Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Stndar Akuntansi Pemerintahan, selanjutnya disebut SAP, adalah prinsip-prinsip Akuntansi yang diterapakan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan Pemerintah. Komite Standar Akuntansi Pemerintahan, selanjutnya disebut KSAP, adalah komite sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara yang berfungsi menyusun dan mengembangkan SAP. Pada tahun 2010, pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) untuk meningkatkan kualitas pertanggungjawaban kinerja pemerintah. Perubahan yang sangat nyata dari SAP sebelumnya yang diatur oleh Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 adalah diwajibkannya penggunaan akuntansi berbasis akrual (accrual) oleh pemerintah, termasuk pemerintah Perbandingan SAP Berbasis Akrual dengan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual, serta Konsep dan Siklus Akuntansi PEMDA 1
61

MAKALAH ASP KONSEP DAN SIKLUS.docx

Feb 16, 2016

Download

Documents

SAL
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: MAKALAH ASP KONSEP DAN SIKLUS.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Stndar Akuntansi Pemerintahan, selanjutnya disebut SAP, adalah prinsip-

prinsip Akuntansi yang diterapakan dalam menyusun dan menyajikan laporan

keuangan Pemerintah.

Komite Standar Akuntansi Pemerintahan, selanjutnya disebut KSAP, adalah

komite sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara yang berfungsi menyusun dan mengembangkan SAP.

Pada tahun 2010, pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 71

Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) untuk meningkatkan

kualitas pertanggungjawaban kinerja pemerintah. Perubahan yang sangat nyata

dari SAP sebelumnya yang diatur oleh Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun

2005 adalah diwajibkannya penggunaan akuntansi berbasis akrual (accrual) oleh

pemerintah, termasuk pemerintah daerah, dari yang sebelumnya menggunakan

akuntansi berbasis kas menuju akrual (cash toward accrual). Perubahan basis

akuntansi ini tidak serta merta muncul karena sebenarnya sudah disyaratkan oleh

peraturan perundang-undangan sebelumnya yaitu pada pasal 1 Undang-Undang

Nomor 17 Tahun 2003 dijelaskan bahwa:

1. Pendapatan negara/daerah adalah hak pemerintah pusat/daerah yang diakui

sebagai penambah nilai kekayaan bersih.

2. Belanja negara/daerah adalah kewajiban pemerintah pusat/daerah yang diakui

sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.

Dari penjelasan tersebut diatas dijelaskan bahwa pendapatan dan belanja

sebenarnya sudah berbasis akrual yang akan mempengaruhi kekayaan bersih di

Perbandingan SAP Berbasis Akrual dengan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual, serta Konsep dan Siklus Akuntansi PEMDA

1

Page 2: MAKALAH ASP KONSEP DAN SIKLUS.docx

neraca. Jadi sebenarnya dari tahun 2003, pencatatan dan penyajian laporan

keuangan sudah diarahkan untuk berbasis akrual.

Namun demikian ada masa transisi untuk menuju akrual penuh yang

dijelaskan pada pasal 36 ayat (1) di Undang-Undang yang sama bahwa, ketentuan

mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual

dilaksanakan selambat-lambatnya dalam 5 (lima) tahun.

Pada pasal 70 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 ditegaskan

mulai kapan pelaksanaan akrual dimulai yaitu, ketentuan mengenai pengakuan

dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual dilaksanakan selambat-

lambatnya tahun anggaran 2008.

Berdasarkan uraian diatas, makalah ini akan membahas mengenai

“Perbandingan SAP Berbasis Akrual dan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual

serta Konsep dan Siklus Akuntansi Pemerintah Daerah”

1.2 RUMUSAN MASALAH1. Bagaimana Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual PP No. 71

Tahun 2010?

2. Bagaimana Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Kas Menuju Akrual

PP No. 24 Tahun 2005?

3. Bagaimana Perbandingan Standar Akuntansi Berbasis Akrual dengan

Basis Kas Menuju Akrual?

4. Bagaimana Konsep Akuntansi Pemerintah Daerah?

5. Bagaimana Siklus Akuntansi Pemerintah Daerah?

1.3 TUJUAN PENULISAN1. Mengetahui Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual PP No.

71 Tahun 2010

2. Mengetahui Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Kas Menuju

Akrual PP No. 24 Tahun 2005

Perbandingan SAP Berbasis Akrual dengan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual, serta Konsep dan Siklus Akuntansi PEMDA

2

Page 3: MAKALAH ASP KONSEP DAN SIKLUS.docx

3. Mengetahui Perbandingan Standar Akuntansi Berbasis Akrual dengan

Basis Kas Menuju Akrual

4. Mengetahui Konsep Akuntansi Pemerintah Daerah

5. Mengetahui Siklus Akuntansi Pemerintah Daerah

1.4 MANFAAT PENULISAN

Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk

menambah wawasan mahasiswa dan umum dalam memahami perbandingan SAP

berbasis akrual dengan SAP berbasis kas menuju akrual serta konsep dan siklus

Akuntansi Pemerintah Daerah.

Perbandingan SAP Berbasis Akrual dengan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual, serta Konsep dan Siklus Akuntansi PEMDA

3

Page 4: MAKALAH ASP KONSEP DAN SIKLUS.docx

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS

AKRUAL PP NO. 71 TAHUN 2010

SAP Akrual berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010

dikembangkan dari SAP yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24

Tahun 2005 dengan mengacu pada International Public Sector Accounting

Standards (IPSAS) dan memperhatikan peraturan perundangan serta kondisi

Indonesia. Beberapa negara sebenarnya kesulitan menerapkan akuntansi berbasis

akrual. Namun Indonesia tetap menerapkan akuntansi berbasis akrual ini dengan

beberapa pertimbangan yaitu:

a. SAP Berbasis Akrual adalah SAP yang mengakui pendapatan, beban, aset,

utang, dan ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis akrual, serta mengakui

pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran

berdasarkan basis yang ditetapkan dalam APBD.

b. SAP sebelumnya yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24

Tahun 2005 berbasis ”Kas Menuju Akrual” sebagian besar telah mengacu

pada praktik akuntansi berbasis akrual. Neraca yang disusun sebenarnya sudah

berbasis akrual, walaupun Laporan Realisasi Anggaran masih berbasis kas.

c. Para pengguna yang sudah terbiasa dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24

Tahun 2005 dapat melihat kesinambungannya. Artinya, sebenarnya pengguna

tinggal selangkah lagi untuk melaksanakan basis akrual secara penuh.

Perbandingan SAP Berbasis Akrual dengan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual, serta Konsep dan Siklus Akuntansi PEMDA

4

Page 5: MAKALAH ASP KONSEP DAN SIKLUS.docx

Berikut adalah Struktur SAP Berbasis Akrual yang dijelaskan pada

Lampiran I Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 yang disusun

berdasarkan struktur penulisan:

a. Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan

b. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP):

1. PSAP Nomor 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan;

2. PSAP Nomor 02 tentang Laporan Realisasi Anggaran;

3. PSAP Nomor 03 tentang Laporan Arus Kas;

4. PSAP Nomor 04 tentang Catatan atas Laporan Keuangan;

5. PSAP Nomor 05 tentang Akuntansi Persediaan;

6. PSAP Nomor 06 tentang Akuntansi Investasi;

7. PSAP Nomor 07 tentang Akuntansi Aset Tetap;

8. PSAP Nomor 08 tentang Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan;

9. PSAP Nomor 09 tentang Akuntansi Kewajiban;

10. PSAP Nomor 10 tentang Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan

Akuntansi, dan Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Operasi yang Tidak

Dilanjutkan;

11. PSAP Nomor 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian;

12. PSAP Nomor 12 tentang Laporan Operasional.

2.2 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS

KAS MENUJU AKRUAL PP NO. 24 TAHUN 2005

Penerapan SAP Berbasis Akrual dilaksanakansecara bertahap dari

penerapan SAP berbasis Kas Menuju Akrual menjadi penerapan SAP Berbasis

Akrual. SAP Berbasis Kas Menuju Akrual yaitu SAP yang mengakui pendapatan,

belanja, dan pembiayaan berbasis kas, serta mengakui aset, utang, dan ekuitas

dana berbasis akrual. Ketentuan lebih lanjut mengenai penerapan SAP Berbasis

Akrual secara bertahap pada pemerintah pusat diatur dengan Peraturan Menteri

Perbandingan SAP Berbasis Akrual dengan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual, serta Konsep dan Siklus Akuntansi PEMDA

5

Page 6: MAKALAH ASP KONSEP DAN SIKLUS.docx

Keuangan. Ketentuan lebih lanjut mengenai penerapan SAP Berbasis Akrual

secara bertahap pada pemerintah daerah diatur dengan Peraturan Menteri Dalam

Negeri. Penerapan SAP Berbasis Akrual secara bertahap dilakukan dengan

memperhatikan urutan persiapan dan ruang lingkup laporan.

