BAB 1. PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangBesi adalah logam transisi
yang paling banyak dipakai karena relatif melimpah di alam dan
mudah diolah. Besi murni tidak begitu kuat, tetapi bila dicampur
dengan logam lain dan karbon didapat baja yang sangat keras. Biji
besi biasanya mengandung hematite (Fe2O3) yang dikotori oleh pasir
(SiO2) sekitar 10 %, serta sedikit senyawa sulfur, posfor,
aluminium dan mangan.(Syukri ,1999 : 623). Besimerupakan unsur
esensial karena merupakan bagian dari enzim-enzim tertentu dan
merupakan bagian dari protein yang berfungsi sebagai pembawa
elektron pada fase terang fotosintesis dan respirasi (Benyamin,
2008). Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia di bumi
ini. Sesuai dengan kegunaannya, air dipakai sebagai air minum,
mandi, mencuci, sanitasi, transportasi baik di sungai maupun di
laut. Air juga dipergunakan untuk meningkatkan kualitas hidup
manusia (Arya W., 2001). Dari persyaratan kualitas air harus
memenuhi persyaratan fisik, kimia, mikrobiologi dan radioaktif.
Persyaratan fisik antara lain tidak berwarna, tidak berbau dan
tidak berasa. Persyaratan kimia yaitu air tidak mengandung senyawa
kimia yang beracun dan setiap zat yang terlarut dalam air mempunyai
batas tertentu yang diperkenankan. Salah satu persyaratan kimia
pada air minum adalah kadar besi (Fe) dan mangan (Mn) (Permenkes
No.416/Menkes/Per/IX/1990). Zat besi (Fe) merupakan kandungan
mineral dalam air yang dibutuhkan oleh tubuhmanusia untuk
pertumbuhannya. Zat ini dalam jumlah kecil diperlukan untuk
pembentukan sel darah merah. Kadar besi maksimum yang diperbolehkan
ada di dalam air minum menurut Permenkes No.416/Menkes/Per/IX/1990
sebesar 0,03 mg/liter. Sedangkan zat mangan (Mn) juga merupakan
nutrien penting yang diperlukan oleh tubuh. Kadar yang
diperbolehkan di dalam air minum menurut Permenkes
No.416/Menkes/Per/IX/1990 0,1 mg/liter.Kadar Fe yang tinggi di
dalam tubuh dapat menimbulkan masalah kesehatan dengan gejala
klinis berupa kelainan pigmen kulit dan hepatomegali. Demikian pula
bila kadar Mn tinggi dapat bersifat toksis pada alat
pernafasan.Tingginya kadar besi dan mangan dalam air tanah, secara
makroskopis dapat ditentukan dengan tanda air agak coklat dan
berbau amis, banyak terdapat endapan berwarna coklat pada dasar bak
penampungan air, menimbulkan noda-noda coklat pada pakaian yang
berwarna putih dan bila dicampur akan berwarna kehitaman. Sehingga
air yang mengandung kadar besi dan mangan yang tinggi menimbulkan
keengganan untuk dikonsumsi karena kurang estetis (Hernadi,
1983).Untuk mengurangi masalah-masalah yang ditimbulkan oleh adanya
zat besi dalam jumlah yang berlebih dalam air sumur gali, maka
harus dilakukan usaha-usaha penurunannya sehingga tidak menimbulkan
gangguan. Berdasarkan hal tersebut Penulis membuat makalah yang
berjudul Analisis Pencemaran Fe Sumur-sumur di Sumenep Mengandung
Kapur dan Zat Besi.
1.2 Rumusan Masalah1. Apa penyebab dari pencemaran besi?2.
Bagaimana dampak yang ditumbilkan dari pencemaran besi?3. Bagaimana
solusi untuk pencemaran besi?
1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui penyebab dari pencemaran besi2.
Untuk mengetahui dampak yang ditumbilkan dari pencemaran besi3.
Untuk mengetahui solusi untuk pencemaran besi
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian AirBerdasarkan Permenkes RI
No.416/Menkes/Per/IX/1990 air bersih adalah air yang digunakan
untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air erat sekali
hubungannya dengan kehidupan dan kesehatan manusia yang berarti
besar sekali peranannya dalam kesehatan manusia. Air merupakan
suatu sarana untuk meningkatkan derajat kesehatan manusia, karena
air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan
penyakit. Dalam penularan penyakit air berperan dalam empat cara
yaitu cara water borne, water washed, water bushed, water related
vector disease (Kusnoputranto, 1993).
2.2 Syarat-Syarat Air Minum yang SehatAir yang memenuhi syarat
kesehatan adalah air yang bebas dari mikroorgnisme, zat atau bahan
kimia, bau, rasa, dan kekeruhan. Adalah indra dari masing-maing
pemeriksa, namun batasannya baik menurut WHO maupun Permenkes
adalah air minum tidak boleh terdapat bau dan rasa yang tidak
diinginkan.2.2.1 Syarat Fisika. Air tidak boleh berasa dan
berbauBau dan rasa biasanya terjadi bersama-sama dan biasanya
disebabkan oleh adanya bahan-bahan organik yang membusuk, tipe-tipe
tertentu organisme mikroskopik, serta persenyawaan kimia.
