Top Banner
INDONESIA 3 UNITED STATES OF AMERICA 1 PHILIPPINES 2 2025: INDONESIA PEMIMPIN ENERGI PANAS BUMI DUNIA 2025: INDONESIA PEMIMPIN ENERGI PANAS BUMI DUNIA EDISI NOVEMBER 2010 JAWA: RP 30.000,00 LUAR JAWA: RP 35.000,00 http://majalahenergi.com GLOBAL GEOTHERMAL ENERGY PRODUCTION 2010 Cover Story: RISET DIRESMIKANNYA DIRJEN EBTKE-ESDM FOKUS NENNY SAPTADJI, “ENERGI PANAS BUMI, SOLUSI UNTUK BANGSA.” PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PENGONTROL TEMPERATUR PADA REAKTOR BIOGAS PROF. ARIONO ABDULKADIR BERITA TERBARU ULASAN TOKOH RENEWABLE ENERGY FOR SUSTAINABLE BRIDGE KELISTRIKAN NASIONAL DAN SOLUSINYA
27

Majalah Energi Edisi 1 - Nov 2010 - 2025 Indonesia Pemimpin Panas Bumi Dunia

Apr 15, 2017

Download

Education

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Majalah Energi Edisi 1 -  Nov 2010 - 2025 Indonesia Pemimpin Panas Bumi Dunia

INDONESIA

3

UNITED STATES OF AMERICA

1PHILIPPINES

2

2025:INDONESIA PEMIMPIN ENERGI PANAS BUMI DUNIA

2025:INDONESIA PEMIMPIN ENERGI PANAS BUMI DUNIA

EDISI NOVEMBER 2010

JAWA: RP 30.000,00

LUAR JAWA: RP 35.000,00

http://majalahenergi.com

GLOBAL GEOTHERMAL ENERGY PRODUCTION 2010

Cover Story:

RISET

DIRESMIKANNYA DIRJEN EBTKE-ESDM

FOKUS

NENNY SAPTADJI, “ENERGI PANAS BUMI, SOLUSI UNTUK BANGSA.”

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PENGONTROL TEMPERATUR PADA REAKTOR BIOGAS

PROF. ARIONO ABDULKADIR

BERITA TERBARU

ULASAN

TOKOH

RENEWABLE ENERGY FOR SUSTAINABLE BRIDGE

KELISTRIKAN NASIONAL DAN SOLUSINYA

Page 2: Majalah Energi Edisi 1 -  Nov 2010 - 2025 Indonesia Pemimpin Panas Bumi Dunia

SUSUNAN REDAKSI DAFTAR ISIPemimpin Redaksi / Penanggung Jawab:Dr. Ir. Edi Leksono, M.Eng.

Dewan Redaksi:Dr. Ir. Aman Mostavan, DEA.Brian Yuliarto,Ph.D Justin Pradipta, ST, MT.Irsyad Nashirul Haq, ST, MT.Billy Hamzah Fadli, ST.Reza Fauzi Iskandar, MT.

Tim Kreatif:Moch. Dede Amin Munajat, STAdi Bayu, ST.Ayunita Roesadiana, ST.Aji Faoji, ST.

Sirkulasi:Ismail Al Anshori, ST

Layout/Desain:Muhamad Kasyful Fuadi, ST

Penerbit:IndowarehousePT. Indowahana Bhineka Mandiri

Alamat Redaksi:Jl. Titiran No. 7 Lt.2Bandung 40133

E-mail:[email protected] [email protected]

Web:http://majalahenergi.com

FOKUS

Diresmikannya EBTKE-ESDM

Energi Panas Bumi

PROFIL

Prof. Dr. Ir. Ariono Abdulkadir, MSME.

BERITA NASIONAL

Renewable Energy for Sustainable Bridge

60 Tahun Teknik Fisika

BERITA INTERNASIONAL

Renews 2010

INOVASI

PLTN Mini

RISET

Perancangan dan Implementasi

Pengontrol Temperatur

pada Reaktor Biogas

ULASAN

Kelistrikan Nasional

dan Solusinya

6

30

34

37

40

44

46

EDISI NOVEMBER 2010

Page 3: Majalah Energi Edisi 1 -  Nov 2010 - 2025 Indonesia Pemimpin Panas Bumi Dunia

Apa itu Majalah Energi?Majalah Energi adalah majalah semi ilmiah yang diterbitkan oleh PT Indowahana Bhineka Mandiri. Majalah Energi menawarkan wawasan global untuk isu-isu lokal dalam konteks penggunaan energi pada umumnya dan Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) pada khususnya. Konsep yang ditawarkan bukan hanya sebatas pembahasan di majalah dan juga dimungkinkan untuk diskusi di forum on-line secara langsung. Artikel-artikel yang dicetak pada majalah bukan hanya berasal dari ahli-ahli energi tetapi juga merupakan hasil diskusi aktual komunitas forum on-line.

Majalah Energi terbit tiap berapa lama ?Saat ini Majalah Energi terbit rutin setiap 1 bulan sekali (ditambah edisi khusus).

Apa saja isi rubrik Majalah Energi?Majalah Energi berisi informasi baik lokal, regional dan internasional mengenai perkembangan EBTKE berupa fokus, penelitian, berita terkini, profil, review, resensi buku, agenda, tanya jawab dan lain lain.

Bagaimana cara berlangganan Majalah Energi ?a. Melalui marketing atau sirkulasi Majalah Energi di [email protected]. Menjadi kontributor utama Majalah Energi maka akan otomotis diberikan langganan selama 1 tahun.

Siapa saja yang dapat menulis di Majalah Energi ?Setiap pelaku di bidang energi khususnya penggiat EBTKE, baik di institusi, perusahaan, akademisi dan masyakat umum yang mempunyai kegiatan terkait isu-isu EBTKE.

Bagaimana cara mengirimkan tulisan untuk diterbitkan di Majalah Energi?Naskah asli (belum pernah dipublikasikan di majalah/jurnal/media lain) dapat disampaikan dalam bentuk softcopy dan dikirimkan via email ke redaksi Majalah Energi dengan format (doc) ke alamat [email protected] atau CD dikirimkan ke alamat :Redaksi Majalah Energi Jl. Titiran No. 7 Lantai 2, Bandung 40133

Apa manfaat bagi penulis yang menulis di Majalah Energi?? Nama penulis (dan juga instansinya) akan semakin dikenal luas. Secara khusus nama penulis mudah dicari di search engine

Google, Yahoo, Bing karena tulisan akan dimuat secara online di http://MajalahEnergi.com yang pada bulan September 2010 Pagevisit lebih dari 20000 kali dan berasal dari 3000 pengguna yang berbeda.

? Mendapatkan poin kredit untuk kenaikan jabatan/pangkat di pegawai negeri? Meningkatkan kemampuan dan pengalaman menulis di majalah ilmiah? Mendapatkan langganan Majalah Energi selama periode 1 tahun yang dikirimkan langsung ke penulis.? Mendapat honor pengganti riset/penulisan sesuai kewenangan Majalah Energi

Apakah setiap tulisan pasti akan dimuat dalam Majalah Energi ?Setiap tulisan yang disampaikan kepada redaksi Majalah Energi tentu akan dinilai oleh tim redaksi untuk pemenuhan syarat dan kelayakan muatnya. Apabila tulisan dianggap layak diterbitkan, maka akan diberikan konfirmasi. Penulis bisa melakukan korespondensi dengan redaksi di alamat: [email protected].

Apakah Majalah Energi punya akun Twitter dan Facebook ?Bagi para penggemar internet dan pembaca info secara online, Majalah Energi bisa diikuti di Twitter : @majalahenergi Facebook : http://www.facebook.com/majalahenergiAkan tetapi Majalah Energi bukan hanya memiliki akun Facebook dan Twitter saja, melainkan setiap pengguna website http://majalahenergi.com sistemnya dapat langsung teritegrasi dengan kedua jejaring sosial tersebut, sehingga pengguna dapat LOGIN VIA FACEBOOK , ataupun saat menulis artikel dan komentar maka akan secara otomatis AUTOPUBLISH TO FACEBOOK, AUTOPUBLISH TO TWITTER, dan SHARE TO PROFILE.

PENGANTAR REDAKSITENTANG KAMI

Pertama-tama kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah

SWT yang telah berkenan membuat penerbitan Majalah

Energi menjadi kenyataan di tahun 2010 ini. Majalah Energi

ini diharapkan mampu menjadi wadah komunitas dan media

yang efektif untuk pertukaran informasi diantara para

penyusun regulasi, praktisi, peneliti, industri dan masyarakat

umum khususnya dalam bidang energi baru dan terbarukan.

Majalah Energi menawarkan wawasan global untuk isu-isu

lokal dalam konteks pembangkitan, konversi dan konservasi

energi. Kami akan berusaha untuk mampu menyediakan

berita, wawancara, ulasan dan informasi lainnya mengenai

isu-isu baru dalam bidang energi baik lokal, nasional maupun

internasional. Kami berharap majalah ini dapat memberikan

liputan berita yang baik dengan tetap menjaga nilai-nilai

jurnalisme.

Majalah Energi akan diterbitkan setiap bulan dengan sajian

satu isu rinci yang kami pandang sebagai edisi khusus.

Beberapa isu energi baru dan terbarukan yang akan disajikan

dalam majalah ini diantaranya adalah Pembangkit Listrik

Tenaga Panasbumi (PLTP), Pembangkit Listrik Tenaga Surya

(PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH),

Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), konservasi energi

dalam bangunan dan industri, fuel-cell, biomassa, bio-fuel,

NOVEMBER 20104

energi laut dan lain-lain. Pada edisi perdana ini, Majalah

Energi akan menampilkan topik energi panas bumi secara

lebih rinci mengingat porsi energi panas bumi yang besar

pada pembangunan pembangkit 10.000 MW tahap kedua.

Hal ini sebenarnya tidak berlebihan karena Indonesia

mempunyai potensi panas bumi sangat besar, yaitu sekitar

28.170 MW atau 30-40% potensi sumber daya panas bumi

dunia yang tersebar di beberapa pulau Indonesia. Namun

ironisnya, hingga saat ini energi panas bumi di Indonesia

belum banyak dimanfaatkan. Walaupun energi panas bumi

merupakan energi yang bersih, ramah lingkungan,

berkelanjutan (sustainable) serta merupakan bentuk energi

yang tidak mungkin diekspor atau dimanfaatkan ke tempat

yang jauh dari sumbernya. Pembangkit Listrik Tenaga

Panasbumi (PLTP) pada prinsipnya sama dengan Pembangkit

Listrik Tenaga Uap (PLTU). Pada PLTP, uap berasal dari

reservoir panas bumi yang diproduksikan melalui sejumlah

sumur yang dibor hingga kedalaman 2-3 km di bawah

permukaan bumi.

Selain isu mengenai energi panas bumi, pada edisi perdana

ini juga akan disajikan masalah kebijakan nasional dalam

energi baru terbarukan dan konservasi energi, pemanfaatan

energi baru terbarukan untuk jembatan bentang panjang,

berita-berita terkini termasuk beberapa informasi terkait

tentang energi yang berhasil dikumpulkan oleh tim reporter.

Pada saat ini tim redaksi juga sedang menyiapkan bahan-

bahan yang akan diterbitkan pada edisi kedua dan kami

memilih energi surya listrik sebagai isu pokok yang akan

disajikan.

Akhir kata, selamat menikmati Majalah Energi ini semoga

tercipta komunikasi yang semakin efektif diantara pemangku

kepentingan (stake holders) sehingga mampu meningkatkan

kemampuan ipteks, keamanan dan ketahanan suplai energi

nasional.

Tim Redaksi

Page 4: Majalah Energi Edisi 1 -  Nov 2010 - 2025 Indonesia Pemimpin Panas Bumi Dunia

NOVEMBER 2010

ada hari Selasa 24 Agustus 2010, di Gedung Kemen-terian ESDM telah dilantik Direktur Jenderal Energi PBaru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBT dan KE). Ini

merupakan posisi baru di Kementerian ESDM. Pembentukan direktorat baru tersebut sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 24 Tahun 2010 yang mulai berlaku 14 April 2010.

Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh mengangkat Luluk Sumiarso menjadi Dirjen EBTKE pertama di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Menurut beliau dalam sambutannya, Pak Luluk mempunyai kapasitas untuk menjadi Dirjen EBTKE dengan pengalamannya yang pernah jadi Dirjen LPE, Sekjen dan Dirjen Migas. Beliau juga berharap dibawah kepemimpinan Luluk, dasar-dasar blueprint dan roadmap pengembangan EBTKE bisa disusun.

Dalam salah satu pasal di Perpres tersebut, Dirjen EBTKE bertugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang energi baru, terbarukan dan konservasi energi.

Luluk Sumiarso, pria kelahiran Ponorogo 11 Mei 1951 lulusan Teknik Elektro ITB ini, masih tercatat sebagai salah satu Komisaris PT Pusri dan PT Pertamina (Persero) dan sebelum-nya menjabat sebagai staf ahli Menteri ESDM bidang SDM dan Teknologi.

Pada tanggal 2 September 2010 diadakan pertemuan stake-holder bidang energi baru terbarukan dan konservasi energi di Jakarta. Dalam pertemuan tersebut di jelaskan mengenai harus adanya perubahan paradigma dalam pengelolaan energi yang dipandang dari segi penyediaan (energy supply side management), dimana saat ini kebutuhan energi belum efisien dan kebutuhan energi tersebut dipenuhi dari energi fosil dengan biaya berapapun dan malah disubsidi, sementara pandangan mengenai energi terbarukan hanyalah sebagai alternatif yang bila tidak termanfaatkan sama dengan menyia-nyiakan karunia Tuhan.

Paradigma kedepan haruslah memandang pengelolaan energi dari segi permintaan (energy demand side management) bukan dari segi penyediaannya (energy supply side mana-gement). Energy demand side management berarti menge-fisienkan kebutuhan dan penggunaan energi, memak-simalkan penyediaan dan pemanfaatan energi terbarukan paling tidak dengan harga pada avoided fossil energy cost (menghindari pembiayaan yang berasal dari sumber fosil) dan bila perlu disubsidi. Sedangkan untuk energi fosil dipakai sebagai faktor penyeimbang setelah penggunaan energi baru terbarukan dimaksimalkan, sehingga sumber energi fosil yang tidak termanfaatkan tersebut dapat digunakan kemudian hari atau untuk diekspor.

Berdasarkan paparan Dirjen EBTKE, Visi pengembangan EBTKE yang diharapkan adalah terjaminnya ketersediaan energi bersih untuk memenuhi kebutuhan energi nasional

secara efisien dalam rangka pembangunan yang berkelan-jutan.

Sementara Misi EBTKE adalah:memaksimalkan konservasi energi. ?

mengoptimalkan penyediaan dan mengutamakan ?

pemanfaatan BT dalam rangka diversifikasi.

meningkatkan peran swasta dalam pengembangan ?

EBT skala besar dan partisipasi masyarakat dalam pengembangan EBT skala kecil.

meningkatkan produksi dalam negeri dan ?

penggunaan kandungan lokal dalam mendukung pengembangan dan pemanfaatan EBTKE.

Sementara itu berkaitan dengan visi misi tersebut ada 3

sasaran utama yang ingin ditempuh pada tahun 2025 yaitu :Adanya Bauran Energi Primer, dimana adanya ?

perubahan skenario dari Business as Usual (BaU) ke skenario berdasarkan RIKEN (Rencana Induk Konservasi

Energi Nasional). Perbandingan tampak pada Gambar.Komitmen Efisiensi Pemanfaatan Energi pada ?

seluruh sektor kegiatan.Memaksimalkan Pemanfaatan EBT dengan ?

menerapkan penyediaan pemanfaatan BT sebesar 25 %

Diresmikannya Direktorat JenderalEnergi Baru Terbarukan dan

Konservasi Energi“Perubahan Paradigma

Pengelolaan Energi.”

PERUBAHAN PARADIGMA PENGELOLAAN ENERGI

ENERGY SUPPLY SIDE MANAGEMENT ENERGY DEMAND SIDE MANAGEMENT

Energi Fosil dengan

Biaya Berapapun

(Malah Disubsidi)

Kebutuhan Energi

Sektoral yang

belum efisien:

- Rumah Tangga

- Transportasi

- Industri

- Komersial

Energi Terbarukan

Sebagai Alternatif

Energi Fosil sebagai

Faktor Penyeimbang

Kebutuhan Energi

Sektoral yang

Efisien:

- Rumah Tangga

- Transportasi

- Industri

- Komersial

Memaksimalkan

Penyediaan dan

Pemanfaatan Energi

Terbarukan dengan

harga Avoided Fossil

Energy Costs

(DISVERSIFIKASI)

SUPPLY DEMAND SUPPLY DEMAND

(Atas) Skema Alur Pikir Pengembangan EBTKE(Bawah) Ilustrasi Perubahan Paradigma Pengelolaan Energi

FOKUS ENERGI PANAS BUMI

6

Paradigma kedepan haruslah memandang pengelolaan energi dari segi permintaan

bukan dari segi penyediaannya.

ALUR PIKIR PENGEMBANGAN EBTKE

Ketahanan Energi,Kesejahteraan Rakyat,

dan Pembangunan Berkelanjutan

Green EnergyGreen Industry

Green Transportation

Upaya Pengembangan

EBTKE

UU 10/1997UU 27/2003UU 30/2007UU 30/2009

Green Values

Konsumsi Energi Fosil yang Meningkat

MitigasiPerubahan Iklim

United NationsFramework Convention

on Climate Change

Policy DirectivesPresiden RI

di Tampak Siring (2010)

No.8: Ketahanan EnergiNo.10: Perkuat Green Economy

NOVEMBER 2010 7

Page 5: Majalah Energi Edisi 1 -  Nov 2010 - 2025 Indonesia Pemimpin Panas Bumi Dunia

gar sasaran dan strategi pengembangan EBTKE yang Aditetapkan dapat tercapai maka langkah kebijakan (policy measures) yang ditempuh adalah:

1. Konservasi Energi, dilakukan dengan meningkatkan efisiensi pemakaian energi mulai dari sisi hulu yaitu efisiensi di sisi pembang-kitan energi sampai hilir disisi pemakai energi.

2. Diversifikasi Energi, dilakukan untuk meningkatkan pangsa penggunaan energi baru dan terbarukan sehingga adanya pergeseran dari penggunaan BBM ke EBT.

3. Transformasi Paradigma Pengelolaan Energi,dilakukan untuk mengubah paradigma dari pengelolaan energi yang berorientasi pada pemanfaatan sumber daya energi non terbarukan (fosil) ke pemanfaatan sumber daya energi terbarukan (non-fosil), dan pemanfaatan limbah (yang tidak bermanfaat) menjadi energi (yang bermanfaat).

Diperlukan juga transformasi keberpihakan pembangunan EBTKE, yang selama ini lebih berpihak kepada pembangunan skala besar menjadi berpihak juga untuk pemenuhan kebutuhan energi skala kecil di perdesaan dan daerah terpencil dengan menggunakan sumber energi terbarukan setempat (sesuai UU No. 30/2007 Pasal 20 ayat 2).

Untuk dapat mencapai sasaran dan melaksanakan langkah-langkah kebijakan tersebut, telah disusun agenda kegiatan untuk EBTKE. Agenda tersebut meliputi :

1. Penyempurnaan dan Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan bidang EBTKEPengembangan EBTKE terkait dengan sektor dan otoritas lain sehingga diperlukan penyempurnaan dan harmonisasi untuk mendorong percepatan implementasi EBTKE dengan tetap memperhatikan kepentingan masing-masing sektor.

