Page 1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Telinga merupakan organ tubuh yang memiliki urat syaraf yang cukup peka
dan sensitif, terlebih ketika masih kanak-kanak. Tulang serta sistem syaraf yang
belum sempurna pada masa kanak-kanak ini menyebabkan mereka mudah terkena
penyakit atau infeksi di telinga. Padahal telinga mempunyai fungsi sangat penting
dalam kehidupan seseorang.
Telinga terdiri dari tiga bagian yaitu telinga bagian luar, telinga bagian
tengah dan telinga bagian dalam. Telinga bagian luar teridiri dari; pinna (daun
telinga) dan meatus auditory eksterna. Telinga bagian tengah merupakan rongga
timpani yang berisi tiga tulang pendengaran yaitu malleus, inkus dan stapes.
Sementara telinga bagian dalam terdapat labirin oseus yang didalamnya terdapat
cairan endolimf dan labirin membran yang diidalamnya terdapat cairan perilimf.
Kedua cairan tersebut berperan sebagai media penghantar agar terjadi proses
mendengar dan untuk keseimbangan.
Fungsi telinga adalah menerima gelombang suara dan menghantarkannya
menjadi sebuah pesan ke otak. Gelombang suara masuk ke telinga kemudian
menembus saluran telinga, dan memukul gendang telinga sehingga menimbulkan
getaran. Getaran dari gendang menyebabkan tulang kecil di telinga bergerak dan
pergerakan ini menimbulkan pengiriman gelombang suara ke telinga bagian
dalam.
1.2 Tujuan Umum
1. Mengetahui anatomi organ pendengaran.
2. Mengetahui fisiologi organ pendengaran.
3. Mengetahui kelainan pada organ pendengaran dan terapinya.
Page 2
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Anatomi Telinga
Telinga adalah organ penginderaan dengan fungsi ganda dan kompleks,
yaitu pendengaran dan keseimbangan. Secara anatomi telinga terbagi menjadi tiga
bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.
Gambar 2.1. Anatomi Telinga
(Sumber: http://www.virtualmedicalcentre.com/)
2.1.1 Anatomi Telinga Luar (Auris Eksterna)
Telinga luar terdiri dari aurikula (atau pinna) dan kanalis auditorius
eksternus, dipisahkan dari telinga tengah oleh membrana timpani. Telinga terletak
pada kedua sisi kepala kurang lebih setinggi mata. Aurikulus melekat ke sisi
kepala oleh kulit dan tersusun terutama oleh kartilago, kecuali lemak dan jaringan
bawah kulit pada lobus telinga. Aurikulus membantu pengumpulan gelombang
suara dan perjalanannya sepanjang kanalis auditorius eksternus. Tepat di depan
meatus auditorius eksternus adalah sendi temporal mandibular. Kaput mandibula
dapat dirasakan dengan meletakkan ujung jari di meatus auditorius eksternus
Page 3
ketika membuka dan menutup mulut. Kanalis auditorius eksternus panjangnya
sekitar 2,5 cm. Sepertiga lateral mempunyai kerangka kartilago dan fibrosa padat
di mana kulit terlekat. Dua pertiga medial tersusun atas tulang yang dilapisi kulit
tipis. Kanalis auditorius eksternus berakhir pada membrana timpani. Kulit dalam
kanal mengandung kelenjar khusus, glandula seruminosa, yang mensekresi
substansi seperti lilin yang disebut serumen. Mekanisme pembersihan diri telinga
mendorong sel kulit tua dan serumen ke bagian luar tetinga. Serumen nampaknya
mempunyai sifat antibakteri dan memberikan perlindungan bagi kulit.
a. Aurikula/Pinna/Daun Telinga
Menampung gelombang suara datang dari luar masuk ke dalam telinga.
Suara yang ditangkap oleh daun telinga mengalir melalui saluran telinga ke
gendang telinga. Gendang telinga adalah selaput tipis yang dilapisi oleh kulit,
yang memisahkan telinga tengah dengan telinga luar.
b. Meatus Akustikus Eksterna/External Auditory Canal ( Liang Telinga )
Saluran penghubung aurikula dengan membrane timpani panjangnya ±2,5
cm yang terdiri tulang rawan dan tulang keras, saluran ini mengandung rambut,
kelenjar sebasea dan kelenjar keringat, khususnya menghasilkan secret – secret
berbentuk serum. Kulit dalam kanal mengandung kelenjar khusus, glandula
seruminosa, yang mensekresi substansi seperti lilin yang disebut serumen.
Mekanisme pembersihan diri telinga mendorong sel kulit tua dan serumen ke
bagian luar tetinga. Serumen nampaknya mempunyai sifat antibakteri dan
memberikan perlindungan bagi kulit. MAE ini juga berfungsi sebagai buffer
terhadap perubahan kelembaban dan temperature yang dapat mengganggu
elastisitas membrane timpani. Fungsi dari daun telinga dan liang telinga adalah
mengumpulkan bunyi yang berasal dari sumber bunyi.
2.1.2 Anatomi Telinga Bagian Tengah (Auris Media)
Telinga tengah merupakan rongga udara diisi dengan tulang temporal yang
terbuka ke udara luar melalui tuba estachius ke nasofaring dan melalui nasofaring
ke lingkungan luar. Tuba Eustachius ini biasanya tertutup, tetapi selama menelan,
Page 4
mengunyah, dan menguap ia akan membuka, untuk menjaga tekanan udara pada
kedua sisi gendang telinga tetap sama. Tuba juga berfungsi sebagai drainase untuk
sekresi.
Membrana timpani terletak pada akhir kanalis aurius eksternus dan
menandai batas lateral telinga. Membran ini berdiameter sekitar 1 cm dan selaput
tipis normalnya berwarna kelabu mutiara dan translulen.Telinga tengah
merupakan rongga berisi udara merupakan rumah bagi osikuli (tulang telinga
tengah) dihubungkan dengan nasofaring melalui tuba eustachii, dan berhubungan
dengan beberapa sel berisi udara di bagian mastoid tulang temporal.
Tiga tulang pendengaran, maleus, inkus, dan stapes, terletak di telinga
tengah. Manubrium (pegangan maleus) adalah melekat pada belakang membran
timpani. Kepala dari maleus melekat pada dinding telinga tengah, dan bagian
pendeknya melekat pada inkus, yang pada akhirnya berartikulasi dengan kepala
stapes. Plat kaki pada stapes terpasang oleh ligamentum melingkar pada dinding
jendela oval. Dua otot kerangka kecil, tensor timpani dan stapedius, juga terletak
di telinga tengah. Kontraksi membrane timpani akan menarik manubrium maleus
medial dan mengurangi getaran dari membran timpani; kontraksi terakhir menarik
kaki stapes dari stapes keluar dari jendela oval.
a. Membrane Timpani
Membran timpani merupakan selaput gendang telinga penghubung antara
telinga luar dengan telinga tengah, berupa jaringan fibrous tempat melekat os
malleus. Terdiri dari jaringan fibrosa elastic, bentuk bundar dan cekung dari luar.
