Top Banner
1 Studio Perancangan Arditektur 5 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Seiring dengan berkembangnya dunia usaha pada saat ini,menyebabkan tingkat mobilisasi masyarakat menjadi semakin tinggi. Masyakat khususnya masyarakat daerah perkotaan akan lebih sering melakukan bepergian ke luar daerahnya,baik itu untuk melakukan kegiatan usahanya atau pun berlibur. Pola hidup masyarakat yang demikian membuat mereka membutuhkan tempat hunian sementara ketika mereka pergi ke luar daerahnya. Hotel merupakan solusi tepat untukmengatasi maslah tersebut. Hal ini menyebabkan bisnis dunia perhotelan semakin meningkat pesat dewasa ini. Hotel adalah suatu bentuk bangunan, lambang, perusahaan atau badan usaha akomodasi yang menyediakan pelayanan jasa penginapan, penyedia makanan dan minuman serta fasilitas jasa lainnya dimana semua pelayanan itu diperuntukkan bagi masyarakat umum, baik mereka yang bermalam di hotel tersebut ataupun mereka yang hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel itu. Selain menyediakan jasa inap,hotel juga menyediakan fasilitas penunjang lain yang digunakan untukmeningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Fasilitas – fasilitas tersebut antara lain ruang seminar,kafe,kolam renang,sarana gimnastik,dll. Hotel merupakan jenis usaha yang menjanjikan, dan juga memiliki nilai investasi yang sangat tinggi. Hal ini dilihat dari segi fasilitas – fasilitas yang ditawarkan di dalamnya. Atas pertimbangan modal yang banyak ini,para investor menuntut pembangunan hotel ini harus mendatangkan profit yang melimpah bagi para investornya itu sendiri. Jumlah kamar yang banyak merupakan salah satu cara untuk meningkatkan profit hotel. Akan tetapi jumlah kamar yang banyak dikhawatirkan mengurangi tingakat kenyamanan dari segi penghawaan hotel. Pemasangan penghawaan buatan seperti ac menjadi alternatif solusinya.
121

LP3A Repaired

Oct 23, 2015

Download

Documents

LP3A STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 5 CITY HOTEL
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: LP3A Repaired

1 Studio Perancangan Arditektur 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Seiring dengan berkembangnya dunia usaha pada saat ini,menyebabkan tingkat

mobilisasi masyarakat menjadi semakin tinggi. Masyakat khususnya masyarakat daerah

perkotaan akan lebih sering melakukan bepergian ke luar daerahnya,baik itu untuk

melakukan kegiatan usahanya atau pun berlibur. Pola hidup masyarakat yang demikian

membuat mereka membutuhkan tempat hunian sementara ketika mereka pergi ke luar

daerahnya. Hotel merupakan solusi tepat untukmengatasi maslah tersebut. Hal ini

menyebabkan bisnis dunia perhotelan semakin meningkat pesat dewasa ini.

Hotel adalah suatu bentuk bangunan, lambang, perusahaan atau badan usaha

akomodasi yang menyediakan pelayanan jasa penginapan, penyedia makanan dan

minuman serta fasilitas jasa lainnya dimana semua pelayanan itu diperuntukkan bagi

masyarakat umum, baik mereka yang bermalam di hotel tersebut ataupun mereka yang

hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel itu.

Selain menyediakan jasa inap,hotel juga menyediakan fasilitas penunjang lain

yang digunakan untukmeningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Fasilitas –

fasilitas tersebut antara lain ruang seminar,kafe,kolam renang,sarana gimnastik,dll.

Hotel merupakan jenis usaha yang menjanjikan, dan juga memiliki nilai investasi

yang sangat tinggi. Hal ini dilihat dari segi fasilitas – fasilitas yang ditawarkan di

dalamnya. Atas pertimbangan modal yang banyak ini,para investor menuntut

pembangunan hotel ini harus mendatangkan profit yang melimpah bagi para

investornya itu sendiri. Jumlah kamar yang banyak merupakan salah satu cara untuk

meningkatkan profit hotel. Akan tetapi jumlah kamar yang banyak dikhawatirkan

mengurangi tingakat kenyamanan dari segi penghawaan hotel. Pemasangan

penghawaan buatan seperti ac menjadi alternatif solusinya.

Page 2: LP3A Repaired

2 Studio Perancangan Arditektur 5

Penggunaan ac sebagai penghawaan buatan dikhawatirkan akan semakin

mempercepat pemanasan global. Gas freon yang terdapat di dalam ac akan merusak

lapisan ozon yang terdapat di atmosfer bumi. Penyelesaian desain hotel yang sesuai

dengan iklim Indonesia sangat dibutuhkan gua mengurangi efek global warming.

Bangunan hotel dengan material yang ramah lingkungan serta sesuai dengan iklim

tropis basah Indonesia sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah global warming

ini.

1.2 Permasalahan

Permasalahan yang mungkin timbul dalam merencanakan dan merancang City

Hotel Bintang 4 adalah :

1) Merencanakan dan merancang bangunan hotel sesuai dengan kriteria bintang 4

yang disyaratkan oleh Peraturan Dinas Pariwisata

2) Mengintegrasikan bangunan hotel dengan karakteristik City Hotel

3) Kesesuaian bangunan yang ramah lingkungan yang berbasis Green Arsitektur dan

sesuai dengan iklim yang ada di Indonesia.

4) Pengaplikasian Fungsi Bangunan untuk meningktkan profit yang didapatkan dari

bangunan hotel tersebut.

1.3 Tujuan dan Sasaran

1.3.1 Tujuan

Tujuan penyusunan laporan ini yaitu untuk memperoleh suatu Landasan Program

Perencanaan dan Perancangan City Hotel, yang nantinya akan dijadikan sebagai

konsep awal dalam pembuatan tugas besar mata kuliah Studio Perancangan Arsitektur

(SPA) 5.

1.3.2 Sasaran

Sasaran dari penyusunan landasan program perencanaan dan perancangan City Hotel

Bintang Empat di Semarang adalah tersusunnya langkah-langkah pokok (proses dasar)

Perencanaan dan Perancangan City Hotel Bintang Empat di Semarang berdasarkan atas

aspek-aspek panduan perancangan (design guide lines aspect).

Page 3: LP3A Repaired

3 Studio Perancangan Arditektur 5

1.4 Lingkup Pembahasan

1.4.1 Ruang Lingkup Substansial

Perencanaan dan Perancangan City Hotel Bintang Empat di Semarang

merupakan High Rise Building sehingga ruang lingkup yang diterapkan sebatas dalam

disiplin ilmu Arsitektur dengan di tambahkan penekanan desain Green Arsitektur. Hal-

hal yang di luar disiplin ilmu arsitektur jika mendasari dan menentukan perencanaan

dan perancangan, akan dibahas dengan asumsi dan logika serta mengacu pada hasil

studi pihak lain yang sesuai dengan permasalahan dari City Hotel Bintang Empat.

1.4.2 Ruang Lingkup Spatial

Perencanaan dan Perancangan City Hotel di Semarang akan memperhatikan letak

geografis kota serta tapak yang akan dipilih.

1.5 Metode Pembahasan

Metode pembahasan yang di pergunakan dalam penyusunan landasan program

perencanaan dan perancangan arsitektur adalah metode diskriptif analitis serta

dokumentatif, yaitu dengan memaparkan semua data baik data literatur, wawancara

maupun data lapangan dan permasalahan kemudian di analisis secara sistematis sesuai

ilmu arsitektur untuk memperoleh pemecahan yang sesuai dengan perencanaan dan

perancangan City Hotel yang terletak di pusat kota Semarang.

Adapun metode pengumpulan data yang dipergunakan adalah sebagai berikut :

Studi Literatur / Kepustakaan

Pengumpulan data mengenai City Hotel melalui studi literatur yang

menerangkan landasan teori mengenai segala hal dan teori-teori yang

berhubungan dengan City Hotel, serta literatur tentang konsep bangunan yang

akan digunakan.

Page 4: LP3A Repaired

4 Studio Perancangan Arditektur 5

Wawancara dengan narasumber

Pengumpulan data yang dipergunakan untuk mencari informasi pendukung

atau tambahan bagi data yang ada, maupun informasi bagi data yang belum ada di

lapangan.

Survey lapangan

Pengumpulan data yang dilakukan dengan pengamatan secara langsung ke

lapangan untuk memperoleh data secara nyata.

1.6 Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan yang akan digunakan dalam Landasan Konsep laporan

tugas Studio Perancangan Arsitektur 5 dengan judul “Landasan Program Perencanaan

dan Perancangan Arsitektur City Hotel di Kota Semarang” ini adalah :

BAB I PENDAHULUAN

Membahas tentang latar belakang, permasalahan, tujuan dan sasaran, lingkup

pembahasan, metode pembahasan, dan sistematika pembahasan dan juga

skema dan alur pembahasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisi tentang studi literature tentang pengertian Hotel, Fungsi Hotel, Tipe

Hotel, sampai persyaratan Hotel Serta di tambah dengan studi kasus di salah

satu Hotel berbintang 4 di Kawasan Semarang

BAB III CITY HOTEL DI KAWASAN SEMARANG

Membahas tentang tinjauan mengenai kota/kabupaten yang akan kita jadikan

site desain kita, potensi-potensi yang ada berkenaan dengan transportasi

.

Page 5: LP3A Repaired

5 Studio Perancangan Arditektur 5

BAB IV PENDEKATAN PERUMUSAN KONSEP PERENCANAAN DAN

PERANCANGAN

Berisi uraian yang berkaitan dengan dasar pendekatan dan analisis untuk

menentukan program perencanaan dan perancangan yang mengacu pada

aspek-aspek fungsional, kinerja, teknis, kontekstual, arsitektural, serta

pendekatan lokasi dan tapak dan juga terdapat uraian yang secara spesifik

membahas tentang bangunan City Hotel yang meliputi titik tolak pendekatan,

pendekatan system pengelolaan, pendekatan pengguna Hotel,aktivitas,

sirkulasi dan pendekatan hubungan ruang, pengelompokan ruang, kebutuhan

ruang, program ruang dan juga utilitas bangunan.

BAB V PENUTUP

Berisi mengenai kesimpulan dari pembahasan laporan Program Perencanaan

dan Perancangan Arsitektur mengenai City Hotel di Semarang dan juga saran

terkait kekurangan- kekurangan dalam pembahasannya.

Page 6: LP3A Repaired

6 Studio Perancangan Arditektur 5

Gambar 1.1 Alur Pikir

Page 7: LP3A Repaired

7 Studio Perancangan Arditektur 5

BAB II

TINJUAUAN PUSTAKA

2.1 Hotel

2.2.1 Pengertian Hotel

Dilihat dari asal katanya, perkataan Hotel berasal dari bahasa Latin Hospes

yang mempunyai pengertian untuk menunjukkan orang asing yang menginap di rumah

seseorang (teman, kenalan, atau musafir yang dihormati). Kemudian dalam

perkembangannya kata Hospes menjadi hotel dalam bahasa Perancis, dan seterusnya

menjadi hotel dengan pengertian sebagai rumah penginapan (Suarthana, 2006 : 11).

