-
1BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan pendidikan formal di negara kitadipengaruhi oleh
banyak hal, diantaranya perubahan kurikulumdan perubahan peraturan
perundang-undangan. Perubahan-perubahan itu berdampak pula pada
layanan bimbingan dankonseling dalam jalur pendidikan formal.
Berbagai peraturan dan perundang-undangan yang berlakusaat ini
(diantaranya, UU sistem pendidikan nasional No 20/2003,Permendiknas
No 23/2006, dan lain-lain) telah dikaji sedemikianrupa dalam rangka
menjawab perkembangan pendidikan danmelakukan penataan konselor
sebagai profesi dan layananbimbingan dan konseling dalam jalur
pendidikan formal. Darihasil kajian tersebut semakin mengukuhkan
bahwa sejatinyalayanan bimbingan dan konseling dilakukan oleh
tenaga ahli yangdisebut sebagai konselor.
Secara yuridis keberadaan konselor dalam sistempendidikan
nasional sebagai salah satu kualifikasi pendidik, sejajardengan
kualifikasi guru, dosen, pamong, dan tutor sebagaimanadisebutkan
dalam pasal 1 (6) UU No 20/2003 tentang sistempendidikan nasional.
Dalam undang-undang tersebut menunjukkanadanya pengakuan eksplisit
kesejajaran antara setiap kualifikasitenaga pendidik. Mengandung
arti bahwa setiap tenaga pendidik,
-
2termasuk konselor, memiliki keunikan konteks tugas,
ekspektasikinerja, dan seting layanan (Ditjen Dikti, 2007).Dari
setiap isi dan penjelasan peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku itu tidak menjelaskan secara jelas
dantegas tentang keunikan konteks tugas, ekspektasi kinerja,
danseting layanan konselor dalam jalur pendidikan formal.
Padahalkonselor itu berbeda dengan tenaga pendidik lainnya.
Kontektugas dan ekspektasi kinerja konselor tidak menggunakan
materipembelajaran sebagai konteks layanan sehingga sebagai
kontekslayanan merupakan sosok layanan ahli yang unik (Ditjen
Dikti,2007).
Sementara itu dalam Permendiknas nomor 22/2006 tentangstandar
isi pendidikan ditemukan adanya komponenpengembangan diri dan itu
dikaitkan dengan konseling. Itu bisa
ditafsirkan bahwa konselor harus menyampaikan materipengembangan
diri melalui layanan bimbingan konseling sertadipertanggung
jawabkan melalui penilaian pada tiap akhirpenyampaian kegiatan,
sehingga berdampak menyamakanekspektasi konselor dengan ekspektasi
kinerja guru yangmenggunakan materi pembelajaran sebagai konteks
layanan.sehingga menuntut konselor untuk melakukan tugas-tugas
denganpendekatan dan cara seperti yang dilakukan guru, padahal
basiskinerja guru adalah pembelajaran bidang studi.
Dari kondisi peraturan dan perundang-undangan itu,memunculkan
pula persoalan lain yaitu rentan munculnya
perantugas yang tumpang tindih antara guru, konselor dan
ahli
-
3lainnya, misalnya psikologi sekolah dan ahli
pendidikankebutuhan khusus. Hal tersebut akan berdampak pada
salingmencederai antar profesi.
Untuk itulah perlu adanya penataan yang lebih jelasbimbingan dan
konseling sebagai layanan yang unik dalam setingpendidikan dan
konselor sebagai profesi. Penataan ini pun perludilakukan secara
menyeluruh tidak hanya menyentuh persoalanbimbingan dan konseling
pada satuan pendidikan dasar, tapimenyentuh setiap jenjang, satuan,
dan jalur pendidikan. Bahkanperlu ada penataan pada LPTK yang
menyelenggarakan jurusanatau program psikologi pendidikan dan
bimbingan.
Penataan tersebut jika dikelompokkan maka akan meliputisetting,
wilayah layanan, konteks tugas, dan ekspektasi kinerjakonselor.
B. Rumusan masalah
1. Apa saja tiga wilayah pendidikan dalam jalur formal ?2. Apa
pengertian Bimbingan Konseling?3. Apa dasar Bimbingan Konseling di
sekolah?
-
4BAB IIPEMBAHASAN
A. Tiga Wilayah Pendidikan dalam Jalur Formal1. Bimbingan dan
Konseling di Sekolah Dasar
Sekolah dasar bertanggung jawab memberikanpengalaman-pengalaman
dasar kepada anak,yaitu kemampuandan kecakapan membaca,menulis dan
berhitung,pengetahuanumum serta perkembangan kepribadian, yaitu
sikap terbukaterhadap orang lain, penuh inisiatif, kreatifitas,
dankepemimpinan, ketrampilan serta sikap bertanggung jawab,guru
sekolah dasar memegang peranan dan memikul tanggungjawab untuk
memahami anak dan membantu perkembangansosial pribadi anak.
