LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN (LPJ) ORIENTASI ROCK CLIMBING ANGGOTA MUDA PAITUA-Mapala Teknik Unand LOKASI KEGIATAN: Jorong Limpato, Nagari Tarantang, Kecamatan Harau Kabupaten 50 Kota, Sumatera Barat WAKTU PELAKSANAAN: Tanggal 28 – 30 September 2012 Oleh Anggota Muda Paitua MAPALA TEKNIK UNAND PAITUA MAPALA TEKNIK UNAND PADANG 2012
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN (LPJ)
ORIENTASI ROCK CLIMBING
ANGGOTA MUDA PAITUA-Mapala Teknik Unand
LOKASI KEGIATAN:
Jorong Limpato, Nagari Tarantang, Kecamatan Harau
Kabupaten 50 Kota, Sumatera Barat
WAKTU PELAKSANAAN:
Tanggal 28 – 30 September 2012
Oleh
Anggota Muda
Paitua MAPALA TEKNIK UNAND
PAITUA MAPALA TEKNIK UNAND
PADANG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mengingat tebing selain sebagai Sumber Daya Alam ciptaan Tuhan Yang
Maha Kuasa, yang memiliki berbagai fungsi dan nilai tambah, tebing juga sebagai
tempat sarana pendidikan dan petualangan kepecintaalaman. Bagi kami anggota
muda Paitua Mapala Teknik Unand, tebing merupakan sarana berkegiatan untuk
memenuhi salah satu beban orientasi untuk menjadi anggota biasa Paitua Mapala
Teknik Unand.
Panjat tebing dapat mengungkapkan potensi kepecintaalaman terhadap
tebing. Para pemanjat tebing (climber) harus sadar, bahwa bentukan alam pada tebing
dibentuk dalam waktu ribuan tahun. Setiap usaha merusak tebing dengan disengaja
ataupun tidak, tanpa tujuan yang jelas dan ilmiah selektif, akan mendatangkan
kerugian.
Jorong Limpato,Nagari Tarantang, Kecamatan Haru, Kabupaten 50 Kota,
Sumatera Barat, merupakan tempat yang memiliki potensi kawasan wisata alam yang
menarik untuk dikunjungi bagi wisatawan pada umumnya dan bagi khususnya bagi
pemanjat tebing pada khususnya. Selain tempatnya yang terletak dalam kawasan
Harau yang pemandangan alam sangat menarik, juga memiliki sangat banyak jalur
untuk pemanjat yang terdapat di tepi jalan dan tidak jauh dari pemukimam penduduk.
Hal ini lah yang membuat kami, Anggota Muda Paitua Mapala Teknik Unand
melakukan kegiatan “Orientasi Rock climbing Anggota Muda paitua Mapala Teknik
Unand” dan memilih Harau sebagai tujuan tempat Orientasi dan meningkatkan
kemampuan rock climbing Anggota Muda paitua mapala Teknik Unand, sekaligus
sebagai sarana memperkenalkan paitua mapala teknik unand kepada masyarakat.
Kegiatan ini juga dapat menambah membina kekeluargaan sesama anggota muda, dan
anggota muda dengan anggota biasa Paitua Mapala Teknik Unand.
1.2 Tujuan Kegiatan
1. Meningkatkan keimanan dan ketakwaaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Mempelajari dan mengaplikasikan ilmu panjat tebing
3. Membina kekeluargaan sesama AM dan anggota biasa Paitua Mapala Teknik
Unand
4. Melatih manajemen organisasi
5. Memperkenalkan Paitua Mapala Teknik Unand kepada masyarakat
6. Memenuhi salah satu syarat dalam menjalani orientasi AM Paitua Mapala
Teknik Unand
1.3 Target
1. Bisa mengaplikasikan Artificial
2. Mampu menjadi Leader
3. Mampu menjadi Belay
4. Mampu melakukan Clean Down
5. Mampu melakukan Clean Pursik
1.4 Manfaat Kegiatan
1. Mensyukuri ciptaan Tuhan
2. Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam panjat tebing
3. Menambah pengalaman berorganisasi
4. Menjalin kekeluargaan antara sesama AM dan AB
5. Mengetahui secara langsung jalur-jalur yang ada di Harau secara langsung.
6. Ajang untuk Refreshing.
BAB II
DATA KEGIATAN
2.1 Umum
Nama Kegiatan : Orientasi Rock climbing Anggota Muda Paitua
Mapala Teknik Unanad
Tema Kegiatan : Aplikasi setitik ilmu untuk pengembangan diri
Lokasi Kegiatan : Jorong Limpato, Nagari Tarantang, Kecamatan Harau,
Kabupaten 50 kota, Sumatera Barat
Hari/Tanggal Pelaksanaan : 28 – 30 September 2012
Pelaksana : Dikky Andika AM-002-P
Eko Firmanto AM-003-P
Fadli Rizki AM-005-P
Fajri Mardhatillah AM-006-P
M. Arifin AM-009-P
Yuliana Febriani AM-017-P
Susunan Kepanitiaan : Lampiran 1
Total Biaya Masuk : Rp 1.390.000,00
Total Biaya Keluar : Rp 1.305.900,00
Dokumentasi : Lampiran 3
Rekomendasi (perizinan) :
2.2.1 Surat jalan dari paitua Mapala Teknik Unand
2.2.2 Surat izin masuk kawasan konservasi (SIMAKSI) dari BKSDA
2.2.3 Surat izin berkegiatan dari Wali Jorong
2.2 Khusus
2.2.1 Lokasi camp :
a. Bertempat di pasanggrahan Buk Atik
Pasangrahan buk Atik terletak di tepi jalan. D belakang sebuah rumah
yang berjarak kira-kira 100 m dari persimpangan.
2.2.2 Sumber air :
a. Sungai
Sungai terletak di belakang pasangrahan buk Atik yang jarak’na kira-kira
20 meter.
b. Keran air warga berjarak (+/-)5 meter.
Kran ini terletak di belakang rumah penduduk. Pemiliknya adalah
tetangga buk Atik. Kran ini biasa di pakai untuk berwudhu’ oleh
penduduk setempat.
BAB III
TEORI DASAR
3.1 Sejarah Panjat Tebing
3.1.1 Sejarah Panjat Tebing Dunia
- 1910 Kegiatan panjat tebing mulai dikenal pertama kali di kawasan Eropa,
tepatnya di pegunungan Alpen, sebelum PD I di Austria., Teknik pemanjatan tebing
dengan menggunakan tali baru dikenal pada tahun 1920. Tahun 1930 adalah tahun
keemasan pemanjatan di kawasan Alpen. Mulai daritebing kecil, menengah hingga
puncak -puncak tertinggi. Klimaksnya pada saat PD II meletus. PD menyebabkan
frekuensi pemanjatan menurun, akan tetapi setelah PD berakhir membawa pengaruh
pesat pada penciptaan dan pengadaan peralatan panjat tebing yang semakin mudah
didapatkan.
