Top Banner
Makalah Geografi “Bencana Alam, Kebakaran Hutan di Riau” Disusun oleh Shinta Dwi Suci Ramdani Kelas X MIPA 1 i
25

Makalah Geografi Lengkap.docx

Feb 19, 2016

Download

Documents

Geografi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Makalah Geografi Lengkap.docx

Makalah Geografi

“Bencana Alam, Kebakaran Hutan di Riau”

Disusun oleh

Shinta Dwi Suci Ramdani

Kelas X MIPA 1

Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sumber

Cirebon

2015

i

Page 2: Makalah Geografi Lengkap.docx

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat

dan karunia-Nya penulis dapat menyusun Makalah Geografi “Bencana Alam,

Kebakaran Hutan di Riau” ini, tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan

hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan dan hambatan

itu bisa teratasi. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah

ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada

makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran diperlukan untuk memperbaiki dan

membangun penulis. Kritik yang membangun dari pembaca sangat penulis

harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat

memberikan manfaat bagi kita semua.

Cirebon, November 2015

Penulis

ii

Page 3: Makalah Geografi Lengkap.docx

DAFTAR ISI

DAFTAR

ISI.................................................................................................iii

BAB I

PENDAHULUAN............................................................................1

1.1 Latar

Belakang..................................................................................1

1.2 Identifikasi

Masalah..........................................................................2

1.3

Tujuan................................................................................................2

BAB II

ISI…….............................................................................................3

2.1 Pengertian

Hutan…………………………………………………3

2.2 Kebakaran

Hutan………………………………………………...3

2.3 Kebakaran Hutan dan Geografi

Riau..............................................5

2.4 Dampak Kebakaran Hutan………................................................ 7

2.5 Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran

Hutan........................10

BAB III

KESIMPULAN………………………………………………….13

DAFTAR

PUSTAKA..................................................................................14

iii

Page 4: Makalah Geografi Lengkap.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang memiliki wilayah hutan

terluas di dunia setelah Brazil dan Zaire. Hal ini merupakan suatu kebanggaan

bagi bangsa Indonesia karena dilihat dari manfaatnya hutan adalah sebagai paru-

paru dunia, pengatur aliran air, pencegah erosi dan banjir serta dapat menjaga

kesuburan tanah. Selain itu, hutan dapat memberikan manfaat ekonomis sebagai

penyumbang devisa bagi kelangsungan pembangunan di Indonesia. Hutan yang

seharusnya dijaga dan dimanfaatkan secara optimal dengan memperhatikan aspek

kelestarian kini telah mengalami kerusakan yang cukup mencenangkan.

Penyebab utama kerusakan hutan adalah kebakaran hutan. Kebakaran hutan

terjadi karena kemarau yang ekstrim dan karena manusia yang mengubah hutan

untuk perkebunan dan pertanian. Selain itu, kebakaran didukung oleh pemanasan

global yang memberikan kondisi ideal untuk terjadinya kebakaran hutan.

Propinsi Riau berpotensi rawan bencana alam, seperti banjir, abrasi, longsor,

kebakaran hutan, gempa tektonik dan vulkanik dan lain-lain. Bencana alam

kebakaran hutan dan lahan (gambut) bukan saja berakibat kepada menurunnya

kualitas udara di Provinsi Riau yang buruk, sehingga berdampak kepada

kesehatan, juga telah mengganggu penerbangan serta hubungan baik dengan

negara tetangga. Asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau telah

mencapai Singapura dan Malaysia. Oleh karena itu, upaya meminimalisir

kebakaran hutan dan lahan perlu menjadi prioritas penangan bencana di Provinsi

Riau.

Selama periode 2009 – 2013, jumlah titik api yang terjadi di Provinsi Riau

meningkat. Pada tahun 2009, konsentrasi titik api berada di Kabupaten Rokan

Hilir, Bengkalis dan Pelalawan. Pada tahun 2012 dan 2013 titik api di tiga

kabupaten relatif tidak berkurang, dua kabupaten lainnya, yaitu Indragiri Hulu dan

Indragiri Hilir jumlah titik api cenderung meningkat. Pada tahun 2014 (Januari-

1

Page 5: Makalah Geografi Lengkap.docx

Maret), titik api di Riau berjumlah ribuan, sehingga menjadikan Riau Bencana

Asap, sehingga menyebabkan kerugian yang besar dari segala aspek, baik materi

maupun non materi yang secara nyata dapat dilihat dari aspek lingkungan dan

kesehatan.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Mengetahui pengertian hutan dan manfaatnya