Bimbingan itu sendiri dapat diartikan suatu bagian integraldalam
keseluruhan program pendidikan yang mempunyai fungsipositif, bukan
hanya suatu kekuatan kolektif. Proses yangterpenting dalam
pentingnya bimbingan adalah prosespenemuan diri sendiri. Hal
tersebut akan membantu anakmengadakan penyesuaian terhadap situasi
baru,mengembangkan kemampuan anak untuk memahami dirisendiri dan
menerapkannya dalam situasi mendatang.Bimbingan bukan lagi suatu
tindakan yang bersifat hanyamengatasi setiap krisis yang dihadapi
oleh anak,tetapi jugamerupakan suatu pemikiran tentang perkembangan
anak
-
5sebagai pribadi dengan segala kebutuhan,minat dan kemampuanyang
harus berkembang.
1. Tindakan Preventif di Sekolah DasarTuntutan untuk mengadakan
identifikasi secara
awal diakui kebenarannya oleh para ahli bimbingankarena:
a. Kepribadian anak masih luwes,belum menemukanbanyak masalah
hidup,mudah terbentuk dan masihakan banyak mengalami
perkembangan.
b. Orang tua murid sering berhubungan dengan gurudan mudah
dibentuk hubungan tersebut,orang tuajuga aktif dalam pendidikan
anaknya disekolah.
c. Masa depan anak masih terbuka sehingga dapatbelajar mengenali
diri sendiri dan dapat menghadapisuatu masalah dikemudian hari.
Bimbingan tidak hanya pada anak yangbermasalah melainkan pada
bimbingan dewasa iniyaitu menyediakan suasana atau situasi
perkembanganyang baik,sehingga setiap anak di sekolah
dapatterdorong semangat belajarnya dan dapatmengembangkan
pribadinya sebaik mungkin danterhindar dari praktik-praktik yang
merusakperkembangan anak itu sendiri.
-
62. Kesiapan di Sekolah DasarKonsep psikologi belajar mengenai
kesiapan
belajar menunjukan bahwa hambatan pendidikan dapattimbul jika
kurikulum diberikan kepada anak terlalucepat atau terlalu
lambat,untuk menghadapi perubahandan perkembangan pendidikan yang
terus menerusperlu adanya penyuluhan untuk menumbahkanmotivasi dan
menciptakan situasi belajar dengan baiksehingga diperoleh
kreatifitas dan kepemimpinan yangpositif pada aktrifitas melalui
penyuluhan kepada orangtua dan murid.
2. Bimbingan Konseling di Sekolah MenengahTujuan pendidikan
menengah acap kali dibiaskan oleh
pandangan umum; demi mutu keberhasilanakademis sepertipersentase
lulusan, tingginya nilai Ujian Nasional, ataupresentase kelanjutan
ke perguruan tinggi negeri. Kenyataan inisulit dipungkiri, karena
secara sekilas tujuan kurikulummenekankan penyiapan peserta didik
(sekolah menengahumum/SMU) untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
lebihtinggi atau penyiapan peserta didik (sekolah
menengahkejuruan/SMK) agar sanggup memasuki dunia kerja.
Penyiapan peserta didik demi melanjutkan ke pendidikanyang lebih
tinggi akan selalu memperhatikan sisi materipelajaran, agar para
lulusannya dapat lolos tes masuk perguruan
-
7tinggi. Akibatnya, proses pendidikan di jenjang sekolahmenengah
akan kehilangan bobot dalam proses pembentukanpribadi. Betapa
pembentukan pribadi, pendampingan pribadi,pengasahan nilai-nilai
kehidupan (values) dan pemeliharaankepribadian siswa (cura
personalis) terabaikan. Situasi demikiandiperparah oleh kerancuan
peran di setiap sekolah. Perankonselor dengan lembaga bimbingan
konseling (BK) direduksisekadar sebagai polisi sekolah. Bimbingan
konseling yangsebenarnya paling potensial menggarap pemeliharaan
pribadi-pribadi, ditempatkan dalam konteks tindakan-tindakan
yangmenyangkut disipliner siswa. Memanggil, memarahi,menghukum
adalah proses klasik yang menjadi label BK dibanyak sekolah. Dengan
kata lain, BK diposisikan sebagaimusuh bagi siswa bermasalah atau
nakal. Merujuk padarumusan Winkel untuk menunjukkan hakikat
bimbingankonseling di sekolah yang dapat mendampingi siswa
dalambeberapa hal.
Pertama, dalam perkembangan belajar di sekolah(perkembangan
akademis). Kedua, mengenal diri sendiri danmengerti
kemungkinan-kemungkinan yang terbuka bagimereka, sekarang maupun
kelak. Ketiga, menentukan cita-cita
dan tujuan dalam hidupnya, serta menyusun rencana yang
tepatuntuk mencapai tujuan-tujuan itu. Keempat, mengatasi
masalahpribadi yang mengganggu belajar di sekolah dan
terlalumempersukar hubungan dengan orang lain, atau yangmengaburkan
cita-cita hidup.
-
8Empat peran di atas dapat efektif, jika BK didukung
olehmekanisme struktural di suatu sekolah.