Bahan-bahan yang menyebabkan bau dari rasa ini berasal dari
berbagai sumber. Karena pengukuran rasa dan bau itu tergantung pada
reaksi individual, maka hasil yang dilaporkan juga tidak mutlak.
Intensitas bau dilaporkan sebagai berbanding terbalik dengan rasio
pencemaran bau sampai keadaan yang nyata tidak berbau (Sutrisno,
2006).
a. Air tidak boleh berwarnaWarna pada air terjadi karena adanya
suatu proses dekomposisi pada berbagai tingkat. Tanin, asam humus
dan bahan yang berasal dari humus serta dekomposisi pigmen yang
dianggap sebagai bahan yang memberi warna yang paling utama,
kehadiran unsur besi yang berkaitan dengan zar organik akan membuat
warna semakin tinggi. Warna yang disebabkan bahan tersuspensi
disebut apparet colour,sedangkan yang disebabkan karena kekentalan
organisme atau tumbuh-tumbuhan yang merupakan koloidal disebut true
colour. Untuk mengukur tingkat warna digunakan satuan PICO.
Berdasarkan Permenkes No.416/Menkes/Per/IX/1990, tingkat warna air
yang diperbolehkan untuk air bersih adalah 50 TCU dan untuk air
minum 15 TCU.b. Air tidak keruhAir yang digunakan untuk minum
hendaknya air yang jernih. Air keruh disebabkan oleh
butiran-butiran koloid dari tanah liat. Untuk mengukur kekeruhan
air digunakan Turbidimeter dengan satuan mg/l. Standar yang
ditetapkan oleh U.S. Public Health Service mengenai ini adalah
batas maksimal 10 ppm dengan skala silikat (Sutrisno, 2006).c.
SuhuTemperatur air akan mempengaruhi kesukaan konsumen dalam
mengkonsumsi air. Untuk memberikan rasa segar maka suhu air yang
diharapkan adalah 10 - 15C. d. Jumlah zat yang terlarutAir minum
tidak boleh mengandung zat padat lebih dari 1000 mg/liter,
sedangkan untuk air bersih tidak lebih dari 1500 mg/liter. Jika
angka tersebut melewati maka akan mengakibatkan air tidak enak
rasanya, menimbulkan rasa mual dan Toxaemia pada wanita hamil.
2.2.2 Syarat KimiaAir yang berkualitas baik harus memenuhi
syarat kimia sebagai berikut : (Sutrisno,2006) a. Derajat keasaman
atau pHDerajat keasaman merupkan faktor yang penting, karena pH
mempengaruhi pertumbuhan makro di dalam air. Pada air minum dan air
bersih, bila pH lebih kecil dari 6,5 atau lebih dari 9,2 akan
menyebabkan korositas dan dapat menyebabkan keracunan. Adapun besar
pH yang disyaratkan oleh Permenkes RI No.416/Menkes/Per/IX/1990
untuk air minum adalah 6,5 8,5 sedangkan untuk air bersih 6,5 9,0.
b. Tidak terdapat zat penyebab gangguan fisiologisDi dalam air
tidak boleh terdapat zat-zat yang dapat menimbulkan gangguan
fisiologis seperti : Clorida (Cl) untuk air minum 250 mg/l dan
untuk air bersih 600 mg/l dan Sulfat (SO4) 400 mg/l untuk air minum
dan air bersih.c. Tidak terdapat zat penyebab gangguan teknisDi
dalam air tidak boleh terdapat zat yang menyebabkan gangguan
teknisseperti :1) Besi (Fe), yang syarat maksimumnya 0,03 mg/l
untuk air minum dan 1,0untuk air bersih.2) Mangan (Mn), yang syarat
maksimumnya 0,015 mg/l untuk air minum dan 0,5 mg/l untuk air
bersih.
2.2.3 Syarat BakteriologisMenurut Permenkes
No.416/Menkes/Per/IX/1990, persyaratan bakteriologis di dalamair
adalah sebagai berikut :a. Coliform tinja total coliform pada 100
ml air minum adalah 0.b. Jumlah total coliform per 100 ml air
bersih pada jaringan perpipaan adalah 10, sedangkan untuk non
perpipaan adalah 50.c. Tidak mengandung bakteri pathogen misalnya
Vibro cholera, Salmonella thypi dan lain-lain.d. Tidak mengandung
bakteri non pathogen seperti Acytomicetes, Phytoplankton, Coliform,
dan lain-lain.
2.3 Pengertian Besi (Fe)Besi merupakan salah satu unsur pokok
alamiah dalam kerak bumi. Keberadaan besi dalam air tanah biasanya
berhubungan dengan pelarutan batuan dan mineral terutama oksida,
sulfida karbonat, dan silikat yang mengandung logam-logam tersebut
(Poerwadio dan Masduqi, 2004).Besi (Fe) adalah logam berwarna putih
keperakan, liat dan dapat dibentuk. Fe di dalam susunan unsur
berkala termasuk logam golongan VIII, dengan berat atom 55,85
g.mol-1, nomor atom 26, berat jenis 7,86 g.cm-3 dan umumnya
mempunyai valensi 2 dan 3 (selain 1, 4, 6). Besi (Fe) adalah logam
yang dihasilkan dari bijih besi, dan jarang dijumpai dalam keadaan
bebas, untuk mendapatkan unsur besi, campuran lain harus dipisahkan
melalui penguraian kimia. Besi digunakan dalam proses produksi besi
baja, yang bukan hanya unsur besi saja tetapi dalam bentuk alloy
(campuran beberapa logam dan bukan logam, terutama karbon).
