Top Banner
1 No. 2 - Februari 2009 - Tahun I - Jong Indonesia
27

Majalah Jong Indonesia 2

Mar 29, 2016

Download

Documents

Tentang sistem pendidikan Indonesia dan Belanda
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Majalah Jong Indonesia 2

1

No. 2 - Februari 2009 - Tahun I - Jong Indonesia

Page 2: Majalah Jong Indonesia 2

2

Jong Indonesia - No. 2 - Februari 2009 - Tahun I

JONG Indonesia edisi

kedua ini patut diberi

jempol: like this! Kenapa?

Berdasarkan pengalaman, lebih

sulit mempertahankan atau

menghidupkan sebuah penerbitan

mahasiswa, dibandingkan ketika

melahirkannya! Bikinnya gampang,

tapi melanjutkannya yang susah!

Sudah menjadi rahasia umum, rata-

rata penerbitan mahasiswa punya

motto: “Sekali berarti, sesudah

itu mati!” Sekali terbit, setelah itu

lenyap.

JONG Indonesia terbit di tengah

segala kesibukan kuliah dan

aktivitas, tapi juga pragmatisme,

dan keengganan mahasiswa

untuk terlibat dalam kerja-kerja

intelektual, JONG Indonesia

berhasil menerbitkan edisi ini.

Sekali lagi, jempol untuk teman-

teman redaksi.

Sebagai seorang yang

membidani kelahiran JONG

Indonesia, saya bangga bahwa api-

semangat JONG Indonesia tetap

menyala dan terjaga. Meski saat

ini saya ‘melarikan diri’ ke Jogja

– karena status saya yang bukan

pelajar lagi – namun, teman-teman

redaksi mampu melanjutkannya,

bahkan dengan kualitas yang lebih

baik.

Lebih dari itu, kita harus bangga

karena di negeri Belanda inilah,

beberapa tokoh the founding

fathers republik dimotori oleh

Hatta dan Syahrir dalam usia

yang lebih muda dari kebanyakan

kita, pernah hidup, belajar, dan

melakukan apa yang sekarang

kita lakukan. Selain berjuang

lewat pergerakan organisasi

Perhimpoenan Indonesia (PI),

mereka mengobarkan api

semangat lewat media.

Sejarah mencatat bahwa

Perhimpoenan Indonesia

bukan sekedar ‘perkumpulan

pelajar Indonesia di luar negeri’.

Perhimpoenan Indonesia

adalah wadah bagi gagasan dan

perjuangan untuk gagasan ke-

Indonesian yang progresif. Dalam

dapur Perhimpoenan Indonesia

untuk pertama kalinya nama

Indonesia (yang sebelumnya hanya

bermakna geograis) diperkenalkan

sebagai sebuah gagasan progresif

yang mesti diperjuangkan secara

politik.

Kita tidak boleh lupa, bahwa

Indonesia sesungguhnya sebuah

gagasan “anak muda”. Belajar

dari peristiwa Sumpah Pemuda

28 Oktober 1928, waktu itu,

dengan segala keterbatasannya

baik dari persoalan transportasi

dan komunikasi, para pemuda

mampu menemukan titik-titik

simpul persaudaraan Indonesia .

Mengapa kini sebaliknya, dengan

terbukanya akses, perkembangan

alat transportasi dan komunikasi,

mengapa malah sebaliknya cita-

cita Indonesia kurang dipupuk

kembali?

Pemuda Pelajar Indoneisa

harus menjadi yang terdepan

dalam menjaga agar ia tetap

dalam deinisi progresif anak-

anak muda dan memastikan

bahwa Indonesia sebagai gagasan

senantiasa berjalan dalam koridor

progresivitas sebagaimana ia

dicitakan.

Mungkin saya terlalu romantik

dan menyamakan dua kondisi

yang berbeda antara dahulu dan

kini; tetapi riil bahwa ketika kita

menggunakan nama Perhimpunan

Pelajar Indonesia , disitu kita

berbicara tentang aktualitas dan

kesamaan konteks kesejarahan

yang khas: Perhimpoenan

Indonesia dan Perhimpunan

Pelajar Indonesia .

Pada periode Hatta, aneka

persoalan yang membelit negeri

ini sudah sampai pada titik di mana

kaum muda dituntut hadir dalam

gagasan-gagasan yang progresif.

Bagaimana dengan periode kita?

Tahun 1998 kita punya reformasi,

tapi di hadapan aneka korupsi,

kemiskinan dan salah urus dan

kejumudan Indonesia , reformasi

seperti kehilangan taji. Pada saat

yang sama, semakin banyak elemen

kini mengalami moderasi ide-ide

progresif reformasi. Pembicaran

mengenai reformasi mengalami

lesu darah!

Kita menyadari bahwa

kebobrokan keindonesiaan

menjadi sebuah beban yang terasa

dalam keseharian kita. Karena

itu kita perlu membangkitkan

perhatian, tekad dan semangat

untuk mengawali sebuah gerakan

kesadaran yang progresif.

Kita adalah orang-orang muda

yang terdidik dan memiliki kapasitas

intelektual, yang diberi kesempatan

untuk belajar dan berkembang,

harus menjadi lokomotif bagi

kembalinya perjuangan gagasan-

gagasan progresif keIndonesiaan.

Kobarkan Api Semangat

JONG Indonesia

Salam

Page 3: Majalah Jong Indonesia 2

3

No. 2 - Februari 2009 - Tahun I - Jong Indonesia

Kita semua adalah pemimpin dan calon-

calon pemimpin. Pemimpin-pemimpin

muda yang tidak hanya muda dari segi

usia melainkan senantiasa muda dalam

gagasan dan idealismenya. Kemudaan dan

progresivitas semangat merupakan karakter dari

perhimpoenan.

Sebuah kemudaan yang melahirkan semangat

yang tidak puas pada gagasan-gagasan yang

konvensional dan ala kadar-nya. Sebuah

kemudaan yang akan membawa kembali

gagasan-gagasan progresif keIndonesiaan dan

gagasan intelektual.

Di Belanda, kita yang berasal dari seluruh

penjuru Indonesia, dengan latar belakang,

pemikiran, dan ide yang beragam namun diberi

kesempatan bertemu, berkumpul, bersama-

sama berpikir dan bereleksi untuk menjadikan

Indonesia lebih baik.

Pada kesempatan ini saya ingin mengajak

kawan-kawan pemuda pelajar Indonesia di

luar negeri untuk mengelaborasi pemikiran

dan gagasan kita tentang Indonesia yang

kita cita-citakan. Bersama JONG Indonesia,

kita menggodok diri, bergulat dan berproses

bersama untuk memberikan kontribusi sebesar-

besarnya kepada bangsa dan negara. Kobarkan

api semangat JONG Indonesia!.

Yohanes ’Masboi’ Widodo

JONG INDONESIA - Majalah online PPI

Belanda. Pemimpin Umum: Yohanes

Widodo (Wageningen) Pemimpin

Redaksi: Yon Daryono (Denhaag)

Sekretaris Redaksi: Yessie Widya Sari

(Wageningen) Staf Redaksi: Asti Rastiya

(Denhaag) Sujadi (Leiden) Dian Kusumaati

(Amsterdam) Amar Ma’ruf (Amsterdam)

Rahma Saiyed (Denhaag) Henky Widjaja

(Denhaag) Prita Wardani (Denhaag)

Meditya Wasesa (Rotterdam) Bhayu

Prasetya Turker (Enschede) Yasmin Soraya

(Delft) Rika Theo (Den Haag) Hosea Sapto

Handoyo.Fotografer: Qonita S(Eindhoven)

Jimmy Perdana (Wageningen) Layout:

Asriadi Masuarang (Wageningen)

Redaksi

Page 4: Majalah Jong Indonesia 2

4

Jong Indonesia - No. 2 - Februari 2009 - Tahun I

Utama

Sistem Pendidikan

Belanda dan Indonesia

Sistem pendidikan

Indonesia dan Belanda

berbeda karena Belanda

memiliki sistem khusus

yang membuatnya

berbeda dengan sistem

pendidikan di Asia,

Amerika dan bahkan di

Eropa.

Foto: QS

Page 5: Majalah Jong Indonesia 2

5

No. 2 - Februari 2009 - Tahun I - Jong Indonesia

Sistem Pendidikan Belanda dan Indonesia

Sistem pendidikan Indonesia

Sistem pendidikan Indonesia

diatur dalam Undang-undang (UU)

Sistem Pendidikan Nasional Nomor

20 tahun 2003. Disebutkan dalam

UU tersebut bahwa usia wajib

belajar di Indonesia dimulai sejak

6 hingga 15 tahun dan pemerintah

pusat serta pemerintah daerah

wajib menjamin tersedianya

dana guna terselenggaranya

pendidikan.

Jalur pendidikan di Indonesia

terdiri atas pendidikan formal, non-

formal dan informal. Yang dibahas

dalam artikel berikut hanyalah

sistem pendidikan formal. Jenjang

pendidikan formal terdiri atas

pendidikan usia dini, pendidikan

dasar, pendidikan menengah dan

pendidikan tinggi. Jenis pendidikan

yang diajarkan meliputi pendidikan

umum, kejuruan, akademik, profesi,

vokasi, keagamaan dan khusus.

Sejak usia 5 tahun, anak dapat

mengikuti pendidikan formal pada

Taman Kanak-kanak (TK) maupun

pada Raudatul Athfal (RA). Pasal 17

UU tersebut menyebutkan bahwa

pendidikan dasar berbentuk

Sekolah Dasar (SD) dan Masdrasah

Ibtidaiyah (MI), lalu dilanjutkan

ke Sekolah Menengah Pertama

(SMP) dan Madrasah Tsanawiyah

(MTs). Dalam pasal 18, pendidikan

menengah merupakan pendidikan

lanjutan dari pendidikan dasar.

Pendidikan menengah terdiri atas

pendidikan menengah umum dan

pendidikan menengah kejuruan.

Pendidikan menengah berbentuk

Sekolah Menengah Atas (SMA),

Madrasah Aliyah (MA), Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) dan

Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK).

Setelah pendidikan menengah,

ada jenjang pendidikan tinggi.

Pendidikan tinggi mencakup

program pendidikan diploma,

sarjana, magister, spesialis, dan

doktor (pasal 19).

Sistem pendidikan Belanda

Salah satu perbedaan sistem

pendidikan Belanda adalah

penjurusan yang dimulai sejak

pendidikan tingkat dasar dengan

mempertimbangkan minat dan

kemampuan akademik siswa.

Secara umum, sistem penjurusan

tersebut terbagi menjadi: (1)

pendidikan tingkat dasar dan

lanjutan, (2) pendidikan tingkat

menengah kejuruan, dan (3)

Pendidikan tingkat tinggi.

Pendidikan tingkat dasar dan

lanjutan

Usia wajib belajar di Belanda

dimulai sejak usia 5 tahun

hingga 18 tahun. Untuk program

wajib belajar ini, pemerintah

menyediakan dana sehingga para

siswa dibebaskan dari beban biaya

sekolah. Sekolah dasar (basisschool)

di Belanda berkisar selama 8

tahun. Lalu siswa bisa melanjutkan

ke pendidikan lanjutan sejak

usia 12 hingga usia 18 tahun.

Indonesia merupakan negara bekas jajahan Belanda. Maka, tidaklah mengherankan

bila Indonesia mewarisi banyak peninggalan budaya Belanda seperti pada arsitektur

bangunan, perbendaharaan kata dalam bahasa, makanan, hingga sistem hukum.

Namun dalam perkembangan sampai saat ini, sistem pendidikan Indonesia dan Belanda

berbeda karena Belanda memiliki sistem khusus yang membuatnya berbeda dengan

sistem pendidikan di Asia, Amerika dan bahkan di Eropa.

Prosesi wisuda setelah sukses mempertahankan disertasi (Foto: JIM)

Page 6: Majalah Jong Indonesia 2

6

Jong Indonesia - No. 2 - Februari 2009 - Tahun I

Pendidikan lanjutan ini terbagi

menjadi beberapa program:

VMBO (Voorbereidend 1.

Middelbaar Beroepsonderwijs)

Program 4 tahun ini memberikan

pendidikan yang merupakan

gabungan dari pendidikan

umum dan kejuruan. Lulusannya

bisa melanjutkan ke pendidikan

tingkat menengah kejuruan

(Midelbaar Beroepsonderwijs/

MBO).

HAVO (Hoger Algemeen 2.

Voortgezet Onderwijs)

Program 5 tahun ini

memberikan akses langsung ke

pendidikan tingkat tinggi yaitu

ke Hoger Beroepsonderwijs

(HBO/university of profesional

education). Dua tahun terakhir

dalam HAVO merupakan tahun

penjurusan untuk memilih

bidang pilihan mereka. Siswa

lulusan HAVO dapat melanjutkan

studinya ke VWO apabila

mereka ingin melanjutkan ke

universitas. Akan tetapi, mereka

harus menambah tahun

pelajaran sehingga jangka

waktunya menjadi lebih lama

dibandingkan dengan langsung

ke program VWO.

VWO (Voorbereidend 3.

Wetenschappelijk Onderwijs)

Program 6 tahun ini juga

memberikan akses langsung

ke pendidikan tingkat tinggi

(universitas). Tiga tahun terakhir

dalam VWO merupakan tahun

penjurusan untuk memilih

bidang pilihan mereka.

Penjurusan dalam HAVO dan VWO

terbagi menjadi:

Ilmu teknologi dan isika 1.

(techniek en natuur)

Ilmu kesehatan ( natuur en 2.

gezondheid)

Ilmu sosial ekonomi ( economie 3.

en maatschappij)

Ilmu sosial dan budaya ( cultuur 4.

en maatschappij)

Pendidikan tingkat menengah

kejuruan

MBO diberikan dalam beberapa

jurusan, antara lain ekonomi,

teknik, kesehatan, perawatan,

kesejahteraan, dan pertanian.

Program MBO diberikan dalam 4

tingkatan (1-4 tahun) dan hanya

lulusan dari tingkat 4 MBO saja

yang dapat memiliki akses ke HBO.

Pendidikan tingkat tinggi

Pendidikan tingkat tinggi di

Belanda terdiri atas 2 bagian, yaitu

HBO (sekolah tinggi/institut) dan

WO (universitas). HBO memberikan

pendidikan yang bersifat siap guna

untuk siswa yang ingin langsung

terjun ke dunia professional dan

praktis, sedangkan universitas

memberikan pendidikan yang

bersifat spesiik/penjurusan

berdasarkan ilmu-ilmu murni. Pada

setiap tahun pertama HBO/WO ada

penyaringan yang disebut dengan

masa propedeuse. Dalam proses ini,

setiap siswa wajib menyelesaikan

mata pelajaran tahun pertama

mereka dan waktu dua tahun.

Jika siswa tersebuut gagal, maka

dia akan dikeluarkan dari jurusan

(Drop-out/DO).

Sejak tahun 2002, pemerintah

Belanda memberlakukan sistem

pendidikan tingkat tinggi baru.

Pada sistem baru ini, pendidikan

tingkat tinggi dibagi menjadi tiga

tingkat, yaitu Bachelor dan Master

(BAMA) serta tingkat doktoral

(Ph.D.).

Walaupun menurut peraturan

tersebut lulusan dari HBO maupun

WO mempunyai gelar yang setara,

ada beberapa perbedaan yang

mencolok antara kedua institusi

tersebut dalam penerapan sistem

BAMA dan Ph.D. (lihat tabel).

Sedangkan gelar Ph.D hanya

bisa diperoleh melalui program di

WO. Lulusan program Bachelor dari

HBO yang ingin memasuki program

HBO WO

Bachelor Degree

diperoleh setelah

menyelesaikan pro-

gram di HBO den-

gan mengumpulkan

kredit sebanyak 240

European Credit

Transfer System

(ECTS) selama 4

tahun. Lulusan pro-

gram ini hanya ber-

hak menggunakan

titel Bachelor yang

berkaitan dengan

jurusannya.

Contoh: Ingenieur,

Bachelor of Engi-

neering (B.Eng.),

Bachelor of Nursing,

dan lain-lain.

Bachelor Degree

diperoleh setelah

menyelesaikan pro-

gram di universitas

dengan meng-

umpulkan kredit

sebanyak 180 ECTS

selama 3 tahun.

Lulusan program ini

berhak menguna-

kan titel Bachelor of

Science dan Bach-

elor of Arts (B.A./B.

Sc.) tergantung

dari jurusan yang

diambil

Master Degree

diperoleh set-

elah menyelesaikan

program magister

di HBO dengan

mengumpulkan

kredit sebanyak

60 atau 120 ECTS

(1 atau 2 tahun).

Lulusan program ini

hanya berhak meng-

gunakan title master

yang berkaitan den-

gan jurusannya.

Contoh: Master of

Social Work, Master

of Business, dan

lain-lain.

Master Degree

diperoleh setelah

menyelesaikan pro-

gram magister di

Universitas dengan

mengumpulkan

kredit sebanyak 60,

90 atau 120 ECTS

(1, atau 1,5 atau 2

tahun).

Lulusan program ini

berhak menguna-

kan titel Master of

Science dan Master

of Arts (M.A./M.Sc.)

tergantung dari ju-

rusan yang diambil.

magister di WO wajib memasuki

1 tahun persiapan di WO (pre-

master) sebelum memulai program

dengan jurusan yang sudah dipilih,

atau mengambil program pre-

master WO dalam masa studi minor

HBO di tahun ketiga/keempat. Hal

tersebut juga berlaku bagi lulusan

program magister dari HBO yang

ingin melanjutkan pendidikan ke

tingkat Ph.D. di WO. ***

Yasmin Soraya.

Page 7: Majalah Jong Indonesia 2

7

No. 2 - Februari 2009 - Tahun I - Jong Indonesia

Di negeri yang

p e n d a p a t a n

perkapitanya USD

52,500 ini, barang

bekas/ loak atau

second-hand masih

sangat dihargai

dan diminati.

Di Wageningen

contohnya, residen

kecil berpenduduk 35

ribu jiwa inimemiliki

paling tidak beberapa

toko tempat jual-

beli barang loak,

Yang cukup dikenal

diantaranya adalah

Kringloop, Emaus,

dan Terre de Hommes.

Barang-barang yang ditawarkan

pun bervariasi seperti buku,baju,

lemari es, sofa, meja, sepatu,

CD, pernak-pernik, microwave,

penyedot debu (vacuum cleaner),

barang pecah-belah dan masih

banyak lagi.

Faktanya, Pemerintah daerah

setempat seperti Walikota/

Kotamadya (Gemeente) inilah

yang mengorganisir pengumpulan

barang-barang bekas ini. Bagi

penduduk yang ingin membuang

barang layak pakai disediakan

tempat-tempat tertentu. Untuk

baju atau sepatu contohnya,

disediakan kontainer di depan

supermarket-supermarket. Atau

untuk barang besar seperti sofa,

kulkas, meja dan sebagainya akan

diangkut langsung dengan syarat

wajib lapor pembuangan barang.

Selain toko barang bekas di atas,

ada juga yang disebut rommelmarkt

atau pasar barang bekas. Kegiatan

ini biasanya dikoordinir oleh “RT/

RW” setempat dan diadakan

pada hari dimana semua orang

bisa berjualan barang yang tidak

diperlukan lagi.

Barang-barang

tersebut bisa

dijual kembali.

Dan jika

beruntung, harga

jualnya bisa lebih

tinggi dari harga

beli.Kegiatan jual beli barang bekas

seperti ini pun

sudah merambah

ke dunia maya.

Cek saja situs-

situs seperti e-Bay,

Marktplaats, dan

T w e e d e h a n d s

yang traic-nya tak

pernah sepi dalam

bisnis jual-beli

barang baik baru

maupun second-

hand. Dalam situs-

situs tersebut,

jenis barang yang

ditawarkan lebih

beragam lagi

seperti sepeda,

barang elektronik,

pakaian, musik, sampai rumah,

mobil danbahkan alat pemuas

seks.

Jual-beli barang ini sangat

menguntungkan para mahasiswa

yang umumnya hidup menghemat.

Tanpa malu-malu, Jiman mengaku

bahwa barang-barang di kamarnya,

mulai dari speaker, kulkas, lemari

hinggabeberapa baju hangat,

didapatnya dari toko barang loak.

“Mengapa harus malu?” katanya.

Begitu pula halnya dengan

Afan,ia mengaku sangat terbantu

dengan situs Marktplaats. Barang

apapun yang ia butuhkan– seperti

laptop dan kamera - tersedia

di sana dengan harga miring.

“Barang-barang tersebut juga bisa

dijual kembali,” katanya. “Dan jika

beruntung, harga jualnya bisa lebih

tinggi dari harga beli,” tambahnya.“

Lain lagi dengan Oscar, selain

berburu barang di Marktplaats,

ia juga memperluas pertemanan

Malu Beli Barang Bekas?

Emy, mahasiswa, memperoleh 5 buah buku tentang pariwisata seharga satu euro. Libert, juga

mahasiswa, dengan bangga mempertontonkan satu set puzzle, beberapa mobil-mobilan, dan

sebuah boneka beruang yang semuanya masih dalam kondisi mulus dan hanya seharga beberapa

euro. “Ini mau saya bawa pulang untuk anak saya,” katanya (Foto:JIM).

Afan,

mahasiswa

Wageningen

University and

Research Center.

Page 8: Majalah Jong Indonesia 2

8

Jong Indonesia - No. 2 - Februari 2009 - Tahun I

“Saya suka fotograi dan saya

biasa membeli perlengkapan

fotograi melalui Marktplaats. Di

situ saya bertemu banyak teman-

teman baru. Ada teman yang

kemudian menjadi teman berbagi

pengetahuan fotograi, tapi ada

juga yang ternyata pejabat tinggi

di Belanda dan saya bisa banyak

bertanya serta bertukar pikiran.

Kalau penjualnya ‘cewek pirang’,

bisa minta tukeran nomor hape

juga,” guraunya.

Membeli dan mengumpulkan

barang bekas memang cukup

diminati karena pada umumnya

barang baru di Belanda harganya

selangit. Namun di balik itu, ada

pula beberapa cerita dari teman-

teman yang kurang beruntung

dalam berburu barang bekas. Salah

satu mahasiswi Indonesia, sebut

saja Yuni, pernah membeli sebuah

televisi dengan harga sangat murah.

Namun ternyata tv tersebut rusak

dan tidak bisa dipakai. Beberapa

teman mahasiswa lainnya juga

mengeluh karena ternyata barang

yang mereka beli cacat, rusak atau

bahkan lebih mahal dari harga

barunya. Untuk itu, diperlukan

kejelian dalam memilah barang

bekas yang hendak dibeli. Jika

perlu, bisa meminta bantuan

teman-teman yang telah lebih

lama berkecimpung dalam dunia

transaksi barang bekas.

Itulah fenomena gunung es pasar

loak di Belanda. Perburuan barang

lungsuran di negeri ini bukan

hanya kegiatan dan konsumsi

masyarakat menengah ke bawah.

Tanpa rasa gengsi dan pakewuh,

bisa dibilang semua orang di

Belanda memanfaatkan jual-beli

barang loak. Mahasiswa Indonesia

pun merasa keberadaan pasar loak

ini sangat membantu kehidupan

mereka di negeri ini. Selama bisa

dimanfaatkan, kenapa harus malu?

Website toko barang bekas

Toko Kringloop di daerah rumah 1. anda: http://www.kringloopwinkels.nl/

Jadwal dan tempat rommelmarkt: 2. http://www.xs4all.nl/~mkalk/vlomarkt.htm

http://www.terredeshommes.nl/3.

Mailing list jual beli barang untuk 4. expat daerah zuid-holland (Den Haag, Delft, Leiden, Utrecht dan sekitarnya) : [email protected]

Situs jual/ beli barang bekas umum: 5. www.marktplaats.nl

Situs jual/ beli barang bekas khusus 6. pelajar: http://www.studmarkt.nl/

www.tweedehands.nl7.

www.ebay.nl8.

***

Jimmy Perdana.

Kotak Saran Jual

Beli Barang BekasBandingkan harga •dengan harga asli dan

harga jual dalam situs-

situs di atas

Periksa kelebihan dan •kekurangan barang.

Bila membeli, jangan

ragu untuk bertanya

pada penjual dan beru-

sahalah untuk jujur bila

menjual barang

Tanyakan tips-tips pada •teman yang sudah

berpengalaman dalam

jual/beli barang bekas

Jangan gampang tergi-•ur dan langsung mem-

beli sebelum melaku-

kan tips-tips di atas

Yuk, Nulis!Perhimpunan Pelajar Indonesia

(PPI) di Belanda pernah menorehkan

sejarahnya lewat perjuangan media.

Indische Vereeniging atau Perhimpunan

Hindia yang berdiri tahun 1908 pernah

menerbitkan buletin Hindia Poetera. Pada

September 1922, organisasi ini berubah

menjadi Indonesische Vereeniging.

Mereka kembali menerbitkan majalah

Hindia Poetra dengan Hatta sebagai

pengasuhnya.

Hindia Poetra ini menjadi

sarana untuk menyebarkan ide-ide

antikolonial. Pada dua edisi pertama,

Hatta menyumbangkan tulisan kritik

mengenai praktek sewa tanah industry

gula Hindia Belanda yang merugikan

petani. Tahun 1924, nama majalah

Hindia Poetra berubah menjadi

Indonesia Merdeka. Tahun 1925 nama

organisasi Indionesische Vereeniging

resmi berubah menjadi Perhimpunan

Indonesia (PI).

Untuk menghidupkan kembali

semangat perjuangan lewat media ini,

PPI Belanda bermaksud menerbitkan

majalah online sebagai jembatan

informasi dan aktualisasi idealism

pelajar Indonesia dengan nama JONG

INDONESIA.

“Jong” (Bahasa Belanda) artinya

PEMUDA. Menjelang Sumpah Pemuda

1928, banyak muncul perkumpulan

seperti Jong Java, Jong Sumateranen

Bond, Jong Celebes, dan lain-lain.

Dengan semangat Sumpah Pemuda

1928, majalah JONG INDONESIA ingin

mengajak para pelajar di negeri untuk

menyumbangkan pemikirannya untuk

Indonesia yang lebih baik.

JONG INDONESIA diharapkan

menjadi media pembelajaran, transfer

informasi-pengetahuan; mempererat

dan memperluas persaudaran serta

memberikan masukan menuju Indonesia

yang lebih baik. Kami mengundang

Anda, untuk mengirimkan tulisan

berupa artikel, opini, dan lain-lain untuk

mengisi rubrik-rubrik: SURAT PEMBACA;

SAINS dan TEKNOLOGI; LINGKUNGAN;

SOSIAL POLITIK; BUDAYA; JALAN-JALAN;

RESENSI BUKU; dan lain-lain.

Kirimkan tulisan Anda melalui email:

[email protected]

Redaksi JONG INDONESIA

Page 9: Majalah Jong Indonesia 2

9

No. 2 - Februari 2009 - Tahun I - Jong Indonesia

Peter Fennema, Londo Yang Cinta Lagu Indonesia

Peter yang tinggal di

Enschede, provinsi

Overijssel, Belanda timur

ini bercerita tentang minatnya pada

musik dan hingga kini namanya

dikenal oleh hampir seluruh pelajar

Indonesia di kota tersebut. Ia

sempat belajar piano klasik di masa

mudanya. Bersama tiga kawannya,

ia membentuk band bernama Link,

dan di tahun 1990 mereka membuat

album pertama yang lagu-lagunya

berbahasa Inggris.

Bersama pasangannya, Lucie, ia

sering berwisata ke Asia, terutama

ke Indonesia. Di sanalah ia mulai

memperhatikan musik-musik

Indonesia dan akhirnya tertarik.

Dalam perbincangan kami di

rumahnya, Peter bercerita, “Saya

banyak menyanyikan lagu-lagu

berbahasa Inggris juga. Namun

di Indonesia, saya perhatikan

mereka memiliki warna musik

yang beragam. Sejak itu saya

mulai dengan gitar mencoba

menyanyikan beberapa lagu

Indonesia.”

Di Indonesia, dia tak cuma

berwisata seperti wisatawan

mancanegara umumnya tetapi juga

membaur dan berinteraksi dengan

penduduk lokal. Pernah suatu

kesempatan di Sulawesi, ia bermain

musik dengan warga setempat.

Sikap yang tak segan dan ramah

ini membuatnya banyak memiliki

teman orang Indonesia.

Bagaimana ia bisa dikenal para

pelajar Indonesia di Enschede?

“Tahun 2006 ketika Lucie dan saya

kembali dari liburan kami, saya

mencoba merekam lagu-lagu yang

bisa saya nyanyikan. Kemudian

saya coba membuat situs web

sederhana, hanya berisi rekaman

MP3 dan baru memuat teks-teks

tanpa gambar yang menarik.

Lalu saya kenal seorang pelajar

Indonesia, dan dia mendaftarkan

email saya ke milis PPI (Persatuan

Pelajar Indonesia) Enschede. Di situ

saya memperkenalkan diri dan hobi

saya.”

Rekaman lagu Desaku di situs

www.nlpeter.nl inilah yang pertama

membuat heboh Enschede. Di situs

miliknya itu, ia tak cuma bernyanyi,

tetapi juga mengucapkan lafal lagu

dengan baik. Peter rupanya pernah

belajar bahasa Indonesia. Ditambah

interaksi dengan penduduk ketika

liburan di Indonesia, dia bisa

berbicara dan mengerti meski

hanya sedikit.

Dalam rumahnya yang

sederhana untuk ukuran Belanda,

terdapat sebuah piano di ruang

tamu. Ada juga ruangan kecil

yang tidak terpakai, dan ia buat

sebagai studio kecilnya. Di studio

itu ia memproses rekaman suara

dan videonya. Dinding studionya

memang tidak dilapisi peredam

bising, namun lingkungan

rumahnya cukup tenang. Di situ

hanya ada peralatan sederhana

saja menurutnya: komputer

untuk perangkat lunak yang

dibutuhkan, mixer untuk mikrofon,

headset, dan instrumenkeyboard

untuk aransemen musiknya,

serta gitar akustik dan elektrik.

Pengagum Chrisye ini sudah

beberapa kali diundang tampil

oleh PPI Enschede dalam acara

cultural mereka. Bahkan ia pernah

diundang untuk wawancara

langsung di Nuansa Pagi RCTI

dan bertemu dengan keluarga

mendiang Chrisye. Dan saat ini di

sela-sela rutinitas kerjanya, meneer

Fennema sibuk menyiapkan

rekaman lagu berbahasa Indonesia

yang dikarangnya sendiri. Video-

video dan kolaborasinya dengan

pelajar Indonesia sengaja ia unggah

di YouTube. Hampir lebih dari tiga

tahun berkecimpung dengan lagu-

lagu Indonesia, sekarang ia memiliki

banyak kenalan musisi Indonesia.

(Mungkin bila teman-teman

berkesempatan ke Enschede dapat

berkenalan dengan Peter. Tapi bila

tidak, cukup berkenalan melalui

websitenya yang menarik. Bila Peter

saja mencintai musik Indonesia,

mengapa kita tidak?)***

Bhayu Prasetya Turker.

Di ruang tamu, berdiri sebuah rak setinggi sekitar 2 meter tempat koleksi-koleksi CD-nya.

Dari situ, ia mengambil satu dari tiga album cakram padat berangkai dengan judul Chrisye

Masterpiece Trilogy. “Total 21 keping. Saya mendapatkannya dari istri Chrisye,” kata Peter

Fennema, menjelaskan album yang memuat karya-karya yang pernah dinyanyikan mendiang

musisi legendaris Indonesia itu.

Page 10: Majalah Jong Indonesia 2

10

Jong Indonesia - No. 2 - Februari 2009 - Tahun I

Bulgaria:Mengenal dari dalam

Bulgaria adalah negara yang

sudah menjadi anggota

Uni Europa namun belum

masuk daerah Schengen (baru

tahun 2011 nanti). Pada Bulan

Mei 2009 saya perlu bepergian ke

Bulgaria. Dan sebagai pemegang

paspor Garuda, saya wajib membuat

visa. Biaya visa adalah 60 Euro dan

pembuatannya di kedutaan besar

Bulgaria, Den Haag, memakan

waktu kurang lebih seminggu.

Syarat pembuatan visa waktu itu

adalah kartu izin tinggal di Belanda

(verblijfsdocument) yang masih

berlaku beberapa bulan, tiket

ke Bulgaria p.p., tanda reservasi

penginapan, dan surat tabungan

bank atau slip gaji.

Saya mendarat di bandara Soia

dengan Wizz Air, yang berlokasi di

terminal 1. Petugas imigrasi masih

cukup curiga terhadap kami yang

mempunyai paspor Garuda ini,

walaupun kami mempunyai kartu

izin tinggal di negara Eropa yang

lebih maju. Setelah menunjukkan

tiket, tanda reservasi hostel, dan

surat-surat lainnya, barulah kami

diperbolehkan masuk. Untung

dokumen-dokumen yang saya

bawa untuk pengurusan visa masih

saya simpan sebagian.

Sebelum berangkat, teman kami

mengingatkan bahwa penting

untuk memilih satu-satunya

perusahaan taksi yang beres karena

yang lainnya suka menipu. Tapi kami

menemukan

taksi sampai

pusat kota

d e n g a n

harga 3 Euro

per orang;

t a k s i n y a

m e r u p a k a n

mobil minibus

berkapasitas

9 orang.

Karena bisa

m e m b a y a r

d e n g a n

Euro dan

p e t u g a s n y a

profesional dengan bahasa Inggris

dan kartu nama resmi, kami pun

naik menuju pusat kota tanpa biaya

tambahan.

Waktu kami berada di kota Soia,

pengamatan kami tidak terlalu

dalam karena masih semangat

mencari tempat wisata terkenal

seperti katedral ortodox Alexander

Nevski. Setelah berkeliling

seharian, saya mulai menyadari

situasi warganya. Negara yang

total penduduknya 7,5 juta jiwa

ini terlihat cukup banyak memiliki

komposisi penduduk berusia tua.

Kemungkinan besar, yang muda

banyak mencari penghidupan di

negara-negara Eropa yang lain.

Suhu udara pada akhir bulan Mei

saat itu sudah mencapai sekitar

20 derajat Celsius, sehingga mirip

musim panas di Belanda. Selain itu,

matahari bersinar sangat cerah dan

terik, sehingga jauh lebih hangat

daripada Belanda. Bekal pakaian

yang saya bawa saat itu adalah

seperti yang biasa saya pakai di

Indonesia, dengan tambahan jaket

katun jika keluar malam.

Seperti halnya negara-negara

yang baru masuk Uni Eropa,

di Bulgaria banyak terdapat

konstruksi pembangunan karena

derasnya dana yang dikucurkan

demi mempercepat pencapaian

standar hidup yang layak menurut

Uni Eropa. Di kota Soia, saat itu

sedang banyak konstruksi jalur

kereta bawah tanah. Di kota Plovdiv

juga sedang ada pembangunan

terminal bus. Namun, di Soia

banyak tempat wisata sehingga

keadaan bangunannya lebih baik,

sedangkan di kota Plovdiv masih

banyak bangunan yang keadaannya

tidak terawat.

Ketika kami tiba di kota Plovdiv,

rasanya seperti sedang berada di

sebuah kota di Indonesia. Udara

hangat, lalu lintas yang tidak ramai

maupun tidak sepi, bangunan-

bangunan yang ala kadarnya dan

daerah komersial yang mirip (seperti

warung, tenda, toko kecil, dsb), juga

membayar bus kepada kondektur!

Ketika masuk daerah perumahan

penduduk dan melihat mobil-

mobil sederhana yang diparkir,

anak-anak yang sedang bermain

di reruntuhan bangunan, maupun

warga yang sedang “dangdutan”

di tengah jalan daerah perumahan,

semakinlah saya merasa seperti di

Indonesia.

Kota Plovdiv sendiri merupakan

salah satu kota tertua di Eropa,

Kondektur bus kota di Plovdiv.

Page 11: Majalah Jong Indonesia 2
Page 12: Majalah Jong Indonesia 2
Page 13: Majalah Jong Indonesia 2
Page 14: Majalah Jong Indonesia 2

14

Jong Indonesia - No. 2 - Februari 2009 - Tahun I

Setidaknya tiga hal yang

melekat pada identitas

Belanda: kincir angin,

klompen (sepatu kayu), dan

tulip. Tapi tahukan anda bahwa

tulip bukanlah berasal dari

Belanda?. Ya, tulip berasal

dari Turki, Iran, Pakistan,

Afganistan, dan beberapa

daerah di kawasan Asia

Tengah. Tulip berkembang

pesat di Turki pada masa

kerjanaan Ottoman di bawah

pemerintahan Sultan Ahmed

III (1703-1730). Nama tulip itu

sendiri diambil dari bahasa

Persia, “toliban”. Tidak begitu

jelas alasan pemilihan nama

tersebut. Mungkin bentuknya

menyerupai “turban”, tutup

kepala yang banyak dipakai oleh

kaum Persian. Toliban kemudian

ditranslasi kedalam bahasa Latin

sebagai “tulipa”.

Carolus Clusius, peneliti bidang

botani pada Universitas Leiden,

Belanda, adalah tokoh dibalik

kesuksesan emblem tulip untuk

mencirikan Belanda. Dialah yang

pertama kali membiakkan tulip

pada abad ke 16. Hasil karya ilmiah

Clausius patut diacungi jempol.

Dia berhasil membiakkan tulip di

Belanda, daerah yang berada di

bawah permukaan laut. Sedangkan

didaerah asalnya, tulip hanya bisa

hidup di daerah pegunungan.

Tidak hanya itu, dia pun berhasil

untuk pertama kalinya melakukan

rekayasa yang menghasilkan tulip

dalam beberapa variasi warna.

Tulip, yang awalnya ditujukan untuk

tanaman obat, kemudian lebih

dikenal sebagai tanaman dekorasi.

Akantetapi, berbagai macam warna

dan variasi yang ada hanya tersedia

dalam jumlah terbatas. Wajar jika

kemudian diawal kemunculannya,

tulip hanya mampu dinikmati oleh

kaum kelas atas dan aristrokrat

Eropa.

Tidak demikian halnya dengan

keberadaan tulip saat ini. Riset

yang dikembangkan oleh

kerjasama berbagai lembaga di

Belanda mampu mereproduksi

berbagai variasi tulip dalam

jumlah yang tak terbatas sehingga

tulip saat ini mampu dijangkau

oleh berbagai kelas masyarakat.

Proeftuin Zwaagdijk (Agricultural

research center), International

Flower Bulb Centre, Koninklijke

Algemeene Vereeniging

voor Bloembollencultuur

(KAVB- the Royal General

Bulb Growers’ Association),

B l o e m b o l l e n k e u r i n g s d i e n s t

(Flowerbulb Inspection Service),

Hortus Bulborum Foundation,

Wageningen University and

Research Center, dan Leiden

University adalah contoh beberapa

lembaga yang melakukan riset

pengembangan tulip.

Pertanyaan yang harus

diselesaikan oleh para peneliti

tulip diantaranya bagaimana

menghasilkan varietas baru yang

tentu memiliki karakter unggul

dibandingkan varietas sebelumnya;

cocok digunakan sebagai tanaman

hias dan tanaman potong, tersedia

dalam berbagai bentuk, ukuran, dan

warna, serta memiliki daya tahan

terhadap berbagai penyakit. Usaha

yang dilakukan pemerintah Belanda

melalui kolaborasi berbagai pihak

cukup membuktikan konsistensi

dan keseriusan pemerintah

Belanda mengembangkan

tulip. Hingga saat ini

setidaknya tercatat lebih dari

10000 kultivar dan lebih dari

80% tulip di dunia di produksi

di Belanda. Tertarik untuk

melihat bagiamana indahnya

variasi jenis tulip di Belanda?

Keukenhof, dikenal juga

sebagai Garden of Europe,

adalah kebun tulip terbesar

di Belanda. Tidak hanya itu,

kebun yang terletak di selatan

Belanda di kota kecil bernama

Lisse bahkan tercatat sebagai

taman bunga terbesar di dunia.

Berdasarkan informasi pengelola

Keukenhof, tiap tahunnya sebanyak

7 juta bibit tulip dibiakkan untuk

menarik sedikitnya 800.000

pengunjung. Jika anda tertarik

mengunjuginya, perlu dicatat

bahwa Keukenhof tidak dibuka

sepanjang tahun, melainkan hanya

dari pertengahan bulan Maret

hingga pertengahan bulan Mei.

Cukup dengan mengeluarkan €

14 tiap penguňjung dewasa sudah

bisa menikmati keberagaman tulip

sepanjang hari dan tentu juga

berbagai atraksi lainnya seperti

parade bunga dan pameran anggrek.

Untuk tahun 2010, Keukenhof

akan dibuka pada 18 Maret – 16

Mei 2010. Namun demikian, untuk

mendapatkan pemandangan

terbaik dari Keukenhof, ada baiknya

anda berkunjung dipertengahan

April. Tertarik berkunjung? Silahkan

kunjungi http://www.keukenhof.

nl/. *** Yessie Widya Sari.

Keindahan tulip, keberhasilan Belanda

Merah putih, terinspirasi Indonesia-kah? (Foto: YWS).

Page 15: Majalah Jong Indonesia 2

15

No. 2 - Februari 2009 - Tahun I - Jong Indonesia

Belanda rasa Indonesia Pengalaman berkerabat dengan bangsa Belanda

Oleh: Arli Parikesit-Jerman

Lebih dari dua puluh tiga

tahun lalu, ayah saya

mendapat kesempatan

untuk studi kedokteran di Jerman,

dengan sponsor pemerintah

Jerman (DAAD) dan perusahaan

farmasi. Alhasil, dengan kebaikan

hati sponsor, saya, adik, dan ibu

berkesempatan menjenguk ayah

di Eropa. Sebelum keberangkatan,

ibu bercerita, bahwa kita akan

mengunjungi Belanda, dan

bersilaturahmi dengan kerabat di

sana. Saya terheran, bagaimana

mungkin kami bisa punya kerabat

orang Belanda? Ibu lalu menjelaskan,

bahwa tantenya menikah dengan

orang Belanda sehingga. anak

-cucu mereka sekarang menetap di

sana.

Setelah menginjakkan kaki di

Belanda untuk kali pertama, saya

bertemu dengan para kerabat di

sana. Memang tidak banyak yang

saya ingat, berhubung waktu itu

usia saya masih kecil. Namun,

foto-foto yang diambil oleh ayah,

memperlihatkan bahwa suasana

pertemuan kami saat itu sangatlah

hangat. Ada pesta meriah untuk

menyambut kami, sang keluarga

jauh dari negeri zamrud katulistiwa,

Indonesia. Semua kerabat kami di

foto tampak sangat bahagia

Beberapa tahun setelah

kunjungan saya ke Belanda, kerabat

di sana sempat mengunjungi kami

juga. Namun, ingatan saya tentang

mereka tetaplah masih samar-samar.

Setelah dua puluh tahun, saya sudah

mulai lupa dengan pengalaman

tersebut. Saya sibuk menyelesaikan

kuliah S2 saya di Universitas

Indonesia, dan juga sebagai asisten

peneliti di almamater saya. Namun,

di tengah kesibukan saya sebagai

a s i s t e n ,

tiba- tiba

om saya

m e m b e r i

k a b a r ,

bahwa akan

d a t a n g

s e o r a n g

kerabat dari

B e l a n d a .

Kenangan

masa lalu saya seakan kembali lagi

berputar ke belakang. Akhirnya,

kami sekeluarga bertemu

dengannya di Pondok Indah Mall

(PIM). Ternyata, dia masih terhitung

sepupu saya (anak sepupu ibu

saya). Kami mengobrol mengenai

berbagai hal. Ternyata dia ke

Indonesia untuk keperluan bisnis.

Iini mengingatkan saya, bahwa

memang bangsa Belanda adalah

bangsa pedagang, dan bisnis

adalah hal yang biasa bagi mereka.

Pertemuan itu pun berlalu, dan

saya sibuk kembali dengan rutinitas

di laboratorium bioinformatika.

Beberapa bulan berselang,

datanglah pemberitahuan di

email saya. Aplikasi saya untuk

melanjutkan studi S3 di bidang

bioinformatika diterima oleh DAAD.

Saya pun harus berangkat ke Leipzig,

setelah mengikuti kursus bahasa di

Indonesia dan Jerman. Mendengar

kabar ini, kami sekeluarga gembira,

dan mereka mengingatkan saya

untuk bersilaturahmi dengan

kerabat di Belanda.

Di sela-sela kursus bahasa, saya

menyempatkan diri bertemu

kembali dengan kerabat di Belanda.

Namun, pada pertemuan pertama

ini, tidak banyak anggota keluarga

yang hadir. Kedatangan saya ke

Belanda ini, juga disertai dengan

keheranan sebab saya menemukan

bahwa Bahasa Belanda dan

Jerman memiliki banyak sekali

kemiripan kosa kata. Lama setelah

itu, saya mulai mampu menebak

isi pembicaraan dan tulisan dalam

bahasa Belanda, walau tidak bisa

mengucapkannya sama sekali.

Sehingga, ketika kerabat saya

berbicara di antara mereka sendiri,

saya mulai bisa mengerti isi

pembicaraan mereka.

Kedatangan kedua, adalah

sewaktu libur natal terakhir. Saat

itu, saya mengontak sepupu saya,

supaya saya dipertemukan dengan

semua kerabat yang tersebar di

seluruh negeri Belanda. Mereka

semua menyanggupi untuk

bertemu dan bersilaturahmi dengan

saya, dan. bahkan memberikan

akomodasi di rumah mereka. Saya

heran, sebab setahu saya, dalam

kebudayaan barat, silaturahmi

menjadi hal yang asing. Tetapi saya

tidak menemukan hal itu di Belanda.

Sebelum puncak acara, saya dan

sepupu mempersiapkan makanan

Indonesia, di antaranya semur,

sayur lodeh, nasi kuning, kerupuk,

tahu-tempe, sambal, dan lain-lain.

Semua makanan Indonesia

ini kami persiapkan, untuk acara

Natal. Saya terheran sebab untuk

pesta Natal sekalipun, yang

menjadi masakan adalah makanan

Indonesia. Suasana pesta pun

sangat meriah, seperti selamatan

di Indonesia. Ini adalah suatu

pengalaman religius yang nyata

bagi saya:, selamatan di negeri yang

jauhnya ribuan kilometer dari tanah

air, dan bukan bersama bangsa

sendiri tetapi rasanya seperti di

Indonesia. Sungguh pengalaman

yang luar biasa. ***

Page 16: Majalah Jong Indonesia 2

16

Jong Indonesia - No. 2 - Februari 2009 - Tahun I

Ada hal yang

membuat

hati miris

saat (harus selalu)

berhadapan dengan

realitas social negeri

ini yang seperti

potret buram. Saya

m e m a n d a n g n y a

dari sisi ekonomi.

Karena dampak

dari permasalahan

ekonomi ini

r e m b e t a n

masalahnya bisa

meluas ke berbagai

sector, seperti social,

budaya, politik dan

hukum bahkan

moral.

Lihat saja di kota-kota besar,

seperti Jakarta dan Surabaya .

Hampir disetiap sudut kota akan

kita dapati anak-anak jalanan,

pengemis, pengamen dan orang-

orang terpinggirkan lainnya. Yang

notabene mereka dianaggap

sebagai parasit ekonomi-sosial.

Saya sering bertanya-tanya dalam

hati, apakah pemerintah tidak

menyadari keberadaan mereka?,

bagaimana cara mengatasinya?.

Pertanya-pertanyaan seperti ini

selalu berputar-putar dalam benak,

bersamaan dengan pertanyaan lain

yang juga tidak kalah menggelitik

hati, apa atau siapa yang salah ini?

Adakah yang patut dipersalahkan?.

Ada sebagian yang berpendapat

ini adalah kesalahan manusia-nya.

Benarkah?

Tapi saya tidak sependapat.

Bukan mereka yang salah. Bukan

manusianya. Manusia2 seperti

mereka jadi terpinggirkan hanya

karena tidak memiliki akses

ekonomi. Alias fakir miskin. Dan ini

bukan salah mereka.

Menurut pendapat saya ini adalah

mutlak kesalahan sebuah sistem.

Kerena memang sistem ekonomi

yang ada tidak mengakomodasi

keberadaan mereka. Dan hanya

mengakomodasi manusia-manusia

yang memiliki modal alias kaum

berduit dan yang memiliki akses

pada perekonomian.

Ya sistemlah yang salah. Sekali

lagi aku bicara sistem ekonomi.

Dalam hal ini kapitalisme.

Walaupun mungkin tidak secara

eksplisit menyatakan bahwa negeri

menganut sistem kapitalisme,

tetapi dalam prakteknya jelas

terlihat bahwa sistem inilah

yang memainkan perannya

secara signiikan. Disadari atau

tidak. Sehingga kemudian dapat

disimpulkan bahwa tanpa disadari,

ternyata nilai-nilai yang ada

dalam kapitalisme memberikan

kecenderungan yang kontradiktif

dari apa yang menjadi tujuan

pembangunan isik ekonominya.

Permasalaha-permasalahan

social yang muncul dalam ekonomi

seperti diatas,

k e s e n j a n g a n

sosial, kemiskinan,

k r i m i n a l i t a s ,

p e n g a n g g u r a n

dan konlik sosial

masih menjadi

rapor merah yang

m e n g a c a u k a n

prediksi-prediksi

p e m b a n g u n a n .

Khususnya bagi

negara dunia

ketiga seperti

I n d o n e s i a .

B a g a i m a n a

tidak, beberapa

kali berganti

p e m i m p i n ,

p e r m a s a l a h a n

yang sama masih selalu saja muncul,

yang hingga detik ini masih belum

terselesaikan dengan baik.

Perlu pula disadari, bahwa

hingga kini kapitalisme belum

mampu mengatasi fenomena

ini. Dari analisa sederhana, saya

berkeyakinan, jika sistem ini

masih memegang peran dalam

perekonomian suatu bangsa, maka

bukan suatu hal yang mustahil

fenomena-fenomena seperti ini

akan terus kita saksikan.

Walaupun memang tak dapat

dipungkiri bahwa kapitalisme

telah memberikan begitu banyak

hasil positif bagi peradaban umat

manusia. Perkembangan teknologi,

kemudahan fasilitas hidup, infra

struktur dan variasi produk

menjadi bukti bahwa kapitalisme

menunjukkan perannya yang

signiikan.

Namun terlepas dari semua itu,

ternyata terdapat data-data yang

begitu jelas menunjukkan bahwa

sistem kapitalisme memberikan

goncangan-goncangan ekonomi

Kesalahan sistem atau manusianya?Oleh: Qoyz Lofty-Mahasiswa ekonomi di salah satu kampus di Jakarta

Page 17: Majalah Jong Indonesia 2

17

No. 2 - Februari 2009 - Tahun I - Jong Indonesia

dan implikasi-implikasi yang

negative. Mulai jeratan hutang

dihampir seluruh negara

berkembang, kemiskinan yang

semakin luas di negara dunia ketiga

dan krisis-krisis ekonomi khususnya

sector keuangan. Seperti yang

baru-baru ini terjadi, krisis ekonomi

global.

Mengutip kata-kata Roy Culpeper,

dalam artikelnya “New economic

architecture”, mengatakan dengan

tegas dan jelas bahwa kesalahan

bukanlah terletak pada manusia-

manusia dibalik pembuatan

kebijakan dalam sebuah sistem

perekonomian, tapi adalah sistem

itu sendiri yang menjadi sumber

dari semua kekacauan ekonomi.

Berikut kutipannya :

“Sistemlah yang patut disalahkan

daripada pelakunya, Seperti yang

di ibaratkan oleh Robert Wade.

Meluasnya kecelakaan lebih

disebabkan oleh “desain jaringan”

daripada pelaku buruk sopir. Dalam

artikel Brieing yang saya tulis untuk

institute North-South pada juni

1998, saya menamai masalah ini

sebagai ketidak stabilan sytemik.

Ketidak stabilan ini telah berjalan

terus menerus dikemudikan

oleh pemerintahan tertentu

yang dipimpin oleh USA dan

kelompok G7-nya dan tekanan2

dari industry keuangannya

sendiri, untuk meliberalisasi

sector keuangan dan transaksi

rekening modal diseluruh dunia”.

Jadi, saya ikir haruslah

ada sebuah sistem yang bisa

mengakomodasi semua kondisi.

Baik yang berduit maupun yang

tidak sama sekali. Khususnya bagi

mereka yang dianggap parasit,

yang tidak memiliki akses ekonomi

tadi.

Sistem apakah itu?

Tentu saja sistem ekonomi islam.

Sistem Ekonomi Islam

Sistem ekonomi islam dalam hal

ini, mengakomodasi semua kondisi

ekonomi. Baik lingkungan maupun

pelakunya. Khususnya bagi mereka

yang dianggap parasit ekonomi

tadi. Islam menawarkan mekanisme

zakat sebagai kemestian sistem

untuk memecahkan masalah

ekonomi mereka, disamping

beberapa kebijakan ekonomi

Negara yang memang ditujukan

kepada mereka..

Sebenarnya yang relatif menjadi

potensi untuk menjadi masalah

adalah distribusi harta yang tidak

merata yang diberikan Allah kepada

masing-masing manusia. Ketika

penyikapan manusia terhadap

harta tidak benar, maka akan

menimbulkan masalah-masalah.

Penyikapan terhadap harta inilah

yang kemudian menjadi titik

perhatian sistem ekonomi islam.

Pengaturan ekonomi islam terhadap

perhatian ini begitu menyeluruh,

dari penyikapan individu, keluarga,

masyarakat hingga negara.

Namun tidak meratanya

distribusi harta tersebut kepada

manusia, bukanlah tanpa maksud

dan sebenarnya merupakan

sunnatullah. Sehingga dengan

keadaan tersebut, manusia

dianjurkan untuk saling berinteraksi

dengan baik, saling mengasihi dan

besyukur atas segala yang Allah

berikan. Dan atas dasar paradigma

inilah yang kemudian menjadi

perhatian dalam sistem ekonomi

islam.

Hal ini sejalan dengan corak

perekonomian yang mementingkan

kebersamaan atau altruisme, dan

keyakinan bahwa hidup hanyalah

sementara, sehingga harta sebagai

alat untuk hidup dikonsumsi

secukupnya saja. Meskipun

pencarian harta dilakukan sebanyak

yang kita mampu namun ini

bertujuan untuk tujuan altruisme

tadi.

Distribusi harta dengan

mekanisme zakat dan dampaknya

bagi perekonomian

Mekanisme zakat memastikan

aktivitas ekonomi dapat berjalan

pada tingkat yang minimal,

yaitu pada tingkat pemenuhan

kebutuhan primer.

Mekanisme ekonomi yang

akan menjelaskan proses

pengembangan itu ketika zakat

secara tepat diterapkan dalam

perekonomian. Karena zakat

yang bertugas mendistribusikan

kekayaan pada golongan

masyarakat yang membutuhkan,

dengan keyakinan bahwa pada

tiap harta yang didapatkan oleh

seseorang didalamnya terapat hak

fakir miskin dan orang-orang yang

kekurangan. Atau dikenal dengan 8

asnaf.

“sesungguhnya zakat-zakat

itu, hanyalah untuk orang-orang

fakir, orang-orang miskin, amil

zakat, para mu’allaf, yang dibujuk

hatinya untuk memerdekakan

budak, orang-orang berhutang,

untuk yang (berjihad) dijalan Allah

dan orang-orang yang sedang

dalam perjalanan, sebagai suatu

ketetapan yang diwajibkan Allah;

dan Allah maha mengetahui lagi

maha bijaksana”. (QS. At-Taubah :

60).

Mekanisme zakat ini memiliki

dua fungsi utama, yaitu : fungsi

yang memberikan manfaat bagi

individu dan bagi kolektif. Yaitu

sebagai alat ibadah yang memberi

kemanfaatan bagi individu, bagi

orang yang membayar zakat

dan kemanfaatan kolektif bagi

orang-orang dilingkungan yang

menjalankan sistem zakat ini.

Page 18: Majalah Jong Indonesia 2

18

Jong Indonesia - No. 2 - Februari 2009 - Tahun I

Untuk lebih dapat

menggambarkan fungsi kolektif

zakat, dapat dijelaskan prosesinya

bahwa zakat akan dapat

menjelaskan demand (permintaan)

dipasar yang kemudian mendorong

pertumbuhan ekonomi.

Peningkatan demand terjadi karena

perekonomian mengakomodasi

golongan manusia tak mampu

sehingga pelaku pasar disisi

demand dan supply (permintaan

dan penawaran) meningkat

seiring pertumbuhan populasi.

Distribusi zakat pada golongan

manusia tak mampu akan menjadi

pendapatan yang kemudian

membuat mereka memiliki daya

beli, atau dengan kata lain, zakat

membuat mereka memiliki akses

pada perekonomian. Terlebih lagi

jika Negara menyediakan fasilitas

bagi mereka untuk bisa berusaha

terlibat aktif sebagai pelaku pasar

disisi supply.

Eksistensi zakat dalam kehidupan

manusia baik pribadi maupun

kolektif, pada hakikatnya memiliki

dua alasan utama, yaitu : alasan

ibadah dan alasan ekonomi. Alasan

ibadah mengungkapkan bahwa

eksistensi zakat merupakan salah

satu variable atau ukuran bagi

kepatuhan seseorang pada Allah

SWT. Artinya zakat merupakan

bentuk ibadah wajib bagi mereka

yang berada pada posisi yang baik

dilihat dari sisi kepemilikan harta.

Sementara alasan ekonomi adalah

alasan yang mengungkapkan

bahwa zakat merupakan variable

utama dalam menjaga kestabilan

social ekonomi. Dengan adanya

zakat, ekonomi akan terus dijaga

agar ada pada posisi aman untuk

terus berlangsung, sekaligus

menjaga stabilitas social pergaulan

diantara manusia, antara pelaku

pasar atau antara si kaya dengan si

miskin.

Zakat memungkinkan

perekonomian terus berjalan pada

tingkat yang minimum. Akibat

penjaminan konsumsi kebutuhan

dasar oleh Negara melalui baitul

mal menggunakan akumulasi

dana zakat. Bahkan ada yang

mengungkapkan bahwa zakat

berpengaruh cukup positif pada

ekonomi, karena instrument

zakat akan mendorong investasi

dan menekan penimbunan uang

(mencegah idle money). Sehingga

zakat memiliki andil dalam

meningkatkan pertumbuhan

ekonomi secara makro. ***

Belajar Menjadi

Delegasi PBB di

Konferensi TEIMUN

Di Belanda, ada sebuah wadah unik

bagi para mahasiswa yang ingin

mengetahui lebih dalam tentang

Perserikatan Bangsa-Bangsa

(PBB). Melalui berbagai konferensi

dan pelatihan, The European

International Model United

Nations (TEIMUN Foundation)

ingin mengenalkan diplomasi ala

PBB kepada para mahasiswa.

Kegiatan utama yayasan ini setiap

tahunnya adalah konferensi

tahunan TEIMUN. Dalam hajatan

tersebut, sekitar 240 mahasiswa

dari seluruh dunia mengalami

sendiri bagaimana mekanisme

pengambilan keputusan dalam

PBB dan NATO. Caranya, mereka

akan terlibat dalam permainan

simulasi peran. Setiap peserta bisa

memilih berperan dalam badan

atau delegasi PBB tertentu, mulai

dari menjadi Dewan Keamanan

PBB, Sidang Umum PBB, delegasi

Dewan Ekonomi dan Sosial PBB

(ECOSOC), Dewan HAM PBB

(HRC), Mahkamah Internasional,

Dewan Atlantik Utara, hingga

Dewan Sejarah PBB. Peserta

akan langsung mempraktikkan

bagaimana mewakili sebuah

Negara dan mempertahankan

kebijakan luar negerinya.

Dengan begitu, selain memperoleh

pengetahuan tentang politik

internasional, para peserta pun bisa

mengembangkan kemampuan

berdebat dan berbicara di depan

umum. Konferensi ini juga lengkap

dengan program-program sosial,

ekskursi, bahkan berbagai pesta

asyik untuk berinteraksi lebih

akrab dengan sesama orang muda

dari aneka penjuru dunia.

Seperti tahun-tahun sebelumnya,

tahun ini konferensi TEIMUN akan

berlangsung bulan Juli, tepatnya 5

Juli-11 Juli di Den Haag. Temanya

adalah “Rise and Fall, Challenging

the ongoing processes of history”.

Adapun pembicara yang akan

hadir antara lain mantan menteri

luar negeri Belanda periode 2003-

2007, Bernard Bot; perwakilan

Belanda di PBB, Herman Schaper;

dan mantan menteri keuangan

Belanda, Gerrit Zalm. Bagi yang

berminat, registrasi bisa dilakukan

melalui situs http://www.teimun.

org/teimun/registration.html

dengan batas waktu pendaftaran

tanggal 7 Mei 2010.

Sayangnya, ada biaya yang harus

dibayar untuk ikut serta dalam

konferensi ini. TEIMUN memungut

biaya konferensi sebesar 150

euro per peserta. Biaya ini hanya

mencakup biaya pendaftaran

dan makan siang setiap hari.

Sementara biaya akomodasi, hotel,

visa, dan makan malam menjadi

tanggungan peserta sendiri.

***

Page 19: Majalah Jong Indonesia 2

19

No. 2 - Februari 2009 - Tahun I - Jong Indonesia

Transportasi dan identitas sosialOleh: Dian Tri - Delft

Tiga bulan sudah saya

menetap di kota Rotterdam,

Belanda dan hingga detik

ini saya masih terkesima dengan

budaya masyarakat Belanda

khususnya berkait dengan

penggunaan moda transportasi.

Bila bicara tentang isu moda

transportasi umum, bisa dikatakan

bahwa Belanda memiliki sistem

transportasi yang sangat baik.

Seperti kota-kota lain di Belanda,

Rotterdam memfasilitasi semua

pengguna jalan dengan sebaik-

baiknya. Ada beragam pilihan

bagi pengguna jalan dengan

fasilitas yang disediakan seperti

menggunakan mobil pribadi,

transportasi umum, sepeda dan

juga berjalan kaki. Pada setiap

jalurnya, jalan raya dibagi menjadi

tiga bagian yaitu jalur untuk

kendaraan roda empat, jalur untuk

sepeda dan jalur untuk pejalan

kaki. Selain ketiga jalur tersebut,

jalan raya juga dialokasikan untuk

jalur trem yang merupakan salah

satu moda transportasi umum

selain bis dalam memfasilitasi

mobilitas warga Rotterdam.

Beragam pilihan di atas

m e n j a d i k a n

p e n g g u n a a n

alat transportasi

s u n g g u h -

s u n g g u h

dilihat dari

fungsinya. Pilihan

seseorang atas

alat tranportasi

b i a s a n y a

didasarkan pada

p e r h i t u n g a n

e f e k t i v i t a s .

Contoh, ketika

s e s e o r a n g

memilih menggunakan sepeda, bisa

diasumsikan bahwa menghemat

biaya transportasi menjadi

alasan utama selain tentunya ada

alasan-alasan lain seperti untuk

menjaga kesehatan dan juga

menguruskan badan, seperti

saya. Ketika seseorang memilih

menggunakan trem ataupun bis,

biasanya dikarenakan cuaca buruk,

kondisi badan tidak it ataupun

ketika jarak yang ditempuh terlalu

jauh untuk menggunakan sepeda.

Begitupun ketika seseorang

memilih menggunakan mobil

pribadi, biasanya mobil pribadi

dipilih menjadi alat transportasi

seseorang ketika dia membawa

anggota keluarga seperti anak-

anak.

Pada intinya, pilihan penggunaan

jenis transportasi tidak lantas

mempengaruhi status sosial

seseorang. Di jalanan seperti di kota

besar Rotterdam, kita bisa melihat

laki-laki menggunakan stelan jas

terbaiknya tetapi tetap santai

bersepada menuju kantor. Begitu

juga dengan perempuan yang bisa

menggunakan pakaian terbaiknya,

berpenampilan anggun dan

modis tetapi bisa dengan nyaman

menggunakan sepeda menuju

kampus atau tempat kerjanya.

Pilihan seseorang menggunakan

sepeda, trem ataupun bis tidak

lantas memberikan embel-

embel status sosial pada mereka.

Pilihan akan sepeda tidak lantas

menunjukan bahwa orang tersebut

dari kelas menengah ke bawah dan

begitupun sebaliknya.

Hal yang sangat kontras bisa kita

lihat di kota-kota besar di Indonesia

seperti Jakarta. Pilihan seseorang

akan alat transportasi akan serta

merta memberikan label kepada

orang tersebut. Ketika dia hanya

mampu menggunakan sepeda

maka label sebagai kelas menengah

ke bawah akan melekat kepadanya,

kecuali sekelompok orang yang

peduli lingkungan dan akhir-

akhir ini marak mempromosikan

penggunaan sepeda ke tempat

kerjanya. Untuk kelompok ini,

pilihan mereka menggunakan

sepeda lebih kepada orientasi

mereka atas penjagaan lingkungan

dan tidak berkait dengan pilihan

penggunaan alat transportasi

dari segi efektivitas. Karena bila

ditelusuri, penggunaan sepeda,

untuk kota Jakarta yang luas dirasa

kurang efektif terlebih lagi dengan

suasana lalu lintas yang masih

kacau balau dan belum memfasilitsi

pengguna sepeda itu sendiri.

Di Indonesia, pilihan akan alat

transportasi juga menjadi salah satu

indikator kesuksesan seseorang

dalam hidupnya. Banyak dari

warga Jakarta yang menjadikan

kepemilikan atas mobil menjadi

target dalam hidupnya. Bukan

berarti ini merupakan hal yang salah.

Kita di sini tidak bicara mengenai

Bersepeda: murah meriah dan menyehatkan (Foto: YWS).

Page 20: Majalah Jong Indonesia 2

20

Jong Indonesia - No. 2 - Februari 2009 - Tahun I

hal yang benar atau salah. Saya

juga tidak berniat menghakimi.

Saya hanya mencoba melihat dua

hal yang kontras antara pilihan

penggunaan transportasi di Jakarta

dan Rotterdam.

Mungkin bantahan yang akan

muncul adalah bahwa kita tidak

bisa membandingkan kota Jakarta

dengan kota Rotterdam yang

memang jauh lebih maju, teratur

dan modern. Tetapi perbedaan

ini membuat saya berikir, apakah

ada hubungan sebab akibat

antara pilihan penggunaan alat

transportasi dengan pembentukan

budaya di masyarakat, atau

sebaliknya? Pilihan alat transportasi

di kota Rotterdam yang benar-benar

dilihat dari sisi efektivitas atau segi

fungsi lambat laun membentuk

masyarakat yang bisa dikatakan

sederhana. Sekali lagi, ini hanya

berdasarkan pengamatan saja dan

memang belum ada penelitian yang

membahas tentang hal ini. Apa yang

saya amati di Jakarta, pilihan akan

alat transpotasi yang kemudian

mendorong pembentukan label

akan status sosial seseorang akhirnya

membentuk masyarakat yang tidak

sederhana dan saling berlomba

menunjukan keberhasilan yang

diukur dari berapa jumlah atau apa

jenis mobil yang dimiliki.

Kalau kemudian ada yang

beragumen bahwa apa yang

terjadi di Jakarta lebih dikarenakan

belum adanya fasilitas transportasi

umum yang memadai sehingga

masih banyaknya pilihan warga

Jakarta jatuh pada penggunaan

mobil pribadi, maka pertanyaan

lanjut yang kemudian muncul

adalah, apakah warga Jakarta yang

memiliki mobil kemudian akan

beralih menggunakan fasilitas

transportasi umum bila fasilitasnya

sudah memadai?

Saya sedikit skeptis akan hal

tersebut dikarenakan budaya

yang terlanjur terbentuk yaitu

dengan mengkaitkan status sosial

seseorang dengan isu kepemilikan.

Saat ini pemerintah DKI Jakarta

mencoba melakukan terobosan atas

kebuntuan masalah transportasi

dan sedikit berkait dengan isu

perubahan iklim melalui pengadaan

fasilitas jalur sepeda di di Jakarta.

Terobosan ini bisa dikatakan ironis

karena seperti diberitakan di

Kompas pada 1 Januari 2009, bahwa

jalur sepeda nantinya tidak akan

dicampur dengan jalur kendaraan

biasa (regular) tetapi menggunakan

trotoar yang digunakan

pejalan kaki. Direktur Lalu

Lintas Polda Metro Jaya

bahkan menyatakan bahwa

“Jalur sepeda tidak bisa

menggunakan badan jalan

mengingat jalannya terbatas

dan sudah terlalu macet. Itu

sebabnya, satu-satunya cara

yang memungkinkan agar

jalur sepeda bisa terwujud,

yakni dengan menggunakan

fasilitas pejalan kaki.”

Perspektif di atas makin

menguatkan asumsi saya

bahwa cara yang digunakan

untuk mengatasi masalah

kemacetan dan polusi di

Jakarta dengan bersepeda

hanya akan “menyita”

ruang pejalan kaki yang

sudah sangat terbatas. Saya tidak

bisa memahami alasan apa yang

melatarbelakangi pemerintah

mengorbankan hak pejalan kaki dan

bukannya mengambil sedikit ruang

yang selama ini digunakan oleh

mobil pribadi. Apa karena pilihan

akan jenis transportasi masih dirasa

berpengaruh pada status soial di

masyarakat? Benarkah mereka yang

bermobil memiliki status sosial

lebih tinggi dibandingkan pejalan

kaki?. ***

Page 21: Majalah Jong Indonesia 2

21

No. 2 - Februari 2009 - Tahun I - Jong Indonesia

Kolaborasi: Kunci keberhasilan penyediaan air minum berkualitas di Belanda

Oleh: Rina Puspitasari - Wageningen

Negeri Belanda sangat

terkemuka dalam

manajemen air di

wilayahnya, termasuk air minum

untuk penduduknya di seluruh

pelosok negeri. Bahan baku air

minum di Belanda adalah air

tanah (ground water, 60%) dan air

permukaan (surface water, 40%)

seperti air sungai Rhine dan Maas.

Belanda termasuk negara terdepan

di dunia dalam urusan pengadaan

air minum yang berkualitas tinggi

bagi penduduknya. Air minum

yang dialirkan melalui keran-

keran di rumah penduduk Belanda

merupakan air yang bebas klorin,

stabil secara biologis, dan aman

untuk diminum langsung. Kualitas

air minum yang sangat baik di

Belanda selalu mengacu pada

segala peraturan terkait air minum

di tingkat Uni Eropa maupun

nasional.

Data yang dirilis Asosiasi

Perusahaan Air di Belanda (Vewin)

menunjukkan bahwa pada tahun

2007 produksi air minum di

Belanda mencapai 1,138 juta m3

dengan total jaringan infrastruktur

transportasi dan pasokan air minum

di seluruh negeri ini mencapai

115,000 km. Proporsi terbesar dari

penggunaan air (layak) minum

oleh seseorang, dengan total

jumlah air 127.5 liter/ orang/ hari,

di lingkungan domestik penduduk

Belanda adalah 39% untuk mandi,

29% untuk urusan toilet, dan 14%

untuk mencuci pakaian . Sedangkan

air minum yang benar-benar

dimanfaatkan untuk dikonsumsi

(misalnya memasak, membuat

kopi, dan menjadi air minum)

adalah sekitar 3% saja. Tingkat

kebocorannya juga sangat rendah,

yaitu sekitar 6%, dibandingkan

Negara-negara lain di sekitarnya

yang bisa mencapai 12%. Angka-

angka ini menunjukkan betapa

penduduk Belanda diberkahi

dengan air berkualitas air minum

dalam jumlah memadai untuk

berbagai urusan yang memerlukan

penggunaan maupun konsumsi air.

Pemerintah Belanda cenderung

tidak membedakan air yang layak

diminum atau air yang digunakan

untuk aktivitas lain selain minum,

seperti mandi, mencuci mobil,

mencuci peralatan dapur, dsb,

karena pemisahan produksi dan

distribusi antara air layak minum

dengan air yang tidak untuk

diminum akan lebih mahal biayanya

daripada tidak memisahkan mereka.

Council Directive 98/ 83/ EC tanggal

3 Nopember 1998 tentang kualitas

air untuk konsumsi manusia menjadi

landasan kebijakan dalam rangka

melindungi kesehatan masyarakat,

terutama penduduk EU, dari efek

merugikan akibat kontaminasi

pada air yang dimaksudkan untuk

konsumsi manusia. Directive ini

memuat tentang standar parameter

mikrobiologi dan kimia yang harus

dipenuhi oleh air yang dimaksudkan

untuk konsumsi manusia.

Segala pencapaian fantastis

dalam pengadaan air minum

di Belanda, dan tetap terjaga

konsistensinya hingga saat

ini, tidak lepas dari kontribusi

berbagai pihak dalam penerapan

sistem manajemen air minum

di Belanda dan teknologi yang

tepat. Beberapa institusi dan

pemangku kepentingan terkait

berbagi tugas dan kewenangan

untuk menjamin pasokan air

minum yang berkualitas tinggi

bagi penduduk Belanda, seperti

pemerintah pusat, pemerintah

tingkat provinsi, pemerintah

daerah (kota, municipality), badan

pengawas air (waterboards),

perusahaan air minum dan

asosiasinya, serta konsumen.

Selain para pembuat kebijakan

dan pelaksana teknis di lapangan,

sektor penyediaan air minum

di Belanda juga ditunjang oleh

Air kran layak minum (Foto: YWS)

Page 22: Majalah Jong Indonesia 2

22

Jong Indonesia - No. 2 - Februari 2009 - Tahun I

lembaga-lembaga riset terkait

produksi, distribusi, perawatan,

dan lingkup pekerjaan lain untuk

menjamin air minum berkualitas

tinggi senantiasa tersedia dalam

jumlah cukup sesuai kebutuhan

masyarakat. Semua pihak terkait

bekerjasama dengan tujuan akhir

penyediaan air minum berkualitas

tinggi untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat secara konsisten dan

melindungi kesehatan masyarakat

dari risiko penyakit yang dapat

dihantarkan melalui air minum.

Pemerintah pusat (tingkat

nasional) adalah pembuat kebijakan

untuk menciptakan kondisi dan iklim

yang kondusif dalam pengadaan

air minum (waterworks) berkualitas

tinggi di seluruh pelosok negeri.

Berbagai perangkat kebijakan

yang menunjang pencapaian

tujuan ini dibuat oleh Pemerintah

pusat dan implementasinya di

lapangan menjadi tanggung jawab

pemerintah provinsi. Sedangkan

pemerintah kota memiliki peranan

penting dalam manajemen air di

kotanya. Mereka bertanggung

jawab mengatur sistem air limbah

dan penanganannya serta tata

ruangnya di kota dan lingkungan

sekitarnya. Kementerian

Perumahan, Tata Ruang,

Perencanaan, dan Lingkungan

(VROM) berwenang dalam

koordinasi pengawasan aspek

kesehatan dan higiene air minum,

sedangkan Departemen Pekerjaan

Umum dan Manajemen Air bersama

Badan Pengawas Air (waterboards)

bertanggungjawab atas kualitas

dan kuantitas air regional di

Belanda. Waterboards memonitor

tingkat air secara isik, mengontrol

kualitas air permukaan, menangani

air limbah, dan memelihara

kondisi isik aliran air permukaan.

Waterboards bernaung di bawah

satu Asosiasi waterboards Belanda

(Unie van waterschappen).

Ketersediaan air minum yang

berkualitas tinggi bagi seluruh

penduduk Belanda menjadi

tanggung jawab 10 perusahaan air

minum yang ada saat ini. Perusahaan

air minum menghasilkan air

minum yang memenuhi standar

kualitas terbaik dan menjamin

alirannya bagi konsumen secara

konstan selama 24 jam. Produksi

air minum berkualitas tinggi juga

diiringi praktek-praktek yang

memperhatikan keseimbangan

lingkungan hidup, termasuk

pemeliharaan, manajemen,

pengembangan, dan perbaikan

kondisi alam yang digunakan dalam

pengumpulan dan penempatan

air. Seluruh perusahaan air minum

tersebut tergabung dalam Asosiasi

Perusahaan Air Belanda (Vewin).

Vewin berperan penting dalam

membantu anggotanya mencapai

sasaran strategis perusahaan.

Jaminan atas air minum dengan

kualitas yang sangat baik juga

tidak boleh membuat konsumen

lupa diri dalam pemanfaatan air

minum. Konsumen harus menjaga

jalur aliran air minum di dalam

kediamannya tetap terawat baik

serta menggunakan air minum

tersebut dengan bijak.

Satu hal yang tidak kalah

pentingnya dan menjadikan sektor

air minum di Belanda sebagai

yang terdepan adalah perhatian

yang besar terhadap penelitian-

penelitian di ruang lingkup ini. Salah

satu program penelitian di sektor air

minum di Belanda adalah The Joint

Research Programme of the Dutch

Water Sector (BTO-programme)

yang dibiayai dan diinisiasi oleh

perusahaan air minum dan Vewin.

Kiwa Water Research (KWR) adalah

koordinator program ini. ***

Salju melumpuhkan

Eropa

Cuaca dingin dan salju masih

belum menunjukkan

tanda-tanda hengkang

dari dataran Eropa, menyebabkan

kekacauan jadwal lalu-lintas

dan menyebabkan puluhan jiwa

meninggal.

Pada akhir Desember 2009,

bandara Dublin tertutup salju

selama seminggu, menyebabkan

semua jadwal penerbangan

dibatalkan. Kondisi di Prancis tidak

jauh lebih baik. Di Lyon, sekitar

1000 penumpang terlantar di

bandara karena pesawatnya tak

bisa tinggal landas. Bagaimana

tidak, salju setebal lebih dari 20 cm

menutupi semua landas pacu.

Sementara itu, layanan kereta api

Eurostar yang menghubungkan

London, Brussel dan Paris

mengalami keterlambatan atau

pembatalan karena cuaca yang

sangat parah.

Di Jerman, lebih dari 160 orang

terperangkap semalam di jalan

raya dalam cuaca yang dingin.

Mereka bertahan hidup dengan

menjalankan pemanas kendaraan

sampai tim penyelamat datang.

Di Polandia, setidaknya 9 orang

dilaporkan tewas karena kondisi

ekstrim dalam seminggu ini

sementara lebih dari 100000 orang

dilaporkan kehilangan akses listrik

karena instalasi listrik tertimbun

salju. *** Jimmy Perdana

Page 23: Majalah Jong Indonesia 2

23

No. 2 - Februari 2009 - Tahun I - Jong Indonesia

Survei: pola makan mahasiswa Indonesia di luar negeri

Menjamurnya restoran-restoran

yang menawarkan menu eksotis

dari mancanegara di kota-kota

besar di Indonesia ternyata

tidak serta-merta menunjukkan

mudahnya orang Indonesia

meninggalkan pola makan sehari-

harinya; nasi. Di mana pun orang

Indonesia berada pasti mereka

mencari nasi. Fenomena ini terkuak

melalui survei yang dilakukan

oleh majalah JIyang khususnya

ditujukan pada mahasiswa

Indonesia yang sekarang sedang

menimba ilmu di mancanegara.

Sebanyak 119 mahasiswa telah

berpartisipasi sebagai responden.

Adapun sebaran latar belakang

para responden adalah sebagai

berikut:

55%

45%

Pria

Wanita

Dari 119 responden, 75%

mengakui bahwa nasi masih

menjadi makanan utama mereka;

16% mengonsumsi makanan

pokok berbasis terigu (roti, pasta,

dll), 4% mengonsumsi kentang

dan 5% mengonsumsi makanan

lainnya. Hal ini ditunjang dengan

data bahwa 47% responden

mengonsumsi nasi lebih dari sekali

sehari dan 44% responden lainnya

mengonsumsi nasi 3 kali seminggu

sampai 1 kali sehari dan hanya satu

responden yang mengonsumsi nasi

kurang dari sekali seminggu.

59%

5%

34%

2%

Belanda Eropa excl. Belanda

Asia Lainnya

Meski tak mampu lepas dari nasi,

mayoritas responden mengaku

frekuensi mengonsumsi makanan

tipikal Indonesia mereka tidak

terlalu tinggi. Hanya 18%

responden mengonsumsi

lauk dan sayuran khas

Indonesia seperti tempe,

tahu, rendang, kangkung,

ataupun sambal; 34%

mengaku mengonsumsinya

beberapa kali seminggu

dan sisanya mengaku hanya

mengonsumsi kurang

dari sekali seminggu.

Alasannya beragam,

terutama waktu dan tenaga

untuk menyiapkannya dan

kesulitan memperoleh

bahan yang cukup mahal

dan kadang bahan tertentu

tak tersedia.

78%

12%

8% 2%

Beasiswa Biaya pribadi

Digaji kampus Lainnya

Umumnya para mahasiswa

Indonesia tersebut memasak

sendiri atau dimasakkan teman.

Beberapa malah mengakui

kemampuan memasak menu khas

Indonesia terasah di negeri orang.

(masih relevan dgn hasil survey?).

Hanya sedikit responden yang

mengaku mendapatkan menu khas

Indonesia dari membeli jadi. Hal ini

bisa dimaklumi karena makanan

jadi di beberapa negara dipatok

dengan harga premium.

Survei juga menunjukkan

tidak terlalu tingginya animo

responden pada masakan

khas negara tempat mereka

menimba ilmu. 16.8% responden

mengaku mengonsumsi menu

Jus alpokat dan sate kambing, menu andalan “Restoran Bali”

Poznaň, Polandia. (Foto: JIM)

Page 24: Majalah Jong Indonesia 2

24

Jong Indonesia - No. 2 - Februari 2009 - Tahun I

khas negara tersebut setiap hari,

26% beberapa kali seminggu,

43.7% kurang dari sekali seminggu

dan 13.5% sisanya tidak pernah

mencobanya. Beberapa alasan

pendukung adalah kemudahan

penyiapan sajian, kegemaran

mencoba, harganya lebih

terjangkau dan sedikit sekali karena

alasan mengikuti pola makan

pasangannya. Sementara itu, faktor

penghambat bagi para responden

terutama adalah alasan mahal,

rasa yang tidak cocok di lidah, dan

karena alasan agama/tradisi. ***

Jimmy Perdana.

Daftar toko/restoran Indonesia

di daerah Anda:

Putri Odi Indonesisch Take •Away, Renkum Belanda

Selera Anda, Amstelveen (dekat •Amsterdam), BelandaWarung

Kromo, Den Haag

Ming Kee, Den Haag•Restoran Mini, Rotterdam•Restoran Indonesia, Surabaya, •Bali, Eindhoven.

Restoran Cabe, Tokyo, Jepang•Haus von Java, Jerman•Warung Indonesia, Busan, Korea •Selatan.

Idaman Sayang, Malaysia.•Restoran Dayang dan Isaku, Den •Haag.

Restoran Jimbaran, Den •Haag,Warung Indo Mbak Wiwi

di Chiayi City, Taiwan.

Sarinah, Taiwan.•Indosakura, Taiwan.•Restoran Ayam Penyet, •Singapore.

Mirasa dan Warung Kamto, •South Korea.

Kaki lima Simpang Dago, •Bandung, Indonesia.

Di tempat saya bumbu-bumbu Indonesia masih harus bersaing dengan bumbu-bumbu •asia lainnya..ayo pengusaha Indonesia ekspor sebanyak-banyaknya bahan makanan

Indonesia, banyak kok konsumennya [Anonim, Belanda].

Terasi Indonesia dicekal masuk Belanda karena alasan quality assurance, sementara •ada banyak pasien yang kecanduan tingkat tinggi pada terasi hingga tak segan-segan

melakukan penyelundupan) [penulis]

Harusnya ada pilihan, mesen bahan makanan Indonesia via internet/toko online.. soalnya •gw seringnya gitu. [Akino, Belanda]

Enak masak sendiri, halal dan murah dan tentu kenyang [Anonim, Belanda]•Sulit untuk mendapatkan makanan halal, kecuali ke daerah masjid yang jaraknya 50-an •km [Anonim, Belanda]

Di Taiwan, lebih dari 90% makanan tidak halal sehingga yang bisa menjadi pilihan adalah •kios vegetarian (karena orang Budha taat biasanya vegetarian) atau ke warung Indo.

[Wahidah, Taiwan]

Bahan makanan apa saja asalkan bisa diolah. Boerenkool jadi bubur pun jadi, zalmilet pake •bumbu opor pun jadi..di mana bumi berpijak di situ langit dijunjung! Pokoke maknyuss!

[Adrian, Belanda]

Makanan indonesia di Belanda dimasaknya dengan menyesuaikan lidah orang Belanda •

Restoran Indonesia di Polandia (Foto: JIM)

Page 25: Majalah Jong Indonesia 2

25

No. 2 - Februari 2009 - Tahun I - Jong Indonesia

Bung Hatta dan pemikirannya:

Peka potensi Uni Eropa sejak 1929

Belanda adalah salah satu negara

yang tergabung dalam kekuatan

ekonomi Uni Eropa (UE). Apabila

kita berbicara tentang nilai tukar

mata uang Euro sebagai indikator

perekonomian Uni Eropa, bila

dibandingkan dengan negara adi

daya Amerika Serikat, maka sejak

dikenalkan pada akhir 1998 hingga

kini (red. 31 Desember 2009),

terlihat jelas bahwa kekuatan

perekonomian UE memiliki trend

yang terus menguat. Baiklah, tapi

bukankah sudah banyak orang

yang tahu tentang itu? Jadi dimana

istimewanya?

Hal yang istimewa disini adalah

Bung Hatta, putra bangsa, sudah

menganalisa potensi kekuatan

ekonomi Uni Eropa untuk melawan

dominasi ekonomi Amerika Serikat.

Analisa tersebut dilakukannya

sejak 1929, lebih dari 60 tahun

sebelum Uni Eropa resmi terbentuk

melalui Treaty of Maastricht

pada awal 1992. Melalui buah

penanya dalam harian “Persatuan

Indonesia“ yang berjudul “Eropa

Serikat Dapatkah Tercapai?“, Bung

Hatta memaparkan penjelasan

mengenai pentingnya kekuatan

ekonomi berbasis persatuan untuk

memulihkan keadaan ekonomi

Eropa yang ketika itu keadaanya

carut marut.

Banyak negara negara Eropa

terlilit hutang besar kepada Amerika

Serikat yang pada saat itu sedang

menikmati masa jayanya.

Marilah kita langsung simak

pernyataan beliau dalam tulisan

fenomenal tersebut, “Di Amerika

Serikat dapat timbul perserikatan itu

(dalam konteks kemungkinan Eropa

berserikat), karena di sana penduduk

tidak terbagi-bagi dalam beberapa

negeri. Betul penduduk Amerika

Serikat berasal dari pelbagai jenis

(ras) manusia, akan tetapi pelbagai

jenis itu sudah menjadi satu dan

mengambil bahasa persatuan yaitu

bahasa Inggris. Waktu pelbagai jenis

itu datang ke Amerika, kemudian

melepaskan diri dari genggaman

imperialisme Inggris, mereka tidak

mengadakan perlainan jenis pula

diantara mereka dulu di Eropa. Akan

tetapi mereka mencebur diri mereka

menjadi satu bangsa, yaitu bangsa

Amerika. Sebab mereka sudah

berpuluh tahun hidup seperti satu

bangsa, walaupun asalnya pelbagai

jenis, maka perasaan kebangsaan

mereka hidup di seluruh tanah air

mereka. Sebab itu pula ekonomi

mereka jadi satu. Industri mendapat

pasar yang amat besar dalam tanah

air sendiri. Perasaan keekonomian

anak negeri Amerika tidak banyak

bedanya satu sama lain. Dan dalam

politik mereka berperasaan „orang

Amerika“ Kesatuan perekonomi

Amerika pada masa itu beliau

bandingkan dengan kekuatan

ekonomi bangsa-bangsa Eropa

yang cenderung berorientasi lokal

dan egoistis. Saat itu antara negara

Eropa satu dan lainnya masih terlalu

arogan untuk bekerjasama secara

fair dan masih terikat pada

kebanggaan daerah asal mereka

masing- masing, sehingga

persaingan tidak sehat (misal

melalui perang tarif antar negara)

justru menghancurkan semua

negara yang telibat dalam

persaingan itu sendiri.

Meskipun implementasi

persatuan ekonomi regional tidak

semudah membalikan telapak

tangan dan harus dilanjutkan

dengan operasi-operasi konkrit dan

terukur, beliau telah menekankan

pentingnya payung kemauan

politik dan keadilan sosial bagi

seluruh pihak yang terlibat dalam

mencapai kemajuan ekonomi

berbasis persatuan.

Berbicara tentang bangsa kita

yang terdiri dari beragam suku

bangsa, bahasa, budaya, dan

keragaman lainnya, potensi pasar

yang dimiliki oleh bangsa kita

adalah luar biasa besar. Bayangkan

anda memiliki usaha pisang

goreng, dan setiap warga rata-rata

mengkonsumsi pisang goreng

goreng anda perbulan sebesar Rp

1000. Dengan jumlah penduduk

sekitar 250 juta jiwa, hanya dari

usaha pisang goreng anda bisa

menggenerasikan uang sebesar

Rp 250 milyar. Contoh ini memang

terkesan berlebihan, tapi memang

begitu menakjubkannya pasar yang

kita miliki. Apabila produksi dalam

negeri dapat diserap baik oleh

negeri kita sendiri maka negeri kita

akan makmur dengan sendirinya.

Kembali kepada pemikiran

Bung Hatta, dalam membangun

persatuan perekonomian,

rasa persatuan dan senasib

sepenanggungan itu menjadi

salah satu modal utama.

Page 26: Majalah Jong Indonesia 2

26

Jong Indonesia - No. 2 - Februari 2009 - Tahun I

Sedia Payung

Sebelum hujan

Sedia payung sebelum hujan.

Masih ingat petuah bijak tersebut?

Ternyata pepatah lampau ini

tidak hanya diartikulasi makna

tersiratnya, tapi juga benar-benar

secara haraiah dipraktikkan oleh

paling tidak mereka yang tinggal

di Ingris dan Belanda, dimana

cuaca bisa berubah dalam

hitungan menit.

Mengecek kondisi cuaca

melalui internet sudah menjadi

ritual sakral “sedia payung” yang

biasa dilakukan. Jika lupa, siap-

siap saja salah kostum; kalau tidak

dilirik orang dikira beruang kutub

naik sepeda di padang pasir, ya

berdandan chick dan elegan

tapi pada akhirnya basah kuyup

karena guyuran hujan.

Tak jarang orang (juga para

mahasiswa Indonesia) mengecek

cuaca di luar rumah/laboratorium

dengan mengeklik situs tertentu

di internet, tapi lupa membuka

tirai jendela dan melongok ke

luar. Ironi memang. Jadi, situs

apakah gerangan yang biasa

mereka tengok? Berikut beberapa

situs bermanfaat itu. Semoga bisa

juga bermanfaat bagi mereka

yang hendak menggeluti bisnis

pawang/ramal hujan.

Accu-Weather

Sesuai namanya, situs

ini memang cukup akurat

memprediksi cuaca. Temperatur,

tekanan, arah angin dan

kecepatannya, jarak pandang,

persen kemungkinan presipitasi,

termasuk waktu matahari

terbit dan tenggelam disajikan

secara aktual. Bahkan, “real-feel

temperature” sudah menjadi

merek dagang mereka, berupa

t e m p e r a t u r

yang dirasakan

tubuh yang

s e d i k i t

b e r b e d a

d e n g a n

t e m p e r a t u r

t e r u k u r .

Kemungkinan

korelasi Ranz-

M a r s h a l l

d i g u n a k a n

u n t u k

menentuk an

Nusselt dan

S h e r w o o d

n u m b e r ,

k o e f i s i e n

transfer massa

dan panas.

Situs ini juga

menyajikan prakiraan cuaca

per-jam dan prakiraan cuaca 15

hari ke depan yang sering kali

keakuratannya cukup ajaib.

www.accuweather.com

Buienradar/Meteox

Bagaimana rasanya memiliki

mata seperti dewa petir? Kunjungi

situs ini. Situs ini menyajikan

peta dan arah pergerakan awan,

hujan, dan badai secara aktual,

termasuk prediksinya beberapa

jam ke depan. Situs ini sangat

praktis untuk memprediksi kapan

hujan datang dan kapan reda,

umumnya sangat berguna bagi

para komuter.

www.meteox.com atau www.

buienradar.nl

Masih banyak situs prakiraan

cuaca yang bertaburan di dunia

maya, seperti weather.com,

weather-forecast.com, dan

sebagainya. Konsultasi dengan

eyang google.com dijamin

memberikan lebih dari 35.700.000

link dalam hitungan milidetik.

Semoga bermanfaat. Jangan lupa,

sedia payung sebelum hujan. ***

Jimmy Perdana.

Selama masyarakat Indonesia masih lebih senang menyibukkan diri menghabiskan

waktu dengan perbedaan dan tidak memiliki rasa senasib sepenanggungan, selama

itu pula kesenjangan akan ada. Selama kesenjangan dibiarkan, maka rasa ketidakadilan dan iri dengki akan

timbul. Selama rasa iri dengki dibiarkan, maka perpecahan adalah keniscayaan. Selama perpecahan dan

pengkotak-kotakan masyarakat masih hidup, maka negara itu menjadi rapuh. Layaknya pengalaman pahit kita

dahulu (atau mungkin juga sekarang) yang pernah jatuh sebagai korban politik “Devide et Impera“.

Akhir kata, alternatif mana yang akan kita pilih? Bersatu dalam karya nyata dan berusaha ciptakan win win

solution, atau berpecah belah dan berikiran nobody should win if I could not be the winner. Menantangnya,

setiap mutiara kebaikan dan hikmah selalu mudah untuk dikatakan dan lebih berat untuk dilaksanakan. ***

Meditya Wasesa.

Page 27: Majalah Jong Indonesia 2

27

No. 2 - Februari 2009 - Tahun I - Jong Indonesia

EU Blue Card 2010Akses kerja untuk pendatang berketerampilan tinggi di Eropa

Uni Eropa (European Union/

EU) akan memberlakukan

Blue Card mulai tahun

2010. Proposal Blue Card ini telah

diajukan sejak

tahun 2007 lalu

dalam proposal

Directive on the

Condition of Entry

and Residence

of Third Country

Nationals for

the Purpose of

Highly Qualiied

E m p l o y m e n t .

Dalam proposal, EU

mencoba menarik

para pendatang

berketerampilan

tinggi (high-skilled

migrant) untuk

bekerja di negara-

negara EU karena

selama ini sistem

dan kebijakan

imigrasi yang

berbeda di tiap

negara anggota EU

meyulitkan warga non-EU untuk

masuk dalam pasar tenaga kerja

(labour market).

Ide Blue Card terinspirasi dari

US Green Card yang memberikan

izin tinggal dan kerja bagi para

pendatang dari luar Amerika

Serikat. Bedanya, EU Blue Card tidak

memberikan izin tinggal permanen.

Sistem yang diberikan lebih serupa

dengan sistem Visa H-1B di AS yang

hanya memberikan izin kerja dan

izin tinggal sementara.

Tiga syarat untuk mendapatkan

EU Blue Card ini: (1) Kontrak kerja

dari pemberi kerja di EU (minimum

1 tahun), (2) persyaratan kualiikasi

(yang dijelaskan dalam proposal

di atas, yaitu bagi pekerja yang

memiliki gelar atau ijazah sekolah

maupun ijazah lain yang diakui

telah menyelesaikan program

sekolah tinggi (setara sarjana/S1)

atau telah berpengalaman kerja

selama 3 tahun, serta (3) gaji bruto

sebesar tiga kali upah minimum

nasional.

Apabila tenaga terdidik telah

bekerja selama dua tahun di salah

satu negara EU, pekerja tersebut

diberikan hak mengakses EU labour

market. Selain itu, pemegang EU

Blue card juga diberikan jaminan

menikmati hak yang sama dengan

penduduk EU dalam hal jaminan

sosial, kebebasan berserikat,

pensiun, bantuan sosial, akses

pelayanan sosial, dan sebagainya,

m e m i l i k i

k e m u n g k i n a n

untuk berpindah

dari satu negara

ke negara lain

serta memiliki hak

untuk berintegrasi

penuh dalam EU.

Hak dan jaminan

tersebut juga

berlaku bagi

anggota keluarga

pemegang EU

Blue Card.

Ide Blue Card

ini menarik para

pendatang berskil

untuk bekerja

di EU. Meski

begitu, perlu

disadari bahwa

Blue Card dapat

m e n i m b u l k a n

brain drain atau

kekurangan tenaga ahli bagi

negara dunia ketiga serta dapat

meningkatkan kemiskinan dan

ketertinggalan. Selain itu, perlu

diwaspadai terjadinya brain waste

bila pemegang EU Blue Card

kehilangan pekerjaan dan terpaksa

melakukan perkerjaan rendah

(non-skilled job) karena persaingan

ketat dengan prioritas pemberian

kerja kepada penduduk EU serta

Masyarakat Ekonomi Eropa (EEA).

***

Yasmin Soraya.