Top Banner
JAKARTA 2009 KATA PENGANTAR Syukur alhamdulilah, saya ucapkan kepada Allah yang telah banyak memberikan nikmatNya, sehingga dapat terselesaikannya makalah ini. Ucapan terimakasih pun saya haturkan kepada dosen dietetik degeneratif (teori), ibu Ani Prasetyaningsih yang memberikan saya kesempatan membahas lebih jauh tentang penyakit Gagal Jantung (Congestive Heart Failure/CHF). Dalam makalah ini saya mengulas cukup banyak materi yang sekiranya bisa membantu untuk kehidupan masyarakat pada umumnya. Karena lengkap dengan pembahasan penatalaksanaan diet nya bagi penyembuhan pasien CHF. 1
39

Makalah CHF

Jan 05, 2016

Download

Documents

yosi saputra

Congestive Heart Failure
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Makalah CHF

JAKARTA

2009

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulilah, saya ucapkan kepada Allah yang telah banyak

memberikan nikmatNya, sehingga dapat terselesaikannya makalah ini.

Ucapan terimakasih pun saya haturkan kepada dosen dietetik degeneratif

(teori), ibu Ani Prasetyaningsih yang memberikan saya kesempatan membahas

lebih jauh tentang penyakit Gagal Jantung (Congestive Heart Failure/CHF).

Dalam makalah ini saya mengulas cukup banyak materi yang sekiranya bisa

membantu untuk kehidupan masyarakat pada umumnya. Karena lengkap dengan

pembahasan penatalaksanaan diet nya bagi penyembuhan pasien CHF.

Jakarta, 14 oktober 2009

1

Page 2: Makalah CHF

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................3

BAB I..............................................................................................................4

BAB II............................................................................................................8

BAB III...........................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................22

2

Page 3: Makalah CHF

BAB I

A. PENDAHULUAN

Sistem kardiovaskuler merupakan sistem yang memberi fasilitas proses

pengangkutan berbagai substansi dari, dan ke sel-sel tubuh. Sistem ini terdiri dari

organ penggerak yang disebut jantung, dan sistem saluran yang terdiri dari arteri

yang mergalirkan darah dari jantung, dan vena yang mengalirkan darah menuju

jantung.

Jantung manusia merupakan jantung berongga yang memiliki 2 atrium dan 2

ventrikel. Jantung merupakan organ berotot yang mampu mendorong darah ke

berbagai bagian tubuh. Jantung manusia berbentuk seperti kerucut dan berukuran

sebesar kepalan tangan, terletak di rongga dada sebalah kiri. Jantung dibungkus

oleh suatu selaput yang disebut perikardium. Jantung bertanggung jawab untuk

mempertahankan aliran darah dengan bantuan sejumlah klep yang melengkapinya.

Untuk mejamin kelangsungan sirkulasi, jantung berkontraksi secara periodik.

Otot jantung berkontraksi terus menerus tanpa mengalami kelelahan.

Kontraksi jantung manusia merupakan kontraksi miogenik, yaitu kontaksi yang

diawali kekuatan rangsang dari otot jantung itu sendiri dan bukan dari syaraf.

Terdapat beberapa bagian jantung (secara anatomis) akan kita bahas dalam

makalah ini, diantaranya yaitu :

a. Bentuk Serta Ukuran Jantung

3

Page 4: Makalah CHF

Jantung merupakan organ utama dalam sistem kardiovaskuler. Jantung

dibentuk oleh organ-organ muscular, apex dan basis cordis, atrium kanan dan kiri

serta ventrikel kanan dan kiri. Ukuran jantung panjangnya kira-kira 12 cm, lebar

8-9 cm seta tebal kira-kira 6 cm. Berat jantung sekitar 7-15 ons atau 200 sampai

425 gram dan sedikit lebih besar dari kepalan tangan.

Ada 4 ruangan dalam jantung dimana dua dari ruang itu disebut atrium dan

sisanya adalah ventrikel. Pada orang awam, atrium dikenal dengan serambi dan

ventrikel dikenal dengan bilik.

Kedua atrium merupakan ruang dengan dinding otot yang tipis karena

rendahnya tekanan yang ditimbulkan oleh atrium. Sebaliknya ventrikel

mempunyai dinding otot yang tebal terutama ventrikel kiri yang mempunyai

lapisan tiga kali lebih tebal dari ventrikel kanan.

Kedua atrium dipisahkan oleh sekat antar atrium (septum interatriorum),

sementara kedua ventrikel dipisahkan oleh sekat antar ventrikel (septum inter-

ventrikulorum). Atrium dan ventrikel pada masing-masing sisi jantung

berhubungan satu sama lain melalui suatu penghubung yang disebut orifisium

atrioventrikuler. Orifisium ini dapat terbuka atau tertutup oleh suatu katup

atrioventrikuler (katup AV). Katup AV sebelah kiri disebut katup bikuspid (katup

mitral) sedangkan katup AV sebelah kanan disebut katup trikuspid.