Membran timpani berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang
telinga danterlihat oblik terhadap sumbu liang telinga. Bagian atas disebut Pars
flaksida (MembranShrapnell), sedangkan bagian bawah Pars Tensa (membrane
propia). Pars flaksida hanyaberlapis dua, yaitu bagian luar ialah lanjutan epitel
kulit liang telinga dan bagian dalamdilapisi oleh sel kubus bersilia, seperti epitel
mukosa saluran napas. Pars tensa mempunyai satu lapis lagi ditengah, yaitu
lapisan yang terdiri dari serat kolagen dan sedikit serat elastin yang berjalan
secara radier dibagian luar dan sirkuler pada bagian dalam. Bayangan penonjolan
bagian bawah maleus pada membrane timpani disebut umbo. Dimembran timpani
Page 5
terdapat 2 macam serabut, sirkuler dan radier. Serabut inilah yang menyebabkan
timbulnya reflek cahaya yang berupa kerucut.
Membran timpani dibagi dalam 4 kuadran dengan menarik garis searah
dengan prosesus longus maleus dan garis yang tegak lurus pada garis itu di umbo,
sehingga didapatkan bagian atas-depan, atas-belakang, bawah-depan serta bawah-
belakang, untuk menyatakan letak perforasi membrane timpani. Membrane
timpani berfungsi menerima getaran suara dan meneruskannya pada tulang
pendengaran.
b. Kavum Timpani
Rongga timpani adalah bilik kecil berisi udara. Rongga ini terletak sebelah
dalam membrane timpani atau gendang telinga yang memisahkan rongga itu dari
meatus auditorius exsterna. Rongga itu sempit serta memiliki dinding tulang dan
dinding membranosa, sementara pada bagian belakangnya bersambung dengan
antrum mastoid dalam prosesus mastoideus pada tulang temporalis, melalui
sebuah celah yang disebut aditus. Prosesus mastoideus adalah bagian tulang
temporalis yang terletak di belakang telinga, sementara ruang udara yang berada
pada bagian atasnya adalah antrum mastoideus yang berhubungan dengan rongga
telinga tengah. Infeksi dapat menjalar dari rongga telinga tengah hingga antrum
mastoid dan dengan demikian menimbulkan mastoiditis.
c. Antrum Timpani
Merupakan rongga tidak teratur yang agak luas terletak di bagian bawah
samping dari kavum timpani. Dilapisi oleh mukosa yang merupakan lanjutan dari
lapisan mukosa kavum timpani. Rongga ini berhubungan dengan beberapa
rongga kecil yang disebut sellula mastoid yang terdapat dibelakang bawah antrum
di dalam tulang temporalis.
d. Tuba Eustakhius
Tuba Eusthakius bergerak ke depan dari rongga telinga tengah menuju naso-
faring, lantas terbuka. Dengan demikian tekanan udara pada kedua sisi gendang
telinga dapat diatur seimbang melalui meatus auditorius externa, serta melalui
Page 6
tuba Eusthakius ( faring timpanik ). Celah tuba Eusthakius akan tertutup jika
dalam keadaan biasa, dan akan terbuka setiap kali kita menelan. Dengan demikian
tekanan udara dalam ruang timpani dipertahankan tetap seimbang dengan tekanan
udara dalam atmosfer, sehingga cedera atau ketulian akibat tidak seimbangnya
tekanan udara dapat dihindarkan. Adanya hubungan dengan nasofaring ini,
memungkinkan infeksi pada hidung atau tenggorokan dapat menjalar masuk ke
dalam rongga telinga tengah.
e. Tulang – Tulang Pendengaran
Tulang – tulang pendengaran merupakan tiga tulang kecil (osikuli) yang
tersusun pada rongga telinga tengah seperti rantai yang bersambung dari
membrane timpani menuju rongga telinga dalam. Ketiga tulang tersebut adalah
malleus, incus dan stapes. Osikuli dipertahankan pada tempatnya oleh persendian,
otot dan ligament yang membantu hantaran suara. Ada dua jendela kecil ( jendela
oval dan bulat ) di dinding medial jendela tengah, yang memisahkan telinga
tengah dengan telinga dalam. Bagian dataran kaki stapes menjejak pada jendela
oval, dimana suara dihantarkan ke telinga tengah. Jendela bulat memberikan jalan
ke luar getaran suara
· Malleus, merupakan tulang pada bagian lateral, terbesar, berbentuk seperti
martil dengan gagang yang terkait pada membrane timpani, sementara kepalanya
menjulur ke dalam ruang timpani.
· Incus, atau landasan adalah tulang yang terletak di tengah. Sendi luarnya
bersendi dengan malleus, berbentuk seperti gigi dengan dua akar, sementara sisi
dalamnya bersensi dengan sebuah tulang kecil, yaitu stapes. Stapes, atau tulang
sanggurdi, adalah tulang yang dikaitkan pada inkus dengan ujungnya yang lebih
kecil, sementara dasarnya yang bulat panjang terkait pada membrane yang
menutup fenestra vestibule atau tingkap jorong. Rangkaian tulang – tulang ini
berfungsi untuk mengalirkan getaran suara dari gendang telinga menuju rongga
telinga dalam.
Page 7
2.1.3 Anatomi Telinga Dalam (Auris Interna)
Telinga dalam tertanam jauh di dalam bagian tulang temporal. Organ
untuk pendengaran (koklea) dan keseimbangan (kanalis semisirkularis), begitu
juga kranial VII (nervus fasialis) dan VIII (nervus koklea vestibularis) semuanya
merupakan bagian dari komplek anatomi. Koklea dan kanalis semisirkularis
bersama menyusun tulang labirint. Ketiga kanalis semisi posterior, superior dan
lateral terletak membentuk sudut 90 derajat satu sama lain dan mengandung organ
yang berhubungan dengan keseimbangan. Organ akhir reseptor ini distimulasi
oleh perubahan kecepatan dan arah gerakan seseorang.
Labyrinth terdiri dari dua bagian, yang satu terletak dalam yang lainnya.
Labirin tulang adalah serangkaian saluran kaku sedangkan didalamnya terdapat
labirin membran. Di dalam saluran ini, dikelilingi oleh cairan yang disebut
perilymph, adalah labirin membran. Struktur membran lebih kurang serupa
dengan bentuk saluran tulang. Bagian ini diisi dengan cairan yang disebut
endolymph, dan tidak ada hubungan antara ruang yang berisi endolymph dengan
ruangan yang dipenuhi dengan perilymph.
Koklea berbentuk seperti rumah siput dengan panjang sekitar 3,5 cm dengan
dua setengah lingkaran spiral dan mengandung organ akhir untuk pendengaran,
dinamakan organ Corti. Di dalam lulang labirin, labirin membranosa terendam
dalam cairan yang dinamakan perilimfe, yang berhubungan langsung dengan
cairan serebrospinal dalam otak melalui aquaduktus koklearis. Labirin
membranosa tersusun atas utrikulus, sakulus, dan kanalis semisirkularis, duktus
koklearis, dan organan korti. Labirin membranosa berisi cairan yang dinamakan
endolimfe. Terdapat keseimbangan yang sangat tepat antara perilimfe dan
endolimfe dalam telinga dalam. Banyak kelainan telinga dalam terjadi bila
keseimbangan ini terganggu. Percepatan angular menyebabkan gerakan dalam
cairan telinga dalam di dalam kanalis dan merangsang sel-sel rambut labirin
membranosa. Akibatnya terjadi aktivitas elektris yang berjalan sepanjang cabang
vestibular nervus kranialis VIII ke otak. Perubahan posisi kepala dan percepatan
linear merangsang sel-sel rambut utrikulus. Ini juga mengakibatkan aktivitas
elektris yang akan dihantarkan ke otak oleh nervus kranialis VIII. Di dalam
kanalis auditorius internus, nervus koklearis (akustik), yang muncul dari koklea,
Page 8
bergabung dengan nervus vestibularis, yang muncul dari kanalis semisirkularis,
utrikulus, dan sakulus, menjadi nervus koklearis (nervus kranialis VIII). Yang
bergabung dengan nervus ini di dalam kanalis auditorius internus adalah nervus
fasialis (nervus kranialis VII). Kanalis auditorius internus mem-bawa nervus
tersebut dan asupan darah ke batang otak.
