Dosen : Dra. Eni Z ,MSi Dra. Marlina K, MM Tugas : Makalah Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Fungsi Strategis Manajemen Sumber Daya Manusia Disusun oleh : Muhammad A Hakim 06.0101.0092 Aprillia Dian Nugraheni 10.0101.0026 Amalia Tifani 10.0101.0058 Desy Setyaningrum 10.0101.0005 Karuniawati 10.0101.0025 PROGRAM STUDI EKONOMI MANAJEMEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Dosen : Dra. Eni Z ,MSi Dra. Marlina K, MM
Tugas : Makalah Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Fungsi Strategis Manajemen Sumber DayaManusia
Disusun oleh :
Muhammad A Hakim 06.0101.0092
Aprillia Dian Nugraheni 10.0101.0026
Amalia Tifani 10.0101.0058
Desy Setyaningrum 10.0101.0005
Karuniawati 10.0101.0025
PROGRAM STUDI EKONOMI MANAJEMEN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2010
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat
dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena
itu penulis mengharapakan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu dalam penulisan makalah ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Yaitu kepada :
1.Ibu Dra. Eni Z, M.Si dan Dra. Marlina K, MM. Selaku dosen mata kuliah Pengantar Bisnis Manajeman.
2. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan berupa do'a dan materi.
3. Rekan - rekan kelompok ini atas kerjasamanya bersama- sama membantu mengerjakan makalah ini, sehingga makalah ini dapat terselesaikan .
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Magelang, 13 Desember 2010
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………….. 1
KATA PENGANTAR………………………………………………………. 2
DAFTAR ISI………………………………………………………………… 3
PENDAHULUAN…………………………………………………………… 5
a. Latar Belakang…………………………………………………….. 5
b. Permasalahan……………………………………………………… 7
PEMBAHASAN……………………………………………………………. 8
KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………………. 32
3
PENDAHULUAN
a.Latar Belakang
Sumber Daya Manusia (SDM) adalah faktor sentral dalam suatu organisasi. Apapun bentuk
serta tujuannya, organisasi dibuat berdasarkan berbagai visi untuk kepentingan manusia dan
dalam pelaksanaan misinya dikelola dan diurus oleh manusia.
Jadi manusia merupakan faktor strategis dalam semua kegiatan institusi/organisasi. Selanjutnya,
MSDM berarti mengatur, mengurus SDM berdasarkan visi perusahaan agar tujuan organisasi
dapat dicapai secara optimum. Karenanya, MSDM juga menjadi bagian dari Ilmu Manajemen
(Management Science) yang mengacu kepada fungsi manajemen dalam pelaksanaan proses-
proses perencanaan, pengorganisasian,staffing, memimpin dan mengendalikan.
Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang
lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang
aktifitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Menurut A.F. Stoner Manajemen Sumber Daya Manusia adalah suatu prosedur yang
berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan orang-
orang yang tepat untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi
memerlukannya.
4
Foulkes (1975) memprediksi bahwa peran SDM dari waktu ke waktu akan
semakin strategis dengan ucapan berikut :
“For many years it has been said that capital is the bottleneck for a developing industry. I don¶t
think this any longer holds true. I think it¶s the work force and the company¶s inability to recruit
and maintain a good work force that does constitute the bottleneck for production. «I think this
will hold true even more in the future.”
Tidak heran jika sekarang untuk SDM yang handal digunakan terminologi
human capital yang semakin santer kita dengar.
Perubahan teknologi yang sangat cepat, memaksa organisasi untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan usahanya. Perubahan tersebut telah menggeser fungsi-fungsi manajemen sumber
daya manusia yang selama ini hanya dianggap sebagai kegiatan administrasi, yang berkaitan
dengan perekrutan pegawai staffing ,coordinating yang dilakukan oleh bagian personalia saja.
Saat ini manajemen SDM berubah dan fungsi spesialisasi yang berdiri sendiri menjadi fungsi
yang terintegrasi dengan seluruh fungsi lainnya di dalam organisasi, untuk bersama-sama
mencapai sasaran yang sudah ditetapkan
5
serta memiliki fungsi perencanaan yang sangat strategik dalam organisasi,
dengan kata lain fungsi SDM lama menjadi lebih bersifat strategik.
Oleh karenanya manajemen SDM mempunyai kewajiban untuk : memahami perubahan yang
semakin komplek yang selalu terjadi di lingkungan bisnis, harus mengantisipasi perubahan
teknologi, dan memahami dimensi internasional yang mulai memasuki bisnis akibat
informasi yang berkembang cepat. Perubahan paradigma dari manajemen SDM tersebut
telah memberikan fokus yang berbeda dalam melaksanakan fungsinya di dalam organisasi.
Ada kecenderungan untuk mengakui pentingnya SDM dalam organisasi dan pemusatan perhatian
pada kontribusi fungsi SDM bagi keberhasilan pencapaian tujuan strategi perusahaan. Hal ini
dapat dilakukan perusahaan dengan mengintegrasikan pembuatan keputusan strateginya dengan
fungsi- fungsi SDM maka akan semakin besar kesempatan untuk memperoleh keberhasilan.
Manajemen SDM
MSDM sesuai dengan fungsi MSDM yaitu staffing dan personalia dalam organisasi, yang
mencakup analisis tugas/jabatan, rekrutmen dan seleksi calon tenaga kerja, orientasi, pelatihan,
pemberian imbalan, penilaian dan pengembangan SDM. Karena sebagian atau seluruh tugas
tentang penempatan personalia yang tepat untuk tugas yang tepat, orientasi , pelatihan, pemberian
imbalan, promosi, pendisiplinan serta penilaian kerja untuk perbaikan kinerja merupakan tugas setiap manajer
“Every Manager is a Human Resources Manager” maka scope MSDM mencakup seluruh tugas tentang SDM
yang diemban oleh setiap manajer. Dan aspek manajemen serta SDM demikian strategis dan demikian luasnya,
6
maka MSDM melibatkan banyak aspek, terutama dengan faktor-faktor lingkungan internal organisasi
(kekuatan dan kelemahan) serta lingkungan eksternal (peluang dan ancaman). Tantangan
manajer masa kini adalah merespon perubahan-perubahan eksternal agar faktor-faktor
lingkungan internal perusahaan menjadi kuat dan kompetitif.
b. Permasalahan
Bagaimana penerapan fungsi-fungsi Manajemen Sumber daya manusia dalam membantu
perusahaan untuk menghadapi perubahan-perubahan pada organisasi di masa sekarang dan yang
akan datang ?
