Top Banner

of 26

makalah biologi

Jul 17, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan Hidayah-Nyalah kami dapat menyelesaikan makah ini. Tak lupa pula sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya. Dan juga ucapan terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu terselesaikannya makalah ini. Namun, kami juga menyadari banyaknya kekurangan dalam makalah yang kami selesaikan ini untuk itu kami membutuhkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan untuk tugas-tugas yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Jumlah sel dalam tubuh manusia diatur oleh pembelahan sel dan kematian sel. Semua sel manusia, kecuali sel testis dan ovarium, membelah untuk memperbanyak jumlahnya melalui proses mitosis, misalnya pada masa pertumbuhan, untuk memperbaiki kerusakan jaringan kulit, untuk menggantikan sel-sel tua atau mati. Kematian sel menurunkan jumlah sel dan ini terjadi melalui apoptosis atau nekrosis. Apoptosis menghilangkan sel yang tidak diinginkan sepanjang masa kehidupan dan proses ini penting terutama dalam perkembangan janin. Nekrosis adalah destruksi sel yang rusak disertai dengan proses inflamasi, misalnya pada gangren. Mitosis dan meiosis merupakan bagian dari siklus sel/ pembelahan sel dan hanya mencakup 5-10% dari siklus sel. Persentase waktu yang besar dalam siklus sel terjadi pada interfase. Interfase terdiri dari periode G1, S, dan G2. Pada periode G1 selain terjadi pembentukan senyawa-senyawa untuk replikasi DNA, juga terjadi replikasi organel sitoplasma sehingga sel tumbuh membesar, dan kemudian sel memasuki periode S yaitu fase terjadinya proses replikasi DNA. Setelah DNA bereplikasi, sel tumbuh (G2) mempersiapkan segala keperluan untuk pemisahan kromosom, dan selanjutnya diikuti oleh proses pembelahan inti (M) serta pembelahan sitoplasma (C). Selanjutnya sel hasil pembelahan memasuki pertumbuhan sel baru (G1). Istilah sel sendiri pertama kali diperkenalkan oleh seorang ilmuawan inggris bernama Robert hooke pada tahun 1665. Hasil pengamatan Robert hooke menunjukan adanya ruang-ruang kecil yang strukturnya mirip sarang lebah pada sayatan penampang

gabus. Robert hooke menamai ruang-ruang kecil itu sel (dari bahasa yunani, yaitu cella atau cellula yang berarti ruang atau kamar yang kecil). Sebelum Robert hooke, seorang ilmuwan berkebangsaan belanda yang bernama Anthony Van Leeuwenhoek (1632-1723), merupakan orang yang pertama kali meneliti organisme mikroskopis pada tetesan air kolam menggunakan mikroskop sederhana. Organisme mikroskopis itu dinamakan animakula (animalcules). Pengetahuan tentang sel terus berkembang, bukan hanya mengungkapkan asal usul dan bentuk sel, tetapi juga komponen sel. Robert brown (1773-1858) menemukan inti di dalam sel tanaman anggrek yang selanjutnya diberi nama nucleus. Johannes E. Purkiye (1787-1858) memperkenalkan istilah protoplasma (dari bahasa yunani protos yang berarti pertama dan plasma yang berarti pembentukan).

Tahun 1838, Mathias J. Scheiden (1804-1882), seorang ahli botani berkebangsaan jerman, menyatakan bahwa tubuh tumbuhan tersusun atas sel. Secara terpisah, pada tahun 1839, Theodore Schwann (1810-1882), seorang ahli zoology berkebangsaan jerman menyatakan bahwa tubuh hewan tersusun atas sel. Schwann kemudian mengusulkan dua asas yang dikenal sebagai teori sel sebagai berikut. 1. Semua organisme terdiri atas sel 2. Sel merupakan unit organisasi kehidupan. Sepuluh tahun kemudian, Rudolf Virchow (1821-1895) ilmuwan jerman yang mempelajari reproduksi sel, mengusulkan asas ketiga teori sel. 3. Semua sel berasal dari sel yang telah ada sebelumnya (omnis cellula e cellula). Tambahan pula, Louis Pasteur (1822-1895) mengemukakan teori biogenesis. Yang menyatakan bahwa setiap makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya (omnum vivum e vivo). Berdasarkan penelitian-penelitian para ilmuwan tersebut dapat diambil keseimpulan bahwa sel merupakan kesatuan struktural, fungsional, dan herediter makhluk hidup.1

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Kehidupan dan kematian Sel 2.2 kehidupan Sel

Pada awal abad 17, Galileo Galilei dengan alat dua lensa, ia menggambarkan struktur tipis dari mata serangga berupa pola geometri.

