yang dikutip oleh Abu Ubaidah dan Imam Daruquthni dari ahli bahasa.

Sedangkan kalimat yang diriwayatkan oleh Al Baihaqi dari Nafi’ berbunyi: “menjual hutang

dengan hutang.”

Yang terang, hadits tersebut menunjukkan ketidak bolehan menjual barang secara

pinjaman dengan pembayaran secara pinjaman pula. Hal itu adalah berdasarkan kesepakatan

para ulama (ijma’), sebagaimana yang diceritakan oleh Imam Ahmad bin Hanbal. Sama

dengan hal tersebut adalah akad jual beli barang yang belum ada dengan pembayaran yang

tidak tunai.36

19. Larangan Menjual Barang yang Belum Dimiliki / Belum Jelas

( ع�ن� ن�ه�ى وسلم عليه الله صلى ا�لن�ب�ي� أ�ن� عنه الله رضي د�ر�ي= �ل�خ� ا ع�يد� س� ب�يأ� و�ع�ن�

, , �ل�ع�ب�د� ا اء� ر� ش� و�ع�ن� ا ه� وع� ر� ض� ف�ي ا م� ب�ي�ع� و�ع�ن� ع� ت�ض� ت�ى ح� �ن�ع�ام� ا�أل� ب�ط�ون� ف�ي ا م� اء� ر� ش�

35 Imam Ibnu Hajar Al-Aqshalany, Bulughul Maram,Jual beli, hadits 619

36 Adib Bisri Musthafa, Nailul Authar Jilid V, (Semarang: CV. Asy Syifa, 1994), hlm. 489.

23

Page 24: Makalah Hadits Mengenai Larangan Dalam Jual Beli

, , , و�ع�ن� ب�ض� ت�ق� ت�ى ح� ات� د�ق� ا�لص� اء� ر� ش� و�ع�ن� م� س� ت�ق� ت�ى ح� غ�ان�م� �ل�م� ا اء� ر� ش� و�ع�ن� Rآب�ق و� و�ه�

�ل�غ�ائ�ص� ( ا ب�ة� ر� ,  ض� , ع�يف ض� ن�اد� ب�إ�س� ق�ط�ن�ي� ا�لد�ار� و� ار� ال�ب�ز� و� ه� اج� م� ا�ب�ن� اه� و� ر�

Dari Abu Said al-Khudry Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa

Sallam melarang melakukan jual-beli anak yang masih berada dalam kandungan hewan

sebelum dilahirkan, susu yang masih berada dalam teteknya, seorang hamba yang melarikan

diri, harta rampasan yang belum dibagi, zakat yang belum diterima, da n hasil seorang

penyelam. Riwayat Ibnu Majah dan al-Bazzar. Daruquthni juga meriwayatkan dengan sanad

lemah.37

( : - - وسلم عليه الله صلى ا�لل�ه� ول� س� ر� ن�ه�ى ال� ق� ا م� ع�ن�ه� ا�لل�ه� ي� ض� ر� ع�ب�اس� ا�ب�ن� و�ع�ن�

) , , ع� ر� ض� ف�ي Rل�ب�ن و�ال� ر� ظ�ه� ع�ل�ى Rص�وف ي�ب�اع� و�ال� ت�ط�ع�م� ت�ى ح� Rة ر� ث�م� ت�ب�اع� اه�  أ�ن� و� ر�

, و� و�ه� ة� ل�ع�ك�ر�م� يل� اس� ر� �ل�م� ا ف�ي د� د�او� �ب�و أ ه� ج� ر� أ�خ� و� ق�ط�ن�ي� ا�لد�ار� و� ط� و�س�� ا�أل� ف�ي ان�ي� ا�لط�ب�ر�

, ي�. ق� �ل�ب�ي�ه� ا ه� ح� ج� و�ر� qو�ي ق� ن�اد� ب�إ�س� ع�ب�اس� ا�ب�ن� ع�ل�ى Fق�وفا�و م� Fضا�أ�ي ه� ج� ر� أ�خ� و� ح� اج� ا�لر�

Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam

melarang menjual buah-buahan hingga masak, bulu yang masih melekat di punggung (hewan

hidup), dan susu dalam tetek. Riwayat Thabrani dalam kitab al-Ausath. dan Daruquthni. Abu