2.4 Kandungan Fe dalam Bumi Kandungan besi di alam ini berkisar
4,5 % dari sejumlah material yang ada di lapisanbumi. Unsur besi
terletak dalam bentuk batu karang dan mineral bumi. Besi terdapat
dalam bentuk mineral silika dan batu karang berapi. Unsur besi
terdapat hampir pada semua air tanah (Hernadi, 1983). Air tanah
biasanya mempunyai konsentrasi karbondioksida yang tinggi dan
mempunyai konsentrasi oksigen terlarut yang rendah. Kondisi ini
menyebabkan besi yang tidak terlarut menjadi konsentrasi besi yang
terlarut dalam bentuk unsur atau ion yang bervalensi dua. Besi pada
air permukaan terdapat dalam beberapa bentuk, antara lain dalam
bentuk suspensi dalam lumpur, tanah liat, partikel halus dan hidrat
besi (III) oksida, dalam bentuk koloid dan organik kompleks. Unsur
besi apabila terdapat dalam sistem air bersih dapat menurunkan
kualitas air dimana air tersebut berwarna coklat dan dapat
menimbulkan bercak-bercak pada pakaian. Adanya kandungan besi dalam
air dapat menumbuhkan bakteri besi dalam kelompok besar dapat
menyumbat perpipaan, meninggikan gaya gesek yang berakibat
meningkatnya kebutuhan energi. Selain itu apabila bakteri tersebut
mengalami degradasi akan menyebabkan bau dan rasa tidak enak. Untuk
itu air yang mengandung besi perlu diolah terlebih dahulu.
Pengolahan besi yang tedapat dalam air dapat dilakukan dengan
aerasi atau menggunakan oksidator untuk mengikat besi agar dapat
diendapkan. Salah satu oksidatior yang dipergunakan adalah Kalium
Permanganat.
2.5 Besi (Fe) dalam Air TanahAliran air tanah merupakan
perantara goelogi yang memberikan pengaruh unsur- unsur kimia
secara terus menerus terhadap lingkungan di sekelilingnya di dalam
tanah. Lapisan-lapisan tanah yang dilewati air mengandung
unsur-unsur kimia tertentu, salah satunya adalah persenyawaan besi.
Besi (Fe) adalah elemen yang banyak di batuan dan merupakan salah
satu elemen kimia yang dapat ditemui pada hampir setiap tempat di
bumi, pada semua lapisan geologi dan semua badan air. Kandungan
unsur kimia dalam air sangat tergantung pada formasi geologi tempat
air itu berada dan formasi geologi tempat dilaluinya air. Sebagai
Contoh, apabila selama perjalanannya air melalui suatu batuan yang
mengandung besi, maka secara otomatis air akan mengandung besi,
demikian juga untuk unsur-unsur yang lainnya. Besar kecilnya
material terlarut tergantung pada lamanya air kontak dengan batuan.
Semakin lama air kontak dengan batuan semakin tinggi unsur- unsur
yang terlarut di dalamnya. Kandungan unsur besi di air tanah,
terutama di dalam air sumur banyak terjadi. Air tanah yang umumnya
mempunyai konsentrasi karbondioksida yang tinggi dapat menyebabkan
kondisi anaerobik. Kondisi ini menyebabkan konsentrasi besi bentuk
mineral tidak larut (Fe3+) tereduksi menjadi besi yang larut dalam
bentuk ion bervalensi dua (Fe2+). Konsentrasi besi pada air tanah
bervariasi mulai dari 0,01 mg/l - 25 mg/l (Akademi Teknik Tirta
Wiyata, 2003). Pada air permukaan jarang ditemui kadar Fe melebihi
1 mg/l, tetapi di dalam air tanah kadar Fe dapat jauh lebih tinggi
(Manahan, 1999). Konsentrasi Fe yang tinggi dapat dirasakan dan
dapat menodai kain serta perkakas dapur. Pada air yang tidak
mengandung oksigen seperti air tanah, besi berada sebagai Fe2+ yang
cukup tinggi, sedangkan pada air sungai yang mengalir dan terjadi
aerasi, Fe2+ teroksidasi menjadi (Fe(OH)3), dimana (Fe(OH)3) ini
sulit larut pada pH 6 sampai 8. Besi dalam bentuk ion Fe2+ sangat
mudah larut dalam air. Oksigen yang terlarut akan mengoksidasi Fe2+
menjadi Fe(OH)3 yang merupakan endapan. Fe(OH)3 atau salah satu
jenis oksida yang merupakan zat padat dan dapat mengendap. Besi
yang terlarut dalam bentuk Fe2+ dalam air biasanya dihasilkan oleh
pelepasan ion Fe2+ dari bahan-bahan organik. Menurut Y.P Tirta
Dharma, kehadiran ion Fe2+ yang terlarut dalam air dapat
menimbulkan gangguan-gangguan seperti : a. Rasa dan bau logam yang
amis pada air, disebabkan karena bakteri mengalami degradasi. b.