Sedangkan menurut keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi no.

KM.94/HK103/MPPT-87 dinyatakan bahwa “Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang

menggunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan,

makan dan minum, serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara komersial”

(Suarthana, 2006 : 11).

Menurut Prof K. Kraft, Hotel adalah sebuah bangunan yang menyediakan

makanan dan pelayanan yang bersangkutan mengadakan perjalanan.

Hotel adalah perusahaan yang memberikan layanan jasa dalam bentuk

penginapan atau akomodasi serta menyediakan hidangan dan fasilitas lainnya untuk

umum yang memenuhi syarat-syarat comfort, privacy dan bertujuan komersional.

(Keputusan Menteri SK 241/H/70 Thn/1970)

Hotel adalah suatu tempat di mana disediakan penginapan, makan dan minum,

serta pelayanan lainnya, untuk disewakan bagi orang-orang yang tinggal untuk

sementara waktu. (American Hotel and Association)

Pengertian hotel menurut buku Managing Front Office Operation dari AHMA

(American Hotel & Motel Association) yang ditulis oleh Charles E. Stedmon dan

Michael L. Kasanava disebutkan sebagai berikut:

Page 8: LP3A Repaired

8 Studio Perancangan Arditektur 5

“a hotel may be defined as an establishment whose primary business in

providing lodging facilities for the general public and which fursishes one or more of

the following service: food and beverage service room attendant service, uniformed

serviced, laundering linens, and use of furnitures and fixtures.”

Yang diartikan:

Hotel dapat di definisikan sebagai sebuah bangunan yang dikelola secara

komersial dengan memberikan fasilitas penginapan untuk umum dengn fasilitas

pelayanan sebagai berikut: pelayanan makan dan minum, pelayanan kamar, pelayanan

barang bawaan, pencuci pakaian dan dapat menggunakan perabotan dan menikmati

hiasan-hiasan yang ada di dalamnya.”

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa hotel adalah suatu jenis

akomodasi yang menggunakan sebagian atau seluruh bangunan yang menyediakan jasa

penginapan, pelayanan makanan dan minuman serta jasa penunjang lainnya, yang

disediakan untuk umum dan dikelola secara komersial.

2.2.2 Fungsi Hotel

Dikutip dari buku Hotel management; Pengelolaan Hotel, Sihite (2000:63)

Fungsi utama dari hotel adalah sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan tamu

(wisatawan atau pelancong) sebagai tempat tinggal sementara selama jauh dari tempat

asalnya. Pada umumnya kebutuhan utama para tamu dalam hotel adalah istirahat, tidur,

mandi, makan, minum, hiburan dan lain-lain. Namun dengan perkembangan dan

kemajuan hotel sekarang ini, fungsi hotel bukan saja sebagai tempat menginap atau

istirahat bagi para tamu, namun fungsinya bertambah sebagai tujuan konferensi,

seminar, musyawarah nasional dan kegiatan lainnya semacam itu yang tentunya

menyediakan sarana dan prasarana yang lengkap.

Dengan demikian fungsi hotel sebagai suatu sarana komersial berfungsi bukan

hanya untuk menginap, beristirahat, makan dan minum tetapi juga sebagai tempat

melangsungkan berbagai macam kegiatan sesuai dengan tujuan pasar hotel tersebut.

Dalam menunjang pembangunan negara, usaha perhotelan memiliki peran

antara lain :

Page 9: LP3A Repaired

9 Studio Perancangan Arditektur 5

1. Meningkatkan industri rakyat

Hotel banyak memakai barang-barang yang diproduksi oleh industri rakyat,

seperti meubel, bahan pakaian, makanan, minuman dan lain sebagainya.

2. Menciptakan lapangan kerja

3. Membantu usaha pendidikan dan latihan

4. Meningkatkan pendapatan daerah dan negara

5. Meningkatkan devisa negara

6. Meningkatkan hubungan antar bangsa.

2.2.3 Jenis Hotel

Penentuan jenis hotel tidak terlepas dari kebutuhan pelanggan dan ciri atau sifat

khas yang dimiliki wisatawan (Tarmoezi, 2000) : Berdasarkan hal tersebut, dapat dilihat

dari lokasi dimana hotel tersebut dibangun, sehingga dikelompokkan menjadi :

a. City Hotel

Hotel yang berlokasi di perkotaan, biasanya diperuntukkan bagi

masyarakat yang bermaksud untuk tinggal sementara (dalam jangka waktu

pendek). City Hotel disebut juga sebagai transit hotel karena biasanya

dihuni oleh para pelaku bisnis yang memanfaatkan fasilitas dan pelayanan

bisnis yang disediakan oleh hotel tersebut.

b. Residential Hotel

Hotel yang berlokasi di daerah pinngiran kota besar yang jauh dari

keramaian kota, tetapi mudah mencapai tempat-tempat kegiatan usaha.

Hotel ini berlokasi di daerah-daerah tenang, terutama karena

diperuntukkan bagi masyarakat yang ingin tinggal dalam jangka waktu

lama. Dengan sendirinya hotel ini diperlengkapi dengan fasilitas tempat

tinggal yang lengkap untuk seluruh anggota keluarga.

c. Resort Hotel

Hotel yang berlokasi di daerah pengunungan (mountain hotel) atau di tepi

pantai (beach hotel), di tepi danau atau di tepi aliran sungai. Hotel seperti

ini terutama diperuntukkan bagi keluarga yang ingin beristirahat pada hari-

hari libur atau bagi mereka yang ingin berekreasi.

d. Motel (Motor Hotel)

Hotel yang berlokasi di pinggiran atau di sepanjang jalan raya yang

menghubungan satu kota dengan kota besar lainnya, atau di pinggiran

Page 10: LP3A Repaired

10 Studio Perancangan Arditektur 5

jalan raya dekat dengan pintu gerbang atau batas kota besar. Hotel ini

diperuntukkan sebagai tempat istirahat sementara bagi mereka yang

melakukan perjalanan dengan menggunakan kendaraan umum atau mobil

sendiri. Oleh karena itu hotel ini menyediakan fasilitas garasi untuk mobil.

2.2.4 Klasifikasi Hotel

Klasifikasi Hotel di Indonesia yang dikeluarkan oleh peraturan Pemerintah,

Deparpostal dan dibuat oleh Dirjen Pariwisata dengan SK : Kep-22/U/VI/78. Klasifikasi

hotel menggunakan system bintang, mulai dari bintang satu sebagai level terendah dan

bintang 5 sebagai level tertinggi. Dasar penilaian yang dipakai antara lain mencakup :

Persyaratan fisik, meliputi lokasi hotel dan kondisi bangunan

Jumlah kamar yang tersedia

Bentuk pelayanan yang diberikan

Kualifikasi tenaga kerja, meliputi pendidikan dan kesejahteraana

karyawan

Fasilitas olahraga dan rekreasi lainnya yang tersedia seperti kolam

renang, lapangan tenis, diskotik dll.

1. Klasifikasi hotel berdasarkan bintang

Menurut buku pengantar akomodasi dan restoran oleh Ir. Endar Sugiarto,

B.A. dan Sri Sulatiningrum, B.A., 2001 adalah :

Klasifikasi Hotel

Bintang

Persyaratan

Jumlah kamar standar minimum 15 kamar

Kamar mandi didalam kamar

Luas kamar standar minimum 20 m2

Jumlah kamar standar minimum 20 kamar

Jumlah kamar suite minimum 1 kamar

Kamar mandi didalam kamar

Luas kamar standar minimum 22 m2

Luas kamar suite minimum 44 m2

Jumlah kamar standar minimum 30 kamar

Jumlah kamar suite minimum 2 kamar

Page 11: LP3A Repaired

11 Studio Perancangan Arditektur 5

Kamar mandi didalam kamar

Luas kamar standar minimum 24 m2

Luas kamar suite minimum 48 m2

Jumlah kamar standar minimum 50 kamar

Jumlah kamar suite minimum 3 kamar

Kamar mandi didalam kamar

Luas kamar standar minimum 24 m2

Luas kamar suite minimum 48 m2

Memiliki Tiga Tingkatan Yaitu Palm,

Bronze, Diamond.

Jumlah kamar suite minimum 4 kamar

Luas kamar standar minimum 26 m2

Luas kamar suite minimum 52m2

Gambar 1.2 Tabel Klasifikasi Hotel Berdasarkan Bintang

Sumber : Depparpostel

Adapun fasilitas standar yang terdapat pada masing-masing jenis

kamar tersebut adalah sebagai berikut :

1. Kamar mandi private ( bath room )

2. Tempat tidur ( jumlah dan ukurannya sesuai dengan jenis )

3. Ruang tidur

4. Lemari pakaian ( Cupboard )

5. Telephone

6. Televisi dan Radio channel

7. Meja rias / tulis ( dressing table )

8. Rak untuk menyimpan koper ( luggage rack )

9. Astray, korek api, handuk, alat tulis.

2. Klasifikasi hotel berdasarkan lokasi

City hotel

Hotel yang terletak di dalam kota, dimana sebagaian besar tamunya yang

menginap adalah memiliki kegiatan berbisnis.

Page 12: LP3A Repaired

12 Studio Perancangan Arditektur 5

Resort Hotel

Adalah hotel yang terletak di kawasan wisata, dimana sebagian besar

tamunya tidak melakukan kegiatan bisnis, tetapi lebih banyak rekreasi.

Macam-macam resort berdasarkan lokasi:

Mountain Hotel (hotel yang berada di pegunungan)

Beach Hotel (hotel yang berada di daerah pantai)

Lake Hotel (hotel yang berada dipinggir danau)

Hill Hotel (hotel yang berada di puncak bukit)

Forest Hotel (hotel yang berada di kawasan hutan lindung)

Suburb Hotel, adalah hotel yang lokasinya di pinggiran kota,

yang merupakan kota satelit yaitu pertemuan antara kedua kota.

Urban hotel

Adalah hotel yang berlokasi di pedesaan dan jauh dari kota besar atau

hotel yang terletak di daerah perkotaan baru yang tadinya hanya berupa

desa.

Airport hotel

Adalah hotel yang berada dalam satu kompleks bangunan atau area

pelabuhan udara atau sekitar Bandar udara.

3. Klasifikasi hotel berdasarkan ukuran dan jumlah kamar hotel

Klasifikasi hotel berdasarkan ukurannya dapat ditentukan dengan jumlah

kamar yang ada. Ukuran hotel diklasifikasikan menjadi 3 bagian, yaitu :

Small hotel, jumlah kamar antara kurang dari 25 buah.

Average hotels, jumlah kamar antara 25 – 100 buah.

Above average hotels, jumlah kamar antara 100 – 300 buah.

Large hotels, jumlah kamar lebih dari 300 buah.