2. Peningkatan Efisiensi Pemanfaatan Energi

Pergeseran paradigma dari Supply Side Management (SSM) menjadi Demand Side Management (DSM) diimplemen-tasikan melalui agenda peningkatan efisiensi energi dengan cara penerapan manajemen energi, penggunaan teknologi atau sistem yang efisien, standarisasi unjuk kerja peralatan, labelling dan komitmen efisiensi energi.

3. Pengembangan Panas Bumi Potensi pemanfaatan uap panas bumi untuk pembang-kitan listrik baru mencapai sekitar 4% pada tahun 2010 sehingga perlu meningkatkan eksplorasi dan survei pendahuluan, penentuan klasifikasi dan pencadangan serta mendorong realisasi Program Percepatan 10.000 MW Tahap II dan peta jalan (Road Map) energi panas bumi serta penyelesaian konflik penggunaan kawasan hutan untuk pengembangan panas bumi.

4. Pengembangan Bioenergi Pengembangan bioenergi meliputi bahan bakar nabati, biogas, biomasa, limbah (sampah kota, sampah kelapa sawit, limbah jagung, limbah tebu, limbah padi) serta mulai mengidentifikasi pengembangan bahan bakar generasi kedua untuk meningkatkan realibilitas dan ketersediaan secara berkelanjutan.

5. Pengembangan Energi Baru dan Energi Terbarukan lainnya Pengembangan dilakukan melalui dua pendeka-tan yaitu secara publik untuk membantu penye-diaan akses masyarakat kepada energi modern dan komersial, juga melalui pemberian insentif dan kemudahan investasi untuk pengembangan EBT.

6. Pengembangan dan Penerapan Teknologi Energi Bersih Penerapan teknologi energi bersih diarahkan untuk peningkatan efisiensi pemanfaatan dan teknologi yang mengkonsumsi karbon rendah dengan tetap berupaya mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

7. Peningkatan Kapasitas Nasional EBTKE

Sektor EBTKE diarahkan untuk menjadi salah satu sektor ekonomi nasional yang dapat menjadi sumber penerimaan negara. Hal ini dilaksanakan melalui upaya peningkatan kandungan lokal, pengembangan kapasitas nasional dan pengem-bangan industri penunjang.

SKENARIO Business as Usual (BaU)(Tanpa Konservasi Energi)

SBM = Setara Barrel Minyak

SKENARIO berdasarkan RIKEN(Rencana Induk Konservasi Energi Nasional)

SBM = Setara Barrel Minyak

LANGKAH KEBIJAKAN EBTKE

FOKUS ENERGI PANAS BUMI

Komersia

Rumah Tangga

229,3 206,0 11,81 14,81

Transportasi 590,0 530,0 2,20 2,20

Industri 1031,3 926,5 8,96 12,96

l 85,8 77,1 4,63 8,63

Total 1936,6 1739,8 27,70 37,70

Kebutuhan

BaU

*)

(Juta SBM)

Kebutuhan (Juta SBM)

Skenario I **)

Pengurangan CO

2

(juta Ton)

Skenario II ***)

Pengurangan CO

2

(juta ton)

Sektor

Pemanfaatan

Tabel Komitmen Efisiensi Pemanfaatan Energi

Tambahan energi baru karena konservasi energi setara dengan 196,8 juta SBM

*) BaU (Business as Usual) **) Didasarkan pada target penurunan emisi 26% pada tahun 2020***) Didasarkan pada target penurunan emisi 41% pada tahun 2020

Langkah kebijakan EBTKE:konservasi energi, diversifikasi energi, dan

transformasi paradigma pengelolaan energi

NOVEMBER 20108 NOVEMBER 2010 9

Page 6: Majalah Energi Edisi 1 -  Nov 2010 - 2025 Indonesia Pemimpin Panas Bumi Dunia

ndonesia mempunyai potensi panas bumi sangat besar di dunia, yaitu sekitar 28.170 MW atau 30-40% potensi sumberdaya panas bumi dunia, tersebar di kepulauan Indonesia. Survei panas bumi mengindikasikan adanya 265 area prospek panas bumi di Indonesia, yaitu 84 prospek di Pulau Sumatera, 76 prospek di Pulau Jawa, 51 prospek di Pulau Sulawesi, 21 prospek di Nusatenggara, 3 prospek di Irian Jaya, 15 prospek di Malu-ku dan 5 prospek di Kalimantan (Gambar 1). Sistem panas bumi di Indonesia umumnya sistem hidrotermal yang mempunyai temperatur

otinggi (>225 C), hanya beberapa diantaranya yang omempunyai temperatur sedang (125-225 C),

sehingga sangat potensial apabila diusahakan untuk pembangkit listrik. Potensi sumberdaya dan cadangan panas bumi Indonesia diperkirakan sebesar 28.170 MWe (Tabel 1). Cadangan diperkirakan setara dengan 14.730 MWe, terdiri dari cadangan terbukti 2.288 Mwe, cadangan mungkin 1.050 MWe dan cadangan terduga 11.392 Mwe.

IOleh: Nenny Miryani Saptadji, Ph.D.

Dari 265 area panas bumi yang terdapat di Indonesia baru 7 (tujuh) area panas bumi/ Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) Panas Bumi yang telah dimanfaat-kan untuk pembangkit listrik, dengan kapasitas terpasang total hingga akhir tahun 2008 adalah 1.052 MWe [6]. Pada awal tahun 2009 Unit-2 PLTP Panas Bumi Wayang Windu telah mulai beroperasi dengan kapasitas 117 MW. Pada awal bulan Mei PLTP Lahendong Unit-3 dengan kapa-sitas 20 MW mulai dioperasikan. Dengan demikian kapasitas PLTP telah meningkat menjadi 1.189 MWe. Adapun status area panas bumi lainnya adalah sebagai berikut: 162 area (61,13%) masih pada tahap survey pendahuluan (prelimi-nary survey), 88 area (33,21%) telah dila-kukan eksplorasi rinci namun belum terbukti oleh pengeboran dan 8 area (3.02%) telah dinilai kelayakannya dan siap dikembangkan.

Energi Panas Bumi: Kebijakan, Teknologi, Lingkungan, Tantangan dan Solusi

FOKUS ENERGI PANAS BUMI

Nenny Miryani Saptadji (NS) merupakan staf pengajar Program Studi Teknik Perminyakan yang mengabdi sejak 1982 di Institut Teknologi Bandung yang mendalami bidang energi panas bumi (geothermal). Pada tahun 2008 beliau mendapat tugas sebagai Manajer Program Studi Magister Akademik Terapan “Teknik Panas Bumi” ITB. Beliau menyelesaikan studi doktor di University of Auckland, Australia pada bidang Teknik Panas Bumi.

PROFIL PENULIS

NOVEMBER 201010 NOVEMBER 2010 11

Page 7: Majalah Energi Edisi 1 -  Nov 2010 - 2025 Indonesia Pemimpin Panas Bumi Dunia

Pada saat ini PT Pertamina Geothermal Energy merupakan perusahaan panas bumi yang memiliki hak pengelolaan Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) Panas Bumi paling banyak di Indonesia, yaitu 15 (lima belas) WKP, yaitu

1. Sibayak – Sinabung (Sumatera)

2. Sibual-buali (Sumatera)

3. Sungai Penuh (Sumatera)

4. TB. Sawah – Hulu Lais (Sumatera)

5. Lumut Balai (Sumatera)

6. Waypanas Ulubelu (Sumatera)

7. Cibeureum Parabakti (Jawa)

8. Pangalengan (Jawa)

9. Kamojang darajat (Jawa)

10. Karaha Bodas (Jawa)

11. Dieng (Jawa)

12. Iyang Argopuro (Jawa)

13. Tabanan/Bedugul (Bali)

14. Lahendong (Sulawesi)

15. Kotamobagu (Sulawesi)Dari lima belas WKP tersebut, ada 3 (tiga) WKP dikerjasamakan oleh PT Pertamina Geothermal Energy dengan 3 mitra dalam bentuk Joint Operating Contract (JOC) atau Kontrak Operasi Bersama (KOB), yaitu dengan (1) Chevron Geothermal Indonesia Ltd (lapangan Darajat), (2) Chevron Geothermal Salak Ltd (lapangan Gn Salak) dan (3) Magma Nusantara Ltd (lapangan Wayang Windu). Dilihat dari besarnya produksi, lapangan Awibengkok – Gn Salak merupakan ‘the biggest geothermal producer” di Indonesia.

Pada saat ini PT PGE sedang melakukan pengembangan 5 (lima) lapangan baru yakni Ulubelu, Lumutbalai, Hululais,

Sungaipenuh, Kotamobagu dan Karaha serta ekspansi pengembangan Kamojang dan Lahendong. Di lapangan Ulubelu telah di bor 4 (empat) sumur dan di Lumutbalai telah dibor 6 (enam) sumur. Hasil uji produksi mengindikasikan di

oUlubelu terdapat sistem 2 – phase bersuhu ~ 280 C pada kedalaman di atas 1350 meter, sedangkan di Lumutbalai

oterdapat sistem 2 – phase bersuhu ~ 260 C pada kedalaman di atas 1100 meter.

Disamping oleh PT Pertamina Geothermal Energy, ada beberapa WKP Panas Bumi yang dikelola PT PLN, yaitu WKP Panas Bumi Ulumbu (NTB), Tulehu (Maluku) dan Bora (Sulawesi).

Untuk mencapai target yang telah ditetapkan pemerintah, pada tahun 2008 Pemerintah menetapkan 18 (delapan belas) area panas bumi sebagai Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) Panas Bumi baru dimana beberapa diantaranya telah dilelang yaitu WKP Panas Bumi Tangkuban Perahu (Jawa Barat), Cisolok dan Cisukarame (Jawa Barat), Tampomas (Jawa Barat), Jailolo (Maluku Utara), Sokoria (NTT) dan Jaboi (NAD) [6]. Daftar WKP dan pemenang lelang diberikan pada Lampiran A. WKP lain statusnya dalam proses lelang atau akan dilelang. Pemerintah sedang mempersiapkan beberapa area panas bumi lain untuk ditetapkan menjadi WKP Panas Bumi dan kemudian di lelang. Sebagai dasar pertimbangan dalam menetapkan koordinat batas-batas WKP, Pemerintah telah memberikan memberikan penugasan kepada beberapa perusahaan untuk melakukan survei pendahuluan di beberapa area panas bumi, antara lain di area panas bumi Guci (Jawa Tengah), Muaralaboh (Sumatera Barat), Baturaden (Jawa Tengah), Pematang Belirang (Lampung), Kalianda (Lampung) dan Rantau Dadap (Sumatera Selatan). (NS)

Tabel Potensi Sumberdaya dan Cadangan Panas Bumi Indonesia

Lokasi

Potensi Sumberdaya (Resources), Mwe

Cadangan (Reserve), MWE Kapasitas Terpasang

(MWe)Spekulatif Hipotetis

Terduga (Probable)

Mungkin (Possible)

Terbukti (Proven)

5275

2235

70

340

45

1000

595

75

9060

2121

-

-

-

1771

359

2

37

4380

380

1815

-

15

-

78

-

-

2288

15

885

-

-

-

150

-

-

1050

12

1117

-

-

-

60

-

-

1189

Sumatera

Jawa

Bali

Nusa Tenggara

Kalimantan

Sulawesi

Maluku

Papua

Total 265 Lokasi

Total Indonesia

5845

3265

226

747

-

982

327

-

11392

28170

13440

14730

MW

Status: Februari 2009

FOKUS ENERGI PANAS BUMI

NOVEMBER 201012

Page 8: Majalah Energi Edisi 1 -  Nov 2010 - 2025 Indonesia Pemimpin Panas Bumi Dunia

ntuk mengatur pengelolaan pengusahaan panas bumi UPemerintah telah menerbitkan Undang-Undang Nomor 27

tahun 2003 tentang Panas Bumi dengan dasar pertimbangan:

1. Panas bumi adalah sumber daya alam yang dapat diperbarui,

berpotensi besar, yang dikuasai oleh negara dan mempunyai

peranan penting sebagai salah satu sumber energi pilihan

dalam keanekaragaman energi nasional untuk menunjang

pembangunan nasional yang berkelanjutan demi terwujudnya

kesejahteraan rakyat;

2. Pemanfaatan panas bumi relatif ramah lingkungan, terutama

karena tidak memberikan kontribusi gas rumah kaca, sehingga

perlu didorong dan dipacu perwujudannya;

3. Pemanfaatan panas bumi akan mengurangi ketergantungan

terhadap bahan bakar minyak sehingga dapat menghemat

cadangan minyak bumi;

4. Peraturan perundang-undangan yang sudah ada belum dapat

menampung kebutuhan perkembangan pengelolaan hulu

sumber daya panas bumi sehingga undang-undang tentang

panas bumi ini dapat mendorong kegiatan panas bumi bagi

kelangsungan pemenuhan kebutuhan energi nasional;

5. Sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 33 ayat (2) dan ayat (3)

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

serta untuk memberikan landasan hukum bagi langkah-

langkah pembaruan dan penataan kembali penyelenggaraan

pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya panas bumi,

dipandang perlu membentuk Undang-undang tentang Panas

Bumi.

Dirjen Mineral Batubara dan Panas Bumi Departemen Energi dan

Sumber Daya Mineral (2006) menyatakan bahwa semangat dari

undang-undang ini adalah memberikan kepastian hukum,

menghormati kontrak berjalan (existing contract), menciptakan

iklim investasi yang kondusif dan memberikan kewenangan yang

lebih besar kepada daerah untuk berperan dalam pengembangan

panas bumi. Ketentuan yang diatur dalam undang-undang panas

bumi mencakup ketentuan mengenai kewenangan pemerintah

pusat, pemerintah propinsi dan kabupaten/kota, wilayah kerja,

kegiatan operasional dan pengusahaan, penggunaan lahan,

perizinan, hak dan kewajiban pemegang Izin Usaha Pertambangan

(IUP) Panas Bumi, penerimaan negara, pembinaan dan

pengawasan.

Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 27 tahun 2003,

kegiatan usaha panas bumi adalah suatu kegiatan untuk menemu-

kan sumber daya panas bumi sampai dengan pemanfaatannya baik

untuk pembangkit listrik maupun untuk kepentingan laian di sektor

non listrik (pemanfaatan lan langsung). Tahapan kegiatan usaha

panas bumi meliputi: survei pendahuluan, eksplorasi, studi

kelayakan, eksploitasi dan pemanfaatan, yaitu

1. Survei Pendahuluan adalah kegiatan yang meliputi

pengumpulan, analisis dan penyajian data yang berhubungan

dengan informasi kondisi geologi, geofisika, dan geokimia

untuk memperkirakan letak dan adanya sumber daya Panas

Bumi serta Wilayah Kerja.

2. Eksplorasi adalah rangkaian kegiatan yang meliputi penyeli-

dikan geologi, geofisika, geokimia, pengeboran uji, dan

pengeboran sumur eksplorasi yang bertujuan untuk

memperoleh dan menambah informasi kondisi geologi bawah

permukaan guna menemukan dan mendapatkan perkiraan

potensi Panas Bumi.

3. Studi Kelayakan adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan

Panas Bumi untuk memperoleh informasi secara rinci seluruh

aspek yang berkaitan untuk menentukan kelayakan usaha

pertambangan Panas Bumi, termasuk penyelidikan atau studi

jumlah cadangan yang dapat dieksploitasi.

4. Eksploitasi adalah rangkaian kegiatan pada suatu wilayah kerja

tertentu yang meliputi pengeboran sumur pengembangan dan

sumur reinjeksi, pembangunan fasilitas lapangan dan operasi

produksi sumber daya Panas Bumi.

5. Pemanfaatan langsung adalah kegiatan usaha pemanfaatan

energi dan/atau fluida Panas Bumi untuk keperluan nonlistrik,

baik untuk kepentingan umum maupun untuk kepentingan

sendiri.

6. Pemanfaatan tidak langsung untuk tenaga listrik adalah

kegiatan usaha pemanfaatan energi panas bumi untuk

pembangkit tenaga listrik, baik untuk kepentingan umum

maupun untuk kepentingan sendiri. (NS)

Kebijakan Bidang

Panas Bumi

FOKUS ENERGI PANAS BUMI

NOVEMBER 201014 NOVEMBER 2010 15

Page 9: Majalah Energi Edisi 1 -  Nov 2010 - 2025 Indonesia Pemimpin Panas Bumi Dunia

Pengusahaan sumber daya Panas Bumi dilakukan oleh Badan Usaha setelah mendapat IUP (Izin Usaha Pertambangan) dari Menteri, Gubernur, dan Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangan masing-masing.

ebagai aturan pelaksana dari Undang-undang No. 27

Tahun 2003 tentang Panas Bumi, Pemerintah Smenerbitkan Peraturan Pemerintah No. 59 Tahun 2007

tentang Kegiatan Usaha Panas Bumi. Masih ada beberapa

Peraturan Pemerintah yang belum diterbitkan namun untuk

mendukung pengembangan panas bumi di Indonesia

Pemerintah menerbitkan beberapa Peraturan Menteri.

Secara garis besar Direktorat Jenderal Mineral Batubara dan

Panas Bumi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral

memberikan bagan alir pengusahaan panas bumi di Indonesia

sebagaimana diperlihatkan pada gambar di atas, dengan

beberapa ketentuan sebagai berikut:

1. Batas dan luas Wilayah Kerja ditetapkan oleh Pemerintah.

2. Wilayah Kerja yang akan ditawarkan kepada Badan Usaha

diumumkan secara terbuka.

3. Menteri, Gubernur, dan Bupati/Walikota sesuai dengan

kewenangan masing-masing melakukan penawaran

Wilayah Kerja dengan cara lelang.

4. Badan Usaha yang dapat mengikuti Pelelangan Wilayah

Kerja harus memenuhi persyaratan administratif, teknis,

dan keuangan.

5. Metode evaluasi penawaran lelang WKP dilakukan

berdasarkan evaluasi kualitas teknis, keuangan dan harga

uap atau tenaga listrik yang paling rendah diantara

penawaran harga.

6. Menteri, Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai dengan

kewenangannya menetapkan pemenang lelang Wilayah

Kerja berdasarkan penawaran harga uap atau tenaga

listrik terendah.

7. Pengusahaan sumber daya Panas Bumi dilakukan oleh

Badan Usaha setelah mendapat IUP (Izin Usaha Pertam-

bangan) dari Menteri, Gubernur, dan Bupati/Walikota

sesuai dengan kewenangan masing-masing.

8. IUP adalah izin untuk melaksanakan Usaha Pertamba-

ngan Panas Bumi di suatu Wilayah Kerja Pertambangan

(WKP) Panas Bumi

9. Pemegang IUP wajib menyampaikan rencana jangka

panjang Eksplorasi dan Eksploitasi kepada Menteri,

Gubernur, dan Bupati/Walikota sesuai dengan kewena-

ngan masing-masing yang mencakup rencana kegiatan

dan rencana anggaran serta menyampaikan besarnya

cadangan. Penyesuaian terhadap rencana jangka panjang

Eksplorasi dan Eksploitasi dapat dilakukan dari tahun ke

tahun sesuai dengan kondisi yang dihadapi.

Direktur Jenderal Mineral Batubara dan Panas Bumi – Depar-

temen Energi dan Sumber Daya Mineral menyatakan bahwa

dukungan Pemerintah untuk pengembangan panas bumi di

Indonesia telah diberikan antara lain dengan memberikan

dukungan fiskal dan dukungan pendanaan, membuat suatu

kebijakan harga listrik yang mendekati harga keekonomian

dan memfasilitasi proses lelang WKP Panas Bumi di daerah.

Pemerintah melalui Peraturan Menteri Keuangan No.