Galilei yang bukan seorang biologiwan sesungguhnya orang pertama yang mencatat hasil pengamatan biologi melalui mikroskop

Pada pertengahan abad Robert Hook, seorang kurator dari Inggris melihat gambaran dari suatu sayatan tipis gabus suatu kompartemen atau ruang-ruang.

Disebutnya struktur yang dilihatnya itu dengan nama Latin yaitu cellulae (yang berarti ruangan kecil), itulah asal kata sel berasal

Pada akhir tahun 1600-an Antony van Leeuwenhoek, seorang penjaga toko bangsa Belanda, dan trampil menyusun lensa-lensa hingga dapat digunakan untuk melihat dan mengamati beragam protista, spermatozoa, bahkan bakteri, organisme kecil yang tidak dapat dilihat lagi dua abad kemudian.

Tahun 1820-an, peningkatan pada desaian lensa terjadi dan membawa sel menjadi lebih dapat terfokus diamati. Robert Brown, seorang ahli botani, mengamati adanya titik buran yang selalu ada pada sel telur, sel polen atau serbuk sari, sel dari jaringan anggrek yang sedang tumbuh. Dia menyebut titik itu sebagai nukleus.

Pada tahun 1838 Matthias Schleiden, juga seorang ahli botani, berpendapat bahwa nukleus dan perkembangan sel erat hubungannya. Berdasarkan hasil penelitiannya, Schleiden menyimpulkan bahwa masing-masing sel tanaman mengarah ke suatu kehidupan ganda, satu tergantung pada kehidupannya sendiri dan yang lain sebagai bagian integral tanaman.

Pada tahun 1839, Theodor Schwann, seorang ahli zoologi, berdasarkan hasil penelitiannya selama bertahun-tahun terhadap struktur dan pertumbuhan jaringan hewan, mengemukakan bahwa hewan sama seperti tanaman terdiri atas sel dan produk-produk sel. Dan bahwa walaupn sel adalah bagian dari organisme, mereka pada tingkat tertentu adalah kehidupan tersendiri.

Darimana Asal Sel?

Satu abad kemudian Rudolf Virchow, seorang ahli fisiologi, melaporkan hasil penelitiannya mengenai pertumbuhan dan reproduksi sel bahwa sel membelah menjadi dua sel. Setiap sel berasal dari sel yang sudah ada.

Analisis mikroskopis (hasil penelitian pada pertengahan abad 19) membuktikan bahwa sel adalah unit terkecil kehidupan, dan bahwa kehidupan yang berlangsung terus menerus berasal dri pertumbuhan dan pembelahan sel tunggal. Konsep-konsep tersebut menjadi teori sel.

Jadi ada tiga konsep mengenai sel yaitu: 1. semua organisme tersusun atas satu atau lebih sel 2. sel adalah unit terkecil yang memiliki semua persyaratan hidup 3. keberlangsungan kehidupan secara langsung berasal dari pertumbuhan dan pembelahan sel tunggal

Tujuan dari bab ini adalah mahasiswa dapat:o

Menjelaskan teori selMenjelaskan dasar-dasar kimia yang menyusun kehidupan sel

o o o o

Membedakan gambaran umum sel prokariot dan eukariot Menjelaskan struktur inti sel eukariot hubungannya dengan fungsi Menjelaskan struktur organel-organel sel dan fungsinya Menjelaskan metabolisme sel yang membutuhkan energi dan contohnya

o

Menjelaskan metabolisme sel yang menghasilkan energi dan contohnya

Molekul Kehidupan Sel

Dasar kimia kehidupan sel: masing-masing penyusun sel tersusun atas molekul atau materi. Materi tersusun atas elemen atau atom.

Elemen atau atom adalah unti dasar kimia yang tidak dapat dipecah dengan proses kimia. Atom tersusun atas subpartikel atom yang disebut neutron, proton, dan elektron.

Neutron dan proton terdapat pada inti atom dan elektron terdapat pada kulit atom.

Jumlah proton menunjukkan nomor atom. Contoh atom helium (simbol He) yang memiliki 2 proton, maka nomor atom He=2. Atom yang sama memiliki sifat, init dan kulit, yang sama. Atom yang berbeda memiliki sifat dan jumlah subatom yang berbeda.

Atom yang sama dapat memiliki jumlah neutron yang berbeda, dan mereka disebut isotop. Contoh isotop adalah atom Carbon-12 bisa ditulis 12C memiliki 6 neutron. Di alam 99% atom Carbon adalah dalam bentuk isotop 12C, dan yang 1% adalah 13C dengan 7 neutron.

Isotop ini telah dimanfaatkan dalam memecahkan banyak masalah biologi dan lain-lain masalah dalam ilmu pengetahuan.