4. Klsifikasi hotel berdasarkan lamanya tamu menginap

Lamanya tamu menginap di hotel dapat dibagi dalam tiga kategori, yaitu:

Transient Hotel, hotel dimana para tamunya rata-rata menginap

hanya untuk satu atau dua malam

Residential Hotel, yaitu hotel dima para tamunya menginap untuk

jangka waktu lama, lebih dari satu minggu

Page 13: LP3A Repaired

13 Studio Perancangan Arditektur 5

Semi Residential Hotel, yaitu hotel dimana para tamunya menignap

lebih dari dua malam sampai satu minggu

5. Klasifikasi hotel berdasarkan kegiatan tamu selama menginap

Banyak kegiatan tamu secara spesifik selama menginap di hotel karena

dengan maksud-maksud tertentu. Kegiatan tersebut antara lain :

Olahraga

Sport Hotel adalah hotel yang berada pada kompleks kegiatan

oah raga

Ski Hotel adalah hotel yang menyediakan area sebagai tempat

bermain ski. Banyak terdapat di Negara yang memeiliki 4

musim.

Bisnis

Conference hotel adalah hotel yang menyediakan fasilitas

lengkap untuk konferensi

Convention hotel adalah hotel sebagai bagian dari kompleks

kegiatan konvensi.

6. Klasifikasi hotel berdasarkan criteria jenis tamu

Jenis tamu yang menginap maksudnya adalah dariman asal-usul mereka

menginap dengan latar belakangnya, dapat diklasifikasikan sebagai

berikut:

Family hotel, yaitu hotel yang sebagian besar tamunya terdiri dari

keluarga

Business hotel, sebagian besar tamunya merupakan orang–orang

yang sedang melakukan tugas/usaha

Tourist hotel, yaitu hotel yang sebagain besar tamunya adalah

wisatawan

Transit hotel, yaitu hotel yang sebagian besar tamunya adalah

mereka yang akan melanjutkan perjalanan (hotel hanya sebagai

tempat persinggahan sementara saja)

Cure Hotel, yaitu hotel yang sebagian besar tamunya adalah

dengan tujuan pengobatan.

Page 14: LP3A Repaired

14 Studio Perancangan Arditektur 5

7. Klasifikasi hotel Berdasarkan tarif hotel

Economy Hotel, yaitu hotel dengan tarif yang relatif murah

First Class Hotel, yaitu hotel dengan tarif sedang

Deluxe Hotel, yaitu hotel dengan tarif mahal

2.2.5 Pengelolaan Hotel

Menurut Walter A. Rutes (1985:29) terdapat beberapa pembagian departemen

dalam pengelolaan suatu hotel yang dikoordinasikan dan dikendalikan oleh seorang

general manager dan dibantu oleh executive Assistant Manager.

Adapun departemen-departemen yang dimaksud adalah:

a. Front Office Departemen

Bertugas menerima pesanan, memberikan pelayanan informasi menerima

dan mengakomodasikan pengunjung serta melaksanakan penerimaan dan

mengakomodasikan pengunjung.

b. Housekeeping Departemen

Berkewajiban menjaga kebersihan, kerapian, kelengkapan kamar-kamar

pengunjung, restoran, bar, serta fasilitas-fasilitas lainnya.

c. Food & Beverage Departemen

Bertugas menyediakan serta menyajikan makanan dan minuman untuk

konsumsi pengunjung hotel.

d. Enginering Departemen

Bertugas melaksanakan perencanaan, perancangan, pemasangan, dan

pemeliharaan kelengkapan fasilitas bangunan hotel tersebut.

e. Personal Departemen

Berkewajiban melaksanakan pemilihan dan pengadaan tenaga kerja hotel,

juga termasuk didalamnya pemeliharaan moral, kesejahteraan tenaga kerja serta

peningkatan sumber daya manusianya.

f. Marketing Departemen

Bertugas mengelola keuangan termasuk pengaturan penerimaan dan

pengeluaran finansial hotel.

g. Security Departemen

Bertugas menjaga dan memelihara keamanan dan ketertiban lingkungan

hote dan sekitarnya.

Page 15: LP3A Repaired

15 Studio Perancangan Arditektur 5

h. Other Operation Departemen

Departemen yang tidak termasuk dalam kelompok diatas antara lain seperti

Bank, Sport Club, Massage, Money Changer, Sauna, Diskotik, Bar, Retail, dan

lain-lain.

Gambar 1.3 Struktur Organisasi Hotel

Page 16: LP3A Repaired

16 Studio Perancangan Arditektur 5

2.2.6 Kebutuhan Ruang

2.1.6.1 Area public

Perbandingan antara privat dan area-area public seperti lobby, restoran,

lounge, ruang pertemuan dan banquet besarnya berbeda-beda antara hotel yang

satu dengan yang lainnya, tergantung dari jenis hotel tersebut.

Area public diletakkan dalam cluster-cluster dekat dengan

lobby.Pengaturan ini memungkinkan tamu mengakses berbagai fasilitas dengn

mudah.

a) Lobby

Perencanaan elemen-elemen utama pembangunan lobby dan desain detail-

detailnya sangat penting untuk membuat kesan yang baik dan mendalam pada

tamu hotel. Desain yang baik dapat menyeimbangkan antara kesan

visual(estetika) dan fungsi.

Pemrogaman sebuah lobby harus didasarkan pada tipe hotel dan besarnya

sirkulasi pada area ini. Untuk hotel bisnis kelas menengah, besar lobbynya

biasanya antara 6-10sqft (0.6-0.9m2) per kamar tamu. Salah satu cara untuk

memberikan kesan lobby yang luas adalah dengan menempatkan bar, restoran

dan kios-kios retail di area lobby. Fungsi-fungsi tambahan ini tidak hanya

memberikan variasi pada besarn lobby, tetapi juga pada level aktivitas,

sehingga area lobby menjadi area yang hidup dengan banyakknya pengguna

fungsi-fungsi tambahan tersebut.

Fungsi lobby, selain membangun citra hotel, adalah sebagai area sirkulasi

utama, mengarahkan tamu ke front desk, lift, restoran, ruang pertemuan, klub

kebugaran, dan area-area public lainnya. Selain itu, lobby juga berfungsi

sebagai ruang berkumpul informal dan pusat control keamanan dimana para

staf hotel dapat mengawasi akses masuk ke bangunan hotel. Criteria

perancangannya meliputi

1. Lokasi front desk: front desk ditempatkan sefingga dapat langsung

terlihat oleh tamu yang masuk, juga agar staf front desk juga dapat

mengawasi akses tamu menuju lift.

2. Akses kantor: terdapat entrance ke front office, safe deposit area,

kantor eksekutif dan kantor sales kan catering.

Page 17: LP3A Repaired

17 Studio Perancangan Arditektur 5

3. Lift tamu: lisf diletakkan dekat dengan front desk dan entrance utama

dan besar lift diseuaikan agar cukup untuk barang bawaan tamu.

4. Area duduk: area duduk diletakkan dekat dengan front desk dan

entrance, dan tersedia area duduk untuk grup yang lebih privat.

5. Sirkulasi: area sirkulasi dibuat jelas menuju front desk, lift, restoran,

dan ruang pertemuan dan area benquet.

6. Are retail: tersedia ruang retail tersedia dengan area sirkulasi tamu.

7. Stasiun bellman: stasiun bellman diletakkan dekat dengan front desk,

lift dan entrance utama. Dekat dengan stasiun ini, disediakan ruang

penyimpanan barang.

8. Fungsi penunjang: fungsi penunjang selain toilet, toilet umum, meja

asisten menejer dan lain-lain diletakkan hingga mudah dijangkau dari

area-area lainnya.

b) Restoran dan Cafe

Desain restoran dan outlet F&B lainnya sangat bergantung pada bebrapa

hal, yaitu:

1. Karakteristik pasar

2. Konsep (jenis makanan yang disediakan, cara pelayanan, hiburan)

3. Elemen-elemen desain (atmosfer, penutup meja, display)

4. Operasional (jam buka, jumlah staf, layout tempat duduk)

5. Proyeksi financial

Criteria perancangan restoran dan outlet F&B lainnya diantaranya yaitu:

1. Tersedia akses langsung ke dapur.

2. Restoran atau outlet F&B lainnya ditempatkan sehingga dapat diakses

dari are sirkulasi public: buat agar café terlihat dari lobby.

3. Restoran ditempatkan sedemikian sehingga dapat memiliki entrance

eksterior.

c) Ruang Serba Guna/ Fungtion Room

Ruang ruang serbaguna sebuah hotel biasanya terdiri atas sebuah ballroom

yang besar, ruangan banquet berukuran dan beberapa runag pertemuan

yang lebih kecil.

Kriteria perancangannya meliputi

1. Kriteria umum

Page 18: LP3A Repaired

18 Studio Perancangan Arditektur 5

- Ballroom, banquet dan ruang-ruang pertemuan dikelompokkan

dalam satu area.

- Area ini dibuat agar dekat dan mudah diakses dari lobby hotel.

- Tersedia area penunjuang seperti toilet, ruang penyimpanan, telepon

umum dan kantor penerima.

- Ada akses masuk langsung untuk makanan ke ballroom dan banquet

- Ada ruang penyimpanan untuk meja kursi ruang pertemuan dan

Banquett

2. Kriteria perancanaan arsitektural:

- Ruang serbaguna dibuat agar dapat disekat untuk mencapai

fleksibilitas ruang

- Proporsi dan orientasi ruang serbaguna direncanakan agar ruang

dapat digunakan secara optimal.

- Struktur ruang serbaguna adalah bentang lebar tanpa kolom.

- Tersedia akses ke fungsi penunjang dan tangga darurat, juga akses

staf servis ke penyimpanan.

3. Kriteria perancangan interior

- Untuk lantai, ditutupi dengan karpet yang berpola untuk membantu

dalam peletakan furniture.

- Finishing untuk dinding bias bermacam-macam (cat, vinyl, panel

yang dilapisi kain)

- Jendela dirancang agar dapat ditutup sehingga tidak ada cahaya yang

masuk (untuk keperluan penggunaan proyektor)

- Untuk pencahayann, digunakan kombinasi pencahayaan fungsional,

dekoratif, display dan aksen.

- Untuk furniture, disediakan meja-meja pertemuan dan meja-meja

makan bundar, kursi yang bias ditumpuk, peralatan audiovisual, dan

kursi-kursi untuk foyer.

d) Fasilitas parkir

Kriteria perancangan area parker pada sebuah hotel meliputi:

1. Entrance are aprkir diletakkan sehingga dapat mudah diakses dari area

drop-off tamu (apabila terdapat parker basement)

Page 19: LP3A Repaired

19 Studio Perancangan Arditektur 5

2. Tersedia akses yang aman dan nyaman dari area parker ke dalam

bangunan hotel, biasanya menggunakan lift ke lobby.

3. Desain area parkir terbuka dan tersedia kamera security untuk

mengawasi seluruh area parkir.

4. Ada system tanda yang jelas bagi pengemudi maupun pejalan kaki.

Gambar 1.4 Skema Ruang

2.1.6.2 Area privat

Area privat terbagi menjadi kamar tamu dan administrasi dan servis.

a) Kamar tamu dan kamar suite

Dalam perancanaan kamar tamu dan suite, beberapa kriteria yang perlu

diperhatikan, yaitu:

1. Target segmen pasar dari hotel tersebut.

2. Tipe besaran ruang kamar tamu (biasanya ada lebih dari satu tipe besaran

kamar).