Proses cura personalis di sekolah dapat dimulai denganmenegaskan
pemilahan peran yang saling berkomplemen.Bimbingan konseling dengan
para konselornya disandingkandengan bagian kesiswaan. Wakil kepala
sekolah bagiankesiswaan dihadirkan untuk mengambil peran disipliner
danhal-hal yang berkait dengan ketertiban serta penegakan
tatatertib. Siswa mbolosan, berkelahi, pakaian tidak tertib,
bukanlagi konselor yang menegur dan memberi sanksi. Reward
danpunishment, pujian dan hukuman adalah dua hal yang mesti
adabersama-sama. Pemilahan peran demikian memungkinkan BKoptimal
dalam banyak hal yang bersifat reward atau peneguhan.Jika tidak
demikian, BK lebih mudah terjebak dalam
tindakanhukum-menghukum.
Mendesak untuk diwujudkan, prinsip keseimbangan
dalampendampingan orang-orang muda yang masih dalam tahappencarian
diri. Orang-orang muda di sekolah menengahlazimnya dihadapkan pada
celaan, cacian, cercaan, dan segalasumpah-serapah kemarahan jika
membuat kekeliruan. Namun,jika melakukan hal-hal yang positif atau
kebaikan, keringpujian, sanjungan atau peneguhan. Betapa
ketimpangan inimembentuk pribadi-pribadi yang memiliki gambaran
dirinegatif belaka. Jika seluruh komponen kependidikan di
sekolahbertindak sebagai yang menghakimi dan memberikan vonis
-
9serta hukuman, maka semakin lengkaplah
pembentukanpribadi-pribadi yang tidak seimbang.
BK dapat diposisikan secara tegas untuk mewujudkanprinsip
keseimbangan. Lembaga ini menjadi tempat yang amanbagi setiap siswa
untuk datang membuka diri tanpa waswasakan privasinya. Di sana
menjadi tempat setiap persoalandiadukan, setiap problem dibantu
untuk diuraikan, sekaligussetiap kebanggaan diri diteguhkan. Bahkan
orangtua siswadapat mengambil manfaat dari pelayanan bimbingan di
sekolah,sejauh mereka dapat ditolong untuk lebih mengerti akan
anakmereka.
Tantangan pertama untuk memulai suatu proses
pendampingan pribadi yang ideal justru datang dari faktor-faktor
instrinsik sekolah sendiri. Kepala sekolah kurang tahuapa yang
harus mereka perbuat dengan konselor atau guru-guruBK. Ada
kekhawatiran bahwa konselor akan memakan gajibuta. Akibatnya,
konselor mesti disampiri tugas-tugas
mengajar keterampilan, sejarah, jaga kantin,
mengurusperpustakaan, atau jika tidak demikian hitungan honor
ataupenggajiannya terus dipersoalkan jumlahnya. Sesama stafpengajar
pun mengirikannya dengan tugas-tugas konselor yangdianggapnya
penganggur terselubung. Padahal, betapapendampingan pribadi
menuntut proses administratif dalampenanganannya.
BK yang baru dilirik sebelah mata dalam prosespendidikan tampak
dari ruangan yang disediakan. Bisa dihitung
-
10
dengan jari, berapa jumlah sekolah yang mampumenyediakan ruang
konseling memadai. Tidak jarang dijumpai,ruang BK sekadar bagian
dari perpustakaan (yang disekat tirai),atau layaknya ruang sempit
di pojok dekat gudang dan toilet.Betapa mendesak untuk dikedepankan
peran BK denganmencoba menempatkan kembali pada posisi dan perannya
yanghakiki. Menaruh harapan yang lebih besar pada BK
dalampendampingan pribadi, sekarang ini begitu mendesak,
jikamengingat kurikulum dan segala orientasinya tetap
sajamenjunjung supremasi otak. Untuk memulai mewujudkansemua itu,
butuh perubahan paradigma para kepala sekolahmenengah dan semua
pihak yang terlibat didalam proseskependidikan.
3. Bimbingan Konseling di Perguruan TinggiAlasan diperlukannya
bimbingan dan konseling
diperguruan tinggi adalah banyaknya problema yang dihadapioleh
mahasiswa dalam perkembangan studinya, dimana belajardiperguruan
tinggi memiliki karakteristik yang sangat berbedadengan belajar di
sekolah lanjutan. Karakteristik dari studi diperguruan tinggi
adalah kemandirian, baik dalam pelaksanaankegiatan belajar dan
pemilihan program studinya maupun dalampengelolaan dirinya sebagai
mahasiswa. Dalam usahamerealisasikan dirinya tersebut,
perkembangannya tidak selalumulus dan lancar, banyak hambatan dan
problema yang merekahadapi. Untuk mengembangkan diri dan
menghindari, serta
-
11
mengatasi hambatan dan problema tersebut di
perlukanbimbingan.
Di perguruan tinggi layanan bimbingan dilaksanakan olehsuatu
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bimbingan dan Konseling.Unit ini
dibentuk dalam rangka membantu mahasiswa yangmengalami
hambatan/masalah dalam proses studinya, merekadapat berkonsultasi
untuk memecahkan permasalahannya. Unitini juga biasanya melayani
layanan konsultasi maupun tespsikologi bagi pihak luar yang
membutuhkan.