4

Page 5: Makalah CHF

b. Katup-Katup Jantung

Diantara atrium kanan dan ventrikel kanan ada katup yang memisahkan

keduanya yaitu katup trikuspid, sedangkan pada atrium kiri dan ventrikel kiri juga

mempunyai katup yang disebut dengan katup mitral/ bikuspid. Kedua katup ini

berfungsi sebagai pembatas yang dapat terbuka dan tertutup pada saat darah

masuk dari atrium ke ventrikel.

1) Katup Trikuspid

Katup trikuspid berada diantara atrium kanan dan ventrikel kanan. Bila

katup ini terbuka, maka darah akan mengalir dari atrium kanan menuju ventrikel

kanan. Katup trikuspid berfungsi mencegah kembalinya aliran darah menuju

atrium kanan dengan cara menutup pada saat kontraksi ventrikel. Sesuai dengan

namanya, katup trikuspid terdiri dari 3 daun katup.

2) Katup pulmonal

5

Page 6: Makalah CHF

Setelah katup trikuspid tertutup, darah akan mengalir dari dalam ventrikel

kanan melalui trunkus pulmonalis. Trunkus pulmonalis bercabang menjadi arteri

pulmonalis kanan dan kiri yang akan berhubungan dengan jaringan paru kanan

dan kiri. Pada pangkal trunkus pulmonalis terdapat katup pulmonalis yang terdiri

dari 3 daun katup yang terbuka bila ventrikel kanan berkontraksi dan menutup bila

ventrikel kanan relaksasi, sehingga memungkinkan darah mengalir dari ventrikel

kanan menuju arteri pulmonalis.

3) Katup bikuspid

Katup bikuspid atau katup mitral mengatur aliran darah dari atrium kiri

menuju ventrikel kiri.. Seperti katup trikuspid, katup bikuspid menutup pada saat

kontraksi ventrikel. Katup bikuspid terdiri dari dua daun katup.

4) Katup Aorta

Katup aorta terdiri dari 3 daun katup yang terdapat pada pangkal aorta.

Katup ini akan membuka pada saat ventrikel kiri berkontraksi sehingga darah

akan mengalir keseluruh tubuh. Sebaliknya katup akan menutup pada saat

6

Page 7: Makalah CHF

ventrikel kiri relaksasi, sehingga mencegah darah masuk kembali kedalam

ventrikel kiri.

Jantung adalah salah satu organ tubuh yang vital. Jantung kiri berfungsi

memompa darah bersih (kaya oksigen/zat asam) ke seluruh tubuh, sedangkan

jantung kanan menampung darah kotor (rendah oksigen, kaya karbon dioksida/zat

asam arang), yang kemudian dialirkan ke paru-paru untuk dibersihkan. Jantung

normal besarnya segenggam tangan kiri pemiliknya. Jantung berdenyut 60-80 kali

per menit, denyutan bertambah cepat pada saat aktifitas atau emosi, agar

kebutuhan tubuh akan energi dapat terpenuhi. Andaikan denyutan jantung 70 kali

per menit, maka dalam 1 jam jantung berdenyut 4200 kali atau 100.800 kali sehari

semalam. Tiap kali berdenyut dipompakan darah sekitar 70 cc, jadi dalam 24 jam

jantung memompakan darah sebanyak kira-kira 7000 - 7.571 liter.

Jantung mempunyai dua fungsi :

1. Jantung harus menyediakan darah yang cukup mengandung oksigen dan

nutrisi untuk organ-organ dari tubuh, darah ini harus mempunyai tekanan

yang cocok untuk perfusi dan pemberian makanan. Pada saat yang sama

jantung juga harus memompakan darah yang mengandung bahan-bahan

sisa ke organ-organ ekskresi misalnya hati dan ginjal dan memompakan

darah yang suhunya berlebihan ke sistem pendingin dari tubuh, yaitu

pembuluh darah di kulit. Semua hal ini dapat dilakukan oleh jantung

sebelah kiri.

2. Fungsi lain dari jantung ialah mengisi darah dengan oksigen yang segar

dari udara dan pada saat yang bersamaan mengekskresi salah satu hasil

akhir metabolisme yaitu karbondioksida. Pertukaran kedua gas ini dengan

udara dari alveoli paru berlangsung melaui membran alveolus yang sangat

tipis. Jika tekanan sama tingginya dengan tekanan di bilik kiri atau aorta,

cairan darah segera akan mengisi alveoli dengan cara filtrasi dan penderita

akan mati oleh karena edema paru.

Gagal jantung sangat sering ditemukan. Penyakit ini termasuk salah satu dari

urutan tertinggi dalam daftar penyebab kematian dikebanyakan negara-negara

7

Page 8: Makalah CHF

Barat, tetapi di negara tropis penyakit ini juga merupakan penyebab sangat

penting dari invaliditas dan bahkan kematian.

