Top Banner
“ H I V/ A I D S “ KELOMPOK : VII ASDAR SAMSIA HAJAR WD. SRI RIZKY IRA HASTATI SRI AYU TRISNAWATI WAODE SUFIANI AKADEMI KEPERAWATAN PEM.KAB MUNA
50

Makalah asuhan hiv aids

Aug 12, 2015

Download

Business

Warnet Raha
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Makalah asuhan hiv aids

“ H I V/ A I D S “

KELOMPOK : VII

ASDAR

SAMSIA HAJAR

WD. SRI RIZKY IRA HASTATI

SRI AYU TRISNAWATI

WAODE SUFIANI

AKADEMI KEPERAWATAN

PEM.KAB MUNA

2014

Page 2: Makalah asuhan hiv aids

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya

penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Penderita

AIDS” dengan sebaik-baiknya.

Adapun maksud dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas ilmu

keperawatan dasar III serta sebagai syarat menempuh ujian semester.

Dalam penyusunan makalah ini,penulis telah mengalami berbagai hal baik suka maupun

duka. Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak akan selesai dengan lancar dan

tepat waktu tanpa adanya bantuan, dorongan, serta bimbingan dari berbagai pihak. Sebagai rasa

syukur atas terselesainya makalah ini, maka dengan tulus penulis sampaikan terima kasih kepada

pihak-pihak yang turut membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan baik pada

teknik penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis

harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan dapat

diterapkan dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang berhubungan dengan judul makalah

ini.

Raha, April 2014

Penyusun

DAFTAR ISI

Page 3: Makalah asuhan hiv aids

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN

1. Latar belakang

2. Tujuan penulisan

3. Rumusan masalah

BAB II : PEMBAHASAN

1. KONSEP DASAR PENYAKIT

a). Defenisi

b). Etiologi

c). Patofisiologi

d). Tanda dan gejala

e). Komplikasi

f). Pemeriksaan Diagnostik

2. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1) Pengkajian

2) Riwayat kesehatan

3) Pola aktivitas sehari-hari

4) Pemeriksaan Fisik

5) Analisa data

6) Diagnosa Keperawatan

BAB III : PENUTUP

a).Kesimpulan

b). Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

Page 4: Makalah asuhan hiv aids

PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang

Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala dan

infeksi atau sindrom yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat

infeksi virus HIV. Virusnya Human Immunodeficiency Virus HIV yaitu virus yang

memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi

rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan

yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum

benar-benar bisa disembuhkan. HIV umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara

lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang

mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu

ibu. Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi

darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin,

atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.

Penyakit AIDS ini telah menyebar ke berbagai negara di dunia. Bahkan menurut

UNAIDS dan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah membunuh lebih dari 25 juta jiwa

sejak pertama kali diakui tahun 1981, dan ini membuat AIDS sebagai salah satu epidemik

paling menghancurkan pada sejarah. Meskipun baru saja, akses perawatan antiretrovirus

bertambah baik di banyak region di dunia, epidemik AIDS diklaim bahwa diperkirakan 2,8

juta (antara 2,4 dan 3,3 juta) hidup pada tahun 2005 dan lebih dari setengah juta (570.000)

merupakan anak-anak. Secara global, antara 33,4 dan 46 juta orang kini hidup dengan

HIV.Pada tahun 2005, antara 3,4 dan 6,2 juta orang terinfeksi dan antara 2,4 dan 3,3 juta

orang dengan AIDS meninggal dunia, peningkatan dari 2003 dan jumlah terbesar sejak

tahun 1981.

Page 5: Makalah asuhan hiv aids

Di Indonesia menurut laporan kasus kumulatif HIV/AIDS sampai dengan 31

Desember 2011 yang dikeluarkan oleh Ditjen PP & PL, Kemenkes RI tanggal 29 Februari

2012 menunjukkan jumlah kasus AIDS sudah menembus angka 100.000. Jumlah kasus

yang sudah dilaporkan 106.758 yang terdiri atas 76.979 HIV dan 29.879 AIDS dengan

5.430 kamatian. Angka ini tidak mengherankan karena di awal tahun 2000-an kalangan ahli

epidemiologi sudah membuat estimasi kasus HIV/AIDS di Indonesia yaitu berkisar antara

80.000 – 130.000. Dan sekarang Indonesia menjadi negara peringkat ketiga, setelah Cina

dan India, yang percepatan kasus HIV/AIDS-nya tertinggi di Asia.