a. Koklea
Bagian koklea dari labirin adalah tabung melingkar yang pada manusia
berdiameter 35 mm. Sepanjang panjangnya, membran basilaris dan membran
Reissner's membaginya menjadi tiga kamar (scalae). Skala vestibule dan skala
timpani berisi perilymph dan berkomunikasi satu sama lain pada puncak koklea
melalui lubang kecil yang disebut helicotrema. Skala vestibule berakhir pada
jendela oval, yang ditutup oleh kaki stapes dari stapes. Skala timpani berakhir
pada jendela bulat, sebuah foramen di dinding medial dari telinga tengah yang
ditutup oleh membran timpani fleksibel sekunder. Skala media, skala koklea
ruang tengah, kontinu dengan labirin membran dan tidak berkomunikasi dengan
dua scalae lainnya. Skala ini berisi endolymph.
b. Organ Korti
Organ korti yang terletak di membran basilaris, merupakan struktur yang
berisi sel-sel rambut yang merupakan reseptor pendengaran. Organ ini memanjang
dari puncak ke dasar koklea dan memiliki bentuk spiral. Ujung dari sel-sel rambut
menembus lamina, membran retikuler yang didukung Rod of Corti. Sel-sel rambut
yang diatur dalam empat baris: tiga baris sel rambut luar lateral ke terowongan
dibentuk oleh Rod of Corti, dan satu baris sel rambut dalam medial terowongan.
Ada 20.000 sel rambut luar dan sel-sel rambut 3500 masing-masing bagian dalam
koklea manusia. Meliputi sel rambut adalah membran tectorial tipis, kental, tapi
elastis di mana ujung rambut luar tertanam.
Pada koklea terdapat sambungan yang erat di antara sel-sel rambut dan sel-sel
phalangeal berdekatan. Sambungan ini mencegah endolymph dari mencapai dasar
sel. Namun, membran basilaris relatif permeabel untuk perilymph dalam skala
timpani, dan akibatnya, terowongan dari organ Corti dan dasar sel-sel rambut
Page 9
bermandikan perilymph. Karena sambungan ketat yang serupa, hal ini juga sama
dengan sel-sel rambut di bagian lain dari telinga bagian dalam, yaitu endolymph
dibagian tengah, sedangkan basis mereka bermandikan perilymph.
c. Vestibulum
Vestibulum merupakan bagian tengah labirintus osseous pada vestibulum ini
membuka fenestra ovale dan fenestra rotundum dan pada bagian belakang atas
menerima muara kanalis semisirkularis. Vestibulum telinga dalam dibentuk oleh
sakulus, utrikulus, dan kanalis semisirkularis. Utrikulus dan sakulus mengandung
macula yang yang diliputi oleh sel – sel rambut. Yang menutupi sel – sel rambut
ini adalah suatu lapisan gelatinosa yang ditembus oleh silia, dan pada lapisan ini
terdapat pula otolit yang mengandung lapisa kalsium dan dengan berat jenis yang
lebih besar daripada endolimfe. Karena pengaruh gravitasi maka gaya dari otolit
akan membengkokan silia sel – sel rambut dan menimbulkan rangsangan pada
reseptor.
d. Jalur Saraf
Dari inti koklea, impuls pendengaran keluar melalui berbagai jalur ke
colliculi inferior, pusat refleks pendengaran, dan melalui corpus geniculate medial
di thalamus ke korteks pendengaran. Informasi dari kedua telinga menyatu, dan
pada semua tingkat yang lebih tinggi sebagian besar neuron menanggapi input
dari kedua belah pihak. Korteks pendengaran primer, daerah Brodmann's 41,
adalah di bagian superior lobus temporal. Pada manusia, itu terletak di celah
sylvian dan tidak terlihat pada permukaan otak. Dalam korteks pendengaran
primer, neuron yang paling menanggapi masukan dari kedua telinga, tetapi ada
juga strip dari sel-sel yang dirangsang oleh masukan dari telinga kontralateral dan
dihambat oleh masukan dari telinga ipsilateral. Ada beberapa tambahan daerah
menerima pendengaran, seperti ada daerah menerima beberapa sensasi kutan.
Daerah asosiasi pendengaran berdekatan dengan area penerima primer
pendengaran yang luas. Bundel olivocochlear adalah bundel serat eferen
terkemuka di setiap saraf pendengaran yang timbul dari kedua ipsilateral dan
Page 10
kompleks olivary kontralateral unggul dan berakhir terutama di sekitar basis dari
luar sel-sel rambut organ Corti.
e. Kanalis Semisirkularis
Di setiap sisi kepala, kanal-kanal semisirkularis tegak lurus satu sama lain,
sehingga mereka berorientasi pada tiga ruang. Di dalam tulang kanal, kanal-kanal
membran tersuspensi dalam perilymph. Struktur reseptor, yang ampullaris crista,
terletak di ujung diperluas (ampula) dari masing-masing kanal selaput. crista
Masing-masing terdiri dari sel-sel rambut dan sel sustentacular diatasi oleh sebuah
partisi agar-agar (cupula) yang menutup dari ampula. Proses dari sel-sel rambut
yang tertanam di cupula, dan dasar sel-sel rambut dalam kontak dekat dengan
serat-serat aferen dari divisi vestibular dari syaraf vestibulocochlear.
f. Utrikulus dan Sakulus
Dalam setiap labirin membran, di lantai utricle, ada organ otolithic (makula).
Makula lain terletak pada dinding saccule dalam posisi semivertical. Macula
mengandung sel-sel sustentacular dan sel rambut, diatasi oleh membran otolithic
di mana tertanam kristal karbonat kalsium, otoliths. Otoliths, yang juga disebut
otoconia atau telinga debu, mempunyai panjang berkisar 3 - 19 μ. Prosesus dari
sel-sel rambut yang tertanam di dalam membran. Serat saraf dari sel-sel rambut
bergabung yang berasal dari krista di divisi vestibular dari syaraf
vestibulocochlear.
g. Sel Rambut
Sel-sel rambut yang di telinga bagian dalam memiliki struktur umum. Setiap
tertanam dalam epitel terdiri dari pendukung atau sel sustentacular, dengan bagian
akhirnya berhubungan dengan neuron aferen. Memproyeksikan dari ujung apikal
adalah proses 30-150 berbentuk batang, atau rambut. Kecuali dalam koklea, salah
satu, kinocilium, adalah silia benar tetapi nonmotile dengan sembilan pasang
mikrotubulus keliling lingkaran dan sepasang pusat mikrotubulus (lihat Bab 1).