SAP Berbasis Kas Menuju Akrual dinyatakan dalam bentuk PSAP dan

dilengkapi dengan Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan. PSAP dan

Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan dalam rangka SAP Berbasis Kas

Menuju Akrual tercantum dalam Lampiran II Peraturan Pemerintah Nomor 71

Tahun 2010.

Sebelumnya, SAP Berbasis Kas Menuju Akrual digunakan dalam SAP

berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005. Undang-Undang

Nomor 17 Tahun 2003 menyatakan bahwa selama pengakuan dan pengukuran

pendapatan dan belanja berbasis akrual belum dilaksanakan, digunakan

pengakuan dan pengukuran berbasis kas. Pengakuan dan pengukuran pendapatan

dan belanja berbasus akrual menurut Pasal 36 ayat (1) Undang-Undang Nomor 17

Tahun 2003 dilaksanakan paling lambat lima tahun. Karena itu, Peraturan

Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 digantikan dengan Peraturan Pemerintah

Nomor 71 Tahun 2010.

Kandungan PP SAP Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang

Standar Akuntansi Pemerintahan terdiri dari:

1. Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan

2. PSAP 01: Penyajian Laporan Keuangan

3. PSAP 02: Laporan Realisasi Anggaran

4. PSAP 03: Laporan Arus Kas

5. PSAP 04: Catatan atas Laporan Keuangan

6. PSAP 05: Akuntansi Persediaan

7. PSAP 06: Akuntansi Investasi

8. PSAP 07: Akuntansi Aset Tetap

9. PSAP 08: Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan

Perbandingan SAP Berbasis Akrual dengan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual, serta Konsep dan Siklus Akuntansi PEMDA

6

Page 7: MAKALAH ASP KONSEP DAN SIKLUS.docx

10. PSAP 09: Akuntansi Kewajiban

11. PSAP 10: Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, dan Peristiwa

Luar Biasa

12. PSAP 11: Laporan Keuangan Konsolidasian

PP SAP akan digunakan sebagai pedoman dalam menyusun dan menyajikan

laporan keuangan pemerintah pusat dan daerah berupa: (1) Neraca, (2) Laporan

Realisasi Anggaran, (3) Laporan Arus Kas, (4) Catatan atas Laporan Keuangan.

2.3 PERBANDINGAN STANDAR AKUNTANSI BERBASIS

AKRUAL DENGAN BASIS KAS MENUJU AKRUAL

Perbandingan pada Laporan Keuangan

Berikut adalah tabel perbandingan komponen laporan keuangan pada basis cash

towards accrual (CTA) yang diatur kerangka konseptual Peraturan Pemerintah

Nomor 24 Tahun 2005 dengan basis accrual yang diatur oleh kerangka

konseptual Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010:

PP 24/2005 : CTA PP 71/2010 : ACCRUAL

Paragraf 25 Kerangka Konseptual:

Laporan Keuangan Pokok

- Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

- Neraca

- Laporan Arus Kas (LAK)

- Catatan atas Laporan Keuangan

(CaLK)

Paragraf 28 Kerangka Konseptual:

Laporan Keuangan Pokok

- Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

- Laporan Perubahan SAL (LP SAL)

- Neraca

- Laporan Operasional (LO)

- Laporan Arus Kas (LAK)

- Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)

- Catatan atas Laporan Keuangan

(CaLK)

Perbandingan SAP Berbasis Akrual dengan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual, serta Konsep dan Siklus Akuntansi PEMDA

7

Page 8: MAKALAH ASP KONSEP DAN SIKLUS.docx

Paragraf 26 Kerangka Konseptual:

Laporan yang Bersifat optional

-Laporan Kinerja Keuangan (LKK)

-Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)

Perbandingan pada Basis Akuntansi

Berikut adalah tabel perbandingan penjelasan basis akuntansi pada Peraturan

Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71

Tahun 2010:

PP 24/2005 : CTA PP 71/2010 : ACCRUAL

Basis Akuntansi

Basis Akuntansi pada Kerangka

Konseptual:

Basis kas untuk pengakuan

pendapatan, belanja dan

pembiayaan dalam LRA

Basis akrual untuk pengakuan aset,

kewajiban, dan ekuitas dalam

Neraca (Paragraf 39)

Basis Akuntansi

Basis Akuntansi pada Kerangka

Konseptual:

Basis akrual untuk pengakuan

pendapatan-LO, beban, aset,

kewajiban, dan ekuitas (Paragraf

42)

Dalam hal anggaran disusun dan

dilaksanakan berdasar basis kas,

maka LRA disusun berdasarkan

basis kas.

Bilamana anggaran disusun dan

dilaksanakan berdasarkan basis

akrual, maka LRA disusun

berdasarkan basis akrual. (Paragraf

Perbandingan SAP Berbasis Akrual dengan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual, serta Konsep dan Siklus Akuntansi PEMDA

8

Page 9: MAKALAH ASP KONSEP DAN SIKLUS.docx

44)

Basis Akuntansi pada PSAP 01:

Basis akuntansi yang digunakan

dalam laporan keuangan pemerintah

yaitu basis kas untuk pengakuan

pos-pos pendapatan, belanja, dan

pembiayaan dan basis akrual untuk

pengakuan pos-pos aset, kewajiban,

dan ekuitas dana. (Paragraf 5)

Penggunaan sepenuhnya basis

akrual bersifat optional (Paragraf 6)

Basis Akuntansi pada PSAP 01:

Basis akuntansi yang digunakan

dalam laporan keuangan pemerintah

yaitu basis akrual (Paragraf 5)

Perbandingan pada Penjelasan Informasi Keuangan

Berikut adalah tabel perbandingan penjelasan informasi keuangan pada PSAP

Nomor 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan baik di Peraturan Pemerintah

Nomor 24 Tahun 2005 maupun Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010:

PP 24/2005 : CTA PP 71/2010 : ACCRUAL

Informasi Laporan Keuangan

Laporan keuangan menyediakan

informasi mengenai entitas pelaporan

dalam hal:

- Aset;

- Kewajiban;

- Ekuitas dana;

- Pendapatan;

- Belanja;

- Transfer;

Informasi Laporan Keuangan

Laporan keuangan menyediakan

informasi mengenai entitas pelaporan

dalam hal:

- Aset;

- Kewajiban;

- Ekuitas;

- Pendapatan-LRA;

- Belanja;

- Transfer;

Perbandingan SAP Berbasis Akrual dengan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual, serta Konsep dan Siklus Akuntansi PEMDA

9

Page 10: MAKALAH ASP KONSEP DAN SIKLUS.docx

- Pembiayaan; dan

- Arus kas.

(Paragraf 11)

- Pembiayaan;

- Saldo anggaran lebih

- Pendapatan-LO;

- Beban; dan

- Arus kas.