Atom-atom sesama atau atom yang berbeda dapat saling berikatan. Ikatan antar atom membentuk molekul.Ikatan antar atom itu disebut ikatan kimiaIkatan kimia antara ion disebut ikatan ion, yaitu elektron dari suatu atom dapat diperoleh dari atau hilang ke atom lainnya.

Banyak jenis ikatan kimia, ada ikatan hidrogen, ikatan antar atom hidrogen, ada ikatan kovalen, dan lain-lain ikatan kimiaIkatan hidrogen pada suatu molekul menentukan sifat polaritas molekul. Artinya apabila ada ikatan hidrogen pada suatu molekul berarti molekul itu bersifat polar.

Tubuh kita tidak dapat membuat air tetapi dalam tubuh dapat berlangsung sejumlah reaksi kimia yang menghasilkan materi.Ikatan antar atom dan bahkan antar molekul menentukan stabilitas antar komponen yang saling berikatan itu dan kemudian menentukan stabilitas struktur dan menentukan fungsi molekul apabila itu adalah molekul yang menyusun kehidupan.

Molekul Kehidupan

Molekul-molekul yang menyusun kehidupan dan karenanya disebut molekul biologi, yaitu molekul yang dapat dijumpai terdapat dalam suatu sel.

Molekul-molekul tersebut adalah karbohidrat, protein, lemak, dan asam nukleat.

Sel dapat membuat molekul-molekul. Hampir semua molekul yang dibuat sel (komponen dasar molekul biologi) terdiri atas sejumlah atom carbon yang saling berikatan dan berikatan dengan atom lain.

Oleh karena itu, komponen yang mengandung atom carbon diketahui sebagai komponen organik. Jumlah atom carbon dalam suatu molekul biologi digunakan dasar pengelompokan molekul.

Dengan kata lain keragaman molekul kehidupan didasarkan pada kenadungan atom carbon yang dimilikinya. Komponen organik memiliki kerangka atom carbon dan terikat pada kerangka tersebut adalah atom-atom yang membentuk suatu gugus fungsional, misalnya gugus alkohol, gugus amino, gugus aldehid, gugus keton, dll.

Sel membuat molekul besar (makro molekul) dari molekul-molekul kecil dengan reaksi kimia.Molekul besar selain dibangun dengan reaksi kimia juga dihancurkan atau dipecah dengan reaksi kimia.

Ada reaksi yang disebut sintesa dehidrasi yaitu sintesa molekul dengan cara menghilangkan molekul airnnya. Ada reaksi yang disebut hidrolisis, yaitu proses pemecahan molekul dengan air. Reaksi kimia terjadi pada sistem dalam organisme, baik intraseluler (dalam sel) atau ekstraseluler (di luar sel).

1. Karbohidrat

Karbohidrat adalah glukosa, fruktosa yang tergolong pada karbohidrat sederhana karena terdiri atas monosakarida.

Molekul karbohidrat terbuat dari atom carbon dan air (CH2O). Ada yang disebut disakarida yaitu yang terdiri atas dua molekul monosakarida yang dibuat dalam tubuh, contohnya maltosa (terdiri atas glukosa dan glukosa), sukrosa yang terdiri atas glukosa dan fruktosa.

Karbohidrat yang terdiri atas lebih dari dua monosakarida disebut polisakarida, yaitu rantai panjang gula contohnya adalah tepung, glikogen, selulosa dll. Hewan dapat menghidrolisa pati (tepung) menjadi glukosa dengan enzim, tetapi hewan tidak dapat mencernakan (menghidrolisa) selulosa.

2. Lemak

Umumnya lemak berupa molekul penyimpan energi. Lemak dibuat dari atom carbon dan hidrogen dengan sedikit oksigen.

Lemak bersifat hidrofobik, yaitu tidak dapat bercampur dengan ari. Lemak tersusun atas polimer dari asam lemak dan gliserol/trigliserida. Ada lemak yang tidak jenuh yaitu asam lemak dan lemak yang memiliki ikatan rangkap.

Lemah jenuh adalah lemak dengan jumlah hidrogen maksimum yang berperanan pada penyakit kardiovasculer dengan menyebabkan athreosclerosis atau plaque tertimbun pada permukaan dalam pembuluh darah.

Ada lemak lain yang disebut fosfolipid (lipid dengan atom fosfat), malam, steroid (a.l kolesterol), anabolik steroid, dll.

3. Protein

Protein adalah molekul yang amat esensial untuk struktur dan aktivitas kehidupan (rambut, otot, antibodi, hormon, enzim). Protein tersusun atas 20 asam amino.

Struktur umum protein berupa atom carbon alfa yang berikatan dengan atom hidrogen, gugus amino, gugus karboksil dan gugus lain yang bervariasi yang menyusun bagian asam amino.