7
PEMBAHASAN
Manajemen sumber daya manusia, disingkat MSDM, adalah suatu ilmu atau cara bagaimana
mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu secara
efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapai tujuan (goal)
bersama perusahaan, karyawan dan masyarakat menjadi maksimal. Menurut Mondy (2008)
Manajemen Sumber Daya manusia (MSDM) adalah pemanfaatan sejumlah individu untuk
mencapai tujuan-tujuan organisasi. Konsekuensinya, para manajer di setiap tingkat harus
melibatkan diri mereka dengan Manajemen Sumber Daya Manusia. Manajemen sumber daya
manusia juga menyangkut desain dan implementasi sistem perencanaan, penyusunan karyawan,
pengembangan karyawan, pengelolaan karier, evaluasi kinerja, kompensasi karyawan dan
hubungan ketenagakerjaan yang baik. Manajemen sumber daya manusia melibatkan semua
keputusan dan praktek manajemen yang mempengaruhi secara lansung sumber daya
manusianya.
Manajemen Sumber Daya Manusia diperlukan untuk meningkatkan efektivitas sumber daya
manusia dalam organisasi. Tujuannya adalah memberikan kepada organisasi satuan kerja yang
efektif. Untuk mencapai tujuan ini, studi tentang manajemen personalia akan menunjukkan
bagaimana seharusnya perusahaan mendapatkan, mengembangkan menggunakan,
mengevaluasi, dan memelihara karyawan dalam jumlah
(kuantitas) dan tipe (kualitas) yang tepat.
8
Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada
ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat
menunjang aktivitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Bagian atau unit yang biasanya mengurusi SDM adalah departemen sumber daya
manusia atau dalam bahasa inggris disebut HRD atau human resource department.
Tujuan-tujuan MSDM terdiri dari empat tujuan, yaitu :
1. Tujuan Organisasional
Ditujukan untuk dapat mengenali keberadaan manajemen sumber daya manusia (MSDM) dalam
memberikan kontribusi pada pencapaian efektivitas organisasi. Walaupun secara formal suatu
departemen sumber daya manusia diciptakan untuk dapat membantu para manajer, namun
demikian para manajer tetap bertanggung jawab terhadap kinerja karyawan. Departemen sumber
daya manusia membantu para manajer dalam menangani hal-hal yang berhubungan dengan
sumber daya manusia.
2. Tujuan Fungsional
Ditujukan untuk mempertahankan kontribusi departemen pada tingkat yang sesuai dengan
kebutuhan organisasi. Sumber daya manusia menjadi tidak berharga jika manajemen sumber
daya manusia memiliki kriteria yang lebih rendah dari tingkat kebutuhan organisasi.
3. Tujuan Sosial
Ditujukan untuk secara etis dan sosial merespon terhadap kebutuhan- kebutuhan dan tantangan-
tantangan masyarakat melalui tindakan meminimasi dampak negatif terhadap organisasi.
9
Kegagalan organisasi dalam menggunakan sumber dayanya bagi keuntungan masyarakat dapat
menyebabkan hambatan-hambatan.
4. Tujuan Personal
Ditujukan untuk membantu karyawan dalam pencapaian tujuannya, minimal tujuan-tujuan yang
dapat mempertinggi kontribusi individual terhadap organisasi. Tujuan personal karyawan harus
dipertimbangkan jika parakaryawan harus dipertahankan, dipensiunkan, atau dimotivasi. Jika
tujuan personal tidak dipertimbangkan, kinerja dan kepuasan karyawan dapat menurun dan
karyawan dapat meninggalkan organisasi.
MSDM Strategis
Dessler (2000) mendefinisikan Manajemen SDM strategis sebagai berikut :
“Strategic Human Resource Management is the linking of Human Resource Management with
strategic role and objectives in order to improve business performance and develop
organizational cultures and foster innovation and flexibility”
Jelaslah bahwa para manajer harus mengkaitkan pelaksanaan MSDM dengan strategi organisasi
untuk meningkatkan kinerja, mengembangkan budaya korporasi yang mendukung penerapan
inovasi dan fleksibilitas.
Peran strategis SDM dalam organisasi bisnis dapat dielaborasi dari segi teori sumber daya, di
mana fungsi perusahaan adalah mengerahkan seluruh sumber daya atau kemampuan internal
untuk menghadapi kepentingan pasar sebagai faktor eksternal utama. Sumber daya sebagaimana
10
disebutkan di atas, adalah SDM strategis yang memberikan nilai tambah (added value) sebagai
tolak ukur keberhasilan bisnis.
Manajemen SDM memiliki Peran, Fungsi, Tugas dan Tanggung Jawab :
1. Melakukan persiapan dan seleksi tenaga kerja / Preparation and selection
a. Persiapan
Dalam proses persiapan dilakukan perencanaan kebutuhan akan sumber daya manusia dengan
menentukan berbagai pekerjaan yang mungkin timbul. Yang dapat dilakukan adalah dengan
melakukan perkiraan / forecast akan pekerjaan yang lowong, jumlahnya, waktu, dan lain
sebagainya. Ada dua faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan persiapan, yaitu faktor
internal seperti jumlah kebutuhan karyawan baru, struktur organisasi, departemen yang ada, dan
lain-lain. Faktor eksternal seperti hukum ketenagakerjaan, kondisi pasa tenaga kerja, dan lain
sebagainya.
b. Rekrutmen tenaga kerja / Recruitment
Rekrutmen adalah suatu proses untuk mencari calon atau kandidat pegawai, karyawan, buruh,
manajer, atau tenaga kerja baru untuk memenuhi kebutuhan sdm oraganisasi atau perusahaan.