Dawud meriwayatkan dalam hadits-hadits mursal ikrimah, ia juga meriwayatkan secara

mauquf dari Ibnu Abbas dengan sanad kuat yang diperkuat oleh Baihaqi. 38

Hakim ibn Hizam r.a berkata: “Saya berkata: Ya Rasulullah, seorang laki-laki datang

kepadaku, meminta aku menjual barang yang belum ada padaku. Kemudian baru aku

membelinya di pasar. Nabi SAW bersabda: “Jangan engkau jual apa yang tidak ada pada

engkau.” (HR. Ahmad, Abu Daud, An-Nasa’I, At-Turmudzy, dan Ibnu Majah)

Hadits ini masuk kedalam makna: menjual benda yang belum ada pada kita, ialah

menjual burung yang terlepas dari sangkar, yang lazimnya tidak kembali kesangkarnya. Jika

dia biasa kembali pada malam hari, maka menurut jumhur ulama tidak sah juga, terkecuali

lebah yang di pandang boleh oleh An-Nawawi.

20. Larangan mengadakan dua syarat dalam jual beli.

37 Imam Ibnu Hajar Al-Aqshalany, Bulughul Maram,Jual beli, hadits 64038 Imam Ibnu Hajar Al-Aqshalany, Bulughul Maram,Jual beli, hadits 642

24

Page 25: Makalah Hadits Mengenai Larangan Dalam Jual Beli

Contoh: Seseorang penjual mensyaratkan kepada pembeli agar tidak menjual barangnya

dan tidak menghibahkannya.

: , ن�ه�ى ظ� ب�ل�ف� ذ�ك�ور� �ل�م� ا ر�و ع�م� ع�ن� ة� ن�يف� ح� ب�يأ� اي�ة� ر�و� م�ن� د�يث� �ل�ح� ا ع�ل�وم� ف�ي ه� ج� ر� أ�خ� و�

Rغ�ر�يب و� و�ه� ط� و�س�� ا�أل� ف�ي ان�ي� ا�لط�ب�ر� ه� ج� ر� أ�خ� ه� �ل�و�ج� ا ذ�ا ه� و�م�ن� ط� ر� و�ش� ب�ي�ع� ع�ن�

Hadits tersebut juga dikeluarkan dari kitab Ulumul Hadits riwayat Abu Hanifah dari

'Amr dengan lafaz: "Rasulallah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam melarang berjual-beli dengan

syarat." Dari jalur ini Thabrani meriwayatkan hadts ini dalam kitab al-Ausath dan ia termasuk

hadits gharib.39

21. Larangan menimbun barang ketika orang-orang sedang membutuhkan.

: ال� ق� وسلم عليه الله صلى ا�لل�ه� ول� س� ر� ع�ن� عنه الله رضي ا�لل�ه� ع�ب�د� ب�ن� ر� ع�م� م� و�ع�ن�

) (Rاط�ئ خ� إ�ال� ت�ك�ر� ي�ح� ل�مR  ال� م�س� و�اه� ر�

Dari Ma'mar Ibnu Abdullah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi

wa Sallam bersabda: "Tidak akan menimbun (barang) kecuali orang yang berdosa." Riwayat

Muslim. 40

22. Larangan Menjual Barang di Tempat Kita Membeli

, ( : ي�ن�ي ل�ق� ب�ت�ه� ت�و�ج� ا�س� ا ل�م� ف� وق� ا�لس� ف�ي Fتا�ي ز� �ب�ت�ع�ت� ا ال� ق� ا م� ع�ن�ه� ا�لل�ه� ي� ض� ر� ر� ع�م� ا�ب�ن� و�ع�ن�

ن� م� Rل ج� ر� ذ� أ�خ� ف� ، ل� ج� ا�لر� ي�د� ع�ل�ى ر�ب� أ�ض� أ�ن� د�ت� ر�أ� ف� ،Fنا س� ح� Fحا�ر�ب ب�ه� أ�ع�ط�ان�ي ف� Rل ج� ر�

: , , ه� وز� ت�ح� ت�ى ح� �ب�ت�ع�ت�ه� ا ي�ث� ح� ت�ب�ع�ه� ال� ال� ق� ف� ث�اب�ت� ب�ن� ي�د� ز� و� ه� إ�ذ�ا ف� ت� ال�ت�ف� ف� اع�ي، ب�ذ�ر� ي ل�ف� خ�

, ; ت�ب�ت�اع� ي�ث� ح� ل�ع� ا�لس= ت�ب�اع� أ�ن� ن�ه�ى وسلم عليه الله صلى ا�لل�ه� ول� س� ر� إ�ن� ف� ل�ك� ح� ر� إ�ل�ى

