Top Banner
LAPORAN KASUS I MODUL ORGAN : ENDOKRIN METABOLIK DAN GIZI “Seorang Laki-Laki yang Mengeluh Sering Merasa Kesemutan dan Sakit Kepala” KELOMPOK 2 Salvia Meirani 030.09.220 Sekar Dianca 030.09.228 Senida Ayu Rahmadika 030.09.230 Sureza Larke Wajendra 030.09.244 Tasya Rahmani 030.09.251 Ardy Afrandy 030.09.287 Sarah Margareth Felicia 030.10.070 Delima Cheryka 030.10.072 Ira Nurul Afina 030.10.135 Kamilah Nasar 030.10.146 Karamina Maghfirah 030.10.147 Kartika Hermawan 030.10.149 Kelly Khesya 030.10.150 Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Jakarta, 12 Maret 2013
30

Makalah 1 - Sindroma Metabolik

Apr 14, 2018

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Makalah 1 - Sindroma Metabolik

7/27/2019 Makalah 1 - Sindroma Metabolik

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-1-sindroma-metabolik 1/30

LAPORAN KASUS I

MODUL ORGAN : ENDOKRIN METABOLIK DAN GIZI

“Seorang Laki-Laki yang Mengeluh Sering Merasa Kesemutan dan Sakit Kepala”

KELOMPOK 2

Salvia Meirani 030.09.220

Sekar Dianca 030.09.228

Senida Ayu Rahmadika 030.09.230

Sureza Larke Wajendra 030.09.244

Tasya Rahmani 030.09.251

Ardy Afrandy 030.09.287

Sarah Margareth Felicia 030.10.070

Delima Cheryka 030.10.072

Ira Nurul Afina 030.10.135

Kamilah Nasar 030.10.146

Karamina Maghfirah 030.10.147

Kartika Hermawan 030.10.149

Kelly Khesya 030.10.150

Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Jakarta, 12 Maret 2013

Page 2: Makalah 1 - Sindroma Metabolik

7/27/2019 Makalah 1 - Sindroma Metabolik

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-1-sindroma-metabolik 2/30

BAB I

PENDAHULUAN

Pada diskusi pertama modul organ endokrin, metabolik, dan gizi dengan judul

seorang laki-laki yang mengeluh sering merasa semutan terbagi dalam dua sesi. Pada

sesi pertama, diskusi dibimbing oleh dr. Victor Satyadi, PA selaku tutor. Kamis, 7

Maret 2013 pada pukul 08.00-10.00.. Diskusi pada sesi pertama dihadiri oleh seluruh

anggota kelompok diskusi yang berjumlah 14 orang peserta, dimana diskusi dipimpin

oleh Sureza Larke sebagai ketua dan Kelly Kesya selaku sekretaris.

Pada sesi kedua yang berlangsung pada hari Senin, 11 Maret 2013, diskusi

mas ih tetap dib imbing oleh dr. Victor Satyadi, PA, selaku tutor. Diskusi sesi

kedua ini dihadiri oleh seluruh anggota kelompok diskusi yang berjumlah 14 orang

 peserta, dimana diskusi dipimpin oleh Kamilah Nassar sebagai ketua dan Sarah

Margareth selaku sekretaris.

Page 3: Makalah 1 - Sindroma Metabolik

7/27/2019 Makalah 1 - Sindroma Metabolik

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-1-sindroma-metabolik 3/30

BAB II

LAPORAN KASUS

Kasus Tn. Hadi (45 tahun) :

Ke RS tempat saudara bekerja sebagai dokter poliklinik, datang Tn. Hadi, 45 tahun

dengan keluhan sering merasa kesemutan. Badannya juga makin gemuk karena

katanya ia jarang berolahraga. Ia pun mengeluh cepat lelah, dan sering merasa sakit

kepala terutama pagi hari saat bangun tidur.

Pada pemeriksaan awal didapatkan :

- TB : 160 cm

- BB : 85 kg

- TD : 145/100 mmHg

-  Nadi : 88x/m, Volume sedang, reguler 

- Suhu : 36,80C

- Pernapasan : 24x/m

- Gula darah sewaktu : 210 mg/dl

Tn. Hadi tampak gemuk dengan perut membuncit. Pada kelopak mata atas sebelah

kiri tampak benjolan kekuningan sebesar kacang hijau.

Kasus Tn. Hadi (45 tahun) lanjutan :

Page 4: Makalah 1 - Sindroma Metabolik

7/27/2019 Makalah 1 - Sindroma Metabolik

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-1-sindroma-metabolik 4/30

Pada anamnesis lanjutan, Tn.Hadi mengeluh sebagai tambahan, nyeri dipangkal ibu

 jari kaki kirinya sejak 3 hari yang lalu, tapi sekarang sudah membaik.

Pada pemeriksaan fisik Tn.Hadi, didapatkan tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan

kelainan getah bening leher. Tidak ada kelainan pada pemeriksaan jantung dan paru.

Abdomen : Nyeri tekan (-), bising usus normal, shifting dulness (-), lingkar perut 114

cm. Hepar teraba 1 jari b.a.c, kenyal, tepi tajam, permukaan licin, nyeri tekan (-). Lien

tak teraba.

Ekstremitas : Terdapat pembengkakan pada sendi pangkal ibu jari kaki kiri dan masih

tampak sedikit kemerahan. Tidak ada pembengkakan pada sendi-sendi lain. Edema -/-

Laboratorium:

Darah :

1. Hb : 11,5 g% 7. GDP : 145 mg/dl

2. Leukosit : 6.200/mm3 8. HBA1C : 8 %  

3. Trombosit : 212.000 9. Ureum : 40 mg/dl

4. LED : 45 mm/jam 10. Kreatinin 1,5 mg/dl

5. SGOT : 78u/L 11. Asam Urat : 8,5 mg/dl

6. SGPT : 86u/L

Kolesterol : 1. Kolesterol total : 292 mg/dl

2. Trigliserida : 270 mg/dl

Page 5: Makalah 1 - Sindroma Metabolik

7/27/2019 Makalah 1 - Sindroma Metabolik

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-1-sindroma-metabolik 5/30

3. Kolesterol HDL : 35 mg/dl

Urin : 1. BJ : 1015 4. Glukosa : (-)

2. pH : 6 5. Sedimen : eritrosit : 5-6/LPB

3. Protein : +1 leukosit : 10-15/LPB

BAB III

PEMBAHASAN KASUS

Identitas

 Nama : Tn. Hadi

Usia : 45 Tahun

Jenis Kelamin : Pria

Status : -

Alamat : -

Keluhan Utama

Mengeluh sering merasa kesemutan

Page 6: Makalah 1 - Sindroma Metabolik

7/27/2019 Makalah 1 - Sindroma Metabolik

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-1-sindroma-metabolik 6/30

Keluhan Tambahan

1. Mengeluh cepat lelah, dan sering merasa sakit kepala terutama pagi hari saat

 bangun tidur 

2. Nyeri dipangkal ibu jari kaki kirinya sejak 3 hari yang lalu, tapi sekarang

sudah membaik 

Anamnesis Tambahan

1. Riwayat penyakit sekarang

Kapan keluhan sering merasa kesemutan mulai timbul ?

Apakah rasa kesemutan yang dialami biasa terjadi setelah melakukan

kegiatan tertentu ?

Bagaimanakah rasa kesemutan yang dialami? Apakah diikuti oleh

sensasi lain?

Apakah kesemutan dirasakan pada seluruh tubuh atau pada bagian

tubuh tertentu? Jika pada bagian tubuh tertentu, pada bagian tubuh

manakah rasa kesemutan dialami?

Apakah rasa kesemutan yang dialami disertai dengan penjalaran?

Apakah rasa kesemutan yang dialami diikuti dengan rasa nyeri pada

daerah tersebut?

Bagaimanakah sakit kepala yang dialami?

Pada bagian mana sakit kepala tersebut dialami?

Page 7: Makalah 1 - Sindroma Metabolik

7/27/2019 Makalah 1 - Sindroma Metabolik

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-1-sindroma-metabolik 7/30

Apakah sering merasa stres?

Apakah sakit kepala yang dirasakannya akan hilang secara spontan?

Jika tidak, tindakan apa yang biasa anda lakukan untuk mengatasi sakit

kepala tersebut?

Sejak kapan benjolan kekuningan pada kelopak mata timbul?

Apakah sering miksi dengan volume urin yang banyak?

Apakah merasa sering haus dan lapar?

2. Riwayat penyakit dahulu

Apakah sebelumnya anda pernah melakukan pemeriksaan kesehatan?

Apakah anda memiliki riwayat hipertensi sebelumnya?

Apakah anda memiliki riwayat diabetes mellitus sebelumnya?

3. Riwayat penyakit keluarga

Apakah anggota keluarga anda ada yang memiliki riwayat penyakit

hipertensi maupun diabetes mellitus?

4. Riwayat pengobatan

Apakah anda pernah mengkonsumsi obat-obatan untuk mengatasi

masalah yang anda miliki? Jika pernah, apakah obat yang anda

konsumsi? Sudah berapa lama anda mengkonsumsi obat tersebut? Dan

 berapa dosis obat yang anda konsumsi?

Page 8: Makalah 1 - Sindroma Metabolik

7/27/2019 Makalah 1 - Sindroma Metabolik

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-1-sindroma-metabolik 8/30

5. Riwayat kebiasaan

Berapakah frekuensi makan anda dalam sehari? Apakah anda makan

secara teratur dalam sehari?

Jenis makanan apakah yang paling sering anda konsumsi?

Apakah aktifitas saudara sehari-hari?

Bagaimanakah pola tidur saudara? Berapa lama rata-rata anda tidur 

dalam sehari?

Apakah anda merokok atau mengkonsumsi minuman beralkohol?

 

Pemeriksaan Fisik 

Keadaan umum : -

Kesadaran : compos mentis

Tanda Vital

• Suhu : 36,80C→ N

• TD : 145/100→ hipertensi stage I (JNC VII)

KLASIFIKASI HIPERTENSI MENURUT JNC – VII 20031

Kategori Sistolik (mmHg) Diastole (mmHg)

 Normal < 120 < 80

Prehipertensi 120 – 139 80 – 89

Hipertensi

Derajat 1 140– 159 90 – 99

Page 9: Makalah 1 - Sindroma Metabolik

7/27/2019 Makalah 1 - Sindroma Metabolik

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-1-sindroma-metabolik 9/30

Derajat 2 >160 >100

• TB : 160 cm IMT= 85: (1,6)2=33,2 (Obesitas kelas I)

• BB : 85 Kg

KLASIFIKASI OBESITAS2

Klasifikasi IMT

Berat badan kurang < 18.5

 Normal 18.5 -22.9

Berat badan lebih >23.0

Beresiko 23.0 – 24.9

Obese I 25.0 – 29.9

Obese II >30.0

•  Nadi : 88x/m ; volume sedang ; reguler → N

•Pernapasan : 24x/m→ meningkat, N=16-20x/m (takipneu)

Inspeksi

Tampak gemuk dengan perut membuncit

Didapatkan benjolan kekuningan sebesar kacang hijau pada kelopak mata atas

sebelah kiri→ Xanthelasma

Lingkar perut 114 cm→ obesitas sentral, N: <90cm

Ekstremitas : Terdapat pembengkakan pada sendi pangkal ibu jari kaki kiri

dan masih tampak sedikit kemerahan. Tidak ada pembengkakan pada sendi-

sendi lain.→ Gout arthritis

Palpasi

Page 10: Makalah 1 - Sindroma Metabolik

7/27/2019 Makalah 1 - Sindroma Metabolik

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-1-sindroma-metabolik 10/30

Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelainan getah bening leher 

Abdomen : Nyeri tekan (-) ; shifting dulness (-) ; Hepar teraba 1 jari b.a.c,

kenyal, tepi tajam, permukaan licin, nyeri tekan (-); Lien tak teraba.

→hepatomegali

Ekstremitas : Edema -/-

Auskultasi

Tidak ada kelainan pada pemeriksaan jantung dan paru.

Bising usus normal

Hipotesis

NO MASALAH DASAR HIPOTESIS

1

 Neuropati

 perifer 

Anamnesis

(pasien mengaku sering merasa

kesemutan/paresthesia)

• Defisiensi vitamin B12

• Gangguan vaskuler 

(atherosklerosis)

• Diabetes mellitus

• Dyslipidemia

• Hipertensi

2

HipertensiPemeriksaan fisik: TD : 145/100

(N : 120/80)

• Hipertensi esensial

• Gangguan vaskuler 

(atherosklerosis)

• Dyslipidemia

• Diabetes melitus

• Obesitas

• Sindroma Cushing

• Hipertiroidisme

• Sindroma metabolic

• Alkoholik 

Page 11: Makalah 1 - Sindroma Metabolik

7/27/2019 Makalah 1 - Sindroma Metabolik

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-1-sindroma-metabolik 11/30

3

Xanthelasma

Pemeriksaan fisik: didapatkan

tonjolan kuning di palpebra

superior 

• Hiperlipidemia

4

Sakit kepalaAnamnesis: pasien mengeluh sering

merasakan sakit kepala

• Hipertensi

• Diabetes melitus

• Migrain

• Anemia

• Tension headache

5 Obesitas

sentral

Hasil pemeriksaan fisik : lingkar 

 perut 114 cm. Normalnya pria <90

cm

IMT : 33,2

• Sindroma metabolik 

• Diabetes mellitus

Hipotiroidisme

• Sindroma Cushing

6 Hepatomegal

i

Pada pemeriksaan fisik, hepar 

teraba 1 jari b.a.c,kenyal, tepi

tajam, dan permukaan licin.

 Normalnya hepar tidak teraba

• Fatty liver 

• Hepatitis

7 Arthritis Anamnesis : nyeri dipangkal ibu

 jari kaki kirinya sejak 3 hari yang

lalu, tapi sekarang sudah membaik 

Pemeriksaan fisik pada

ekstremitas : pembengkakan pada

sendi pangkal ibu jari kaki kiri dan

masih tampak sedikit kemerahan

• Gout arthritis

Pemeriksaan Lab darah3

Masalah Dasar Masalah Hipotesis Nilai NormalAnemia Hb: 11,5 g% • Defisiensi besi

• Defisiensi

vitamin

• Gangguan fungsi

ginjal

Hb: 13-16 g%

- Lekosit: 6.200/mm2 - Lekosit: 5.000-

10.000/mm2

- Trombosit: 212.000/µl - Trombosit: 150.000-

450.000/µl

Page 12: Makalah 1 - Sindroma Metabolik

7/27/2019 Makalah 1 - Sindroma Metabolik

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-1-sindroma-metabolik 12/30

Gangguan

Fungsi Hati

SGOT: 78µ/L

SGPT: 86 µ/L

• Sirosis hepatis

• Alkoholik 

• Diabetes Mellitus

• Fatty Liver 

SGOT: 5-40 µ/L

SGPT: 5-41 µ/L

Hiperglikemia GDS: 210 mg/dl

GDP: 145 mg/dl

Diabetes mellitus GDS: < 150 mg/dl

GDP: 100-120 mg/dl

Hiperglikemia

kronik 

HbA1C: 8% Diabetes Mellitus HbA1C: < 6,5%

LED: 45 mm/jam • Anemia

• Inflamasi kronis

LED: 0-10 mm/jam

Dyslipidemia Kolesterol total: 292 mg/dl

Trigliserida: 270 mg/dl

Kolesterol HDL: 35 mg/dl

Sindroma metabolik  Kolesterol total:

<200mg/dl

Trigliserida:

<150mg/dl

Kolesterol HDL:

>55mg/dl

- Ureum: 40 mg/dl

Kreatinin: 1,5 mg/dl

- Ureum: 15-40 mg/dl

Kreatinin: 0,5-1,5

mg/dl

Hiperurisemia Asam urat: 8,5 mg/dl Gout Asam urat: 3,4-7,0

mg/dl

Urinalisa

Masalah Dasar Masalah Hipotesis Nilai Normal

- Berat jenis: 1,015 - Berat jenis: 1,003-

1,030

- pH: 6 - pH: 4,5-8Proteinuria Protein: +1 • Diabetic

nephropathy

• Diet tinggi protein

Protein: Negatif 

Sedimen:

Eritrosit: 5-6/LPB

• Infeksi saluran

kemih

• Diabetic

nephropathy

Sedimen:

Eritrosit: 0-1/LPB

Lekosit: 0-5/LPB

Sedimen: Infeksi saluran kemih Sedimen:

Page 13: Makalah 1 - Sindroma Metabolik

7/27/2019 Makalah 1 - Sindroma Metabolik

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-1-sindroma-metabolik 13/30

Lekosit: 10-15/LPB Lekosit: 0-5/LPB

- Glukosa: (-) - Glukosa: Negatif 

Patofisiologi4,5,6

Konsumsi nutrisi

Hiperlipidemia

Penumpukanlemak di

Penumpukanlemak di

Xanthelas

ma

Penumpukan TGdi otot

Hepatom

egaly,ElevasiSGOT&SGPT

Obesitas

Fatty

Faktorpredisposisi DMtipe II

Resistensi insulinperifer

Glukosatidakbisamasuk

Glukosa tidakbisasampaiotak

Cepatlelah

Konsumsimakanan kayaurin

Penumpukan Kristalasam urat

Nyeri,

bengkak,kemerahanpada sendipangkal ibu jari

Hiperglikemi

Page 14: Makalah 1 - Sindroma Metabolik

7/27/2019 Makalah 1 - Sindroma Metabolik

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-1-sindroma-metabolik 14/30

/

Pusing

Konsumsi makanberlebih

Hiperglikem

Glukosa

intrasel

Extraglukosamasuk jalur

Glukosadireduksimenjadisorbitol olehenzimaldose

NADPH

dipakaisebagaikofaktor

Mesangialexpansi padaglomerulus

Proteinuria

NADPH Sorbitol

tekanan osmotik

Sintesis

myoinosit

Aktivitas

Na + K +At ase

Page 15: Makalah 1 - Sindroma Metabolik

7/27/2019 Makalah 1 - Sindroma Metabolik

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-1-sindroma-metabolik 15/30

Diagnosis

Dengan adanya seluruh mekanisme yang terjadi pada pasien ini, dapat

ditegakkan diagnosis pada Tn. Hadi yaitu s indrom a metabolik. 

Kriteria diagnosis sindroma metabolik menurut  National Cholesterol Education

 Program, Adult Treatment Panel III  (NCEP:ATPIII) tahun 2001 (minimal tiga atau

lebih dari kondisi berikut) :

• Obesitas sentral, lingkar pinggang > 102 cm untuk pria dan > 88 cm untuk 

wanita.

• Hipertrigliseridemia, kadar trigliserida ≥ 150mg/dL

• Rendahnya kadar HDL kolesterol < 40mg/dL

• Hipertensi; tekanan darah ≥130 mm sistolik atau ≥85 mm diastolik.

• Glukosa puasa ≥100 mg/dL atau sebelumnya sudah didiagnosis DM tipe II.

Kriteria diagnosis untuk diabetes mellitus dari American Diabetes Association tahun

20077 :

• Gejala khas diabetes ditambah dengan gula darah sewaktu >200mg/dl atau

•Gula darah puasa >126mg/dl atau

Gangguan

transportaxon

Page 16: Makalah 1 - Sindroma Metabolik

7/27/2019 Makalah 1 - Sindroma Metabolik

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-1-sindroma-metabolik 16/30

• Gula darah 2 jam post pradial >200mg/dl sewaktu melakukan tes toleransi

glukosa oral.

Tn. Hadi telah memenuhi seluruh kriteria dari NCEP:ATPIII dimana melalui

 pemeriksaan didapatkan :

• Lingkar pinggang : 114cm

Trigliserida : 270mg/dl

• HDL kolesterol : 35mg/dl

• Tekanan darah : 145/100 mmHg

• Mengalami DM tipe 2 : GDP 145mg/dl

Pemeriksaan Lanjutan yang Dianjurkan

1. Aspirasi cairan sendi8

Menurut  American Rheumatism Association, diagnosis pasti gout arthritis

dapat ditegakkan setelah ditemukannya kristal urat yang khas dalam cairan

sendi.

2. Pemeriksaan funduskopi9

Menurut  American Diabetes Association, dalam kasus baru penemuan

diabetes mellitus, perlu dilakukan identifikasi dari komplikasi yang mungkin

telah terjadi dimana salah satunya adalah diabetic retinopathy.

3. Pemeriksaan protein urin 24 jam.10

Menurut  American Diabetes Association, penemuan protenuria dari tes

Page 17: Makalah 1 - Sindroma Metabolik

7/27/2019 Makalah 1 - Sindroma Metabolik

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-1-sindroma-metabolik 17/30

semikuantitatif pada urinalisa harus dilanjutkan dengan tes kuantitatif untuk 

menghitung protein urin 24 jam, agar dapat ditegakkan diagnosis dan derajat

dari diabetic nephropathy.

Penatalaksanaan10,11,12,13

Untuk rencana tata laksana tindakan terapeutik, prinsip dasarnya adalah harus dapat

menanggulangi penyebab obesitas sebagai awal dari masalah, baik untuk terjadinya

sindroma metabolik, maupun artritis gout. Untuk menanggulangi hal tersebut,

tindakan yang direncanakan akan terbagi dalam 2 kelompok, yaitu penatalaksanaan

secara medika mentosa dan non-medika mentosa.

 Non medikamentosa:

1. Gizi

Pengaturan diet, dengan cara mengatur jumlah kalori dan komposisi diet.

• Penentuan kebutuhan kalori per hari:

Pengaturan gizi pada pasien ini dimulai dengan menentukan kebutuhan

kalori per hari yang dibutuhkan pasien.

Pada pasien diketahui Berat badan 85 kg, dan tinggi badan 160 cm.

BB Ideal = (TB dalam cm – 100) -10%

= (160 – 100) – 10%

= 54 kg

Status gizi = (BB aktual : BB ideal) x100%

= (85 : 54) x100% = 157% (gemuk)

Kalori basal (laki-laki) = BB idaman (Kg) x 30 kalori/kg

= 54 kg × 30 kalori/kg

Page 18: Makalah 1 - Sindroma Metabolik

7/27/2019 Makalah 1 - Sindroma Metabolik

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-1-sindroma-metabolik 18/30

=1620 kalori

Koreksi atau penyesuaian:

- Umur diatas 40 tahun : - 5%

- Aktivitas ringan : + 10%

- Aktivitas sedang : + 20%

- Aktivitas berat : + 30%

- Berat Badan Gemuk : - 20 %

- Stress Metabolik : + 10-30 %

Berdasarkan data yang ada, pasien obese dan usia di atas 40 tahun dengan

aktivitas sedang, maka kebutuhan kalori dikurangi 5% dari kalori basal.