2.      Tujuan penulisan

1.      Untuk mengetahui definisi AIDS.

2.      Untuk mengetahui etiologi/penyebab AIDS

3.      Untuk mengetahui cara penularan AIDS

4.      Untuk mengetahui manifestasi klinis pada klien AIDS

5.      Untuk mengetahui patofisiologi AIDS

6.      Untuk mengetahui pathway AIDS

7.      Untuk mengetahui komplikasi klien dengan AIDS

8.      Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik pada klien AIDS

9.      Untuk mengetahui penatalaksanaan medis, keperawatan dan diet pada klien AIDS

Page 6: Makalah asuhan hiv aids

BAB II

PEMBAHASAN

1. KONSEP DASAR PENYAKIT

A.      DEFINISI

Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala dan

infeksi atau sindrom yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat

infeksi virus HIV. Pengertian AIDS menurut beberapa ahli antara lain:

1.    AIDS adalah infeksi oportunistik yang menyerang seseorang dimana mengalami

penurunan sistem imun yang mendasar ( sel T berjumlah 200 atau kurang )dan

memiliki antibodi positif terhadap HIV. (Doenges, 1999).

2.    AIDS adalah suatu kumpulan kondisi klinis tertentu yang merupakan hasil akhir dari

infeksi oleh HIV. (Sylvia, 2005).

B.  ETIOLOGI

HIV yang dahulu disebut virus limfotrofik sel T manusia tipe III (HTLV-III) atau

virus limfadenapati (LAV), adalah suatu retrovirus manusia sitopatik dari famili

lentivirus. Retrovirus mengubah asam ribonukleatnya (RNA) menjadi asam

deoksiribonukleat (DNA) setelah masuk ke dalam sel pejamu. HIV -1 dan HIV-2 adalah

lentivirus sitopatik, dengan HIV-1 menjadi penyebab utama AIDS diseluruh dunia.

Genom HIV mengode sembilan protein yang esensial untuk setiap aspek siklus

hidup virus. Dari segi struktur genomik, virus-virus memiliki perbedaan yaitu bahwa

protein HIV-1, Vpu, yang membantu pelepasan virus, tampaknya diganti oleh protein

Vpx pada HIV-2. Vpx meningkatkan infektivitas (daya tular) dan mungkin merupakan

duplikasi dari protein lain, Vpr. Vpr diperkirakan meningkatkan transkripsi virus. HIV-2,

yang pertama kali diketahui dalam serum dari para perempuan Afrika barat (warga

Page 7: Makalah asuhan hiv aids

senegal) pada tahun 1985, menyebabkan penyakit klinis tetapi tampaknya kurang

patogenik dibandingkan dengan HIV-1 (Sylvia, 2005)

Cara Penularan

Cara penularan AIDS ( Arif, 2000 )antara lain sebagai berikut :

a.    Hubungan seksual, dengan risiko penularan 0,1-1 % tiap hubungan seksual

b.   Melalui darah, yaitu:

·         Transfusi darah yang mengandung HIV, risiko penularan 90-98%

·         Tertusuk jarum yang mengandung HIV, risiko penularan 0,03%

·         Terpapar mukosa yang mengandung HIV,risiko penularan 0,0051%

·         Transmisi dari ibu ke anak :

a.    Selama kehamilan

b.    Saat persalinan, risiko penularan 50%

c.    Melalui air susu ibu(ASI)14%.

C.  PATOFISIOLOGI

Penyakit AIDS disebabkan oleh Virus HIV. Masa inkubasi AIDS diperkirakan

antara 10 minggu sampai 10 tahun. Diperkirakan sekitar 50% orang yang terinfeksi HIV

akan menunjukan gejala AIDS dalam 5 tahun pertama, dan mencapai 70% dalam sepuluh

tahun akan mendapat AIDS. Berbeda dengan virus lain yang menyerang sel target dalam

waktu singkat, virus HIVmenyerang sel target dalam jangka waktu lama. Supaya terjadi

infeksi, virus harus masuk ke dalam sel, dalam hal ini sel darah putih yang disebut

limfosit. Materi genetik virus dimasukkan ke dalam DNA sel yang terinfeksi. Di dalam

sel, virus berkembangbiak dan pada akhirnya menghancurkan sel serta melepaskan

partikel virus yang baru. Partikel virus yang baru kemudian menginfeksi limfosit lainnya

dan menghancurkannya.

Virus menempel pada limfosit yang memiliki suatu reseptor protein yang disebut

CD4, yang terdapat di selaput bagian luar. CD4 adalah sebuah marker atau penanda yang

Page 8: Makalah asuhan hiv aids

berada di permukaan sel-sel darah putih manusia, terutama sel-sel limfosit.Sel-sel yang

memiliki reseptor CD4 biasanya disebut sel CD4+ atau limfosit T penolong. Limfosit T

penolong berfungsi mengaktifkan dan mengatur sel-sel lainnya pada sistem kekebalan

(misalnya limfosit B, makrofag dan limfosit T sitotoksik), yang kesemuanya membantu

menghancurkan sel-sel ganas dan organisme asing. Infeksi HIV menyebabkan hancurnya

limfosit T penolong, sehingga terjadi kelemahan sistem tubuh dalam melindungi dirinya

terhadap infeksi dan kanker.

