Top Banner
BAB I PENDAHULUAN A. LATARBELAKANG Pertumbuhan ekonomi merup akan pertumbuh an output y ang dibentuk oleh  berbagai sektor ekonomi sehingga dapat menggambarkan bagaimana kemajuan atau kemunduran yang telah d icapai oleh sektor ekonomi tersebut pada suatu waktu tertentu . pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian akan menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu, karena pada dasarnya aktivitas perekonomian adalah suatu proses penggunaan faktor- faktor produksi untuk menghasilkan output, maka proses ini pada gilirannya akan menghasilkan suatu aliran balas jasa terhadap faktor produksi yang dimilik masyarakat sebagai pemilik faktor produksi jug a akan turut meningkat. Pertumbuhan ekonomi mutlak harus ada, sehingga pendapatan masyarakat akan bertambah, dengan demikian tingkat kesejahteraan masyarakat diharapkan akan meningkat. Agar pertumbuhan ekonomi terus meningkat dan dapat dipertahankan dalam jangka panjang maka perlu diketahui faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan faktor apa yang perlu dihindari agar  pertumbuhan ekono mi tidak berjalan ditempat atau mengalami kemunduran. Kondisi perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta menunjukkan perkembangan yang positif. Pada tahun 2008 pertumbuhan PDRB mencapai 8,68 % dan pada tahun 2009 meningkat 10,11 %. Pembangunan tidak dapat terlepas dari unsur tenaga kerja, dengan kondisi tenaga kerja yang produktif maka pembangunan dapat berjalan lancar dan harapannya taraf kehidupan penduduk juga akan meningkat. Tanpa tenaga kerja tidak mustahil  pembangunan tidak dapat berjalan , tenaga kerja menjadi penggerak dalam roda  pembangunan. Tenaga kerja dengan sumber daya manusianya bisa memberikan sumbangan yang sangat berarti dalam proses pembangunan. Semakin tingginya angkatan kerja tentu memerlukan lapangan pekerjaan yang layak, namun pada kenyataanya lapangana pekerjaan tidak selalu tersedia. Semakin banyaknya  penduduk, meningkatnya jumlah angkatan kerja. Sumeber daya yang baik,
27

Makalah Ekonometrika Joss

Oct 16, 2015

Download

Documents

donnyps

Paper
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATARBELAKANG

    Pertumbuhan ekonomi merupakan pertumbuhan output yang dibentuk oleh

    berbagai sektor ekonomi sehingga dapat menggambarkan bagaimana kemajuan atau

    kemunduran yang telah dicapai oleh sektor ekonomi tersebut pada suatu waktu

    tertentu . pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian

    akan menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu,

    karena pada dasarnya aktivitas perekonomian adalah suatu proses penggunaan faktor-

    faktor produksi untuk menghasilkan output, maka proses ini pada gilirannya akan

    menghasilkan suatu aliran balas jasa terhadap faktor produksi yang dimilik

    masyarakat sebagai pemilik faktor produksi juga akan turut meningkat.

    Pertumbuhan ekonomi mutlak harus ada, sehingga pendapatan masyarakat

    akan bertambah, dengan demikian tingkat kesejahteraan masyarakat diharapkan akan

    meningkat. Agar pertumbuhan ekonomi terus meningkat dan dapat dipertahankan

    dalam jangka panjang maka perlu diketahui faktor-faktor apa yang dapat

    mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan faktor apa yang perlu dihindari agar

    pertumbuhan ekonomi tidak berjalan ditempat atau mengalami kemunduran.

    Kondisi perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta menunjukkan perkembangan

    yang positif. Pada tahun 2008 pertumbuhan PDRB mencapai 8,68 % dan pada tahun

    2009 meningkat 10,11 %.

    Pembangunan tidak dapat terlepas dari unsur tenaga kerja, dengan kondisi

    tenaga kerja yang produktif maka pembangunan dapat berjalan lancar dan harapannya

    taraf kehidupan penduduk juga akan meningkat. Tanpa tenaga kerja tidak mustahil

    pembangunan tidak dapat berjalan , tenaga kerja menjadi penggerak dalam roda

    pembangunan. Tenaga kerja dengan sumber daya manusianya bisa memberikan

    sumbangan yang sangat berarti dalam proses pembangunan. Semakin tingginya

    angkatan kerja tentu memerlukan lapangan pekerjaan yang layak, namun pada

    kenyataanya lapangana pekerjaan tidak selalu tersedia. Semakin banyaknya

    penduduk, meningkatnya jumlah angkatan kerja. Sumeber daya yang baik,

  • keterampilan yang bagus menjadi modal utama bagi angkatan kerja untuk

    mendapatkan pekerjaan yang layak.

    Dengan melihat latar belakang dari masalah permasalah diatas dan melihat

    dari fenomena yang ada, mendorong peneliti untuk mengamati lebih lanjut mengenai

    faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Daerah Istimewa

    Yogyakarta. Oleh karena itu akan dicoba dibahas secara mendalam melalui penelitian

    dengan judul ANALISIS EFEKTIVITAS INVESTASI DAN ANGKATAN

    KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI DAERAH ISTIMEWA

    YOGYAKARTA PERIODE TAHUN 1995 2010.

