Top Banner
EVALUASI PROGRAM IMUNISASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN JOHAR BARU PERIODE JANUARI S/D OKTOBER 2012 Penerapan Metode Lingkaran Pemecahan Masalah Program Kesehatan Dasar Disusun oleh kelompok IV: DARA DEANITA AYUNIS 110 2007 072 FAIRI CUNNY 110 2007 109 WAHYU HARIS PRABOWO 110 2007 286 WISNU SAKTI DWIPUTRANTO 110 2007 293 ZETTO ARYA BUANA 110 2007 309 Pembimbing : Dr. Sugma Agung Purbowo, MARS KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI JAKARTA 2012
172

LPM Imun Zetto

Dec 01, 2015

Download

Documents

Falix Surbakti
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: LPM Imun Zetto

EVALUASI PROGRAM IMUNISASI DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS KECAMATAN JOHAR BARU

PERIODE JANUARI S/D OKTOBER 2012

Penerapan Metode Lingkaran Pemecahan Masalah

Program Kesehatan Dasar

Disusun oleh kelompok IV:

DARA DEANITA AYUNIS 110 2007 072

FAIRI CUNNY 110 2007 109

WAHYU HARIS PRABOWO 110 2007 286

WISNU SAKTI DWIPUTRANTO 110 2007 293

ZETTO ARYA BUANA 110 2007 309

Pembimbing :

Dr. Sugma Agung Purbowo, MARS

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA BAGIAN ILMU KESEHATAN

MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI JAKARTA 2012

Page 2: LPM Imun Zetto

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.1.1 Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Johar Baru

1.1.1.1 Keadaan Geografis

Pada bulan Agustus 1966 di DKI Jakarta dibentuk beberapa kota administrasi.

Berdasarkan lembaran daerah no 4/1966 ditetapkanlah lima wilayah kota administrasi di DKI

Jakarta, yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, yang

dilengkapi dengan 22 Kecamatan dan 220 Kelurahan. Pembentukan Kecamatan dan Kelurahan

ini didasarkan atas asas teritorial dengan mengacu pada jumlah penduduk yaitu 200.000 jiwa

untuk Kecamatan, 30.000 jiwa untuk Kelurahan perkotaan, dan 10.000 jiwa untuk Kelurahan

pinggiran.

Wilayah Kotamadya Jakarta Utara mempunyai luas 7.133,51 Ha, terdiri dari luas lautan

6.979,4 Ha dan luas daratan 154,11 Ha. Daratan Jakarta Utara membentang dari barat ke timur

sepanjang kurang lebih 35 Km, menjorok ke darat antara 4-10 Km, dengan kurang lebih 110

pulau yang ada di Kepulauan Seribu. Ketinggian dari permukaan laut antara 0-20 meter dari

tempat tertentu ada yang dibawah permukaan laut yang sebagian besar terdiri dari rawa-rawa

atau empang air payau. Wilayah Kotamadya Jakarta Utara merupakan pantai beriklim panas,

dengan suhu rata-rata 270C, curah hujan setiap tahun rata-rata 142,54 mm dengan maksimal

curah hujan pada bulan September. Kondisi wilayah yang merupakan wilayah pantai dan tempat

bermuaranya Sembilan sungai dan dua banjir kanal menyebabkan wilayah ini merupkan wilayah

rawan banjir, baik kiriman maupun banjir karena pasang air laut.

Kecamatan Johar Baru termasuk wilayah Kotamadya Jakarta Pusat memiliki luas wilayah

237.70 Ha. Menurut data statistik 2004, peruntukan luas tanah tersebut terdiri dari perumahan

195,13 Ha; kantor dan gudang 26,87 Ha; taman 4,66 Ha; lahan tidur 3,52 Ha; dll 7,52 Ha. Secara

administratif terdiri 4 kelurahan, 30 RW; 560 RT, 23.312 KK, 98 Posyandu dan 100.688 jiwa,

dengan kepadatan penduduk 46.481/ km2, dengan batas wilayah :

Utara : JL.Letjen Suprapto Kec. Kemayoran

Timur : Sepanjang Rel Kereta Api Kec. Senen

Selatan : JL.Percetakan Negara Raya Kec. Cempaka Putih

Page 3: LPM Imun Zetto

Barat : JL. Rawa Selatan Raya dan JL.Mardani Kec. Cempaka Putih

Kecamatan Johar Baru terdiri dari :

a) Kelurahan Johar Baru

b) Kelurahan Kampung Rawa

c) Kelurahan Tanah Tinggi

d) Kelurahan Galur

1.1.1.2 Keadaan Demografi

Secara demografis penduduk di wilayah kecamatan Johar Baru sangat padat. Menurut

data Biro Pusat Statistik Jakarta Pusat pada bulan Desember 2011, Kecamatan Johar Baru

mempunyai jumlah penduduk sebanyak 116.261 jiwa. Berikut rincian jumlah penduduk yang ada

di Kecamatan Johar Baru tahun 2011.

Tabel 1.1. Jumlah Penduduk di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar BaruTahun 2011

No Kelurahan Jumlah Penduduk

1 Kelurahan Johar Baru 38.003 Jiwa

2 Kelurahan Kampung Rawa 21.203 Jiwa

3 Kelurahan Tanah Tinggi 40.078 Jiwa

4 Kelurahan Galur 16.977 Jiwa

Jumlah 116.261 Jiwa

Sumber : Laporan Kecamatan Johar Baru Tahun 2011

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar Baru

menurut laporan Kecamatan Johar Baru tahun 2011 adalah sebagai berikut laki-laki 58.925 jiwa,

perempuan 57.336 jiwa. Berikut rincian kepadatan penduduk pada tiap kelurahan di Kecamatan

Johar Baru pada tahun 2011.

Page 4: LPM Imun Zetto

Tabel 1.2. Distribusi luas wilayah, KK, jumlah RW dan jumlah RT Di Kecamatan Johar Baru

Tahun 2011

Sumber : Laporan Tahunan Kecamatan Johar Baru Tahun 2011

Tabel 1.3. Tingkat Kepadatan Penduduk di Kecamatan Johar Baru Tahun 2011

KelurahanLuas

(km2)

Jumlah

Penduduk

Kepadatan Penduduk

(per km2)

Kelurahan Johar Baru 119,10 38.003 Jiwa 319

Kelurahan Kampung Rawa 30,11 21.203 Jiwa 704

Kelurahan Tanah Tinggi 63,29 40.078 Jiwa 633

Kelurahan Galur 26,20 16.977 Jiwa 648

Jumlah 237,7 116.261 jiwa 489

Sumber : Laporan Kecamatan Johar Baru Tahun 2011

No KelurahanLuas wilayah

(km2)KK RW RT

1 Kelurahan Johar Baru 119,10 27.356 613 454

2 Kelurahan Kampung Rawa 30,11 11.853 11 174

3 Kelurahan Tanah Tinggi 62,29 9.500 14 196

4 Kelurahan Galur 26,20 3.278 7 84

Jumlah 237,70 51.987 654 908

Page 5: LPM Imun Zetto

1.1.1.2.1 Data Penduduk Menurut Umur

Tabel 1.4. Jumlah Penduduk menurut Umur di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar BaruTahun

2011

No Kelompok Umur

(tahun)Jumlah

1. 0-4 10.247

2. 5-9 9786

3. 10-14 8847

4. 15-19 9936

5. 20-24 11.356

6. 25-29 12.578

7. 30-34 10.904

8. 35-39 9821

9. 40-44 8604

10. 45-49 7327

11. 50- 54 5687

12. 55-59 4068

13. 60-64 2705

14. 65-69 1999

15. 70-74 1256

16. >75 1140

Jumlah 116.261 jiwa

Sumber : Laporan Kecamatan Johar Baru Tahun 2011

Page 6: LPM Imun Zetto

1.1.1.2.2 Data Penduduk Menurut Agama dan Kepercayaan

Tabel 1.5. Jumlah Penduduk menurut Agama dan Kepercayaan di Wilayah Kecamatan Johar

Baru Tahun 2011

AgamaTanah

tinggi

Kampung

RawaGalur

Johar

BaruJumlah

Islam 35.488 18.931 15.709 101.971 101.971

Protestan 2.536 1.716 1.032 8.936 8.936

Katolik 1.941 498 154 4.509 4.509

Budha 35 24 63 501 501

Hindu 78 34 19 344 344

Jumlah 40.078 21.203 16.977 38.003 116.261

Sumber : Laporan Kecamatan Johar Baru Tahun 2011

1.1.1.3 Keadaan Lingkungan

1.1.1.3.1Sosio Ekonomi

Wilayah Kecamatan Johar Baru yang terletak di Pusat Kota Jakarta terdapat wilayah

Kawasan Berikat Nusantara (KBN), diwilayah tersebut banyak terdapat industri besar, sedang,

dan kecil sebagai penompang dalam menambah Pendapatan Asli Daerah khususnya Kota Jakarta

dan sebagai penambah pendapatan devisa Indonesia, karena kawasan tersebut adalah salah satu

sentra produksi andalan dalam memacu perekonomian Indonesia.

1.1.1.3.2Sarana dan Prasarana

Wilayah Kecamatan Johar Baru memiliki sarana ibadah, sarana pendidikan, sarana

kebudayaan dan kesenian, sarana olah raga, sarana kesehatan masyarakat dan keluarga

berencana.

Sarana dan prasaran kesehatan yang yang ada saat ini banyak diminati oleh masyarakat

luas yang ada di wilayah Johar Baru dan sekitarnya, hal ini terkait dengan lokasi dan banyaknya

penduduk yang bekerja di wilayah Johar Baru tetapi tidak berdomisili di daerah tersebut. Agar

semua dapat memperoleh kesempatan mendapat pelayanan kesehatan yang merata dengan biaya

Page 7: LPM Imun Zetto

terjangkau, maka pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan diharapkan dapat

meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas, meningkatkan kesejahteraan keluarga dan

masyarakat, dan dapat mempertinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat.

Pelayanan kesehatan diberikan kepada semua golongan, dan tidak membedakan umur,

pekerjaan, status sosial ekonomi, agama, ras dan lain-lain, akan tetapi lebih diprioritaskan bagi

golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah.

1.1.1.3.3Fasilitas Kesehatan

Wilayah kerja puskesmas Kecamatan Johar Baru sangat minim fasilitas kesehatan yang

ada. Keadaan fasilitas kesehatan di Kecamatan Johar Baru ini tidak sebanding dengan jumlah

penduduk

Tabel 1.6 Fasilitas Kesehatan Kecamatan Johar Baru Tahun 2011

No UraianTanah

tinggi

Kampung

RawaGalur

Johar

BaruJumlah

1. Rumah sakit - - - - 0

2. Rumah Bersalin 1 1 1 1 4

3. Puskesmas 1 1 1 1 4

4. Balkesmas/ Bpn - - - - 0

5. Dr. Umum Praktek - - 1 2 3

6. Dr.Spesialis Praktek 4 5 5 6 20

7. Praktek 24 jam - 1 - 1 2

8. Bidan Swasta 1 1 1 7 10

9. Apotik 6 5 4 9 24

10. Laboratorium - - 1 4 5

11. Posyandu 18 24 15 15 72

12. Toko Obat - 2 2 3 7

13. Drg. Praktek 1 3 2 4 10

Jumlah 32 43 33 53 161

Sumber : Laporan Kecamatan Johar Baru Tahun 2010

Page 8: LPM Imun Zetto

1.2 Gambaran Umum Puskesmas

Kesehatan merupakan hak azasi yang tercantum dalam UUD 1945, pasal 28 H ayat 1 dan

UU No 23 tahun 1992 sehingga kesehatan perlu diupayakan, diperjuangkan dan ditingkatkan

serta dipelihara oleh setiap individu dan seluruh komponen bangsa agar masyarakat dapat

menikmati hidup sehat yang pada akhirnya dapat mewujudkan kesehatan masyarakat yang

optimal.

Terwujudnya keadaan sehat adalah kehendak semua pihak, tidak hanya oleh orang per

orang, tetapi juga oleh keluarga, kelompok dan bahkan masyarakat. Untuk dapat mewujudkan

keadaan sehat tersebut banyak hal yang perlu dilakukan, salah satu diantaranya yang penting

adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan (Blum, 1974).

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan pelayanan kesehatan strata pertama

dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan. Untuk mencapai hasil optimal dan meningkatkan

mutu serta kinerja Puskesmas, Departemen Kesehatan sejak tahun 2002 telah melaksanakan

revitalisasi Puskesmas yang meliputi pengembangan kebijakan Puskesmas, pengadaan tenaga,

perbaikan fisik dan peralatan (Depkes 2006). Pembahasan tentang Puskesmas telah tertuang

dalam SK Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 128/Menkes/SK/II/2004 tentang

kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat.

1.2.1 Definisi Puskesmas

Puskesmas ialah suatu unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang

bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.

Puskesmas merupakan suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan

yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan

kesehatan yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan

terpadu untuk masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu yang telah ditentukan secara mandiri

dalam menentukan kegiatan pelayanan namun tidak mencakup aspek pembiayaan.

Seiring dengan semangat otonomi daerah maka puskesmas dituntut untuk mandiri dalam

menentukan kegiatan pelayanannya yang akan dilaksanakan tetapi pembiayaannya tetap

didukung oleh pemerintah. Sebagai organisasi pelayanan mandiri, kewenangan yang dimiliki

puskesmas juga meliputi kewenangan merencanakan kegiatan sesuai masalah kesehatan di

Page 9: LPM Imun Zetto

wilayahnya, kewenangan menetukan kegiatan yang termasuk public goods atau private

goodsserta kewenangan menentukan target kegiatan sesuai kondisi geografi puskesmas. Jumlah

kegiatan pokok puskesmas diserahkan pada setiap puskesmas sesuai kebutuhan masyarakat dan

kemampuan sumber daya yang dimiliki namun puskesmas tetap melaksanakan kegiatan

pelayanan dasar yang menjadi kesepakatan nasional.

Peran puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam mewujudkan kesehatan nasional

secara komphrensif. Tidak sebatas pada aspek kuratif dan rehabilatatif saja seperti rumah sakit.

Puskesmas merupakan salah satu jenis organisasi yang sangat dirasakan oleh masyarakat umum.

Seiring dengan semangat reformasi dan otonomi daerah maka banyak terjadi perubahan yang

mendasar dalam sektor kesehatan yaitu terjadinya perubahan paradigma pembangunan kesehatan

menjadi paradigma sehat. Dengan paradigma baru ini, mendorong terjadi perubahan konsep yang

sangat mendasar dalam pembangunan kesehatan, antara lain :

1. Pembangunan kesehatan yang semula lebih menekankan pada upaya kuratif dan

rehabilitatif menjadi lebih fokus pada upaya preventif dan kuratif tanpa mengabaikan

kuratif-rehabilitatif.

2. Pelaksanaan upaya kesehatan yang semula lebih bersifat terpilah-pilah (fragmented)

berubah menjadi kegiatan yang terpadu (integrated).

3. Sumber pembiayaan kesehatan yang semula lebih banyak dari pemerintah berubah

menjadi pembiayaan kesehatan lebih banyak dari masyarakat.

4. Pergeseran pola pembayaran dalam pelayanan kesehatan yang semula fee for service

menjadi pembayaran secara pra-upaya.

5. Pergeseran pemahaman tentang kesehatan dari pandangan komsutif menjadi investasi.

6. Upaya kesehatan yang semula lebih banyak dilakukan oleh pemerintah akan bergeser

lebih banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai mitra pemerintah (partnership)

7. Pembangunan kesehatan yang semula bersifat terpusat (centralization) menjadi otonomi

daerah (decentralization).

8. Pergeseran proses perencanaan dari top down menjadi bottom up seiring dengan era

desentralisasi.

1.2.2 Wilayah Kerja Puskesmas

Page 10: LPM Imun Zetto

Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Faktor

kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan keadaan infrastruktur lainnya

merupakan pertimbangan dalam penentuan wilayah kerja puskesmas. Puskesmas merupakan

perangkat pemerintah daerah tingkat II sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan

oleh walikota / bupati dengan saran teknis dari kepala dinas kesehatan kabupaten / kota. Sasaran

penduduk yang dilayani oleh satu puskesmas adalah sekitar 30.000 - 50.000 penduduk. Untuk

jangkuan yang lebih luas dibantu oleh puskesmas pembantu dan puskesmas keliling. Puskesmas

di kecamatan dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa atau lebih merupakan puskesmas Pembina

yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi puskesmas kelurahan dan juga mempunyai fungsi

koordinasi.

1.2.3 Pelayanan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas

Pelayanan kesehatan menyeluruh yang diberikan puskesmas meliputi :

1. Promotif (peningkatan kesehatan)

2. Preventif (upaya pencegahan)

3. Kuratif (pengobatan)

4. Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)

Pelayanan tersebut ditunjukkan kepada semua penduduk tidak membedakan jenis

kelamin, umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai meninggal.

1.2.4 Fungsi Puskesmas

Untuk mencapai Indonesia sehat 2015, Puskesmas harus menjalankan fungsinya secara

optimal. Adapun fungsi Puskesmas sebagai berikut :

1. Pusat penggerak pembanguan berwawasan kesehatan

Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan

lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga

berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di samping itu puskesmas aktif

memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program

pembangunan di wilayah kerjanya.

Page 11: LPM Imun Zetto

Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah

mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan

penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

2. Pusat pemberdayaan masyarakat

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan

masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani

diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan

kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut menerapkan,

menyelenggarakan dan memantau progran kesehatan. Pemberadayaan perorangan, keluarga

dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya

sosial budaya masyarakat setempat.

3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama

Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama

secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama

yang menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi :

Pelayanan kesehatan perorangan

Pelayanan yang bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan

penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharan

kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan

dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.

Pelayanan kesehatan masyarakat

Pelayanan yang bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama memelihara dan

meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan

penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara

lain adalah promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan,

perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa

masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.

Untuk melaksanakan fungsinya, Puskesmas menjalankan beberapa proses. Proses ini

dilaksanakan dengan cara :

1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka

Page 12: LPM Imun Zetto

menolong dirinya sendiri.

2. Memberikan petunjuk pada masyarakat tentang bagaimana menggali dan menggunakan

sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.

3. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis maupun

rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan tersebut tidak menimbulkan

ketergantungan.

4. Memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat.

5. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan program

Puskesmas.

Page 13: LPM Imun Zetto

Gambar 1.1 Fungsi Puskesmas

Setiap kegiatan yang dilakukan di puskesmas memerlukan evaluasi untuk menilai apakah

program yang dilaksanakan berhasil atau tidak. Untuk itu dibuat indikator keberhasilan sesuai

dengan fungsi puskesmas.

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan yang menilai tatanan sekolah,

tatanan tempat kerja dan tatanan tempat – tempat umum mempunyai indikator :

- Tersedianya air bersih

- Tersedianya jamban yang saniter

- Tersedianya larangan merokok

- Adanya dokter kecil untuk SD atau PMR untuk SLTP

Page 14: LPM Imun Zetto

2. Pusat pemberdayaan masyarakat, indikatornya :

- Tumbuh kembang, Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat

- Tumbuh dan kembangnya LSM

- Tumbuh dan berfungsinya kesehatan masyarakat

3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama

Kegiatan pada pusat pelayanan kesehatan strata pertama adalah :

- Promosi kesehatan masyarakat

- Kesehatan lingkungan

- KIA ( Kesehatan Ibu dan Anak )

- KB ( Keluarga Berencana )

- Perbaikan gizi masyarakat

- P2M ( Pemberantasan Penyakit Menular )

- Pengobatan dasar

Sebagai satu unit organisasi yang melaksanakan berbagai usaha di bidang kesehatan,

Puskesmas memiliki wewenang dan tanggung jawab di wilayah kerja tertentu, biasanya satu

wilayah kerja Puskesmas didasarkan atas beberapa faktor yaitu:

1. Jumlah penduduk

2. Keadaan geografis

3. Keadaan sarana dan perhubungan dan dan

4. Keadaan infra struktur masyarakat lainnya.

1.2.5 Peran Puskesmas

Dalam konteks otonomi daerah saat ini, puskesmas mempunyai peran yang vital sebagai

institusi pelaksana teknis dituntut memiliki kemampuan managerial dan wawasan jauh ke depan

untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.

Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk ikut serta menentukan kebijakan daerah melalui

sistem perencanaan yang matang, tatalaksana kegiatan yang tersusun rapi serta sistem evaluasi

dan pemantauan yang akurat.

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang

bertanggung-jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.

Page 15: LPM Imun Zetto

1. Unit Pelaksana Teknis

Sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPTD) dinas kesehatan kabupaten/kota, puskesmas

berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional dinas kesehatan

kabupaten/kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak

pembangunan kesehatan di Indonesia.