Secara garis besar ada 2 problema yang sering di hadapioleh
mahasiswa yakni problema studi dan problema sosialpribadi :
1. Problema StudiBeberapa problem studi yang dihadapi
olehmahasiswa adalah sebagai berikut :a) Kesulitan dalam memilih
program
studi/konsentrasi/pilihan mata kuliah yang sesuaidengan
kemampuan dan waktu yang tersedia;
b) Kesulitan dalam mengatur waktu belajar;c) Kesulitan dalam
mendapatkan sumber belajar dan
buku-buku sumber;d) Kesulitan dalam menyusun makalah, laporan
dan
tugas akhir;
e) Kesulitan mempelajari buku-buku yang berbahasaasing;
f) Kurang motivasi dan semangat belajar;
-
12
g) Kebiasaan belajar yang salah;h) Rendahnya rasa ingin tahu;i)
Kurang minat terhadap profesi.
2. Problema Sosial Pribadia. Kesulitan biaya kuliah;b. Kesulitan
dengan masalah pemondokan;c. Kesulitan menyesuaiakan diri dengan
teman
mahasiswa;
d. Kesulitan menyesuaikan diri dengan masyarakatsekitar;
e. Kesulitan karena masalah-masalah keluarga;
f. Kesulitan karena masalah pribadi.
3. Fungsi Bimbingan dan Konseling di Perguruan TinggiBeberapa
fungsi dari bimbingan dan konseling
di perguruan tinggi :a) Pengenalan dan pemahaman yang lebih
mendalam
tentang kondisi, potensi dan karakteristikmahasiswa;
b) Membantu menyesuaikan diri dengan keidupan diperguruan
tinggi;
Membantu mengatasi problema-problemaakademik dan sosial-pribadi
yang berpengaruhterhadap perkembangan akademik mahasiswa.
-
13
4. Tujuan Bimbingan dan Konseling di Perguruan Tinggia. Mampu
sendiri memilih program
studi/kosentrasi/pilihan mata kuliah yang sesuaidengan bakat,
minat dan cita-cita mereka;
b. Mampu menyelesaikan perkuliahan dan tuntutanperkuliahan tepat
pada waktunya;
c. Memperoleh prestasi belajar yang sesuai dengankemampuan
mereka;
d. Mampu membina hubungan sosial dengan sesamamahasiswa dan
dosen;
e. Memiliki sikap dan kesiapan profesional;f. Memiliki pandangan
yang realistis tentang diri
dan lingkungannya
5. Teknik Bimbingan bagi Mahasiswaa) Teknik diskusi kelompok
yang bersifat orientasi,
mencakup diskusi tentang program studi,kurikulum, personalia
akademis, dan prosesbelajar mengajar yang ditetapkan
dalampelaksanaan program studi;
b) Teknik diskusi kelompok yeng sifatnya bantuan,mencakup
diskusi tentang permasalahan belajar,sosial dan pribadi;
c) Teknik kegiatan kelompok lain, baik yang bersifatorientasi
maupun bantuan;
-
14
d) Konseling perorangan untuk menangani masalah-masalah
akademis;
e) Konseling perorangan untuk menangani masalah-masalah
pribadi.
f) Pembahasan kasus, yaitu pembahasan mahasiswadan
permasalahannya bersama dengan personaliaakademik lain untuk
mencari jalan keluar dalammembantu mahasiswa;
g) Rujukan bagi mahasiswa yang mengalamikesulitan sosial pribadi
yang tidak dapat ditanganioleh personalia akademis yang ada di
fakultas.
Herr, dkk. (1996:294) mengungkapkan hal-hal yang
harusdiperhatikan perguruan tinggi dalam rangka
mengembangkanpelayanan bimbingan karir terhadap mahasiswa, yaitu
:1. Komitmen Institusi
Agar mahasiswa memiliki perencanaan yang baikterhadap karir dan
kehidupannya di masa akan datang,dibutuhkan komitmen/keteguhan hati
yang sungguh-sungguh dari lembaga pendidikan tinggi itu sendiri.
Surveyyang dilakukan Reardon, dkk(dalam Herr, dkk.
1996:295)ditemukan program bimbingan karir yang dibutuhkanmahasiswa
diantaranya berkenaan dengan informasipekerjaan, informasi
pendidikan yang sedang ditempuh,informasi pengungkapan diri
mahasiswa, pelatihanpengambilan keputusan, konseling kelompok
berkenaan
-
15
dengan karir, dsb. Hal ini tentunya membutuhkankomitmen yang
kuat dari seluruh komponen di perguruantinggi, termasuk pimpinan,
dosen dan karyawan, untukmengembangkan karir mahasiswanya.
2. Pertimbangan PerencanaanBerhubungan dengan kesegeraan
bimbingan karir
yang diberikan kepada mahasiswa, jangan
sampaiinformasi/pelayanan yang diberikan tidak lagi dibutuhkanoleh
mahasiswa dalam rangka pengembangan dirinya.
3. Pelayanan yang KomplekMeliputi hal hal sebagai berikut :
a. Career AdvisingHal ini berkaitan dengan peran penasehat
akademis dalam mencapai tujuan pendidikan yangsedang ditempuh
serta hubungan antara kurikulumprogram studi yang ditempuh dengan
kesempatankarir nantinya.
b. KonselingKarirKonseling karir merupakan bantuan yang
diberikan oleh konselor dalam rangka membantumahasiswa untuk
evaluasi diri dan pengentasanpermasalahannya yang berkenaan dengan
karir.
