Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Faal Hati merupakan pusat berbagai proses metabolisme, hal ini dimungkinkan sebab hati menerima darah baik dari sirkulasi sistem dan juga dari sistem porta. Hati merupakan organ metabolik terbesar dalam tubuh manusia. Oleh karena itu hati mempunyai berbagai macam fungsi diantaranya fungsi vaskuler, ekskresi, metabolisme, dan fungsi lainnya Dalam fungsi ekskresi maka hati akan mengeluarkan bahan bahan metabolit seperti empedu, bilirubin, kolesterol dan sebagainya melalui saluran pencernaan, untuk dibuang atau menjadi metabolit lain. Banyak faal metabolik yang dilakukan oleh jaringan hati, sehingga ada banyak pula tes yang mengukur reaksi faal hati.Yangdisebut sebagai “tes faal hati”. Dari sekian banyak tes faal hati hanya beberapa tes atau pemeriksaan yang benar-benar mengukur faal hati. Beberapa kriteria yang dapat dipakai antara lain, dapatnya dikerjakan tes tersebut secara baik dengan sarana yang memadai, segi kepraktisan, biaya, yang dibebankan kepada penderita, kemampuan diagnostik 1
41

makalah faal hati

Dec 26, 2015

Download

Documents

faal hati
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: makalah faal hati

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Faal Hati merupakan pusat berbagai proses metabolisme, hal ini

dimungkinkan sebab hati menerima darah baik dari sirkulasi sistem dan juga

dari sistem porta. Hati merupakan organ metabolik terbesar dalam tubuh

manusia. Oleh karena itu hati mempunyai berbagai macam fungsi diantaranya

fungsi vaskuler, ekskresi, metabolisme, dan fungsi lainnya

Dalam fungsi ekskresi maka hati akan mengeluarkan bahan bahan

metabolit seperti empedu, bilirubin, kolesterol dan sebagainya melalui saluran

pencernaan, untuk dibuang atau menjadi metabolit lain.

Banyak faal metabolik yang dilakukan oleh jaringan hati, sehingga ada

banyak pula tes yang mengukur reaksi faal hati.Yangdisebut sebagai “tes faal

hati”. Dari sekian banyak tes faal hati hanya beberapa tes atau pemeriksaan

yang benar-benar mengukur faal hati.

Beberapa kriteria yang dapat dipakai antara lain, dapatnya dikerjakan tes

tersebut secara baik dengan sarana yang memadai, segi kepraktisan, biaya,

yang dibebankan kepada penderita, kemampuan diagnostik  dari  tes tersebut,

dan lain-lain. Pada pengujian kerusakan hati, gangguan biokimia yang terlihat

adalah peningkatan permeabilitas dinding sel, berkurangnya kapasitas

sintesis, terganggunya faal ekskresi, berkurangnya kapasitas penyimpanan,

terganggunya faal detoksifikasi peningkatan reaksi mesenkimal dan

imunologi yang abnormal.

Sehubungan dengan banyaknya ganguan faal hati dan jenis pemeriksaan

laboratorium untuk diagnosa penyakit hati, maka kami menyususn makalah

dengan judul “Faal Hati”. Karena cara yang praktis dan mudah sangat

membantu dalam memilah dan memilih pemeriksaan laboratorium, sehingga

dapat ditegakkan diagnosis pasti dari penyakit hati tersebut, sehingga

pengobatan yang tepat pun dapatdiberikan.

1

Page 2: makalah faal hati

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana anatomi dan fisiologi dari hati?

1.2.2 Gangguan apa saja yang terjadi pada faal hati?

1.2.3 Apa saja yang menjadi parameter umum pemeriksaan faal hati?

1.2.4 Bagaimana cara pencegahan dan pengobatan gangguan pada faal hati?

1.3 Tujuan

1.3.1 Mengetahui anatomi dan fisiologi hati.

1.3.2 Mengatahui gangguan pada faal hati.

1.3.3 Mengetahui parameter umumpemeriksaan faal hati.

1.3.4 Mengetahui cara pencegahan dan pengobatan gangguan pada faal hati.

2

Page 3: makalah faal hati

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Anatomidan Fisiologi Hati

2.1.1 Anatomi Hati

Hati adalah organ yang terbesar yang terletak di sebelah kanan atas

rongga perut di bawah diafragma, di kedua sisi kuadran atas, yang

sebagian besar terdapat pada sebelah kanan. Beratnya 1.500 gram atau

2,5% dari berat badan orang dewasa normal. Pada kondisi hidup

berwarna merah tua karena kaya akan persediaan darah. Hati terbagi

menjadi lobus kiri dan lobus kanan yang dipisahkan oleh ligamentum

falciforme. Lobus kanan hati lebih besar dari lobus kirinya dan

mempunyai 3 bagian utama yaitu: lobus kanan atas, lobus caudatus,

dan lobus quadratus.

Gambar: Anatomi Hati Bagian Dalam

Sumber: http://medicina-islamica-lg.blogspot.com/2012/02/anatomi-fisiologi-

hati.html (diakses tanggal 6 Januari 2014)

3

Page 4: makalah faal hati

Gambar: Letak Organ Hati dalam Tubuh dan Bagiannya

Sumber: http://kankerhati.net/wp-content/uploads/2012/05/organ-hati.jpg (diakses

tanggal 7 Juli 2014)

Hati disuplai oleh dua pembuluh darah yaitu :

a. Vena porta hepatica yang berasal dari lambung dan usus, yang kaya

akan nutrien seperti asam amino, monosakarida, vitamin yang larut

dalam air, dan mineral.

b. Arteri hepatica, cabang dari arteri kuliaka yang kaya akan oksigen.

Cabang-cabang pembuluh darah vena porta hepatica dan arteri

hepatica mengalirkan darahnya ke sinusoid. Hematosit menyerap

nutrien, oksigen, dan zat racun dari darah sinusoid. Di dalam

hematosit zat racun akan dinetralkan sedangkan nutrien akan

ditimbun atau dibentuk zat baru, dimana zat tersebut akan

disekresikan ke peredaran darah tubuh.

Jaringan hati tersusun dari sel parenkim (60%), sel system fagosotik

monosit-makrofag (lebih dikenal sebagai  Reticulo-EndothelialSystem,

RES) yaitu sel-sel kupfer (30%),  dan sisanya adalah jaringan vaskuler,

saluran empedu dan jaringan penunjang sekitar 10%. Sel-sel hati

berderet radialis dipisahkan oleh sinusoid dengan sel-sel kupfer pada

dindingnya.

4

Page 5: makalah faal hati

Secara anatomis, organ hati terletak di hipochondrium kanan dan

epigastrium, dan melebar ke hipokondrium kiri. Hati dikelilingi oleh

cavum toraks dan bahkan pada orang normal tidak dapat dipalpasi (bila

teraba berarti ada pembesaran hati). Permukaan lobus kanan dapat

mencapai sela iga 4/ 5 tepat di bawah aerola mammae.

Secara Mikroskopis, hati dibungkus oleh simpai yangg tebal,

terdiri dari serabut kolagen dan jaringan elastis yang disebut kapsul

Glisson. Simpai ini akan masuk ke dalam parenchym hati mengikuti

pembuluh darah getah bening dan duktus biliaris. Massa dari hati

seperti spons yang terdiri dari sel-sel yang disusun di dalam lempengan-

lempengan/ plate dimana akan masuk ke dalamnya sistem pembuluh

kapiler yang disebut sinusoid. Sinusoid-sinusoid tersebut berbeda

dengan kapiler-kapiler di bagian tubuh yang lain, oleh karena lapisan

endotel yang meliputinya terediri dari sel-sel fagosit yang disebut sel

kupfer. Sel kupfer lebih permeabel yang artinya mudah dilalui oleh sel-

sel makro dibandingkan kapiler-kapiler yang lain. Lempengan sel-sel

hati tersebut tebalnya satu sel dan punya hubungan erat dengan

sinusoid. Pada pemantauan selanjutnya nampak parenkim tersusun

dalam lobuli-lobuli Di tengah-tengah lobuli terhadap satuvena

sentralisyang merupakan cabang dari vena-vena hepatika (vena yang

menyalurkan darah keluar dari hati). Di bagian tepi di antara lobuli-

lobuli terhadap tumpukan jaringan ikat yang disebut traktus

portalis/triad yaitu traktus portalis yang mengandung cabang-cabang

vena porta, arteri hepatika, ductus biliaris. Cabang dari vena porta dan

arteri hepatika akan mengeluarkan isinya langsung ke dalam sinusoid

setelah banyak percabangan Sistem bilier dimulai dari canaliculi biliaris

yang halus yang terletak di antara sel-sel hati dan bahkan turut

membentuk dinding sel. Canaliculi akan mengeluarkan isinya ke dalam

intralobularis, dibawa ke dalam empedu yang lebih besar, air keluar dari

saluran empedu menuju kandung empedu.

5

Page 6: makalah faal hati

2.1.2 Fisiologi Hati

Hati merupakan pusat dari metabolisme seluruh tubuh, merupakan

sumber energi tubuh sebanyak 20% serta menggunakan 20-25%

oksigen darah. Beberapa fungsi hati yang utama diantaranya:

1. Fungsi Vaskular

Fungsi vaskular hati yaitu untuk menyimpan dan menyaring

darah. Dalam fungsi vaskularnya hati adalah sebuah tempat

mengalir darah yang besar. Hati juga dapat dijadikan tempat

penimpanan sejumlah besar darah. Hal ini diakibatkan hati

merupakan suatu organ yang dapat diperluas. Aliran limfe dari hati

juga sangat tinggi karena pori dalam sinusoid hati sangat permeable.

Selain itu di hati juga terdapat sel Kupffer (derivat sistem

retikuloendotelial atau monosit-makrofag) yang berfungsi untuk

menyaring darah.

Sebagai fungsi hemodinamik, hati menerima ± 25% dari

cardiac output, aliran darah hati yang normal ± 1500 cc/ menit atau

1000 – 1800 cc/ menit. Darah yang mengalir di dalam arteri

hepatica ± 25% dan di dalam vena porta 75% dari seluruh aliran

darah ke hati. Aliran darah ke hati dipengaruhi oleh faktor mekanis,

pengaruh persarafan dan hormonal, aliran ini berubah cepat pada

waktu exercise, terik matahari, shock. Hati merupakan organ

penting untuk mempertahankan aliran darah.

2. Fungsi Metabolik

a. Fungsi hati sebagai metabolisme karbohidrat

Pembentukan, perubahan dan pemecahan karbohidrat, lemak

dan protein saling berkaitan satu sama lain. Metabolisme

karbohidrat berfungsi mengatur kadar glukosa darah dengan

proses glikogenesis, glikogenolisis dan glukoneogenesis. Hati

mengubah pentosa dan heksosa yang diserap dari usus halus

menjadi glikogen, mekanisme ini disebut glikogenesis. Glikogen

lalu ditimbun di dalam hati kemudian hati akan memecahkan

6

Page 7: makalah faal hati

glikogen menjadi glukosa. Proses pemecahan glikogen mejadi

glukosa disebut glikogenolisis. Karena proses-proses ini, hati

merupakan sumber utama glukosa dalam tubuh, selanjutnya hati

mengubah glukosa melalui heksosa monophosphatshunt dan

terbentuklah pentosa. Pembentukan pentosa mempunyai

beberapa tujuan:

menghasilkan energi,

biosintesis dari nukleotida, nucleic acid dan ATP, dan

membentuk/ biosintesis senyawa 3 karbon (3C)yaitu piruvic

acid (asam piruvat diperlukan dalam siklus krebs).

Selain melakukan proses glikolisis dan siklus asam sitrat

seperti sel pada umumnya, hati juga berperan dalam

metabolisme karbohidrat yang lain:

Glukoneogenesis, sintesisglukosa dari beberapa substratasam

amino, asam laktat, asam lemak non ester dan gliserol. Pada

manusia dan beberapa jenis mamalia, proses ini tidak dapat

mengkonversi gliserol menjadi glukosa.Lintasan dipercepat oleh

hormoninsulin seiring dengan hormontri-iodotironina melalui

pertambahan laju siklus Cori.Siklus Cori, yang disebut

berdasarkan penemunya, Carl Cori dan Gerty Cori, adalah siklus

energi yang dibentuk antara lintasan yang menghasilkan tiga

senyawa yaitu asam laktat, asam piruvat dan alanina, dengan

lintasan glukoneogenesis. Siklus Cori yang pertama ditemukan

terjadi antara jaringan otot dan hati yang membentuk siklus.

Asam laktat yang disintesis oleh sel otot di lintasan

glikolisisakan diserap oleh hati dan diubah menjadi glukosa.

Sekresi glukosa oleh hati pada lintasan glukoneogenesis

kemudian diserap oleh sel otot untuk diubah kembali menjadi

asam laktat.

b. Fungsi hati sebagai metabolisme lemak

7

Page 8: makalah faal hati

Lemak merupakan sumber energy bagi otot dan jaringan

lainnya.Hati tidak hanya membentuk/ mensintesis lemak tapi

sekaligus mengadakan katabolisis asam lemak. Asam lemak

dipecah menjadi beberapa komponen :

1. Senyawa 4 karbon-keton bodies

2. Senyawa 2 karbon-activeacetate(dipecah menjadi asam

lemak dan gliserol)

3. Pembentukan kolesterol

4. Pembentukan dan pemecahan fosfolipid

5. Diubah menjadi glukosa pada saat kelaparan dan pada

diabetes yang tidak terkontrol

Hati merupakan pembentukan utama, sintesis, esterifikasi dan

ekskresi kolesterol. Dimana serum kolesterol menjadi standar

pemeriksaan metabolisme lipid.

c. Fungsi hati sebagai metabolisme protein

Hati mensintesis banyak macam protein plasma dari asam

amino kecuali gamma globulin. Dengan proses deaminasi, hati

juga mensintesis gula dari asam lemak dan asam amino.Dengan

proses transaminasi, hati memproduksi asam amino dari bahan-

bahan non nitrogen. Hati merupakan satu-satunya organ yg

membentuk plasma albumin dan α-globulin dan organ utama

bagi produksi urea.Urea merupakan “endproduct” metabolisme

protein. α-globulin selain dibentuk di dalam hati, juga dibentuk

di limpa dan sumsum tulang β – globulin hanya dibentuk di

dalam hati.Albumin mengandung ± 584 asam amino dengan BM

66.000. Selain itu hati merupakan organ penting bagi sintesis

protein-protein yang berkaitan dengan koagulasi darah,

misalnya: membentuk fibrinogen, protrombin, faktor V, VII, IX,

X. Benda asing menusuk pembuluh darah, yang beraksi adalah

faktor ekstrinsik, bila ada hubungan dengan katup jantung, yang

beraksi adalah faktor intrinsik. Fibrin harus isomer biar kuat

8

Page 9: makalah faal hati

pembekuannya dan ditambah dengan faktor XIII, sedangakan

Vitamin K dibutuhkan untuk pembentukan protrombin dan

beberapa faktor koagulasi.

d. Fungsi hati sebagai metabolisme vitamin dan mineral

Hati mampu menyimpan vitamin A, (cadangan 1-2 tahun) ,

vitamin D (cadangan 1-4 bulan), vitamin B12 (cadangan 1-3

tahun) dan mineral (tembaga, besi). Besi disimpan oleh hati

dalam bentuk feritin. Vitamin dan besi disalurkan ke tubuh

apabila kadar zat-zat tersebut turun.

3. Fungsi Pertahanan Tubuh

a. Fungsi hati sebagai detoksikasi

Hati adalah pusat detoksikasi tubuh, Proses detoksikasi terjadi

pada proses oksidasi, reduksi, metilasi, esterifikasi dan

konjugasi terhadap berbagai macam bahan seperti zat racun,

obat over dosis.

b. Fungsi hati sebagai fagositosis dan imunitas

Sel kupfer merupakan saringan penting bakteri, pigmen dan

berbagai bahan melalui proses fagositosis. Selain itu sel kupfer

juga ikut memproduksi α-globulin sebagai imun

liversmechanism.

4. Fungsi Ekskresi

a. Membentuk empedu dan mengekskresikan ke usus

b. Bilirubin, cholesterol, garam empedu

Metabolisme bilirubin:

Bilirubin adalah pigmen kristal berbentuk jingga ikterus yang

merupakan bentuk akhir dari pemecahan katabolisme heme melalui

proses reaksi oksidasi-reduksi. Bilirubin berasal dari katabolisme

protein heme, dimana 75% berasal dari penghancuran eritrosit dan

25% berasal dari penghancuran eritrosit yang imatur dan protein

heme lainnya seperti mioglobin, sitokrom, katalase dan peroksidase.

Metabolisme bilirubin meliputi pembentukan bilirubin, transportasi

9

Page 10: makalah faal hati

bilirubin, asupan bilirubin, konjugasi bilirubin, dan ekskresi

bilirubin. Langkah oksidase pertama adalah biliverdin yang

dibentuk dari heme dengan bantuan enzim heme oksigenase yaitu

enzim yang sebagian besar terdapat dalam sel hati, dan organ lain.

Biliverdin yang larut dalam air kemudian akan direduksi menjadi

bilirubin oleh enzim biliverdin reduktase. Bilirubin bersifat lipofilik

dan terikat dengan hidrogen serta pada pH normal bersifat tidak

larut. Pembentukan bilirubin yang terjadi di sistem

retikuloendotelial, selanjutnya dilepaskan ke sirkulasi yang akan

berikatan dengan albumin. Bilirubin yang terikat dengan albumin

serum ini tidak larut dalam air dan kemudian akan ditransportasikan

ke sel hepar. Bilirubin yang terikat pada albumin bersifat nontoksik.

Pada saat kompleks bilirubin-albumin mencapai membran plasma

hepatosit, albumin akan terikat ke reseptor permukaan sel.

Kemudian bilirubin, ditransfer melalui sel membran yang berikatan

dengan ligandin (protein Y), mungkin juga dengan protein ikatan

sitotoksik lainnya. Berkurangnya kapasitas pengambilan hepatik

bilirubin yang tak terkonjugasi akan berpengaruh terhadap

pembentukan ikterus fisiologis. Bilirubin yang tak terkonjugasi

dikonversikan ke bentuk bilirubin konjugasi yang larut dalam air di

retikulum endoplasma dengan bantuan enzim uridine diphosphate

glucoronosyl transferase (UDPG-T). Bilirubin ini kemudian

diekskresikan ke dalam kanalikulus empedu. Sedangkan satu

molekul bilirubin yang tak terkonjugasi akan kembali ke retikulum

endoplasmik untuk rekonjugasi berikutnya. Setelah mengalami

proses konjugasi, bilirubin akan diekskresikan ke dalam kandung

empedu, kemudian memasuki saluran cerna dan diekskresikan

melalui feces. Setelah berada dalam usus halus, bilirubin yang

terkonjugasi tidak langsung dapat diresorbsi, kecuali dikonversikan

kembali menjadi bentuk tidak terkonjugasi oleh enzim beta-

glukoronidase yang terdapat dalam usus. Resorbsi kembali bilirubin

10

Page 11: makalah faal hati

dari saluran cerna dan kembali ke hati untuk dikonjugasi disebut

sirkulasi enterohepatik.

2.2 Gangguan Faal Hati

Secara umum ada 2 macam gangguan faal hati:

1. Peradangan umum atau peradangan khusus di hati yang menimbulkan

kerusakan jaringan atau sel hati.

2. Adanya sumbatan saluran empedu.

Berikut di antara jenis gangguan hati:

1) Sirosis hati

Sirosis Hepatis atau sirosis hati atau pengerasan pada hati merupakan

kelainan bentuk dan fungsi hati sebagai salah satu organ besar manusia

yang menetralisir racun dalam tubuh.Seseorang dengan sirosis

mengalami pergantian jaringan hati yang normal dengan jaringan parut

yang merusak sel hati sehingga hati tidak dapat berfungsi secara

normal.Sirosis hepatis dapat terdiri atas sirosis hepatis ringan hingga

parah.Sirosis hepatis ringan dapat memperbaiki fungsi hati dengan

sendirinya, sehingga hati dapat bekerja secara normal

kembali.Sedangkan pada sirosis hepatis parah, jaringan parut yang

terlalu banyak telah membuat fungsi hati tidak dapat berfungsi dengan

normal.Cara penyembuhan terbaik bagi sirosis hepatis adalah dengan

melakukan pencangkokan hati.

Gambar: Perbandingan hati yang sehat dengan yang tekena Sirosis

Sumber:http://www.acemaxsurabaya.com/2013/07/pria-lebih-rawan-terkena-

sirosishati.html (diakses tanggal 7 Juli 2014)

11

Page 12: makalah faal hati

Gejala:

Beberapa gejala umum yang dialami penderita sirosis hepatis adalah :

Sering merasa lelah

Mual dan muntah

Kehilangan nafsu makan

Berat badan berkurang

Gangguan pencernaan

Terjadi pendarahan pada perut atau saluran esophagus

Gatal pada tubuh

Mudah mengalami memar dan pendarahan

Warna kulit perlahan menguning (jaundice)

Penyebab:

Penggunaan akohol secara berlebihan dalam jangka waktu yang

lama

Hepatitis B dan C

Obat-obatan tertentu

Terlalu sering terkena paparan racun seperti arsenik

Kerusakan saluran empedu (primary biliary cirrhosis)

Penumpukan lemak dalam hati (nonalcoholic fatty liver disease)

Penyakit hati yang disebabkan sistem kekebalan tubuh

(autoimmune hepatitis)

Klasifikasi berbagai sirosis yang sering dilakukan adalah sebagai

berikut:

a) Sirosis pascahepatits yang dapat terjadi akibat infeksi virus

hepatitis B, C atau hepatitis kronik aktif tipe autoimun.

b) Sirosis alkoholik yang dapat terjadi akibat minum alkohol

berlebihan. Penghentian minum alkohol dapat memulihkan

penyakit ini.

12

Page 13: makalah faal hati

c) Sirosis biliaris primer, ditandai oleh peradangan kronis dan

obliterasi fibros saluran empedu intrahepatik yang diperkirakan

bersifat autoimun.

2) Hepatitis

Hepatitis adalah peradangan pada hati karena toksin, seperti kimia

atau obat ataupun agen penyebab infeksi. Hepatitis yang berlangsung

kurang dari 6 bulan disebut "hepatitis akut", hepatitis yang berlangsung

lebih dari 6 bulan disebut "hepatitis kronis".

Penyebab:

Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama salah satu dari

kelima virus hepatitis, yaitu A, B, C, D atau E. Hepatitis juga bisa

terjadi karena infeksi virus lainnya, seperti mononukleosis infeksiosa,

demam kuning dan infeksi sitomegalovirus. Penyebab hepatitis non-

virus yang utama adalah alkohol dan obat-obatan seperti:

Obat-obat yang dapat menyebabkan gangguan/kerusakan hati adalah:

Obat anastesi

Obat antibiotik

Obat antiinflamasi

Obat antimetabolik dan imunosupresif

Antituberkulosa

obat psikotropik

Lain-lain, contoh phenothiazine.

Jenis Virus penyebab hepatitis:

a. Hepatitis A Virus (HAV)

Virus hepatitis A terutama menyebar melalui vecal

oral.Penyebaran ini terjadi akibat buruknya tingkat

kebersihan.Di negara-negara berkembang sering terjadi wabah

yang penyebarannya terjadi melalui air dan makanan.

13

Page 14: makalah faal hati

b. Hepatitis B Virus (HBV)

Penularannya tidak semudah virus hepatitis A. Virus hepatitis

B ditularkan melalui darah atau produk darah.Penularan

biasanya terjadi di antara para pemakai obat yang menggunakan

jarum suntik bersama-sama, atau di antara mitra seksual (baik

heteroseksual maupun pria homoseksual).Ibu hamil yang

terinfeksi oleh hepatitis B bisa menularkan virus kepada bayi

selama proses persalinan. Hepatitis B bisa ditularkan oleh orang

sehat yang membawa virus hepatitis B. Di daerah Timur Jauh

dan Afrika, beberapa kasus hepatitis B berkembang menjadi

hepatitis menahun, sirosis dan kanker hati.

c. Hepatitis C Virus (HCV)

Menyebabkan minimal 80% kasus hepatitis akibat transfusi

darah.Virus hepatitis C ini paling sering ditularkan melalui

pemakai obat yang menggunakan jarum bersama-sama.Jarang

terjadi penularan melalui hubungan seksual.Untuk alasan yang

masih belum jelas, penderita "penyakit hati alkoholik"

seringkali menderita hepatitis C.

d. Hepatitis D Virus (HDV)

Hanya terjadi sebagai rekan-infeksi dari virus hepatitis B dan

virus hepatitis D ini menyebabkan infeksi hepatitis B menjadi

lebih berat.Yang memiliki risiko tinggi terhadap virus ini

adalah pecandu obat.

e. Hepatitis E Virus (HEV)

Virus hepatitis E kadang menyebabkan wabah yang

menyerupai hepatitis A, yang hanya terjadi di negara-negara

terbelakang.

Virus-virus lain yang dapat menyebabkan hepatitis :

Virus Mumps

Virus Rubella

Virus Cytomegalovirus

14

Page 15: makalah faal hati

Virus Epstein-Barr

Virus Herpes

Tahap-tahap penyakit hepatitis virus.

a) Tahap awal (belum tampak kuning).

Pada tahap awal keluhan penderita sering tak khas, dapat berupa

demam, sakit kepala, rasa lesu, lemah, cepat lelah, tak nafsu

makan, mual, muntah, diare atau sembelit.   Kadang kadang terasa

nyeri di perut bagian kanan atas.

b) Tahap kuning

Pada tahap ini kulit dan mata penderita mulai tampak kuning

diikuti warna air seni yang kuning gelap.  Biasanya kalau sudah

tampak kuning, beberapa keluhan mulai berkurang atau

menghilang.   Warna kuning  bertambah dalam waktu 5 – 10 hari.  

Bila kuningnya hebat maka akan timbul rasa gatal.  Selain itu hati

dan limpa juga membengkak dan terasa nyeri.  Keluhan penderita

hepatitis C umumnya lebih  ringan dan penderita sering tidak

tampak kuning.

c) Tahap penyembuhan

Pada tahap ini mual dan muntah mulai menghilang dan nafsumakan

timbul kembali.Rasa lemah dan lelah bisa menentap untuk

beberapa hari.  Warna kuning di mata secara berangsur mulai

menghilang  (bisa sampai 2 minggu).

2. Kolestasis dan Jaundice (ikterus)

Kolestasis merupakan keadaan akibat kegagalan produksi dan/atau

pengeluaran empedu. Lamanya menderita kolestasis dapat

menyebabkan gagalnya penyerapan lemak dan vitamin A,D,E,K oleh

usus, juga adanya penumpukan asam empedu, bilirubin dan kolesterol

di hati.

Jaundice atau juga dikenal dengan nama ikterus atau penyakit

kuning adalah penyakit yang disebabkan oleh

15

Page 16: makalah faal hati

menguningnya kulit, sklera (bagian putih pada mata) dan juga kelenjar

ludahyang disebabkan oleh tingginya kadar bilirubin pada tubuh .Kadar

bilirubin total darah ≥2.5 mg/dL. Metabolit lain kadarnya bervariasi

tergantung jenis ikterusnya.

Gejala:

Kekuningan dari kulit, sklera mata dan membran mukosa.

Gatal-gatal karena adanya penumpukan garam empedu di dalam

kulit.

Warna urin berubah menjadi jingga dan berbusa

Feses akan terlihat tidak berwarna.

Patofisiologi dan penyebabnya ikterus:

Ikterus dapat terjadi oleh bermacam-macam penyebab, yaitu:

1) Produksi bilirubin berlebihan: hemolisis, hematoma, perdarahan

saluran cerna, eritropoiesis tidak efektif.

2) Pengambilan oleh hati terganggu: obat, gagal jantung kongestif,

BSP, bahan kontras radiologis, steroid, sindroma Gilbert, ikterus

neonatorum faali.

3) Konjugasi terganggu: ikterus neonatorum faali, sindroma Gilbert,

sindroma Criggler-Najjar (I dan II), ASI, obat-obatan.

4) Ekskresi bilirubin direk tergantung: intrahepatik (sindroma Dubin

Johnson, sindroma Rotor, nekrosis hepatoseluler, obat-obatan,

infiltrasi sel ganas, kehamilan) dan sumbatan saluran empedu

ekstra hepatic.

Dapat dibedakan jenis ikterus, berdasarkan:

1) Lokasi       :

Pembagian terdahulu mengenai tahapan metabolisme bilirubin

yang berlangsung dalam 3 fase; prehepatik, intrahepatik,

pascahepatik masih relevan. Pentahapan yang baru menambahkan 2

fase lagi sehingga pentahapan metabolisme bilirubin menjadi 5

fase, yaitu fase pembentukan bilirubin, transpor plasma, liver

16

Page 17: makalah faal hati

uptake, konjugasi, dan ekskresi bilier. Jaundice disebabkan oleh

gangguan pada salah satu dari 5 fase metabolisme bilirubin

tersebut.

Fase Prahepatik

Prehepatik atau hemolitik yaitu menyangkut jaundice yang

disebabkan oleh hal-hal yang dapat meningkatkan hemolisis

(rusaknya sel darah merah).

a. Pembentukan Bilirubin. Sekitar 250 sampai 350 mg

bilirubin atau sekitar 4 mg per kg berat badan terbentuk

setiap harinya; 70-80% berasal dari pemecahan sel darah

merah yang matang, sedangkan sisanya 20-30% datang

dari protein heme lainnya yang berada terutama dalam

sumsum tulang dan hati. Peningkatan hemolisis sel darah

merah merupakan penyebab utama peningkatan

pembentukan bilirubin.

b. Transport plasma. Bilirubin tidak larut dalam air,

karenanya bilirubin tak terkojugasi ini transportnya dalam

plasma terikat dengan albumin dan tidak dapat melalui

membran gromerolus, karenanya tidak muncul dalam air

seni.

Fase Intrahepatik

Intrahepatik yaitu menyangkut peradangan atau adanya

kelainan pada hati yang mengganggu proses pembuangan

bilirubin.

a. Liver uptake

Proses pengambilan bilirubin tak terkojugasi oleh hati

secara rinci dan pentingnya protein meningkat seperti

ligandin atau protein Y, belum jelas. Pengambilan

bilirubin melalui transport yang aktif dan berjalan cepat,

namun tidak termasuk pengambilan albumin.

b. Konjugasi

17

Page 18: makalah faal hati

Bilirubin bebas yang terkonsentrasi dalam sel hati

mengalami konjugasi dengan asam glukoronik

membentuk bilirubin diglukuronida / bilirubin konjugasi /

bilirubin direk.Bilirubin tidak terkonjugasi merupakan

bilirubin yang tidak laurut dalam air kecuali bila jenis

bilirubin terikat sebagai kompleks dengan molekul

amfipatik seperti albumin.Karena albumin tidak terdapat

dalam empedu, bilirubin harus dikonversikan menjadi

derivat yang larut dalam air sebelum diekskresikan oleh

sistem bilier. Proses ini terutama dilaksanakan oleh

konjugasi bilirubin pada asam glukuronat hingga terbentuk

bilirubin glukuronid. Reaksi konjugasi terjadi dalam

retikulum endoplasmik hepatosit dan dikatalisis oleh

enzim bilirubin glukuronosil transferase dalam reaksi dua-

tahap.

Fase Pascahepatik

Pascahepatik yaitu menyangkut penyumbatan saluran empedu

di luar hati oleh batu empedu atau tumor .

a. Ekskresi bilirubin

Bilirubin konjugasi dikeluarkan ke dalam kanalikulus

bersama bahan lainnya. Anion organik lainnya atau obat

dapat mempengaruhi proses yang kompleks ini. Di dalam

usus florabakteri “mendekonjugasi” dan mereduksi

bilirubin menjadi sterkobilinogen dan mengeluarkannya

sebagian besar ke dalam tinja yang memberi warna

coklat.Bilirubin tak terkonjugasi bersifat tidak larut dalam

air namun larut dalam lemak.Karenanya bilirubin tak

terkojugasi dapat melewati barier darah-otak atau masuk

ke dalam plasenta. Dalam sel hati, bilirubin tak

terkonjugasi mengalami proses konjugasi dengan gula

18

Page 19: makalah faal hati

melalui enzim glukuroniltransferase dan larut dalam

empedu cair.

2) Komponen :

Terutama bilirubin indirek (>85% dari total), atau terutama

bilirubin direk/kombinasi (bilirubin direk > 50% dari total)

Apabila kadar bilirubin dalam darah meningkat, dapat

mengakibatkan:

Peradangan atau kelainan lainnya di hati, yang mengganggu

proses pembuangannya ke dalam empedu.

penyumbatan saluran empedu di luar hati oleh batu empedu

atau tumor.

pemecahan sejumlah besar sel darah merah, seperti yang

kadang terjadi pada bayi baru lahir yang mengalami sakit

kuning.

Hiperbilirubinemia

Hiperbilirubinemia bisa disebabkan proses fisiologis atau

patologis ataukombinasi keduanya. Peninggian kadar bilirubin

darah yang melampaui 1 mg/dl.Jika kadar mencapai lebih dari 2

mg/dl, maka bilirubinberdifusi ke dalam jaringan.Bilirubin dalam

jaringan tersebutakan berubah warna menjadi kuning,disebut

ikterus (jaundice).

Risiko hiperbilirubinemia meningkat pada bayi yang mendapat

ASI, bayi kurang bulan, dan bayi yang mendekati cukup

bulan.Neonatal hiperbilirubinemia terjadi karena peningkatan

produksi atau penurunan clearance bilirubin dan lebih sering

terjadi pada bayi imatur.Hiperbilirubinemia yang signifikan dalam

36 jam pertama biasanya disebabkan karena peningkatan produksi

bilirubin (terutama karena hemolisis), karena pada periode ini

hepatic clearance jarang memproduksi bilirubin lebih dari 10

mg/dL. Peningkatan penghancuran hemoglobin 1% akan

meningkatkan kadar bilirubin 4 kali lipat.

19

Page 20: makalah faal hati

Pada hiperbilirubinemia fisiologis bayi baru lahir, terjadi

peningkatan bilirubin tidak terkonjugasi >2 mg/dL pada minggu

pertama kehidupan. Kadar bilirubin tidak terkonjugasi itu biasanya

meningkat menjadi 6 sampai 8 mg/dL pada umur 3 hari dan akan

mengalami penurunan. Pada bayi kurang bulan, kadar bilirubin

tidak terkonjugasi akan meningkat menjadi 10 sampai 12 mg/dL

pada umur 5 hari.Dikatakan hiperbilirubinemia patologis apabila

terjadi saat 24 jam setelah bayi lahir, peningkatan kadar bilirubin

serum >0,5 mg/dl setiap jam, ikterus bertahan setelah 8 hari pada

bayi cukup bulan atau 14 hari pada bayi kurang bulan, dan adanya

penyakit lain yang mendasari (muntah, penurunan berat badan yang

berlebihan, asupan kurang).

3. Asites

Asites adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan akumulasi

cairan di rongga perut.Rongga perut adalah ruangan di antara jaringan

yang melapisi perut dan organ-organ di dalam perut.Penyebab dari

asites adalah sirosis hati. Ada dua faktor utama yang dapat

menyebabkan asites, yaitu rendahnya kadar albumin dalam darah dan

hipertensi portal. Pertama, rendahnya kadar albumin dalam darah

menyebabkan perubahan tekanan yang diperlukan untuk mencegah

terjadinya pertukaran cairan, yang memungkinkan cairan keluar dari

pembuluh darah. Kedua, asites dapat disebabklan oleh hipertensi portal,

yang mengarah pada peningkatan tekanan di dalam cabang-cabang vena

porta yang melalui hati. Darah yang tidak dapat mengalir melalui hati

karena terjadi peningkatan tekanan akhirnya akan bocor ke rongga perut

dan menyebabkan asites. Asites yang berat akhirnya akan bocor ke

rongga perut dan menyebabkan peningkatan berat dan tekanan rongga

perut, serta dapat terjadi pernafasan pendek.

Tanda dan gejala Asites yang mungkin timbul:

Bersendawa

Kelelahan

20

Page 21: makalah faal hati

Sesak nafas

Mual

Penurunan berat badan yang tidak diinginkan

Perut kembung

4. Hemokromatosis

Hemokromatosis keturunan ialah penyakit genetik yang menyebabkan

tubuh menyerap terlalu banyak zat besi dari makanan yang

dimakan.Kelebihan zat besi disimpan dalam organ-organ tubuh,

terutama hati, jantung dan pankreas.

Kerusakan organ-organ akibat zat besi yang terlalu banyak disimpan

menyebabkan gangguan yang mengancam jiwa seperti kanker, penyakit

jantung, dan hati.

Gejala

Tanda-tanda awal dan gejala hemokromatosis keturunan mirip gejala

penyakit umum lainnya, sehingga sulit untuk didiagnosa. Tanda dan

gejalanya termasuk:

a) Kelelahan

b) Kehilangan gairah seks (libido) atau impotensi

c) Menstruasi kurangnya normal (amenore)

d) Nyeri pada bagian kanan atas perut

5. Kanker hati (Hepatocellular Carcinoma)

Kanker hati dapat disebabkan oleh senyawa karsinogenik diantaranya

aflatoxin, polyvinyl chloride (bahan pembuat plastik),virus, dan lain-

lain.Aplatoxin merupakan racun yang diproduksi oleh Aspergillus

flavus dan dapat mengkontaminasi makanan selama penyim pangan,

seperti kacang-kacangan, padi & singkong terutama pada daerah tropis.

Hepatitis B dana C maupun sirosis hati dapat berkembang menjadi

kanker hati.

21

Page 22: makalah faal hati

2.3 Pemeriksaan Faal Hati

2.3.1 Tujuan Pemeriksaan:

1. Sebagai pemeriksaan penyaring (ada atau tidak ada kelainan faal

hati atau sel hati).

2. Membantu menegakkan diagnosis

3. Membantu membuat diagnosis banding

4. Membantu membuat  prognosis

5. Mengikuti perjalanan penyakit dan hasil pengobatan

6. Membedakan jenis-jenis ikterus (kuning)

2.3.2 Tes faal hati

Tes Faal (TFH) dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Tes Faal Sintesis

Untuk fungsi sintesis seperti protein, zat pembekuan darah dan

lemak biasanya diperiksa albumin, globulin, kadar ammonia, masa

protrombin dan cholesterol.

a. Pemeriksaan kadar albumin

Gangguan faal sintesis albumin terjadi hipoalbuminemia,

menunjukkan adanya kerusakan hati. Pada proses/penyakit akut

keadaan ini kurang  nyata, sebaiknya pada penyakit 

kronis/degeneratif (wastingdiseases) sering dijumpai.

b. Pemeriksaan kadar globulin

Peningkatan globulin menunjukkan adanya hepatitis aktif atau

menuju sirosis.

c. Pemeriksaan kadar ammonia

Peningkatan ammonia menunjukkan kegagalan hati dalam

mengubah ammonia menjadi urea.

d.  Faktor-faktor koagulasi

Tes PT (Prothrobin Time) atau nama lain dari masa protrombin

plasma (MPP), setelah pemberian vitamin K secara parenteral:

Masa protrombin plasma memanjang pada gangguan

hepatoseluler dan kolestasis (terhentinya aliran empedu). Pada

22

Page 23: makalah faal hati

kolestasis maka pemberian vitamin K parenteral akan

memperbaiki PT. Sebaiknya pada gangguan hepatoseluler

maka pemberian vitamin K tidak akan memperbaiki hasil PT.

2. Tes faal Ekskresi (terkonjugasi di hati= direk)

a. Pemeriksaanpigmen empedu dalam darah:

Bilirubin total

Bilirubin direk, dan

Ratio direk/ indirek

b. Pemeriksaan pigmen empedu dalam feses/urin:

Warna

Bilirubin, dan

Urobilinogen.

c. Tes retensi BSP (bromsulfonflalien)

Tes ini bersifat infasif karena larutan BSP disuntikkan

intravena dan setelah 45 menit barulah dilakukan pungsi vena

lalu kadar BSP yang direntensi dalam darah diukur.

Normal retensi: <5%. Ada bahaya anafilaksis, selain itu bila

ekstravasasi terjadi iritasi jaringan sampai nekrosis. Tes ini

digunakan khusus misalnya  pada diagnosis Sindroma Dubin

Johnson, yaitu ditemukan setelah 45 menit retensi normal atau

meningkat ringan, tetapi setelah 2 jam meningkat tinggi karena

adanya gangguan ekskresi.

Cara Kerja:

1. Suntikkan BSP secara intravena 5 mg/kg BB.

2. 45 menit kemudian ukur sisa BSP dalam sirkulasi darah.

3. Jika residu BSP dengan sirkulasi darah >5%, berarti ada

gangguan uptake/ ekskresi.

2. Tes Lainnya:

23

Page 24: makalah faal hati

a. Pemeriksaan aktivitas ALT dan AST (serum

aminotransferase)

Tes ini sangat peka pada peningkatan permeabilitas atau

kerusakan ringan dinding sel.

ALT (alanin transaminase) atau SGPT (serum glutamate

pyruvate transaminase).

ALT adalah enzim yang dibuat dalam sel hati (hepatosit),

jadi lebih spesifik untuk penyakit hati dibandingkan

dengan enzim lain. Biasanya peningkatan ALT terjadi

bila ada kerusakan pada selaput sel hati. Setiap jenis

peradangan hati dapat menyebabkan peningkatan pada

ALT (GPT), LDH5 meningkat aktivitasnya dalam darah.

AST (aspartat transaminase) atau SGOT (serum

glutamate oxcaloacetat transaminase)AST adalah enzim

mitokondria yang juga ditemukan dalam jantung, ginjal

dan otak. Jadi tes ini kurang spesifik penyakit hati dan

GLDH(glutamate dehidrogenase) bersifat unikoluker

terletak dalam mitochondria. Enzim ini peka karena itu

baik untuk deteksi dini kerusakan sel hati. Cortison dan

sulfonil urea dosis terapi dapat menurunkan GLDH.

b. Pemeriksaan aktivitas ALP serum

Tes adanya kolestasis, meningkat pada obstruksi hati.ALP

sebetulnya adalah suatu kumpulan enzim serupa, yang

dibuat dalam saluran cairan empedu dan selaput dalam hati,

tetapi juga ditemukan di banyak jaringan lain. Peningkatan

ALP dapat terjadi bila saluran cairan empedu dihambat.

Pada kolestasis terutama bila penyebabnya ekstrahepatik,

aktivitasnya meningkat nyata (ekskresi, sintesis, regurgitasi).

Pada kerusakan hepatoseluler peningkatannya hanya ringan

c. Pemeriksaan aktivitas GGT

24

Page 25: makalah faal hati

Merupakan pemeriksaan untuk menunjang diagnosis

penyakit hati alkoholik atau penyakit hati toksis karena zat-

zat kimia, obat dan alcohol.Meningkat terutama pada

alkoholik.

d. Alfafetoprotein (AFP)

Kadarnya meningkat pada hepatitis akut, hepatitis kronis,

sirosis hati, maupun hepatoma.Pada penyembuhan hepatitis

kadarnya juga mungkin meningkat ringan.Bila kadarnya

terus meningkat terutama bila ≥2000 ng/mL, AFP dapat

dianggap diagnostic sebagai penanda tumor (tumor marker)

untuk hepatoma.Kadarnya juga meningkat pada tumor

embrional, kehamilan.

2.4. Pengobatan dan Pencegahan

Pengobatan dapat dilakukan sesuai penyebabnya. Pencegahan dapat

dilakukan mulai dari:

Menjaga kebersihan diri dan sanitasi lingkungan.

Pola hidup yang sehat

Hindari obat terlarang, alcohol, bahan beracun

Hindari menggunakan alat-alat milik orang lain yang berpotensi

menularkan seperti alat suntik

Jangan menggunakan obat secara berlebihan.

Cukup nutrisi / gizi

Suntik immuno globulin pada gejala hepatitis A

BAB III

25

Page 26: makalah faal hati

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Hati merupakan organ terbesar, dengan berat sekitar 1500gr yang berlokasi di

kuadrat atas kanan

Hati berfungsi sebagai fungsi vascular, metabolisme (karbohidrat, protein, lemak,

vitamin, mineral,dan faktor koagulasi), fungsi pertahanan tubuh, dan fungsi

ekskresi.

Gangguan pada faal hati dapat berupa: sirosis hati, hepatitis, kolestasis &

jaundice, asites, hemokromatosis, kanker hati dan sebagainya.

Tes faal hati:

1. Tes Faal Sintesis

a. kadar ammonia

b. Tes Pemeriksaan kadar albumin

c. Pemeriksaan kadar globulin.

2. Pemeriksaan faal Ekskresi (terkonjugasi di hati= direk)

a. Pemeriksaan pigmen empedu dalam darah: bilirubin total, bilirubin

direk, dan ratio direk/ indirek

b. Pemeriksaan pigmen empedu dalam feses/urin: warna, bilirubin, dan

urobilinogen.

c. Tes retensi BSP (bromsulfonflalien)

3. Tes Lainnya:

a. Pemeriksaan aktivitas ALT dan AST (serum aminotransferase)

b. Pemeriksaan aktivitas ALP serum

c. Pemeriksaan aktivitas GGT

d. Alfafetoprotein (AFP)

3.2 Saran

Berdasarkan makalah yang kami buat, penulis menyarankan khususnya kepada

mahasiswa agar dapat mengaplikasikan ilmunya dan dan untuk masyarakat umumnya

agar dapat menjaga kesehatan dengan baik, menjaga pola hidup sehat, supaya

terhindar dari penyakit-penyakit yang berbahaya terutama gangguan pada hati.

26