Top Banner
Mitra Investor @mitrainvestor [email protected] Edisi 16- 23 FEBRUARI 2015 Rp 29.900,00 INVESTASI NEGERI YANG MENGEBIRI BERBAGAI GEJOLAK AKIBAT SWISS HENGKANG DARI EURO MEMAHAMI DAN MEMBACA BOLLINGER BAND WARREN EDWARD BUFFETT SANG INVESTOR SUKSES DI DUNIA
50

Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 3 Feb 2015

Apr 08, 2016

Download

Documents

Mitra Investor

Investasi Negeri yang Mengebiri 1. Berbagai gejolak akibat swiss hengkang dari euro 2. Warren edward Buffer sang investor cerdas di dunia 3. Memahami dan membaca bollinger band
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 3 Feb 2015

1Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Mitra Investor @mitrainvestor [email protected] 16- 23 FEBRUARI 2015Rp 29.900,00

INVESTASI NEGERI

YANG MENGEBIRI

BERBAGAI GEJOLAK AKIBAT SWISS HENGKANG DARI EURO

MEMAHAMI DAN MEMBACA BOLLINGER BAND

WARREN EDWARD BUFFETT SANG INVESTOR SUKSES DI DUNIA

Page 2: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 3 Feb 2015

2 MITRA INVESTOR EDISI 16 - 23 FEBRUARI 2015

Page 3: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 3 Feb 2015

Investasi digadang-gadang menjadi salah satu jalan keluar un-tuk menjadikan negeri ini lestari. Investasi dipercayai banyak ekonom mampu membantu pembangunan negeri melalui akselerasi. Pemban-gunan gedung bertingkat, jalan tol yang semakin panjang, cerobong asap pabrik yang semakin tinggi. Itu semua tak lantas membuat raky-at mendapatkan kesejahtaraan abadi. Investasi negeri yang selalu menjadi misteri para petinggi.

Salah satu yang sedang ramai saat ini adalah investasi mo-bil nasional. Proton menjadi topik yang ramai dibicarakan. Sebagai salah satu perusahaan otomotif besar dari Malaysia, proton berhasil mengambil hati pemerintah untuk menggerakkan mobil nasional. Pemerintah menganggap perkembangan mobil nasional dianggap sangat lambat. Mungkinkah ini pertanda bahwa pemerintah kewala-han atau bahkan menyerah memproduksinya sendiri?

Bahkan Saleh Husin selaku Menteri Perindustrian mengakui bah-wa negeri ini cukup mampu memasok kebutuhan komponen industri otomotif dalam negeri. Hal ini dibuktikan dengan adanya industri di dalam negeri yang komponen lokalnya mencapai 86%, seperti LCGC (Low Cost Green Car).

Secara kondisional, Indonesia memang membutuhkan inves-tor untuk mempercepat pembangunan bidang otomotifnya. Namun haruskah dengan negeri Jiran ini?. Tidak adakah negeri yang lebih prospektif mengembangkan industri otomotif Indoneisa?.

Sudah benarkah arah investasi negeri ini?. Di satu sisi, sedang menggencarkan perkembangan produk otomotif mobil nasional. Bu-kan memberikan pada negeri jiran?. Namun di sisi lain, bukankah sedang menghemat energi dan mengarahkan pada bioenergi untuk mengurangi pemanasan global dan penggunaan minyak fosil.

Benarkah pemerintah berpihak dengan rakyat kecil?. Hal ini masih terus diperdebatkan dengan ribuan permainan pemerintah yang tak menguntungkan. Mencekik rakyat kecil satu persatu. Mu-lai dari permainan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), Kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) bahkan hingga penerapan pajak IKM yang tidak lagi rasional.

Kebijakan pajak menyerang berbagai lini, benarkah itu akan membantu devisa negara atau hanya membuat rakyat semakin terd-esak?. Bahkan para pelaku E-Commerse dan pedagang gudeg men-jadi salah satu tujuannya.

Investasi yang dilakukan pemerintah membuat pundi kas Negara semakin menumpuk, tapi kantong rakyatnya semakin carut marut. Investasi jangka panjang yang dipupuk dari pendidikan dan pening-katan kemampuan rakyat tidak lagi dihiraukah, karena negeri tetang-ga punya yang lebih baik. Mungkin yang disalahkan karena aturan, pemerintahan hanya berlangsung 5 tahun dan dituntut perubahan yang signifikan. Alhasil investasi yang dilakukan pemerintah hanya sebatas “menjual diri” pada investor sehingga membuat hasil yang “wah” dalam lima tahun saja.[]

Solusi Investasi Tak Lagi Solutif

3Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

EDITORIAL

Pemimpin Umum ADI PAMUNGKAS, ST

Pemimpin RedaksiSURIYA EFFENDI, SE

EditorialSURIYA EFFENDI, SEKUNTI FARIKHA, S.PiEDWI RIA AGUSTINA, S. PiBADI UZZAMAN, S. Pi

Reporter / PenulisKUNTI FARIKHA, S.PiEDWI RIA AGUSTINA, S. PiRIDHA RIKI PANCAHWATI, SE

Desainer kreatifHIMAWAN INTRADA, SE

FotograferHIMAWAN INTRADA, SE

DistribusiPURWANTO

Produksi HIMAWAN INTRADA, SEPURWANTO

HumasSURIYA EFFENDI, SERIDHA RIKI PANCHAWATI, SEKARTINI INDAH P

Promosi dan iklanHIMAWAN INTRADA, SEADI PAMUNGKAS, STWIDIATMIKO ARI SAPUTRO, ST

KeuanganDESI MAYASARI, SE

SekretarisAYU LESTARI

Alamat Redaksi / UsahaJL. MT. Haryono No 970 Ruko Metro Plaza 21SEMARANGTELP : 024 – 7069 4444 08112778444Web : www.mitrainvestor.co.idEmail : [email protected] dan saran : [email protected] : [email protected] : @mitrainvestorFacebook : mitrainvestor

Page 4: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 3 Feb 2015

PROFIL

HEAD LINEBerbagai Gejolak Akibat Swiss Hengkang dari Euro hal... 20

Warren Edward Buffett, Sang Investor Sukses di Dunia hal... 18

KILASANSejarah Singkat Proton Negeri Jiran hal... 6

Alasan Pemerintah Dukung Proton hal... 7

Perihal Proton, Hadi Rudyatmo Angkat Bicara hal... 8

Opini Gaikindo Terkait Kerjsama Proton hal... 9

Hadiri MoU Proton, Jokowi Tak Mau Disalahkan hal... 10

Wajib Pajak Incar Penjual Gudeg hal... 11

Pajak Listrik Bakal Guncang IKM hal... 12

Target IKM Vs Tarif Listrik Dan Pajak hal... 13

Kebijakan Pajak, Pemerintah Lirik E-commerce hal... 14

Pengusaha Properti Tolak Pajak Rumah Mewah hal... 15

4 MITRA INVESTOR EDISI 16 - 23 FEBRUARI 2015

Page 5: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 3 Feb 2015

TECHNOLOGI

ENTREPRENEUR

ANALISA

NEW EVENTANGIN Fund 2015 Digelar Kembali, Bersiaplah Startup Indonesia hal... 46

Corning Glass Technology Jajaki Industri Televisi dengan Layar TV Tipisnya hal... 36

Entrepreneur Multitasking Pendiri Think.Web hal... 38

MEMAHAMI DAN MEMBACA BOLLINGER BANDhal... 44

Kenaikan Pajak Bisa Matikan Pelaku Usaha hal... 23

Supermarket Online Hadir Menyapa Pengguna Line hal... 34

Polemik Proton Garap Mobil Nasional Indonesia hal... 28

Totalitas Bangun Bisnis Kredit Online hal... 42

Kesuksesan Telusuri Bisnis Fashion MAD hal... 40

5Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Page 6: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 3 Feb 2015

Penandatanganan nota kesepahaman atau yang biasa disebut Memorandum of Understanding (MoU) antara peru-sahaan Indonesia PT Adiperkasa Citra Lestari (ACL) den-gan Proton Holdings Bhd menimbulkan tanda tanya besar bagi masyarakat Indonesia. Kerjasama yang dilakukan dua negara tetangga ini terkait proyek mobil nasional Indonesia. Hal yang dipertanyakan adalah kenapa harus menggan-deng Proton untuk mengembangkan mobnas Indonesia.

Proton adalah singkatan dari Perusahaan Otomobil Na-sional Sdn. Bhd. Perusahaan ini merupakan produsen mo-bil asal Negara Malaysia yang berdiri pada tahun 1983. Ide awal didirikannya perusahaan mobil tersebut atas emikiran kreatif dari Mahathir Mohammad selaku Perdana Menteri Malaysia yang menjabat pada waktu itu. Awal perkemban-gan perusahaan mobil di Malaysia dimulai dari berdirinya Proton. Hal ini karena Perusahaan Otomobil Nasional Sdn. Bhd. ialah perusahaan mobil yang pertama kali berdiri di negara tetangga tersebut. Teknologi yang digunakan pada saat masa perkembangan perusahaan ini masih diimpor dari perusahaan asing yaitu Mitsubishi asal Jepang. Seiring dengan jam terbang dan pesatnya kemajuan teknolgi, pada saat ini proton telah berhasil mengembangkan teknologinya sendiri.

Ide jenius yang dicetuskan oleh Tun Mahathir Mohamad selaku Bapak Modernisasi Malaysia yang kemudian men-jabat menjadi deputi Perdana Menteri Malaysia berawal pada tahun 1979. Perwujudan dari ide tersebut berupa berdirinya perusahaan perakitan otomotif dan industri manufaktur di Negara Malaysia pada tahun 1983. Maksud didirikannya perusahaan mobil bernama Proton itu sebagai usaha yang dilakukan oleh Tun Mahathir untuk mening-katkan kemampuan industrialisasi Negara Malaysia agar dapat mengimbangi perkembangan negara maju di dunia. Pemikiran cemerlang tersebut akhirnya dapar terealisasi-kan ketika Kabinet Malaysia telah menyetujui Proyek Mobil Nasional pada tahun 1982 dan diresmikan pada tanggal 7 Mei 1983. Tanggal 9 Juli 1985, peluncuran model pertama Proton Saga yang dipasarkan di Negara Singapura. Sel-ang 1 tahun, Proton berhasil memproduksi 10 ribu mobil. Penjualan mobil pertama produksi Proton terus mengalami peningkatan. Hal ini dibuktikan dengan besarnya produksi

mobil yang dilakukan pada tahun 1985 sebanyak 50 ribu unit. Distribusinya pun semakin luas, tak hanya di Negara Singapura tetapi merambah di beberapa negara lainnya. Bangladesh, Selandia Baru, Brunei, Malta, Inggris dan Sri Lanka merupakan target pasar pada tahun 1985. Perkem-bangan Proton menunjukkan peningkatan yang cepta, pada tahun 1996 produksi mobilnya berhasil menembus angka satu juta unit. Tak hanya itu, perusahaan mobil Malaysia tersebut juga berhasil mengakuisisi saham yang berasal dari Grup Lotus. Proton mengalami peralihan dari mulanya perusahaan pemerintah, berubah menjadi perusahaan pub-lik pada tahun 2012. Perubahan fase ini terjadi setelah Pro-ton diambil alih oleh DRB-HICOM Berhad.

Mobil Proton di Negara Indonesia diproduksi oleh PT PROTON Edar Indonesia (PEI). Pertama kali beroperasi pada tahun 2007. Tercatat bulan Juni 2014, perusahaan ini telah memiliki 16 outlet penjualan dan 26 outlet pelay-anan di berbagai wilayah Indonesia. Berdasarkan data yang diperoleh dari Gaikindo di 2014 menyatakan bahwa pen-jualan Proton di Indonesia pada tahun 2014 hanya sebesar 523 unit.[]

6 MITRA INVESTOR EDISI 16 - 23 FEBRUARI 2015

KILASAN

Sejarah Singkat Proton negeri jiran

Page 7: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 3 Feb 2015

Alasan Pemerintah Dukung Proton

Saleh Husin selaku Menteri Per-industrian memberikan sinyal bahwa produsen mobil asal Negeri Jiran yakni Proton Holdings Berhad akan segera mendirikan pabrik otomobil yang berlokasi di wilayah Indonesia. Pernyataan ini terkait dengan pen-andatanganan Memorandum of Un-derstanding (MoU) yang dilakukan antara Proton dengan PT Adiperkasa Citra Lestari (Adiperkasa).

Kerjasama yang dijalin antara dua negara tetangga yaitu Indone-sia dan Malaysia diharapkan dapat membawa dampak baik bagi kedua belah pihak. Khususnya Indonesia, besar harapan atas didirikannya pabrik tersebut berimbas positif pada masyarakat. Kemajuan teknologi di negara maju menuntut SDM di Indo-nesia harus lebih berfikir kreatif dan inovatif. Sehingga dapat menghasil-kan sebuah ide yang bisa diwujud-kan berupa produk buatan Indonesia. Keunikan dan kualitas dari produk tersebut haruslah berbeda serta lebih tinggi tingkatanya. Jadi akan tercipta konsumen dari dalam dan luar neg-eri. Permainan harga produksi juga akan sangat berpengaruh terhadap

tinggi rendahnya permintaan pasar. Apalagi dengan majunya teknologi yang meningkat pesat pada saat ini. Produsen bersaing sengit dalam me-masarkan produknya. Harga ekono-mis dan kualitas yang tetap terjaga adalah produk yang dicari oleh ke-banyakan konsumen cerdas.