    B. BATASAN MASALAH

    Sehubungan dengan faktor keterbatasan yang ada dan mengingat banyaknya

    faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, maka penelitian hanya membahas

    pada :

    1 Variabel-variabel yang dianggap berpengaruh terhadap besar kecilnya

    pertumbuhan ekonomi di Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu pada investasi

    dan angkatan kerja.

    2 Data yang digunakan adalah data tahunan yaitu dari tahun 1995 sampai 2010

    terdiri atas :

    a) Produk Domestik Regional Bruto

    b) Tingkat Penanaman Modal Dalam Negeri

    c) Banyaknya Penduduk Angkatan Kerja

    C. RUMUSAN MASALAH

    Dari latar belakang masalah yang telah disampaikan diatas, maka dapat diambil

    suatu perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu sebagai

    berikut :

    1 Seberapa besar pengaruh tingkat investasi atau penanaman modal dalam

    negeri terhadap pertumbuhan ekonomi di Yogyakarta ?

  • 2 Seberapa besar pengaruh angkatan kerja terhadap pertumbuhan ekonomi di

    Yogyakarta?

    3 Bagaimana pengaruh besarnya tingkat investasi, angkatan kerja dan

    pertumbuhan ekonomi di Yogyakarta ?

    D. TUJUAN PENELITIAN

    Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

    1 Untuk mengetahui pengaruh tingkat investasi terhadap pertumbuhan ekonomi

    di Yogyakarta ?

    2 Untuk mengetahui pengaruh tingkat angkatan kerja terhadap pertumbuhan

    ekonomi di Yogyakarta ?

    3 Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tingkat investasi, angkatan kerja

    dan pertumbuhan ekonomi di Yogyakarta ?

  • BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. PENGERTIAN

    1 Teori Pertumbuhan Ekonomi

    Menurut Kuznet dalam Todaro (2000 :144) pertumbuhan ekonomi adalah

    kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk

    menyediakan berbagai barang ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas

    itu sendiri ditentukan atau dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau

    penyesuaian-penyesuaian teknologi, institusi dan ideologis terhadap berbagai

    keadaan yang ada.

    Selanjutnya, ditambahkan oleh Susanti, dkk(2000 :23-24) indikator yang

    digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi adalah tingkat pertumbuhan

    Produk Domestik Bruto (PDB). Ada bebarapa alasan yang mendasari pemilihan

    pertumbuhan ekonomi menggunakan Produk Domestik Bruto (PDB) bukan

    indikator lainnya yaitu :

    1) PDB merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh

    aktivitas produksi didalam perekonomian. Hal ini berarti peningkatan PDB

    juga mencerminkan peningkatan balas jasa kepada faktor-faktor produksi

    yang digunakan dalam aktivitas produksi tersebut.

    2) PDB dihitung atas dasar konsep aliran (flow concept), artinya perhitungan

    PDB hanya mencakup nilai produk yang dihasikan kepada suatu priode

    tertentu.

    3) Batas wilayah perhitungan PDB adalah negara (perekonomian domestik)

    Menurut Todaro (2000:137) ada tiga faktor komponen utama dalam pertumbuhan

    ekonomi dari setiap bangsa, yaitu :

    1) Akumulsi modal, yakni meliputi semua bentuk atau jenis investasi yang

    ditanamkan pada tanah, peralatan fisik dan modal atau sumber daya

    manusia.

    2) Pertumbuhan penduduk, yang beberapa tahun selanjutnya akan

    memperbanyak angkatan kerja.

    3) Kemajuan teknologi.

  • 2 Teori Investasi

    Investasi merupakan penambahan pembentukan modal yang mengakibatkan

    terjadinya pertambahan kekayaan, investasi juga merupakan permintaan terhadap

    barang dan jasa untuk menambah kapasitas produksi sehingga meningkatkan

    pendapatan dimasa datang. Ada dua tujuan utama dalam investasi yaitu untuk

    mengganti bagian dari penyediaan modal yang rusak dan sebagai tambahan

    penyediaan modal yang ada, pengertian investasi secara statistik dalam

    perhitungan pendapatan nasional adalah seluruh nilai pembeliaan para pengusaha

    atas barang-barang modal dan pembelanjaan untuk mendirikan industri dan

    penambahan nilai dalam stock barang perusahaan yang berupa bahan mentah,

    bahan setengah jadi dan barang jadi.

    Menurut Jhingan (1999:338) bahwa investasi dalam peralatan modal tidak saja

    meningkatkan produksi tetapi juga kesempatan kerja. Pembentukan modal

    menghasilkan kemajuam teknik yang menunjang tercapainya ekonomi produksi

    skala luas dan meningkatkan spesialisasi, pembentukan modal pada kenyataanya

    akan membantu tercapainya swasembada suatu negara dan mengurangi beban

    hutang luar negeri.

    Menurut Suparmoko dan Irawan (2002 :262-264) ada beberapa cara untuk

    meningkatkan investasi dapat dilakukan dengna jalan :

    1) Meningkatkan tabungan dengan mengurangi konsumsi, cara ini dapat

    dilakukan dengan cara paksa(involuntary) yaitu dengan menaikkan tingkat

    pajak (tax rate) tetapi ini menyebabkan tabungan sukarela (voluntary

    saving) menurun karena masyarakat tetap mempertahankan konsumsinya.

    2) Pemerintah menjual obligasi dengan bunga menarik sehingga masyarakat

    tertarik untuk membelinya.