-
16
c. Perencanaan Karir
Merupakan arahan yang akan dipakai mahasiswadalam mengenal dunia
kerja dan mengarahkepadanya.
Ke tiga komponen tersebut saling berhubungan danakan bisa
dilaksanan dengan pembentukan lima komponendalam universitas yaitu
:a. Program universitas/perguruan tinggi dalam
pendidikan karir secara terstruktur dan komprehensifb.
Badan/unit tertentu yang melayani untuk mahasiswa
dan penasehat akademis dalam rangka informasi karirdan
penempatan karir
c. Penasehat akademis dengan berbagai pengetahuannya.d. Pusat
adminsitrasi pelayanan akademik yang secara
sungguh-sungguh memiliki waktu dan kemauan yangtinggi untuk
membantu mahasiswa
e. Badan/unit konseling dan penasehat akademik.
Tujuan bimbingan karier adalah untuk membantumahasiswa memahami
perencanaan karier dan prosespenempatan setelah mereka menamatkan
perguruan tinggi.
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan adanya:1. Bantuan
dalam pemilihan bidang pelayanan utama2. Bantuan dalam penilaian
diri dan analisis diri
-
17
3. Bantuan dalam memahami dunia karier4. Bantuan dalam
pengambilan keputusan5. Bantuan dalam memasuki dunia kerja
B. Pengertian Bimbingan dan Konseling1. Pengertian Bimbingan
Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahandari kata
Guidance berasal dari kata kerja to guide yang
mempunyai arti menunjukan, membimbing, menuntun,
ataupun membantu. Sesuai dengan istilahnya, maka secara
umum bimbingan dapat diartikan sebagai suatu bantuan
atautuntunan.
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yangdilakukan oleh
orang yang ahli kepada seorang atau beberapaorang individu, baik
anak-anak, remaja, maupun dewasa; agarorang yang dibimbing dapat
mengembangkan kemampuandirinya sendiri dan mandiri dengan
memanfaatkan kekuatanindividu dan sarana yang ada dan dapat
dikembangkanberdasarkan norma-norma yang berlaku (Prayitno,
2004:99).
Djumhur dan Moh. Surya (1975) memberikanpandangannya tentang
bimbingan sebagai suatu prosespemberian bantuan secara terus
menerus dan sitematis kepadaindividu untuk memcahkan masalah yang
dihadapinya. Winkel(2005) memberikan definisi bimbingan ialah usaha
melengkapiindividu dengan pengetahuan, pengalaman dan
informasitentang dirinya sendiri.
-
18
Bimbingan merupakan sebuah istilah yang sudahumum digunakan
dalam dunia pendidikan. Bimbingan padadasarnya merupakan upaya
bantuan untukmembantu individumencapai perkembangan yang optimal.
Selain itu bimbinganyang lebih luas dikemukakan oleh Good(
Thantawi,l995:25)yang menjabarkan bahwa bimbingan adalah:
1) Suatu proses hubungan pribadi yang bersifat dinamis,
yangdimaksudkan untuk mempengaruh sikap dan perilakuseseorang;
2) Suatu bentuk bantuan yang sistematis (selain mengajar)kepada
murid, atau orang lain untuk menolong,menilaikemampuan dan
kecenderungan mereka dan menggunakaninformasi secara efektif dalam
kehidupansehar-hari;
3) Perbuatan atau teknik yang dilakukan untuk menuntunmurid
terhadap suatu tujuan yang diinginkan denganmenciptakan suatu
kondisi lingkungan yang membuatdirinya sadar tentang kebutuhan
dasar, mengenal kebutuhanitu, dan mengambil langkah-langkah untuk
memuaskandirinya.
Sementara itu, Supriadi (2004:207) menyatakan bahwayang dimaksud
dengan bimbingan adalah proses bantuanyang diberikan oleh
konselor/pembimbing kepada konseliagarkonseli dapat:1)
Memahamidirinya,2) Mengarahkan dirinya,
-
19
3 ) Memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya,4 ) Menyesuaikan
diri dengan lingkungannya
(keluarga,sekolah,masyarakat),5) Mengambil manfaat dari
peluang-peluang yang
dimilikinya dalam rangka mengembangkan diri sesuaidengan
potensi-potensinya, sehingga berguna bagidirinya dan
masyarakatnya.
Sedangkan menurut Bernard & Fullmer (1969)mengemukakan bahwa
bimbingan merupakan kegiatan yangbertujuan untuk meningkatkan
realisisasi pribadi setiapindividu.
Berdasarkan pengertian konseling menurut para ahli di atasmaka
dapat disimpulkan bahwa bimbingan merupakan bantuanyang dilakukan
oleh seorang ahli kepada individu atau beberapaorang dengan
memberikan pengetahuan tambahan untukmemahami dan mengatasi
permalahan yang dialami olehindividu atau seseorang tersebut,
dengan cara terus menerus dansitematis.
