Top Banner
PENGKAJIAN PENINGKATAN EFISIENSI PADA WET COOLING TOWER TIPE INDUCED DRAFT MODEL ALIRAN COUNTER CURRENT Oleh : KELOMPOK 1 Rizka Febrianti 03111003004 Elsa Fitri Rahmadani 03111003010 Dede Anugrah Permana 03111003018 Laras Diah Pratiwi 03111003054 Andre Tiofami 03111003073 Idealisa D. Hutapea 03111003077 Nama Asisten Pembimbing: 1. Moch. Farid Dimyati 2. Sthevanie
26

Makalah CT FIX

Jan 15, 2016

Download

Documents

Dede Anugrah

cooling tower[OTK I]
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Makalah CT FIX

PENGKAJIAN PENINGKATAN EFISIENSI PADA

WET COOLING TOWER TIPE INDUCED DRAFT MODEL ALIRAN

COUNTER CURRENT

Oleh :

KELOMPOK 1

Rizka Febrianti 03111003004

Elsa Fitri Rahmadani 03111003010

Dede Anugrah Permana 03111003018

Laras Diah Pratiwi 03111003054

Andre Tiofami 03111003073

Idealisa D. Hutapea 03111003077

Nama Asisten Pembimbing:

1. Moch. Farid Dimyati

2. Sthevanie

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2014

Page 2: Makalah CT FIX

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat

dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Pengkajian

Peluang Peningkatan Efisiensi Pada Wet Cooling Tower Tipe Induced Draft

Model Aliran Counter Current“. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk

memenuhi syarat penyelesaian Praktikum Laboratorium Unit Operasi.

Penulisan makalah ini didasarkan pada pengkajian peluang untuk

meningkatkan unjuk kerja atau efisiensi dari menara pendingin (wet cooling

tower). Sehingga diharapkan makalah ini dapat membuka wawasan dan

memberikan manfaat bagi pembaca agar dapat mengetahui aspek-aspek apa saja

yang dapat dijadikan patokan untuk peningkatan efisiensi kerja menara pendingin

ini.

Kritik dan saran sangat penulis harapkan agar kedepannya didapatkan

pemahaman yang lebih baik lagi. Penulis mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu dalam proses penulisan makalah ini,

khususnya kakak asisten pembimbing kelompok kami, Moch. Farid Dimyati dan

Sthevanie yang telah banyak memberikan saran serta ide dalam penulisan

makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Inderalaya, April 2014

Kelompok 1

Page 3: Makalah CT FIX

DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................... i

Daftar Isi........................................................................................................ .......... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Rumusan Masalah..............................................................................2

1.3. Batasan Masalah................................................................................ 2

1.4. Tujuan 2

1.5. Manfaat.............................................................................................. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Karakteristik Wet Cooling Tower 3

2.2. Packing pada Wet Cooling Tower......................................................5

2.3. Sudut Kemiringan Packing pada Wet Cooling Tower 9

2.4. Sudut Kemiringan Sekat pada Wet Cooling Tower 10

BAB III PEMBAHASAN 12

BAB IV KESIMPULAN

4.1. Kesimpulan........................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Makalah CT FIX

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Wet cooling tower adalah suatu alat yang digunakan untuk mendinginkan

air proses dengan cara mengkontak air tersebut dengan udara. Fungsi wet cooling

tower ini adalah untuk memproses air panas menjadi air dingin, sehingga dapat

digunakan kembali untuk mengatasi masalah polusi lingkungan. Komponen dasar

sebuah menara pendingin meliputi rangka dan wadah (casing), bahan pengisi

(packing), kolam air dingin, eliminator aliran, saluran masuk udara, louvers, nosel

dan fan.

