Top Banner
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telinga merupakan organ tubuh yang memiliki urat syaraf yang cukup peka dan sensitif, terlebih ketika masih kanak-kanak. Tulang serta sistem syaraf yang belum sempurna pada masa kanak-kanak ini menyebabkan mereka mudah terkena penyakit atau infeksi di telinga. Padahal telinga mempunyai fungsi sangat penting dalam kehidupan seseorang. Telinga terdiri dari tiga bagian yaitu telinga bagian luar, telinga bagian tengah dan telinga bagian dalam. Telinga bagian luar teridiri dari; pinna (daun telinga) dan meatus auditory eksterna. Telinga bagian tengah merupakan rongga timpani yang berisi tiga tulang pendengaran yaitu malleus, inkus dan stapes. Sementara telinga bagian dalam terdapat labirin oseus yang didalamnya terdapat cairan endolimf dan labirin membran yang diidalamnya terdapat cairan perilimf. Kedua cairan tersebut berperan sebagai media penghantar agar terjadi proses mendengar dan untuk keseimbangan. Fungsi telinga adalah menerima gelombang suara dan menghantarkannya menjadi sebuah pesan ke otak. Gelombang suara masuk ke telinga kemudian menembus saluran telinga, dan memukul gendang telinga sehingga menimbulkan getaran. Getaran dari gendang menyebabkan
43

makalah fisika medis, telinga dan kelainan

Oct 31, 2014

Download

Documents

R.R.Ainunnisa

organ telinga, anatomi telinga, fisiologi telinga, pendahuluan, isi, kelainan telinga, penyakit telinga, implan telinga, penyembuhan telina, tes weber, audiometri
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: makalah fisika medis, telinga dan kelainan

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Telinga merupakan organ tubuh yang memiliki urat syaraf yang cukup peka

dan sensitif, terlebih ketika masih kanak-kanak. Tulang serta sistem syaraf yang

belum sempurna pada masa kanak-kanak ini menyebabkan mereka mudah terkena

penyakit atau infeksi di telinga. Padahal telinga mempunyai fungsi sangat penting

dalam kehidupan seseorang.

Telinga terdiri dari tiga bagian yaitu telinga bagian luar, telinga bagian

tengah dan telinga bagian dalam. Telinga bagian luar teridiri dari; pinna (daun

telinga) dan meatus auditory eksterna. Telinga bagian tengah merupakan rongga

timpani yang berisi tiga tulang pendengaran yaitu malleus, inkus dan stapes.

Sementara telinga bagian dalam terdapat labirin oseus yang didalamnya terdapat

cairan endolimf dan labirin membran yang diidalamnya terdapat cairan perilimf.

Kedua cairan tersebut berperan sebagai media penghantar agar terjadi proses

mendengar dan untuk keseimbangan.

Fungsi telinga adalah menerima gelombang suara dan menghantarkannya

menjadi sebuah pesan ke otak. Gelombang suara masuk ke telinga kemudian

menembus saluran telinga, dan memukul gendang telinga sehingga menimbulkan

getaran. Getaran dari gendang menyebabkan tulang kecil di telinga bergerak dan

pergerakan ini menimbulkan pengiriman gelombang suara ke telinga bagian

dalam.

1.2 Tujuan Umum

1. Mengetahui anatomi organ pendengaran.

2. Mengetahui fisiologi organ pendengaran.

3. Mengetahui kelainan pada organ pendengaran dan terapinya.

Page 2: makalah fisika medis, telinga dan kelainan

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Anatomi Telinga

Telinga adalah organ penginderaan dengan fungsi ganda dan kompleks,

yaitu pendengaran dan keseimbangan. Secara anatomi telinga terbagi menjadi tiga

bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.

Gambar 2.1. Anatomi Telinga

(Sumber: http://www.virtualmedicalcentre.com/)

2.1.1 Anatomi Telinga Luar (Auris Eksterna)

Telinga luar terdiri dari aurikula (atau pinna) dan kanalis auditorius

eksternus, dipisahkan dari telinga tengah oleh membrana timpani. Telinga terletak

pada kedua sisi kepala kurang lebih setinggi mata. Aurikulus melekat ke sisi

kepala oleh kulit dan tersusun terutama oleh kartilago, kecuali lemak dan jaringan

bawah kulit pada lobus telinga. Aurikulus membantu pengumpulan gelombang

suara dan perjalanannya sepanjang kanalis auditorius eksternus. Tepat di depan

meatus auditorius eksternus adalah sendi temporal mandibular. Kaput mandibula

dapat dirasakan dengan meletakkan ujung jari di meatus auditorius eksternus

Page 3: makalah fisika medis, telinga dan kelainan

ketika membuka dan menutup mulut. Kanalis auditorius eksternus panjangnya

sekitar 2,5 cm. Sepertiga lateral mempunyai kerangka kartilago dan fibrosa padat

di mana kulit terlekat. Dua pertiga medial tersusun atas tulang yang dilapisi kulit

tipis. Kanalis auditorius eksternus berakhir pada membrana timpani. Kulit dalam

kanal mengandung kelenjar khusus, glandula seruminosa, yang mensekresi

substansi seperti lilin yang disebut serumen. Mekanisme pembersihan diri telinga

mendorong sel kulit tua dan serumen ke bagian luar tetinga. Serumen nampaknya

mempunyai sifat antibakteri dan memberikan perlindungan bagi kulit.

a.      Aurikula/Pinna/Daun Telinga

Menampung gelombang suara datang dari luar masuk ke dalam telinga.

Suara yang ditangkap oleh daun telinga mengalir melalui saluran telinga ke

gendang telinga. Gendang telinga adalah selaput tipis yang dilapisi oleh kulit,

yang memisahkan telinga tengah dengan telinga luar.

b.      Meatus Akustikus Eksterna/External Auditory Canal ( Liang Telinga )

Saluran penghubung aurikula dengan membrane timpani panjangnya ±2,5

cm yang terdiri tulang rawan dan tulang keras, saluran ini mengandung rambut,

kelenjar sebasea dan kelenjar keringat, khususnya menghasilkan secret – secret

berbentuk serum. Kulit dalam kanal mengandung kelenjar khusus, glandula

seruminosa, yang mensekresi substansi seperti lilin yang disebut serumen.

Mekanisme pembersihan diri telinga mendorong sel kulit tua dan serumen ke

bagian luar tetinga. Serumen nampaknya mempunyai sifat antibakteri dan

memberikan perlindungan bagi kulit. MAE ini juga berfungsi sebagai buffer

terhadap perubahan kelembaban dan temperature yang dapat mengganggu

elastisitas membrane timpani. Fungsi dari daun telinga dan liang telinga adalah

mengumpulkan bunyi yang berasal dari sumber bunyi.

2.1.2    Anatomi Telinga Bagian Tengah (Auris Media)

Telinga tengah merupakan rongga udara diisi dengan tulang temporal yang

terbuka ke udara luar melalui tuba estachius ke nasofaring dan melalui nasofaring

ke lingkungan luar. Tuba Eustachius ini biasanya tertutup, tetapi selama menelan,

Page 4: makalah fisika medis, telinga dan kelainan

mengunyah, dan menguap ia akan membuka, untuk menjaga tekanan udara pada

kedua sisi gendang telinga tetap sama. Tuba juga berfungsi sebagai drainase untuk

sekresi.

Membrana timpani terletak pada akhir kanalis aurius eksternus dan

menandai batas lateral telinga. Membran ini berdiameter sekitar 1 cm dan selaput

tipis normalnya berwarna kelabu mutiara dan translulen.Telinga tengah

merupakan rongga berisi udara merupakan rumah bagi osikuli (tulang telinga

tengah) dihubungkan dengan nasofaring melalui tuba eustachii, dan berhubungan

dengan beberapa sel berisi udara di bagian mastoid tulang temporal.