Besi dalam konsentrasi yang lebih besar mg/l, akan memberikan suatu
rasa pada air yang mengambarkan rasa metalik, astrinogent atau
obat. c. Mengakibatkan pertumbuhan bakteri besi (Crenothrix dan
Gallionella) yang berbentuk filamen.d. Menimbulkan warna
kecoklat-coklatan pada pakaian putih. e. Meninggalkan noda pada
bak-bak kamar mandi dan peralatan lainnya (noda kecoklatan
disebabkan oleh besi).f. Dapat mengakibatkan penyempitan atau
penyumbatan pada pipa.g. Endapan logan ini juga yang dapat
memberikan masalah pada sistem penyediaan air secara individu
(sumur). Beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk menurunkan kadar
besi terlarut adalah dengan proses : a. Oksidasi dari
udara.Oksidasi dengan udara dapat dilakukan dengan beberapa tipe,
misalnya dengan menggunakan Cascade Aerator, Pneumatic system dan
lain sebagainya. b. Klorinasi yang diikuti dengan proses
filtrasi.Klorin digunakan karena memiliki kecepatan oksidasi lebih
besar dibanding dengan proses aerasi, dan mampu mengoksidasi besi
yang berkaitan dengan zat organik, tapi kecepatan oksidasi
berkurang. pH yang baik antara 8-8,3 oksidasi besi membutuhkan
waktu 15-30 menit. Selama proses oksidasi klorin, sisa klorin
seharusnya dijaga sampai pada proses selanjutnya untuk mencegah
terjadinya penurunan kondisi yang dapat menyebabkan terlarutnya
kembali endapan. Pada umumnya proses standart penurunan kandungan
Fe dan Mn menggunakan koagulasi, flokulasi, pengendapan, dan
filtrasi dengan didahului proses preklorinasi. Dosis sisa klor yang
dianjurkan minimum 0,5 mg/l. Air baku yang mengandung besi dan
mangaan < 0,5 mg/l dapat diturunkan dengan menggunakan ion
exchange, selain itu unit ini juga mampu menghilangkan kesadahan.
Proses ini biasanya digunakan dalam industri, kekurangannya antara
lain : a. Bahan kimia mahal, korosif, bahaya dan buangan regeran
sulit diolah; b. Unit yang otomatis memerlukan perawatan yang ahli
dan unit yang tidak otomatis memerlukan operator yang terlatih dan
perhatian yang serius. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 416/MENKES/PER/IX/1990, kandungan besi yang diijinkan
untuk air bersih sebesar 1 mg/l
2.6 Hubungan Zat Besi dengan KesehatanZat besi sangat dibutuhkan
oleh manusia untuk pembentukan sel darah merah. Kebutuhan zat besi
ini relatif sangat kecil yaitu 0,8 mg per berat badan dalam satu
hari, namun bila terjadi kekurangan zat besi akan mengakibatkan
seseorang akan menderita penyakit anemia yang dapat menimbulkan
gejala klinis berupa kekurangan darah. Disamping masalah kekurangan
zat besi adapula masalah kelebihan absorbsi zat besi, ke dalam
tubuh yang juga dapat menimbulkan masalah kesehatan, dengan gejala
klinis berupa kelainan pigmen kulit dan hepatomegali yang disebut
hemopromatisidiopetik, dimana kelainan ini berupa kelainan genetik
yang berkaitan dengan absorbsi Fe yang tinggi oleh tubuh.Tingginya
kadar Fe melebihi batas maksimal yang ditetapkan dikhawatirkan
dapat menyebabkan menumpuknya Fe dalam tubuh yang dapat
mengakibatkan efek toksis dalam tubuh manusia.
(Nasution,1993).Tingginya kadar Fe pada air merupakan suatu hal
yang harus diperhatikan dalam penyediaan air bersih bagi
masyarakat. Mengingat bahwa tingginya kadar Fe akan mengurangi segi
estetika dan akan mengurangi efektifitas usaha desinfeksi karena
mikroba terlindung oleh zat tersuspensi tersebut. Tingginya kadar
besi pada air menyebabkan air berwarna merah kecoklatan dan berbau
logam sehingga menimbulkan keengganan untuk mengkonsumsinya.
Menurut Permenkes No.416/Menkes/Per/IX/1990 kadar maksimum zat besi
yangdiperbolehkan pada air minum adalah 0,03 mg/liter sedangkan
pada air minum 0,1 mg/liter.
2.7 Dampak Konsentrasi Besi Terlarut dalam Air Melebihi
BatasApabila konsentrasi besi terlarut dalam air melebihi batas
tersebut akan menyebabkan berbagai masalah yaitu :1. Gangguan
teknisEndapan Fe (OH) bersifat korosif terhadap pipa dan akan
mengendap pada saluran pipa, sehingga mengakibatkan pembuntuan dan
efek-efek yang dapat merugikan seperti mengotori bak yang terbuat
dari seng. Mengotori wastafel dan kloset.2. Gangguan FisikGangguan
fisik yang ditimbulkan oleh adanya besi terlarut dalam air adalah
timbulnya warna, bau, rasa. Air akan terasa tidak enak bila
konsentrasi besi terlarutnya > 1,0 mg/l.3.