Ini adalah salah satu proses terbesar dan memiliki dipukuli akhir. kinocilium ini
hilang dalam sel-sel rambut dalam koklea pada mamalia dewasa. Namun, proses
Page 11
lainnya, yang disebut stereocilia, yang hadir di semua sel-sel rambut. Mereka
memiliki inti yang terdiri dari filamen aktin paralel. aktin ini dilapisi dengan
berbagai isoform myosin. Dalam rumpun proses pada setiap sel, ada struktur yang
teratur. Sepanjang sumbu terhadap kinocilium itu, peningkatan stereocilia
semakin tinggi; sepanjang sumbu tegak lurus, semua stereocilia adalah ketinggian
yang sama.
h. Elektrik
Potensi selaput sel-sel rambut adalah sekitar -60 mV. Ketika stereocilia
didorong ke arah kinocilium, potensi membran menurun menjadi sekitar -50 mV.
Ketika bundel proses didorong dalam arah yang berlawanan, sel hyperpolarized.
Menggusur proses dalam arah tegak lurus terhadap sumbu ini tidak memberikan
perubahan potensial membran, dan menggusur proses dalam arah yang
pertengahan antara kedua arah menghasilkan depolarisasi atau hyperpolarization
yang proporsional dengan sejauh mana arah yang menuju atau jauh dari
kinocilium. Dengan demikian, rambut proses menyediakan mekanisme untuk
menghasilkan perubahan potensial membran yang proporsional dengan arah dan
jarak bergerak rambut.
i. Pembentukan Potensial Aksi pada Serabut Saraf Aferen
Seperti disebutkan di atas, proses proyeksi sel-sel rambut ke endolymph
sedangkan basis bermandikan perilymph. Pengaturan ini diperlukan untuk
produksi normal potensi generator. perilymph ini terbentuk terutama dari plasma.
Di sisi lain, endolymph terbentuk di media skala oleh vascularis stria dan
memiliki konsentrasi tinggi K + dan konsentrasi rendah Na +. Sel di vascularis
stria memiliki konsentrasi tinggi Na +-K + ATPase. Selain itu, tampak bahwa ada
K electrogenic unik + pompa di vascularis stria, yang menjelaskan kenyataan
bahwa media skala yang elektrik positif sebesar 85 mV relatif terhadap vestibule
skala dan skala timpani.
Sangat halus proses yang disebut link ujung mengikat ujung stereocilium
setiap sisi tetangga yang lebih tinggi, dan di persimpangan di sana tampaknya
saluran kation mekanis sensitif dalam proses yang lebih tinggi. Ketika stereocilia
Page 12
pendek didorong ke arah yang lebih tinggi, waktu buka dari kenaikan saluran.
K+ kation yang paling berlimpah di endolymph-dan Ca2+ masuk melalui saluran
tersebut dan menghasilkan depolarisasi. Masih ada ketidakpastian yang cukup
tentang peristiwa berikutnya. Namun, satu hipotesis adalah bahwa motor molekul
di tetangga yang lebih tinggi langkah berikutnya saluran menuju dasar,
melepaskan ketegangan di link ujung. Ini menyebabkan saluran untuk menutup
dan memungkinkan pemulihan keadaan istirahat. Motor ternyata adalah berbasis
myosin
Depolarisasi sel rambut menyebabkan mereka untuk merilis neurotransmitter,
mungkin glutamin, yang memulai depolarisasi dari tetangga neuron aferen.
K+ yang masuk ke sel-sel rambut melalui saluran kation mekanis sensitif didaur
ulang. Memasuki sel sustentacular dan kemudian melewati ke sel sustentacular
lain dengan cara sambungan ketat. Pada koklea, akhirnya mencapai vascularis
stria dan dikeluarkan kembali ke endolymph, melengkapi siklus.
2.2 Fisiologi Pendengaran
Secara umum, kenyaringan suara berhubungan dengan amplitudo
gelombang suara dan nada suara dengan berhubungan frekuensi (jumlah
gelombang per unit waktu). Semakin besar amplitudo, makin keras suara, dan
semakin besar frekuensi, semakin tinggi nada suaranya. Namun, pitch juga
ditentukan oleh faktor-faktor kurang dipahami lain selain frekuensi, dan frekuensi
mempengaruhi kenyaringan, karena ambang pendengaran lebih rendah di
beberapa frekuensi dari yang lain.
Amplitudo dari gelombang suara dapat dinyatakan dalam perubahan
tekanan maksimum pada gendang telinga, tetapi skala relatif lebih nyaman. Skala
desibel adalah skala tertentu. Intensitas suara dalam satuan bels adalah logaritma
rasio intensitas suara itu dan suara standar.Sebuah desibel (dB) adalah 0,1
bel. Oleh karena itu, intensitas suara adalah sebanding dengan kuadrat tekanan
suara.
Tingkat referensi standar suara yang diadopsi oleh Acoustical Society of
America sesuai dengan 0 desibel pada tingkat tekanan 0,000204 × dyne/cm2, nilai
yang hanya di ambang pendengaran bagi manusia rata-rata.Penting untuk diingat
Page 13
bahwa skala desibel adalah skala log. Oleh karena itu, nilai 0 desibel tidak berarti
tidak adanya suara tapi tingkat intensitas suara yang sama dengan yang standar.
Lebih jauh lagi, 0 – 140 decibel dari ambang tekanan sampai tekanan yang
berpotensi merusak organ Corti sebenarnya merupakan 107 (10 juta) kali lipat
tekanan suara.
Frekuensi suara yang dapat didengar untuk manusia berkisar antara 20
sampai maksimal 20.000 siklus per detik (cps, Hz). Ambang telinga manusia
bervariasi dengan nada suara, sensitivitas terbesar berada antara 1000 - 4000-Hz.
Frekuensi dari suara pria rata-rata dalam percakapan adalah sekitar 120 Hz dan
bahwa dari suara wanita rata-rata sekitar 250 Hz. Jumlah frekuensi yang dapat
dibedakan dengan individu rata-rata sekitar 2000, namun musisi yang terlatih
dapat memperbaiki angka ini cukup. Pembedaan dari frekuensi suara yang terbaik
berkisar antara 1000 - 3000-Hz dan lebih buruk pada frekuensi yang lebih tinggi
atau lebih rendah.
2.2.1 Masking
Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa kehadiran satu
suara menurunkankemampuan individu untuk mendengar suara lain. Fenomena
ini dikenal sebagai masking. Hal ini diyakini karena perangsangan reseptor
pendengaran baik secara relatif ataupun secara absolut terhadap
rangsanganlain. Tingkat dimana nada memberikan efek masking terhadap nada
lain tergantung dari frekuensinya.
2.2.2. Transmisi Suara
Telinga mengubah gelombang suara pada lingkungan luar menjadi
potensial aksi pada saraf-saraf pendengaran. Getaran diubah oleh gendang telinga
dan tulang-tulang pendengaran menjadi energi gerak yang menggerakkan kaki
dari stapes. Pergerakan ini akan memberikan gelombang pada cairan di telinga
dalam. Getaran pada organ korti akan menghasilkan potensial aksi di saraf-saraf
pendengaran.
Page 14
2.2.3 Fungsi dari Membran Timpani dan Tulang-tulang Pendengaran
Dalam menanggapi perubahan tekanan yang dihasilkan oleh gelombang
suara pada permukaan eksternal, membran timpani bergerak masuk dan keluar.
Membran itu berfungsi sebagai resonator yang mereproduksi getaran dari sumber
suara. Membran akan berhenti bergetar segera ketika berhenti gelombang suara.
Gerakan dari membran timpani yang diteruskan kepada manubrium maleus.