Total kebutuhan kalori = 1620 - (5% × 1620) = 1539 kalori.

• Komposisi diet

Untuk mengurangi kadar LDL kolesterol : diet rendah lemak jenuh

(<7% dari total kalori), trans fat (seminimal mungkin), dan kolesterol

(<200mg per hari)

Untuk mengurangi kadar trigliserida : penurunan berat badan >10%

Untuk mengurangi tekanan darah : diet restriksi natrium, kaya buah-

 buahan dan sayuran.

Anjuran makan untuk penderita diabetes mellitus : makanan dibagi

dalam 3 porsi besar untuk makan pagi (20%), makan siang (30%),

makan malam (25%) serta 2-3 porsi ringan (10-15%) diantara makan

 besar.

Page 19: Makalah 1 - Sindroma Metabolik

7/27/2019 Makalah 1 - Sindroma Metabolik

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-1-sindroma-metabolik 19/30

2. Latihan Jasmani, yang memenuhi program CRIPE (Continous Rythmical

Interval Progressive Endurance). Pasien dianjurkan berolahraga untuk 

membantu menurunkan kadar gula darah dalam tubuh. Olahraga sebaiknya

dilakukan 3-5 kali setiap minggu, dengan intensitas ringan/sedang, durasi 30-

60 menit, dengan jenis olahraga aerobik, untuk meningkatkan kemampuan

kardiorespirasi seperti jalan, jogging, berenang, dan bersepeda. Pasien

disarankan untuk berolahraga setelah makan ketika kadar glukosa darah pada

 puncaknya.

3. Edukasi

Pasien yang mengalami diabetes melitus dibutuhkan edukasi

secaramenyeluruh akan penyakitnya. Diperlukan pemberian informasi tentang

 penyakitnya yang tidak bisa sembuh, tetapi harus dapat dikendalikan untuk 

mencegah terjadinya komplikasi dari diabetes mellitus.

Medikamentosa

• Gout

Aspirin sebagai OAINS untuk mengurangi inflamasi yang terjadi.

Allopurinol sebagai Xanthine Oxidase Inhibitor, mengurangi sintesis

asam urat, diberikan pada waktu diantara serangan. Bukan saat

serangan berlangsung. Pada dosis hiperurisemia 100 mg 3 kali sehari

sesudah makan.

• Hipertensi dan Proteinuria

ACE inhibitor (captopril) adalah obat yang terpilih untuk diabetes

Page 20: Makalah 1 - Sindroma Metabolik

7/27/2019 Makalah 1 - Sindroma Metabolik

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-1-sindroma-metabolik 20/30

mellitus dengan hipertensi dan proteinuria karena memiliki efek 

memperlambat perjalanan penyakit diabetic nephropathy.

• Dyslipidemia

Asam fibrat (fenofibrate) 1x145mg setiap hari untuk menurunkan

kadar trigliserida dan LDL.

• Diabetes Mellitus

Metformin dengan 0,5 gr/ hari dalam 2-3 kali pemberian, maksimal

2g / hari.

Prognosis

Ad vitam : Bonam

Pada kasus ini, belum ditemukan komplikasi lebih lanjut, sehingga sindroma

metabolik dan gout pada Tn.Hadi bisa dikatakan belum mengancam nyawa.

Ad fungsionam : Dubia ad bonam

Pada Tn.Hadi, diduga ditemukan adanya fatty liver. Sejauh ini belum ditemukan

terapi yang adekuat untuk menangani fatty liver. Pada pasien juga diduga adanya

resistensi insulin, arterosklerosis, dan gout. Namun dengan menjalankan diet,

olahraga, serta terapi yang telah dianjurkan, diharapkan dapat mecegah komplikasi

yang dapat terjadi kepada pasien.

Ad sanationam : Dubia ad bonam

Sindrom metabolik dan gout merupakan penyakit yang sangat dipengaruhi oleh gaya

Page 21: Makalah 1 - Sindroma Metabolik

7/27/2019 Makalah 1 - Sindroma Metabolik

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-1-sindroma-metabolik 21/30

hidup dan pola makan yang tidak baik. Oleh karena itu sindrom metabolik dan gout

masih dapat terjadi pada Tn.Hadi di kemudian hari, apabila Tn.Hadi tidak dapat

menjalankan anjuran yang telah diberikan.

Page 22: Makalah 1 - Sindroma Metabolik

7/27/2019 Makalah 1 - Sindroma Metabolik

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-1-sindroma-metabolik 22/30

BAB IV

TINJAUAN PUSTAKA

KRITERIA SINDROM METABOLIK 11

Sindroma metabolic adalah keadaan dimana terdapat kumpulan gejala

 penyakit metabolik.Pada pasien ini faktor resiko yang memungkinkan terjadinya

sindroma metabolik adalah umur pasien 45 tahun, badan gemuk, jarang berolahraga

dan hipertensi.

Badan gemuk pada pasien menandakan adanya konsumsi makanan berlebihan.

Konsumsi lemak yang berlebihan dapat menyebabkan hyperlipidemia, sehingga asam

lemak disimpan di dalam otot dalam bentuk Trigliserida. Keadaan ini mengakibatkan

kondisi obesitas pada pasien. Obesitas merupakan predisposisi penyakit diabetes

mellitus tipe II. Pada DM tipe II terjadi resistensi insulin perifer dan sekresi insulin

yang kurang, sehingga mengakibatkan glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel.