2. Mengetahui pengertian kebakaran hutan dan penyebabnya

3. Mengetahui keterkaitan kebakaran hutan dengan geografi Riau

4. Mengetahui dampak kebakaran hutan

5. Mengetahui pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan

1.3 Tujuan Makalah

Tujuannya dibuat makalah ini adalah untuk menambah wawasan pembaca

mengenai bencana alam, khususnya kebakaran hutan. Informasi yang ingin

penulis sampaikan adalah mengenai manfaat hutan, kebakaran hutan, meliputi

penyebabnya, keterkaitannya dengan Geografi Riau, dampak dari kebakaran

hutan, dan pencegahan serta penanggulangan dari kebakaran hutan tersebut.

Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat memperkaya informasi pembaca

dan prinsipnya dapat digunakan atau diterapkan ke dalam aplikasi yang nyata.

2

Page 6: Makalah Geografi Lengkap.docx

BAB II

ISI

2.1 Pengertian Hutan

Hutan adalah kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya

alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya,

yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan (Undang undang Nomor 41

Tahun 1999 tentang Kehutanan). Sedangkan menurut Ensiklopedia Indonesia,

hutan adalah suatu areal yang dikelola untuk produksi kayu dan hasil hutan

lainnya dipelihara bagi keuntungan tidak langsung atau dapat pula bahwa hutan

sekumpulan tumbuhan yang tumbuh bersama. Manfaat hutan antara lain, sebagai

kekayaan keanekaragaman hayati yang tinggi, sebagai paru-paru dunia, sebagai

pengatur aliran air, pencegah erosi dan banjir serta menjaga kesuburan tanah.

Gambar 1. Hutan di Riau

2.2 Kebakaran Hutan

Kebakaran hutan adalah sebuah kebakaran yang terjadi di alam liar, tetapi

juga dapat memusnahkan rumah-rumah dan lahan pertanian disekitarnya. Istilah

kebakaran hutan di dalam Ensiklopedia Kehutanan Indonesia disebut juga Api

Hutan. Api Hutan adalah api liar yang terjadi di dalam hutan yang membakar

sebagian atau seluruh komponen hutan. Dikenal ada 3 macam kebakaran hutan

yang dapat dijelaskan sebagai berikut

a. Api Permukaan atau Kebakaran Permukaan, yaitu kebakaran yang terjadi

pada lantai hutan dan membakar seresah, kayu-kayu kering dan tanaman

3

Page 7: Makalah Geografi Lengkap.docx

bawah. Sifat api permukaan cepat merambat, nyalanya besar dan panas,

namun cepat padam. Dalam kenyataannya semua tipe kebakaran berasal dari

api permukaan.

b. Api Tajuk atau Kebakaran Tajuk, yaitu kebakaran yang membakar seluruh

tajuk tanaman pokok terutama pada jenis-jenis hutan yang daunnya mudah

terbakar. Apabila tajuk hutan cukup rapat, maka api yang terjadi cepat

merambat dari satu tajuk ke tajuk yang lain. Hal ini tidak terjadi apabila

tajuk-tajuk pohon penyusun tidak saling bersentuhan.

c. Api Tanah adalah api yang membakar lapisan organik yang dibawah lantai

hutan. Oleh karena sedikit udara dan bahan organik ini, kebakaran yang

terjadi tidak ditandai dengan adanya nyala api. Penyebaran api juga sangat

lambat, bahan api tertahan dalam waktu yang lama pada suatu tempat.

Kebakaran dan pembakaran merupakan sebuah kata dengan kata dasar yang

sama tetapi mempunyai makna yang berbeda. Kebakaran indentik dengan

kejadian yang tidak disengaja sedangkan pembakaran identik dengan kejadian

yang sengaja diinginkan tetapi tindakan pembakaran dapat juga menimbulkan

terjadinya suatu kebakaran.