2. Pembangunan kesehatan

Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa

Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat

bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

3. Pertanggungjawaban penyelenggaraan

Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan kesehatan di

wilayah kabupaten/kota adalah dinas kesehatan kabupaten/kota, sedangkan

puskesmas bertanggungjawab hanya untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan

yang dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan

kemampuannya.

4. Wilayah kerja

Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan. Tetapi

apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka tanggung jawab

wilayah kerja dibagi antar puskesmas, dengan memperhatikan kebutuhan konsep

wilayah (desa/kelurahan atau RW). Masing – masing puskesmas tersebut secara

operasional bertanggungjawab langsung kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.

1.2.6 Visi Puskesmas

Visi puskesmas adalah tercapainya kecamatan yang sehat menuju terwujudnya Indonesia

sehat 2015. Kecamatan sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan yang ingin dicapai melalui

pembangunan kesehatan yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan perilaku yang sehat

memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan

merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Indikator kecamatan sehat adalah :

1. Lingkungan sehat.

2. perilaku penduduk yang sehat.

Page 16: LPM Imun Zetto

3. Cakupan kesehatan yang bermutu.

4. Derajat kesehatan penduduk yang tinggi di kecamatan.

1.2.7 Misi Puskesmas

Dalam rangka untuk mewujudkan “Indonesia Sehat 2015” ditetapkan misi pembangunan

kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas yang bertujuan guna mendukung tercapainya

misi pembangunan kesehatan nasional. Misi tersebut adalah :

1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.

Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sektor lain yang

diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar memperhatikan aspek kesehatan, yaitu

pembangunan yang tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan, setidak-

tidaknya terhadap lingkungan dan perilaku masyarakat.

2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah

kerjanya. Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat yang

bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya di bidang kesehatan, melalui

peningkatan pengetahuan dan kemampuan menuju kemandirian untuk hidup sehat.

3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan

kesehatan yang diselenggarakan. Puskesmas akan selalu berupaya menyelenggarakan

pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar dan berusaha untuk memuaskan

masyarakat, mengupayakan pemerataan pelayanan kesehatan serta meningkatkan

efisiensi pengelolaan dana, sehingga dapat dijangkau oleh seluruh anggota

masyarakat.

4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat

beserta lingkungannya. Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan

meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan

kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat yang berkunjung dan bertempat

tinggal di wilayah kerjanya, tanpa diskriminasi dan dengan menerapkan kemajuan

ilmu dan teknologi kesehatan yang sesuai. Upaya pemeliharaan dan peningkatan

yang dilakukan Puskesmas mencakup pula aspek lingkungan dari sisi yang

bersangkutan.

Page 17: LPM Imun Zetto

Untuk mencapai misi Puskesmas di atas digunakan strategi sebagai berikut :

a) Meningkatkan profesionalisme petugas

b) Mengembangkan dan menetapkan pendekatan kewilayahan

c) Mengembangkan kemandirian Puskesmas sesuai dengan kewenangan yang

diberikan oleh Dinas Kesehatan kabupaten/kota

d) Mengembangkan dan menetapkan azas kemitraan serta pemberdayaan masyarakat

dan keluarga

1.2.8 Upaya Kesehatan Wajib Masyarakat

Upaya kesahatan wajib masyarakat adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen

nasional, regional dan global serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat

kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang

ada di seluruh wilayah Indonesia. Upaya kesehatan wajib tersebut antara lain :

1. Promosi kesehatan masyarakat

2. Kesehatan masyarakat

3. KIA ( Kesehatan ibu dan anak )

4. KB ( Keluarga Berencana )

5. Perbaikan gizi masyarakat

6. P2M ( Pengendalian Penyakit Menular )

7. Pengobatan Dasar

Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai satuan

masyarakat terkecil. Karenanya, kegiatan pokok Puskesmas ditujukan untuk kepentingan

kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya. Setiap kegiatan pokok

Puskesmas dilaksanakan dengan pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa

(PKMD).

Tabel 1.7 Upaya Kesehatan Wajib, Kegiatan dan Indikator dalam Puskesmas

Upaya Kesehatan Wajib Kegiatan Indikator

Promosi Kesehatan Promosi hidup bersih dan sehat Tatanan sehat

Perbaikan perilaku sehat

Page 18: LPM Imun Zetto

Kesehatan Lingkungan Penyehatan pemukiman Cakupan air bersih

Cakupan jamban keluarga

Cakupan SPAL

Cakupan rumah sehat

Kesehatan ibu dan anak ANC Cakupan K1, K4

Pertolongan persalinan Cakupan linakes

MTBS Cakupan MTBS

Imunisasi Cakupan imunisasi

Keluarga Berencana Pelayanan Keluarga Berencana Cakupan MKJP non MKJP

Pemberantasan penyakit menular Diare Cakupan kasus diare

ISPA Cakupan kasus ISPA

DBD Cakupan kasus DBD

Cakupan kelambunisasi

Tuberkulosis Cakupan penemuan kasus

Angka penyembuhan

Gizi Distribusi vit A/ Fe / cap yodium Cakupan vit A /Fe / cap yodium

PSG % gizi kurang / buruk, SKDN

Promosi Kesehatan % kadar gizi

Pengobatan Medik dasar Cakupan pelayanan

UGD Jumlah kasus yang ditangani

Laboratorium sederhana Jumlah pemeriksaan

( Sumber : Trihono.2005.Manajemen Kesehatan , Arrimes,ed.)

Di samping penyelenggaraan usaha-usaha kegiatan pokok Puskesmas seperti tersebut di

atas, Puskesmas sewaktu-waktu dapat diminta untuk melaksanakan program kesehatan tertentu

oleh Pemerintah Pusat (contoh : Pekan Imunisasi Nasional). Dalam hal demikian, baik petunjuk

pelaksanaan maupun perbekalan akan diberikan oleh Pemerintah Pusat bersama dengan

Pemerintah Daerah.

Sedangkan upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan

berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan

dengan kemampuan Puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya

kesehatan pokok Puskesmas yang telah ada yakni :

1. Upaya Kesehatan Sekolah

2. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (Public Health Nursing/PHN)

3. Upaya Kesehatan Gigi dan mulut

4. Upaya Kesehatan Jiwa

5. Upaya Kesehatan Usia lanjut

Page 19: LPM Imun Zetto

6. Upaya Kesehatan Remaja

Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat upaya inovasi yakni

upaya lain di luar upaya puskesmas tersebut di atas yang sesuai dengan kebutuhan.

Pengembangan dan pelaksanaan upaya inovasi ini adalah dalam rangka mempercepat

tercapainya visi puskesmas.

Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas bersama dinas

kesehatan kabupaten/kota dengan mempertimbangkan masukan dari Konkes/BPKM/BPP. Upaya

kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana

secara optimal dalam arti target cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai.

Penetapan upaya kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh dinas

kesehatan kabupaten/kota. Dalam keadaan tertentu upaya kesehatan pengembangan puskesmas

dapat pula ditetapkan sebagai penugasan oleh dinas kabupaten/kota. Apabila puskesmas belum

mampu menyelenggarakan upaya kesehatan pengembangan, padahal telah menjadi kebutuhan

masyarakat, maka dinas kesehatan kabupaten/kota bertanggungjawab dan wajib

menyelenggarakannya. Untuk itu dinas kesehatan kabupaten/kota perlu dilengkapi dengan

berbagai unit fungsional lainnya.

Kegiatan upaya kesehatan dasar dan upaya kesehatan pengembangan di Puskesmas

adalah :

A. Upaya Kesehatan Dasar

1. Upaya Promosi Kesehatan

2. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak

3. Upaya Keluarga Berencana

4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

5. Upaya Kesehatan Lingkungan

6. Upaya Pengendalian Penyakit Menular

7. Upaya Pengobatan

B. Upaya Kesehatan Pengembangan

1. Upaya Kesehatan Sekolah

2. Upaya Kesehatan Olah Raga

3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat

Page 20: LPM Imun Zetto

4. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

5. Upaya Kesehatan Jiwa

6. Upaya Kesehatan Mata

7. Upaya Kesehatan Usia Lanjut

8. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional

Salah satu upaya kesehatan pengembangan yang dilakukan di Kecamatan Sawah

Besaryaitu Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), kegiatan yang dilakukan antara lain:

Pembinaan

Penyuluhan

Deteksi dini (skrining kesehatan) pada anak sekolah kelas satu SD sampai SMA

Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) pada anak kelas satu, dua dan tiga

Program lomba sekolah sehat pada TK, SD, SLTP dan SLTA

Dokter kecil atau Docil membantu saat pelaksanaan deteksi dini (skrining kesehatan)

dengan melakukan penimbangan dan pengukuran tinggi badan.

Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya pengembangan harus menerapkan

azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu.

Azas penyelenggaraan tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi puskesmas. Dasar

pemikirannya adalah pentingnya menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi puskesmas dalam

menyelenggarakan setiap upaya puskesmas, baik upaya kesehatan wajib maupun upaya

kesehatan pengembangan. Azas penyelenggaran puskesmas yang dimaksud adalah :

1. Azas pertanggungjawaban wilayah

Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang

bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini puskesmas harus melaksanakan

berbagai kegiatan, antara lain sebagai berikut :

a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan sehingga

berwawasan kesehatan.

b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan

masyarakat di wilayah kerjanya.

c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh

masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.

Page 21: LPM Imun Zetto

d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara merata dan

terjangkau di wilayah kerjanya.

2. Azas pemberdayaan masyarakat

Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat, agar

berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap program puskesmas. Untuk ini,

berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun melalui pembentukan Badan Penyantun

Puskesmas (BPP). Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh puskesmas

dalam rangka pemberdayaan masyarakat antara lain :

a. KIA : Posyandu, Polindes, Bina Keluarga Balita (BKB)

b. Pengobatan : Posyandu, Pos Obat Desa (POD)

c. Perbaikan Gizi : Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)

d. Kesehatan Lingkungan : Kelompok Pemakai Air (Pokmair), Desa percontohan

Kesehatan Lingkungan (DPKL)

e. UKS : Dokter Kecil, Saka Bakti Husada (SBH), Pos Kesehatan Pesantren

(Pokestren)

f. Kesehatan Usia Lanjut : Posyandu Usila, Panti Wreda

g. Kesehatan Kerja : Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)

h. Kesehatan Jiwa : Tim Pelaksana Kesehatan jiwa Masyarakat (TPKJM)

i. Pembinaan Pengobatan Tradisional : Tanaman Obat Keluarga (TOGA),

Pembinaan Pengobatan Tradisional (Battra)

Page 22: LPM Imun Zetto

3. Azas Keterpaduan

Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya hasil yang optimal,

penyelenggaraan setiap program puskesmas harus diselenggarakan secara terpadu.

Ada dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan yakni :

a. Keterpaduan Lintas Program

Upaya memadukan penyelengaraan berbagai upaya kesehatan yang menjadi

tanggung jawab puskesmas. Contoh keterpaduan lintas program antara lain:

i. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) : Keterpaduan KIA dengan

P2M, gizi, promosi kesehatan dan pengobatan.

ii. UKS : Keterpaduan kesehatan lingkungan dengan promosi kesehatan,

pengobatan, kesehatan gigi, kesehatan reproduksi remaja dan kesehatan

jiwa.

iii. Puskesmas keliling : Keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB, Gizi,

promosi kesehatan, dan Kesehatan gigi.

iv. Posyandu : Keterpaduan KIA dengan KB, gizi, P2M, Kesehatan jiwa dan

promosi kesehatan.

b. Keterpaduan Lintas Sektor.

Upaya memadukan penyelenggaraan program puskesmas dengan program dari

sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi kemasyarakatn dan

dunia usaha. Contoh keterpaduan lintas Sektoral antara lain :

i. UKS : Keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa,

pendidikan dan agama.

ii. Promosi Kesehatan : Keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat,

lurah/kepala desa, pendidikan, agama dan pertanian.

iii. KIA : Keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa,

organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, PKK dan PLKB.

iv. Perbaikan Gizi : Keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat,

lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian, koperasi, dunia usaha dan

organisasi kemsyarakatan.

Page 23: LPM Imun Zetto

v. Kesehatan Kerja : Keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat,

lurah/kepala desa, tenaga kerja dan dunia usaha.

Page 24: LPM Imun Zetto

2. Azas Rujukan

Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan yang dimiliki oleh

puskesmas terbatas. Padahal puskesmas berhadapan langsung dengan masyarakat

dengan berbagai permasalahan kesehatan. Untuk membantu puskesmas

menyelesaikan berbagai masalah kesehatan tersebut dan juga untuk meningkatkan

efisiensi, maka penyelenggaraan setiap program puskesmas harus ditopang oleh azas

rujukan.

Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas penyakit atau

masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara vertikal

dalam arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan

kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam arti antar strata sarana pelayanan

kesehatan yang sama.

Ada dua macam rujukan yang dikenal yakni :

a. Rujukan Kesehatan Perorangan (Medis)

Apabila suatu puskesmas tidak mampu menangani suatu penyakit tertentu, maka

puskesmas tersebut dapat merujuk ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih mampu

(baik vertikal maupun horizontal). Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan

atas :

i. Rujukan Kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan tindakan medis (contoh :

operasi) dan lain-lain.

ii. Rujukan Bahan Pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang

lebih lengkap.

iii. Rujukan Ilmu Pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang lebih kompeten

untuk melakukan bimbingan tenaga puskesmas dan atau menyelenggarakan

pelayanan medis spesialis di puskesmas.

b. Rujukan Kesehatan Masyarakat (Kesehatan)

Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah masalah kesehatan

masyarakat, misalnya kejadian luar biasa, pencemaran lingkungan dan bencana.

Rujukan pelayanan kesehatan masyarakat juga dilakukan apabila satu puskesmas

tidak mampu menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat wajib dan

Page 25: LPM Imun Zetto

pengembangan, padahal upaya kesehatan masyarakat tersebut telah menjadi

kebutuhan masyarakat. Apabila suatu puskesmas tidak mampu menanggulangi

masalah kesehatan masyarakat dan atau tidak mampu menyelenggarakan upaya

kesehatan masyarakat, maka puskesmas wajib merujuknya ke dinas kesehatan

kabupaten/kota.

Rujukan kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam :

i. Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan fogging,

peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat audio visual, bantuan

obat, vaksin, bahan habis pakai dan bahan pakaian.

ii. Rujukan tenaga, antara lain tenaga ahli untuk penyidikan kejadian luar biasa,

bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan, gangguan kesehatan karena

bencana alam.

iii. Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya kewenangan dan tanggung

jawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat dan atau penyelenggaraan

kesehatan masyarakat kepada dinas kesehatan kabupaten/kota. Rujukan

operasional diselenggarakan apabila puskesmas tidak mampu.

Secara skematis pelaksanaan azas rujukan dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1.2. Sistem Rujukan Puskesmas

(Sumber : Buku ARRIMES Manajemen Puskesmas)

Page 26: LPM Imun Zetto

1.3 Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan Johar Baru

Puskesmas Kecamatan Johar Baru merupakan Puskesmas pembina sesuai dengan SK

Gubernur tahun 1992. Puskesmas ini berada di alamat Jl.Tanah tinggi XXI Johar Baru Jakarta

Pusat. Puskesmas Kecamatan Johar Baru membawahi 7 Puskesmas yaitu 1 Puskesmas tingkat

kecamatan, 6 Puskesmas tingkat kelurahan, 3 Puskesmas terletak di Kelurahan Johar Baru (Johar

Baru I, Johar Baru II, Johar Baru III) dan Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi, Puskesmas

Kelurahan Kampung Rawa dan Puskesmas Kelurahan Galur.

Wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Johar Baru adalah membawahi enam Puskesmas

kelurahan di empat kelurahan yang ada di wilayah Kecamatan Johar Baru, yaitu :

1) Puskesmas Kelurahan Johar Baru I

Puskesmas Kelurahan Johar Baru I beralamat di Jl. Mardani Raya 36 RT 2/5.

2) Puskesmas Kelurahan Johar Baru II

Puskesmas Kelurahan Johar Baru II beralamat di Jl.Percetakan Negara II.

3) Puskesmas Kelurahan Johar Baru III

Puskesmas Kelurahan Johar Baru III beralamat di Jl. Keramat Jaya Gg IX.

4) Puskesmas Kelurahan Galur

Puskesmas Kelurahan Galur beralamat di Jl.Kampung Rawa tengah Gg IX.

5) Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi

Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi beralamat di Jl. Tanah Tinggi Gg. VII/12.

6) Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa

Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa beralamat di Jl. Rawa Selatan 1 RT 2/1.

Gambar 1.3. Peta Letak Puskesmas se- Kecamatan Johar Baru

Kel. Johar Baru

Kel. Kampung Rawa

Kel. Galur

Kel. Tanah Tinggi

Page 27: LPM Imun Zetto

Sumber : Profil Puskesmas Kecamatan Johar Baru

1.3.1 Sarana dan Prasarana Puskesmas

Sarana yang tersedia di Puskesmas Kecamatan Johar Baru antara lain:

1.3.1.1 Bangunan Puskesmas Johar Baru

Puskesmas Kecamatan Johar Baru memiliki fasilitas gedung terdiri dari :

1. Luas bangunan : 1.305 m2

2. Luas tanah : 1.782 m2

3. Daya listrik : 45.000 W

4. Air : tanah

5. Telepon : 7 unit

6. Fax : 1 unit

7. Komputer : 20 unit

8. Laptop : 4 unit

9. Printer : 13 unit

10. AC : 26 unit

11. Mobil Puskesmas keliling : 1

12. Mobil dinas : 2

13. Motor : 8

14. Swing fog : 4

15. Dental unit : 9

16. Rontgen unit : -

17. Unit mata : -

Puskesmas Kecamatan Johar Baru terdiri dari 3 lantai:

Page 28: LPM Imun Zetto

I. Lantai 1:

A. Loket (Loket Pendaftaran dan Loket Medical Record)

B. Rumah Bersalin (buka 24 jam)

C. Unit Gawat Darurat (buka mulai pkl. 16.00- 07.00 WIB)

D. Ruang Jaga Dokter

E. Ruang Metadon

F. Ruang Jaga Bidan dan Perawat

II. Lantai 2:

A. Balai Pengobatan Umum

B. Balai Pengobatan Askes

C. Poli Gigi

D. Poli KIA

E. Poli KB

F. Poli mata

G. Poli jiwa

H. Poli Gizi

I. Apotek

J. Laboratorium

III. Lantai 3:

A. Ruang Kepala Puskesmas

B. Ruang Pemulihan

C. Ruang Tata Usaha

D. Ruang Bina Kesehatan Masyarakat

E. Ruang Rapat

F. Aula

1.3.1.2 Tenaga Kerja Medis dan Nonmedis

Medis :

- Dokter spesialis

- Dokter umum

- Dokter gigi

Page 29: LPM Imun Zetto

- Apoteker

- Perawat

- Perawat gigi

- Bidan

- Ahli Gizi

Non medis (SD,SLTP,SLTA,SPK,SMK,STM)

Page 30: LPM Imun Zetto

Tabel 1.8 Jumlah Tenaga Kerja medis dan non medis di sarana pelayanan kesehatan di Wilayah

Puskesmas Se-Kecamatan Johar Baru Desember 2011

Puskesmas

Jumlah Tenaga Kerja

Dokter

Spesialis

Dokter

Umum

Dokter

Gigi

Apotek

er

Bida

n

Perawa

t

Perawa

t Gigi

Ahl

i

gizi

Tenaga

Nonmedi

s Jumlah

Kec. Johar

Baru 1 5 3 1 3 5 1 2 14 32

Kel Johar

Baru I 0 1 1 0 1 2 1 0 5 11

Kel.Johar

Baru II 0 1 1 0 2 2 1 0 2 9

Kel.Johar

Baru III 0 1 1 0 1 1 0 0 2 6

Kel.Kamp

ung Rawa 0 1 1 1 1 2 1 0 3 9

Kel.Galur 0 1 1 0 1 2 0 1 2 7

Puskesmas

Jumlah Tenaga Kerja

Dokter

Spesialis

Dokter

Umum

Dokter

Gigi

Apotek

er

Bida

n

Perawa

t

Perawa

t Gigi

Ahl

i

gizi

Tenaga

Nonmedi

s Jumlah

Kel.Tanah

Tinggi 0 1 1 0 1 1 0 0 2 6

Jumlah 1 11 9 2 10 15 4 3 30 86

Sumber : Laporan Kecamatan Johar Baru Desember 2011

1.3.1.3 Alat Medis dan Non Medis

Medis:

- Peralatan Laboratorium (pemeriksaan darah, urine dan sputum)

- 2 Unit Dental Unit

- USG

- Alat Apotek

Page 31: LPM Imun Zetto

- 7 buah Tempat tidur (untuk pemeriksaan fisik pasien)

Non medis:

- Alat perlengkapan

- Kartu diagnosis

- Kartu pasien, Formulir Laporan

1.3.2 Visi, Misi, Kebijakan Mutu dan Motto Puskesmas Kecamatan Johar Baru

A. Visi Puskesmas Kecamatan Johar Baru

Terwujudnya Puskesmas Kecamatan Johar Baru yang memberikan Pelayanan prima,

berorientasi pada kepuasan menuju masyarakat sehat dan mandiri.