Asam amino terikat satu sama lain dengan ikatan peptida. Ikatan peptida dapat dipecah dengan hidrolisis.

Struktur protein ada empat level yaitu struktur primer, sekunder, tersier, dan kuartener.

4. Asam Nukleat

Asam nukleat terdiri atas polimer nukleotida. Nukleotida adalah molekul yang terdiri atas gugus fosfat, gula beratom carbon (C) lima, dan basa nitrogen.

Ada dua tipe asam nukleat yaitu deoxyribonucleic acid (DNA) atau asam deoksiribonukleat (ADN) dan ribonucleic acid (RNA) atau asam ribonukleat (ARN). Material genetik yang diturunkan organisme dari orang tuanya terdiri atas DNA.

Dalam DNA terdapat gen, yaitu suatu rangkaian khusus molekul DNA yang memprogram urutan asam amino tertentu penyusun struktur primer protein.

Dalam menentukan struktur primer protein, gen menentukan struktur tiga dimensinya, dan oleh karena itu menentukan fungsi protein.

Jadi melalui aksi protein yang dihasilkan, DNA mengatur kehidupan sel dan organisme.

Dalam melaksanakan fungsinya, DNA tidak bekerja secara langsung. Kerjanya melalui atau diperantarai oleh RNA. Informasi dalam DNA dipindahkan ke RNA (transkripsi) yang kemudian diterjemahkannya menjadi protein (translasi).

Sama halnya dengan polisakarida dan polipeptida asam nukleat juga dibentuk dari monomernya melalui proses sintesa dehidrasi.

Biasanya RNA memiliki untai tunggal, dan DNA memiliki untai ganda (Gambar 2.1)

Mikroskop

Sel ukurannya amat kecil dan pemahaman mengenai struktur sel perlu penggunaan mikroskop

Ada bermacam-macam mikroskop: Mikroskop cahaya yang cahayanya dapat menembus obyek kemudian bayangannya dipindahkan ke mata pengamat dapat membesarkan hingga 1000-2000 kali.

Mikroskop elektron scanning (Scanning electron microscope = SEM) dapat mengkompose gambar pada layar TV dari elektron-elektron yang memantul permukaan obyek. SEM terutama bagus untuk menunjukkan permukaan sel organisme dengan perbesaran tinggi hingga 10.000 20.000 kali.

Mikroskop elektron transmisi (transmission electron microscope = TEM) yang dapat mengkompose gambar pada film dalam kamera bersar dari elektron-elektron yang telah berjalan melalui sayatan yang amat tipis dari suatu obyek dan mampu membesarkannya hingga 100.000 200.000 kali.

Ukuran Sel Bervariasi

Sel yang terpanjang adalah sel syaraf. Sel yang ukurannya terbesar adalah sel telur burung. Sel darah merah kita termasuk sel yang ukurannya amat kecil. Ukuran sel dibatasi hukum alam yang mengatur mengenai batas atas dan batas bawah ukuran sel

Batas bawah (minimumnya) sel harus memuat cukup DNA, protein, molekul lain serta struktur internal untuk dapat survive dan bereproduksi. Batas bawah ukuran sel dibatasi jumlah total volume molekul-molekul dan organelnya untuk aktivitas sel.

Maksimum ukuran sel dibatasi oleh kebutuhan yang cukup akan luas permukaan untuk memperoleh makanan cukup dari lingkungannya dan membuang sampah atau kotoran yang tidak dibutuhkan.

Batas atas ukuran sel ditentukan oleh rasion tersebut karena plasma membran dari sel kecil dapat melayani sitoplasmanya yang bervolume kecil lebih mudah dibanding membran sel besar dengan volumenya besar.

Sel yang besar memiliki luas permukaan yang lebih dibanding sel yang kecilSel yang besar memiliki rasio rendah antara luas permukaan dan volume dibandingkan sel yang kecil.

Jenis Sel Ada dua jenis sel yaitu sel prokariot dan sel eukariot

Sel prokariot ukurannya relatif kecil dengan diameter setengah hingga satu mikro meter.

Sel prokariot tidak memiliki membran nukleus atau inti. DNAnya kontak dengan sitoplasmanya secara tidak langsung.

Dalam sitoplasmanya mengandung ribosom. Sel prokariot dibungkus plasma membran, dinding luar sel yang kompleks, pili, kadang-kadang berflagela.

Sel eukariot ukurannya relatif besar, sekitar 10Bagian dalam sel eukariot sangat kompleks dengan organel-organel yang dibatasi membran maupun yang tidak dibatasi membran.

Sel eukariot adalah sel yang memiliki inti sejati (eu = sejati; kariot = inti). Inti atau nukleus termasuk organel sel yang dibatasi membran.

Organel lain yang dibatasi membran adalah endoplasmik retikulum, Golgi aparatus, mitokondria, microtubul, sentriol, flagela, dan sitoskeleleton.