Menteri Perindustrian itu juga menyatakan bahwa pemerintah men-dukung pembangunan pabrik Proton yang akan dilakukan di Indonesia. Pemerintah berharap bisa menja-lin kerja sama dengan anak bangsa yang dapat membuat brand sendiri buatan Indonesia. Langkah selan-jutnya harus dibentuk dan dilakukan RnD (Research and Development) di Indonesia. RnD merupakan penelitian dan pengembangan kualitas SDM se-hingga lokal konten akan meningkat dengan sendirinya. ‎

Melengkapi paparan diatas, Saleh Husin juga menjelaskan perihal teknologi industri dan SDM di Indone-sia. Beliau menegaskan bahwa pada saat ini industri dalam negeri sudah cukup mampu untuk memasok kebu-tuhan komponen industri otomotif. Hal ini dibuktikan dengan adanya industri

dalam negeri yang komponen loka-lnya telah 86 %, seperti LCGC (Low Cost Green Car). Pihak pemerintah akan berupaya memberi dorongan untuk penggunaan agar mengguna-kan komponen produksi dalam neg-eri secara bertahap. Toyota memang belum mencapai 70 % tetapi Daihatsu sudah 86 % untuk LCGC.

Rencana jangka panjang pemer-intah yang disampaikan oleh Saleh yaitu pemerintah akan berusaha meningkatkan sektor industri otomotif. Konsumen yang diincar pemerintah untuk sasaran produk otomotif yang sedang dikembangkan tidak hanya konsumen dalam negeri. Diharapkan produk otomotif Indonesia bisa pop-uler dan terjual ke berbagai negara di dunia. Target pemerintah terkait dengan penjualan mobil di Indone-sia diperkirakan mencapai angka 1,2 juta unit. Maka sebesar 200 ribu unit diharapkan dapat berkontribusi untuk pasar ekspor per tahunnya. Penda-patan dalam negeri memang men-jadi target utama tetapi penjualan luar negeri dapat meningkatkan devisa negara.[]

7Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Page 8: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 3 Feb 2015

8 MITRA INVESTOR EDISI 16 - 23 FEBRUARI 2015

KILASAN

Perihal Proton, Hadi Rudyatmo Angkat Bicara

Patner duet Jokowi yang saat ini menjabat sebagai Wali Kota Solo, Hadi Rudyatmo turut menyampaikan pendapatnya mengenai kerjasama yang dijalin peru-sahaan Indonesia dengan perusahaan otomobil milik Malaysia. Kini Proton Holdings Bhd (perusahaan oto-mobil Malaysia) telah resmi bekerjasama dengan PT Adiperkasa Citra Lestari (ACL).

Hal ini dikuatkan dengan adanya penandatanga-nan Memorandum of Understanding (MoU) yang telah dilakukan oleh kedua belah pihak. Beliau mengaku kecewa dengan langkah yang diambil oleh Presiden terkait kerjasama yang telah disepakati untuk proyek mobil nasional (mobnas).

Rudi, sapaan bagi Wali Kota Solo itu berpendapat bahwa Presiden Jokowi seharusnya memfokuskan pengembangan mobil Esemka. Fenomena mobil Es-emka beberapa waktu lalu yang sempat direncanakan menjadi mobnas pun tidak ada tidak lanjutnya.

Alasannya Rudi sangat jelas mengapa beliau lebih memilih mobil Esemka sebagai mobnas. Hal ini karena Esemka merupakan karya yang murni dicetuskan oleh anak bangsa sehingga lebih layak dijadikan mobil na-sional. Alasan tersebut yang menjadikannya menolak keras kerjasama yang telah dijalin Indonesia dengan Proton. Beliau juga menambahkan, langkah yang di-ambil ini keliru karena pemerintah memberikan kemu-dahan atau peluang bagi perusahaan automotif asing. Perusahaan tersebut pasti memiliki strategi atau trik khusus untuk mengembangkan bisnisnya agar menja-di lebih maju. Seharusnya pemerintah khusunya Pres-iden Jokowi lebih memperhatiankan perkembangan Esemka di Indonesia. Permasalahan mobil produksi

Esemka sulit berkembang terletak pada dana. Rudi menuturkan bahwa Presiden Jokowi tahu benar men-genai hal ini. Sebagai pimpinan negara, seharusnya Jokowi mencari solusi agar mobil Esemka dapat men-ingkatkan kualitasnya dan produksinya bisa berlanjut. Banyak pesanan produk Esemka yang hingga saat ini belum terselesaikan. Masalahnya jelas yaitu kesulitan pendanaan yang menghambat produksinya. Daripada pemerintah menggandeng Proton dalam pengadaan mobnas, akan lebih baik jika dialihkan dengan fokus terhadap mobil Esemka. Solusi yang dimaksud ada-lah dana dan kemudahan perijinan. Tidak menutup kemungkinan apabila Esemka bebas masalah, maka mobnas karya anak bangsa akan dapat terealisaikan.

Indonesia yang kaya dengan sumber daya manusia dan sumber daya alam lainnya dinilai mampu untuk menghasilkan produk khususnya bidang otomotif. Un-tuk itu, Rudi meminta Presiden Jokowi untuk meman-faatkan sumber daya dalam negeri. Prestasi Esemka, telah menjadi bukti bahwa Indonesia mampu membuat produk berupa mobil sendiri. Produk yang dihasilkan juga tidak kalah dengan buatan Malaysia.

Rasa kecewa Rudi diutarakan dengan permintaan-nya kepada Presiden untuk membatalkan kerjasama Indonesia dengan Proton. Beliau menghimbau Pres-iden Jokowi agar mampu merangkul dan membantu anak bangsa agar lebih berfikir kreatif. Salah satu perwujudannya yakni mempermudah pendaan dan ijin produk baru yang dihasilkan oleh pemikiran anak Indonesia. Faktor negara maju salah satunya disebab-kan karena adanya jalinan kerjasama yang baik antara rakyat dengan pemimpinnya.[]

Page 9: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 3 Feb 2015

Proyek mobil nasional (mob-nas) yang melibatkan produsen asal Malaysia yaitu Proton Holding Bhd, menuai komentar dari Rizwan Alam-sjah selaku ketua IV Gabungan In-dustri Kendaraan Bermotor Indone-sia (Gaikindo).

Pengambilan suatu keputusan akan lebih bijak jika dilakukan den-gan cara diskusi. Hasil dari kesepa-katan pasti tidak akan merugikan pihak manapun karena diambil ber-dasarkan kesamaan pendapat. Apa-bila salah satu pihak tidak menyetu-jui, maka alternatif terus digali hingga tercapai satu suara. Hal ini tidak di-lakukan pemerintah terkait dengan MoU Proton. Gaikindo tidak dimintai pendapat oleh pemerintah tentang langkahnya merangkul perusahaan negara tetangga untuk membantu mengembangkan mobnas. Tetapi Gaikindo tidak mempermasalahkan hal itu dan mendukung apapun kepu-tusan yang ditentukan pemerintah.

Menurut Rizwan Alamsjah, Gai-kindo siap memberikan dukungan terkait usaha pemerintah untuk me-majukan mobil nasional. Tetapi nam-paknya pemerintah tidak melakukan pertimbangan kepada Gaikindo men-genai kerjasama dengan perusahaan

otomobil dari Negeri Jiran tersebut. Oleh karena itu, beliau mengaku bahwa pihaknya tidak mengetahui secara detail tentang bagaimana bentuk kerjasama yang telah dijalin antara Indonesia dengan Proton Ma-laysia.

Rizwan Alamsjah menuturkan bahwa mobil nasional merupakan inisiatif dari pemerintah. Oleh kare-nanya tak ada alasan bagi Gaikindo tidak mendukung langkah pemerin-tah untuk upayanya mengembang-kan bisnis otomobil di Indonesia. Beliau juga menambahkan bahwa dalam hal ini, kerjasama yang dija-lin lebih mengarah pada ke G to G (goverment to goverment). Artinya, kerjasama ini ditentukan dan disepa-kati antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Malaysia. Pada saat Memorandum of Understanding (MoU) berlangsung pihak Indonesia dihadiri langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), sedangkan Malay-sia diwakili oleh Najib Razak selaku Perdana Menteri. Hal ini yang me-nyebabkan ketidaktahuan asosiasi Gaikindo tidak mengetahui secara terperinci mengenai kerjasama yang telah dijalin. Alur produksi dan bentuk produk juga tidak diketahuinya.

Penandatanganan nota MoU di-lakukan oleh Abdul Harith Abdullah selaku CEO Proton Datuk. Dalam perjanjian penting tersebut disak-sikan oleh Datuk Seri Zahrain Mo-hamed Hasim selaku Duta Besar Malaysia untuk Indonesia. Pihak PT Adiperkasa Citra Lestari dilakukan oleh Abdullah Mahmud Hendropri-yono selaku Chief Executive dengan saksi Herman Prayitno selaku Dubes RI untuk Malaysia.

Gaikindo tidak merasa keberatan terkait kerjasama yang dijalin Indo-nesia dan Malaysia. Tapi akan lebih baik jika sebelum rencana kerjasama tersebut direalisasikan, pemerintah malakukan diskusi dengan Gabun-gan Industri Kendaraan Bermotor In-donesia tersebut. Dalam hal otomotif khususnya otomobil, tentu asosiasi ini sudah memiliki pengalaman yang cukup. Saran yang diberikan pasti akan membantu pemerintah untuk menentukan langkah terkait dengan upaya mengembangkan mobnas. Apabila terjadi ketidakpuasan terha-dap kerjasama ini, maka pemerintah tidak dapat menyalahkan Gaikindo karena sebelumnya pihaknya tidak dimintai pertimbangan.[]

9Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Opini GaikindO

Terkait Kerjasama Proton

Page 10: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 3 Feb 2015

Presiden Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi angkat bicara mengenai pemberitaan terkait deng-an acara penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU). Kerjasama dua negara ini dilakukan oleh produsen mobil Proton yaitu Proton Holdings Bhd asal Malaysia dengan PT Adiperkasa Citra Lestari asal Indonesia. Acara penandatanganan MoU tersebut dihadiri langsung oleh presiden Jokowi di Kuala Lumpur Malaysia pada hari Jumat, tanggal 6 Februari 2015.

Jokowi akhirnya angkat bicara seiring dengan ban-yaknya pemberitaan terkait kerjasama perusahaan In-donesia dengan Malaysia yang menyudutkan Jokowi. Pandangan negatif tertuju pada pemerintah karena di-anggap menyetujui kerjasama yang telah disetujui itu. Banyak hal yang membuat masyarakat tak setuju apa-bila Proton masuk ke Indonesia. Salah satunya adalah tidak terealisasikannya Esemka sebagai rencana mob-nas.

Jokowi mengungkapkan bahwa acara MoU yang ber-langsung di Negeri Jiran itu merupakan perjanjian yang dijalin antar perusahaan (Business to Business). Beliau tidak menyatakan bahwa pemerintah menyetujui Proton Holdings Bhd sebagai perusahaan yang akan memban-tu mengembangkan rencana mobnas di Indonesia. MoU tersebut hanyalah perjanjian awal yang dilakukan oleh perusahaan Indonesia. Jokowi menegaskan ketika nanti mobnas akan diluncurkan, harus ada studi kelayakan. Perusahaan otomobil asal Malaysia tersebut juga belum melakukan hal itu. Sehingga Jokowi menjawab dengan tegas bahwa belum tentu Proton Holdings Bhd yang menjadi perusahaan pemroduksi mobnas.

Mengenai kehadiran Presiden Jokowi dalam acara penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) tersebut hanyalah sekedar untuk memenuhi un-dangan. Beliau diundang oleh Mahathir Mohammad se-laku mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia dan PM Najib (Dato Sri Mohammad Najib Tun Abdul Razak).

Alasan itulah yang membuat presiden memberi perny-ataan bahwa terlalu dini jika masyarakat menanyakan mengenai kerjasama tersebut. Aksi menolakan pun di-lakukan oleh Jokowi ketika pertanyaan yang diajukan menyangkut spesifik mobil Proton. Hal ini menyangkut deal atau kesepakatan antar kedua perusahaan. Kem-bali ditegaskan olehnya bahwa kerjasama ini murni bis-nis to bisnis. Jadi apabila ada pertanyaan yang terkait dengan spesifik mobil, maka langsung ditanyakan ke-pada salah satu perusahaan. Saat disinggung dengan pertanyaan mengenai kesiapan pemerintah untuk men-jadikan produk Proton sebagai mobil nasional, dengan tegas Jokowi menjawab bahwa belum sama sekali. Ala-san yang sama juga dilontarkan, studi kelayakan harus dilakukan terlebih dahulu sebelum produk dipasarkan.

