Top Banner

of 24

Makalah eliminasi bowel

Mar 08, 2016

Download

Documents

Kirana

eliminasi bowel memiliki faktor-faktor yang menyebabkan eliminasi bowel
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

MAKALAH ELIMINASI BOWELDisusun untuk memenuhi tugas mata kuliah kebutuhan biologi dan fisiologi 1Dosen Pembimbing:

Disusun Oleh:Ayu Karunia Utami220201151Eko Joko Prasetyo220201151Eriani Septia22020115120017Indun Candra Kirana22020115120027A.15.1PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANJURUSAN KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO2016Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Eliminasi Bowel dengan baik. Makalah ini disusun untuk memenuhi Mata Kuliah Keterampilan Dasar Dalam Keperawatan.Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami ingin mengucapkan terima kasih kepada :1. Ibu Ns. Devi Nurmalia, S.Kp., M.Kep selaku dosen pembimbing dan koordinator yang telah memberikan bimbingan dan materi kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini.2. Ibu Sarah Ulliya, S.Kp., M.Kes; Bapak Ns.M.Rofii,S.Kep.,M.Kep dan Bapak M. Hasib Ardhani,S.Kp.,M.Kes selaku Tim Pengajar Mata Kuliah Keterampilan Dasar Dalam Keperawatan yang telah memberikan bimbingan dan materi kepada kami.4. Rekan-rekan yang ikut membantu dalam penulisan makalah ini.Kami menyadari makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan baik isi maupun bentuk penulisannya, karena keterbatasan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang kiranya dapat kami gunakan sebagai masukan untuk perbaikan dimasa yang akandatang.Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi para pembaca.Semarang, 16 Februari 2016

Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL 1KATA PENGANTAR ..2DAFTAR ISI .3BAB I PENDAHULUAN .41. Latar Belakang ..41. Rumusan Masalah .41. Tujuan Penulisan ...4BAB II PEMBAHASAN ...51. Pengertian NGT ...51. Indikasi.................................................................................61. Kontraindikasi.........................................................................................71. Persiapan alat.......................................................................................81. Perosedur pelaksanaan...............................................................................................81. Prosedur pemberian makan melalui NGT..................................................................10BAB III PENUTUP..... 111. Kesimpulan .111. Kritik dan Saran ..11DAFTAR PUSTAKA ...12

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangEliminasi fekal adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh berupa bowel (feses). Pengeluaran feses yang sering, dalam jumlah besar dan karakteristiknya normal biasanya berbanding lurus dengan rendahnya insiden kanker kolorektal (Robinson& Weigley, 1989). Defekasi adalah pengeluaran feses dari anus dan rektum. Hal ini juga disebut bowel movement. Frekwensi defekasi pada setiap orang sangat bervariasi dari beberapa kali perhari sampai 2 atau 3 kali perminggu. Banyaknya feses juga bervariasi setiap orang. Ketika gelombang peristaltik mendorong feses kedalam kolon sigmoid dan rektum, saraf sensoris dalam rektum dirangsang dan individu menjadi sadar terhadap kebutuhan untuk defekasi. Eliminasi yang teratur dari sisa-sisa produksi usus penting untuk fungsi tubuh yang normal. Perubahan pada eliminasi dapat menyebabkan masalah pada gastrointestinal dan bagian tubuh yang lain. Karena fungsi usus tergantung pada keseimbangan beberapa faktor, pola eliminasi dan kebiasaan masing-masing orang berbeda. Klien sering meminta pertolongan dari perawat untuk memelihara kebiasaan eliminasi yang normal. Keadaan sakit dapat menghindari mereka sesuai dengan program yang teratur. Mereka menjadi tidak mempunyai kemampuan fisik untuk menggunakan fasilitas toilet yang normal ; lingkungan rumah bisa menghadirkan hambatan untuk klien dengan perubahan mobilitas, perubahan kebutuhan peralatan kamar mandi. Untuk menangani masalah eliminasi klien, perawata harus mengerti proses eliminasi yang normal dan faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi Eliminasi produk sisa pencernaan yang teratur merupakan aspek penting untuk fungsi normal tubuh. Perubahan eliminasi dapat menyebabkan masalah pada sistem gastrointestinal dan system tubuh lainnya.