Maleus bergerak pada sumbu yang melalui prosesus brevis dab longusnya,
sehingga mentransmisikan getaran manubrium ke inkus. Inkus bergerak
sedemikian rupa sehingga getaran ditransmisikan ke kepala stapes. Pergerakan
dari kepala stapes mengakibatkan ayunan ke sana kemari seperti pintu berengsel
di pinggir posterior dari jendela oval. Ossicles pendengaran berfungsi sebagai
sistem tuas yang mengubah getaran resonansi membran timpani menjadi gerakan
stapes terhadap skala vestibuli yang berisi perilymph di koklea. Sistem ini
meningkatkan tekanan suara yang tiba di jendela oval, karena tindakan tuas dari
maleus dan inkus mengalikan gaya 1,3 kali dan luas membran timpani jauh lebih
besar daripada luas kaki stapes dari stapes. Terdapat kehilangan energi suara
sebagai akibat dari resistensi tulang pendengaran, tetapi dalam penelitian
didapatkan bahwa pada frekuensi di bawah 3000 Hz, 60% dari insiden energi
suara pada membran timpani diteruskan ke cairan di dalam koklea.
2.2.4 Refleks Timpani
Saat otot-otot telinga tengah berkontraksi (m.tensor tympani dan
m.stapedius), mereka akan menarik manubrium mallei kedalam dan kaki-kaki dari
stapes keluar. Hal ini akan menurukan transmisi suara. Suara keras akan
menginisiasi refleks kontraksi dari otot-otot ini yang dinamakan refleks tympani.
Fungsinya adalah protektif, yang akan memproteksi dari suara keras agar tidak
menghasilkan stimulasi yang berlebihan dari reseptor auditori. Tapi, refleks ini
memiliki waktu reaksi untuk menghasilkan refleks selama 40-160 ms, sehingga
tidak akan memberikan perlindungan pada stimulasi yang cepat seperti tembakan
senjata.
Page 15
2.2.5 Konduksi Tulang dan Konduksi Udara
Konduksi gelombang suara ke cairan di telinga bagian dalam melalui
membran timpani dan tulang pendengaran, sebagai jalur utama untuk pendengaran
normal, disebut konduksi tulang pendengaran. Gelombang suara juga memulai
getaran dari membran timpani sekunder yang menutup jendela bulat. Proses ini,
penting dalam pendengaran normal, disebut sebagai konduksi udara. Jenis ketiga
konduksi, konduksi tulang, adalah transmisi getaran tulang tengkorak dengan
cairan dari telinga bagian dalam. konduksi tulang yang cukup besar terjadi ketika
garpu tala atau benda bergetar lainnya diterapkan langsung ke tengkorak. Rute ini
juga memainkan peranan dalam transmisi suara yang sangat keras.
2.2.6 Perjalanan Gelombang
Pergerakan dari kaki stapes menghasilkan serangkaian perjalanan
gelombang di perilymph pada skala vestibuli. Sebagai gelombang bergerak naik
koklea, yang tinggi meningkat menjadi maksimum dan kemudian turun dari cepat.
Jarak dari stapes ke titik ketinggian maksimum bervariasi dengan frekuensi
getaran memulai gelombang. suara bernada tinggi menghasilkan gelombang yang
mencapai ketinggian maksimum dekat pangkal koklea; suara bernada rendah
menghasilkan gelombang yang puncak dekat puncak. Dinding tulang dari skala
vestibule yang kaku, tapi membran Reissner adalah fleksibel. Membran basilaris
tidak di bawah ketegangan, dan juga siap tertekan ke dalam skala timpani oleh
puncak gelombang dalam skala vestibule. Perpindahan dari cairan dalam skala
timpani yang hilang ke udara pada jendela bundar. Oleh karena itu, suara
menghasilkan distorsi pada membran basilaris, dan situs di mana distorsi ini
maksimum ditentukan oleh frekuensi gelombang suara. Bagian atas sel-sel rambut
pada organ Corti diadakan kaku oleh lamina retikuler, dan rambut dari sel-sel
rambut luar tertanam dalam membran tectorial. Ketika bergerak stapes, kedua
membran bergerak ke arah yang sama, tetapi mereka bergantung pada sumbu
yang berbeda, sehingga ada gerakan geser yang lengkungan bulu. Rambut dari
sel-sel rambut batin tidak melekat pada membran tectorial, tetapi mereka
tampaknya dibengkokkan oleh fluida bergerak antara membran tectorial dan sel-
sel rambut yang mendasarinya.
Page 16
2.2.7 Fungsi dari Sel Rambut
Sel-sel rambut dalam, sel-sel sensoris primer yang menghasilkan potensial
aksi pada saraf pendengaran, dirangsang oleh pergerakan cairan pada telinga
dalam.
Sel-sel rambut luar, di sisi lain, memiliki fungsi yang berbeda. Ini
menanggapi suara, seperti sel-sel rambut dalam, tapi depolarisasi membuat
mereka mempersingkat dan hiperpolarisasi membuat mereka memperpanjang.
Mereka melakukan ini lebih dari bagian yang sangat fleksibel dari membran basal,
dan tindakan ini entah bagaimana meningkatkan amplitudo dan kejelasan suara.
Perubahan pada sel rambut luar terjadi secara paralel dengan perubahan prestin,
protein membran, dan protein ini mungkin menjadi protein motor sel-sel rambut
luar.
Sel-sel rambut luar menerima persarafan kolinergik melalui komponen
eferen dari saraf pendengaran, dan asetilkolin hyperpolarizes sel. Namun, fungsi
fisiologis dari persarafan ini tidak diketahui.
2.2.8 Potensial Aksi pada Saraf-saraf Pendengaran
Frekuensi potensial aksi dalam satu serat saraf pendengaran adalah
proporsional dengan kenyaringan dari rangsangan suara. Pada intensitas suara
yang rendah, melepaskan setiap akson suara hanya satu frekuensi, dan frekuensi
ini bervariasi dari akson ke akson tergantung pada bagian dari koklea dari serat
yang berasal. Pada intensitas suara yang lebih tinggi, debit akson individu untuk
spektrum yang lebih luas dari frekuensi suara khususnya untuk frekuensi rendah
dari yang di mana simulasi ambang terjadi.
Penentu utama dari pitch yang dirasakan ketika sebuah gelombang suara
pemogokan telinga adalah tempat di organ Corti yang maksimal dirangsang.
Gelombang perjalanan yang didirikan oleh nada menghasilkan depresi puncak
membran basilaris, dan stimulasi reseptor akibatnya maksimal, pada satu titik.
Seperti disebutkan di atas, jarak antara titik dan stapes berbanding terbalik dengan
nada suara, nada rendah menghasilkan stimulasi maksimal pada puncak koklea
dan nada tinggi memproduksi stimulasi maksimal di pangkalan. Jalur dari
berbagai bagian koklea ke otak yang berbeda. Sebuah faktor tambahan yang
Page 17
terlibat dalam persepsi pitch pada frekuensi suara kurang dari 2000 Hz mungkin
pola potensi aksi pada saraf pendengaran. Ketika frekuensi cukup rendah, serat-
serat saraf mulai merespon dengan dorongan untuk setiap siklus gelombang suara.
Pentingnya efek volley, bagaimanapun, adalah terbatas; frekuensi potensial aksi
dalam serabut saraf diberikan pendengaran menentukan terutama kenyaringan,
bukan lapangan, dari suara.