- 1970 Panjat Tebing , ketika para pemanjat Amerika mengembangkan teknik-
teknik baru di kawasan Yosemite. Teknik-teknik ini sampai saat ini masih digunakan
dalam pemanjatan tebing-tebing besar. Rata – rata yang mendomisili pengembangan
dunia olahraga ini adalah pemanjat Amerika dan Inggris yang kemudian
menggunakan sistem dan teknik yang sama, yang sebelumnya terkotak kotak menurut
negaranya masing masing. Selain itu juga turut berperan dalam pengembangan
kegiatan ini adalah negara Perancis yang menawarkan teknik pemanjatan yang
mengarah pada olahraga murni.
- 1980 Perkembangan panjat tebing semakin meluas mulai dari Eropa,
Amerika hingga Asia. Sehingga membuatnya terlepas dari induknya (mendaki
gunung) dan membentuk wujudnya sendiri yaitu olah raga panjat tebing.
3.1.2 Sejarah Panjat Tebing Indonesia
- 1960 Di Indonesia panjat tebing dikenal sejak tahun 60`an dimana berdiri
beberapa perkumpulan/kelompok Pecinta Alam Universitas Indonesia dan Wanadri
yang mempunyai akar kegiatan mendaki gunung.
- 1975 Kegiatan panjat tebing secara utuh dan tersendiri . Waktu itu beberapa
orang yang sekarang dikenal sebagai tonggak kebangkitanPanjat Tebing Indonesia
antara lain Harry Suliztiarto, Agus Resmonohadi, Heri Hermanu dan Deddy Hikmat
mulai latihan di tebing Citatah, Jawa Barat.
- 1988 Kantor Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga bekerjasama dengan
Pusat Kebudayaan Perancis (CCF) mengundang 3pemanjat profesional Perancis
yaitu; Patrick Bernhault, Jean Baptise Tribout dan Corrine Lebrune serta seorang
instruktur Teknis Panjat Tebing Jean Harau yang kemudian memunculkan inspirasi
untuk mendirikan FGTI
- 1989 Federasi Panjat Tebing Gunung Indonesia (FPTGI) dan melalui ikrar
yang dikeluarkan oleh sekitar40`an orang dari perkumpulan PA yang ada di Jakarta,
Bandung, Padang, Medan, Semarang, Yogyakarta, Surabaya dan Ujung Pandang di
Tugu Monas tanggal 21 April 1988.
- 1992 FPTGI kemudian berubah nama hanya menjadi Federasi Panjat Tebing
Indonesia (FPTI) dan FPTI diakui menjadi anggota Union Internationale des
Assosiations d`Alpinisme (UIAA) yang mewadahi organisasi panjat tebing dan
gunung internasional. UIIA merupakan organisasi olahraga dunia yangbertaggung
jawab pada semua kegiatan olahraga dunia termasuk Olimpiade.
- 1994 secara resmi FPTI diakui sebagai induk olahraga panjat tebing oleh
KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia)
- 1996 Sejak itu Olahraga Panjat Tebing diikutkan dalam PON
3.2 Jenis-Jenis Pendakian Dan Pemanjatan
Panjat tebing atau climbing merupakan bagian dari mountainnering.
Mountainnering merupakan kata lain dari olahraga mendaki. Mountainnering
mempunyai arti yang begitu luas sehingga tidak bisa bagi kita untuk
mendefenisikannya sebagai panjat tebing saja atau dengan artian lainnya.
Menurut bentuk dan jenis medan yang dihadapi mountainnering dapat dibagi :
1. Hill walking atau feel walking
Perjalanan mendaki bukit yang relative landai dimana jalur sudah ada dan
belum memerlukan peralatan teknis pendakian.
2. Scrambling
Pendakian pada tebing-tebing yang tidak begitu curam.
3. Mountainnering
Pendakian dengan sedikit alat bantu..
4. Climbing
Dikenal sebagai suatu perjalanan pendek yang tidak memakan waktu
lama, terbagi atas :
a. Rock Climbing
Pemanjatan pada tebing-tebing batu atau dinding karang. Jenis
pendakian ini umumnya ada di daerah tropis.
b. Snow and Ice Climbing
Pemanjatan pada es dan salju. Pada pendakian ini, peralatan-peralatan
khusus sangat diperlukan, seperti ice axe, ice screw, crampton dan
lain-lain.
c. Wall climbing
Pemanjatan pada dinding yang dibuat menyerupai tebing.
Climbing terbagi lima macam yaitu:
a. Bouldering
Pemanjatan tanpa menggunakan alat khusus dengan ketinggian
maksimal 5 meter. Pemanjatan ini dilakukan sebagai pemanasan untuk
pemanjatan yang lebih tinggi.
b. Aid climbing/Artifical Climbing (Direct Aid Climbing)
Pemanjatan tebing ini dilakukan dengan alat yang selengkap-
lengkapnya. Suatu keadaan tertentu dimana tebing tidak ada hold
(tonjolan batu) tetapi hanya ada rekahan kecil yang tidak padat
digunakan untuk pijakan atau pegangan, maka pendakian akan
menggunakan alat berupa piton, friend, chock serta etrier dalam
menampah ketinggian.
Dalam hal ini etries menjadi alat yang sangat fital sebagai pijakat.
Dengan cara menempatkan etrier pada chock/friend/piton yang
terpasang pada rekahan. Pendaki memasang lebih keatas lagi
chock/friend/piton, kemudian artier dipindahkan pada
chock/friend/piton yang terpasang tersebut. Demikian seterusnya
berulang – ulang sehingga pendaki mencapai ketinggian yang
diinginkan.
c. Bigwall Climbing (Indirect Aid Climbing)
Pemanjatan dengan menggunakan alat atau tidak, dengan maksimal
ketinggian 5 meter.
d. Free Climbing
Pemanjatan dengan menggunakan alat pengaman seadanya.
e. Free Soloing
Pemanjatan ini dilakukan tanpa pengaman sama sekali pada tebing-
tebing yang tinggi sehingga pemanjatan ini memerlukan pengetahuan
tentang climbing lebih jauh.
3.3 Sistem Pemanjatan
1. Alpine System / Alpine Push / Siege Tactic. Dalam alpine push , pemanjat
selalu ada di tebing dan tidur di tebing. Jadi segala peralatan dan
perlengkapan serta kebutuhan untuk pemanjatan dibawa ke atas. Pemanjat
tidak perlu turun sebelum pemanjatan berakhir. Pendakian ini baru
dianggap berhasil apabila semua pendaki telah mencapai puncak.