Sel eukariot hewan dibatasi oleh plasma membran saja, sering juga dengan flagela, tidak memiliki dinding sel.

Sel eukariot tanaman dibatasi plasma membran dan dinding sel yang kaku, memiliki vakuola pusat, kloroplast, tidak mempunyai sentriol, biasanya tidak mempunyai flagela.

Kematian Sel Stimulus yang terlalu berat dan berlangsung lama serta melebihi kapasitas adaptif sel akan menyebabkan kematian sel dimana sel tidak mampu lagi mengkompensasi tuntutan perubahan. Sekelompok sel yang mengalami kematian dapat dikenali dengan adanya enzim-enzim lisis yang melarutkan berbagai unsur sel serta timbulnya peradangan. Leukosit akan membantu mencerna sel-sel yang mati dan selanjutnya mulai terjadi perubahan-perubahan secara morfologis.

Kematian sekelompok sel atau jaringan pada lokasi tertentu dalam tubuh disebut nekrosis. Nekrosis biasanya disebabkan karena stimulus yang bersifat patologis. Selain karena stimulus patologis, kematian sel juga dapat terjadi melalui mekanisme kematian sel yang sudah terprogram dimana setelah mencapai masa hidup tertentu maka sel akan mati. Mekanisme ini disebut apoptosis, sel akan menghancurkan dirinya sendiri (bunuh diri/suicide), tetapi apoptosis dapat juga dipicu oleh keadaan iskemia.

Apoptosis

Apoptosis adalah kematian sel yang terprogram (programmed cell death), adalah suatu komponen yang normal terjadi dalam perkembangan sel untuk menjaga keseimbangan pada organisme multiseluler. Sel-sel yang mati adalah sebagai respons dari beragam stimulus dan selama apoptosis kematian sel-sel tersebut terjadi secara terkontrol dalam suatu regulasi yang teratur.

Informasi genetik pemicu apoptosis aktif setelah sel menjalani masa hidup tertentu, menyebabkan perubahan secara morfologis termasuk perubahan pada inti sel. Kemudian sel akan terfragmentasi menjadi badan apoptosis, selanjutnya fragmen tersebut diabsorpsi sehingga sel yang mati menghilang.

Nekrosis

Nekrosis merupakan kematian sel sebagai akibat dari adanya kerusakan sel akut atau trauma (mis: kekurangan oksigen, perubahan suhu yang ekstrem, dan cedera

mekanis), dimana kematian sel tersebut terjadi secara tidak terkontrol yang dapat menyebabkan rusaknya sel, adanya respon peradangan dan sangat berpotensi menyebabkan masalah kesehatan yang serius.

1. Perubahan Mikroskopis

Perubahan pada sel yang nekrotik terjadi pada sitoplasma dan organel-organel sel lainnya. Inti sel yang mati akan menyusut (piknotik), menjadi padat, batasnya tidak teratur dan berwarna gelap. Selanjutnya inti sel hancur dan meninggalkan pecahanpecahan zat kromatin yang tersebar di dalam sel. Proses ini disebut karioreksis. Kemudian inti sel yang mati akan menghilang (kariolisis).

2. Perubahan Makroskopis

Perubahan morfologis sel yang mati tergantung dari aktivitas enzim lisis pada jaringan yang nekrotik. Jika aktivitas enzim lisis terhambat maka jaringan nekrotik akan mempertahankan bentuknya dan jaringannya akan mempertahankan ciri arsitekturnya selama beberapa waktu. Nekrosis ini disebut nekrosis koagulatif, seringkali berhubungan dengan gangguan suplai darah. Contohnya gangren.

Jaringan nekrotik juga dapat mencair sedikit demi sedikit akibat kerja enzim dan proses ini disebut nekrosis liquefaktif. Nekrosis liquefaktif khususnya terjadi pada jaringan otak, jaringan otak yang nekrotik mencair meninggalkan rongga yang berisi cairan.

Pada keadaan lain sel-sel nekrotik hancur tetapi pecahannya tetap berada pada tempatnya selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun dan tidak bisa dicerna. Jaringan nekrotik ini tampak seperti keju yang hancur. Jenis nekrosis ini disebut nekrosis kaseosa, contohnya pada tuberkulosis paru.

Jaringan adiposa yang mengalami nekrosis berbeda bentuknya dengan jenis nekrosis lain. Misalnya jika saluran pankreas mengalami nekrosis akibat penyakit atau trauma maka getah pankreas akan keluar menyebabkan hidrolisis jaringan adiposa (oleh lipase) menghasilkan asam berlemak yang bergabung dengan ion-ion logam seperti kalsium membentuk endapan seperti sabun. Nekrosis ini disebut nekrosis lemak enzimatik.

3. Perubahan Kimia Klinik

Kematian sel ditandai dengan menghilangnya nukleus yang berfungsi mengatur

berbagai aktivitas biokimiawi sel dan aktivasi enzim autolisis sehingga membran sel lisis. Lisisnya membran sel menyebabkan berbagai zat kimia yang terdapat pada intrasel termasuk enzim spesifik pada sel organ tubuh tertentu masuk ke dalam sirkulasi dan meningkat kadarnya di dalam darah.

Misalnya seseorang yang mengalami infark miokardium akan mengalami peningkatan kadar LDH, CK dan CK-MB yang merupakan enzim spesifik jantung. Seseorang yang mengalami kerusakan hepar dapat mengalami peningkatan kadar SGOT dan SGPT. Namun peningkatan enzim tersebut akan kembali diikuti dengan penurunan apabila terjadi perbaikan.

Penyebab Apoptosis Kematian sel terprogram dimulai selama tahap embriogenesis dan terus berlanjut sepanjang waktu hidup organisme. Rangsang yang menimbulkan apoptosis meliputi isyarat hormon, rangsangan anti gen,petida imun, dan sinyal yang mengidentifikasi sel yang menua atau bermutasi. Virus yang menginfeksi sel akan sering kali mengakibatkan apoptosis, yang pada akhirnya mengakibatkan kematian virus dan sel pejamu (host). Hal ini merupakan satu cara yang dikembangkan oleh organisme hidup untuk melawan infeksi virus. Virus tertentu (mis, virus epsteinBarr yang bertanggung jawab dalam mononukleosis) pada gilirannya menghasilkan protein khusus yang menginaktifkan respon apoptosis. Definisi apoptosis telah berpengaruh pada perkembangan kankerdan penyakit neurodegeneratif dengan penyebab yang tidak diketahui, termasuk penyakit alzhaimer dan sklerosis lateral amiotrofik (penyakit lou gehrig). Apoptosis yang dirangsang anti-gen dari sel imun (sel T dan sel B) sangat penting dalam menimbulkan dan mempertahankan toleransi diri-imun. Akibat Kematian Sel

Sel-sel yang mati akan mengalami pencairan atau koagulasi kemudian dibuang atau diidolasi dari jaringan yang masih baik oleh sel imun dalam proses fagositosis. Apabila mitosis memungkinkan dan daeran nekrosis tidak terlalu luas, maka sel-sel baru dengan jenis yang sama akan mengisi kekosongan ruang yang ditinggalkan oleh sel mati. Pada ruang kosong tersebut akan timbul jaringan parut apabila pembelahan sel tidak terjadi atau apabila daerah nekrosis (Nekrosis: Bio kematian sel tumbuhan yg menyebabkan jaringannya menjadi berwarna gelap, umumnya merupakan gejala infeksi krn jamur) terlalu luas. Gangren dapat diartikan sebagai kematian sel dalam jumlah besar. Gangren dapat diklasifikasikan sebagai kering atau basah. Gangren kerig meluas secara lambat dengan hanya sedikit gejala. Gangren kering sering dijumpai di ekstremitas, umumnya terjadi akibat hipoksia yang berkepanjangan. Gangren basah adalah suatu area kematian jaringan yang cepat perluasannya, sering ditemukan diorgan-organ dalam, dan berkaitan dengan invasi bakteri ke dalam jaringan yang mati tersebut. Gangren ini menumbalkan bau yang kuat dan biasanya disertai oleh manifestasi sistemik. Gangren basah dapat timbul dari gangren kering. Gangren gas adalah jenis gangren khusus yang terjadi sebagai respon terhadap infeksi jaringan oleh suatu jenis bakteri anaerob yang disebut kostridium. Gangren jenis ini paling sering terjadi setelah trauma hebat. Gangren gas cepat meluas ke jaringan sekitarnya sebagai akibat dikeluarkannya toksin yang dikeluarkan bakteri yang membunuh sel-sel yang disekitarnya. Sel-sel otot sangat rntan terhadap toksin ini dan apabila terkena akan mengeluarkan gas sulfida yang khas. Gangren jenis ini akan sangat mematikan. 1. 8. Mitosis Pada mitosis, bahan inti sel terbagi sedemikina rupa sehingga dari satu sel dihasilkan dua buah sel anakan yang masing-masing memiliki sifat-sifat genetik sama. Mitosis