Air merupakan kebutuhan penting dalam proses produksi dan kegiatan lain

dalam industri. Penggunaan air industri dapat memanfaatkan air permukaandan air

tanah sebagai sumber air. Penggunaan air permukaan dan air tanah mengharuskan

untuk mengolah air tersebut terlebih dahulu. Air pendingin merupakan salah satu

jenis air yang diperlukan dalam proses industri. Kualitas air pendingin akan

mempengaruhi proses di pabrik. Air yang digunakan sebagai pendingin harus

memenuhi persyaratan yang sesuai dengan komponen atau struktur yang

dirumuskan dalam spesifikasi kualitas air pendingin. Dalam memenuhi spesifikasi

dari air pendingin maka dilakukan pengolahan terhadap air pendingin dengan

suatu alat yang dinamakan wet cooling tower.

Packing adalah bahan isian pada cooling tower yang biasanya seperti

kayu sipres yang mempunyai daya tahan gabungan aksi air dan udara.

Hampir seluruh menara pendingin menggunakan bahan pengisi (terbuat dari

plastik atau kayu) untuk memfasilitasi perpindahan panas dengan memaksimalkan

kontak udara dan air. Packing bekerja berdasarkan prinsip perpindahan massa

dan panas pada cooling tower. Besarnya laju perpindahan massa dan panas

ini dipengaruhi oleh luas daerah kontak antara fluida panas dan fluida dingin,

waktu kontak, kecepatan fluida, dan temperatur fluida.

Terdapat beberapa peluang dalam meningkatkan efisiensi kerja pada wet

cooling tower. Dalam makalah ini, penulis ingin membahas atau mengkaji

peluang yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efsiensi kerja wet cooling

Page 5: Makalah CT FIX

toweryang ditinjau dari jenis bahan isian, sudut kemiringan packing, dan sudut

kemiringan sekat.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana peningkatan efisiensi wet cooling tower ditinjau dari jenis

packing, sudut packing, dan sudut sekat.

1.3 Batasan Masalah

Pengkajian peningkatan efisiensi wet wet cooling tower tipe induced draft

dengan aliran counter flow berdasarkan jenis packing, sudut kemiringan

packing, dan sudut sekat.

1.4 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengaruh jenis packing pada sistem wet cooling tower.

2. Untuk mengetahui pengaruh sudut kemiringan packing terhadap efisiensi

wet cooling tower.

3. Untuk mengetahui pengaruh sudut sekat terhadap efisiensi pada wet

cooling tower.

1.5 Manfaat

1. Dapat mengetahui pengaruh jenis packing pada sistem wet cooling tower.

2. Dapat mengetahui pengaruh sudut packing terhadap efisiensi pada wet

cooling tower.

3. Dapat mengetahui pengaruh sudut kemiringan sekat terhadap efisiensi wet

wet cooling tower.

Page 6: Makalah CT FIX

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Karakteristik Wet Cooling Tower

Menara pendingin basah adalah peralatan pembuang kalor berdasarkan

mekanisme pendinginan air dengan menggunakan udara yang berkontak secara

langsung dan menguapkan sebagian air tersebut (Stoecker, F.W dan Jerold W.J:

1987). Aliran udara di menara pendingin basah terjadi dengan atau tanpa bantuan

kipas (fan), dengan arah aliran udara searah (parallel flow) atau aliran berlawanan

arah (counter flow) dengan jatuhnya air. Menara pendingin basah aliran lawan

arah yang tanpa menggunakan kipas tergolong menara pendingin jujut alami

(natural draft) dan yang menggunakan kipas disebut menara pendingin jujut

mekanik (mechanical draft). Menara pendingin basah jujut mekanik aliran lawan

arah masih dibagi menjadi menara pendingin basah induced draft dan forced

draft, dengan ciri-ciri menara pendingin jujut mekanik ditunjukkan Tabel 1.

Tabel 2.1.Ciri-ciri jenis menara pendingin jujut mekanik

Jenis menara

pendinginKeuntungan Kerugian

Jujut dorong (forced

draft) udara dihembus

kemenara oleh fan di

saluran udara masuk

1. Cocok untuk resistansi

udara yang tinggi karena

adanya fan dengan

blowersentrifugal

2. Fan relatif tidak berisik

Resirkulasi, laju udara

masuk tinggi dan keluar

rendah, diselesaikan dgn

menempatkan menara di

ruangan pabrik digabung

dgn saluran buang

Aliran melintang jujut

isap (induced draft):

1. Air masuk pada

puncak dan melewati

isian

2. Udara masuk dari

salah satu sisi (menara

aliran tunggal), atau pada

Page 7: Makalah CT FIX

sisi berlawanan (aliran

ganda)

3. IDF mengalirkan

udara melintas isian

menuju saluran keluar

pada puncak

Lebih sedikit resirkulasi

darripada menara forced

draft sebab kecepatan

keluarnya udara 3 hingga 4

kali lebih tinggi daripada

udara masuk

Fan dan mekanisme

penggerak motor

dibutuhkan yang tahan

cuaca terhadap embun

dan korosi sebab mereka

berada pada jalur udara

keluar yang lembab

Aliran berlawanan jujut

isap (induced draft). Air

panas masuk pada

puncak. Udara masuk

dibawah dan keluar

pada puncak

menggunakan FDF dan

IDF

Ket : FDF = forced draftfan; IDF = induced draft fan(Peralatan Energi Listrik:Menara Pendingin Pedoman Efisiensi Energiuntuk Industri di Asia- www.energyefficiencyasia.org diunduh padatanggal 23-2-2010)

Pada menara pendingin basah induced draft aliran lawan arah sebagian air

diuapkan ke aliran udara yang bergerak dan kemudian dibuang ke atmosfir.

Sebagai akibatnya, air yang tersisa didinginkan secara signifikan(Gambar 2.1).

Menara pendingin basah mampu menurunkan suhu air lebih rendah dari

jenis peralatan yang hanya menggunakan udara untuk membuang panas, seperti

radiator dalam mobil atau menara pendingin kering. Pembuangan kalor sensibel

ke udara lebih besar pada cuaca dingin dibandingkan cuaca panas.

Gambar 2.1. Skema sistemwet cooling tower(Laboratorium Nasional Pacific Northwest, 2001)

Page 8: Makalah CT FIX

Kehilangan sebagian air sirkulasi karena penguapan diantisipasi dengan

sistem air tambahan (make-up water). Air tambahan juga untuk pengganti hembus

buang (blowdown), dan hanyutan (drift). Hembus buang biasanya 20%, dan

hanyutan 2 sampai dengan 2,5% dari kehilangan air karena penguapan. Sistem

distribusi air menara pendingin basah induced-draft aliran lawan arah

menyemprotkan air menggunakan nosel ke inti menara dimana udara berhembus

naik untuk bersinggungan secara langsung dengan udara. Inti dari menara

merupakan tempat terjadinya perpindahan panas dan juga massa sehingga air akan

menjadi lebih dingin. Inti menara ada yang dilengkapi dengan isian (fill) dan ada

yang tanpa isian (Gambar 2.2.).

Gambar 2.2.Wet Cooling Tower Induced Draft Counter Flow

2.2Packing pada Wet Cooling Tower

Dalam menara pendingin, air panas didistribusikan diatas media pengisi

dan didinginkan melalui penguapan ketika menuruni menara dan bersentuhan

secara langsung dengan udara. Media pengisi akan berdampak pada pemakaian

energi dalam dua cara. Pertama adalah penggunaan listrik untuk memompa ke

atas bahan pengisi dan untuk fan yang menciptakan air draft. Kemudian, adanya

media pengisi yang dirancang secara efisien dengan distribusi air yang cukup,

drift eliminator, fan, gearbox dan motor menyebabkan pemakaian listrik yang

lebih rendah.

Wet cooling tower merupakan suatu alat atau unit yang digunakan untuk

proses pendinginan yang baik. Air pendingin yang berasal dari alat atau sistem

penukar panas didinginkan di menara pendingin dengan cara mengontakkan

dengan udara yang dilewatkan secara berlawanan arah maupun bersilang. Filling

material atau yang lebih dikenal dengan packing merupakan salah satu bagian dari

Page 9: Makalah CT FIX

menara pendingin (wet cooling tower) yang berfungsi untuk mencampurkan air

yang jatuh dengan udara yang bergerak naik.

Dalam menara pendingin, air panas didistribusikan pada media pengisi dan

didinginkan melalui penguapan ketika menuruni menara dan bersentuhan dengan

udara. Umumnya air yang jatuh memiliki suhu yang relatif tinggi, kemudian

berkontak dengan udara yang memiliki suhu lebih rendah dari air sehingga terjadi

pertukaran panas atau kalor.

Pertukaran panas antara air dan udara dipengaruhi oleh luas permukaan

pertukaran panas, lamanya waktu pertukaran panas dan turbulensi dalam air

mempengaruhi kesempurnaan pencampuran. Oleh sebab itu, filling material harus

dapat menimbulkan kontak yang baik antara air dan udara agar terjadi laju

perpindahan kalor yang baik.

Filling material ini mempunyai peranan sebagai pemecah air menjadi satu

butiran-butiran tetes air dengan maksud untuk memperluas permukaan

pendinginan sehingga proses perpindahan panas dapat dilakukan seefisien

mungkin. Semakin besar pertukaran panas yang terjadi, maka semakin efektif pula

kerja suatu menara pendinginnya.

Terdapat tiga jenis bahan pengisi, yakni:

1. Bahan pengisi jenis percikan (Splash fill)

Media pengisi splash menciptakan perpindahan panas yang dibutuhkan

melalui cipratan air diatas media pengisi menjadi butiran air yang kecil. Luas

permukaan butiran air adalah luas permukaan perpindahan kalor dengan udara.

Bahan pengisi percikan dari plastik memberikan perpindahan kalor yang lebih

baik daripada bahan pengisi percikan dari kayu.

Gambar 2.3.Splash fill

2. Bahan pengisi jenis film (Film fill)

Page 10: Makalah CT FIX

Terdiri dari permukaan plastik tipis dengan jarak yang berdekatan dimana

diatasnya terdapat semprotan air, membentuk lapisan film yang tipis dan

melakukan kontak dengan udara. Permukaannya dapat berbentuk datar,

bergelombang, berlekuk, atau pola lainnya. Pada bahan pengisi film, air

membentuk lapisan tipis pada sisi-sisi lembaran pengisi. Luas permukaan dari

lembaran pengisi adalah luas perpindahan kalor dengan udara sekitar.

Gambar 2.4. Film fill

3. Bahan pengisi sumbatan rendah (Low-clog film fill)

Bahan pengisi sumbatan rendah dengan ukuran flute yang lebih tinggi, saat

ini dikembangkan untuk menangani air yang keruh. Jenis ini merupakan pilihan

terbaik untuk air laut karena adanya penghematan daya dan kinerjanya

dibandingkan tipe bahan pengisi jenis percikan konvensional.

Gambar 2.5.Low-clog film fill

Kinerja menara pendingin dievaluasi untuk mengkaji tingkat approach dan

cooling range saat ini, identifikasi area terjadinya pemborosan energi dan

memberikan saran perbaikan. Selama evaluasi kinerja, peralatan pemantauan yang

portable digunakan untuk mengukur parameter-parameter berikut:

a) Suhu udara bola basah (wet bulb)

Page 11: Makalah CT FIX

b) Suhu udara bola kering (dry bulb)

c) Suhu air masuk menara pendingin

d) Suhu air keluar menara pendingin

e) Suhu udara keluar

ƒ) Laju alir air

g) Laju alir udara

Parameter terukur tersebut kemudian digunakan untuk menentukan kinerja

menara pendingin dengan beberapa cara. Yaitu:

a) Rangeatau cooling range (lihat Gambar 2.6.)

Merupakan perbedaan antara suhu air masuk dan keluar menara pendingin.

Range yang tinggi berarti bahwa menara pendingin telah mampu menurunkan

suhu air secara efektif, dan kinerjanya bagus.

b) Approach (lihat Gambar 2.6.)

Merupakan perbedaan antara suhu air dingin keluar menara pendingin dan

suhu bola basah lingkungan (wet bulb ambient). Semakin rendah approach

semakin baik kinerja menara pendingin. Walaupun range dan approach harus

dipantau, approach merupakan indikator yang lebih baik untuk kinerja menara

pendingin.

Gambar 2.6. Range dan approach menara pendingin

c) Efektivitas.

Merupakan perbandingan antara range dan range ideal (dalam persentase),

yaitu perbedaan antara suhu masuk air pendingin dan suhu wet bulb ambien, atau

dengan kata lain adalah =Range/(Range+Approach). Semakin tinggi perbandingan

Page 12: Makalah CT FIX

ini, maka semakin tinggi efektivitas menara pendingin.

d) Kapasitas pendinginan.

Merupakan panas yang dibuang dalam kkal/jam, atau kJ/s, sebagai hasil

dari laju massa air, panas spesifik dan perbedaan suhu.

e) Kehilangan penguapan.

Merupakan jumlah air yang diuapkan selama proses pendinginan.

f) Siklus konsentrasi (C.O.C).

Merupakan perbandingan padatan terlarut dalam air sirkulasi terhadap

padatan terlarut dalam air make up.

g) Kehilangan hembus buang (Blowdown).

Tergantung pada siklus konsentrasi, kehilangan penguapan.

h) Perbandingan Cair/Gas (Liquid/Gas, L/G).

Perbandingan L/G merupakan rasio laju alir massa air (liquid) dan udara

(gas). Menara pendingin memiliki nilai desain L/G tertentu. Namun karena

pengaruh cuaca atau musim, perlu pengaturan dan perubahan laju aliran air dan

udara untuk mendapatkan efektivitas terbaik. Pengaturan dapat dilakukan dengan

perubahan beban kotak air atau pengaturan sudut siripnya. Aturan termodinamika

juga mengatakan bahwa panas yang dibuang dari air harus sama dengan panas

yang diserap oleh udara sekitarnya.

2.3 Sudut Kemiringan Packing pada Wet Cooling Tower

Sudut kemiringan adalah sudut yang mempengaruhi laju alir , serta waktu

kontak yang berada pada packing. Apabila sudut kemiringan packing semakin

miring maka laju alir yang di lalui semakin lama dan waktu kontaknya semakin

lama juga maka air proses yang dihasilkan akan semakin dingin , dan apabila

semakin kecil sudut susunan packing yang disusun maka semakin efektif

perpindahan panas yang akan terjadi karena semakin besar luas permukaan air

yang terkontak mengakibatkan keefektifan perpindahan panasnya akan semakin

efektif.

2.4 Sudut Kemiringan Sekat pada Wet Cooling Tower

Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi nilai unjuk kerja atau efisiensi

dari sebuah wet cooling tower. Kinerja wet cooling tower dapat bergantung pada

beberapa hal, diantaranya adalah luas permukaan air dan waktu kontak air

Page 13: Makalah CT FIX

bersinggungan dengan udara. Demikian pula dengan kecepatan udara yang

mengalir melewati wet cooling tower dan arah laju aliran udara terhadap tetesan

air.Salah satu hal yang mempengaruhi efisiensi wet cooling tower adalah sudut

kemiringan sekat. Dalam hal ini, kemiringan sekat berkaitan erat dengan waktu

yang diperlukan untuk permukaan air yang terbuka untuk bersinggungan dengan

udara. Setelah sebuah menara pendingin dipasang ditempatnya sangat sulit untuk

memperbaiki kinerja energinya.

