1 Studio Perancangan Arditektur 5 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Seiring dengan berkembangnya dunia usaha pada saat ini,menyebabkan tingkat mobilisasi masyarakat menjadi semakin tinggi. Masyakat khususnya masyarakat daerah perkotaan akan lebih sering melakukan bepergian ke luar daerahnya,baik itu untuk melakukan kegiatan usahanya atau pun berlibur. Pola hidup masyarakat yang demikian membuat mereka membutuhkan tempat hunian sementara ketika mereka pergi ke luar daerahnya. Hotel merupakan solusi tepat untukmengatasi maslah tersebut. Hal ini menyebabkan bisnis dunia perhotelan semakin meningkat pesat dewasa ini. Hotel adalah suatu bentuk bangunan, lambang, perusahaan atau badan usaha akomodasi yang menyediakan pelayanan jasa penginapan, penyedia makanan dan minuman serta fasilitas jasa lainnya dimana semua pelayanan itu diperuntukkan bagi masyarakat umum, baik mereka yang bermalam di hotel tersebut ataupun mereka yang hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel itu. Selain menyediakan jasa inap,hotel juga menyediakan fasilitas penunjang lain yang digunakan untukmeningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Fasilitas – fasilitas tersebut antara lain ruang seminar,kafe,kolam renang,sarana gimnastik,dll. Hotel merupakan jenis usaha yang menjanjikan, dan juga memiliki nilai investasi yang sangat tinggi. Hal ini dilihat dari segi fasilitas – fasilitas yang ditawarkan di dalamnya. Atas pertimbangan modal yang banyak ini,para investor menuntut pembangunan hotel ini harus mendatangkan profit yang melimpah bagi para investornya itu sendiri. Jumlah kamar yang banyak merupakan salah satu cara untuk meningkatkan profit hotel. Akan tetapi jumlah kamar yang banyak dikhawatirkan mengurangi tingakat kenyamanan dari segi penghawaan hotel. Pemasangan penghawaan buatan seperti ac menjadi alternatif solusinya.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1 Studio Perancangan Arditektur 5
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Seiring dengan berkembangnya dunia usaha pada saat ini,menyebabkan tingkat
mobilisasi masyarakat menjadi semakin tinggi. Masyakat khususnya masyarakat daerah
perkotaan akan lebih sering melakukan bepergian ke luar daerahnya,baik itu untuk
melakukan kegiatan usahanya atau pun berlibur. Pola hidup masyarakat yang demikian
membuat mereka membutuhkan tempat hunian sementara ketika mereka pergi ke luar
daerahnya. Hotel merupakan solusi tepat untukmengatasi maslah tersebut. Hal ini
menyebabkan bisnis dunia perhotelan semakin meningkat pesat dewasa ini.
Hotel adalah suatu bentuk bangunan, lambang, perusahaan atau badan usaha
akomodasi yang menyediakan pelayanan jasa penginapan, penyedia makanan dan
minuman serta fasilitas jasa lainnya dimana semua pelayanan itu diperuntukkan bagi
masyarakat umum, baik mereka yang bermalam di hotel tersebut ataupun mereka yang
hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel itu.
Selain menyediakan jasa inap,hotel juga menyediakan fasilitas penunjang lain
yang digunakan untukmeningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Fasilitas –
fasilitas tersebut antara lain ruang seminar,kafe,kolam renang,sarana gimnastik,dll.
Hotel merupakan jenis usaha yang menjanjikan, dan juga memiliki nilai investasi
yang sangat tinggi. Hal ini dilihat dari segi fasilitas – fasilitas yang ditawarkan di
dalamnya. Atas pertimbangan modal yang banyak ini,para investor menuntut
pembangunan hotel ini harus mendatangkan profit yang melimpah bagi para
investornya itu sendiri. Jumlah kamar yang banyak merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan profit hotel. Akan tetapi jumlah kamar yang banyak dikhawatirkan
mengurangi tingakat kenyamanan dari segi penghawaan hotel. Pemasangan
penghawaan buatan seperti ac menjadi alternatif solusinya.
2 Studio Perancangan Arditektur 5
Penggunaan ac sebagai penghawaan buatan dikhawatirkan akan semakin
mempercepat pemanasan global. Gas freon yang terdapat di dalam ac akan merusak
lapisan ozon yang terdapat di atmosfer bumi. Penyelesaian desain hotel yang sesuai
dengan iklim Indonesia sangat dibutuhkan gua mengurangi efek global warming.
Bangunan hotel dengan material yang ramah lingkungan serta sesuai dengan iklim
tropis basah Indonesia sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah global warming
ini.
1.2 Permasalahan
Permasalahan yang mungkin timbul dalam merencanakan dan merancang City
Hotel Bintang 4 adalah :
1) Merencanakan dan merancang bangunan hotel sesuai dengan kriteria bintang 4
yang disyaratkan oleh Peraturan Dinas Pariwisata
2) Mengintegrasikan bangunan hotel dengan karakteristik City Hotel
3) Kesesuaian bangunan yang ramah lingkungan yang berbasis Green Arsitektur dan
sesuai dengan iklim yang ada di Indonesia.
4) Pengaplikasian Fungsi Bangunan untuk meningktkan profit yang didapatkan dari
bangunan hotel tersebut.
1.3 Tujuan dan Sasaran
1.3.1 Tujuan
Tujuan penyusunan laporan ini yaitu untuk memperoleh suatu Landasan Program
Perencanaan dan Perancangan City Hotel, yang nantinya akan dijadikan sebagai
konsep awal dalam pembuatan tugas besar mata kuliah Studio Perancangan Arsitektur
(SPA) 5.
1.3.2 Sasaran
Sasaran dari penyusunan landasan program perencanaan dan perancangan City Hotel
Bintang Empat di Semarang adalah tersusunnya langkah-langkah pokok (proses dasar)
Perencanaan dan Perancangan City Hotel Bintang Empat di Semarang berdasarkan atas
Ganti pakaian, menyimpan barang Privat Loker Karyawan
Buang air Privat Toilet
ME Pengontrol ME Privat ME room
Gambar 9.7 Tabel Kebutuhan Ruang pengelola
dari analisis di atas dapat dikelompokan berdasarkan kegiatan, pengguna, sifat dan kebutuhan ruangnya, sebagai berikut :
Kelompok ruang fasilitas utama Kamar hotel Ruang pertemuan
Kelompok ruang fasilitas pendukung Restoran, café, lounge Lobby atau resepsionis Toilet
Kelompok ruang fasilitas pelengkap Fasilitas hiburan Fasilitas olahraga Gudang-gudang Taman Ruang ME Dapur Ruang karyawan
88 Studio Perancangan Arditektur 5
4.4.5 Analisa Front and back of the house
Secara umum, organisasi fungsi hotel terbagi dari hanya 2 bagian, yaitu :
a. Front of the house, yaitu bagian yang menampung kegiatan yang bersifat publik, semipublikdan privat.
b. Back of the house, yaitu bagian yang menampung kegiatan yang bersifat servis.
Berdasarkan kegiatan ruang hotel dapat dibedakan atas 8 kelompok, yaitu : 1. Ruang publik
Ruang yang terbuka bagi umum dimana tamu diterima di ruang tersebut dan mendapatkan pelayanan pertama terkait tujuan kedatangannya. Ruang ini juga berfungsi untuk mengontrol tamu yang datang dan akan meninggalkan hotel.
2. Kelompok ruang pelayanan makan dan minum (food and beverage) Ruang yang menampung kegiatan makan dan minum tamu hotel.
3. Convention and meeting spaces Ruangyang menampung kegiatan pertemuan, pesta dalam berbagai bentuk kegiatan yang dilakukan sejumlah tamu denagn system sewa.
4. Ruang sewa Ruang pelengkap yang tergabung dalam ruang konsesi. Ruang ini disewakan kepada pihak lain. Kegianatan di dalamnya seperti : agen perjalanan, bank dan lain-lain.
5. Kelompok pelayanan Ruang yang menampung kegiatan-kegiatan pelayanan dan merupakan penunjang operasional
6. Ruang-ruang rekreasi atau olahraga Kelompok kamar tidur
89 Studio Perancangan Arditektur 5
Gambar 9.8 Hubungan Ruang Hotel
90 Studio Perancangan Arditektur 5
Kesimpulannya adalah pada hotel harus memisahkan frontof the house sebagai zona
tamu dan pelayanan oleh hotel yang berhubungan langsung dengan tamu. Sedangkan back of
the house adalah zona produksi untuk memenuhi tamu. Kedua hal tersebut tidak boleh
bentrok atau bersilangan aktifitasnya. Secara ringkas tamu tidak boleh mengetahui kegiatan
yang terjadi di back of the house.