B. Misi Puskesmas Kecamatan Johar Baru

1. Memberikan Pelayanan kesehatan prima dan merata.

2. Meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan, medis dan non medis

Puskesmas.

3. Menggalang kemitraan pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas.

4. Mengembangkan upaya kemandirian masyarakat dalam bidang kesehatan.

B. Kebijakan Mutu Puskesmas Kecamatan Johar BaruPuskesmas Kecamatan Johar Baru

bertekad memberikan pelayanan prima, menuju masyarakat sehat yang mandiri secara

berkesinambungan sesuai dengan peraturan dan perundang- undangan yang berlaku,

serta senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambugan untuk mencapai

kepuasan pelanggan. Komitmen bersama Puskesmas Kecamatan Johar Baru adalah

“Prima Sehat Mandiri untuk semua”.

Page 32: LPM Imun Zetto

1.3.3 Struktur Organisasi

Gambar 1.4 Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Johar Baru

KEPALA PUSKESMAS KECAMATAN JOHAR BARU

dr.Savitri Handayana, MM

SEKRETARIAT

Balkiswati, S.kep KEPEGAWAIAN

Drs. Supadi KEUANGAN

Lena MoritaHerni Syahfitri

PERENCANAANdr. Linda

KESMAS(dr. Budiarsinta)

YANKESdr. Yohana PMK

dr.LindaSDK

Dra.Eri Yuniati

UNIT GAWAT DARURAT

(lili Rohili)

UNIT KI-KB(Yulianis)

UNIT BALAI PENGOBATAN UMUM

DAN ANAK

(dr. Yohana & dr. Fitri)

UNIT BALAI PENGOBATAN GIGI

(drg.Sartikasari Suryahadi)

UNIT RUMAH BERSALIN(Sri Narwati)

PROMKES(dr.Fitri

Damayanti)

GIZI PPSM(Wiwik Lestari)

JIWA NAPZA(Hj.Pudjiastuti,

S.Kep)

KESLING(Lena Morita)

SURVEILANCE(Yenizar)

PENYAKIT MENULAR &

TIDAK MENULAR(Balkiswati, S.Kep)

MUTU(dr.Fitri

Damayanti)

FARMAKMIN(Dra.Eri Yunarti)

Page 33: LPM Imun Zetto

Sumber: Puskesmas Kecamatan Johar Baru

Page 34: LPM Imun Zetto

1.1.2.1

Gambar 1.5 Alur Pelayanan Pasien di Puskesmas Kecamatan Johar Baru

Sumber: Puskesmas Kecamatan Johar Baru

1.4 Program Imunisasi di Puskesmas Kecamatan Johar Baru

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif

terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa tidak terjadi

penyakit (Ranuh. et. all, 2008:40).

Imunisasi adalah pemberian vaksin kepada seseorang untuk melindunginya dari beberapa

penyakit tertentu (Wahab, A. Samik, 2002: 22).

Imunisasi adalah prosedur untuk meningkatkan derajat imunitas, memberikan imunitas

protektif dengan menginduksi respon memori terhadap pathogen tertentu/toksin dengan

menggunakan preparat antigen non virulen/non toksik (Wong. DL, 2008: 28).

Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan

memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap

LOKET

GIGIKIAKB

BP

MATAGIZIJIWA

LABORATORIUMTINDAKAN

SELESAIOBAT

Page 35: LPM Imun Zetto

penyakit tertentu. Sedangkan vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan

zat anti yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan seperti vaksin BCG, DPT, campak,

dan melalui mulut seperti vaksin polio. Di negara Indonesia terdapat jenis imunisasi yang

diwajibkan oleh pemerintah dan ada juga yang hanya dianjurkan. Imunisasi wajib di Indonesia

sebagaimana telah diwajibkan oleh WHO ditambah dengan Hepatitis B. Imunisasi yang

dianjurkan oleh pemerintah dapat digunakan untuk mencegah suatu kejadian yang luar biasa atau

penyakit endemik, atau untuk kepentingan tertentu (bepergian) seperti jemaah haji yaitu

imunisasi meningitis (Hidayat. AA, 2008: 37)

Imunisasi adalah suatu prosedur rutin yang akan memberi kekebalan pada bayi. Fungsi

imunisasi adalah untuk memberi perlindungan menyeluruh terhadap penyakit-penyakit yang

berbahaya dan sering terjadi pada tahun tahun awal kehidupan seorang anak. Tujuan program

imunisasi adalah menurunkan angka kematian bayi akibat penyakit yang dapat dicegah dengan

imunisasi. Keberhasilan program imunisasi diukur dengan pencapaian target cakupan imunisasi.

Sasaran kegiatan ini adalah bayi dan ibu hamil.

Imunisasi merupakan hal yang terpenting dalam usaha melindungi kesehatan anak untuk

memberikan kekebalan khusus terhadap seseorang yang sehat, dengan tujuan utama menurunkan

angka kesakitan dan kematian karena berbagai penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

Tanpa imunisasi, kira-kira tiga dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena penyakit campak,

dua dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena batuk rejan. satu dari 100 kelahiran anak

akan meninggal karena penyakit tetanus. Setiap 200.000 anak, satu akan menderita penyakit

polio. Imunisasi yang dilakukan dengan memberikan vaksin tertentu akan melindungi anak

terhadap penyakit-penyakit tertentu.

Sesuai dengan program pemerintah (Departemen Kesehatan) tentang program

pengembangan imunisasi, maka anak harus mendapat perlindungan terhadap tujuh jenis penyakit

utama yaitu penyakit TBC dengan pemberian vaksin BCG, penyakit difteri tetanus pertusis

dengan pemberian vaksin DPT, penyakit poliomyelitis dengan vaksin polio, penyakit hepatitis B

dengan vaksin hepatitis B, dan penyakit campak dengan vaksin campak.

Ada dua imunisasi, yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif. Perbedaan antara imunisasi

aktif dan imunisasi pasif berhubungan dengan kekebalan yang didapat. Kekebalan Aktif yaitu

tubuh anak sendiri membuat zat anti yang akan bertahan selama bertahun–tahun, Sedangkan

Imunisasi pasif ialah tubuh anak tidak membuat sendiri zat anti, si anak mendapatnya dari luar

Page 36: LPM Imun Zetto

tubuh dengan cara penyuntikan bahan atau serum yang telah mengandung zat anti atau anak

tersebut mendapat zat anti dari ibunya semasa dalam kandungan. Kekebalan yang diperoleh

dengan imunisasi pasif tidak berlangsung lama.

Page 37: LPM Imun Zetto

1.4.1 Jenis Vaksin

Pada dasarnya vaksin dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

a. Live attenuated (kuman atau virus hidup yang dilemahkan).

b. Inactivated (kuman, virus atau komponennya yang dibuat tidak aktif).

Sifat vaksin attenuated dan inactivated berbeda sehingga hal ini menentukan bagaimana

vaksin ini digunakan.

a. Vaksin hidup attenuated

Vaksin hidup dibuat dari virus atau bakteri liar (wild) penyebab penyakit. Virus atau

bakteri liar ini dilemahkan di laboratorium, biasanya dengan pembiakan berulang-

ulang.

Vaksin hidup yang tersedia: berasal dari virus hidup yaitu vaksin campak, gondongan

(parotitis), rubella, polio, rotavirus, demam kuning (yellow fever). Berasal dari bakteri

yaitu vaksin BCG dan demam tifoid.

b. Vaksin inactivated

Vaksin inactivated dihasilkan dengan cara membiakkan bakteri atau virus dalam

media pembiakan (persemaian), kemudian dibuat tidak aktif (inactivated) dengan

penanaman bahan kimia (biasanya formalin). Untuk vaksin komponen, organisme

tersebut dibuat murni dan hanya komponen-komponennya yang dimasukkan dalam

vaksin (misalnya kapsul polisakarida dari kuman pneumokokus). Vaksin inactivated

tidak hidup dan tidak dapat tumbuh, maka seluruh dosis antigen dimasukkan dalam

suntikan. Vaksin ini selalu membutuhkan dosis multipel, pada dasarnya dosis pertama

tidak menghasilkan imunitas protektif, tetapi hanya memacu atau menyiapkan sistem

imun.

c. Vaksin polisakarida

Vaksin polisakarida adalah vaksin sub-unit yang inactivateddengan bentuknya yang

unik terdiri atas rantai panjang molekul-molekul gula yang membentuk permukaan

kapsul bakteri tertentu. Vaksin ini tersedia untuk tiga macam penyakit yaitu

pneumokokus, meningokokus, dan haemophillus influenzae type b.

Page 38: LPM Imun Zetto
Page 39: LPM Imun Zetto

d. Vaksin rekombinan

Terdapat tiga jenis vaksin rekombinan yang saat ini telah tersedia :

1. Vaksin hepatitis B dihasilkan dengan cara memasukkan suatu segmen gen virus

hepatitis B ke dalam gen sel ragi.

2. Vaksin tifoid (Ty21a) adalah bakteri salmonella typhi yang secara genetik diubah

sehingga tidak menyebabkan sakit.

Tiga dari empat virus yang berada di dalam vaksin rotavirus hidup adalah rotavirus

kera rhesus yang diubah secara genetik menghasilkan antigen rotavirus manusia

apabila mereka mengalami replikasi

Program imunisasi dasar (bayi) yang dilaksanakan di puskesmas kecamatan Johar Baru

terdiri dari :

1) BCG

2) Hepatitis B

3) Polio

4) Campak

5) DPT

1.4.1.1 Rantai Vaksin

Adalah rangkaian proses penyimpanan dan transportasi vaksin dengan menggunakan

berbagai peralatan sesuai prosedur untuk menjamin kualitas vaksin sejak dari pabrik sampai

diberikan kepada pasien. Rantai vaksin terdiri dari proses penyimpanan vaksin di kamar dingin

atau kamar beku, di lemari pendingin, di dalam alat pembawa vaksin, pentingnya alat-alat untuk

mengukur dan mempertahankan suhu. Dampak perubahan suhu pada vaksin hidup dan mati

berbeda. Untuk itu harus diketahui suhu optimum untuk setiap vaksin sesuai petunjuk

penyimpanan dari pabrik masing-masing.

Page 40: LPM Imun Zetto

Gambar 1.6. Macam-macam tempat penyimpanan vaksin

1.4.1.2 Suhu Optimum untuk Vaksin Hidup

Secara umum semua vaksin sebaiknya disimpan pada suhu +2°C sampai dengan +8ºC,

diatas suhu +8ºC vaksin hidup akan cepat mati, vaksin polio hanya bertahan dua hari, vaksin

BCG dan campak yang belum dilarutkan mati dalam tujuh hari. Vaksin hidup potensinya masih

tetap baik pada suhu kurang dari 2ºC sampai dengan beku. Vaksin oral polio yang belum dibuka

lebih bertahan lama (2 tahun) bila disimpan pada suhu -25ºC sampai dengan -15ºC, namun hanya

bertahan enam bulan pada suhu +2°C sampai dengan +8ºC. Vaksin BCG dan campak berbeda,

walaupun disimpan pada suhu -25ºC sampai dengan -15ºC, umur vaksin tidak lebih lama dari

suhu +2°C sampai dengan +8ºC, yaitu BCG tetap satu tahun dan campak tetap dua tahun. Oleh

karena itu vaksin BCG dan campak yang belum dilarutkan tidak perlu disimpan di suhu -25ºC

sampai dengan -15ºC atau didalam freezer.

1.4.1.3 Suhu Optimum untuk Vaksin Mati

Vaksin mati (inaktif) sebaiknya disimpan dalam suhu +2°C sampai dengan +8ºC juga,

pada suhu dibawah +2ºC (beku) vaksin mati (inaktif) akan cepat rusak. Bila beku dalam suhu -

0.5ºC vaksin hepatitis B dan DPT-Hepatitis B (kombo) akan rusak dalam ½ jam, tetapi dalam

suhu diatas 8ºC vaksin hepatitis B bisa bertahan sampai tiga puluh hari, DPT-hepatitis B

kombinasi sampai empat belas hari. Dibekukan dalam suhu -5ºC sampai dengan -10ºC vaksin

DPT, DT dan TT akan rusak dalam 1,5 sampai dengan dua jam, tetapi bisa bertahan sampai

empat belas hari dalam suhu di atas 8ºC.

Page 41: LPM Imun Zetto
Page 42: LPM Imun Zetto

1.4.1.4 Kamar Dingin dan Kamar Beku

Kamar dingin (cold room) dan kamar beku (freeze room) umumya berada dipabrik,

distributor pusat, Dinas Kesehatan Provinsi, berupa ruang yang besar dengan kapasitas 5-100 m³,

untuk menyimpan vaksin dalam jumlah yang besar. Suhu kamar dingin berkisar +2°C sampai

dengan +8ºC, terutama untuk menyimpan vaksin-vaksin yang tidak boleh beku. Suhu kamar

beku berkisar antara -25ºC sampai dengan -15ºC, untuk menyimpan vaksin yang boleh beku,

terutama vaksin polio. Kamar dingin dan kamar beku harus beroperasi terus menerus,

menggunakan dua alat pendingin yang bekerja bergantian. Aliran listrik tidak boleh terputus

sehingga harus dihubungkan dengan pembangkit listrik yang secara otomatis akan berfungsi bila

listrik mati. Suhu ruangan harus dikontrol setiap hari dari data suhu yang tercatat secara

otomatis. Pintu tidak boleh sering dibuka tutup.

1.4.1.5 Lemari es dan Freezer

Setiap lemari es sebaiknya mempunyai satu stop kontak tersendiri. Jarak lemari es

dengan dinding belakang 10-15 cm, kanan kiri 15 cm, sirkulasi udara disekitarnya harus baik.

Lemari es tidak boleh terkena sinar matahari langsung. Suhu didalam lemari es harus berkisar

+2°C sampai dengan +8ºC, digunakan untuk menyimpan vaksin-vaksin hidup maupun mati, dan

untuk membuat cool pack (kotak dingin cair). Sedangkan suhu di dalam freezer berkisar antara -

25ºC sampai dengan -15ºC, khusus untuk menyimpan vaksin polio dan pembuatan cold pack

(kotak es beku). Termostat di dalam lemari es harus diatur sedemikian rupa sehingga suhunya

berkisar antara +2 sampai dengan +8ºC dan suhu freezer berkisar -15ºC sampai dengan -25ºC. Di

dalam lemari es lebih baik bila dilengkapi freeze watch atau freeze tag pada rak ke-3, untuk

memantau apakah suhunya pernah mencapai di bawah 0 derajat. Sebaiknya pintu lemari es hanya

dibuka dua kali sehari, yaitu ketika mengambil vaksin dan mengmbalikan sisa vaksin, sambil

mencatat suhu lemari es.

Lemari es dengan pintu membuka ke atas lebih dianjurkan untuk penyimpanan vaksin.

Karet-karet pintu harus diperiksa kerapatannya, untuk menghindari keluarnya udara dingin. Bila

pada dinding lemari es telah terdapat bunga es, atau di freezer telah mencapai tebal 2-3 cm harus

segera dilakukan pencairan (defrost). Sebelum melakukan pencairan, pindahkan vaksin ke cool

box atau lemari es yang lain. Cabut kontak listrik lemari es, biarkan pintu lemari es dan freezer

terbuka selama 24 jam, kemudian dibersihkan. Setelah bersih, pasang kembali kontak listerik,

Page 43: LPM Imun Zetto

tunggu sampai suhu stabil. Setelah suhu lemari sedikitnya mencapai +8ºC dan suhu freezer-15ºC,

masukkan vaksin sesuai tempatnya.

Gambar 1.7. Lemari es penyimpanan vaksin

1.4.1.6 Susunan Vaksin di Dalam Lemari Es

Karena vaksin hidup dan vaksin inaktif mempunyai daya tahan berbeda terhadap suhu

dingin, maka kita harus mengenali bagian yang paling dingin dari lemari es. Letakkan vaksin

hidup dekat dengan bagian yang paling dingin, sedangkan vaksin mati jauh dari bagian yang

paling dingin. Di antara kotak-kotak vaksin beri jarak selebar jari tangan (sekitar 2 cm) agar

udara dingin bias menyebar merata ke semua kotak vaksin.

Bagian paling bawah tidak untuk menyimpan vaksin tetapi khusus untuk meletakkan cool

pack, untuk mempertahankan suhu bila listerik mati. Pelarut vaksin jangan disimpan di dalam

lemari es atau freezer, karena akan mengurangi ruang untuk vaksin, dan akan pecah bila beku.

Penetes (dropper) vaksin polio juga tidak boleh di letakkan di lemari es atau freezer karena akan

menjadi rapuh, mudah pecah.

Tidak boleh menyimpan makanan, minuman, obat-obatan atau benda-benda lain di dalam

lemari es vaksin, karena mengganggu stabilitas suhu karena sering di buka.

1.4.1.7 Lemari Es dengan Pintu Membuka Kedepan

Bagian yang paling dingin lemari es ini adalah di bagian paling atas (freezer). Di dalam

freezer disimpan cold pack, sedangkan rak tepat di bawah freezer untuk meletakkan vaksin-

vaksin hidup, karena tidak mati pada suhu rendah. Rak yang lebih jauh dari freezer (rak ke 2 dan

Page 44: LPM Imun Zetto

3) untuk meletakkan vaksin-vaksin mati (inaktif), agar tidak terlalu dekat freezer, untuk

menghindari rusak karena beku. Thermometer Dial atau Muller diletakkan pada rak ke-2, freeze

watch atau freeze tag pada rak ke 3.

Page 45: LPM Imun Zetto

Gambar 1.8. Lemari es penyimpanan vaksin dengan pintu membuka ke depan

1.4.1.8 Lemari Es dengan Pintu Membuka Keatas

Bagian yang paling dingin dalam lemari es ini adalah bagian tengah (evaporator) yang

membujur dari depan ke belakang. Oleh karena itu vaksin hidup diletakkan di kanan-kiri bagian

yang paling dingin (evaporator). Vaksin mati diletakkan dipinggir, jauh dari evaporator. Beri

jarak antara kotak-kotak vaksin selebar jari tangan (sekitar 2 cm). Letakkan termometer Dial atau

Muller atau freeze watch/freeze tag dekat vaksin mati.

Gambar 1.9. Lemari es dengan pintu membuka ke atas

1.4.1.9 Wadah Pembawa Vaksin

Untuk membawa vaksin dalam jumlah sedikit dan jarak tidak terlalu jauh dapat

menggunakan cold box (kotak dingin) atau vaccine carrier (termos). Cold box berukuran lebih

besar, dengan ukuran 40-70 liter, dengan penyekat suhu dari poliuretan, selain untuk transportasi

Page 46: LPM Imun Zetto

dapat pula untuk menyimpan vaksin sementara. Untuk mempertahankan suhu vaksin di dalam

kotak dingin atau termos dimasukkan cold pack atau cool pack.

Gambar 1.10. Wadah pembawa vaksin

1.4.1.10 Cold Pack dan Cool Pack

Cold pack berisi air yang dibekukan dalam suhu -15ºC sampai dengan -25ºC selama 24

jam, biasanya di dalam wadah plastik berwarna putih. Cool pack berisi air dingin (tidak

beku)yang didinginkan dalam suhu +2°C sampai dengan +8ºC selama 24 jam, biasanya di dalam

wadah plastik berwarna merah atau biru. Cold pack (beku) dimasukkan ke dalam termos untuk

mempertahankan suhu vaksin ketika membawa vaksin hidup sedangkan cool pack (cair) untuk

membawa vaksin hidup dan vaksin mati (inaktif).

Gambar 1.11. Ice Pack

Page 47: LPM Imun Zetto

1.4.2 Menilai Kualitas Vaksin

Vaksin hidup akan mati pada suhu di atas batas tertentu, dan vaksin mati akan rusak di

bawah suhu tertentu.

Page 48: LPM Imun Zetto

1.) Kualitas rantai vaksin dan tanggal kadaluwarsa

Untuk mempertahankan kualitas vaksin maka penyimpanan dan transportasi vaksin

harus memenuhi syarat rantai vaksin yang baik, antara lain : disimpan di dalam lemari

es atau freezer dalam suhu tertentu, transportasi vaksin di dalam kotak dingin atau

termos yang tertutup rapat, tidak terendam air, terlindung dari sinar matahari

langsung, belum melewati tanggal kadaluarsa, indikator suhu berupa VVM (vaccine

vial monitor) atau freeze watch/tag belum melampaui batas suhu tertentu.