242/PMK.011/2008 memberikan dukungan fiskal, yaitu dari

sisi perpajakan adalah Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas

impor barang untuk kegiatan usaha eksplorasi hulu panas

bumi dan Pajak Penghasilan (PPh). Dari sisi kepabeanan,

Pemerintah memberikan pembebasan bea masuk atas impor

barang untuk kegiatan usaha eksplorasi hulu panas bumi.

Pemerintah juga memberikan pembebasan PPN impor (PMK

No.178//PMK.011/ 2007) dengan ketentuan sebagai berikut.

PPN terutang atas impor barang yang dipergunakan untuk

kegiatan usaha eksplorasi panas bumi ditanggung Pemerintah

terhadap barang yang secara nyata-nyata digunakan untuk

kegiatan usaha hulu panas bumi dengan ketentuan (a) barang

tersebut belum dapat diproduksi di dalam negeri, (b) sudah

diproduksi di dalam negeri namun belum memenuhi spesifi-

kasi yang dibutuhkan; atau, (c) sudah diproduksi di dalam

negeri namun jumlahnya belum mencukupi kebutuhan

industri.

Pembebasan bea masuk untuk usaha kegiatan usaha panas

bumi diberikan kepada (a) Badan usaha yang mendapat

Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) Panas Bumi, (b) Badan

usaha mendapatkan penugasan survey pendahuluan atau Ijin

Usaha Pertambangan (IUP) panas bumi (c) PT Pertamina dan

(d) PT Geo Dipa Energi.

FOKUS ENERGI PANAS BUMI

Alir Pengusahaan

Panas Bumi

di Indonesia

NOVEMBER 201016 NOVEMBER 2010 17

Sumur Geothermal Kamojang

Page 10: Majalah Energi Edisi 1 -  Nov 2010 - 2025 Indonesia Pemimpin Panas Bumi Dunia

Pemerintah menerbitkan Peraturan Menteri ESDM No.14/

2008 mengenai harga jual listrik. Dalam ketentuan tersebut

Pemerintah menetapkan dua batas penentuan harga jual

berdasarkan besaran kapasitas pembangkit dan persentase

terhadap Biaya Pokok Pembangkit (BPP). Untuk pembangkit

dengan kapasitas di bawah atau sama dengan 55 MW, harga

jual listrik maksimal adalah 85 persen dari BPP di tegangan

menengah maupun tegangan rendah wilayah setempat.

Adapun pembangkit dengan kapasitas di atas 55 MW, harga

jual listrik maksimal adalah 80 persen dari BPP. Dengan

terbitnya ketentuan tersebut maka harga jual listrik yang

dibangkitkan dengan tenaga panas bumi menjadi lebih tinggi

dari harga jual sebelumnya. Harga baru tersebut diharapkan

bisa menjadikan bisnis pembangkit listrik tenaga panas bumi

menjadi lebih menarik.

Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Kementerian Negara

PPN/BAPPENAS menyatakan bahwa sumber pendanaan yang

dapat dimanfaatkan pada saat ini adalah:

Pinjaman Luar Negeri (G to G), yaitu untuk kegiatan yang lebih

bersifat tahun jamak (selesai lebih dari satu tahun) dan

difokuskan untuk pengembangan WKP milik Pertamina (15

lokasi), karena sesuai ketentuan yang berlaku hanya BUMN

yang berhak menerima pinjaman ini, dan untuk

pembangunan pembangkit listrik oleh PT. PLN. Penggunaan

dana pinjaman luar negeri akan menurunkan cost of capital

karena mempunyai tingkat bunga yang sangat rendah dan

masa pengembalian yang panjang. Sehingga diharapkan akan

mampu menekan harga jual uap/listriknya. Mengingat proses

pinjaman luar negeri biasanya memakan waktu yang cukup

lama, untuk itu perlu persiapan yang matang.

Dana APBN, yaitu untuk kegiatan yang lebih bersifat tahunan

(selesai dalam satu tahun) dan difokuskan untuk penyiapan

data potensi yang handal (256 lokasi). Termasuk disini adalah

peningkatkan status potensi panas bumi dari status

sumberdaya (resources) menjadi cadangan (reserve) melalui

kegiatan penyelidikan/survey.

Dana lainnya, antara lain (a) dana penyiapan lahan (Land

Capping), (b) dana Infrastruktur (Infrastruc-ture Fund) dan (c)

Dana Alternatif (Carbon Finance). (NS)

“Sama halnya dengan memasak air sampai mendidih.”

Rotor Turbin Uap yang digunakan pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

FOKUS ENERGI PANAS BUMI

NOVEMBER 201018 NOVEMBER 2010 19

Teknologi Panas Bumi

nergi panas bumi telah dimanfaatkan untuk pembangkit listrik di Italia sejak tahun 1913 dan di ENew Zealand sejak tahun 1958. Pemanfaatan energi

panas bumi untuk sektor non-listrik (direct use) telah berlangsung di Iceland sekitar 70 tahun. Saat ini energi panas bumi telah dimanfaatkan untuk pembangkit listrik di 24 Negara, termasuk di Indonesia, yaitu sejak tahun 1983. Disamping itu fluida panas bumi juga dimanfaatkan untuk sektor non-listrik di 72 negara, antara lain untuk pemanasan ruangan, pemanasan air, pemanasan rumah kaca, pengeringan hasil produk pertanian, pemanasan tanah, pengeringan kayu dan kertas.

Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi (PLTP) pada prinsipnya sama dengan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), hanya pada PLTU uap dibuat di permukaan menggunakan air yang dipanaskan dalam sebuah boiler, sedangkan pada PLTP uap berasal dari bawah permukaan bumi, yaitu dari reservoir panas bumi yang diproduksikan melalui sejumlah sumur yang dibor hingga kedalaman 2-3 km di bawah permukaan bumi. Apabila sumur memprodu-ksikan uap saja (uap kering), maka uap panas dapat dialirkan langsung ke turbin, dan kemudian turbin akan mengubah energi panas bumi menjadi energi gerak yang akan memutar generator sehingga dihasilkan energi listrik. (Siklus pem-bangkitan listrik ini disebut siklus uap langsung (direct steam cycle) dan telah diterapkan di lapangan Larderello (Italy) sejak 100 tahun yang lalu, lapangan the Geyser (Amerika) sejak tahun 1970an dan dibeberapa lapangan lainnya, termasuk di Indonesia, yaitu di lapangan Kamojang (Jawa Barat) sejak tahun 1983 (26 tahun yang lalu) dan di lapangan Darajat (Jawa Barat) sejak tahun 1994.

Sistem konversi untuk fluida uap langsung merupakan sistem konversi yang paling sederhana dan paling murah. Uap dari turbin dialirkan ke kondensor untuk dikondensasikan (condensing turbine). Dari kondensor, kondensat kemudian dialirkan ke menara pendingin atau cooling tower dan selanjutnya diinjeksikan kembali ke bawah permukaan. Sebagian dari air kondensat ini dialirkan ke kondensor.

PLTP Kamojang

Page 11: Majalah Energi Edisi 1 -  Nov 2010 - 2025 Indonesia Pemimpin Panas Bumi Dunia

ada beberapa sistem pembangkit listrik dari fluida panas bumi lainnya yang telah diterapkan di lapangan, diantaranya siklus uap hasil penguapan (single flash steam), siklus uap hasil pemisahan dan penguapan (double flash steam), siklus uap hasil pemisahan dan penguapan dengan dua turbin terpisah (Flashing Multi Flash Steam) dan siklus kombinasi (combined cycle). Pemilihan jenis siklus pembangkit tergantung dari banyak faktor, antara lain jenis fluida, tekanan dan temperatur fluida di kepala sumur serta keekonomian.

Sistem pembangkit listrik siklus uap hasil penguapan atau single flash steam (Gambar 5) digunakan bilamana fluida dikepala sumur dalam kondisi air jenuh (saturated liquid). Fluida dialirkan ke sebuah flasher agar menguap. Banyaknya uap yang dihasilkan tergantung dari tekanan flasher. Fraksi uap yang dihasilkan kemudian dialirkan ke turbin. Sistem pembangkit jenis ini digunakan dibeberapa lapangan, antara lain di Unit 1 Mindanao (Philipina) sejak tahun 1997, di Cerro Prieto (Mexico) sejak tahun 2000, di Nesjavellir Iceland sejak tahun 2001.

Pada sistem pembangkit listrik siklus uap hasil pemisahan dan penguapan atau double flash steam cycle uap yang digunakan adalah uap dari hasil pemisahan fluida dalam separator dan uap dari flasher yang merupakan hasil penguapan air yang keluar dari separator. Uap dari separator dialirkan ke turbin pertama (HP-turbine) dan dan uap dari flasher dialirkan ke turbin lain yang mempunyai tekanan lebih rendah (LP-turbine). Siklus pembangkit ini telah digunakan dibeberapa negara, antara lain di lapangan Hatchobaru (Jepang), dan Krafla (Iceland).

Untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan energi panas bumi di beberapa industri mulai digunakan sistim pembangkit listrik dengan siklus kombinasi (combined cycle). Fluida panas bumi dari sumur dipisahkan fasa-fasanya dalam separator. Uap dari separator dialirkan ke PLTP (turbin ke 1), dan setelah itu sebelum fluida diinjeksikan kembali ke dalam reservoir, fluida digunakan untuk memanaskan fluida organik yang mempunyai titik didih rendah. Uap dari fluida organik tersebut

Siklus Uap Langsung Siklus Uap Hasil Pemisahan Siklus Uap Hasil Penguapan (Single Flash Steam) Sistem Pembangkit Listrik untuk Double Flash Steam

FOKUS ENERGI PANAS BUMI

NOVEMBER 201020 NOVEMBER 2010 21

Apabila fluida panas bumi keluar dari kepala sumur sebagai campuran fluida dua fasa (fasa uap dan fasa cair) maka terlebih dahulu dilakukan proses pemisahan pada fluida. Hal ini dimungkinkan dengan melewatkan fluida ke dalam sepa-rator, sehingga fasa uap akan terpisahkan dari fasa cairnya. Fraksi uap yang dihasilkan dari separator inilah yang kemudian dialirkan ke turbin. Oleh karena uap yang digunakan adalah hasil pemisahan maka, sistem konversi energi ini dinamakan siklus uap hasil pemisahan atau separated steam cycle. Siklus pembangkitan listrik ini telah digunakan di lapangan Wairakei (New Zealand) sejak 50 tahun yang lalu dan dibeberapa lapangan lain termasuk di Indonesia, yaitu antara lain di lapangan Awibengkok – Gunung Salak (Jawa Barat) sejak tahun 1994, Wayang Windu (Jawa Barat) sejak tahun 2000, Lahendong (Sulawesi Utara), Dieng (Jawa Tengah) dan Sibayak (Sumatera Utara).

Apabila sumberdaya panasbumi mempunyai temperatur sedang, fluida panas bumi masih dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik dengan menggunakan pembangkit listrik siklus binari (binary plant). Dalam siklus pembangkit ini (Gambar 4), fluida sekunder (isobutane, isopentane or ammonia) dipanasi oleh fluida panasbumi melalui mesin penukar kalor atau heat exchanger. Fluida sekunder menguap pada temperatur lebih rendah dari temperatur titik didih air pada tekanan yang sama. Fluida sekunder mengalir ke turbin dan setelah dimanfaatkan dikondensasikan sebelum dipanaskan kembali oleh fluida panas bumi. Siklus ini merupakan tertutup dimana fluida panas bumi tidak diambil masanya, tetapi hanya panasnya saja yang diekstraksi oleh fluida kedua, sementara fluida panas bumi diinjeksikan kembali kedalam reservoir. Siklus binari telah digunakan dibeberapa negara, antara lain di Parantuka, Kamchatka Peninsula (USSR) dan Otake (Jepang). Di lapangan Lahendong juga terdapat sebuah pembangkit listrik panasbumi siklus binari berkapasitas 2,5 MW, namun sejak akhir tahun 1980an karena masalah teknis, unit pembangkit tersebut tidak dapat dioperasikan.

Disamping sistem pembangkit listrik tersebut diatas, masih

kemudian digunakan untuk menggerakan turbin (turbin ke 2). Sistem pembangkit listrik ini telah digunakan di beberapa

dari reservoir migas, bahkan di beberapa lapangan memiliki temperatur tinggi, yaitu diatas 225 C dengan temperatur o

tertinggi mencapai 350 oC. Teknologi dan metodologi yang digunakan saat ini dalam eksplorasi geologi, geofisika, geokimia dan pemboran sumur telah berhasil menemukan berbagai sumber energi panas bumi, namun demikian penelitian terus dilakukan untuk memperbaiki teknologi dan metodologi yang digunakan saat ini, agar tingkat keberhasilan (success ratio) pemboran sumur, atau perbandingan antara sumur berhasil dan sumur gagal (sumur tidak produktif) meningkat. Inovasi dalam teknologi eksploitasi maupun dalam penerapan teknologi panas bumi terus dilakukan dengan sasaran pengurangan biaya atau efektivitas biaya (cost effectiveness). Untuk mengurangi biaya pemboran sumur, misalnya, sejak beberapa tahun yang lalu para ahli panas bumi telah mengubah strategi produksi, yaitu dari pemboran sumur berdiameter standard (liner berukuran 7 inchi) dengan pemboran sumur berdiameter besar atau big holes (liner berukuran 9 5/8 inchi atau 13 3/8 inchi). Upaya juga terus dilakukan dalam optimalisasi produksi dan pembangkit untuk mengurangi biaya atau mengefektifkan biaya operasi dan meningkatkan perolehan (revenue) dari pembangkit. Upaya peningkatan perolehan antara lain dilakukan dengan meningkatkan tekanan masuk turbin (turbin inlet pressure), sebagaimana dilakukan di lapangan Darajat dan lapangan Kamojang, dan modifikasi turbin sebagaimana dilakukan di lapangan Awibengkok-Gunung Salak.

Dari sisi hilir, yaitu pembangkitan listrik, walaupun pada prinsipnya sistem Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) sama dengan sistem Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), yaitu fasa uap yang dihasilkan di kepala sumur akan dialirkan langsung ke turbin, namun demikian kedua sistem ini sangat berbeda, karena siklus di PLTP bukan merupakan siklus yang tertutup dan uap yang digunakannya berasal dari reservoir panas bumi, bukan dihasilkan di permukaan oleh boiler seperti pada PLTU. Fluida panas bumi sangat tergantung dari karakateristik alamiahnya, misalnya dapat mengandung non-condensible gas yang relatif tinggi dan mengandung komponen yang dapat menyebabkan terbentuknya scaling

Page 12: Majalah Energi Edisi 1 -  Nov 2010 - 2025 Indonesia Pemimpin Panas Bumi Dunia

alah satu issue lingkungan terkait dengan kegiatan

usaha panas bumi adalah kekuatiran akan berkurang-Snya daerah hutan. Ditinjau dari pemakaian lahan untuk

pembangkit listrik panas bumi relatif kecil dibandingkan

dengan pembangkit listrik panas bumi lainnya. Disisi hulu,

pemakaian lahan juga diupayakan seefisien mungkin. Untuk

menekan biaya dan efisiensi pemakaian lahan, dari satu lokasi

(well pad) umumnya tidak hanya dibor satu sumur, tapi

beberapa sumur, yaitu dengan melakukan pemboran miring

(directional drilling).

Keuntungan menempatkan sumur dalam satu lokasi adalah

akan menghemat pemakaian lahan, menghemat waktu untuk

pemindahan menara bor (rig), menghemat biaya jalan masuk

dan biaya pemipaan. Untuk mengurangi jumlah sumur

produksi, sejak tahun 1990an di beberapa lapangan dibor

sumur berdiameter besar (bigholes). Pengurangan jumlah

sumur yang dibor tidak hanya akan mengurangi biaya, tapi

juga mengurangi pemakaian lahan.

Tidak dapat dipungkiri bahwa pemanfaatan setiap sumber

daya alam, apapun jenisnya, akan memberikan gangguan

terhadap alam sekitar, namun dalam kegiatan eksplorasi dan

eksploitasi panas bumi, gangguan bersifat sementara hanya

pada tahap awal, yaitu waktu pemboran eksplorasi dan

kegiatan pembangunan, dimana kesibukan lalulintas pada

jalan yang sempit meningkat, menyebabkan terjadinya

kemacetan, terjadi erosi tanah permukaan pada waktu

kegiatan pembangunan, serta adanya gangguan sementara

terhadap hewan dilingkungan sekitar (wildlife habitat).

Setelah pembangunan selesai, lingkungan panas bumi dijaga

agar tidak memberikan dampak negatif terhadap lingkungan

sekitar. Sebagai ilustrasi pada Gambar diperlihatkan

lingkungan di lapangan panas bumi lapangan Wayang Windu.

Issue lingkungan dari kegiatan usaha panas panas bumi adalah kekuatiran meningkatnya konsentrasi CO dan H S di udara 2 2

sekitar. Emisi dari pembangkit listrik panasbumi adalah uap air dengan kandungan CO dan H S yang sangat rendah bila 2 2

dibandingkan dengan minyak dan batubara (Gambar 11).

Karena emisinya yang rendah, energi panasbumi memiliki

kesempatan untuk memanfaatkan Clean Development

Mechanism (CDM) produk Kyoto Protocol. Mekanisme ini

menetapkan bahwa negara maju harus mengurangi emisi gas

rumah kaca (GRK) sebesar 5.2% terhadap emisi tahun 1990,

dapat melalui pembelian energi bersih dari negara

berkembang yang proyeknya dibangun diatas tahun 2000.

Energi bersih tersebut termasuk panas bumi.

Ada kehawatiran pula bahwa kegiatan usaha panas bumi akan

mengubah karakteristik fisik/kualitas air dilingkungan

Energi Panas Bumi dan Issue Lingkungan

FOKUS ENERGI PANAS BUMI

NOVEMBER 201022 NOVEMBER 2010 23

Lingkungan Panas Bumi di Lapangan Awibengkok-Gunung Salak

(endapan) dan korosi di pipa alir. Adanya kandungan non-condensible gas menyebabkan naiknya tekanan parsial di dalam kondensor, sehingga sistem ekstraksi gas memerlukan penanganan yang lebih khusus karena akan mempengaruhi daya listrik yang dihasilkan turbin.

Hingga saat ini di Indonesia, selain untuk kolam renang, fluida panas bumi dapat dikatakan belum dimanfaatkan untuk sektor non-listrik. Beberapa upaya sedang dilakukan, antara lain oleh BPPT, PT Pertamina Geothermal Energy dan ASGAR (Masyarakat Garut). Beberapa tahun yang lalu BPPT bekerja sama dengan PT Pertamina Geothermal Energy telah melaksanakan proyek percontohan awal (pilot project) di lapangan Kamojang untuk mengakaji pemanfaatan fluida panas bumi untuk sterilisasi media tanam jamur. PT Pertamina Geothermal Energy bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Sulawesi Utara dan Yayasan Masarang dalam kerangka program pengembangan komunitas (community develop-ment) membuat proyek percontohan awal di lapangan Lahendong untuk mengakaji pemanfaatan fluida panas bumi untuk pengeringan kelapa dan gula merah. ASGAR saat ini dalam proses merealisasikan proyek percontohan awal untuk untuk mengkaji pemanfaatan fluida panas bumi untuk destilasi akar wangi.

Dari sisi teknologi, dapat dikatakan bahwa teknologi yang digunakan dalam kegiatan eksplorasi, eksploitasi dan pemanfaatan panas bumi statusnya telah terbukti (proven technology), karena telah digunakan secara luas dalam waktu lama. Namun dari sisi kemampuan rekayasa dan rancang bangun, kandungan lokal masih sangat rendah. Pada saat ini sebagaian besar komponen yang digunakan di lapangan panas bumi dan di pembangkit belum dapat diproduksi di dalam negeri.