Front of the House Back of the House
Gambar 9.9 Skema Hubungan front dan back of the house
4.4.6 Kebutuhan dan dimensi ruang
Rasio Kamar Hotel
Rasio tipe kamar hotel
Tipe Kamar The Akmani Star Hotel Rata-rata Pembulatan
Standar 84 211 147.5 79
Deluxe 24 35 29.5 18
Junior Suite - 1 1 2
Suite 9 1 1 1
Total 100
Jumlah unit kurang lebih : 200 unit
Pebandingan rasio kamar Standar : deluxe : junior suite : suite = maka,
Jumlah kamar standar : 158
Jumlah kamar deluxe : 35
Jumlah kamar junior suite : 5
Jumlah suite : 2
tamu Pelayanan Produksi
91 Studio Perancangan Arditektur 5
Gambar 10.0 Tabel Program Ruang
Front of the House
Nama Ruang Standar
(m2)/org
Jumlah
Ruang
Hasil Survei
Star hotel (m2)
Luas Ruang
(m2)
Luas Total
(m2)
Kamar & Koridor
Standar room 7.2 158 211 24 3792
Deluxe 7.2 35 35 28 980
Junior suite 7.2 5 7 32 160
Suite 7.2 2 1 48 96
Koridor 0.93m2/kmr @0.93 62.31
Luas Efektif
Sirkulasi (15%)
Total
5090
763.5
5853.5
Lobby
Front Desk 0.09 1 6 6 6
Front Office 0.35 1 24 24 24
Ballroom 1.1 1 300 300 300
Lounge 6 50 50 300
R. Pertemuan 1 64 64 64
Business center 1 68 68 68
Public Toilets
Men=100org/w
closets 25
org/urinal
3 Wastafel
TSS :min 21M
Min 8 m2 2 12 12 24
Women=50org/w
closets
3 wastafel/>100org
TSS: min 27 m2
Min 8 m2 1 12 12 12
Security min 8 m2 1 20 20 20
92 Studio Perancangan Arditektur 5
Public elevators min 8 m2 16 20 20 320
Public Stairs
Emergency
Fasilitas Kebugaran
R.fitness
Loker dan Shower - 2 48 48 96
R.Administrasi - 1 24 24 24
Gudang Alat - 1 12 12 12
Spa - 1 12 12 12
Sauna room - 2 6 6 12
Kolam Renang - 1 750 750 750
Adminsitrasi
Kantor pengelola,
R.humas,
R.enginer, Div.
keuangan dsb
15 12 12 180
F&B
Main restaurant
KPH : 1,5 m2/tmpt
duduk
TSS : 1,5 m2/tmpt
duduk
BPDS:
1,35m5m2/org
HPD :1-1,5 tmpt
duduk/kmr
1.5 m2 /
kamar
1 350 350 350
Retail & Rented Space
Rented retail 5 18 18 90
Coffe Shop 1 250 250 250
Rented restaurant
space
1 220 220 220
Telepon Umum 1m2/unit
93 Studio Perancangan Arditektur 5
Luas Efektif
Sirkulasi(15%)
Total
3134
470
3604
Back of The House
Nama Ruang Standar
(m2)/kmr
Jumlah
Ruang
Hasil survey
star Hotel (m2)
Luas ruang Luas Total
Reciving and Storage
Loading dock 12/bay 1 24 24 24
Reciving
Area/office
- 1 32 32 32
Trash Holding
Area
- 1 10 10 10
General Storage - 1 12 12 12
Food Service
Main coocking
area 1.1 1 48 48 48
F&B Storage 0.93 1 16 16 16
Wine storage - 1 8 8 8
Frezzer - 1 8 8 8
Vegetable
preparation - 1 8 8 8
Meat preparation - 1
Dishwashing Area 0.93 1 24 24 24
Toilet - 2 14 14 28
Employee Facilities
Timekeeper
&Security
- 2 12 12 24
Loker Pria 0.03 1 36 36 36
Loker Wanita 0.03 1 36 36 36
R.makan
Karyawan
1 24 24 24
94 Studio Perancangan Arditektur 5
DAN: menampung
1/3 karyawan
TSS:
1,6m2/t.duduk
Mushola 0.6 1 48 48 48
House Keeping & Laundry
Solid Linen Room 0.03m2/kmr 1 12 12 12
Laundry 0.06 1 48 48 48
Laundry
Supervisor
1 50 50 50
House Keeping 1 24 24 24
Ruang-ruang
Servis
4 12 12 48
M&E Area
Genset 1 32 32 32
Boiler room 1 12 12 12
R.ME 1 12 12 12
R.pompa 1 12 12 12
Reservoir Bawah 1 12 12 12
STP 1 7 7 7
Luas Efektif
15 % Sirkulasi
Jumlah
655
98.25
753.25
Sumber :Hotel Planning Design and Developtment, data arsitek,dan Manajemen Pengantar Hotel
Total luas hotel : 10210.75 m2
Luas tapak :
KDB : 60 %
KLB : 25 Lantai dilihat dari Bangunan di sekitarnya
95 Studio Perancangan Arditektur 5
4.3 Pendekatan Sirkulasi dalam banguan
4.3.1 Sirkulasi horizontal
Pada system sirkulasi horizontal menggunakan koridor yang dibagi menjadi 2 jenis,
yaitu :
1. Single loaded (koridor satu arah)
kamar
kamar kamar kamar
koridor
Keuntungan :
Dapat memakasimalakna pencahayaan alami
Pada koridor dapat digunakan penghawaan alami
Memungkinkan kedua sisi ruang kamar mandapat cahaya
Kekurangan :
Bentuk massa bangunan menjadi memanjang apabila jumlah unitnya banyak
Kurang efisien dalam penggunaan lahan
2. Double loaded (koridor dua arah)
kamar
kamar kamar kamar
koridor
kamar
kamar kamar kamar
96 Studio Perancangan Arditektur 5
Keuntungan :
Pencapaian antar ruang dekat
Memuat lebih banyak unit dalam satu massa
Memeakan space yang lebih kecil sehingga penggunaan lebih optimal
Pada proyek hotel system sirkulasi horizontal yang cocok digunakan adalah
double loaded, karena setiap unit kamar hotel tidak membutuhkan penghawaan alami
karena penghawaan utamanya adalah penghawaan buatan, selain itu dengan system
double loaded penggunaan koridor menjadi lebih optimal karena melayani dua sisi
bangunan.