3. Kamar-kamar suite dengan tipe-tipe khusus.

4. Tipe layout kamar tamu (biasanya ada lebih dari satu tipe layout kamar).

5. Kamar suite yang didesain secara khusus, seperti untuk handicapped, dll.

6. Menyesuaikan dengan anggaran yang disetujui dengan pemiluhan

furniture dan perlaengkapan kamar, suite dan korisor.

Page 20: LP3A Repaired

20 Studio Perancangan Arditektur 5

Dalam perencanaan kamar tamu, sangat dibutuhkan pengetahuan menyeluruh

mengenai pasar yang dibidik oleh hotel. Perbedaan karakter pasar tentu alkan

mnimbulkan perbedaan kebutuhan dan karena itu menimbulkan perbedaan

criteria perancangan.

Pada hotel ini, pasar yang dibidik yaitu pebisnis yang berpergian secara

individual maupun dalam bentuk grup.

Bebarapa hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan kamar tamu yaitu:

1. Besaran dan Konfigurasi Kamar

Tiga dimensi penting dalam perancanaan kamartamu yang akan

mempengaruhi layout kamar dan kesan yang ditimbulkan kamar yaitu:

dimensi ruang dalam kamar tamu atau besaran bersih kamar tamu, jarak dari

dinding eksterior ke dinding kamar mandi dan besaran kamar mandi. Besaran

kamar akan membentuk modul structural keseluruhan bangunan hotel.

Biasanya satu modul berisi satu atau 2 kamar tamu, dan modul ini akan

menerus ke lantai bawah membentuk area public dan area servis.

Berikut ini adalah contoh layout kamar dengan jenis dan peletakan

tempat tidur yang berbeda-beda.

Gambar 1.5 Jenis-jenis Layout Kamar

2.1.6.3 Tipe kamar hotel

Jenis-jenis penamaan kamar hotel antara satu hotel dengan hotel lain tidak

sama, hal ini ada hubungannya dengan kondisi hotel itu sendiri-jumlah kamar

Page 21: LP3A Repaired

21 Studio Perancangan Arditektur 5

yang tersedia. Adapun jenis-jenis penamaan kamr yang ada di hotel adalah

sebagai berikut:

Standard room/regular room

Gambar 1.6 Standar Room

Sumber : Google

Standard room adalah kamar yang terdapat di sebuah hotel yang mana

segala perlengkapan dan fasilitasnya sesuai dengan standar yang ditetapkan

oleh hotelyang bersangkutan.

Fasilitas-fasilitas yang terdapat di dalam kamar standar, yaitu tempat

tidur, kamar mandi, meja kerja, televise, telepon, lemari es,lemari pakaian, rak

koper. Keistimewaan dari kamar standar yaitu harga kamarnya paling murah.

Superior Room (SUP) / Premium Room

Gambar 1.7 Superior Room

Sumber : Google

Biasanya kamar tipe Superior ini memiliki definisi yang berbeda-beda

di setiap hotel. Terkadang merupakan kamar standard dengan ukuran dan

fasiltias yang lebih. Atau juga terkadang mungkin merujuk ke kamar khusus

Page 22: LP3A Repaired

22 Studio Perancangan Arditektur 5

dengan pemandangan atau lokasi yang lebih baik. Biasanya dikenal juga

dengan nama Premium Room.

Sederhanya adalah merupakan kamar yang dilihat hotel lebih baik

daripada Standard Room. Cara terbaik tentunya lebih baik Anda menanyakan

terlebih dahulu fasilitas kamar Superior di hotel terkait.

Deluxe/superior room

Adalah jenis penamaan kamar di dalam hotel yang mana kondisi kamar

ini setingkat lebih baik dari standar room, dengan fasilitas yang sama seperti

standard room

Gambar 1.8 Deluxe Room

Sumber : Google

Bedanya dengan standar room adalah sebagai berikut:

a. Letak kamar strategis

b. Arah kamar lebih baik pemandangannya

c. Mutu bahan untuk mebel dan perabotan lebih baik dari standar

d. Ukuran kamar lebih luas dari standar room

e. Catatan khusus, apabila hotel sudah lama berdiri, kamar standar yang sudah

di renovasi dijadikan deluxe/superior room.

Junior Suite Room (Jrste) / Studio (Stu)

Sebuah ruangan besar yang dimana ruang tidur dan ruang duduk

(seating area) terpisah. Walaupun biasanya muncul dalam bentuk kamar

single, ia tetap memiliki pemisah kecil antara ruang duduk dan ruang tidur.

Page 23: LP3A Repaired

23 Studio Perancangan Arditektur 5

Gambar 1.9 Junior Suite Room

Sumber : Google

Anda mungkin juga pernah mendengar mengenai ukuran Studio,

sebenarnya kamar dengan tipe Studio tidaklah begitu berbeda jauh dengan

kamar tipe junior suite. Hanya saja ukurannya lebih besar karena adanya

tambahan dapur dan fasilitas memasak di dalamnya, dan harganya-pun

terkadang lebih mahal daripada kamar tipe Suite.

Suite room

Adalah salah satu jenis penamaan kamar yang ada di hotel yang mana

kamar tersebut dicirikan dengan dua ruangan yang terpisah dalam satu kamar,

yaitu kamar tamu dan kamar tidur.

Gambar 2.0 Suite Room

Sumber : google

Kamar tipe Suite dapat dikatakan seperti apartemen kecil di dalam

sebuah hotel. Dengan ukuran yang jauh melebihi ukuran standard. Memiliki

ruang tidur, ruang tamu dan ruang memasaknya sendiri. Biasanya kamar ini

digunakan oleh orang-orang bisnis dan keluarga yang tinggal di hotel untuk

periode yang agak lebih lama.

Page 24: LP3A Repaired

24 Studio Perancangan Arditektur 5

Bahkan dalam beberapa kasus untuk hotel yang benar-benar kelas atas,

Suite Room merupakan kamar termurah mereka. Suite Room sendiri dapat

diperluas menjadi tipe Executive yang biasanya untuk manajer kelas atas dan

Presidential, dimana akan kita bahas lebih lanjut di tipe Presidential.

PRESIDENTIAL / PENTHOUSE ROOM

Gamabar 2.1 Presidential Room

Sumber : Google

Seperti yang telah dibicarakan tadi, Suite Room dapat diperluas

menjadi Presidential Suite. Biasanya dikenal juga dengan nama Penthouse

yang dimana merupakan lantai teratas dari hotel. Dengan ruangan yang lebih

besar, pemandangan dan perlengkapan terbaik yang ditawarkan sebuah hotel

dan merupakan kamar termahal dari suatu hotel.

Selain beberapa type kamar diatas ada juga type-type kamar lain yang

berdasarkan jumlah panjang, fasilitas dll, di antaranya :

Studio room

Kamar yang dilengkapi dengan studio bed.

Junior suite

Adalah kamar yang berukuran besar yang dilengkapi dengan standar bed dan

hide-away (sofa-bed).

Page 25: LP3A Repaired

25 Studio Perancangan Arditektur 5

Twin bedded room

Adalah kamar yang dilengkapi dengan dua sinle bed untuk dua orang

Double bedded room

Adalah kamar yang dilengkapi dengan satu tempat tidur besar (queen atau

king size) untuk 2 orang

Connection room

Adalah dua kamar yang bersebelahan di mana dihubungkan dengan

connection door (pintu tembus/pintu penghubung) yang terletak di dinding

pemisah antara dua kamar yang bersangkutan.

Adjoining room

Adalah kamar yang bersebelahan yang saling menghadap yang dipisahkan

oleh koridor

Duplex

Adalah kamar yang memiliki satu,dua atau tiga kamar tidur yang terpisah, satu

dengan lainnya berbeda tingkat dihubingkan dengan tangga tetapi masih

dalam satu kamar yang sama.

Cabana

Kamar tamu yang langsung menghadap ke kolam renang, dengan atau tanpa

fasilitas tempat tidur.

2.1.6.4 Jenis tempat tidur

Ada beberapa tempat tidur yang ada di hotel, antara lain:

1. Single bed

Adalah tempat tidur yang digunakan untuk satu orang di hotel atau akomodasi

lain yang usahanya terdaftar tidak menggunakan single bed di dalam kamar.

2. Double bed

Adalah tempat tidur yang dapat digunakan untuk dua orang

3. Twin bed

Page 26: LP3A Repaired

26 Studio Perancangan Arditektur 5

Adalah tempat tidur kembar yang masing-masing hanya dapat di gunakan

untuk satu orang, atau kata lain dua single bed di dalam satu kamar.

4. Holiday bed

Adalah twin bed yang disambung oleh headboard

5. Rollaway/ extra bed

Adalah tempat tidur tambahan untuk menambah kekurangan tempat tidur di

dalam kamr, karena kapasitas tempat tidur tidak mencukupi untuk jumlah

orang yang menginap.

6. Baby crib/baby coat

Adalah tempat tidur khusus untuk bayi atau nank-anak.

7. Studio bed

Adalah sofa yang berfungsi sebagai tempat tidur.

8. Sofa bed/hide-away/hide-a bed

Adalah sofa yang bagian bawahnya merupakan tempat untuk

menyembunyikan tempat tidur tambahan

9. Murphy bed

Adalah sebuah tempat tidur yang bias dilipat ke dalam dinding, sehingga

kamar memiliki dwifungsi sebagai ruang tidur dan ruang tamu.

10. Fold away bed

Adalah tempat tidur yang dapat dan disimpan di suatu tempat penyimpanan.

2.2 Tinjauan City Hotel

2.2.1 Pengertian City Hotel

Hotel yang berlokasi di perkotaan, biasanya diperuntukkan bagi

masyarakat yang bermaksud untuk tinggal sementara (dalam jangka waktu

pendek). City Hotel disebut juga sebagai transit hotel karena biasanya dihuni

oleh para pelaku bisnis yang memanfaatkan fasilitas dan pelayanan bisnis yang

disediakan oleh hotel tersebut.

2.2.2 Karakteristik City Hotel

Berikut adalah karakteristik City Hotel yang telah di rangkum dari

berbagai macam sumber yaitu :

1) Terletak di pusat kota dan berdekatan dengan pusat bisnis

Page 27: LP3A Repaired

27 Studio Perancangan Arditektur 5

2) Sasaran penghuni City Hotel umumnya adalah para pengusaha dan para

wisatawan, jadi hotel memiliki fasilitas pelayanan pendukung bisnis,

seperti Ruang Rapat dan juga Ruang konferensi

3) Memiliki fasilitas yang di peruntukkan untuk tamu-tamu yang beristirahat

sementara dala jangka waktu yang cukup pendek.

2.2.3 Pelaku dan Aktivitas City Hotel

Deskripsi pengguna dan kegiatan adalah gambaran tentang penggunaan

juga kegiatan-kegiatan yang akan dapat dilakukan didalam bangunan nanti.