BAB II

B. PEMBAHASAN

Definisi Penyakit Gagal Jantung (Congestive Heart Failure/CHF)

Penyakit Gagal Jantung yang dalam istilah medisnya disebut dengan "Heart

Failure atau Cardiac Failure", merupakan suatu keadaan darurat medis dimana

jumlah darah yang dipompa oleh jantung seseorang setiap menitnya {curah

jantung (cardiac output)} tidak mampu memenuhi kebutuhan normal metabolisme

tubuh. Dampak dari gagal jantung secara cepat berpengaruh terhadap kekurangan

penyediaan darah, sehingga menyebabkan kematian sel akibat kekurangan

oksigen yand dibawa dalam darah itu sendiri. Kurangnya suplay oksigen ke otak

(Cerebral Hypoxia), menyebabkan seseorang kehilangan kesadaran dan berhenti

bernafas dengan tiba-tiba yang berujung pada kematian.

Gagal jantung kongestif pada bayi dan anak merupakan kegawatdaruratan

yang sangat sering dijumpai oleh petugas kesehatan dimanapun berada. Keluhan

dan gejala sangat bervariasi sehingga sering sulit dibedakan dengan akibat

penyakit lain di luar jantung.

8

Page 9: Makalah CHF

Kondisi pada penyakit gagal jantung bukanlah berarti bahwa jantung stop

bekerja (cardiac arrest), melainkan jantung tidak lagi mampu memompakan darah

sebagaimana tugasnya sehari-hari bagi tubuh seseorang.

Mekanisme dari gagal jantung :

Biasanya yang pertama mengalami kegagalan ialah bilik kiri. Lagipula,

bilik kiri mempunyai tugas yang paling berat. Jika bilik kiri tidak mampu

memompakan darah, maka timbul tiga hal :

1. Darah yang tinggal di dalam bilik kiri akan lebih banyak pada akhir sistole

daripada sebelumnya dan karena pengisian pada saat diastole berlangsung

terus, maka akan terdapat lebih banyak darah di dalam bilikk kiri pada

akhir diastole. Peninggian volume dari salah satu ruang jantung, dalam hal

ini bilik kiri (preload). Jika penyakit jantung berlanjut, maka diperlukan

peregangan yang makin lama makin besar untuk menghasilkan energi

yang sama. Pada satu saat akan terjadi bahwa peregangan diastolik yang

lebih besar tidak lagi menghasilkan kontraksi yang lebih baik dan jantung

akan gagal melakukan fungsinya (dekompensasi).

2. Jika bilik kiri tidak mampu memompakan darahnya yang cukup ke aorta

untuk memenuhi kebutuhan dari organ yang terletak perifer, berarti curah

jantung sangat rendah dan juga akan menimbulkan tekanan darah yang

rendah. Pada kebanyakan kasus, hal ini akan menimbulkan perasaan lelah

pada penderita. Curah jntung yang rendah menimbulkan perasaan lesu.

Pada kasus-kasus yang berat, perfusi darah arteri ke otak akan berkurang

dan otak akan menderita, yang akan menimbulkan kecendrungan

timbulnya pingsan, meskipun hal ini jarang ditemukan pada gagal jantung

kronik kecuali miokard yang mengalami kerusakan hebat atau ritme

jantung sangat abnormal.

3. Sistim Renin-angiontensin-aldosteron (sistim RAA)

Karena perfusi dari glomerus berkurang, maka ultrafiltrasinya juga akan

berkurang, natrium direabsorpsi lebih sempurna di dalam nefron dan

natrium yang hilang dari urin akan berkurang. Pada saat yang sama perfusi

dari aparatus jugstaglomerular juga berkurang sistem RAA diaktifkan akan

9

Page 10: Makalah CHF

terjadilah sekresi aldosteron oleh kelenjar adrenal. Aldosteron ini akan

menyebabkan reabsorpsi Na+ di tubulus distal bertambah banyak yang

diganti dengan ion K+ dan H+. Akibat dari retensi natrium ini ialah

tertahannya air dalam ruang ekstra seluler dan dalam aliran darah oleh

tekanan osmotik dari natrium. Volume darah akan bertambah dan

cadangan vena akan terisi penuh dengan darah. Tekanan di dalam vena

sistemik sentral akan meninggi. Serambi dan bilik akan lebih diregangkan

dari sebelumnya (preload yang meninggi) dan dengan demikian

mekanisme kompensasi dapat diperbaiki. Namun bertambahnya isi darah

ven aakan menyebabkan hepatomegali. Penambahan jumlah ion Na+ dan

H2O pada ruang interstisial bersama-sama dengan tekanan yang tinggi di

dalam sistim vena kadang-kadang akan menimbulkan pitting edema.

Etiologi Gagal Jantung

Penyebab gagal jantung dapat berupa faktor dari dalam jantung itu sendiri

maupun dari luar. Faktor dari dalam lebih sering karena terjadinya kerusakan-

kerusakan yang sudah dibawa, sedangkan faktor dari luar cukup banyak, antara

lain: penyakit jantung koroner, hipertensi, dan diabetes mellitus.

Terdapat tiga kondisi yang mendasari terjadinya gagal jantung, yaitu :

1. Gangguan mekanik ; beberapa faktor yang mungkin bisa terjadi secara tunggal

atau bersamaan yaitu :

Beban tekanan

Beban volume

Tamponade jantung atau konstriski perikard (jantung tidak dapat diastole).