(Paragraf 11)

Perbandingan pada Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

Berikut adalah tabel perbandingan cakupan unsur-unsur Laporan Realisasi

Anggaran pada Kerangka Konseptual SAP baik pada Peraturan Pemerintah

Nomor 24 Tahun 2005 maupun Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010:

PP 24/2005 : CTA PP 71/2010 : ACCRUAL

Unsur Laporan Keuangan

Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

- Pendapatan

- Belanja

- Transfer

- Pembiayaan

(Paragraf 58)

Unsur Laporan Keuangan

Laporan Pelaksanaan Anggaran :

Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

- Pendapatan-LRA

- Belanja

- Transfer

- Pembiayaan

(Paragraf 62)

Perbandingan pada Unsur-Unsur Neraca

Berikut adalah tabel perbandingan cakupan unsur-unsur Neraca pada Peraturan

Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 maupun Peraturan Pemerintah Nomor 71

Tahun 2010, termasuk detail dari unsur-unsur ekuitas:

PP 24/2005 : CTA PP 71/2010 : ACCRUAL

Perbandingan SAP Berbasis Akrual dengan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual, serta Konsep dan Siklus Akuntansi PEMDA

10

Page 11: MAKALAH ASP KONSEP DAN SIKLUS.docx

Unsur Laporan Keuangan

Neraca

- Aset

- Kewajiban

- Ekuitas Dana

(Paragraf 59 Kerangka Konseptual)

Unsur Laporan Keuangan

Laporan Finansial : Neraca

- Aset

- Kewajiban

- Ekuitas

(Paragraf 64 Kerangka Konseptual)

- Ekuitas Dana yang terbagi;

Ekuitas Dana Lancar: selisih

antara aset lancar dan kewajiban

jangka pendek, termasuk sisa

lebih pembiayaan anggaran/saldo

anggaran lebih

Ekuitas Dana Investasi:

mencerminkan kekayaan

pemerintah yang tertanam dalam

investasi jangka panjang, aset

tetap, dan aset lainnya, dikurangi

dengan kewajiban jangka panjang

Ekuitas Dana Cadangan:

mencerminkan kekayaan

pemerintah yang dicadangkan

untuk tujuan tertentu sesuai

dengan peraturan perundang-

undangan.

(Paragraf 78-81 PSAP Nomor 01)

- Ekuitas, yaitu kekayaan bersih

pemerintah yang merupakan selisih

antara aset dan kewajiban

pemerintah pada tanggal laporan.

(Paragraf 77 PSAP Nomor 01)

Perbandingan pada Laporan Operasional (LO)

Perbandingan SAP Berbasis Akrual dengan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual, serta Konsep dan Siklus Akuntansi PEMDA

11

Page 12: MAKALAH ASP KONSEP DAN SIKLUS.docx

Berikut adalah tabel perbandingan penjelasan Laporan Operasional pada PSAP

Nomor 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan pada Peraturan Pemerintah

Nomor 24 Tahun 2005 maupun Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010:

PP 24/2005 : CTA PP 71/2010 : ACCRUAL

Unsur Laporan Keuangan

Laporan Kinerja Keuangan

Bersifat optional

(Paragraf 20 PSAP Nomor 01)

Unsur Laporan Keuangan

Laporan Finansial: Laporan

Operasional (LO)

Merupakan Laporan Keuangan

Pokok

(Paragraf 14 PSAP Nomor 01)

Disusun oleh entitas pelaporan yang

menyajikan laporan berbasis akrual

Sekurang-kurangnya menyajikan

pos-pos:

a). Pendapatan dari kegiatan

operasional;

b). Beban berdasarkan klasifikasi

fungsional dan klasifikasi

ekonomi;

c). Surplus atau defisit.

(Paragraf 95 PSAP Nomor 01)

Menyajikan pos-pos sebagai

berikut:

a). Pendapatan-LO dari kegiatan

operasional;

b). Beban dari kegiatan operasional

c). Surplus/defisit dari Kegiatan

Non Operasional, bila ada;

d). Pos luar biasa, bila ada;

e). Surplus/defisit-LO.

(Paragraf 92 PSAP Nomor 01)

Perbandingan pada Laporan Perubahan Ekuitas

Berikut adalah tabel perbandingan penjelasan cakupan unsur Laporan Perubahan

Ekuitas pada PSAP Nomor 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan pada

Perbandingan SAP Berbasis Akrual dengan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual, serta Konsep dan Siklus Akuntansi PEMDA

12

Page 13: MAKALAH ASP KONSEP DAN SIKLUS.docx

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 maupun Peraturan Pemerintah

Nomor 71 Tahun 2010:

PP 24/2005 : CTA PP 71/2010 : ACCRUAL

Unsur Laporan Keuangan

Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)

Bersifat optional

(Paragraf 20 PSAP Nomor 01)

Sekurang-kurangnya menyajikan

pos-pos:

a). Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan

Anggaran;

b). Setiap pos pendapatan dan

belanja beserta totalnya seperti

diisyaratkan dalam standar-

standar lainnya, yang diakui

secara langsung dalam ekuitas;

c). Efek kumulatif atas perubahan

kebijakan akuntansi dan koreksi

kesalahan yang mendasar diatur

dalam suatu standar terpisah.

(Paragraf 95 PSAP Nomor 01)

Unsur Laporan Keuangan

Laporan Finansial:

Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)

Merupakan Laporan Keuangan

Pokok

(Paragraf 14 PSAP Nomor 01)

Sekurang-kurangnya menyajikan

pos-pos:

a). Ekuitas awal;

b). Surplus/defisit-LO pada periode

bersangkutan;

c). Koreksi-koreksi yang langsung

menambah/mengurangi ekuitas,

misalnya: koreksi kesalahan

mendasar dari persediaan yang

terjadi pada periode-periode

sebelumnya dan perubahan nilai

aset tetap karena revaluasi aset

tetap.

d). Ekuitas akhir.

(Paragraf 101 PSAP Nomor 01)

Perbandingan pada Laporan Arus Kas (LAK)

Perbandingan SAP Berbasis Akrual dengan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual, serta Konsep dan Siklus Akuntansi PEMDA

13

Page 14: MAKALAH ASP KONSEP DAN SIKLUS.docx

Berikut adalah tabel perbandingan penjelasan cakupan unsur Laporan Arus Kas

pada PSAP Nomor 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan baik pada Peraturan

Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 maupun Peraturan Pemerintah Nomor 71:

PP 24/2005 : CTA PP 71/2010 : ACCRUAL

Unsur Laporan Keuangan

Laporan Arus Kas

• Disajikan oleh unit yang mempunyai

fungsi perbendaharaan (Paragraf 15

PSAP Nomor 01)

• Arus masuk dan keluar kas

diklasifikasikan berdasarkan

aktivitas operasi, investasi aset non

keuangan, pembiayaan, dan non

anggaran

(Paragraf 86 PSAP Nomor 01)

Unsur Laporan Keuangan

Laporan Finansial : Laporan Arus Kas

• Disajikan oleh unit yang mempunyai

fungsi perbendaharaan umum

(Paragraf 15 PSAP Nomor 01)

• Arus masuk dan keluar kas

diklasifikasikan berdasarkan

aktivitas operasi, investasi,

pendanaan, dan transitoris

(Paragraf 90 PSAP Nomor 01)

Perbandingan pada Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)

Berikut adalah tabel perbandingan penjelasan penyajian Catatan atas Laporan

Keuangan pada PSAP 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan baik pada

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 maupun Peraturan Pemerintah

Nomor 71 Tahun 2010:

PP 24/2005 : CTA PP 71/2010 : ACCRUAL

Catatan atas Laporan Keuangan

Disajikan secara sistematis. Setiap

pos dalam LRA, Neraca, LAK

harus mempunyai referensi silang

dengan informasi terkait dalam

Catatan atas Laporan Keuangan

Disajikan secara sistematis. Setiap

pos dalam LRA, Laporan

Perubahan SAL, Neraca, LO, LAK,

dan LPE harus mempunyai

Perbandingan SAP Berbasis Akrual dengan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual, serta Konsep dan Siklus Akuntansi PEMDA

14

Page 15: MAKALAH ASP KONSEP DAN SIKLUS.docx

Catatan atas Laporan Keuangan.

CaLK meliputi penjelasan atau

daftar terinci atau analisis atas nilai

suatu pos yang disajikan dalam

LRA, Neraca, dan LAK

(Paragraf 98 & 99 PSAP Nomor 01)

referensi silang dengan informasi

terkait dalam Catatan atas Laporan

Keuangan.

Catatan atas Laporan Keuangan

meliputi penjelasan atau daftar

terinci atau analisis atas nilai suatu

pos yang disajikan dalam LRA,

Laporan Perubahan SAL, Neraca,

LO, LAK, dan LPE.

(Paragraf 105 & 106 PSAP Nomor 01)

Perbandingan pada Pengakuan Pendapatan

Berikut adalah tabel perbandingan penjelasan pengakuan pendapatan pada

kerangka konseptual SAP baik pada Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005

maupun Peraturan Pemerintah Nomor 71:

PP 24/2005 : CTA PP 71/2010 : ACCRUAL

Pengakuan Unsur Laporan Keuangan

Pengakuan Pendapatan (Paragraf 88)

Pendapatan menurut basis akrual

diakui pada saat timbulnya hak atas

pendapatan tersebut atau ada aliran

masuk sumber daya ekonomi.

Pendapatan menurut basis kas

diakui pada saat kas diterima di

Rekening Kas Umum

Negara/Daerah atau oleh entitas

pelaporan.

Pengakuan Unsur Laporan Keuangan

Pengakuan Pendapatan (Paragaf 95)

Pendapatan-LO diakui pada saat

timbulnya hak atas pendapatan

tersebut atau ada aliran masuk

sumber daya ekonomi.

Pendapatan-LRA diakui pada saat

kas diterima di Rekening Kas

Umum Negara/Daerah atau oleh

entitas pelaporan

Perbandingan SAP Berbasis Akrual dengan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual, serta Konsep dan Siklus Akuntansi PEMDA

15

Page 16: MAKALAH ASP KONSEP DAN SIKLUS.docx

Perbandingan pada Pengakuan Beban Dan Belanja

Berikut adalah tabel perbandingan penjelasan pengakuan beban dan belanja

pada kerangka konseptual SAP baik pada Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun

2005 maupun Peraturan Pemerintah Nomor 71:

PP 24/2005 : CTA PP 71/2010 : ACCRUAL

Pengakuan Unsur Laporan Keuangan

Pengakuan Belanja (Paragraf 89)

Belanja menurut basis akrual diakui

pada saat timbulnya kewajiban atau

pada saat diperoleh manfaat.

Belanja menurut basis kas diakui

pada saat terjadinya pengeluaran

dari Rekening Kas Umum

Negara/Daerah atau entitas

pelaporan

Pengakuan Unsur Laporan Keuangan

Pengakuan Belanja dan Beban

(Paragraf 96-97)

Beban diakui pada saat timbulnya

kewajiban, terjadinya konsumsi

aset, atau terjadinya penurunan

manfaat ekonomi atau potensi jasa.

Belanja diakui berdasarkan

terjadinya pengeluaran dari

Rekening Kas Umum

Negara/Daerah atau entitas

pelaporan

2.4 KONSEP AKUNTANSI

2.4.1 Definisi

Akuntansi didefinisikan sebagai sebuah proses identifikasi, pencatatan,

pengukuran, pengklasifikasian, pengikhtisaran atas semua transaksi dan aktivitas

keuangan, penyajian laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya. Definisi

tersebut diambil dari Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar

Perbandingan SAP Berbasis Akrual dengan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual, serta Konsep dan Siklus Akuntansi PEMDA

16

Page 17: MAKALAH ASP KONSEP DAN SIKLUS.docx

Akuntansi Pemerintah yang merupakan acuan dasar dalam pelaksanaan akuntansi

di setiap instansi pemerintahan di Indonesia, termasuk di Pemerintah Daerah dan

satuan kerja di dalamnya.

Proses akuntansi ini akan mengolah semua transaksi dan aktivitas keuangan

yang ada di setiap entitas Pemerintah Daerah. Proses tersebut kemudian

menghasilkan informasi dalam bentuk laporan keuangan yang akan digunakan

dalam proses evaluasi dan pengambilan keputusan manajerial yang kemudian

akan mempengaruhi pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah pada periode

berikutnya. Jadi, input dari proses akuntansi adalah transaksi dan ouputnya berupa

laporan keuangan.

Pihak yang melaksanakan proses akuntansi ini dibagi menjadi dua entitas,

yaitu entitas akuntansi dan entitas pelaporan. Entitas akuntansi merupakan satuan

kerja yang merupakan pengguna anggaran yang berkewajiban menyelenggarakan

akuntansi dan menyajikan laporan keuangan atas dasar akuntansi yang

diselenggarakannya untuk digabungkan pada entitas pelaporan. Dalam hal ini,

yang dimaksud entitas akuntansi adalah SKPD dan PPKD.

Entitas pelaporan merupakan unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau

lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan

wajib menyajikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan yang

bertujuan umum. Dalam hal ini, yang dimaksud entitas pelaporan adalah

Pemerintah Daerah.

2.4.2 Pembukuan Tunggal (Single Entry) dan Pembukuan Berpasangan

(Double Entry)

a). Pembukuan Tunggal (Single Entry)

Sistem pencatatan single entry sering disebut juga dengan sistem tata

buku tunggal atau tata buku saja. Dalam sistem ini, pencatatan transaksi

ekonomi dilakukan dengan mencatat secara tunggal (tidak berpasangan).

Transaksi yang berakibat bertambahnya kas akan dicatat pada sisi

Perbandingan SAP Berbasis Akrual dengan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual, serta Konsep dan Siklus Akuntansi PEMDA

17

Page 18: MAKALAH ASP KONSEP DAN SIKLUS.docx

penerimaan dan transaksi yang berakibat berkurangnya kas akan dicatat

pada sisi pengeluaran. Di Pemerintah Daerah selama hampir 3 dekade,

pencatatan ini dipraktikan, contohnya dalam Buku Kas Umum (BKU).

b). Pembukuan Berpasangan (Double Entry)

Sistem pencatatan double entry juga sering disebut sistem tata buku

berpasangan. Menurut sistem ini, pada dasarnya suatu transaksi akan

dicatat secara berpasangan (double = berpasangan, entry = pencatatan).

Pencatatan dengan sistem ini disebut dengan istilah menjurnal. Dalam

pencatatan tersebut ada sisi Debit dan Kredit. Sisi Debit ada di sebelah

kiri, sedangkan sisi Kredit ada di sebelah kanan. Setiap pencatatan harus

menjaga keseimbangan persamaan dasar akuntansi, yaitu aset = kewajiban

+ ekuitas.

2.4.3 Persamaan Akuntansi

Persamaan akuntansi merupakan gambaran dari posisi keuangan entitas

(Neraca), dimana sisi kiri menggambarkan harta yang dimiliki oleh entitas,

sedangkan sisi kanan menggambarkan hak atau klaim atas harta tersebut.

Hubungan antara aset, kewajiban, dan ekuitas dapat dinyatakan dalam

persamaan berikut ini :

Aset adalah sumberdaya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh

pemerintah daerah dan diharapkan memberikan kemanfatan dimasa yang akan

datang.

Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang

penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah

daerah.

Ekuitas merupakan kekayaan bersih pemerintah daerah yang merupakan selisih

antara aset dan kewajiban pemerintah daerah.

Perbandingan SAP Berbasis Akrual dengan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual, serta Konsep dan Siklus Akuntansi PEMDA

18

a)Aset = Kewajiban + Ekuitas

Page 19: MAKALAH ASP KONSEP DAN SIKLUS.docx

Selanjutnya Pendapatan yang diperoleh entitas akan menambah Ekuitas,

sedangkan adanya Beban akan mengurangi Ekuitas. Sehingga persamaan

akuntansi diturunkan sebagai berikut :

Pendapatan adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah ekuitas

dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali.

Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode

pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau

konsumsi aset atau timbulnya kewajiban.

Ekuitas terdiri atas kejadian/transaksi yang bersumber dari transaksi akrual

dan transaksi kas yang terakumulasi dalam SAL. Sedangkan Pendapatan LRA

akan menambah SAL, dan Belanja akan mengurangi SAL. Demikian Juga

Penerimaan Pembiayaan akan menambah SAL, dan Pengeluaran Pembiayaan

akan mengurangi SAL. Karena SAL merupakan bagian dari EKUITAS, maka

persamaan akuntansi yang digunakan untuk persamaan akuntansi akrual sudah

termasuk persamaan akuntansi dengan basis kas. Sehingga untuk transaksi akrual

maupun transaksi LRA menggunakan satu persamaan yg sama.

2.4.4 Konsep Debit – Kredit dan Saldo Normal

Debit berarti sisi kiri dan yang berada pada sisi kiri persamaan akuntansi

adalah kelompok Aset. Dengan demikian, akun yang masuk ke dalam kelompok

Aset akan dicatat di sisi debit dengan syarat nilainya positif. Apabila nilai dari

Perbandingan SAP Berbasis Akrual dengan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual, serta Konsep dan Siklus Akuntansi PEMDA

19

b)Aset = Kewajiban + Ekuitas + (Pendapatan – Beban)

c) Aset + Beban = Kewajiban + Ekuitas + Pendapatan

(ASET+BEBAN)

(BELANJA+PENGELUARAN PEMBIAYAAN)

KEWAJIBAN+EKUITAS+PENDAPATAN-LO)

(PENDAPATAN LRA+PENERIMAAN

PEMBIAYAAN)

=

Page 20: MAKALAH ASP KONSEP DAN SIKLUS.docx

kelompok Aset tersebut negatif, maka akan dicatat pada sisi lawannya, yaitu

kredit.