Terkait dengan mobnas, Jokowi kembali menegas-kan bahwa studi kelayakan akan tetap menjadi faktor untama penentu perusahaan yang akan memperoduksi mobnas. Selain itu pencapaian target penjualan juga harus jelas. Menurut Presiden Jokowi, Indonesia mer-upakan negara yang sangat terbuka dalam menerima investasi dari manapun, termasuk pihak asing. Hal ini menjelaskan tidak ada keistimewaan yang dilakukan oleh pemerintah kepada Malaysia. Negara manapun be-bas menginvestasikan sahamnya ke Indonesia selama tidak merugikan negara.[]

10 MITRA INVESTOR EDISI 16 - 23 FEBRUARI 2015

KILASAN

Hadiri MOU Proton, Jokowi Tak Mau Disalahkan

Page 11: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 3 Feb 2015

Wajib pajak Incar Penjual Gudeg

11Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Pemerintah nampaknya gencar menyuarakan kebijakan terkait perluasan objek pajak. Bidang-bidang usaha yang mulanya tak dikenakan pajak, kini mulai dicari pemerintah untuk wajib iur pajak bedasarkan omzet pendapatannya. Tidak hanya dalam bentuk industri, perseorangan yang mempunyai usaha pribadi juga akan dikenakan pajak sebebesar 5 % dari omzet pendapatan. Hal ini sesuai dengan kebijakan baru pemerintah tentang perluasan objek pajak badan usaha atau perseorangan.

Masdiasmo selaku wakil menteri keuangan menyatakan bahwa masih banyak kalangan profesional yang hingga saat ini belum membayar pajak penghasilan. Hal tersebut bisa terjadi karena memang mereka tidak meng-etahui atau karena kurangnya sikap sadar wajib pajak. Mengatasi masalah tersebut, pemerintah giat melakukan sosialisasi mengenai wajib pajak untuk meningkatkan pendapatan negara pada sektor pajak. Kalangan profesional yang dimaksud misalnya dokter dan apoteker yang telah memiliki klinik pribadi dengan omzet minimal 100 juta. Sesuai pasal 22, usaha perseorangan seperti itu wajib menyetorkan PPh (pajak penghasilan) sebanyak 5 % kepada pemer-intah. Masdiasmo juga memaparkan kepada wartawan di Kantor Ditjen Pajak DIY, apabila dokter dan apoteker bekerja di Rumah Sakit maka pajak secara otomatis dipotong dari pendapatan oleh pihak RS. Tidak hanya profesi bidang kesehatan saja yang terkena perluasan pajak, kalangan artis termasuk pemain sinetron akan terkena kebijakan baru tersebut. Alasannya cukup sederhana, sebagaimana diketahui bahwa penghasilan yang diperoleh dari dibidang en-tertaiment itu mayoritas tinggi meskipun tak stabil.

Kebijakan baru wajib pajak ini juga berlaku bagi pemilik usaha lainnya yang wajib membayar pajak penghasilan. Bidang usaha tersebut yaitu kepemilikian tempat kos-kosan. Sektor industri makanan seperti gudeg dan bakpia juga wa-

jib menyetorkan dana pajak kepada pemerintah. Khusus untuk industri makanan yang telah memiliki cabang di berbagai tempat. Sosialisasi ten-tang pajakpun akan dilakukan se-cara luas dan merambah pada per-seorangan atau bidang industri yang berpendapat tinggi.

Sigit Priadi Pramudito selaku Di-rektur Jenderal Pajak menyebutkan bahwa lebih dari 45 juta jiwa warga Indonesia telah memiliki dan terdaft-ar dalam NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) dari total 240 juta jiwa. Tetapi sayangnya tingkat kesadaran wajib pajak masyarakat masih rendah. Ter-lihat dari data yang menyatakan bah-wa lebih dari 20 juta jiwa yang telah terdaftar dalam NPWP belum ber-tanggungjawab atas tugasnya yaitu dengan membayar pajak rutin. Apa-bila kejadian ini berlarut-larut dibi-arkan, maka negara akan dirugikan karena kehilangan pendapatan dari sektor pajak. Faktor tersebut yang membuat pemerintah pada tahun ini gencar menyuarakan gerakan sosialisasi wajib pajak. Jika langkah ini masih belum berhasil untuk men-ingkatkan kesadaran wajib pajak maka jalan terakhir yang akan ditem-puh pemerintah adalah jalur hukum. Membayar pajak bukanlah beban, sebagai warga negara yang taat hu-kum maka pajak adalah bentuk dari keikutsertaan kita untuk membantu meningkatkan pendapatan negara. Nantinya dana pajak digunakan un-tuk membangun fasilitas umum yang bisa kita nikmati bersama.[]

Page 12: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 3 Feb 2015

Listrik mutlak dibutuhkan oleh setiap orang guna pemenuhan ke-butuhan. Besar kecilya voltase yang digunakan bergantung pada fungsi listrik. Misalnya untuk pemenuhan kebutuhan perumahan, listrik dalam skala kecil digunakan sebagai pen-erangan, pengairan dan berbagai penunjang sarana prasaranan lain-nya di rumah. Skala besarnya da-pat dilihat pada kegunaan listrik pada sektor industri. Selain fungsi utamanya sebagai penerangan, lis-trik digunakan sebagai sumber en-ergi mesin produksi.

Wacana mengenai rencana pemerintah untuk menaikkan pajak listrik menuai kontrovesri. Disalah satu sisi, kenaikkan pajak akan meningkatkan pendapatan negara. Tetapi disisi lain, kenaikkan terse-but akan mempengaruhi kenaikkan sektor yang lainnya. Apabila biaya produksi pada industri mengalami peningkatan, maka dapat dipastikan harga produk yang dihasilkan juga akan mengalami peningkatan. Ren-cana Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang dikenakan untuk pengguna listrik dengan voltase antara 2.200-6.600 volt ampere (va) diprediksi akan berpengaruh langsung terha-

dap Industri Kecil Menengah (IKM). Euis Saedah selaku Direktur Jenderal IKM Kementerian Perindustrian

berpendapat bahwa adanya peningkatan pajak listrik ataupun aspek lain yang mempengaruhi proses produksi IKM, maka dapat dipastikan akan ber-dampak langsung kepada harga produk keluaran IKM. Beliau juga menga-takan kepada Okezone di Jakarta bahwa kenaikkan pajak listrik ini sangat besar pengaruhnya. Pasti ada suatu guncangan setiap kali terjadi perubahan harga (cenderung naik) yang menjadi input penting terhadap proses produk-si, seperti listrik gas dan BBM.

Direktur Jenderal IKM Kementerian Perindustrian memperkirakan, jenis Industri Kecil Menengah yang sangat berpengaruh terhadap kebijakan ke-naikkan pajak listrik ini adalah industri garmen. Mesin garmen memanfaatkan sumber energi listrik dan digunakan dalam jumlah besar serta beroperasi dalam waktu yang relatif lama. Meskipun demikian, Euis Saedah yakin jika IKM mampu melakukan penyesuaian diri terhadap adanya kebijakan Pajak Pertambahan Nilai listrik. IKM harus tetap survive dan tanggap dengan cara cepat menyesuaikan dalam waktu tiga bulan. Setelah tiga bulan, beberapa kemungkinan bisa terjadi. Dapat dengan cara meningkatkan harga barang produksinya. Atau dengan cara menekan biaya produksi agar harga barang tidak terlalu melonjak terlalu jauh.

Pendapatan negara dari sumber dana pajak memang sangat besar apa-bila badan usaha atau perseorangan sadar akan pentingnya membayar pa-jak. Pemerintah boleh saja mengeluarkan kebijakan untuk menaikkan pajak listrik bagi industri. Hal yang harus diperhatikan adalah dampak selanjutnya yang kemungkinan akan terjadi. Jangan sampai akibat kenaikkan pajak lis-trik berimbas pada kenaikkan harga barang. Jika harga barang melambung jauh, maka dipastikan permintaan akan mengalami penurunan. Tentu, yang pertama durugikan adalah pihak pengusaha industri. Kebijakan yang dibuat seharusnya tidak memihak dan tidak merugikan siapapun. Pemerintah harus memikirkan bagaimana caranya agar pendapatan negara dapat meningkat tanpa merugikan pelaku IKM.[]

12 MITRA INVESTOR EDISI 16 - 23 FEBRUARI 2015

KILASAN

Pajak Listrik Bakal Guncang IKM

Page 13: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 3 Feb 2015

Target IKM Vs Tarif Listrik DanPA JAK

Pemerintah melalui Kemente-rian Perindustrian (Kemenperin) yang diwakili oleh Euis Saedah menyatakan bahwa pada masa pemerintahan Jokowi-JK akan menciptakan Industri Kecil Menen-gah (IKM) dengan jumlah target se-banyak 4.500 unit. Beliau mengata-kan, IKM dengan pelaku wirausaha industri kelas menengah akan lebih terlihat dalam waktu lima tahun mendatang.

Euis Saedah optimis mengenai target pemerintah tersebut dapat tercapai. Hal ini karena faktor pe-nentu terciptanya pembangunan In-dustri Kecil Menengah baru adalah sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Indonesia memiliki SDM dengan jumlah yang banyak serta masih terdapat pengangguran dalam jumlah besar. Salah satu us-aha pemerintah untuk mengurangi anka pengangguran di negara kita adalah dengan cara penyerapan tenaga kerja melaui pembanguan IKM baru. Selain itu, yang dibutuh-kan untuk menunjang terciptanya IKM baru adalah dana berupa mod-al, perijinan serta teknologi. Kuali-tas teknologi yang baik juga dapat menjadi faktor untuk mempercepat laju pertumbuhan IKM di Indonesia. Apabila pemerintah ingin segera mewujudkan pengambangan IKM

secara besar-besaran, maka tak hanya himbauan untuk memunculkan ide kreatif saja. Lebih dari itu, pemerintah harus siap dengan kemudahan pen-gajuan modal, perijinan dan teknologi yang akan digunakan sebagai langkah awal untuk menciptakan IKM baru.

Direktur Jendral Industri Kecil dan Menengah ini menuturkan bahwa sebenarnya Kemenperin telah memberikan dukungan kepada IKM berupa penyediaan teknologi. Perwujudannya yaitu dengan cara memberikan dana subsidi untuk pembelian mesin-mesin industri. Bantuan pemerintah ini sudah berlangsung sejak tahun 2007. Bagi IKM yang mengalami kendala dana un-tuk pembelian teknologi mesin, pemerintah akan memberikan bantuan terse-but. Pertama yang harus dilakukan adalah pengajuan subsidi mesin oleh industri kepada pemerintah. Kemudian pihak pemerintah akan melakukan survei terhadap IKM tersebut sebelum mesin diberikan. Setelah itu, mesin akan diberikan dengan harga setengah dari harga asli sebagai bentuk par-tisipasi pemerintah pada IKM. Selama proses tersebut, IKM berada dalam pantauan pemerintah. Pemerintah meyakini pada tahun ini IKM akan tetap mengalami pertumbuhan sebesar 7,5 %. Meskipun pihaknya menyadari, IKM akan terguncang dengan adanya pengetatan pajak dan kenaikan tarif listrik.

Saat ini, pemerintah mengeluaran kebijkan yang saling bertolak bela-kang. Pertama, keinginan pemeritah untuk menciptakan IKM dalam jumlah besar. Kedua, kebijakan pajak dan kenaikkan tarif listrik. Hubungan kedua kebijakan ini sangat erat. Jika pajak dan tarif listrik berada pada jenjang yang wajar, maka pembangunan IKM akan lebih mudah. Hal ini karena listrik ada-lah faktor utama yang mempengaruh proses produksi. Harga barang hasil produksi akan berbanding lurus dengan biaya produksi yang dikeluarkan. Produk yang dihasilkan IKM baru akan lebih menarik bila dijual dengan harga ekonomis pada saat promo. Langkah ini guna untuk meningkatkan permintaan konsumen. Setelah produk tersebut dikenal masyarakat luas, barulah peningkatan harga dilakukan secara bertahap. Trik ini akan terasa sulit apabila dari awal pembangunan IKM sudah terkena peningkatan tarif listrik dan pajak.[]

13Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Page 14: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 3 Feb 2015

KEBIJAKAN PAJAKPemerintah

Lirik e-commerce

14 MITRA INVESTOR EDISI 16 - 23 FEBRUARI 2015

KILASAN

Kebijakan pemerintah terkait per-luasan bidang usaha yang terkena dana pajak kini mulai melirik per-dagangan yang dilakukan via online. Pelaku usaha yang tidak memiliki tempat sebagai kantor resmi inipun juga menjadi sasaran pemerintah dalam kebijakan wajib pajak terse-but. Besarnya pajak yang dikenakan kepada badan usaha atau pelaku us-aha ditetapkan berdasarkan besaran omzet yang diperoleh. Akhir-akhir ini, perkembangan perdagangan online (e-commerce) di Indonesia menun-jukkan laju pertumbuhan yang terus mengalami peningkatan. Alasan pelaku usaha melakukan perdagan-gan dengan jalur ini adalah manaje-men perdagangan yang dapat diten-tukan sendiri oleh pemiliki usaha. Tak terbatas pada tempat dan waktu karena dilakukan via online. Pem-bayarannyapun sangat mudah yaitu melaui tranfer langsung ke bank atau lebih mudah dengan menggunakan layanan e-banking yang terdapat pada gadget anda. Setelah deal harga antara pembeli dan penjual, maka barang akan segera dikirim via pos atau layana jasa pengiriman. Pembayaran dapat dilakukan sebe-lum atau setelah barang diterima tergantung dari perjanjian awal yang dilakukan oleh kedua belah pihak.