2.) VVM (vaccine vial monitor)

Untuk menilai apakah vaksin sudah pernah terpapar suhu di atas batas yang

dibolehkan, dengan membandingkan warna kotak segi empat dengan warna lingkaran

di sekitarnya. Bila waran kotak segi empat lebih muda daripada lingkaran dan

sekitarnya (disebut kondisi VVM A atau B) maka vaksin belum terpapar suhu di atas

batas yang diperkenankan. Vaksin dengan kondisi VVM B harus segera

dipergunakan. Bila warna kotak segi empat sama atau lebih gelap daripada lingkaran

dan sekitarnya (disebut kondisi VVM C atau D) maka vaksin sudah terpapar suhu di

atas batas yang diperkenankan, tidak boleh diberikan pada pasien.

Gambar 1.12 Vaccine Vial Monitor (VVM)

3.) Freeze watch dan freeze tag

Alat ini untuk mengetahui apakah vaksin pernah terpapar suhu dibawah 0°C. Bila

dalam freeze watch terdapat warna biru yang melebar ke sekitarnya atau dalam freeze

Page 49: LPM Imun Zetto

tag ada tanda silang (X), bearti vaksin pernah terpapar suhu di bawah 0°C yang dapat

merusak vaksin mati. Vaksin-vaksin tersebut tidak boleh diberikan kepada pasien.

4.) Warna dan kejernihan vaksin

Warna dan kejernihan beberapa vaksin dapat menjadi indikator praktis untuk menilai

stabilitas vaksin. Vaksin polio harus berwarna kuning oranye. Bila warnanya berubah

menjadi pucat atau kemerahan berarti pHnya telah berubah, sehingga tidak stabil dan

tidak boleh diberikan kepada pasien.

Vaksin toksoid, rekombinan dan polisakarida umumnya berwarna putih jernih sedikit

berkabut. Bila menggumpal atau banyak endapan berarti sudah pernah beku, tidak

boleh digunakan karena sudah rusak. Untuk meyakinkan dapat dilakukan uji kocok

seperti dibawah ini. Bila vaksin setelah dikocok tetap menggumpal atau mengendap

maka vaksin tidak boleh digunakan karena sudah rusak.

5.) Pemilihan vaksin

Vaksin yang harus segera dipergunakan adalah : vaksin yang belum dibuka tetapi

telah dibawa ke lapangan, sisa vaksin telah dibuka (dipergunakan), vaksin dengan

VVM B, vaksin dengan tanggal kadaluarsa sudah dekat (EEFO = Early Expire First

Out), vaksin yang sudah lama tersimpan dikeluarkan segera (FIFO = First In First

Out).

1.4.3 Macam-macam vaksin dan fungsinya

1.4.3.1 Imunisasi BCG

Vaksinasi BCG memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit Tuberkulosis (TB). Vaksin

ini mengandung bakteri Bacillus Calmette-Guerrin hidup yang dilemahkan. BCG diberikan satu

kali sebelum anak berumur dua bulan.

Di Indonesia TBC merupakan penyakit rakyat yang mudah menular, di negara yang

sudah berkembang penyakit ini sudah jarang ditemukan karena dilaksanakannya imunisasi BCG

yang luas, pengawasan ketat terhadap penderita TBC dan perbaikan keadaan sosial ekonomi.

1.4.3.2 Imunisasi DPT

Page 50: LPM Imun Zetto

Imunisasi DPT adalah suatu vaksin three-in-one yang melindungi terhadap difteri,

pertusis dan tetanus. Di Indonesia vaksin terhadap ketiga penyakit tersebut dipasarkan dalam tiga

jenis kemasan, yaitu dalam bentuk kemasan tunggal khusus bagi tetanus, dalam bentuk

kombinasi DT (difteri dan tetanus) dan kombinasi DPT.

Vaksin difteri terbuat dari toksin kuman difteri yang telah dilemahkan. Biasanya diolah

dan dikemas bersama-sama dengan vaksin tetanus dalam bentuk vaksin DT atau dalam bentuk

tetanus dan pertusis dalam bentuk DPT.

Difteri adalah suatu infeksi bakteri yang menyerang tenggorokan dan dapat menyebabkan

komplikasi yang serius atau fatal. Penyakit difteri disebabkan oleh corynebacterium diphtheriae,

sifatnya sangat ganas dan mudah menular.

Seorang anak akan terjangkit difteri bila ia berhubungan langsung dengan anak lain

sebagai penderita difteri atau sebagai pembawa kuman (karier). Dalam hal inilah perlunya

dilakukan imunisasi. Dengan imunisasi anak akan terhindar, sedangkan anak yang belum

mendapat imunisasi akan tertular penyakit difteri yang diperoleh dari temannya sendiri yang

menjadi karier. Pertusis (batuk rejan) adalah infeksi bakteri Bordetella pertussis ditandai dengan

batuk hebat yang menetap serta bunyi pernafasan yang melengking.

Pertusis berlangsung selama beberapa minggu dan dapat menyebabkan serangan batuk

sehingga anak sulit bernafas, makan atau minum. Pertusis juga dapat menimbulkan komplikasi

serius, seperti pneumonia, kejang dan kerusakan otak. Sementara tetanus adalah infeksi bakteri

yang bisa menyebabkan kekakuan pada rahang serta kejang. Gejala yang khas yaitu anak tiba-

tiba batuk keras secara terus-menerus, sukar berhenti, muka menjadi merah atau kebiruan, keluar

air mata dan kadang-kadang sampai muntah.

Vaksin DPT diberikan dengan cara disuntikkan pada otot lengan atau paha. Imunisasi

DPT diberikan sebanyak tiga kali, yaitu pada saat anak berumur dua bulan (DPT I), tiga bulan

(DPT II) dan empat bulan (DPT III); selang waktu tidak kurang dari empat minggu. Imunisasi

DPT ulang diberikan satu tahun setelah DPT III dan pada usia prasekolah (5-6 tahun). Jika anak

mengalami reaksi alergi terhadap vaksin pertusis, maka diberikan DT, bukan DPT.

Daya proteksi atau daya lindung vaksin difteri cukup baik yaitu sebesar 80-95% dan daya

proteksi vaksin tetanus sangat baik yaitu sebesar 90-95% sedangkan daya proteksi vaksin

pertusis masih rendah yaitu 50-60%. Oleh karena itu tidak jarang anak yang telah mendapat

imunisasi pertusis masih terjangkit penyakit batuk rejan, tetapi dalam bentuk yang lebih ringan.

Page 51: LPM Imun Zetto

1.4.3.3 Imunisasi Polio

Imunisasi polio memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit poliomielitis. Terdapat

dua jenis vaksin yang masing-masing mengandung virus polio tipe I, II & III yang sudah

dimatikan (Vaksin Salk), cara pemberiannya dengan penyuntikan. Dan yang masih hidup tapi

dilemahkan (Vaksin Sabin) cara pemberiannya melalui mulut berupa cairan. Di Indonesia vaksin

yang lazim diberikan ialah vaksin jenis Sabin.Vaksin polio dapat mencegah penyakit

poliomielitis yang disebabkan oleh virus polio, yaitu tipe I, II dan III. Virus polio akan merusak

bagian anterior susunan saraf pusat tulang belakang. Penyakit ini terutama banyak terdapat di

negara yang sedang berkembang. Di Indonesia tercatat beberapa kali wabah polio misalnya di

Belitung tahun 1948, di Semarang tahun 1954, di Medan tahun 1957. Gejala penyakit ini sangat

bervariasi, dari gejala ringan sampai timbul kelumpuhan bahkan sampai timbul kematian. Gejala

yang umum dan mudah dikenal ialah anak mendadak lumpuh pada salah satu anggota gerak

setelah menderita demam selama 2-5 hari. Polio juga bisa menyebabkan kelumpuhan pada otot-

otot pernafasan dan otot untuk menelan.

Imunisasi dasar polio diberikan pada anak umur 0-4 bulan sebanyak empat kali (polio I,

II, III, dan IV) dengan interval tidak kurang dari empat minggu. Imunisasi polio ulangan

diberikan satu tahun setelah imunisasi polio IV, kemudian pada saat masuk SD (5-6 tahun) dan

pada saat meninggalkan SD (12 tahun). Daya proteksi vaksin polio sangat baik yaitu sebesar 95-

100%.

1.4.3.4 Imunisasi Campak

Imunisasi campak memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak (tampek) yang

disebabkan oleh sejenis virus termasuk golongan paramiksovirus. Gejala yang khas yaitu

timbulnya bercak–bercak merah dikulit setelah anak demam 3-5 hari, bercak merah ini semula

timbul pada pipi di bawah telinga kemudian menjalar ke muka, tubuh dan anggota gerak.

Imunisasi campak diberikan sebanyak dua kali. Pertama, pada saat anak berumur

sembilan bulan atau lebih, Campak kedua diberikan pada umur 5-7 tahun. Pada kejadian luar

biasa dapat diberikan pada umur enam bulan dan diulangi enam bulan kemudian. Vaksin

disuntikkan secara langsung di bawah kulit (subkutan). Campak I diperlukan untuk menimbulkan

respon kekebalan primer, sedangkan Campak II diperlukan untuk meningkatkan kekuatan

Page 52: LPM Imun Zetto

antibodi sampai pada tingkat yang tertingi. Efek samping yang mungkin terjadi berupa demam,

ruam kulit, diare.

Daya proteksi imunisasi campak sangat tinggi yaitu 96-99%, Menurut penelitian,

kekebalan yang diperoleh ini berlangsung seumur hidup.

1.4.3.5 Imunisasi Hepatitis B (HBV)

Hepatitis B adalah suatu infeksi hati yang bisa menyebabkan kanker hati dan kematian.

Imunisasi HBV memberikan kekebalan terhadap hepatitis B. Imunisasi ini diberikan sebanyak

empat kali. Antara suntikan HBV1 dengan HBV2 diberikan dengan selang waktu satu bulan pada

saat anak berumur di bawah empat bulan. Kepada bayi yang lahir dari ibu dengan hepatitis,

vaksin HBV disuntikan dalam waktu 12 jam setelah lahir. Sedangkan pada bayi yang lahir dari

ibu yang status hepatitisnya tidak diketahui, HBV I diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir.

HBV3 diberikan pada usia antara 6-18 bulan. Imunisasi HBV empat diberikan saat anak berusia

10 tahun. Dosis pertama diberikan segera setelah bayi lahir atau jika ibunya memiliki Hepatitis

B. Imunisasi juga bisa diberikan pada saat bayi berumur dua bulan. Pemberian imunisasi kepada

anak yang sakit berat sebaiknya ditunda sampai anak benar-benar pulih.

Program imunisasi di Puskesmas Kecamatan Johar Baru adalah imunisasi dasar dan

imunisasi pada ibu hamil. Imunisasi dasar yang diberikan pada anak adalah:

a. BCG untuk mencegah penyakit TB,

b. DPT untuk mencegah penyakit Difteria, Pertusis dan Tetanus,

c. Polio untuk mencegah penyakit Poliomyelitis,

d. Campak untuk mencegah penyakit Measles,

e. Hepatitis B untuk mencegah penyakit Hepatitis B.

Page 53: LPM Imun Zetto

Hasil Kegiatan Program Imunisasi di Puskesmas Wilayah Kecamatan Johar Baru Periode

Januari – Oktober 2012

Tabel 1.9 Indikator dan Pencapaian Program Imunisasi Puskesmas Kecamatan Johar

Baru Periode Januari – Oktober 2012

Program Indikator Target 1 tahun

(%)

Target

10 bulan

(%)

Pencapaian 10

bulan dalam

1 tahun (%)

IMUNISASI HB 0

BCG

POLIO 1

DPT/HB (1)

POLIO 2

DPT/HB (2)

POLIO 3

DPT/HB (3)

POLIO 4

CAMPAK

90%

95%

95%

95%

90%

90%

90%

90%

90%

90%

75%

79,17%

79,17%

79,17%

75%

75%

75%

75%

75%

75%

38%

70%

73%

71%

69%

69%

71%

70%

71%

67%

Page 54: LPM Imun Zetto

Tabel 1.10 Cakupan Peserta Imunisasi HB 0 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar

Baru Periode Januari – Oktober Tahun 2012

No PuskesmasJumlah

Sasaran (Bayi)

Target 10

Bulan (%)

Kunjungan s/d

Oktober (Bayi)

Pencapaian s/d

Oktober (%)

1 Kec. Johar Baru 526 75% 268 51

2 Kel. Kampung Rawa 432 75% 188 44

3 Kel. Johar Baru 816 75% 255 31

4 Kel. Galur 387 75% 83 21

5 Kel. Tanah Tinggi 842 75% 345 41

JUMLAH 3003 75% 1139 38

Berdasarkan tabel 1.10 didapatkan bahwa Peserta Imunisasi HB 0 se-Kecamatan Johar Baru

Periode Januari – Oktober Tahun 2012 adalah 38 %, dimana target selama 10 bulan 75 % dengan

jumlah sasaran sebanyak 3003 bayi.

Tabel 1.11 Cakupan Peserta Imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar

Baru Periode Januari – Oktober Tahun 2012

No PuskesmasJumlah

Sasaran (Bayi)

Target 10

Bulan (%)

Kunjungan s/d

Oktober (Bayi)

Pencapaian s/d

Oktober (%)

1 Kec. Johar Baru 526 79,17% 447 79,17

2 Kel. Kampung Rawa 432 79,17% 292 68

3 Kel. Johar Baru 816 79,17% 522 64

4 Kel. Galur 387 79,17% 215 56

5 Kel. Tanah Tinggi 842 79,17% 625 74

JUMLAH 3003 79,17% 2101 70

Berdasarkan tabel 1.11 didapatkan bahwa Peserta Imunisasi BCG se-Kecamatan Johar Baru

Periode Januari – Oktober Tahun 2012 adalah 70 %, dimana target selama 10 bulan 79,17 %

dengan jumlah sasaran sebanyak 3003 bayi.

Page 55: LPM Imun Zetto

Tabel 1.12 Cakupan Peserta Imunisasi DPT-HB1 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar

Baru Periode Januari –Oktober Tahun 2012

No PuskesmasJumlah

Sasaran (Bayi)

Target 10

Bulan (%)

Kunjungan s/d

Oktober (Bayi)

Pencapaian s/d

Oktober (%)

1 Kec. Johar Baru 452 79,17% 412 79,17

2 Kel. Kampung Rawa 432 79,17% 330 76

3 Kel. Johar Baru 816 79,17% 492 60

4 Kel. Galur 387 79,17% 207 53

5 Kel. Tanah Tinggi 842 79,17% 653 78

JUMLAH 2477 79,17% 2134 68

Berdasarkan tabel 1.12 didapatkan bahwa Peserta Imunisasi DPT-HB1 se-Kecamatan Johar Baru Periode Januari – Oktober Tahun 2012 adalah 68%, dimana target selama 10 bulan 79,17 % dengan jumlah sasaran sebanyak 3003 bayi.

Tabel 1.13 Cakupan Peserta Imunisasi POLIO 1 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar

Baru Periode Januari – Oktober Tahun 2012

No PuskesmasJumlah

sasaran (Bayi)

Target 10

Bulan (%)

Kunjungan s/d

Oktober (Bayi)

Pencapaian s/d

Oktober (%)

1 Kec. Johar Baru 526 79,17% 481 79,17

2 Kel. Kampung Rawa 432 79,17% 312 72

3 Kel. Johar Baru 816 79,17% 538 66

4 Kel. Galur 387 79,17% 246 64

5 Kel. Tanah Tinggi 842 79,17% 617 73

JUMLAH 3003 79,17% 2186 73

Berdasarkan tabel 1.13 didapatkan bahwa Peserta Imunisasi Polio 1 se-Kecamatan Johar Baru Periode Januari – Oktober Tahun 2012 adalah 73%, dimana target selama 10 bulan 79,17 % dengan jumlah sasaran sebanyak 3003 bayi.

Page 56: LPM Imun Zetto

Tabel 1.14 Cakupan Peserta Imunisasi POLIO2 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar

Baru Periode Januari – Oktober Tahun 2012

No PuskesmasJumlah

Sasaran (Bayi)

Target 10

Bulan (%)

Kunjungan s/d

Oktober (Bayi)

Pencapaian s/d

Oktober (%)

1 Kec. Johar Baru 526 75% 394 75

2 Kel. Kampung Rawa 432 75% 316 73

3 Kel. Johar Baru 816 75% 493 60

4 Kel. Galur 387 75% 210 54

5 Kel. Tanah Tinggi 842 75% 580 69

JUMLAH 3003 75% 2082 69

Berdasarkan tabel 1.14 didapatkan bahwa Peserta Imunisasi Polio 2 se-Kecamatan Johar Baru Periode Januari –Oktober Tahun 2012 adalah 69%, dimana target selama 10 bulan 75 % dengan jumlah sasaran sebanyak 3003 bayi.

Tabel 1.15 Cakupan Peserta Imunisasi DPT/HB2 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar Baru Periode Januari – Oktober Tahun 2012

No PuskesmasJumlah

Sasaran (Bayi)

Target 10

Bulan (%)

Kunjungan s/d

Oktober (Bayi)

Pencapaian s/d

Oktober (%)

1 Kec. Johar Baru 526 75% 394 75

2 Kel. Kampung Rawa 432 75% 307 71

3 Kel. Johar Baru 816 75% 500 61

4 Kel. Galur 387 75% 210 54

5 Kel. Tanah Tinggi 842 75% 636 76

JUMLAH 3003 75% 2073 69

Berdasarkan tabel 1.15 didapatkan bahwa Peserta Imunisasi DPT/HB 2 se-Kecamatan Johar Baru Periode Januari – Oktober Tahun 2012 adalah 69%, dimana target selama 10 bulan 75 % dengan jumlah sasaran sebanyak 3003 bayi.

Page 57: LPM Imun Zetto

Tabel 1.16 Cakupan Peserta Imunisasi POLIO3 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar Baru Periode Januari – Oktober Tahun 2012

No PuskesmasJumlah

Sasaran (Bayi)

Target 10

Bulan (%)

Kunjungan s/d

Oktober (Bayi)

Pencapaian s/d

Oktober (%)

1 Kec. Johar Baru 526 75% 394 75

2 Kel. Kampung Rawa 432 75% 303 70

3 Kel. Johar Baru 816 75% 506 62

4 Kel. Galur 387 75% 208 54

5 Kel. Tanah Tinggi 842 75% 632 75

JUMLAH 3003 75% 1650 71

Berdasarkan tabel 1.16 didapatkan bahwa Peserta Imunisasi Polio 3 se-Kecamatan Johar Baru

Periode Januari – Oktober Tahun 2012 adalah 71%, dimana target selama 10 bulan 75 % dengan

jumlah sasaran sebanyak 3003 bayi.

Tabel 1.17 Cakupan Peserta Imunisasi DPT/HB3 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar

Baru Periode Januari – Oktober Tahun 2012

No PuskesmasJumlah

Sasaran (Bayi)

Target 10

Bulan (%)

Kunjungan s/d

Oktober (Bayi)

Pencapaian s/d

Oktober (%)

1 Kec. Johar Baru 526 75% 394 75

2 Kel. Kampung Rawa 432 75% 283 66

3 Kel. Johar Baru 816 75% 552 68

4 Kel. Galur 387 75% 204 53

5 Kel. Tanah Tinggi 842 75% 632 75

JUMLAH 3003 75% 2100 70

Berdasarkan tabel 1.17 didapatkan bahwa Peserta Imunisasi DPT/HB 3 se-Kecamatan Johar Baru Periode Januari – Oktober Tahun 2012 adalah 70%, dimana target selama 10 bulan 75 % dengan jumlah sasaran sebanyak 3003 bayi.

Page 58: LPM Imun Zetto

Tabel 1.18 Cakupan Peserta Imunisasi POLIO4 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar Baru Periode Januari – Oktober Tahun 2012

No PuskesmasJumlah

Sasaran (Bayi)

Target 10

Bulan (%)

Kunjungan s/d

Oktober (Bayi)

Pencapaian s/d

Oktober (%)

1 Kec. Johar Baru 526 75% 394 75

2 Kel. Kampung Rawa 432 75% 286 66

3 Kel. Johar Baru 816 75% 558 68

4 Kel. Galur 387 75% 202 52

5 Kel. Tanah Tinggi 842 75% 724 72

JUMLAH 3003 75% 2132 71

Berdasarkan tabel 1.18 didapatkan bahwa Peserta Imunisasi Polio 4 se-Kecamatan Johar Baru Periode Januari – Oktober Tahun 2012 adalah 71%, dimana target selama 10 bulan 75 % dengan jumlah sasaran sebanyak 3003 bayi.