Page 9: Makalah asuhan hiv aids

PENYIMPANGAN KDM HIV/AIDS

Hubungan seks, transfusi darah, palsenta ibu

HIV masuk dalam tubuh

Peredaran darah

Menginfeksi sel sasaran; sel T

Perlekatan pada reseptor sel T oleh gp 120 HIV Fusi HIV pd membran sel oleh gp41

Masuk pada bagiian

tengah sitoplasma limfosit

Transkripsi RNA virus menjadi cDNA

Terintegrasi ke dlm kromosom pejamu

Membentuk 2 untai DNA;provirus

Meninggalkan inti sel

Sitoplasma

Pemotongan protein virus oleh HIV protease menyebar ke seluruh sel tubuh Segmen2 kecil mengelilingi sarkoma kaposi multi organ RNA virus jaringan kulit invasi ke saluran gastrointestinal

Membentuk partikel vesikel pd kulit, herpes melekat dan merusak sel-sel virus menular lesi-lesi kutaneus mukosa saluran GI

Menyerang sel-sel rentan lain turgor kulit jelek iritasi mukosa

di seluruh tubuh GANGGUAN INTEGRITAS merangsang gerakan peristaltik

menyerang jaringan limfoid KULIT diare

Destruksi sistem imun pengeluaran cairan dan elektrolit

AIDS gatal, bersisik KEKURANGAN VOLUME

Penurunan sistem imun stimulasi serabut saraf nyeri CAIRAN

RESIKO INFEKSI transmisi impuls saraf kandidiasis oral, oral hairy leukoplakia

Perubahan status kesehatan Ke medula spinalis ketidaknyamanan intake makanan

hospitalisasi menarik diri dari sosial Saraf pusat anorexia

takut/khawatir tantang panyakit perasaan malu Respon nyeri nutrisi inadekuat

stress psikologi ISOLASI SOSIAL NYERI kelemahan PERUBAHAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH

ANSIETAS INTOLERANSI AKTIVITAS

Page 10: Makalah asuhan hiv aids

D.  TANDA DAN GEJALA

Gejala penyakit AIDS sangat bervariasi. Berikut ini gejala yang ditemui pada penderita

AIDS :

Panas lebih dari 1 bulan, Batuk-batuk, Sariawan dan nyeri menelan, Badan menjadi

kurus sekali, Diare ,Sesak napas, Pembesaran kelenjar getah bening, Kesadaran menurun,

Penurunan ketajaman penglihatan, Bercak ungu kehitaman di kulit.

Dan disaat fase infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) menjadi AIDS

(bevariasi 1-5 tahun dari pertama penentuan kondisi AIDS) akan terdapat gejala infeksi

opurtunistik, yang paling umum adalah Pneumocystic Carinii (PCC), Pneumonia

interstisial yang disebabkan suatu protozoa, infeksi lain termasuk menibgitis, kandidiasis,

cytomegalovirus, mikrobakterial, atipikal.

1. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) Acut gejala tidak khas dan mirip

tanda dan gejala penyakit biasa seperti demam berkeringat, lesu mengantuk, nyeri

sendi, sakit kepala, diare, sakit leher, radang kelenjar getah bening, dan bercak merah

ditubuh.

2. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) tanpa gejala

Diketahui oleh pemeriksa kadar Human Immunodeficiency Virus (HIV) dalam darah

akan diperoleh hasil positif.

3. Radang kelenjar getah bening menyeluruh dan menetap, dengan gejala pembengkakan

kelenjar getah bening diseluruh tubuh selama lebih dari 3 bulan.

F.   KOMPLIKASI

Adapun komplikasi kien dengan HIV/AIDS (Arif Mansjoer, 2000 ) antara lain :

1.      Pneumonia pneumocystis (PCP)

2.      Tuberculosis (TBC)

3.      Esofagitis

4.      Diare

Page 11: Makalah asuhan hiv aids

5.      Toksoplasmositis

6.      Leukoensefalopati multifocal prigesif

7.      Sarcoma Kaposi

8.      Kanker getah bening

9.      Kanker leher rahim (pada wanita yang terkena HIV).

G.   PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Tes Laboratorium

Telah dikembangkan sejumlah tes diagnostic yang sebagian masih bersifat

penelitian. Tes dan pemeriksaan laboratorium digunakan untuk mendiagnosis Human

Immunodeficiency Virus (HIV) dan memantau perkembangan penyakit serta responnya

terhadap terapi Human Immunodeficiency Virus (HIV)

a. Serologis

Tes antibody serum

Skrining Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan ELISA. Hasil tes positif,

tapi bukan merupakan diagnosa

Tes blot western

Mengkonfirmasi diagnosa Human Immunodeficiency Virus (HIV)

Sel T limfosit

Penurunan jumlah total

Sel T4 helper

Indikator system imun (jumlah <200>

T8 ( sel supresor sitopatik )

Rasio terbalik ( 2 : 1 ) atau lebih besar dari sel suppressor pada sel helper ( T8 ke

T4 ) mengindikasikan supresi imun.