    3) Pembatasan impor barang-barang konsumsi dan bila memungkinkan juga

    membatasi impor barang kapital agar ada inovasi didalam negeri.

    4) Dengan mengadakan pinjaman ke luar negeri.

    5) Memperluas sektor perdagangan dengan menaikkan terms of trade, misal

    bila barang-barang ekspor naik, maka kenaikan pendapatan dari ekspor

    diinvestasikan kembali di dalam negeri.

  • 3 Teori Angkatan Kerja

    Tenaga kerja merupakan seluruh penduduk yang dianggap memiliki potensi

    untuk bekerja secara produktif (Adioetomo :2010). Hal ini berarti penduduk yang

    mampu menghasilkan barang dan jasa dapat disebut sebagai tenaga kerja.

    Terdapat tiga pendekatan pemberdayaan yang didasarkan pada pengukuran

    kegiatan ekonomi yang dijadikan tolok ukur untuk analisis ketenagakerjaan yaitu

    Gainful Worker Approach, Labor Force Approach dan Labor Utilization

    Approach. Masing-masing konsep tersebut atau teori tersebut dijelaskan sebagai

    berikut.

    1) Konsep Gainful Worker Approach

    Konsep ini menjelaskan tentang aktivitas ekonomi orang yang pernah

    bekerja atau biasa dilakukan seseorang(usual activity). Kata biasa dalam

    hal ini dapat disimpulkan bahwa usaha tidak menggangap penting

    kegiatan-kegiatan lain yang tidak termasuk biasa dilakukan. Contohnya

    orang yang biasanya sekolah namun pada kondisi sekarang sedang

    mencari kerja maka hal ini diklasifikasikan sebagai orang yang sekolah.

    Teori ini tidak dapat menggambarkan secara statistik mengenai kondisi

    mereka yang bekerja dan sedang mencari pekerjaan sehingga angka

    pengangguran terbuka relatif kecil.

    2) Konsep Angkatan Kerja (Labor Force Approach)

    Pendekatan ini memberikan batas yang jelas tentang kegiatan yang

    dilakukan dalam semiggu ini, sehingga secara tegas dapat diketahui

    kegiatan apa yang benar-benar dilakukan sebagai kegiatan utamanya.

    Pendekatan ini lebih dikenal sebagai pendekatan aktivitas kini dengan

    jangka waktu tertentu (Mantra ,2009) .

    Menurut Adioetomo, 2010 terdapat dua perbaikan yang diusulkan dalam

    konsep yaitu :

    a) Activity Concept, bahwa yang termasuk dalam angkatan kerja

    (labor force) haruslah orang yang secara aktif bekerja atau sedang

    aktif mencari pekerjaan.

  • b) Aktivitas tersebut dilakukan dalam suatu batasan waktu tertentu

    sebelum wawancara. Dengan kata lain, konsep angkatan kerja

    umumnya disertai dengan referensi waktu.

    Berdasarkan konsep tersebut , angkatan kerja (labor force)dibagi menjadi

    dua yaitu :

    1) Bekerja

    2) Mencari pekerjaan (menganggur), yang dapat dibedakan antara :

    a. Mencari pekerjaan, tetapi sudah pernah bekerja sebelumnya

    b. Mencari pekerjaan untuk pertama kalinya (belum pernah

    bekerja sebelumnya)

    Angkatan kerja dapat dikatakan sebagai bagian dari tenaga kerja yang

    sesungguhnya terlibat atau berusaha untuk terlibat dalam kegiatan

    produktif, yaitu memproduksi barang dan jasa dalam kurun waktu tertentu.

    Oleh karena itu, dalam konsep angkatan kerja ini harus ada referensi waktu

    yang pasti, misalnya satu minggu sebelum pencacahan.

    3) Konsep Pemanfaatan Tenaga Kerja ( Labor Utilization Approach)

    Pendekatan ini awalnya dikembangkan oleh Philip M Hauser untuk

    memperbaiki konsep Labor Force, Pendekatan Labor Utilization

    dimaksudkan untuk lebih menyempurnakan konsep angkatan kerja,

    terutama supaya lebih sesuai dengan keadaan negara berkembang.

    Pendekatan dalam konsep ini lebih ditujukan untuk melihat potensi tenaga

    kerja, apakah telah dimanfaatkan secara penuh. Dengan konsep ini,

    angkatan kerja dikelompokkan sebagai berikut :

    a. Pemanfaatan penuh (Full Utilized)

    b. Pemanfaatan kurang (Under-Utilized), karena jumlah jam kerja

    yang rendah, pendapatan upah atau gaji yang rendah dan tidak

    sesuai dengan kemampuan atau keahliannya, biasa disebut

    setengah penganggur. Untuk point a dan b didasarkan pada jumlah

    jam kerja seminggu.

    c. Pengangguran terbuka (Open Unemployment)

  • B. HIPOTESIS

    Sejalan dengan latar belakang pada penelitian ini didapat diambil suatu hipotesis

    atau dugaan sementara sebagai berikut :

    1) Diduga investasi atau penanaman modal dalam negeri mempengaruhi

    pertumbuhan ekonomi di Daerah Istimewa Yogyakarta.

    2) Diduga tingkat angkatan kerja mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di

    Daerah Istimewa Yogyakarta.

  • BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. OBJEK PENELITIAN

    Objek penelitian ini hanya memusatkan dengan pengaruh pertumbuhan ekonomi

    beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu investasi dan angkatan kerja.

    B. SUBJEK PENELITIAN

    Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan

    adalah pertumbuhan ekonomi (Y), sedangkan variabel bebasnya (independent

    variabel) yaitu investasi (I) dan angkatan kerja (AK). Tujuan dari penelitian ini

    adalah agar kita dapat memperoleh gambaran yang terperinci dari masing-masing

    variabel itu sendiri sehingga berguna untuk mengetahui perkembangan pertumbuhan

    ekonomi tiap tahun.

    C. METODE PENGUMPULAN DATA

    Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dari tahun 1995-2010.

    Sedangkan metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    dengan cara mencari data yang berhubungan dengan variabel penelitian secara urut

    sesuai dengan tahun penelitian dan mendokumentasikannya, data-data tersebut

    dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu , Badan Pusat Statistik (BPS-Yogyakarta)

    dan Bank Indonesia daerah Yogyakarta.

    D. METODE ANALISIS DATA

    1 Uji Teori

    Uji teori dalam penelitian ini dilihat dari fungsi Pertumbuhan ekonomi yaitu :

    Y = f ( I, AK )

    Keterangan :

    Y = Pertumbuhan Ekonomi

    I = Investasi

    AK = Angkatan Kerja

  • 2 Uji Statistik

    Uji t (signifikansi parameter individual)

    Uji t dilakukan untuk mengetahui variabel bebas secara individual terhadap

    variabel tidak bebas. Hipotesis yang digunakan :

    H0 : = 0, artinya variabel independent tidak berpengaruh secara nyata

    terhadap variabel dependen.

    H1 : 0, artinya variabel independent berpengaruh secara nyata terhadap

    variabel dependen.

    3 Uji F-Statistik

    Untuk mengetahui peranan variabel bebas secara keseluruhan

    dilakukan dengan uji F. Kesimpulan uji F dapat diperoleh dengan

    membandingkan antara probability F-statistik dengan signifikansi = 5 %.

    Bila probabilty F-Statistik > = 5 % maka H0 ditolak, berarti secara bersama-

    sama variabel independen berpengaruh secara nyata dan signifikan terhadap

    variabel dependen.

    Bila probabilty F-Statistik < = 5 % maka H1 diterima, berarti secara

    bersama-sama variabel independen tidak berpengaruh secara nyata terhadap

    variabel dependen.

    Koefisien Determinasi (R2)

    Determinasi R2

    ini digunakan untuk mengukur proporsi variabel terikat yang

    dijelaskan oleh variabel-variabel bebasnya.

    =- ( )

    ( )

    Nilai R2 adalah terletak 0 R2 1. Semakin mendekati 1, berarti modelnya

    semakin baik.

  • 4 Uji Asumsi Klasik

    a) Uji Normalitas

    Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

    regresi, variable dependen, variable independen, atau keduanya

    mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik

    adalah distribusi data normal atau mendekati normal.

    Untuk mendeteksi apakah residualnya berdistribusi normal atau tidak

    dengan melihat kepada probability yaitu:

    Jika nilai probabilitas Jarque-bera > (0,05), maka residualnya

    berdistribusi normal

    Jika nilai probabilitas Jarque-bera < (0,05), maka residualnya

    berdistribusi tidak normal

    b) Uji Linearitas

    Uji linearitas dilakukan dengan mencari persamaan garis

    regresi variabel bebas terhadap variabel terikat. Berdasarkan garis

    regresi yang dibuat, selanjutnya dibuat keberartian koesifien garis

    regresi serta linearitasnya. Uji linearitas antara variabel bebas dengan

    variabel terikat dengan membandingkan nilai Probabiilty F-Statistik

    dengan nilai signifikansi = 0,05 %, yaitu :

    Jika nilai Probability F -Statistik > 0,05, maka model linear ditolak.

    Jika nilai Probability F -Statistik < 0,05, maka model linear diterima.

    c) Uji Multikolinearitas

    Menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi

    antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan

    terdapat problem multikolinearitas. Model regresi yang baik

    seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.

    Cara mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dalam model

    regresi adalah :

    Dengan membandingkan persamaan regresi (R2) dengan estimasi

    regresi yaitu :

  • Persamaan regresi

    Y = a0 + a1 X1 + a2 X2 ................(1)

    Estimasi regresi

    X1 = b0 + b1 X2 ..........................(2)

    X2 = b0 + b1 X1..........................(3)

    Untuk persamaan (1) nilai R2 selanjutnya disebut R

    2 10

    Untuk persamaan (2) nilai R2 selanjutnya disebut R

    2 11

    Untuk persamaan (3) nilai R2 selanjutnya disebut R

    2 12

    Ketentuan :

    Bila nilai R2

    10 > R2

    11 , R2

    12, maka model tidak diketemukan

    adanya multikolinearitas

    Bila nilai R2

    10 < R2

    11 , R2

    12, maka model diketemukan adanya

    multikolinearitas

    d) Uji Autokorelasi

    Menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi

    antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pada

    periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada

    problem autokorelasi. Tentu saja model regresi yang baik adalah

    regresi yang bebas dari autokorelasi.