GangguanKesehatanSenyawa besi dalam jumlah kecil di dalam tubuh
manusia berfungsi sebagai pembentuk sel-sel darah merah, dimana
tubuh memerlukan 7-35 mg/hari yang sebagian diperoleh dari air.
Tetapi zat Fe yang melebihi dosis yang diperlukan oleh tubuh dapat
menimbulkan masalah kesehatan. Hal ini dikarenakan tubuh manusia
tidak dapat mengsekresi Fe, sehingga bagi mereka yang sering
mendapat tranfusi darah warna kulitnya menjadi hitam karena
akumulasi Fe. Air minum yang mengandung besi cenderung menimbulkan
rasa mual apabila dikonsumsi. Selain itu dalam dosis besar dapat
merusak dinding usus. Kematian sering kali disebabkan oleh rusaknya
dinding usus ini. Kadar Fe yang lebih dari 1 mg/l akan menyebabkan
terjadinya iritasi pada mata dan kulit. Apabila kelarutan besi
dalam air melebihi 10 mg/l akan menyebabkan air berbau seperti
telur busuk.
2.8 Pengolahan Air Pengolahan air merupakan suatu upaya untuk
mendapatkan air bersih dan sehat dengan standar mutu air yang
memenuhi syarat kesehatan. Proses pengolahan air merupakan proses
perubahan fisik, kimia, dan biologi air baku. Adapun tujuan
pengolahan air adalah : a. Memperbaiki derajat keasaman. b.
Mengurangi bau. c. Menurunkan dan mematikan mikroorganisme. d.
Mengurangi kadar bahan-bahan terlarut.
2.8.1 Pengolahan Air Secara Fisika a. Penyaringan atau Filtrasi
Penyaringan merupakan pemisahan antara padatan atau koloid dengan
cairan. Proses penyaringan air melalui pengaliran air pada media
butiran. Secara alami penyarinagn air terjadi pada permukaan yang
mengalami peresapan pada lapisan tanah. Bakteri dapat dihilangkan
secara efektif melalui proses penyaringan demikian pula dengan
warna, keruhan, dan besi. Pada proses penyaringan,
partikel-partikel yang cukup besar akan tersaring pada media pasir,
sedangkan bakteri dan bahan koloid yang berukuran lebih kecil tidak
tersaring seluruhnya. Ruang antara butiran berfungsi sebagai
sedimentasi dimana butiran terlarut mengendap. Bahan-bahan koloid
yang terlarut kemungkinan akan ditangkap karena adanya gaya
elektrokinetik. Banyak bahan-bahan yang terlarut tidak dapat
membentuk flok dan pengendapan gumpalan-gumpalan masuk ke dalam
filter dan tersaring. Jenis saringan pasir yang sering digunakan :
1) Saringan Pasir Lambat Saringan pasir lambat adalah saringan
pasir yang mempunyai kerja mengolah air baku secara gravitasi
melalui lapisan pasir sebagai media penyaringan. Kecepatan
penyaringanberkisar antara 0,1 0,4 m/jam. Proses penyaringan dapat
berjalan baik apabila tinggi pasir penyaring minimal 70 cm, karena
aktifitas mikroorganisme terjadi di lapisan sampai 30 40 cm di
bawah permukaan. Mikroorganisme ini berfungsi memakan dengan
menghancurkan zat organik sewaktu air mengalir lewat pasir
tersebut. Ketebalan pasir di bawahnya lagi berfungsi sebagai
saringan zat kimia, karena disini terjadi proses kimiawi. Diameter
pasir berkisarantara 0,2 -0,3 mm, dapat menyaring telur cacing,
kista amoeba, larva cacing, dan bakteri (Sanropie, 1984). 2)
Saringan Pasir Cepat Saringan pasir cepat juga bekerja atas dasar
gaya gravitasi melalui pasir berdiameter 0,2 2,0 mm, dan kerikil
berdiameter 25 50 mm, kecepatan filtrasi 100- 125 m/hari. Tebal
pasir efektif sekitar 80 120 cm. Saringan pasir cepat ini dapat
menyaring telur cacing, kista amoeba, larva cacing. Pasir cepat ini
juga bisa digunakan untuk mengurangi Fe dan Mn (Sanropie, 1984). b.
Sedimentasi atau Pengendapan Sedimentasi adalah proses pengendapan
partikel padat yang tersusupensi dalam cairan atau zat cair dengan
menggunakan pengaruh gravitasi atau gaya berat secara alami.
Kegunaan sedimentasi untuk mereduksi bahan-bahan yang tersuspensi
pada air dan kandungan organisme tertentu di dalam air. Ada dua
jenis pengendapan yaitu Discrete Settling dan Flocelent Settling.
1) Discrete Settling terjadi apabila proses pengendapan suatu
partikel tidak terpenuhi oleh proses pengelompokkan partikel
sehingga kecepatan endapannya akan konstan. 2) Flocelent Settling
dipengaruhi oleh pengelompokkan partikel sehingga kecepatan
pengendapan yang dimiliki berubah semakin besar. Proses sedimentasi
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: a) Diameter butiran. b)
Berat jenis butiran. c) berat jenis zat cair.d) Kekeruhan cairan.
e) Kecepatan aliran.