P24 ( Protein pembungkus Human ImmunodeficiencyVirus (HIV)

Peningkatan nilai kuantitatif protein mengidentifikasi progresi infeksi

Page 12: Makalah asuhan hiv aids

Kadar Ig

Meningkat, terutama Ig A, Ig G, Ig M yang normal atau mendekati normal

Reaksi rantai polimerase

Mendeteksi DNA virus dalam jumlah sedikit pada infeksi sel perifer monoseluler.

Tes PHS

Pembungkus hepatitis B dan antibody, sifilis, CMV mungkin positif

b. Budaya

Histologis, pemeriksaan sitologis urine, darah, feces, cairan spina, luka, sputum, dan

sekresi, untuk mengidentifikasi adanya infeksi : parasit, protozoa, jamur, bakteri, viral.

c. Neurologis

EEG, MRI, CT Scan otak, EMG (pemeriksaan saraf)

d. Tes Lainnya

Sinar X dada

Menyatakan perkembangan filtrasi interstisial dari PCP tahap lanjut atau adanya

komplikasi lain

Tes Fungsi Pulmonal

Deteksi awal pneumonia interstisial

Skan Gallium

Ambilan difusi pulmonal terjadi pada PCP dan bentuk pneumonia lainnya.

Biopsis

Diagnosa lain dari sarcoma Kaposi

Brankoskopi / pencucian trakeobronkial

Dilakukan dengan biopsy pada waktu PCP ataupun dugaan kerusakan paru-paru.

Page 13: Makalah asuhan hiv aids

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Biodata

a. Identitas klien

1). Nama :

2). Umur :

3). Jenis kelamin

4). Status perkawinan

5). Agama

6). suku/bangsa

7). Pendidikan

8). Pekerjaan

9). Pendapatan

10). Alamat

11). Tanggal masuk RS

12). Tanggal pengkajian

13). Diagnosa medis

14). No. Register

Page 14: Makalah asuhan hiv aids

15). Ruangan

16). RS

b. Identitas penanggung

1). Nama

2). Umur

3). Jenis kelamin

4). Status

5). Agama

6). Suku/bangsa

7). Pendidikan

8). Pendapatan

9). Hubungan dengan klien

10). Alamat

2. Riwayat kesehatan

Keluhan utama : Perasaan lemah, diare, rasa muntah, nyeri abdomen.

Riwayat keluhan utama : Klien dibawah di rumah sakit setelah beberapa kali BAB

yang disertai muntah serta merasakan nyeri, kualitas nyeri yaitu hilang timbul

dengan skala 6 (0-10) yaitu skala sedang, nyeri tersebut dirasakan pada bagian

abdomen, waktu nyeri tidak menentu.

Page 15: Makalah asuhan hiv aids

Riwayat kesehatan dahulu : Klien belum pernah masuk rumah sakit dengan

penyakit yang sama ataupun berbeda, klientidak memiliki penyakit keturunan

ataupun penyakit menular.

Riwayat kesehatan keluarga : Tidak ada anggota keluarga yang memiliki penyakit

yang sama ataupun penyakit keturunan.

3. Pola aktivitas sehari-hari :

a). Makan dan minum :

Sebelum sakit : Klien mengatakan makan 3kali sehari dengan porsi cukup, yaitu

nasi, ikan dan sayur. Sedangkan untuk kebutuhan minum klien yaitu dengan

frekuensi 6-7 gelas/hari, yakni air putih.

Selama sakit : Klien mengatakan jarang makan sebab tidak ada nafsu makan,

sedangkan untuk kebutuhan minum klien biasanya 3-4 gelas/hari.

b). Istrahat dan tidur :

Sebelum sakit : Klien mengatakan, waktu tidur malam yaitu jam 22.00-05.00,

sedangkan untuk tidur siang yaitu jam 13.00-15.00.

Selama sakit : Klien mengatakan waktu tidur tidak menentu.

c). Aktivitas :

Sebelum sakit : Klien mengatakan dapat melakukan berbagai jenis aktivitas

dengan baik dan aktif.

Selama sakit : Klien mengatakan tidak dapat melakukan aktivitas seperti

biasanya.

Page 16: Makalah asuhan hiv aids

d). Eliminasi :

Sebelum sakit : Klien mengatakan BAB dalam konsistensi padat, berwarna

kecoklatan, serta berbau khas amoniak dengan frekuensi 1-2kali/hari, sedangkan

untuk BAK klien biasanya berwarna kuning dengan bau khas dan

denganfrekuensi 3-4 kali/hari.

Selama sakit : Klien mengatakan BAB dalam konsistensi feses encer/cair,

dengan frekuensi 5-6kali/hari. Sedangkan untuk BAK klien yaitu berwarna

kuning, bau khas amoniak dengan frekuensi tetap yaitu 3-4kali/hari.

4. Pemeriksaan fisik (Head to toe)

a). Keadaaan umum : Lemah

b). Kesadaran : Composmentis

c). Tanda-tanda vital :

Tekanan darah : 130/80 mmHg

Nadi : 90 x/menit

Respirasi : 24 x/menit

Suhu : 39 0 C

d). Kepala

Inspeksi : Bentuk kepala normal, warna rambut hitam dan lurus, tidak terdapat

ketombe, tidak ada alopesia, tidak ada trauma dan pembengkakan pada kepala.

Palpasi : Tidak terdapat massa, tidak ada nyeri tekan.

e). Mata

Inspeksi : Mata simetris kiri dan kanan,tidak ada radang pada kelopak mata, tidak

menggunakan alat bantu penglihatan.

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tekanan intra okuler baik.

Page 17: Makalah asuhan hiv aids

f). Hidung

Inspeksi : Bentuk simetris, tidak terdapat secret, tidak ada radang atau infeksi,

terpasang oksigen 3liter/menit.

Palpasi : Tidak terdapat massa, tidak ada nyeri tekan.

g). Telinga

Inspeksi : Bentuk simetris, auricula bersih, tidak ada tumpukan serumen.

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat massa.

h). Mulut dan tenggorokan

Inspeksi : Tidak tampak cianosis pada bibir, bibir Nampak bersih, tidak ada

caries, tidak ada peradangan, lidah Nampak bersih serta mukosa berwarna merah.

i). Leher

Inspeksi : Tidak ada pembesaran pada kelenjar thyroid, tidak tampak ada

kekakuan.

Palpasi : Tidak terdapat massa, dan tidak ada nyeri tekan.

j). Sistem Respirasi

Inspeksi : Bentuk dada normal, simetris kiri dan kanan, frekuensi pernapasan

24kali/menit.

Palpasi : Tidak terdapat massa, tidak ada nyeri tekan.

Page 18: Makalah asuhan hiv aids

k). Abdomen

Inspeksi : Permukaan perut datar,warna kulit sawo matang, tidak tampak adanya

luka, tidak tampak adanya asites.

Palpasi : Bunyi peristaltic usus terdengar 6kali/menit

Perkusi : Bunyi thympani

Auskultasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan.

l). Ekstremitas

1) Ekstremitas atas

Inspeksi : Tampak terpasang infuse, Tidak ada atrofi, tidak ada cianosis pada

kuku.

Palpasi : Tidak terdapat massa, tidak ada nyeri tekan, klien dapat merasakan

sentuhan.

2) Ekstremitas bawah

Inspeksi : Klien dapat menggerakan kedua kakinya tetapi kekuatan ototnya

berkurang, tidak tampak ada kekakuan sendi, tidak terdapat atrofi.

Palpasi : Tidak terdapat massa atau benjolan, tidak ada nyeri tekan.

Page 19: Makalah asuhan hiv aids

5. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah

keperawatan

1 DS :

-

DO :

Penurunan sistem imunitas

tubuh

Hubungan seks, transfusi darah,

plasenta

HIV masuk ke dalam tubuh

Peredaran darah

Menginfeksi sel sasaran; sel T

Perlekatan pada reseptor sel

sasaran

Fusi HIV pada membran sel

Masuk pada sitoplasma

Transkripsi RNA virus

Integrasi ke dalam kromosom sel

pejamu

Membentuk 2 untai DNA;

provirus

Meninggalkan inti sel

Pemotongan protein virus oleh

HIV protease

membentuk segmen kecil partikel

virus menular

Menyerang sel-sel rentan lain ke

seluruh tubuh

Resiko infeksi

Page 20: Makalah asuhan hiv aids

Menyerang jaringan limfoid

Destruksi sistem imun

Acquired imunodefisiensi

syndrome (HIV)

Penurunan sistem imun

2 DS :

- Pernyataan mudah

lelah

DO :

- Diare

- Turgor kulit jelek

- Peristaltik usus

meningkat

- Mata cekung

- Membran mukosa

kering

- Fese encer

Virus menular

Menyebar keseluruh tubuh

Sarkoma kaposi multi organ

invasi ke saluran gastrointestinal

Iritasi sel mukosa gastrointestinal

Merangsang gerakan peristaltik

Diare

Kekurangan volume

cairan

3 DS :

- Pernyataan mual

- Anorexia/penurunan

nafsu makan

DO :

- Berat badan

menurun

- Muntah

Penyebaran HIV ke seluruh tubuh

Sarkoma kaposi multi organ

Kandidiasis oral, oral hairy

leukoplakia

Ketidaknyamanan intake makanan

Anorexia

Nutrisi tidak adekuat

Nutrisi kurang dari

kebutuhan

Page 21: Makalah asuhan hiv aids

- Kandidiasi pada

lidah

4 DS :

- Mengeluh adanya

rasa nyeri

DO :

- Nampak meringis

kesakitan

- Skala nyeri dalam

rentan 0-10

- Penurunan rentan

gerak

- Nampak gelisah

Lesi-lesi kutaneus

Gatal, bersisik

Stimulasi serabut saraf nyeri

Transmisi impuls saraf ke medula

spinalis

Saraf pusat

Respon nyeri

Nyeri

6. Diagnosa Keperawatan

a). Resiko infeksi berhubungan dengan imunodefisiensi.

b) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan sekresi

gastrointestinal ditandai dengan diare berat, berkeringat,muntah ditandai dengan

membran mukosa kering.

c). Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

nutrisi inadekuat ditandai dengan penurunan berat badan, hilangnya nafsu makan,

mual muntah.

Page 22: Makalah asuhan hiv aids

d). Nyeri berhubungan dengan infalamsi/kerusakan jaringan, lesi kutaneus ditandi

dengan rasa gatal pada kulit, ketidaknyamanan, keluhan nyeri.

NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI

KEPERAWATAN

RASIONAL

1. Resiko tinggi

terhadap

infeksi yang

berhubungan

dengan

imunodefisie

nsi

Tidak

adanya

infeksi

Bebas

dari

tanda-

tanda

infeksi

Mandiri :

Lakukan

pemeriksaan pada

cairan tubuh untuk

mengetahui

adanya darah pada

urine, feses,dan

cairan muntah

Amati/laporkan

epistaksis,hemator

ia, perdarahan

vaginal non –

menstruasi atau

pengeluran darah

melalui

lesi/orisium

tubuh/daerah

penusukan terapi

intravena

Pantau perubahan

Mempercepat deteksi adanya

perdarahan /penantauan awal dari

terapi mungkin dapat perdarahan

kritis

Perdarahan spontan

mengindikasikan

trombositopenia imun

Timbulnya perdarahan/hemoragi

Page 23: Makalah asuhan hiv aids

tanda-tanda vital

dan warna kulit,

mis: tekanan

darah, denyut

nadi,pernapasan,

pucat

kulit/perubahan

warna

Pantau perubahan

tingkat kesadaran,

dan gangguan

penglihatan

Hindari injeksi

IM, pengukuran

rektal,

suposituria,selang

rektal

Mempertahankan

lingkungan yang

aman mis:

menjaga agar

seluruh benda

yang diperlukan

dan bel pemanggil

dapat menunujukan adanya

kegagalan sirkulasi atau syok

Perubahan dapat menunjukan

adanya peradarahan otak

Melindungi pasien dari prosedur

berkenaan dengan penyebab

perdarahan mis: se3lang rektal

dapat merobek mukosa rectal

Mengurangi cedera yang tidak

disengaja, yang dapat

menyebabkan perdarahan.

Page 24: Makalah asuhan hiv aids

berada dalam

jangkauan pasien

dan menjaga

tempat tidur

pasien tetap

rendah

Pertahankan

istirahat ditempat

tidur, kursi apabila

trombosis di

bawah 10.000 atau

sesuai kebutuhan

perseorangan kaji

aturan obat-obatan

Kolaborasi :

Tinjau ulang

pemeriksaan

laboratorium mis:

PT, PTT, waktu

pembekuan,

trombosit, HB/HT

Berikan produk

darah sesuai

indikasi

Mengurangi kemungkinan

cedera, meskipun aktivitas harus

tetap dipertahankan.

Mendeteksi gangguan

kemampuan pembekuan,

mengidentivikasi kebutuhan

terapi.

Transfusi diperlukan pada waktu

terjadi perdarahan terus

menurus/perdarahan spontan

Page 25: Makalah asuhan hiv aids

Hindarkan

penggunaan

produk asipirin

massif

Mengurangi agregasi

trombosit,ketidakseimbangan/per

panjangan proses koagulasi

2. Kekurangan

volume

cairan yang

berhubungan

dengan

peningkatan

sekresi

gastrointestin

al ditandai

dengan diare

berat,

berkeringat,m

untah

ditandai

dengan

membran

mukosa

kering.

Memper

tahanka

n hidrasi

Tanda-

tanda

vital

stabil

Turgor

kulit

balik

Mandiri :

Pantau TTV

termasuk CVP bila

terpasang . catat

hipertensi,

termasuk

perubahan

postural.

Cara peningkatan

suhu dan durasi

demam .berikan

kompres hangat

sesuai

indikasi.petahanka

n tetap kering.

Pertahankan

kenyamanan suhu

lingkungan.

Kajio turgor

kulit5,membran

mukosa,dan rasa

Indikator dari volume cairan

sirkulasi.

Meningkatkan kebutuhan

metaabolisme dan diaforesis

yang berlebihan yang di

hubungkan denga demam dlam

meningkatkan kehilangan cairan

takkasatmata.

Indi kator tidak langsung dari

status cairan.

Page 26: Makalah asuhan hiv aids

haus.

Ukur haluaran

urine dan berat

jenis urin. Ukur

/kaji jumlah

kehilangan diare.

catat kehilangan

takkasatmata.

Timbang berat

badan sesuai

indikasi.

Pantau pemasukan

oral dan

memasukan cairan

sedikitnya 2500

ml/hari.

Buat cairan mudah

diberikan pada

pasien, gunakan

cairan yang mudah

di toleransi oleh

pasien dan yang

menggantikaN

elektrolit yang di

Peningkatan berat jenis

urine/penurunan haluaran urine

menunjukkan perubahan perfusi

ginjal/volume sirkulasi.

Meskipun kehilangan berat badan

dan dapat menunjukkan

penggunaan otot,fluktuasi tiba-

tiba menunjukkan sstatus hidrasi.

Mempertahankan keseimbangan

cairan ,mengurangi rasa haus,

dan melembabkan membran

mukosa.

Meningkatkan pemasuklan.cairan

tertentu mungkin telalu

menimbulkan nyeri untuk

dikonsumsi mis: jeruk

asamkarena lesi pada mulut

Page 27: Makalah asuhan hiv aids

butuhkan mis:

gaturade, air

daging.

3. Perubahan

nutrisi kurang

dari

kebutuhan

tubuh yang

berhubungan

dengan

nutrisi

inadekuat

ditandai

dengan

penurunan

berat badan,

hialngnya

nafsu

makan,mual

muntah.

Memperta

hankan

berat

badan.

Masukan

oral

adekuat.

Nafsu

makan

kembali

normal.

Mandiri :

Kaji kemampuan

untuk mengunyah,

merasakan, dan

menelan

Auskultasi bising

usus

Timbang bera

serangkaian

badan sesuai

kebutuhan .

evaluasi berat

Lesi mulut,tenggorok dan

esofagus dapat menyebabkan

disfagia, penurunan kemampuan

pasien untuk mengelola makanan

dan mengurangi keinginan untuk

makan.

hipermotilita, saluran intestinal

umum terjadi dan di hubungkan

dengan muntah dan diare, yang

dapat mempengaruhi pilihan diet/

cara makan. CATATAN: tidak

mampu mentoleransi laktosa dan

malabsorpsi berhubungan dengan

terjadinya diare dan mungkin

membutuhkan perubahan pada

diet/ formula tambahan MIS:

sumber makanan.

Indikator kebutuhan nutrisi /

pemasukan yang

adekuat.CATATAN: karena

adanya penekanan sistem imun ,

maka beberapa tes darah yang

Page 28: Makalah asuhan hiv aids

badan dalam

adanya berat

badan yang tidak

sesuai.gunakan

serangkaian berat

badan dan

atropometrik.

Hilangkan

rangsang

lingkungan yang

berbahaya/kondisi

yang

memperburuk

refleks gag.

Berikan perawatan

mulut yang terus

menurun,awasi

tindaklan

pencegahan

sekresi.hindari

obat kumur yang

mengandung

alkohol.

Raencanakan diet

dengan

umumnya di gunakan untuk

menguji status nutrisi menjadi

tidak berguna.

Mengurangurangi stimulus pusat

muntah di medulla.

Mengurangi ketidaknyamanan

yang berhubungan dengan mual

muntah,lesi oral, mengeringkan

mukosa,dan halitosis. Mulut yang

bersih akan meningkatkan nafsu

makan .

Melibatkan pasien dalam rencana

memberikasn perasaan kontrol

Page 29: Makalah asuhan hiv aids

pasien/oraang

terdekat,jika

memungkinkan ,sa

rankan”makanan

dari

rumah”.sedikan

makanan/ kudapan

yang sedikit tapi

sering berupa

makanan padat

nutrisi, tidak

bersifat asam dan

juga minuman

dengan pilihan

yang di sukaAI

PASIEN.

Mendorong

konsumsi

makanan berkalori

tinggi , yang dapat

merangsang nafsu

makan.catat

waktu,kapaan

nafsu makan

menjadi baik dan

pada waktu itu

lingkungan dan mungkin

meningkatkan pemasukan.

Memenuhi kebutuhan akan

makanan non-institusional

mungkin juga meningkatkan

pemasukan.

Page 30: Makalah asuhan hiv aids

usahakan untuk

menyajikan porsi

makan yang lebih

besar.

4. Nyeri yang

berhubungan

dengan

infalamsi/ker

usakan

jaringan, lesi

kutaneus

ditandi

dengan rasa

gatal pada

kulit,

ketidaknyam

anan, keluhan

nyeri.

Nyeri

hilang/ter

kontrol

Menunju

kan

ekspresi

kenyama

nan.

Dapat

melakuka

n istrahat

dengan

baik.

Mandiri :

Kaji keluhan

nyeri, perhatikan

lokasi,intensitas,

(skala1-10),

ferkuensi, dan

waktu.menandai

gejala nonverbal

mis:

gelisah,takikardia,

meringis.

Dorong

pengungkapan

perasaan.

Berikan aktivitas

hiburan,mis:

membaca,

berkujung, dn

menonton telivisi

Mengindikasikan kebutuhan

untuk intervensi dan juga tanda-

tanda perkembangan /refelusi

komplikasi

Dapat mengurangi ansietas dan

rasa takut, sehingga mengurangi

presepsi akan ansietas rasa sakit.

Memfokuskan kembali perhatian;

mungkin dapat meningkatkan

kemampuan untuk

menanggulangi.

Page 31: Makalah asuhan hiv aids

Lakukan tindakan

paliatif, mis:

pengubahan

posisi, masase,

rentang gerak pada

sendi yang sakit.

Berikan kompres

hangat/lembab

pada sisi injeksi

pentamidin/IV

selama 20 menit

setelah pemberian

Instrusikan

pasien/dorong

untuk

menggunakan

visualisasi/bimbin

gan imajinasi,

relaksasi progesif,

tehnik napas

dalam

Berikan perawatan

oral

Kolaborasi :

Meningkatkan

relaksasi/menurunkan

ketegangan otot

Injeksi ini diketahui sebagai

penyebab rasa sakit dan akses

steril

Meningkatkan relaksasi dan

perasaan sehat. Dapat

menurunkan kebutuhan narkotik

analgesik ( depresan SSP)

dimana telah terjadi proses

degeneratif neuro motorik.

Ulserasi/lesi oral mungkin

menyebabkan ketidak nyamanan,

Page 32: Makalah asuhan hiv aids

Berikan

analgetik/antipiure

tik, analgesik

narkotik. Gunakan

ADP ( analgesic

yang dikontrol

pasien) untuk

memberikan

analgesia 24 jam

dngan dosis prn

Memberikan penurunan

nyeri/tidak nyaman ; mengurangi

demam. Obat yang dikontrol

pasien berdasarkan waktu 24 jam

mempertahankan kadar analgesia

darah tetap stabil, mencegah

kekurangan ataupun kelebihan

obat-obatan.

BAB III

PENUTUP

Page 33: Makalah asuhan hiv aids

A. Kesimpulan

Berdasarkan data diatas dapat ditarik kesimpulan,bahwa penyakit HIV/AIDS adalah

adalah sekumpulan gejala dan infeksi atau sindrom yang timbul karena rusaknya sistem

kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV.

Pengertian AIDS menurut beberapa ahli antara lain:

a).AIDS adalah infeksi oportunistik yang menyerang seseorang dimana mengalami

penurunan sistem imun yang mendasar ( sel T berjumlah 200 atau kurang )dan

memiliki antibodi positif terhadap HIV.

b).AIDS adalah suatu kumpulan kondisi klinis tertentu yang merupakan hasil akhir dari

infeksi oleh HIV.

B. Saran

o Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

o Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi tercapainya

kesempurnaan dari makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Page 34: Makalah asuhan hiv aids

Heri.”Asuhan Keperawatan HIV/AIDS”,(Online),(http://mydocumentku.blogspot.

com/2012/03/asuhan-keperawatan-hivaids.html, diakses 20 Oktober 2012)

Istiqomah, Endah.”Asuhan Keperawatan pada Klien dengan HIV/AIDS”,(Online)

(http://ndandahndutz.blogspot.com/2009/07/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan.html,

diakses 20 Oktober 2012)

Mansjoer, Arif . 2000 . Kapita Selekta Kedokteran . Jakarta : Media Sculapius

Marilyn , Doenges , dkk . 1999 . Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan

dan Pendokumentasian Perawatan Pasien . Jakarta : EGC

Price , Sylvia A dan Lorraine M.Wilson . 2005 . Patofissiologis Konsep Klinis Proses – Proses

Penyakit . Jakarta : EGC

UGI.2012.”Diet Penyakit HIV/AIDS”,(Online),(http://ugiuntukgiziindonesia.

blogspot.com/2012/05/diet-penyakit-hivaids.html, diakses 20 Oktober 2012)