2. Himalayan System / Himalayan Tactic. Sistem pendakian yang biasanya
dengan rute yang panjang sehingga untuk mencapai sasaran (puncak)
diperlukan waktu yang lama. Pemanjatan big wall yang dilakukan sampai
sore hari, setelah itu pemanjat boleh turun ke base camp untuk istirahat
dan pemanjatan dilanjutkan keesokan harinya. Sebagian alat masih
menempel di tebing untuk memudahkan pemanjatan selanjutnya.
Pendakian tipe ini biasanya terdiri atas beberapa kelompok dan tempat-
tempat peristirahat. Sehingga dengan berhasilnya satu orang dari seluruh
tim, berarti pendakian ini sudah berhasil untuk seluruh tim.
a. Traditional / Trad / Adventure Climbing adalah suatu pemanjatan yang
lebih menekankan pada faktor petualangan. Pada Trad Climbing ,
dinding tebing bersih dari bolts dan hangers, tidak ada pengaman
buatan yang dipasang pada dinding. Biasanya dilakukan oleh dua
orang. Climber harus membawa alat pengaman sendiri dan
memasangnya pada saat memanjat. Ketika tali sudah hampir habis
Leader membuat stasiun belay untuk membelay Climber kedua.
Climber yang sebelumnya membelay pemanjat pertama mulai
memanjat tebing dan membersihkan (mengambil kembali) alat
pengaman yang dipasang di dinding tebing oleh pemanjat pertama.
3.4 Peralatan Panjat Tebing
1. Tali
Fungsi utama tali adalah untuk melindungi pendaki dari kemungkinan jatuh
sampai menyentuh tanah (
Tebing adalah :
a. Tali serat alam
Jenis tali ini sudah jarang digunakan. Kekuatan tali ini sangat rendah dan
mulai terburai. Tidak memiliki kelenturan, sehingga membahayakan pendaki.
b. Hawser Laid
Tali sintesis, plastic, yang dijalin seperti tali serat alam. Masih sering
digunakan terutama untuk berlatih turun tebing. Tali ini relative lebih kuat
disbanding tali serat alam dan tidak berserabut. Kelemahannya adalah kuarang
tahan terhadap zat kimia, sulit dibuat simpul dan mempunyai kelenturan rendah
serta berat.
Fungsi utama tali adalah untuk melindungi pendaki dari kemungkinan jatuh
sampai menyentuh tanah (freefall). Berbagai jenis tali yang digunakan dalam Panjat
ini sudah jarang digunakan. Kekuatan tali ini sangat rendah dan
mulai terburai. Tidak memiliki kelenturan, sehingga membahayakan pendaki.
Gambar 1: Tali serat alam
Tali sintesis, plastic, yang dijalin seperti tali serat alam. Masih sering
digunakan terutama untuk berlatih turun tebing. Tali ini relative lebih kuat
disbanding tali serat alam dan tidak berserabut. Kelemahannya adalah kuarang
tahan terhadap zat kimia, sulit dibuat simpul dan mempunyai kelenturan rendah
Fungsi utama tali adalah untuk melindungi pendaki dari kemungkinan jatuh
). Berbagai jenis tali yang digunakan dalam Panjat
ini sudah jarang digunakan. Kekuatan tali ini sangat rendah dan
mulai terburai. Tidak memiliki kelenturan, sehingga membahayakan pendaki.
Tali sintesis, plastic, yang dijalin seperti tali serat alam. Masih sering
digunakan terutama untuk berlatih turun tebing. Tali ini relative lebih kuat
disbanding tali serat alam dan tidak berserabut. Kelemahannya adalah kuarang
tahan terhadap zat kimia, sulit dibuat simpul dan mempunyai kelenturan rendah
c. Core dan Sheat Rope
Tali yang paling banyak digunakan saat ini, terdiri dari lapisan luar dan
dalam. Yang terkenal adalah buatan Edelrid, Beal dan Mammut. Ukuran tali yang
umum dipakai bergaris tengah 11mm
mudah, snow climbing
mm atau 7 mm. Tali ini memiliki sifat
Tidak tahan terhadap gesekan dengan tebing, terutama tebing laut (
dipakai untuk menurunkan barang, seba
dengan tali diberi alas (
Peka (tidak tahan) dengan zat kimia.
Tidak tahan terhadap panas. Bila tali telah dicuci sebaiknya dijemur di tempat
teduh.
Memilki kelenturan yang
jatuh, misalnya).
Gambar 2: Hawser Laid
Rope (Kernmantel Rope)
Tali yang paling banyak digunakan saat ini, terdiri dari lapisan luar dan
dalam. Yang terkenal adalah buatan Edelrid, Beal dan Mammut. Ukuran tali yang
umum dipakai bergaris tengah 11mm, panjang 50 m untuk pendakian yang
snow climbing, atau untuk menaikkan barang dipakai yang berdiameter 9
mm atau 7 mm. Tali ini memiliki sifat-sifat :
Tidak tahan terhadap gesekan dengan tebing, terutama tebing laut (
dipakai untuk menurunkan barang, sebaiknya bagian tebing yang bdergesekan
dengan tali diberi alas (padding). Tabu untuk mengunjak tali jenis ini.
Peka (tidak tahan) dengan zat kimia.
Tidak tahan terhadap panas. Bila tali telah dicuci sebaiknya dijemur di tempat
Memilki kelenturan yang baik bila mendapat beban kejut (karena pendaki
jatuh, misalnya).
Tali yang paling banyak digunakan saat ini, terdiri dari lapisan luar dan
dalam. Yang terkenal adalah buatan Edelrid, Beal dan Mammut. Ukuran tali yang
k pendakian yang
, atau untuk menaikkan barang dipakai yang berdiameter 9
Tidak tahan terhadap gesekan dengan tebing, terutama tebing laut (cliff). Bila
iknya bagian tebing yang bdergesekan
). Tabu untuk mengunjak tali jenis ini.
Tidak tahan terhadap panas. Bila tali telah dicuci sebaiknya dijemur di tempat
baik bila mendapat beban kejut (karena pendaki
Pada umumnya tali
simpul. Sebagai contoh, simpul delapan (
tali sampai 10%.
Karena sifat tali yang demikian, maka dibutuhkan perawatan dan perlakuan
yang baik dan benar. Cara menggulung tali juga perlu diperhatikan agar tidak kusut,
sehingga tidak mudah rusak dan
cara menggulung tali, antara lain :
- Mountainnering coil
- Skein coil
- Royal robin style
2. Webbing (tali pita) dan
Seringkali kita menyebut
memilikibentuk seperti pita dan ada dua macam. Pertama lebar 25 mm dan berbentuk
tubular, sering digunakan untuk:
Harness (tali tubuh),
Alat bantu peralatan lain, sebagai runners (titik pengaman), ta
atau untuk membawa per
Gambar 3: Tali karnmantel
Pada umumnya tali-tali tersebut akan berkurang kekuatannya bila dibuat
simpul. Sebagai contoh, simpul delapan (figure of eight) akan mengurangi kekuatan
Karena sifat tali yang demikian, maka dibutuhkan perawatan dan perlakuan
yang baik dan benar. Cara menggulung tali juga perlu diperhatikan agar tidak kusut,
sehingga tidak mudah rusak dan mudah dibuka bila akan digunakan. Ada beberapa
gulung tali, antara lain :
Mountainnering coil
Royal robin style
(tali pita) dan Sling
Seringkali kita menyebut webbing sebagai sling atau sebaliknya. Webing
memilikibentuk seperti pita dan ada dua macam. Pertama lebar 25 mm dan berbentuk
ubular, sering digunakan untuk:
(tali tubuh), swami belt, chest harness, atau
Alat bantu peralatan lain, sebagai runners (titik pengaman), ta
atau untuk membawa peralatan.
tali tersebut akan berkurang kekuatannya bila dibuat
) akan mengurangi kekuatan
Karena sifat tali yang demikian, maka dibutuhkan perawatan dan perlakuan
yang baik dan benar. Cara menggulung tali juga perlu diperhatikan agar tidak kusut,
mudah dibuka bila akan digunakan. Ada beberapa
atau sebaliknya. Webing
memilikibentuk seperti pita dan ada dua macam. Pertama lebar 25 mm dan berbentuk
Alat bantu peralatan lain, sebagai runners (titik pengaman), tangga (etrier)
Webbing yang lain memiliki lebar 50 mm dan berbentuk pipih, yang biasanya
digunakan untuk macam
sebagai flat rope adalah produk sampingan
3. Carabiners (snpring, snapling
Secara prinsip, carabiner digunakan untuk menghubungkan tali dengan
runners (titik pengaman), sehingga carabiner dibuat kuat untuk menahan bobot
pendaki yang terjatuh.
Persyaratan yang harus
mengharuskan carabiner dapat menahan bobot 1200 kilogram force (kp) atau sekitar
2700 pounds. Sedangkan beban maksimum yang diperbolehkan adalah sekitar 5000
pounds.
Carabiner yang terbuat dari campuran
dan cukup kuat, terutama yang berbentuk D. Carabiner yang terbuat dari baja
mempunyai kekuatansangat tinggi sampai 10.000 pounds tetapi relative berat bila
dibawa dalam jumlah banyak untuk suatu pendakian.
Gambar 4: Webbing
Webbing yang lain memiliki lebar 50 mm dan berbentuk pipih, yang biasanya
digunakan untuk macam-macam body slings. Webbing yang sering disebut juga
sebagai flat rope adalah produk sampingan perang dunia II.
snpring, snapling, cincin kait)
Secara prinsip, carabiner digunakan untuk menghubungkan tali dengan
runners (titik pengaman), sehingga carabiner dibuat kuat untuk menahan bobot
Persyaratan yang harus dibuat oleh assosiasi pembuat peralatan panjat tebing
mengharuskan carabiner dapat menahan bobot 1200 kilogram force (kp) atau sekitar
2700 pounds. Sedangkan beban maksimum yang diperbolehkan adalah sekitar 5000
Carabiner yang terbuat dari campuran alumunium (Alloy)ini sangat ringan
dan cukup kuat, terutama yang berbentuk D. Carabiner yang terbuat dari baja
mempunyai kekuatansangat tinggi sampai 10.000 pounds tetapi relative berat bila
dibawa dalam jumlah banyak untuk suatu pendakian.
Webbing yang lain memiliki lebar 50 mm dan berbentuk pipih, yang biasanya
. Webbing yang sering disebut juga
Secara prinsip, carabiner digunakan untuk menghubungkan tali dengan
runners (titik pengaman), sehingga carabiner dibuat kuat untuk menahan bobot
dibuat oleh assosiasi pembuat peralatan panjat tebing
mengharuskan carabiner dapat menahan bobot 1200 kilogram force (kp) atau sekitar
2700 pounds. Sedangkan beban maksimum yang diperbolehkan adalah sekitar 5000
alumunium (Alloy)ini sangat ringan
dan cukup kuat, terutama yang berbentuk D. Carabiner yang terbuat dari baja
mempunyai kekuatansangat tinggi sampai 10.000 pounds tetapi relative berat bila
Bagian-bagian carabiner:
Berikut adalah table daftar carabiners, pabrik pembuat dan kekuatan menahan
bobot.
Jika dilihat dari bentuknya, carabiner bisa dibedakan menjadi:
bagian carabiner:
Gambar 5: bagian-bagian carabiner
Berikut adalah table daftar carabiners, pabrik pembuat dan kekuatan menahan
Tabel 1: Kekuatan Carabiner
Jika dilihat dari bentuknya, carabiner bisa dibedakan menjadi:
Berikut adalah table daftar carabiners, pabrik pembuat dan kekuatan menahan
a. Carabiner Oval
Oval adalah bentuk asli dari carabiner, serba guna walaupun tidak
sekuat carabiner bentuk lain. Carabiner oval meiliki lekukan bagian atas dan
lekukan bagian bawah yang sama, sehingga beban yang diberikan pada
carabiner ini akan terpusat pada bagian tengah
juga akan terbatas pada bagian lekukan ini
b. Carabiner ‘D’
Carabiner berbentuk D dirancang untuk menggeser beban yang
diberikan kepada carabiner kea rah spine frame
jauh dari gerbang carabiner. Untuk carabiner, sisi ini merupakan bagian
terkuat untuk menahan beban dan sisi yang terdapat gerbang (
merupakan bagian terlemah. Carabiner D, lebih kuat jika dibandingkan
carabiner jenis oval dengan bahan dan ukuran
Oval adalah bentuk asli dari carabiner, serba guna walaupun tidak
sekuat carabiner bentuk lain. Carabiner oval meiliki lekukan bagian atas dan
lekukan bagian bawah yang sama, sehingga beban yang diberikan pada
carabiner ini akan terpusat pada bagian tengah carabiner dan pergeseran beban
juga akan terbatas pada bagian lekukan ini
Gambar 6: Carabiner oval
Carabiner berbentuk D dirancang untuk menggeser beban yang
diberikan kepada carabiner kea rah spine frame, sisi carabiner yang lurus dan
jauh dari gerbang carabiner. Untuk carabiner, sisi ini merupakan bagian
terkuat untuk menahan beban dan sisi yang terdapat gerbang (
merupakan bagian terlemah. Carabiner D, lebih kuat jika dibandingkan
carabiner jenis oval dengan bahan dan ukuran yang sama.
Gambar 7: Carabiner D
Oval adalah bentuk asli dari carabiner, serba guna walaupun tidak
sekuat carabiner bentuk lain. Carabiner oval meiliki lekukan bagian atas dan
lekukan bagian bawah yang sama, sehingga beban yang diberikan pada
carabiner dan pergeseran beban
Carabiner berbentuk D dirancang untuk menggeser beban yang
, sisi carabiner yang lurus dan
jauh dari gerbang carabiner. Untuk carabiner, sisi ini merupakan bagian
terkuat untuk menahan beban dan sisi yang terdapat gerbang (gate)
merupakan bagian terlemah. Carabiner D, lebih kuat jika dibandingkan
c. Carabiner Asymmetrical ‘D’
Prinsip kerjanya sama dengan carabiner D, tetapi carabiner ini
memiliki bentuk salah satu ujung yang lebih kecil dibandingkan ujung yang
lainnya untuk mengurangi berat dari carabiner itu sendiri
biasanya memiliki gerbang yang lebih besar dibandingkan dengan carabiner
biasa jenis D biasa sehingga lebih mudah untuk meng
d. Carabiner Pear
Carabiner pear biasanya digunakan untuk belay,
srew gate supaya lebih aman. Carabiner ini memiliki salah satu ujung yang
sangat sempit dan ujung yang lain sangat luas. Tujuannya, untuk ujung yang
kecil adalah bagian yang akan dikaitkan ke harness belay dan bagian yang
luas adalah bagian yang akan berhubungan dengan tali pemanjat. Bagian luas
ini memberikan keleluasan pada tali yang terhubungdengan pemanjat,
sehingga memudahkan pasa saat mengulur tali.
Carabiner Asymmetrical ‘D’
Prinsip kerjanya sama dengan carabiner D, tetapi carabiner ini
memiliki bentuk salah satu ujung yang lebih kecil dibandingkan ujung yang
lainnya untuk mengurangi berat dari carabiner itu sendiri. Carabiner jenis inin
biasanya memiliki gerbang yang lebih besar dibandingkan dengan carabiner
biasa jenis D biasa sehingga lebih mudah untuk meng-klik-nya.
Gambar 8: Carabiner Asymmetrical
Carabiner pear biasanya digunakan untuk belay, dilengkapi dengan
srew gate supaya lebih aman. Carabiner ini memiliki salah satu ujung yang
sangat sempit dan ujung yang lain sangat luas. Tujuannya, untuk ujung yang
kecil adalah bagian yang akan dikaitkan ke harness belay dan bagian yang
an yang akan berhubungan dengan tali pemanjat. Bagian luas
ini memberikan keleluasan pada tali yang terhubungdengan pemanjat,
sehingga memudahkan pasa saat mengulur tali.
Prinsip kerjanya sama dengan carabiner D, tetapi carabiner ini
memiliki bentuk salah satu ujung yang lebih kecil dibandingkan ujung yang
. Carabiner jenis inin
biasanya memiliki gerbang yang lebih besar dibandingkan dengan carabiner
dilengkapi dengan
srew gate supaya lebih aman. Carabiner ini memiliki salah satu ujung yang
sangat sempit dan ujung yang lain sangat luas. Tujuannya, untuk ujung yang
kecil adalah bagian yang akan dikaitkan ke harness belay dan bagian yang
an yang akan berhubungan dengan tali pemanjat. Bagian luas
ini memberikan keleluasan pada tali yang terhubungdengan pemanjat,
4. Piton (peg, paku tebing)
Terbuat dari bahan metal dalam
piton ini ditancapkan pada rekahan tebing. Sebagai kelengkapan untuk memasang
atau melepas piton digunakan hammer.
Pada umumnya piton dapat digolongkan dalam 4 jenis, yaitu:
- Bongs
Piton yang dibuat untuk rekahan
- Bugaboos
Piton yang dibuat khusus untuk rekahan horizontal atau vertical saja.
- Knife blades
Piton yang dibuat untuk rekahan horizontal maunpun vertical.
- Angle
Piton yang dibuat untuk rekahan horizontal maunpun vertical.
Gambar 9: Carabiner Pear
Piton (peg, paku tebing)
Terbuat dari bahan metal dalam berbagai bentuk.Berfungsi sebagai pengaman,
piton ini ditancapkan pada rekahan tebing. Sebagai kelengkapan untuk memasang
atau melepas piton digunakan hammer.
Pada umumnya piton dapat digolongkan dalam 4 jenis, yaitu:
Piton yang dibuat untuk rekahan horizontal maunpun vertical.
Bugaboos
Piton yang dibuat khusus untuk rekahan horizontal atau vertical saja.
blades
Piton yang dibuat untuk rekahan horizontal maunpun vertical.
Piton yang dibuat untuk rekahan horizontal maunpun vertical.
berbagai bentuk.Berfungsi sebagai pengaman,
piton ini ditancapkan pada rekahan tebing. Sebagai kelengkapan untuk memasang
horizontal maunpun vertical.
Piton yang dibuat khusus untuk rekahan horizontal atau vertical saja.
Piton yang dibuat untuk rekahan horizontal maunpun vertical.
Piton yang dibuat untuk rekahan horizontal maunpun vertical.
Cara pemasangan piton sangat sederhana. Setelah memeriksa rekahan yang
akan dipasang piton, kita memilih piton yang cocok dengan rekahan, lalu ditancapkan
dan pukul dengan hammer
rekahan tebing. Untuk mengetahui rapuh tidaknya rekahan yang akan kita pasang
piton adalah dengan memukulkan hammer pada tebing sekitar rekahan. Suara yang
nyaring menunjukkan rekahan tersebut tidak rapuh.
Cara melepas piton adalah dengan menggunakan hammer ya
pada mata piton searah dengan rekahan sampai pada akhirnya piton akan ditarik.
5. Chock
Disamping piton, chock juga berfungsi sebagai alat pengaman (runner).
Dibuat dalam beberapa jenis dan ukuran, dapat dibagi menjadi:
- Sling chock
- Wired
- Rope chock
Chock dibuat dari alumunium alloy sehingga sangat ringan. Cara memasang
chock adalah dengan menyangkutkan pada rekahan. Sangat disukai pemanjat yang
berpengalaman, karena mudah menempatkannya pada rekahan dan tidak memerlukan
tenaga serta waktu yang banyak seperti halnya memasang piton.
Gambar 10: Piton
Cara pemasangan piton sangat sederhana. Setelah memeriksa rekahan yang
akan dipasang piton, kita memilih piton yang cocok dengan rekahan, lalu ditancapkan
dan pukul dengan hammer. Salah besar kalau kita memilih piton dulu baru memilih
han tebing. Untuk mengetahui rapuh tidaknya rekahan yang akan kita pasang
piton adalah dengan memukulkan hammer pada tebing sekitar rekahan. Suara yang
nyaring menunjukkan rekahan tersebut tidak rapuh.
Cara melepas piton adalah dengan menggunakan hammer yang kita pukulkan
pada mata piton searah dengan rekahan sampai pada akhirnya piton akan ditarik.
Disamping piton, chock juga berfungsi sebagai alat pengaman (runner).
Dibuat dalam beberapa jenis dan ukuran, dapat dibagi menjadi:
Sling chock
Wired chock
Rope chock
Chock dibuat dari alumunium alloy sehingga sangat ringan. Cara memasang
chock adalah dengan menyangkutkan pada rekahan. Sangat disukai pemanjat yang
berpengalaman, karena mudah menempatkannya pada rekahan dan tidak memerlukan
waktu yang banyak seperti halnya memasang piton.
Cara pemasangan piton sangat sederhana. Setelah memeriksa rekahan yang
akan dipasang piton, kita memilih piton yang cocok dengan rekahan, lalu ditancapkan
. Salah besar kalau kita memilih piton dulu baru memilih
han tebing. Untuk mengetahui rapuh tidaknya rekahan yang akan kita pasang
piton adalah dengan memukulkan hammer pada tebing sekitar rekahan. Suara yang
ng kita pukulkan
pada mata piton searah dengan rekahan sampai pada akhirnya piton akan ditarik.
Disamping piton, chock juga berfungsi sebagai alat pengaman (runner).
Chock dibuat dari alumunium alloy sehingga sangat ringan. Cara memasang
chock adalah dengan menyangkutkan pada rekahan. Sangat disukai pemanjat yang
berpengalaman, karena mudah menempatkannya pada rekahan dan tidak memerlukan
Gambar 11
6. Ascendeur
Ascendeur digunakan sebagai alat bantu naik, merupakan perkembangan dari
prusi, mudah mendorongnya ke atas tapi dapat menahan beban. Dalam
ascendeur sebaiknya menggunakan sling terlebih dahulu sebelum disangkutkan pada
carabiner. Ascendeur terbagi menjadi 2 jenis yaitu:
a. Jumar
Merupakan alat bantu naik pertama, terbuat dari kerangka alumunium dan
baja. Alat ini dapat dipakai untuk tali berdiameter 7
berkekuatan 1100 pounds.
Jumar CMI 500 (Colorado Mountains Industries).
Jenis ini mempunyai kekuatan sekitar 5000 pounds
dapat langsung disangkutkan pada kerangkanya.
Gambar 11: chock stopper dan chock hexentric
Ascendeur digunakan sebagai alat bantu naik, merupakan perkembangan dari
prusi, mudah mendorongnya ke atas tapi dapat menahan beban. Dalam
ascendeur sebaiknya menggunakan sling terlebih dahulu sebelum disangkutkan pada
carabiner. Ascendeur terbagi menjadi 2 jenis yaitu:
Merupakan alat bantu naik pertama, terbuat dari kerangka alumunium dan
baja. Alat ini dapat dipakai untuk tali berdiameter 7
berkekuatan 1100 pounds.
mar CMI 500 (Colorado Mountains Industries).
Jenis ini mempunyai kekuatan sekitar 5000 pounds
dapat langsung disangkutkan pada kerangkanya.
Gambar 12: Jummar
Ascendeur digunakan sebagai alat bantu naik, merupakan perkembangan dari
prusi, mudah mendorongnya ke atas tapi dapat menahan beban. Dalam menggunakan
ascendeur sebaiknya menggunakan sling terlebih dahulu sebelum disangkutkan pada
Merupakan alat bantu naik pertama, terbuat dari kerangka alumunium dan
baja. Alat ini dapat dipakai untuk tali berdiameter 7-11 mm dan
Jenis ini mempunyai kekuatan sekitar 5000 pounds dan carabiner
b. Clog
Alat naik mekanis yang
seperti jumar. Alat ini banyak digunakan di Inggris.
7. Descender
Alat ini digunakan
menjaga agar pendaki tidak meluncur bebas.
tidak bergesek tali, sehingga tidak terasa panas.
Beberapa jenis descendeur:
a. Figure of eight
Alat naik mekanis yang lain, mempunyai prinsip kerja y
seperti jumar. Alat ini banyak digunakan di Inggris.
Gambar 13: clog
Alat ini digunakan turuntebing (Abseiling, rapeling). Pada prinsipnya untuk
menjaga agar pendaki tidak meluncur bebas. Keuntungannya lainnya adalah tubuh
li, sehingga tidak terasa panas.
Beberapa jenis descendeur:
Figure of eight
Gambar 14: Figure of eight
lain, mempunyai prinsip kerja yang sama
turuntebing (Abseiling, rapeling). Pada prinsipnya untuk
Keuntungannya lainnya adalah tubuh
b. Brake bar
c. Bobbin (petzl descendeur)
d. Single rope
Gambar 15: Brake Bar
Bobbin (petzl descendeur)
Gambar 16: Bobbin
Gambar 17: Single Rope
e. Double rope
8. Etrier (Tangga tali)
Bila rute yang akan dilalui ternyata sulit, karena tipisnya pijakan dan
pegangan, maka etrier ini sangat membantu untuk menambah ketinggian. Pada
Artifisial Climbing, etrier menjadi sangat
pendaki akan sulit sekali un
9. Harmness
Harmness sangat menolong untuk menahan tubuh, bila pendaki terjatuh. Juga
akan mengurangi rasa sakit dibandingkan bila kita menggunakan tali langsung ke
tubuh denagn simpul bowline on a coil.
Harmness yang baik tidak akan mengganggu gerak tubuh dari pendaki. Akan
tetapi sangat tersa gunanya bila pendaki dalam posisi istirahat.
Jenis-jenis harmness
Gambar 18: Double Rope
Etrier (Tangga tali)
Bila rute yang akan dilalui ternyata sulit, karena tipisnya pijakan dan
pegangan, maka etrier ini sangat membantu untuk menambah ketinggian. Pada
, etrier menjadi sangat IXtal, sehingga tanpa alat ini seorang
pendaki akan sulit sekali untuk menambah ketinggian.
Gambar 19: Eitrier
sangat menolong untuk menahan tubuh, bila pendaki terjatuh. Juga
akan mengurangi rasa sakit dibandingkan bila kita menggunakan tali langsung ke
bowline on a coil.
yang baik tidak akan mengganggu gerak tubuh dari pendaki. Akan
tetapi sangat tersa gunanya bila pendaki dalam posisi istirahat.
harmness:
Bila rute yang akan dilalui ternyata sulit, karena tipisnya pijakan dan
pegangan, maka etrier ini sangat membantu untuk menambah ketinggian. Pada
tal, sehingga tanpa alat ini seorang
sangat menolong untuk menahan tubuh, bila pendaki terjatuh. Juga
akan mengurangi rasa sakit dibandingkan bila kita menggunakan tali langsung ke
yang baik tidak akan mengganggu gerak tubuh dari pendaki. Akan
a. Full body harmness
Harmness ini melilit di sekitar tubuh, relative aman dan biasayana
dilengkapi dengan sa
medan salju/es.
b. Seat harmness
Harmness ini lebih sering dipakai, mungkin karena tidak begitu
mengganggu pendaki dalam bergerak.
Full body harmness
Harmness ini melilit di sekitar tubuh, relative aman dan biasayana
dilengkapi dengan sangkutanalat disekeliling pinggang. Sering dipakai di
medan salju/es.
Gambar 20: Full body Harness
Seat harmness
Harmness ini lebih sering dipakai, mungkin karena tidak begitu
mengganggu pendaki dalam bergerak.
Gambar 21: Seat harmness
Harmness ini melilit di sekitar tubuh, relative aman dan biasayana
ngkutanalat disekeliling pinggang. Sering dipakai di
Harmness ini lebih sering dipakai, mungkin karena tidak begitu
Sheat harmness juaga dapat dibuat dari webbing (swami belt) dan
diapersling atau denagan menggunakan
c. Chest Harmness
10. Helm
Bagian tubuh yang paling lemah adalah kepala, sehingga perlu mengenakan
helm untuk melindungi dari benturan tebing saat pendaki terjatuh atau bila ada batu
yang berjatuhan. Meskipun helm agak mengganggu, tetapi kita akan terhindar dari
kemungkinan terluka atau keadaa fatal.
11. Sepatu
Sheat harmness juaga dapat dibuat dari webbing (swami belt) dan
diapersling atau denagan menggunakan figure of eight sling.
Harmness
Gambar 22 : Chest Harmness
Bagian tubuh yang paling lemah adalah kepala, sehingga perlu mengenakan
melindungi dari benturan tebing saat pendaki terjatuh atau bila ada batu
yang berjatuhan. Meskipun helm agak mengganggu, tetapi kita akan terhindar dari
kemungkinan terluka atau keadaa fatal.
Gambar 23: Helm
Sheat harmness juaga dapat dibuat dari webbing (swami belt) dan
Bagian tubuh yang paling lemah adalah kepala, sehingga perlu mengenakan
melindungi dari benturan tebing saat pendaki terjatuh atau bila ada batu
yang berjatuhan. Meskipun helm agak mengganggu, tetapi kita akan terhindar dari
Sepatu sangat berpengaruh pada suatu
medan yang akan dilalui. Untuk medan batu kapur yang licin dipakai sepatu yang
bersol tipis dan rata. Sedangkan untuk medan sand stone (batu pasir) atau medan
basah diapakai yang bersol tebal dan bergerigi. Sepatu panjat
untuk melindungi mata kaki.
12. Cam/Friend
Pengaman sisip yang bekerja berdasarkan system friksi yang ditimbulkan
ketika mengenai beban. Memiliki ukuran yang beragam untuk setiap bentuk tebing ,
dan gagangnya ada yang lentur ada yang
Sepatu sangat berpengaruh pada suatu pendakian, ini pun terghantung pada
medan yang akan dilalui. Untuk medan batu kapur yang licin dipakai sepatu yang
bersol tipis dan rata. Sedangkan untuk medan sand stone (batu pasir) atau medan
basah diapakai yang bersol tebal dan bergerigi. Sepatu panjat biasa dibuat tinggi,
untuk melindungi mata kaki.
Gambar 24: Sepatu panjat tebing
Pengaman sisip yang bekerja berdasarkan system friksi yang ditimbulkan
ketika mengenai beban. Memiliki ukuran yang beragam untuk setiap bentuk tebing ,
ngnya ada yang lentur ada yang fix.
Gambar 25: Cam/Friend
pendakian, ini pun terghantung pada
medan yang akan dilalui. Untuk medan batu kapur yang licin dipakai sepatu yang
bersol tipis dan rata. Sedangkan untuk medan sand stone (batu pasir) atau medan
biasa dibuat tinggi,
Pengaman sisip yang bekerja berdasarkan system friksi yang ditimbulkan
ketika mengenai beban. Memiliki ukuran yang beragam untuk setiap bentuk tebing ,
13. Chalk Bag
Chalk Bag digunakan untuk meletakkan Magnesium yang berguna untuk
menyerap keringat yang ada pada tangan agar tangan tidak licin. Chalk Bag ini di
Gantungkan pada pinggang pemanjat dan di arahkan ke belakang tau di letakkan di
ujung tulang pinggul agar mudah untuk
14. Hammer
Hammer digunakan pada saat kita melakukan pemanjatan Artifisial, hammer
digunakan untuk menacapkan piston agar kuat menempel pada rengkahan, bias juga
digunakan untuk membuka kembali piston dari rengkahan tersebut.
digunakan untuk meletakkan Magnesium yang berguna untuk
menyerap keringat yang ada pada tangan agar tangan tidak licin. Chalk Bag ini di
Gantungkan pada pinggang pemanjat dan di arahkan ke belakang tau di letakkan di
ujung tulang pinggul agar mudah untuk menggapainya sewaktu memanjat.
Gambar 26: Chalk Bag
digunakan pada saat kita melakukan pemanjatan Artifisial, hammer
digunakan untuk menacapkan piston agar kuat menempel pada rengkahan, bias juga
digunakan untuk membuka kembali piston dari rengkahan tersebut.
Gambar 27: Hammer
digunakan untuk meletakkan Magnesium yang berguna untuk
menyerap keringat yang ada pada tangan agar tangan tidak licin. Chalk Bag ini di
Gantungkan pada pinggang pemanjat dan di arahkan ke belakang tau di letakkan di
menggapainya sewaktu memanjat.
digunakan pada saat kita melakukan pemanjatan Artifisial, hammer
digunakan untuk menacapkan piston agar kuat menempel pada rengkahan, bias juga
15. Sling
Sling sangat bermanfaat pada panjat tebing maupun panjat dinding,
dapat digunakan sebagai
lainnya. Sling dibagi menjadi dua macam
panjang dan diameter sling
16. Sarung tangan
Akan melindungi tangan bagi
rapler dari bahaya gesekan telapak tangan dengan
17. Hanger
Hanger adalah gantungan yang dipasang pada
menggantungkan runner sebagai pengaman dalam panjat tebing.
bermanfaat pada panjat tebing maupun panjat dinding,
dapat digunakan sebagai runners, back up maupun menjadi bagian pengaman
lainnya. Sling dibagi menjadi dua macam, sling prusik dan sling webbing
sling memiliki banyak variasi.
Gambar 28: Sling
kan melindungi tangan bagi belayer ketika mengamankan pemanjat maupun
dari bahaya gesekan telapak tangan dengan tali pengaman.
Gambar 29: Sarung tangan
Hanger adalah gantungan yang dipasang pada tebing yang digunakan untuk
menggantungkan runner sebagai pengaman dalam panjat tebing.
bermanfaat pada panjat tebing maupun panjat dinding, sling
maupun menjadi bagian pengaman
sling webbing, untuk
ketika mengamankan pemanjat maupun
tebing yang digunakan untuk
18. Runners
Runner adalah 2 carabiner yang disambungkan oleh
untuk pengaman. Cara pemsangannya adalah dengan digantungkan pada hanger
kemudian tali pemnajat dimasukkan ke dalam karabiner yang lain.
3.5 Persiapan Pemanjatan
Sebelum melakukan pemanjatan kita harus mempersiapkan segala
seperti:
1. Pemanasan
2. Pasang tali jiwa (harmness)
3. Pasang tali pada harmness
4. Siapkan carabiner
5. Chouch bouch (kantung magnesium)
Gambar 30: Hanger
r adalah 2 carabiner yang disambungkan oleh sling yang digunakan
untuk pengaman. Cara pemsangannya adalah dengan digantungkan pada hanger
kemudian tali pemnajat dimasukkan ke dalam karabiner yang lain.
Gambar 31: Runners
Persiapan Pemanjatan
Sebelum melakukan pemanjatan kita harus mempersiapkan segala
Pemanasan
Pasang tali jiwa (harmness)
Pasang tali pada harmness
Siapkan carabiner
Chouch bouch (kantung magnesium)
yang digunakan
untuk pengaman. Cara pemsangannya adalah dengan digantungkan pada hanger
Sebelum melakukan pemanjatan kita harus mempersiapkan segala sesuatunya
6. Sepatu panjat
Untuk melakukan pemanjatan harus mempunyai rekan untuk melakukan
pengamanan (belayer). Tuagas dari seorang belayer harus menjaga keamanan sang
pemanjat dan menjaga di bawah sebagai penahan tali untuk pemanjatan dan
penurunan si pemanjat. Dan istilah dalam pemanjatan yang diucapkan oleh seorang
pemanjat kepada sang belayer:
1. Slag
Seorang pemanjat meminta agar si belayer mengulurkan talinya.
2. Pull
Seorang pemanjat meminta agar si belayer menarik atau
mengencangkan talinya.
3. On
Si belayer diminta agar siap
4. Off
Pemanjat sudah aman tanpa belayer.
3.6 Kelas dan Grade dalam Panjat Tebing
1. Kelas
Seperti dalam olahraga lainnya, seseorang atlit dapat diukur kemampuannya
pada suatu tingkat pertandingan. Pemain catur dengan elorating dibawah 2000
tidak akan dapat mengikuti turnamen tingkat Gand Master. Dalam panjat
tebing terdapat klasifikasi tebing berdasarkan tingkat kesulitannya, dengan
demikian kita dapat mengukur sampai di mana kemampuan kita. Kelas yang
dibuat oleh Sierra Club adalah :
1. Kelas 1:
Cross Country Hiking Perjalanan biasa tanpa membutuhkan bantuan
tangan untuk mendaki / menambah ketinggian.
2. Kelas 2:
Scrambling Sedikit dengan bantuan tangan, tanpa tali.
3. Kelas 3:
Easy Climbing Secara scrambling dengan bantuan , dasar teknik
mendaki (climbing) sangat membantu, untuk pendaki yang kurang
pengalaman dapat menggunakan tali.
4. Kelas 4:
Rope Climbing with belaying.Belay (pengaman) dipasang pada anchor
(titik tambat) alamiah atau buatan,berfungsi sebagai pengaman.
5. Kelas 5:
Kelas ini dibagi menjadi 11 tingkatan (5.1 sampai 5.14), di mana
semakin tinggi angka di belakang angka 5, berarti semakin tinggi
tingkat kesulitan tebing. Pada kelas ini, runners dipakai sebagai
pengaman.
6. Kelas A:
Untuk menambah ketinggian, seseorang pendaki harus menggunakan
alat. Dibagi menjadi lima tingkatan (A1 sampai A5). Contoh : Pada
tebing kelas 5.4 tidak dapat dilewati tanpa bantuan alat A2, tingkat
kesulitan tebing menjadi 5.4 - A2.
2. Grade
Merupakan ukuran banyaknya teknik pendakian yang diperlukan. Faktor rute
yang sulit dan cuaca buruk dapat menambah bobot grade menjadi lebih tinggi.
Sebagai contoh, tebing kelas 5.7 yang rendah dan dekat dengan jalan raya,
mungkin akan mempunyai grade I (satu). Pembagian grade adalah sebagai
berikut.
Tabel 2 : Grade
Ada beberapa macam sistem yang digunakan di dunia dalam menentukan
tingkat kesulitan panjat tebing. Beberapa yang populer adalah sebagai berikut:
a. Sistem UK
Sistem ini menggunakan 2 sub grade, adjectice grade (sifat) dan
technical grade (teknis). Adjective grade menggambarkan kesulitan secara
menyeluruh dari perkiraan seberapa susah jalur pemanjatan, jumlah
kesulitan yang dialami dan ketersediaan pengaman. Adjective grade terdiri
dari:
Moderate (M), Very Difficult (VD), Hard Very Difficult, Mild
Severe,Severe (S),Hard Severe (HS), Mild Very Severe (MVS), Very
Severe (VS), Hard Very Severe (HVS) dan Extremely Severe. Extremely
Severe dibagi lagi menjadi 10 sub grade yaitu dari E1 sampai E10.
Sedangkan sistem numerik pada technical grade menggambarkan
tingkat kesulitan tersulit (crux) selama dalam pemenjatan. Jika pemanjatan
dilakukan multi pitch maka masing-masing pitch akan mendapatkan
technical grade untuk masing-masing pitch. Tecnical grade terdiri dari: