Top Banner
KEPERAWATAN ANAK ANEMIA DAN THALASEMIA PADA ANAK Disusun oleh : 1. Afriliatun Nurrul Sholichah (NIM P17420213001) 2. Aldila Meita Putri (NIM P17420213002) 3. Angie Deshinta Sari (NIM P17420213003) 4. Aprilia Avikasari Supadi (NIM P17420213004) 5. Riswandi (NIM P17420213029)
33

Makalah Anemia Thalasemia

Nov 19, 2015

Download

Documents

keperawatan anak
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

KEPERAWATAN ANAKANEMIA DAN THALASEMIA PADA ANAK

Disusun oleh :1. Afriliatun Nurrul Sholichah (NIM P17420213001)2. Aldila Meita Putri (NIM P17420213002)3. Angie Deshinta Sari (NIM P17420213003)4. Aprilia Avikasari Supadi (NIM P17420213004)5. Riswandi (NIM P17420213029)

II A

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANGPRODI D III KEPERAWATAN PURWOKERTO2015KATA PENGANTARPuji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Keperawatan Anak. Ucapan terima kasih juga tak lupa kami haturkan kepada Bapak Wahyudi selaku dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan Anak.Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan ini, untuk itu kritik dan saran sngat kami harapkan dari para pembaca sekalian, agar kedepannya kami mampu memperbaiki dan menjadi lebih baik.Terima kasih.Purwokerto, 9 Januari 2015

Penulis

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangKemiskinan dan ketidaktahuan yang terjadi di Indonesia memunculkan berbagai penyakit pada kelompok resiko tinggi seperti ibu hamil. Ibu menyusui balita-balita dan usia lanjut. Sebab kemiskinan menyebabkan cakupan gizi untuk pemeliharaan kesehatan kurang dan lingkungan buruk dimana salah satu penyakit yang muncul adalah penyakit kurang zat besi/anemia di Indonesia, Anemia merupakan masalah utama walaupun telah dilakukan banyak upaya untuk menurunkan kasus anemia. Dan terakhir tetap menunjukan bahwa prevalensi anemia tetap tinggi. Terlebih dengan terjadinya krisis ekonomi di Indonesia. Kasus anemia khususnya pada anak balita miskin makin meningkat (Departemen kesehatan, 2005).Penyakit darah melibatkan sebagian besar dari berbagai unsur darah setiap penyakit menyajikan gambaran spesifik. Termasuk masalah dengan jumlah sel darah yang mempengaruhi fungsi sel. Anemia merupakan istilah umum untuk menguraikan penyakit yang berkaitan dengan suatu penurunan kadar Hb sirkulasi. Doengos (2000) mengemukakan bahwa anemia merupakan gejala dan kondisi yang mendasari seperti kehilangan komponen darah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas menyangkut oksigen, secara garis besar, merupakan keadaan seseorang memiliki jumlah sel darah merah atau mutu sel darah merah yang rendah. Anemia berbahaya karena dalam kondisi tubuh yang anemia, tubuh akan memproduksi sel darah merah sehat dalam jumlah yang minim ataupun dengan kualitas yang rendah, padahal fungsi sel darah merah sangat strategis. Di antaranya sebagai sarana transportasi zat gizi terutama oksigen. Oksigen sangat diperlukan tubuh untuk proses fisiologis dan biokimia di seluruh jaringan tubuh. Dengan kondisi tubuh yang anemia maka pasokan oksigen keseluruhan tubuh akan berkurang. Akibatnya akan muncul berbagai macam fisiologis (Irwandarmansyah, 2005)Data organisasi kesehatan dunia (WHO) menyebutkan bahwa 2 milyar penduduk dunia terkena anemia dengan criteria. Apabila Hb dalam darah < 13 gr% untuk pria, dan untuk wanita < 12 gr%. Sedangkan anemia untuk anak usia 6 bulan smapai 5 tahun kandungan Hb dalam darah < 11 gr % dan anak usia 6-14 tahun kandungan Hb kurang dari 12 gr% (Departemen kesehatan. 2005)Menurut Kodiyat (1995) prevalensi anemia gizi besi pada ibu hamil di Indonesia sebesar (63,5%). Balita (55,5%) anak usia sekolah (20-40%) wanita dewasa (30-40%). Pekerja berpenghasilan rendah (30-40%) dan pria dewasa (20-30%)Berdasarkan data statistik yang diperoleh dari rekam meia rumah sakit umum daerah Purbalingga angka kejadian tahun 2006 jumlah penderita penyakit anemia sebanyak 187 orang dengan presentase 1,49% dari penderita penyakit anemia secara keseluruhan. Dan pada tahun 2007 jumlah penderita penyakit anemia sebanyak 178 orang dengan presentase 1,42 % dari penderita anemia secara keseluruhan. Sedangkan pada tahun 2008 (dari bulan Januari-Maret) tercatat jumlah anemia secara umum adalah 48 orang dengan presentase 1.5% 3210 orang, yang masuk ke rumah sakit umum daerah Purbalingga. Dan anemia menduduki rangking ke-15 dari 10 besar penyakit pada tahun 2007 di RSUD Purbalingga.Thalasemia merupakan penyakit kelainan darah yang bersifat herediter, dan diturunkan secara resesif. Pada tahun 1925, diagnosa penyakit ini pertama kali diumumkan oleh Thoomas Cooley ( Cooleys Anemia ) yang didapat diantara keluarga keturunan Italia yang bermukim di Amerika Serikat. Kata Thalassemia berasal dari bahasa Yunani yang berarti Laut dan digunakan pertama kali oleh Whipple dan Bradford pada tahun 1932.Prevalensi terjadinya thalasemia berbeda beda untuk tiap ras, ras yang dominan terjadi thalasemia adalah penduduk China, Malaysia, Indocina, Afrika, Mediterania, Timur Tengah dan Asia. Dalam perkembangannya ditemukan bahwa thalasemia bukan hanya disebabkan faktor herediter, tetapi juga disebabkan karena terjadinya mutasi, terutama pada penduduk Timut Tengah, Afrika dan Asia. Thalasemia terdiri dari dua jenis yaitu thalasemia alfa dan thalasmia beta. Thalasemia Alfa pertama kali dilaporkan secara independen di Amerika Serikat danYunani pada tahun 1955, dan dikenal sebagai penyakit Hemoglobin H. Penyakit ini disebabkan keadaan heterozigot Thalasemia alfa nol ( Alfa 1 ) dan Thalasemia Alfa Plus ( Alfa 2 ). Pada tahun 1958 Jenis kedua dijumpai di RS Bartolomew di London dan disebut Hemoglobin Bart yang merupakan keadaan homozigot dari thalassemia nol ( Alfa 1 )Insiden terjadinya penyakit ini cukup tinggi, pada individu kulit hitam, diperkirakan satun dari empat ratus orang memderita penyakit ini. Dahulu 25 % kematian penderita terjadi sebelum berusia 5 tahun, namundengan pengobatan baru, 85 % orang dengan ganggian ini dapat hidup sampai usia 20 tahun dan 60 % penderita dapat hidup sampai usia diatas 50 tahun.

B. Rumusan Masalah1. Apa pengertian anemia dan thalasemia?2. Apa saja etiologi dari penyakit Anemia dan Thalasemia?3. Bagaimana patofisiologi dari penyakit Anemia dan Thlalasemia?4. Apa manifestasi klinis dari penyakit Anemia dan Thalasemia?5. Bagaimana pengobatan atau Pencegahan penyakit Anemia dan Thalasemia?6. Bagaimana pemeriksaan penyakit Anemia dan Thalasemia?

C. Tujuan1. Mengetahui apa pengertian dari penyakit Anemia dan Thalasemia2. Mengetahui etiologi apa saja yang dapat menyebabkan penyakit Anemia dan Thalasemia.3. Mengetahui dan memahami patofisiologi atau jalannya penyakit Anemia dan Thalasemia.4. Mengetahui manifestasi klinis yang terjadi apabila terkena penyakit Anemia dan Thalasemia.5. Mengetahui tata cara pengobatan dan pencegahan pada penyakit Anemia dan Thalasemia6. Mengetahui tata cara pemeriksaan penunjuang apa saja yang harus dilakukan pada pasien yang terkena penyakit Anemia dan Thalasemia.

BAB IIISI

A. Pengertian1. AnemiaAnemia adalah suatu keadaan dimana kadar HB darah atau hitung erifrosit lebih rendah dari harga normal. Dikatakan sebagai animia bila Hb < 14 g/did an Ht < 41) pada pria Hb < 12 g / did an Ht < 37% pada wanita. (Arif Mansjoer 2001).Anemia adalah gejala dan kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah, elemen tak adekuat, atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah, yang mengakibat penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah (Marilyn E. Doenges. 1999). Anemia merupakan keadaan yang ditandai dengan berkurangnya RBC yaitu menurunnya pengikat Hb, menurunnya volume sel packed (Hematocrit_ dan menurunnya jumlah sel darah merah akibat dari kehilangan sel darah merah, melemahnya produksi RBC, meningkatnya kerusakan RBC atau kurang gizi (Long 1996). Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dalam tubuh di bawah batas normal karena di pengaruhi oleh berbagai hal yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah. Ada banyak tipe anemia dengan beragam penyebab. Tipe anemia berikut akan di bahas dalam bab ini : 1) Anemia mikrosuik hipokrom 1) Anemia defistensi besi Adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya mineral Fe sebagai bahan yang diperlakukan untuk pematangan eritrosit.2) Anemia penyakit kronik Adalah anemia yang disebabkan oleh berbagai panyakit infeksi-infeksi kronik dan neoplasma. 2) Anemia makrositik 1) Defeslensi vitamin B12 / perniosa darah anemia karena kekurangan vitamin B12. 2) Defesiensi asam folat adalah karena kekurangan asam folat 3) Anemia karena perdarahan 1) Perdarahan akut Timbul renjatan bila pengelaran darah cukup banyak, sedangkan penurunan kadar Hb baru terjadi beberapa hari kemudian. 2) Perdarahan kronikPengeluaran darah biasanya sedikit-sedikit seingga tidak diketahui pasien. 4) Anemia hemolitikTerjadi karena penurunan usia sel darah merah (normal 120 hari) baik sementara atau terus menerus. 5) Anemia aplastik Terjadi karena ketidak sanggupan sum-sum tulang untuk membentuk sel-sel darah merah

2. ThalasemiaThalasemia merupakan penyakit anemia hemolitikdimana terjadi kerusakan sel darah merah didalam pembluh darah sehingga umur erirosit menjadi pendek ( kurang dari 100 hari ). ( Ngastiyah, 1997 : 377 )Thalasemia merupakan penyakit anemua hemolitik herediter yang diturunkan secara resesif, secara molekuler dibedakan menjadi thalasemia alfa dan beta, sedangkan secara klinis dibedakan menjadi thalasemia mayor dan minor ( Mansjoer, Kapita Selekta Kedokteran, 2000 : 497 )Thalasemiaadalah penyakit kelainan darah yang ditandai dengan kondisi sel darah merah mudah rusak atau umurnya lebih pendek dari sel darah normal (120 hari).Akibatnya penderita thalasemia akan mengalami gejala anemia diantaranya pusing, muka pucat, badan sering lemas, sukar tidur, nafsu makan hilang, dan infeksi berulang.Thalasemia, menurut pakar hematologi dari Rumah Sakit Leukas Stauros, Yunani, dr Vasili Berdoukas, merupakan penyakit yang diakibatkan oleh kerusakan DNA dan penyakit turunan. Penyakit ini muncul karena darah kekurangan salah satu zat pembentuk hemoglobin sehingga tubuh tidak mampu memproduksi sel darah merah secara normal.

B. Etiologi1. Anemiaa. Anemia mikrositik hipoktopi Anemia defisiensi besi Diet yang tidak mencukupi Absorbsi yang menurun Kebutuhan yang meningkat pada kehamilan/lantasi Perdarahan pada saluran cerna, menstruasi donor darah Hemoplobinuari Penyimpanan besi yang kurang seperti pada hemosiderosis paru Anemia penyakit kronik Di hubungkan dengan berbagai penyakit infeksi seperti infeksi ginjal, paru (bronkolektosis, abses, empiema dan lain-lain). Inflamasi kronik sepeti ardidis rematoid Neoplasma seperti limfoma, nekrosis jaringan Anemia makrositik Defisiensi vitamin B12/pernisiosa Kurangnya faktor intrinsik Absorpsi vit B12 menurun Defisiensi asam folat Gangguan metabolisme asam polat Anemia karena perdarahan Karena adanya pengeluaran darah yang sedikit-sedikit/cukup banyak yang baik di ketahui/tidak.

Anemia hemolitik Intrinsik Kelainan membran seperti sferositosis hereditis, hemoglobinuria makturnal pamosimal. Kelainan glikolisis Kelainan enzim, seperti defisiensi glukosa -6 fosfat dehidrogenase (GEDP) Ektrinsik Gangguan sistem imun Mikro angiopah Infeksi Luka bakar Hiperplanisme Animia aplastik Penyebabnya bisa kongenital (jarang) idiopatik (kemungkinan autoimun) LES, kemoterapi, radioterapi, toksin seperti berzen, foluen, inseklitisid. Obat-obatan seperti keramfenikol, sulfenomid analgesik, anti epileptik (hidantoin), pasca hepatisis. (Arif Masjoer 2001)

2. Thalasemiaa. Gangguan genetikOrangtua memiliki sifat carier (heterozygote) penyakit thalasemia sehingga klien memiliki gen resesif homozygote.b. Kelainan struktur hemoglobinKelainan struktur globin di dalam fraksi hemoglobin. Sebagai contoh, Hb A (adult, yang normal), berbeda dengan Hb S (Hb dengan gangguan thalasemia) dimana, valin di Hb A digantikan oeh asam glutamate di Hb S.Menurut kelainan pada rantai Hb juga, thalasemia dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu : thalasemia alfa (penurunan sintesis rantai alfa) dan beta (penurunan sintesis rantai beta)c. Produksi satu atau lebih dari satu jenis rantai polipeptida tergangguDefesiensi produksi satu atau lebih dari satu jenis rantai a dan b.d. Terjadi kerusakan sel darah merah (eritrosit) sehingga umur eritrosit pendek (kurang dari 100 hari)Struktur morfologi sel sabit (thalasemia) jauh lebih rentan untuk rapuh bila dibandingkan sel darah merah biasa. Hal ini dikarenakan berulangnya pembentukan sel sabit yang kemudian kembali ke bentuk normal sehingga menyebabkan sel menjadi rapuh dan lisis.e. Deoksigenasi (penurunan tekanan O2)Eritrosit yang mengandung Hb S melewati sirkulasi lebih lambat apabila dibandingkan dengan eritrosit normal. Hal ini menyebabkan deoksigenasi (penurunan tekanan O2) lebih lambat yang akhirnya menyebabkan peningkatan produksi sel sabit.

C. Patofisiologi1. Anemia Unsur seluler darah terdiri dari sel darah merah (eritrosit), beberapa jenis sel darah putih (leukosit) dan pecahan sel yang disebut trombosit, bila kebutuhan meningkat akan terjadi hematopoesis (pembentukan dan pematangan sel darah merah) yang terjadi pada sum-sum tulang tengkorak, vetebrata pelvis sternum, iga-iga dan epifisis proksimal tulang-tulang panjang, bila perdarahan ini terlalu banyak, kontak dengan obat berlebih, dan nutrisi makanan rendah maka pembentukan eritrosit pada sum-sum tulang akan mengalami gangguan. Pembentukan eritrosit yang menurun akan mengakibatkan kadar HB dalam darah juga menurun. Anemia akan terjadi bla jumlah sel darah merah yang dihasilkan kurang atau HB mengalami penurunan sampai bawah batas normal (Soeparman 1990). 2. ThalasemiaHemoglobin yang terdapat dalam sel darah merah, mengandung zat besi (Fe). Kerusakan sel darah merah pada penderita thalasemia mengakibatkan zat besi akan tertinggal di dalam tubuh. Pada manusia normal, zat besi yang tertinggal dalam tubuh digunakan untuk membentuk sel darah merah baru.Pada penderita thalasemia, zat besi yang ditinggalkan sel darah merah yang rusak itu menumpuk dalam organ tubuh seperti jantung dan hati (lever). Jumlah zat besi yang menumpuk dalam tubuh atau iron overload ini akan mengganggu fungsi organ tubuh.Penumpukan zat besi terjadi karena penderita thalasemia memperoleh suplai darah merah dari transfusi darah. Penumpukan zat besi ini, bila tidak dikeluarkan, akan sangat membahayakan karena dapat merusak jantung, hati, dan organ tubuh lainnya, yang pada akhirnya bisa berujung pada kematian.

D. Pathway1. Anemia

2. Thalasemia

E. Manifestasi Klinis1. Anemia Anemia mikrostatik hipokroma. Anemia defisiensi besii. Perubahan kulit ii. Mukosa yang progresif iii. Lidah, yang halus iv. Keilosis b. Anemia penyakit kronik - Penurunan hematokrit - Penurunan kadar besi Anemia makrositik a. Defisiensi vit B12/penisiosaAnoreksia, diare dipepsia, lidah yang licin, pucat dan agak ikterik b.Difisiensi asam folat : Neurologi, Hilangnya daya ingat, Gangguan kepribadian. Anemia karena perdarahan Perdarahan akut Timbul renjatan bila pengeluaran darah cukup banyak Penurunan kadar HB baru terjadi beberapa hari kemudian Perdarahan kronik Kadar HB menurun Anemia aptastik a. Tampak pucat b. Lemah c. Demamd. Perpurae. Perdarahan

2. Thalasemia Letargi Pucat Kelemahan Anorexia Diare Sesak nafas Pembesaran limfa dan hepar Ikterik ringan Penipisan kortex tulang panjang, tangan dan kaki. Penebalan tulang kranial Bentuk muka mongoloid dan hidung pesek tanpa pangkal hidung. Jarak antara kedua mata lebar dan tulang dahi juga lebar disebabkan karena gangguan pada tulang dan tengkorak.

F. Pencegahan dan Pengobatan1. AnemiaBerbagai teknik pengobatan dapat dilakukanm seperti : Transfusi darah, sebaiknya diberikan Packed red cell. Bila diperlukan trombosit, berikan darah segar / platet concencrate. Atasi komplikasi (infeksi) dengan antibiotik higiene yang baik perlu untuk mencegah timbulnya infeksi. Kortikostreoid, dosis rendah mungkin bermanfaat pada perdarahan akibat trombositopenia berat. Androgen, seperti pluokrimesteron, testoteron, metandrostenolon dan non drolon. Efek samping yang mungkin terjadi virilisasi, retensi air dan garam, perubahan hati dan amenore. Imunosupresif, seperti siklosporin, globulin antitimosit. Champlin dkk menyarankan penggunaannya pada pasien lebih dari 40 tahun yang tidak dapat menjalani transplantasi sumsum tulang dan pada pasien yang telah mendapat transfusi berulang. Transplantasi sumsum tulang.

2. ThalasemiaPada thalassemia yang berat diperlukan transfusi darah rutin dan pemberian tambahan asam folat.Penderita yang menjalani transfusi, harus menghindari tambahan zat besi dan obat-obat yang bersifat oksidatif (misalnya sulfonamid), karena zat besi yang berlebihan bisa menyebabkan keracunan.Pada bentuk yang sangat berat, mungkin diperlukan pencangkokan sumsum tulang.Terapi genetik masih dalam tahap penelitian.Thalasemia menurut para ahli belum ada obatnya, tapi pengobatan alami dengan menggunakan cyano spirulina dan jelly gamat akan membantu mengurangi frekwensi transfusi darahnya . Alasanya : kandungan Cyano Spirulina terdapat 5 zat gizi utama, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan 4 pigmen alami yaitu betakaroten, klorofil, xantofil, dan Fikosianin.Pigmen adalah zat warna alami yang ada pada tumbuhan. pigmen pada cyano Spirulina berfungsiebagai detoksifikasi (pembersih racun), perlindungan tubuh terhadap radikal bebas, antioksidan, meningkatkan kekebalan tubuh, meningkatkan jumlah bakteri baik di usus, meningkatkan haemoglobin (Hb), dan sebagai antikanker. Selain itu, cyano Spirulina mengandung klorofil, Vitamin B 12, Asam folat dan zat besi yang duperlukan untuk pembentukan darah merah. Konsumsi cyano Spirulina secara teratur akan mencegah terjadinya anemia ( kurang darah)Pada keluarga dengan riwayat thalassemia perlu dilakukan penyuluhan genetik untuk menentukan resiko memiliki anak yang menderita thalassemia.Pencegahan thalassemia atau kasus pada pasien ini dapat dilakukan dengan konsultasi pra nikah untuk mengetahui apakah diantara pasutri ada pembawa gen thalassemia (trait), amniosentris melihat komposisi kromosom atau analisis DNA untuk melihat abnormalitas pada rantai globin.

G. Pemeriksaan Penunjang1. AnemiaPemeriksaan penunjang menurut Soeparman (1999) adalah : Anemia aplastik Pemeriksaan laboratorium : a. Sel darah merah b. Laju endapan darahc. Faat hemostatik d. Sum sum tulang Anemia hemolitik Pemeriksaan laboratorium a. Peningkatan jumlah retikulasi b. Peningkatan kerapuhan sel darah merah c. Pemendekan masa hidup eritrositd. Peningkatan belirubin Anemia megaloblastik a. Anemia absorbsi vitamin B12 b. Endoscopi Anemia defisiensi zat besi a. Morfologi sel darah merah b. Jumlah besi dalam serum dan foritin dalam serum berkurang c. Hemosiderin sum sum tulang belakang

2. Thalasemia Transfusi Untuk mempertahankan kadar hb di atas 10 g/dl. Sebelum melakukannya perlu dilakukan pemeriksaan genotif pasien untuk mencegah terjadi antibody eritrosit. Transfusi PRC (packed red cell)dengan dosis 3 ml/kg BB untuk setiap kenaikan Hb 1 g/dl. AntibiotikUntuk melawan mikroorganisme pada infeksi. Untuk menentukan jenis antibiotic yang digunakan perlu dilakukan anamnesis lebih lanjut pada pasien. Khelasi BesiUntuk mengurangi penimbunan besi berlebihan akibat transfusi. Khelasi besi dapat berupa: desferoksamin diberikan injeksi subcutan, desferipone (oral), desferrithiochin (oral), Pyridoxal isonicotinoyl hydrazone (PIH), dll. Vitamin B12 dan asam folatUntuk meningkatkan efektivitas fungsional eritropoesis. Vitamin CUntuk meningkatkan ekskresi besi. Dosis 100-250 mg/hari selama pemberian kelasi besi Vitamin E Untuk memperpanjang masa hidup eritrosit.Dosis 200-400 IU setiap hari. ImunisasiUntuk mencegah infeksi oleh mikroorganisme. SplenektomiLimpa yang terlalu besar, sehingga membatasi gerak penderita, menimbulkan peningkatan tekanan intraabdominal dan bahaya terjadinya ruptur. Jika disetujui pasien hal ini sebaiknya dilakukan setelah anak berumur di atas 5 tahun sehingga tidak terjadi penurunan drastis imunitas tubuh akibat splenektomi.

BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanAnemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dalam tubuh di bawah batas normal karena di pengaruhi oleh berbagai hal yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah. Thalasemia merupakan penyakit anemia hemolitikdimana terjadi kerusakan sel darah merah didalam pembluh darah sehingga umur erirosit menjadi pendek ( kurang dari 100 hari ).Jenis-jenis anemia : anemia mikrosuik hipokrom, anemia makrositik, anemia karena perdarahan, anemia hemolitik, anemia aplastik. Menurut kelainan pada rantai Hb, thalasemia dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu : thalasemia alfa (penurunan sintesis rantai alfa) dan beta (penurunan sintesis rantai beta).Pencegahan dan pengobatan anemia adalah transfusi darah, atasi komplikasi, kostikosteroid, androgen, tlanplantasi sumsum tulang belakang. Untuk thalassemia yang berat diperlukan transfusi darah rutin dan pemberian tambahan asam folat.

DAFTAR PUSTAKANurhidayah, 2004. Hand Out Asuhan Keperawatn Hyperchromic Macrocytic Anemia.Smeltzer, Bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta, EGC.Cecily L. Betz, dkk, 2002, Buku Saku Keperawatan Pediatri, EGC Jakarta.Suriadi,dkk, 2001, Asuhan Keperawatan Anak, cetakan I , penerbit C.V. Agung Seto, JakartaWiwit.Tinjauan teori Askep Anemia.2013. http://www.wiwit_cungkringpesek.blogspot.com/tijauanaskepanemia diaskes pada tanggal 9 Januari 2015.