 Tiga tulang pendengaran, maleus, inkus, dan stapes, terletak di telinga

tengah. Manubrium (pegangan maleus) adalah melekat pada belakang membran

timpani. Kepala dari maleus melekat pada dinding telinga tengah, dan bagian

pendeknya melekat pada inkus, yang pada akhirnya berartikulasi dengan kepala

stapes. Plat kaki pada stapes terpasang oleh ligamentum melingkar pada dinding

jendela oval. Dua otot kerangka kecil, tensor timpani dan stapedius, juga terletak

di telinga tengah. Kontraksi membrane timpani akan menarik manubrium maleus

medial dan mengurangi getaran dari membran timpani; kontraksi terakhir menarik

kaki stapes dari stapes keluar dari jendela oval.

a.      Membrane Timpani

        Membran timpani merupakan selaput gendang telinga penghubung antara

telinga luar dengan telinga tengah, berupa jaringan fibrous tempat melekat os

malleus. Terdiri dari jaringan fibrosa elastic, bentuk bundar dan cekung dari luar.

Membran timpani berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang

telinga danterlihat oblik terhadap sumbu liang telinga. Bagian atas disebut Pars

flaksida (MembranShrapnell), sedangkan bagian bawah Pars Tensa (membrane

propia). Pars flaksida hanyaberlapis dua, yaitu bagian luar ialah lanjutan epitel

kulit liang telinga dan bagian dalamdilapisi oleh sel kubus bersilia, seperti epitel

mukosa saluran napas. Pars tensa mempunyai satu lapis lagi ditengah, yaitu

lapisan yang terdiri dari serat kolagen dan sedikit serat elastin yang berjalan

secara radier dibagian luar dan sirkuler pada bagian dalam. Bayangan penonjolan

bagian bawah maleus pada membrane timpani disebut umbo. Dimembran timpani

Page 5: makalah fisika medis, telinga dan kelainan

terdapat 2 macam serabut, sirkuler dan radier. Serabut inilah yang menyebabkan

timbulnya reflek cahaya yang berupa kerucut.

Membran timpani dibagi dalam 4 kuadran dengan menarik garis searah

dengan prosesus longus maleus dan garis yang tegak lurus pada garis itu di umbo,

sehingga didapatkan bagian atas-depan, atas-belakang, bawah-depan serta bawah-

belakang, untuk menyatakan letak perforasi membrane timpani. Membrane

timpani berfungsi menerima getaran suara dan meneruskannya pada tulang

pendengaran.

b.      Kavum Timpani

        Rongga timpani adalah bilik kecil berisi udara. Rongga ini terletak sebelah

dalam membrane timpani atau gendang telinga yang memisahkan rongga itu dari

meatus auditorius exsterna. Rongga itu sempit serta memiliki dinding tulang dan

dinding membranosa, sementara pada bagian belakangnya bersambung dengan

antrum mastoid dalam prosesus mastoideus pada tulang temporalis, melalui

sebuah celah yang disebut aditus. Prosesus mastoideus adalah bagian tulang

temporalis yang terletak di belakang telinga, sementara ruang udara yang berada

pada bagian atasnya adalah antrum mastoideus yang berhubungan dengan rongga

telinga tengah. Infeksi dapat menjalar dari rongga telinga tengah hingga antrum

mastoid dan dengan demikian menimbulkan mastoiditis.

c.       Antrum Timpani

Merupakan rongga tidak teratur yang agak luas terletak di bagian bawah

samping dari kavum timpani. Dilapisi oleh mukosa yang merupakan lanjutan dari

lapisan mukosa  kavum timpani. Rongga ini berhubungan dengan beberapa

rongga kecil yang disebut sellula mastoid yang terdapat dibelakang bawah antrum

di dalam tulang temporalis.

d.      Tuba Eustakhius

Tuba Eusthakius bergerak ke depan dari rongga telinga tengah menuju naso-

faring, lantas terbuka. Dengan demikian tekanan udara pada kedua sisi gendang

telinga dapat diatur seimbang melalui meatus auditorius externa, serta melalui

Page 6: makalah fisika medis, telinga dan kelainan

tuba Eusthakius ( faring timpanik ). Celah tuba Eusthakius akan tertutup jika

dalam keadaan biasa, dan akan terbuka setiap kali kita menelan. Dengan demikian

tekanan udara dalam ruang timpani dipertahankan tetap seimbang dengan tekanan

udara dalam atmosfer, sehingga cedera atau ketulian akibat tidak seimbangnya

tekanan udara dapat dihindarkan. Adanya hubungan dengan nasofaring ini,

memungkinkan infeksi pada hidung atau tenggorokan dapat menjalar masuk ke

dalam rongga telinga tengah.

e.       Tulang – Tulang Pendengaran

        Tulang – tulang pendengaran merupakan tiga tulang kecil (osikuli) yang

tersusun pada rongga telinga tengah seperti rantai yang bersambung dari

membrane timpani menuju rongga telinga dalam. Ketiga tulang tersebut adalah

malleus, incus dan stapes. Osikuli dipertahankan pada tempatnya oleh persendian,

otot dan ligament yang membantu hantaran suara. Ada dua jendela kecil ( jendela

oval dan bulat ) di dinding medial jendela tengah, yang memisahkan telinga

tengah dengan telinga dalam. Bagian dataran kaki stapes menjejak pada jendela

oval, dimana suara dihantarkan ke telinga tengah. Jendela bulat memberikan jalan

ke luar getaran suara

·         Malleus, merupakan tulang pada bagian lateral, terbesar, berbentuk seperti

martil dengan gagang yang terkait pada membrane timpani, sementara kepalanya

menjulur ke dalam ruang timpani.

·         Incus, atau landasan adalah tulang yang terletak di tengah. Sendi luarnya

bersendi dengan malleus, berbentuk seperti gigi dengan dua akar, sementara sisi

dalamnya bersensi dengan sebuah tulang kecil, yaitu stapes. Stapes, atau tulang

sanggurdi, adalah tulang yang dikaitkan pada inkus dengan ujungnya yang lebih

kecil, sementara dasarnya yang bulat panjang terkait pada membrane yang

menutup fenestra vestibule atau tingkap jorong. Rangkaian tulang – tulang ini

berfungsi untuk mengalirkan getaran suara dari gendang telinga menuju rongga

telinga dalam.

Page 7: makalah fisika medis, telinga dan kelainan

2.1.3     Anatomi Telinga Dalam (Auris Interna)

Telinga dalam tertanam jauh di dalam bagian tulang temporal. Organ

untuk pendengaran (koklea) dan keseimbangan (kanalis semisirkularis), begitu

juga kranial VII (nervus fasialis) dan VIII (nervus koklea vestibularis) semuanya

merupakan bagian dari komplek anatomi. Koklea dan kanalis semisirkularis

bersama menyusun tulang labirint. Ketiga kanalis semisi posterior, superior dan

lateral terletak membentuk sudut 90 derajat satu sama lain dan mengandung organ

yang berhubungan dengan keseimbangan. Organ akhir reseptor ini distimulasi

oleh perubahan kecepatan dan arah gerakan seseorang.

Labyrinth terdiri dari dua bagian, yang satu terletak dalam yang lainnya.

Labirin tulang adalah serangkaian saluran kaku sedangkan didalamnya terdapat

labirin membran. Di dalam saluran ini, dikelilingi oleh cairan yang disebut

perilymph, adalah labirin membran. Struktur membran lebih kurang serupa

dengan bentuk saluran tulang. Bagian ini diisi dengan cairan yang disebut

endolymph, dan tidak ada hubungan antara ruang yang berisi endolymph dengan

ruangan yang dipenuhi dengan perilymph.