Alternatif system sirkulasi horizontal pada banguan adalah sebagai berikut :
No. Jenis sirkulasi Kelebihan kekurangan
1 Linier
Linier menerus
Linier bertekuk
Linier berpotongan
Linier bercabang
Linier berbelok
Linier melingkar
Jelas dan terarah
Mudah disesuaikan
Mudah dalam pencapaian
ke bangunan
Mudah dalam
pengklasifikasian fungsi
di dalam banguan
Kurang efisien karena
membutuhkan banyak
ruang
97 Studio Perancangan Arditektur 5
2 Radial
Memusatkan kegiatan /
orientasi
Efisiensi tinggi karena
hanya membutuhkan
ruang minimal
Mudah untuk mencapai
ke titik tertentu
Arah sirkulasi terpusat
pada suatu titik
sehingga perhatian ke
titik lainnya berkurang
3 Grid Pencapaian mudah Kurang efisien karena
membutuhkan banyak
ruang untuk sirkulasi
Sirkulasi
membingungkan
Pada pola sirkulasi hotel diterapkan pola sirkulasi linier menekuk pada banguan yang
memanjang untuk mengurangi kebosanan, sedangkan pola sirkulasi radial pada lobi hotel
dengan lobi sebagai pusat orientasi kegiatan.
4.3.2 Sirkulasi vertical
Pada proyekni terdapat 2 jenis sirkulasi vertikal di dalam bangunan, yaitu dengan
menggunakn lift, eskalatordan tangga. Kedua sirkulasi digunakan dalam perancangan hotel
dengan pertimbangan sebagai berikut :
Lift : jumlah bangunan 4 lantai, hotel butuh lift untuk membawa barang, membantu
tamu mencapai tujuan dengan cepat, mempermudah penyandang cacat.
Menurut buku Sistem Bangunan Tinggi, criteria lift untuk banguana hotel adalah
sebagai berikut :
a. Untuk setiap 100 kamar perlu disediakan 1 lift barang
b. Untuk pelayanan yang memuaskan, setiap 75 kamar dilayani oeh 1 lift
c. Kapasitas lift yang digunakan minimal untuk 16 orang
d. Lift yang digunakan harus mampu mengangkat barang bawaan tamu yang berat
(koper atau meja saji makanan)
98 Studio Perancangan Arditektur 5
e. Ruang kamar tidak boleh berdekatan dengan ruang mesin lift
Escalator : sirkulasi vertikal pada area lobi samping menuju ballroom di lantai 2
menggunakan escalator
Tangga : sirkulasi tamu jika sirkulasi utama (lift)tidak berfungsi, sirkulasi dalam
keadaan darurat, sirkulasi antar lantai.
Bangunan hotel direncanakan terdiri dari 4 lantai yang dibutuhkan oleh lift dan tangga. Lift
digunakan sebagai penghubung antar lobby dengan lantai-lantai di atasnya baik untuk tamu
maupun servis. Lift tamu dan servis dipisah demi kenyamanan tamu.
4.3.3 Sirkulasi Hotel
Analisa Skema
a. Sirkulasi Tamu Tidak Menginap
Tamu yang tidak menginap biasanya mengunjungi hotel untuk memanfaatkan
fasilitas-fasilitas hotel seperti restoran/bar/kafe, fasilitas kebugaran maupun ruang-
ruang pertemuan.
b. Sirkulasi Tamu Menginap
Tamu yang menginap biasanya akan langsung menuju lobby dan front desk untuk
keperluan administrasi dan lain-lain, setelah itu tamu yang menginap dapat
mengakses lantai-lantai kamar tamu atau memanfaatkan fasilitas-fasilitas lain
yang ditawarkan hotel.
c. Sirkulasi Pengelola
Sirkulasi pengelola dibedakan dari sirkulasi tamu, akses masuknya pun dibedakan
dari entrance tamu. Setelah memasuki hotel biasanya pengelola akan melakukan
absensi di timekeeper station dan kemudianmengambil dan mengganti seragam,
lalu melakukan pekerjaanya masing-masing. Akses vertikal untuk kegiatan servis
juga dibedakan dari akses vertikal untuk tamu.
99 Studio Perancangan Arditektur 5
Berikut adalah skema sirkulasi dari:
a. Tamu Tidak Menginap
Gambar 10.1 sirkulasi tamu tidak menginap
100 Studio Perancangan Arditektur 5
b. Sirkulasi Tamu Menginap Tamu yang menginap biasanya akan langsung menuju lobby dan front desk untuk keperluan admisistrasi dan lain-lain, setelah itu tamu ayang menginap dapat mengakses lantai-lantai kamar tamu atau memanfaatkan fasilitas-fasilitas hotel lainnya. Surkulasi tamu menginap:
Gambar 10.2 sirkulasi Tamu Menginap
101 Studio Perancangan Arditektur 5
c. Sirkulasi Pengelola
Gambar 10.3 sirkulasi Pengelola
102 Studio Perancangan Arditektur 5
d. Skema Alur Pelayanan Tamu Hotel
Gambar 10.4 sirkulasi Pelayanan Tamu Hotel
103 Studio Perancangan Arditektur 5
4.4 Pendekatan Lokasi 4.4.1 Kriteria Penentuan Site
Agar lokasi City Hotel tersebut sesuai dengan yang diharapakan, adapun Kriteria-kriteria tersebut meliputi :
1. Pencapaian Kemudahan pencapaian dari jalan utama ( Arteri Sekunder) ke lokasi hotel Adanya jalur penghubung antara lokasi hotel dengan pusat kota, perdagangan dan
perkantoran. Akses pencapaian yang mudah dari arah luar kota maupun Bandara
2. Persyaratan khusus meliputi kebisingan, keamanan, kebersihan, dan kenyamanan site 3. Jaringan Utilitas
Jaringan air bersih Jaringan listrik Jaringan alat komunikasi Jaringan pembuangan air kotor
4. Kebijakan pemerintah Pemilihan site harus mendukung pembagian zona yang sudah direncanakan dan ditetapkan.
5. View View perlu diperhitungakan meskipun bukanlah aspek utama, namun viewe akan meningkatkan nilai jual sebuah hotel
4.4.2 Alternatif site
Sebagai alternative dipilih 3(tiga) site, yang kemudian akan dilakukan penilaian berdasarkan kriteria-kriteria yang telah disebutkan.
Alternatif Site 1
Site berada di Jl. Sisingamaraja dengan luas 12.500 m2
104 Studio Perancangan Arditektur 5
Alternatif site 2
Site berada di Jl. Dokter Wahidin Sudirohusodo dengan luas 14.600 m2
Alternatif site 3
Site berada di Jl. Letnan Jendral S. Parman dengan luas 11.600 m2
105 Studio Perancangan Arditektur 5
4.4.3 Bobot Pemilihan Site
Analisis pemilihan site dilakukan dengan menggunakan scoring tiap kriteria. Bobot penilaian penentuan site berdasarkan atas pengaruh factor-faktor dalam site.
No Faktor Prosentase Penilaian 1 Pencapaian 35% 2 Kedekatan fasilitas 25% 3 Kondisi Lingkungan 15% 4 View 15% 5 Utilitas 10% Total 100%
Berdasarkan prosentase diatas maka didapat penilaian berdasarkan table dibawah ini : Kriteria Bobot Alternative site 1 Alternative site 2 Alternative 3
Nilai Score Nilai Score Nilai score Pencapaiain 35% 5 17.5 % 8 24.5 % 9 31.5 %
Kedekatan Fasilitas 25% 6 15 % 9 22.5 % 7 17.5 %
Kondisi Lingkungan 15% 6 9 % 8 12 % 6 9 %
View 15% 6 9 % 10 15 % 9 13.5 %
Utilitas 10% 7 7 % 8 8 % 7 7 %
Total 100% 30 57.5 % 43 82 % 38 78.5 %
Dari table diatas maka diperoleh site alternative ke 3 (tiga) sebagai site terpilih. Site berada di Jl. Dokter Wahidin Sudirohusodo. Dengan batasan:
Utara : Jl.Candi Sari
Timur : Jl. Dokter Wahidin Sudirohusodo
Selatan : Jl.Candi Sari
Barat : Jl.Candi Sari
106 Studio Perancangan Arditektur 5
Potensi dari site ini adalah pemandangan/view pemukiman di Semarang, selain itu site ini berkontur dan dapat dioleh dengan menarik. Pemandangan yang disuguhkan sangatlah indah, di sebalah barat pemukiman, di sebelah utara merupakan view gedung-gedung, dan timur,selatan disuguhkan dengan pemandangan bukit-bukit yang indah.
107 Studio Perancangan Arditektur 5
4.5 Pendekatan Teknik Bangunan
4.4.1 Pendekatan Struktur Bangunan
Struktur sebagai pendukung utama sebuah bangunan. Keberadaan struktur harus
memenuhi syarat agar tercipta kekakuan, kestabilan, dan kekuatan.
1. Sistem struktur bagian bawah (sub-structure)
Tabel Sub-struktur
Jenis Pondasi Keuntungan Kekurangan
Pondasi Tiang Pancang Pekerjaan cepat
Kedalaman 30-40
Proses pemancangan
mudah dan ringkas
Banyak memerlukan
sambungan
Pemasangan
menimbulkan bising
dan getaran
Pondasi pored pile
Tidak menimbulkan
getaran
Diameter lebih besar
sehingga daya
dukung tiang lebih
besar, tumpuan dapat
diperkecil
Cocok untuk segala
jenis tanah
Kedalaman 30-40 m
Pekerjaan lama
Kurang praktis dalam
proses pemancangan
Biaya lebih besar
Jika kadar air dalam
tanah tinggi, maka
pengecoran beresiko+
Pondasi yang digunakan dalam perencanaa dan perancangan city hotel di semrang ini adalah
pondasi tiang pancang karena lebih praktis dalam proses pengerjaannya.
108 Studio Perancangan Arditektur 5
2. Sistem struktur bagian atas (upper-structure)
Sistem struktur Keuntungan Kekurangan
System plat dan slab beton
tanpa balok
Tanpa balok sehingga
F2F menjadi lebih
rendah
Pelaksanaan mudah
Semakin panjang
bentang semakin tebal
plat
Dimensi kolom besar
System plat, balok, dan
kolom
Space antar balok
dapat dimanfaatkan
untuk ducting
Ketebalan plat
berkurang karena
gaya disalurkan
melalui balok
Tinggi F2F
bertambah karena
membutuhkan ruang
untuk balok
Semakin besar
bentang semakin
besar dimensi balok
Pada proyek hotel sisrem struktur yang cocok digunakan adalah system plat,
balok, dan kolom.
4.4.2 Pendekatan Bahan Material Bangunan
Pendekatan bahan material bangunan meliputi material dinding, atap, kusen, plafond, dan
penutup lantai. Pertimbangan pemilhan material adalah berdasarkan kemudahan perawatan
material.
1. Material Pengisi dinding
Tabel material Dinding
Jenis Material Kelebihan kekurangan
Batu Bata Insulasi peredam bangunan
Muda didapat
Modul kecil sehingga
pengerjaan lama
Mudah berjamur
Batako Modul besar pengerjaan
lebih cepat
Mudah didapat
Murah
Daya tahan terhadap
gempa kecil
109 Studio Perancangan Arditektur 5
Dinding pre-cast Pengerjaan cepat (sudah
difabrikasi sesuai pesanan)
Lebih efisien untuk
bangunan dengan modul
perlantai yang sama
Biaya lebih mahal
Bata Ringan Pengerjaan cepat (modul
besar)
Kemungkinan rembes kecil
Tahan api dan kedap suara
Sulit didapat
Pada bangunan hotel ini, material pengisi dinding yng akan digunakan adalah bata
ringan karena sifatnya yang kedap suara membantu penciptaan ruang yang tidak
terganggu oleh bising diluar bangunan, sedangkan pada unit tipikal kamar
menggunakan pre-cast yang sifatnya moduler.
2. Material penutup eksterior
Tabel Material eksterior
Jenis material Kelebihan Kekurangan
Kaca Kemampuan penghantar
panas kecil
Mudah didapat
Dapat menghantar cahaya
matahari
Mudah menyerap
panas
Batu alam Tahan terhadap cuaca
Mampu menyerap panas
Tahan terhadap kerusakan
mekanis
Mudah rusak oleh
lumut dan jamur
Cladding GRC
(Glass-fiber
Rainforced
Cement)
Fleksibel
Mudah dibentuk
Mudah dipasang
Mahal dan mudah
kusam
Cladding ACP Fleksibel dan mudah Mahal dan sulit didapat
110 Studio Perancangan Arditektur 5
(Alumunium
Composite Panel)
dibentuk
Mudah dipasang
Perawatan mudah
Material penutup eksterior yang digunakan pada bangunan hotel kali ini adalah
Kombinasi dari material kaca, ACP, dan GRC untuk menciptakan kesan pada
façade yang menarik dan tidal monoton.
3. Material atap
Tabel material atap
Jenis material Kelebihan Kekurangan
Genteng
Tahan terhadap cuaca dan
panas
Mudah dapat
Mudah pecah
Dak beton Tahan terhadap hujan
Mudah dibentuk
Tahan api
Berat dan mudah retak
karena pemuaian
Menyerap panas tinggi
Alumunium Ringan mudah dipasang
Tahan terhadap cuaca
Tahan api dan gempa
Mahal
Menyerap panas tinggi
Baja ringan Ringan, sehingga bobot
yang ditanggung struktur
dibawahnya tidak terlalu
berat
Anti rayap
Tidak memiliki nilai muai-
susut
Pemasangannya cepat
Tidak bisa diekspose
Rentan tiupan angin
(untuk bangunan
tinggi)
Polycarbonate Rungan, mudah dipasang
Mudah dibentuk
Dapat dilalui cahaya
matahari
Mahal
Tidak tahan panas
111 Studio Perancangan Arditektur 5
Truss Cocok untuk bentang lebar
Fleksibel dapat membentuk
atap yang variatif
Membutuhkan ruang
yang cukup besar
Material atap yang digunakan pada bangunan hotel adalah kombinasi antara dak beton
dengan atap miring dari rangka truss yang diberi penutup metal. Pada atap yang
difungsikan sebagai area ME akan menggunakan atap beton, sedangkan atap yang
tidak difungsikan untuk ME akan menggunakan atap truss yaitu pada ballroom yang
membutuhkan bentang lebar.
4. Material kusen
Tabel material kusen
Jenis Kelebihan Kekurangan
Kayu Mudah didapat
Menyerap panas
Tahan cuaca
Mudah terkena rayap
Mudah terbakar
Aluminium Ringan
Mudah pemasangannya
Menyerap panas
Mahal
Kusen aluminium adalah yang cocok digunakan dalam bangunan hotel karena
pemasangannya yang mudah, serta tampilannya yang modern
5. Material plafond
Tabel material plafond
Jenis Kelebihan Kekurangan
Gypsum board Isolasi suara baik
Mudah dipasang
Fleksibel dan mudah
dibentuk
Mudah tergores
Multipleks Mudah didapat
Murah
Tidak tahan rayap
112 Studio Perancangan Arditektur 5
Ringan
Pemasangan mudah
Mudah terbakar
Material penutup plafond yang digunakan pada bangunan hotel adalah gypsum board
karena sifatnya fleksibel.
6. Material penutup lantai
Gambar Tabel material penutup lantai
Jenis Kelebihan Kekurangan
Keramik Mudah perawatannya
Anti gores
Tahan api
Mudah pecah
Marmer Nilai estetika tinggi
Tahan api
Mahal
Sulit didapat
Perawatan khusus
agar tahan lama
Parket Fleksibel
Mudah pemasangannya
Dapat meredam suara
Nilai estetika tinggi
Mahal
Sulit didapat
Mudah terbakar
Mudah tergores
Rawan rayap
Karpet Fleksibel Memerlukan
Material penutup lantai yang digunakan pada hotel adalah kombinasi antara marmer,
keramik dengan karpet. Penggunaan marmer pada area lobby akan member kesan
mewah pada suasana hotel. Keramik digunakan pada area servis, sedangkan karpet
digunakan pada koridor dan unit kamar hotel serta ruang pertemuan/rapat.
113 Studio Perancangan Arditektur 5
4.4.3 Pendekatan Utilitas Bangunan
a. Sistem Penyediaan air bersih
Penyediaan air bersih pada bangunan hotel meliputi penyediaan air dingin dan
air panas, berikut adalah skema jaringan air bersih, pasokan untuk kotak hidran dan
menara pendingin, serta air buangan.
Skema. Penyediaan air bersih
Pada sistem pasokan air terdapat sistem pasokan ke atas(up feed) baik dengan
tangki maupun tidak dan pasokan ke bawah (down feed).
Gambar 10.5 Skema penyediaan air Bersih
114 Studio Perancangan Arditektur 5
b. Sistem pengolahan air limbah
Pada bangunan hotel air limbah diolah dalam SPT (Sewage Treatment Plant),
yaitu melalui proses mekanik, berupa penyaringan,pemisahan dan pengendapan, serta
proses biologi/kimia. Berikut adalah skema pengolahannya:
c. Sistem pembuangan sampah
Sampah dari setiap lantai akan di angkut melalui lift barang menuju ke
pembuangan terakhir
d. Sistem penanggulangan kebakaran
Semakin cepat evakuasi diadakan pada saat kebakaran maka semakin kecil
juga kemungkinan terjadinya korban. Untuk itu diperlukan detector asap untuk
mengetahui adanya titik kebakaran.
Ketika kebakaran terjadi aka nada jeda waktu sebelum petugas pemadam
kebakaran datang ke lokasi, maka dari itu antisipasi awal dapat menggunakan
115 Studio Perancangan Arditektur 5
PAR(Pemadam Api Ringan) untuk mematikan api. Selain itu setiap bangunan harus
dilengkapi oleh hidran dan sprinkler.
Perletakan hidran dalam bangunan harus berjarak 35 m antar satu dengan yang
lainnya. Sedangkan sprinkler sebagai respon awal pada saat terjadinya kebakaran
memiliki skema susunan sebagai berikut :
Jalur distribusi dan jaringan pipa untuk instalasi hidran dan sprinkler dapat dilihat
pada gambar berikut:
116 Studio Perancangan Arditektur 5
Instalasi Hidran
Pasokan air hidran
117 Studio Perancangan Arditektur 5
e. Sistem penyediaan air panas
Setiap unit kamar hotel dilengkapi oleh pemanas air masing-masing. Satu unit
pemanas air hanya melayani satu kamar, sehingga lebih efisien jika dibandingkan
dengan sistem pemanas air pusat. Apabila terjadi kerusakan unit pemanas air yang
membutuhkan perbaikan tidak akan menyebabkan kamar lain terganggu fasilitas air
panasnya.
f. Sistem Penghawaan
Sistem penghawaan yang digunakan pada hotel adalah system penghawaan
buatan. Sistem penghawaan buatan sendiri terbagi 2:
1. Direct cooling, yaitu berupa unit ac split tanpa dialirkan melalui ducting.
2. Indirect cooling, yaitu menggunakan chiller yang kemudian dialirkan melalui
ducting
Sistem penghawaan buatan yang cocok pada unit kamar hotel adalah direct
cooling yaitu dengan menggunakan AC split untuk masing-masing unit kamar,
sehingga jika ada kamar yang kosong tanpa tamu AC tidak akan menyala dan
menghabiskan energy.
118 Studio Perancangan Arditektur 5
Sistem AC Split
Sedangkan pada area lobi menggunakan sistem split duct
Sistem Ac Split duct
g. Sistem Penangkal Petir
Prinsip dasar darisistem penangkal petir adalah menyediakan jalur menerus
dari logam yang menyalurkan petir ke tanah pada saat terjadi sambaran petir pada
bangunan. Berikut macam-macam system penangkal petir:
Sistem konvensional, sistem praktis, biaya murah tapi terjangkau
Sistem sangkar faraday, biaya mahal, mengganggu estetika bangunan
Sistem Thomas, menggunakan system paying dengan bentangan perlindungan
yang besar.
Sistem penangkal petir yang digunakan adalah system Thomas dimana
bentangan perlindungan cukup besar sehingga dalam satu bangunan hanya
memerlukan satu penangkal petir saja.
h. Sistem Pasokan Listrik
119 Studio Perancangan Arditektur 5
Daya listrik umumnya dipasok dari Pembangkit Tenaga Listrik melalui
jaringan tegangan tinggi (TT, diatas 20000 volt), yang kemudian diturunkan menjadi
tegangan menengah (TM, antara 1000-20000 volt) dan tegangan rendah (TR, dibawah
1000 volt) oleh transformator yang diterapkan pada gardu-gardu listrik.
Pasokan Listrik
Jika aliran listrik PLN terhenti, maka daya listrik diambil dari Generator yang
diletakkan diruang kedap suara agar tidak mengganggu kegiatan bangunan.
i. Sistem Jaringan Komunikasi
Agar jaringan telekomunikasi dalam bangunan dapat berfungs diperlukan
saluran telpon dari Telkom, yang mempunyai hubungan keluar local (dalam kota),
hubungan interlokal ataupun internasional.
Sistem dalam bangunan dimulai dari saluran Telkom ke PABX (Private
Automatic Branch Exchange), selanjutnya ke kotak hubung induk (MDF-Main
120 Studio Perancangan Arditektur 5
Distribution Frame). Melalui kabel distribusi (DC- Distribution Cable)
jaringan telpon disebarkan ke koak terminal (JB-Junction Box) yang ada di
tiap-tiap lantai bangunan.
Gambar 10.6 Sistem Komunikasi
121 Studio Perancangan Arditektur 5
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan
cityhotel ,maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang menggunakan sebagian atau seluruh
bangunan yang menyediakan jasa penginapan, pelayanan makanan dan minuman
serta jasa penunjang lainnya, yang disediakan untuk umum dan dikelola secara
komersial.
2. Pemilihan site Hotel menyesuaikan peruntukan lahan dan di tempatkan di simpul
kota suatu daerah.
3. Ketika kita mendesain suatu bangunan memanglah diperlukan ketelitian yang
sangat, untuk menciptakan bangunan hasil yang memuaskan dan sesuai dengan
masalah-masalah yang ada dalam lingkungannya.
4. Tidak hanya kita mampu bagus mendesainnya saja, kita harus dituntut untuk
menyesuaikan peraturan dan ketetapan yang telah dibuat saat kita mendesain
suatu bangunan komersial publik, dalam hal ini kita mengambil contoh hotel.
5. Analisa yang akurat, dan pemecahan masalah yang bagus bisa memberikan
desain bangunan yang nyaman, aman, dan efektif untuk pelayanan publik di
pelayanan hotel.
5.2 Saran
Saran-saran yang dapat Penulis sampaikan berkaitan dengan perencanaan
Cityhotel adalah sebagai berikut :
1. Sebelum merencanakan suatu bangunan hotel hendaknya didahului dengan studi
kelayakan agar nantinya dapat diperoleh hasil perencanaan yang memuaskan baik
dari segi mutu, biaya dan waktu. Dan juga perlu memperhatikan persyaratan-
persyaratan yang telah ditetapkan.
2. Ketika kita mendesain hotel utamakanlah kenyamanan publik untuk kesesuaian
penataan ruang, aksesbilitas dan sirkulasi ruang serta penentuan site hotel.
3. Analisa dan pemikiran pemecahan masalah sangatlah di butuhkan guna terciptanya
bangunan yang sesuai desain kita, yang bisa nyaman untuk digunakan.