Page 13: Majalah Energi Edisi 1 -  Nov 2010 - 2025 Indonesia Pemimpin Panas Bumi Dunia

alam ”Road Map Pengelolaan Energi Nasional tahun 2005 – 2025" Departemen Energi dan Sumber Daya DMineral menetapkan tiga target utama, yaitu:

1. Meningkatkan pemanfaatan energi panas bumi di Indonesia secara bertahap, dari 807 MWe (tahun 2005) hingga 9500 MWe pada tahun 2025.

2. Menjadikan Indonesia sebagai center of excelence panas bumi di dunia;

3. Menjadikan lembaga pendidikan tinggi sebagai sarana peningkatan kompetensi SDM panas bumi.

Pengembangan panas bumi di Indonesia hingga tahun 2008 masih terkendala oleh berbagai masalah, sehingga capaian target tahun 2008 yang telah ditetapkan Pemerintah dalam

Road Map Pengelolaan Energi Nasional 2005-2025 hanya tercapai sekitar 50%, yaitu 1052 MW. Pemerintah telah merevisi rencana pengembangan panas bumi Indonesia perioda 2009-2014, namun tetap dengan komitmen 9500 MW pada tahun 2025, setara 167,5 juta barrel minyak atau 5% dari bauran energi 2025.

Pada saat ini target capaian 2009 telah tercapai. Unit II PLTP Wayang Windu telah dioperasikan dengan kapasitas terpasang 117 MW, disamping itu Unit-3 PLTP Lahendong 20 MW yang direncanakan beroperasi pada tahun 2008, pada awal bulan Mei 2009 telah dioperasikan, sehingga Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTP) di Indonesia saat ini mempunyai kapasitas total 1.189 MW.

Untuk mencapai target 2010, yaitu penambahan kapasitas

sebesar 70 MW, direncanakan akan digunakan cadangan

panas bumi yang terdapat di tiga

lapangan, yaitu lapangan Sarulla

(WKP Sibualbuali), lapangan

Ulumbu dan lapangan Tang-

kuban Parahu (WKP

Ta n g k u - b a n P a r a h u ) .

Cadangan panas bumi di

lapangan Sarulla sejak beberapa

tahun lalu statusnya telah terbukti melalui

pemboran, siap memasok uap ke pembangkit listrik yang akan

dibangun oleh konsorsium PT Medco, Ormat dan Itochu.

Cadangan panas bumi di lapangan Ulumbu yang dikelola PT

PLN statusnya saat ini juga sudah terbukti dan siap memasok

uap ke pembangkit listrik yang akan dibangun. WKP

sekitarnya. Energi panas bumi merupakan energi yang ramah

lingkungan karena fluida panas bumi setelah energi panas

diubah menjadi energi listrik, fluida dikembalikan ke bawah

permukaan (reservoir) melalui sumur injeksi. Penginjeksian

air kedalam reservoir merupakan suatu keharusan untuk

menjaga keseimbangan masa sehingga memperlambat

penurunan tekanan reservoir dan mencegah terjadinya

subsidence. Penginjeksian kembali fluida panas bumi setelah

fluida tersebut dimanfaatkan untuk pembangkit listrik, serta

adanya rembesan air permukaan (recharge), menjadikan

energi panas bumi sebagai energi yang berkelanjutan

(sustainable energy).

Lapangan panas bumi umumnya dikembangkan secara

bertahap. Untuk tahap awal dimana ketidakpastian tentang

karakterisasi reservoir masih cukup tinggi, dibeberapa

lapangan dipilih unit pembangkit berkapasitas kecil. Unit

pembangkit digunakan untuk mempelajari karakteristik

Perbandingan Pemakaian Lahan untuk Beberapa Sistem Pembangkit Listrik

Perbandingan Perbandingan Emisi CO 2

dari Beberapa Sumber Energi

Rencana Pemanfaatan Energi Panas Bumi (Demand) dan Ketersediaan Cadangan (Supply)

FOKUS ENERGI PANAS BUMI

NOVEMBER 2010 25

reservoir dan sumur, serta kemungki-nan terjadi masalah

teknis lainnya. Pada prinsipnya, pengembangan lapangan

panas bumi dilakukan dengan sangat hati-hati selalu

mempertimbangkan aspek teknis, ekonomi dan lingkungan.

Keunggulan lain dari geothermal energi adalah dalam faktor

kapasitasnya (capacity factor), yaitu perbandingan antara

beban rata-rata yang dibangkitkan oleh pembangkit dalam

suatu perioda (average load generated in period) dengan

beban maksimum yang dapat dibangkitkan oleh PLTP tersebut

(maximum load). Faktor kapasitas dari pembangkit listrik

panas bumi rata-rata 95%, jauh lebih tinggi bila dibandingkan

dengan faktor kapasitas dari pembangkit listrik yang

mengguna-kan batubara, yang besarnya hanya 60-70% (U.S

Department of Energy). (NS)

NOVEMBER 201024

Lingkungan Panas Bumi di Lapangan Panas Bumi Kamojang

CO

Em

mis

ion

(K

g/M

Wh

)2

Batubara Diesel Minyak Bumi Gas Alam Geothermal

Grafik Perbandingan Perbandingan Emisi CO 2

dari Beberapa Sumber Energi

Lingkungan Panas Bumi di Lapangan Wayang Windu

Rencana Penambahan KapasitasPembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Tahun 2009-2014

201420132012

2011

2009Saat ini: 1189 MW

2010+70 MW

+158 MW

+1028 MW +740 MW+2620 MW

2025

9500 MW

3

3K

eb

utu

han

Lah

an

Sp

esif

ik (

10

m/M

We)

Solar Cell

0

10

20

30

40

50

60

70

Batu Bara Solar Thermal Nuklir GeothermalFlash cycle

GeothermalBinary cycle

Grafik Perbandingan Pemakaian Lahan untuk Beberapa Sistem Pembangkit Listrik

Page 14: Majalah Energi Edisi 1 -  Nov 2010 - 2025 Indonesia Pemimpin Panas Bumi Dunia

Tangkuban Perahu adalah WKP yang baru dilelang pada tahun

2008. Pada bulan April 2009 Pemerintah telah memberikan

Izin Usaha Pertambangan (IUP) Panas Bumi kepada pemenang

lelang, yaitu PT Tangkuban Perahu Geothermal Power,

sehingga diharapkan mulai pertengahan tahun 2009 kegiatan

eksplorasi di WKP Tangkuban Perahu dapat dmulai untuk

menemukan sumber energi panas bumi dan membuktikan

cadangan di area panas bumi tersebut.

Untuk mencapai target tahun 2011, rencananya akan

dilakukan peningkatan kapasitas 3 (tiga) PLTP yang ada

(existing), yaitu di PLTP Lahendong, Sarulla dan Ulumbu dan

penambahan dari satu PLTP baru, yaitu PLTP Ulubelu. Di

Lahendong PT Pertamina Geothermal Energy sedang

melakukan pemboran pengembangan untuk memenuhi

komitmen tambahan PLTP PT PLN. Di lapangan Ulubelu telah

di bor 4 (empat) sumur dan hasil uji produksi telah omembuktikan adanya sistem dua phasa bersuhu sekitar 280 C

yang potensial untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit

listrik.

Target tahun 2012 - 2014 pada prinsipnya dilaksanakan

dengan strategi sebagai berikut:

1. Meningkatkan secara bertahap kapasitas PLTP yang ada

pada saat ini (existing) sesuai dengan potensi cadangan

(optimalisasi potensi), yaitu lapangan berikut:

?Wayang Windu (Jawa Barat)

?Kamojang (Jawa Barat)

?Darajat (Jawa Barat)

?Gn Salak (Jawa Barat)

?Lahendong (Sulawesi Utara)

?Dieng (Jawa Tengah)

?Sibayak (Sumatera Utara).

2. Melakukan eksploitasi di Wilayah Kerja Pertambangan

(WKP)/lapangan-lapangan yang telah terbukti melalui

pemboran eksplorasi dan memanfaatkan fluida panas

buminya untuk pembangkit listrik. Lapangan tersebut

adalah:

?Bedugul (Bali)

?Patuha (Jawa Barat)

?Sarula (Sumatera Utara),

?Cibuni (Jawa Barat),

?Ulumbu (Nusatenggara Timur)

?Karaha Bodas (Jawa Barat)

?Lumut Balai (Sumatera Selatan)

?Ulubelu (Lampung)

?Mataloko (Ambon).

3. Melakukan eksplorasi, eksploitasi di Wilayah Kerja Per-

tambangan (WKP) Panas Bumi yang hak pengelolaannya

telah diserahkan kepada PT Pertamina Energy dan PT PLN,

serta WKP lain yang telah dan akan dilelang Pemerintah.

WKP tersebut antara lain WKP Tangkuban Perahu,

Tampomas, Cisolok-Cisukarame, Seulawah Agam, Jaboi

dan WKP panas bumi lainnya.

Dari 4733 MW target tambahan kapasitas PLTP hingga tahun

2014, sekitar 23 %, yaitu sebesar 1070 MW, ditargetkan akan

dihasilkan dari WKP PT Pertamina Geothermal Energy, yang

saat ini merupakan perusahaan panas bumi yang memiliki hak

pengelolaan Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) Panas Bumi

paling banyak di Indonesia. Untuk mencapai target 2014, PT

PGE merencanakan mengembangkan 5 (lima) WKP di

Sumatra, 2 (dua) WKP di Sulawesi dan 3 (tiga) WKP di Jawa.

Untuk mencapai target pengembangan panas bumi dalam

bauran energi, Pemerintah akan mempersiapkan sejumlah

area panas bumi lain untuk ditetapkan sebagai WKP panas

bumi dan kemudian dilelang untuk diusahakan sebagai

pembangkit listrik. Sejalan dengan itu PT Pertamina

Geothermal Energy akan terus melakukan pengembangan

secara bertahap dengan target penambahan 2500 MW hingga

tahun 2025. (NS)

Tinjauan Terhadap Kebijakan

Bauran Energi 2025

PLTP Kamojang

FOKUS ENERGI PANAS BUMI

NOVEMBER 201026 NOVEMBER 2010 27

Pemerintah telah merevisi rencana pengembangan panas bumi Indonesia perioda 2009-2014, namun tetap dengan komitmen 9500 MW pada tahun 2025, setara 167,5 juta barrel minyak atau 5% dari bauran energi 2025.

Kepastian Ketersediaan Cadangan

’Cadangan terbukti’ dan ’cadangan

mungkin’ saat ini jumlahnya masih

belum cukup untuk memenuhi target

bauran energi. Cadangan di area-

area panas bumi yang akan dikem-

bangkan dan dimanfaatkan untuk

pembangkit listrik pada umumnya

masih merupakan ’cadangan terdu-

ga’ dimana ketidakpastiannya masih

tinggi karena perkiraan cadangan

baru dilakukan berdasarkan hasil

alaupun berbagai upaya

telah dilakukan Peme-Wrintah, masih banyak

tantangan yang akan dihadapi dalam

pengembangan panas bumi ke depan

untuk mencapai target bauran energi

yaitu 9500 MW pada tahun 2025.

Beberapa tantangan yang dihadapi

dan upaya-upaya yang perlu dilaku-

kan untuk mendukung pengemba-

ngan panas bumi ke depan adalah

sebagai berikut.

kajian penyelidikan geologi, geofiika,

geokimia di permukaan. Keberadaan

sumber energi panas bumi masih

harus dibuktikan melalui pemboran.

Karena ketidakpastian masih tinggi,

maka resiko berkaitan dengan

sumber daya masih tinggi (resource

risk), karena ada kemungkinan tidak

ditemukannya sumber energi panas

bumi atau besar cadangannya lebih

kecil dari yang diperkirakan sebelum-

nya atau tidak komersial.

Page 15: Majalah Energi Edisi 1 -  Nov 2010 - 2025 Indonesia Pemimpin Panas Bumi Dunia

FOKUS ENERGI PANAS BUMI

NOVEMBER 201028 NOVEMBER 2010 29

Bisnis panas bumi memiliki resiko besar terutama disisi hulu,

yaitu dalam menemukan sumber energi panas bumi (kegiatan

eksplorasi) dan memproduksikan fluidanya kepermukaan

(kegiatan eksploitasi) serta memelihara kemampuan reservoir

dan sumur-sumurnya untuk memasok uap ke pembangkit

listrik untuk jangka waktu yang panjang, yaitu minimal 30

tahun. Resiko yang besar disisi hulu karena banyak

ketidakpastian yang disebabkan karena keanekaragaman dari

sistem dibawah permukaan dilihat dari sifat batuan dan

proses pembentukannya, sehingga sistem panas bumi bersifat

unik dan juga bersifat site specific, berbeda satu dengan

lainnya. Ada kemungkinan bahwa sumber energi panas bumi

yang ditemukan tidak memiliki potensi cadangan yang cukup

menarik dari segi ekonomi dan sumur produksi mempunyai

potensi lebih kecil dari yang diperkirakan dan digunakan

sebagai asumsi dalam perhitungan harga listrik.

Untuk mengurangi resiko eksplorasi,

Pemerintah perlu memastikan bahwa

Badan Usaha Pemegang IUP mempunyai

(1) rencana eksplorasi geologi, geofisika,

geokimia dan pemboran sumur eksplorasi

yang jelas dan (2) dana yang cukup

khususnya untuk pemboran sejumlah

sumur eksplorasi, serta (3) tenaga ahli yang

kompeten untuk melaksanakan kegiatan

eksplorasi, menganalisis data hasil eksplo-

rasi dan memperkirakan besarnya cada-

ngan. Untuk mengurangi resiko eksploitasi,

data yang diperoleh dari kegiatan eksplora-

si harus dikaji secara terintegrasi oleh tenaga ahli yang

kompeten. Demikian pula halnya dengan hasil Studi

Kelayakan, harus dikaji untuk menilai kelayakan dari aspek

legal, teknis dan keekonomian. Pemerintah harus memastikan

bahwa Badan Usaha Pemegang IUP mempunyai (1) rencana

eksploitasi yang jelas dan (2) dukungan pendanaan serta (3)

tenaga ahli yang kompeten untuk melaksanakan kegiatan

eksploitasi. Sesuai ketentuan UU No. 27/2003 Pemegang IUP

wajib menyampai-kan rencana jangka panjang eksploitasi

kepada Menteri, Gubernur, dan Bupati/Walikota sesuai

dengan kewenangan masing-masing yang mencakup rencana

kegiatan dan rencana anggaran serta menyampaikan

besarnya cadangan. Penyesuaian terhadap rencana jangka

panjang eksplorasi dan eksploitasi dapat dilakukan dari tahun

ke tahun sesuai dengan kondisi yang dihadapi.

Keberhasilan dan kegagalan eksplorasi dan eksploitasi sangat

tergantung juga pada managemen perusahaan. Di beberapa

proyek di luar negeri masalah-masalah manajemen dan

operasional yang tak terduga ada yang tidak terpecahkan atau

dapat dipecahkan dengan biaya tinggi. Resiko yang

disebabkan oleh hal tersebut relatif lebih sulit dinilai

dibandingkan dengan resiko lain, termasuk didalamnya

permasalahan-permasalahan yang timbul akibat kelalaian

manusia dan kekurangcakapan sumber daya manusia dan

managemen.

Tumpang Tindih Lahan

Salah satu kendala dalam pengembangan panas bumi adalah

karena sejumlah area panas bumi dengan potensi cadangan

yang cukup besar tumpang tinding dengan hutan konservasi,

hutan lindung dan kawasan hutan suaka alam.

? Hutan konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri

khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok penga-

wetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta

ekosistemnya.

?Hutan lindung adalah kawasan hutan

yang mempunyai fungsi pokok sebagai

perlindungan sistem penyangga

kehidupan untuk mengatur tata air,

mencegah banjir, mengendalikan

erosi, mencegah intrusi air laut, dan

memelihara kesuburan tanah.

?Kawasan hutan suaka alam adalah

hutan dengan ciri khas tertentu, yang

mempunyai fungsi pokok sebagai

kawasan pengawetan keanekaraga-

man tumbuhan dan satwa serta

ekosistemnya, yang juga berfungsi

sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan.

Kegiatan pengusahaan panas bumi tidak dapat dilaksanakan

di hutan konservasi dan kawasan hutan suaka alam tetapi

masih dapat dilakukan di hutan lindung dengan persyaratan-

persyaratan tertentu, antara lain ada kewajiban penggantian

lahan, sinkronisasi kegiatan antara Departemen Kehutanan,

Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral serta

Pengembang WKP Panas Bumi.

Dukungan Pemerintah sangat dibutuhkan untuk memastikan

bahwa area hutan yang termasuk dalam area WKP Panas Bumi

bebas dari konflik tumpang tindih lahan. Mengingat

keberadaan hutan yang lebat juga merupakan kepentingan

pengembang, yaitu sebagai pelestarian aerah resapan

(recharge area), maka untuk menjaga kelestarian lingkungan

disekitar panas bumi, khususnya mencegah penebangan

pohon (berkurangnya luas area hutan) dan alih fungsi hutan

oleh masyarakat setempat dan perburuan satwa langka, perlu

dibuat kerjasama antara pengembang dan polisi hutan,

sebagaimana dilakukan di lapangan panas bumi Awibengkok

Gunung Salak dan beberapa lapangan panas bumi lain.

Peraturan yang tegas juga harus diberlakukan dan program

bina lingkungan harus direncanakan dengan baik,

berkesinambungan dan diarahkan kepada program yang

memberikan manfaat bagi masyarakat setempat dan

endukung pelestarian lingkungan.

Kepastian Hukum

ingga saat ini masih ada beberapa Peraturan Pemerintah yang

diamanatkan Undang-undang No. 27 Tahun 2003 belum

diterbitkan, yaitu:

1. Peraturan Pemerintah yang mengatur ketentuan

mengenai pedoman, batas, koordinat, luas wilayah, tata

cara, dan syaratyarat mengenai penawaran, prosedur,

penyiapan dokumen lelang, dan pelaksanaan lelang

pasal 9, angka 3)

2. Peraturan Pemerintah yang mengatur ketentuan

mengenai pemanfaatan langsung

energi panas bumi (pasal 10).

3. Peraturan Pemerintah yang mengatur

ketentuan mengenai luas Wilayah

Kerja yang dapat dipertahankan pada

tahap Eksploitasi dan perubahan Luas

Wilayah IUP pada setiap tahapan

Usaha Pertambangan Panas Bumi

(pasal 13, angka 3)

4. Peraturan Pemerintah yang mengatur

ketentuan mengenai pembinaan dan

pengawasan (pasal 33).

Disamping itu yang masih perlu dilengkapi

adalah Peraturan Daerah dan peraturan pendukung untuk

pelaksanaan lelang WKP Panas Bumi antara lain ketentuan

untuk mengatur kompensasi data dan jaminan pelaksanaan

eksplorasi (besaran, mekanisme penempatan, pencairan dll).

Tidak adanya kepastian hukum merupakan suatu resiko yang

harus diantisipasi oleh para calon pengembang panas bumi

dan biasanya dikompensasikan dalam bentuk tingkat

pengembalian yang lebih tinggi.

Harga listrik panas bumi

Harga listrik panas bumi merupakan salah satu faktor utama

yang menyebabkan investor tidak tertarik masuk kedalam

bisnis panas bumi. Para investor umumnya menilai proyek

panas bumi yang membutuhkan investasi yang besar dan

memiliki resiko yang besar (high risk, high return) tidak

memberikan pengembalian return yang menarik. Perundi-

ngan harga listrik panas bumi antara para pengembang panas

bumi dan PT PLN (Persero) juga selalu berlangsung alot dan

memakan waktu yang lama (kadangadang sampai beberapa

tahun).