Kredit berarti sisi kanan dan yang berada pada sisi kanan persamaan

akuntansi adalah kelompok Kewajiban dan Ekuitas. Dengan demikian, akun yang

masuk ke dalam kelompok Kewajiban dan Ekuitas akan dicatat di sisi kredit

dengan syarat nilainya positif. Apabila nilai dari kelompok Kewajiban dan

Ekuitas tersebut negatif, maka akan dicatat pada sisi lawannya, yaitu debit.

Saldo Normal akun-akun yang merupakan unsur-unsur laporan keuangan

pemda sebagai berikut :

Perbandingan SAP Berbasis Akrual dengan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual, serta Konsep dan Siklus Akuntansi PEMDA

20

Page 21: MAKALAH ASP KONSEP DAN SIKLUS.docx

2.4.5 Konsep Home Office Branch Office (HOBO)

Struktur hubungan entitas dalam akuntansi yang diimplementasikan di

Pemda adalah struktur HOBO (Home Office & Branch Office).Dalam hal ini

PPKD yang merepresentasikan Pemerintah Daerah adalah sebagai Kantor Pusat

(Home Office), sedangkan SKPD adalah sebagai Kantor Cabang (Branch Office).

Struktur hubungan HOBO lebih tepat untuk menggambarkan hubungan transaksi

antara PPKD dan SKPD, dibandingkan dengan struktur hubungan induk dan anak

(Parent & Subsidiary) dengan beberapa alasan:

a. PPKD-SKPD bukan entitas yang masing-masing berdiri sendiri, melainkan

satu kesatuan;

b. Antara PPKD dan SKPD tidak terjadi Transfer Income (dalam pengertian

profit);

c. SKPD dimiliki 100% oleh Pemerintah Daerah.

2.5 SIKLUS AKUNTANSI

2.5.1 Definisi

Siklus akuntansi adalah serangkaian tahapan yang harus dilalui untuk

merubah input dalam bentuk dokumen transaksi keuangan sehingga menghasilkan

ouput berupa laporan keuangan.

Siklus akuntansi secara sederhana digambarkan oleh bagan berikut:

Perbandingan SAP Berbasis Akrual dengan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual, serta Konsep dan Siklus Akuntansi PEMDA

21

Page 22: MAKALAH ASP KONSEP DAN SIKLUS.docx

2.5.2 Tahapan siklus akuntansi

Siklus akuntansi dimulai dengan tahap menganalisis transaksi.

Tahapan kedua adalah menjurnal transaksi. Transaksi-transaksi pada awalnya

dicatat secara kronologis didalam jurnal sebelum dipindahkan ke Buku Besar

akun-akun. Jadi jurnal disebut dengan buku pencatatan awal.

Biasanya jurnal memiliki kolom untuk mencantumkan tanggal, nama akun,

dan uraiannya, referensi dan dua kolom jumlah debit dan kredit.

Tahap ketiga, transaksi yang telah dicatat dalam Jurnal kemudian

diklasifikasikan ke dalam Buku Besar per akun atau kode rekening.

Perbandingan SAP Berbasis Akrual dengan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual, serta Konsep dan Siklus Akuntansi PEMDA

22

Page 23: MAKALAH ASP KONSEP DAN SIKLUS.docx

Tahap keempat menyusun Neraca Saldo. Pada tanggal tertentu (misal akhir

periode), saldo dari setiap akun atau kode rekening dari Buku Besar

diikhtisarkan atau dirangkum dalam Neraca Saldo.

Tahap kelima menjurnal dan memposting jurnal penyesuaian untuk transaksi

pembayaran dimuka/pendapatan diterima dimuka (prepayment) atau transaksi

yang masih harus dibayar/yang masih harus diterima (accrual).

Tahap keenam menyusun Neraca Saldo Disesuaikan.

Tahap ketujuh menyusun laporan keuangan.

Tahap kedelapan menjurnal dan dan memposting ayat jurnal penutup.

Tahap kesembilan menyusun neraca saldo setelah penutupan.

Jika ayat jurnal pembalik (revershing entry) disusun, maka ayat jurnal

pembalik akan terjadi antara tahap 9 dan 1.

Ayat jurnal koreksi, bila ada, seharusnya dibukukan sebelum ayat jurnal

penutup.

2.5.3 Penjelasan Tahapan Siklus Akuntansi

a. Analisis Transaksi

Urutan peristiwa didalam proses pencatatan dimulai dengan transaksi.

Bukti transaksi adalah berupa dokumen-dokumen sumber, misalnya surat

ketetapan pajak/retribusi daerah (SKPD/SKRD), tanda bukti penerimaan

(TBP), dll. Bukti ini akan dianalisis untuk menentukan pengaruh transaksi

pada akun-akun tertentu. Dengan demikian, dalam menganalisis transaksi juga

dilakukan identifikasi dokumen sumber yang akan digunakan sebagai dasar

pencatatan transaksi keuangan ke dalam Jurnal.

Ilustrasi:

Ada transaksi penetapan SKPD untuk Pajak Bumi dan Bangunan. Bukti

transaksi adalah SKPD-PBB. Ditetapkan sebesar Rp300.000,00 untuk periode

20xx. Maka analisis yang dihasilkan adalah sebagai berikut: dengan adanya

penetapan SKPD untuk PBB maka akan berpengaruh pada bertambahnya aset

entitas yaitu akun PIUTANG di sisi debit, dan juga bertambahnya akun

Perbandingan SAP Berbasis Akrual dengan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual, serta Konsep dan Siklus Akuntansi PEMDA

23

Page 24: MAKALAH ASP KONSEP DAN SIKLUS.docx

PENDAPATAN LO di sisi kredit. Bertambahnya akun piutang disisi kiri

(aset), dan bertambahnya pendapatan di sisi kredit yang berarti bertambahnya

ekuitas, dalam jumlah yang sama di sisi debit dan di sisi kredit, membuat

persamaan akuntansi ini selalu seimbang.

ASET = KEWAJIBAN + EKUITAS

b. Jurnal

Jurnal merupakan catatan kronologis dan sistematis atas seluruh

transaksi keuangan sebuah entitas. Dalam melakukan pencatatan transaksi ke

dalam jurnal digunakan metode double-entry dimana setiap transaksi akan

dicatat di sisi debit dan sisi kredit.

Contoh format jurnal:

Ada dua basis yang akan digunakan dalam pencatatan akuntansi di

Pemerintah Daerah yaitu basis akrual dan basis kas. Dengan demikian, akan

terdapat 2 (dua) jenis jurnal untuk melakukan pencatatan atas transaksi-

transaksi dalam sistem akuntansi pemerintah daerah. Pertama adalah jurnal

yang akan mencatat transaksi-transaksi secara akrual khususnya transaksi

terkait akun neraca dan laporan operasional. Untuk selanjutnya jurnal jenis ini

akan disebut Jurnal LO dan Neraca.

Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai pencatatan transaksi

Jurnal LO dan Neraca serta Jurnal LRA.

Perbandingan SAP Berbasis Akrual dengan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual, serta Konsep dan Siklus Akuntansi PEMDA

24

Piutang(+) 50 juta

Debit

Pendapatan(+) 50 juta

Kredit

Page 25: MAKALAH ASP KONSEP DAN SIKLUS.docx

1) Jurnal LO dan Neraca

Jurnal LO dan Neraca digunakan untuk mencatat kejadian/transaksi

keuangan terkait Aset, Kewajiban, Ekuitas, Pendapatan-LO, dan Beban.

Jurnal LO dan Neraca ini akan menghasilkan Laporan Operasional (LO)

dan Neraca.

Contoh pencatatan transaksi dengan Jurnal LO:

a) Pengakuan Pendapatan Berdasarkan Penetapan Pengakuan Hak Atas

Pendapatan ketika dikeluarkan penetapan Surat Ketetapan Pajak

Daerah (SKPD)-PBB sebesar Rp50.000.000,00

b) Membeli ATK untuk segera digunakan sebesar Rp 500.000,-

2) Jurnal Anggaran

Jurnal Anggaran adalah langkah opsional. Pemda bisa menetapkan

kebijakan akuntansi untuk mencatat transaksi penetapan anggaran atau

tidak melakukannya.