Gambar 2. Kebakaran Hutan

Kebakaran-kebakaran yang sering terjadi digeneralisasi sebagai kebakaran

hutan, padahal sebagian besar (99,9%) kebakaran tersebut adalah pembakaran

yang sengaja dilakukan maupun akibat kelalaian, baik oleh peladang berpindah

ataupun oleh pelaku binis kehutanan atau perkebunan, sedangkan sisanya (0,1%)

4

Page 8: Makalah Geografi Lengkap.docx

adalah karena alam (petir, larva gunung berapi). Pembakaran selain dianggap

mudah dan murah juga menghasilkan bahan mineral yang siap diserap oleh

tumbuhan. Banyaknya jumlah bahan bakar yang dibakar di atas lahan akhirnya

akan menyebabkan asap tebal dan kerusakan lingkungan yang luas.

Kebakaran hutan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain sebagai

berikut

a. Sambaran petir pada hutan yang kering karena musim kemarau yang

panjang.

b. Kecerobohan manusia antara lain membuang puntung rokok sembarangan

dan lupa mematikan api di perkemahan.

c. Aktivitas vulkanis, seperti terkena aliran lahar atau awan panas dari

letusan gunung berapi.

d. Tindakan yang disengaja seperti untuk membersihkan lahan pertanian atau

membuka lahan pertanian baru dan tindakan vandalisme.

e. Kebakaran di bawah tanahm pada daerah tanah gambut yang dapat

menyulut kebakaran di atas tanah pada saat musim kemarau.

2.3 Kebakaran Hutan dan Geografi Riau

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru

mengatakan ada 186 titik panas yang terdeteksi, yaitu di wilayah Pelalawan (60

titik), Siak (11), Indragiri Hilir (45), Indragiri Hulu (54), Dumai (6), Bengkalis

(5), Siak (11), Kampar (3). Dari 186 titik panas itu, yang diindikasikan ada api,

yaitu di Bengkalis (3), Dumai (4), Pelalawan (40), Kampar (2), Siak (9), Indragiri

Hilir (33), dan Indragiri Hulu (47). Ancaman kebakaran hutan semakin meningkat

karena cuaca wilayah Provinsi Riau kering.

Beberapa wilayah Indonesia terkena hujan, termasuk Sumatera Selatan,

Jawa bagian Barat, dan sebagian wilayah Kalimantan. Namun, ketika wilayah-

wilayah itu hujan, wilayah Riau justru kering. Bahkan, Badan Meteorologi,

Klimatologi, dan Geofisika memperkirakan kekeringan bertambah pada bulan

Agustus. Sehingga potensi kebakaran hutan di Riau akan meningkat. Luas

5

Page 9: Makalah Geografi Lengkap.docx

cakupan wilayah yang dilanda kebakaran sekitar 240 hektare lahan yang dilalap

api. Sejauh ini, upaya pemadaman masih berlangsung.

Gambar 3. Titik Api di Riau

Riau sangat berpotensi terjadinya pembakaran hutan dan lahan karena

kondisi geografis Riau yang sangat memungkinkan. Pada 6 Mei 2015,

Beritasatu.com mengabarkan bahwa sebanyak 169 desa di 40 kecamatan dan

delapan kabupaten atau kota di Riau rawan kebakaran hutan karena faktor iklim,

kondisi geografis, tata ruang, dan sosial ekonomi. Kepala Badan Lingkungan

Hidup Provinsi Riau, Yulwiriati Moesa, dalam acara diskusi terbatas di Pekanbaru

menyebutkan, kedelapan kabupaten/kota tersebut adalah Siak, Rokan Hilir,

Kepulauan Meranti, Bengkalis, Indragiri Hilir, Dumai, Indragiri Hulu, dan

Pelalawan.

Faktor pemicu kebakaran hutan dan lahan dari faktor iklim dan kondisi

geografis adalah dominasi lahan gambut seluas 5,7 juta hektare atau 56,1 persen

6

Page 10: Makalah Geografi Lengkap.docx

total gambut di Sumatera, cuaca ekstrim akibat curah rendah dan suhu tinggi,

adanya kanalisasi lahan gambut berlebihan, serta pola pemukiman dan pembukaan

lahan pertanian yang sporadis. Sedangkan faktor pemicu dari aspek tata ruang dan

sosial ekonomi adalah belum ditetapkannya RT dan RW di Provinsi Riau,

pembukaan lahan pertanian oleh masyarakat dan perusahaan dengan membakar

hutan, serta pesatnya usaha perkebunan kelapa sawit.