Obstruksi pengisian bilik

Aneurisma bilik

Disinergi bilik

10

Page 11: Makalah CHF

Restriksi endokardial atau miokardial

2. Abnormalitas otot jantung

Primer : kardiomiopati, miokarditis metabolik (DM, gagal ginjal kronik,

anemia) toksin atau sitostatika.

Sekunder: Iskemia, penyakit sistemik, penyakit infiltratif, korpulmonal

3. Gangguan irama jantung atau gangguan konduksi

Di samping itu penyebab gagal jantung berbeda-beda menurut kelompok

umur, yakni pada masa neonatus, bayi dan anak.

Periode Neonatus

Disfungsi miokardium relatif jarang terjadi pada masa neonatus, dan bila ada

biasanya berhubungan dengan asfiksia lahir, kelainan elektrolit atau gangguan

metabolik lainnya. Lesi jantung kiri seperti sindrom hipoplasia jantung kiri,

koarktasio aorta, atau stenosis aorta berat adalah penyebab penting gagal jantung

pada 1 atau 2 minggu pertama.

Periode Bayi

Antara usia 1 bulan sampai 1 tahun penyebab tersering ialah kelainan struktural

termasuk defek septum ventrikel, duktus arteriosus persisten atau defek septum

atrioventrikularis. Gagal jantung pada lesi yang lebih kompleks seperti

transposisi, ventrikel kanan dengan jalan keluar ganda, atresia tricuspid atau

trunkus arteriosus biasanya juga terjadi pada periode ini.

Periode Anak

Gagal jantung pada penyakit jantung bawaan jarang dimulai setelah usia 1 tahun.

Di negara maju, karena sebagian besar pasien dengan penyakit jantung bawaan

11

Page 12: Makalah CHF

yang berat sudah dioperasi, maka praktis gagal jantung bukan menjadi masalah

pada pasien penyakit jantung bawaan setelah usia 1 tahun.

Perubahan-perubahan yang terlihat pada gagal jantung :

1 2 3

Keterangan :

Gambar 1 : Jantung normal.

Gambar 2 : Dinding jantung merentang dan bilik-bilik jantung membesar, dinding

jantung merentang untuk menahan lebih banyak darah.

12

Page 13: Makalah CHF

Gambar 3 : Dinding-dinding jantung menebal, dinding otot jantung menebal

untuk memompa lebih kuat.

Epidemiologi

Gagal jantung adalah merupakan suatu sindrom, bukan diagnosa penyakit. 

Sindrom gagal jantung kongestif (Chronic Heart Failure/ CHF) juga mempunyai

prevalensi yang cukup tinggi pada lansia dengan prognosis yang buruk. 

Prevalensi CHF adalah tergantung umur/age-dependent.  Menurut penelitian,

gagal jantung jarang pada usia di bawah 45 tahun, tapi menanjak tajam pada usia

75 – 84 tahun.

Dengan semakin meningkatnya angka harapan hidup, akan didapati prevalensi

dari CHF yang meningkat juga.  Hal ini dikarenakan semakin banyaknya lansia

yang mempunyai hipertensi akan mungkin akan berakhir dengan CHF.  Selain itu

semakin membaiknya angka keselamatan (survival) post-infark pada usia

pertengahan, menyebabkan meningkatnya jumlah lansia dengan resiko mengalami

CHF.

Angka kejadian PJPD (Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah) di Amerika

Serikat pada tahun 1996 dilaporkan hampir mencapai 60 juta penderita, ternyata

dari 5 orang Amerika 1 diantaranya menderita PJPD. Macam-macam PJPD di

negeri itu dapat dilihat pada tabel 1. Tekanan darah tinggi paling sering dijumpai,

disusul dengan Penyakit Jantung Koroner dan Stroke. Gagal Jantung Kongestif

merupakan komplikasi Tekanan Darah Tinggi yang tak terkontrol dengan baik,

atau PJK yang luas, cukup sering ditemukan.

JENIS PENYAKIT JUMLAH PENDERITA

Tekanan Darah Tinggi 50.000.000

Penyakit Jantung Koroner 12.000.000

Infark Miokard 7.000.000

Iskemia Miokard 6.200.000

13

Page 14: Makalah CHF

Stroke 4.400.000

Gagal Jantung Kongestif 4.000.000

Penyakit Jantung Reumatik 1.800.000

Penyakit Jantung Bawaan 1. 000.000

Tabel 1. Jenis Penyakit Jantung dan pembuluh Darah serta angka kejadiannya di

USA

Tanda dan Gejala Penyakit Gagal Jantung (CHF)

Tanda serta gejala penyakit gagal jantung dapat dibedakan berdasarkan

bagian mana dari jantung itu yang mengalami gangguan pemompaan darah, lebih

jelasnya sebagai berikut :

1. Gagal jantung sebelah kiri ; menyebabkan pengumpulan cairan di dalam

paru-paru (edema pulmoner), yang menyebabkan sesak nafas yang hebat.