1.2 Rumusan Masalah1. Bagaimana diagnosa dan perencanaan terkait eliminasi bowel?1. Bagaimana review structure dan fungi tracts intestinal karakteristik feses normal?1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi bowel?1. Gangguan apa saja yang dapat terjadi pada eliminasi bowel?1. Bagamina asuhan keperawatan kebutuhan eliminasi bowel dan pengkajiannya?

1.3 Tujuan penulisan1. Mengetahui diagnosa dan perencanaan terkait eliminasi bowel.1. Mengetahui review structure dan fungi tracts intestinal karakteristik feses normal.1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi bowel.1. Mengetahui gangguan apa saja yang dapat terjadi pada eliminasi bowel.Mengetahui asuhan keperawatan kebutuhan eliminasi bowel dan pengkajiannya.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Diagnosa keperawatanPengkajian keperawatan tentang fungsi usus klien memberikan informasi yang dapat mengindikasikan adanya masalah eliminasi aktual atau potensial atau masalah akibat perubahan eliminasi. Masalah-masalah terkait seperti perubahan citra tubuh atau kerussakan kulit, membutuhkan intervensi yang tidak berhubungan dengan kerusakan fungsi usus. Namun pada beberapa kasus, perawat harus memberikan perhatian terhadap masalah eliminasi sebanyak memberikan perhatian terhadap masalah yang terkait. Kemampuan perawat untuk mengidentifikasi diagnosa keperawatan yang benar tidak hanya bergantung pada pengkajian yang menyeluruh tetapi juga pada pengenalan batasan karakteristik dan faktor-faktor yang dapat mengganggu eliminasi. Perawat menentukan resiko klien dan kebijaksanaan lembaga untuk memastikan dipertahankannya fungsi usus normal.PerencanaanRencana keperawatan harus menetapkan tujuan dan kriteria hasil dengan menggabungkan kebiasaan atau rutinitas eliminasi klien sebanyak mungkin. Apabila kebiasaan klien menyebabkan masalah eliminasi, perawat membantu klien unntuk mempelajari pola eliminasi yang baru. Pola defekasi bervariasi pada setiap individu. Karena alasan ini, perawat dan klien harus banyak bekerja sama untuk merencanakan intervensi yang efektif. Apabila klien tidak mampu melakukan suatu fungsi atau aktivitas, atau mengalami kelemahan akibat penyakit, sangat penting melibatkan keluarga dalam rencana asuhan keperawatan. Seringkali anggota keluarga memiliki kebiasaan eliminasi yang sama tidak efektifnya dengan klien. Dengan demikian, penyuluhan kepada klien dan keluarga merupakan bagian dari rencana asuhan yang sangat penting. Anggota tim kesehatan lainnya seperti ahli gizi dan ahli terapi enterostoma(perawat ET) dapat menjadi sumber yang berharga. Apabila klien membutuhkan intervensi bedah, alur kritis dapat digunakan untuk mengkoordinasi aktivitas tim perawat kesehatan multi disiplin. Tujuan perawat klien dengan masalah eliminasi meliputi hal-hal berikut:1. Memahami eliminasi Normal 2. Mengembangkan kebiasaan defekasi yang teratur.3. Memahami dan mempertahankan asupan cairan dan makanan yang tepat.4. Mengikuti program olahraga secara teratur.5. Memperoleh rasa nyaman.6. Mempertahankan integritas kulit.7. Mempertahankan konsep diri

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Defekasi a. Usia Setiap tahap perkembangan/usia memiliki kemampuan mengontrol defekasi yang berbeda. Bayi belum memiliki kemampuan mengontrol secara penuh dalam buang air besar, sedangkan orang dewasa sudah memiliki kemampuan mengontrol secara penuh, dan pada usia lanjut proses pengontrolan tersebut mengalami penurunan (Hidayat, 2006). b. Diet Diet atau pola atau jenis makanan yang dikonsumsi dapat mempengaruhi proses defekasi. Makanan yang memiliki kandungan serat tinggi dapat membantu proses percepatan defekasi dan jumlah yang dikonsumsi pun dapat memengaruhi (Hidayat, 2006). c. Asupan cairan Pemasukan cairan yang kurang akan menyebabkan feses menjadi lebih keras, disebabkan oleh absorpsi cairan yang meningkat (Tarwoto & Wartonah, 2006). d. Aktivitas Aktivitas dapat mempengaruhi proses defekasi karena melalui aktivitas tonus otot abdomen, pelvis, dan diafragma dapat membantu kelancaran proses defekasi, sehingga proses gerakan peristaltik pada daerah kolon dapat bertambah baik dan memudahkan dalam membantu proses kelancaran proses defekasi (Hidayat, 2006).

