Top Banner
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pembelajaran dengan penemuan merupakan suatu komponen penting dalam pendekatan kontruktivis yang memiliki sejarah panjang dalam dunia pendidikan. Ide pembelajaran penemuan terbimbing (Guided Discovery) muncul dari keinginan untuk member rasa senang kepada anak / siswa dalam “menemukan” sesuatu oleh mereka sendiri, dengan mengikuti jejak para ilmuwan. Hal ini merupakan reaksi terhadap transformasi pengetahuan dari guru ke siswa tidak mendapatkan tempat dalam pengarahan sains, termasuk pelajaran fisika. (Nur, 2000) Carin (1985) menyatakan bahwa “Discovery”adalah suatu proses mental dimana anak atau individu mengasimilasi konsep dan prinsip, atau dapat dinyatakan “Discovery” terjadi apabila siswa terutama terlibat dalam menggunakan proses mental untuk menemukan beberapa konsep atau prinsip 1
44

Makalah Clear

Sep 25, 2015

Download

Documents

widyawindri

guided discovery
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pembelajaran dengan penemuan merupakan suatu komponen penting dalam pendekatan kontruktivis yang memiliki sejarah panjang dalam dunia pendidikan.Ide pembelajaran penemuan terbimbing (Guided Discovery) muncul dari keinginan untuk member rasa senang kepada anak / siswa dalam menemukan sesuatu oleh mereka sendiri, dengan mengikuti jejak para ilmuwan. Hal ini merupakan reaksi terhadap transformasi pengetahuan dari guru ke siswa tidak mendapatkan tempat dalam pengarahan sains, termasuk pelajaran fisika. (Nur, 2000)

Carin (1985) menyatakan bahwa Discoveryadalah suatu proses mental dimana anak atau individu mengasimilasi konsep dan prinsip, atau dapat dinyatakan Discovery terjadi apabila siswa terutama terlibat dalam menggunakan proses mental untuk menemukan beberapa konsep atau prinsip (Moh.Amien,1987:126). Proses mental tersebut ialah mengamati, menggolong golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, menarik kesimpulan, dan sebagainya. Menurut Wilcolx dalam Nur (2000) mengatakan bahwa dalam pembelajaran penemuan siswa terdorong untuk belajar aktif melalui keterlibatan mereka sendiri dengan konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk mereka sendiri. Menurut Burner dalam Nur (2000) mengatakan bahwa pembelajaran penemuan menekankan pada keterlibatan siswa secara aktif, pengalaman-pengalaman belajar memusat pada siswa, dimana siswa menemukan ide-ide mereka sendiri dan merumuskan sendiri makna belajar untuk mereka sendiri.

Moh Amien dalam bukunya Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam Menggunakan Metode Discovery dan Inquiry menyatakan bahwa Inquiry dibentuk dan meliputi Discovery, karena siswa harus menggunakan kemampuan Discovery dan lebih banyak lagi. Dengan kata lain, Inquiry adalah suatu perluasan proses proses discovery yang digunakan dalam cara yang lebih dewasa. Sebagai tambahan pada proses proses Discovery, Inquiry mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannnya, misalnya : merumuskan problema sendiri, merancang eksperimen sendiri, melakukan eksperiman, mengumpulkan data, menganalisis data, menarik kesimpulan, mempunyai sikap sikap obyektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka dan sebagainya.

Guided Discovery merupakan model pembelajaran yang mengajak para siswa atau didorong untuk melakukan kegiatan sedemikian sehingga pada akhirnya siswa menemukan sesuatu yang diharapkan (Soejadi dalam Auliya:2007). Ada banyak kelebihan dari penggunaan model pembelajaran guided discovery dalam pembelajaran. Menurut Bruner beberapa kelebihan dari pembelajaran guided discovery adalah sebagai berikut:

Pembelajaran guided discovery dianggap membantu siswa mengembangkan ketrampilan dan proses kognitif siswa, jadi siswa belajar bagaimana belajar itu. Dengan pembelajaran guided discovery, pengetahuan akan diperoleh dari strategi yang sifatnya pengetahuan kukuh,dalam segi pemahamannya.B. RUMUSAN MASALAH

Berkaitan dengan makalah ini yang membicarakan tentang Guided Discovery, maka masalah yang dapat diamati adalah sebagai berikut :

1) Apakah yang dimaksud dengan penemuan (discovery)?

2) Kenapa kegiatan penemuan tersebut harus terbimbing (guided)?

3) Apa saja jenis pengetahuan dan metode pembelajarannya yang sesuai?

4) Bagaimana mengajarkan suatu materi pada anak dengan guided discovery?

C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari pembuatan makalah ini diantaranya yaitu :1) Untuk mengetahui maksud penemuan (discovery) dalam pembelajaran.2) Untuk memahami pentingnya penemuan yang dilakukan secara terbimbing (guided).3) Untuk mengetahui jenis pengetahuan yang ada beserta metode pembelajarannya yang terkait dengan guided discovery.4) Untuk mengetahui penyampaian materi pada anak secara tepat dengan guided discovery.D. MANFAAT PENULISAN Manfaat yang dapat diperoleh antara lain sebagai berikut :1) Mengetahui maksud dari adanya penemuan (discovery).2) Mengetahui pentingnya pentingnya penemuan yang dilakukan secara terbimbing (guided).3) Mengetahui jenis pengetahuan yang ada beserta metode pembelajarannya yang terkait dengan guided discovery.

4) Mengetahui penyampaian materi pada anak secara tepat dengan guided discovery.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Konsep Guided Discovery

Guided discovery merupakan metode yang memperbolehkan dan membutuhkan kemampuan anak untuk tidak hanya mempelajari materi pelajaran secara langsung dari guru. Metode ini sering direkomendasikan untuk pendidikan IPA, tapi pada kenyataannya pembelajaran jenis ini lebih sulit untuk diterapkan oleh guru maupun pihak sekolah. Penjelasan dan deskripsi dari bagian bagian ini di desain untuk memastikan langkah langkah dalam pembelajaran sebagai bagian dari proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi penemuan terbimbing.

Metode ini berbeda dengan metode pengajaran langsung yang menggunakan bahan ajar berupa teks. Metode pengajaran tidak langsung lebih sulit bagi guru dibandingkan metode pengajaran secara langsung karena metode ini membutuhkan lebih banyak waktu dan energi. Tetapi ada alasan tertentu untuk menggunakan metode ini. Jerome Brunner pada artikel Seni dalam Penemuan (1961) menjelaskan bahwa anak akan mengetahui pemecahan suatu masalah dengan kemampuannya sendiri lewat suatu penemuan (penemuan merupakan bagian dari metode pengajaran tidak langsung).

Pada tingkat SD, IPA akan mulai diajarkan, dan akan sering dijumpai pembelajaran dengan cara membaca teks bacaan sebagai sumber utama pembelajaran. Hasil kognitif yang disebut oleh Popert (1980) sebagai pendidikan yang terpisah ini kemudian akan disebut sebagai fakta yang akan ditemukan oleh siswa. Pada segi afektif, akan didapat hasil berupa sikap sains yang dapat berupa sikap positif hingga sikap yang negative. Ada suatu pemikiran pada masyarakat bahwa pendidikan itu identik dengan kerja keras sedangkan permainan dan kesenangan itu tidak sesuai untuk diterapkan pada pendidikan. Pada faktanya anak menyukai pembelajaran yang menyenangkan dan berkesan. Bermain sebenarnya merupakan cara anak untuk belajar secara menyenangkan.

Guided discovery tidak sekedar berpegang pada suatu percobaan, tetapi juga berpegang pada langkah kerja pada tiap percobaan itu. Anak anak akan diminta mengingat kembali dengan kegiatan sebelumnya lewat cara membandingkan, melihat pola, memprediksi, dan memberikan penjelasan pada percobaan yang baru saja dilaksanakannya agar menjadi pondasi dimana siswa dapat membangun logika pengetahuannya. Metode yang terkandung dalam guided discovery adalah pengajaran tidak langsung, dengan metode ini siswa tidak langsung diberi tahu hasil yang ingin dicapai dari pembelajaran.

Pada pembelajaran tidak langsung, banyak percobaan yang sering gagal dalam pembelajaran IPA karena tidak tersedianya guru pembimbing yang cukup. Disisi lain pada pengajaran secara langsung terjadi beberapa materi yang malah tidak disampaikan dan terlewatkan oleh guru. Penemuan terbimbing adalah pilihan yang tepat untuk menghindari dua kemungkinan terburuk itu. Dengan penemuan terbimbing anak akan menjadi lebih tanggap dan kritis pada saat pembelajaran, dan metode yang paling efektif untuk penemuan terbimbing ini adalah dengan metode pembelajaran tidak langsung.B. Jenis Jenis Pengetahuan dan Metode PembelajaranAda empat macam pengetahuan berdasar pemikiran Piaget beserta Kamii & Devries. Berdasarkan empat macam pengetahuan itu kemudian dibagi lagi menjadi karakteristik sebagai berikut:

1. Social-arbitrary knowledge

Berisi aturan pembelajaran, langkah langkah, kebiasaan, simbol simbol, aspek bahasa yang tertulis / tak tertulis. Hal hal yang dipelajari tidak harus dimengerti secara mendalam dan dapat dihafalkan. Metode yang tepat untuk pengajaran ini adalah metode pengajaran langsung. Contohnya:

Cara menyelesaikan persamaan alogaritma yang panjang. Cara membuat dan membaca grafik. Cara menggunakan alat ukur. Lirik dan nada pada lagu. Konsep dasar matematika. Aspek bahasa seperti kata sandi, pengucapan, pelafalan. 2. Physic knowledge

Didapat dari percobaan langsung dengan objek yang konkrit. Informasi diterima dari hasil observasi. Cara terbaik mempelajarinya dengan menyusunkan percobaan untuk siswa didik. Contohnya:

Suatu benda yang tenggelam atau terapung di air

Susunan yang terdiri dari batu baterai, bola lampu, dan kawat dapat membuat kawat menjadi panas atau tidak terjadi apa apa.

Soda api yang mengeluarkan suara desisan saat dicampur cuka.

Susunan hexagon yang bersesuaian pada lantai.3. Logical knowledge

Meliputi konsep, penggambaran umum, kesimpulan, dan pemikiran lebih tinggi yang berkaitan dengan observasi. Pengetahuan yang satu harus dikaitkan dengan pengetahuan yang lain. Pengetahuan ini dipelajari dengan cara membayangkan dengan logika, tidak dengan dihafalkan.

a. Cara kerja konkrit : siswa dapat mempelajari pengetahuan dengan percobaan yang membutuhkan keterampilan berdiskusi.

b. Cara kerja formal : siswa memahami pengetahuan dengan bahasanya sendiri tanpa harus melalui percobaan, dan membolehkan anak untuk bertanya.

Namun untuk mempelajari logical knowledge akan lebih mudah jika menggunakan suatu percobaan. Cara yang paling baik untuk ini adalah dengan diskusi yang melibatkan pemikiran kritis serta mengingat kembali materi yang telah diberikan.

Contohnya:

Lintasan listrik

Hubungan antara tinggi dan pantulan dari bola yang terjatuh

Hukum benda terapung

Konsep gravitasi4. Social-interactive knowledge

Isinya antara lain berhubungan dengan kerjasama dalam kelompok, dan menghargai adanya perbedaan. Social-interactive knowledge harus dilakukan secara berkelompok dengan diskusi terbimbing dalam kelompok itu sendiri.