Melalui Direktorat Jendral Pajak, pemerintah berencana mengenakan pajak pada perdagangan yang di-lakukan dengan jalur online. Rudian-tara selaku Menteri Komunikasi dan Informatika menghimbau pemerintah agar bersikap lebih hati-hati terkait rencana kebijakan tersebut. Meski-pun pengaturan pajak berada dalam tanggungjawab Kementerian Keuan-gan tetapi untuk mengeakan pajak terhadap transaksi e-commerce juga diperlukan saran dalam bentuk diskusi dengan Kementerian Kom-info. Menurut Rudiantara, kibijakan pajak harus dibicarakan dengan stakeholder terlebih dahulu sebelum ditetapkan. Menteri yang telah lama berkecimpung di industri telekomuni-kasi ini tak ingin industri e-commerce yang mulai tumbuh di Indonesia pada akhirnya akan layu sebelum berkembang. Penyelenggara e-com-merce juga perlu diajak diskusi men-

genai kebijakan ini untuk menghasilkan jalan tengah antara pengusaha online dengan pemerintah. Hal ini agar pemerintah tidak menyamaratakan kebijakan pajak begitu saja karena bisnis e-commerce ke depannya akan berperan pent-ing dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Rudiantara memang menangkap maksud baik dari kebijakan pemerintah yang ingin meingkatkan pemasukan berupa pajak dari sektor e-commerce. Na-mun, beliau juga ingin agar industri baru ini dapat bertumbuh. Kementerian Perdagangan memprediksi transaksi jual beli barang melalui jalur e-commerce dari Indonesia dapat menembus angka US$ 10,08 miliar. Nilai transaksi rata-rata belanja online tersebut mengalami pertumbuhan sebesar 40 % per tahun. Beberapa waktu lalu, Fuad Rahmany selaku eks Direktur Jenderal Pajak men-gungkapkan keyakinannya bahwa bisnis e-commerce akan semakin besar di Indonesia seiring dengan perkembangan teknologi informasi. Apabila kebija-kan pajak ini memberatkan para pelaku usaha bisnis online, tidak menutup kemungkinan mereka akan beralih ke jenis usaha lain yang lebih menguntung-kan. Pemikiran secara matang dan diskusi dengan berbagai pihak harus di-lakukan pemerintah sebelum menentukan sektor apa saja yang akan terkena perluasan kebijakan bajak.[]

Page 15: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 3 Feb 2015

penGusaha prOperti Tolak Pajak Rumah Mewah

15Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Wacana mengenai rencana pemerintah untuk merevisi pasal 22 terhadap transaksi barang ketegori mewah terkait objek pemungutan Pajak Penghasilan (PPh) membuat kalangan pelaku usaha properti angkat bicara. Eddy Hussy selaku Ketua Umum DPP Real Estate In-donesia (REI) menyatakan kebera-tan tentang perubahan kategori objek properti yang akan terkena perluasan PPh pasal 22. Asosa-iasi pengembang properti DPP REI meminta kepada pemerintah untuk melakukan mengkaji ulang men-genai rencana revisi peraturan pa-jak properti terkait kategori barang yang sangat mewah.

Rencananya, rumah tapak den-gan harga Rp2 miliar rupiah dan luas bangunan plus tanah >400 m2 akan dikenakan PPh 22 oleh pemerintah. Sebelum adanya rencana kebijakan ini, pajak tersebut dikenakan untuk rumah tapak plus tanah seharga Rp10 miliar rupiah dengan luas

bangunan dan tanah yaitu >500 m2. Hunian vertikal yang dikkategorikan barang sangat mewah pun diubah, semula seharga Rp10 miliar rupiah dengan luas bangunan >400 m2. Kini menjadi seharga Rp2 miliar rupi-ah dengan luas bangunan >150 m2. Paparan menjelaskan bahwa harga jual minimum 1 unit rumah tapak di-hargai dengan nominal Rp5 juta/ m2 (harga rumah plus tanah). Hal ini be-rarti apartemen seharga Rp13,3 juta/m2 sudah termasuk kedalam kat-egori barang yang sangat mewah. Eddy Hussy berpendapat, patokan harga jual rumah (bangunan plus tanah) tersebut sangat menyulitkan pengusaha properti untuk mengem-bangkan bisnisnya. Patokan harga minimum properti yang dikategori-kan barang sangat mewah tersebut hanya beda tipis jika dibandingkan dengan harga pasaran rumah susun.

Ketua Umum DPP REI dengan menyatakan bahwa patokan harga yang ditetapkan pemerintah itu san-

gat tidak mungkin. Penyebabnya adalah sesuai Permenpera No 3/2014 menjelaskan harga jual ru-sunami di wilayah Jabodetabek sudah mencapai kisaran Rp9 juta/ m2. Jika revisi peraturan perluasan pajak tersebut resmi diberlakukan, Eddy Hussy mewakili pengusaha properti khawatir akan berpengaruh terhadap pengembangan usaha dibidang properti. Hal ini karena pengusaha properti harus menang-gung beban pajak dengan nominal yang lebih besar.

Pajak penjualan sebesar 45% akan membebani sektor prop-erti (PPN 10%, PPnBM 20%, PPh 5%, BPHTB 5% dan pajak sangat mewah 5%). Pajak tersebut belum termasuk pajak tambahan oleh pengembang sebelumnya, mis-alnya pajak kontraktor (PPN/PPh), sertifikat induk, dan akuisisi lahan. Perlambatan pertumbuhan bisnis properti telah dirasakan pengusaha sejak tahun lalu. Apabila kebijakan

ini diterapkan maka pertumbu-han bisnis properti akan semakin menurun. Pelemahan sektor prop-erti akan berdampak pada sektor industri lainnya jika terus menerus dalam kondisi menurun. Tercatat 174 sektor industri yang akan terk-enan dampak ketika bisnis properti mengalami masalah. Termasuk in-dustri perbankan sebagai penun-jang modal bagi pergerakan laju industri properti nasional. Dampak luasnya akan terlihat padapengu-rangan penyerapan tenaga kerja dalam jumlah yang relatif besar.[]

Page 16: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 3 Feb 2015

16 MITRA INVESTOR EDISI 16 - 23 FEBRUARI 2015

PROFIL

Page 17: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 3 Feb 2015

17Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Page 18: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 3 Feb 2015

sang investor S u k s e s d i D u n i a

Seorang investor asal Amerika bernama Wareen Edward Buffett tercatat sebagai salah satu orang terkaya di dunia. Pria kelahiran Omaha, Nebraska tanggal 30 Agustus 1930 ini mendapat julukan sebagai “Wizard of Omaha”, “Oracle of Omaha” atau “Sage of Omaha” karena kemampuannya dalam mengumpulkan kekayaan dari bisnis investasi di perusa-haan Berkshire Hathaway.

Buffet sejak kecil telah menunjukkan keahliannya di bidang ekonomi khususnya bidang bisnis dan finansial. Buffett kecil terkenal dengan kemahirannya dalam berhitung dan mengingat angka-angka besar. Buffett melakukan investasi ketika masih berusia 11 tahun. Saham pertama yang ia beli adalah Cities Service Preferred senilai $38 untuk per lem-

18 MITRA INVESTOR EDISI 16 - 23 FEBRUARI 2015

PROFIL

Page 19: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 3 Feb 2015

barnya. Kemudian ia menjualnya kembali seharga $40. Ternyata, harga saham yang dijualnya terus mengalami kenaikan hingga mencapai $200 per lembar. Dari sinilah Buffett menyadari permainan saham jangka pendek kurang menguntungkan. Langkah investasi Buffett selanjutnya adalah jangka panjang pada saham-saham perusahaan yang telah dikenalnya dengan baik.

Ide berbisnis muncul ketika Buffett kecilIde-ide bisnis sudah Buffett dapatkan ketika ia ber-

sekolah di Woodrow Wilson High School di Washington D.C. Buffett memulai bisnisnya saat umur 11 tahun se-bagai loper koran. Ia memanfaatkan sebagian waktunya untuk berkeliling di lapangan golf untuk mencari bola golf yang hilang kemudian menjualnya ke pemain golf dengan harga murah. Saat duduk di bangku SMA, Buffett bekerja dan mengumpulkan uang sebesar $1,200. Uang itu ia gu-nakan untuk membeli tanah pertanian seluas 40 ha dan kemudian menyewakan tanah tersebut ke petani lokal.

Pria degan sejuta pemikiran hebat ini dulunya berkuiah di Wharton Business School di University of Pennsylvania mulai dari tahun 1947 hingga 1949. Tahun 1950, Buffett lulus di bidang administrasi bisnis University of Nebraska–Lincoln. Kekagumannya kepada Benjamin Graham dan David Dood yang kala itu menjadi profe-sor membuat Buffett memutuskan untuk melanjutkan studinya di Columbia University dan meraih gelar Master of Science di bidang ekonomi. Lulus di tahun 1956, Buffett telah memiliki firma bernama Buffett Partner-ship di Omaha.vBuffett sukses di dunia investasi karena kemampuan dan kecerdikannya dalam menjalankan perusahaan murah. Ia membeli perusahaan tersebut dan lalu mengembangkannya hingga saham yang dimilikinya naik.

Sumber kekayaan dari Berkshire HathawayKekayaan Buffett kebanyakan bersumber dari bisnis-

nya di Berkshire Hathaway Inc di Omaha. Ia merupakan pemegang saham sekaligus CEO perusahaan terse-but dari tahun 1970 hingga sekarang. Perusahaan ini memegang beberapa perusahaan penting seperti BNSF,

Lubrizol, GEICO, Buah Loom, Dairy Queen, Helzberg Diamonds dan NetJets, memiliki separuh dari Heinz dan beberapa saham minoritas signifikan pada perusahaan besar. Misalnya The Coca-Cola Company, American Express, Wells Fargo dan IBM.

Awalnya Berkshire Hathaway merupakan perusa-haan manufaktur tekstil di Oliver Chace. Buffett membeli saham kepemilikan pada tahun 1962. Kesalahan besar ia lakukan ketika membeli Berkshire Hathaway secara keseluruhan. Seharusnya Buffett menginvestasikan uangnya ke bisnis asuransi. Namun demikian, ia berhasil mengembalikan kerugannya sebesar $200 juta dalam waktu 45 tahun.

Buffett memang memiliki analisa pemikiran yang tajam. Di tangannya, perusahaan yang tadinya akan mengalami kebangkrutan berubah menjadi perusahaan menarik bagi para investor. Saham Berkshire Hathaway pun meroket di pasar modal. Juli tahun 2007 hingga Januari 2008 saham yang dipegangnya naik sebesar 35%. Bahkan harga saham bisa menembus level tertinggi yaitu US$ 150.000 per lembarnya.

Buffett tidak pernah menerapkan gaya beli saham, tetapi membeli bisnis atau yang disebut dengan “buying a bussiness not share”. Sebagai contoh saham Coca Cola meskipun sempat ambruk pada 1998-1999 namun ia tetap berprinsip pada investasi jangka panjang. Sampai saat ini saham Coca-Cola tetap dipertahankan.

Selain namanya populer sebagai investor terkaya, Bufffett juga dikenal sebagai filantropis. Ia pernah meny-umbangkan hampir 85% dari kekayaannya pada tahun 2006 kepada yayasan amal, salah satunya Bill and Melinda Gates Foundation. Berkat kegiatan amal yang sering ia lakukan, Presiden AS Barrack Obama memberi-kan penghargaan tertinggi Presidential Medal of Freedom kepada Buffett di tahun 2011 lalu.

Majalah Forbes pernah menobatkannya Buffett ke dalam daftar orang terkaya di dunia tahun 2008 dengan kekayaan mencapai US$ 62 milyar. Ia mampu menggeser posisi Bill Gates, founder Microsoft yang secara berturut-turut selama 13 tahun berada pada urutan pertama.[]

19Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Page 20: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 3 Feb 2015

Berbagai

GEJOLAK AKIBAT SWISS HENGKANG

dari Euro

emas naik pasca swiss keluar dari Mata uang euroMata uang dolar AS terhadap 10

mata uang utama anjlok setelah dua hari pengumuman kebijakan Swiss memisahkan mata uangnya dari euro yang mendorong permintaan logam emas sebagai aset alternatif. Emas menguat mendekati level tertinggi tiga bulan.