Dampak dari kebakaran hutan itu adalah berkurangnya sumber daya hutan

dan lahan gambut, menurunnya kesuburan tanah, menurunnya keanekaragaman

hayati, memburuknya kualitas udara, serta terjadinya gangguan kesehatan

khususnya masalah pernapasan.Selanjutnya, terganggunya aktivitas sosial dan

perekonomian, transportasi, serta belajar mengajar dan berpotensi mengganggu

hubungan bilateral dengan negara tetangga karena polusi asap lintas batas.

Untuk mengatasi kebakaran hutan, pemerintah daerah Provinsi Riau telah

menerapkan beberapa upaya pengendalian kebakaran hutan, di antaranya

pembentukan dan pembinaan kapasitas pusdalarhutla, instruksi gubernur untuk

pengendalian kebakaran hutan, maklumat Gubernur, Kajati, Kapolda dan

Dandem, komitmen 12 wali kota/bupati se-Provinsi Riau, serta penerapan posko

siaga darurat bencana asap.

2.4 Dampak Kebakaran Hutan

Kebakaran hutan akhir-akhir ini menjadi perhatian internasional sebagai isu

lingkungan dan ekonomi khususnya setelah terjadi kebakaran besar di berbagai

belahan dunia. Dampak kebakaran hutan terhadap lingkungan biologis, yaitu

segala sesuatu di sekitar manusia yang berupa organisme hidup selain dari

manusia itu sendiri seperti hewan, tumbuhan, dan decomposer.

Kebakaran hutan akan memusnahkan sebagian spesies dan merusak

kesimbangan alam sehingga spesies-spesies yang berpotensi menjadi hama tidak

terkontrol. Selain itu, terbakarnya hutan akan membuat hilangnya sejumlah

spesies; selain membakar aneka flora, kebakaran hutan juga mengancam

kelangsungan hidup sejumlah binatang. Berbagai spesies endemik (tumbuhan

maupun hewan) terancam punah akibat kebakaran hutan. Selain itu, kebakaran

7

Page 11: Makalah Geografi Lengkap.docx

hutan dapat mengakibatkan terbunuhnya satwa liar dan musnahnya tanaman baik

karena kebakaran, terjebak asap atau rusaknya habitat. Kebakaran juga dapat

menyebabkan banyak spesies endemik/khas di suatu daerah turut punah sebelum

sempat dikenali/diteliti.

Gambar 4. Lahan yang Terbakar

Kebakaran hutan akan mengakibatkan banyak binatang akan kehilangan

tempat tinggal yang digunakan untuk berlindung serta tempat untuk mencari

makan. Dengan demikian, hewan yang tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan

baru setelah terjadinya kebakaran tersebut akan mengalami penurunan jumlah

bahkan dapat mengalami kepunahan. Sementara itu, kehidupan tumbuhan

berhubungan erat dengan hutan yang merupakan tempat hidupnya. Kebakaran

hutan dapat mengakibatkan berkurangnya vegetasi tertentu. Terjadinya kebakaran

hutan akan menghilangkan vegetasi di atas tanah, sehingga apabila terjadi hujan

maka hujan akan langsung mengenai permukaan atas tanah, sehingga

mendapatkan energi pukulan hujan lebih besar, karena tidak lagi tertahan oleh

vegetasi penutup tanah. Kondisi ini akan menyebabkan rusaknya struktur tanah.

Kebakaran hutan membawa dampak yang besar pada keanekaragaman

hayati. Hutan yang terbakar berat akan sulit dipulihkan karena struktur tanahnya

mengalami kerusakan. Hilangnya tumbuh-tumbuhan menyebabkan lahan terbuka,

sehingga mudah tererosi, dan tidak dapat lagi menahan banjir. Karena itu setelah

hutan terbakar, sering muncul bencana banjir pada musim hujan di berbagai

daerah yang hutannya terbakar. Kerugian akibat banjir tersebut juga sulit

diperhitungkan.

8

Page 12: Makalah Geografi Lengkap.docx

Gambar 5. Orang utan tetap belajar di alam bebas meski terkena asap akibat

kebakaran hutan

Kebakaran hutan dapat membunuh organisme (makroorganisme dan

mikroorganisme) tanah yang bermanfaat dalam meningkatkan kesuburan tanah.