) م� ال�ه� ر�ح� إ�ل�ى ار� ا�لت�ج� ا ه� وز� ي�ح� ت�ى ,  ح� , �ب�ن� ا ه� ح� ح� و�ص� ل�ه� ظ� و�الل�ف� د� د�او� �ب�و أ و� د� م� أ�ح� اه� و� ر�

اك�م� ال�ح� و� ب�ان� ح�

Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku pernah membeli minyak di pasar dan

ketika minyak itu telah menjadi hak milikku aku bertemu dengan seseorang yang akan

membelinya dengan keuntungan yang baik. Ketika aku hendak mengiyakan tawaran orang

tersebut, ada seseorang dari belakang yang memegang lenganku. Aku berpaling dan ternyata

ia adalah Zaid Ibnu Tsabit. Lalu ia berkata: Jangan menjualnya di tempat engkau membeli, 39 Imam Ibnu Hajar Al-Aqshalany, Bulughul Maram,Jual beli, hadits 62040 Imam Ibnu Hajar Al-Aqshalany, Bulughul Maram,Jual beli, hadits 633

25

Page 26: Makalah Hadits Mengenai Larangan Dalam Jual Beli

sampai engkau membawanya ke tempatmu, sebab Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam

melarang menjual barang di tempat barang itu dibeli sampai para pedagang membawanya ke

tempat mereka. Riwayat Ahmad dan Abu Dawud dengan lafadz menurutnya. Hadits shahih

menurut Ibnu Hibban dan Hakim. 41

Selain dari itu nabi juga melarang umatnya untuk:

Mengurangi takaran dan timbangan.

Mengambil ribh maa lam yadhman (keuntungan yang muncul dari barang yang bukan miliknya). Ini termasuk ghasb.

Larangan melariskan dagangan dengan sumpah palsu.

Larangan melimpah-ruahkan harta dan menyebarkannya ke beberapa tempat yang biasanya membuat seseorang sibuk dan lalai dari mengingat Allah Azza wa Jalla.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penjelasan diatas sangatlah jelas mengenai larangan-larangan dalam jual beli, banyak

hadits-hadits yang memuat penjelasan tentang larangan dalam jual beli. Setiap apa yang

dilarang oleh Allah SWT dan Rasul-Nya tentunya membawa kemaslahatan bagi kehidupan di

dunia dan kelak nanti di akhirat, karena di dalam Al-Qur’an Surat Al-Hasyr ayat 7 sudah jelas

di sebutkan, “Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah, dan apa yang dilarangnya

bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah sangat keras

hukumannya.”

Hikmah dan anjuran jual bli

41 Imam Ibnu Hajar Al-Aqshalany, Bulughul Maram,Jual beli, hadits 622

26

Page 27: Makalah Hadits Mengenai Larangan Dalam Jual Beli

Adapun hikmah dibolehkannya jual-beli itu adalah menghindarkan manusia dari

kesulitan dalam bermuamalah dengan hartanya. Seseorang memiliki harta di tangannya, namun

dia tidak memerlukannya. Sebaliknya dia memerlukan suatu bentuk harta, namun harta yang

diperlukannya itu ada ditangan orang lain. Kalau seandainya orang lain yang memiliki harta

yang diingininya itu juga memerlukan harta yang ada di tangannya yang tidak diperlukannya

itu, maka dapat berlaku usaha tukar menukar yang dalam istilah bahasa Arab disebut jual beli.

DAFTAR PUSTAKA

Mardani. 2011. Ayat-ayat dan Hadis Ekonomi Syariah. Jakarta: Rajawali Press.

Mashur khar. 1992. bulughul maram buku pertama. jakarta:PT rineka cipta.

Syarifuddin amir.2003. Garis Garis Besar Fiqh. jakarta: kencana.

Adiwarman Karim.2008. Ekonomi Mikro Islam. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Ibnu Hajar al-Asqolani.2002 Op.cit.Jakarta:Dar al-Kutub al-Islamiyah.

Ensiklopedi Larangan menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah, terj. Abu Ihsan al-Atsari

(Pustaka Imam Syafi’i.2006

Yusuf Qaradhawi.2007. Halal dan haram .Bandung: Jabal.

Abu Syuja’ Ahmad Bin Husein.2004. Matan ghayan wa taqrib. Surabaya: Al-Miftah

Adib Bisri Musthafa, Nailul Authar Jilid V, (Semarang: CV. Asy Syifa, 1994)

http://abuzubair.wordpress.com/2007/08/10/jual-beli-yang-dilarang-dalam-islam/

27

Page 28: Makalah Hadits Mengenai Larangan Dalam Jual Beli

28