Sedangkan di otak hanya bisa menerima glukosa sebagai sumber energi, sehingga

terjadi gejala pusing pada pasien. Penurunan glukosa pada sel juga mengakibatkan

tubuh cepat lelah

Konsumsi makanan yang kaya purin secara berlebihan menyebabkan adanya

 penumpukan kristal asam urat di sendi pangkal ibu jari kaki kiri sehingga

menyebabkan nyeri, bengkak dan kemerahan pada kaki pasien

Akibat konsumsi makanan berlebihan juga menyebabkan terjadinya

hiperglikemi dalam tubuh. Glukosa yang berlebih menyebabkan expansi mesangial

glomerulus yang akhirnya menyebabkan protein keluar dalam urin.

Hiperglikemia ini juga menyebabkan meningkatnya glukosa intraseluler di

saraf. Extra glukosa masuk ke dalam jalur polyol. Enzym aldose reduktase mengubah

glukosa menjadi sorbitol dengan menggunakan NADPH sebagai kofaktor.. Aktivasi

dari jalur polyol ini juga menyebabkan berkurangnya NADPH yang merupakan

kofaktor yang diperlukan untuk reaksi reduksi dan oksidasi seluruh tubuh. Karena

konsentrasi menurun dari kofaktor (NADPH) menyebabkan penurunan sintesis

myoinositol yang terutama diperlukan untuk fungsi normal saraf. Selain itu akumulasi

dari sorbitol juga menurunkan aktifitas Na+/K + -ATPase, gangguan transport axon dan

kerusakan struktur saraf yang akhirnya menyebabkan abnormalnya potensial aksi.

Keadaan hyperlipidemia dan hiperglikemia juga menyebabkan terjadinya

 penumpukan lemak di kelopak mata (xanthoma).

Page 23: Makalah 1 - Sindroma Metabolik

7/27/2019 Makalah 1 - Sindroma Metabolik

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-1-sindroma-metabolik 23/30

Kriteria

Klinis

WHO (1998) EGIR ATP III

(2001)

AACE

(2003)

IDF

(2005)

Resistens

i insulin

TGT, GDPT,

DMT2, atau

sensitivitas

menurun

ditambah 2

kriteria berikut

Insulin

 plasma >

 persentil

ke-75

ditambah

dua dari

kriteria

 berikut

Tidak ada,

tetapi

mempunya

i 3 dari 5

kriteria

 berikut

TGT atau

GDPT

ditambah

salah satu

dari kriteria

 berikut

 berdasarkan

 penilaian

klinis

Tidak ada

Berat

 badan

Pria : rasio

 panggul >0,90

Wanita : rasio

 pinggang panggul

> 0,85 dan/atau

IMT 30 kg/m2

LP ≥ 94cm

 pada pria

atau atau ≥

80cm pada

wanita

LP ≥

102cm

 pada pria

atau ≥

88cm pada

wanita

IMT ≥

25kg/m2

LP yang

meningkat

(spesifik 

tergantung

 populasi)

ditambah

dua kriteria berikut

Lipid TG ≥ 150mg/dL

dan/atau HDL-C

< 35 mg/dL atau

< 39 mg/dL pada

wanita

TG ≥ 150

mg/dL

dan/atau

HDL-C <

39 mg/dL

 pada pria

atau

wanita

TG ≥ 150

mg/dL

HDL-C <

40 mg/dL

 pada pria

atau < 50

mg/dL

 pada

wanita

TG ≥ 150

mg/dL dan

HDL-C <

40 mg/dL

 pada pria

atau < 50

mg/dL pada

wanita

TG ≥ 150

mg/dL

atau dalam

 pengobata

n TG

HDL-C <

40 mg/dL

 pada

wanita atau

dalam

 pengobata

n HDL-C

Tekanan

darah

≥ 140/90 mmHg ≥ 140/90

mmHgatau dalam

≥ 130/85

mmHg

≥ 130/85

mmHg

≥ 130

mmHgsistolik 

Page 24: Makalah 1 - Sindroma Metabolik

7/27/2019 Makalah 1 - Sindroma Metabolik

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-1-sindroma-metabolik 24/30

 pengobata

n

hipertensi

atau ≥ 85

mmHg

diastolik 

atau dalam

 pengobata

n

hipertensi

Glukosa TGT, GDPT, atau

DMT2

TGT atau

GDPT

(tetapi

 bukan

diabetes)

≥ 110

mg/dL

(termasuk 

 penderita

diabetes)

TGT atau

GDPT

(tetapi

 bukan

diabetes)

100mg/dL

(termasuk 

diabetes)

Lainnya Mikroalbuminuri

a

Kriteria

resistensiny

a insulin

lainnya

GOUT ARTHRITIS8

Definisi

Gout Artritis (pirai) adalah istilah yang dipakai untuk sekelompok penyakit

gangguan metabolit yang terjadi karena deposisi kristal monosodium urat pada

 jaringan atau akibat supersaturasi asam urat dalam cairan ekstraseluler. Menurut

 pengertian Depkes (1992), gout artritis adalah peradangan akibat adanya endapan

kristal asam urat pada sendi dan jari..

Etiologi

Etiologi dari penyakit Gout adalah kelainan metabolik akibat dari faktor-

faktor resiko yaitu intake berlebihan, produksi berlebih dan ekskresi yang berkurang

dari asam urat.Berdasarkan hal tersebut Gout dibedakan menjadi dua sifat yaitu, Gout

Primer dan Gout Sekunder:

1. Gout Primer merupakan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang

 berlebihanatau akibat penurunan ekskresi asam urat.

2. Gout sekunder disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebihan

atau ekskresi asam urat yang berkurang akibat proses penyakit lain atau

Page 25: Makalah 1 - Sindroma Metabolik

7/27/2019 Makalah 1 - Sindroma Metabolik

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-1-sindroma-metabolik 25/30

 pemakaian obat-obat tertentu.

Patofisiologi

Asam urat merupakan produk akhir metabolisme purin. Namun normalnya

90% dari hasil metabolit nukleotida adenine,  guanine, dan hipoxantine akan

disunakan kembali untuk dibentuk kembali masing-masing menjadi AMP, IMP, dan

GMP oleh adenine fosforibosiltransferase (APRT) dan hipoxantin  guanine

 fosforibosiltransferase (HGPRT). Hanya sisanya yang akan diubah menjadi  xantine,

dan selanjutnya menjadi asam urat oleh  xantine oxidase. Asam urat memiliki

kelarutan yang semakin rendah pada suhu yang rendah dan pH yang rendah.Ini

merupakan alasan mengapa gout bisa terjadi pada hiperurisemia.

Hiperurisemia pada penderita banyak terjadi akibat asupan purin yang banyak 

(seperti juga pada kasus pasien ini) seperti mengonsumsi jeroan, kaldu daging, ikan,

kerang, dll. Sehingga dalam jangka lama kristal natrium urat akan berulang kali

mengendap. Sedangkan pada kasus yang jarang, hiperurisemia juga dapat disebabkan

oleh defisiensi HGPRT parsial sehingga perbandingan metabolit nukleotida yang

digunakan kembali menurun, dan karena itu asam urat akan lebih banyak dibentuk.

Karena kelarutannya yang rendah pada cairan synovial dan pada suhu rendah, serta

karena jari lebih dingin daripada inti tubuh, kristal urat lebih sering mengendap di

ujung sendi terutama kaki (mikrotofi). Keadaan-keadaan tertentu seperti obesitas dan

alkohol, juga dapat meningkatkan metabolisme nukleotida adenine sehingga

memudahkan pengendapan kristal.

Serangan gout terjadi jika kristal urat (mungkin sebagai akibat dari trauma)

secara tiba-tiba dilepaskan dari mikrotofi, yang kemudian akan dikenali sistem imun

sebagai antigen. Hal ini menyebabkan aktivasi komplemen.Aktivasi C1q melalui jalur 

klasik menyebabkan aktivasi kolikrein dan berlanjut dengan mengaktifkan  Hageman

faktor (Faktor XII) yang penting dalam reaksi kaskade koagulasi. Ikatan partikel

dengan C3 aktif (C3a) merupakan proses opsonisasi sehingga selanjutnya dapat

difagositosis dan dihancurkan oleh neutrofil dan makrofag. Aktivasi komplemen C5

(C5a) menyebabkan peningkatan aktivitas proses kemotaksis sel neutrofil yang lalu

akan memfagositosis kristal dan jika diikuti dengan pemecahan neutrofil maka kristal

urat yang telah difagosit akan dilepaskan kembali sehingga mempertahankan proses

tersebut.Selain itu juga terjadi vasodilatasi, serta pengeluaran sitokin IL-1 dan TNF

yang dapat menimbulkan reaksi inflamasi.2 Hal ini menyebakan pembengkakan sendi

Page 26: Makalah 1 - Sindroma Metabolik

7/27/2019 Makalah 1 - Sindroma Metabolik

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-1-sindroma-metabolik 26/30

yang sangat nyeri dan berwarna merah dengan serangan pertama biasanya mengenai

sendi ibu jari kaki.

Kriteria Diagnosis

Berdasarkan subkomite The American Rheumatism Association, kriteria diagnostik 

untuk gout artritis adalah:

1. Adanya kristal urat yang khas dalam cairan sendi.

2. Tofi (timbunan asam urat yang dikelilingi reaksi radang pada sinovia, tulang

rawan, bursa, dan jaringan lunak)terbukti mengandung kristal urat

 berdasarkan pemeriksaan kimiawi dan mikroskopik dengan sinar terpolarisasi.

3. Sekurang-kurangnya harus memenui 6 gejala di bawah ini:

a. Lebih dari sekali mengalami serangan arthritis akut

 b. Terjadi peradangan secara maksimal dalam satu hari

c. Oligoarthritis (jumlah sendi yang meradang kurang dari 4)

d. Kemerahan di sekitar sendi yang meradang

e. Sendi metatarsophalangeal pertama (ibu jari kaki) terasa sakit atau

membengkak 

f. Serangan unilateral (satu sisi) pada sendi metatarsophalangeal pertama

g. Serangan unilateral pada sendi tarsal (jari kaki)

h. Tofi (deposit besar dan tidak teratur dari natrium urat) di kartilago

artikular (tulang rawan sendi) dan kapsula sendi

i. Hiperurisemia (kadar asam urat dalam darah pria lebih dari 7,5 mg/dL

dan pada wanita lebih dari 6 mg/dL)

 j. Pembengkakan sendi secara asimetris (satu sisi tubuh saja)

k. Serangan arthritis akut berhenti secara menyeluruh.

Diagnosis gout ditetapkan ketika didapatkan kriteria 1 dan/atau kriteria 2 dan/atau 3.

Kadar asam urat normal tidak menjamin seorang pasien tidak terkena gout artritis.

Perjalanan penyakit Gout ini dibagi menjadi 3 tahap:

1. Tahap Akut

Pada tahap Acute ini terjadi pembengkakan dan nyeri yang meningkat,

 biasanya pada sendi ibu jari kaki pada persendian Metatarsophalangeal. Rasa

sakit biasanyameningkat dalam 2x24 jam dan akan hilang dengan sendirinya.

Bengkaknya bersifat unilateral, tidak simetris, dan akan terjadi peradangan

Page 27: Makalah 1 - Sindroma Metabolik

7/27/2019 Makalah 1 - Sindroma Metabolik

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-1-sindroma-metabolik 27/30

local. Pada tahap ini jangan diberikan obat anti asam urat.

2. Tahap Interkritik 

Tahap Interkritik ini sifatnya asimptomatis, berarti tidak terdapat gejala-

gejala pada masa ini.Hal ini bisa berlangsung 2 sampai 7 tahun

lamanya.Namun, bisatimbul gejala apabila dipengaruhi fluktuasi asam

urat.Kebanyakan orangmengalami serangan gout berulang dalam waktu

kurang dari 1 tahun jika tidak diobati.Maka pada tahap ini dapat diberikan

obat anti asam urat.

3. Tahap Kronik 

Tahap terakhir ini adalah tahap dengan timbunan asam urat yang

makin bertambah dalam beberapa tahun jika pengobatan tidak dimulai.Pada

tahap inilah tofi terbentuk akibat insolubilitas asam urat. Rasa sakit kembali

ada tetapi dengan intensitas nyeri yang tidak seperti fase akut.

Page 28: Makalah 1 - Sindroma Metabolik

7/27/2019 Makalah 1 - Sindroma Metabolik

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-1-sindroma-metabolik 28/30

BAB V

KESIMPULAN

Pada skenario kali ini, kelompok kami menyimpulkan bahwa pasien dalam

skenarioini mengalami sindroma metabolik. Sindroma metabolik ini ditandai dengan

sedikitnya 3 kriteria klinis yaitu:

• Obesitas sentral, lingkar pinggang > 102 cm untuk pria dan > 88 cm untuk 

wanita.

• Hipertrigliseridemia, kadar trigliserida ≥ 150mg/dL

• Rendahnya kadar HDL kolesterol < 40mg/dL

• Hipertensi; tekanan darah ≥130 mm sistolik atau ≥85 mm diastolik.

• Glukosa puasa ≥100 mg/dL atau sebelumnya sudah didiagnosis DM tipe II.

Dari pemeriksaan fisik diketahui pasien menderita obesitas dan obesitas itu sendiri

meningkatkan resiko untuk menderita sindroma metabolik. Pada pasien juga

ditemukan adanya hiperglikemi, peningkatan kadar trigliserida, kadar HDL yang

rendah, kadar LDLyang tinggi dan kadar asam urat yang meningkat hal ini menuju

 pada diagnosis sindroma metabolik. Sindroma metabolik ini juga menyebaban

ketidakteraturan dalam proses metabolisme dan cenderung mengalami gangguan. Hal

ini diperburuk denganperlemakkan hati, sejauh yang kita tahu bahwa hati memilikifungsi vital dalam prosesmetabolisme makanan dan obat. Pelemakkan hati

mengakibatkan gangguan pada prosesmetabolisme tersebut.Penatalaksanaan untuk 

 penyakit ini adalah dengan menurunkan atau menjalani diet rendah karbohidrat dan

lemak. Karbohidrat yang dimaksudkan ialah golonganmonosakarida khususnya glukosa

dan menurunkan asupan yang mengandung lemak tinggi. Pasien sebaiknya lebih banyak 

mengonsumsi makanan yang tinggi serat. Karena serat dapat mengikat lemak dan

membuangnya lewat feses. Dan untuk terapi fisiknya ialah, pasien harus olahraga

secara teratur, olahraga yang tidak menyebabkan kelelahan atau golongan olahraga

Page 29: Makalah 1 - Sindroma Metabolik

7/27/2019 Makalah 1 - Sindroma Metabolik

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-1-sindroma-metabolik 29/30

kardio seperti berjalan kaki dan bersepeda. Dan tidak sedikitpasien diberikan obat

untuk menormalkan kadar unsur darah seperti HDL, LDL dan asam urat.

DAFTAR PUSTAKA

1. U.S. Department of Health and Human Services, National Heart, Lung, and

Blood Institute. National High Blood Pressure Education Program. Available at:

http://www.nhlbi.nih.gov/about/nhbpep/index.htm. Accessed March 11, 2013.

2. Soegondo, Sidartawan, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III Edisi

IV.Jakarta: Interna Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam. 2006. p.

1921.

3. Priyana A.Patolog i Klinik untuk Kurikulum Pendidikan Dokter  

Berbas is Kompetensi. Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti; 2010.p.7-58.

4. McCance KL, Huether SE. Patophysiology : The Biologic Basis For Disease in

Adults & Children . 4th ed. USA : Mosby ; 2002.

5. Diabetic Neuropathy. Available at:

http://emedicine.medscape.com/article/1170337-overview#showall. Accessed on

11 March 2013.

6. Type II Diabetes. Available at: http://www.mayoclinic.com/health/type-2-

diabetes/DS00585. Accessed on 11 March 2013.

7. Powers AC. Diabetes Mellitus. In : Jameson, JL. Harrison’s Endocrinology. 2nd

ed. New York, NY. 2010. p.270.

8. Tehupeiory ES. Artritis Pirai (Artritis Gout). In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi

I, Simadibrata M, Setiati S, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 5 th ed.

Jakarta: Interna Publishing; 2009. p.2557.

9. American Diabetes Association. Standards of Medical Care in Diabetes-2013.

Page 30: Makalah 1 - Sindroma Metabolik

7/27/2019 Makalah 1 - Sindroma Metabolik

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-1-sindroma-metabolik 30/30

In : Diabetes Care. Vol 36. ADA : 2013.

10. American Diabetes Association. Diabetic Nephropathy : Diagnosis, Prevention,

and Treatment. In : Diabetes Care. Vol 28. ADA : 2005.

11. Soegondo, Sidartawan, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III Edisi

V.Jakarta: Interna Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam. 2009. p.

1867.

12. Eckel, RH. The Metabolic Syndrome. In : JL. Harrison’s Endocrinology. 2nd ed.

 New York, NY. 2010. p.264-6.

13. American Diabetes Association. Spectrum of Liver Disease in Type 2 Diabetes

and Management of Patients With Diabetes and Liver Disease. In : Diabetes

Care. Vol 30. ADA : 2007.