Makroorganisme tanah misalnya: cacing tanah yang dapat meningkatkan aerasi

dan drainase tanah, dan mikroorganisme tanah, misalnya mikoriza (jamur) yang

dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara P, Zn, Cu, Ca, Mg, dan Fe akan

terbunuh. Selain itu, bakteri penambat (fiksasi) nitrogen pada bintil-bintil akar

tumbuhan Leguminosae juga akan mati sehingga laju fiksasi ntrogen akan

menurun. Mikroorganisme, seperti bakteri dekomposer yang ada pada lapisan

serasah saat kebakaran pasti akan mati. Dengan temperatur yang melebihi normal

akan membuat mikroorganisma mati, karena sebagian besar mikroorganisma

tanah memiliki adaptasi suhu yang sempit. Namun demikian, apabila

mikroorganisme tanah tersebut mampu bertahan hidup, maka ancaman berikutnya

adalah terjadinya perubahan iklim mikro yang juga dapat membunuhnya. Dengan

terbunuhnya mikroorganisme tanah dan dekomposer seperti telah dijelaskan di

atas, maka akan mengakibatkan proses humifikasi dan dekomposisi menjadi

terhenti.

Kebakaran hutan biasanya menimbulkan dampak langsung terhadap

kematian populasi dan organisme tanah serta dampak yang lebih signifikan lagi

yaitu merusak habitat dari organisme itu sendiri. Perubahan suhu tanah dan

hilangnya lapisan serasah, juga bisa menyebabkan perubahan terhadap

karakteristik habitat dan iklim mikro. Kebakaran hutan menyebabkan bahan

9

Page 13: Makalah Geografi Lengkap.docx

makanan untuk organisme menjadi sedikit, kebanyakan organisme tanah mudah

mati oleh api dan hal itu dengan segera menyebabkan perubahan dalam habitat,

hal ini kemungkinan menyebabkan penurunan jumlah mikroorganisme yang

sangat besar dalam habitat. Efek negatif ini biasanya bersifat sementara dan

populasi organisme tanah akhirnya kembali menjadi banyak lagi dalam beberapa

tahun.

Menteri Kesehatan menyatakan bahwa kebakaran hutan menimbulkan

polutan udara yang dapat menyebabkan penyakit dan membahayakan kesehatan

manusia. Berbagai pencemar udara yang ditimbulkan akibat kebakaran hutan,

misalnya debu dengan ukuran partikel kecil, gas berbahaya dan lain-lain dapat

menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan manusia, antara lain infeksi

saluran pernafasan, sesak nafas, iritasi kulit, iritasi mata, dan lain-lain. Selain itu

juga dapat menimbulkan gangguan jarak pandang/ penglihatan, sehingga dapat

menganggu semua bentuk kegiatan di luar rumah.

Gambar 6. Asap di Riau yang dilanda kebakaran diperkirakan mencakup 240

hektare.

2.5 Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Hutan

Upaya untuk menangani kebakaran hutan ada dua macam, yaitu penanganan

yang bersifat represif dan penanganan yang bersifat preventif. Penanganan

kebakaran hutan yang bersifat represif adalah upaya yang dilakukan oleh berbagai

pihak untuk mengatasi kebakaran hutan setelah kebakaran hutan itu terjadi.

Penanganan jenis ini, contohnya adalah pemadaman, proses peradilan bagi pihak-

10

Page 14: Makalah Geografi Lengkap.docx

pihak yang diduga terkait dengan kebakaran hutan (secara sengaja), dan lain-lain.

Upaya penanggulangan diantaranya adalah

(a) Memberdayakan posko-posko kebakaran hutan di semua tingkat, serta

melakukan pembinaan mengenai hal-hal yang harus dilakukan selama

siaga I dan II.

(b) Mobilitas semua sumberdaya (manusia, peralatan & dana) di semua

tingkatan, baik di jajaran Departemen Kehutanan maupun instansi lainnya,

maupun perusahaan-perusahaan.

(c) Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait di tingkat pusat

(d) Meminta bantuan luar negeri untuk memadamkan kebakaran, antara lain

pasukan Bomba dari Malaysia untuk kebakaran di Riau, Jambi, Sumsel

dan Kalbar; bantuan pesawat AT 130 dari Australia dan Herkulis dari USA

untuk kebakaran di Lampung; Bantuan masker, obat-obatan dan

sebagainya dari negara-negara Asean, Korea Selatan, Cina dan lain-lain.