    Analisis deteksi data adanya autokorelasi dilihat dari besaran Durbin-

    Watson (D-W) dengan pedoman:

    Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif.

    Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada

    autokorelasi.

    Angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

  • e) Uji Heteroskedastisitas

    Menguji apakah pada model regresi terjadi keseimbangan

    varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

    Jika varians dari residual dari satu pengamatam ke pengamatan yang

    lain tetap, maka disebut homokedastisitas . Jika varians berbeda

    disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak

    adanya heterokedastisitas.

    Pendeteksian ada atau tidaknya heterokedastisitas dengan

    melakukan uji white baik cross terms maupun no cross terms. Apabila

    nilai probability Obs*R Squared > dari nilai signifikansi = 5 %

    maka dapat disimpulkan model diatas tidak terdapat heterokedastisitas.

    Apabila nilai probability Obs*R Squared < dari nilai signifikansi = 5

    % maka dapat disimpulkan model diatas terdapat heterokedastisitas.

  • BAB IV

    ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

    Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis memperoleh suatu hasil pengujian

    berdasarkan data yang sudah diolah. Berdasarkan hasil data olahan tersebut dapat ditarik hasil

    antara analisis dan pembahasan adalah sebagai berikut :

    1 Uji Teori

    a. Tabel Hasil Regresi

    Variebel Koefisien (t-stat)

    Konstanta 9,3371 (2,628)**

    I 0,0065 (0,266)

    AK 0,9300 (7,272)**

    R-square 0,8126

    F stat 28,1907 DW stat 1,9577

    **signifikan pada level 5% Berdasarkan hasil regresi diatas maka dapat disimpulkan bahwa:

    Persamaan

    Y = 0+1I+2AK+i

    Y = 9,3371 + 0,0065 + 0,9300

    Dimana

    Y = Pertumbuhan Ekonomi / Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto di DIY

    I = Tingkat investasi

    AK = Banyaknya penduduk angkatan kerja

    Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka hasil koefisien regresinya dapat

    diinterpretasikan sebagai berikut :

    0 = 9,3371 dapat diartikan bahwa apabila semua variabel bebas (I, AK)

    dianggap konstan atau tidak mengalami perubahan maka pertumbuhan

    ekonomi atau PDRB sebesar 9,3371

  • 1 = 0,0065 dapat diartikan bahwa apabila I naik satu satuan maka Y naik

    sebesar 0,0065 dengan asumsi Y tetap.

    2 = 0,9300 dapat diartikan bahwa apabila semua AK naik satu satuan maka Y

    naik sebesar 0,9300 dengan asumsi Y tetap.

    2 Uji Statistik

    Apakah variabel (I dan AK) mempunyai hubungan terhadap Y ?, maka untuk

    menjawab pertanyaan ini, diperlukan pengujian dengan menggunakan uji statistik

    antara lain :

    Pengujian variabel I terhadap Y untuk mengetahui apakah I berpengaruh atau tidak

    terhadap pertumbuhan ekonomi (Y) dan sesuai dengan hipotesis dapat dijelaskan

    sebagai berikut :

    1) Uji Hipotesis

    H0 = artinya tidak ada pengaruh dan diterima dengan ketentuan < = 5 %

    H1 = artinya ada pengaruh dan ditolak dengan ketentuan > = 5 %

    2) Dilihat dari nilai probabilitas variabel I pada tabel diatas sebesar 0,794 > 0,05

    maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya menolak hipotesis bahwa variabel I

    tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

    3) Kesimpulan,jadi dari hasil analisis tersebut didapat bahwa tidak ada pengaruh

    antara variabel Investasi terhadap variabel pertumbuhan ekonomi.

    Pengujian variabel AK terhadap Y untuk mengetahui apakah AK berpengaruh atau

    tidak terhadap pertumbuhan ekonomi (Y) dan sesuai dengan hipotesis dapat

    dijelaskan sebagai berikut :

    1) Uji Hipotesis

    H0 = artinya tidak ada pengaruh dan diterima dengan ketentuan < = 5 %

    H1 = artinya ada pengaruh dan ditolak dengan ketentuan > = 5 %

  • 2) Dilihat dari nilai probabilitas variabel I pada tabel diatas sebesar 0,000 < 0,05

    maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya menerima hipotesis bahwa variabel

    AK berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

    3) Kesimpulan,jadi dari hasil analisis tersebut didapat bahwa ada pengaruh

    antara variabel angkatan kerja terhadap variabel pertumbuhan ekonomi.

    3 Uji F Statistik

    Dependent Variable: Y

    Variable Coefficien

    t

    Std. Error t-Statistic Prob.

    C 9.337147 3.553159 2.627844 0.0209

    I 0.006573 0.024714 0.265985 0.7944

    AK 0.930024 0.127898 7.271632 0.0000

    R-squared 0.812630 F-statistic 28.19079

    Adjusted R-squared 0.783804 Prob(F-statistic) 0.000019

    Berdasarkan hasil regresi diatas, maka uji F dapat diketahui berpengaruh atau tidak

    dengan pengujian sebagai berikut :

    Uji Hipotesis

    H0 : a0 : a1: a2 = artinya tidak ada pengaruh secara bersama-sama antara variabel I

    dan AK terhadap variabel Y

    H1: a0 : a1: a2 = artinya ada pengaruh secara bersama-sama antara variabel I dan

    AK terhadap variabel Y

    Hasil perhitungan dengan eviews diketahui bahwa nilai F hitung sebesar 28,190

    dengan ketentuan = 5 %, maka dilihat dari nilai signifikan F sebesar 0,00 dapat

    disimpulkan bahwa secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang signifikan

    antara variabel independent secara keseluruhan yang terdiri dari Investasi dan

    angkatan kerja terhadap variabel dependent yaitu pertumbuhan ekonomi karena 0,00

    < 0,05 artinya H0 ditolak dan H1 diterima.

  • Kesimpulan jadi dari hasil perhitungan diatas , dapat diketahui bahwa H0 ditolak dan

    H1 diterima artinya mengindikasikan bahwa secara keseluruhan, semua variabel

    independent mampu menjelaskan variabel dependennya yaitu pertumbuhan ekonomi.

    Determinasi R2

    Dilihat dari tabel diatas bahwa nilai R Square sebesar 0,812, artinya 81,2 % variasi

    dalam variabel dependen dapat dijelaskan oleh variasi dalam variabel independen dan

    sisanya 18,8 % dijelaskan oleh variabel diluar model atau variabel lain.

    4 Uji Asumsi Klasik

    a) Uji Normalitas

    Dilihat dari tabel diatas, dapat mendeteksi residual apakah berdistribusi

    normal atau tidak dengan membandingkan probability jarque-bea dengan

    signifikansi = 5 % yaitu :

    Jika nilai Probability JB > 0,05, maka residualnya berdistribusi tidak normal.

    Jika nilai Probability JB < 0,05, maka residualnya berdistribusi normal.

    Analisis hasil output, bahwa nilai Probability JB 0,09 > 0,05 maka dapat

    disimpulkan bahwa residual berdistribusi tidak normal.

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    -40 -30 -20 -10 0 10 20 30

    Series: Residuals

    Sample 1995 2010

    Observations 16

    Mean 2.11E-15

    Median 1.058334

    Maximum 29.95338

    Minimum -32.85727

    Std. Dev. 12.72720

    Skewness -0.395785

    Kurtosis 5.524175

    Jarque-Bera 4.665362

    Probability 0.097035

  • b) Uji Linearitas

    Ramsey RESET Test:

    F-statistic 31.85833 probability 0.000108 Log likelihood ratio 20.73693 Probability 0.000005

    Untuk mendeteksi apakah model linear atau tidak dengan membandingkan

    nilai probability F -Statistik dengan signifikansi = 5 % yaitu :

    Jika nilai Probability F -Statistik > 0,05, maka model linear ditolak.

    Jika nilai Probability F -Statistik < 0,05, maka model linear diterima.

    Analisis hasil output, bahwa nilai Probability F -Statistik 0,00 < 0,05 maka

    dapat disimpulkan bahwa model linear diterima.

    c) Uji Multikolinearitas

    Pengujian multikolinearitas dapat dilakukan dengan pendekatan

    korelasi parsial dengan tahapan :

    1. Persamaan regresi

    Y = 0+1I+2AK+i................(1)

    2. Estimasi regresi

    I= 0 + 1 AK..........................(2)

    AK = 0 + 1 I..........................(3)

    Persamaan pertama

    Dependent Variable: Y

    Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

    C 9.337147 3.553159 2.627844 0.0209 I 0.006573 0.024714 0.265985 0.7944

    AK 0.930024 0.127898 7.271632 0.0000

    R-squared 0.812630 F-statistic 28.19079 Adjusted R-squared 0.783804 Prob(F-statistic) 0.000019

  • Persamaan kedua

    Dependent Variable: I

    Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

    C 37.95100 37.06230 1.023979 0.3232 AK 1.111983 1.350824 0.823189 0.4242

    R-squared 0.046168 F-statistic 0.677640 Adjusted R-squared -0.021963 Prob(F-statistic) 0.424202

    Persamaan ketiga

    Dependent Variable: AK

    Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

    C -3.505996 7.365502 -0.476002 0.6414 I 0.041519 0.050437 0.823189 0.4242

    R-squared 0.046168 F-statistic 0.677640 Adjusted R-squared -0.021963 Prob(F-statistic) 0.424202

    Untuk persamaan (1) nilai R2 adalah sebesar 0,8126 selanjutnya disebut R

    2 10

    Untuk persamaan (2) nilai R2 adalah sebesar 0,0461 selanjutnya disebut R

    2 11

    Untuk persamaan (3) nilai R2 adalah sebesar 0,0461 selanjutnya disebut R

    2 12

    Ketentuan :

    Bila nilai R2

    10 > R2

    11 , R2

    12, maka model tidak diketemukan adanya

    multikolinearitas

    Bila nilai R2

    10 < R2

    11 , R2

    12, maka model diketemukan adanya multikolinearitas

    Analisis hasil output, menunjukkan nilai R2

    10 > R2

    11 , R2

    12, maka model tidak

    diketemukan adanya multikolinearitas

    d) Uji Autokorelasi

    Untuk mendeteksi apakah model regresi mengandung autokorelasi atau

    tidak dapat ditentukan melalui nilai D-W (Durbin-watson). Dengan demikian

    jika dilihat dari nilai D-W maka diperoleh nilai sebesar 1,9577 jadi pada

    model regresi tidak mengandung autokorelasi karena nilai D-W

    berada diantara -2 sampai +2

  • e) Uji Heteroskedastisitas

    I. Uji White Heteroskedastisitas ( no cross terms )

    White Heteroskedasticity Test:

    F-statistic 2.433405 Probability 0.109667 Obs*R-squared 7.511371 Probability 0.111209

    II. Uji White Heteroskedastisitas ( cross terms )

    Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan dengan signifikansi = 5 %

    yaitu:

    Jika nilai Probability Obs*R-squared > 0,05, maka model tidak terdapat

    heterokedastisitas.

    Jika nilai Probability Obs*R-squared < 0,05, maka model terdapat

    heterokedastisitas.

    Hasil analisis output, berdasarkan tabel diatas nilai Probability Obs*R-

    squared 0,11 > 0,05, baik untuk cross terms maupun no cross terms maka

    dapat disimpulkan model diatas tidak terdapat heterokedastisitas.

    White Heteroskedasticity Test:

    F-statistic 2.886568 Probability 0.072265 Obs*R-squared 9.451436 Probability 0.092357

  • BAB V

    KESIMPULAN

    Berdasarkan hasil analisis pengaruh investasi/penanaman modal dalam negeri dan jumlah

    angkatan kerja tahun 1995-2010 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

    1 Hasil analisis pengaruh investasi atau penanaman model dalam negeri (PMDN) di

    Daerah Istimewa Yogyakarta terhadap pertumbuhan ekonomi menunjukkan bahwa

    ada pengaruh yang rendah dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

    Peningkatan 1 % nilai investasi (I) akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi atau

    pendapatan domestik regional bruto sebesar 0,266 % dan sebaliknya penurunan 1 %

    nilai investasi (I) akan menurunkan pertumbuhan ekonomi atau pendapatan domestik

    regional bruto sebesar 0,266 %.

    2 Hasil analisis pengaruh angkatan kerja terhadap pertumbuhan ekonomi menunjukkan

    ada pengaruh yang kuat dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Peningkatan

    1 % angkatan kerja (AK) akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi atau pendapatan

    domestik regional bruto sebesar 7,272 % dan sebaliknya penurunan 1 % angkatan

    kerja (AK) akan menurunkan pertumbuhan ekonomi atau pendapatan domestik

    regional bruto sebesar 7,272 %.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Adioetomo, Sri Murtiningsih. 2010. Dasar-dasar Demografi.Salemba Empat. Jakarta.

    Jhingan.M.L.1999. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, (terjemahan oleh

    D,Guritno). PT.Raja Grapindo Persada. Jakarta

    Mantra, Ida Bagus. 2009. Demografi Umum. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

    Saptutyningsih, Endah & Hermanto. (2002). Electronic Data Processing, UPFE-

    UMY, Yogyakarta.

    Suparmoko, M dan Irawan. 2002. Ekonomika Pembangunan, Edisi Keenam. BPFE

    Yogyakarta.

    Susanti, H, Moh. Iksan dan Widyanti. 2000. Indikator-indikator Makro Ekonomi.

    Edisi Kedua. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

  • LAMPIRAN :

    Data investasi (I), pertumbuhan ekonomi (Y), dan angkatan kerja (AK) tahun 1995-2010

    Tahun I AK Y

    1995 126009 1491917 5618645

    1996 191257 1513978 6399742

    1997 1283716 1556268 7233677

    1998 1299966 1507040 9863894

    1999 1322586 1584106 11762983

    2000 1815183 1724775 13093980

    2001 1884596 2462930 15229910

    2002 1961916 2426097 17524441

    2003 2405275 2498718 19613418

    2004 2401967 2530926 22023880

    2005 2251066 2650351 25337603

    2006 2144879 2700274 29417349

    2007 1801534 2755799 32916736

    2008 1806426 2836178 3810168450

    2009 1882514 2871719 4140704950

    2010 1884926 2702531 4559185306

    Sumber dari BPS yang sudah diolah

    Data investasi (I), pertumbuhan ekonomi (Y), dan angkatan kerja (AK) setelah dipersenkan

    Tahun I AK Y

    1995 51,78 1,48 13,90

    1996 571,20 2,79 13,03

    1997 1,27 -3,16 36,36

    1998 1,74 5,11 19,25

    1999 37,24 8,88 11,32

    2000 3,82 42,80 16,31

    2001 4,10 -1,50 15,07

    2002 22,60 2,99 11,92

    2003 -0,14 1,29 12,29

    2004 -6,28 4,72 15,05

    2005 -4,72 1,88 16,10

    2006 -16,01 2,06 11,90

    2007 0,27 2,92 11.475,17

    2008 4,21 1,25 8,68

    2009 0,13 -5,89 10,11

    2010 -100,00 -100,00 -100,00

  • Dependent Variable: Y Method: Least Squares Date: 06/10/12 Time: 02:04 Sample: 1995 2010 Included observations: 16

    Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

    C 9.337147 3.553159 2.627844 0.0209 I 0.006573 0.024714 0.265985 0.7944

    AK 0.930024 0.127898 7.271632 0.0000

    R-squared 0.812630 Mean dependent var 7.689687 Adjusted R-squared 0.783804 S.D. dependent var 29.40245 S.E. of regression 13.67121 Akaike info criterion 8.235822 Sum squared resid 2429.726 Schwarz criterion 8.380683 Log likelihood -62.88658 F-statistic 28.19079 Durbin-Watson stat 1.957725 Prob(F-statistic) 0.000019

    Y = C(1) + C(2)*I + C(3)*AK Y = 9.337146704 + 0.006573444209*I + 0.9300236048*AK

    Uji normalitas

    Uji Linearitas

    Ramsey RESET Test:

    F-statistic 31.85833 Probability 0.000108 Log likelihood ratio 20.73693 Probability 0.000005

    Test Equation: Dependent Variable: Y Method: Least Squares Date: 06/10/12 Time: 02:26 Sample: 1995 2010 Included observations: 16

    Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

    C 15.46849 2.218595 6.972203 0.0000

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    -40 -30 -20 -10 0 10 20 30

    Series: Residuals

    Sample 1995 2010

    Observations 16

    Mean 2.11E-15

    Median 1.058334

    Maximum 29.95338

    Minimum -32.85727

    Std. Dev. 12.72720

    Skewness -0.395785

    Kurtosis 5.524175

    Jarque-Bera 4.665362

    Probability 0.097035

  • I -0.002862 0.013558 -0.211074 0.8364 AK 0.491821 0.104288 4.716003 0.0005

    FITTED^2 -0.009309 0.001649 -5.644319 0.0001

    R-squared 0.948734 Mean dependent var 7.689687 Adjusted R-squared 0.935918 S.D. dependent var 29.40245 S.E. of regression 7.443079 Akaike info criterion 7.064764 Sum squared resid 664.7930 Schwarz criterion 7.257911 Log likelihood -52.51811 F-statistic 74.02463 Durbin-Watson stat 1.656242 Prob(F-statistic) 0.000000

    Uji Multikolinearitas

    Y = C(1) + C(2)*I + C(3)*AK Y = 9.337146704 + 0.006573444209*I + 0.9300236048*AK

    Estimasi regres :

    I= 0 + 1 AK

    Dependent Variable: I Method: Least Squares Date: 06/10/12 Time: 02:32 Sample: 1995 2010 Included observations: 16

    Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

    C 37.95100 37.06230 1.023979 0.3232 AK 1.111983 1.350824 0.823189 0.4242

    R-squared 0.046168 Mean dependent var 35.70063 Adjusted R-squared -0.021963 S.D. dependent var 146.2481 S.E. of regression 147.8454 Akaike info criterion 12.94668 Sum squared resid 306015.5 Schwarz criterion 13.04325 Log likelihood -101.5734 F-statistic 0.677640 Durbin-Watson stat 1.945502 Prob(F-statistic) 0.424202

    ak = 0 + 1 I

    Dependent Variable: AK Method: Least Squares Date: 06/10/12 Time: 02:33 Sample: 1995 2010 Included observations: 16

    Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

    C -3.505996 7.365502 -0.476002 0.6414 I 0.041519 0.050437 0.823189 0.4242

    R-squared 0.046168 Mean dependent var -2.023750 Adjusted R-squared -0.021963 S.D. dependent var 28.25943 S.E. of regression 28.56807 Akaike info criterion 9.658925 Sum squared resid 11425.88 Schwarz criterion 9.755499 Log likelihood -75.27140 F-statistic 0.677640 Durbin-Watson stat 1.066689 Prob(F-statistic) 0.424202

  • Uji Heterokedastisitas

    No cross terms

    White Heteroskedasticity Test:

    F-statistic 2.433405 Probability 0.109667 Obs*R-squared 7.511371 Probability 0.111209

    Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 06/10/12 Time: 02:34 Sample: 1995 2010 Included observations: 16

    Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

    C 75.02152 86.02056 0.872135 0.4018 I -1.539840 4.746689 -0.324403 0.7517

    I^2 0.002350 0.008264 0.284326 0.7814 AK 14.66769 5.163542 2.840626 0.0161

    AK^2 0.147960 0.067897 2.179185 0.0519

    R-squared 0.469461 Mean dependent var 151.8579 Adjusted R-squared 0.276537 S.D. dependent var 333.5964 S.E. of regression 283.7458 Akaike info criterion 14.38434 Sum squared resid 885628.6 Schwarz criterion 14.62578 Log likelihood -110.0747 F-statistic 2.433405 Durbin-Watson stat 2.085852 Prob(F-statistic) 0.109667

    Cross terms

    White Heteroskedasticity Test:

    F-statistic 2.886568 Probability 0.072265 Obs*R-squared 9.451436 Probability 0.092357

    Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 06/10/12 Time: 02:35 Sample: 1995 2010 Included observations: 16

    Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

    C 99.57503 80.51532 1.236722 0.2444 I 2.846520 5.061044 0.562437 0.5862

    I^2 -0.000648 0.007810 -0.082921 0.9356 I*AK -0.931648 0.541274 -1.721215 0.1159 AK -11.23388 15.78228 -0.711803 0.4929

    AK^2 0.863527 0.420412 2.054002 0.0671

    R-squared 0.590715 Mean dependent var 151.8579 Adjusted R-squared 0.386072 S.D. dependent var 333.5964 S.E. of regression 261.3846 Akaike info criterion 14.24986 Sum squared resid 683219.3 Schwarz criterion 14.53958 Log likelihood -107.9989 F-statistic 2.886568 Durbin-Watson stat 1.901063 Prob(F-statistic) 0.072265