Top Banner
PENAWARAN TENAGA KERJA Disusun Oleh : Bachtiar Hidayat 8105128004 Donna Wibiananda Suryaman 8105128020 Ernawati 8105128023 Refany Novia Siboro 8105128080 PENDIDIKAN EKONOMI KOPERASI EKONOMI DAN ADMINISTRASI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 1
34

Makalah ESDM Penawaran Tenaga Kerja

Nov 12, 2015

Download

Documents

Salah satu tugas Mata Kuliah Ekonomi Sumber Daya Alam dan Ekonomi Sumber Daya Manusia FE UNJ
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

PENAWARAN TENAGA KERJA

Disusun Oleh :

Bachtiar Hidayat8105128004Donna Wibiananda Suryaman8105128020Ernawati8105128023Refany Novia Siboro8105128080

PENDIDIKAN EKONOMI KOPERASIEKONOMI DAN ADMINISTRASIFAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

Aku Cinta Indonesia

Lirik Lagu Bungong JeumpaNangroe Aceh Darussalam

Bungong jeumpa bungong jeumpaMegah di AcehBungong telebeh-telebehIndah lagoina

Puteh kuneng mejampu mirahKeumang siulah cidah thah ruahPuteh kuneng mejampu mirahKeumang siulah cidah thah ruah

Lam sinar buleun lam sinar buleunAngen peu ayonRuroh mesuson-mesusonNyang mala-mala

Mangat that mebei menyo tat him comLepah that harum si bungong jeumpaMangat that mebei menyo tat him comLepah that harum si bungong jeumpa

NANGGROE ACEH DARUSSALAM

Nanggroe Aceh Darussalam merupakan satu dari sekian banyak provinsi di Indonesia yang berada di kepulauan sumatera.Aceh berdiri pada tanggal 7 Desember 1959. Letak Aceh sendiri berada di ujung utara pulau sumatera dan sekaligus provinsi paling barat di Indonesia. Dengan luas daerah mencapai 58.375,63 km2 ini, provinsi Aceh memiliki populasi yang cukup besar, yakni sebanyak 4,494,410 jiwa dan dengan kepadatan 77/km2.SOSIAL dan BUDAYASuku bangsaAceh memiliki 13 suku bangsa asli. Yang terbesar adalah Suku Aceh yang mendiami wilayah pesisir mulai dari Langsa di pesisir timur utara sampai dengan Trumon di pesisir barat selatan. Etnis kedua terbesar adalah Suku Gayo yang mendiami wilayah pegunungan tengah Aceh. Selain itu juga dijumpai suku-suku lainnya seperti, Aneuk Jamee di pesisir barat dan selatan, Singkil dan Pakpak di Subulussalam dan Singkil, Alas di Aceh Tenggara, Kluet di Aceh Selatan dan Tamiang di Tamiang.Suku Devayan mendiami wilayah selatan Pulau Simeulue sedangkan Suku Sigulai dan Suku Lekon di utaranya. Suku Haloban dan Suku Nias terdapat di Pulau BanyakHasil sensus penduduk tahun 2000 menunjukkan hasil sebagai berikut: Aceh (50,32%), Jawa (15,87%), Gayo (11,46%), Alas (3,89%), Singkil (2,55%), Simeulue (2,47%), Batak (2,26%), Minangkabau (1,09%), Lain-lain (10,09%)[23]

BahasaBahasa daerah yang paling banyak dipakai di Aceh adalah Aceh yang dituturkan oleh etnis Aceh di sepanjang pesisir Aceh. Bahasa terbesar kedua adalah Gayo di dataran tinggi Gayo, Alas di dataran tinggi Alas, Aneuk Jamee di pesisir barat selatan, Singkil dan Pakpak di tanah Singkil, Kluet di Aceh Selatan dan Tamiang di Tamiang.Di Simeulue bagian utara dijumpai Sigulai dan Lekon, sedangkan di selatannya dijumpai Devayan. Haloban dan Nias dijumpai di Pulau Banyak.AgamaSebagian besar penduduk di provinsi yang dijuluki serambi mekkah ini menganut agama Islam. Dari ke 13 suku asli yang ada di Aceh hanya suku Nias yang tidak semuanya memeluk agama Islam.Agama lain yang dianut oleh penduduk di Aceh adalah agama Kristen yang dianut oleh pendatang suku Batak dan sebagian warga Tionghoa yang kebanyakan bersuku Hakka. Sedangkan sebagian lainnya tetap menganut agama Konghucu.Selain itu provinsi Aceh memiliki keistimewaan dibandingkan dengan provinsi yang lain, karena di provinsi ini Syariat Islam diberlakukan kepada sebagian besar warganya yang menganut agama Islam, berdasar UU No.18/2001. Namun kalangan intelektual Aceh sendiri masih memperdebatkan apakah yang diberlakukan di Aceh sudah benar-benar syariat atau itu cuma karena alasan politis saja. Aceh tentunya memiliki beragam kebudayaan yang telah banyak di kenal di Indonesia bahkan di mancanegara, salahsatunya adalah tari saman. Adapun tradisi yang dimiliki Aceh yakni Meuseukee Eungkot, yang merupakan sebuah tradisi di wilayah Aceh barat. Selain itu terdapat tradisi Peusijuek(tepung tawar), tradisi ini adalah tradisi melayu. Kekayaan budaya Aceh tidak sampai disitu saja. Mulai dari tarian, rumah adat,suku, dan bahasa. Untuk tarian sendiri setidaknya Aceh memiliki 17 tarian daerah, yang mana tarian tersebut berasal dari berbagai suku di Aceh.

Tarian Suku Aceh Tari Laweut Tari Likok Pulo Tari Pho Tari Ranup lam Puan Tari Rapa'i Geleng Tari Rateb Meuseukat Tari Ratoh Duek Tari Seudati Tari Tarek PukatTarian Suku Gayo Tari Saman Tari Bines Tari Didong Tari Guel Tari Munalu Tari Turun Ku Aih AunenTarian Suku Alas Tari MesekatTarian Suku Melayu Tamiang Tari Ula-ula LembingSatu lagi kekayaan lain yang dimiliki oleh Aceh yaitu terletak pada makanannya. Aceh mempunyai aneka jenis makanan yang khas. Antara lain timphan, gulai bebek, kari kambing yang lezat, Gulai Pliek U dan meuseukat yang langka. Di samping itu emping melinjo asal kabupaten Pidie yang terkenal gurih, dodol Sabang yang dibuat dengan aneka rasa, ketan durian (boh drien ngon bu leukat), serta bolu manis asal Peukan Bada, Aceh Besar juga bisa jadi andalan bagi Aceh. Di Pidie Jaya terkenal dengan kue khas Meureudu yaitu ade. Di Aceh Utara lazim kita temukan kuliner khas lainnya yaitu martabak durian yang lezat. Kuliner Bireuen yang paling terkenal adalah sate matang yang merupakan sate daging sapi atau kambing yang dibakar yang pada awalnya berasal dari kota Matang Glumpang Dua. Sementara kuliner khas Aceh yang sering ditemukan dijual di luar provinsi Aceh adalah mie Aceh, sejenis mie kuning basah yang diracik dengan bumbu khas nan pedas.Senjata tradisionalRencong adalah senjata tradisional Aceh, bentuknya menyerupai huruf L, dan bila dilihat lebih dekat bentuknya merupakan kaligrafi tulisan bismillah. Rencong termasuk dalam kategori dagger atau belati (bukan pisau ataupun pedang).Selain rencong, bangsa Aceh juga memiliki beberapa senjata khas lainnya, seperti Sikin Panjang, Perisai Awe, Perisai Teumaga, siwah, geuliwang dan peudeueng.Rumah TradisionalRumah tradisonal suku Aceh dinamakan Rumoh Aceh. Rumah adat ini bertipe rumah panggung dengan 3 bagian utama dan 1 bagian tambahan. Tiga bagian utama dari rumah Aceh yaitu seuramo keu (serambi depan), seuramo teungoh (serambi tengah) dan seuramo likt (serambi belakang). Sedangkan 1 bagian tambahannya yaitu rumoh dapu (rumah dapur).PEREKONOMIANSetiap provinsi tentunya memiliki kekayaan sumber daya alamnya masing-masing. Sumber daya tersebutlah di manfaatkan dalam kegiatan perekonomian oleh masyarakat Aceh. Aceh mempunyai berbagai SDA yang dapat di manfaatkan dengan baik, diantaranya: Minyak bumi Gas alam Emas Hutan Kayu Kopi Ikan Rempah-rempah Kakao Pinang

IndustriAceh memiliki sejumlah industri besar di antaranya PT Arun: Kilang Pencairan Gas Alam di Lhokseumawe PT Pupuk Iskandar Muda (PIM): Pabrik Pupuk Iskandar Muda di Lhokseumawe PT Aceh Asean Fertilizer (AAF): Pabrik Pupuk Asean di Lhokseumawe PT Kertas Kraft Aceh (KKA): Pabrik Kertas di Lhokseumawe PT Semen Andalas Indonesia-Lafarge (SAI): Semen Andalas di Aceh Besar ExxonMobil: Kilang Gas Alam di LhokseumawePertambangan Emas di Woyla, Seunagan, Aceh Barat; Pisang Mas di Beutong, Payakolak, Takengon Aceh Tengah Batubara di Kaway XI, di Semayan di Aceh Barat, Batu gamping di Tanah Greuteu, Aceh Besar; di TapaktuanDiantara banyaknya sumber daya alam tersebut, sektor pertanianlah yang menjadi motor penggerak perekonomian masyarakat Aceh. Pada 2005, memiliki lahan sawah beririgasi teknis seluas 96.683 ha, beririgasi setengah teknis 44.230 ha dan beririgasi non teknis seluas 74.027 ha. Produksi padi tercatat sebesar 1.411.649 ton Gabah Kering Giling (GKG) dimana mengalami penurunan dibandingkan tahun 2004 sebesar 1.552.083 atau 9,22%. Penurunan ini akibat luasnya kerusakan lahan akibat tsunami. Secara umum padi sawah mendominasi persediaan pangan dibandingkan dengan padi ladang, hanya berproduksi 8.509 ton dibanding padi sawah dengan produksi 1.403.139 ton tahun.Luas areal irigasi yang dikelola Dinas Sumber Daya Air Provinsi NAD terdiri dari: (1) jaringan irigasi teknis; (2) setengah teknis dan (3) jaringan irigasi sederhana (tradisional) dengan jumlah total luas areal potensial 214.940 ha pada tahun 2005. Jika dibandingkan tahun 2004 dengan luas 214.939 ha terdapat penurunan pada tanggal 26 Desember Tahun 2004 provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dilanda gempa yang sangat dahsyat, yang telah memporak porandakan seluruh asset daerah, termasuk didalamnya aset irigasi. Sampai dengan tahun 2006 hanya 70% dari daerah Irigasi yang berfungsi dengan baik dan 30% tidak berfungsi karena jaringan yang belum lengkap atau mengalami degradasi akibat kurang pemeliharaan.Potensi pertanian di Aceh sangat besar. Luas panen dan produksi padinya terus meningkat dari 295.212 ha pada 2001 menjadi 337.893 ha (14,46%) pada 2005 dengan produksi sebanyak 1.246.612 ton pada 2001, meningkat menjadi 1.411.649 ton atau naik 13,24% pada 2005. Produksi kacang tanah, jagung/ kedele dan ubi kayu/ ubi jalar juga meningkat. Luas panen dan produksi kacang tanah mengalami penurunan dari 14.239 ha dan 16.887 ton pada 2003 menjadi 12.984 ha dan 15.598 ton pada 2005, sementara untuk jagung dari 25.188 ha dan 67.386 ton pada 2003 meningkat jadi 29.517 ha dan 94.246 ton. Ada pun luas lahan dan produksi ubi kayu mencapai 6.098 ha dan 75.286 ton pada 2003 meningkat jadi 4.316 ha dan 53.424 ton pada 2005. Sedangkan kedelei dengan luas panen 14.519 ha dan produksi 18.697 ton mengalami peningkatan luas panen 24.186 ha dan produksi 31.167 ton tahun 2005.Sesuai dengan keputusan Menteri Kehutanan No.170/Kpts-II/2000 tanggal 29 Juni 2000, hutan di Aceh termasuk kawasan perairannya seluas 3.549.813 ha, dengan 3.335.713 ha di antaranya adalah daratan. Seluas 60,22% dari luas seluruh daratan provinsi, kawasan hutan ini terdiri atas kawasan hutan konservasi, hutan lindung dan kawasan hutan produksi.PARIWISATADisektor pariwisata, Aceh tidak kalah dengan provinsi lain yang ada di pulau sumatera. Aceh sendiri mempunyai destinasi tempat wisata yang dapat dikunjungi oleh wisatawan domestic maupun mancanegara. Masjid Raya Baiturrahman Museum Aceh Taman Putroe Phang Kuburan Kerkhoff Danau Laut Tawar Danau Aneuk Laot Pantai Lhok Nga Museum Tsunami Aceh Guha Tujoh di LaweuengDi sektor perikanan, mengeksploitasi psisir pantai sepanjang 1.660 km dengan luas perairan laut 295.370 km, terdiri atas luas wilayah perairan (teritorial dan kepulauan) seluas 56.563 km dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) seluas 238.807 km. Jenis ikan laut yang ditangkap: ikan kembung, layang, tongkol, tuna, dan tembang. Dari 1.660 km panjang garis pantai, 800 km di antaranya rusak diterjang gelombang tsunami.Potensi sumberdaya kelautan dan perikanan terdiri dari perikanan tangkap di laut dan perairan umum (sungai, danau, waduk dan rawa-rawa) dan perikanan budidaya (ikan air payau di tambak, di kolam, ikan di sawah (mina padi) atau budidaya ikan dengan sistem keramba jaring apung, baik di laut maupun diperairan tawar).Potensi perikanan lainnya adalah budidaya rumput laut, kerapu, kakap, lobster dan kerang mutiara dengan potensi sebaran seluas 12.014 ha,membentang mulai dari Sabang, Aceh besar, Aceh Barat, Aceh Selatan, Simeleu, sampai Pulau Banyak Kabupaten Aceh Singkil. Pengembangan perikanan ini didukung oleh sebaran luas terumbu karang seluas 274.841 ha, membentang mulai dari Sabang, Aceh Besar sampai pantai barat selatan Aceh.PETERNAKAN dan PERKEBUNANSejak 2000, sektor peternakan dikelola intensif terutama usaha penggemukan sapi potong dan pemeliharaan ayam ras pedaging dan petelur. Bidang peternakan mempunyai prospek bagus untuk dikembangkan menjadi salah satu sektor unggulan dan menunjang perekonomian masyarakat. Populasi peternakan sapi menurun 10,2% dari 969.954 ekor pada 2004 menjadi 625.853 ekor pada 2005.Produksi beberapa tanaman perkebunan pada 2005 mengalami penuruna dibandingkan dengan tahun sebelumnya, kondisi ini terjadi terhadap produksi karet yang mengalami penurunan, 36,58% kelapa 12,29% dan kopi 6,23%. Sedangkan produksi yang mengalami peningkatan adalah Pinang 12,3%, Kelapa Sawit 30,57%, dan Kemiri 13,70%. Untuk mengolah semua hasil perkebunan itu, hingga kini tercatat ada 21 unit pabrik kelapa sawit, 111 unit pengolahan kopi, 179 unit sarana penyulingan pala, 29 unit alat penyulingan nilam, 2 unit pabrik pengolahan minyak kelapa, 2 unit pengolahan kakau, dan 4 unit pengolahan karet.

Penawaran Tenaga Kerja

Penawaran tenaga kerja merupakan suatu hubungan antara tingkat upah dengan jumlah tenaga kerja. Menurut Ananta (1990) penawaran terhadap pekerja adalah hubungan antara tingkat upah dengan jumlah satuan pekerja yang disetujui oleh pensuplai untuk ditawarkan. Jumlah satuan pekerja yang ditawarkan tergantung pada beberapa faktor yang antara lain : banyaknya jumlah penduduk, presentase penduduk yang berada dalam angkatan kerja, dan jam kerja yang ditawarkan oleh angkatan kerja. Arfida (2003) menambahkan mengenai apa yang dimaksud dengan penawaran tenaga kerja. Menurut Arfida (2003) penawaran tenaga kerja adalah fungsi yang menggambarkan hubungan antara tingkat upah dengan jumlah tenaga kerja yang ditawarkan.A. Konsep PenawaranPenawaran adalah suatu hubungan antara harga dan kuantitas.Apabila kita menyebutkan soal penawaran suatu komoditi, maka ia merupakan hubungan antara harga dan kuantitas komoditi itu yang para pemasok siap untuk menyediakannya.Sehubungan dengan tenaga kerja, penawaran adalah suatu hubungan antara tingkat upah dengan jumlah tenaga kerja yang para pemilik tenaga kerja siap untuk menyediakannya.Secara khusus, suatu kurva penawaran melukiskan jumlah maksimum yang siap disediakan pada setiap kemungkinan tingkat upah untuk periode waktu.Sebagai alternatif, kurva penawaran tenaga kerja dapat dipandang, bagi setiap kemungkinan jumlah tenaga kerja, sebagai tingkat upah minimum yang dengan tingkat itu para pemilik tenaga kerja siap untuk menyediakan jumlah yang khusus itu.Salah satu dari kedua pandangan itu, penawaran tenaga kerja harus ditinjau sebagai suatu skedul alternatif yang diperoleh pada suatu titik waktu tertentu yang telah ditetapkan.Penawaran tenaga kerja tergantung pada tiga faktor kunci: jumlah penduduk jumlah jam kerja rata-rata partisipasi angkatan kerja.

B. Kurva Penawaran Tenaga KerjaKurva penawaran tenaga kerja yaitu hubungan antara jam kerja dan tingkat upah. Misalkan seseorang akan memasuki pasar kerja jika upah yang ditawarkan melebihi dari upah reservasi (). Pada tingkat upah diatas upah reservasi, kurva penawaran tenaga kerja memiliki slope positif sampai pada titik tertentu. Keadaan selanjutnya akan berubah jika seseorang kesejahteraannya sudah baik atau mempunyai suatu keahlian yang lebih dan jumlah jam kerja yang ditawarkan semakin berkurang pada saat upah meningkat yang mengakibatkan slope kurva penawaran tenaga kerja menjadi negatif. Kurva ini disebut kurva penawaran tenaga kerja melengkung ke belakang (backward bending labour supply curve).

Jumlah tenaga kerja keseluruhan yang disediakan bagi suatu perekonomian tergantung pada jumlah penduduk, persentase jumlah penduduk yang memilih masuk dalam angkatan kerja, dan jumlah jam kerja yang ditawarkan oleh angkatan kerja. Lebih lanjut, masing-masing dari ketiga komponen dari jumlah tenaga kerja keseluruhan yang ditawarkan tergantung pada upah pasar. Jangka pendek dalam penawaran tenaga kerja yaitu jangka waktu dimana individu dalam penduduk yang telah tertentu jumlahnya tidak dapat mengubah jumlah modal manusia. Sehingga asumsi yang digunakan ketrampilan dari individu telah tertentu. Selanjutnya, menutup kemungkinan terhadap penyesuaian-penyesuaian yang lain, seperti migrasi yang memungkinkan individu dapat melakukan perubahan upah. Sedangkan jangka panjang dalam penawaran tenaga kerja yaitu penyesuaian yang dilakukan individu untuk memaksimalkan utilitas dalam jumlah tenaga kerja yang mereka sediakan apabila kendala upah pasar dan pendapatan mengalami perubahan. Suatu penyesuaian akan bersifat jangka panjang dalam perubahan-perubahan partisipasi tenaga kerja. Terutama terdapat penambahan yang besar dalam tingkat partisipasi angkatan kerja di kalangan wanita yang telah menikah dan penurunan dalam tingkat partisipasi kaum pekerja yang berusia lanjut, berusia anak-anak, dan berusia lebih muda. Penyesuaian lainnya ialah dalam bentuk jumlah penduduk. Suatu analisis jangka panjang tentang penawaran tenaga kerja menjajaki hubungan antara kesuburan (fertilitas) dan perubahan jangka panjang dalam upah pasar pendapatan.

Penawaran tenaga kerja di suatu daerah merupakan penjumlahan penawaran dari tiap-tiap keluarga dalam suatu daerah. Misalkan dalam suatu daerah tertentu terdapat hanya tiga keluarga, A, B, C dengan masing-masing kurva penawaran Sa, Sb, Sc. Pada tingkat upah W1, tidak ada keluarga yang menawarkan jasanya untuk bekerja sehingga penawaran tenaga kerja di daerah tersebut menjadi nol. Untuk tingkat upah W2, keluarga A menawarkan W2A, keluarga B menawarkan W2B dan keluarga C menawarkan nol. Untuk daerah tersebut, penawaran tenaga kerja adalah W2B yaitu W2A (yang sama dengan W2A) ditambah dengan AB (yang sama dengan W2B). Pada tingkat upah W3, keluarga A menawarkan W3C, keluarga B menawarkan W3D, dan keluarga C menawarkan W3E. Penawaran untuk daerah tersebut adalah W3E yaitu penjumlahan W3C (yang sama dengan W3C), CD (yang sama dengan W3D) dan DE (yang sama dengan W3E). Penawaran tenaga kerja untuk daerah ini Sn merupakan fungsi dari tingkat upah.

C. Elastisitas Penawaran Tenaga KerjaElastisitas penawaran tenaga kerja menunjukkan persentase perubahan jam kerja yang disebabkan oleh satu persen perubahan tingkat upah.

Contoh:Upah pekerja awalnya adalah Rp 120000 per jam dan dia bekerja 1920 jam per tahun. Kemudian pekerja tersebut mendapatkan kenaikan upah sebesar Rp 240000 per jam dan dia memutuskan bekerja selama 2040 jam per tahun. Berapa elastisitas penawaran tenaga kerja?hw 120120.000wh120.000 192014.400.000230.400.0000,0625Elastisitas penawaran tenaga kerja diatas bersifat inelastis karena besarnya elastisitas penawaran tenaga kerja kurang dari 1 (dalam nilai absolut). Artinya jika ada kenaikan tingkat upah sebesar dua kali lipatnya (100%) menyebabkan kenaikan penawaran tenaga kerja sebesar 6,25%.

D. Penawaran Tenaga Kerja Jangka Pendek

Penawaran tenaga kerja dalam jangka pendek merupakan suatu penawaran tenaga kerja bagi pasar dimana jumlah tenaga kerja keseluruhan yang ditawarkan bagi suatu perekonomian dapat dilihat sebagai hasil pilihan jam kerja dan pilihan partisipasi oleh individu. Sedangkan penawaran tenaga kerja dalam jangka panjang merupakan konsep penyesuaian yang lebih lengkap terhadap perubahan-perubahan kendala. Penyesuaian-penyesuaian tersebut dapat berupa perubahan-perubahan partisipasi tenaga kerja maupun jumlah penduduk.Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap penawaran tenaga kerja adalah tingkat upah, pertambahan tingkat upah akan mengakibatkan pertambahan jam kerja bilasubstitution effect lebih besar daripadaincome effect(Simanjuntak, 1985). Pada gambar 2.2 terlihat bahwa besarnya penyediaan waktu bekerja sehubungan dengan peningkatan tingkat upah (bilasubstitution effectlebih besar daripadaincome effect) akan mendorong tenaga kerja untuk mengurangi waktu senggangnya dan menambah jam kerja, ini dapat dilihat pada pergeseran titik dari posisi E1ke E2dan ke E3sehingga waktu untuk bekerja bertambah dari HD1ke HD2ke HD3. Namun bilasubstitution effectlebih kecil daripadaincome effectkenaikan tingkat upah juga dapat mengakibatkan pengurangan waktu bekerja, yakni dengan perubahan upah dari dari BC3menjadi BC4yang menyebabkan waktu untuk bekerja berkurang dari HD3ke HD4.Jumlah tenaga kerja keseluruhan yang disediakan bagi suatu perekonomian tergantung pada (1) jumlah penduduk, (2) persentase jumlah penduduk yang memilih masuk dalam angkatan kerja, dan (3) jumlah jam kerja yang ditawarkan oleh angkatan kerja.Lebih lanjut, masing-masing dari ketiga komponen ini dari jumlah tenaga kerja keseluruhan yang ditawarkan tergantung pada upah pasar.Jadi, dengan segera kita dapat melihat bahwa penawaran tenaga kerja secara intern merupakan suatu gejala yang rumit.Walaupun demikian, kita dapat membuat pemahaman lebih lanjut tentang penawaran tenaga kerja dengan membuat suatu asumsi penting yang disederhanakan akan kita pakai dalam bab ini, yaitu penduduk tertentu.Jadi, dalam bab ini akan dianalisis bagaimana suatu persentase jumlah penduduk tertentu yang memilih masuk ke dalam angkatan kerja maupun jumlah jam kerja yang ditawarkan oleh para angkatan kerja, keduanya tergantung pada upah pasar.Inilah studi tentang penawaran tenaga kerja dalam jangka pendek.Jangka pendek dimaksudkan sebagai periode waktu dimana tidak mungkin dilakukan sejumlah penyesuaian dan sejumlah keadaan tidak dapat diubah.Dalam bab ini kita pun membuat asumsi yang sama.Kita mengasumsikan suatu jangka waktu di mana individu dalam penduduk yang telah tertentu jumlahnya tidak dapat mengubah jumlah modal manusia.Jadi, kita berasumsi yang paling penting bahwa keterampilan anggota-anggota rumah tangga itu telah tertentu.Selanjutnya, menutup kemungkinan terhadap penyesuaian-penyesuaian yang lain, seperti migrasi yang memungkinkan individu dapat melakukan perubahan upah.Maka apa yang kita teliti ialah bagaimana individu dalam suatu jumlah penduduk tertentu dengan keterampilan tertentu memilih jumlah jam kerja terbaik yang akan ditawarkan ke dalam kegiatan pasar sehingga dapat memaksimalkan utilitas total dan bagaimana individu menyesuaikan jam kerja yang mereka sediakan apabila keadaan ekonomi berubah.

E. Cara Pendekatan MikroGambar tersebut menunjukkan bahwa tenaga kerja mempunyai dua alternatif, yaitu bekerja dengan konsekuensi memperoleh pendapatan (Y=W,L) dan tidak bekerja (Ta). Misalnya, satuan aktu kita batasi satu hari dan dinyatakan dalam jam,, maka skala absis maksimal 24. Skala ordinat menggambarkan tinggi pendepatan pada setiap kombinasi penggunaan waktu yang dipilih invidu yang kita pelajari.Komninasi A, misalnya kita baca bahwa individu bekerja selama La =(24-Ta) jam per hari. Sisa waktu sebesar Ta=(24-La) jam dipergunakan untuk kegiatan lain selain bekerja. Yang diartikan sebagai bekerja disini adalah kegiatan yang dipasarkan. Kegiatan lain untuk menekuni hobi, olahraga, membantu meringankan beban kerja rumah tangga dihitung tidak bekerja dan termasuk dalam skala Ta tersebut.Bila seseorang bekerja dia akan memperoleh penghasilan (Y). Besarnya pengahsilan tergantung atas waktu kerjanya (L) dan tingkat upahnya (W), Y = W.L. Oleh karena itu, alokasi waktu untuk bekerja dan tidak bekerja diubah menjadi kombinasi antara pendapatan dan tidak bekerja. Kedua-duanya dibutuhkan. Pada kombinasi A, pendapatannya Ya dan waktu bekerjanya Ta jam.Dengan batasan waktu yang kita punya 24 jam ini individu tersebut mempunyai banyak pilihan kombinasi, seperti kombinasi A. Semua kemungkinanan kombinasi yang dapat dipilihnya ada pada time-space atau ruang waktu dalam kuadran positif seperti kurva 1 diatas. Disebut ruang waktu karena merupakan berbagai kemungkianan alokasi waktu. Apabila seseorang dihadapkan pada dua pilhan, maka ia harus membandingkan kedua pilihan tersebut agar ia dapat memilih yang lebih baik. Yang dimaksud pilihan terbaik adalah pilihan yang akan mendatangkan kepuasan paling tinggi. Dilihat dari kepuasan ini individu tersebut diharapkan mampu membuat urutan atas semua pilihan yang dihadapi.Cara pendekatan kurva indeferensi menyimpulkan bahwa diharapkan dapat membuat tuga kelompok urutan yaitu yang lebih disukai, yang kurang disukai dan yang sama saja. Kelompok terakhir itu dapat digambarkan sebagai kurva indeferensiasi. Dengan demikian time-space tersebut penuh dengan kurva-kurva indeferensiasi sehingga ruang wkatu berubah menjadi indeferensiasi.Kombinasi yang paling membahagiakan ditunjukkan oleh titik kurva indeferensiasi yang letaknya paling jauh dari titik asa (0). Titik ini merupakan bliss point dimana pendapatannya tinggi dengan waktu kerja yang sedikit. Jadi, kedudukan alokasi waktu yang paling baik adlaah pada kurva indeferensiasi yang paling jauh dari titik 0 atau dibagian timur laut peta indeferensiasi.Namun, untuk mencapai hal yang ideal yang diinginkan, individu tersebut menghadapi kendala realitas pasar yang berupa tingkat upah yang berlaku, sehingga besarnya pendapatan yang diperoleh dan dipengaruhi oleh tingkat ini juga atau Y = W.L.Jika kita gambarkan berbai tingkat upah, kita akan memperoleh berbagai gari Y seperti dalam kurva berikut ini :

Titik A menunjukan satu kombinasi pengunaan waktu untuk bekerja selama La jam dengan penghasilanYa = W.La dengan waktu bebas selama Ta. Tingkat upah merupakan lereng dari garis tersebut dengan sudut pada angka 24 : = = W

Bila tingkat upah naik, sudut akan melebar dan bila tingkta upah turun, sudut akan menciut (Y = W La).Keputusan individu untuk menawarkan waktu kerja di pasar tenaga kerja bertitik tolak dari situasi optimal. Situasi optimal ini merupakan kombinasi waktu kerja (pendapatan) dan waktu tidak bekerja yang terbaik baginya. Artinya menjangkau kurva indeferensiasi yang terjauh dari titik asal atas dasar kendala tingkat upah yang berlaku di pasar tenaga kerja. Kondisi itu dicerminkan oleh titik temu antara garis Y = W.L dengan salah satu kurva indeferensiasi yaitu titik E. Dengan garis Y = W.L kita memperoleh titik E dengan E seperti dalam kurva A1.Bila titik-titik kita gambar dengan cara lain, taitu dengan cara yang dapat menggambarkan hubungan antara Le dengan W, Le dengan W dan L dengan W kita akan memperoleh kurva penawaran tenaga kerja sebagaimana pada kurva A2.Secara konseptual, penawaran tenaga kerja nasional dapat digambarkan sebagai penjumlahan horizontal antar SL setiap individu.

SL = Dimana n adalah jumlah individu.

Proses penjumlahan dapat dilihat pada kurva A3.

Agak berbeda dengan penawaran komoditi biasa, maka penawaran tenaga kerja pada tingkat upah yang cukup tinggi melengkung ke belakang (backward bending) seperti pada kurva A4.

Gejala membaiknya kurva penwaran tenaga kerja tersebut semula dianggap untuk negara-negara berkembang saja. Individu yang hidup dalam masyarakat sederhana mempunyai kebutuhan yang kurang bervariasi, sehinga bila ada kemungkinana memperoleh pendapatan yang tinggi ia memilih untuk mengurangi jam kerjanya bila ia berpendapat bahwa kebutuhannya sudah dapat dipenuhi dengan pendapatan tersebut.Sebenarnya gejala mengurangi jam kerja sebagai akibat dari kenaikan penghasilan dapat kita lihat dalam msayarakat modern saat ini. Pengurangan jam kerja menjadi 35 jam per minggu dari 40 jam per minggu juga seacara langsung merupakan akibat dari sikap hidup yang tampaknya universal dan tidak lekang oleh panas. Apalagi bila kita telusuri pada zaman Robert Owen dimana jumlah jam kerja dua kali lipat dari jumlah jam kerja sekarang, bukan hal yang aneh. Makin berkembang perekonomian, makin tinggi penghasilan masyarakat dan kebutuhannya, makin tinggi perekonomian dapat diasosiasikan dengan makin rendahnya jam kerja.Perbedaan antara masyarakat yang sudah maju dengan yang belum adalah terletak pada tinggi nya pendapatan yang merupakan batas membaliknya kurva. Cirinya sama, yaitu pendapatan yang dianggabnya mencukupi untuk memenuhi hampir semua kebutuhannya. Pada titik itu nilai waktu nonkerja tiba-tiba menjadi begitu tingginya sehingga hubungan anatara waktu senggang dengan pendapatan menjadi komplementer (keinginan pendapatan tinggi dengan beban yang ringan).

F. Penawaran Tenaga Kerja Jangka PanjangAnalisis jangka panjang tentang penawaran tenaga kerja memperkenalkan kepada individu waktu yang diperlukan untuk melakukan penyesuaian yang lebih lengkap terhadap perubahan-perubahan kendala.Jadi analisis jangka panjang tentang penawaran tenaga kerja memperkenalkan kepada individu waktu yang diperlukan untuk melakukan penyesuaian yang lebih lengkap terhadap perubahan-perubahan dalam lingkungan hidup.Suatu penyesuaian akan bersifat sekuler (atau berjangka panjang) dalam perubahan-perubahan partisipasi angkatan kerja.Meskipun tingkat partisipasi angkatan kerja pada keseluruhan telah menunjukkan kecendrungan yang relatif konstan dalam abad ini, namun terdapat pergeseran yang dramatik dalam soal umur dan komposisi jenis kelamin dalam angkatan kerja.Terutama terdapat penambahan yang besar dalam tingkat partisipasi angkatan kerja di kalangan wanita yang telah menikah dan penurunan dalam tingkat partisipasi kaum pekerja yang berusia lanjut, berusia anak-anak, dan berusia lebih muda.

Penyesuaian lainnya ialah dalam bentuk jumlah penduduk. Suatu analisis jangka panjang tentang penawaran tenaga kerja menjajaki hubungan antara kesuburan (fertilitas) dan perubahan jangka panjang dalam upah pasar dan pendapatan . Pendekatan mikroDilihat dari sisi mikro, membahas perilaku penawaran dalam satu kesatuan agregat. Penduduk dan tenaga kerjaPertimbangan utama disini ialah kelayakan bekerja menurut umur. Penduduk yang layak bekerja ditinjau dari umur tersebut dianggap sebagai penduduk usia kerja. Jumlah ini yang pantas untuk disebut sebagai tenaga kerja yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kegiatan produksi atau manpower Batas umur layak kerja di Indonesia : 10 tahun Batas bawah umur layak kerja di Negara maju : 15 tahunBatas bawah dapat di tentukan oleh factor-faktor, seperti tradisi turun temurun, undang-undang wajib belajar: minimal seseorag harus memperoleh pendidikan sekolah dasarBatas atas usia kerja sudah tidak begitu pasti. Secara formal seseorang harus pension bila telah mencapai umur tertentu. Namun, dalam kenyataannya banyak orang-orang yang usia pension masih aktif dalam pasar kerja dan lebih unggul dalam pengalaman kera. Oleh karena itu, batas ini kurang relevan salam permasalahn pokoknya.

Angkatan KerjaTenaga kerja atau penduduk usia kerja mempunyai perilaku beragam menjadi dua golongan, yaitu golongan yang aktif secara ekonomis dan bukan. Angkatan kerja termasuk golongan yang aktif secara ekonomis. Golongan ini terdiri dari penduduk yang menawarkan kerjanya dan berhasil memperolehnya (employed) dan penduduk yang menawarkan tenaga kerjanya di pasar tenaga kerja tetapi belum berhasil memperolehnya (unemployed). Bekerja (Employed)Secara agregat jumlah orang yang bekerja dimuat dalam publikasi Biro Pusat Statistik hasil kegiatan sensus, SUPAS, atau Sakernas. Jumlah ini sering dipakai sebagai petunjuk tentang luasnya kesempatan kerja (employment). Dalam pengkajian ketenagakerjaan, kesempatan kerja sering dijadikan acuan sebagai permintaan tenaga kerja.

Pencari Kerja (Unemployed)Penduduk yang menawarkan tenaga kerja, tetapi belum berhasil memperoleh pekerjaan dianggap terus mencari pekerjaan. Maka dari itu, mereka yang tidak bekerja tidak semata-mata dikelompokkan sebagai penganggur, tetapi lebih tepat sebagai pencari kerja. Secara konsepsional, mereka yang dikatakan penganggur (unemployed) harus memenuhi persyaratan bahwa mereka uga aktif mencari pekerjaan. Mereka yang tidak bekerja, tetapi juga tidak aktif mencari pekerjaan disebut penganggur. Mereka mungkin iddle atau menikmati waktu senggang. Mereka ini aktif, tetapi kegiatannya tidak di pasarkan di pasar tenaga kerja.Dilihat dari komposisi angkatan kerja tersebut, maka jumlah pencari kerja menunjukkan luasnya kelebihan penawaran tenaga kerja di atas permintaanya (excess demand of labour). Di samping itu, luasnya pengangguran juga dapat dinyatakan secara relative, yaitu jumlah pencari kerja dibagi dengan jumlah angkatan kerja. Rasio bisa dinyatak dalam persentase, disebut tingkat pengagguran. Tingkat ini secara konsepsional sangat bermakna karena hubungan berkelebihan antara tingkat penganggur dengan laju pertumbuhan ekonomi.

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (Labour Force Participation Rate)TPAK digunakan sebagai analaisis penawaran tenaga kerja dan bukan angkatan kerja secara absolute.Profil Angkatan KerjaUntuk memudahkan pembahasan penawaran tenaga kerja atau TPAK B\biasanya perlu disiapkan dengan tolak ukur tertentuPerilaku TPAK (atau AK) bervariasi menurut kelompok umur. Publikasi BPS membagi kelompok umur menjadi beberapa kelas dengan kelas interval 5 tahunan. Derajat variasi TPAK akan lebih mudah ditangkap bila variasi TPAK hanya dibedakan menjadi tiga kelompok umur.Muda: 10-24Prima: 25-60Tua: 60 +TPAK umur muda biasanya sangat rendah, paling tinggi 30 %. Mereka belum stabil dan keterkaitan dengan pasar tenaga kerja masih belum erat. Pada umur ini masih terbuka alternative lain dalam alokasi waktu mereka, yaitu sekolah. Sejalan dengan berkembangnya pendidikan, TPAK kelompok umur muda menunjukkan gejala menurun karena belum layak mencari pekerjaan. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan mempunyai kaitan dengan rendahnya dan turunnya TPAK.Pada TPAK umur prima. Pada umur ini seseorang harus bekerja karena tuntutan tanggung jawab keluarga atau terlanjur menginvestasikan waktunya untuk jabatan terrtentu, sehingga sebagian waktu mereka harus aktif di dalam pasar tenaga kerja. Akibatnya TPAK mereka tinggi dan stabil.Umur 60 tahun ke atas merupakan pengunduran diri dari pasar tenaga kerja. Hal ini terlihat pada rendahnya TPAK golongan umur ini dan sangat terlihat di Negara berkembang karena factor kesehatan sehingga secara fisik mereka kurang menopang di pasar tenaga kerja, tingkat pendidikan yang relatif rendah sehingga jenis pekerjaan yang terbuka bagi mereka tergolong menuntut fisik yang besar. Kesimpulan ini didukung oleh perubahan gejala TPAK umur tua sebagai akibat naiknya tingkat kesehatan dan pendidikan.Gambar berikut menunjukkan hubungan antar umur dengan TPAK

GenderFaktor tradisi kebudayaan, dan fisik, menyebabkan terdapat perbedaan TPAK antara perempuan dan laki-laki. Laki-laki ditempatkan pada posisi kepala rumah tangga dengan tanggung jawab yang menertainya. Wanita di pandang tidak pantas untuk bekerja. Tuntutan biologis inilah yang mengakibatkan laki-laki lebih berperan dalam pasar tenaga kerja dibandingkan dengan perempuan. Oleh karena itu, berbedanya TPAK kedua kelompok seks perlu diperlihatkan dan dibahas untuk mencari kemungkinan penelusurannya. Bila dikaitkan dengan umur, pola TPAK mereka dapat dilihat pada gambar ini Pada umur sangat muda, TPAK perempuan mungkin lebih tinggi daripada TPAK laki-laki.Wilayah kota dan pedesaan (urban dan rural)Corak pemukiman penduduk berdampak juga pada TPAK. TPAK di desa lebih tinggi daripada di perkotaan. Di kota alternative penggunaan waktu seseorang individu lebih beragam daripada di pedesaan. Sekolah-sekolah sebagian besar menumpuk di kota. Di desa mau tidak mau mereka harus bekerja dan pilihan pekerjaan sangat terbatas.Rendahnya TPAK di kota didukung oleh membesarnya kelompok umur muda dalam piramida penduduk, gejalanya tampak pada hasil sensus penduduk 1980 dan SUPAS tahun 1985. Variasi jawaban responden pedesaan lebih terbatas. Sebagai contoh mereka ada tergolong pekerja keluargga tanpa bayar. Jawaban ini di kategorikan ke dalam bekerja. Suasan kehidupan pekerjaan di sekitar pertanian menyebabkan jenis kegiatan dapat diasosiasikan dengan kegiatan bekerja karena mereka lebih tidak enak dikatakan sebagai penganggur.Jawaban responden di kota cenderung lebih eksak. Mereka tidak ragu untuk menjawab tidak bekerja karena ada alternative pekerjaan lain. Perbedaan ini akan lebih menyolok bila dibandingkan partisipasi wanita desa dan kota. Wanita di desa cenderung lebih aktif dalam pasart tenaga kerja dibandingkan dengan di desa karena factor-faktor seperti mereka menikah dengan suami yang umumnya berpenghasilan tinggi dan biasanya jenis-jenis pekerjaan yang tersedia bagi wanita desa lebih terbatas dan dengan tingkat upah yang lebih rendah daripada di kota.PendidikanPada umumnya jenis dan tingkat pendidikan dianggap dapat mewakili kualitas tenaga kerja. Pendidikan adalah suatu proses yang bertujuan untuk menambah keterampilan, pengetahuan, dan meningkatkan kemandirian maupun pembentukan kepribadian seseorang. Hal-hal yang melekat pada diri orang tersebut merupakan modal dasar yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan. Semakin tinggi nilai asset, semakin tinggi pula kemampuan mereka untuk bekerja.Jenjang pendidikan d Indonesia yang dipakai oleh BPS 1. Tidak sekolah2. Tidak tamat sekolah3. SD4. SMP5. SMK6. SMA7. SMAK8. DI,DII,DIII9. UniversitasDalam hal ini harus ada relevansi pendidikan denan pasar kerja. Kecocokan antar keterampilan yang dimiliki dengan tuntutan pekerjaan merupakan salah satu permasalahan pokok dalam angkatan kerja

G. Identifikasi Variabel yang MenentukanLuasnya angkatan kerja dapat berubah dari waktu ke waktu. Penyebab dari perubahan sudah barang tentu bukan karena waktu. Waktu memang berperan karena bekerjanya variable-variabel yang berpengaruh tersebut kita akan memperolah gambaran tentang perilaku penawaran dan kita memiliki basis untuk menduga perilaku di masa depan.Dari kedua pendekatan tersebut di atas kita mempunyai basis untuk memulainya.1. Tingkat UpahDari pendekatan mikro kita mencatat bahwa tingkat upah mempunyai peranan langsung dengan jam kerja yang ditawarkan. Pada kebanyakan orang, upah merupakan suatu motivasi dasar yang mendorong orang bekerja. Corak pengaruh tingkat upah bersifat dalam arti miskin tinggi tingkat upah, makin banyak jam kerja yang ditaswarkan dengan batas-batas tertentu.

2. PreferensiDari pendekatan mikro pula kita mencatat bahwa preferensi seseorang dalam memberikan penilaian terhadap pendapatan yang diperoleh melalui kerja dan terhadap kegiatan nonkerja.

Di depan skala preferensi ditunjukkan oleh bentuk lengkungan (curvature) dari kurva indeferensi. Hal ini dapat diamati dari lereng kurva tersebut.

Seperti kurva-kurva indeferensi lainnya, lereng kurva-kurva tersebut juga menunjukkan kemampuan menggantikan pendapatan atau waktu kerja terhadap waktu nonkerja atau sebut saja waktu senggang. Makin curam lereng makin lemah peranan pendapatan untuk mengkompetensikan berkurangnya waktu senggang karena keharusan bekerja untuk memperolah pendapatan. Kelompok orang yang mempunyai skala preferensi semacamini disebut leisure preferer, sedangkan bila sebaliknya yang terjadi disebut income/work preferer. Kurva berikut ini mencoba untuk memperjelas perbedaan titik optimal antara keduanya.

Titik A menggambarkan posisi optimal dari individu yang tengolong kelompok income preferer sedangkan posisi B menggambarkan posisi optimal pasar kerja tertentu yang diwakili oleh tingkat upah tertentu.

Jadi, kita dapat menyimpulkan bahwa selera merupakan salah satu variable penentu dalam penawaran tenaga kerja.

3. Jumlah PendudukJumlah penduduk merupakan sumber utama penawaran tenaga kerja. Hal ini sudah kita tunjukkan pada pembahasan pasar tenaga kerja. Secara absolut banyaknya orang yang mengadu nasib di pasar tenaga kerja tergantung pada banyaknya penduduk. Namun demikian, karena alternative kegiatan yang terbuka sangat bervariasi, maka secara relative masih ada faktor lain yang secara efektif menentukan besarnya penawaran tenaga kerja. Faktor-faktor ini akan dibahas berikut ini.

4. Partisipasi Angkatan KerjaPartisipas angkatan kerja dalam pasar kerja ternyata tidak proporsional dengan perubahan jumlah penduduk. Dalam pembahasan penawaran tenaga kerja tidak digunakan jumlah orang secara absolut sebagai unit pembahasannya, tetapi tingkat partisipasinya. Oleh karena itu, secara mikro faktor-faktor yang kita akan pakai harus kita cari dalam kaitannya dengan tingkat pertisispasi dan bukan jumlah absolut. Ditinjau dalam konteks ini, beberapa variable berikut dapat kita identifikasikan selain yang telah kita identifikasikan.

5. Tingkat PengangguranSeperti sudah diuraikan terdahulu, tingkat pengangguran dapat menunjukkan situasi perekonomian. Reaksi penduduk terhadap perubahan situasi perekonomian berbeda-beda. Waylinski, seorang peneliti masalah ketenagakerjaan mengajukan hipotesis discourage worker hypothesis. Menurut hipotesis ini, bila perekonomian memburuk yang dicerminkan oleh naiknya tingkat pengangguran, orang mengalami persaingan yang lebih ketat dalam memperebutkan kesempatan kerja yang makin sedikit sehingga pencari pekerjaan menjadi putus asa. Mereka berhenti mencari pekerjaan sehingga tidak lagi dihitung aktif secara ekonomi atau dianggap keluar dari pasar tenaga kerja. Jadi, kelompok dari kenaikan tingkat pengangguran adalah menurunnya partisipasi angkatan kerja.

Sebaliknya yang terjadi adalah apa yang diajukan dalam additional-worker hypothesis. Bila mencari pekerjaan menjadi lebih sulit, maka justru memaksa anggota rumah tangga yang lain untuk membantu ekonomi rumah tangga dengan aktif mencari pekerjaan. Akibatnya tingkat partisipasi angkatan kerja justri menjadi lebih baik.

6. Kekayaan Fisik (Nonhuman Wealth)Kekayaan dapat dibagi menjadi dua, yaitu human capital dan nonhuman wealth. Bentuk nonhuman wealth berupa tanah, gedung, mobil dan sebagainya.

Dampaknya dapat positif maupun negative bagi TPAK. Barang dan jasa yang telah berkumpul dapat memberikan utilitas bagi pemilik. Untuk memperoleh utilitas yang sebaik-baiknya diperlukan biaya operasi dan pemeliharaan. Untuk menyediakan dana operasi dan pemeliharaan, pemilik harus bekerja.

Dalam kekayaan tersebut tergolong income generating, dampak pemilikan memang bersifat negative terhadap TPAK. Namun, perlu diingat bahwa kecuali dalam kasus khusus dimana harta diperoleh dari hibah atau warisan, harta tersebut biasanya diperoleh dengan bekerja. Preferensi untuk bekerja terus berlanjut dan sudah menumpuk kekayaan. Kecuali bila pendapatan dan nonhuman tersebut cukup besar dan dapat diharapkan merupakan satu aliran yang mantab untuk jangka waktu yang cukup panjang, dampak nonhuman wealth mungkin negative terhadap TPAK.

7. Struktur PerekonomianDalam pertumbuhan ekonomi masyarakat, pengalaman di berbagai Negara menunjukkan bahwa makin maju perekonomian masyarakat makin menurun kontribusi sector pertanian pada ekonomi masyarakat, baik diukur oleh pendapatan domestiknya maupun dalam kesempatan kerjanya. Adanya pergeseran structural dari sector pertanian mengarah pada sector manufaktur dan jasa mengundang orang untuk berpendapat bahwa perubahan struktur perekonomian mungkin ada kaitannya dengan variasi TPAK.

Dari pengidentifikasian variabel tersebut, maka fungsi penawaran tenaga kerja dapat dingkas menjadi :

Mikro St= f (W, Sigma)Makro TPAK = f (W, U, E, NHW, STR, Sigma)Dimana :W = tingkat upahU = tingkat pengangguranE = tingkat pendidikanNHW = nonhuman wealthSTR= struktur perekonomianSigma= error termCorak fungsi tersebut dapat diketahui melalui studi empiris untuk memperkirakan koefisien setiap variabel dan tanda koefisien tersebut. Manfaat dan spesifikasi tersebut adalah dapat memperkirakan perilaku penawaran tenaga kerja di masa depan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Simanjuntak, Payaman, 1985. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia2. Afrida, 2002. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta. Ghalia Indonesia3. Pemerintah Daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam http://www.indonesia.go.id/in/pemerintah-daerah/provinsi-nanggroe-aceh-darussalam/sumber-daya-alamc diakses hari Selasa, 23 September 20144. Pengertian Tenaga Kerja http://www.scribd.com/doc/113266943/pengertian-tenaga-kerja diakses hari Selasa, 23 September 20145. http://journal.uny.ac.id/index.php/jep/article/download/618/4756. http://www.ut.ac.id/html/suplemen/espa4319/isimt1A_2.htm7. http://www.slideshare.net/IneBunga/permintaan-dan-penawaran-tenaga-kerja-serta-upah-teori-serta-beberapa-potretnya-di-indonesia8. http://pustakabakul.blogspot.com/2013/07/penawaran-tenaga-kerja.html9. http://wadeau.blogspot.com/2013/11/penawaran-tenaga-kerja.html3