Bulan Februari, pengiriman emas naik sebesar 1,4% ke level $1,251.50 per ons di Comex New York setelah menyentuh level $ 1,267.20.Untuk pertama kalinya emas naik ke level $ 1,261.10 per ons sejak 8 September

20 MITRA INVESTOR EDISI 16 - 23 FEBRUARI 2015

HEADLINE

Swiss National Bank (SNB) memutuskan untuk mencabut batas atas nilai tukar dan menurunkan bunga simpanan menyebabkan pasar global gon-cang. Pasalnya keputusan SNB ini berlanjut hingga pasar finansial global. Keputusan ini diambil SNB secara tiba-tiba sepekan jelang pertemuan antar otoritas Eropa guna membahas terkait stimulus baru.

Menurut pengakuan yang disampaikan kepada pers, Swiss memutuskan untuk mencabut batas atas nilai tukar 1,20 franc per euro. Batasan terse-but telah diberlakukan dalam kurun waktu tiga tahun agar mata uang mereka, franc tidak ikut terseret krisis zona euro. SNB memangkas suku bunga simpanan dari 0,25% menjadi 0,75%. Ini bertujuan

untuk menahan dana masuk ke Swissakibat kemerotosan zona euro. Kebijakan yang diambil Swiss tersebut ter-bukti berhasil mengamankan perekonomian Swiss dari fluktuasi euro di tahun 2011 silam. Tak hanya itu, SNB pun juga memperoleh keuntungan terkait cadangan devisa yang melonjak dua kali lipat dari 253 miliar pada Agustus 2011 menjadi 495,1 miliar franc Desember 2014 lalu.

Langkah ini diputuskan sepekan sebelum Bank Sentral Eropa bertemu untuk membahas pelonggaran kuantitatif, yaitu langkah yang bisa menekan franc terhadap euro. SNB mengakhiri kebijakannya yang dibuat untuk melindungi ekonominya dari krisis utang zona euro. Dengan demikian, SNB bisa membeli obligasi untuk mengatasi deflasi yang sekarang menjadi kekhawatiran karena Yunani akan keluar dar blok mata uang.

Page 21: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 3 Feb 2015

Berbagai

GEJOLAK AKIBAT SWISS HENGKANG

dari Eurolalu. Harga emas tersebut naik lima kali secara beruntun. Kenai-kan ini merupakan reli terpanjang sejak bulan Juni lalu.

Dampak Utama bagi Ekonomi Swiss

Euro tak berkutik saat Swiss melakukan pencabutan batas atas nilai tukar mata uang. Swiss pun alami penguatan terhadap euro dan dolar AS. Euro kem-bali turun menjadi US$ 1,1633 per dolar AS. Broker valuta pun juga ikut merasakan dampaknya. Mereka merugi hingga ratusan juta dolar AS.

Sebenarnya penguatan franc Swiss tersebut berdampak negatif terhadap perekonomian negara-nya sendiri. Salah satunya adalah krisis pertumbuhan ekonomi negaranya yang juga akan terpangkas tahun ini. Dua hari setelah mengumumkan keputu-san pencabutan batas atas nilai tukar, indeks saham yang dimiliki Swiss sontak turun15% meskipun franc menguat 30% terhadap euro dan naik 0,355 terhadap dolar AS. Saat franc Swiss men-guat, ekspor mereka pun alami penurunan yang notabene Swiss tidak kompetitif di pasar dunia. Ini tentu berakibat terhadap pele-mahan ekonomi di negaranya. Ditambah lagi krisis yang terjadi di sektor pariwisata. Pasalnya pengumuman kebijakan sejak SNB mendekati musim liburan sehingga memicu ketidakpastian para pelancong terutama Jerman dan Belanda.

Broker Merugi

Dampak terbesar dari kebijakan SNB yang menggegerkan pasar dunia adalah kerugian ratusan juta dolar dalam sekejap yang dialami oleh para broker valuta asing, bank maupun investor individu mulai dari New York hingga Selandia Baru. Trader forexsebelumnya meyakini Swiss tidak akan mengubah kebijakan awal. Oleh karena itu mereka pun berani taruhan melawan franc Swiss. Akan tetapi prediksi mereka salah. Pelemahan yang sedang dilanda euro menyebabkan nilai tukar berada di bawah batas 1,20 franc Swiss.

Akibat franc menguat, sejumlah brokermengalami kerugian. Mis-alnya saja IG Group Holdings Plc mengatakan kerugiannya mencapai 30 juta pounsterling atau sekitar US$ 45,5 juta dan Swissquote Group Holdings SA memprediksikan kerugiannya hingga 25 juta franc atau senilai US$ 28,4 juta. Sementara itu Global Broker NZ Ltd menyatakan kerugiannya hingga pihaknya harus menutup usaha. Mereka sangat terkejut dan tidak pernah menyangka akan kebijakan SNB tersebut sehingga sebagian besar mereka loss trade.

21Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Page 22: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 3 Feb 2015

swiss harus Bisa pertahankan Mata uang Mereka

Pertahanan franc melalui kebi-jakan batas atasnya diprediksikan akan sia-sia. Kebijakan SNB terse-but menguatkan asumsi Quantita-tive Easing(QE) akan mengucur di Eropa. Hal ini tentu saja akan membuat franc Swiss semakin tertekan karena dengan dikucur-kan QE oleh European Central Bank (ECB) secara besar-besaran membuat euro melemah.

Selain itu, mengingat ekonomi sangat tergantung pada sektor ekspor, maka Swiss harus me-nyiapkan sejumah strategi untuk mempertahan mata uang mereka karena saat euro menguat akan berdampak buruk terhadap pere-

konomiannya. SNB diprediksikan akan terus melakukan intervensi di pasar. Sebagai contoh, Swiss akan memangkas suku bunga acuan jika franc menghadapi resiko apre-siasi ke depannya. ETF Securities Global FXdan Commodity Strate-gist Martin Arnold menuturkan bahwa dirinya tidak yakin franc terus menguat. Perubahan kebija-kan yang diambil Swiss merupa-kan kebijakan yang tidak terduga.

Lantas AdakahPengaruhnya Bagi Ekonomi Indonesia?

Meskipun tidak berdampak langsung bagi perekonomian Indonesia, namun harus tetap

diwaspadai khususnya terkait keputusan ECB dalam merespon kebijakan SNB. Menurut Kepala Ekonom Bank Tabungan Ne-gara, A. Prasetyantoko, Indonesia dimungkinkan mendapat stimulus dan kucuran dana dari ECB. Re-alitanya, stimulus dan banjir dana tersebut sulit diartikan. Ketika dana asing masuk, rupiah akan men-guat. Begitu juga sebaliknya, saat dana asing keluar, rupiah bisa saja merosot.[]

22 MITRA INVESTOR EDISI 16 - 23 FEBRUARI 2015

HEADLINE

Page 23: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 3 Feb 2015

23Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Page 24: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 3 Feb 2015

KENAIKAN PAJAK BISA MATIKAN Pelaku Usaha

Meskipun selama beberapa tahun terakhir pajak tidak pernah mencapai target, namun pemerintah mencantu-mkan target pajak yang tinggi dalam APBN-nya. Hal ini tentunya menuai pro dan kontra. Dua institusi yakni Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menilai kenaikan target penda-patan pajak yang dikabarkan meningkat sebesar 40,3 persen tidak masuk akal.

Target pendapatan pajak, bea dan cukai tahun 2015 yang ditargetkan pemerintah adalah sebesar Rp 1.484,6 triliun yang terdiri atas pajak non-migas Rp 1.244,7 triliun, bea dan cukai Rp 188 triliun, dan PPh migas Rp 55,5 triliun. Target ini meningkat 40,3 persen dari realisasi pendapatan pajak pada tahun 2014 lalu.

Pajak Usaha Naik di Tengah Target Penciptaan 4.500 IKMPemerintah akan meningkatkan penerimaan pajak dari sektor usaha dengan membebankan PPh 1 persen dari

omset usaha yang memiliki omset mencapai Rp 300 juta hingga Rp 4,8 miliar. Program kenaikan tarif pajak yang digelontorkan pemerintah tersebut nampaknya tidak sejalan dengan target penciptaan 4.500 industri kecil menen-gah (IKM) yang ditargetkan akan alami pertumbuhan sebesar 7,5 persen. Sangat disayangkan karena kebijakan pemerintah tersebut disamaratakan antara usaha dan industri. Menurut Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menen-gah (IKM) Kementerian Perindustrian Euis Saedah, pihaknya mengkhawatirkan industri-industri kecil yang bergan-tung pada omset kuantitas. Ini tentu akan memberatkan bagi beberapa industri yang bahan baku dan teknologinya mahal karena penyamarataan tersebut, bukan sekian persen dari laba namun sekian persen dari omset.

Pemerintah diharapkan mengkaji ulang terkait kebijakannya meningkatkan pendapatan negara melalui pening-katan pajak usaha seiring dengan pertumbuhan industri kecil di Indonesia. Bagaimana tidak, mereka pelaku usaha yang sedang merintis dunia usaha akan merasa terbebani dengan diturunkannya kebijakan yang dinilai tidak tepat ini.

24 MITRA INVESTOR EDISI 16 - 23 FEBRUARI 2015

HEADLINE

Page 25: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 3 Feb 2015

Dunia Usaha Bukan Satu-Satunya Tumpuan Pendapatan Negara

Dunia usaha memang merupakan sektor peny-umbang dana anggaran pendapatan pajak terbesar di Indonesia, namun pendapatan pajak tidak harus bertumpu pada 600.000 badan usaha dan masyarakat yang rajin membayarkan pajak. Penerimaan pajak tidak hanya dari intensifikasi pelaku usaha saja, namun juga sangat diperlukan ekstensifikasi agar sektor industri terus berjalan. Dikhawatirkan, pelaku usaha industri

akan mengurangi investasinya di Indonesia akibat untuk menghindari wajib pajak yang ditanggungnya. Mengingat kondisi ekonomi di Indonesia masih berjalan lambat seperti ini, maka sangat rentan jika pemerintah membebankan pajak yang terlalu tinggi. Dampaknya bisa semakin menekan pertum-buhan ekonomi.

Kebijakan pemerintah memang tidak sepenuhnya salah. Kenaikan tarif pajak di-maksudkan pemerintah untuk mempercepat visi misi pembangunan. Namun harusnya pemerintah mencari cara yang lebih realis-tis, tidak serta merta menaikkan tarif pajak usaha dengan tarif yang langsung tinggi. Kenaikan tarif pajak, bea dan cukai bisa dilakukan secara bertahap. Peningkatan pa-jak memang penting namun jangan sampai karena ingin meningkatkan income negara tetapi malah justru menjadi boomerang dan merugikan dunia investasi. Target yang real-istis dalam pendapatan pajak hanya 10-15% di tengah kondisi perekonomian tahun 2015 ini.

Kebijakan yang realistis dengan men-gacu pada kondisi perekonomian yang sedang terjadi menjadi harapan para pengusaha di Indonesia. Ketua Umum Kadin Indonesia berpendapat bahwa jika pemerintah mematok tarif pajak yang terlalu tinggi justru akan berdampak buruk pada dunia bisnis. Pelaku usaha akan merasa disulitkan. Namun jika pajak yang dibeban-kan rendah maka pendapatannya besar. Meskipun tarif pajak rendah, bukan berarti pendapatan negara akan berkurang. Pelaku usaha akan terpacu untuk melakukan ek-spansi usahanya dan tertib membayar pajak pada pemerintah karena menganggap hal yang realitis. Upaya menjaga pertumbuhan ekonomi tidak akan terhenti karena alasan tarif pajak, bea, dan cukai yang membebani pelaku usaha. Cara yang bisa diterima dunia usaha seperti ini lebih baik sehingga mereka mampu membayar pajak.

25Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Page 26: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 3 Feb 2015

Pemerintah Harusnya Pertimbangkan Kebijakan yang

Dianggap Tak Realistis Ini

Ketua Umum Kadin, Suryo Bambang Sulisto menyatakan bahwa untuk mencapai target pendapatan negara sejatinya dilakukan den-gan cara yang logis dan harus produktif. Apabila peningkatan pajak dilakukan dengan cara tidak tepat maka akan berdampak pada iklim investasi. Kenaikan pajak yang tidak realistis justru akan menim-bulkan multiplayer effect. Jika pemerintah membebankan tarif pajak yang terlalu tinggi maka berdampak pada kelangsungan industri. Apabila industri tidak berjalan maka akan berdampak ke pemutusan kerja pegawainya. Hal ini berujung pada peningkatan angka pen-gangguran Indonesia. Tentu bukan ini yang diharapkan.