berlangsung pada semua sel, kecuali pada sel-sel yang akan menjadi sel kelamin. Mitosis dibedakan atas 5 fase ialah interfase, profase, metafase, anafase dan telofase. Agar supaya kita mudah mengikuti jalannya pembelahan inti, sebaiknya kita menggunakan sebuah sel yang intinya mengandung 4 kromosom saja, yang semuanya berbentuk batang lurus. Dua kromosom (yaitu satu panjang dan satu pendek) berasal dari ibu, sehingga membawa bahan genetik dari ibu. Dua kromosom lainnya yang diarsir (yang satu panjang dan yang satu pendek)) berasal dari ayah, sehingga membawa bahan genetik dari ayah. Dua kromosom yang panjang adalah serupa satu sama lain, demikian pula yang pendek. Satu pasang kromosom yang serupa dinamakan kromosom homolog. Jadi sel yang mengandung 4 kromosom itu memiliki dua pasang kromosom homolog. 9 Pembelaha mitosis menghasilkan dua sel anakan, setiap sel anakan memiliki jumlah kromosom yang sama dengan sel induknya. Terjadi pada makhluk hidup bersel banyak, melewati tahapan atau fase, yaitu PMAT (profase, metaphase, anaphase, telofase) sifat sel anak sama persisi dengan sel induk , dan setiap sel induk menghasilkan 2 sel anak. 11 Gambar 2 . Skema Mitosis Interfase. Pada fase pertama dari mitosis ini, DNA telah berlipat dua dan tiap kromosom membelah memanjang menjadi dua bagian masing-masing masih terikat oleh sebuah sentromer besamaan. Belahan kromosom ini disebut kromatid. Profase. Pada permulaan profase kromosom-kromosom menjadi lebih pendek dan tebal. Pada akhir profase mulai terbentuklah benang-benang gelendong inti pada masing-masing kutub sel yang letaknya berlawanan.

Metafase. Pada fase ini semua kromosom bergerak menempatkan diri di bidang ekuator (di bagian tengah) dari sel. Dinding inti sel menghilang. Pada akhir metafase sentromer membelah dan ujung benang gelendong inti mencapai kromosom dan memegang sentromer. Anafase. Pembelahan sentromer tadi dapat juga berlangsung pada permulaan anafase. Benang gelendong inti memendek, sehingga pembelahan sentromer masing-masing bergerak ke kutub sel yang berlawanan dengan membawa kromatid. Telofase. Pada fase ini pembelahan telah selesai, terbentuk lagi dinding inti. Setelah menjadi dua sel asnakan, masing-masing memiliki inti yang mengandung 4 kromosom dengan bahan genetik yang sama dengan asalnya. 9 1. 9. Meiosis Zigot adalah hasil persatuan dua gamet yang berlainan kelaminnya. Berhubung dengan itu gamet memiliki separoh dari jumlah kromosom yang dimiliki zigot, sehingga gamet dikatakan bersifat haploid (memiliki n kromosom) sedangkan zigot bersifat diploid (memiliki 2n kromosom). Oleh karena jumlah kromosom dari suatu spesies itu akan tetap dari satu generasi ke generasi berikutnya, maka jumlah kromosom dalam gamet haros diparoh. Sel tubuh manusia memiliki 46 kromosom, sehingga sel kelaminnya hanya memiliki 23 kromosom. Proses pembentukan sel kelamin ini melalui pembelahan inti secara meiosis. 9 Pembelahan meiosis menghasilkan empat sel anakan yang masing-masing mengandung jumlah sel separuh dari sel induknya. Pembelahan ini terjadi pada makhluk hidup yang berkembang biak secara generative. Sifat sel anak berbeda dengan sel induk. Sel induk bersifat diploid, sedangkan sel anak bersifat haploid.

Jumlah sel anak yang dihasilkan setengah dari sel induk dan melalui dua kali tahapan pembelahan. 11 Gambar 3. Skema Meiosis Meiosis berlangsung dalam dua tingkatan, yaitu meiosis I dan meiosis II. Meiosis I 9 Profase I Oleh karena profase dari meiosis I berlangsung lama, maka fase ini di bedakan atas 5 stadia, yaitu leptotema, zigonema, perkhinema, diplema, dan diakinesis. Tiap stadium ditandai dengan aktivitas kromosom yang berlainan. 1. Leptonema. Kromosom diploid yang jumlahnya 4 tampak sebagai benang panjang, tunggal dan tipis. 2. Zigonema. Ke empat kromosom itu saling berdekatan dan membentuk pasangan yang disebut sinapsis. 3. Parkhinema. Kromosom menjadi pendek dan tebal. 4. Diplonema. Masing-masing kromosom membelah memanjang sehingga terbentuk kromatid. Empat kromatid itu dinamakan tetrad. 5. Diakinesis. Kromatid-kromatid yang tak serupa (artinya dari sentromer yang berlainan) dapat bersilang. Tempat persilangan ini disebut khiasama (jamak; khiasamata). Di tempat khiasma itu kromatid akan putus dan segmen dari satu kromatid akan bersambungan dengan potongan segmen kromatid yang lain. Peristiwa penukaran segmen dari kromatid yang tak serupa (nonsister chromatids) dalam kromosom homolog itu dinamakan pindah silang (crossing over). Dengan adanya pindah silang, maka terjadilah penukaran gen-gen, sehingga terbentuk kombinasi baru.