Gambar 2.2 Tabel Deskripsi Pengguna dan kegiatan

No. NAMA RUANG KEBUTUHAN RUANG KEGIATAN

1 Hall/Lobby Lobby Menunggu, mendaftar

Informasi Informasi, mendaftar

Ruang Tunggu Menunggu, duduk, mengobrol

Lobby Lift Menunggu Lift

Ruang Kontrol Kontrol keamanan, pengawasan

Toilet Sanitasi

2 Kamar Hotel

Standard

Kamar tidur (2 orang) Menginap, istirahat, makan,

minum

Kamar mandi (1 orang) Mandi, buang air

3 Kamar Hotel Deluxe Kamar tidur (2 orang) Menginap, istirahat, makan,

minum

Kamar mandi (1 orang) Mandi, buang air

4 Kamar Hotel Suite Kamar tidur (2 orang) Menginap, istirahat, makan,

minum

Kamar mandi (1 orang) Mandi, buang air

5 Function Rooms Function Room Ruang pameran/ tempat

memamerkan produk

Ruang persiapan Tempat latihan

Pantry Menyiapkan konsumsi

Gudang Tempat menyimpan barang

Page 28: LP3A Repaired

28 Studio Perancangan Arditektur 5

Toilet Kegiatan sanitasi

6 Meeting Rooms Meeting Rooms Mengadakan rapat/ konferensi

Gudang Menyimpan barang

Toilet Kegiatan sanitasi

7 Kantor Pengelola Ruang General Manager Bekerja, Rapat, koordinasi

Ruang Staff Bekerja, rapat, koordinasi

Ruang Rapat Rapat, koordinasi, review

Ruang Tunggu/ Tamu Menunggu, mengobrol

Toilet Kegiatan sanitasi

8 Ruang M/E Ruang Genset Penyimpanan genset

Ruang Chiller Pengaturan AC

Ruang Pompa Pengaturan pompa air

Ruang AHU Pengaturan listrik

Ruang Kontrol Mengontrol segala jenis M/E

Ruang istirahat karyawan Karyawan beristirahat

10 Travel Agent Receptionist, ruang tunggu,

kasir

Membeli tiket transportasi

11 Drug Store Etalase, display, gudang,

kasir

Membeli obat

12 Salon Etalase, ruang tunggu, ruang

pangkas, kasir

Menyalon

13 Restoran Ruang makan, dapur, gudang,

ruang penerima, kasir, toilet,

wastafel

Makan, minum, memasak,

menyimpan barang, menerima

pelanggan, membayar, buang

air, cuci tangan

14 Fitness Center Gymnasium Arena olahraga

Ruang Alat Menyimpan alat fitness

Ruang Aerobik Aerobik/ senam

Ruang Ganti/ Locker Ganti pakaian

Toilet Kegiatan sanitasi

Shower Mandi/ bilas

Kasir Membayar

Page 29: LP3A Repaired

29 Studio Perancangan Arditektur 5

15 SPA dan Sauna Ruang Sauna Rileks/ perawatan tubuh

SPA dan Whirpool Rileks/ perawatan tubuh

Toilet/ Shower Kegiatan sanitasi, berih-bersih

16 Musholla Ruang Sholat Beribadah

Toilet/ Ruang Wudhlu Kegiatan sanitasi/ Berwudhlu

Gudang Menyimpan barang

17 Servis/ Tata Graha Laundry Washer Mencuci pakaian

Laundry Dryier Mengeringkan pakaian

Ruang istirahat, dapur,

gudang, toilet, ruang makan

Istirahat pegawai, menyimpan

barang, makan, minum,

kegiatan sanitasi

18 Parkir Mobil Memarkir mobil

Sepeda Motor Memarkir sepeda motor

2.2.4 Karakteristik Tamu City Hotel

Usaha di bidang perhotelan mempunyai sasaran pelayanan jasa

komunikasi bagi pengunjung baik dari dalam maupun luar kota semarang,

terlebih city hotel yang lebih dominan berfungsi sebagai hotel bisnis, sasaran

pelayanannya terdiri dari :

A. Pedagang

B. Pengusaha

C. Peserta Konferensi/Konvensi

D. Pejabat pemerintah,dll

Karakteristik tamu hotel bisnis yaitu :

E. Bepergian seorang diri atau berkelompok

F. Menginap dalam jangka waktu relative singkat

G. Ingin cepat menyelesaikan tugasnya, sehingga pertimbangan terhadap

jarak pencapaian ke objek tujuan harus sedekat mungkin

2.2.5 Fasilitas City Hotel Bintang 4

Deskripsi persyaratan dan kriteria ruang adalah gambaran tentang

persyaratan lain yang akan mempengaruhi desain dan ruang City Hotel ini.

Page 30: LP3A Repaired

30 Studio Perancangan Arditektur 5

Berikut adalah Kriteria klasifikasi Hotel Bintang 4 dan fasilitas apa saja yang

ada:

Unsur dekorasi tercermin pada lobby, restoran, kamar tidur dan Function

room.

1) Bedroom

Mempunyai minimum 50 kamar standar dengan luasan 24 m2/ kamar

Mempunyai minimum 2 kamar suite dengan luasan 48 m2/ kamar

Tinggi minimum 2.6 m tiap lantai

Dilengkapi dengan pengatur suhu kamar di dalam kamar

2) Dining room

Mempunyai minimum 2 buah dinning room, salah satunya dengan

spesialisasi masakan (Japanese/ Chinese/ European food).

3) Bar

Apabila berupa ruang tertutup maka harus dilengkapi AC 24ºC

Lebar ruang kerja bartender setidaknya 1m

4) Ruang fungsional

Minimum terdapat 1 buah pintu masuk yang terpisah dari lobby

dengan kapasitas minimum 2,5 kali jumlah kamar

Dilengkapi dengan toilet apabila tidak satu lantai dengan lobby

Terdapat pre function room

5) Lobby

Mempunyai luasan minimum 100 m2

Terdapat 2 toilet umum untuk pria dan 3 toilet umum untuk wanita dan

perlengkapannya

6) Drug store

Minimum terdapat drugstore, bank, money changer, biro perjalanan,

air line agent, souvenir shop, perkantoran, butik dan salon

Tersedia poliklinik

Tersedia paramedis

7) Sarana rekreasi dan olah raga

Minimum 1 buah dengan pilihan : tennis, bowling, golf, fitness, sauna,

billiard, jogging.

Page 31: LP3A Repaired

31 Studio Perancangan Arditektur 5

Sarana rekreasi untuk hotel di pantai dapat dipilih dari alternatif

berperahu, menyelam, selancar, atau ski air

Diskotik / night club kedap suara dengan AC / Toilet

area bermain anak minimum ayunan atau ungkit (children

playground).

8) Utilitas penunjang

Transportasi vertikal mekanis.

Ketersediaan air bersih minimum 700 liter/ orang/ hari.

Dilengkapi dengan instalasi air panas/ dingin.

Dilengkapi dengan telepon lokal dan interlokal, PABX

Dilengkapi dengan sentral video, musik, teleks, radio, carcall.

9) Business center

Di business center ini tersedia beberapa staf yang dapat membantu

dengan bertindak sebagai co-secretary para tamu yang ingin berkomunikasi

dengan kantor pusatnya maupun relasi bisnisnya. Selain itu, ada pula fasilitas

lain seperti faksimili, teleks, mecanograf. Para tamu dapat memanfaatkan

pelayanan dengan akses internet melalui kamarnya untuk reservasi dan promosi

usahanya, di samping juga dapat melakukan telekonferensi.

10) storan

Subbagian restoran di hotel yang besar dapat dibagi menjadi:

Main dining room atau ruang makan utama yang menyediakan

makanan Peraneis atau internasional.

Coffee shop, restoran yang menyediakan dan menyajikan makan pagi

dengan menu dan jenis pelayanannya lebih sederhana atau biasa

disebut ready on plate.

Restoran yang spesilik seperti grill-room, pizzarea, japanesse, oriental.

Room service: restoran yang melayani dan menyediakan hidangan

makanan dan minuman kepada tamu hotel yang enggan keluar kamar.

Page 32: LP3A Repaired

32 Studio Perancangan Arditektur 5

2.3 Green Architecture

2.3.1 Pengertian Green Arsitektur

Green Architecture atau sering disebut sebagai Arsitektur Hijau adalaharsitektur yang

minim mengonsumsi sumber daya alam, ternasuk energi, air, dan material, serta minim

menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. (Arsitektur Hijau, Tri Harso Karyono, 2010)

Arsitektur hijau merupakan langkah untuk mempertahankan eksistensinya di muka bumi

dengan cara meminimalkan perusakan alam dan lingkungan di mana mereka tinggal. Istilah

keberlanjutan menjadi sangat populer ketika mantan Perdana Menteri Norwegia GH

Bruntland memformulasikan pengertian Pembangunan Berkelanjutan (sustaineble

development) tahun 1987 sebagai pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan manusia

masa kini tanpa mengorbankan potensi generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan

merekasendiri.

Keberlanjutan terkait dengan aspek lingkungan alami dan buatan, penggunaan energi,

ekonomi, sosial, budaya, dan kelembagaan. Penerapanarsitektur hijau akan memberi

peluang besar terhadap kehidupan manusia secara berkelanjutan. Aplikasui arsitektur

hijau akan menciptakan suatu bentuk arsitektur yang berkelanjutan. Berikut ini adalah

beberapa contoh gambar-gambar bangunan yang menggunakan konsep Green Architecture.

Page 33: LP3A Repaired

33 Studio Perancangan Arditektur 5

2.3.2 Prinsip-prinsip Green Architecture

Penjabaran prinsi-prinsip green architecture beserta langkah-langkah

mendesain green building menurut: Brenda dan Robert Vale, 1991, Green

Architecture Design fo Sustainable Future:

1. Conserving Energy (Hemat Energi)

Sungguh sangat ideal apabila menjalankan secara operasional suatu bangunan

dengan sedikit mungkin menggunakan sumber energi yang langka atau membutuhkan

waktu yang lama untuk menghasilkannya kembali. Solusi yang dapat mengatasinya

adalah desain bangunan harus mampu memodifikasi iklim dan dibuat beradaptasi

dengan lingkungan bukan merubah lingkungan yang sudah ada. Lebih jelasnya

dengan memanfaatkan potensi matahari sebagai sumber energi. Cara mendesain

bangunan agar hemat energi, antara lain:

1. Banguanan dibuat memanjang dan tipis untuk memaksimalkan pencahayaan

dan menghemat energi listrik.

2. Memanfaatkan energi matahari yang terpancar dalam bentuk energi thermal

sebagai sumber listrik dengan menggunakan alat Photovoltaicyang diletakkan

di atas atap. Sedangkan atap dibuat miring dari atas ke bawah menuju dinding

timur-barat atau sejalur dengan arah peredaran matahari untuk mendapatkan

sinar matahari yang maksimal.

3. Memasang lampu listrik hanya pada bagian yang intensitasnya rendah. Selain

itu juga menggunakan alat kontrol penguranganintensitas lampu otomatis

sehingga lampu hanya memancarkan cahaya sebanyak yang dibutuhkan

sampai tingkat terang tertentu.

4. Menggunakan Sunscreen pada jendela yang secara otomatis dapat mengatur

intensitas cahaya dan energi panas yang berlebihan masuk ke dalam ruangan.