Pada kebanyakan kasus, suhu operasi yang rendah dikehendaki untuk

meningkatkan efisiensi proses. Ukuran dan harga menara pendingin meningkat

dengan meningkatnya beban panas. Suhu bulb temperature merupakan faktor

penting dalam kinerja peralatan pendingin air yang teruapkan, sebab merupakan

suhu terendah dimana air akan didinginkan. Oleh karena itu, suhu wet bulb udara

yang masuk ke menara pendingin menentukan tingkat suhu operasi minimum

seluruh pabrik, proses, atau sistem.

Variasi besar kecilnya suatu sudut kemiringan sekat dalam wet cooling

tower dapat mempengaruhi beda suhu aliran air panas. Beda sudut kemiringan

sekat ini akan mempengaruhi proses pendinginan air panas. Dengan menggunakan

tipe wet cooling tower induced draft yang memiliki sistem aliran berlawanan,

dimana udara masuk dari bawah sedangkan air masuk dari arah atas. Hal ini

didasarkan pada pemikiran bahwa aliran udara di bawah akan lebih lancar

sehingga proses pendinginan menjadi lebih baik.Hasil yang diperoleh untuk

melihat pengaruh kemiringan sekat terhadap efisiensi dari wet cooling tower ini

adalah suhu udara dan suhu air. Suhu udara dan suhu air digunakan untuk

mengetahui selisih suhu pendinginan air berdasarkan proses yang terjadi.

Berdasarkan variasi sudut kemiringan sekat, akan diperoleh beda

temperatur air dan udara. Beda temperatur diperoleh dari selisih antara suhu

masuk dan suhu keluar. Beda suhu air maksimum terjadi pada sudut kemiringan

sekat yang paling besar sedangkan beda suhu air minimum terjadi pada sudut

kemiringan sekat paling kecil. Sehingga semakin besar sudut kemiringan sekat,

maka semakin besar beda suhu air. Beda suhu udara merupakan kebalikan dari

beda suhu air. Beda suhu udara maksimum terjadi pada sudut kemiringan sekat

Page 14: Makalah CT FIX

kecil sedangkan beda suhu udara minimum terjadi pada sudut kemiringan sekat

besar.

Dengan adanya variasi sudut kemiringan sekat, maka akan terjadi

perubahan suhu air.Perubahan suhu akibat sudut kemiringan sekat dapat

berpengaruh terhadap perubahan efisiensi wet cooling tower. Berdasarkan

perbedaan suhu dari variasi sudut kemiringan sekat tersebut, perbedaan efisiensi

dari wet cooling tower dapat diperoleh.

Page 15: Makalah CT FIX

BAB III

PEMBAHASAN

Berdasarkan kondisi operasi yang digunakan pada referensi, jenis film fill

merupakan packing yang paling efektif. Nilai desain berbagai jenis packing

ditunjukkan oleh tabel berikut.

Tabel 3.1. Nilai desain berbagai jenis bahan pengisi

Faktor Splash Fill Film FillLow Clog

Film Fill

Rasio L/G 1,1-1,5 1,5 - 20 1,4 - 1,8

Luas perpindahan panas

(m2)30 - 45 150 85 - 100

Kebutuhan tinggi bahan

pengisi (m)5 - 10 1,2 - 1,5 1,5 - 1,8

Kebutuhan jumlah udara Tinggi Sangat rendah Rendah

Ada beberapa aspek yang menyebabkan film fill menjadi sangat efektif.

Pertama dilihat dari rasio aliran massa air dan udara. Hal ini dikarenakan jenis ini

memiliki rasio air yang lebih besar dari udara, dengan kata lain udara yang

dibutuhkan untuk proses pendinginan air lebih sedikit dibandingkan dengan

menggunakan jenis splash fill ataupun low-clog film fill. Ini artinya energi yang

digunakan dapat berkurang karena adanya pengurangan tenaga pada fan.

Selanjutnya ditinjau dari luas permukaan, jenis film fill menciptakan permukaan

air yang lebih luas dibanding jenis lainnya, hal ini dikarenakan air yang

diumpankan melewati packing akan membentuk lapisan tipis pada sisi-sisi

lembaran packing sehingga semakin tipis lapisan air tersebut maka akan semakin

besar luas permukaannya. Dengan permukaan yang luas, proses perpindahan

panas akan memakan waktu yang lebih singkat. Selanjutnya dilihat dari

ketinggian packing, jenis film fill merupakan yang terendah. Oleh karena itu,

lapisan packing yang dibutuhkan akan semakin sedikit sehingga akan menghemat

biaya dan memudahkan dalam maintenance.

Page 16: Makalah CT FIX

Sudut kemiringan packing pada cooling tower dapat mempengaruhi

perpindahan panas yang terjadi. Peluang peningkatan efisiensi cooling tower salah

satunya berupa perubahan sudut penyusun packing. Pada kondisi operasi yang

sama, semakin kecil sudut susunan packing maka semakin efektif perpindahan

panas yang terjadi. Hal ini dapat dilihat dari luas permukaan air yang diinjeksikan

melewati packing tersebut. Luas permukaan air pada sudut packing terkecil

merupakan luas permukaan yang paling besar dibandingkan dengan sudut-sedut

lainnya, sehingga semakin besar luas permukaan air maka semakin efektif pula

perpindahan panas yang terjadi.

Sudut kemringan sekat pada cooling tower juga dapat mempengaruhi

perpindahan panas. Efisiensi cenderung turun jika sudut kemiringan sekat

bertambah. Efisiensi maksimum terjadi pada sudut kemiringan kecil sedangkan

efisiensi minimum terjadi pada sudut kemiringan besar. Oleh karena itu, peluang

untuk meningkatkan efisiensi cooling tower adalah dengan memperkecil sudut

kemiringan sekat.

Page 17: Makalah CT FIX

BAB IV

PENUTUP

4.1Kesimpulan

1. Penggunakan packing jenis film fill dapat meningkatkan peluang efisiensi wet

cooling tower.

2. Semakin kecil sudut kemiringan packing, maka peluang peningkatan efisiensi

cooling tower akan semakin besar

3. Semakin kecil sudut sekat, maka peluang peningkatan efisiensi cooling tower

akan semakin besar.

Page 18: Makalah CT FIX

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, M. N. 2012. Study the Performance of Different Packing in Open Cooling

Towers. Journal of Engineering and Development. 16(2) : 193-210.

Fuhaid, Naif. 2008. Pengaruh Sudut Kemiringan Sekat Terhadap Unjuk Kerja

Menara Pendingin Air. Jurnal Widya Teknika. 16(2) : 45-53.

Mitrakusuma, Windy Hermawan. 2009. Panduan Kuliah Dasar Refrigerasi.

Bandung: Departemen Pendidikan Nasional.

Muhammad, D. 2005. Analisa Proses Perpindahan Kalor dan Massa pada

Counter-flow Cooling Tower. Jurnal Teknologi Rekayasa. 1(5) : 39-48.

Mulyono. 2010. Analisa Beban Kalor Menara Pendingin Basah Induced Draft

Aliran Lawan Arah. Jurnal Politeknik Negeri Semarang : 145-151.

Mustaqim, dkk. 2008. Pengaruh Sudut Susunan Elemen Media Pengisi (Packing)

Terhadap Karakteristik Daya Menara Pendingin Kontak Langsung

Udara-Air. Yogyakarta: Pusat Studi Ilmu Teknik UGM.

Nurpatria. 2011. Prosedur Perhitungan Perpindahan Kalor - Massa Simultan

dalam Cooling Tower untuk Penentuan Volume Efektif. Jurnal Teknik

Rekayasa. 12(1) : 70-79.