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral telah mengeluarkan

ketentuan mengenai harga jual listrik dimana pada pelak-

sanaan lelang WKP Panas Bumi, ketentuan harga tersebut

digunakan sebagai batas atas harga. Peserta lelang yang elah

berhasil lulus evaluasi administrasi, keuangan dan teknis,

mengajukan penawaran harga listrik. Pemerintah menetap-

kan bahwa bahwa pemenang lelang adalah penawar dengan

harga terendah. Keputusan ini menimbulkan banyak reaksi,

pro dan kontra. Pada saat lelang,h arga listrik yang ditawarkan

peserta lelang adalah harga dihitung pada saat ketidakpastian

masih sangat tinggi. Umumnya apabila ketidakpastian masih

tinggi, calon pengembang bersikap hati-hati dan memperhi-

tungkan segala resiko yang kemudian dikompensasikan

berupa harga listrik yang tinggi. namun adanya ketentuan

yang menyatakan bahwa pemenang lelang adalah penawar

dengan harga terendah, maka peserta lelang WKP Panas Bumi

yang telah berhasil lulus evaluasi adminis-

trasi, keuangan dan teknis nampaknya ber-

lomba menawarkan harga rendah agar dapat

memenangkan lelang. Panitia Lelang tidak

memiliki kewenangan untuk mengevaluasi

kewajaran biaya, kewajaran asumsi-asumsi

yang digunakan dalam perhitungan harga

listrik yang ditawarkan.

Lelang WKP

Beberapa Pemerintah Daerah telah melaksa-

nakan lelang WKP. Memperhatikan pengala-

man lelang yang dilaksanakan oleh Pemerin-

tah Propinsi Jawa Barat, tantangan yang

mungkin dihadapi dalam lelang WKP, antara lain adalah

Pemerintah Daerah kesulitan membentuk Panitia Lelang, bisa

karena aparat Kabupaten atau Propinsi belum memiliki

pemahaman teknis dan bisnis panas bumi yang memadai dan

atau belum tersedianya ahli panas bumi di Perguruan Tinggi

setempat yang siap membantu dlam kepanitiaan untuk

mengevaluasi dokumen teknis. Kesulitan lain adalah dalam

mengatur jadwal pertemuan karena kesibukan masing-

masing anggota panitia di tempat kerja asal. Disamping itu

birokrasi dan prosedur penandatanganan SK penetapan oleh

Kepala Daerah cukup panjang dan membutuhkan waktu

beberapa bulan. Ketidaktersediaan dana untuk menunjang

kegiatan lelang juga merupakan salah satu kesulitan yang

dihadapi Pemerintah Daerah.

Keberhasilan pencapaian target pengembangan panas bumi

dalam bauran energi 2025 sangat membutuhkan partisipasi

dari seluruh stakeholders. Banyak tantangan yang akan

dihadapi dalam pengembangan panas bumi ke depan.

Pemikiran-pemikiran yang disampaikan dalam tulisan ini

diharapkan dapat menjadi solusi untuk pencapaian target

tersebut. (NS)

Page 16: Majalah Energi Edisi 1 -  Nov 2010 - 2025 Indonesia Pemimpin Panas Bumi Dunia

TOKOHTOKOH

NOVEMBER 201030 NOVEMBER 2010 31

ME : Bisa Bapak ceritakan pengalaman sekolah di luar negeri, dimana Bapak menerima gelar Doktor di Mechanical Engineering dari University of Ken-tucky, Amerika Serikat. Bisakah Bapak memberitahu kami tentang hal itu secara singkat?

AA: Saya dikirim ke AS pada tahun 64 dengan beasiswa pemerintah, saya mengambil program mechanical engineering. Tetapi pada tahun 65 terjadi G30S, sehingga pemerintah menghentikan beasiswa saya, jadi saya melamar pekerjaan di universitas. Saya mendapat pekerjaan sebagai asisten Prof. Robert M Drake Jr., waktu itu beliau baru saja pindah dari Princeton, dia merupakan pengarang buku

Majalah Energi (ME): Prof Ariono,

terima kasih banyak atas waktunya.

ME sangat menghargai kontribusi

Bapak untuk ketenagalistrikan Indo-

nesia. Pertama, bisa Bapak ceritakan

alasan Bapak mengejar gelar Teknik

Fisika dari ITB di Bandung?

Ariono Abdulkadir (AA): Terimakasih, sebetulnya, terus terang, dulu pada tahun 58 kondisi keuangan negara tidak begitu baik, orang tua saya Pegawai Negeri, punya anak banyak, dan saya ingin masuk ITB. Teknik Fisika merupakan bidang engineering yang mendekati minat saya yang menawar-kan beasiswa.

Pada waktu saya mendaftarkan diri ke Teknik Fisika, saya bernegosiasi dengan para dosen tentang mata kuliah apa saja yang akan saya ambil. Saya putuskan untuk mengambil 40% Teknik Fisika seperti teknik kontrol, fisika matematik, dan fisika rekayasa, 30% teknik mesin seperti alat-alat permesi-nan, mekanika fluida, gambar teknik, pokoknya hardcore mechanica l engineering process, dan 30% mata kuliah elektro yang isinya kombinasi antara arus lemah dan arus kuat, apa yang saya ambil waktu itu adalah, arus bolak balik, medan listrik dan magnet, telekomunikasi, radio dan teknik pem-bangkit tenaga listrik. Elektronika pada waktu itu merupakan masa perubahan dari vacum tube ke transistor. Dari tiga bagian kuliah itu, saya merasa punya pengetahuan cukup untuk mengerti engineering physics.

terkenal, Heat and Mass Transfer. Saya di kelas beliau bertugas memeriksa tugas memeriksa pekerjaan rumah mahasiswa, membuat jawaban tugas, kalau beliau tidak masuk saya yang menggantikan mengajar. Setelah itu pekerjaan saya ditambah, karena dari situ saya mendapatkan uang. Saya harus betul-betul bekerja di jurusan Teknik Mesin di sana.

Saya harus menyelesaikan riset tentang Fluid Mechanic and Heat Transfer yang merupakan suatu kontrak dengan National Science Foundation, riset itu cukup lama dilakukan karena menemui berbagi perubahan, tapi akhirnya selesai juga dan hasilnya diterbitkan di beberapa jurnal internasional pada

tahun 67, kemudian saya pulang ke Indonesia, lalu kemudian dipanggil lagi ke Amerika Serikat oleh. Prof. Richard C. Birkebak dari University of Kentucky, beliau menawarkan projek penelitian yang bekerjasama dengan NASA yang meneliti tentang batuan dari bulan, penelitian ini menyelidiki sifat-sifat heat transfer dari batuan bulan, penelitian tersebut menjadi disertasi saya.

Setelah menyelesaikan S3 saya tidak

diperbolehkan pulang, karena ada permintaan dari pemerintah AS untuk mencari sumber energi alternatif yaitu pencairan batubara. Pada saat itu, perang Arab-Israel pecah, sehingga harga minyak bumi naik. Metoda pencairan ini sulit dilakukan, namun berhasil dilakukan. Kemudian saya dipanggil pulang pada tahun 74. Tetapi apa yang terjadi, perang di arab selesai sehingga harga minyak normal kembali, jadi teknologi pencairan batubara dinilai terlalu mahal diban-dingkan harga minyak.

AA: Setelah selesai kembali ke ITB untuk mengajar, ternyata NIP PNS saya

ME: Bisa Bapak ceritakan pengalaman profesional setelah menyelesaikan studi di Amerika?

hilang, tetapi saya tetap mengajar heat transfer di ITB selama 3 tahun. Setelah itu saya dipanggil oleh Pak Muslim Nasution untuk membantu menjadi pimpinan tim kerja BULOG untuk pembangunan gudang beras di seluruh Indonesia, 5 tahun saya jatuh bangun di situ lupa akan Teknik Fisika. Urusan saya hanya dengan orang-orang sipil, arsitektur dan lingkungan. Projek itu selesai on time selama 5 tahun dengan pengawasan spefisikasi yang ketat,

selesai pada tahun '79 dan sampai sekarang 30 tahun berjalan kondisinya masih bagus, tapi terus terang saya capek mengurusi projek itu.

Kemudian saya diajak oleh adik Pak Harto untuk mengurusi perusahaan konstruksi, dan berhasil memenangkan kontrak untuk membangun PLTA Saguling pada tahun 81 hingga tahun 84. Setelah itu perusahan Jepang meminta s aya u ntu k men j ad i penasehat untuk projek serupa untuk PLTA Cirata 1 dan Cirata 2, Bakaru di Sulsel dan PLTA di Sumbar.

Setelah semua projek itu selesai baru

saya merasa benar-benar capek

menjadi kontraktor, karena sebenarnya

saya dari dulu ingin jadi dosen, tetapi

ITB sudah nun jauh di sana. Jadi saya

pada awal tahun 90an kembali

mengajar kembali di Universitas Mercu

Buana, saya menjadi dekan di sana

hingga sekarang dan mengajar di

Universitas Nasional. Anda mesti

mengetahui mengembangkan potensi

dan kredibilitas di perguruan tinggi

swasta tak semudah seperti di pergu-

ruan tinggi negeri, tapi pada tahun

2006 saya diangkat menjadi guru besar

di Universitas Mercu Buana. Saya

menjadi staf ahli PLN sejak tahun 2003,

hingga awal tahun 2010. Menjadi staf

ahli di BATAN dan menjadi staf di

Institut Ekonomi Energi.

AA: Semua dikerjakan bersamaan, saya biasa bekerja sambil mengajar, sambil menulis untuk jurnal. Saya juga bekerja sebagai staf ahli PLN, saya sudah biasa bekerja sampai malam, jadi bukan menjadi masalah bagi saya, tinggal masalah membagi-bagi waktunya saja. Saya sejauh ini sudah menulis paper nasional sebanyak lebih dari 150 dan paper internasional lebih dari 100, dan saya juga sudah menulis beberapa buku.

Di usia 72 ini kesibukan saya saat ini adalah mengajar di Universitas Mercu Buana dan kadang-kadang di ITB dan sedang mencoba mengumpulkan makalah-makalah yang sudah saya tulis dan mencoba untuk menulisnya kembali.

Saya bertemu istri saya pada awal tahun 67 di Amerika Serikat, istri saya orang Indonesia tapi dia sudah punya warga negara Amerika, tetapi saya bawa kembali ke Indonesia dan jadi warga Indonesia kembali. Kemudian menikah pada awal tahun 68, saya sudah menikah 42 tahun dan saya mempunyai 3 orang anak dan 5 orang

ME: Bapak sibuk dengan kegiatan di berbagai tempat. Tampaknya Bapak tidak memiliki kendala waktu? Apa kesibukan Bapak akhir-akhir ini?

ME: Bagaimana tentang keluarga Bapak? Bisa diceritakan?

Menuju Energy Sustainability:

Wawancara Eksklusif

Prof. Dr. Ir. Ariono Abdulkadir, MSME

Staf Ahli Direksi PT. PLN (Persero)

Page 17: Majalah Energi Edisi 1 -  Nov 2010 - 2025 Indonesia Pemimpin Panas Bumi Dunia

memegang PLTN tidak akan bisa keselamatannya, tapi menurut saya orang Indonesia sudah cukup mampu menangani nuklir. Menurut saya BATAN itu sanggup untuk menangani masalah teknologi nuklir.

PLTN ini diperlukan untuk pulau Jawa. Pulau Jawa ini pertumbuhan penduduk dan ekonominya sangat tinggi. Tidak dapat terus menerus membakar batubara untuk memenuhi kebutuhan energi, karena batubara energi yang tidak terbarukan, suatu saat akan habis, dan pengaruhnya terhadap kesehatan masyarakat Jawa akan buruk.

AA: Teknologi itu sesuatu yang harus berani dikembangkan, tahun 80an, India dan Cina posisinya sama dengan Indonesia, mereka sekarang sepuluh, duapuluh kali lebih maju dari kita. Itu merupakan hasil kombinasi berbagai kebijakan-kebijakan. Kebijakan finan-sial yang baik, kebijakan teknologi yang baik, kebijakan alih teknologi yang baik. Kita tidak boleh menutup mata dari pengalaman-pengalaman orang lain. Kita bisa mencontoh negara-negara lain misalnya Jepang, pada zaman resotrasi meiji, dimana Jepang melaku-kan perbuahan besar-besaran, beru-bah dari negara yang tertutup menjadi negara yang mengembankan tekno-logi. Perkembangan teknologi Korea, dalam bidang nuklir mereka sudah independen. Cina memiliki kebijakan untuk sebagian membeli teknologi, untuk menghindari resiko kegagalan mengembangkan teknologi. Mereka

ME: Kira-kira apa yang bisa kita lakukan untuk memajukan teknologi energi di negara kita?

cucu yang sudah besar-besar.

AA: Kesejahteraan? Kalau program kesejahteraan kan basisnya pasal 33 UUD, sumber daya alam untuk kesejahteraan rakyat. Tapi definisi kesejahteraan harus dibuat sustain-able, sehingga menjadi bisa berkem-bang oleh dirinya sendiri, tidak boleh disubsidi, karena subsidi akan mengu-rangi kemampuan pada sektor yang lain. Untuk energi, Indonesia harus pelan-pelan mencoba menggunakan energi terbarukan. Energi laut harus disurvey, mana yang bisa dilakukan, energi angin harus dimanfaatkan, batubara harus dikurangi pelan-pelan karena pengotoran udara.

Potensi geothermal yang ada saat ini 27ribu megaWatt, itu masih kurang, tapi di seluruh dunia orang mencari sumber geothermal lapisan batuan dalam yang lebih dalam dari 3000 meter. Orang Amerika menganggap apabila mereka bisa mengembangkan geotermal lapisan dalam, Amerika akan self sustain dalam hal energi.

AA: Masalah PLTN itu diakibatkan karena sebagian LSM di Indonesia terlalu mempercayai pendapat luar negeri, yang mengatakan bahwa SDM Indonesia ini belum bisa dipercaya dalam menangani PLTN. Menurut luar negeri, orang Indonesia jika disuruh

ME: Kira-kira menurut Bapak apa yang diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan di negara kita, terutama yang berhubungan dengan energi?

ME: Bagaimana tanggapan Bapak tentang implementasi PLTN di Indonesia?

bisa meyakinkan Eropa dan Amerika untuk share teknologi dengan mereka, mengapa kita tidak bisa?

AA : Itu betul, waktu itu tahun '78, UFO

itu sempat saya foto, kebetulan waktu

itu saya bawa kamera dan lensa tele.

Waktu itu kami naik mobil sepulang

dari pabrik di Pasuruan, mau pulang ke

Surabaya, di daerah Gempol saya liat

langit ke arah barat. Saya liat ada benda

yang jatuh dengan ekor yang panjang

sekali, jatuhnya pelan. Kemudian saya

turun dari mobil, dan mengambil foto.

Saya berpikir, kalau benda itu jatuh

kena tanah pasti meledak, tapi ternyata

benda itu mendadak membelok ke

arah timur dalam waktu yang cukup

lama. Kemudian fotonya saya afdruk

dan kemudian saya laporkan ke LAPAN,

kemudian hasilnya dibeli oleh mereka.

Pak Ariono dalam waktu dekat ini akan

menerbitkan beberapa buku tentang

energi yang berjudul: Pembangkit

Listrik Bersih Lingkungan, Perkemba-

ngan Energi Terbarukan Internasional,

Sistem Listrik Luar Jawa-Bali dengan

Energi Terbarukan, Geothermal

Outline. (JP)

ME: Sekedar tambahan: Kami mendapatkan berita bahwa Bapak pernah melihat UFO, bisa cerita sedikit tentang itu?

ME: Terimakasih untuk kesempatan

wawancara ekslusif ini di sela-sela

kesibukan Bapak, semoga Bapak

Ariono sehat selalu.

TOKOH

NOVEMBER 201032

menurut saya orang Indonesia sudah cukup mampu menangani nuklir

Page 18: Majalah Energi Edisi 1 -  Nov 2010 - 2025 Indonesia Pemimpin Panas Bumi Dunia

akarta, Senin 11 Oktober 2010, Wakil Menteri Pekerjaan

Umum Hermanto Dardak, Dirjen Bina Marga Djoko JMurjanto bersama dengan Tim Jembatan Selat Sunda

(JSS) Kementerian PU menerima kedatangan Tim Penelitian

dan Pengembangan (Litbang) dari Institut Teknologi Bandung

(ITB) untuk membahas pembangunan jembatan antar pulau di

Indonesia. Dalam pertemuan tersebut, direkomendasikan

pemakaian sumber energi terbarukan untuk kebutuhan

penggunaan energi listrik di jembatan. Hal tersebut

dirangkum dalam konsep Renewable Energy for Sustainable

Bridge.

Pada 2014 Jembatan Selat Sunda diharapkan sudah mulai

pembangunan dengan perkiraan waktu penyelesaian 5 -10

tahun. JSS diprediksi akan menjadi kawasan strategis. Untuk

itu, diperlukan diperlukan rencana pembangunan yang

matang untuk dapat menyatukan 80% potensi perekonomian

di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera.

Tim ITB yang terdiri dari Kelompok Keahlian (KK) Teknik Fisika,

KK-Oseanografi, KK-Sains Atmosfer, dan KK- Teknik Kelautan

juga mengungkapkan paradigma baru dalam pembangunan

jembatan di Indonesia:

?tetap membangun kehidupan dan sumber pembelajaran

baru di wilayah lepas daratan.

?dengan adanya jembatan antar pulau tidak berakibat

meratakan pula kerusakan lingkungan dan daratan, tetapi

menyelamatkan dan memperbaiki kualitas potensi

daratan.

?mengurangi eksploitasi potensi daratan sebagai pusat

aktivitas kehidupan, tetapi membangun kemampuan

memanfaatkan potensi & kekayaan laut untuk kehidupan

masa depan.

dijelaskan bahwa Sustainable Bridge adalah suatu konsep

untuk menjaga kondisi jembatan agar tahan lama, bekerja

pada kondisi optimum dan biaya perawatannya rendah

Konsep Sustainable Bridge terbagi menjadi dua bagian besar

yaitu, Asset Sustainability dan Energy Sustainability. Yang

dimaksud Asset Sustainability adalah penerapan monitoring

aset jembatan mencakup kondisi kesehatannya, kondisi

operasinya, instumentasi pengukurannya dan sistem

informasi aset yang berada di jembatan. Sedangkan yang

dimaksud Energy Sustainability adalah penggunaan energi

independen, energi terbarukan dan juga sistem hibrid yang

dapat menyokong segala kebutuhan listrik pada jembatan

misalkan untuk pencahayaan jalan & art, tanda keamanan &

emergensi, operasional sistem (gerbang tol, CCTV, monitoring

trafik, sistem komunikasi), untuk pekerjaan perawatan

jembatan dan juga untuk monitoring kesehatan dan kinerja

jembatan.

“Pembangunan JSS ini merupakan sebuah megaproyek. Oleh

karena itu kami menyambut baik kedatangan Tim Litbang ITB

dalam inovasi-inovasinya untuk bisa dipadupadankan dengan

Tim JSS dari pemerintah,” ujar Hermanto Dardak.

Djoko Murjanto juga mengatakan, “Kami harapkan ini bukan

hanya sekedar teknologi Litbang saja, persoalannya adalah

bagian-bagian mana yang dapat digunakan dalam pembangu-

nan pada jembatan nantinya. Agar bagian teknologi tersebut

kiranya dapat diujicoba terlebih dahulu”. Oleh karena itu

Djoko mengharapkan konsep-konsep tersebut dapat segera

diujicobakan pada jembatan yang sudah ada dahulu seperti

Jembatan Suramadu, dimana saat ini kebutuhan listriknya

dipenuhi dengan menggunakan generator diesel.

Tim Litbang ITB juga mengungkapkan bahwa potensi energi

terbarukan yang dapat dipanen (energy harvesting) adalah

energi surya, angin dan laut. Sedangkan sumber energi

terbesar dapat diperoleh dari laut yang terdiri dari energi

arus, gelombang, pasang surut, perbedaan suhu dan salinitas

air laut. Energi tersebut dapat dipanen dengan 4 jenis konsep

konversi energi yaitu energi kinetik dari arus dan gelombang

laut, energi potensial, teknologi osmosis, dan Ocean Thermal

Energy Conversion (OTEC).

Wakil Menteri PUHermanto

Jembatan Suramadu

Paradigma Sustainable Bridge

NOVEMBER 201034 NOVEMBER 2010 35

BERITA NASIONAL BERITA NASIONAL

NEWS FLASHakarta, 11 Oktober 2010 - J Direktur Utama PLN Dahlan Iskan PT PLN (Persero)

menyampaikan akan membangun pem-bangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan kapasitas 1 MW untuk menggantikan pembangkit listrik tenaga diesel 600kW yang tenggelam akibat banjir bandang di Wasior, Papua Barat. PLTS tersebut akan dibangun di atas tanah seluas 2 hektar dan akan memakan waktu selama 3 bulan.

unaken, 28 Oktober 2010 - PLN akan Bmembangun pembangkit listrik tenaga surya dengan kapasitas 335KW, di Pulau Bunaken, Sulawesi Utara. Menurut General Manager PT PLN Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo, Wirabumi Kaluti "Sesuai jadwal direncanakan pembangunan PLTS tersebut akan beroperasi pada Desem-ber 2010, sehingga diharapkan sebelum Hari Raya Natal masyarakat sudah dapat menikmati PLTS tersebut,”

akarta, 2 November 2010 - Direktorat JJenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (DJEBTKE) mengadakan Sarasehan untuk membahas Roadmap Energi Baru Terbarukan yang bertempat di Nareswara, Gedung Smesco–UKM. Acara yang bertema "Memperkuat Jaringan Komunitas Energi Baru Terbarukan dalam rangka Pencapaian Visi Energi 25/25". Visi Energi 25/25 menekankan kepada 2 hal penting yaitu upaya konservasi energi di sisi pemanfaatan untuk menekan laju penggu-naan energi nasional, dan upaya diversifi-kasi energi di sisi penyediaan dengan mengutamakan energi baru terbarukan.

Pembicara yang hadir diantaranya dari Pemerintah yaitu Dirjen EBTKE-ESDM, Kepala BPPT, Dirjen Basis Industri Manu-faktur Kementerian Industri, Deputi Bidang Usaha Strategis dan Manufaktur Kemen-terian BUMN, dan Deputi Bidang Pengenda-lian Kerusakan Lingkungan dan Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup. Sedangkan dari non Pemerintah hadir perwakilan dari setiap klaster energi baru dan energi terbarukan yaitu Abadi Poernomo (Panas Bumi), Paulus Tjakrawan (Bahan Bakar Nabati), Djoko Winarno (Minihidro dan PLTA), Donny Achiruddin (Energi Samudra), Nany Wardhani (Energi Surya), Soeripno (Energi Angin), Agus Nugroho (Biomass), Sutaryo Supardi (Energi Nuklir), Achyar Oemri (Fuel Cell), dan Samy Hamzah (Coal Bed Methane).

RENEWABLE ENERGY FOR SUSTAINABLE BRIDGE

Page 19: Majalah Energi Edisi 1 -  Nov 2010 - 2025 Indonesia Pemimpin Panas Bumi Dunia

onferensi Energi yang berlang-sung pada tanggal 12-13 Okto-Kber 2010 di Gedung Bergengsi

Rote Rathaus, Berlin, telah selesai dan berhasil mencapai tujuannya untuk menyebarluaskan berbagai informasi terkait hydrocarbon dan Energi Baru Terbarukan (EBT). Kegiatan interna-sional pertama yang digagas oleh PPI Jerman dengan KBRI Berlin dan Kementerian ESDM ini, dihadiri lebih dari 190 peserta,kepentingan di bidang energi terbarukan, baik dari Indonesia maupun Jerman.

Para ahli energi Jerman dan Indonesia konferensi yang bertema Toward the Sustainability of Energy in Indonesia: Hydrocarbon Outlooks and Trends of Renewable Energy ini mempunyai pandangan yang sama. Indonesia, mempunyai potensi yang sangat besar untuk mengembangkan EBT seperti panas bumi (geothermal), tenaga air (hydro), energi surya, energi angin dan biomassa, dalam rangka kelangsungan ketersediaan energi.

Proyeksi penggunaaan EBT pada tahun ini4,4%; masih dianggap jauh di bawah pemanfaatan energi fosil seperti batu-bara (30,7%), minyak bumi (43,9%) dan gas bumi (21%). Pemerintah Indonesia juga telah menetapkan target untuk meningkatkan kontribusi energi terba-rukan menjadi 17% pada tahun 2025. Bahkan, Kementerian ESDM telah menetapkan visi EBT 25/25, yaitu per-sentase penggunaan EBT pada tahun

andung, Kamis 4 November 2010. Pendidikan Teknik Fisika Bdi Indonesia telah berumur 60

tahun. Dan Teknik Fisika ITB adalah pionir dari pendidikan Teknik Fisika di Indonesia. Oleh karena itu, untuk memperingati berdirinya Teknik Fisika dan merefleksikan kembali apa saja yang telah Teknik Fisika berikan untuk Indonesia, maka diadakan suatu acara memperingati 60 Tahun Teknik Fisika yang bertajuk “Dari Teknik Fisika untuk Indonesia”. Rangkaian acara 60 Tahun Teknik Fisika terdiri dari:

OPENING, Kamis, 4 November 2010 di Aula Barat ITB dengan tema “Refleksi Teknik Fisika Selama 60 Tahun” yang dihadiri Rektorat ITB, dosen Teknik Fisika, pengurus IATF (Ikatan Alumni Teknik Fisika ITB), dan seluruh peserta lomba. Diisi dengan penayangan video pejalanan Desa Mitra, video Teknik Fisika selama 60 tahun kebelakang dan pengisi acara dari Keluarga Paduan Angklung SMAN 3 Bandung.

IEPE (Innovation and Engineering Physics Expo) terdiri dari 2 event

1. PRESENTASI LOMBA INOVASI ILMIAH, 4-5 November 2010 di Auditorium CC Timur ITB. Dengan tema: “Teknologi Energi Tepat Guna Untuk Masa Depan Indo-nesia”

2. PAMERAN TEKNOLOGI ENERGI, 4-5 November 2010, di Lapangan CC Timur, ITB. Pada Pameran

2025 bisa 25% dari penggunaan selu-ruh energi.

Karya Tulis IlmiahKonferensi semakin bermakna karena membahas berbagai isu terkait pengembangan energi terbarukan di Indonesia dengan melibatkan kalangan pemerintah, akademisi, institut riset, pengusaha, dan peran aktif generasi penerus bangsa Indonesia yang sedang menempuh studi baik di dalam negeri (antara lain, Jepang, Swedia, Norwegia dan Belanda). Peran nyata dari generasi muda dalam memikirkan masa depan bangsa sangat menonjol. Hal ini terlihat daripaper terkait pengem- bangan energi terbarukan di Indonesia yang diterima oleh panitia, dimana sebanyak 30 paper telah terpilih untuk dipresentasikan dalam konferensi.

Berdasarkan kriteria yang ditetapkan (diantaranya pengorganisasian dan comprehensiveness), memutuskan pemenang kontes karya tulis ilmiah. Penyaji paper terbaik untuk kategori mahasiswa undergraduate adalah Dyah Raysa Laksitoresmi (IPB Bogor) dengan topik “Gel Biothanol Made From Seaweed Industrial Waste With Carboxymethy lce l lu lose (CMC) Thickening Agent as Alternative Household Cooking Fuel“, sedang untuk kategori graduate adalah Maria Elfani (London Metropolitan University) dengan topik “Renewable Energy and I ts Impact on Employment in Indonesia“. Suwarno, mahasiswa asal

Teknologi Energi ini terdapat puluhan stand yang menyajikan perkembangan teknologi Indo-nesia dari berbagai perusahaan, perkumpulan keprofesian, pergu-ruan tinggi.

GALELOBOT (Ganesha Line Follower Robot) 20104-5 November 2010 di Aula Barat ITB dengan tema “Find Your Way Through The Maze”. 150 Tim dari berbagai Universitas dari seluruh Indonesia saling berlomba menunjukkan keah-liannya dalam bidang Line Follower Robot yang merupakan sebuah mesin yang dapat bergerak mengikuti sebuah garis secara otomatis dan seolah mempunyai kecerdasan dan berfikir mandiri.

KONFERENSI TEKNIK FISIKA SELURUH INDONESIA terdiri dari 2 event

1. SEMINAR PENELITIAN MAHASISWA DAN ALUMNI, Kamis, 4 November 2010 bertempat di R. Multimedia 9311 Gd. T.P. Rachmat Kampus ITB dengan tema “Energi dan Instru-mentasi sebagai Core Competence Teknik Fisika", dengan panelis: Suharna Surapranata (Menristek RI 2009-2014) , Edi Leksono (TF-ITB), Andi Rahmadiansyah (TF-ITS), Ucuk Darussalam (TF-UNAS) dan Andang Widi Harto (TF-UGM).

2. KONFERENSI DOSEN, 4-5 November 2010 di Ruang Seminar Teknik Fisika lt.1 ITB. Konferensi ini membahas mengenai perkembangan Teknik

ITS Surabaya yang sedang belajar di Norwegia dengan topik “Modified Lithium Borohydride for Mobile Hydrogen Storage“ berhasil menyabet penghargaan untuk kategori topik paling mempunyai prospek untuk diterapkan di Indonesia di masa depan. Penghargaan kepada para pemenang disampaikan oleh Adolf Guggemos, Manajer Pemasaran Wilayah Asia, Voith Hydro Holding GmbH & Co.KG Jerman.

Para mahasiswa merasa senang karena nantinya mereka mempunyai kesem-patan untuk menerapkan keterampilan yang diperoleh di Jerman,atau menciptakan kesempatan kerja di negara lain, dengan memanfaatkan jasa dari Pusat untuk Integrasi dan Migrasi (CIM). Lembaga tersebut selain memberikan jasa bantuan keuangan, juga menyediakan jasa informasi dan konsultasi, penempatan kerja, dan jejaring.

Pada penutupan, Dubes RI untuk Re-publik Federal Jerman, Eddy Pratomo, menyampaikan rasa bangganya kepada para mahasiswa generasi penerus bangsa. Di sela-sela studi, masihdirinya untukikutpermasalahan bangsa dan memberikan masukan yang relevan terhadap masa depan bangsa dalam topiksedang hangat di dunia, energi terbarukan. Lebih lanjut, Dubes mengharapkan adanya penyeleng-garaan secara berkesinambungan. (Sumber: KBRI Berlin).

Fisika di masing-masing universitas/ institut yang ada di Indonesia. Diharapkan konferensi ini menjadi inisiasi terbentuknya ikatan alumni Teknik Fisika se-Indonesia serta masyarakat Teknik Fisika seIndoesia.

MOTIVATION TALKSHOW 60 TAHUN TEKNIK FISIKASabtu, 6 November 2010 bertempat di Aula Barat ITB dengan tema “Dari Kampus Untuk Bangsa: Kupas tuntas Perjalanan Alumni Teknik Fisika ITB” dengan pembicara, Dr. Ir. Fadel Muhammad (Menteri Kelautan dan Perikanan), Ir. Karen Agustiawan (Direktur Utama PT. Pertamina), Ir. Budiono Kartohadiprodjo (Pimred GATRA), dan Ir. Rama Royani atau Abah Rama (Pakar Talent Mapping Indone-sia, PT. Limawira Wisesa, Lead pro Consultant), dengan moderator Prabu Revolusi (News Anchor Metro TV).

TEMU ALUMNISabtu, 6 November 2010 bertempat di Aula Timur ITB dimaksudkan untuk menghimpun kembali alumni Teknik Fisika ITB beserta keluarga sehingga sesama alumni dapat lebih mengakrab-kan diri dan memperkuat tali silatu-rahmi.

CLOSING EVENTSabtu, 6 November 2010, bertempat di Lapangan CC Barat ITB yang dimeriah-kan oleh: NAIF, White Shoes & The Couples Company, -Baby Eats Crackers, Keluarga Paduan Angklung SMAN 3 Bandung dan Band Alumni/Mahasiswa Teknik Fisika ITB.

RENEWS 2010:

Membuka Peluang

Peningkatan Kerjasama

Energi RI-Jerman

BERITA NASIONAL BERITA INTERNASIONAL

NOVEMBER 201036 NOVEMBER 2010 37

60 Tahun Teknik Fisika“Teknik Fisika untuk Indonesia.”

Page 20: Majalah Energi Edisi 1 -  Nov 2010 - 2025 Indonesia Pemimpin Panas Bumi Dunia

residen Maladewa, Mohamed PNasheed (terlihat pada gambar) sedang membantu memasang 48 solar panel di atap rumahnya di ibukota Maladewa, Male. Pemimpin Maladewa ini merupakan aktivis yang sudah lama aktif dalam hal perubahan iklim.

Menurut sang Presiden, dengan dipasangnya panel surya pada atap rumahnya, penghematan akan mencapai $300.000 dalam biaya listrik dan 195 ton karbon dioksida, selama umur pemakaian panel surya

Presiden Nasheed memilih sumber energi yang tidak berpolusi karena negara yang dipimpinnya merupakan negara kepulauan dengan ketinggian permukaan tertinggi hanya 2,5 meter di atas permukaan laut. Merupakan tempat yang sangat rentan apabila permukaan laut naik akibat perubahan iklim.

ina saat ini akan membangun Csalah satu ladang turbin angin lepas pantai terbesar di dunia dengan kapasitas 300 MW menyamai rekor ladang angin Thanet di Inggris saat ini. Ladang angin akan di bangun di teluk Bohai dan akan rampung pada tahun 2020, projek ini merupakan salah satu langkah pemerintah Cina untuk memenuhi program 750 GW dari energi angin. (cleantechnica.com)

ebuah terobosan dilakukan oleh Sdua mahasiswa di Massachusetts Institute of Technology (MIT) Amy Bilton dan Leah Kelley, dipimpin oleh profesor Steven Dubowsky yang menbuat mesin desalinator dengan tenaga dari energi surya. Hasilnya, prototip sistem yang dibuat bisa menghasilkan 80 galon atau 302.4 liter air sehari dalam kondisi cuaca yang berubah-ubah. Teknologi yang sangant bermanfaat untuk daerah bencana atau terpencil yang tidak mendapatkan pasokan listrik.

anberra bersiap menjadi ibukota Cmobil elektrik (EV) yang ditandai dengan pendaftaran pertama sebuah EV, yakni Blade Electron buatan Australia dan tibanya iMiEV keluaran Mitsubishi, sebagaimana diberitakan Mingguan CityNews pekan ini.

NOVEMBER 201038 NOVEMBER 2010 39

BERITA INTERNASIONAL BERITA INTERNASIONAL

NEWSFLASH

alah satu segmen pasar energi Ssurya yang belum berkembang

secepat dengan pasar perumahan dan

skala pabrik pembangkit listrik adalah

pasar komersial, yaitu, untuk instalasi

mulai dari 1 MW hingga 10 MW, yaitu

ukuran yang biasanya diinstal pada

bisnis komersial. Hal tersebut akan

berubah seiring dengan dimulainya

projek ini.

Bulan Oktober tahun ini perusahaan

farmasi Amerika GlaxoSmithKlin (GSK)

yang berbasis di Pennsylvania akan

mulai memasang susunan modul surya

di gedung distribusinya di kota York

Pennsylvania. Susunan tersebut akan

menjadi susunan di atas atap yang

terbesar yang ada di Amerika Utara.

Setelah selesai terpasang, total 11000

panel surya akan membangkitkan

listrik hingga 3-MW, panel sebanyak itu

akan memenuhi atap seluas seukuran

tujuh lapangan sepakbola.

Hampir 100 pekerja akan mengha-

biskan waktu dua bulan untuk menaik-

kan panel surya dengan derek, mema-

sangnya pada atap gedung dan menya-

tukannya dalam satu jaringan sistem

pembangkit listrik. Rencananya kon-

traktor akan memasanng 500 panel per

hari.

GSK menerima bantuan dari pemerin-

tah dan insentif surya untuk membantu

pendanaan projek ini. Satu juta dollar

dari pemerintah daerah Pennsylvania

dan 4,1 juta dollar dari pemerintah

federal Amerika.

(renewableenergyworld.com)

Beberapa ahli mulai mencari media lain

yang bersifat seperti baterai isi ulang.

Hanya saja yang disimpan bukan

muatan listrik layaknya baterai, tetapi

panas yang sewaktu-waktu dapat dile-

pas dan diisikan kembali. Ruthenium,

molekul yang mempunyai ditemukan

di tahun 1996 menjadi alternatif satu-

satunya yang memiliki karakteristik

seperti baterai isi ulang.

Beberapa waktu lalu, para peneliti

berhasil mengungkap cara kerja

molekul ruthenium atau lebih tepatnya

fulvalene diruthenium yang bisa diatur

untuk menyimpan dan melepas panas.

Pemahaman cara kerja ruthenium

tersebut dipublikasikan di jurnal

Angewandte Chemie pada 20 Oktober

2010 lalu oleh Yosuke Kanai dari Law-

rence Livermore National Laboratory,

Varadharajan Srinivasan dan Jeffrey C.

Grossman dari Fakultas Tekni dan Ilmu

Bahan - MIT, Steven K. Meier, K dan

Peter C. Vollhardt dari University of

California-Berkeley.

Ruthenium bekerja dengan cara yang

unik. Strukturnya akan berubah ketika

menyerap sinar matahari, dan berada

pada tingkat energi yang lebih tinggi

dibanding dalam kondisi stabilnya.

Untuk mengembalikan ke kondisi

stabilnya, hanya diperlukan sedikit

panas atau sebuah katalis untuk

memicunya. Hasilnya, perubahan

struktur molekul kembali ke tingkat

energi yang lebih stabil akan melepas

panas hingga mencapai 200 derajat

Celcius. Cukup panas untuk langsung

digunakan sebagai pemanas ruangan

ataupun memutar turbin untuk meng-

hasilkan listrik.

Pengetahuan tentang bagaimana

molekul ruthenium bekerja akan mem-

berikan jalan bagi riset untuk menda-

patkan molekul-molekul lain yang

mempunyai struktur dan karakteristik

yang sama dengan ruthenium yang

mahal dan termasuk langka guna

menghasilkan baterai panas yang bisa

diisi ulang di masa depan. (planethijau)

Dimulainya Instalasi Pembangkit Listrik Skala Besar untuk Komersial

Ilmuwan Temukan Cara Yang Lebih Baik Untuk Menyimpan Panas Matahari

anas yang dihasilkan matahari

saat ini bisa disimpan tetap Pdalam bentuknya oleh garam

cair atau dalam bentuk energi lain oleh

baterai. Kedua teknologi itu hingga kini

masih diandalkan untuk menyimpan

energi tersebut. Hanya saja garam cair

membutuhkan sistem yang kompleks

untuk mentransfer panas dari fluida

kerja, sedangkan baterai masih menyi-

sakan loses energi atau hilangnya

energi ketika terjadi proses peminda-

han dan perubahan energi.

Page 21: Majalah Energi Edisi 1 -  Nov 2010 - 2025 Indonesia Pemimpin Panas Bumi Dunia

al tersebut bukanlah hal yang mustahil karena pengemba-Hngan dari teknologi pembang-

kit listrik tenaga nuklir telah dapat menciptakan reaktor-reaktor mini yang aman. Sebagian besar Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) memiliki ukuran raksasa, cukup besar untuk memenuhi kebutuhan energi sebuah kota berukuran sedang. Setiap PLTN pembangkitannya bisa menghabiskan miliaran bahkan trilyunan rupiah. Tidak heran lusinan purwarupa reaktor kecil bersaing untuk menarik perhatian industri sebagai alternatif bahan bakar rendah emisi. Jika reaktor mini diran-cang sebagai modul-modul, maka satu unit mungkin mampu memenuhi kebutuhan satu kota terpencil. Di negara berkembang, reaktor kecil akan mengurangi tekanan yang ditanggung oleh jaringan listrik yang rapuh. Kekuatannya bisa ditambah secara bertahap dan bisa menjadi daya tarik bagi produsen energi dengan dana terbatas.

Indonesia adalah negara dengan popu-lasi penduduk nomor 4 di dunia, na-mun satu-satunya yang tidak meman-faatkan PLTN. China, India dan Amerika sudah menggunakan PLTN untuk memenuhi kebutuhan listrik negara-nya. Bahkan, negara-negara penghasil minyak bumi seperti Uni Emirat Arab dan Jordania sudah mempertimbang-kan PLTN sebagai salah satu sumber energi yang akan dimanfaatkan. Saat ini Uni Emirat Arab telah menanda-

tangani kontrak kerjasama dengan Korea untuk membangun PLTN berkapasitas 4 x 1400MW pada tahun 2020.

Namun, pembangunan PLTN yang cukup besar masih menghadapi tantangan berupa anggaran yang besar maupun penolakan beberapa pihak. Akan tetapi dengan adanya dukungan penggunaan nuklir dan kebutuhan akan energi listrik yang begitu tinggi maka beberapa propinsi di Indonesia menyetujui untuk membangun PLTN di wilayahnya. Wali Kota Pangkalpinang, Zulkarnain Karim, menyatakan peme-rintah Bangka Belitung telah menye-diakan dua lokasi untuk pembangunan PLTN yaitu Pulau Lepar di Bangka Selatan dan Pulau Nanduk. "Dua pulau seluas 2.407 hektar itu cukup strategis dibangun PLTN karena tidak berpeng-huni," ujarnya.

Berbeda dengan PLTN yang berukuran besar, PLTN mini berukuran kecil dan relatif lebih mudah untuk dioperasikan. Beberapa purwarupa reaktor mini, seperti yang dirancang oleh NuScale Power berupa reaktor kecil yang didinginkan oleh air yang mirip dengan reaktor kuno yang digunakan pada kapal perang. Sementara reaktor lain yang lebih modern, Toshiba dan Institut Penelitian Pusat atas Industri Tenaga Listrik di Jepang sedang meneliti “baterai nuklir” yang berpen-dingin natrium cair.

Reaktor tersebut dapat dikirim dalam keadaan modular dan dipasang di bawah tanah dan mampu menghasil-kan 10 MegaWatt (MW) selama 30 tahun lamanya sebelum diperlukan pengisian ulang bahan bakar. Galena, sebuah desa di Alaska sedang bernegosiasi untuk menjadi pelanggan pertama. "Selain lebih murah, beberapa reaktor kecil secara bawaan lebih aman", kata Vladimir Kuznetsov dari Badan Tenaga Atom Internasional.Kehadiran reaktor-reaktor baru, tentu saja tetap mendatangkan persoalan limbah radioaktif. Saat ini ada 56 reaktor yang sedang dibangun di seluruh dunia, di China sendiri ada 19 buah. "Reaktor-reaktor kecil bisa membantu dalam penyediaan energi, tujuannya adalah meningkatkan sumber energi rendah karbon dengan cepat,” kata Richard Lester dari Massachusetts Institute of Technology (MIT). Syaratnya, para pembuat kebija-kan bisa diajak kerja sama. Di Amerika Serikat para pejabat mengatakan beberapa desain mungkin mendapat-kan sertifikasi dalam lima tahun ini. Sementara desain yang lebih inovatif mungkin butuhkan waktu lebih lama. (Narendra Prataksita)

Sumber: nationalgeographic.co.id, warintek.ristek.go.id, antaranews.com, tempointeraktif.com, batan.go.id

INOVASI INOVASI

NOVEMBER 201040 NOVEMBER 2010 41

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Mini

“Satu kota kecil punya reaktor nuklir sendiri?”

Produk NuScale

PLTN Mini NuScale45 megawatt

Reaktor dengan teknologi pendingin yang cukup lama telah digunakan yaitu dengan pendingin air. Cukup kecil untuk didinginkan hanya dengan mesin pemindah panas, tanpa pompa.

Cara kerjaAir berfungsi menjadi pendingin dan “pengatur” : Memperlambat neutron-neutron yang dipancarkan oleh batang bahan bakar uranium (1), memungkinkan mereka memecah atom uranium dalam jumlah lebih banyak. Batang pengendali (2) meredam reaksi berantai. Air dipanaskan saat melalui inti (3), lalu memanaskan tabung (4) untuk menghasilkan uap air, uap air menyebabkan reaktor (5) menggerakkan turbin. Agar tidak bocor, sistem dibenam di dalam air. Reaktor seperti ini bebas karbon, relatif murah, dan mestinya cukup aman.

Pipa Uap-turbin

Kolam air reaktor

Selubung reaktor

Tabung reaktor

Batang Pengendali

Kumparan penghasil uap

Batang bahan bakarMODUL REAKTOR

Struktur penyangga

Lantai kolam

Page 22: Majalah Energi Edisi 1 -  Nov 2010 - 2025 Indonesia Pemimpin Panas Bumi Dunia

NOVEMBER 201042 NOVEMBER 2010 43

INOVASI INOVASI

uatu ide yang sangat menarik dan inovatif yaitu menggunakan Sminuman (yang mengandung

gula) sebagai pengganti baterai konvensional. Kosep ini dikembangkan oleh Daizi Zheng dengan menggunakan minuman ringan yang biasa kita temukan sehari-hari yaitu coca-cola. Baterai konvensional selain mengguna-kan biaya pembuatan yang mahal juga tidak ramah lingkungan. Maka dengan inovasi menggunakan bio baterai, selain ramah lingkungan juga mudah didapatkan (lebih mudah menemukan pedagang minuman bergula dari pada pedagang baterai).

Konsep dasarnya adalah menggunakan bio baterai untuk menciptakan lingku-ngan bebas polusi. Bio baterai ini merupakan sumber energi yang ramah lingkungan dengan menghasilkan listrik dari karbohidrat (saat ini meng-gunakan gula) dan menggunakan enzim sebagai katalis. Menggunakan bio baterai sebagai sumber tenaga ponsel hanya membutuhkan minuman gula dan sisa buangannya adalah air dan oksigen ketika baterai sudah habis.Ponsel Daizi Zheng ini bisa beroperasi tiga hingga empat kali lebih lama ketimbang baterai ponsel Lithium-Ion biasa. Tapi, ponsel ini masih belum dijual secara luas, karena masih

merupakan ponsel konseptual yang ia rancang untuk Nokia.

Mekanisme Bio Baterai‘Bio baterai’ gula ini memiliki anoda yang terdiri dari enzim pengolah gula dan mediator, dan katoda yang terdiri dari mediator dan enzim pengurang oksigen serta pemisah selofan di kedua sisi. Anode menghasilkan elektron dan hidrogen dari glukosa melalui proses berikut:

+ -Glukosa -> Gluconolactone + 2 H + 2 e

Ion hidrogen dari proses ini akan bergerak ke katoda melalui separator. Kemudian ketika sampai di katoda, ion hidrogen dan elektron akan menyerap oksigen dari udara untuk menghasilkan air:

+ - (1/2) O + 2 H + 2 e --> H O2 2

Perkembangan Bio BateraiSalah satu pengembang yang cukup serius mengembangkan bio baterai ini adalah Sony. Sampai April 2010 Sony dapat menciptakan bio baterai dengan

2daya 10mW/cm (area elektrode). Bio baterai yang dikembangkan Sony ini sudah dipamerkan pada expo-expo maupun forum international, harapnya bahwa bio baterai ini merupakan salah satu solusi energi yang ramah lingku-

ngan dan dapat digunakan oleh gadget-gadget yang lebih besar seperti laptop ataupun netbook. Untuk mengem-bangkan ‘bio baterai’ ini ada hal-hal penting yang harus diperhatikan, yaitu:

1. Adanya teknologi untuk meningkatkan imobilisasi enzim dan mediator pada elektroda.Agar penggunaan efektif glukosa terjadi, anoda harus memiliki mediator dan enzim konsentrasi tinggi dengan aktivitas yang tetap. Teknologi ini memakai dua pol imer untuk merangka i komponen ke anoda. Tiap poli-mer bermuatan berlawanan sehingga interaksi elektrostatis antar dua polimer mengamankan enzim dan mediator. Kesetim-bangan ionik dan dan imobilisasi telah dioptimalkan untuk pe-ngekstrakan elektron dari gluko-sa secara efisien.

2. Struktur katoda untuk penyerapan oksigen yang efisien. Air dalam katoda penting untuk menjamin kondisi optimal untuk reduksi oksigen secara efisien. ‘Bio baterai’ memakai elektroda karbon berporos yang memuat

enzim terimobilisasi dan media-tor yang dipartisi menggunakan pemisah selofan. Optimisasi struktur elektroda dan proses pemeliharaan tingkat air yang sesuai dapat meningkatkan reaktivitas katoda.

3. Optimisasi elektrolit untuk memenuhi struktur sel ‘bio baterai’ Penyangga fosfat 0.1 Mol biasa-nya dipakai pada penelitian enzim, tapi penyangga dengan konsentrasi tinggi 1.0 Mol digu-nakan pada ‘bio baterai’. Ini didasari penelitian bahwa tingkat konsentrasi tinggi sangat efektif untuk menjaga aktivitas enzim dalam elektroda.

Bio-baterai“Cukup pakai sekaleng soda.”

4. Sel uji dengan daya output tinggi dan ukuran yang diinginkan.Sel uji dengan daya tinggi dan ukuran ‘bio baterai’ yang sesuai telah diproduksi dengan peman-faatan teknologi ini. ‘Bio baterai’ ini tidak memerlukan pencam-puran, atau konveksi larutan glukosa atau udara. Sebagai baterai pasif, cara kerjanya hanya menyuplai larutan gula ke unit baterai. Sel kubik menghasilkan 50 mW yang merupakan daya output terbesar diantara baterai tipe pasif dengan ukuran sekitar 39 mm setiap rusuknya. Dengan merangkai 4 sel kubik mampu untuk menyalakan walkman dan sepasang speaker. Tempat ‘bio

baterai’ gula ini terbuat dari plastik berbahan tumbuhan dan didesain dengan citra sel biologi. (Arianda Akbar)

Sumber: rsc.org, sony.net, inhabitat.com, treehugger.com, dezeen.com, smayani.wordpress.com, kaskus.us

Page 23: Majalah Energi Edisi 1 -  Nov 2010 - 2025 Indonesia Pemimpin Panas Bumi Dunia

NOVEMBER 2010 NOVEMBER 2010

etiap tahun kebutuhan akan energi semakin meningkat. Di sisi Slain, keberadaan energi fosil

semakin berkurang dan tidak dapat diperbarui. Untuk mengatasi berku-rangnya cadangan energi berbasis fosil diperlukan sumber energi alternatif. Salah satu sumber energi yang sudah berkembang yaitu biogas dan negara yang telah mengembangkan biogas adalah Jerman. Pada tahun 2007, Jerman telah menghasilkan 22,4 juta kWh biogas dengan komposisi 49% dihasilkan dari landfill dan sewage gas dan 51% dari komersial dan pabrik biogas agricultural. Biogas merupakan gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan organik oleh mikroorganisme pada kondisi anaero-bic (tanpa udara). Biogas dapat dihasilkan dari berbagai sumber diantaranya sampah organik ,kotoran hewan, dan buangan organik dari

[2]pabrik . Sumber penghasil biogas berasal dari sumber yang dapat diperbarui. Biogas memiliki komposisi gas sebagai berikut : metan(CH ) 40-4

70%, karbondioksida(CO ) +38%, N , 2 2[3]O , H dan H S + 2% . 2 2 2

Pembuatan biogas dipengaruhi beberapa parameter, yaitu bahan baku isian (feedstock), pengadukan, tempe-ratur dan pH.Parameter tersebut mempengaruhi kehidupan mikroba maupun proses pengolahan bahan

baku isian oleh mikroba. Mikroba yang dapat menghasilkan biogas akan bekerja dengan giat pada kondisi pH

o(6,8-8) dan temperatur 35 C untuk tipe mesophilic. Dengan mengacu pada hal tersebut maka diperlukan suatu usaha pengontrol untuk menghasilkan biogas yang optimal. Penelitian mengenai biogas sudah banyak dilakukan. Optimasi parameter pH telah dilakukan dengan melakukan pengontrolan menggunakan kontrol fuzzy self-tuning PI pada pH proses fermentasib (Babuska,2002). Kontrol logika fuzzy telah diaplikasikan untuk sistem continuous anaerobik digestion (Schere, 2009). Selain parameter pH, parameter temperatur penting bagi kehidupan dan kinerja bakteri pada proses anaerob. Sedangkan, penelitian ini akan difokuskan pada pengontrol parameter temperatur untuk mengha-silkan biogas yang lebih optimal. Penelitian dilakukan di Gedung TP Rachmat, Institut Teknologi Bandung. Bandung merupakan daerah yang

omemiliki temperatur sekitar 25 C, sehingga diperlukan perbaikan pada reaktor biogas agar temperatur bahan organik didalam reaktor dapat terjaga

opada kondisi temperatur 35 C. Untuk menjaga kondisi tersebut diperlukan suatu alat pengontrol sehingga kondisi dalam reaktor biogas dapat menunjang mikroba penghasil biogas bekerja secara optimal.

Untuk melakukan kontrol temperatur dapat digunakan sistem kontrol konvensional maupun sistem kontrol cerdas. Kontrol merupakan proses mengendalikan sesuatu parameter. Terdapat 2 elemen penting dalam proses mengontrol yaitu manipulated variable dan process variable. Manipu-lated variable merupakan komponen pada sistem yang dapat diubah-ubah nilainya berdasarkan nilai sinyal kontrol

RISETRISET

(Atas) Rangkaian pengontrol reaktor biogas(Kiri Bawah) Reaktor biogas yang digunakan dalam penelitian

Perancangan dan Implementasi Pengontrol Temperatur

pada Reaktor BiogasOleh: Aji Faoji

PID. Sedangkan, pengontrol modern diwakili oleh pengontrol fuzzy. Rancangan perangkat keras untuk kontrol temperatur dapat terlihat pada gambar. Temperatur pada reaktor biogas akan diukur oleh termokopel. Termokopel akan mengirimkan sinyal teganhan ke DAQ. Pada DAQ sinyal analog diubah menjadi sinyal digital. Sinyal dari DAQ dikirim ke komputer. Pada komputer digunakan software LabView untuk membaca hasil pengukuran yang dikirimkan oleh DAQ. Hasil pengukuran yang ditampilkan pada labView sudah berupa nilai temperatur yang terbaca oleh sensor. Program LabView berfungsi sebagai media pengontrol. Sinyal kontrol program LabView akan dikirimkan ke

yang diberikan. Process variable meru-pakan komponen sistem yang nilainya ingin dijaga sesuai dengan set point yang diinginkan. Pada penelitian ini, pengontrolan temperatur akan dilaku-kan menggunakan Proporsional Inte-gral Derivatif (PID) dan logika fuzzy. Kontrol PID merupakan jenis kontrol konvensional yang banyak digunakan pada proses industri. Kontrol fuzzy merupakan jenis kontrol cerdas karena dalam pengonrolan tidak perlu menge-tahui fungsi transfer sistem. Rancangan kontrol yang dibuat yaitu rancangan kontrol temperatur. Kontrol tempera-tur yang dilaksanakan menggunakan 2 tipe pengontrol yaitu kontrol konven-sional dan kontrol modern. Kontrol konvensional diwakili oleh pengontrol

NOVEMBER 201044 45

12

3

4

5

6

7

8

10

9

60 cm

45 cm

MASUK feedstock

KELUAR feedstock

Biogas

S 1

S 2

S 3

S 4

S 5

S 6

Page 24: Majalah Energi Edisi 1 -  Nov 2010 - 2025 Indonesia Pemimpin Panas Bumi Dunia

ada 1 Juli 2010 lalu, pemerintah

menaikkan Tarif Dasar Listrik P(TDL) dengan rata-rata kenaikan

10% dan kenaikan tertinggi adalah 18%

pada sektor pelanggan rumah tangga

yang berdaya diatas 900 watt. Kenaikan

tersebut sudah disahkan dan tidak

dapat diganggu gugat. Kenaikan

tersebut dilakukan pemerintah dengan

alasan klasik yaitu pengurangan subsidi

dalam rangka subsidi silang pada

sektor lainnya. Seringkali alasan yang

dikemukakan oleh pemerintah adalah

dalam rangka pengurangan subsidi

listrik sehingga dapat memberikan

subsidi silang pada sektor pembiayaan

lainnya, yang pada kenyataannya

subsidi silang yang diharapkan tidak

pernah terjadi atau tercapai. Jelas,

tindakan ini menggambarkan adanya

upaya terselubung yang dibungkus

rap ih o leh pemer intah da lam

permasalahan kenaikan TDL di tahun

2010 ini. Kenaikan TDL tahun 2010 ini,

menggambarkan seakan-akan peme-

rintah tidak peka terhadap kondisi

sosial ekonomi masyarakat Indonesia

yang masih mengalami krisis. Kenaikan

dilakukan menjelang bulan puasa dan

lebaran dimana aktivitas ekonomi

masyarakat meningkat tajam. Belum

lagi harga kebutuhan pokok perlahan

naik dikarenakan kondisi alam yang

tidak mendukung sektor pertanian.

Dengan adanya kenaikan TDL

tahun 2010 pemerintah berusaha

menaikkan harga pada konsumen yang

menggunakan daya diatas 1.300 Watt,

padahal hampir 4 tahun belakangan ini

tidak ada lagi pemasangan pelanggan

listrik baru pada daya 450 Watt dan 900

Watt. Sehingga secara langsung

kenaikan TDL tidak hanya dirasakan si-

kaya saja tetapi si-miskin pun

merasakan dampaknya. Selain itu

sektor industri kecil dan menengah

(UKM) terkena dampak dari kenaikan

TDL ini. Alhasil mereka pun akan

meningkatkan harga jual produksi

dikarenakan beban biaya produksi

yang meningkat karena kenaikan TDL

tersebut. Akibatnya produk industri

kecil menengah kita pun kalah bersaing

dengan produk-produk Tiongkok yang

saat ini membanjiri pasaran dalam

negeri.

Seperti kita ketahui, investor

atau pun pemodal asing pada sektor

kelistrikan masih lemah, berdasar

catatan saya (Achmad Rilyadi) hanya

sekitar 13 persen sektor kelistrikan

yang murni dibiayai oleh sektor swasta

murni. Salah satu alasan yang paling

rasional bagi lemahnya keinginan

investor untuk menanamkan modal di

bidang kelistrikan adalah rendahnya

harga listrik di Indonesia. Sebelum

kenaikan 1 Juli 2010 lalu, harga TDL

pada kisaran Rp 600 per kWh jauh dari

harga keekonomian tarif listrik yaitu

kisaran Rp 1.500 per kWh yang

diperkirakan tercapai pada 2012

mendatang. Sebagai pertimbangan,

Filipina yang telah melakukan divestasi

perusahaan listrik milik negaranya saat

ini tarif listrik disana sudah mencapai

Rp. 1.800,- yang sebelumnya pada

kisaran Rp.900,-, juga Thailand yang

pada saat subsidi memiliki harga

kisaran Rp.850,- saat ini telah

mencapai Rp. 2.100,-. Kedua Negara

ASEAN tersebut hampir 2 tahun

terakhir ini tidak mampu mencegah

kenaikan harga jual produksi dalam

negerinya dikarenakan tekanan

naiknya harga listrik.

Besar peluangnya bila harga

keekonomian tersebut tercapai,

pemerintah akan mengizinkan investor

atau pemodal asing masuk menggeluti

bisnis listrik mulai dari produksi hingga

distribusinya. Hal ini diperkuat dengan

rencana realisasi penawaran saham

perdana atau IPO (Initial Public

Offering) PLN pada tahun tersebut

ULASANULASAN

NOVEMBER 201046 NOVEMBER 2010 47

Kelistrikan Nasional dan SolusinyaOleh : H.Achmad Rilyadi, SE

Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat, Republik Indonesia (DPR-RI)

(Fraksi Partai Keadilan Sejahtera)

lami kenaikan setiap setengah tahun

sejak pertengahan tahun 2010. Yang

harus diingat untuk menarik para

investor dalam proses IPO adalah

dengan menaikkan harga TDL yang bisa

memancing minat mereka untuk

terlibat dalam proses divestasi

tersebut. Permasalahan liberalisasi

sektor kelistrikan telah diperkuat oleh

Undang-Undang No 30/2009 tentang

ketenagalistrikan yang pengelolaannya

dapat dikerjakan oleh selain PLN. Sejak

diberlakukan, undang-undang terse-

but telah berhasil memancing minat

beberapa investor asing seperti

Amerika, Inggris, Perancis, Jepang dan

China dimana negara-negara tersebut

adalah penguasa 85% pasar tenaga

listrik diseluruh dunia. Semakin jelas

bahwa kenaikan tarif dasar listrik

bukanlah persoalan ketidakmampuan

pembiayaan subsidi APBN, tetapi

kecenderungan pemerintah untuk

mengejar harga keekonomian listrik

dengan desakan dari investor asing.

Solusi menurut saya (Achmad Rilyadi),

yang seharusnya dilakukan pemerintah

pada sektor kelistrikan dalam upaya

mengembalikan kedaulatan ekonomi

di tangan rakyat dan tidak berpihak

pada investor asing maka ada beberapa

hal yang bisa dilakukan :

Melakukan audit pembiayaan sumber

tenaga listrik yang ada.

Melalui audit tersebut masyarakat

memiliki gambaran yang jelas tentang

harga keekonomian yang seharusnya,

dalam rangka divestasi. Paket divestasi

yang d icur iga i sebaga i skema

liberalisasi di sektor kelistrikan. Dan

tepat sekali hal ini merupakan sebuah

paket privatisasi Badan Usaha Milik

Negara (BUMN) yang terbungkus rapi.

Anehnya lagi PT Perusahaan Listrik

Negara (PLN) tidak mau diaudit dalam

hal penggunaan teknologi, dan

mengapa PLN tidak kooperatif bekerja

s a m a d en ga n lem b a ga B a d a n

Penelitian dan Penerapan Teknologi

(BPPT) dalam usaha pengadaan

teknologi kelistrikan. Padahal BPPT

sudah terbukti kehandalannya dalam

menc iptakan berbaga i macam

teknologi, dari kerjasama dengan

industri dalam membuat pesawat

terbang (PT Dirgantara Indonesia),

kapal (PT PAL), dan kendaraan tempur

(PT PINDAD). BPPT juga punya lembaga

terkait pembangkitan kelistrikan

seperti Badan Lembaga Teknologi

Atom Nasional (BATAN). Jika diamati

Indonesia sejak tahun 1960 hingga

sekarang sudah mempunyai Pem-

bangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)

murah seperti yang ada di fasilitas

BATAN Bandung yang merupakan

reaktor nuklir berskala sedang yang

dapat membangkitkan listrik. Bila

masalah keamanan yang dijadikan isu

utama PLTN, nyatanya saat ini warga

Bandung aman-aman saja. Bila kita

amati negara lain seperti Jepang, India,

dan Cina mereka membuktikan

penggunaan teknologi pembangkitan

nuklir yang sangat aman. Pencerdasan

atau pendidikan harus diberikan pada

masyarakat bahwa teknologi paling

tinggi dengan biaya paling rendah

adalah dengan menggunakan PLTN.

Oleh sebab itu teknologi PLTN saat ini

menjadi sebuah keharusan bagi

pemerintah Indonesia untuk dikuasai

dan dalam pencapaiannya harus

didukung penuh masyarakat. Dengan

demikian produksi listrik dapat jauh

lebih murah dibandingkan harga

produksi listrik saat ini.

Menurut saya (Achmad

Rilyadi), kenaikan harga listrik akan

dipaksakan pemerintah agar menga-

termasuk seberapa besar subsidi yang

harus diberikan pemerintah pada

Page 25: Majalah Energi Edisi 1 -  Nov 2010 - 2025 Indonesia Pemimpin Panas Bumi Dunia

ULASANULASAN

NOVEMBER 201048 NOVEMBER 2010 49

eberapa bulan terakhir, dunia

energi Indonesia terutama Byang berhubungan dengan

minyak dan gas, baik secara langsung

maupun tidak mengalami gejolak yang

tak menentu. Naiknya harga bahan

bakar minyak, tarif dasar listrik dan

berbagai produk migas terjadi secara

serentak di hampir seluruh penjuru

negeri. Hal ini terjadi akibat produksi

migas yang terus menurun secara

konsisten. Penurunan jumlah produksi

minyak bisa kita lihat dari perbandi-

ngan produksi minyak tahun 2002 yang

mencapai 1,25 juta barrel per tahun

hingga 2009 yang hanya 956 ribu barrel

per tahun. Produksi gas bumi nusan-

tara yang menjadi kebanggaan Indo-

nesia pun ikut terpengaruh dengan

pertumbuhannya yang menurun tajam

pada 2008-2009. Penurunan produksi

migas nasional terjadi karena beberapa

hal yaitu buruknya kegiatan hulu atau

kegiatan eksplorasi dan berakibat iklim

investasi Indonesia tak lagi menarik

bagi investor. Pasalnya, untuk

melakukan kegiatan eksplorasi dan

eksplotasi, para investor harus

melewati berbagai kerumitan panjang-

nya proses birokrasi. Pungutan resmi

seperti pajak maupun tidak resmi

(pungutan liar) oleh pemerintah

daerah setempat semakin menggerah-

kan investor bahkan ketika kegiatan

eksplorasi pun belum dimulai sama

sekali. Penurunan produksi migas juga

d i p e r p a ra h d e n ga n m i n i m nya

partisipasi BUMN seperti Pertamina

dalam perannya sebagai Public Service

Obligation (PSO). Akibatnya selama ini

keuntungan negara dari sektor migas

oleh Pertamina sejak tahun 1966

menjadi format kontrak yang paling

cocok digunakan di Indonesia. Di

bawah kendali Pertamina, para

investor mau bekerjasama dengan

Pertamina atas kontrak-kontrak kerja

yang telah disepakati. Pada saat itu,

pemenuhan kebutuhan energi Indo-

nesia jauh lebih baik dibanding setelah

UU Migas diberlakukan. Dapat

dibandingkan ketika blok-blok operasi

migas masih dimiliki atau dikuasai oleh

Pertamina maka pemasukan sektor

migas kepada negara menjadi maksi-

mal.

Berubahnya landasan hukum

tata kelola sumber energi primer sektor

migas dari UU No.8 tahun 1971

menjadi UU Migas merubah pula

secara keseluruhan nilai dan proses

ekenomi pada sektor migas di

Indonesia. Faktanya, latar belakang UU

Migas tidak berdasarkan UUD 1945

pasal 33 dan tidak disesuaikan dengan

realita Indonesia. Berlakunya UU Migas

merupakan bagian dari komitmen

Indonesia terhadap IMF untuk

mendapatkan paket pinjaman dana

sebesar $43 miliar ketika krisis tahun

1997/1998 terjadi. Restrukturisasi

ekonomi pada masa itu merujuk pada

liberalisasi pasar di sektor migas yang

mengakibatkan UU No.8 tahun 1971

harus diganti. Tarik-menarik pemegang

kuasa pertambangan menjadikan

penyelesaian pembahasan UU Migas

(1999-2001) lebih didasarkan pada

kompromi. Kuasa pertambangan tidak

dipegang oleh DESDM ataupun

Pertamina tetapi dipegang oleh badan

independen. Dapat disimpulkan bahwa

penggantian UU Pertamina menjadi

UU Migas berawal dari persengketaan

kepemilikan blok tempat produksi

migas, dengan kata lain ketika sektor

usaha hulu menjadi persengketaan

maka berimbas ke sektor usaha hilir.

Penerapan liberalisasi sektor migas

mengakhiri hak istimewa Pertamina

dalam penyediaan dan pendistribusian

BBM dan menjadikan UU Migas yang

diwarnai dengan beberapa pasal yang

mengedepankan pasar bebas.

tidak merefleksikan adanya peningka-

tan kesejahteraan rakyat.

Kekacauan pengelo laan

sektor energi migas ini bermula pada

perubahan regulasi yang mengatur

dunia energi migas Indonesia.

Peralihan regulasi dari UU No.8 tahun

1971 ke UU No.22 tahun 2001 (UU

Migas) sontak menggoyahkan ketaha-

nan energi nasional. Ruh revisi undang-

undang yang akrab kita sebut UU Migas

ini mengindikasikan ketidakberpihakan

pemerintah pada pemenuhan energi

domestik. Akibatnya, kerugian negara

di sana-sini dan tidak sedikitpun respon

pemer intah da lam menangani

kerugian besar-besaran yang terjadi.

Keputusan-keputusan tidak logis atau

sebut saja "kebodohan" pemerintah

yang telah dilakukan antara lain

menjual gas dari blok Donggi Senoro

kepada Mitsubishi dan menjual gas

Tangguh di Papua kepada Cina dengan

harga yang tidak masuk akal yakni

$3.35/MMBTU ketika harga gas dunia

memiliki rata-rata $13/MMBTU.

Ironisnya perilaku pemerintah ini

menyebabkan Perusahaan Listrik

Negara (PLN) mengalami kekurangan

pasokan gas pada unit pembangkitnya

yang mengakibatkan pembangkitan

listrik yang seharusnya berharga Rp

400 / kWh menjadi Rp 1300 / kWh

karena menggunakan diesel dalam

pembangkitannya yang notabene

berharga lebih mahal.

Dasar pengelolaan energi di

Indonesia termaktub dalam konstitusi

negara Indonesia yaitu dalam Pasal 33

UUD 1945. Dalam pasal ini, ayat (2) dan

(3) secara berturut-turut berbunyi

“Cabang-cabang produksi yang penting

bagi negara dan yang menguasai hajat

hidup orang banyak dikuasai oleh

negara” dan “Bumi dan air dan

kekayaan alam yang terkandung di

dalamnya dikuasai oleh negara dan

dipergunakan untuk sebesar-besar

kemakmuran rakyat.” Frase 'cabang-

cabang produksi' dalam ayat (2)

menyatakan kegiatan hilir berada di

bawah kuasa pemerintah. Begitu pula

dengan kegiatan eksplorasi dan

eksploitasi yang tercermin pada frase

'bumi dan air dan kekayaan alam yang

terkandung'. Ini artinya, pemerintah

bertanggungjawab secara penuh atas

keberlangsungan kegiatan pengelolaan

energi. Salah satu cerminan dari pasal

33 UUD tahun 1945 adalah UU No.8

tahun 1971 yang mengatur tata kelola

energi primer sektor migas.

Ketika UU No.8 tahun 1971

masih berlaku, Pertamina berperan

sebagai satu-satunya perusahaan

migas negara dan sebagai pemegang

kuasa bisnis (economic/business

rights). Sistem Production Sharing

Contract (PSC) yang diimplemetasikan

Kisruh Migas pasca UU Migas No.22 Tahun 2001

Oleh : Ridwan Aldilah (Menteri Koordinator Kebijakan Publik Kabinet KM-ITB)Ratna Nataliani (Deputi Kajian Bidang Energi Kabinet KM-ITB)

Dampak dari penerapan UU

Migas adalah aset pertamina jauh

Page 26: Majalah Energi Edisi 1 -  Nov 2010 - 2025 Indonesia Pemimpin Panas Bumi Dunia

AGENDAULASAN

mengalami kerugian. Krisis menyebabkan

melonjak nya biaya produksi dan juga hutang PLN

yang harus di bayar dalam dolar Amerika Serikat,

sementara pendapatan PLN adalah dalam rupiah.

Terangkum ada tiga permasalahan utama, seperti

yang di ungkap dalam buku ini, yaitu

pembengkakan biaya operasional, melambung-

nya nilai yang di dominasi mata uang asing

(terutama dolar Amerika Serikat) dan peningka-

tan biaya investasi pembangunan pembangkit

baru.

Di dalam buku ini digambarkan sebuah dilema

bahwa PLN harus mematok harga jual listriknya

sesuai dengan Tarif Dasar Listrik (TDL) yang

ditetapkan pemerintah, namun ketika PLN harus

membeli bahan bakar untuk pembangkitnya

maka harus mengikuti tarif yang berlaku sesuai

harga pasar. Di samping itu PLN juga memiliki

masalah ketersediaan bahan bakar yang cukup

dan berkelanjutan dalam memasok pembangkit.

Tantangan lain adalah industri batu bara dalam

negeri lebih suka mengekspor batubaranya dari

pada dijual ke PLN.

Gambaran tentang buku ini secara ringkas

dituliskan oleh Dahlan Iskan dalam pengantarnya :

“Ibarat hemat listrik, inilah buku yang tidak perlu

tebal tapi sudah memuat seluruh persoalan listrik

yang begitu rumit di Indonesia. Bahkan sudah

berikut jalan keluarnya”

Prihatmaka, ST

Engineering & Construction for Combined Cycle

Power Plant 130 MW

PT. Bekasi Power

ejarah kelistrikan di Indonesia bahkan

sudah lebih tua dari umur republik kita. STercatat sejak jaman Belanda sudah ada

perusahaan listrik NV NIGM, perusahaan swasta

yang membangun dan mengoperasikan

pembangkit listrik untuk memenuhi kebutuhan

sendiri. Sejak kemerdekaan, dilakukan

nasionalisasi dan diserahkelolakan ke

pemerintah Indonesia. Presiden

Sukarno, Presiden Republik Indonesia

pada saat itu menggabungkannya

menjadi Perusahaan Jawatan

Listrik dan Gas. Perkembangan

selanjutnya berubah menjadi

Badan Pimpinan Umum PLN

(BPU-PLN). Pada tahun 1965, di

ubah lagi dengan di pisah antara

Perusahaan Listrik Negara (PLN)

dan Perusahaan Gas Negara

(PGN), dengan status PLN sebagai

Perusahaan Umum (Perum). Dan

terakhir PLN berubah status menjadi

Perseroan Terbatas pada tahun 1994.

Buku ini memberikan gambaran tentang

kinerja PLN mulai dari sebelum krisis 1998,

sejak menjadi PT 1994. Kinerja PLN pada saat

itu adalah baik, dalam arti PLN mampu

menikmati keuntungan dan dapat mengimbangi

kenaikan permintaan listrik. Pada masa krisis,

karena beban operasional PLN melonjak dan tidak

sebanding dengan pendapatannya maka PLN

“Ibarat hemat listrik, inilah buku yang tidak perlu tebal tapi sudah memuat seluruh persoalan listrik yang begitu rumit di Indonesia. Bahkan sudah berikut jalan keluarnya”

Judul Buku : General Check-Up Kelistrikan Nasional

Penulis : Ali Herman IbrahimPenerbit : Mediaplus NetworkCetakan : Cetakan 1, November 2008Hal : 208 halISBN: 9789791889803

General Check-Up Kelistrikan Nasional

NOVEMBER 201050

03 November

04, 09, 11 November

05-07 November

19 November

22-23 November

Seminar Nasional Energi 2010 (SNE2010),

Kampus UNPAD, Jatinangor

Sosialisasi Kebijakan dan Pemanfaatan BBN

Ditjen Migas KESDM, Padang, Surabaya.

Go Green Festival 2010,

Parkir Timur Senayan Jakarta.

Workshop Fuel Cell, Teknik Fisika,

Institut Teknologi Bandung

Geothermal Energy Asia,

Bali Indonesia

08-11 November,

09-10 November,

09-12 November,

22-24 November,

22-23 November,

23-24 November,

23-24 November,

Third International Symposium on Energy From Biomass and Waste, Venice, Italia

The Solar Future, Marseille, France

5th Annual International Concetrated Solar Thermal Power Summit, Seville, Spain

5th International Renewable Energy Storage Conference (IRES), Berlin, Jerman

International Conference on Green Energy 2010, Kuala Lumpur, Malaysia

9th International Biogas UK Conference, UK London

3rd Annual Wind Operations and Maitenance Conference, Madrid, Spain

Internasional

Nasional

iklan

Page 27: Majalah Energi Edisi 1 -  Nov 2010 - 2025 Indonesia Pemimpin Panas Bumi Dunia

PT SCADA PRIMA CIPTA (SPC) is System Integrator and Application Development Company. SPC provide range of Consultant in Automation and Software for Production System in Manufacture, Oil and Gas, and Others Field.

SPC Product and Service PackageTM1. FDC.NET , Field Data Capture

FDC .NET is Oil and Gas production data management an reporting system that handles Automatic Data Capture as well as Manual Data Entry.

TM2. PROMIA , Probabilistic Management and Integrity

Assistant

PROMIA is a highly versatile software analysis tools

in risk, inspection, and asset integrity

management. “Risk Based Inspection (RBI) uses

risk as a basis for prioritizing and managing an

Inspection program.”

TM3. SPLAM , Structure Progressive and Limitless Asset

ManagerAsset Integrity Database Management system that provides full life of field inspection coverage. The SPLAM provides all modules that designed for easy management of both offshore and onshore (structures and pipelines) inspections of assets.

4. KPI, Key Performance Indicators

With System Performance Monitoring tools, an organization or company can define and help deliver instant access to personalized views of key business information that reflect the process efficiency in delivering outcome.

5. Viper, Virtual Pervasive Metering System

Viper (Virtual Pervasive Metering) is used to estimate well production based on the Inflow Performance Ratio (IPR) generated from well test.

TM6. AFRAS , Automation Failure Reporting and

Assessment SystemEffective data analysis tools, to determine root cause mechanisms and real-time failure trends for fast and accurate decision-making.

TM7. AlarmSys , Alarm Management System

Alarm system is a crucial component in automatically monitoring the plant condition and attracting the attention of the process operator

TM8. EnSys , Energy Monitoring System

Energy Monitoring™ system comprises a complete set

of software and hardware package to visualize and

analyzes real time of energy consume by equipment.

9. GPipeS, Gas Pipeline Management System

GPipeS is Oil and Gas pipeline data management

and reporting system that handles Automatic Data

Capture as well as Manual Data Entry

PT. SCADA PRIMA CIPTA

Address: Jl. Dipatikertabumi No.7

Bandung 40115 Jawa Barat - Indonesia

Website: www.scada.co.idEmail: [email protected]/Fax : 022-4205050/022-4205074