Walaupun pitch suara tergantung terutama pada frekuensi gelombang
suara, kenyaringan juga memainkan bagian; nada rendah (di bawah 500 Hz)
tampaknya nada rendah dan tinggi (di atas 4000 Hz) tampak lebih tinggi dengan
meningkatnya kekerasan mereka. Jangka waktu juga mempengaruhi pitch sampai
tingkat kecil. Pitch dari nada tidak dapat dirasakan kecuali itu berlangsung selama
lebih dari 0,01 s, dan dengan jangka waktu antara 0,01 dan 0,1 s, naik pitch
dengan meningkatnya durasi. Akhirnya, nada suara kompleks yang mencakup
harmonisa dari frekuensi yang diberikan masih dirasakan bahkan ketika frekuensi
primer (hilang pokok) tidak ada.
2.2.9 Respon Saraf-saraf Pendengaran di Medula Oblongata
Respon dari neuron kedua dalam inti koklea terhadap suara rangsangan
adalah seperti pada serat saraf pendengaran. Frekuensi dengan intensitas rendah
membangkitkan tanggapan yang bervariasi dari unit ke unit, dengan peningkatan
intensitas suara, dan frekuensi yang respon terjadi menjadi lebih luas. Perbedaan
utama antara respon dari neuron pertama dan kedua adalah adanya "cut off" lebih
tajam di sisi frekuensi rendah di neuron meduler. Kekhususan ini lebih besar dari
neuron orde kedua mungkin karena semacam proses penghambatan di batang
otak, tapi bagaimana hal itu dicapai tidak diketahui.
2.2.10 Korteks Pendengaran Primer
Jalur impuls naik dari nukleus koklea bagian dorsal dan ventral melalui
kompleks yang unilateral maupun kontralateral. Pada hewan, ada pola yang
terorganisasi pada lokalisasi tonal dalam korteks pendengaran primer (area 41).
Pada manusia, nada rendah yang di arahkan pada daerah anterolateral dan nada
tinggi pada posteromedial di korteks pendengaran.
Page 18
2.3 Mekanisme Pusat Pendengaran
Di perlihatkan bahwa serabut saraf dari ganglion spiralis organ
Corti masuk ke nuklei koklearis yang terletak pada bagian atas medula oblongata.
Pada tempat ini, semua serabut bersinaps. Kemudian sebagian isyarat dihantar ke
atas ke batang otak sisi yang sama, tetapi sebagian besar menuju sisi yang
berlawanan dan dihantarkan ke atas melalui rangkaian neuron di dalamnukleus
olivaris superior, kolikulus inferior dan nucleus genikulatum mediale, akhirnya
berakhir di dalam kortekspendengaran yang terletak di dalam girus superior lobus
temporalis.
Beberapa tempat penting harus dicatat dalam hubungannya dengan
lintasan pendengaran. Pertama, implus dari masing – masing telinga dihantarkan
melalui lintasan pendengaran kedua sisi batang otak hanya dengan sedikit lebih
banyak penghantaran pada lintasan kontralateral.
Kedua, banyak serabut kolateral dari traktus auditorius berjalan langsung
ke dalam sistem retikularis batang otak. Sehingga bunyi dapat mengaktifkan
keseluruhan otak.
Ketiga, orientasi ruang derajat tinggi dipertahankan dalam serabut traktus yang
berasal dari koklea yang semuanya menuju korteks. Ternyata, terdapat tiga
representasi ruang frekuensi suara pada kolikulus inferior, satu representasi sangat
tepat bagi frekuensi suara diskret pada korteks pendengaran dan beberapa
representasi yang kurang tepat pada daerah asosiasi pendengaran.
Mekanisme sampainya suara pendengaran dapat melalui 2 cara yaitu
dengan air condaction dan bone condaction.
1. Air conduction.
Gelombang suara dikumpulkan oleh telinga luar, lalu disalurkan ke liang
telinga , menuju gendang telinga dan kemudian gendang telinga bergetar untuk
merespon gelombang suara yang menghantamnya “kemudian” getaran ini
mengakibatkan 3 tulang pendengaran( malleus, stapes, incus ) yang secara
mekanis getaran dari gendang telinga akan disalurkan menuju cairan yang ada di
koklea. Getaran yang sampai ke koklea akan menghasilkan gelombang sehingga
rambut sel di koklea bergerak. Gerakan ini merubah energy mekanik menjadi
Page 19
energy elektrik ke saraf pendengaran (auditory nerve, saraf VIII ( saraf akustikus )
yang nantinya akan menuju ke pusat pendengaran di otak bagian lobus temporal
sehingga diterjemahkan menjadi suara yang dapat dikenal di otak
2. Bone conduction
Getaran suara berjalan melalui penghantar tulang yang menggetarkan
tulang kepala, kemudian akan menggetarkan perylimph pada skala vestibuli dan
skala tympani dan akhirnya getaran itu dikirim dalam bentuk impuls saraf ke
saraf-saraf pendengaran.
Penghantaran melalui tulang dapat dilakukan dengan percobaaan rine, sedangkan
penghantaran bunyi melalui tulang kemudian dilanjutkan melalui udara dapat
dilakukan dengan percobaan weber
Kecepatan penghantaran suara terbatas, makin tambah usia makin berkurang daya
tangkap suara atau bunyi yang dinyatakan antara 30 – 20.000 siklus/detik
2.4 Gangguan Pendengaran
Gangguan pendengaran bisa terjadi pada siapa saja dan pada semua umur ,
bisa sementara dan bahkan permanen. Gangguan pendengaran disebabkan karena
Page 20
salah satu atau lebih, bagian dari telinga tidak dapat berfungsi secara normal. Ada
dua jenis gangguan pendengaran :
1. Gangguan Konduktif
Biasanya terjadi akibat kelainan telinga luar, seperti infeksi serumen, atau
kelainan telinga tengah, seperti otitis media atau otosklerosis. Pada keadaan
seperti itu, hantaran suara efisien suara melalui udara ke telinga dalam terputus.
Dengan kata lain ketika gelombang suara terhalang masuknya dari lubang telinga
dan gendang telinga menuju ke rumah siput ( koklea ) dan Saraf
Pendengaran(Auditory Nerve).
2. Gangguan Sensoris
Melibatkan kerusakan koklea atau saraf vestibulokoklear. Selain
kehilangan konduktsi dan sensori neural, dapat juga terjadi kehilangan
pendengaran campuran begitu juga kehilangan pendengaran fungsional. Pasien
dengan kehilangan suara campuran mengalami kehilangan baik konduktif maupun
sensori neural akibat disfungsi konduksi udara maupun konduksi tulang.
Kehilangan suara fungsional (atau psikogenik) bersifat inorganik dan tidak
berhubungan dengan perubahan struktural mekanisme pendengaran yang dapat
dideteksi biasanya sebagai manifestasi gangguan emosional.
2.5 Penyakit Telinga
Beberapa penyakit telinga dapat menyebabkan ketulian sebagian bahkan
ketulian total. Bahkan lagi, kebanyakan penyakit pada telinga bagian dalam dapat
mengakibatkan gangguan pada keseimbangan. permasalahan yang terjadi pada
telinga kita harus ditangani oleh dokter spesialis khusus yang disebut
otolaryngologist, yang mana spesialist ini ahli dalam mengobati gangguan yang
terjadi pada gendang telinga sampai pada telinga dalam yang luka akibat benturan
fisik.