Pada awalnya sesak nafas hanya dirasakan saat seseorang melakukan

aktivitas, tetapi sejalan dengan memburuknya penyakit maka sesak nafas

juga akan timbul pada saat penderita tidak melakukan aktivitas. Sedangkan

tanda lainnya adalah cepat letih (fatigue), gelisah/cemas (anxity), detak

jantung cepat (tachycardia), batuk-batuk serta irama degub jantung tidak

teratur (Arrhythmia).

2. Sedangkan Gagal jantung sebelah kanan ; cenderung mengakibatkan

pengumpulan darah yang mengalir ke bagian kanan jantung. Sehingga hal

ini menyebabkan pembengkakan di kaki, pergelangan kaki, tungkai, perut

(ascites) dan hati (hepatomegaly). Tanda lainnya adalah mual, muntah,

keletihan, detak jantung cepat serta sering buang air kecil (urin) dimalam

hari (Nocturia).

CHF menurut New York Heart Assosiation dibagi menjadi :

Grade 1 :  Penurunan fungsi bilik kiri tanpa gejala.

Grade 2 :  Sesak nafas saat aktivitas berat

Grade 3 :  Sesak nafas saat aktivitas sehari-hari.

14

Page 15: Makalah CHF

Grade 4 :  Sesak nafas saat sedang istirahat.

Manifestasi klinis Gagal Jantung (CHF)

Manifestasi klinis gagal jantung bervariasi, tergantung dari umur pasien,

beratnya gagal jantung, etiologi penyakit jantung, ruang-ruang jantung yang

terlibat, apakah kedua ventrikel mengalami kegagalan serta derajat gangguan

penampilan jantung.

Pada bayi, gejala Gagal jantung biasanya berpusat pada keluhan orang

tuanya bahwa bayinya tidak kuat minum, lekas lelah, bernapas cepat, banyak

berkeringat dan berat badannya sulit naik. Pasien defek septum bilik atau duktus

arteriosus persisten yang besar seringkali tidak menunjukkan gejala pada hari-hari

pertama, karena pirau yang terjadi masih minimal akibat tekanan bilik kanan dan

arteri pulmonalis yang masih tinggi setelah beberapa minggu (2-12 minggu),

biasanya pada bulan kedua atau ketiga, gejala gagal jantung baru nyata. Anak

yang lebih besar dapat mengeluh lekas lelah dan tampak kurang aktif, toleransi

berkurang, batuk, mengidap sesak napas dari yang ringan (setelah aktivitas fisik

tertentu) sampai sangat berat (sesak napas pada waktu istirahat).

Pasien dengan kelainan jantung yang dalam kompensasi karena pemberian

obat gagal jantung, dapat menunjukkan gejala akut gagal jantung bila dihadapkan

kepada stress, misalnya penyakit infeksi akut. Pada gagal jantung kiri atau gagal

jantung ventrikel kiri yang terjadi karena adanya gangguan pemompaan darah

oleh ventrikel kiri, biasanya ditemukan keluhan berupa perasaan badan lemah,

berdebar-debar, sesak, batuk, anoreksia, keringat dingin.

Tanda obyektif yang tampak berupa takikardi, dispnea, ronki basah paru di

bagian basal, bunyi jantung III (diastolic gallop)atau terdengar bising apabila

terjadi dilatasi bilik, pulsus alternan. Pada gagal jantung kanan yang dapat terjadi

karena gangguan atau hambatan daya pompa bilik kanan sehingga isi bilik kanan

menurun, tanpa didahului oleh adanya Gagal jantung kiri, biasanya gejala yang

ditemukan berupa edema tumit dan tungkai bawah, hepatomegali, lunak dan nyeri

15

Page 16: Makalah CHF

bila ditekan; edema pada vena perifer (vena jugularis), gangguan gastrointestinal

dan asites. Keluhan yang timbul berat badan bertambah akibat penambahan cairan

badan, kaki bengkak, perut membuncit, perasaan tidak enak di epigastrium.

Pada penderita gagal jantung kongestif, hampir selalu ditemukan :

Gejala paru berupa : dyspnea, orthopnea dan paroxysmal nocturnal

dyspnea.

Gejala sistemik berupa lemah, cepat lelah, oliguri, nokturi, mual, muntah,

asites, hepatomegali, dan edema perifer.

Gejala susunan saraf pusat berupa insomnia, sakit kepala, mimpi buruk

sampai delirium.

Pada kasus akut, gejala yang khas ialah gejala edema paru yang meliputi :

dyspnea, orthopnea, tachypnea, batuk-batuk dengan sputum berbusa, kadang-

kadang hemoptisis, ditambah gejala low output seperti : takikardi, hipotensi dan

oliguri beserta gejala-gejala penyakit penyebab atau pencetus lainnya seperti

keluhan angina pectoris pada infark miokard akut. Apabila telah terjadi gangguan

fungsi bilik jantung yang berat, maka dapat ditemukan pulsus alternan. Pada

keadaan yang sangat berat dapat terjadi syok kardiogenik.