Dalam tahapan ini diperluka analisis jabatan yang ada untuk membuat deskripsi pekerjaan / job
description dan juga spesifikasi pekerjaan / job specification.
c. Seleksi tenaga kerja / Selection
Seleksi tenaga kerja adalah suatu proses menemukan tenaga kerja yang tepat dari sekian banyak
kandidat atau calon yang ada.
11
Tahap awal yang perlu dilakukan setelah menerima berkas lamaran adalah melihat daftar
riwayat hidup / cv / curriculum vittae milik pelamar. Kemudian dari cv pelamar dilakukan
penyortiran antara pelamar yang akan dipanggil dengan yang gagal memenuhi standar suatu
pekerjaan. Lalu berikutnya adalah memanggil kandidat terpilih untuk dilakukan ujian test
tertulis, wawancara kerja / interview dan proses seleksi lainnya.
2. Pengembangan dan evaluasi karyawan / Development and evaluation
Tenaga kerja yang bekerja pada organisasi atau perusahaan harus menguasai pekerjaan yang
menjadi tugas dan tanggungjawabnya. Untuk itu diperlukan suatu pembekalan agar tenaga kerja
yang ada dapat lebih menguasai dan ahli di bidangnya masing-masing serta meningkatkan
kinerja yang ada. Dengan begitu proses pengembangan dan evaluasi karyawan menjadi sangat
penting mulai dari karyawan pada tingkat rendah maupun yang tinggi.
3. Memberikan kompensasi dan proteksi pada pegawai / Compensation and protection
Kompensasi adalah imbalan atas kontribusi kerja pegawai secara teratur dari organisasi atau
perusahaan. Kompensasi yang tepat sangat penting dan disesuaikan dengan kondisi pasar tenaga
kerja yang ada pada lingkungan eksternal. Kompensasi yang tidak sesuai dengan kondisi yang
ada dapat menyebabkan masalah ketenaga kerjaan di kemudian hari atau pun dapat menimbulkan
kerugian pada organisasi atau perusahaan. Proteksi juga perlu diberikan kepada pekerja agar
dapat melaksanakan pekerjaannya dengan tenang sehingga kinerja dan kontribusi perkerja
tersebut dapat tetap maksimal dari waktu ke waktu .
Kemampuan SDM ini merupakan competitive advantage dari perusahaan. Dengan demikian, dari
segi sumber daya, strategi bisnis adalah mendapatkan added value yang maksimum yang dapat
12
mengoptimumkan competitive advantage. Adanya SDM ekspertis : manajer strategis (strategic
managers) dan SDM yang handal yang menyumbang dalam menghasilkan added value tersebut
merupakan value added perusahan . Value added adalah SDM strategis yang menjadi bagian dari
human capital perusahaan. Tidak hanya perusahaan besar saja yang mempunyai manajemen
strategis, tetapi perusahaan kecilpun sebaiknya dikelola dengan menggunakan manajemen
strategis. Manajemen strategis merupakan sekumpulan keputusan dan tindakan yang dirancang
untuk mencapai sasaran perusahaan. Dengan demikian manajemen strategis melibatkan
pengambilan keputusan berjangka panjang dan rumit serta berorientasi masa depan dengan
membutuhkan sumberdaya yang besar dan partisipasi manajemen puncak. Manajemen strategis
merupakan proses tiga tingkatan yang melibatkan para perencana di tingkat perusahaan, unit
bisnis dan fungsional serta para perencana pendukung lainnya.
Manajemen strategis prosesnya terdiri dari delapan langkah yaitu : mendefinisikan visi, misi
bisnis dan tanggungjawab sosial, menganalisis lingkungan eksternal, menganalisis lingkungan
internal, memilih tujuan dan sasaran bisnis, mengembangkan strategis bisnis, merinci rencana
program, mengimplementasikan rencana program, dan mengumpulkan umpan balik dan menguji
pengendalian terlihat pada gambar 1.1. Semua langkah ini menjaga terhambatnya unit usaha
terhadap lingkungan dan berjaga-jaga terhadap peluang dan masalah-masalah yang baru.
13
Visi dan Misi Bisnis
Perusahaan kecil serupa dengan perusahaan besar, sebaiknya mempunyai visi dan misi
perusahaan. Visi adalah tujuan unik dari perusahaan yang membedakan perusahaan tersebut
dengan perusahaan lainnya yang sejenis dan mengidentifikasi cakupan operasinya. Visi
merupakan pernyataan atau rumusan umum yang luas dan bersifat tahan lama tentang keinginan
atau tujuan perusahaan. Visi ini mengandung filosofi bisnis dari pengambil keputusan strategi
perusahaan, menyiratkan citra yang dipancarkan perusahaan, mencerminkan konsep diri
perusahaan dan mengidentifikasikan bidang produk (barang, jasa, gagasan) utama perusahaan
serta kebutuhan utama pelanggan yang dipenuhi perusahaan.
14
Analisis lingkungan Eksternal
Analisis lingkungan eksternal akan menghasilkan peluang dan ancaman perusahaan. Lingkungan
eksternal perusahaan terdiri dari tiga perangkat faktor, yaitu lingkungan jauh, lingkungan industri
dan lingkungan operasional.
Lingkungan jauh terdiri dari dari faktor-faktor yang bersumber dari luar, dan biasanya tidak
berkaitan dengan situasi operasi perusahaan tertentu, yaitu faktor ekonomi, sosial-budaya,
teknologi, demografi, politik-hukum, dan ekologi.
Lingkungan insudtri terdiri dari persaingan diantara anggota industri, hambatan masuk, produk
substitusi, daya tawar pembeli dan daya tawar pemasok. Lingkungan operasional meliputi faktor-
faktor yang mempengaruhi situasi persaingan perusahaan, yaitu posisi bersaing, profil
pelanggan, pemasok, kreditor, dan pasar tenaga kerja. Ketiga faktor tesebut memunculkan
peluang dan ancaman dalam memasarkan produk secara menguntungkan.
Analisis Lingkungan Internal
Analisis lingkuangan internal akan menghasilkan kekuatan dan kelemahan perusahaan. Analisis
Internal Perusahaan dikenal juga dengan nama Analisis Profil Perusahaan. Analisis ini
menggambarkan kekuatan perusahaan, baik kuantitas maupun kualitas pemasaran, sumberdaya
manusia, sumberdaya fisik, operasi, keungan, manajemen dan organisasi.
Kekuatan dan kelemahan Pemasaran dapat dilihat dari reputasi perusahaan, pangsa pasar,
promosi, kekuatan penjualan, efektifitas inovasi dan cakupan geografis.
15
Kekuatan dan kelemahan sumberdaya manusia dapat ditunjukkan dari manajemen sumberdaya
manusia, ketrampilan dan moral karyawan, kemampuan dan perhatian manajemen puncak,
produktivitas karyawan, kualitas kehidupan karyawan, fleksibilitas karyawan, ketaatan hokum
karyawan, efektivitas imbalan dalam memotivasi karyawan, dan pengalaman karyawan.
Keuangan terdiri dari ketersediaan modal, arus kas, stabilitas keuangan, hubungan dengan
pemilik dan investor, kemampuan berhubungan dengan bank, besarnya modal yang ditanam,
keuntungan yang diperoleh (nilai saham), efektivitas dan efisiensi system akuntansi untuk
perencanaan biaya-anggaran dan keuntungan dan sumber tingkat perusahaan.
Operasi meliputi fasilitas perusahaan, skala ekonomi, kapasitas produksi, kemampuan
berproduksi tepat waktu, keahlian dalam berproduksi, biaya bahan baku dan ketersediaan
pemasok, lokasi, layout, optimalisasi fasilitas, persediaan, penelitian dan pengembangan, hak
paten, merk dagang, proteksi hukum, pengendalian operasi dan efisiensi serta biaya-manfaat
peralatan.
Kekuatan dan kelemahan organisasi dan manajemen dapat diperoleh dari struktur organisasi,
citra dan prestasi perusahaan, catatan perusahaan dalam mencapai sasaran, komunikasi dalam
organisasi, system pengendalian organisasi keseluruhan, budaya dan iklim organisasi,
penggunaan system yang efektif dalam pengambilan keputusan, system perencanaan strategic,
sinergi dalam organisasi, system informasi yang baik dan manajemen kualitas yang baik.
16
Perumusan Sasaran
Setelah perusahaan melakukan analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dikenal
juga dengan Analisis SWOT, selanjutnya merumuskan sasaran. Sasaran menjelaskan tujuan-
tujuan yang spesifik dalam jumlah dan waktu.
Dengan demikian sasaran memudahkan untuk perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian.
Sasaran perusahaan dapat berupa profitabilitas, posisi pasar, produktivitas, kepemimpinan
teknologi, pengembangan sumberdaya manusia, hubungan antar karyawan dan tanggungjawab
sosial.
Sedikit sekali perusahaan yang hanya memiliki satu sasaran. Sebagian besar perusahaan
memiliki bauran sasaran yang mencakup laba, pertumbuhan penjualan, peningkatan pangsa
pasar, pembatasan risiko, inovasi reputasi, dan sebagainya. Perusahaan menentukan sasarannya
dan melakukan pengelolaan usaha sesuai sasaran tersebut
Pengembangan Strategi
Sasaran menunjukkan apa yang ingin dicapai suatu perusahaan, strategi adalah suatu rencana
permainan untuk mencapainya. Setiap usaha harus merancang strategi untuk mencapai
sasarannya. Perusahaan bisnis multidevisional besar, biasanya memiliki tiga level strategi, yaitu
strategi korporasi, strategi bisnis dan strategi fungsional.
Strategi korporasi menggambarkan arah perusahaan secara keseluruhan mengenai sikap
perusahaan secara umum terhadap pertumbuhan dan manajemen berbagai bisnis dan lini produk
untuk mencapai keseimbangan portofolio produk dan jasa.
17
Strategi bisnis atau strategi bersaing biasanya dikembangkan dalam level devisi dan menekankan
pada perbaikan posisi persaingan produk barang atau jasa perusahaan dalam industri khusus atau
segmen pasar yang dilayani oleh devisi tersebut. Strategi bisnis ini misalnya strategi generik dari
Michael E. Porter, strategi dari Jack Trout, Strategic Intent dari Hamel dan Prahalat dan strategi
samudra biru dari Kim dan Mauborgne.
Kondisi badai yang dahsyat bagi perusahaan memaksa perusahaan- perusahan yang dikagumi
dunia membuat strategi untuk dapat tetap bertahan dan tumbuh. Strategi adalah ilmu
perencanaan dan penentuan arah operasi- operasi militer berskala besar. Strategi adalah
bagaimana menggerakkan pasukan ke posisi paling menguntungkan sebelum pertempuran aktual
dengan musuh. Strategi bisnis berfokus pada peningkatan posisi bersaing produk dan jasa
perusahaan dalam industri atau segmen pasar tertentu yang dilayani perusahaan. Strategi bisnis
mengatasi masalah bagaimana perusahaan dan unit-unitnya bersaing dalam bisnis dan industri.
Strategi generik dari Michael E. Porter. Strategi ini terdiri dari strategi keunggulan biaya, strategi
deferensiasi dan strategi fokus. Strategi keunggulan biaya secara keseluruhan merupakan
strategi yang membuat unit bisnis bekerja keras mencapai biaya produksi dan distribusi terendah,
sehingga harganya dapat lebih rendah daripada pesaing dan mendapat pangsa pasar yang besar.
Strategi Diferensiasi merupakan strategi unit bisnis yang berkonsentrasi untuk mencapai kinerja
terbaik dalam memberikan manfaat bagi pelanggan yang dinilai penting oleh sebagian besar
pasar. Sedangkan strategi fokus merupakan strategi unit bisnis yang memfokuskan diri pada satu
atau lebih segmen pasar yang sempit dari pada mengejar pasar yang lebih besar.
18
Strategi dari Jack Trout menyebutkan bahwa inti dari strategi adalah bagaimana bertahan hidup
dalam dunia kompetitif, bagaimana membuat persepsi yang baik di benak konsumen, menjadi
berbeda, mengenali kekuatan dan kelemahan pesaing, menjadi spesialisas, menguasai satu kata
yang sederhana di kepala, kepemimpinan yang memberi arah dan memahami realitas pasar
dengan menjadi yang pertama daripada menjadi yang lebih baik.
Hamel dan Prahalat menyatakan bahwa untuk bersaing masa yang akan datang yang dibutuhkan
empat hal. Pertama, harus memahami bahwa bagaimana bersaing pada masa yang akan datang
adalah berbeda dengan bersaing di masa sekarang. Kedua, melakukan langkah untuk
menemukan dan meningkatkan pengetahuan yang mendalam tentang peluang-peluang yang akan
datang. Ketiga, melakukan mobilisasi sumberdaya perusahaan untuk menuju perjalanan pada
masa yang akan datang. Keempat, mengambil masa yang akan datang yang pertama, tanpa
mengambil mengambil risiko yang berlebihan. Sedangkan strategi samudra biru dari Kim dan
Mauborgne atau Blue Ocean Strategy, menganggap bahwa bersaing adalah menciptakan ruang
pasar yang tidak ada lawannya. Blue Oceans merupakan seluruh industri yang tidak ada saat ini,
tidak dikenal ruang pasarnya dan tidak ada persaingan. Dalam blue oceans permintaan itu
diciptakan, bukan diperebutkan dengan persaingan. Permintaan itu dapat tumbuh dengan cepat
dan menguntungkan. Untuk menciptakan blue oceans dengan dua cara, yaitu perusahaan dapat
meningkatkan industri baru yang lengkap, misalnya eBay menciptakan lelang, tetapi secara
online. Cara kedua, blue oceans dapat diciptakan dari dalam red oceans pada saat perusahaan
mengubah batas industri yang ada. Strategi fungsional menekankan terutama pada pemaksimalan
sumberdaya produktivitas, misalnya strategi pemasaran, strategi keuangan, strategi sumberdaya
manusia, strategi operasi dan strategi penelitian dan pengembangan.
Menurut Porter, perusahaan-perusahaan yang melakukan strategi yang sama dan ditujukan untuk
pasar atau segemen sasaran yang sama membentuk kelompok strategis. Perusahaan yang
19
melaksanakan strategis tersebut dengan paling baik akan memperoleh laba paling besar. Jadi
perusahaan yang memiliki biaya paling rendah diantara perusahaan-perusahaan yang
melaksanakan strategi biaya rendah akan tampil paling baik. Perusahaan yang tidak ,menerapkan
strategi yang jelas ³pengambil jalan tengah´ akan gagal. Sebagai contoh, International Harvester
mengalami masa sulit, karena dalam industri ia bukanlah perusahaan dengan biaya terendah,
mencapai nilai yang tertinggi, atau terbaik dalam melayani beberapa segmen pasar. Pengambil
jalan tengah mencoba untuk tampil baik dalam semua dimensi strategis, tetapi karena berbagai
dimensi strategis memerlukan cara pengelolaan perusahaan yang berbeda dan kadang kala tidak
konsisten, perusahaan-perusahaan ini akhirnya tidak unggul dalam satu bidangpun.
Implementasi Strategi
Strategi yang jelas dan pendukung yang matang mungkin tidak akan bermanfaat, jika perusahaan
gagal melaksanakannya dengan cermat. Menurut McKinsey Consulting Firm, strategi hanyalah
satu dari tujuh unsur yang ditunjukkan oleh perusahaaan yang dikelola dengan baik. Kerangka
keberhasilan usaha 7-S dari McKinsey. Tiga unsur pertama strategi (strategy), struktur
(structure),dan sistem (systems) dianggap sebagai ³perangkat keras´ keberhasilan. Empat unsur
selanjutnya gaya (style), staf (staff) ketrampilan (skill) dan nilai bersama (shared value) adalah
perangkat lunaknya.´
Pengendalian Strategi
Selama perusahaan melaksanakan strateginya, perusahaan perlu mengamati hasilnya dan
memantau perkembangan baru di lingkungan internal dan eksternalnya. Beberapa lingkungan
stabil dari tahun ke tahun. Yang lain perlahan-lahan berevolusi dengan cara yang dapat
diperkirakan. Tetapi, ada juga lingkungan yang mengalami perubahan besar yang cepat dan tak
dapat diramalkan. Perusahaan harus yakin akan satu hal : lingkungan akan berubah. Dan jika
20
perubahan itu terjadi, perusahaan itu terjadi, perusahaan harus meninjau ulang dan merevisi
pelaksanaan. Program, strategi, atau bahkan sasarannya.
Pengendalian organisasi terdiri dari tiga jenis, yaitu pengendalian strategis, pengendalian
manajemen dan pengendalian operasional. Pengendalian strategis merupakan proses dari
evaluasi strategi, yang dilakukan baik strategi tersebut dirumuskan dan setelah
diimplementasikan. Pengendalian manajemen berfokus pada pencapaian sasaran dari berbagai
substrategi bersesuaian dengan strategi utama dan pencapaian sasaran dari rencana jangka
menengah. Sedangkan pengendalian operasional berpusat pada kinerja individu dan kelompok
yang dibandingkan dengan peran individu dan kelompok yang telah ditentukan oleh rencana
organisasi. Masing-masing jenis pengendalian tersebut tidak terpisah dan tidak berbeda secara
nyata serta dalam kenyataan mungkin tidak berbeda satu dengan yang lainnya.
Pengendalian strategi dipusatkan dengan mengikuti jalannya strategi yang dimplementasikan,
mendeteksi setiap bidang masalah atau bidang masalah yang potensial dan membuat
penyesuaian yang diperlukan. Newman and Logan menggunakan terminologi (pengendalian
sistem kemudi) untuk menyoroti beberapa karakteristik penting dari pengendalian strategi.
Biasanya, suatu rentang waktu yang penting terjadi antara awal implementasi strategi dengan
pencapaian dari hasil yang diharapkannya. Selama waktu itu, sejumlah proyek dilaksanakan,
investasi dibuat dan tindakan dilakukan untuk mengimplentasikan strategi baru. Juga situasi
lingkungan dan internal perusahaan sedang tumbuh dan berkembang. Pengendalian strategi
diperlukan untuk mengendalikan perusahaan melalui peristiwa tersebut. Pengendalian strategi
harus menyediakan beberapa koreksi langsung berdasarkan pada kinerja menengah dan
informasi baru.
21
Henry Mintzberg menyatakan bahwa persoalan sebagaimana baiknya organisasi membuat
rencana strategi, tetapi strategi yang berbeda mungkin akan muncul. Memulai dengan strategi
yang direncanakan atau yang diharapkan berhubungan dengan beberapa hal:
Strategi yang diharapkan yang dapat direalisasikan yang disebut strategi dengan sengaja (deliberate strategy)
Strategi yang diharapkan yang tidak dapat direalisasikan yang disebut strategi tak terealisasi (unrealized strategy)
Strategi yang terealisasi yang tidak pernah diharapkan disebut strategi darurat (emergent strategy)
Robert Anthony dari Harvard Business School menyatakan bahwa perencanaan dan
pengendalian dihubungkan antara keduanya secara dekat dalam organisasi sehingga untuk
membuat pemisahan antara keduanya tidak diinginkan dan tidak diartikan. Perencanaan harus
mendahului pengendalian, pengendalian harus
merefleksikan perencanaan. Anthony menyarankan bahwa perencanaan dan pengendalian
organisasi disegmantasi ke dalam tiga kategori, yaitu perencanaan strategis, pengendalian
manajemen dan pengendalian tugas (operasional). Ia menyatakan bahwa perencanaan strategis
berarti perencanaan dan pengendalian strategis, serupa pula dengan pengendalian manajemen
adalah melibatkan aktivitas perencanaan dan pengendalian.
22
Pengendalian strategis menurut Schendel and Hofer berfokus pada dua pertanyaan
(1) apakah strategi yang diimplementasikan sebagai yang direncanakan dan
(2) apakah hasil yang dibuat oleh strategi merupakan yang diharapkan. Definisi ini merujuk pada
kajian tradisional dan langkah umpan balik yang merupakan langkah akhir dari proses
manajemen strategis. Model normatif dari proses manajemen strategis yang menggambarkan
langkah-langkah utama tersebut mencakup perumusan strategi, implentasi strategi dan evaluasi
(pengendalian) strategi.
Pengendalian strategis berpijak terutama pada proses pengendalian tradisional yang melibatkan
kajian dan umpan balik kinerja untuk menentukan rencana, strategi dan sasaran yang telah
dicapai dengan menghasilkan informasi yang digunakan untuk memecahkan masalah atau
mengambil tindakan korektif.
Kontributor konseptual yang baru untuk literatur pengendalian strategis memperlihatkan
pengendalian umpan balik antisipasi ke depan yang mempertimbangkan perubahan cepat dan
lingkungan eksternal yang tidak pasti. Schreyogg dan Steinmann (1987) telah membuat
penemuan awal dalam mengembangkan sistem yang baru beroperasi pada landasan yang
berkesinambungan, mengecek dan mengevaluasi asumsi, strategi dan hasil secara kritis.
Pengendalian strategis sebagai evaluasi kritis dari rencana, aktivitas dan hasil, dengan demikian
menyediakan informasi untuk tindakan masa yang akan datang. Schreyogg dan Steinmann
mengusulkan model umpan balik secara klasik untuk pengendalian strategis mencakup
pengendalian asumsi, pengendalian implementasi dan pengawasan strategis. Pearce and
Robinson menambahkan dengan komponen pengendalian peringatan khusus. Keempat jenis
23
pengendalian ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan manajemen puncak untuk mengawasi
strategi saat dilaksanakan, untuk mendekteksi masalah-masalah penting, dan untuk melakukan
penyesuaian yang diperlukan. Pengendalian strategis ini terkait dengan asumsi lingkungan dan
persyaratan operasional kunci yang diperlukan untuk implementasi strategi yang berhasil.
Pengendalian asumsi dirancang untuk mengecek secara sistematis dan berkesinambungan apakah
atau asumsi-asumsi yang dipakai selama proses perencanaan dan implementasi masih handal
atau tidak. Hal itu melibatkan kondisi lingkungan, yaitu faktor lingkungan (ekonomi, teknologi,
sosial-budaya, politik- hukum, demografi, ekologi, peraturan pemerintah dsb.) dan faktor industri
(pesaing, suplier, pembeli, barang substitusi dan hambatan masuk). Seluruh asumsi mungkin
tidak mengharuskan kesamaan dari sejumlah pengendalian. Oleh karena itu, manajer harus
memilih asumsi dan variabel yang sesuai untuk perubahan dan akan berdampak besar pada
perusahaan dan strategi yang dilaksanakannya. Pengendalian implementasi merupakan
pengendalian yang mempertanyakan apakah strategi keseluruhan perlu diubah atau tidak
dengan melihat hasil implementasi strategi. Pengendalian implementasi strategis tidak
menggantikan pengendalian operasional. Pengendalian implementasi strategi berkait dengan
strategi fungsional, struktur organisasi, gaya kepemimpinan, sistem imbalan dan sistem
informasi. Tidak seperti pengendalian operasional, pengendalian implementasi strategis secara
berkesinambungan mempertanyakan arah strategi secara mendasar. Pengendalian implementasi
tersebut melibatkan 2 hal, yaitu memantau kepercayaan strategis (program strategis baru atau
program strategis kunci) dan mengkaji ulang kejadian penting.
Pengawasan strategis merupakan pengendalian yang memantau peristiwa yang mungkin
mempengaruhi jalannya strategi baik di dalam maupun di luar perusahaan. Dibandingkan dengan
pengendalian asumsi dan pengendalian implementasi, pengawasan strategis dirancang relatif
kurang terfokus, terbuka dan aktivitas pencarian yang lebih luas. Ide dasar dibalik pengawasan
24
strategis adalah beberapa bentuk pemantauan umum terhadap berbagai sumber informasi akan
menemukan peluang penting tidak terduga yang sebelumnya tidak diantisipasi. Pengawasan
strategis memunculkan cara yang serupa dengan melakukan pengamatan terhadap lingkungan,
meskipun pengamatan terhadap lingkungan biasanya dilihat dari bagian dari siklus perencanaan
yang secara kronologis dijadikan untuk menghasilkan informasi untuk rencana yang baru.
Sebaliknya, pengawasan strategis dirancang untuk menyelamatkan strategi yang telah dibangun
atas dasar berkesinambungan.
Pengendalian peringatan khusus adalah pemikiran kembali terhadap strategi perusahaan secara
mendalam, dan seringkali cepat akibat adanya kejadian yang tak terduga. Kejadian yang tak
terduga tersebut misalnya bencana alam, kecelakaan pesawat, pengambil alihan perusahaan,
produk cacat, produk mengandung racun, dan sebagainya. Kejadian tersebut dapat secara
dramatis mengubah strategi perusahaan. Pearce dan Robinson menyarankan pengendalian
peringatan khusus dibentuk hanya selama implementasi strategi, karena pengendalian peringatan
khusus sesungguhnya merupakan sub bagian dari pengawasan strategis yang dipandu seluruhnya
dalam proses manajemen strategis.
25
Meskipun sistem pengendalian harus dibuat sesuai dengan situasi yang khusus, tetapi sistem
pengendalian mengikuti proses dasar yang sama, biasanya mengikuti enam langakah sebagai
berikut :
Menentukan apa yang dikendalikan
Menetapkan standar
Mengukur kinerja
Membandingkan kinerja dengan standar
Menentukan alasan penyimpangan
Melakukan tindakan koreksi
Kecenderungan Global : Perubahan dan Pergeseran
Manajer masa kini dituntut untuk cepat menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan
lingkungan yang berlangsung cepat “segala sesuatu akan berubah namun satu hal yang tidak
akan pernah berubah yaitu perubahan itu sendiri”. Tingginya dinamika atau cepatnya perubahan
dapat tergambar dari berbagai kemajuan teknologi yang berlangsung sangat cepat pada 10-20
tahun terakhir, terutama dalam telekomunikasi, penggabungan komputer dengan komunikasi,
CAD,CAM dan robotika. Pengaruh globalisasi, perusahaan manufaktur Amerika Serikat
memanfaatkan buruh murah di negara-negara berkembang, persaingan yang semakin mendunia,
produksi manufaktur multinasional (Toyota di AS, IBM di Jepang). Pengaruh deregulasi atau berkurangnya pengaturan harga, entry tarif dsb. oleh pemerintah, proteksi dan monopoli yang
semakin berkurang menyebabkan munculnya berbagai perusahaan baru dalam bidang
telekomunikasi, penerbangan, bank yang beroperasi dengan biaya yang relatif lebih rendah
(sangat kompetitif).
26
Demografi tenaga kerja global yang berubah, mengarah kepada workforce diversity, diskriminasi
tenaga kerja yang semakin longgar, bertambahnya tenaga usia tua dan tenaga kerja wanita.
Perubahan sistem sosio-politik seperti Rusia yang menjadi kapitalis, RRC yang menjadi Negara
antara lain untuk kerjasama ekonomi, liberalisasi dan deregulasi perdagangan, reformasi di
Indonesia yang meruntuhkan orde baru mestinya membawa paradigma baru di dunia usaha.
Pergeseran-pergeseran yang telah disebutkan di atas berdampak kepada semakin banyaknya
pilihan bagi konsumen, terjadinya mergers, joint - venture dan bahkan divestasi dan menutup
usaha, siklus hidup produk menjadi lebih pendek dan terjadi fragmentasi pasar. Fenomena-
fenomena tersebut menimbulkan ketidak pastian sebagai tantangan terhadap tugas manajer.
Menjawab tantangan ini, agar dapat bersaing dansu st a in a b le sesuai tuntutan perubahan,
organisasi bisnis harus responsif, cepat bereaksi dancost- effective.
Organisasi yang lebih datar (flat organization) kini menjadi norma baru. Organisasi piramidal
dengan 7 ± 10 lapis kini mulai di´datar´kan menjadi hanya 3 ± 4 lapis (AT&T dan GE dari 12
kini menjadi hanya 6 lapis atau kurang). Bentuk piramidal kini bahkan dianggap kuno,
tradisional, out of style, (rantai komando) semakin tidak diikuti, tetapi tentunya dengan operating
procedures yang jelas. Ini juga menjadi pertimbangan bagi organisasi perguruan tinggi. Jika kita
benar mengacu kepada cost effectiveness dan fungsi-fungsilin e and staff management yang
efisien, apakah memang diperlukan adanya para pembantu dekan jika sudah ada pembantu
rektor, atau sebaliknya? Bukankah staff dan line functions kedua management lines tersebut
sama? Apakah tidak terdapatr edundancy yang berakibat pemborosan?
27
Yang jelas kita mengikuti pola ini karena kepatuhan kepada peraturan pemerintah yang memang
memerlukan debirokrasi. Kita tidak akan membahas masalah-masalah perlunya debirokrasi dan
pemborosan yang berlebihan di negara kita sekarang ini karena untuk melakukannya mungkin
diperlukan waktu bertahun-tahun, yang tentunya juga kurang manfaatnya jika para
penentu policy enggan mendengarkan apalagi mau mengubahnya. Perampingan personalia
(downsizing) dan kecenderungan bekerja dalam team yang lebih mendasarkan kerjanya kepada process, bukan fungsi spesialisasi, semakin menonjol. Istilah pemberdayaan yang kini digunakan
dalam banyak aspek, juga merambah ke manajemen SDM. Pemberdayaan tenaga kerja
(employee empowerment) dilaksanakan terutama bagi front line employees( seper ti front desk
clerks) untuk memberikan kepuasan maksimum kepada pelanggan. Berkaitan dengan kiprah
manajer mengantisipasi perubahan struktur organisasi bisnis, Prof. Rosebeth Moss Kanter
mengatakan :
“Position, title and authority are no longer adequate tools for managers to rely on to get their
jobs done. Instead, success depends increasingly on tapping into sources of good idea, on
figuring out whose collaboration is needed to act on those ideas, and on working with both to
produce results.”
Manajemen sekarang telah banyak berubah dari keadaan 20-30 tahun lampau, di mana human
capital menggantikan mesin-mesin sebagai basis keberhasilan kebanyakan perusahaan.
Drucker (1998), pakar manajemen terkenal bahkan mengemukakan bahwa tantangan bagi para
manajer sekarang adalah tenaga kerja kini cenderung tak dapat diatur seperti tenaga kerja
generasi yang lalu. Titik berat pekerjaan kini bergerak sangat cepat dari tenaga manual dan
clericalke knowledge- worker yang menolak menerima perintah (³komando´) ala militer, cara
28
yang diadopsi oleh dunia bisnis 100 tahun yang lalu. Kecenderungan yang kini berlangsung
adalah, angkatan kerja dituntut memiliki pengetahuan baru (knowledge-intensive, high tech.-
knowledgeable) , high tech.- knowledgeable) yang sesuai dinamika perubahan yang tengah
berlangsung. Tenaga kerja di sektor jasa di negara maju (kini sekitar 70 persen) dari tahun ke
tahun semakin meningkat, dan tenaga paruh waktu (part-timer) juga semakin meningkat.
Pola yang berubah ini menuntut ³pengetahuan´ baru dan ³cara penanganan´ (manajemen) yang
baru. Human capital yang mengacu kepada pengetahuan, pendidikan, latihan, keahlian, ekspertis
tenaga kerja perusahaan kini menjadi sangat penting, dibandingkan dengan waktu-waktu lampau.
Dalam ketegori
workforce diversity, sedang berlangsung peningkatan umur manusia yang
berdampak kepada meningkatnya umur lanjut memasuki angkatan kerja. Di AS dalam 20 tahun
terakhir (sejak 1979) terjadi peningkatan umur median dari 34.7 tahun ke 37.8 (1995) dan
diproyeksikan menjadi 40.5 pada tahun 2005, sedang berlangsung peningkatan umur manusia
yang berdampak kepada meningkatnya umur lanjut memasuki angkatan kerja. Di AS dalam 20
tahun terakhir (sejak 1979) terjadi peningkatan umur median dari 34.7 tahun ke 37.8 (1995) dan
diproyeksikan menjadi 40.5 pada tahun 2005. Demikian pula tenaga kerja wanita termasuk
wanita berkeluarga dan dual career secara global cenderung meningkat. Bank teller, operator
telepon, juru ketik, semua kini menggunakan komputer sehingga penguasaan atas komputer
bukan lagi fakultatif atau alternatif tetapi mutlak bagi angkatan kerja white collar sekarang ini.
Berlangsungnya progress globalisasi dan teknologi di Indonesia juga tidak ketinggalan.
29
Perhatikan iklan Arthur Anderson/Prasetyo Strategic Consulting, operator telepon, juru ketik,
semua kini menggunakan komputer sehingga penguasaan atas komputer bukan lagi fakultatif
atau alternatif tetapi mutlak bagi angkatan kerja white collar saat ini. Berlangsungnya progress
globalisasi dan teknologi di Indonesia juga tidak ketinggalan. Perhatikan iklan Arthur
Anderson/Prasetyo Strategic Consulting, yang membuka pelamar kerja untuk Information
Technology Systems and Network Security Consultants Systems and Network Security
Consultants (yang menguasai IT security products seperti Firewall etc.); Enterprise Solutions
Risk Management Consultants (pengalaman dalam implementasi SAPr eview/audit,
Oracle,project management); Banking Systems Specialist, Telecommunications System
Consultants (a.l. berpengalaman dalam finance & accounting system, internet service provision,
E-Commerce, EDP audit etc.); E-Business consultants, dan Integrated Customer Solutions
Consultants.
30
KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam konsep MSDM (Manajemen Sumber Daya Manusia) modern, Sumber Daya Manusia
(Man Power) dipandang sebagai salah satu asset perusahaan yang sangat penting dengan
terminologi Human Capital.
Man Power merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dan kesuksesan suatu
perusahaan, oleh karena itu kunci keberhasilan MSDM adalah bagaimana mengelola SDM (Man
Power) yang ada untuk dapat dibina, dipelihara dan dioptimalisasikan secara efisien dan se-
efektif mungkin dengan pola-pola pendekatan profesionalisme dalam bekerja.
MSDM dituntut menemukan strategi ± strategi HR yang dapat menyesuaikan dengan situasi dan
kondisi yang semakin berkembang dan berubah-ubah dengan cepatnya, iklim persaingan
semakin ketat dan meng-global, strategi ± strategi diterapkan dalam rangka menemukan
formulasi yang paling efektif dan efisien dalam penggunaan Man Power. Organisasi perusahaan
sudah semakin dirampingkan, model organisasi piramidal yang mengenal banyaknya jenjang dan
birokrasi yang berbelit sudah semakin ditinggalkan, organisasi yang lebih datar mulai diterapkan
dengan rantai komando yang lebih efektif namun dengan tetap mengacu pada prosedur ±
prosedur kerja yang ketat. Hal ini dapat diakomodir dengan pola pendekatan MSDM modern
yang menerapkan strategi ± strategi HR yang mengarah pada peningkatan profesionalisme SDM
dan penyerapan teknologi informasi. Jelaslah bahwa dinamika bisnis abad 21 sekarang
mengandung kata-kata kunci seperti: high tech knowledge-based HR, strategic management, IT,
e- business (banking, commerce, procurement etc.). Inilah antara lain tantangan manajer masa
kini, dan angkatan kerja abad 21. Lembaga pendidikan pun perlu berubah, perlu menyesuaikan
31
diri, tinggalkan paradigma lama agar tak tertinggal bersama keusangan abad yang lalu.
Dengan menerapkan berbagai fungsi yang dianggap strategis dalam manajemen sumber daya
manusia diharapkan perusahaan akan lebih siap dalam menghadapi prospek dan tantangan dalam