Bimbingan merupakan bagian integral dari pendidikan,maka tujuan
pelaksanaan bimbingan merupakan bagian takterpisahkan dari tujuan
pendidikan. Tujuan PendidikanNasional adalah menghasilkan
manusiayang berkualitas yangdideskripsikan dengan jelas dalam UU No
20 Tahun 2003tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu manusia
yangberiman dan bertaqwa terhadapTuhanYang Maha
-
20
Esa;berakhlak mulia; memiliki pengetahuan dan
keterampilan;memiliki kesehatan jasmani dan rohani; memiliki
kepribadianyang mantap dan mandiri serta memiliki rasa tanggung
jawabkemasyarakatan dan kebangsaan. Tujuan tersebut
mempunyaiimplikasi imperatif (yang mengharuskan) bagi semua
tingkatsatuan pendidikan untuk senantiasa memantapkan
prosespendidikannya secara bermutu kearah pencapaian
tujuanpendidikan tersebut.
Dari pengertian-pengertian diatas, didapatkan kuncidaribimbingan
itu sendiri adalah sebagai berikut:a. Bimbingan merupakan upaya
membantu dengan
memberikan informasi sesuai dengan yang dibutuhkanoleh murid
sebagai objek bimbingan.
b. Bimbingan dilakukan dengan cara menuntun danmengarahkan
seseorang untukdapat mengambilkeputusan yang tepat untuk
tercapainya tujuan yang telahditetapkan.
c. Bimbingan diberikan kepada satu orang atau lebihmelalui tatap
muka langsung.
2. Pengertian Konseling
Konseling adalah proses pemberian bantuan yangdilakukan melalui
wawancara konseling oleh seorang ahli(disebut konselor) kepada
individu yang sedang mengalamisesuatu masalah (disebut klien) yang
bermuara pada teratasinyamasalah yang dihadapi klien (Prayitno,
2004:105).
-
21
Menurut Pietrofesa, Leonard dan Hoose (1978) yangdikutip oleh
Mappiare (2004) konseling merupakan suatu prosesdengan adanya
seseorang yang dipersiapkan secara profesionaluntuk membantu orang
lain dalam pemahaman diri pembuatankeputusan dan pemecahan masalah
dari hati kehati antarmanusia dan hasilnya tergantung pada kualitas
hubungan.
Jones (Insano, 2004 : 11) menyebutkan bahwa konselingmerupakan
suatu hubungan profesional antara seorang konseloryang terlatih
dengan klien. Hubungan ini biasanya bersifatindividual atau
seorang-seorang, meskipun kadang-kadangmelibatkan lebih dari dua
orang dan dirancang untuk membantuklien memahami dan memperjelas
pandangan terhadap ruanglingkup hidupnya, sehingga dapat membuat
pilihan yangbermakna bagi dirinya.
Sedangkan menurut Sulianti Saroso, konseling adalahproses
pertolongan dimana seseorang dengan tulus dan tujuanjelas, memberi
waktu, perhatian dan keahliannya, untukmembantu klien mempelajari
keadaan dirinya, mengenali danmelakukan masalah terhadap
keterbatasan yang diberikanlingkungan.
Berdasarkan pengertian konseling menurut para ahli di atasmaka
dapat disimpulkan bahwa konseling merupakan prosespemberian bantuan
secara intensif dan sistematis dari seorangkonselor kepada kliennya
dalam rangka pemecahan suatumasalah agar klien mendapat pilihan
yang baik. Disamping itujuga diharapakan agar klien dapat memahami
dirinya (self
-
22
understanding) dan mampu menerima kemampuan dirinyasendiri.
2. Pengertian Bimbingan dan KonselingBertolak dari penjelasan di
atas dapat disimpulkan
bahwa bimbingan dankonseling perkembanganadalah upayapemberian
bantuan yang dirancang dengan memfokuskan padakebutuhan, kekuatan,
minat, dan isu-isu yang berkaitandengan tahapan perkembangan
pesertadidikdan merupakanbagian pentingdan integral dari
keseluruhan programpendidikan.Secara lebih spesifik bimbingan
perkembanganadalah proses bantuan darikonselor (guru) kepada
individu,peserta didik, atau konselisecara berkesinambungan
dalamsemua fase pekembangannya, agar dapat
mengaktualisasikanpotensidirinya (Intelektual, emosional, sosial,
dan moral-spiritual) secara optimal, sehingga menjadi seorang
pribadiyangproduktif dan kontributif, atau bermakna
dalamkehidupannya,baiksecarapersonalmaupunsosial.
C. Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling1. Konsep Dasar
Bimbingandan Konseling
Kebutuhan akan layanan bimbingan di sekolah munculdari
karakteristik dan masalah-masalah perkembangan pesertadidik.
Pendekatan perkembangan dalam bimbinganmerupakan pendekatan yang
tepat digunakan di sekolahkarena pendekatan ini lebih berorientasi
pada pengembangan
-
23
ekologi perkembangan pesertadidik. Guru menggunakanpendekatan
perkembangan melakukan identifikasiketerampilan dan pengalaman yang
diperlukan pesertadidikagar berhasil disekolah dan dalam
kehidupannya kelak.