Ketua Umum Apindo, Haryadi Sukamdani juga menilai kebijakan yang diambil pemerintah ini tidak tepat. Pasalnya kenaikan pajak dari Rp 1.058, triliun menjadi Rp 1.484,6 triliun sangat tidak realistis mengingat kondisi perekonomian di bidang bisnis di Indonesia seka-rang ini. Di beberapa sektor industri seperti kelapa sawit dan batu bara mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi. Sektor-sektor

tersebut mengalami penurunan harga yang signifikan.

Sektor industri properti pun saat ini berada pada posisi stagnan, sementara sektor ritel mengalami penurunan. Ditambah lagi dengan penurunan tingkat hunian secara drastis di sektor perhotelan dan pari-wisata yang juga dampak dari salah satu kebijakan pemerintah. Gejala penurunan kerja pun juga sedang di-alami oleh beberapa sektor lain. Ke-naikan pendapatan pajak sebesar Rp 400 triliun tidak akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi namun digresi ekonomi lah yang akan terjadi.

Pemerintah diharapkan untuk melakukan over view terhadap real-isasi penerimaan pajak tahun 2014 lalu. Meskipun kondisi perekonomian sekarang lebih baik daripada tahun lalu namun bukan berarti pemerintah menerapkan kebijakan yang tidak realistis. Ingat, dunia IKM sedang pemerintah gencarkan namun akan menjadi IKM yang lesu apabila tarif pajak membebani pertumbuhan dan perkembangan industri mereka. Terkait hal ini, pemerintah terkesan buru-buru dalam mengambil kebija-kan tanpa adanya kajian mendalam terhadap dampak serius yang mung-kin terjadi.

Pemerintah pun dikritik terkait sejumlah regulasi yang dianggap kurang baik. Ini berdampak pada sulitnya pengusaha domestik untuk berkembang. Mengingat jika diband-ingkan dengan negara lain, situasi lingkungan pengusaha Indonesia tidak cukup menguntungkan. Se-lain mematok tarif pajak yang tinggi seharusnya pemerintah juga menera-pkan bunga bank yang tinggi pula. Biaya logistik tinggi dan birokrasi perizinan yang dianggap memakan waktu lama seharusnya menjadi tu-gas pemerintah demi merealisasikan visi tentang bagaimana pengusaha domestik bisa bersaing dengan pen-gusaha dari negara asing lainnya.[]

26 MITRA INVESTOR EDISI 16 - 23 FEBRUARI 2015

HEADLINE

Page 27: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 3 Feb 2015

27Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Page 28: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 3 Feb 2015

POLEMIK proton Garap Mobil

Nasional Indonesia

28 MITRA INVESTOR EDISI 16 - 23 FEBRUARI 2015

HEADLINE

Page 29: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 3 Feb 2015

Sejak tahun 1970-an, Indonesia melibatkan banyak perusahaan untuk memproduksi mobil nasional. Akan tetapi hingga saat ini belum ada satu proyek pun yang mampu bertahan bahkan eksis. Proyek mobnas diawali dengan produk Morina (Mobil Rakyat Indonesia). Mobil produksi PT Garmak Motor ini diperuntukkan bagi angku-tan desa, namun hanya mampu bertahan lima tahun. Selanjutnya mobil Konsep Grup Bakrie yang dirancang dalam negeri pada tahun 1994. Karena krisis moneter 1998, mobil ini urung diproduksikan.

Tahun 1996, Menteri Riset dan Teknologi yang kala itu dijabat oleh BJ Habibie memproduksi mobil Maleo namun proyek ini tersendat akibat meluncurnya Timor. PT Timor Putra Nasional menggagas mobil tersebut dengan menggan-deng produsen otomotif asing dari Korea Selatan, yaitu Kia Motor. Setelah keluarnya keputusan WTO dan IMF, proyek mobil terse-but dihentikan. Tahun 2004, PT Karunia Abadi Niaga Citra Lestari meluncurkan mobil Kancil (Kend-araan Niaga Cilik Irit Lincah) yang diperuntukkan menjadi pengganti bajaj. Karena rendahnya minat pengguna, produksi Kancil tidak berlanjut.

Setelah mobil Esemka yang tersendat akibat permodalan, pemerintah melalui PT Adiperkasa Citra Lestari (ACL) dan Proton me-neken nota kesepahaman (MoU) dalam proyeknya pengembangan mobil nasional. Belum diketahui bagaimana tekis isi MoU tersebut dan mobil seperti apa yang diga-gasnya.

Nota kesepahaman (MoU) antara PT ACL dengan produsen otomotif Proton Holding BHd asal negeri jiran Malaysia yang ditan-datangani pada Jumat (8/2) lalu menuai kontroversi. Pasalnya penandatanganan kerjasama ini di-hadiri langsung oleh Presiden Joko

Widodo dan Perdana Menteri Da-tuk Seri Najib Tun Razak beserta duta besar dari kedua negara.

Proton menyebutkan penanda-tangan MoU tersebut merupakan langkah awal kerjasama untuk mengembangkan mobil nasional di Indonesia. Ini seiring dengan rencana Malaysia menjadikan Proton sebagai mobil nasional dan ASEAN. Hal ini dipekuat den-gan kehadiran Presiden Jokowi sebagai agenda kenegaraan saat kunjungan ke Malaysia.

Hendropriyono, “Proton Bukan untuk Mobnas”

Pimpinan PT. ACL yang juga mantan Kepala Badan Intelijen Negara, Abdullah Makhmud Hendropriyono membantah pernyataan bahwa penandatangan MoU tersebut merupakan langkah pengembangan mobnas. Pihaknya menengaskan bahwa itu bukan “government to government”, mel-ainkan hanya bersifat “business to business” antara swasta dan swasta. Kerja sama kedua negara ini lebih memfokuskan pada riset, pengembangan dan teknik demi pembangunan infrastruktur.

Menteri Perindustrian Saleh Husin menilai pernyataan Proton tersebut beralasan ingin benar-benar mengambil kesempatan bisa menggarap proyek mobnas di Indonesia. Saat ini pemerintah belum mengalokasikan anggaran negara untuk proyek ini. Dengan kata lain, perjanjian ini berlaku antara pihak swasta saja. Saat ini pemerintah gencar melakukan promosi investor asing masuk ke Indonesia termasuk investor oto-motif. Promosi ini disebutkan akan mendorong perekonomian negara.

Menteri Koordinator Pereko-nomian Sofyan Djalil menyatakan bahwa kelangsungan bisnis mobil Proton di Indonesia tergantung dari hasil studi kelayakan selama enam bulan.

29Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Page 30: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 3 Feb 2015

Presiden Indonesia Joko Widodo didampingi mantan PM Malaysia Mahathir Mohamad saat mengunjungi pabrik Proton di Shah Alam, Malaysia, Jumat (6/2/2015). (Sumber: http://bisnis.news.viva.co.id/)

Meskipun pemerintah telah menyatakan bantahan terkait kerjasama yang bertajuk pengem-bangan mobnas Indonesia namun yang menjadi pertanyaan mengapa dalam agenda penandatangan MoU tersebut disaksikan pemimpin kedua negara. Adakah maksud-maksud lain di balik itu? Lantas mengapa harus Proton yang dipilih?

Banyak spekulasi yang muncul di tengah kesimpangsiuran infor-masi ini. Kalaupun pemerintah Indonesia serius menunjuk PT ACL dan Proton untuk menggarap proyek mobnas, banyak pihak yang menilai langkah tersebut sangatlah tidak tepat. Seharusnya pemerintah lebih mengunggulkan sumber daya lokal ketimbang menggandeng perusa-haan asal Malaysia yang notabene kerap mengalami ketegangan politik dengan Indonesia.

1. Kurang tepat jika kita pasrahkan ke MalaysiaMobil buatan Proton masih jarang dan kurang diminati masyarakat

Indonesia. Bahkan penjualan mobil Proton di Malaysia terus alami penu-runan. Pemerintah lebih baik membicarakan hal lainnya. Misalnya saja industri sawit. Komoditas satu ini memang menjadi industri terdepan di Malaysia. Terkait itu kita pantas bekerjasama dengan Malaysia.

30 MITRA INVESTOR EDISI 16 - 23 FEBRUARI 2015

HEADLINE

Salah Jika Memilih Proton

Page 31: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 3 Feb 2015

2. Produk dalam negeri jangan sampai ditinggalkanApabila Indonesia benar-benar ingin mengembangkan

mobil nasionalnya, pemerintah seharusnya mengedepan-kan industri dalam negeri untuk merealisasikannya. Jika proyek nasional tersebut dipasrahkan kepada Malaysia, lalu bagaimana industri otomotif domestik akan berkem-bang? Itu berarti pemerintah kurang menghargai kemam-puan yang dimiliki anak bangsa.

Banyak pengamat menilai apabila mobnas dirintis oleh para pelaku industri domestik, pemerintah akan memdapatkan keuntungan dan kebanggaan yang lebih besar meskipun dengan konsekuensi waktu realisasi proyek mobnas domestik lebih lama. Berbanding terbalik apabila pemerintah mendatangkan perusahaan asing ke Indonesia dan membuat pabrik mobilnya disini.

Jika terus mengandalkan asing dalam proyek na-sional, lalu kapan kita bisa mewujudkan Indonesia sebagai negara maju? Perlu diingat bahwa tidak ada satu negara maju di dunia yang tidak memiliki mobil nasion-alnya sendiri. Saat ini 3 produk mobil dengan 90 persen komponennya berasal dari local content tengah dijajaki di pasar dalam negeri. Ketiga produk tersebut meliputi FIN Komodo, Tawon dan GEA. Terdapat juga mobil ramah lingkungan seperti mobil listrik karya Dasep Ahmadi hingga mobil Wakaba, Kancil, dan Borneo.

Dilihat dari segi teknologi mobil, sebenarnya Indone-sia lebih dari Malaysia. Jika pemerintah berdalih karena transfer teknologi, lantas mengapa tidak langsung bekerja sama dengan Mitsubishi atau merek lain yang sejatinya Proton hanya membeli lisensi dari Mitsubishi. Industri oto-motif Indonesia dan industri pendukungnya sebenarnya berkembang pesat. Anak bangsa sudah mampu membuat mobil, hanya perlu dikembangkan dan digandeng menjadi mitra pemerintah dalam proyek mobnasnya. Bukankah

pemerintah saat ini sedang gencar-gencarnya mengem-bangkan industri dalam negeri? Ini salah satu solusinya. Kalau industri Indonesia sudah mampu membuat karoseri mobil, tidak perlu pemerintah berkerja sama dengan Malaysia. Pengembangan mobnas sendiri mengguna-kan dana APBN. Bukankah akan membenani anggaran negara apabila proyek ini gagal di tangan asing?

Pemerintah harusnya fokus terhadap kepentingan masyarakat lainnya.

Lantas Apa Kabar Esemka? Esemka, karya anak bangsa yang dulunya digadang-

gadang akan menjadi mobil nasional Indonesia seakan namanya tenggelam begitu saja. Harusnya pemerintah lebih fokus terhadap produksi Solo Manufaktur Kreasi (SMK) ini ketimbang menyerahkan mobnas ke perusa-haan asing.

Kendala utama mobil Esemka ada pada sulitnya pendanaan. Industri otomotif memang sarat dengan biaya tinggi serta pngerjaannya yang mencapai puluhan tahun. Pemasaran Esemka pun tersendat akibat produk ini belum terdaftar dalam e-katalog di Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah di Kementerian Keuangan. Sebenarnya dengan masuknya Esemka ke e-katalog, besar peluang kita memperoleh pesanan.

Jika pemerintah mampu mencarikan solusi dan permudah perizinan Esemka menjadi mobnas, bukan tidak mungkin industri otomotif kita akan berkembang dan produksinya pun berlanjut. Saat ini hal terpenting adalah meningkatkan komponen industri otomotif yang sudah dimiliki Indonesia. Komponen lokal akan menjadi nilai tambah tersendiri karena dengan begitu kita mampu menciptakan lapangan kerja. Esemka adalah bukti bahwa Indonesia mampu memproduksi mobil sendiri, tidak kalah dengan negara lainnya.

31Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Page 32: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 3 Feb 2015

32 MITRA INVESTOR EDISI 16 - 23 FEBRUARI 2015

Page 33: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 3 Feb 2015

33Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Page 34: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 3 Feb 2015

34 MITRA INVESTOR EDISI 16 - 23 FEBRUARI 2015

TECNOLOGI

supermarket Online

hadir Menyapa pengguna

Line

Page 35: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 3 Feb 2015

35Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Aplikasi chatting terkenal, Line menghadirkan layanan baru. Bu-kan sticker, fitur atau hal yang berhubungan dengan aplikasi messaging-nya, namun sebuah jasa pengiriman bahan makanan sehari-hari berbasis online di se-luruh Asia Tenggara. Aplikasi den-gan 181 juta pengguna aktif ini, menjadikan aCommerce sebagai partner-nya. Layanan ini menan-gani semua persediaan, gudang, dan pengiriman.

Layanan yang diberi nama su-permarket online diluncurkan di Thailand tanggal 4 Februari 2015 untuk pertama kalinya. Pengguna aktif Line di negara tersebut men-capai sekitar 35 juta. Thailand dikatakan sebagai pasar terbe-sar kedua aplikasai chatting asal Jepang ini.