e. Pengobatan Pengobatan dapat memengaruhi proses defekasi, dapat mengakibatkan diare dan konstipasi, seperti penggunaan laksansia atau antasida yang terlalu sering (Hidayat, 2006). f. Gaya hidup Kebiasaan untuk melatih pola buang air besar sejak kecil secara teratur, fasilitas buang air besar, dan kebiasaan menahan buang air besar. Kebiasaan atau gaya hidup dapat memengaruhi proses defekasi. Hal ini dapat terlihat pada seseorang yang memiliki gaya hidup sehat/kebiasaan melakukan buang air besar di tempat yang bersih atau toilet. Maka, ketika orang tersebut buang air besar di tempat yang terbuka atau tempat yang kotor, ia mengalami kesulitan dalam proses defekasi (Hidayat, 2006). g. Penyakit Beberapa penyakit dapat memengaruhi proses defekasi, biasanya penyakit-penyakit yang berhubungan langsung pada sistem pencernaan, seperti gastroenteristis atau penyakit infeksi lainnya (Hidayat, 2006).

h. Nyeri Adanya nyeri dapat memengaruhi kemampuan/keinginan untuk berdefekasi, seperti pada beberapa kasus hemoroid, fraktur ospubis, dan episiotomy akan mengurangi keinginan untuk buang air besar (Tarwoto & Wartonah, 2006). Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar EliminasiPengkajian1) Pola defekasi dan keluhan selama defekasiPengkajian ini antara lain : bagaimana pola defekasi dan keluhannya selama defekasi. Secara normal, frekuensi buang air besar pada bayi sebanyak 4-6 kali/hari, sedangkan pada orang dewasa adalah2-3 kali/hari dengan jumlah rata-rata pembuangan per hari adalah 150 g.2) Keadaan fesesNo Keadaan Normal Abnormal PenyebabNoKeadaanNormalAbnormalPenyebab

1WarnaBayi :KuningPutih,hitam/tar,ataumerah.Kurangnya kadarempedu,perdarahansaluran cernabagian atas, atauperdarahansaluran cernabagian bawah.

Dewasa :Coklat.

Pucatberlemak.Malabsorbsilemak.

2

Bau

Khas fesesdandipengaruhiolehmakanan.

Amis danperubahanbau.Darah daninfeksi.

3

Konsistensi

Lunak danberbentuk.

CairDiare danabsorbsi kurang.

4Bentuk

Sesuaidiameterrektum.Kecil,bentuknyasepertipensil.Obstruksi danperistaltik yangcepat.

5

Konsituen

Makananyang tidakdicerna,bakteri yangmati, lemak,pigmenempedu,mukosausus, air.Darah,pus, bendaasing,mukus,ataucacing.Internalbleeding, infeksi,tertelan benda,iritasi, atauinflamasi.