Dalam konteks perkembangan anak, bimbingan dapatdartikan
sebagaisuatu upaya mengoptimalkan perkembangananak (usia613tahun)
melalui penyediaan perlakuan danlingkungan pendidikan yang sesuai
dengan kebutuhanperkembangan anak serta pengembangan
berbagaikemampuan dan keterampilan hidup yang diperlukan anak.
Bimbingan dan Konseling yang berkembang saat iniadalah bimbingan
dan konseling perkembangan. Bimbingandan Konseling perkembangan
bagi peserta didik adalah upayapemberian bantuan kepada peserta
didik yang dilakukansecara berkesinambungan, supaya mereka dapat
memahamidirinya sehingga sanggup bertindak secara wajar
sesuaidengan tuntutan dan keadaan lingkungan, keluarga
danmasyarakat serta kehidupan pada umumnya. Bimbinganmembantu
mereka mencapai tugas perkembangan secaraoptimal sebagai makhluk
Tuhan, sosial dan pribadi(Nurihsan&Sudianto,2005:9).
Dalam pelaksanaan bimbingan perkembangan, gurudapat melibatkan
tim kerja atau berbagai pihak yang terkaitterutamaorang tua
murid,sehinggaakan lebih efektif ketimbangbekerja sendiri.
Bimbingan perkembangan dirancang secarasistem terbuka, dengan
demikian penyempurnaan dan
-
24
modifikasidapat dilakukan setiap saat sepanjang
diperlukan.Bimbingan perkembangan mengintegrasikan
berbagaipendekatan, dan orientasinya multi budaya, sehingga
tidakmencabut murid dari akar budayanya.Tidak fanatik menolaksuatu
teori, melainkan meramu apa yang terbaik dari masing-masing terapi
dan yang lebih penting lagi mengkaji bagaimanamasing-masing terapi
bermanfaat bagi pesertadidik ataukeluarga.
Dasar pemikiran penyelenggaraan BK di sekolah bukansemata-mata
terletak pada ada atau tidaknya landasan hukum
(perundang-undangan), namun yang lebih penting dan tepatadalah :1.
Menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik yang
selanjutnya disebut konseli, agar mampu mengembangkanpotensi
dirinya atau mencapai tugas-tugasperkembangannya (menyangkut aspek
fisik, emosi,intelektual, sosial, moral spiritiual).
2. Mampu menghargai segala potensi yang ada pada dirimanusia,
karena setiap manusia yang lahir ke bumi ini telahdi anugerahi
potensi sebagai aset.
3. Menyadarkan manusia agar sadar akan esensi yang
diamiliki.
Selanjutnya, individu dalam mencapai tahapperkembangan yang
lebih matang, konseling memerlukanbimbingan dari seorang konselor
karena mereka masih kurang
-
25
memiliki pemahaman ataupun wawasan tentang dirinya. Selainitu
terdapat suatu keyakinan bahwa proses perkembangankonseli tidak
selalu berlangsung secara mulus atau bebas darimasalah. Dengan kata
lain, proses perkembangan itu tidakselalu berjalan dalam alur
linier, lurus atau searah denganpotensi, harapan dan nilai-nilai
yang dianut. Perkembangankonseli tidak lepas dari pengaruh
lingkungan, baik fisik, psikismaupun sosial. Sifat yang melekat
pada lingkungan adalahperubahan. Perubahan yang terjadii dalam
lingkungan dapatmempengaruhi gaya hidup (life style) pada warga
masyarakatitu sendiri.
Apabila perubahan yang terjadi itu sulit diprediksi atau diluar
jangkauan kemampuan, maka akan melahirkan kesenjanganperkembangan
konseli, seperti terjadinya stagnasi(kemandegan) perkembangan,
masalah-masalah ataupenyimpangan perilaku. Perubahan lingkungan
yang di dugamempengaruhi gaya hidup tersebut diantaranya adalah
:
Upaya menangkal dan mencegah perilaku-perilaku yangtidak
diharapkan seperti disebutkan, adalah mengembangkanpotensi konseli
dan memfasilitasi mereka secara sistematik danterprogram untuk
mencapai standar kompetensi kemandirian.Upaya ini merupakan wilayah
garapan Bimbingan danKonseling yang harus dilakukan secara proaktif
dan berbasisdata tentang perkembangan konseling beserta berbagai
faktoryang mempengaruhinya.
-
26
Sehingga pendidikan yang bermutu, efektif atau idealadalah yang
mengintegrasikan tiga bidang kegiatan utamanyasecara sinergi, yaitu
bidang administratif dan kepemimpinan,bidang instruksional atau
kurikuler, dan bidang bimbingan dankonseling. Pendidikan yang hanya
melaksanakan bidangadministratif dan instruksional dengan
mengabaikan bidangbimbingan dan konseling, hanya akan menghasilkan
konseliyang pintar dan terampil dalam aspek akademik, tetapi
kurangmemiliki kemampuan atau kematangan dalam
aspekkepribadian.