Koklea berbentuk seperti rumah siput dengan panjang sekitar 3,5 cm dengan

dua setengah lingkaran spiral dan mengandung organ akhir untuk pendengaran,

dinamakan organ Corti. Di dalam lulang labirin, labirin membranosa terendam

dalam cairan yang dinamakan perilimfe, yang berhubungan langsung dengan

cairan serebrospinal dalam otak melalui aquaduktus koklearis. Labirin

membranosa tersusun atas utrikulus, sakulus, dan kanalis semisirkularis, duktus

koklearis, dan organan korti. Labirin membranosa berisi cairan yang dinamakan

endolimfe. Terdapat keseimbangan yang sangat tepat antara perilimfe dan

endolimfe dalam telinga dalam. Banyak kelainan telinga dalam terjadi bila

keseimbangan ini terganggu. Percepatan angular menyebabkan gerakan dalam

cairan telinga dalam di dalam kanalis dan merangsang sel-sel rambut labirin

membranosa. Akibatnya terjadi aktivitas elektris yang berjalan sepanjang cabang

vestibular nervus kranialis VIII ke otak. Perubahan posisi kepala dan percepatan

linear merangsang sel-sel rambut utrikulus. Ini juga mengakibatkan aktivitas

elektris yang akan dihantarkan ke otak oleh nervus kranialis VIII. Di dalam

kanalis auditorius internus, nervus koklearis (akustik), yang muncul dari koklea,

Page 8: makalah fisika medis, telinga dan kelainan

bergabung dengan nervus vestibularis, yang muncul dari kanalis semisirkularis,

utrikulus, dan sakulus, menjadi nervus koklearis (nervus kranialis VIII). Yang

bergabung dengan nervus ini di dalam kanalis auditorius internus adalah nervus

fasialis (nervus kranialis VII). Kanalis auditorius internus mem-bawa nervus

tersebut dan asupan darah ke batang otak.

a.      Koklea

Bagian koklea dari labirin adalah tabung melingkar yang pada manusia

berdiameter 35 mm. Sepanjang panjangnya, membran basilaris dan membran

Reissner's membaginya menjadi tiga kamar (scalae). Skala vestibule dan skala

timpani berisi perilymph dan berkomunikasi satu sama lain pada puncak koklea

melalui lubang kecil yang disebut helicotrema. Skala vestibule berakhir pada

jendela oval, yang ditutup oleh kaki stapes dari stapes. Skala timpani berakhir

pada jendela bulat, sebuah foramen di dinding medial dari telinga tengah yang

ditutup oleh membran timpani fleksibel sekunder. Skala media, skala koklea

ruang tengah, kontinu dengan labirin membran dan tidak berkomunikasi dengan

dua scalae lainnya. Skala ini berisi endolymph.

b.      Organ Korti

Organ korti yang terletak di membran basilaris, merupakan struktur yang

berisi sel-sel rambut yang merupakan reseptor pendengaran. Organ ini memanjang

dari puncak ke dasar koklea dan memiliki bentuk spiral. Ujung dari sel-sel rambut

menembus lamina, membran retikuler yang didukung Rod of Corti. Sel-sel rambut

yang diatur dalam empat baris: tiga baris sel rambut luar lateral ke terowongan

dibentuk oleh Rod of Corti, dan satu baris sel rambut dalam medial terowongan.

Ada 20.000 sel rambut luar dan sel-sel rambut 3500 masing-masing bagian dalam

koklea manusia. Meliputi sel rambut adalah membran tectorial tipis, kental, tapi

elastis di mana ujung rambut luar tertanam.

Pada koklea terdapat sambungan yang erat di antara sel-sel rambut dan sel-sel

phalangeal berdekatan. Sambungan ini mencegah endolymph dari mencapai dasar

sel. Namun, membran basilaris relatif permeabel untuk perilymph dalam skala

timpani, dan akibatnya, terowongan dari organ Corti dan dasar sel-sel rambut

Page 9: makalah fisika medis, telinga dan kelainan

bermandikan perilymph. Karena sambungan ketat yang serupa, hal ini juga sama

dengan sel-sel rambut di bagian lain dari telinga bagian dalam, yaitu endolymph

dibagian tengah, sedangkan basis mereka bermandikan perilymph.

c.       Vestibulum

Vestibulum merupakan bagian tengah labirintus osseous pada vestibulum ini

membuka fenestra ovale dan fenestra rotundum dan pada bagian belakang atas

menerima muara kanalis semisirkularis. Vestibulum telinga dalam dibentuk oleh

sakulus, utrikulus, dan kanalis semisirkularis. Utrikulus dan sakulus mengandung

macula yang yang diliputi oleh sel – sel rambut. Yang menutupi sel – sel rambut

ini adalah suatu lapisan gelatinosa yang ditembus oleh silia, dan pada lapisan ini

terdapat pula otolit yang mengandung lapisa kalsium dan dengan berat jenis yang

lebih besar daripada endolimfe. Karena pengaruh gravitasi maka gaya dari otolit

akan membengkokan silia sel – sel rambut dan menimbulkan rangsangan pada

reseptor.

d.      Jalur Saraf

Dari inti koklea, impuls pendengaran keluar melalui berbagai jalur ke

colliculi inferior, pusat refleks pendengaran, dan melalui corpus geniculate medial

di thalamus ke korteks pendengaran. Informasi dari kedua telinga menyatu, dan

pada semua tingkat yang lebih tinggi sebagian besar neuron menanggapi input

dari kedua belah pihak. Korteks pendengaran primer, daerah Brodmann's 41,

adalah di bagian superior lobus temporal. Pada manusia, itu terletak di celah

sylvian dan tidak terlihat pada permukaan otak. Dalam korteks pendengaran

primer, neuron yang paling menanggapi masukan dari kedua telinga, tetapi ada

juga strip dari sel-sel yang dirangsang oleh masukan dari telinga kontralateral dan

dihambat oleh masukan dari telinga ipsilateral. Ada beberapa tambahan daerah

menerima pendengaran, seperti ada daerah menerima beberapa sensasi kutan.

Daerah asosiasi pendengaran berdekatan dengan area penerima primer

pendengaran yang luas. Bundel olivocochlear adalah bundel serat eferen

terkemuka di setiap saraf pendengaran yang timbul dari kedua ipsilateral dan

Page 10: makalah fisika medis, telinga dan kelainan

kompleks olivary kontralateral unggul dan berakhir terutama di sekitar basis dari

luar sel-sel rambut organ Corti.

e.       Kanalis Semisirkularis

Di setiap sisi kepala, kanal-kanal semisirkularis tegak lurus satu sama lain,

sehingga mereka berorientasi pada tiga ruang. Di dalam tulang kanal, kanal-kanal

membran tersuspensi dalam perilymph. Struktur reseptor, yang ampullaris crista,

terletak di ujung diperluas (ampula) dari masing-masing kanal selaput. crista

Masing-masing terdiri dari sel-sel rambut dan sel sustentacular diatasi oleh sebuah

partisi agar-agar (cupula) yang menutup dari ampula. Proses dari sel-sel rambut

yang tertanam di cupula, dan dasar sel-sel rambut dalam kontak dekat dengan

serat-serat aferen dari divisi vestibular dari syaraf vestibulocochlear.

f.        Utrikulus dan Sakulus

Dalam setiap labirin membran, di lantai utricle, ada organ otolithic (makula).