Jika melaksanakan akuntansi anggaran, masing-masing entitas akan

melakukan penjurnalan atas anggaran yang telah ditetapkan. Penjurnalan

atas anggaran tersebut dilakukan dengan mencatat akun Estimasi

Pendapatan dan Estimasi Penerimaan Pembiayaan di sisi debit sebesar

Perbandingan SAP Berbasis Akrual dengan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual, serta Konsep dan Siklus Akuntansi PEMDA

25

Page 26: MAKALAH ASP KONSEP DAN SIKLUS.docx

nilai anggarannya, akun Apropriasi Belanja dan Apropriasi Pengeluaran

Pembiayaan di sisi kredit sebesar nilai anggarannya, dan akun Estimasi

Perubahan SAL pencatatannya akan menjadi penyeimbang sisi debit dan

sisi kredit. Apabila anggaran surplus, maka Estimasi Perubahan SAL akan

dicatat di sisi kredit. Namun, apabila anggaran defisit, maka Estimasi

Perubahan SAL akan dicatat di sisi debit.

Contoh pencatatan anggaran surplus:

Dalam APBD 2013 Pemerintah Kabupaten Gemah Ripah diketahui bahwa

anggaran pendapatan Rp500.000.000,00 penerimaan pembiayaan

Rp200.000.000,00, belanja sebesar Rp400.000.000,00 dan pengeluaran

pembiayaan sebesar Rp200.000.000,00.

Contoh pencatatan anggaran defisit:

SKPD Dinas Perindustrian Pemerintah Daerah Gemah Ripah

menganggarkan pendapatannya sebesar Rp40.000.000,00 dan

menganggarkan belanjanya sebesar Rp50.000.000,00.

Perbandingan SAP Berbasis Akrual dengan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual, serta Konsep dan Siklus Akuntansi PEMDA

26

Page 27: MAKALAH ASP KONSEP DAN SIKLUS.docx

Pencatatan atas anggaran ini dilakukan setelah APBD/Perubahan

APBD ditetapkan. Jika terjadi perubahan anggaran maka dilakukan

pencatatan dengan jurnal yang sama dengan diatas dengan nilai sebesar

selisih antara perubahan APBD dengan anggaran murni.

3) Jurnal LRA

Jurnal LRA merupakan jurnal berbasis kas. Jurnal LRA digunakan

untuk mengakui adanya realisasi anggaran atas Pendapatan-LRA,

Penerimaan Pembiayaan, Belanja, Transfer dan Pengeluaran Pembiayaan.

Jurnal LRA ini nantinya akan menghasilkan Laporan Realisasi Anggaran

(LRA), dan Laporan Perubahan SAL. Jurnal LRA ini digunakan untuk

menjurnal realisasi anggaran selama periode berjalan.

Selama periode berjalan, sebuah transaksi akan dicatat menggunakan

jurnal LRA jika transaksi tersebut memenuhi dua syarat berikut:

a) terdapat arus kas masuk atau arus kas keluar, dan

b) merupakan realisasi anggaran bagi entitas bersangkutan.

Adanya realisasi anggaran, baik realisasi Pendapatan, realisasi

Penerimaan Pembiayaan, realisasi Belanja, maupun realisasi Pengeluaran

Pembiayaan akan mempengaruhi nilai Perubahan SAL. Dengan demikian,

setiap terjadi penjurnalaan atas realisasi anggaran, maka akun lawannya

adalah akun Perubahan SAL.

Dengan adanya Jurnal LO dan Neraca serta Jurnal LRA, maka setiap

kali terjadi transaksi atau aktivitas keuangan, Fungsi Akuntansi di setiap

entitas harus mencatatatnya sehingga dapat memenuhi kebutuhan

informasi untuk menyusun LO, Neraca, dan LRA. Berikut beberapa

catatan penting ketika hendak melakukan pencatatan transaksi ke dalam

jurnal:

Perbandingan SAP Berbasis Akrual dengan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual, serta Konsep dan Siklus Akuntansi PEMDA

27

Page 28: MAKALAH ASP KONSEP DAN SIKLUS.docx

a) Setiap transaksi atau aktivitas keuangan pasti dicatat menggunakan

Jurnal LO dan Neraca, kecuali pencatatan realisasi anggaran hanya

dilakukan menggunakan Jurnal LRA.

b) Apabila suatu transaksi atau aktivitas keuangan menyebabkan arus kas

masuk atau arus kas keluar dan merupakan realisasi anggaran bagi

entitas bersangkutan, maka selain dicatat menggunakan Jurnal LO

dicatat juga menggunakan Jurnal LRA.

c. Buku Besar

Proses klasifikasi transaksi dari jurnal ke buku besar dikenal dengan

istilah Posting. Buku besar adalah kumpulan catatan transaksi per akun.

SKPD :

Nama Rekening :

Kode Rekening :

Pagu APBD :

Pagu perubahan APBD :

Tiap buku besar memuat informasi nama SKPD, nama rekening, kode

rekening, pagu APBD dan pagu perubahan APBD sebagai kontrol, batas

maksimal transaksi untuk masing-masing akun tidak boleh melebihi pagu

anggarannya terutama untuk pagu anggaran belanja dan pengeluaran

pembiayaan. Pada kolom tanggal diisi dengan tanggal transaksi. Kolom Nomor

Bukti diisi dengan nomor bukti transaksi. Kolom uraian diisi dengan informasi

keterangan terkait transaksi. Kemudian di kolom debit atau kredit diisi nilai

nominal transaksi sesuai dengan jurnal.

d. Neraca Saldo

Perbandingan SAP Berbasis Akrual dengan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual, serta Konsep dan Siklus Akuntansi PEMDA

28

Page 29: MAKALAH ASP KONSEP DAN SIKLUS.docx

Setelah selesai melakukan proses klasifikasi transaksi ke dalam buku

besar, tahap selanjutnya adalah menyusun neraca saldo. Neraca saldo

merupakan ikhtisar buku besar. PPK-SKPD dan PPK-PPKD (dalam fungsi

sebagai SKPD) melakukan rekapitulasi saldo-saldo buku besar menjadi neraca

saldo. Angka-angka saldo dari semua akun buku besar dipindahkan ke kolom

neraca saldo dalam worksheet, sesuai dengan posisi debit atau kredit dalam

saldo di buku besar masing-masing.

e. Jurnal Penyesuaian

Jurnal penyeuaian dibuat di akhir periode akuntansi agar pendapatan

dicatat pada saat dihasilkan, dan beban diakui pada saat terjadinya.

Jurnal penyesuasian memungkinkan pelaporan aset, kewajiban, dan

ekuitas yang tepat di Neraca, serta jumlah surplus/defisit yang tepat di Laporan

Operasional untuk periode berjalan.

Perbandingan SAP Berbasis Akrual dengan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual, serta Konsep dan Siklus Akuntansi PEMDA

29

Page 30: MAKALAH ASP KONSEP DAN SIKLUS.docx

Jenis-jenis jurnal penyesuaian ada 2 yaitu : beban dibayar dimuka

(prepayment) dan akrual (accrual)

Pembayaran dimuka (prepayment) terdiri atas :

1) Beban dibayar dimuka (prepaid expenses). Beban yang dibayar dimuka

secara tunai dan dicatat sebagai aset sebelum digunakan atau dikonsumsi.

Contoh : perlengkapan kantor, asuransi, dan depresiasi.

2) Pendapatan diterima dimuka atau pendapatan yang belum dihasilkan

(unearned revenue). Uang tunai yang diterima dan dicatat sebagai

kewajiban sebelum pendapatannya dihasilkan. Contoh: pendapatan pajak

reklame, pendapatan sewa.

Akrual. Terdiri atas :

1) Akrual pendapatan (accrued revenues). Akrual pendapatan pada dasarnya

adalah piutang, yaitu pendapatan yang telah dihasilkan namun belum

diterima uangnya atau belum dicatat. Contoh: piutang pajak.

2) Akrual beban (accrued expenses). Akrual beban pada dasarnya adalah

utang, yaitu beban yang telah terjadi namun belum dibayarkan uangnya atau

belum dicatat. Contoh: bunga untuk utang, sewa, pajak, gaji atau

honorarium.

f. Menyusun Neraca Saldo Disesuaikan

Setelah semua jurnal penyesuaian dicatat dan diposting, Neraca Saldo

Setelah Penyesuaian (Adjusted Trial Balance) disusun berdasarkan akun-akun

buku besar. Tujuan dari Neraca Saldo Setelah Penyesuaian (Adjusted Trial

Balance) adalah membuktikan kesamaan saldo total debit dan saldo total kredit

di buku besar setelah seluruh jurnal penyesuaian dibuat.

g. Langkah Opsional Menyusun Neraca Lajur (WORKSHEET)

Langkah-langkah opsional jika neraca lajur (WORKSHEET) disusun,

maka tahap d); e); dan f) dimasukkan dalam worksheet.

WORKSHEET

Perbandingan SAP Berbasis Akrual dengan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual, serta Konsep dan Siklus Akuntansi PEMDA

30

Page 31: MAKALAH ASP KONSEP DAN SIKLUS.docx

Neraca lajur (worksheet) merupakan alat bantu yang digunakan dalam

menyusun laporan keuangan. Langkah-langkah dalam penyusunan laporan

keuangan sesuai dengan kertas kerja yang dibuat terdiri atas : Neraca saldo,

Jurnal Penyesuaian, Neraca Saldo setelah Penyesuaian.

Format dokumen kertas kerja (worksheet) adalah sebagai berikut :

h. Menyusun Laporan Keuangan

1) Laporan keuangan dapat disusun langsung dari Neraca Saldo Setelah

Penyesuaian (Adjusted Trial Balance).

Neraca Saldo setelah penyesuaian yang telah dihasilkan pada tahapan

sebelumnya menjadi dasar dalam penyusunan laporan keuangan entitas.

Tiga laporan keuangan yang dapat langsung dihasilkan dari Neraca Saldo

setelah penyesuaian adalah Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan

Operasional (LO) dan Neraca. LRA disusun dari Neraca Saldo setelah

penyesuaian kelompok kode rekening 4, 5, 6, dan 7. LO disusun dari

Neraca Saldo setelah penyesuaian kelompok kode rekening 8 dan 9.

Sementara Neraca disusun dari Neraca Saldo setelah penyesuaian

kelompok kode rekening 1, 2, dan 3.

Pengelompokan akun dalam penyusunan Laporan Keuangan

digambarkan sebagaimana pada tabel dibawah ini.

Perbandingan SAP Berbasis Akrual dengan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual, serta Konsep dan Siklus Akuntansi PEMDA

31

Page 32: MAKALAH ASP KONSEP DAN SIKLUS.docx

2) Penyusunan LRA

LRA disusun dengan cara memasukkan nilai saldo akun-akun

Pendapatan-LRA, Belanja, Transfer, dan Pembiayaan. Total Pendapatan-

LRA dikurangi total Belanja dan Transfer akan menghasilkan

Surplus/Defisit-LRA. Kemudian Surplus/Defisit-LRA ditambah dengan

Penerimaan Pembiayaan dan dikurangi dengan Pengeluaran Pembiayaan

akan menghasilkan SiLPA atau SiKPA.

Perlu diperhatikan bahwa dalam format LRA sebagaimana yang

diilustrasikan dalam SAP berbasis akrual tidak dirinci berdasarkan kode

rekening per rincian obyek sehingga perlu berhati-hati dalam

mengelompokkan Pendapatan-LRA, Belanja, Transfer, dan Pembiayaan.

Berikut akan disajikan contoh pengelompokan Belanja dari akun buku besar

kedalam format LRA.

Perbandingan SAP Berbasis Akrual dengan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual, serta Konsep dan Siklus Akuntansi PEMDA

32

Page 33: MAKALAH ASP KONSEP DAN SIKLUS.docx

i. Menjurnal dan Memposting Ayat Jurnal Penutup

Setelah membuat LRA, langkah selanjutnya adalah membuat Jurnal

Penutup LRA untuk menutup akun-akun terkait anggaran (opsi bagi yang

mencatat jurnal anggaran) dan realisasinya. Jurnal penutup ini berfungsi untuk

membuat saldo dari akun-akun terkait anggaran (opsional) dan realisasinya

menjadi nol pada akhir periode setelah dilakukan penutupan. Cara menutup

akun-akun tersebut adalah dengan mencatatnya pada posisi lawannya

(kebalikan dari saldo normalnya). Akun Pendapatan-LRA yang pada saat

realisasi dijurnal pada sisi kredit, maka ketika ditutup akan dicatat di sisi debit.

Akun Belanja yang pada saat realisasi dijurnal pada sisi debit, maka ketika

ditutup akan dicatat di sisi kredit. Begitu juga dengan akun Transfer, akun

Penerimaan Pembiayaan, akun Pengeluaran Pembiayaan, akun Estimasi

Pendapatan, akun Apropriasi Belanja dan akun Estimasi Perubahan SAL.

Jumlah sisi debit harus sama dengan sisi kredit. Berikut akan disajikan contoh

Jurnal Penutup LRA.

1) Jurnal penutup untuk menutup pendapatan-LRA dan Belanja ke

Surplus/Defisit di SKPD/PPKD

Perbandingan SAP Berbasis Akrual dengan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual, serta Konsep dan Siklus Akuntansi PEMDA

33

Page 34: MAKALAH ASP KONSEP DAN SIKLUS.docx

2) Jurnal penutup untuk menutup akun penerimaan pembiayaan dan

pengeluaran pembiayaan ke pembiayaan neto di PPKD

3) Jurnal penutup untuk menutup Surplus/Defisit LRA dan Pembiayaan Neto

ke SiLPA

4) Jurnal penutup untuk menutup SiLPA ke Perubahan SAL yang merupakan

bagian dari Ekuitas

Perbandingan SAP Berbasis Akrual dengan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual, serta Konsep dan Siklus Akuntansi PEMDA

34

Page 35: MAKALAH ASP KONSEP DAN SIKLUS.docx

5) Jurnal penutup untuk menutup Perubahan SAL ke Ekuitas

6) Buku Besar akun sementara “ PERUBAHAN SAL”

Setelah melakukan penutupan atas akun-akun terkait anggaran (opsional)

dan realisasinya, maka akan diperoleh Neraca Saldo setelah penutupan LRA

dimana seluruh akun nominal akan bersaldo NOL. Setelah jurnal penutup

dilakukan posting ke buku besar masing-masing. Saldo Ekuitas akan

mencerminkan total ekuitas yang dibentuk dari transaksi kas yang

diakumulasikan pada saldo akhir SAL dan dari transaksi akrual yang

diakumulasi dari Surplus/Defisit LO. Surplus/Defisit LRA dan Pembiayaan

Neto ditutup ke SiLPA yang kemudian akan ditutup ke Ekuitas SAL.

Sedangkan akun sementara “PERUBAHAN SAL” akan ditutup ke

“EKUITAS”. Proses penyusunan LRA yang telah dijabarkan dapat dilihat

dalam bagan berikut.

Perbandingan SAP Berbasis Akrual dengan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual, serta Konsep dan Siklus Akuntansi PEMDA

35

Page 36: MAKALAH ASP KONSEP DAN SIKLUS.docx

j. Penyusunan LO

LO disusun dengan cara memasukkan nilai saldo kelompok akun

Pendapatan-LO dan Beban ke dalam format LO. Total Pendapatan-LO

dikurangi dengan total Beban akan menghasilkan Surplus/Defisit-LO.

Surplus/Defisit-LO ini nantinya akan mempengaruhi nilai Ekuitas dalam

Neraca.

Perbandingan SAP Berbasis Akrual dengan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual, serta Konsep dan Siklus Akuntansi PEMDA

36

Page 37: MAKALAH ASP KONSEP DAN SIKLUS.docx

Setelah membuat LO, maka langkah selanjutnya adalah membuat jurnal

penutup LO. Cara menutup akun-akun tersebut adalah dengan mencatatnya

pada posisi lawannya (kebalikan saldo normal).

Jika Pendapatan LO lebih besar daripada Beban, maka Surplus/Defisit LO

akan berada di sisi kredit. Namun apabila Beban lebih besar daripada

Pendapatan LO, maka surplus/defisit akan berada di sisi debit. Berikut akan

disajikan contoh Jurnal Penutu LO untuk SKPD

Setelah melakukan penutupan atas akun-akun Pendapatan-LO dan

Beban, maka seluruh akun nominal akan bersaldo NOL setelah jurnal penutup

dilakukan posting ke buku besar masing-masing. Saldo Ekuitas akan

mencerminkan total ekuitas yang dibentuk dari transaksi kas yang

diakumulasikan pada saldo akhir SAL dan dari transaksi akrual yang

diakumulasi dari Surplus/Defisit LO. Proses penyusunan LO yang telah

dijabarkan dapat dilihat dalam bagan berikut.

Perbandingan SAP Berbasis Akrual dengan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual, serta Konsep dan Siklus Akuntansi PEMDA

37

Page 38: MAKALAH ASP KONSEP DAN SIKLUS.docx

k. Penyusunan Neraca

Neraca disusu dengan cara memasukkan nilai saldo kelompok akun Aset,

Kewajiban, dan Ekuitas ke dalam rormat Neraca. Total Aset harus sama

dengan total Kewajiban ditambah dengan Ekuitas. Surplus/Defisit-LO akan

menambah Ekuitas jika nilainya positif (surplus) dan akan mengurangi Ekuitas

jika nilainya negatif (defisit).

Perbandingan SAP Berbasis Akrual dengan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual, serta Konsep dan Siklus Akuntansi PEMDA

38

Page 39: MAKALAH ASP KONSEP DAN SIKLUS.docx

Setelah membuat Neraca, langkah selanjutnya adalah membuat jurnal

penutup akhir untuk menutup akhir untuk menutup Surplus/Defisit-LO. Jurnal

PenutupAkhir ini berfungsi menutup Surplus/Defisit-LO ke dalam Ekuitas.

Cara menutup akun-akun tersebut adalah dengan mencatatnya pada

posisi lawannya. Akun Surplus/Defisit-LO jika saat Jurnal Penutup LO ada di

sisi debit, maka ketika Penutup Akhir dicatat di sisi kredit. Sementara itu, jika

akun Surplus/Defisit-LO saat Jurnal Penutup LO ada di sisi kredit, maka ketika

Penutup Akhir dicatat di sisi debit. Untuk penyeimbang sisi debit dan kredit

Jurnal Penutup Akhir adalah akun Ekuitas. Jumlah sisi debit harus sama

dengan sisi kredit.

Berikut akan disajikan contoh Jurnal Penutup Akhir untuk SKPD.

Setelah melakukan penutupan atas Surplus/Defisit-LO, maka akan

diperoleh Neraca Saldo Akhir dimana tidak terdapat lagi akun Surplus/Defisit-

LO karena sudah masuk ke dalam nilai Ekuitas. Proses penyusunan Neraca

yang telah dijabarkan dapat dilihat dalam bagan berikut.

Perbandingan SAP Berbasis Akrual dengan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual, serta Konsep dan Siklus Akuntansi PEMDA

39

Page 40: MAKALAH ASP KONSEP DAN SIKLUS.docx

Ini contoh posting ke Buku Besar Ekuitas setelah jurnal penutupan LO.

Buku Besar Ekuitas

Dengan melihat buku besar Ekuitas ini dapat dijelaskan bahwa Ekuitas

Pememerintah Daerah sebesar Rp675.000.000,00 dibentuk dari transaksi kas

yang berasal dari saldo akhir SAL sebesar Rp361.000.000,00 dan dari

transaksi akrual murni sebesar Rp341.000.000,00 sehingga total saldo Ekuitas

adalah sebesar Rp675.000.000,00

l. Penyusunan LPE

LPE disusun dengan cara memasukkan nilai awal Ekuitas yang

diperoleh dari Neraca Awal Tahun ke dalam format LPE, diakumulasi dengan

Surplus/Defisit-LO tahun berjalan, Dampak Kumulatif Perubahan

Perbandingan SAP Berbasis Akrual dengan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual, serta Konsep dan Siklus Akuntansi PEMDA

40

Page 41: MAKALAH ASP KONSEP DAN SIKLUS.docx

Kebijakan/Kesalahan Mendasar sehingga menghasilkan Ekuitas Akhir. Nilai

Ekuitas Akhir yang ada di LPE harus sama dengan nilai Ekuitas yang ada di

Neraca. LPE disajikan dengan menyandingkan nilai perubahan Ekuitas tahun

berjalan dan tahun sebelumnya.

m. Penyusunan Laporan Perubahan SAL

Laporan Perubahan SAL disusun dengan cara memasukkan nilai SAL

awal tahun yang merupakan nilai SAL akhir tahun sebelumnya ke dalam

format Laporan Perubahan SAL dikurangi dengan Penggunaan SAL sebagai

Penerimaan Pembiayaan Tahun Berjalan. Hasilnya kemudian diakumulasikan

dengan SiLPA/SiKPA tahun berjalan yang diperoleh dari LRA,

diakumulasikan dengan Koreksi Kesalahan Pembukuan Tahun Sebelumnya

serta lain-lain yang mempengaruhi nilai SAL sehingga akan diperoleh nilai

SAL akhir.

n. Penyusunan LAK

LAK disusun dengan mengklasifikasikan arus kas masuk dan arus kas

keluar ke dalam kategori aktivitas operasi, aktivitas investasi, aktivitas

pendanaan, dan aktiviats transitoris. Informasi terkait arus kas masuk dan arus

kas keluar dapat diperoleh dari LRA karena LRA disusun berdasarkan arus

kas masuk dan keluar. Selain itu, informasi kas masuk dan keluar bisa juga

diambil dari catatan BKU bendahara.

Perbandingan SAP Berbasis Akrual dengan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual, serta Konsep dan Siklus Akuntansi PEMDA

41

Page 42: MAKALAH ASP KONSEP DAN SIKLUS.docx

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

SAP Akrual (accrual) berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun

2010 adalah SAP yang mengakui pendapatan, beban, aset, utang, dan ekuitas

dalam pelaporan finansial berbasis akrual, serta mengakui pendapatan, belanja

dan pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang

ditetapkan dalam APBD.

Sedangkan sebelum dilakukan perubahan yaitu masih pada Peraturan

Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005, SAP berbasis kas menuju akrual (cash toward

accrual) SAP yang mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan berbasis kas,

serta mengakui aset, utang, dan ekuitas dana berbasis akrual.

SAP berbasiss akrual dengan SAP berbasis kas menuju akrual, memiliki

beberapa perbandingan, seperti perbandingan pada laporan keuangannya, basis

akuntansi yang digunakan, dan lain-lain.

Diambil dari Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, Akuntansi

didefinisikan sebagai sebuah proses identifikasi, pencatatan, pengukuran,

pengklasifikasian, pengikhtisaran atas semua transaksi dan aktivitas keuangan,

penyajian laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya.

Siklus akuntansi adalah serangkaian tahapan yang harus dilalui untuk

merubah input dalam bentuk dokumen transaksi keuangan sehingga menghasilkan

ouput berupa laporan keuangan.

Perbandingan SAP Berbasis Akrual dengan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual, serta Konsep dan Siklus Akuntansi PEMDA

42

Page 43: MAKALAH ASP KONSEP DAN SIKLUS.docx

3.2 SARAN

Diharapkan untuk kedepannya Sumber Daya Manusia yang ada di sektor

publik pemerintah pusat maupun daerah mampu meningkatkan pengetahuan

(knowledge) khususnya memmahami pengetahuan tekait pencatatan akuntansi

berbasis akrual di sektor pemerintahan sesuai dengan peraturan pemerintah nomor

71 tahun 2010 mengenai peneraan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual

rsecara penuh. Sehingga kedepannya dapat diimplementasikan regulasi tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Ikhsan, A., Noch, M. Y., Ningsih, H. T., & Hamdani. (2015). Akuntansi Sektor Publik (1 ed.). Bandung: Citapustaka Media.

Halim,abdul. (2012). Akuntansi Sektor Publik Teori, Konsep, dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Empat

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005

http://keuda.kemendagri.go.id/asset/dataupload/paparan/modul-penerapan-

akuntansi-berbasis-akrual/modul1/MODUL-1-KONSEP-DAN-SIKLUS-

AKUNTANSI-PEMDA.pdf

Perbandingan SAP Berbasis Akrual dengan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual, serta Konsep dan Siklus Akuntansi PEMDA

43