1. Othematoma
Pada beberapa kasus kelainan pada telinga terjadi kelainan yang disebut
othematoma atau popular dengan sebutan ‘telinga bunga kol’, suatu kondisi
dimana terjadi gangguan pada tulang rawan telinga yang dibarengi dengan
Page 21
pendarahan internal serta pertumbuhan jaringan telinga yang berlebihan (sehingga
telinga tampak berumbai laksana bunga kol). Kelainan ini diakibatkan oleh
hilangnya aurikel dan kanal auditori sejak lahir. (encharta ensiklopedi)
2. Penyumbatan
Kotoran telinga (serumen) bisa menyumbat saluran telinga dan
menyebabkan gatal-gatal, nyeri serta tuli yang bersifat sementara. Dokter akan
membuang serumen dengan cara menyemburnya secara perlahan dengan
menggunakan air hangat (irigasi). Tetapi jika dari telinga keluar nanah, terjadi
perforasi gendang telinga atau terdapat infeksi telinga yang berulang, maka tidak
dilakukan irigasi.
Jika terdapat perforasi gendang telinga, air bisa masuk ke telinga tengah
dan kemungkinan akan memperburuk infeksi. Pada keadaan ini, serumen dibuang
dengan menggunakan alat yang tumpul atau dengan alat penghisap. Biasanya
tidak digunakan pelarut serumen karena bisa menimbulkan iritasi atau reaksi
alergi pada kulit saluran telinga, dan tidak mampu melarutkan serumen secara
adekuat.
3. Perikondritis
Perikondritis adalah suatu infeksi pada tulang rawan (kartilago) telinga
luar. Perikondritis bisa terjadi akibat:
-cedera
-gigitan seerangga
- pemecahan bisul dengan sengaja.
Nanah akan terkumpul diantara kartilago dan lapisan jaringan ikat di
sekitarnya (perikondrium). Kadang nanah menyebabkan terputusnya aliran darah
ke kartilago, menyebabkan kerusakan pada kartilago dan pada akhirnya
menyebabkan kelainan bentuk telinga. Meskipun bersifat merusak dan menahun,
tetapi perikondritis cenderung hanya menyebabkan gejala-gejala yang ringan.
Untuk membuang nanahnya, dibuat sayatan sehingga darah bisa kembali mengalir
ke kartilago. Untuk infeksi yang lebih ringan diberikan antibiotik per-oral,
Page 22
sedangkan untuk infeksi yang lebih berat diberikan dalam bentuk suntikan.
Pemilihan antibiotik berdasarkan beratnya infeksi dan bakteri penyebabnya.
(medicastore). Ada banyak lagi gangguan yang terjadi pada alat pendengaran kita
ini, misalnya tumor, cedera, eksim, otitis dan lain-lain.
2.6 Penyebab Penyakit Telinga
Pembersihan dengan alat apapun akan menimbulkan rangsangan kuat
pada kulit liang telinga karena terdapat saraf-saraf yang peka di dalamnya.
Rangsangan tersebut justru akan mendorong kelenjar serumen berproduksi lebih
banyak dan ini justru akan mengakibatkan gangguan bagi telinga.
Saat membersihkan liang telinga, tidak jarang kotoran berupa minyak yang
telah bercampur dengan debu yang 'ditangkapnya' justru akan terdorong masuk ke
bagian yang lebih dalam di sekitar gendang telinga. Dengan frekuensi yang
berulang, kotoran itu kemudian terkumpul dan membatu. Namun, dalam kondisi
tertentu, justru dapat menutup dan menghalangi gendang telinga untuk
menangkap getaran suara dari luar.
Telinga pun terasa gatal dan tanpa disadari, kita akan mengorek-ngorek
telinga. Pada beberapa kasus, cara itu malah bisa melukai gendang telinga dan
menimbulkan infeksi sampai bernanah yang dikenal dengan istilah medis otitis
media. Selanjutnya, bila telinga tersumbat sebelah, bisa mengakibatkan
pusing, kepala serasa berputar, dan vertigo.
Langkah terbaik apabila ada kotoran mengeras di liang telinga, segera ke
dokter. Umumnya, dokter akan memberi obat tetes pemecah kotoran berupa
karbol gliserin 10%. Kemudian, kotoran disemprot agar keluar. Biasanya, disertai
dengan pemberian antibiotika untuk mencegah bakteri yang mungkin menghuni
luka akibat iritasi.
2.7 Pengkajian Kemampuan Mendengar
1. Pemeriksaan Telinga .
Telinga luar diperiksa dengan inspeksi dan palpasi lang-sung sementara
membrana timpani diinspeksi, seperti telinga tengah dengan otoskop dan palpasi
tak langsung dengan menggunakan otoskop pneumatic.
Page 23
2. Pengkajian Fisik
Inspeksi adanya :
· deformitas, lesi
· cairan begitu pula ukuran
· simetris dan sudut penempelan ke kepala.
Gerakan aurikulus normalnya tidak menimbulkan nyeri. Bila manuver ini
terasa nyeri, harus dicurigai adanya otitis eksterna akut. Nyeri tekan pada saat
palpasi di daerah mastoid dapat menunjukkan mastoiditis akut atau inflamasi
nodus auri-kula posterior. Terkadang, kista sebaseus dan tofus (de-posit mineral
subkutan) terdapat pada pinna. Kulit bersisik pada atau di belakang aurikulus
biasanya menunjuk¬kan adanya dermatitis sebore dan dapat terdapat pula di kulit
kepala dan struktur wajah.
3. Penggunaan uji Weber dan Rinne
Memungkinkan kita membedakan kehilangan akibat konduktif dengan
kehi-langan sensorineural
A. Uji Weber
Memanfaatkan konduksi tulang untuk menguji adanya lateralisasi suara.
Sebuah garpu tala dipegang erat pada gagangnya dan pukulkan pada lutut atau
pergelangan tangan pemeriksa. Kemudian diletakkan pada dahi atau gigi pasien.
Pasien ditanya apakah suara terdengar di tengah kepala, di telinga kanan atau
telinga kiri. Individu dengan pendengaran normal akan mende¬ngar suara
seimbang pada kedua telinga atau menjelaskan bahwa suara terpusat di tengah
kepala. Bila ada kehilang¬an pendengaran konduktif (otosklerosis, otitis media),
suara akan lebih jelas terdengar pada sisi yang sakit. Ini disebabkan karena
obstruksi akan menghambat ruang suara, sehingga akan terjadi peningkatan
konduksi tulang. Bila terjadi kehilangan sensorineural, suara akan meng-alami
lateralisasi ke telinga yang pendengarannya lebih baik. Uji Weber berguna untuk
kasus kehilangan pende¬ngaran unilateral.
B. Uji Rinne
Gagang garpu tala yang bergetar ditempatkan di belakang aurikula pada
tulang mastoid (konduksi tulang) sampai pasien tak mampu lagi mendengar suara.
Page 24
Kemudian garpu tala dipindahkan pada jarak 1 inci dari meatus kanalis auditorius
eksternus (konduksi udara). Pada keadaan normal pasien dapat terus
mendengar¬kan suara, menunjukkan bahwa konduksi udara berlang-sung lebih
lama dari konduksi tulang. Pada kehilangan pendengaran konduktif, konduksi
tulang akan melebihi konduksi udara begitu konduksi tulang melalui tulang
temporal telah menghilang, pasien sudah tak mampu lagi mendengar garpu tala
melalui mekanisme konduktif yang biasa. Sebaliknya kehilangan pendengaran
sensorineural memungkinkan suara yang dihantarkan melalui udara lebih baik dari
tulang, meskipun keduanya merupakan konduktor, yang buruk dan segala suara
diterima seperti sangat jauh dan lemah.