2.8.2 Pengolahan Air secara Kimia a. Koagulasi atau
FlokulasiKoagulasi atau flokulasi adalah proses pengumpulan
partikel-partikel yang tidak dapat diendapkan dengan jalan
menambahkan koagulasi. Contoh bahan koagulasi antara lain tawas dan
kapur (Sanropie, 1984). Cara koagulasi atau flokilasi dalam
pengolahan air dengan bahan kimia berguna untuk air yang mengandung
bahan kimia, dan warna tetapi tidak terlalu pekat. Pada prinsipnya
apabila air sudah susah diendapkan maka berarti perlu ditambahkan
bahan kimia. b. Aerasi Aerasi dalah proses pengolahan air dengan
mengotakkan air dengan uadara yang bertujuan untuk menambah
oksigen, menurunkan karbondioksida, dan mangan supaya bisa
diendapkan. Proses ini juga menghilangkan bau pada air (Sanropie,
1984).
2.8.3 Pengolahan Air secara Mikrobiologi Upaya untuk memperbaiki
mikrobiologi air yang paling konvensional adalah dengan mematikan
mikroorganisme dalam air. Proses mematikan mikroorganime yang
banyak dipraktekkan serta paling sederhana adalah dengan
mendidihkan air hingga mencapai suhu 100C (Sanropie, 1984).
BAB 3. PEMBAHASAN
3.1 KasusRABU, 18 NOVEMBER 2009 | 10:20 WIBSumur-sumur di
Sumenep Mengandung Kapur dan Zat BesiTEMPOInteraktif,Sumenep -Dinas
Kesehatan Kabupaten Sumenep, Madura, meneliti kwalitas air sumur di
18 kecamatan. Hasilnya, 90 persen sumur di Sumenep mengandung zat
kapur dan zat besi yang membahayakan kesehatan."Zat kapur dan besi
kita temukan di semua sumur," kata Kepala Dinas Kesehatan Sumenep
Susianto, Rabu (18/11).Menurut Susianto, bila terlalu banyak
mengkonsumsi air yang mengandung zat kapur dan besi bisa
menyebabkan kanker, serangan jantung dan stroke secara perlahan.
"Semua fungsi organ tubuh akan melemah," jelasnya.Zat berbahaya
itu, kata dia, muncul alami dari dalam sumur, kadar zatnya akan
semakin tinggi saat musim kemarau karena terjadi pendangkalan air
sumur. "Kalau airnya direbus muncul busa putih dan kental, rasanya
juga agak pahit," ujarnya.Sebab itu, jelas Susianto, pihaknya hanya
menghimbau agar warga Sumenep terutama pedesaan merebus lebih
dahulu air sumur yang akan dikonsumsi dan terus membudayakan hidup
sehat. "Kalau orang desa gak mau air rebus," katanya. Ia
menambahkan, hasil pemeriksaan ini telah dikirimkan ke Dinas
Kesehatan Jawa Timur, sebagai bahan kajian untuk meningkatkan
kualitas kesehatan warga pedesaan.Selain zat kapur dan zat besi,
Susianto mengatakan ditemukan juga bakteri ekoli dalam sumur warga
mesti tidak merata. Ekoli, kata dia, merupakan penyebab utama
diare, dimana sepanjang tahun 2009 sebanyak 25 ribu warga Sumenep
terkena penyakit tersebut. "Korbannya bayi dan balita,"
jelasnya.Anehnya, Susianto melanjutkan, diare tidak hanya mewabah
saat kemarau tapi juga saat musim hujan karena bakteri penyebab
diare juga berkembang biak dalam genangan sisa air hujan.Narasumber
: Musthofa BisriSumber:
http://www.tempo.co/read/news/2009/11/18/058208983/Sumur-sumur-di-Sumenep-Mengandung-Kapur-dan-Zat-Besi
3.2 Gambaran KasusSekitar 90 persen sumur di Sumenep mengandung
zat kapur dan zat besi yang membahayakan kesehatan. Air yang
mengandung zat kapur dan besi jika dikonsumsi oleh manusia bisa
menyebabkan kanker, serangan jantung dan stroke secara perlahan
karena semua fungsi organ melemah. Zat berbahaya itu, muncul alami
dari dalam sumur, kadar zatnya akan semakin tinggi saat musim
kemarau karena terjadi pendangkalan air sumur. Air yang mengandung
besi busa putih dan kental, rasanya juga agak pahit. Oleh sebab itu
dihimbau agar warga Sumenep terutama pedesaan merebus lebih dahulu
air sumur yang akan dikonsumsi dan terus membudayakan hidup sehat,
hasil pemeriksaan ini telah dikirimkan ke Dinas Kesehatan Jawa
Timur, sebagai bahan kajian untuk meningkatkan kualitas kesehatan
warga pedesaan.Selain zat kapur dan zat besi, ditemukan juga
bakteri ekoli dalam sumur warga mesti tidak merata. Ekoli merupakan
penyebab utama diare, dimana sepanjang tahun 2009 sebanyak 25 ribu
warga Sumenep terkena penyakit tersebut korbannya bayi dan
balita.