Sementara itu, penanganan yang bersifat preventif adalah setiap usaha,

tindakan atau kegiatan yang dilakukan dalam rangka menghindarkan atau

mengurangi kemungkinan terjadinya kebakaran hutan. Jadi penanganan yang

bersifat preventif ini ada dan dilaksanakan sebelum kebakaran terjadi. Selama ini,

penanganan yang dilakukan pemerintah dalam kasus kebakaran hutan, baik yang

disengaja maupun tidak disengaja, lebih banyak didominasi oleh penanganan yang

sifatnya represif. Upaya pencegahan diantaranya adalah

(a) Memantapkan kelembagaan dengan membentuk Direktorat Kebakaran

Hutan

(b) Melengkapi pedoman dan petunjuk teknis pencegahan dan

penanggulangan kebakaran hutan;

(c) Melengkapi peralatan pencegah dan pemadam kebakaran hutan;

(d) Melakukan pelatihan pengendalian kebakaran hutan bagi aparat

pemerintah dan masyarakat sekitar hutan;

(e) Kampanye dan penyuluhan tebtang pengendalian kebakaran hutan

11

Page 15: Makalah Geografi Lengkap.docx

Gambar 7. Proses Pemadaman Kebakaran

12

Page 16: Makalah Geografi Lengkap.docx

BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, dapat diperoleh kesimpulan

sebagai berikut

a. Hutan merupakan sumberdaya alam yang tidak ternilai harganya karena

didalamnya terkandung keanekaragaman hayati sebagai sumber plasma

nutfah, sumber hasil hutan kayu dan non-kayu, pengatur tata air, pencegah

banjir dan erosi serta kesuburan tanah, dan sebagainya karena itu

pemanfaatan dan perlindungannya diatur oleh undang-undang dan

peraturan pemerintah.

b. Kebakaran merupakan salah satu bentuk gangguan terhadap sumberdaya

hutan dan akhir-akhir ini makin sering terjadi. Kebakaran hutan

menimbulkan kerugian yang sangat besar dan dampaknya sangat luas,

bahkan melintasi batas negara. Di sisi lain upaya pencegahan dan

pengendalian yang dilakukan selama ini masih belum memberikan hasil

yang optimal. Oleh karena itu perlu perbaikan secara menyeluruh,

terutama yang terkait dengan penegakkan hukum oleh pemerintah bagi

para pelaku penyebab kebakaran hutan.

c. Riau rawan kebakaran hutan karena faktor iklim, kondisi geografis, tata

ruang, dan sosial ekonomi. Faktor pemicu kebakaran hutan dan lahan dari

faktor iklim dan kondisi geografis adalah dominasi lahan gambut seluas

5,7 juta hektare atau 56,1 persen total gambut di Sumatera, cuaca ekstrim

akibat curah rendah dan suhu tinggi, adanya kanalisasi lahan gambut

berlebihan, serta pola pemukiman dan pembukaan lahan pertanian yang

sporadis.

13

Page 17: Makalah Geografi Lengkap.docx

DAFTAR PUSTAKA

BBC Indonesia. 2015. Bayi Orang Utan Sakit Akibat Asap Kebakaran Hutan.

http://www.bbc.com/indonesia/majalah/2015/10/151006_majalah_lingkung

an_satwaasap Diakses 15 November 2015

BBC Indonesia. 2015. Ratusan Titik Api Bermunculan di Riau. 2015.

http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2014/07/140723_indonesia

hotspot Diakses 15 November 2015

Himka. 2015. Kebakaran Hutan.

https://himka1polban.wordpress.com/chemlib/makalah/makalah-kebakaran-

hutan/ Diakses 15 November 2015

Tribun Pekanbaru. 2014. Presiden Tahu Keunggulan Hutan di Riau.

http://pekanbaru.tribunnews.com/2014/12/11/presiden-tahu-keunggulan-

hutan-di-riau Diakses 15 November 2015

WRI. 2015. Kobaran Api Indonesia: Sebuah Pertanda Buruk Mengawali Musim

Kemarau di Riau. http://www.wri.org/blog-tags/8706 Diakses 15 November

2015

WWF. 2015. 90 Persen Kebakaran Hutan Terjadi di Riau.

http://www.wwf.or.id/en/news_facts/new_articles/?5120/2005-90-Persen-

Kebakaran-Hutan-Terjadi-di-Riau Diakses 15 November 2015

Yanti, Irma. 2015. Kebakaran Hutan.

http://makalahsekolah.com/2015/05/14/karya-ilmiah-tentang-kebakaran-

hutan/ Diakses 15 November 2015

14