Sedong Nam, Kepala Departe-men Layanan Line Global menyat-akan bahwa Thailand adalah salah satu prioritas utama mereka. Line terus mencari cara untuk menin-gkatkan m-commerce di wliayah itu. Rincian finansial dari proyek peluncuran layanan belanja on-line untuk negara Asia Tenggara lainnya belum diketahui. Dilihat dari jumlah penduduk yang men-capai sekitar 600 juta orang, Line memproyeksikan konsumennya bisa menghasilkan peluang besar bagi pendapatan Line dari layanan tersebut. Apalagi didukung dengan kemajuan perangkat mobile dan smartphone. Akan tetapi pilihan pembayaran mobile dan antarmu-ka perangkat pengguna menjadi kendala dalam pertumbuhan be-lanja via online. Layanan Line juga menghadapi persaingan online serupa yang ditawarkan oleh retail terkenal lainnya seperti Tesco Lo-tus, Charoen Pokphand Food.

Line menawarkan berbagai ba-han makanan kebutuhan sehari-hari seperti air minum kemasan, mie instan, susu, snack, kopi, dan lain-lain. Line menjanjikan diskon hingga 50 persen. Barang-barang

dari supermarket online tersebut dikirimkan secara cuma-cuma untuk para pelanggannya dengan jumlah pembelian tertentu.

Bisnis e-commerce makanan dan kebutuhan sehari-hari telah alami peningkatan belakangan ini, terutama di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Korea. Sedong Nam mengatakan bahwa baru-baru ini terlihat pergeseran ke arah moblie commerce. Sedong menuturkan bahwa pihaknya mengalami tantangan baru sehingga diperlukan edukasi kepada konsumen dan retail di setiap wilayah demi perkembangan kanal eksklusif baru untuk negara berkembang.

Layanan berbasis e-commerce memang bukanlah yang pertama bagi Line. Akhir tahun 2013 lalu, Line mengenalkan e-commerce berbentuk flash sale untuk produk-produk make-up. Sementara itu, supermarket on-line ini rencananya akan diperluas jangkauannya hingga ke negara Asia Tenggara lainnya dengan waktu yang belum diketahui untuk memanfaat-kan pertumbuhan transaksi ponsel. Namun tampaknya layanan toko online ini terbatas di berbagai kota-kota tertentu saja dan tidak mencakup seluruh negara. Pihaknya tengah menghubungi aCommerce untuk informasi kota mana sajakah yang akan menjangkau layanan ini.[]

Page 36: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 3 Feb 2015

Corning Glass Technology Jajaki Industri Televisi dengan Layar TV Tipisnya

36 MITRA INVESTOR EDISI 16 - 23 FEBRUARI 2015

TECNOLOGI

Page 37: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 3 Feb 2015

Corning Glass Technology sebuah perusahaan asal negara Amerika Serikat yang populer den-gan produk lapisan layar Gorilla Glass dikabarkan sedang meny-iapkan sebuah inovasi terbarunya. Awalnya, Corning Glass Technol-ogy hanya terfokus pada industri telepon genggam. Produk dikenal sebagai layar pada iPhone dan Samsung seri Galaxy. Akan tetapi setelah melihat pertumbuhan industri televisi yang semakin berkembang pesat, Corning ber-encana meluncurkan layar televisi sebagai salah satu jajaran koleksi produknya. Presiden Corning, James P. Clappin menyatakan bahwa tahun 2015 industri TV diperkirakan tumbuh sebesar 50% dari tahun ke tahun.

Layar televisi ini akan dihad-irkan dengan dimensi yang lebih tipis sesuai dengan perkemban-gan teknologi sekarang. Pihak Corning menyatakan sedang menyiapkan satu set kaca baru yang bisa menyuguhkan ukuran LCD TV menjadi semakin tipis. Layar televisi ini kemungkinan

bisa menyerupai tipisnya smart-phone karena penggunaan kaca, substrat diklaim bisa mengurangi ketebalan kristal cair layar TV. Jika dibandingkan dengan plastik, kaca iris memilki kekuatan 36 kali lebih keras dan tipis. Ini memungkinkan perancangan panel cukup hanya sampai 10 milimeter saja. Kaca iris sebelumnya digunakan sebagai light-guide plate (LGP) pada TV LED lengkung.

Diungkapkan juga jika kaca iris tersebut akan memberikan ekspan-si thermal yang rendah yakni 90 persen. Ini sangat mungkin bezel menyempit dan desainnya pun akan semakin tipis. Teknologi baru ini dikabarkan menjadi pengganti plastik yang sebelumnya marak digunakan oleh industri perakitan layar backlit.

Layar televisi besutan Corning ini merupakan perpaduan antara kekuatan Gorilla Glass dan Sap-phire. Material layar terbarunya tersebut diberi nama Project Phire. Material ini diprediksikan akan memiliki kekuatan seperti Gorilla Glass dan ketahanan anti gores

hampir seperti Sapphire. Gorilla Glass sendiri namanya terkenal di kalangan pengguna gadget canggih seperti smartphone, dan juga sering digunakan sebagai kaca pelapis perangkat elektronik portable. Gorilla Glass direkayasa dengan menggabungkan ketip-isan, keringanan serta daya tahan tinggi terhadap kerusakan se-hingga sangat responsive ketika digunakan.

Presiden Corning mengata-kan bahwa performa anti gores yang dimiliki Sapphire sudah bagus namun tidak berlaku ketika terjatuh. Ini alasan mengapa Corn-ing menghadirkan produk yang memiliki performa seperti Gorilla Glas 4 yang tahan jatuh dengan mengadopsi anti gores Sapphire.

Akan tetapi sampai sejauh ini, pihak Corning belum mengumum-kan manufaktur mana sajakah yang akan mengadopsi kaca baru milik Corning tersebut. Inovasi ini merupakan upaya agar produsen perangkat andalan terus menggu-nakan produknya.

37Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Page 38: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 3 Feb 2015

38 MITRA INVESTOR EDISI 16 - 23 FEBRUARI 2015

ENTREPRENEUR

EntrEprEnEurMultitasking Pendirithink.Web

Page 39: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 3 Feb 2015

39Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Anantya Van Bronckhorst adalah pendiri dari perusa-haan digital agency Think.Web yang bergerak di bidang konsultasi, pengembangan dan jasa lainnya. Wanita den-gan nama panggilan Anan tersebut telah memiliki ban-yakpengalaman di ranah bisnis digital hampir 10 tahun didukung dengan pribadinya yang kreatif dan inovatif.

Perusahaan rintisannya telah alami perkembangan pesat dan merupakan salah satu penyedia jasa terbaik di Indonesia. Omset yang dihasilkannya pun bisa mencapai puluhan miliar untuk per tahunnya.

Pengalaman Karir di Rumah ProduksiPengalaman berkakir Anan dimulai dari salah satu ru-

mah produksi di Jakarta. Berbagai posisi pun pernah ia rasakan, mulai reporter, produser hingga jabatan PR ex-ecutive. Anan diperkenalkan dengan dunia digital saat ia mengemban tugas pada divisi baru dimana digital agency menjadi fokus utamanya. Bersama salah seorang rekan-nya bernama Ramya Prajna yang juga pendiri Think.Web, Anan pun mengembangkan divisi tersebut, mulai dari pen-carian klien hingga pengembangan usaha. Berawal dari tugas-tugas tersebut, Anan menyadari begitu besarnya potensi yang dimiliki digital agency di Indonesia.

Anan bersama Ramya perlahan akhirnya mendapat-kan klien divisinya dan tawaran kerjasama mulai bermun-culan. Mereka pun mencari cara untuk memanfaatkan pe-luang yang datang. Setelah berkomunikasi kepada redaksi pusat rumah produksi tempat mereka bekerja,ternyata ide untuk mengembangkan divisi digital agency tidak menda-pat respon yang baik. Namun Anan telah meyakini bahwa potensi yang dimiliki periklanan digital akan lebih mengun-tungkan daripada media elektronik konvensional.

Berbekal ilmu yang didapat dari karir sebelumnya, Anan dan Ramya bertekat meneruskan divisi terdahulu yang mengusung layanan digital agency. Think.Web (Think.web.id) dipilih menjadi nama bisnis tersebut.

Niat dan tekat yang tinggi belum cukup untuk mengem-bangkan bisnis yang dirintis pada tahun 2005 tersebut. Karena belum memiliki basis yang cukup, mengharuskan startup-startup ini belajar tentang ilmu bagaimana mendiri-kan suatu perusahaan baru. Kendati menemukan banyak tantangan di dalamnya, namun kebiasaannya menangani dan memanjamen banyak pekerjaan dalam satu waktu menjadikan Anan seorang entrepreneur multitasking.

Tak hanya berhenti sampai disitu, Anan sang entre-preneur dengan kreatifitas tinggi juga menemui tantan-gan lain terkait modal usaha. Tabungan pribadi yang bisa dikatakan hampir tidak ada, membuat Anan melakukan strategi-strategi yaitu dengan menyusun proposal bisnis. Berkat kerja keras usaha satu timnya, dana sebesar Rp 250 juta berhasil dikantongi untuk mendirikan Think.Web.

Sikap aktif dalam mencari ilmu serta proses edukasi yang konsisten terkait usaha digital yang dilakoninya tersebut, membuat Think.Web dipercaya oleh beberapa perusahaan besar untuk mengembangkan digital. Perusa-haan yang pernah menjadi kliennya adalah produsen air mineral kemasan ternama Aqua dan produsen elektronik Acer. Klien tersebut menjalin hubungan kerja sama hingga jangka panjang.

Selang dua tahun mengembangkan usaha bisnisnya, Think.Web berhasil membangun network dengan Digify, Inmotion, TalkLink, hingga Wooz.in. Jaringan yang luas tersebut memposisikan Think.Web menjadi pemimpin in-dustri digital agency di indonesia.[]

Page 40: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 3 Feb 2015

Kuliah ternyata tak menghalangi seseorang untuk sukses berbinis. Justru kuliah sambil menjalani bisnis miliki banyak manfaat seperti yang dilakukan Rano Dwi Pantara. Sejak tahun 2006, Rano mengembangkan bis-nis fashion-nya berlabel MAD. Bisnis ini ia lakoni ketika mengenyam pendidikan di Hogeschool Inholland Die-men, Belanda jurusan komunikasi. Bersama kedua te-

mannya, apparel yang menjadi ladang bisnis nya diberi nama MAD (Make A Different) dan ia tawarkan sendiri ke rekan-rekannya. Tahun 2007 MAD berhasil masuk ke tokobaju di Negara Belanda dan Jerman. Sebanyak dua toko di Jerman dan empat toko di Belanda.

Bisnis MAD ini tidak selamanya berjalan mulus. Produksi MAD pernah terhenti ketika Rano harus pindah

40 MITRA INVESTOR EDISI 16 - 23 FEBRUARI 2015

ENTREPRENEUR

Kesuksesan Tekuni

Bisnis Fashion Mad

Page 41: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 3 Feb 2015

kuliah ke IED Barcelona, Spanyol untuk memperdalam ilmu art direction. MAD vakum begitu saja bersamaan dengan di-luncurkannya empat artikel kaos dengan ratusan potong.

Setelah menyelesaikan studinya, Rano pun kembali ke Jakarta dan berkeinginan mengembangkan bisnis MAD yang sempat vakum. Karena network di luar negeri mulai meng-hilang, Rano memfokuskan segmentasi pasar di Indonesia saja.

Untuk mengawali bisnisnya di Indonesia, tahun 2008 Rano mulai memproduksi tas laptop premium dan aksesoris lain. Bahan yang dipilihnya pun terbilang unik dan beda dari yang lain, yaitu bahan kain untuk diving yang disebut neoprene.

Pria yang fasih berbahasa Inggris, Jerman dan sedikit ba-hasa Belanda tersebut mematok harga tas laptop produksinya kisaran Rp 549 ribu. Ternyata produk milik Rano laris terjual di pasaran hingga akhirnya dalam waktu kurang dari setahun, ia berhasil meluncurkan lima artikel dimana untuk per artikel berjumlah 100 potong. Rano mengatakan bahwa dari situlah, merek MAD dikenal. Setahun kemudian, MAD mulai memasu-ki produksi baju, kaos, jaket ataupun clothing.

Bukan hal yang mudah memasuki clothing. Persaingan dan tantangannya cukup keras hingga pada akhirnya Rano keluar masuk Tanah Abang, Cipadu, Jembatan Lima dan Man-gga Dua demi mencari pemasok bahan yang bisa dipercaya.

Sebagai produk eksklusif, Rano menginginkan MAD-nya mencerminkan produk premium. Untuk itu, dari segi jahitan, ia memilih teknik full chain stich. Ia pun membeli mesin khusus asal Jepang yang bermerek dagang Brother dengan kisaran harga senilai Rp 30 hingga Rp 40 juta.

Keunggulan yang ditawarkan produk besutan Rano terse-but menarik The Goods Dept. Pihaknya pun memajang produk MAD di fashion store-nya. Tak hanya disitu saja, MAD juga menyebar ke beberapa toko fashion lainnya seperti Peny Store, Orbis, Tribute dan One Stop Shop. Toko online fashion premium juga tidak ketinggalan menjualkan MAD.

Konsumen MAD merespon baik kualitas produk MAD, diantaranya jaket MADchester berbahan taffeta (100 persen nilon). Jaket ini dirancang khusus dalam kegunaannya mena-han angin. Jaket ini dilengkapi dengan lapisan tahan air den-gan fitur viper. Uniknya, jaket bisa dilipat kecil menjadi tas, tentu saja ini lebih praktis.

Perlahan namun pasti, omset yang didapat Rano dari produksi MAD-nya ini cukup fantastis. Bayangkan saja untuk setiap bulannya ia memproduksi sebanyak 175 potong se-dangkan harga yang ditawarkan mulaidari Rp 275 ribu (kaos) hingga 1,5 juta (jaket). Sementara itu, untuk kemeja dipatok hargaRp 600 ribu dan topi seharga Rp 700 ribu. Kedepannya, Rano berniat untuk memproduksi MAD dalam skala lebih pre-mium dengan harga kemeja per potong US$ 120.[]

41Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Page 42: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 3 Feb 2015

Rudi Salim merupakan salah satu perintis model bisnis perkreditan online. Sebelumnya namanya erat di kalangan orang yang gemar main kaskus. Awal mula bisnis yang di-rintisnya berkembang pesat karena ja-ringan forum terse-but. Bisnis layanan kredit online pihak ketiga ini tentunya masih jarang ditemukan. Omset yang didapatkan pun san-gat menggiurkan, selang beberapa tahun Rudi bias men-gumpulkan Rp 1,3 miliar. Nilai yang fantastis bukan? Lalu bagaimana Rudi bias menjalankan bisnis ini?

42 MITRA INVESTOR EDISI 16 - 23 FEBRUARI 2015

ENTREPRENEUR

TOTALITAS Bangun Bisnis Kredit Online

Page 43: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 3 Feb 2015

Untuk menekuni dunia bisnis memang diperlukan sikap totalitas. Sama halnya yang dilakukan Rudi, demi menjalankan bisnisnya ini, pria kelahiran 24 April 1987 silam men-gorbankan studinya. Awalnya, Rudi hanya gemar bermain game online namun juga tertarik dengan dunia bisnis. Meskipun ia diterima masuk kesalah satu perguruan tinggi di Ja-karta jurusan kedokteran, namun ia tidak bias mengabaikan hasrat dan ketertarikannya untuk berbisnis.

Inspirasi bisnis Rudi tersebut bermula dari informasi tentang konsep kredit yang bias diajukan untuk membeli barang elektronik di sebuah dealer tempat rekan Rudi bekerja. Informasi tersebut membuat Rudi berfikir menerapkan

konsep kredit elektronik yang sama namun dikemas secara online. Men-urutnya hal tersebut akan mendata-ngkan peminat yang lebih banyak. Pasalnya layanan kredit online pihak ketiga seperti yang ditawarkan Rudi masih terbilang jarang ditemukan di Indonesia.

Modal usaha yang dikumpulkan Rudi berasal dari hasil penjualan mobil miliknya dan melego usaha ka-raoke milik keluarganya. Tak hanya itu saja, ia pun memilih meninggal-kan kuliahnya agar bias focus ke-pada bisnisnya. Bukan tanpa resiko, keputusan Rudi tersebut membuat sang ibu tidak mau melihatnya se-belum ia menunjukkan bahwa usaha yang bangunnya bias membuatnya sukses.

Jatuh bangun Rudi alami demi mengembangkan bisnisnya. Rudi memanfaatkan lapak FJB kaskus untuk menjalankan bisnis kredit on-line-nya. Pengguna FJB yang ingin membeli produk elektronik disana pun tertarik pada jasa kredit online Rudi.

Perjalanan bisnisnya mengala-mi banyak kendala. Rudi pernah ter-tipu oleh pembeli gadungan hingga ia harus merugi belasan juta rupiah. Ia pun menata kembali sistem kea-manan proses pemberian kredit. Rudi menggandeng para moderator forum kaskus karena menurutnya dengan adanya mereka, kredibilitas kredit online di dunia maya akan terjaga. Setelah sistem keamanan diperbaiki, bisnis kredit online milik

Rudi semakin berkembang. Peru-sahaan jasa kreditur yang berada di bawah naungan PT. Excel Trade Indonesia ini semakin menarik di mata pengguna kaskus maupun-website lainnya. Nilai omset yang diterima mencapai 1,3 miliar per tahunnya dengan jaringan ratusan debitur di seluruh Indonesia.

Perjalanan bisnis Rudi di atas merupakan contoh bahwa dalam merintis sebuah usaha dibutuh-kan pengorbanan serta kesiapan untuk menghadapi segala resiko yang muncul. Namun dengan us-aha yang maksimal, semua yang diharapkan akan tampak jelas di masa mendatang.[]

43Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

TOTALITAS Bangun Bisnis Kredit Online

Page 44: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 3 Feb 2015

Seperti yang terlihat digambar, Indikator Bolinger Band terbrntuk sendiri menyerupai pagar pembatas trand market. Hal ini akan terbentuk ketika terjadi ketidakkeseimbangan antar permintaan dan penawaran maka bolinger bands akan melebar dari posisi semula.

Berdasarkan gambar di atas kita bisa melihat posisi harga berada di 1.1465 karena terjadinya banyak penawaran daripada permintaan maka harga terjun menuju ke level 1.1280 hal ini mengalami penurunan 185 point. Sementara jika kita perhatikan setelah jam 14.00 kondisi bolinger band kembali normal karena terjadi keseimbangan antara permintaan

suriYa eFFendi, setrainer Mitra inVestOr

44 MITRA INVESTOR EDISI 16 - 23 FEBRUARI 2015

ANALISA

Indokator Bolinger Band merupakan salah satu alat analisa yang juga digunakan banyak trader untuk menentukan market. Indokator ini pertama kali diperkenalkana oleh Jonn Bollinger pada awal tahun 1980 untuk mmembandingkan volatilitas dan harga rata-rata pada suatu periode tertentu.Ciri dari bolinger band adalah 3 buah garis yang membentuk pagar pembatas dari trand market. Namun pada penggunannya seringkali garis tengan tidak ditampilkan karena hanya menggambarkan Indokator MA biasa. Lihat gambar berikut :

MeMbaca Dan MeMahaMi boLLinger banD

Page 45: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 3 Feb 2015

dan penawaran sehingga market side away dan bolinger band akan terus menyempit.Sesuai indikator, sebenarnya Bollinger Bands tidak bisa berdiri sendiri. Indikator ini biasanya harus digunakan untuk

mengukur harga awal relatif dan volatility (volatile = mudah berubah – volatility = tingkat kecepatan dalam berubah). Indokator Bollinger Bands tidak digunakan sebagai indikator eksekusi, jadi diharapkan jika memakai indikator yang ini, maka gunakan juga indikator pendukung nya lain sebelum mengambil megeksekusi trading buy atau sell.

Formulasi Matematis

Dari apa yang sudahsaya terangkan diatas, bollinger bands pada prinsipnya terdiri dari tiga garis. Yang keluar dari benah kita pastinya dari mana garis-garis ini mucul bukan? nah, ini penjelasannya: Uper band = Simple Moving Average + (faktor pengali x standar deviasi)

Middle band = Simple Moving AverageLower band = Simple Moving Average – (faktor pengali x standar deviasi)

Faktor pengali = [0.6174 x ln (periode Bollinger Bands)] + 0.1046

Untuk faktor pengali, sering digunakan angka 2 dibandingkan penggunaan rumus diatas.

Standar deviasi adalah perhitungan statistik normal yang pakai untuk menhitung jumlah penyimpangan pada setiap data. Berikut Rumusnya :

dengan :Xi = data ke iX = rata-rata

Data yang kita pakai untuk perhitungan ini tidak hanya harga penutup saja seperti pada indikator SMA biasa. Didalam Bollinger Bands, data yang digunakan adalah gabungan antara high,low dan closing price. Ada 2 jenis pengambilan data pada middle band yaitu dengan menggunakan Typical Price dan Weighted Price.

Typical price =

Weighted price =

Namun biasanya yang sering dipakai adalah typical price.

Ok-ok, kita tahu dalam urusan hitungan statistik ini membosankan. Tapi saya yakin Anda perlu tahu dari mana asal Bollinger Bands number ini timbul karena paling tidak jika Anda mempunyai basic cukup kuat dalam statistik, Anda akan mampu memanfaatkan Bollinger Bands dengan lebih maksimal setelah mengetahui karakter matematisnya.

45Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Page 46: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 3 Feb 2015

ANGIN Fund 2015 Digelar Kembali, Bersiaplah Startup Indonesia

46 MITRA INVESTOR EDISI 16 - 23 FEBRUARI 2015

NEWS EVENT

Page 47: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 3 Feb 2015

Angel Investment Network atau disingkat AN-GIN merupakan jaringan resmi para angel invest-ment pertama di Indonesia, penyedia dana dan program pendampingan startup tahap awal. ANGIN memberikan akses kepada para startup untuk men-dapatkan modal.

Melalui ANGIN Fund, tahun 2015 ini ANGIN membuka kembali program pendanaan (seed funding) bagi para startup Indonesia. ANGIN Fund adalah program tahunan dari Global Entrepreneur-ship Program Indonesia (GEPI) yang telah dimulai dari tahun 2012 lalu dengan fokus pertumbuhan startup tahap awal. Dalam sejarahnya, angel inves-tor mengacu pada bangsawan yang akan menda-nai usaha baru. Sekarang ini, mayoritas angel investor merupakan individu ternama yang memilki dana besar untuk mengembangkan startup. Ford, Google, amazon.com dan Apple merupakan contoh perusahaan multinasional yang berkembang dimu-lai dari pendanaan angel investor.

Beberapa startup yang telah berhasil meraih kesuksesan berkat ANGIN Fund adalah toko ke-cantikan onliIne Wangsa Jelita, bisnis kuliner online Berry Kitchen, toko online nougat Marguerite nou-gat, dimana ketiga website e-commerce tersebut didirikan oleh entrepreneur wanita.

Saat ini, ANGIN membuka aplikasi kepada startup di Indonesia baik untuk wanita maupun pria. Bagi startup yang ingin mengikuti program ini harus memenuhi beberapa kriteria khusus, di antaranya pendiri atau pemimpin startup berkewarganega-raan Indonesia, minimal 1 tahun telah menjalankan startup, kejelasan strategi bisnis startup, serta tim manajemen yang ada memilki etika bisnis, komit-men tinggi, dan dapat diandalkan dalam menjalan-kan startup tersebut.

Melalui program ini, para startup Indonesia yang terpilih akan mendapat sumber dana. Startup akan mendapatkan pendanaan sebesar Rp 500 juta hingga Rp 1,5 miliar untuk perluasan investasi, operasional maupun peralatan bisnis. Dana tersebut berupa ekui-tas sehingga tidak ada kewajiban bunga, jaminan atau anggunan. Sedangkan jangka waktu investasi antara 3 sampai 5 tahun. Selain itu, manfaat atau fasilitas yang juga akan diberikan ANGIN sebagai berikut.

1. MentoringPendampingan ini diberikan dengan maksud

memberi kesempatan para angel untuk mengaksess pengetahuan, penalaman, serta jaringan.

2. JaringanJaringan ini merupakan kesempatan untuk men-

gakses koneksi relevan dan tempat sharing startup dengan pengusaha terbaik dalam jaringan GEPI.

3. Konsultasi bisnisKonsultasi yang diberikan adalah koneksi degan

konsultan strategi bisnis dan keuangan GEPI serta pitching dan proses due diligence . Ini bermanfaat untuk mengevaluai pasar secra mendalam.

4. KredibilitasDengan mendapatkan pendanaan awal dari ANGIN

Fund, kredibilitas bisnis akan meningkat.

Tahapan proses untuk mengikuti rogram ini dimulai dari pendaftran, pitching session, due diligence dan terakhir investasi. Pendaftaran program ANGIN Fund ini berlangsung hingga tanggal 23 Februari 2015. 10 Top Startup yang terpilih kan mengikuti pitching tanggal 16 sampai dengan 27 Februari 2015. Pitching session dilakukan dengan menyuguhkan presentasi singkat dengan durasi 10 menit ke tim GEPI dan sesi tanya jawab selama 15 menit. Siapapun Anda, jika memiliki startup, silahkan untuk mencoba ikuti program ini.

47Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Page 48: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 3 Feb 2015

48 MITRA INVESTOR EDISI 16 - 23 FEBRUARI 2015

NEWS EVENTS

Page 49: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 3 Feb 2015

49Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Page 50: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 3 Feb 2015

50 MITRA INVESTOR EDISI 16 - 23 FEBRUARI 2015

www.mitrainvestor.co.id