Prosedur Diagnostik Auditorius dan Vestibuler Dalam mendeteksi
kehilangan pendengaran, audiometer adalah satu-satunya instrumen diagnostik
yang paling penting. Uji audiometri ada dua macam:
1. Audiometri nada-murni
Di mana stimulus suara terdiri atas nada murni atau musik (semakin keras
nada sebelum pasien bisa mendengar berarti semakin besar kehilangan
pendengarannya), dan
2. Audiometri wicara
Di mana kata yang diucapkan digunakan untuk menentukan kemampuan
mendengar dan membedakan suara. Ahli audiologi melakukan uji dan pasien
mengenakan earphone dan sinyal mengenai nada yang didengarkan. Ketika nada
dipakai secara langsung pada meatus kanalis auditorius eksiernus, kita mengukur
konduksi udara. Bila stimulus diberikan pada tulang mastoid, melintas mekanisme
konduksi (osikulus), langsung menguji konduksi saraf. Agar hasilnya akurat,
evaluasi audiometri dilakukan di ruangan yang kedap suara. Respons yang
dihasil-kan diplot pada grafik yang dinamakan audiogram.
Audiogram
Page 25
2.8 Frekwensi
Merujuk pada jumlah gelombang suara yang dihasilkan oleh sumber
bunyi per detik siklus perdetik atau hertz (Hz). Telinga manusia normal mampu
mendengar suara dengan kisaran frekwensi dari 20 sampai 20.000Hz. 500 sampai
2000 Hz yang paling penting untuk memahami percakapan sehari-hari (yang
dikenal sebagai kisaran wicara. Nada adalah istilah untuk menggambarkan
frekwensi; nada dengan frekwensi 100 Hz dianggap sebagai nada rendah, dan
nada 10.000 Hz dianggap sebagai nada tinggi. Unit untuk mengukur kerasnya
bunyi (intensitas suara) adalah desibel (dB), tekanan yang ditimbulkan oleh suara.
Kehilangan pendengaran diukur dalam decibel, yang merupakan fungsi logaritma
intensitas dan tidak bisa dengan mudah dikonversikan ke persentase.
Ambang kritis kekerasan adalah sekitas 30 dB.
Ambang penerimaan wicara adalah tingkat intensitas suara di mana pasien
mampu tepat membedakan dengan benar stimuli wicara sederhana. Pembedaan
wicara menentukan kemampuan pasien untuk membedakan suara yang berbeda,
dalam bentuk kata, dalam tingkat desibel di mana suara masih terdengar.
pasien terhadap enam kondisi yang berbeda diukur dan menunjukkan sistem mana
yang terganggu. Persiapan uji ini sama dengan pada ENG.
Page 26
2.9 Alat Bantu Pendengaran
2.9.1 Model dalam telinga ( ITE )
Alat bantu dengan Model dalam telinga (In the ear aids (ITC) dapat
digunakan untuk penderita gangguan pendengaran kategori ringan sampai dengan
kategori sedang. Alat ini memberikan kenyamanan yang lebih kepada pemakainya
karena terletak pada bagian dalam dan tidak tampak dari luar. Didalam komponen
alat ini terpasang telecoil yang merupakan suatu kumparan magnet kecil yang
dapat memungkinkan pengguna alat bantu dengar tersebut untuk lebih nyaman
dalam bertelpon.
2. Model belakang telinga (BTE)
Jenis ini dipasang pada bagian belakang telinga.dapat digunakan pada kondisi
kerusakan telinga kategori ringan sampai berat. alat ini menggunakan komponen
cetakan teliga yang berfungsi sebagai penjernih suara.
3. Bentuk canal
Bentuk Canal tersebut terdiri atas dua jenis yaitu ITC dan ICC. Alat Bantu dengar
jenis ITC bentuk dan ukurannya dapat disesuaikan dengan penggunanya. Alat
bantu jenis ini relatif berukuran kecil. Jenis lain adalah ICC. Alat ini terletak di
dalam saluran telinga. Kedua alat ini memang sangat nyaman digunakan karena
ukurannya yang kecil. Namun untuk kedua macam lat bantu ini hanya memiliki
ruang sedikit yang dapat digunakan untuk menyimpan cadangan batere dan
mikrofon yang terpasang di dalamnya. Alat ini kurang dianjurkan untuk penderita
dengan gangguan pendengaran yang cukup berat dan juga kurang disarankan
untuk dipakai oleh anak anak
4. Bantu dengar untuk bayi
a. Body Aids
Merupakan alat bantu dengar yang dipergunakan untuk anak dalam usia balita.
Cenderung lebih ekonomis dibandingkan model sekelasnya. Mudah untuk
Page 27
digunakan karena mempunyai kemampuan penggeseran pada mikrofon yang
digunakan, jadi tidak harus mendekatkan telinga ke sumber suara. alat ini tidak
mudah hilang, pasalnya penggunaan mirip dengan radio ukuran kecil
atau walkman. Alat ini memiliki kekurangan pada penerimaan suara yang sama
antara telinga kiri dan kanan. Anak yang menggunakan alat ini juga tidak mampu
mengetahui sumber suara karena hanya memiliki satu pengeras suara dan
penerima. Kemungkinan adanya feedback terhadap suara dapat terjadi jika
cetakan telinga tidak sesuai dengan ukuran
b. OTE
Memiliki kemampuan untuk memebedakan arah suara karena memiliki alat
pengolah suara yang cukup baik. Memiliki pengaturan yang dapat disesuaikan
dengan kebutuhan dengar balita yang menggunakannya. Alat ini dapat
memebedakan arah sumber suara baik kanan, kiri, depan, dan belakang,
kenyamanan alat ini juga sudah diakui.
7. Perkembangan
a. Model Generasi Micro Style
Dapat terbaca dari namanya saja pastinya alat ini memiliki ukuran yang
kecil dan berbadan tipis. Alat ini dapat disembunyikan dibagian belakang telinga.
Dengan ukuran dan bentuk seperti ini, para pemakai akan terlena dan tidak akan
merasa seperti sedang menggunakan alat bantu untuk mendengar, kecuali saat
melepasnya barulah dirasakan perbedaan sebelum dan setelah melepas alat ini
b. Nirkabel
Tidak hanya koneksi Internet saja yang menggunakan nirkabel namun alat
bantu dengarpun menggunakan hal ini untuk mengikuti perkembangan teknologi.
Teknologi nirkabel seperti ini sudah banyak dikembangkan seperti halnya
pemakaian sistem FM yang dapat membantu proses belajar mengajar pada anak-
anak dengan gangguan pendengaran yang rentan sekali terhadap kebisingan
Teknologi ini juga sudah dilengkapiaplikasi Bluetooth dalam penggunaanya.
Page 28
c. Implan telinga tengah (MEI)
Alat bantu dengar model ini pada tulang telinga tengah dilekatkan
seperangkat alat yang berukuran mini. Alat ini bekerja untuk menggetarkan tulang
telinga dan memperkuat suara-suara yang masuk kedalam telinga tersebut
sehingga dapat memaksimalkan pendengaran.