Diagnosa Penyakit jantung (CHF)

Bayi dan anak yang menderita gagal jantung yang lama biasanya mengalami

gangguan pertumbuhan. Berat badan lebih terhambat daripada tinggi badan.

Tanda yang penting adalah takikardi (150x/mnt atau lebih saat istirahat), serta

takipne (50x/mnt atau lebih saat istirahat). Pada perikardium dapat teraba aktivitas

jantung yang meningkat.

Bising jantung sering ditemukan pada auskultasi, yang tergantung dari

kelainan struktural yang ada. Khususnya pada neonatus dan bayi kecil. Ronki juga

sering ditemukan pada gagal jantung. Bendungan vena sistemik ditandai oleh

peninggian tekanan vena jugular, serta refluks hepatojugular. Kedua tanda ini sulit

16

Page 17: Makalah CHF

diperiksa pada neonatus dan bayi kecil, tampak sianosis perifer akibat penurunan

perfusi di kulit dan peningkatan ekstraksi oksigen jaringan ekstremitas teraba

dingin, pulsasi perifer melemah, tekanan darah sistemik menurun disertai

penurunan capillary refill dan gelisah. Pulsus paradoksus , pulsus alternans

(penurunan fungsi bilik stadium lanjut). Bising jantung menunjukan diagnosis

tetapi tidak adanya bising jantung tidak dapat memungkiri bahwa bukan gagal

jantung.

Foto dada : dengan sedikit perkecualian, biasanya disertai kardiomegali.

Paru tampak edema vena pulmonal.

Elektrokardiografi : di samping frekuensi QRS yang cepat atau disritmia,

dapat ditemukan pembesaran ruang-ruang jantung serta tanda-tanda

penyakit miokardium/ pericardium.

Ekokardiografi : M-mode dapat menilai kuantitas ruang jantung dan

shortening fraction yaitu indeks fungsi jantung sebagai pompa.

Pemeriksaan Doppler dan Doppler berwarna dapat menambah informasi

secara bermakna.

Dokter akan memberikan dugaan gagal jantung berdasarkan pada catatan

medis sebelumnya, gejala dan tanda serta test atau pemeriksaan fisik.

Beberapa pemeriksaan atau test pada pasien dengan dugaan gagal jantung:

~Test atau pemeriksaan darah

~Test atau pemeriksaan urine

~Pemeriksaan X-ray dada

~Electrocardiogram atau elektro kardio grafi (ECG)

~Echocardiography

~Radionuclide ventriculography

Echocardiography dan Radionuclide ventriculography sering digunakan untuk

memastikan diagnosis gagal jantung. Echocardiogram adalah suatu test yang

penyebabnya tanpa ada rasa nyeri. Pemeriksaan dilakukan pada permukaan dada

17

Page 18: Makalah CHF

dimana hasil pemeriksaan adalah berupa gambar dari jantung, dimana gambar

tersebut menunjukkan seberapa sehat jantung dalam memompa darah.

Penatalaksanaan Gagal Jantung

Terdapat tiga aspek yang penting dalam menanggulangi Gagal jantung :

pengobatan terhadap Gagal jantung, pengobatan terhadap penyakit yang

mendasari dan pengobatan terhadap faktor pencetus. Termasuk dalam pengobatan

medikamentosa yaitu mengurangi retensi cairan dan garam, meningkatkan

kontraktilitas dan mengurangi beban jantung. Pengobatan umum meliputi

istirahat, pengaturan suhu dan kelembaban, oksigen, pemberian cairan dan diet.

Selain itu, penatalaksanaa gagal jantung juag berupa:

Medikamentosa :

Obat inotropik (digitalis, obat inotropik intravena),

Vasodilator : (arteriolar dilator : hidralazin), (venodilator : nitrat,

nitrogliserin), (mixed dilator : prazosin, kaptopril, nitroprusid)

Diuretik

Pengobatan disritmia

Gagal jantung dengan disfungsi sistolik

Pada umumnya obat-obatan yang efektif mengatasi gagal jantung menunjukkan

manfaat untuk mengatasi disfungsi sistolik.  Gangguan fungsi sistolik ventrikel

kiri hampir selalu disertai adanya aktivitas sistem neuro-endokrin, karena itu salah

satu obat pilihan utama adalah ACE Inhibitor.

ACE Inhibitor, disamping dapat mengatasi gangguan neurohumoral pada gagal

jantung, dapat juga memperbaiki toleransi kerja fisik yang tampak jelas sesudah

3-6 bulan pengobatan.  Dari golongan ACE-I, Kaptopril merupakan obat pilihan

karena tidak menyebabkan hipotensi berkepanjangan dan tidak terlalu banyak

18

Page 19: Makalah CHF

mengganggu faal ginjal pada kasus gagal jantung.  Kontraindikasinya adalah

disfungsi ginjal berat dan bila ada stenosis bilateral arteri renalis.

Diuretika, bertujuan mengatasi retensi cairan sehingga mengurangi beban volume

sirkulasi yang menghambat kerja jantung.  Yang paling banyak dipakai untuk

terapi gagal jantung kongestif dari golongan ini adalah Furosemid.  Pada usia

lanjut seringkali sudah ada penurunan faal ginjal dimana furosemid kurang efektif

dan pada keadaan ini dapat ditambahkan metolazone.  Pada pemberian diuretika

harus diawasi kadar kalium darah karena diuresis akibat furosemid selalu disertai

keluarnya kalium.  Pada keadaan hipokalsemia mudah terjadi gangguan irama

jantung.

Obat-obatan inotropik, seperti digoksin diberikan pada kasus gagal jantung untuk

memperbaiki kontraksi ventrikel.  Dosis digoksin juga harus disesuaikan dengn

besarnya clearance kreatinin pasien.  Obat-obat inotropik positif lainnya adalah

dopamine (5-10 Ugr/kg/min) yang dipakai bila tekanan darah kurang dari 90

mmHg.  Bila tekanan darah sudah diatas 90 mmHg dapat ditambahkan dobutamin

(5-20 Ugr/kg/min).  Bila tekanan darah sudah diatas 110 mmHg, dosis dopamin

dan dobutamin diturunkan bertahap sampai dihentikan.

Spironolakton, dipakai sebagai terapi gagal jantung kongestif dengan fraksi ejeksi

yang rendah, bila walau sudah diterapi dengan diuretik, ACE-I dan digoksin tidak

menunjukkan perbaikan.  Dosis 25 mg/hari dan ini terbukti menurunkan angka

mortalitas gagal jantung sebanyak 25%.

Gagal jantung dengan disfungsi diastolik

Pada usia lanjut lebih sering terdapat gagal jantung dengan disfungsi diastolik. 

Untuk mengatasi gagal jantung diastolik dapat dengan cara:

Memperbaiki sirkulasi koroner dalam mengatasi iskemia miokard (pada

kasus PJK)

19

Page 20: Makalah CHF

Pengendalian tekanan darah pada hipertensi untuk mencegah hipertrofi

miokard ventrikel kiri dalam jangka panjang.

Pengobatan agresif terhadap penyakit komorbid terutama yang

memperberat beban sirkulasi darah, seperti anemia, gangguan faal ginjal

dan beberapa penyakit metabolik seperti Diabetes Mellitus.

Upaya memperbaiki gangguan irama jantung agar terpelihara fungsi

sistolik atrium dalam rangka pengisian diastolik ventrikel.

Obat-obat yang digunakan antara lain:

1. Antagonis kalsium, untuk memperbaiki relaksasi miokard dan

menimbulkan vasodilatasi koroner.

2. Beta bloker, untuk mengatasi takikardia dan memperbaiki pengisian

ventrikel.  

3. Diuretika, untuk gagal jantung disertai udem paru akibat disfungsi

diastolik.  Bila tanda udem paru sudah hilang, maka pemberian diuretika

harus hati-hati agar jangan sampai terjadi hipovolemia dimana pengisian

ventrikel berkurang sehingga curah jantung dan tekanan darah menurun.

Pemberian antagonis kalsium dan beta bloker harus diperhatikan karena keduanya

dapat menurunkan kontraktilitas miokard sehingga memperberat kegagalan

jantung.

Cardiac Resynchronisation Therapy

Untuk CHF dengan kelainan konduksi (Left bundle branch block) dapat dilakukan

operasi implantasi alat biventricular-pacing untuk mengatasi dissinkronisasi

ventrikelnya.  Tapi hal ini juga malah dapat menyebabkan arrhytmia-induced

sudden death.  Oleh karena itu dipakai kombinasi dari alat biventricular-pacing

dan cardioverter defibrillation.

Transplantasi jantung

20

Page 21: Makalah CHF

Transplantasi jantung dilakukan pada pasien CHF yang bila tanpa operasi akan

meninggal dalam waktu beberapa minggu.  Umumnya dilakukan pada pasien

lansia yang kurang dari 65 tahun, yang tidak memiliki masalah kesehatan yang

serius lainnya.  Lebih dari 75% pasien transplantasi jantung hidup lebih lama dari

2 tahun sesudah operasinya.  Sebagian bahkan dapat hidup sampai lebih dari 12

tahun.

Walaupun begitu, operasi transplantasi jantung merupakan suatu operasi besar

yang sangat sulit dan banyak persyaratannya, mengingat :

Perlunya organ donor yang sesuai.

Prosedur operasinya sendiri yang sangat rumit dan traumatik.

Perlu adanya pusat spesialis.

Perlunya obat-obatan imunosupressan setelah operasi untuk mengurangi

risiko penolakan organ oleh tubuh.

Beberapa kasus timbul antibodi yang menyerang bagian dalam dari arteri

koronaria dalam waktu kira-kira setahun setelah operasi.  Masalah ini tidak

ada  pengobatannya dan dapat berakhir dengan serangan jantung yang

fatal.

JENIS DIET DAN INDIKASI PEMBERIAN

DIET JANTUNG I

Indikasi : Diet jantung I diberikan bagi pasien dengan gagal jantung.