Tabel 1.19 Cakupan Peserta Imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar

Baru Periode Januari – Oktober Tahun 2012

No PuskesmasJumlah

Sasaran (Bayi)

Target 10

Bulan (%)Kunjungan s/d

Oktober (Bayi)

Pencapaian s/d

Oktober (%)

1 Kec. Johar Baru 526 75% 394 75

2 Kel. Kampung Rawa 432 75% 223 62

3 Kel. Johar Baru 816 75% 534 65

4 Kel. Galur 387 75% 232 60

5 Kel. Tanah Tinggi 842 75% 624 69

JUMLAH 3003 75% 2023 67

Berdasarkan tabel 1.19 didapatkan bahwa Peserta Imunisasi Campak se-Kecamatan Johar Baru Periode Januari – Oktober Tahun 2012 adalah 67%, dimana target selama 10 bulan 75 % dengan jumlah sasaran sebanyak 3003 bayi.

Page 59: LPM Imun Zetto

Tabel 1.20 Hasil Imunisasi Dasar Bayi Puskesmas (Pencapaian)

NO PUSKESMASSASARAN

BAYI

PENCAPAIAN S/D Oktober (%) DROP OUT (DO) (%)

HB0 (<7 HR)

BCGPOLI

O1DPT/

HB (1)POLIO2

DPT/HB (2)

POLIO3DPT/

HB (3)POLI

O4CAMPAK

DPT/ HB

(1)-(3)

DPT/HB (1)-

CAMPAK

POLIO 1-4

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1KEC. JOHAR

BARU526 51 85 90 86 92 80 91 82 88 78 4,65 9,30 2,22

2KEL.

KAMPUNG RAWA

432 44 68 72 76 73 71 70 66 66 62 13,15 19,44 13,9

3KEL. JOHAR

BARU816 31 64 66 60 60 61 62 68 68 65 -13,3 -8,33 -3,03

4 KEL. GALUR 387 21 56 64 53 54 54 54 53 52 60 0 -13,2 18,75

5KEL. TANAH

TINGGI842 41 74 73 78 69 76 75 75 74 74 2,56 5,12 -1,37

JUMLAH 3003 38 70 73 71 69 69 71 70 71 67 7,06 12,33 30,47

1.5 Identifikasi Masalah

Sasaran program imunisasi dasar adalah balita dan anak-anak. Sasaran lainnya adalah

kelompok masyarakat yang mempunyai resiko tinggi tertular penyakit.

Dari berbagai hasil pencapaian program kegiatan imunisasi dasar yang dievaluasi di

Puskesmas Kecamatan Johar Baru periode Januari – Oktober 2012 maka didapatkan identifikasi

masalah sebagai berikut :

1. Cakupan imunisasi HB0 di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode

Januari – Oktober 2012.

2. Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa periode

Januari – Oktober 2012.

3. Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode

Januari – Oktober 2012.

4. Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari –

Oktober 2012.

5. Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi periode

Januari – Oktober 2012.

Page 60: LPM Imun Zetto

6. Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa

periode Januari – Oktober 2012.

7. Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode

Januari – Oktober 2012.

8. Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari –

Oktober 2012.

9. Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi periode

Januari – Oktober 2012.

10. Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa

periode Januari – Oktober 2012.

11. Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode

Januari – Oktober 2012.

12. Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode

Januari – Oktober 2012.

13. Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi

periode Januari – Oktober 2012.

14. Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa periode

Januari – Oktober 2012.

15. Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode

Januari – Oktober 2012.

16. Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari –

Oktober 2012.

17. Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi periode

Januari – Oktober 2012.

18. Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa

periode Januari – Oktober 2012.

19. Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode

Januari – Oktober 2012.

20. Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode

Januari – Oktober 2012.

Page 61: LPM Imun Zetto

21. Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa periode

Januari – Oktober 2012.

22. Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode

Januari – Oktober 2012.

23. Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari –

Oktober 2012.

24. Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa

periode Januari – Oktober 2012.

25. Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode

Januari – Oktober 2012.

26. Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode

Januari – Oktober 2012.

27. Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode

Januari – Oktober 2012.

28. Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa

periode Januari – Oktober 2012.

29. Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi periode

Januari – Oktober 2012.

30. Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari –

Oktober 2012.

31. Cakupan imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa

periode Januari – Oktober 2012.

32. Cakupan imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode

Januari – Oktober 2012.

33. Cakupan imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi periode

Januari – Oktober 2012.

34. Cakupan imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari

– Oktober 2012.

1.6 Rumusan masalah

Page 62: LPM Imun Zetto

Setelah didapatkan identifikasi masalah dari program Imunisasi dasar di Puskesmas

Kecamatan Johar Baru maka dengan cara menghitung dan membandingkan nilai kesenjangan

antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang telah terjadi (observed) akan dipilih dua

masalah yang menjadi prioritas utama untuk diselesaikan. Selanjutnya dilakukan perumusan

masalah untuk membuat perencanaan yang baik sehingga masalah yang ada dapat diselesaikan.

Rumusan masalah dari program imunisasi dasar Puskesmas adalah sebagai berikut :

1. Cakupan imunisasi HB0 di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode

Januari – Oktober 2012 mencapai 38%, angka ini kurang dari target sebanyak

75%.

2. Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa

periode Januari – Oktober 2012 mencapai 68%, angka ini kurang dari target

sebanyak 79,17%.

3. Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode

Januari – Oktober 2012 mencapai 64%, angka ini kurang dari target sebanyak

79,17%.

4. Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari

– Oktober 2012 mencapai 56%, angka ini kurang dari target sebanyak 79,17%.

5. Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi periode

Januari – Oktober 2012 mencapai 74%, angka ini kurang dari target sebanyak

79,17%.

6. Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa

periode Januari – Oktober 2012 mencapai 76%, angka ini kurang dari target

sebanyak 79,17%.

7. Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode

Januari – Oktober 2012 mencapai 60%, angka ini kurang dari target sebanyak

79,17%.

8. Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode

Januari – Oktober 2012 mencapai 53%, angka ini kurang dari target sebanyak

79,17%.

Page 63: LPM Imun Zetto

9. Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi

periode Januari – Oktober 2012 mencapai 78%, angka ini kurang dari target

sebanyak 79,17%.

10. Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa

periode Januari – Oktober 2012 mencapai 72%, angka ini kurang dari target

sebanyak 79,17%.

11. Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru

periode Januari – Oktober 2012 mencapai 66%, angka ini kurang dari target

sebanyak 79,17%.

12. Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode

Januari – Oktober 2012 mencapai 64%, angka ini kurang dari target sebanyak

79,17%.

13. Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi

periode Januari – Oktober 2012 mencapai 73%, angka ini kurang dari target

sebanyak 79,17%.

14. Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa

periode Januari – Oktober 2012 mencapai 73%, angka ini kurang dari target

sebanyak 75%.

15. Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode

Januari – Oktober 2012 mencapai 60%, angka ini kurang dari target sebanyak

75%.

16. Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode

Januari – Oktober 2012 mencapai 54%, angka ini kurang dari target sebanyak

75%.

17. Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi

periode Januari – Oktober 2012 mencapai 69%, angka ini kurang dari target

sebanyak 75%.

18. Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa

periode Januari – Oktober 2012 mencapai 71%, angka ini kurang dari target

sebanyak 75%.

Page 64: LPM Imun Zetto

19. Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru

periode Januari – Oktober 2012 mencapai 61%, angka ini kurang dari target

sebanyak 75%.

20. Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode

Januari – Oktober 2012 mencapai 54%, angka ini kurang dari target sebanyak

75%.

21. Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa

periode Januari – Oktober 2012 mencapai 70%, angka ini kurang dari target

sebanyak 75%.

22. Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode

Januari – Oktober 2012 mencapai 62%, angka ini kurang dari target sebanyak

75%.

23. Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode

Januari – Oktober 2012 mencapai 54%, angka ini kurang dari target sebanyak

75%.

24. Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa

periode Januari – Oktober 2012 mencapai 66%, angka ini kurang dari target

sebanyak 75%.

25. Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru

periode Januari – Oktober 2012 mencapai 68%, angka ini kurang dari target

sebanyak 75%.

26. Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode

Januari – Oktober 2012 mencapai 53%, angka ini kurang dari target sebanyak

75%.

27. Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode

Januari – Oktober 2012 mencapai 68%, angka ini kurang dari target sebanyak

75%.

28. Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa

periode Januari – Oktober 2012 mencapai 66%, angka ini kurang dari target

sebanyak 75%.

Page 65: LPM Imun Zetto

29. Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi

periode Januari – Oktober 2012 mencapai 74%, angka ini kurang dari target

sebanyak 75%.

30. Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode

Januari – Oktober 2012 mencapai 52%, angka ini kurang dari target sebanyak

75%.

31. Cakupan imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa

periode Januari – Oktober 2012 mencapai 62%, angka ini kurang dari target

sebanyak 75%.

32. Cakupan imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode

Januari – Oktober 2012 mencapai 65%, angka ini kurang dari target sebanyak

75%.

33. Cakupan imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi

periode Januari – Oktober 2012 mencapai 74%, angka ini kurang dari target

sebanyak 75%.

34. Cakupan imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode

Januari – Oktober 2012 mencapai 60%, angka ini kurang dari target sebanyak

75%.

Page 66: LPM Imun Zetto

BAB IIPENETAPAN PRIORITAS MASALAHDAN PENYEBAB MASALAH

2.1 Penetapan Prioritas Masalah

Masalah adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang

aktual terjadi (observed). Idealnya, semua permasalahan yang timbul harus dicarikan jalan

keluarnya, namun karena keterbatasan sumber daya, dana, dan waktu menyebabkan tidak semua

permasalahan dapat dipecahkan sekaligus. Untuk itu perlu ditentukan masalah yang menjadi

prioritas. Setelah pada tahap awal merumuskan masalah, maka dilanjutkan dengan menetapkan

prioritas masalah yang harus dipecahkan. Prioritas masalah didapatkan dari data atau fakta yang

ada secara kualitatif, kuantitatif, subjektif, objektif serta adanya pengetahuan yang cukup.

Pada BAB I, telah dirumuskan masalah yang terdapat pada program imunisasi dasar yang

merupakan salah satu dari 7 program kesehatan dasar di Puskesmas Kecamatan Johar Baru.

Dikarenakan adanya keterbatasan sumber daya manusia, dana, dan waktu, maka dari semua

masalah yang telah dirumuskan, perlu ditetapkan masalah yang menjadi prioritas untuk

diselesaikan.

Dalam penetapan prioritas masalah, digunakan teknik skoring dan pembobotan. Untuk

dapat menetapkan kriteria, pembobotan dan skoring perlu dibentuk sebuah kelompok diskusi.

Agar pembahasan dapat dilakukan secara menyeluruh dan mencapai sasaran, maka setiap

anggota kelompok diharapkan mempunyai informasi dan data yang tersedia. Beberapa langkah

yang dilakukan dalam penetapan prioritas masalah meliputi :

1. Menetapkan kriteria

2. Memberikan bobot masalah

3. Menentukan skoring tiap masalah

Berdasarkan hasil analisis program imunisasi dasar puskesmas Kecamatan Johar Baru

yang diangkat, maka didapatkan 34 permasalahan.

Adapun masalah tersebut meliputi :

1. Cakupan imunisasi HB0 di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode

Januari – Oktober 2012 mencapai 38%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%.

Page 67: LPM Imun Zetto

2. Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa periode

Januari – Oktober 2012 mencapai 68%, angka ini kurang dari target sebanyak

79,17%.

3. Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode

Januari – Oktober 2012 mencapai 64%, angka ini kurang dari target sebanyak

79,17%.

4. Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari –

Oktober 2012 mencapai 56%, angka ini kurang dari target sebanyak 79,17%.

5. Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi periode

Januari – Oktober 2012 mencapai 74%, angka ini kurang dari target sebanyak

79,17%.

6. Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa

periode Januari – Oktober 2012 mencapai 76%, angka ini kurang dari target sebanyak

79,17%.

7. Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode

Januari – Oktober 2012 mencapai 60%, angka ini kurang dari target sebanyak

79,17%.

8. Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari –

Oktober 2012 mencapai 53%, angka ini kurang dari target sebanyak 79,17%.

9. Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi periode

Januari – Oktober 2012 mencapai 78%, angka ini kurang dari target sebanyak

79,17%.

10. Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa

periode Januari – Oktober 2012 mencapai 72%, angka ini kurang dari target sebanyak

79,17%.

11. Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode

Januari – Oktober 2012 mencapai 66%, angka ini kurang dari target sebanyak

79,17%.

12. Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode

Januari – Oktober 2012 mencapai 64%, angka ini kurang dari target sebanyak

79,17%.

Page 68: LPM Imun Zetto

13. Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi

periode Januari – Oktober 2012 mencapai 73%, angka ini kurang dari target sebanyak

79,17%.

14. Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa periode

Januari – Oktober 2012 mencapai 73%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%.

15. Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode

Januari – Oktober 2012 mencapai 60%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%.

16. Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari –

Oktober 2012 mencapai 54%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%.

17. Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi periode

Januari – Oktober 2012 mencapai 69%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%.

18. Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa

periode Januari – Oktober 2012 mencapai 71%, angka ini kurang dari target sebanyak

75%.

19. Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode

Januari – Oktober 2012 mencapai 61%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%.

20. Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode

Januari – Oktober 2012 mencapai 54%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%.

21. Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa periode

Januari – Oktober 2012 mencapai 70%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%.

22. Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode

Januari – Oktober 2012 mencapai 62%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%.

23. Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari –

Oktober 2012 mencapai 54%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%.

24. Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa

periode Januari – Oktober 2012 mencapai 66%, angka ini kurang dari target sebanyak

75%.

25. Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode

Januari – Oktober 2012 mencapai 68%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%.

26. Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode

Januari – Oktober 2012 mencapai 53%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%.

Page 69: LPM Imun Zetto

27. Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode

Januari – Oktober 2012 mencapai 68%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%.

28. Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa

periode Januari – Oktober 2012 mencapai 66%, angka ini kurang dari target sebanyak

75%.

29. Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi periode

Januari – Oktober 2012 mencapai 74%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%.

30. Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari –

Oktober 2012 mencapai 52%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%.

31. Cakupan imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa

periode Januari – Oktober 2012 mencapai 62%, angka ini kurang dari target sebanyak

75%.

32. Cakupan imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode

Januari – Oktober 2012 mencapai 65%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%.

33. Cakupan imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi periode

Januari – Oktober 2012 mencapai 74%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%.

34. Cakupan imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari

– Oktober 2012 mencapai 60%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%.

Page 70: LPM Imun Zetto

2.1.1 Non-Scoring Technique

Bila tidak tersedia data, maka cara penetapan prioritas masalah yang lazim digunakan

adalah teknik non skoring.

Dengan menggunakan teknik ini, masalah dinilai melalui diskusi kelompok, oleh sebab

itu juga disebut “ Nominal Group Technique” (NGT). NGT terdiri dari dua, yaitu:

A. Metode Delbecq

Menetapkan prioritas masalah menggunakan tekhnik ini dilakukan melalui diskusi

dan kesepakatan sekelompok orang, namun yang tidak sama keahliannya. Sehingga

untuk menentukan prioritas masalah, diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk

memberikan pengertian dan pemahaman peserta diskusi, tanpa mempengaruhi

peserta diskusi. Hasil diskusi ini adalah prioritas masalah yang disepakati bersama.

B. Metode Delphi

Yaitu masalah masalah didiskusikan oleh sekelompok orang yang mempunyai

keahlian yang sama melalui pertemuan khusus. Para peserta diskusi diminta untuk

mengemukakan pendapat mengenai beberapa masalah pokok. Masalah yang

terbanyak dikemukakan pada pertemuan tersebut, menjadi prioritas masalah.

2.1.2 Scoring Technique

Berbagai teknik penentuan prioritas masalah dengan menggunakan teknik skoring antara

lain :

2.1.2.1 Metode Bryant

Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi yaitu:

1. Prevalence

Besarnya masalah yang dihadapi

2. Seriousness

Pengaruh buruk yang diakibatkan oleh suatu masalah dalam masyarakat dan dilihat

dari besarnya angka kesakitan dan angka kematian akibat masalah kesehatan

tersebut.

3. Manageability

Kemampuan untuk mengelola dan berkaitan dengan sumber daya

Page 71: LPM Imun Zetto

4. Community concern

Sikap dan perasaan masyarakat terhadap masalah kesehatan tersebut. Parameter

diletakkan pada baris dan masalah-masalah yang ingin dicari prioritasnya diletakkan

pada kolom. Kisaran skor yang diberikan adalah satu sampai lima yang ditulis dari

arah kiri ke kanan sesuai baris untuk tiap masalah. Kemudian dengan penjumlahan

dari arah atas ke bawah sesuai kolom untuk masing-masing masalah dihitung nilai

skor akhirnya. Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas

masalah. Tetapi metode ini juga memiliki kelemahan yaitu hasil yang didapat dari

setiap masalah terlalu berdekatan sehingga sulit untuk menentukan prioritas masalah

yang akan diambil.

2.1.2.2 Metode Matematik PAHO

Dalam metode ini parameter diletakkan pada kolom dan masalah-masalah yang ingin

dicari prioritasnya diletakkan pada baris, dan digunakan kriteria untuk penilaian masalah yang

akan dijadikan sebagai prioritas masalah. Kriteria yang dipakai ialah:

1. Magnitude

Berapa banyak penduduk yang terkena masalah atau penyakit yang ditunjukkan

dengan angka prevalensi

2. Severity

Besarnya kerugian yang timbul yang ditunjukkan dengan case fatality rate masing-

masing penyakit.

3. Vulnerability

Sejauh mana ketersediaan teknologi atau obat yang efektif untuk mengatasi masalah

tersebut

4. Community and political concern

Menunjukkan sejauh mana masalah tersebut menjadi concern atau kegusaran

masyarakat dan para politisi

5. Affordability

Menunjukkan ada tidaknya dana yang tersedia

2.1.2.3 Metode MCUA (Multiple Criteria Utility Assessment)

Page 72: LPM Imun Zetto

Pada metode ini parameter diletakkan pada baris dan harus ada kesepakatan mengenai

bobot kriteria yang akan digunakan, dan masalah-masalah yang ingin dicari prioritasnya

diletakkan pada kolom. Metode ini memakai lima kriteria untuk penilaian masalah tetapi masing-

masing kriteria diberikan bobot penilaian dan dikalikan dengan penilaian masalah yang ada

sehingga hasil yang didapat lebih objektif. Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan

sebagai prioritas masalah. Kriteria yang dipakai terdiri dari:

1. Emergency

Emergency menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan sehingga menimbulkan

kematian atau kesakitan.Parameter yang digunakan dalam kriteria ini adalah CFR

(Case Fatality Rate), jika masalah yang dinilai berupa penyakit. Adapun jika yang

dinilai adalah masalah kesehatan lain, maka digunakan parameter kuantitatif berupa

angka kematian maupun angka kesakitan yang dapat ditimbulkan oleh permasalahan

tersebut. Misalnya masalah K1, maka yang digunakan sebagai parameter adalah

angka kematian ibu dan lain sebagainya.

2. Greetes member

Kriteria ini digunakan untuk menilai seberapa banyak penduduk yang terkena

masalah kesehatan tersebut. Untuk masalah kesehatan yang berupa penyakit, maka

parameter yang digunakan adalah prevalence rate.Sedangkan untuk masalah lain,

maka greetes member ditentukan dengan cara melihat selisih antara pencapaian suatu

kegiatan pada sebuah program kesehatan dengan target yang telah ditetapkan.

3. Expanding Scope

Menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap sector lain di

luar sektor kesehatan. Parameter penilaian yang digunakan adalah seberapa luas

wilayah yang menjadi masalah, berapa banyak jumlah penduduk di wilayah tersebut,

serta berapa banyak sektor di luar sektor kesehatan yang berkepentingan dengan

masalah tersebut.

4. Feasibility

Kriteria lain yang harus dinilai dari suatu masalah adalah seberapa mungkin masalah

tersebut diselesaikan. Parameter yang digunakan adalah ketersediaan sumber daya

manusia berbanding dengan jumlah kegiatan, fasilitas terkait dengan kegiatan

Page 73: LPM Imun Zetto

bersangkutan yang menjadi masalah, serta ada tidaknya anggaran untuk kegiatan

tersebut.

Page 74: LPM Imun Zetto

5. Policy

Berhubung orientasi masalah yang ingin diselesaikan adalah masalah kesehatan

masyarakat, maka sangat penting untuk menilai apakah masyarakat memiliki

kepedulian terhadap masalah tersebut serta apakah kebijakan pemerintah mendukung

terselesaikannya masalah tersebut. Hal tersebut dapat dinilai dengan apakah ada

seruan atau kebijakan pemerintah yang concern terhadap masalah tersebut, apakah

ada lembaga atau organisasi masyarakat yang concern terhadap permasalahan

tersebut, serta apakah masalah tersebut terpublikasi diberbagai media.

Metode ini memakai lima kriteria yang tersebut di atas untuk penilaian masalah dan

masing-masing kriteria harus diberikan bobot penilaian untuk dikalikan dengan penilaian

masalah yang ada sehingga hasil yang didapat lebih objektif. Pada metode ini harus ada

kesepakatan mengenai kriteria dan bobot yang akan digunakan.

Dalam menetapkan bobot, dapat dibandingkan antara kriteria yang satu dengan yang

lainnya untuk mengetahui kriteria mana yang mempunyai nilai bobot yang lebih tinggi. Nilai

bobot berkisar satu sampai lima, dimana nilai yang tertinggi adalah kriteria yang mempunyai

bobot lima.

Bobot 5 : paling penting

Bobot 4 : sangat penting sekali

Bobot 3 : sangat penting

Bobot 2 : penting

Bobot 1 : cukup penting

2.1.2.4 Pemilihan Metode PAHOBerdasarkan kriteria yang ada, maka diputuskan untuk menggunakan metode PAHO

karena metode ini menempatkan parameter pada kedudukan yang sama dan memberikan hasil

final score yang ekstrim dimana skor yang diberikan pada tiap-tiap parameter dikalikan, lebih

sederhana dan mudah dalam penggunaannya.

2.1.2.4.1 MagnitudeMagnitude menunjukkan berapa banyak penduduk yang terkena masalah atau penyakit

yang ditunjukkan dengan angka prevalens. Semakin besar selisih target dan cakupan maka akan

Page 75: LPM Imun Zetto

semakin besar skor yang didapatkan. Skor tersebut didapatkan setelah disusun pengkategorian

nilai masalah dari yang terkecil sampai terbesar. Dari 34 masalah dibuat peringkat berdasarkan

masalah dengan magnitude yang dianggap paling besar. Setelah itu diberi skor dimana peringkat

dengan magnitude paling besar diberi skor 11 dan seterusnya hingga masalah dengan magnitude

paling kecil diberi skor 1.

Tabel 2.1 Skala Magnitude

Score Range (%)

1 0-4,99

2 5-9,99

3 10-14,99

4 15-19,99

5 20-24,99

6 25-29,99

7 30-34,99

8 35-39,99

9 40-44,99

10 45-49,99

11 50-54,99

Page 76: LPM Imun Zetto

Tabel 2.2 Daftar Masalah di Puskesmas (Cakupan)

No. Program & KegiatanTarget 10

bulan (%)

Cakupan

(%)Selisih Score

1. Cakupan imunisasi HB0 di Wilayah

Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru75 51 24 5

2.

Cakupan imunisasi BCG di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Kampung

Rawa

79,17 68 11,17 3

3.Cakupan imunisasi BCG di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Johar Baru79,17 64 15,17 4

4.Cakupan imunisasi BCG di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Galur79,17 56 23,17 5

5.Cakupan imunisasi BCG di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi79,17 74 5,17 2

6.

Cakupan imunisasi Polio 1 di

Wilayah Puskesmas Kelurahan

Kampung Rawa

79,17 72 7,17 2

7.

Cakupan imunisasi Polio 1 di

Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar

Baru

79,17 66 13,17 3

8.Cakupan imunisasi Polio 1 di

Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur79,17 64 15,17 4

9.

Cakupan imunisasi Polio 1 di

Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah

Tinggi

79,17 73 6,17 2

10.

Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di

Wilayah Puskesmas Kelurahan

Kampung Rawa

79,17 76 3,17 1

11.

Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di

Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar

Baru

79,17 60 19,17 4

Page 77: LPM Imun Zetto

12.Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di

Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur79,17 53 26,17 6

13.

Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di

Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah

Tinggi

79,17 78 1,17 1

14.

Cakupan imunisasi Polio 2 di

Wilayah Puskesmas Kelurahan

Kampung Rawa

75 73 2 1

15.

Cakupan imunisasi Polio 2 di

Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar

Baru

75 60 15 4

16.Cakupan imunisasi Polio 2 di

Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur75 54 21 5

17.

Cakupan imunisasi Polio 2 di

Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah

Tinggi

75 69 6 2

18.

Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di

Wilayah Puskesmas Kelurahan

Kampung Rawa

75 71 4 1

19.

Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di

Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar

Baru

75 61 14 3

20.Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di

Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur75 54 21 5

21.

Cakupan imunisasi Polio 3 di

Wilayah Puskesmas Kelurahan

Kampung Rawa

75 70 5 2

22.

Cakupan imunisasi Polio 3 di

Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar

Baru

75 62 13 3

23. Cakupan imunisasi Polio 3 di 75 54 21 5

Page 78: LPM Imun Zetto

Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur

24.

Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di

Wilayah Puskesmas Kelurahan

Kampung Rawa

75 66 9 2

25.

Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di

Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar

Baru

75 68 7 2

26.Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di

Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur75 53 22 5

27.

Cakupan imunisasi Polio 4 di

Wilayah Puskesmas Kelurahan

Kampung Rawa

75 66 9 2

28.

Cakupan imunisasi Polio 4 di

Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar

Baru

75 68 7 2

29.Cakupan imunisasi Polio 4 di

Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur75 52 23 5

30.

Cakupan imunisasi Polio 4 di

Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah

Tinggi

75 74 1 1

31.

Cakupan imunisasi Campak di

Wilayah Puskesmas Kelurahan

Kampung Rawa

75 62 13 3

32.

Cakupan imunisasi Campak di

Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar

Baru

75 65 10 3

33.Cakupan imunisasi Campak di

Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur75 60 15 4

34.

Cakupan imunisasi Campak di

Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah

Tinggi

75 74 1 1

Page 79: LPM Imun Zetto

2.1.2.4.2 Severity

Merupakan kriteria yang menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan sehingga

menimbulkan kematian dan kesakitan. Parameter yang digunakan dalam kriteria ini adalah CFR,

jika masalah yang dinilai berupa penyakit. Adapun jika yang dinilai adalah masalah kesehatan

lain, maka parameter yang digunakan berupa proxy CFR yaitu suatu angka yang digunakan

untuk masalah-masalah yang tidak berhubungan dengan penyakit. Nilai proxy CFR ditentukan

berdasarkan hasil diskusi, argumentasi, serta justifikasi.

Untuk masalah yang tidak berhubungan dengan penyakit seperti untuk masalah imunisasi

digunakan prevalensi dari penyakit campak. Angka-angka yang didapat kemudian diubah dalam

bentuk persentase untuk memudahkan dalam penentuan skor.

Nilai CFR dan Angka kematian:

1. CFR Hep.B : 1,64%

2. CFR TBC Paru : 14,1%

3. CFR Difteri, Pertusis : 13,85 %

4. CFR Tetanus : 4,5 %

5. CFR Polio : 0%

6. CFR Campak : 1,56%

Kemudian ditentukan score bagi nilai di atas dengan skala sebagai berikut:

Tabel 2.3Skala Score Severity

Score Range (%)

1 0-4,99

2 5-9,99

3 10-14,99

4 15-19,99

5 20-24,99

6 25-29,99

7 30-34,99

8 35-39,99

Page 80: LPM Imun Zetto

9 40-44,99

10 45-49,99

11 50-54,99

12 55-59,99

13 60-64,99

Page 81: LPM Imun Zetto

Tabel 2.4. Penentuan CFR dan Proxy Tiap Masalah Periode Januari-Okober 2012

No Program dan KegiatanProxy

X(%)

y*(%)

x+y(%)

Skor

1.

Cakupan imunisasi HB0 di

Wilayah Puskesmas se-

Kecamatan Johar Baru

1,64 24 25,64 6

2. Cakupan imunisasi BCG di

Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kampung Rawa

14,1 11,17 25,27 6

3. Cakupan imunisasi BCG di

Wilayah Puskesmas

Kelurahan Johar Baru

14,1 15,17 29,27 6

4. Cakupan imunisasi BCG di

Wilayah Puskesmas

Kelurahan Galur

14,1 23,17 37,17 8

5. Cakupan imunisasi BCG di

Wilayah Puskesmas

Kelurahan Tanah Tinggi

14,1 5,17 19,27 4

6. Cakupan imunisasi Polio 1 di

Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kampung Rawa

0 7,17 7,17 2

7. Cakupan imunisasi Polio 1 di

Wilayah Puskesmas

Kelurahan Johar Baru

0 13,17 13,17 4

8. Cakupan imunisasi Polio 1 di

Wilayah Puskesmas

Kelurahan Galur

0 15,17 15,17 4

9. Cakupan imunisasi Polio 1 di

Wilayah Puskesmas

Kelurahan Tanah Tinggi

0 6,17 6,17 2

Page 82: LPM Imun Zetto

10. Cakupan imunisasi DPT/HB 1

di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kampung Rawa

19,99 3,17 24,25 5

11. Cakupan imunisasi DPT/HB 1

di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Johar Baru

19.99 19,17 40,25 9

12. Cakupan imunisasi DPT/HB 1

di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Galur

19,99 26,17 47,25 10

13. Cakupan imunisasi DPT/HB 1

di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Tanah Tinggi

19,99 1,17 22,25 5

14. Cakupan imunisasi Polio 2 di

Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kampung Rawa

0 2 2 1

15. Cakupan imunisasi Polio 2 di

Wilayah Puskesmas

Kelurahan Johar Baru

0 15 15 4

16. Cakupan imunisasi Polio 2 di

Wilayah Puskesmas

Kelurahan Galur

0 21 21 5

17. Cakupan imunisasi Polio 2 di

Wilayah Puskesmas

Kelurahan Tanah Tinggi

0 6 6 2

18. Cakupan imunisasi DPT/HB 2

di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kampung Rawa

21,8 4 25,8 6

19. Cakupan imunisasi DPT/HB 2

di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Johar Baru

21,8 14 35,8 8

20. Cakupan imunisasi DPT/HB 2 21,8 21 42,8 9

Page 83: LPM Imun Zetto

di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Galur

21. Cakupan imunisasi Polio 3 di

Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kampung Rawa

0 5 5 2

22. Cakupan imunisasi Polio 3 di

Wilayah Puskesmas

Kelurahan Johar Baru

0 13 13 3

23. Cakupan imunisasi Polio 3 di

Wilayah Puskesmas

Kelurahan Galur

0 21 21 5

24. Cakupan imunisasi DPT/HB 3

di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kampung Rawa

21,8 9 30,8 7

25. Cakupan imunisasi DPT/HB 3

di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Johar Baru

21,8 7 28,8 6

26. Cakupan imunisasi DPT/HB 3

di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Galur

21,8 22 43,8 9

27. Cakupan imunisasi Polio 4 di

Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kampung Rawa

0 9 9 2

28. Cakupan imunisasi Polio 4 di

Wilayah Puskesmas

Kelurahan Johar Baru

0 7 7 2

29. Cakupan imunisasi Polio 4 di

Wilayah Puskesmas

Kelurahan Galur

0 23 23 5

30. Cakupan imunisasi Polio 4 di

Wilayah Puskesmas

0 1 1 1

Page 84: LPM Imun Zetto

Kelurahan Tanah Tinggi

31. Cakupan imunisasi Campak di

Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kampung Rawa

1,56 13 9,56 2

32. Cakupan imunisasi Campak di

Wilayah Puskesmas

Kelurahan Johar Baru

1,56 10 11,56 3

33. Cakupan imunisasi Campak di

Wilayah Puskesmas

Kelurahan Galur

1,56 15 16,56 4

34. Cakupan imunisasi Campak di

Wilayah Puskesmas

Kelurahan Tanah Tinggi

1,56 1 2,56 1

2.1.2.4.3 Vulnerability

Menunjukkan sejauh mana ketersediaan teknologi atau obat yang efektif untuk mengatasi

masalah tersebut. Di bawah ini akan dijelaskan ketersediaan sumber daya, program kerja, obat,

dan alat pada Puskesmas Se- Kecamatan Johar Baru.

Untuk ketersediaan tempat, dalam program ini yang dimaksud sebagai tempat adalah

Puskesmas itu sendiri.

Tabel.2.5 Penentuan Score Vulnerability

Penentuan Score Ketersediaan Tempat

Score Keterangan

1 Jika tersedia tempat

2 Jika tidak tersedia tempat

Penentuan Score Ketersediaan Alat

Score Keterangan

1 Jika alat tersedia

Page 85: LPM Imun Zetto

2 Jika alat tidak tersedia

Penentuan Score Ketersediaan Obat

Score Keterangan

1 Jika obat tersedia

2 Jika obat tidak tersedia

Page 86: LPM Imun Zetto

Penentuan Score Ketersediaan Program Kerja

Score Keterangan

1 Jika Program kerja tersedia

2 Jika Program kerja tidak tersedia

Berikut, data mengenai Jumlah tenaga kerja sebagai sumber daya manusia berbanding

jumlah penduduk yang ada di masing- masing Kelurahan serta penentuan score nya.

Tabel 2.6 Jumlah Tenaga Kesehatan Berbanding Jumlah Penduduk

PuskesmasJumlah Tenaga

KesehatanJumlah Sasaran Ratio

Kecamatan Johar Baru 37 116.261 1 : 3142

Kelurahan Kampung

Rawa6 21.203 1 : 3534

Kelurahan Johar Baru7 38.003 1 : 5429

Kelurahan Galur7 16.977 1 : 2425

Kelurahan Tanah

Tinggi7 40.078 1 : 5725

Tabel 2.7 Penentuan Score Ketersediaan Sumber Daya

Puskesmas Score

Kelurahan Galur 1

Kecamatan Johar Baru 2

Kelurahan Kampung Rawa 3

Kelurahan Johar Baru 4

Kelurahan Tanah Tinggi 5

Page 87: LPM Imun Zetto

Tabel 2.8 Penentuan Indikator Masalah (Vulnerability)

No. Program dan Kegiatan Tempat Alat Obat Program Kerja

Sumber Daya

Manusia

Score

1.

Cakupan imunisasi HB0 di

Wilayah Puskesmas se-

Kecamatan Johar Baru

1 1 1 1 2 6

2.

Cakupan imunisasi BCG di

Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kampung Rawa

1 1 1 1 3 7

3.

Cakupan imunisasi BCG di

Wilayah Puskesmas

Kelurahan Johar Baru

1 1 1 1 4 8

4.

Cakupan imunisasi BCG di

Wilayah Puskesmas

Kelurahan Galur

1 1 1 1 1 5

5.

Cakupan imunisasi BCG di

Wilayah Puskesmas

Kelurahan Tanah Tinggi

1 1 1 1 5 9

6.

Cakupan imunisasi Polio 1

di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kampung Rawa

1 1 1 1 3 7

7.

Cakupan imunisasi Polio 1

di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Johar Baru

1 1 1 1 4 8

8.

Cakupan imunisasi Polio 1

di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Galur

1 1 1 1 1 5

9. Cakupan imunisasi Polio 1

di Wilayah Puskesmas

1 1 1 1 5 9

Page 88: LPM Imun Zetto

Kelurahan Tanah Tinggi

10.

Cakupan imunisasi DPT/HB

1 di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kampung Rawa

1 1 1 1 3 7

11.

Cakupan imunisasi DPT/HB

1 di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Johar Baru

1 1 1 1 4 8

12.

Cakupan imunisasi DPT/HB

1 di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Galur

1 1 1 1 1 5

13.

Cakupan imunisasi DPT/HB

1 di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Tanah Tinggi

1 1 1 1 5 9

14.

Cakupan imunisasi Polio 2

di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kampung Rawa

1 1 1 1 3 7

15.

Cakupan imunisasi Polio 2

di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Johar Baru

1 1 1 1 4 8

16.

Cakupan imunisasi Polio 2

di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Galur

1 1 1 1 1 5

17.

Cakupan imunisasi Polio 2

di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Tanah Tinggi

1 1 1 1 5 9

18.

Cakupan imunisasi DPT/HB

2 di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kampung Rawa

1 1 1 1 3 7

19.

Cakupan imunisasi DPT/HB

2 di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Johar Baru

1 1 1 1 4 8

Page 89: LPM Imun Zetto

20.

Cakupan imunisasi DPT/HB

2 di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Galur

1 1 1 1 1 5

21.

Cakupan imunisasi Polio 3

di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kampung Rawa

1 1 1 1 3 7

22.

Cakupan imunisasi Polio 3

di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Johar Baru

1 1 1 1 4 8

23.

Cakupan imunisasi Polio 3

di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Galur

1 1 1 1 1 5

24.

Cakupan imunisasi DPT/HB

3 di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kampung Rawa

1 1 1 1 3 7

25.

Cakupan imunisasi DPT/HB

3 di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Johar Baru

1 1 1 1 4 8

26.

Cakupan imunisasi DPT/HB

3 di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Galur

1 1 1 1 1 5

27.

Cakupan imunisasi Polio 4

di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kampung Rawa

1 1 1 1 3 7

28.

Cakupan imunisasi Polio 4

di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Johar Baru

1 1 1 1 4 8

29.

Cakupan imunisasi Polio 4

di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Galur

1 1 1 1 1 5

30. Cakupan imunisasi Polio 4 1 1 1 1 5 9

Page 90: LPM Imun Zetto

di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Tanah Tinggi

31.

Cakupan imunisasi Campak

di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kampung Rawa

1 1 1 1 3 7

32.

Cakupan imunisasi Campak

di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Johar Baru

1 1 1 1 4 8

33.

Cakupan imunisasi Campak

di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Galur

1 1 1 1 1 5

34.

Cakupan imunisasi Campak

di Wilayah puskesmas

Kelurahan Tanah Tinggi

1 1 1 1 5 9

2.1.2.4.4 Community and Political Concern

Menunjuk sejauh mana masalah tersebut menjadi concern atau kegusaran masyarakat dan

para politisi. Hal ini dilihat dari kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Dari hasil justifikasi

ditentukan bahwa untuk mengetahui hal tersebut dilihat dari adanya kebijakan pemerintah

terhadap program tersebut dan seberapa seringnya masalah dibahas di berbagai media. Perhatian

tersebut dilakukan dalam rangka mencapai tujuan peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Dianggap kebijakan pemerintah mendapat nilai terbesar bagi parameter ini karena menunjukkan

perhatian yang lebih dari pemerintah akan program tersebut. Score tertinggi didapat jika terdapat

kebijakan pemerintah dan ketiga media yang meliputi media audiovisual, audio, dan visual.

Tabel 2.9 Penentuan Score Community and Political Concern

Nilai Media

3 TV

2 Majalah, Koran

1 Radio

Page 91: LPM Imun Zetto

Tabel 2.10 Penentuan Indikator Tiap Masalah Score Community and Political Concern

No Program dan Kegiatan Radio Majalah, Koran

TV Score

1. Cakupan imunisasi HB0 di Wilayah

Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru

1 2 3 6

2.Cakupan imunisasi BCG di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa

1 2 3 6

3.Cakupan imunisasi BCG di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Johar Baru

1 2 3 6

4.Cakupan imunisasi BCG di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Galur1 2 3 6

5.Cakupan imunisasi BCG di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi

1 2 3 6

6.Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa

1 2 3 6

7. Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Johar Baru

1 2 3 6

8.Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Galur

1 2 3 6

9.Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi

1 2 3 6

10.

Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di

Wilayah Puskesmas Kelurahan

Kampung Rawa

1 2 3 6

11.

Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di

Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar

Baru

1 2 3 6

12.Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di

Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur

1 2 3 6

13. Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di 1 2 3 6

Page 92: LPM Imun Zetto

Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah

Tinggi

14.Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa

1 2 3 6

15.Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Johar Baru

1 2 3 6

16.Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Galur

1 2 3 6

17.Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi1 2 3 6

18.

Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di

Wilayah Puskesmas Kelurahan

Kampung Rawa

1 2 3 6

19.

Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di

Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar

Baru

1 2 3 6

20.Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di

Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur

1 2 3 6

21.Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa

1 2 3 6

22.Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Johar Baru

1 2 3 6

23.Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Galur

1 2 3 6

24.

Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di

Wilayah Puskesmas Kelurahan

Kampung Rawa

1 2 3 6

25.

Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di

Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar

Baru

1 2 3 6

Page 93: LPM Imun Zetto

26.Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di

Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur

1 2 3 6

27.Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa

1 2 3 6

28.Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Johar Baru

1 2 3 6

29.Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Galur

1 2 3 6

30.Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi

1 2 3 6

31.

Cakupan imunisasi Campak di

Wilayah Puskesmas Kelurahan

Kampung Rawa

1 2 3 6

32.

Cakupan imunisasi Campak di

Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar

Baru

1 2 3 6

33.Cakupan imunisasi Campak di

Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur

1 2 3 6

34.

Cakupan imunisasi Campak di

Wilayah puskesmas Kelurahan Tanah

Tinggi

1 2 3 6

Page 94: LPM Imun Zetto

2.1.2.4.5 Affordability

Menunjukkan ada tidaknya dana yang tersedia.