2. Tujuan Bimbingan dan KonselingSecara garis besar, tujuan
bimbingan dan konseling dibagi
menjadi 2, yaitu tujuan umun dan tujuan khusus. Gunamemperjelas
apa yang menjadi tujuan umum dan khusus, akandisampaikan
penjelasannyasebagai berikut:
1. Tujuan UmumDitinjau dari perkembangan konsepsi bimbingan
dan
konseling senantiasa mengalami perubahan, dari yangsederhana
sampai yang komprehensif.Tujuan bimbingandan konseling dengan
mengikuti pada perkemangankonsepsi bimbingan dan konseling pada
dasarnya adalahuntuk membantu individu memperkembangkan dirisecara
optimal sesuai dengan tahap perkembangan danpredisposisi yang
dimilikinya, berbagai latar belakang
-
27
yang ada, serta sesuai dengan tuntutan positiflingkungannya.
2. Tujuan KhususTujuan khusus bimbingan dan konseling
merupakan
penjabaran tujuan umum tersebut yang dikaitkan secaralangsung
dengan permasalahan yang dialami individuyang bersangkutan, sesuai
dengan kompleksitaspermasalahanya. Dengan demikian maka tujuan
khususbimbingan dan konseling untuk tiap-tiap individu bersifatunik
pula, artinya tujuan bimbingan dan konseling untukindividu yang
satu dengan individu yang lain tidak bolehdisamakan.
-
28
BAB IIIPENUTUP
A. SIMPULANLayanan bimbingan dan konseling di sekolah
dibedakan
tugasnya dengan pendidikan umum dalam jalur formal.Pendidikan BK
berbeda dengan pendidikan formal padaumumnya di mana pendidikan
umum menggunakan materipembelajaran sebagai konteks layanan dan
mengadakanpenilaian di akhir kegiatan, pendidikan BK menggunakan
jasamelayani peserta didik dengan cara membantu mengatasiberbagai
persoalan yang timbul dalam kehidupan merekasekaligus sebagai
sarana pembentukan kepribadian pesertadidik. Oleh sebab itu, perlu
adanya penataan yang lebih jelasbimbingan dan konseling sebagai
layanan yang unik dalamseting pendidikan dan konselor sebagai
profesi. Penataan inipun perlu dilakukan secara menyeluruh tidak
hanya menyentuhpersoalan bimbingan dan konseling pada satuan
pendidikandasar, tapi menyentuh setiap jenjang, satuan, dan
jalurpendidikan. Penataan tersebut dikelompokkan ke dalam
tigawilayah jalur pendidikan formal, yaitu BK di Sekolah Dasar(SD),
BK di sekolah menengah, dan BK di perguruan tinggi.
Secara umum bimbingan dapat diartikan sebagai suatubantuan atau
tuntunan dan konseling merupakan proses
-
29
pemberian bantuan secara intensif dan sistematis dari
seorangkonselor kepada kliennya dalam rangka pemecahan suatumasalah
agar klien mendapat pilihan yang baik sehinggapendidikan bimbingan
dan konseling (BK) adalah prosesbantuan dari konselorkepada
individu, peserta didik, ataukonseli, agar dapat mengaktualisasikan
potensi dirinya secaraoptimal, sehingga menjadi seorang pribadi
yang baik secarapersonal maupun sosial.
Konsep pelaksanaan BK di sekolah adalah
pendekatanperkembangandalam bimbingan, yang merupakan
pendekatanyang tepat digunakan di sekolah karena pendekatan ini
lebihberorientasi pada pengembangan ekologi
perkembanganpesertadidik. Mengingat layanan ini diperlukan
untukmembantu mengatasi berbagai kemungkinan permasalahanyang
muncul dari peserta didik. Sehingga dapat menghasilkanpeserta didik
yang tidak hanya cerdas dan terampil dalambidang akademik maupun
non akademik saja melainkan jugamemiliki kemampuan atau kematangan
dalam aspekkepribadian.
B. SARANMengingat begitu pentingnya peranan pelayanan BK
bagi
pendidikan formal peserta didik, menempatkan BK tidak
hanyasebagai pelajaran tambahan sampingan saja di sekolah
ataupunsebagai momok bagi siswa yang nakal akan ketaatan
-
30
peraturannya, melainkan sebagai pendidikan formal yangpenting
bagi siswa untuk menunjang pembentukan kepribadianyang berkualitas
dan berkarakter. Karena generasi muda yangcerdas saja tidak cukup
untuk membangun masa depanIndonesia yang lebih cerah, dibutuhkan
identitas diri dari hasilpembentuk kepribadian generasi muda agar
negara ini memilikiciri khas kriteria tersendiri di mata dunia.
-
31
DAFTAR PUSTAKA
http://bagusharyonos.com/2013/05/31/konsep-dasar-bimbingan-dan-konseling-a
pengertian-bimbingan/
http://nasrulefendi305.wordpress.com/2012/12/11/pengetian-bimbingan-dan-konseling-menurut-beberapa-ahli/
http://psikonseling.blogspot.com/2009/01/perlunya-bimbingan-dan-konseling-di.html
Suharto & Sutarno.2009. Bimbingan dan
Konseling.Surakarta:Inti
Media Surakarta.Suryana, Asep dan Suryadi.2012.Modul Bimbingan
dan
Konseling.Jakarta: