1 KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Fungsi Hadist” yang merupakan salah satu tugas mata kuliah Study Islam I Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta pada semester pertama tahun ajaran 2012-2013. Dalam makalah ini penulis membahas manfaat penulisan tentang fungsi hadist. Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,namun demikian telah memberikan manfaat bagi penulis. Akhir kata penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Kritik saran yang membangun akan penulis terima dengan senang hati. Yogyakarta, 10 Desember 2012 Penulis
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat-Nya yang telah
dilimpahkan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Fungsi Hadist” yang merupakan salah satu tugas mata kuliah Study Islam I Universitas Ahmad
Dahlan Yogyakarta pada semester pertama tahun ajaran 2012-2013.
Dalam makalah ini penulis membahas manfaat penulisan tentang fungsi hadist.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,namun
demikian telah memberikan manfaat bagi penulis. Akhir kata penulis berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Kritik saran yang membangun akan penulis terima dengan senang
hati.
Yogyakarta, 10 Desember 2012
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI ................................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 3
A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 3
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 4
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................................... 12
A. KESIMPULAN .................................................................................................................. 12
B. SARAN .............................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 13
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Apakah fungsi dari hadist ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui fungsi dari hadist
4
BAB II
PEMBAHASAN
Secara etimologis, hadits memiliki makna sebagai berikut:
a. Jadid, lawan qadim: yang baru (jamaknya hidats, hudatsa, dan huduts);
b. Qarib, yang dekat, yang belum lama terjadi;
c. Khabar, warta, yakni: sesuatu yang dipercakapkan dan dipindahkan dari seseorang kepada
seseorang yang lain
Adapun pengertian Hadits secara terminologis menurut Ahli Hadits: “Segala ucapan,
segala perbuatan dan segala keadaan atau perilaku Nabi SAW”
Definisi di atas menyatakan bahwa yang termasuk dalam kategori hadits adalah perkataan nabi
(qauliyah), perbuatan nabi (fi’liyah), dan segala keadaan Nabi (ahwaliyah).
Di samping itu, sebagian ahli hadits menyatakan bahwa, masuk juga ke dalam
keadaannya; segala yang diriwayatkan dalam kitab sejarah (shirah), kelahiran dan
keturunannyanya (silsilah) serta tempat dan yang bersangkut paut dengan itu, baik sebelum
diangkat menjadi nabi/rasul, maupun sesudahnya.Sebagian ulama seperti Ath Thiby berpendapat
bahwa “Hadits itu melengkapi sabda Nabi, perbuatan beliau dan taqrir beliau. Melengkapi
perkataan, perbuatan,dan taqrir Sahabat. Sebagaimana melengkapi perkataan, perbuatan, dan
taqrir Tabi’in.Maka sesuatu Hadits yang sampai kepada dinamai marfu’, yang sampai
kepadaSahabat dinamai mauquf dan yang sampai kepada Tabi’in dinamai maqthu. (islam, 2011)
Hadits dikenal juga dengan istilah-istilah lain, seperti; al Khabar, al Atsar dan as Sunnah.
(Ukhuwah, 2005)
Al- Qur’an dan hadist sebagai pedoman hidup,sumber hukum dan ajaran dalam islam.
Keduanya tidak dapat dipisahkan dan merupakan satu kesatuan. Al-Qur’an sebagai sumber
pertama dana utama banyak memuat ajaran yang bersifat global dan umum.oleh karena itu
kehadiran hadist, sebagai sumber ajaran kedua tampil untuk menjelaskan keumuman isi Al-
Quran tersebut.hal ini sesuai dengan firman allah :
5
44. keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. dan Kami turunkan kepadamu Al
Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada
mereka[829] dan supaya mereka memikirkan,
Oleh karena itu,fungsi hadist rosul SAW sebagai penjelas al-quran itu bermacam-macam.
Imam malik bin annas menyebutkan lima macam fungsi, yaitu bayan al-takrir,bayan al-
tafsir,bayan al-takhshish, bayan a;-ta’yin, bayan al-tasru’ dan bayan al nasakh. Dalam “al-
risalah “ia menambahkan dengan bayan al-isyarah. (Suparta, 2001)
Ulama Atsar menetapkan 4 macam fungsi hadits terhadap Alquran yaitu: Bayan at-
Taqrir, Bayan At-Tafsir, Bayan At-Tasyrid, Bayan An-Nasakh (islam, 2011)
1. Bayan at-Taqrir
Bayan al-taqrir disebut juga bayan al-ta;did dan bayan al-itsbat. Yang dimaksud
dengan bayan ini adalah menetapkan dan memperkuat apa yang telah diterangkan di
dalam Al-Qur’an. Fungsi hadist dalam hal ini adalah memperkokoh isi kandungan
Al-quran. Suatu contoh hadist yang diriwayatkan Muslim dari Ibnu Umar, yang
artinya : “Apabila kalian melihat (ru’yah) bulan,maka berpuasalah,juga melihat
(ru’yah) itu maka berbukalah”. (HR.Muslim). hadist ini men-taqrir ayat Al-Quran
dibawah ini :
6
185. (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di
dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang
bathil). karena itu, Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di
bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan Barangsiapa sakit atau
dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari
yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan
bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu
mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-
Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.
Contoh lain, hadist riwayat Bukhari dari Abu Hurairah yang artinya : “Rasul bersabda
: tidak diterima shalat seseorang yang berhadas sebelum berwudhu”.
Hadist di atas mentaqrir QS Al-maidah ayat enam mengenai keharusan berwudhu
ketika seseorang akan mendirikan shalat.
7
Artinya “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat,
Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu
dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka
mandilah, dan jika kamu sakit[403] atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat
buang air (kakus) atau menyentuh[404] perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air,
Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan
tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak
membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu
bersyukur”.(Suparta, 2001)
2. Bayan Al-Tafsir
Adalah bahwa kehadiran hadist berfungsi untuk memberikan rincian dan
tafsiran terhadap ayat Al-Qur’an yang sifatnya masih global, memberikan
persyaratan/batasan ayat Al-Quran yang bersifat mutlak, dan mengkhususkan
terhadapayat Al-Qur’an yang bersifat umum. Di antara contoh tentang ayat Al-
Qur’an yang masih global adalah perintah menegerjakan shalat,puasa zakat,jual
beli, nikah dll.
Oleh karena itu Rasulullah SAW, melalui hadistnya menafsirkan dan
menjelaskan masalah tersebut. Sebagai contoh adalah dibawah ini.
أصليصلوا كما رأيتمو ني
“Shalatlah kamu sebagaimana aku shalat” (HR. Bukhari)
Hadist ini menjelaskanbagaimana mendirikan shalat. Sebab dalamal-quran
tidak dijelaskan dengan rinci. Salah satu ayat yang memrintahkan shalat adalah :
8
43. dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang
ruku'[44].(QS. Al-Baqarah:43)
Contoh lain dari bayan at- Tafsir adalah sabda rasulullah SAW :
مت عليكم الميتة والدم ولحم الخنزير حر
Yang artinya adalah “ Telah dihalalkan bagi kami,dua (macam) bangkai,
yaitu bangkai ikan dan belalang”. Hadist ini mentaqyidkan ayat Al-Qur’an yang
mengharamkan semua bangkai dan darah, sebagaimana firman allah SWT. :