Contohnya:

Berbelok

Bagikan

Mempertimbangkan perasaan orang lain

Aku mengerti pendapatmu, tetapi aku punya pendapat yang lain

C. Contoh Kegiatan IPA Menggunakan Guided Discovery

Kegiatan IPA melibatkan lebih dari satu jenis pengetahuan diantara objek pengetahuan itu sendiri. Sebagai contoh yakni pembelajaran dalam kelompok dengan kegiatan anak-anak melepaskan bola dari ketinggian tertentu dan mengamati bagaimana pantulan bola tersebut terjadi. Siswa mencatat data yang merupakan hasil pengamatan hubungan antara ketinggian menjatuhkan bola dengan ketinggian pantulan bola tersebut dalam lembar data. Setelah itu guru menunjukan pada siswa bagaimana untuk memasukan data dalam bagan diagram, setiap kelompok siswa mengkontruksi grafik mereka sendiri dengan data yang mereka miliki. Dan terakhir, secara keseluruhan mereka mendiskusikan grafik tersebut dalam kelas. Melalui berbagai pertanyaan, guru mengarahkan kondisi siswa dalam kelas untuk memikirkan hubungan yang terkait antara ketinggian pantulan bola terhadap ketinggian saat menjatuhkan. Setelah itu siswa menggunakan grafik yang telah dibuat tersebut untuk memprediksikan ketinggian pantuan bola terhadap ketinggian saat menjatuh, dan siswa belum memiliki pengetahuan sebelumnya mengenai hal tersebut dan akhirnya mereka membuktikan prediksi mereka melalui demonstasi dari guru. Dimateri ini, akivitas memantulkan bola dan pengukuran antara menjatuhkan dan ketinggian pantulan adalah contoh pembelajaran physic knowledge. Pengalaman langsung diperoleh dengan disediakan pengetahuan tentang bola dan pemantulan yang tidak terhitung jumlahnya. Ketika guru menunjukan pada siswa-siswanya bagaimana untuk membuat grafik, guru sedang mentransfer social-arbitrary knowledge. Menunjukan dan menceritakan secara langsung adalah cara yang baik untuk mengajarkan jenis pengetahuan ini. Guided discovery membiming anak-anak untuk merefleksi pengamatan mereka dan bagaimana grafik tersebut saling berkaitan. Ini adalah cara logical knowledge dibangun secara intern oleh masing-masing pembelajar. Sedangkan sistem pengelompokan ini didesain untuk memaksimalkan dan meningkatkan social-interactive knowledge.

Ringkasan Jenis-Jenis Pengetahuan Berdasarkan materi diatas, maka dapat disederhanakan bahwa jenis pengetahuan ada empat yaitu:

1. Pelajaran ditemukan berdasarkan pengamatan disebut physic knowledge.

2. Pelajaran dapat diketahui dengan memikirkan dari aktivitas pengetahuan fisik disebut logical knowledge.

3. Pelajaran dapat diingat tanpa harus adanya pemahaman disebut pengetahuan social-interactive knowledge.

4. Adanya keterlibatan siswa dalam kerja kelompok disebut social-interactive knowledge.

Mempertimbangkan pelajaran pemantulan bola kembali. Guru sudah mempresentasikan tabel data tanpa meminta kumpulan data-data siswa dari pengalaman siswa langsung. Hal tersebut merupakan penerapan dari social-arbitrary knowledge oleh guru (data dikumpulkan oleh guru) sedangkan untuk physic knowledge (data dikumpulkan oleh siswa sendiri). Beberapa siswa sudah memiliki jenis pengalaman sebelumnya dengan pemantulan bola sehingga membuat sisa pelajaran tersebut bermakna bagi siswa. Bagi siswa yang belum memiliki pengalaman tersebut sebelumnya, sisa pelajaran tersebut tidak akan bermakna. Ditambah lagi dengan kemungkinan bahwa banyak siswa yang akan tidak mampu memahami, dikarenakan guru ikut campur dalam bagian pelajaran tersebut sehingga berdampak juga pada menghilangkan sumber motivasi besar dan pembangunan sikap siswa. Mempertimbangkan pula apa perbedaan antara guru yang memperesentasikan secara langsung hasil kesimpulannya dengan guru yang mengarahkan siswa-siswanya secara tidak langsung untuk menarik sendiri kesimpulan mereka. Guru dapat menyisipkan social-arbitrary knowledge (kesimpulan orang lain), dan untuk logical knowledge (kesimpulan disimpulkan sendiri oleh siswa). Dalam diskusi tidak langsung, siswa memperoleh kesempatan untuk berfikir melalui langkah-langkah logika yang melibatkan langkah mereka sendiri dan untuk menarik kesimpulan mereka sendiri dalam cara mereka sendiri. Semua ini diperlukan untuk membangun pemahaman yang benar. Ketika guru mempresentasikan secara langsung kesimpulan sebuah materi, guru mencegah siswa membangun potensi mereka. Jenis pengetahuan yang dihasilkan adalah social-arbitrary knowledge daripada logika. Karena pendidikan tradisional tidak dibedakan antara jenis pengetahuan, guru cenderung mengajarkan segala sesuatu seolah-olah pengetahuan perubahan sosial (kami & DeVries, p.384).Selain itu, terdapat Standar kegiatan IPA yang harus diperhatikan untuk siswa apabila akan melakukan kegiatan physic knowledge, yakni:

1. Berbicaralah dengan tenang.

2. Tetaplah duduk di kursimu.

3. Angkat tanganmu apabila membutuhhkan bantuan.

4. Berhenti, lihat, dan dengarkan tanda yang ada.

D. Merencanakan & Mempresentasikan Penemuan Pembelajaran Guided Discovery

Pembelajaran dapat diajarkan lewat pengajaran langsung dengan cara menyusunnya menjadi bagian bagian rencana pengajaran berdasarkan setiap tujuannya. Pembelajaran dengan metode pengajaran langsung lebih mudah untuk dipresentasikan dengan menjelaskan hal yang sebenarnya seperti dengan cara bercerita. Di sisi lain materi akan lebih berkesan pada siswa lewat metode penemuan yang lebih melibatkan pemikiran siswa.

Untuk suatu objek seperti pada larva kumbang akan lebih mudah dipelajari dengan metode langsung menggunakan bahan ajar yang berbentuk buku teks. Akan tetapi, percobaan juga penting untuk pemahaman yang lebih baik bagi siswa. Alasan yang paling kuat untuk melakukan penemuan adalah untuk menanamkan proses kognitif, afektif, dan social, bukan hanya sekedar pada aspek kognitif.

Perbandingan yang terdapat pada pembelajaran bagian bagian tumbuhan

Guided discovery juga membutuhkan struktur, tetapi ada beberapa bentuk yang dapat dipilih berdasar tujuan khusus pada pembelajaran. Sehingga mempertimbangkan format rencana pembelajaran umum seperti :

1. Menunjukkan objek

2. Bahan bahan

3. Aktivitas pembelajaran

4. PenilaianBerikut perbedaan urutan antara metode pembelajaran langsung & penemuan terbimbing :

Pembelajaran LangsungGuided Discovery

Menunjukkan objekMenunjukkan objek

Bahan bahanBahan bahan

Aktivitas Pembelajaran

Motivasi

Presentasi

Praktik terbimbing

Praktik bebas

PenutupAktivitas Pembelajaran

Motivasi

Koleksi Data

Pemrosesan Data

Penutup

PenilaianPenilaian

E. Deskripsi dari Rencana Penemuan Pembelajaran Terbimbing1. Pengumpulan Data

Artinya mengumpulkan informasi dari sebuah kejadian. Informasi didapat melalui suatu objek / kegiatan / suatu pengukuran. Isinya dapat berupa rekaman suara, gambar, dll. Dalam hal ini ada keterlibatan antara pengumpulan data koleksi dengan data observasi. Data observasi meliputi suara, perasaan, bau, dan tandatanda tertentu. Pada siswa, datadata itu bisa disampaikan melalui diskusi. Prediksi, spekulasi, kesimpulan, dan pemikiran lainnya di luar observasi bukan termasuk contoh data. 2. Pemrosesan Data

Disini guru harus memandu siswa untuk mengolah data menjadi suatu kesimpulan. Penemuan terbimbing memerlukan stimulasi berpikir diluar observasi. Saat observasi berlangsung, anak membutukan bimbingan guru. Biasanya hal ini dapat diperoleh lewat diskusi. Dengan adanya diskusi, anak akan lebih terbantu untuk menghubungkan penalarannya dari hasil observasi dengan pengetahuan pokok yang ada di buku. Siswa akan diminta untuk menceritakan kembali pengalaman yang baru saja mereka alami setelah observasi. Cara lain untuk memproses data adalah menghubungkan materi pelajaran dengan tipe pembelajaran yang digunakan. Yaitu kolesi / hasil data akan ikut dilibatkan, namun tetap saja pemrosesan data harus disesuaikan dengan tingkat penalaran anak. CONTOH PENEMUAN PEMBELAJARAN TERBIMBING

Topik : Mengetahui Larva Kumbang Hitam

Menunjukkan Objek

Pada akhir aktivitas ini siswa harus mampu:

1. Mempraktikan dengan percaya diri saat memegang Larva Kumbang Hitam

2. Mendeskripsikan secara umum bentuk & tingkah laku dari Larva Kumbang Hitam

Bahanbahan

Untuk setiap anak:

1. Larva Kumbang Hitam dalam sebuah mangkuk kertas Kegiatan Pembelajaran

Guru memberikan arahan :

Lihat apa yang aku bawa ditanganku Standar pembelajaranPembelajaran kecil / pembelajaran ringan

Koleksi data

1. Guru memberi arahan Lihat apa yang bisa kamu amati

2. Guru memberikan waktu hingga 15 menit

3. Pengumpulan kembali Larva Kumbang tadi

Pemrosesan data

Guru menanyakn pada siswa apa hasil yang didapat.

1. Apa yang kamu amati dari Larva Kumbang Hitam?

2. Apa ada yang mengamati hal yang berbeda?

3. Apa lagi yang kamu temukan dari Larva Kumbang Hitam?

(Tulis jawaban siswa pada selembar kertas)

Penutup

Guru memberikan pengertian kembali pada siswanya.Besok kita akan mempelajari Larva Kumbang Hitam secara lebih dekat.

Penilaian

Observasi secara informalF. Modifikasi FormatSuatu pelajaran yang berhubungan satu sama lain tetapi tetap logis, diharapkan dapat meningkatkan keterampilan dan konsep yang sudah dikembangkan.

MODIFIKASI

Suatu praktikum itu harus diajarkan dengan cara instruksi langsung, maka harus dipandu oleh guru. Yang menjadi fitur penting dalam hal ini adalah harus mempertimbangkan bagian dari rencana pembelajaran. TUJUAN KINERJA

Selalu dibutuhkan sebuah tujuan dari setiap inti rencana pembelajaran. Guru memberikan informasi dari suatu tujuan pembelajaran yang akan dieplajari pada saat hari itu juga.

BAHAN-BAHAN

Suatu praktikum pembelajaran akan selalu mebutuhkan bahan, bahan yang bisa digunakan berulang kali seperti dalam KIT SISWA.

PENGUMPULAN DATA

Dibutuhkan pengumpulan data, kecuali ada siswa yang sebelumnya memang sudah punya bukti secara langsung dari hasil observasi. Pengumpulan data dan pengolahan data harus dikerjakan dalam waktu singkat.

PENGOLAHAN DATA

Selalu menyertakan bagian terpenting dari penemuan di praktikum yang dilakukan. Mungkin dibutuhkan diskusi di hari yang berbeda dari hari praktikum yang dilakukan. Tapi hal ini dianggap memperpanjang waktu, idealnya pengolahan data berlangsung cepat, sedangkan rincian pengamatan harusnya masih jelas dalam ingatan murit.

PENUTUP

Memutuskan bagaimana hasil dari praktikum. Akan lebih tepat jika meminta siswa untuk merangkum kesimpulan mereka sendiri. Jika siswa terus bisa berpikir dan mengembangkan ide-ide mereka, maka kesimpulan akan didapat dan biasanya kesimpulan akan ditutup dengan pertanyaan.

PENILAIAN

Guru menilai dengan melihat bagaimana tujuan praktikum itu terpenuhi.

Mungkin tidak ada perbedaan yang banyak antara aspek-aspek penting dari format yang telah dimodifikasi dengan aspek yang asli dari bagian rencana pembelajaran. Hal ini benar adanya karena sebagian besar yang dimodifikasi itu tidak mengurangi inti pembelajaran. Instruksi langsung sangat diperlukan dalam praktikum seperti ini, tidak hanya cukup dengan arahan sederhana. Arahan sederhana itu tidak cukup untuk menjelaskan, perlu adanya modifikasi dari instrumen langsung. Siswa harus diberi pertanyaan bahwa instrumen atau arahan dari guru telah dipahami oleh siswa. Suatu pengolahan data dalam hal ini dapat dilakukan di lain hari dari hari yang telah ditetapkan pengumpulannya. Tapi modifikasi hal ini dianggap menyita waktu karna membutuhkan waktu lebih dari satu hari. Perubahan format yang dilakukan seharusnya hanya instruksi langsung prosedur untuk menjadikan sesuatu tetap melibatkan arahan. CONTOH MODIFIKASI FORMATTopik : Mengamati Kumbang Hitam Lebih Dekat Tujuan pembelajaran

1. Mendemonstrasikan penggunaan kaca pembesar untuk melihat detail anatomi kumbang hitam.2. Mendeskripsikan kumbang hitam secara detail. Seperti jumlah kaki, jumlah bagian, rupa dan bentuk mulut.3. Mendeskripsikan dan mempraktikkan cara kumbang hitam berjalan.4. Menggambar kumbang hitam.5. Membandingkan antara foto kumbang hitam yang besar dengan gambaran siswa, serta menjelaskan bagaimana untuk membedakan 2 perbedaan itu.

Bahan

Untuk tiap siswa :

~ 1 mealworms

~ 1 kaca pembesar

~ 1 set kertas gambar

Untuk satu kelompok :

~ 1 set krayon

Untuk guru :~ Foto kumbang hitam yang besarAktivitas Belajar Motivasi

Guru memberikan penjelasan dan motivasi pada siswa tentang pelajaran apa yang akan dilakukan pada saat itu. Contoh : sekarang kita akan meneliti melaworms kita dengan kaca pembesar

Standar Pembelajaran

Pembelajaran kecil / pembelajaran ringan

Koleksi Data

1. Guru memberi perintah pada siswa untuk mencatat data lihat detail apa yang bisa kamu catat

2. Guru membagikan kumbang hitam dan kacapembesar

3. Guru memberikan waktu hingga 15 menit

4. Pengumpulan kembali kumbang hitam, kaca pembesar dan krayon

Pemrosesan Data

1. Guru menanyakan pada siswa data apa yang kamu catat? berapa banyak kakinya? berapa banyak bagiannya?

2. Menyuruh siswa untuk mempraktikkan cara kumbang hitam dengan diskusi

3. Membandingkan gambar kumbang hitam dari siswa dengan foto asli kumbang hitam yang dimiliki guru .

Penutup : kita akan menggunakan catatan ini lain kali untuk membantu kita menemukan informasi yang lain. Apa pendapatmu tentang yang akan kita lakukan? lihat ke mealworms nyata untuk menyimpulkan.

G. Belajar Dengan Lebih Jelas dan EfektifPoin poin yang perlu diperhatikan:

1. Guru memberikan petunjuk yang singkat dan jelas.

Siswa biasanya akan lupa dengan petunjuk yang telah dijelaskan oleh guru apabila petunjuk tersebut terlalu panjang dan tidak jelas. Sehingga mereka bingung apa yang akan mereka lakukan pada saat itu. Jadi petunjuk yang singkat dan jelaslah yang akan terekam jelas di memori siswa SD.

2. Mengurangi keikutsertaan guru dalam pengambilan data.Guru pertama-tama menjelaskan mengenai petunjuk percobaan. Untuk melakukan kegiatan, maka guru harus memberikan petunjuk dalam satu waktu secara singkat dan jelas. Karena siswa SD biasanya akan sibuk sendiri ketika peralatan percobaan sudah ada di depan mereka.

Ketika percobaan dimulai, guru sebisa mungkin tidak terlalu mencampuri urusan siswa saat mereka melakukan mengumpulkan / pengambilan data dari percobaan. Guru hanya memantau kegiatan siswa tanpa banyak berbicara kepada siswa. Guru diperkenankan berbicara apabila ada siswa yang bertanya. Hal ini bertujuan agar siswa dapat mengembangkan rasa percaya diri dan kemandirian mereka dalam melakukan suatu percobaan.3. Menggunakan alat & bahan yang dibagikan dan membersihkan secara cepat.Guru sebaiknya sudah mempersiapkan alat dan bahan apa saja yang diperlukan dalam percobaan. Sehingga ketika percobaan akan dimulai, guru dapat membagikan alat & bahan secara cepat tanpa menimbulkan kegaduhan siswa. Selain itu ketika percobaan sudah selesai, guru harus mencoba untuk mengarahkan siswa agar membereskan alat & bahan yang ada di meja mereka.4. Menegakkan standar ketertiban secara ketat.Biasanya ada beberapa siswa yang tidak bisa mengendalikan perilaku mereka saat percobaan berlangsung, sehingga guru harus menegakkan peraturan yang tegas agar siswa tersebut tidak mengganggu siswa yang lain.

5. Memberi penjelasan tentang pengetahuan baru.Pengetahuan atau informasi baru harus dijelaskan terlebih dahulu oleh guru kepada siswa. Guru harus menemukan cara bagaimana dia menjelaskan tentang hal-hal yang baru tersebut. Prosedur baru, lokasi baru, ide baru, perlatan baru, atau objek baru yang digunakan sebagai media pendukung pembelajaran harus dijelaskan secara bertahap. Beberapa guru biasanya berusaha menghindari penjelasan mengenai hal-hal baru tersebut. Karena biasanya siswa sulit memahami hal hal baru yang belum pernah mereka lihat maupun mereka alami.

6. Menjauhkan siswa dari alat dan bahan sebelum melakukan percobaan.

Jika guru mencoba menarik perhatian siswa dengan menggunakan alat dan bahan yang atraktif, mungkin guru tersebut dianggap gagal. Ada beberapa cara untuk menjauhkan siswa dari alat bahan percobaan. Misalnya, memindahkan siswa ke area yang biasa digunakan untuk berdiskusi jauh dari meja percobaan.H. Bagaimana Memimpin Diskusi Yang MenarikMemberi bimbingan dan materi serta mengawasi tahap-tahap pengumpulan data mata pelajaran merupakan hal yang relative mudah meskipun membutuhkan banyak waktu. Namun, kebanyakan guru melakukan pembelajaran di dalam kelas dalam waktu yang lama .

Rowe, dalam bukunya Teaching science as continous inquiry (1987) mengatakan bahwa ada perbedaan karakteristik antara metode pengajaran yang lama dengan metode pengajaran yang baru. Setiap orang akrab dengan diskusi, dimana focus atau perhatian utama adalah membahas kebenaran jawaban serta mencari banyak pujian atas pendapat atau ide-idenya dalam diskusi. Pelajar seringkali focus mempelajari bagaiman cara mendaptkan jawaban sesuai yang dikehendaki guru, sehingga anak membutuhkan waktu yang lama untuk belajar dan menghafal materi yang diajarkan guru. Diskusi mendorong anak agar belajar untuk berpikir dan membentuk kepribadian baik dalam bekerja. Dalam berdiskusi guru berperan dalam memberikan pertanyaan untuk merangsang atau mendorong siswa agar mau berpikir.

Guru mengajukan pertanyaan untuk memperoleh tanggapan dari siswa serta mambuat siswa untuk berpikir lebih maju dalam proses pembelajaran. Guru memulai pertanyaan dari level yang rendah sampai tinggi. Memulai dan mengakhiri pembelajaran dengan pertanyaan sangat diperlukan untuk mendapatkan beberapa perbedaan hipotesis dengan cepat. Kemudian, siswa dapat diminta untuk memberikan alasan dari pandangan mereka dalam hubungannya dengan observasi atau percobaan mereka , kemudian melakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapat fakta atau kebenaran.

Dalam menjaga situasi di sekelilingnya, guru biasanya memberi pujian dan beberapa hadiah untuk memberi semangat pada siswa. Namun di samping itu guru tidak boleh terlalu berlebihan dalam memberikan pujian pada siswa sehingga guru dapat tetap menjaga control permainannya. Untuk mengurangi penggunaan pujian terhadap anak, guru harus belajar untuk mendengarkan dan merespon ide-ide anak dengan baik.

Kelas diskusi tradisional biasanya ditandai dengan ciri-ciri : adanya pertanyaan guru , respon siswa sedikit, dan pujian dari guru ( meminta siswa untuk membantu sisiwa yang lain ). Namun, dalam situasi diskusi modern terdapat lebih banyak variasi, seperti jumlah waktu yang diperlukan guru untuk berbicara ( memberi petunjuk, memberi informasi, meminta pertanyaan, memberi pujian atau kritikan, dll ), serta kesempatan siswa berbicara lebih tinggi yakni dengan menyertakan siswa berbicara secara langsung satu sama lain dalam diskusi, dimana hal ini jarang terjadi di kelas diskusi tradisional. Dalam suasana diskusi ini, terkandang guru berfokus pada salah satu siswa dalam kelompok untuk memberi pertanyaan lebih jauh guna meneliti lebih spesifik lagi,meminta alasan, atau menambahkan gagasan terkait dengan respon/ tindakan siswa , jadi siswa tidak hanya memberikan jawaban atau respon yang singkat.I. Persiapan Kerja Berkeliling PosDalam pembelajaran tentang kumbang hitam, siswa bekerja sendiri dimana masing-masing dari mereka memiliki materi yang lengkap, pengumpulan data dengan cara yang sama, serta saling memberikan pertanyaan yang menarik dalam observasinya. Untuk aktivitas sederhana pada contoh ini, perbedaan antara bekerja individu dan kelompok tidak terlalu penting.Namun, dalam aktivitas yang lebih kompleks siswa harus bekerjasama untuk mengumpulkan data. Individu dalam kelompok ditugaskan untuk mencari informasi atau data, kemudian data tersebut diinformasikan dan didiskusikan dengan anggota kelompok sebelum dipresentasikan di kelas. Namun setiap kelompok memliki bermacam macam cara untuk mengumpulkan data. Walaupun mereka menggunakan peralatan dan tugas pokok yang sama.

Kegiatan selanjutnya yaitu berkeliling pos. Anak dalam kelompok diberi waktu untuk bekerja pada kelompoknya dan kemudian bergeser ke tempat(kelompok) selanjutnya. Setiap kelompok menyediakan materi dan tugas yang berbeda. Hal ini cocok untuk beberapa aktivitas yang di dalamnya memiliki banyak perbedaan kegiatan (sedikitnya memiliki 2 kegiatan yang berbeda). Keuntungan utamanya adalah penggunaan waktu dalam kelas dan materi secara efisien. Biasanya, setiap pos memiliki materi dan tugas yang berhubungan satu sama lain sehingga ketika siswa menyelesaikan semua pos, diskusi kelas selanjutnya dilakukan untuk memproses atau mengolah data.

Kegiatan berkeliling pos adalah cara yang sangat sederhana dalam kegiatan pengumpulan data saat pembelajaran. Namun, pengolahan data atau diskusi, tetap menjadi bagian pokok dalam setiap pembelajaran. Sekilas, hal ini terlihat lebih menarik, siswa menyiapkan materi atau data kemudian membandingkannya selama proses diskusi. Tetapi ada beberapa kondisi dimana berkeliling pos tidak dapat dilakukan, yaitu : (1) ketika kegiatannya berbeda dari setiap kelompok sehingga mereka tidak bisa berdiskusi sepenuhnya, membandingkan, dan mewakili selama pengolahan data; (2) ketika aktivitas pos lain cukup kompleks dalam melakukan kegiatan dengan waktu yang relative sedikit ; dan (3) ketika perintah untuk fakta-fakta secara berurutan dari aktivitas lebih penting.J. Perintah Untuk Berkelompok Belajar BekerjasamaBelajar bekerjasama merupakan strategi mengajar yang dapat mendorong kemampuan anak untuk bekerjasama dan lebih produktif dalam pembelajaran. Di satu sisi siswa bekerja dalam kelompok yang didominasi oleh seorang siswa dimana ia lebih banyak melakukan pekerjaan, mengeluarkan ide-ide, dan tidak memberi kesempatan kepada yang lain untuk berkontribusi dalam kelompok. Di sisi lain, kelompok yang bekerjasama memiliki hasil yang lebih baik dibanding kelompok yang didominasi oleh satu siswa pandai yang hanya bekerja sendiri.

Kelompok belajar bersama dibentuk oleh guru, hal ini lebih baik daripada siswa memilih sendiri untuk bekerja dengan siapa.Kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 anak terlihat bekerja lebih baik.Kelompok harus seheterogen mungkin.Ini berarti dengan mencampur laki-laki dan perempuan, siswa dengan masalah khusus, siswa berkemampuan tinggi dan rendah, dan tentunya siswa dari ras dan ethnic yang beragam dalam kelompok kelas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa belajar kelompok merupakan strategi yang efektif untuk diterapkan ,lebih baik bekerjasama antara laki-laki dan perempuan, anak yang terbatas dan tidak terbatas, serta anak minoritas dan nonminoritas (Slavin,1980). Anak biasanya tetap dalam 1 kelompok selama kurang lebih 6 minggu; kemudian baru berganti kelompok.

Sebagai contoh, dalam pengumpulan data, setiap kelompok akan mengumpulkan satu jenis data yang mencakup semua aspek tiap kelompok. Anak yang lain berkontribusi untuk mengumpulkan dan menyampaikan data tapi anak tidak memiliki datanya sendiri maupun data orang lain. Sehingga, jika observasi tidak lengkap dan hasilnya diluar dugaan, semua kelompok harus bertanggungjawab.Sebaliknya, hasil yang baik merupakan sesuatu yang patut dibanggakan oleh kelompok tersebut.

Dalam bekerja kelompok, dimulai dengan menerangkan prosesnya, membentuk kelompok, memberi masalah / persoalan dan tugas pada setiap kelompok, serta mengawasi pelaksanaan tugas dan kegiatan dalam kelompok. Johnson and Johnson (1987), ada empat elemen dasar untuk membangun kepercayaan antar siswa dan guru, yaitu :

1. Saling ketergantungan.

Siswa harus merasa bahwa kesuksesannya dalam tugas tergantung pada orang lain dan juga sebaliknya. Mereka akan sukses dan tidak bersama-sama.

2. Saling berinteraksi satu sama lain

Pandangan saling ketergantungan memudahkan untuk berdiskusi, berpendapat, dan mencoba untuk meyakinkan satu sama lain. Hal ini merupakan perubahan dalam proses belajar.

3. Tanggungjawab individu

Setiap anggota kelompok bertanggungjawab untuk belajar dan berpartisipasi dengan baik.Partisipasi yang dimaksud bukanlah untuk kepentingan sendiri. Namun adalah partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.

4. Ketepatan menggunakan kemampuan ilmu social

Siswa harus diajari bahwa kemampuan ilmu social dibutuhkan untuk bekerjasama dan memotivasi mereka untuk menggunakannya.

Hal penting untuk diingat adalah membentuk kelompok tanpa memperhatikan gender dan ethnic serta untuk mengajarkan dan mempromosikan bahwa kemampuan berinteraksi social dibutuhkan untuk bekerja kelompok secara efektif.K. Pengaruh Usia Dan Kematangan Dalam MetodeDi bab ini kita sudah mempelajari tentang guided discovery, metode perkembangan ini dapat diterapkan oleh semua murid, termasuk yang termuda. Normalnya, penggunaan teknik manajemen dan tips mengajar yang dijelaskan di sini dapat berhasil diterapkan untuk semua tingkat usia. Perbedaan antara kelas bawah dengan kelas menengah akan muncul dalam beberapa cara. Siswa yang masih kecil mungkin perlu untuk tetap menggunakan prosedur yang cukup sederhana, sedangkan siswa yang lebih besar memiliki potensi untuk menyimpan satu set arahan yang lebih kompleks dalam pikiran mereka, dimana perbedaan utama antar golongan usia ini ditunjukan pada bagian pengolahan data materi. Diskusi dengan siswa yang kecil harus menekankan deskripsi dan perbandingan objek dan peristiwa yang dapat mereka amati. Siswa yang lebih tua harus memulai diskusi mereka dengan cara yang sama, kemudian menuju ke kemampuan berpikir tingkat tinggi, seperti menyimpulkan, memprediksi dari grafik, dan perencanaan acara eksperimen.Cara lain untuk berpikir tentang tingkat kemampuan berpikir adalah sebagai proses sains. Proses dasar, yang diperkenalkan dalam bab 6, umumnya tepat untuk digunakan selama diskusi dalam penemuan dipandu. Di bab 8, Anda akan belajar tentang menggunakan proses yang lebih maju, seperti memprediksi, menyimpulkan, mengendalikan variabel, dan hipotesa.Langkah- alngkah untuk memulai guided discovery, yaitu sebagai berikut :

1. mengulas kembali standar tingkah laku

2. dilarang untuk mengatakan kepada siswa tentang objek materi atau mempresentasikan konsepnya

3. berikan secara jelas ringkasan petunjuk untuk prosedur yang akan digunakan. Siswa seharusnya tidak menciptakan prosedur mereka sendiri di dalam metode ini. Petunjuk untuk prosedur yang lebih kompleks seharusnya dibuat secara jelas sebelum siswa melakukannya.

4. memperkenalkan istilah-istilah baru hanya yang dibutuhkan dalam konteks, hal tersebut dimunculkan secara alami dalam materi tersebut.

Hal tersebut menjadi tidak bermanfaat apabila isilah-istilah tersebut diajarkan sebelum makna kontekstualnya dikembangkan dan hal tersebut dapat menghalangi pengembangan makna di kemudian hari.

5. ketika siswa bekerja secara produktif selama pengumpulan data, dilarang menangani kondisi kelas secara kesseluruhan. Jangan mengganggu ketika mereka sedang mengerjakan apa yang mereka seharusnya dikerjakan.

6. berbicara lembut pada siswa sesuai dengan kebutuhan, hanya untuk mencegah kebosanan atau frustasi siswa. Perasaan frustasi maupun bosan dapat dicegah dengan upaya yang bermanfaat seperti metode guided discovery.

7. pisahkan siswa dari materi-materi sebelum mencoba untuk mengadakan diskusi.

8. selama memproses data, pertama mintalah siswa untuk melaporkan data mereka dan juga untuk medeskripsikan pengamatan mereka.

9. melanjutkan diskusi diluar pendeskripsian dengan mempertanyakan berbagai tingkatan pertanyaan seperti menarik kesimpulan, pembenaran, generalisasi dan spekulasi tentang system yang terkait belum pendalaman.

10. jangan memberikan kesimpulan materi untuk siswa. Minta siswa untuk menarik kesimpulan.BAB III PENUTUP

A. KESIMPULANPelaksanaan pembelajaran saat ini tidak hanya dapat dilakukan dengan metode intruksi langsung, namun juga dapat diimbangi dengan metode pengumpulan dan pengolahan data. Pengumpulan data terdiri dari aktivitas pengamatan siswa yang berlangsung secara terus-menerus menggunakan proses dasar IPA. Sedangkan pengelohan data dapat dilakukan melalui diskusi kelas yang dipimpin oleh guru untuk mengarahkan siswa dalam merefleksi apa yang sudah dipelajari sebelumnya. Secara bertahap guru dapat memberikan pertanyaan kognitif untuk membantu siswa megkonstruksikan pemikiran mereka ke arah pemahaman yang lebih mendalam. Usia dan kematangan siswa juga turut menentukan seberapa jauh proses ini berlanjut, siswa yang berada di kelas atas diharapkan mampu mencakup abstraksi yang lebh luas dibandingkan dengan siswa yang berusia rendah.

Pembelajaran kooperatif dapat digunakan sebagai cara untuk mengatur siswa selama pembelajaran dengan guided discovery berlangsung. Tujuan dari metode ini adalah menjamin semua siswa untuk berpartisipasi dalam mengkonstruksi pemahaman, bertukar ide secara kooperaif, dan belajar bekerjasama dalam kelompok. Ada empat jenis pengetahuan yang berasal dari teori Piaget, yaitu:

1. Pengetahuan socil arbitrary: adalah pengetahuan yang memungkinkan untuk mengingat tanpa adanya pemahaman terlebih dahulu.2. Pengetahuan fisik: pengetahuan didapat dari percobaan langsung dengan objek yang konkrit. Informasi diterima dari hasil observasi.

3. Pengetahuan logika: adalah hasil dari pemikiran tentang pengetahuan fisik dan jenis pengetahuan lainnya. Dengan merefleksikan, siswa akan membangun koneksi antara ide baru dengan pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya.

4. Interaksi social: berkenaan dengan menafsirkan pengetahuan sebagai hasil dari sejumlah interaksi dan melakukan adaptasi untuk kerjasama dalam lingkup sosial.

Berbagai jenis pengetahuan ini dapat dipilih guru sebagai cara terbaik untuk mengajar. Namun karena gagasan ini masih dianggap baru, guru dengan latar belakang pendidikan yang sudah lama akan mempunyai kecenderungan untuk mengajarkan segala sesuatunya seperti pengetahuan yang berbasis sosial. Ketika pertama kali guru mencoba metode guided discovery, terkadang mereka secara ekstrim mengajarkan suatu materi seolah-olah semua materi tersebut adalah pengetahuan fisik atau sosial, sehingga siswa tidak memiliki kesempatan untuk menemukan dan mengklasifikasi sendiri pengetahuan baru yang akan mereka peroleh. B. SARANGuru sebaiknya mampu menentukan maupun memilih metode yang terbaik untuk mengajar peserta didiknya. Meskipun. metode yang harus dipilih dalam mengajar adalah metode pengajaran tidak langsung, yang tentunya lebih sulit bagi guru dibandingkan metode pengajaran secara langsung karena metode ini membutuhkan lebih banyak waktu dan energy, guru harus mampu mengemas pembelajaran sedemikian rupa sehingga para siswanya dapat terlibat dan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran di dalam kelas.

Oleh karena itu, salah satu metode pembelajaran aktif yang dapat diterapkan oleh guru adalah metode guided discovery (pembelajaran terbimbing) karena dengan metode ini para siswa akan diminta mengingat kembali dengan kegiatan sebelumnya lewat cara membandingkan, melihat pola, memprediksi, dan memberikan penjelasan pada percobaan yang baru saja dilaksanakannya agar menjadi pondasi dimana siswa dapat membangun logika pengetahuannya dan dapat mengingat suatu objek secara lebih mendalam.

12