Makula lain terletak pada dinding saccule dalam posisi semivertical. Macula

mengandung sel-sel sustentacular dan sel rambut, diatasi oleh membran otolithic

di mana tertanam kristal karbonat kalsium, otoliths. Otoliths, yang juga disebut

otoconia atau telinga debu, mempunyai panjang berkisar 3 - 19 μ. Prosesus dari

sel-sel rambut yang tertanam di dalam membran. Serat saraf dari sel-sel rambut

bergabung yang berasal dari krista di divisi vestibular dari syaraf

vestibulocochlear.

g.     Sel Rambut

Sel-sel rambut yang di telinga bagian dalam memiliki struktur umum. Setiap

tertanam dalam epitel terdiri dari pendukung atau sel sustentacular, dengan bagian

akhirnya berhubungan dengan neuron aferen. Memproyeksikan dari ujung apikal

adalah proses 30-150 berbentuk batang, atau rambut. Kecuali dalam koklea, salah

satu, kinocilium, adalah silia benar tetapi nonmotile dengan sembilan pasang

mikrotubulus keliling lingkaran dan sepasang pusat mikrotubulus (lihat Bab 1).

Ini adalah salah satu proses terbesar dan memiliki dipukuli akhir. kinocilium ini

hilang dalam sel-sel rambut dalam koklea pada mamalia dewasa. Namun, proses

Page 11: makalah fisika medis, telinga dan kelainan

lainnya, yang disebut stereocilia, yang hadir di semua sel-sel rambut. Mereka

memiliki inti yang terdiri dari filamen aktin paralel. aktin ini dilapisi dengan

berbagai isoform myosin. Dalam rumpun proses pada setiap sel, ada struktur yang

teratur. Sepanjang sumbu terhadap kinocilium itu, peningkatan stereocilia

semakin tinggi; sepanjang sumbu tegak lurus, semua stereocilia adalah ketinggian

yang sama.

h.     Elektrik

Potensi selaput sel-sel rambut adalah sekitar -60 mV. Ketika stereocilia

didorong ke arah kinocilium, potensi membran menurun menjadi sekitar -50 mV.

Ketika bundel proses didorong dalam arah yang berlawanan, sel hyperpolarized.

Menggusur proses dalam arah tegak lurus terhadap sumbu ini tidak memberikan

perubahan potensial membran, dan menggusur proses dalam arah yang

pertengahan antara kedua arah menghasilkan depolarisasi atau hyperpolarization

yang proporsional dengan sejauh mana arah yang menuju atau jauh dari

kinocilium. Dengan demikian, rambut proses menyediakan mekanisme untuk

menghasilkan perubahan potensial membran yang proporsional dengan arah dan

jarak bergerak rambut.

i.      Pembentukan Potensial Aksi pada Serabut Saraf Aferen

Seperti disebutkan di atas, proses proyeksi sel-sel rambut ke endolymph

sedangkan basis bermandikan perilymph. Pengaturan ini diperlukan untuk

produksi normal potensi generator. perilymph ini terbentuk terutama dari plasma.

Di sisi lain, endolymph terbentuk di media skala oleh vascularis stria dan

memiliki konsentrasi tinggi K + dan konsentrasi rendah Na +. Sel di vascularis

stria memiliki konsentrasi tinggi Na +-K + ATPase. Selain itu, tampak bahwa ada

K electrogenic unik + pompa di vascularis stria, yang menjelaskan kenyataan

bahwa media skala yang elektrik positif sebesar 85 mV relatif terhadap vestibule

skala dan skala timpani.

Sangat halus proses yang disebut link ujung mengikat ujung stereocilium

setiap sisi tetangga yang lebih tinggi, dan di persimpangan di sana tampaknya

saluran kation mekanis sensitif dalam proses yang lebih tinggi. Ketika stereocilia

Page 12: makalah fisika medis, telinga dan kelainan

pendek didorong ke arah yang lebih tinggi, waktu buka dari kenaikan saluran.

K+ kation yang paling berlimpah di endolymph-dan Ca2+ masuk melalui saluran

tersebut dan menghasilkan depolarisasi. Masih ada ketidakpastian yang cukup

tentang peristiwa berikutnya. Namun, satu hipotesis adalah bahwa motor molekul

di tetangga yang lebih tinggi langkah berikutnya saluran menuju dasar,

melepaskan ketegangan di link ujung. Ini menyebabkan saluran untuk menutup

dan memungkinkan pemulihan keadaan istirahat. Motor ternyata adalah berbasis

myosin

Depolarisasi sel rambut menyebabkan mereka untuk merilis neurotransmitter,

mungkin glutamin, yang memulai depolarisasi dari tetangga neuron aferen.

K+ yang masuk ke sel-sel rambut melalui saluran kation mekanis sensitif didaur

ulang. Memasuki sel sustentacular dan kemudian melewati ke sel sustentacular

lain dengan cara sambungan ketat. Pada koklea, akhirnya mencapai vascularis

stria dan dikeluarkan kembali ke endolymph, melengkapi siklus.

2.2 Fisiologi Pendengaran

Secara umum, kenyaringan suara berhubungan dengan amplitudo

gelombang suara dan nada suara dengan berhubungan frekuensi (jumlah

gelombang per unit waktu). Semakin besar amplitudo, makin keras suara, dan

semakin besar frekuensi, semakin tinggi nada suaranya. Namun, pitch juga

ditentukan oleh faktor-faktor kurang dipahami lain selain frekuensi, dan frekuensi

mempengaruhi kenyaringan, karena ambang pendengaran lebih rendah di

beberapa frekuensi dari yang lain.

Amplitudo dari gelombang suara dapat dinyatakan dalam perubahan

tekanan maksimum pada gendang telinga, tetapi skala relatif lebih nyaman. Skala

desibel adalah skala tertentu. Intensitas suara dalam satuan bels adalah logaritma

rasio intensitas suara itu dan suara standar.Sebuah desibel (dB) adalah 0,1

bel. Oleh karena itu, intensitas suara adalah sebanding dengan kuadrat tekanan

suara.

Tingkat referensi standar suara yang diadopsi oleh Acoustical Society of

America sesuai dengan 0 desibel pada tingkat tekanan 0,000204 × dyne/cm2, nilai

yang hanya di ambang pendengaran bagi manusia rata-rata.Penting untuk diingat

Page 13: makalah fisika medis, telinga dan kelainan

bahwa skala desibel adalah skala log. Oleh karena itu, nilai 0 desibel tidak berarti

tidak adanya suara tapi tingkat intensitas suara yang sama dengan yang standar.

Lebih jauh lagi, 0 – 140 decibel dari ambang tekanan sampai tekanan yang

berpotensi merusak organ Corti sebenarnya merupakan 107 (10 juta) kali lipat

tekanan suara.

Frekuensi suara yang dapat didengar untuk manusia berkisar antara 20

sampai maksimal 20.000 siklus per detik (cps, Hz). Ambang telinga manusia

bervariasi dengan nada suara, sensitivitas terbesar berada antara 1000 - 4000-Hz.

Frekuensi dari suara pria rata-rata dalam percakapan adalah sekitar 120 Hz dan

bahwa dari suara wanita rata-rata sekitar 250 Hz. Jumlah frekuensi yang dapat

dibedakan dengan individu rata-rata sekitar 2000, namun musisi yang terlatih

dapat memperbaiki angka ini cukup. Pembedaan dari frekuensi suara yang terbaik

berkisar antara 1000 - 3000-Hz dan lebih buruk pada frekuensi yang lebih tinggi

atau lebih rendah.

2.2.1 Masking

Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa kehadiran satu

suara menurunkankemampuan individu untuk mendengar suara lain. Fenomena

ini dikenal sebagai masking. Hal ini diyakini karena perangsangan reseptor

pendengaran baik secara relatif ataupun secara absolut terhadap

rangsanganlain. Tingkat dimana nada memberikan efek masking terhadap nada

lain tergantung dari frekuensinya.

2.2.2. Transmisi Suara

Telinga mengubah gelombang suara pada lingkungan luar menjadi

potensial aksi pada saraf-saraf pendengaran. Getaran diubah oleh gendang telinga

dan tulang-tulang pendengaran menjadi energi gerak yang menggerakkan kaki

dari stapes. Pergerakan ini akan memberikan gelombang pada cairan di telinga

dalam. Getaran pada organ korti akan menghasilkan potensial aksi di saraf-saraf

pendengaran.