3) Faktor yang mempengaruhi eliminasi fekalFaktor yang mempengaruhi eliminasi fekal antara lain perilaku atau kebiasaan defekasi, diet (makanan yang mempengaruhi defekasi),makanan yang biasa dimakan, makanan yang dihindari, dan pola makan yang teratur atau tidak, cairan (jumlah dan jenis minuman/hari),aktivitas (kegiatan sehari-hari), kegiatan yang spesifik, penggunaan obat, kegiatan yang spesifik, stress, dan pembedahan/penyakit menetap.4) Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik meliputi keadaan abdomen seperti ada atau tidaknya distensi, simetris atau tidak, gerakan peristaltik, adanya massa pada perut, dan tenderness. Kemudian, pemeriksaan rektum dan anus dinilai dari ada atau tidaknya tanda inflamasi, seperti perubahan warna, lesi, fistula, hemorrhoid, dan massa.Diagnosa Keperawatan1. Gangguan eliminasi fekal : konstipasi (actual/risiko)Definisi : kondisi dimana seseorang mengalami perubahan pola yang normal dalam berdefikasi dengan karakteristik menurunnya frekuensi buang air besar dan feses yang keras.Kemungkinan berhubungan dengan:a. Imobilisasib. Menurunnya aktivitas fisikc. Ileusd. Stresse. Kurang privasif. Menurunnya mobilitas intestinalg. Perubahan atau pembatasan diet.Kemungkinan data yang ditemukan :a. Menurunnya bising usus.b. Mual.c. Nyeri abdomen.d. Adanya massa pada abdomen bagian kiri bawah.e. Perubahan konsistensi feses, frekuensi buang air besar.Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada :a. Anemia.b. Hipotiroidisme.c. Dialisa ginjal.d. Pembedahan abdomen.e. Paralisis.f. Cedera spinal cord.g. Imobilisasi yang lama.2. Gangguan eliminasi fekal : diareDefinisi : kondisi dimana terjadi perubahan kebiasaan buang air besar dengan karakteristik feses cairan.Kemungkinan burhubungan dengan :a. Inflamasi, iritasi, dan malabsorpsi.b. Pola makan yang salah.c. Perubahan proses pencernaan.d. Efek samping pengobatan.Kemungkinan data yang ditemukan:a. Feses berbentuk cair.b. Menigkatnya frekuensi buang air besar.c. Meningkatnya peristaltik usus.d. Menurunnya nafsu makan.Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada :a. Peradangan bowel.b. Pembedahan saluran pencernaan bawah.c. Gastritis/enteritis.3. Gangguan eliminasi fekal : inkontinensia.Definisi : Kondisi dimana pasien mengalami perubahan poladalam buang air besar dengan karakteristik tidak terkontrolnyapengeluaran feses.Kemungkinan berhubungan dengan :a. Menurunnya tingkat kesadaran.b. Gangguan spinter anus.c. Gangguan neuromuskuler.d. Fecal impaction.Kemungkinan data yang ditemukan :a. Tidak terkontrolnya pengeluaran feses.b. Baju yang kotor oleh feses.Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada :a. Injury spinal cord.b. Pembedahan usus.c. Pembedahan ginekologi.d. Stroke.e. Trauma pada daerah pelvis.f. Usia tua.Perencanaan Keperawatana) Gangguan eliminasi fekal : konstipasi (actual/risiko)Tujuan yang diharapkan :a. Pasien kembali ke pola normal dari fungsi bowel.b. Terjadi perubahan pola hidup untuk menurunkan faktor penyebab konstipasi.

INTERVENSIRASIONAL

Catat dan kaji kembali warna,konsistensi, jumlah, dan waktubuang air besarPengkajian dasar untukmengetahui adanya masalahbowel

Kaji dan catat pergerakan ususDeteksi dini penyebabKonstipasi

Jika terjadi fecal imfaction:1. Lakukan pengeluaranmanual2. Lakukan gliserinKlismaMembantu mengeluarkan feses.

Konsultasikan dengan doktertentang :1. Pemberian laksatif2. Enema3. PengobatanMeningkatkan eliminasi

Berikan cairan adekuaMembantu feses lebih lunak

Berikan makanan tinggi seratdan hindari yang banyakmengandung gas dengankonsultasi bagian gizi.Menurunkan konstipasi

Bantuan klien dalammelakukan aktivitas pasif danaktifMeningkatkan pergerakan usus

Berikan pendidikan kesehatantentang:1. Personal hygiene2. Kebiasaan diet3. Cairan dan makananyang mengandung es4. Aktivitas5. Kebiasaan buang airbesarMengurangi/menghindariinkontinens

b) Gangguan eliminasi fekal : diareTujuan yang diharapkan :a. Buang kembali buang air besar ke pola normal.b. Keadaan feses berbentuk dan lebih keras.INTERVENSIRASIONAL

Monitor/ kaji kembalikonsistensi, warna, bau feses,pergerakan usus, cek beratbadan setiap hari.Dasar memonitor kondisi

Monitor dan cek elektrolit,intake dan output cairanMengkaji status dehidrasi

Kolaborasi dengan dokterpemberian cairan IV, oral, danmakanan lunak.Mengurangi kerja usus

Berikan antidiare, tingkatkanintake cairanMempertahankan status hidrasi

Cek kulit bagian perineal danjaga dari gangguan integritasFrekuensi buang air besar yangmenigkat menyebabkan iritasikulit sekitar anus.

Kolaborasi dengan ahli diettentang diet rendah serat dan lunak.Menurunkan stimulasi bowel

Hindari stress dan lakukanistirahat cukupStress meningkatkan stimulusbowel

Berikan pendidikan kesehatantentang :1. Cairan2. Diet3. Obat-obatan4. Perubahan gaya hidupMeningkatkan pengetahuandan mencegah diare.

c) Gangguan eliminasi fekal : inkontinensia.Tujuan yang diharapkan :a. Pasien dapat mengontrol pengeluaran feses.b. Pasien kembali pada pola eliminasi normal.