Tabel 2.11 Penentuan Score Affordability

Score Keterangan

1 Jika dana tersedia

2 Jika dana tidak tersedia

Tabel 2.12 Penentuan Indikator Tiap Masalah Score Affordability

No. Program & Kegiatan Dana Tak

Tersedia

Dana

Tersedia

Score

1.Cakupan imunisasi HB0 di Wilayah Puskesmas

se-Kecamatan Johar Baru - 1 1

2.Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kampung Rawa - 1 1

3.Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Johar Baru - 1 1

4.Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Galur - 1 1

5.Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Tanah Tinggi - 1 1

6.Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa - 1 1

7.Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Johar Baru - 1 1

8.Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Galur - 1 1

9.Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi - 1 1

10. Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah

Page 95: LPM Imun Zetto

Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa - 1 1

11.Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Johar Baru - 1 1

12.Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Galur - 1 1

13.Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi - 1 1

14.Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa - 1 1

15.Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Johar Baru - 1 1

16.Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Galur - 1 1

17.Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi - 1 1

18.Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa - 1 1

19.Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Johar Baru - 1 1

20.Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Galur - 1 1

21.Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa - 1 1

22.Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Johar Baru - 1 1

23.Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Galur - 1 1

24.Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa - 1 1

25. Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di Wilayah

Page 96: LPM Imun Zetto

Puskesmas Kelurahan Johar Baru - 1 1

26.Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Galur - 1 1

27.Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa - 1 1

28.Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Johar Baru - 1 1

29.Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Galur

- 1 1

30.Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi - 1 1

31.Cakupan imunisasi Campak di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa - 1 1

32.Cakupan imunisasi Campak di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Johar Baru - 1 1

33.Cakupan imunisasi Campak di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Galur - 1 1

34.Cakupan imunisasi Campak di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi - 1 1

Page 97: LPM Imun Zetto

2.1.2.4.6 Penentuan Masalah Menurut Metode PAHO

Tabel 2.13 Penentuan Masalah Menurut Metode PAHO

Page 98: LPM Imun Zetto

No. Program & Kegiatan M S VC &

PCA HASIL

1.

Cakupan imunisasi HB0

di Wilayah Puskesmas

se-Kecamatan Johar

Baru

5 6 6 6 1 1080

2.

Cakupan imunisasi BCG

di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kampung

Rawa

3 6 7 6 1 756

3.

Cakupan imunisasi BCG

di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Johar Baru

4 6 8 6 1 1152

4.

Cakupan imunisasi BCG

di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Galur

5 8 5 6 1 1200

5.

Cakupan imunisasi BCG

di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Tanah Tinggi

2 4 9 6 1 432

6.

Cakupan imunisasi Polio

1 di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kampung

Rawa

2 2 7 6 1 168

7.

Cakupan imunisasi Polio

1 di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Johar Baru

3 4 8 6 1 576

8.

Cakupan imunisasi Polio

1 di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Galur

4 4 5 6 1 480

9.

Cakupan imunisasi Polio

1 di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Tanah Tinggi

2 2 9 6 1 216

10.

Cakupan imunisasi

DPT/HB 1 di Wilayah

Puskesmas Kelurahan

Kampung Rawa

1 5 7 6 1 210

11.

Cakupan imunisasi

DPT/HB 1 di Wilayah

Puskesmas Kelurahan 4 9 8 6 1 1728

Page 99: LPM Imun Zetto

Berdasarkan perhitungan dengan metode PAHO, dari 34 masalah Program Imunisasi

Dasar secara kumulatif didapatkan 2 nilai terbesar, yaitu :

1. Cakupan imunisasi DPT/HB1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode

Januari – Oktober 2012.

2. Cakupan imunisasi DPT/HB1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru

periode Januari – Oktober 2012.

Kedua permasalahan tersebut dipilih karena merupakan permasalahan dengan score

paling besar dari keseluruhan masalah.

2.2 MenentukanKemungkinan Penyebab Masalah

Setelah dilakukan penetapan prioritas terhadap masalah yang ada, selanjutnya ditentukan

kemungkinan penyebab masalah untuk mendapatkan penyelesaian masalah yang ada terlebih

dahulu. Pada tahap ini dicari apa yang menjadi akar permasalahan dari setiap masalah yang telah

diprioritaskan. Pada tahap ini, digunakan diagram sebab akibat yang disebut juga dengan

diagram tulang ikan (fishbone diagram/Ishikawa). Dengan memanfaatkan pengetahuan dan

dibantu dengan data Puskesmas yang tersedia dapat disusun berbagai penyebab masalah secara

teoritis.

Penyebab masalah dapat timbul dari bagian input maupun proses. Input yaitu sumber daya

atau masukan yang diperlukan oleh suatu sistem. Sumber daya sistem adalah: (Azwar Azrul,

1996).

Man : Sumber daya manusia

Money : Dana

Material : Sarana

Method : Cara

Proses adalah semua kegiatan sistem untuk mengubah input menjadi output. Pada proses,

menurut George R. Terry, terdiri dari :

Planning (perencanaan) :

Sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan organisasi, sampai dengan

menetapkan alternatif kegiatan untuk mencapainya.

Page 100: LPM Imun Zetto

Organizing (pengorganisasian) :

Rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun semua sumber daya (potensi)

yang dimiliki oleh organisasi dan memanfaatkannya secara efisien untuk mencapai

tujuan organisasi.

Actuating (panggerak pelaksanaan):

Proses bimbingan kepada staf agar mereka mampu bekerja secara optimal

menjalankan tugas-tugas pokoknya sesuai dengan keterampilan yang telah dimiliki,

dan dukungan sumber daya yang tersedia.

Controlling (monitoring):

Proses untuk mengamati secara terus-menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan

rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi jika terjadi penyimpangan.

Berikut ini adalah prioritas masalah yang akan ditetapkan penyebab masalah dengan

menggunakan fishbone diagram/Ishikawa:

1. Cakupan imunisasi DPT/HB1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode

Januari – Oktober 2012.

2. Cakupan imunisasi DPT/HB1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru

periode Januari – Oktober 2012.

Page 101: LPM Imun Zetto

Ga

mb

ar

2.1

Fis h

Bo

ne

Ca

ku

pan

im

un

is asi

DPT /H B1 di

Wil

aya h Pus

kes

mas

K

elu

rah

an

Gal ur

per iod e

Jan

uar i –

O

ktob

e r 201 2

Page 102: LPM Imun Zetto

Me

tho d

Mater

ial

Mon

ey

Tida

k be

rjala

nnya

pr

ogra

m

imun

isas

i ses

uai

targ

et

Tida

k ad

anya

dat

a ya

ng v

alid

m

enge

nai

jum

lah

pese

rta

imun

isas

i ba

ru

Ora

ng y

ang

mel

aksa

naka

n tid

ak s

esua

i de

ngan

ko

mpe

tens

iny

a

Man

Kura

ngny

a pe

nget

ahua

n pe

tuga

s pr

ogra

m

Imun

isas

i te

ntan

g ca

ra

penc

atat

an

data

ya

ng

baik

Tida

k ad

anya

at

uran

ba

ku

berk

aita

n de

ngan

pe

ncat

atan

da

n pe

ndat

aan

kegi

atan

pr

ogra

m

Imun

isas

i

Kura

ngny

a pe

ncat

atan

yan

g ak

urat

pa

da

pros

es i

mun

isas

i ol

eh p

etug

as

Adan

ya

kete

rbat

asan

da

na

dari

pem

erin

tah

untu

k m

enca

pai

targ

et

yang

se

suai

da

lam

imun

isas

i

Kura

ngny

a ke

ters

edia

an

tena

ga

kese

hata

n ya

ng

berk

ualit

as

Peng

orga

nisa

sian

pro

gram

im

unis

asi y

ang

diga

bung

kan

deng

an

prog

ram

lain

Prog

ram

im

unis

asi

yang

tid

ak

men

capa

i ta

rget

tuju

an

Tida

k ad

anya

ke

bias

aan

pada

ke

luar

ga

untu

k sa

dar a

kan

imun

isas

i an

ak

Kare

na

bany

ak

peke

rjaan

yan

g tu

mpa

ng ti

ndih

Min

imny

a in

form

asi d

an

penj

elas

an

pela

ksan

aan

prog

ram

im

unis

asi

pada

par

a pe

tuga

s di

la

pang

an

Petu

gas

pere

ncan

aan

hany

a m

enga

cu

pada

pe

renc

anaa

n pr

ogra

m

yang

te

lah

ada

sebe

lum

nya

tanp

a m

elih

at

keny

ataa

n ya

ng

ada

Caku

pan

imun

isas

i D

PT/H

B1 d

i W

ilaya

h Pu

skes

mas

Ke

lura

han

Gal

ur

perio

de

Janu

ari –

O

ktob

er

Tida

k te

rsed

iany

a ru

anga

n ya

ng

men

cuku

pi

untu

k pe

laks

anaa

n im

unis

asi

di

pusk

esm

as

Kare

na

kura

ngny

a co

ntro

l dar

i pi

hak

berw

enan

g

Kura

ngny

a ju

mla

h pe

gaw

ai

Kura

ngny

a pe

latih

an b

agi

petu

gas

Imun

isas

i m

enge

nai

penc

atat

an

data

yan

g ba

ik

Kete

rbat

asa

n la

han

pusk

esm

as

deng

an

jum

lah

pend

uduk

ya

ng b

anya

k

Kare

na

dana

pe

mer

inta

h u

ntuk

ke

seha

tan

tidak

di

foku

skan

un

tuk

imun

isas

i se

penu

hny

a

Kura

ngny

a al

okas

i da

na

untu

k m

emb

erik

an

pela

tihan

ba

gi

pega

wai

Prog

ram

im

unis

asi

bany

ak y

ang

tidak

m

enca

pai

targ

et

Kegi

atan

pr

ogra

m

imun

isas

i di

angg

ap

tidak

m

embu

tuhk

an

dana

yan

g le

bih

besa

r

Kura

ngny

a pe

nget

ahu

an

kelu

arga

Kare

na a

jara

n ke

luar

ga tu

run

tem

urun

un

tuk

tidak

im

unis

asi

Pela

ksan

aan

prog

ram

im

unis

asi

tidak

tera

rah

sesu

ai ta

rget

da

n sa

sara

n

Kura

ngny

a pe

latih

an

prog

ram

Imun

isas

i te

rhad

ap p

etug

as

pusk

esm

as

Page 103: LPM Imun Zetto

Ga

mb

ar

2.1

Fis h

Bon e Ca

ku

pan

im

un

isa

si

DP

T/H B1 di

Wil

aya h

Pu

sk

esm

as

Kel

ura

han

Jo

har

B

ar u

per

iod

e Ja

nu

ar i –

Ok

tob

e r 201 2

Page 104: LPM Imun Zetto

2.3 Menentukan penyebab masalah yang paling dominan

Pada tahap ini adalah menentukan penyebab masalah yang dominan. Dari enam prioritas

masalah yang mungkin dengan menggunakan metode Ishikawa atau lebih dikenal dengan

fishbone (diagram tulang ikan), yang telah dikonfirmasi dengan data menjadi akar penyebab

masalah (yang terdapat pada lingkaran). Dari akar penyebab masalah tersebut, dapat dicari akar

penyebab masalah yang paling dominan.Penyebab masalah yang paling dominan adalah

penyebab masalah yang apabila diselesaikan maka secara otomatis sebagian besar masalah-

M et ho d

Mater

ial

Mon

ey

Plan

ning

Tida

k be

rjala

nnya

pr

ogra

m im

unis

asi

sesu

ai ta

rget

Actua

ting

Tida

k ad

anya

da

ta y

ang

valid

m

enge

nai

jum

lah

pese

rta

imun

isas

i ba

ru

Tida

k je

lasn

ya

pem

bagi

an tu

gas

peng

orga

nisa

sian

pr

ogra

m Im

unis

asi

Man

Contr

ollin

gOrga

nizing

Enviro

nment

Kura

ngny

a pe

nget

ahua

n pe

tuga

s pr

ogra

m

Imun

isas

i te

ntan

g ca

ra

penc

atat

an d

ata

yang

ba

ik

Tida

k ad

anya

atu

ran

baku

be

rkai

tan

deng

an

penc

atat

an

dan

pend

ataa

n ke

giat

an

prog

ram

Im

unis

asi

Kura

ngny

a pe

ncat

atan

yan

g ak

urat

pa

da

pros

es im

unis

asi

oleh

pet

ugas

Adan

ya

kete

rbat

asan

da

na

dari

pem

erin

tah

untu

k m

enca

pai

targ

et

yang

se

suai

da

lam

imun

isas

i

Kura

ngny

a ke

ters

edia

an

tena

ga k

eseh

atan

yan

g te

rlatih

pa

da

prog

ram

im

unis

asi

Peng

orga

nisa

sian

pr

ogra

m im

unis

asi

yang

dig

abun

gkan

de

ngan

pro

gram

lain

Mon

itorin

g pe

laks

anaa

n pr

ogra

m

imun

isas

i yan

g ku

rang

Angg

apan

ba

hwa

imun

isas

i da

pat

men

yeba

bka

n de

mam

pa

da

anak

Eval

uasi

ha

sil

prog

ram

imun

isas

i di

tang

ani

bany

ak

piha

kM

inim

nya

info

rmas

i da

n pe

njel

asan

pe

laks

anaa

n pr

ogra

m

imun

isas

i pa

da p

ara

petu

gas

di

lapa

ngan

Petu

gas

pere

ncan

aan

hany

a m

enga

cu

pada

pe

renc

anaa

n pr

ogra

m y

ang

tela

h ad

a se

belu

mny

a ta

npa

mel

ihat

ke

nyat

aan

yang

ada

Caku

pan

imun

isas

i D

PT/H

B1 d

i W

ilaya

h Pu

skes

mas

Ke

lura

han

Joha

r Bar

u

perio

de

Janu

ari –

O

ktob

er

Tida

k te

rsed

iany

a al

at

peny

impa

nan

vaks

in

(Col

d Bo

x)

yang

cu

kup

sesu

ai

kebu

tuha

n

Adan

ya tu

mpa

ng

tindi

h da

lam

pe

ncat

atan

dat

a

Met

ode

peng

awas

an y

ang

mas

ih b

elum

je

las

Kura

ngny

a pe

latih

an b

agi

petu

gas

Imun

isas

i m

enge

nai

penc

tata

n da

ta y

ang

baik

Kura

ngny

a pa

soka

n al

at d

ari

dina

s ke

ehat

an

sete

mpa

t

Kare

na

dana

pe

mer

inta

h u

ntuk

ke

seha

tan

tidak

di

foku

ska

n un

tuk

imun

isas

i se

penu

hnya

Kura

ngn

ya

alok

asi d

ana

untu

k m

emb

ayar

pe

tug

as

imun

isas

i

Koor

din

asi

dala

m

pros

es

peng

awas

an

mas

ih

belu

m

baik

Kura

ngny

a ko

mun

ika

si

anta

r pe

tuga

s pe

laks

ana

pr

ogra

m

imun

isas

i

Kura

ngny

a pe

ndat

aan

yang

aku

rat

terh

adap

ta

rget

im

unis

asi

Kura

ng

mak

sim

alny

a fu

ngsi

or

gani

sasi

pr

ogra

m

imun

isas

i

Prog

ram

im

unis

asi

dian

ggap

m

emili

ki

caku

pan

prog

ram

ya

ng

sem

pit

Kura

ngn

ya ra

sa

ingi

n ta

hu

mas

yara

kat y

ang

kura

ng

terh

ada

p pr

ogra

m

imun

isa

si

Kegi

atan

pr

ogra

m

imun

isas

i di

angg

ap ti

dak

mem

butu

hkan

da

na

yang

le

bih

besa

r

Kura

ngny

a so

sial

isas

i pe

nyul

uh

Imun

isas

i

Kura

ngny

a pe

nget

ahua

n mas

yara

kat

terh

adap

pr

ogra

m

Imun

isas

i

Pela

ksan

aan

prog

ram

imun

isas

i tid

ak te

rara

h se

suai

targ

et d

an

sasa

ran

Kura

ngny

a pe

latih

an

prog

ram

Imun

isas

i te

rhad

ap p

etug

as

pusk

esm

as

Page 105: LPM Imun Zetto

masalah yang lainnya dapt dipecahkan. Penentuan akar penyebab masalah yang paling dominan

dengan cara diskusi, argumentasi, justifikasi dan pemahaman program yang cukup.

Menggunakan gambar diagram tulang ikan ( fishbone ) untuk mengetahui penyebab yang

paling dominan dalam program imunisasi dasar di wilayah kerja puskesmas Johar Baru

didapatkan akar penyebab masalah sebagai berikut :

Input:

1. Perbandingan tenaga kesehatan dengan jumlah penduduk berbeda jauh.

2. Rencana anggaran melebihi jumlah target sasaran imunisasi.

3. Transportasi yang tersedia tidak memadai.

4. Kurangnya pelatihan nakes dalam evaluiasi program imunisasi.

Proses:

5. Jarangnya mengadakan suatu pertemuan.

6. Petugas imunisasi terlalu sedikit.

7. Pelaksana program sibuk memegang lebih dari satu program.

8. Kurangnya media yang membahas tentang pentingnya imunisasi bagi bayi.

9. Kurangnya koordinasi dalam proses pengawasan program imunisasi.

Dari 9 penyebab yang paling mungkin diperoleh 4 penyebab yang paling dominan

berdasarkan hasil diskusi dan justifikasi sebagai berikut:

a. Jarangnya mengadakan suatu pelatihan mengenai profesionalisme petugas

imunisasi.

b. Kurangnya kesadaran warga untuk mencari informasi tentang imunisasi.

c. Rencana anggaran Dinas Kesehatan harus diseusaikan dengan kebutuhan

warganya.

d. Pelaksanaan program imunisasi yang kurang terstruktur.

BAB III

MENETAPKAN ALTERNATIF CARA PEMECAHAN MASALAH

Setelah menentukan penyebab masalah yang paling dominan, untuk mengurangi atau bahkan

menghilangkan akar penyebab masalah yang paling dominan tersebut maka ditentukan beberapa

alternatif pemecahan masalah. Penetapan alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan

Page 106: LPM Imun Zetto

metode MCUA (Multiple Criteria Utility Assesment ), yaitu dengan memberikan skoring 1 – 3

pada bobot berdasarkan hasil diskusi, argumentasi dan justifikasi kelompok. Parameter

diletakkan pada baris, sedangkan alternatif diletakkan pada kolom. Selanjutnya kepada setiap

masalah diberikan nilai dari kolom kiri ke kanan sehingga hasil yang didapatkan merupakan

perkalian antara bobot kriteria dengan skor dari setiap alternatif masalah dan dijumlahkan tiap

baris menurut setiap kriteria berdasarkan masing – masing alternatif masalah tersebut.

Kriteria dalam penetapan alternatif masalah yang terbaik adalah :

1. Dapat memecahkan masalah dengan sempurna.

Diberi nilai 1 – 3, di mana nilai 3 merupakan masalah yang paling mungkin

diselesaikan dengan sempurna dan nilai 1 adalah masalah yang paling sulit

diselesaikan.

2. Mudah dilaksanakan.

Diberi nilai 1 – 3, di mana nilai 3 merupakan masalah yang paling mudah

dilaksanakan dengan sempurna d an nilai 1 adalah masalah yang paling sulit

dilaksanakan.

3. Murah biayanya.

Diberi nilai 1 – 3, di mana nilai 3 adalah masalah yang paling murah biaya

pelaksanaannya dan nilai 1 adalah masalah yang paling mahal pelaksanaannya.

4. Waktu penerapan sampai masalah terpecahkan tidak lama.

Diberi nilai 1 – 3, di mana nilai 3 adalah masalah yang paling dapat diselesaikan

dengan cepat dan nilai 1 merupakan masalah yang memerlukan waktu paling lama

dalam penyelesaiannya.

Page 107: LPM Imun Zetto

3.1. Cakupan imunisasi DPT/HB1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode

Januari – Oktober 2012

Dari empat akar penyebab masalah yang paling dominan ditetapkan alternatif masalah

sebagai berikut :

1. Kurangnya SDM yang berkualitas.

Alternatif pemecahan masalah: Mengadakan Pelatihan kepada petugas Puskesmas

secara rutin dan terstruktur terutama mengenai imunisasi.

2. Kurangnya kesadaran warga untuk mencari informasi tentang imunisasi.

Alternatif pemecahan masalah: Melakukan penyuluhan pada masyarakat tentang

pentingnya imunisasi pada bayi.

3. Rencana anggaran Dinas Kesehatan harus diseusaikan dengan kebutuhan

warganya.

Alternatif pemecahan masalah: Menyarankan kepada Dinas kesehatan agar

melakukan perancangan anggaran sesuai kebutuhan baik materi ataupun tenaga.