Metafase I Diakinesis dilanjutkan dengan metafe I, dimana kromosom-kromosom yang masih berpasangan menempatkan diri di bidang ekuator dari sel. Dinding inti menghilang. Kromosom-kromosom masih dalam keadaan diploid. Anafase I Kromosom-kromosom bergerak ke kutub sel yang berlawanan Telofase I Terbentuklah dua sel anakan, masing-masing memiliki separoh dari jumlah sel asalnya. Terjadilah pembelahan reduksi karena setiap sel anakan memiliki satu kromosom dari tiap pasangan kromosom homolog. Dinding sel timbul kembali. Meiosis II 9 Metafase II Dinding inti menghilang lagi dan di bagian kutub dari setiap sel anakan terbentuk benang gelendong inti lagi. Kromosom-kromosom menempatkan diri di bidang ekuator dari sel. Sentromer membelah dan pasangan kromosom homolog (semula disebut kromatid) memisahkan diri. Anafase II Kromosom-kromosom bergerak ke masing-masing kutub sel. Telofase II

Ini merupakan fase terakhir dari meiosis II. Terbentuklah 4 inti anakan, masingmasing memiliki sebuah kromatid dari tiap tetrad, sehingga jumlah kromosomnya haploid. Jadi selama meiosis II tiada lagi pembelahan reduksi, melainkan berlangsung pembelahan biasa. Tabel 1. Perbedaaan Mitosis dan Meiosis No Perbedaan 1 2 Tempat terjadi Banyaknya pembelahan 3 Fase pembelahan Profase, metafase, anafse, dan telofase Meiosis I (profase I, metafase I, anafase I, telofase I), meiosis II (profase II, metafase II, anafase II, telofase II) 4 5 Hasil 2 sel anak 4 sel anak Mitosis Pada sel somatis Satu kali Meiosis Pada sel gamet /gonad Dua kali

Jumlah kromosom sel Sama dengan sel induk Setengah sel induk anak

6 7

Sifat sel anak Tujuan

Sama dengan sel induk Tidak sama dengan sel induk Untuk perbanyakan sel Untuk membentuk sel gamet, dan pertumbuhan, agar keturunan memiliki jumlah

mengganti sel-sel yang kromosom yang sama dengan rusak. induknya.

BAB II KESIMPULAN DAN SARAN 3.1 Kesimpulan Pada organisme multiseluler, sel memperbanyak diri melalui pembelahan sel, ini dilakukan melalui tahapan mitosis dan meiosis. Pembelahan sel ini dilakukan pada masa pertumbuhan, untuk memperbaiki kerusakan jaringan kulit, untuk menggantikan sel-sel tua atau mati. Terdapat perbedaan antara mitosis dan meiosis dari mulai tempat terjadinya, jumlah anakan, maupun jumlah kromosom dari sel.

3.2 Saran

Daftar Pustaka Adnan dan Kaseng ES. Biologi, untuk SMA kelas XI IPA. Jakarta: Widya Utama; 2008. Sloane E. Anatomi dan fsiologis untuk pemula. Jakarta : EGC; 2003.h.34-47 Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Sel germinal. Halaman ini terakhir diubah pada tanggal 29 November 2010 jam 16:20. Diunduh dari: http://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&tl=id&u=http://en.wikipedi a.org/wiki/Germ_cell, 26 desember 2010, Jam 08.48. Sucahyono A. Merencanakan jenis kelamin anak. Jakarta : Elex Media Komputindo; 2009.h.1-2 Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Sel somatik. Halaman ini terakhir diubah pada 23:59, 1 Desember 2010. Diunduh dari : http://id.wikipedia.org/wiki/Sel_somatik, 26 desember 2010, Jam 08.48. Corwin EJ. Patofisiologis. Ed. 3. Jakarta : EGC; 2009.h.26-37 Aryulina D, Muslim C, Manaf S, dan Minarnani EW. Biologi 3. Jakarta : Erlangga.h.106-109 Saunders. Histology. USA: Elsevier; 2007.h.65-66 Suryo. Genetika manusia. Cet. 5. Yogyakarta: Gajah Mada University Press; 2003. Sumardjo D. Pengantar kimia: buku panduan kuliah mahasiswa kedokteran dan program starta 1 fakultas bioeksakta. Jakarta : EGC; 2008.h.326

Zakrinal dan purnama S. Jago biologi SMA. Cet.1. Jakarta : Media Pusindo; 2009.h.139