INTERVENSIRASIONAL

Tentukan penyebabinkontinensiaMemberikan data dasar untukmemberikan asuhankeperawatan

Kaji penurunan masalah ADLyang berhubungan denganmasalah inkontinensiaPasien terganggu ADL karenatakut buang air besar

Kaji jumlah dan karakteristikInkontinensiaMenentukan pola inkontinensia

Atur pola makan dan sampaiberapa lama terjadinya buangair besarMembantu mengontrol buangair besar

Lakukan bowel training dengankolaborasi fisioterapisMembantu mengontrol buangair besar

Lakukan latihan otot panggulMenguatkan otot dasar pelvis

Berikan pengobatan dengankolaborasi dengan dokterMengontrol frekuensi buang airBesar

B. Asuhan Keperawatan Kasus1. PENGKAJIANI. BIODATAIDENTITAS PASIENNama : Anak YJenis Kelamin : Laki-LakiUmur : 1 bulan 5 hariStatus Perkawinan : -Agama : ProtestanPendidikan : -Pekerjaan : -Alamat : Jln. Smpg Sicanang Blok II MedanTanggal Masuk RS : 9 juni 2013No.Register : 00.88.60.31Ruangan/Kamar : R.IX Bedah AnakGolongan Darah : -Tanggal Pengkajian : 17 Juni 2013Tanggal Operasi : -Diagnosa Medis : HirschsprungII. KELUHAN UTAMA : Susah BABIII. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANGA. Provocative/Palliative- Apa penyebabnyaTidak adanya sel ganglion parasimpatik pada dinding ususbesar.- Hal-hal yang memperbaiki keadaan Tidak ada.B. Quantity/Quality- Bagaimana dirasakanIbu pasien mengatakan bahwa anaknya merasakan susah mengeluarkan feses dan anaknya selalu mengedan dengan kuat jika ingin Buang Air Besar.- Bagaiman dilihatPasien susah mengeluarkan fesesnya.C. Region- Dimana lokasinyaDi daerah usus.- Apakah menyebarTidak menyebar.D. SeverityPenyakit yang diderita pasien tidak mengganggu aktivitas pasien.E. TimeGejala yang terjadi pada pasien dirasakan pada 2 minggu yang lalu.IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALUA. Penyakit yang pernah dialamiIbu pasien mengatakan bahwa anaknya tidak pernah mengalami sakit yang serius.B. Pengobatan/tindakan yang dilakukanIbu pasien mengatakan bahwa anaknya belum pernah sakit, jadipengobatan/tindakan belum pernah dilakukan kepada anaknya.C. Pernah dirawat/dioperasiIbu pasien mengatakan bahwa anaknya belum pernah dioperasi.D. Lama dirawatIbu pasien mengatakan bahwa anaknya belum pernah dirawat dirumah sakit, ini adalah pertama kalinya anaknya masuk rumah sakit.E. AlergiIbu pasien mengatakan bahwa anaknya tidak memiliki alergi terhadap apapun.F. ImunisasiIbu pasien mengatakan karena anaknya masih berumur 1 bulan, anaknya masih mendapatkan imunisasi 2 kali yaitu Hepatitis B dan BCG.V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGAA. Orang tuaIbu pasien mengatakan bahwa beliau dan ayahnya tidak memiliki penyakit yang serius.B. Saudara kandungIbu pasien mengatakan bahwa pasien adalah anak pertamanya.C. Penyakit keturunan yang adaIbu pasien mengatakan bahwa keluarganya tidak memiliki penyakit keturunan.D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwaIbu pasien mengatakan bahwa anggota keluarganya tidak adayang mengalami gangguan jiwa.E. Anggota keluarga yang meninggalIbu pasien mengatakan bahwa keluarga yang sudah meninggal adalah neneknya pasien.F. Penyebab meninggalIbu pasien mengatakan bahwa penyebab nenek pasien meninggal adalah karena demam tinggi yang mendadak.VI. PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan UmumPada saat dikaji kesadaran pasien sadar penuh compos mentis.

B. Tanda-Tanda Vital- Suhu tubuh : 37 0C- Tekanan darah : -- Nadi : 106 x/i- Pernafasan : 46 x/i- Skala nyeri : --TB : 50 cm- BB : 3 kg

C. Pemeriksaan Head To ToeKepala dan rambut- Bentuk : Bentuk kepalapasien oval- Ubun-ubun : Ubun-ubun lembek,datar dan belum tertutup- Kulit kepala : kulit kepala bersihRambut- Penyebaran dan keadaan rambut : Penyebaran rambut pasien baik dan merata.- Bau : Rambut pasien terawat, bersih- Warna rambut : HitamWajah- Warna kulit : Kuning langsat- Struktur wajah : Simetris, tidak adaedema.Mata- Kelengkapan dan kesimetrisan : Mata pasien lengkap dan simetris- Palpebra : Tidak ada ptosis- Konjungtiva dan sclera : Konjungtiva tidak anemis dan sclera tidak icterus- Pupil : Isokhor- Cornea dan iris : Transparan dan jernih- Visus : Tidak dikaji- Tekanan bola mata : Tidak dikajiHidung- Tulang hidung dan posisi septum nasi : Tulang hidung pasien ada dan posisi septum nasi berada ditengah- Lubang hidung : Lubang hidung simetris dan bersih- Cuping hidung : Tidak ada cuping hidungTelinga- Bentuk telinga : Bentuk telinga normal dan simetris- Ukuran telinga : Normal- Lubang telinga : Lubang telinga bersih dan tidak terdapat kotoran- Ketajaman pendengaran : Pasien mendengar dengan baik.Mulut dan Faring- Keadaan bibir : Mukosa bibir lembab.- Keadaan gusi dan gigi : Tidak ada lesi dan gigi pasien belum ada.- Keadaan lidah : Bersih- Orofaring : Tidak ada peradangan.Leher- Posisi trachea : Medial- Thyroid : Tidak ada pembengkakan di daerah thyroid.- Suara : Jelas- Kelenjar limfe : Tidak ada pembengkakan.- Vena jugularis : Vena tidak pembengkakan.- Denyut nadi karotis : TerabaPemeriksaan integument- Kebersihan : Kebersihan kulit pasien terpelihara.- Kehangatan : Kulit pasien terasa hangat ketika diraba.- Warna : Kuning langsat- Turgor : Turgor kulit kembali cepat.- Kelembaban : Kulit pasien lembab- Kelainan pada kulit : Tidak ada kelainan pada kulit pasien.Pemeriksaan payudara dan ketiak- Ukuran dan bentuk : Ukuran dan bentuk payudara pasien normal dan simetris.- Warna payudara dan areola : Warna payudara anak kuning langsat dan warna areola kecoklatan.- Kondisi payudara dan putting : normal dan puttin belum menonjol.- Aksilla dan clavicula : simetrisPemeriksaan thoraks/dada- Inspeksi thoraks : Normal- Pernafasan (frekuensi, irama) : Frekuensi napas pasien 46 x/menit dengan irama teratur.- Tanda kesulitan bernafas : Tidak adaPemeriksaan paru- Palpasi getaran suara : Getaran suara paru sama kiri dan kanan.- Perkusi : Resonan- Auskultasi : VesikulerPemeriksaan jantung- Inspeksi : Normal- Palpasi : Tidak ada pembengkakan.- Perkusi : Dullnes- Auskultasi : Suara jantung LupdupPemeriksaan abdomen- Inspeksi (bentuk, benjolan) : Terjadi distensi abdomen.- Auskultasi : Peristaltik usus pasien 9 x/menit.- Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan pada abdomen pasien.- Perkusi (suara abdomen) : TimpaniPemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya- Genitalia ( rambut pubis, lubang uretra) : Rambut pubis belum ada dan lubang uretra normal (ada)- Anus dan perineum : Lubang anus ada dan tidak ada kelainan pada anus.Pemeriksaan musculoskeletal/ekstremitas : Ekstremitas pasien simetris, tidak terdapat edema.Pemeriksaan neurologi : Tidak dilakukan pengkajian.

VII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI

A. Pola Makan Dan Minum- Frekuensi makan/hari : 8-12 kali/hari- Nafsu /selera makan : Tidak ada masalah.- Nyeri ulu hati : Tidak ada masalah.- Alergi : Ibu pasien mengatakan bahwa pasien tidak memiliki alergi.- Mual dan muntah : Tidak pernah muntah.- Waktu pemberian makan : 2-3 jam sekali- Jumlah dan jenis makan : ASI- Masalah makan dan minum : Tidak ada masalah.

B. Perawatan Diri/Personal Hygiene- Kebersihan tubuh : Kebersihan tubuh pasien terawat dan selalu diperhatikan ibunya.- Kebersihan gigi dan mulut : Kebersihan mulut terawat.- Kebersihan kuku kaki dan tangan : Kuku kaki dan tangan pasien terawat.

C. Pola Kegiatan/Aktivitas- Uraikan aktivitas pasien untuk mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian dilakukan secara mandiri, sebahagian, atau total. Pasien masih bayi, jadi untuk mandi, makan, eliminasi,ganti pakaian masih ibunya yang melakukan.- Uraikan aktivitas ibadah pasien selama dirawat dirumah sakit. Pasien belum bisa melakukan aktivitas ibadah karena masih bayi.

D. Pola Eliminasi1. BAB- Pola BAB : 2 kali/hari- Karakter feses : Feses cair dan seperti pita.- Riwayat perdarahan : Tidak ada perdarahan- BAB terakhir : 17 Juni 2013- Diare : Tidak ada diare- Penggunaan laksatif : Tidak ada2. BAK- Pola BAK : 10 kali/hari.- Karakter Urine : Normal, tidak ada masalah- Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK : Tidak ada masalah- Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : Tidak ada riwayat penyakit ginjal- Penggunaan diuretik : Tidak ada- Upaya mengatasi masalah : Tidak ada masalahE. Mekanisme Koping : Pasien masih bayi, jadi belum mampu melakukan mekanisme koping.

No.DataEtiologiMasalah Keperawatan

1. S :-Ibumengatakanbahwa pasiensusah untukmengeluarkanfeses.- Pasien BAB1-2 kali per hariO:-Tampakdistensiabdomen-Bising usus 9kali per menit-Lingkarperutnya 37 cm.-Volume BABsedikit-Pasien terlihatmengedandengan kuatjika ingin BABTidak adanya sel ganglionParasimpaik pada dindingususDistensi abdomenPeristatik usus menurunGangguan eliminasiGangguan eliminasi fekal

3. RUMUSAN MASALAHMasalah KeperawatanGangguan Eliminasi Fekal; KonstipasiDiagnosa KeperawatanGangguan eliminasi Fekal; konstipasi berhubungan dengan tidak adanya sel ganglion parasimpatik pada dinding usus pasien ditandai dengan distensi abdomen, bising usus 9 x/menit, dan lingkar abdomen 37 cm,volume BAB sedikit, pasien terlihat mengedan dengan kuat jikaingin BAB, ibu pasien mengeluh bahwa anaknya susah untukmengeluarkan feses, dan pasien BAB 1-2 kali perhari.

Hari/TanggalNo.DxPerencanaan Keperawatan

Tujuan danKriteria HasilRencanaTindakanRasional

Senin/17 Juni2013ITujuan :Pasien akanmengalamidefekasi yangteratur.Kriteria Hasil:1. BABteratur.3. Distensiabdomenberkurang4. Lingkarabdomenberkurangberkurang1. Anjurkanpemberiancairan/ASIadekuat.2. Observasibising usus3. Ukur lingkarabdomen.4. Observasifrekuensi,warna dankarakteristikfeses tiapBAB.5. Konsultasikandengan doktertentang :- Pemberianlaksatif- Enema- PengobatanMembantu feses lebih lunak.Pengkajian yang demikiandiperlukan untuk memastikanfungsi usus dengan benar danterapi yang diberikan tepat.Pengukuran lingkar abdomenmendeteksi distensiPengkajian dasar untukmengetahui adanya masalahbowel/fekal.Meningkatkan eliminasi.

Hari/tanggalNo.DxImplementasi KeperawatanEvaluasi

Selasa/18 Juni2013I1. Menganjurkan pemberiancairan/ASI adekuat.2. Mengobservasi bising usus.3. Mengukur lingkar abdomenpasien.4. Mengobservasi frekuensi, warna,dan konsistensi feses pasien.S : ibu pasienmengatakanbahwa pasienterlihat susahmengeluarkanfesesO :- Pasien tampakmengedan dengankuat jika inginBAB.- Bising usus 9kali/menit.- Lingkarabdomen pasien37 cm.- Pasien BAB 1kali, warna kuningdan konsistensinyalembek.A : masalah belumteratasiP : intervensidilanjutkan