4. Pelaksanaan program imunisasi yang kurang terstruktur.

Alternatif pemecahan masalah: Memperbaiki koordinasi antara pelaksana program.

Tabel 3.1 MCUA Alternatif Pemecahan Masalah Cakupan imunisasi DPT/HB1 di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari-Oktober 2012

No ParameterBobo

tAL – 1 AL – 2 AL - 3 AL – 4

N BN N BN N BN N BN

1 Dapat menyelesaikan dengan sempurna

4 2 8 2 8 2 8 2 8

2 Murah biayanya 3 3 9 3 9 2 6 2 63 Waktu penerapannya sampai

masalah terpecahkan tidak terlalu lama

2 1 2 1 2 1 2 2 4

4 Mudah dilaksanakan 1 1 1 2 2 1 1 2 1

Jumlah 20 21 17 19

Keterangan :

AL – 1 :Mengadakan Pelatihan kepada petugas Puskesmas secara rutin dan terstruktur

terutama mengenai imunisasi.

Page 108: LPM Imun Zetto

AL – 2 : Melakukan penyuluhan pada masyarakat tentang pentingnya imunisasi pada

bayi.

AL – 3 : Menyarankan kepada Dinas kesehatan agar melakukan perancangan anggaran

sesuai kebutuhan.

AL -4 :Memperbaiki koordinasi antara pemilik program.

Dari hasil penetapan alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan metode MCUA,

berdasarkan peringkat didapatkan hasil sebagai berikut:

1. Melakukan penyuluhan pada masyarakat tentang pentingnya imunisasi pada bayi.

2. Mengadakan Pelatihan kepada petugas Puskesmas secara rutin dan terstruktur

terutama mengenai imunisasi.

3. Memperbaiki koordinasi antara pelaksana program.

4. Menyarankan kepada Dinas kesehatan agar melakukan perancangan anggaran sesuai

kebutuhan.

3.2. Cakupan imunisasi DPT/HB1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru

periode Januari-Oktober 2012

Dari empat akar penyebab masalah yang paling dominan ditetapkan alternatif masalah

sebagai berikut :

1. Jarangnya mengadakan suatu pertemuan.Alternatif pemecahan masalah: Menyusun jadwal untuk mengadakan pertemuan rutin.

2. Kurangnya media yang membahas tentang pentingnya imunisasi bagi bayi.Alternatif pemecahan masalah: Melakukan penyuluhan pada masyarakat tentang pentingnya imunisasi pada bayi.

3. Rencana anggaran melebihi jumlah target sasaran imunisasi.Alternatif pemecahan masalah: Menyarankan kepada Dinas kesehatan agar melakukan perancangan anggaran sesuai kebutuhan.

4. Pelaksana program sibuk dengan kegiatan masing-masing.Alternatif pemecahan masalah: Memperbaiki kordinasi antara pelaksana program.

Page 109: LPM Imun Zetto

Tabel 3.2 MCUA Alternatif Pemecahan Masalah Cakupan imunisasi DPT/HB1 di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode Januari-Oktober 2012

.

No

Parameter BobotAL – 1 AL – 2 AL - 3 AL – 4

NBN

NBN

NBN

NBN

1Dapat menyelesaikan dengan sempurna

4 3 12 2 8 1 4 2 8

2 Murah biayanya 3 2 6 1 3 2 6 2 6

3Waktu penerapannya sampai masalah terpecahkan tidak terlalu lama

2 3 6 3 6 2 4 3 6

4 Mudah dilaksanakan 1 3 3 3 3 2 2 2 2

Jumlah 27 33 16 22

Keterangan :

AL – 1 : Menyusun jadwal untuk mengadakan pertemuan rutin.

AL – 2 : Melakukan penyuluhan pada masyarakat tentang pentingnya imunisasi pada

bayi.

AL –3 : Menyarankan kepada Dinas kesehatan agar melakukan perancangan anggaran

sesuai kebutuhan.

AL -4 : Memperbaiki kordinasi antara pelaksana program.

Dari hasil penetapan alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan metode

MCUA, berdasarkan peringkat didapatkan hasil sebagai berikut:

1. Melakukan penyuluhan pada masyarakat tentang pentingnya imunisasi pada bayi.

2. Menyusun jadwal untuk mengadakan pertemuan rutin.

3. Memperbaiki koordinasi antara pelaksana program.

4. Menyarankan kepada Dinas kesehatan agar melakukan perancangan anggaran sesuai

kebutuhan.

Page 110: LPM Imun Zetto

BAB IV

RENCANA DAN PELAKSANAAN PEMECAHAN MASALAH

4.1. Menyusun Rencana Usulan Kegiatan

Setelah ditemukannya alternatif pemecahan masalah maka sampailah pada tahap

penyusunan rencana pemecahan masalah. Dalam tahap ini, diharapkan dapat mengambil

keputusan-keputusan untuk memecahkan akar masalah yang dianggap paling dominan.

Perencanaan adalah upaya menyusun berbagai keputusan yang bersifat pokok yang dipandang

paling penting dan akan dilakukan menurut urutannya guna mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan rencana memecahkan masalah.

4.1.1.Cakupan imunisasi DPT/HB1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode

Januari- Oktober 2012

Agar dapat melaksanakan alternatif pemecahan masalah dari kegiatan meningkatkan angka

Cakupan imunisasi DPT/HB1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari-Oktober

2012yang didapatkan pada Bab III, maka dibuat rencana usulan kegiatan sebagai berikut :

Tabel 4.1. Rencana Usulan Kegiatan Cakupan imunisasi DPT/HB1 di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Galur periode Januari - Oktober 2012

No KEPUTUSANRENCANA

KEGIATANTARGET

VOLUME

KEGIATANBIAYA KETERANGAN

1. Mengadakan

Pelatihan

kepada

petugas

Puskesmas

secara rutin

dan

terstruktur

terutama

Merencanakan

pelatihan rutin

antara anggota

dan

penanggung

jawab program

Untuk

membangun

koordinasi

yang baik

antar anggota

1x/ tahun

Biaya

operasion

al

Rp

150.000,-

Dilakukan pada

bulan Januari pada

minggu pertama

Mengajukan

proposal

penambahan

tenaga

Memperbany

ak kuantitas

SDM

1x/ tahun Biaya

operasion

al

Rp

Dilakukan pada

bulan Januari pada

awal minggu kedua

Page 111: LPM Imun Zetto

mengenai

imunisasi

kesehatan di

Puskesmas

100.000,-

Memberikan

refreshing

ilmu dan

tanggung

jawab akan

program ini

Memperbaiki

kualitas

SDM yang

telah ada1x/ bulan

Biaya

operasion

al

Rp

250.000,-

Dilakukan pada

awal minggu

pertama setiap dua

bulan sekali

2. Melakukan

penyuluhan

pada

masyarakat

tentang

pentingnya

imunisasi pada

bayi

Mengumpulka

n kader dan

memberi

pengarahan

tentang

pentingnya

imunisasi pada

bayi

Menambah

tenaga

relawan

untuk

memberi

wawasan

kepada

masyarakat

akan

pentingnya

imunisasi

pada bayi

1x/bulan

Biaya

rapat

Rp

300.000,-

Dilakukan pada

minggu kedua

setiap awal bulan

Mengajukan

proposal

penambahan

tenaga

kesehatan di

Puskesmas

Mendapatkan

tenaga

kesehatan

sesuai dengan

keahliannya

1x/tahun

Biaya

pembuata

n dan

pengajuan

proposal

Rp

50.000,-

Dilakukan pada

bulan januari awal

minggu ketiga

Memberikan

arahan dan

pelatihan

kepada tenaga

kerja baru

mengenai

tugas dan

Mendapatkan

tenaga kerja

baru yang

kompeten di

bidangnya

1x/tahun Biaya

operasion

al

Rp

200.000,-

Dilakukan pada

bulan desember

awal minggu

pertama

Page 112: LPM Imun Zetto

tanggung

jawabnya

3.

Menyarankan

kepada Dinas

kesehatan agar

melakukan

perancangan

anggaran

sesuai

kebutuhan

Membuat

proposal untuk

rencana

penambahan

tenaga

puskesmas

Mendapat

persetujuan

untuk

menambah

tenaga

puskesmas

1x/tahun

Biaya

pembuata

n

proposal

Rp.

100.000,-

Dilakukan pada

bulan desember

minggu kedua

Mengadakan

rapat

pengadaan

barang yang

sesuai

kebutuhan

Mendapat

persetujuan

untuk

pengadaan

barang yang

sesuai

kebutuhan

1x/tahun

Biaya

rapat

Rp.300.00

0,-

Dilakukan pada

bulan desember

minggu ketiga

4.

Memperbaiki

kordinasi

antara pemilik

program.

Mengadakan

rapat untuk

membahas

rencana

pencatatan

data pasien

Mendapat

persetujuan

untuk

mengadakan

kunjungan

rumah

1x/tahun

Biaya

rapat

Rp.

150.000,-

Dilakukan pada

bulan desember

awal minggu kedua

Membuat

proposal

rencana kerja

dan kunjungan

rumah.

Peningkatan

ketrampilan

kader agar

mampu

melaksanank

an pendataan

yang akurat

1x/tahun Biaya

pembuata

n dan

pengajuan

proposal

Rp.

50.000,-

Dilakukan pada

bulan desember

awal minggu ketiga

Page 113: LPM Imun Zetto

Melaksanakan

pelatihan

pendataan

sasaran bagi

kader

2x/tahun

Biaya

operasion

al

Rp.200.00

0,-

Dilakukan pada

bulan Januari dan

Agustus minggu

pertama (setiap 6

bulan sekali)

TOTAL Rp. 1.850.000,-

Page 114: LPM Imun Zetto

4.1.2.Cakupan imunisasi DPT/HB1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode

Januari – Oktober 2012

Agar dapat melaksanakan alternatif pemecahan masalah dari kegiatan meningkatkan

Cakupan imunisasi DPT/HB1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode Januari –

Oktober 2012 yang didapatkan pada Bab III, maka dibuat rencana usulan kegiatan sebagai

berikut :

Tabel 4.2. Rencana Usulan Kegiatan Cakupan imunisasi DPT/HB1 di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Johar Baru periode Januari – Oktober 2012

No KEPUTUSANRENCANA

KEGIATANTARGET

VOLUME

KEGIATANBIAYA KETERANGAN

1.

Menyusun

jadwal untuk

melakukan

pertemuan

rutin

Merencanakan

pertemuan

rutin antara

anggota dan

penanggung

jawab program

Untuk

membangun

koordinasi

yang baik

antar anggota

1x/ tahun

Biaya

operasion

al

Rp

150.000,-

Dilakukan pada

bulan Januari pada

minggu pertama

Mengajukan

proposal

penambahan

tenaga

kesehatan di

Puskesmas

Memperbany

ak kuantitas

SDM1x/ tahun

Biaya

operasion

al

Rp

100.000,-

Dilakukan pada

bulan Januari pada

awal minggu kedua

Memberikan

refreshing

ilmu dan

tanggung

jawab akan

program ini

Memperbaiki

kualitas

SDM yang

telah ada1x/ 2 bulan

Biaya

operasion

al

Rp

250.000,-

Dilakukan pada

awal minggu

pertama setiap dua

bulan sekali

2. Melakukan

penyuluhan

Mengumpulka

n kader dan

Menambah

tenaga

1x/bulan Biaya

rapat

Dilakukan pada

minggu kedua

Page 115: LPM Imun Zetto

pada

masyarakat

tentang

pentingnya

imunisasi pada

bayi

memberi

pengarahan

tentang

pentingnya

imunisasi pada

bayi

relawan

untuk

memberi

wawasan

kepada

masyarakat

akan

pentingnya

imunisasi

pada bayi

Rp

300.000,-

setiap awal bulan

Mengajukan

proposal

penambahan

tenaga

kesehatan di

Puskesmas

Mendapatkan

tenaga

kesehatan

sesuai dengan

keahliannya

1x/tahun

Biaya

pembuata

n dan

pengajuan

proposal

Rp

50.000,-

Dilakukan pada

bulan januari awal

minggu ketiga

Memberikan

arahan dan

pelatihan

kepada tenaga

kerja baru

mengenai

tugas dan

tanggung

jawabnya

Mendapatkan

tenaga kerja

baru yang

kompeten di

bidangnya1x/tahun

Biaya

operasion

al

Rp

200.000,-

Dilakukan pada

bulan desember

awal minggu

pertama

3. Menyarankan

kepada Dinas

kesehatan agar

melakukan

perancangan

anggaran

sesuai

Membuat

proposal untuk

rencana

penambahan

tenaga

puskesmas

Mendapat

persetujuan

untuk

menambah

tenaga

puskesmas

1x/tahun

Biaya

pembuata

n

proposal

Rp.

100.000,-

Dilakukan pada

bulan desember

minggu kedua

Mengadakan

rapat

Mendapat

persetujuan

1x/tahun Biaya Dilakukan pada

bulan desember

Page 116: LPM Imun Zetto

kebutuhan

pengadaan

barang yang

sesuai

kebutuhan

untuk

pengadaan

barang yang

sesuai

kebutuhan

rapat

Rp.300.00

0,-

minggu ketiga

4.

Memperbaiki

kordinasi

antara pemilik

program.

Mengadakan

rapat untuk

membahas

rencana

pencatatan

data pasien

Mendapat

persetujuan

untuk

mengadakan

kunjungan

rumah

1x/tahun

Biaya

rapat

Rp.

150.000,-

Dilakukan pada

bulan desember

awal minggu kedua

Membuat

proposal

rencana kerja

dan kunjungan

rumah.

Peningkatan

ketrampilan

kader agar

mampu

melaksanank

an pendataan

yang akurat

1x/tahun

Biaya

pembuata

n dan

pengajuan

proposal

Rp.

50.000,-

Dilakukan pada

bulan desember

awal minggu ketiga

Melaksanakan

pelatihan

pendataan

sasaran bagi

kader

2x/tahun

Biaya

operasion

al

Rp.200.00

0,-

Dilakukan pada

bulan Januari dan

Agustus minggu

pertama (setiap 6

bulan sekali)

TOTAL Rp. 1.850.000,-

Ket : * Tidak ada biaya operasional

Page 117: LPM Imun Zetto

4.2. Rencana Pelaksanaan Pemecahan Masalah

Setelah menyusun rencana pemecahan masalah, maka akan dilakukan rencana pelaksanaan

pemecahan masalah yang disusun berdasarkan rencana usulan kegiatan. Perencanaan

pelaksanaan pemecahan masalah disajikan dalam bentuk tabel gan chart berikut ini :

Tabel 4.3 Rencana Pemecahan Masalah Kegiatan Cakupan imunisasi DPT/HB1 di

Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur dan Kelurahan Johar Baru periode Januari -

Oktober 2012

No Kegiatan

Bulan

Desember Januari

1 2 3 4 1 2 3 4

1. Merencanakan pertemuan rutin

antara anggota dan penanggung

jawab program

Dilakukan pada bulan Januari pada awal minggu pertama

2. Mengajukan proposal

penambahan tenaga kesehatan

di Puskesmas

Dilakukan pada bulan Januari pada awal minggu kedua

3. Memberikan refreshing ilmu

dan tanggung jawab akan

program ini

x

4. Mengumpulkan kader dan

memberi pengarahan tentang

pentingnya imunisasi pada bayi

X x

5. Mengajukan proposal

penambahan tenaga kesehatan di

puskesmas

Dilakukan pada bulan Januari pada awal minggu ketiga

6. Memberikan arahan dan

pelatihan kepada tenaga kerja

baru mengenai tugas dan

tanggung jawabnya

X

7. Mengadakan rapat mengenai

promosi puskesmas kepada

masyarakat

x

8. Mengadakan rapat untuk

membahas rencana pencatatan

X

Page 118: LPM Imun Zetto

data pasien

9. Membuat proposal rencana

kerja dan kunjungan rumahx

10. Melaksanakan pelatihan

pendataan sasaran bagi kaderDilakukan pada bulan Januari dan Agustus minggu pertama

Page 119: LPM Imun Zetto

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Hanya 1 program kesehatan dasar Puskesmas Kecamatan Johar Baru yang dievaluasi, yaitu

program imunisasi dasar. Setelah dicermati, didapatkan 34 permasalahan yang teridentifikasi dan

akhirnya ditetapkan dua prioritas masalah selama bulan Januari s/d Oktober tahun 2012. Kedua

prioritas masalah tersebut antara lain :

1. Cakupan imunisasi DPT/HB1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode

Januari – Oktober 2012.

2. Cakupan imunisasi DPT/HB1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru

periode Januari – Oktober 2012.

Setelah mencari kemungkinan penyebab masalah dengan diagram sebab akibat dari

Ishikawa atau fishbone didapatkan akar-akar masalah dari setiap program di atas, seperti yang

telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Setelah ditemukan akar-akar masalah setiap program

dilakukan diskusi dan justifikasi, didapatkan akar penyebab masalah yang dominan serta

alternatif cara pemecahan masalah, yaitu :

5.1.1.Akar penyebab masalah dominan dari Cakupan imunisasi DPT/HB1 di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari – Oktober 2012

Empat akar penyebab masalah yang paling dominan tersebut adalah:

1. Kurangnya SDM yang berkualitas.

2. Kurangnya kesadaran warga untuk mencari informasi tentang imunisasi.

3. Rencana anggaran Dinas Kesehatan harus diseusaikan dengan kebutuhan warganya.

4. Pelaksanaan program imunisasi yang kurang terstruktur.

Page 120: LPM Imun Zetto

5.1.2.Akar penyebab masalah dominan dari Cakupan imunisasi DPT/HB1 di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode Januari – Oktober 2012

Empat akar penyebab masalah yang paling dominan tersebut adalah:

1. Jarangnya mengadakan suatu pertemuan.

2. Kurangnya media yang membahas tentang pentingnya imunisasi bagi bayi.

3. Rencana anggaran melebihi jumlah target sasaran imunisasi.

4. Pelaksana program sibuk dengan kegiatan masing-masing.

5.2. Saran

Berdasarkan permasalahan program kesehatan dasar tersebut ada beberapa hal yang

disarankan atau direkomendasikan kepada Kepala Puskesmas Kecamatan Johar Baru sebagai

berikut :

5.2.1.Alternatif penyebab masalah dominan dan Alternatif Pemecahan MasalahCakupan

imunisasi DPT/HB1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari –

Oktober

Empat akar penyebab masalah yang paling dominan tersebut adalah:

1. Kurangnya SDM yang berkualitas.

2. Kurangnya kesadaran warga untuk mencari informasi tentang imunisasi.

3. Rencana anggaran Dinas Kesehatan harus diseusaikan dengan kebutuhan warganya.

4. Pelaksanaan program imunisasi yang kurang terstruktur.

Sehingga alternatif pemecahan masalah yang akan dilakukan adalah :

1. Mengadakan Pelatihan kepada petugas Puskesmas secara rutin dan terstruktur

terutama mengenai imunisasi.

2. Melakukan penyuluhan pada masyarakat tentang pentingnya imunisasi pada bayi.

3. Menyarankan kepada Dinas kesehatan agar melakukan perancangan anggaran sesuai

kebutuhan baik materi ataupun tenaga.

Page 121: LPM Imun Zetto

4. Memperbaiki koordinasi antara pelaksana program

Page 122: LPM Imun Zetto

5.2.2.Alternatif penyebab masalah dominan danAlternatif Pemecahan Masalah Cakupan

imunisasi DPT/HB1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode Januari –

Oktober 2012

Empat akar penyebab masalah yang paling dominan tersebut adalah:

1. Jarangnya mengadakan suatu pertemuan.

2. Kurangnya media yang membahas tentang pentingnya imunisasi bagi bayi.

3. Rencana anggaran melebihi jumlah target sasaran imunisasi.

4. Pelaksana program sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Sehingga alternatif pemecahan masalah yang akan dilakukan adalah :

1) Menyusun jadwal untuk mengadakan pertemuan rutin.

2) Melakukan penyuluhan pada masyarakat tentang pentingnya imunisasi pada bayi.

3) Menyarankan kepada Dinas kesehatan agar melakukan perancangan anggaran sesuai kebutuhan.

4) Memperbaiki kordinasi antara pelaksana program.

Page 123: LPM Imun Zetto

DAFTAR PUSTAKA

1. Azwir,A. Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi 3. Jakarta : Binarupa Aksara;1996.

2. Laporan Bulanan Imunisasi. Kecamatan Johar Baru bulan Januari s/d Oktober 2012. Jakarta

: Puskesmas Kecamatan Johar Baru; 2012.

3. Profil Puskesmas Kecamatan Johar Baru tahun 2011. Jakarta : Puskesmas Kecamatan Johar

Baru; 2011.

4. Trihono, Arrimes. Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat. Jakarta: Sagung Seto; 2005.