Page 14: makalah fisika medis, telinga dan kelainan

2.2.3 Fungsi dari Membran Timpani dan Tulang-tulang Pendengaran

Dalam menanggapi perubahan tekanan yang dihasilkan oleh gelombang

suara pada permukaan eksternal, membran timpani bergerak masuk dan keluar.

Membran itu berfungsi sebagai resonator yang mereproduksi getaran dari sumber

suara. Membran akan berhenti bergetar segera ketika berhenti gelombang suara.

Gerakan dari membran timpani yang diteruskan kepada manubrium maleus.

Maleus bergerak pada sumbu yang melalui prosesus brevis dab longusnya,

sehingga mentransmisikan getaran manubrium ke inkus. Inkus bergerak

sedemikian rupa sehingga getaran ditransmisikan ke kepala stapes. Pergerakan

dari kepala stapes mengakibatkan ayunan ke sana kemari seperti pintu berengsel

di pinggir posterior dari jendela oval. Ossicles pendengaran berfungsi sebagai

sistem tuas yang mengubah getaran resonansi membran timpani menjadi gerakan

stapes terhadap skala vestibuli yang berisi perilymph di koklea. Sistem ini

meningkatkan tekanan suara yang tiba di jendela oval, karena tindakan tuas dari

maleus dan inkus mengalikan gaya 1,3 kali dan luas membran timpani jauh lebih

besar daripada luas kaki stapes dari stapes. Terdapat kehilangan energi suara

sebagai akibat dari resistensi tulang pendengaran, tetapi dalam penelitian

didapatkan bahwa pada frekuensi di bawah 3000 Hz, 60% dari insiden energi

suara pada membran timpani diteruskan ke cairan di dalam koklea.

2.2.4 Refleks Timpani

Saat otot-otot telinga tengah berkontraksi (m.tensor tympani dan

m.stapedius), mereka akan menarik manubrium mallei kedalam dan kaki-kaki dari

stapes keluar. Hal ini akan menurukan transmisi suara. Suara keras akan

menginisiasi refleks kontraksi dari otot-otot ini yang dinamakan refleks tympani.

Fungsinya adalah protektif, yang akan memproteksi dari suara keras agar tidak

menghasilkan stimulasi yang berlebihan dari reseptor auditori. Tapi, refleks ini

memiliki waktu reaksi untuk menghasilkan refleks selama 40-160 ms, sehingga

tidak akan memberikan perlindungan pada stimulasi yang cepat seperti tembakan

senjata. 

Page 15: makalah fisika medis, telinga dan kelainan

2.2.5 Konduksi Tulang dan Konduksi Udara

Konduksi gelombang suara ke cairan di telinga bagian dalam melalui

membran timpani dan tulang pendengaran, sebagai jalur utama untuk pendengaran

normal, disebut konduksi tulang pendengaran. Gelombang suara juga memulai

getaran dari membran timpani sekunder yang menutup jendela bulat. Proses ini,

penting dalam pendengaran normal, disebut sebagai konduksi udara. Jenis ketiga

konduksi, konduksi tulang, adalah transmisi getaran tulang tengkorak dengan

cairan dari telinga bagian dalam. konduksi tulang yang cukup besar terjadi ketika

garpu tala atau benda bergetar lainnya diterapkan langsung ke tengkorak. Rute ini

juga memainkan peranan dalam transmisi suara yang sangat keras.

2.2.6 Perjalanan Gelombang

Pergerakan dari kaki stapes menghasilkan serangkaian perjalanan

gelombang di perilymph pada skala vestibuli. Sebagai gelombang bergerak naik

koklea, yang tinggi meningkat menjadi maksimum dan kemudian turun dari cepat.

Jarak dari stapes ke titik ketinggian maksimum bervariasi dengan frekuensi

getaran memulai gelombang. suara bernada tinggi menghasilkan gelombang yang

mencapai ketinggian maksimum dekat pangkal koklea; suara bernada rendah

menghasilkan gelombang yang puncak dekat puncak. Dinding tulang dari skala

vestibule yang kaku, tapi membran Reissner adalah fleksibel. Membran basilaris

tidak di bawah ketegangan, dan juga siap tertekan ke dalam skala timpani oleh

puncak gelombang dalam skala vestibule. Perpindahan dari cairan dalam skala

timpani yang hilang ke udara pada jendela bundar. Oleh karena itu, suara

menghasilkan distorsi pada membran basilaris, dan situs di mana distorsi ini

maksimum ditentukan oleh frekuensi gelombang suara. Bagian atas sel-sel rambut

pada organ Corti diadakan kaku oleh lamina retikuler, dan rambut dari sel-sel

rambut luar tertanam dalam membran tectorial. Ketika bergerak stapes, kedua

membran bergerak ke arah yang sama, tetapi mereka bergantung pada sumbu

yang berbeda, sehingga ada gerakan geser yang lengkungan bulu. Rambut dari

sel-sel rambut batin tidak melekat pada membran tectorial, tetapi mereka

tampaknya dibengkokkan oleh fluida bergerak antara membran tectorial dan sel-

sel rambut yang mendasarinya.

Page 16: makalah fisika medis, telinga dan kelainan

2.2.7 Fungsi dari Sel Rambut

Sel-sel rambut dalam, sel-sel sensoris primer yang menghasilkan potensial

aksi pada saraf pendengaran, dirangsang oleh pergerakan cairan pada telinga

dalam.

Sel-sel rambut luar, di sisi lain, memiliki fungsi yang berbeda. Ini

menanggapi suara, seperti sel-sel rambut dalam, tapi depolarisasi membuat

mereka mempersingkat dan hiperpolarisasi membuat mereka memperpanjang.

Mereka melakukan ini lebih dari bagian yang sangat fleksibel dari membran basal,

dan tindakan ini entah bagaimana meningkatkan amplitudo dan kejelasan suara.

Perubahan pada sel rambut luar terjadi secara paralel dengan perubahan prestin,

protein membran, dan protein ini mungkin menjadi protein motor sel-sel rambut

luar.

Sel-sel rambut luar menerima persarafan kolinergik melalui komponen

eferen dari saraf pendengaran, dan asetilkolin hyperpolarizes sel. Namun, fungsi

fisiologis dari persarafan ini tidak diketahui.

2.2.8 Potensial Aksi pada Saraf-saraf Pendengaran

Frekuensi potensial aksi dalam satu serat saraf pendengaran adalah

proporsional dengan kenyaringan dari rangsangan suara. Pada intensitas suara

yang rendah, melepaskan setiap akson suara hanya satu frekuensi, dan frekuensi

ini bervariasi dari akson ke akson tergantung pada bagian dari koklea dari serat

yang berasal. Pada intensitas suara yang lebih tinggi, debit akson individu untuk

spektrum yang lebih luas dari frekuensi suara khususnya untuk frekuensi rendah

dari yang di mana simulasi ambang terjadi.

Penentu utama dari pitch yang dirasakan ketika sebuah gelombang suara

pemogokan telinga adalah tempat di organ Corti yang maksimal dirangsang.

Gelombang perjalanan yang didirikan oleh nada menghasilkan depresi puncak

membran basilaris, dan stimulasi reseptor akibatnya maksimal, pada satu titik.

Seperti disebutkan di atas, jarak antara titik dan stapes berbanding terbalik dengan

nada suara, nada rendah menghasilkan stimulasi maksimal pada puncak koklea

dan nada tinggi memproduksi stimulasi maksimal di pangkalan. Jalur dari

berbagai bagian koklea ke otak yang berbeda. Sebuah faktor tambahan yang

Page 17: makalah fisika medis, telinga dan kelainan

terlibat dalam persepsi pitch pada frekuensi suara kurang dari 2000 Hz mungkin

pola potensi aksi pada saraf pendengaran. Ketika frekuensi cukup rendah, serat-

serat saraf mulai merespon dengan dorongan untuk setiap siklus gelombang suara.

Pentingnya efek volley, bagaimanapun, adalah terbatas; frekuensi potensial aksi

dalam serabut saraf diberikan pendengaran menentukan terutama kenyaringan,

bukan lapangan, dari suara.

Walaupun pitch suara tergantung terutama pada frekuensi gelombang

suara, kenyaringan juga memainkan bagian; nada rendah (di bawah 500 Hz)

tampaknya nada rendah dan tinggi (di atas 4000 Hz) tampak lebih tinggi dengan

meningkatnya kekerasan mereka. Jangka waktu juga mempengaruhi pitch sampai

tingkat kecil. Pitch dari nada tidak dapat dirasakan kecuali itu berlangsung selama

lebih dari 0,01 s, dan dengan jangka waktu antara 0,01 dan 0,1 s, naik pitch

dengan meningkatnya durasi. Akhirnya, nada suara kompleks yang mencakup

harmonisa dari frekuensi yang diberikan masih dirasakan bahkan ketika frekuensi

primer (hilang pokok) tidak ada.

2.2.9 Respon Saraf-saraf Pendengaran di Medula Oblongata

Respon dari neuron kedua dalam inti koklea terhadap suara rangsangan

adalah seperti pada serat saraf pendengaran. Frekuensi dengan intensitas rendah

membangkitkan tanggapan yang bervariasi dari unit ke unit, dengan peningkatan

intensitas suara, dan frekuensi yang respon terjadi menjadi lebih luas. Perbedaan

utama antara respon dari neuron pertama dan kedua adalah adanya "cut off" lebih

tajam di sisi frekuensi rendah di neuron meduler. Kekhususan ini lebih besar dari

neuron orde kedua mungkin karena semacam proses penghambatan di batang

otak, tapi bagaimana hal itu dicapai tidak diketahui.

2.2.10 Korteks Pendengaran Primer

Jalur impuls naik dari nukleus koklea bagian dorsal dan ventral melalui

kompleks yang unilateral maupun kontralateral. Pada hewan, ada pola yang

terorganisasi pada lokalisasi tonal dalam korteks pendengaran primer (area 41).

Pada manusia, nada rendah yang di arahkan pada daerah anterolateral dan nada

tinggi pada posteromedial di korteks pendengaran.

Page 18: makalah fisika medis, telinga dan kelainan

2.3 Mekanisme Pusat Pendengaran

Di perlihatkan bahwa serabut saraf dari ganglion spiralis organ

Corti masuk ke nuklei koklearis yang terletak pada bagian atas medula oblongata.

Pada tempat ini, semua serabut bersinaps. Kemudian sebagian isyarat dihantar ke

atas ke batang otak sisi yang sama, tetapi sebagian besar menuju sisi yang

berlawanan dan dihantarkan ke atas melalui rangkaian neuron di dalamnukleus

olivaris superior, kolikulus inferior dan nucleus genikulatum mediale, akhirnya

berakhir di dalam kortekspendengaran yang terletak di dalam girus superior lobus

temporalis.

Beberapa tempat penting harus dicatat dalam hubungannya dengan

lintasan pendengaran. Pertama, implus dari masing – masing telinga dihantarkan

melalui lintasan pendengaran kedua sisi batang otak hanya dengan sedikit lebih

banyak penghantaran pada lintasan kontralateral.

Kedua, banyak serabut kolateral dari traktus auditorius berjalan langsung

ke dalam sistem retikularis batang otak. Sehingga bunyi dapat mengaktifkan

keseluruhan otak.

Ketiga, orientasi ruang derajat tinggi dipertahankan dalam serabut traktus yang

berasal dari koklea yang semuanya menuju korteks. Ternyata, terdapat tiga

representasi ruang frekuensi suara pada kolikulus inferior, satu representasi sangat

tepat bagi frekuensi suara diskret pada korteks pendengaran dan beberapa

representasi yang kurang tepat pada daerah asosiasi pendengaran.

Mekanisme sampainya suara pendengaran dapat melalui 2 cara yaitu

dengan air condaction dan bone condaction.

1.       Air conduction.

Gelombang suara dikumpulkan oleh telinga luar, lalu disalurkan ke liang

telinga , menuju gendang telinga dan kemudian gendang telinga bergetar untuk

merespon gelombang suara yang menghantamnya “kemudian” getaran ini

mengakibatkan 3 tulang pendengaran( malleus, stapes, incus ) yang secara

mekanis getaran dari gendang telinga akan disalurkan menuju cairan yang ada di

koklea. Getaran yang sampai ke koklea akan menghasilkan gelombang sehingga

rambut sel di koklea bergerak. Gerakan ini merubah energy mekanik menjadi

Page 19: makalah fisika medis, telinga dan kelainan

energy elektrik ke saraf pendengaran (auditory nerve, saraf VIII ( saraf akustikus )

yang nantinya akan menuju ke pusat pendengaran di otak bagian lobus temporal

sehingga diterjemahkan menjadi suara yang dapat dikenal di otak

2.       Bone conduction

Getaran suara berjalan melalui penghantar tulang yang menggetarkan

tulang kepala, kemudian akan menggetarkan perylimph pada skala vestibuli dan

skala tympani dan akhirnya getaran itu dikirim dalam bentuk impuls saraf ke

saraf-saraf pendengaran.

Penghantaran melalui tulang dapat dilakukan dengan percobaaan rine, sedangkan

penghantaran bunyi melalui tulang kemudian dilanjutkan melalui udara dapat

dilakukan dengan percobaan weber

Kecepatan penghantaran suara terbatas, makin tambah usia makin berkurang daya

tangkap suara atau bunyi yang dinyatakan antara 30 – 20.000 siklus/detik

2.4 Gangguan Pendengaran

Gangguan pendengaran bisa terjadi pada siapa saja dan pada semua umur ,

bisa sementara dan bahkan permanen. Gangguan pendengaran disebabkan karena

Page 20: makalah fisika medis, telinga dan kelainan

salah satu atau lebih, bagian dari telinga tidak dapat berfungsi secara normal. Ada

dua jenis gangguan pendengaran :

1.    Gangguan Konduktif

Biasanya terjadi akibat kelainan telinga luar, seperti infeksi serumen, atau

kelainan telinga tengah, seperti otitis media atau otosklerosis. Pada keadaan

seperti itu, hantaran suara efisien suara melalui udara ke telinga dalam terputus.

Dengan kata lain ketika gelombang suara terhalang masuknya dari lubang telinga

dan gendang telinga menuju ke rumah siput ( koklea ) dan Saraf

Pendengaran(Auditory Nerve).

2.    Gangguan Sensoris

Melibatkan kerusakan koklea atau saraf vestibulokoklear. Selain

kehilangan konduktsi dan sensori neural, dapat juga terjadi kehilangan

pendengaran campuran begitu juga kehilangan pendengaran fungsional. Pasien

dengan kehilangan suara campuran mengalami kehilangan baik konduktif maupun

sensori neural akibat disfungsi konduksi udara maupun konduksi tulang.

Kehilangan suara fungsional (atau psikogenik) bersifat inorganik dan tidak

berhubungan dengan perubahan struktural mekanisme pendengaran yang dapat

dideteksi biasanya sebagai manifestasi gangguan emosional.

2.5 Penyakit Telinga

Beberapa penyakit telinga dapat menyebabkan ketulian sebagian bahkan

ketulian total. Bahkan lagi, kebanyakan penyakit pada telinga bagian dalam dapat

mengakibatkan gangguan pada keseimbangan. permasalahan yang terjadi pada

telinga kita harus ditangani oleh dokter spesialis khusus yang disebut

otolaryngologist, yang mana spesialist ini ahli dalam mengobati gangguan yang

terjadi pada gendang telinga sampai pada telinga dalam yang luka akibat benturan

fisik.

1.       Othematoma

Pada beberapa kasus kelainan pada telinga terjadi kelainan yang disebut

othematoma atau popular dengan sebutan ‘telinga bunga kol’, suatu kondisi

dimana terjadi gangguan pada tulang rawan telinga yang dibarengi dengan

Page 21: makalah fisika medis, telinga dan kelainan

pendarahan internal serta pertumbuhan jaringan telinga yang berlebihan (sehingga

telinga tampak berumbai laksana bunga kol). Kelainan ini diakibatkan oleh

hilangnya aurikel dan kanal auditori sejak lahir. (encharta ensiklopedi)

2.       Penyumbatan

Kotoran telinga (serumen) bisa menyumbat saluran telinga dan

menyebabkan gatal-gatal, nyeri serta tuli yang bersifat sementara. Dokter akan

membuang serumen dengan cara menyemburnya secara perlahan dengan

menggunakan air hangat (irigasi). Tetapi jika dari telinga keluar nanah, terjadi

perforasi gendang telinga atau terdapat infeksi telinga yang berulang, maka tidak

dilakukan irigasi.

Jika terdapat perforasi gendang telinga, air bisa masuk ke telinga tengah

dan kemungkinan akan memperburuk infeksi. Pada keadaan ini, serumen dibuang

dengan menggunakan alat yang tumpul atau dengan alat penghisap. Biasanya

tidak digunakan pelarut serumen karena bisa menimbulkan iritasi atau reaksi

alergi pada kulit saluran telinga, dan tidak mampu melarutkan serumen secara

adekuat.

3.      Perikondritis

Perikondritis adalah suatu infeksi pada tulang rawan (kartilago) telinga

luar. Perikondritis bisa terjadi akibat:

-cedera

-gigitan seerangga

- pemecahan bisul dengan sengaja.

Nanah akan terkumpul diantara kartilago dan lapisan jaringan ikat di

sekitarnya (perikondrium). Kadang nanah menyebabkan terputusnya aliran darah

ke kartilago, menyebabkan kerusakan pada kartilago dan pada akhirnya

menyebabkan kelainan bentuk telinga. Meskipun bersifat merusak dan menahun,

tetapi perikondritis cenderung hanya menyebabkan gejala-gejala yang ringan.

Untuk membuang nanahnya, dibuat sayatan sehingga darah bisa kembali mengalir

ke kartilago. Untuk infeksi yang lebih ringan diberikan antibiotik per-oral,

Page 22: makalah fisika medis, telinga dan kelainan

sedangkan untuk infeksi yang lebih berat diberikan dalam bentuk suntikan.

Pemilihan antibiotik berdasarkan beratnya infeksi dan bakteri penyebabnya.

(medicastore). Ada banyak lagi gangguan yang terjadi pada alat pendengaran kita

ini, misalnya tumor, cedera, eksim, otitis dan lain-lain.

2.6 Penyebab Penyakit Telinga

Pembersihan dengan alat apapun akan menimbulkan rangsangan kuat

pada kulit liang telinga karena terdapat saraf-saraf yang peka di dalamnya.

Rangsangan tersebut justru akan mendorong kelenjar serumen berproduksi lebih

banyak dan ini justru akan mengakibatkan gangguan bagi telinga.

Saat membersihkan liang telinga, tidak jarang kotoran berupa minyak yang

telah bercampur dengan debu yang 'ditangkapnya' justru akan terdorong masuk ke

bagian yang lebih dalam di sekitar gendang telinga. Dengan frekuensi yang

berulang, kotoran itu kemudian terkumpul dan membatu. Namun, dalam kondisi

tertentu, justru dapat menutup dan menghalangi gendang telinga untuk

menangkap getaran suara dari luar.

Telinga pun terasa gatal dan tanpa disadari, kita akan mengorek-ngorek

telinga. Pada beberapa kasus, cara itu malah bisa melukai gendang telinga dan

menimbulkan infeksi sampai bernanah yang dikenal dengan istilah medis otitis

media. Selanjutnya, bila telinga tersumbat sebelah, bisa mengakibatkan

pusing, kepala serasa berputar, dan vertigo.

Langkah terbaik apabila ada kotoran mengeras di liang telinga, segera ke

dokter. Umumnya, dokter akan memberi obat tetes pemecah kotoran berupa

karbol gliserin 10%. Kemudian, kotoran disemprot agar keluar. Biasanya, disertai

dengan pemberian antibiotika untuk mencegah bakteri yang mungkin menghuni

luka akibat iritasi.

2.7 Pengkajian Kemampuan Mendengar

1. Pemeriksaan Telinga .

Telinga luar diperiksa dengan inspeksi dan palpasi lang-sung sementara

membrana timpani diinspeksi, seperti telinga tengah dengan otoskop dan palpasi

tak langsung dengan menggunakan otoskop pneumatic.

Page 23: makalah fisika medis, telinga dan kelainan

2. Pengkajian Fisik

Inspeksi adanya :

·   deformitas, lesi

·   cairan begitu pula ukuran

·    simetris dan sudut penempelan ke kepala.

Gerakan aurikulus normalnya tidak menimbulkan nyeri. Bila manuver ini

terasa nyeri, harus dicurigai adanya otitis eksterna akut. Nyeri tekan pada saat

palpasi di daerah mastoid dapat menunjukkan mastoiditis akut atau inflamasi

nodus auri-kula posterior. Terkadang, kista sebaseus dan tofus (de-posit mineral

subkutan) terdapat pada pinna. Kulit bersisik pada atau di belakang aurikulus

biasanya menunjuk¬kan adanya dermatitis sebore dan dapat terdapat pula di kulit

kepala dan struktur wajah.

3. Penggunaan uji Weber dan Rinne

Memungkinkan kita membedakan kehilangan akibat konduktif dengan

kehi-langan sensorineural

A. Uji Weber

Memanfaatkan konduksi tulang untuk menguji adanya lateralisasi suara.

Sebuah garpu tala dipegang erat pada gagangnya dan pukulkan pada lutut atau

pergelangan tangan pemeriksa. Kemudian diletakkan pada dahi atau gigi pasien.

Pasien ditanya apakah suara terdengar di tengah kepala, di telinga kanan atau

telinga kiri. Individu dengan pendengaran normal akan mende¬ngar suara

seimbang pada kedua telinga atau menjelaskan bahwa suara terpusat di tengah

kepala. Bila ada kehilang¬an pendengaran konduktif (otosklerosis, otitis media),

suara akan lebih jelas terdengar pada sisi yang sakit. Ini disebabkan karena

obstruksi akan menghambat ruang suara, sehingga akan terjadi peningkatan

konduksi tulang. Bila terjadi kehilangan sensorineural, suara akan meng-alami

lateralisasi ke telinga yang pendengarannya lebih baik. Uji Weber berguna untuk

kasus kehilangan pende¬ngaran unilateral.

B. Uji Rinne

Gagang garpu tala yang bergetar ditempatkan di belakang aurikula pada

tulang mastoid (konduksi tulang) sampai pasien tak mampu lagi mendengar suara.

Page 24: makalah fisika medis, telinga dan kelainan

Kemudian garpu tala dipindahkan pada jarak 1 inci dari meatus kanalis auditorius

eksternus (konduksi udara). Pada keadaan normal pasien dapat terus

mendengar¬kan suara, menunjukkan bahwa konduksi udara berlang-sung lebih

lama dari konduksi tulang. Pada kehilangan pendengaran konduktif, konduksi

tulang akan melebihi konduksi udara begitu konduksi tulang melalui tulang

temporal telah menghilang, pasien sudah tak mampu lagi mendengar garpu tala

melalui mekanisme konduktif yang biasa. Sebaliknya kehilangan pendengaran

sensorineural memungkinkan suara yang dihantarkan melalui udara lebih baik dari

tulang, meskipun keduanya merupakan konduktor, yang buruk dan segala suara

diterima seperti sangat jauh dan lemah.

Prosedur Diagnostik Auditorius dan Vestibuler Dalam mendeteksi

kehilangan pendengaran, audiometer adalah satu-satunya instrumen diagnostik

yang paling penting. Uji audiometri ada dua macam:

1. Audiometri nada-murni

Di mana stimulus suara terdiri atas nada murni atau musik (semakin keras

nada sebelum pasien bisa mendengar berarti semakin besar kehilangan

pendengarannya), dan

2.     Audiometri wicara

Di mana kata yang diucapkan digunakan untuk menentukan kemampuan

mendengar dan membedakan suara. Ahli audiologi melakukan uji dan pasien

mengenakan earphone dan sinyal mengenai nada yang didengarkan. Ketika nada

dipakai secara langsung pada meatus kanalis auditorius eksiernus, kita mengukur

konduksi udara. Bila stimulus diberikan pada tulang mastoid, melintas mekanisme

konduksi (osikulus), langsung menguji konduksi saraf. Agar hasilnya akurat,

evaluasi audiometri dilakukan di ruangan yang kedap suara. Respons yang

dihasil-kan diplot pada grafik yang dinamakan audiogram.

Audiogram

Page 25: makalah fisika medis, telinga dan kelainan

2.8 Frekwensi

Merujuk pada jumlah gelombang suara yang dihasilkan oleh sumber

bunyi per detik siklus perdetik atau hertz (Hz). Telinga manusia normal mampu

mendengar suara dengan kisaran frekwensi dari 20 sampai 20.000Hz. 500 sampai

2000 Hz yang paling penting untuk memahami percakapan sehari-hari (yang

dikenal sebagai kisaran wicara. Nada adalah istilah untuk menggambarkan

frekwensi; nada dengan frekwensi 100 Hz dianggap sebagai nada rendah, dan

nada 10.000 Hz dianggap sebagai nada tinggi. Unit untuk mengukur kerasnya

bunyi (intensitas suara) adalah desibel (dB), tekanan yang ditimbulkan oleh suara.

Kehilangan pendengaran diukur dalam decibel, yang merupakan fungsi logaritma

intensitas dan tidak bisa dengan mudah dikonversikan ke persentase.

Ambang kritis kekerasan adalah sekitas 30 dB.

Ambang penerimaan wicara adalah tingkat intensitas suara di mana pasien

mampu tepat membedakan dengan benar stimuli wicara sederhana. Pembedaan

wicara menentukan kemampuan pasien untuk membedakan suara yang berbeda,

dalam bentuk kata, dalam tingkat desibel di mana suara masih terdengar.

pasien terhadap enam kondisi yang berbeda diukur dan menunjukkan sistem mana

yang terganggu. Persiapan uji ini sama dengan pada ENG.

Page 26: makalah fisika medis, telinga dan kelainan

2.9 Alat Bantu Pendengaran

2.9.1   Model dalam telinga ( ITE )

Alat bantu dengan Model dalam telinga (In the ear aids (ITC) dapat

digunakan untuk penderita gangguan pendengaran kategori ringan sampai dengan

kategori sedang. Alat ini memberikan kenyamanan yang lebih kepada pemakainya

karena terletak pada bagian dalam dan tidak tampak dari luar. Didalam komponen

alat ini terpasang telecoil yang merupakan suatu kumparan magnet kecil yang

dapat memungkinkan pengguna alat bantu dengar tersebut untuk lebih nyaman

dalam bertelpon.

 2.      Model belakang telinga (BTE)

Jenis ini dipasang pada bagian belakang telinga.dapat digunakan pada kondisi

kerusakan telinga kategori ringan sampai berat. alat ini menggunakan komponen

cetakan teliga yang berfungsi sebagai penjernih suara.

3.      Bentuk canal

Bentuk Canal tersebut terdiri atas dua jenis yaitu ITC dan ICC. Alat Bantu dengar

jenis ITC bentuk dan ukurannya dapat disesuaikan dengan penggunanya. Alat

bantu jenis ini relatif berukuran kecil. Jenis lain adalah ICC. Alat ini terletak di

dalam saluran telinga. Kedua alat ini memang sangat nyaman digunakan karena

ukurannya yang kecil. Namun untuk kedua macam lat bantu ini hanya memiliki

ruang sedikit yang dapat digunakan untuk menyimpan cadangan batere dan

mikrofon yang terpasang di dalamnya. Alat ini kurang dianjurkan untuk penderita

dengan gangguan pendengaran yang cukup berat dan juga kurang disarankan

untuk dipakai oleh anak anak

4.      Bantu dengar untuk bayi

a.      Body Aids

Merupakan alat bantu dengar yang dipergunakan untuk anak dalam usia balita.

Cenderung lebih ekonomis dibandingkan model sekelasnya. Mudah untuk

Page 27: makalah fisika medis, telinga dan kelainan

digunakan karena mempunyai kemampuan penggeseran pada mikrofon yang

digunakan, jadi tidak harus mendekatkan telinga ke sumber suara. alat ini tidak

mudah hilang, pasalnya penggunaan mirip dengan radio ukuran kecil

atau walkman. Alat ini memiliki kekurangan pada penerimaan suara yang sama

antara telinga kiri dan kanan. Anak yang menggunakan alat ini juga tidak mampu

mengetahui sumber suara karena hanya memiliki satu pengeras suara dan

penerima. Kemungkinan adanya feedback terhadap suara dapat terjadi jika

cetakan telinga tidak sesuai dengan ukuran

b.      OTE

Memiliki kemampuan untuk memebedakan arah suara karena memiliki alat

pengolah suara yang cukup baik. Memiliki pengaturan yang dapat disesuaikan

dengan kebutuhan dengar balita yang menggunakannya. Alat ini dapat

memebedakan arah sumber suara baik kanan, kiri, depan, dan belakang,

kenyamanan alat ini juga sudah diakui.

7.      Perkembangan

a.      Model Generasi Micro Style

Dapat terbaca dari namanya saja pastinya alat ini memiliki ukuran yang

kecil dan berbadan tipis. Alat ini dapat disembunyikan dibagian belakang telinga.

Dengan ukuran dan bentuk seperti ini, para pemakai akan terlena dan tidak akan

merasa seperti sedang menggunakan alat bantu untuk mendengar, kecuali saat

melepasnya barulah dirasakan perbedaan sebelum dan setelah melepas alat ini

b.      Nirkabel

Tidak hanya koneksi Internet saja yang menggunakan nirkabel namun alat

bantu dengarpun menggunakan hal ini untuk mengikuti perkembangan teknologi.

Teknologi nirkabel seperti ini sudah banyak dikembangkan seperti halnya

pemakaian sistem FM yang dapat membantu proses belajar mengajar pada anak-

anak dengan gangguan pendengaran yang rentan sekali terhadap kebisingan

Teknologi ini juga sudah dilengkapiaplikasi Bluetooth dalam penggunaanya.

Page 28: makalah fisika medis, telinga dan kelainan

c.       Implan telinga tengah (MEI)

Alat bantu dengar model ini pada tulang telinga tengah dilekatkan

seperangkat alat yang berukuran mini. Alat ini bekerja untuk menggetarkan tulang

telinga dan memperkuat suara-suara yang masuk kedalam telinga tersebut

sehingga dapat memaksimalkan pendengaran.