3.3 Penyebab dan Dampak yang ditimbulkanDalam berita tersebut,
tidak dijelaskan sumber pencemaran air yang terjadi. Oleh karena
itu, sumber pencemaran ini dapat bermacam-macam, dapat disebabkan
oleh masyarakat sekitar yang berperilaku tidak sehat, kondisi alam,
ataupun limbah industri yang berada di sekitarnya.selain itu juga
dapat disebabkan karena sumur kurang dalam, sumur penuh lumpur
sehingga air tersumbat, letak sumur tidak tepat, misalnya di daerah
berbatu, tanah liat, cadas, Kemungkinan besar dekat dengan resapan
air limbah dari saluran pembuangan ke dalam sumur, jaraknya terlalu
dekat dari resapan air limbah dari septic tank.Apabila konsentrasi
besi terlarut dalam air melebihi batas tersebut akan menyebabkan
berbagai masalah yaitu :1. Gangguan teknis Endapan Fe (OH) bersifat
korosif terhadap pipa dan akan mengendap pada saluran pipa,
sehingga mengakibatkan pembuntuan dan efek-efek yang dapat
merugikan seperti mengotori bak yang terbuat dari seng. Mengotori
wastafel dan kloset.2. Gangguan FisikGangguan fisik yang
ditimbulkan oleh adanya besi terlarut dalam air adalah timbulnya
warna, bau, rasa. Air akan terasa tidak enak bila konsentrasi besi
terlarutnya > 1,0 mg/l.3. GangguanKesehatanSenyawa besi dalam
jumlah kecil di dalam tubuh manusia berfungsi sebagai pembentuk
sel-sel darah merah, dimana tubuh memerlukan 7-35 mg/hari yang
sebagian diperoleh dari air. Tetapi zat Fe yang melebihi dosis yang
diperlukan oleh tubuh dapat menimbulkan masalah kesehatan. Hal ini
dikarenakan tubuh manusia tidak dapat mengsekresi Fe, sehingga bagi
mereka yang sering mendapat tranfusi darah warna kulitnya menjadi
hitam karena akumulasi Fe. Air minum yang mengandung besi cenderung
menimbulkan rasa mual apabila dikonsumsi. Selain itu dalam dosis
besar dapat merusak dinding usus. Kematian sering kali disebabkan
oleh rusaknya dinding usus ini. Kadar Fe yang lebih dari 1 mg/l
akan menyebabkan terjadinya iritasi pada mata dan kulit. Apabila
kelarutan besi dalam air melebihi 10 mg/l akan menyebabkan air
berbau seperti telur busuk.
4. Masuknya Besi ke Dalam Tubuh ManusiaZat besi (Fe) adalah
merupakan suatu komponen dari berbagai enzim yang mempengaruhi
seluruh reaksi kimia yang penting di dalam tubuh meskipun sukar
diserap (10-15%). Besi juga merupakan komponen dari hemoglobin
yaitu sekitar 75%, yang memungkinkan sel darah merah membawa
oksigen dan mengantarkannya ke jaringan tubuh. Kelebihan zat besi
(Fe) bisa menyebabkan keracunan dimana terjadi muntah, kerusakan
usus, penuaan dini hingga kematian mendadak, mudah marah, radang
sendi, cacat lahir, gusi berdarah, kanker,cardiomyopathies, sirosis
ginjal, sembelit, diabetes, diare, pusing, mudah lelah, kulit
kehitam hitaman, sakit kepala, gagal hati, hepatitis, mudah emosi,
hiperaktif, hipertensi, infeksi, insomnia, sakit liver, masalah
mental, rasa logam di mulut,myasthenia gravis, nausea, nevi, mudah
gelisah dan iritasi, parkinson, rematik, sikoprenia, sariawan
perut,sickle-cell anemia, keras kepala,strabismus, gangguan
penyerapan vitamin dan mineral, serta hemokromatis.Besi (Fe)
dibutuhkan oleh tubuh dalam pembentukan haemoglobin sehingga jika
kekurangan besi (Fe) akan mempengaruhi pembentukan haemoglobin
tersebut. Besi (Fe) juga terdapat dalam serum protein yang disebut
dengantransferinberperan untuk mentransfer besi (Fe) dari jaringan
yang satu ke jaringan lain. Besi (Fe) juga berperan dalam aktifitas
beberapa enzim seperti sitokrom dan flavo protein. Apabila tubuh
tidak mampu mengekskresikan besi (Fe) akan menjadi akumulasi besi
(Fe) karenanya warna kulit menjadi hitam. Debu besi (Fe) juga dapat
diakumulasi di dalam alveori menyebabkan berkurangnya fungsi
paru-paru. Kekurangan besi (Fe) dalam diet akan mengakibatkan
defisiensi yaitu kehilangan darah yang berat yang sering terjadi
pada penderita tumor saluran pencernaan, lambung dan pada
menstruasi. Defisiensi besi (Fe) menimbulkan gejala anemia seperti
kelemahan, fatigue, sulit bernafas waktu berolahraga, kepala
pusing, diare, penurunan nafsu makan, kulit pucat, kuku berkerut,
kasar dan cekung serta terasa dingin pada tangan dan kaki.
3.4 Solusia. Jangka PendekSolusi jangka pendek merupakan
penanggulangan yang harus segera dilakukan pada saat itu juga untuk
mengurangi kejadian yang berdampak lebih buruk lagi, hal yang bisa
dilakukan adalah:1) Mengecek kesehatan masyarakat sekitar untuk
mengetahui penderita akibat dari air yang mengandung besi dan
segera diberi perawatan2) Menyediakan air bersih yang memenuhi
syarat untuk keperluan masyarakat sekitar3) Menghentikan penggunaan
air sumur yang mengandung besi
b. Jangka menengahSolusi jangka menengah dapat dilakukan dengan
cara melakukan pengelolaan air yaitu :1) Penyaringan atau Filtrasi
Penyaringan merupakan pemisahan antara padatan atau koloid dengan
cairan. Proses penyaringan air melalui pengaliran air pada media
butiran. Secara alami penyarinagn air terjadi pada permukaan yang
mengalami peresapan pada lapisan tanah. Bakteri dapat dihilangkan
secara efektif melalui proses penyaringan demikian pula dengan
warna, keruhan, dan besi. Pada proses penyaringan,
partikel-partikel yang cukup besar akan tersaring pada media pasir,
sedangkan bakteri dan bahan koloid yang berukuran lebih kecil tidak
tersaring seluruhnya. Ruang antara butiran berfungsi sebagai
sedimentasi dimana butiran terlarut mengendap. Bahan-bahan koloid
yang terlarut kemungkinan akan ditangkap karena adanya gaya
elektrokinetik. Banyak bahan-bahan yang terlarut tidak dapat
membentuk flok dan pengendapan gumpalan-gumpalan masuk ke dalam
filter dan tersaring.
2) Sedimentasi atau Pengendapan Sedimentasi adalah proses
pengendapan partikel padat yang tersusupensi dalam cairan atau zat
cair dengan menggunakan pengaruh gravitasi atau gaya berat secara
alami. Kegunaan sedimentasi untuk mereduksi bahan-bahan yang
tersuspensi pada air dan kandungan organisme tertentu di dalam air.
Ada dua jenis pengendapan yaitu Discrete Settling dan Flocelent
Settling. 3) Koagulasi atau FlokulasiKoagulasi atau flokulasi
adalah proses pengumpulan partikel-partikel yang tidak dapat
diendapkan dengan jalan menambahkan koagulasi. Contoh bahan
koagulasi antara lain tawas dan kapur (Sanropie, 1984). Cara
koagulasi atau flokilasi dalam pengolahan air dengan bahan kimia
berguna untuk air yang mengandung bahan kimia, dan warna tetapi
tidak terlalu pekat. Pada prinsipnya apabila air sudah susah
diendapkan maka berarti perlu ditambahkan bahan kimia. 4) Aerasi
Aerasi dalah proses pengolahan air dengan mengotakkan air dengan
uadara yang bertujuan untuk menambah oksigen, menurunkan
karbondioksida, dan mangan supaya bisa diendapkan. Proses ini juga
menghilangkan bau pada air (Sanropie, 1984). 5) Pengolahan Air
secara Mikrobiologi Upaya untuk memperbaiki mikrobiologi air yang
paling konvensional adalah dengan mematikan mikroorganisme dalam
air. Proses mematikan mikroorganime yang banyak dipraktekkan serta
paling sederhana adalah dengan mendidihkan air hingga mencapai suhu
100C (Sanropie, 1984).
c. Jangka panjangSolusi yang dapat digunakan untuk jangka
panjang adalah :1) Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang
membuat sumur yang baik dan memberikan informasi kualitas air yang
baik serta cara pengolahan air yang baik2) Dari dinas kesehatan
setempat secara rutin mengontrol keadaan sumur masyarakat setempat
agar tidak terjadi pencemaran kembali.BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan1. Sumber pencemaran air sumur yang mengandung
besi dapat bermacam-macam, dapat disebabkan oleh masyarakat sekitar
yang berperilaku tidak sehat, kondisi alam, ataupun limbah industri
yang berada di sekitarnya.selain itu juga dapat disebabkan karena
sumur kurang dalam, sumur penuh lumpur sehingga air tersumbat,
letak sumur tidak tepat, misalnya di daerah berbatu, tanah liat,
cadas, Kemungkinan besar dekat dengan resapan air limbah dari
saluran pembuangan ke dalam sumur, jaraknya terlalu dekat dari
resapan air limbah dari septic tank.2. Dampak dari pencemaran besi
yaitu adanya gangguan teknis, gangguan fisik dan gangguan pada
kesehatan.3. Solusi yang dapat membantu menyelasaikan pencemaran
besi pada air sumur adalah adanya pemeriksaan kesehatan masyarakat,
penuyuluhan, control dari dinas kesehatan dan pengelolaan air.
4.2 SaranSebaiknya ada tindakan lebih lanjut terkait pencemaran
besi pada air sumur dari pihak berwenang agar masyarakat tidak
resah lagi karena air yang mereka konsumsi tmengandung besi dan
tidak layak konsumsi.
20