Dasar diet :

Karena fungsi jantung terganggu maka aliran darah ginjal juga akan

terganggu. Agar kadar ureum darah tidak meningkat maka perlu diberikan protein

yang rendah. Sebagai akibat kegagalan jantung bisa menyebabkan timbulnya

oedema. Untuk mengurangi oedema, pemberian garam harus dibatasi.

Tujuan Diet :

21

Page 22: Makalah CHF

1. Mengurangi beban ginjal

2. Mengurangi atau mencegah retensi natrium

Syarat-syarat :

- Cukup kalori (sesuai dengan kecukupan normal)

- Karbohidrat sedang

- Lemak rendah

- Air dibatasi

- Mineral + vitamin cukup ( Ca dibatasi)

- konsumsi protein rendah 0,8 - 1g/kgBB

- konsumsi natrium dibatasi 150-180 mg/hr pada bayi, 400 mg/hr pada anak.

Bentuk makanan : Dihidangkan dalam bentuk makanan cair, mudah dicerna.

Contoh menu sehari :

Pagi Siang Sore

06.00 : makanan cair 12.00 : makanan cair 18.00 : makanan cair

09.00 : makanan cair 15.00 : makanan cair 21.00 : makanan cair

10.00 : Sari pepaya 16.00 : Sari jeruk -

Makanan yang tidak boleh diberikan :

1. Makanan yang diolah, diawetkan dengan garam dapur.

2. Kecap, tauco,coklat

3. Minuman yang mengandung gas seperti air soda, coca cola, dan sebagainya.

22

Page 23: Makalah CHF

Masalah yang sering timbul pad apasien gagal jantung :

Asupan gizi tidak adekuat, karena banyak zat gizi yang tidak dianjurkan

dalam dietnya.

Terjadinya Hipoalbuminemia, karena asupan protein rendah.

Gagal Ginjal, disebabkan kegagalan fungsi jantung yang berpengaruh pada

kerja ginjal.

Respiratory Failure, timbulnya gejala-gejala sesak nafas.

BAB III

C. KESIMPULAN DAN SARAN

Dari makalah tersebut dapat saya ambil kesimpulan, bahwasannya gagal

jantung (Congestive Heart Failure/CHF) merupakan penyakit degeneratif yang

cukup banyak ditemukan dari segala jenis usia mulai dari masa neonatus, bayi,

anak-anak sampai dewasa lansia. Yang dari seluruhnya disebabkan karena faktor

pola hidup yang tidak sehat cenderung menkonsumsi makanan yang berakibat

memberatkan kerja jantung. Komplikasi yang dialami para pasien juga berakibat

fatal yang dapat menyebabkan angka morbidibitas dan mortalitas meningkat,

maka diperlukan adanya terapi diet khusus bagi penderita CHF.

Perlunya penyuluhan khusus kepada masyarakat tentang penyakit ini juga

dirasa cukup penting, agar kasus yang terjadi dapat ditanggulangi. Kepada ibu

hamil yang diharapkan dapat memberikan ASI eksklusif guna pemaksimalan

imunitas anak agar terhindar dari penyakit CHF pada anak-anak dan balita, juga

pencegahannya dengan menjaga janin pada masa kehamilan dan tidak

mengkonsumsi rokok, alkohol maupun bahan makanan yang kiranya berdampak

pada jantung ibu dan janin yang akan dilahirkannya nanti.

Makalah ini semata-mata hanya pengantar dalam membahas CHF lebih

mendalam, diharapkan di masa yang akan datang dapat lebih dikembangkan lagi

23

Page 24: Makalah CHF

seiring teknologi untuk penyembuhan pasien dan mengurangi terjadinya

komplikasi. Terlepas dari ketidaksempurnaan seorang manusia, saya

mengharapkan dimasa yang akan datang pembahasan tentang penyakit ini akan

lebih sempurna.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurachman N. 1987. Gagal Jantung dalam : Ilmu Penyakit Dalam. Balai penerbit FKUI. Jakarta. Hal 193 – 204

Kabo P, Karim S. 1996. Gagal Jantung Kongestif. Dalam : EKG dan penanggulangan beberapa penyakit jantung untuk dokter umum. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. Hal 187 – 205

Mappahya, A.A. 2004. Dari Hipertensi Ke Gagal Jantung. Pendidikan Profesional Berkelanjutan Seri II. FKUH. Makassar. 2004.

Oesman I.N, 1994. Gagal Jantung. Dalam: Buku ajar kardiologi anak. Binarupa Aksara. Jakarta. Hal 425 – 441

Ontoseno T. 2005. Gagal Jantung Kongestif dan Penatalaksanaannya pada Anak. Simposium nasional perinatologi dan pediatric gawat darurat. IDAI Kal-Sel. Banjarmasin. Hal 89 – 103

Price, Sylvia A 1994. Gangguan Fungsi Mekanis Jantung dan Bantuan Sirkulasi. Dalam : Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. EGC. Jakarta. 582 – 593

Sibuea Herdin W, Marulam Panggabean, et al. 2005. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Rineka Cipta.

24

Page 25: Makalah CHF

25