5. Mengecat interior bangunan dengan warna cerah tapi tidak menyilaukan, yang

bertujuan untuk meningkatkan intensitas cahaya.

6. Bangunan tidak menggunkan pemanas buatan, semua pemanas dihasilkan oleh

penghuni dan cahaya matahari yang masuk melalui lubang ventilasi.

7. Meminimalkan penggunaan energi untuk alat pendingin (AC) dan lift.

Page 34: LP3A Repaired

34 Studio Perancangan Arditektur 5

2. Working with Climate (Memanfaatkan kondisi dan sumber energi alami)

Melalui pendekatan green architecture bangunan beradaptasi dengan lingkungannya.

Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan kondisi alam, iklim dan lingkungannya

sekitar ke dalam bentuk serta pengoperasian bangunan, misalnya dengan cara:

1. Orientasi bangunan terhadap sinar matahari.

2. Menggunakan sistem air pump dan cros ventilation untuk mendistribusikan

udara yang bersih dan sejuk ke dalam ruangan.

3. Menggunakan tumbuhan dan air sebagai pengatur iklim. Misalnya dengan

membuat kolam air di sekitar bangunan.

4. Menggunakan jendela dan atap yang sebagian bisa dibuka dan ditutup untuk

mendapatkan cahaya dan penghawaan yang sesuai kebutuhan.

3. Respect for Site (Menanggapi keadaan tapak pada bangunan)

Perencanaan mengacu pada interaksi antara bangunan dan tapaknya. Hal ini

dimaksudkan keberadan bangunan baik dari segi konstruksi, bentuk dan

pengoperasiannya tidak merusak lingkungan sekitar, dengan cara sebagai berikut.

1. Mempertahankan kondisi tapak dengan membuat desain yang mengikuti bentuk

tapak yang ada.

2. Luas permukaan dasar bangunan yang kecil, yaitu pertimbangan mendesain

bangunan secara vertikal.

3. Menggunakan material lokal dan material yang tidak merusak lingkungan.

4. Respect for User (Memperhatikan pengguna bangunan)

Antara pemakai dan green architecture mempunyai keterkaitan yang sangat

erat. Kebutuhan akan green architecture harus memperhatikan kondisi pemakai yang

didirikan di dalam perencanaan dan pengoperasiannya.

Page 35: LP3A Repaired

35 Studio Perancangan Arditektur 5

5. Limitting New Resources (Meminimalkan Sumber Daya Baru)

Suatu bangunan seharusnya dirancang mengoptimalkan material yang ada

dengan meminimalkan penggunaan material baru, dimana pada akhir umur bangunan

dapat digunakan kembali unutk membentuk tatanan arsitektur lainnya.

6. Holistic

Memiliki pengertian mendesain bangunan dengan menerapkan 5 poin di atas

menjadi satu dalam proses perancangan. Prinsip-prinsip green architecturepada

dasarnya tidak dapat dipisahkan, karena saling berhubungan satu sama lain. Tentu

secar parsial akan lebih mudah menerapkan prinsip-prinsip tersebut. Oleh karena itu,

sebanyak mungkin dapat mengaplikasikan green architecture yang ada secara

keseluruhan sesuai potensi yang ada di dalam site.

Page 36: LP3A Repaired

36 Studio Perancangan Arditektur 5

BAB III

TINJAUAN KOTA SEMARANG DAN STUDI KASUS

3.1 Tinjauan Kota Semarang

3.1.1 Sekilas Tentang Kota Semarang Luas dan batas wilayah, kota Semarang dengan luas wilayah 373,70 km2.

Secara administrative kota Semarang terbagi menjadi 16 kecamatan dan 177 kelurahan.

Dari 16 kecamatan yang ada, terdapat 2 kecamatan yang mempinyai wilayah terluas

yaitu kecamatan mijen, dengna luas wilayah 57,55 km2 dan Kecamatan Gunungpati,

dengan luas wilayah 54,11 km2. Kedua kecamatan tersebut terletak di bagian selatan

yang merupakan wilayah perbukitan yang sebagian besar wilayahnya masih memiliki

potensi pertanian dan perkebunan. Sedangkan kecamatan yang mempunyai luas terkecil

adalah kecamatan Semarang selatan, dengan luas wilayah 5,93 km2 diikuti oleh

kecamatan semarang tengah, dengan luas wilayah 6,14km2.

Batas wilayah administrative kota semarang sebelah barat adalah Kabupaten

Kendal, sebelah timur dengan kabupaten Demak, sebelah selatan dengan Kabupaten

Semarang dan sebelah utara dibatasi oleh laut Jawa dengan panjang garis pantai

mencapai 13,6 kilometer.

Letak dan kondisi geografis, Kota Semarang memiliki posisi astronomi di

antara garis 6050’-7010’ Lintang Selatan dan garis 109035’-110050’ Bujur Timur.

Kota Semarang memiliki posisi geostrategic karena berada pada jalur lalu lintas

ekonomi pulau jawa, dan merupakan koridor pembangunan jawa tengah yang terdiri

dari empat simpul gerbang yakni koridor pantai utara: koridor selatan kea rah kota0kota

dinamis seperti Kabupaten Magelang, Surakarta yang dikenal dengan koridor

Merapi_Merbabu, koridor Timur kea rah Kabupaten Demak/ Grobogan: dan Barat

menuju Kabupaten Kendal. Dlam perkembangan dan pertumbuhan Jawa Tengah,

Semarang sangat berperan terutama dengan adanya pelabuahan, jaringan transport darat

(jalur kereta api dan jalan) serta transport udara yang merupakan potensi bagi simpul

transportasi Regional Jawa Tengah dan Kota Transit Regional Jawa Tengah. Posisi lain

yang tak kalah pentingnya adalah kekuatan hubungan dengan luar Jawa, secara

langsung sebagai pusat wilayah nasional bagian tengah.

Page 37: LP3A Repaired

37 Studio Perancangan Arditektur 5

3.1.2 Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Kota Semarang

Berdasarkan pertimbangan atas fungsi dan peranan sesuai dengan Peraturan

daerah Kota Semarang no.14 tahun 2011 tentang RENCANA TATA RUANG

WILAYAH ( RTRW ) KOTA SEMARANG TAHUN 2011 – 2031 pada Bagian kedua

Rencana Pengembangan Sistem Pusat Pelayanan Paragraf 1 Rencana Pembagian

Bagian Wilayah Kota (BWK) Pasal 10, Rencana Pembagian Wilayah Kota (BWK)

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf a terdiri atas :

a. BWK I meliputi Kecamatan Semarang Tengah, Kecamatan Semarang Timur dan

Kecamatan Semarang Selatan dengan luas kurang lebih 2.223 (dua ribu dua ratus

dua puluh tiga) hektar;

b. BWK II meliputi Kecamatan Candisari dan Kecamatan Gajahmungkur dengan

luas kurang lebih 1.320 (seribu tiga ratus dua puluh) hektar;

c. BWK III meliputi Kecamatan Semarang Barat dan Kecamatan Semarang Utara

dengan luas kurang lebih 3.522 (tiga ribu lima ratus dua puluh dua) hektar;

d. BWK IV meliputi Kecamatan Genuk dengan luas kurang lebih 2.738 (dua ribu

tujuh ratus tiga puluh delapan) hektar;

e. BWK V meliputi Kecamatan Gayamsari dan Kecamatan Pedurungan dengan luas

kurang lebih 2.622 (dua ribu enam ratus dua puluh dua) hektar;

f. BWK VI meliputi Kecamatan Tembalang dengan luas kurang lebih 4.420 (empat

ribu empat ratus dua puluh) hektar;

g. BWK VII meliputi Kecamatan Banyumanik dengan luas kurang lebih 2.509 (dua

ribu lima ratus sembilan) hektar;

h. BWK VIII meliputi Kecamatan Gunungpati dengan luas kurang lebih 5.399 (lima

ribu tiga ratus Sembilan puluh sembilan) hektar;

i. BWK IX meliputi Kecamatan Mijen dengan luas kurang lebih 6.213 (enam ribu

dua ratus tiga belas) hektar; dan

j. BWK X meliputi Kecamatan Ngaliyan dan Kecamatan Tugu dengan luas kurang

lebih 6.393 (enam ribu tiga ratus Sembilan puluh tiga) hektar.

Page 38: LP3A Repaired

38 Studio Perancangan Arditektur 5

Gambar 2.3 Peta pembagian bwk kota semarang

Sumber : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota

Semarang Tahun 2010-2015

Rencana pengembangan fungsi utama masing-masing BWK sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) meliputi :

a. perkantoran, perdagangan dan jasa di BWK I, BWK II, BWK III;

b. pendidikan kepolisian dan olah raga di BWK II;

c. transportasi udara dan transportasi laut di BWK III;

d. industri di BWK IV dan BWK X;

e. pendidikan di BWK VI dan BWK VIII;

f. perkantoran militer di BWK VII; dan

g. kantor pelayanan publik di BWK IX.

3.1.3 Perhotelan

Dari data statistic dan kanwil Depparpostel wilayah VII Propinsi Jawa Tengah

tercatat sebanyak 703 perusahaan perhotelan,terdiri dari 59 hotel bintang, 640 hotel

melati, dan 4 hotel yang mendapat klasifikasi.

Page 39: LP3A Repaired

39 Studio Perancangan Arditektur 5

Kota Semarang merupakan salah satu tujuan menginap mancanegara dalam

melakukan perjalanan di Jawa tengah. Posisi kota semarang dianggap strategis dalam

menjangkau daerah-daerah tujuan lain dalam aktivitasnya walaupun berada di luar kota.

Selain kota Semarang, daerah lain yang menjadi tujuan kunjungan menginap hotel

terbesar adalah kota Solo dan Yogyakarta. Hotel-hotel di Semarang menampung kurang

lebih 30% dari jumlah penginap yang ada.

Di wilayah kota Semarang pertumbuhan jumlah hotel berbintang dan jumlah

kamar yang tersedia dapat dilihat pada table berikut:

Perkembangan Jumlah Hotel dan Kamar Hotel Berbintang di Kota Semarang

Tahun Jumlah Hotel Berbintang Jumlah Kamar

2001 24 1.503

2002 25 1.769

2003 25 1.790

2004 26 1.715

Gambar 2.4 Tabel Perkembangan Jumlah Hotel dan Kamar Hotel Berbintang

Sumber: Dinas Pariwisata Dati I Jawa Tengah

Perkembangan jumlah pengunjungyang menginap dan rata-rata wisatawan

menginap pada hotel berbintang di Kota Semarang dapat diketahui pada tabel berikut:

Tahun Jumlah Menginap Rata-Rata

Menginap Mancanegara Nusantara Jumlah

2001 9.681 212.594 222.274 1.55

2002 16.338 216.043 232.381 1.60

2003 20.666 274.554 295.220 1.56

2004 14.376 331.471 345.847 1.48

Gambar 2.5 Tabel Jumlah Tamu Menginap dan Rata-Rata Tamu menginap

pada Hotel Berbintang di Kota Semarang

Sumber Dinas pariwisata dati I Jawa Tengah

Page 40: LP3A Repaired

40 Studio Perancangan Arditektur 5

3.1.4 Potensi Kota Semarang

1. Potensi Pelabuhan

Pelabuhan Tanjung Mas merupakan gerbang masuk kota dari arah laut,

pelabuhan ini terus dikembangkan agar kapal-kapal dengan tonase besar dapat merapat

sehingga mampu menunjang perekonomian semarang.

2. Potensi Bandara Udara

Bandara Ahmad Yani merupakan gerbang masuk kota dari udara. Bandara ini

terus dikembangkan agar pesawat berukuran besar dapat mendarat.

3. Perekonomian kota Semarang

Perekonomian kota semarang beberapa kurun terakhir ini maju pesat, hal

tersebut dikarenakan semakin meningkatnya penanaman modal asing. Hal ini

mempengaruhi nilai ekspor dengan menurunnya nilai impor dan meningkatnya nilai

ekspor menandakan penggunaan angkatan tenaga kerja yang ada dan memperbesar

devisa Negara.

4. Keadaan Sosial Budaya Kota Semarang

Keadaan social budaya masyarakat adalah heterogen atau memiliki berbagai

macam latar belakang, saling interaksi dan mempengaruhi terhadap nilai-nilai social

budaya masing-masing dan cenderung mementingkan filosofi-filosofi non fisik

dibandingkan dengan filosofi fisik. Konsep mengenai privasi sangat terbatas cenderung

lebih mengutamakan konsep-konsep ritual atau keagamaan. Bertegur sapa dengan orang

yang takdikenal sudah biasa. Bergotong royong dapat dengan mudah dijumpai. Rumah

mereka biasanya mempunyai ruang-ruang yang berhubungan dengan ruang luar(teras

dan pelataran). Konsep keluarga besar masih mereka anutnamun adat istiadat sedikit

bergeser sesuai dengan perkembangan zaman, karena kendala-kendala interaksi sosial

budaya antara masyarakat yang meluas. Pada masyarakat kota yang latar belakang

ekonominya mapan, mereka memelihara norma-norma positif dan nilai-nilai luhur yang

telah ada pada pola hidup mereka.

Page 41: LP3A Repaired

41 Studio Perancangan Arditektur 5

3.2 Studi Kasus

3.2.1 Best Westtern Star Hotel

Gambar 2.6 Perspektif Star Hotel

Sumber : Dokumentasi Kelompok

3.2.1.1 Informasi Umum

Best Western Star Hotel merupakan sebuah Hotel berbintang 4 dengan desain

modern minimalis. Hotel ini dibangun dengan fasilitas dan servis standar Best

Western. Hotel ini terdiri dari 254 kamar, meeting room dan kolam renang yang

berada di lantai paling atas dengan sky pool bar yang dapat melihat seluruh kota

Semarang.

Star Hotel dapat ditempuh selama 15 menit dari Bandara Internasional Ahmad

Yani dan dekat dengan Kantor pemerintahan. Hotel ini terletak:

5 km Tugu Muda

3 km Simpang Lima

4 km Pandanaran (Pusat oleh-oleh)

12 km Bandungan

6 km Klenteng Agung Sam Po Kong

3 km dari Pusat kuliner Semawis (setiap akhir pekan)

9 km Bandara

6 km Stasiun

Page 42: LP3A Repaired

42 Studio Perancangan Arditektur 5

3.2.1.2 Lokasi Star Hotel

Hotel ini terletak di Jalan MT.Haryono No.972 Semarang, Jawa Tengah

Gambar 2.7 Peta Best Western Star Hotel#1

Sumber :Google Earth

Gambar 2.8 Peta Best Western Star Hotel#2

Sumber : Google Map

Page 43: LP3A Repaired

43 Studio Perancangan Arditektur 5

Batas-batas Hotel Best Western dibatasi sebagai berikut :

a. Utara : Kawasan Ruko Baru b. Timur : Permukiman warga c. Selatan : Java Mall Semarang d. Barat : Pertokoan

3.5.1.3 Fasilitas Best Western Star Hotel

Fasilitas Star Hotel antara lain :

1. Kolam renang

2. Lenore Spa

3. Sky Pool Bar

4. Titan Gym

5. Prima Restaurant

6. Star Lobby Lounge

7. Royal Star Lounge

8. Ruang Pertemuan

9. Bisnis Center

10. Internet Corner at the Lobby

Berikut akan di jelaskan lebih detail terkait Fasilitas Star Hotel :

1. Sky Pool and Bar

Gmbar 2.9 Sky pool

Sumber : Dokumentasi kelompok

Page 44: LP3A Repaired

44 Studio Perancangan Arditektur 5

Di area ini terdapat kolam Renang dengan 2 type, yang beda ketinggian. Ini

berada di lantai teratas Star hotel yaitu lantai 30. Selain Kolam renang di sebelahnya

juga terdapat Bar atau sering di sebut Sky Pool Bar khusus melayani pelanggan yang

bermain di area kolam renang.

Gambar 3.0 Sky pool bar

Sumber : Dokumentasi Kelompok

2. Lenore SPA Room

Di area ini merupakan tempat untuk SPA . Temapat melepas kepenatan untuk

sekedar refleksi tubuh. Sebeleum memasuki ruang SPA dan Sauna terlebih dahulu

melewati Receptionist

Page 45: LP3A Repaired

45 Studio Perancangan Arditektur 5

Gambar 3.1 Ruang Spa

Sumber : Dokumentasi Kelompok

3. Titan Gym

Titan Gym terleteak persis disebelah SPA Room. Di dalam ruang ini

menyediakan banyak alat kebugaran olahraga untuk para pelanggan.

Gambar 3.2 Ruang Gym

Sumber : Dokumentasi Kelompok

Page 46: LP3A Repaired

46 Studio Perancangan Arditektur 5

4. Prima restaurant

Selain Bar di atas tadi terdapat juga Prima Restaurant yang letaknya berada di

atas Lobby yang bisa di akses dengan mudah oleh para pengunjung.

Gambar 3.4 Prima restaurant Sumber: documenasit kelompok

Page 47: LP3A Repaired

47 Studio Perancangan Arditektur 5

5. Meeting Room

Ruang meeting room ini dibedakan menjadi :

Name of

room

thea

ther

Class

room

cock

tail

U

shape

Round

table

Area

(m2)

Dimension

(m)

Height

(m)

Catleya 135 68 135 53 80 142.12 14.8 x 7.6 3

Bougenvile 1 38 25 40 15 24 65.18 7.2 x 7.4 3

Bougenvile 2 38 25 40 15 24 63.60 7.2 x 7.4 3

Bougenvile 3 38 25 40 15 24 65.20 7.2 x 7.4 3

Bougenvile 105 70 120 30 65 190.98 21.6 x7.4 3

Dahlia 1 48 39 48 13 32 51.62 8.1 x 8 3

Dahlia 2 48 39 48 13 32 52.69 8.1 x 8 3

Dahlia 3 48 39 48 13 32 51.62 8.1 x 8 3

Dahlia 135 110 145 30 85 155.93 24.3 x 8 3

Gambar 3.5 Tabel Jenis-jenis Meeting Room Sumber: documenasit kelompok

Gambar 3.6 Catelya Room

Sumber : Dokumentasi Kelompok

Page 48: LP3A Repaired

48 Studio Perancangan Arditektur 5

Ganbar 3.7 Dahlia 1,2,3 Room

Sumber : Dokumentasi Kelompok

Gambar 3.8 Bogugenvile room

Sumber Dokumenaasit Kelompok

Page 49: LP3A Repaired

49 Studio Perancangan Arditektur 5

Gambar 3.9 Pintu Masuk star Hotel Sumber : Dokumentasi Kelompok

Gambar 4.0 Ball Room

Sumber Dokumentasi Kelompok

Page 50: LP3A Repaired

50 Studio Perancangan Arditektur 5

Gambar 4.1 R. Lobby

Sumber : Dokumentasi Kelompok

Gambar 4.2 R. Tunggu Lobby

Sumber : Dokumentasi Kelompok

Page 51: LP3A Repaired

51 Studio Perancangan Arditektur 5

Gambar 4.3 R. Bar

Sumber : Dokumentasi Kelompok

Gambar 4.4 Koridor Lobby

Sumber : dokumentasi Kelompok

Page 52: LP3A Repaired

52 Studio Perancangan Arditektur 5

Gambar 4.5 Lounge

Sumber : Dokumentasi Kelompok

3.5.1.4 Tipe Kamar

Best western Star Hotel adalah sebuah hotel bintang emapat yang dibangun

dengan desain modern minimalis. Hotel ini memiliki 254 kamar , dengan pembagian

sebagai berikut :

Gambar 4.6 Tabel Tipe Kamar Star Hotel Sumber : www.bwstarhotel.com

1. Kamar Superior

Pada Superior Room menyediakan fasilitas : 1. LED 2. Wifi 3. Meja tulis eksekutif 4. KM dalam 5. Wastafle 6. Hairdraier 7. Perlengkapan mandi Premium

Nama / kategori ruang Jumlah ruang Dimensi (m2)

Superior 211 20.60

Deluxe 35 20.60

Junior Suites 7 44.00

Suite 1 65.00

Page 53: LP3A Repaired

53 Studio Perancangan Arditektur 5

8. Jubah Mandi 9. Brandkas 10. Telepon Kamar 11. Scan card untuk Pintu 12. AC 13. Air Panas 14. Mini Bar yang terisi penuh 15. Kukas

Gambar 4.7 Kamar Superior

Sumber : Dokumentasi Kelompok

2. Kamar Deluxe Pada Delux Room yang membedakan hanya Bed dan Ukuran KM dalam nya,fasilitas lainya sama.

Gambar 4.8 Deluxe room

Sumber : Dokumentasi Kelompok

Page 54: LP3A Repaired

54 Studio Perancangan Arditektur 5

3. Kamar Junior Suite Pada Junior Suite Room sama dengan superior yang membedakan hanya adanya ruang tamu di dalam kamar, fasilitas lainya sama.

Gambar 4.9 Junior suite Room

Sumber : Dokumentai Kelompok 4. Kamar Suite

Pada Suite Room sama dengan junior Suite yang membedakan hanya ukuran bed, fasilitas lainya sama.

Gambar 5.0 Suite Room

Sumber : Dokumentasi kelompok

Page 55: LP3A Repaired

55 Studio Perancangan Arditektur 5

3.5.1.6 Utilitas

1. Sistem Penghawaan

Sistem penghawaan pada Bangunan Star Hotel yaitu menggunakan AC Split.

Gambar 5.1 Ac Split

Sumber.Dokumentasi Kelompok

Gambar 5.2 AC Split Duct

Sumber : Dokumentasi Kelompok

2. Sistem air bersih

Sistem air bersih menggunakan system Tangki Atap. Sistem Tangki Atap air

ditampung lebih dahulu dalam tangki bawah. (dipasang pada lantai terendah

bangunan atau dibawah muka tanah), kemudian dipompakan ke suatu tangki atas

yang biasanya dipasang di atas atap atau di atas lantai tertinggi bangunan. Dari

tangki ini, air didistribusikan ke seluruh bangunan.

Page 56: LP3A Repaired

56 Studio Perancangan Arditektur 5

Gambar 5.3 Sistem tangki atap

Sumber : www.google.com

Gambar 5.6 Ruang Pompa.

Sumber : Dokumentasi kelompok

3. Lift

Di Star Hotel menggunakan 3 lift pengunjung dan 1 lift servis. Untuk lift pengunjung

digunakan untuk tamu/orang yang menginap di Hotel, sedangkan lift servis digunakan

untuk pelayanan kebutuhan tamu di star hotel.

Page 57: LP3A Repaired

57 Studio Perancangan Arditektur 5

Gambar 5.7 Lift Pengunjung

Sumber : Dokumentasi Kelompok

Gambar 5.8 Lift Servis

Sumber : Dokumentasi Kelompok

Gambar 5.9 Mesin lift

Sumber : Dokumentasi Kelompok

Page 58: LP3A Repaired

58 Studio Perancangan Arditektur 5

4. Sistem Pemadam Kebakaran

Alat-alat pemadam kebakaran di Star Hotel antara lain:

Gambar 6.0 Box Hydrant, Apar, Smoke Detector

Sumber : dokumentasi Kelompok

Gambar 6.1 Panel fire alarm, Heat Detector, Sprinkler

Sumber : Dokumentasi Kelompok

Page 59: LP3A Repaired

59 Studio Perancangan Arditektur 5

3.2.2 Park Royale Singapore

Gambar 6.2 Park Royal Hotel Singapore

3.5.3.1 Informasi Umum

Ideal untuk bersenang - senang dan relaksasi, PARKROYAL On Pickering

terletak di Marina Bay area Singapura. Pusat kota terletak hanya 3. Km dari sini dan

bandara dapat ditempuh dalam waktu 25 menit. Surga untuk beristirahat dan

bersantai, hotel ini akan menyediakannya kepada Anda dan terletak hanya beberapa

langkah dari beberapa atraksi kota ini seperti Stasiun MRT Chinatown, People's

Park Centre Money, Pusat China Square.

PARKROYAL On Pickering juga menawari banyak fasilitas untuk

memperkaya penginapan Anda di Singapura. Ketika menginap di properti yang luar

biasa ini, para tamu dapat menikmati fasilitas orang cacat, layanan laundry/dry

cleaning, bar/pub, tempat parkir mobil, lantai eksekutif.

Page 60: LP3A Repaired

60 Studio Perancangan Arditektur 5

367 kamar-kamar terletak pada 15 lantai dan menyediakan suasana hangat dan

menyenangkan ketika Anda jauh dari rumah seperti ruang duduk, mini bar, TV

satelit/kabel, AC, pembuat kopi/teh. Lagipula, beberapa persembahan rekreasi dari

hotel ini akan menjamin Anda jauh dari kebosanan selama penginapan Anda.

Fasilitas super dan lokasi yang cemerlang menjadikan PARKROYAL On Pickering

tempat yang sempurna untuk menikmati penginapan Anda selama di Singapura.

3.5.3.2 Lokasi

Dengan bermalam di PARKROYAL on Pickering, Anda akan berada di pusat

kota Singapura, beberapa menit dari Pusat Taman Rakyat dan Chinatown Heritage

Center. Hotel bintang 4,5 ini dekat Universal Studios Singapura dan Taman

Anggrek Nasional.

3.5.3.3 Fasilitas

Rekreasi, Spa, Fasilitas Premium

Manjakan diri Anda dengan mengunjungi spa, yang menawarkan pijat,

perawatan tubuh, dan perawatan wajah. Anda bisa memanfaatkan fasilitas

rekreasi seperti kolam renang luar ruangan dan pusat kebugaran. Hotel ini

juga menyediakan akses Internet nirkabel gratis, layanan pernikahan, dan

bantuan tur/tiket.

Tempat Makan

Puaskan selera makan Anda di restoran hotel yang menyediakan sarapan,

makan siang, dan makan malam, atau tetap tinggal di kamar dan manfaatkan

layanan kamar 24 jam. Hilangkah dahaga dengan minuman favorit Anda di

bar/lounge.

Fasilitas Bisnis, Lainnya

Fasilitas unggulan antara lain pusat bisnis dan layanan resepsionis 24 jam.

Fasilitas pertemuan di hotel ini terdiri dari ruang rapat kecil dan aula. Parkir

gratis tersedia di lokasi.

Page 61: LP3A Repaired

61 Studio Perancangan Arditektur 5

Gambar 6.3 Ball Room

Sumber : google

Gambar 6.4 Food & Beverage Sumber : google

Gambar 6.5 FITNESS CENTER

Sumber : google

Page 62: LP3A Repaired

62 Studio Perancangan Arditektur 5

Gambar 6.7 EXECUTIVE LOUNGE Sumber : google

Gambar 6.8 ENTRANCE Sumber : google

Page 63: LP3A Repaired

63 Studio Perancangan Arditektur 5

Gambar 6.9 GUEST ROOM Sumber : google

Gambar 7.0 SWIMMING POOL Sumber : google

Page 64: LP3A Repaired

64 Studio Perancangan Arditektur 5

Gambar 7.1 RESTAURANT Sumber : google

Gambar 7.2 SPA Sumber : google

Page 65: LP3A Repaired

65 Studio Perancangan Arditektur 5

3.5.3.4 Tipe Kamar

Queen Hilton Deluxe

Luas 45 m2

Fasilitas berupa :

Meja kerja dan kursi ergonomis

37 inch LCD TV

Akses internet

Queen bed

King Hilton Deluxe

Luas 45 m2

Fasilitas berupa :

Meja kerja dan kursi ergonomis

37 inch LCD TV

Akses internet

Queen bed

King Junior Suite

Luas 90 m2

Fasilitas berupa :

Meja kerja dan kursi ergonomis

37 inch LCD TV

Akses internet

King bed

King Presidential Suite

Luas 130 m2

Fasilitas berupa :

Ruang tamu

LCD TV dan DVD player

Meja kerja dan kursi ergonomis

Internet akses

King bed

Page 66: LP3A Repaired

66 Studio Perancangan Arditektur 5

2 Queen Executive Plus

Luas 52 m2

Fasilitas berupa :

Ruang tamu

37 inch LCD TV

Meja kerja dan kursi ergonomis

2 queen bed

Internet akses

2 Queen Hilton Executive

Luas 45 m2

Fasilitas berupa :

Ruang tamu

37 inch LCD TV

Meja kerja dan kursi ergonomis

2 queen bed

Internet akses

King Executive Plus

Luas 52 m2

Fasilitas berupa :

Ruang tamu

37 inch LCD TV

Meja kerja dan kursi ergonomis

King bed

Internet akses

King Hilton Executive

Luas 45 m2

Fasilitas berupa :

Ruang tamu

37 inch LCD TV

Meja kerja dan kursi ergonomis

King bed

Internet akses

Page 67: LP3A Repaired

67 Studio Perancangan Arditektur 5

3.2.3 Akmani Botique Hotel

3.5.4.1 Informasi Umum

Gambar 7.3 Hotel Akmani, Jakarta

Sumber : google.com

Akmani Botique Hotel ini merupakan salah satu Hotel berbintang 4 di

kawasan Jakarta dengan luas tapak 1.500 m2 yang di Arsitekturi oleh Tonny W

Suriadjaja , dengan rincian sebagai berikut :

a. Arsitek : TWS & Partners

b. Desain Interior : TWS & Partners

c. Desain Pencahayaan : TWS & Partners

d. Desain Lansekap : TWS & Partners

e. Kontraktor sipil : KMY

f. Kontraktor interior : BMKK

Page 68: LP3A Repaired

68 Studio Perancangan Arditektur 5

3.5.4.2 Lokasi Akmani Hotel

Boutique-business hotel berbintang 4 ini terletak di kawasan komersialdi

Jakarta dengan akses langsung menuju Jl. Thamrin yang merupakan bisnis

distrik di Jakarta, tepatnya di Jl. KH. Wahid Hasyim 91, Thamrin. Bangunan

ini di apit oleh kedutaan Spanyol dan bangunan kantor.

Gambar 7.4 Lokasi Hotel akmani

Sumber : Google maps

3.5.4.3 Fasilitas Akmani Hotel

Memiliki 116 kamar yang terdiri dari 84 (deluxe), 24 grand deluxe,

5 suite, 2 grand suite, 1 presidential suite.

Terdapat ballroom dengan kapasitas 600 orang

Meeting room, terdiri dari 6 ruang

Fasilitas Olahraga (kolam renang, fitness room dan spa)

Café shop dan lounge pada lantai dasar

Restaurant terletak di Mezanin

Dengan pembagian kegiatan :

Basement : Parkir dan servis

Lantai dasar : coffee shop, lounge, receptionis (pulik)

Mezanin : meeting room (semi publik )

Page 69: LP3A Repaired

69 Studio Perancangan Arditektur 5

Lantai 1 : Restoran, spa, kolam renang, ruang kebugaran

Lantai 2 dan tipikal : unit kamar

Seluruh kegiatan servis di area podium di letakkan pada sisi kanan

bangunan dengan aksesbilitas yang mudah dan tertutup terhadap lift barang (

dapur, gudang dll ).

Gambar 7.5 Lobby Akmani Hotel

Sumber : google

Gambar 7.6 Restaurant Akmani Hotel

Sumber : google

Page 70: LP3A Repaired

70 Studio Perancangan Arditektur 5

Gambar 7.7 Ball Room akmani Hotel

Sumber : Google

Page 71: LP3A Repaired

71 Studio Perancangan Arditektur 5

Gambar 7.8 view menuju Basement

Sumber : Google

Gambar 7.9 Meeting Room

Sumber : Google

Page 72: LP3A Repaired

72 Studio Perancangan Arditektur 5

Gambar 8.0 launge Akmani Hotel

Sumber Google

3.5.4.4 Tipe-tipe Kamar Akmani Hotel

Di dalam Akmani Hotel terdapat 4 tipe kamar, yaitu :

1) Deluxe

Tipe Kamar ini memiliki 84 kamar yang terdiri dari 42 King size Bed

dan 42 Twin. Untuk Smoking Room di lokasikan di lantai 2 dan 3.

Dengan luas ruangan 25.31 m2.

Gambar 8.1 Kamar Deluxe

Sumber : Google

Page 73: LP3A Repaired

73 Studio Perancangan Arditektur 5

2) Grand Deluxe

Tipe kamar ini memiliki 24 ruangan dengan luas masing-masing

28,31 m2.

Gambar 8.2 Kamar Grand Deluxe

Sumber Google

3) Suite

Tipe kamar ini memiliki 5 kamar dengan luas masing-masing adalah

52,5 m2.

Gambar 8.3 Kamar Suite

Sumber Google

Page 74: LP3A Repaired

74 Studio Perancangan Arditektur 5

4) Grand Suite

Tipe kamar ini memiliki 2 kamar dengan luas masing-masing adalah

59,5 m2.

Gambar 8.4 Kamar Suite

Sumber Google

Page 75: LP3A Repaired

75 Studio Perancangan Arditektur 5

3.5.4.5 Denah Akmani Hotel

Gambar 8.5 Denah Ground floor

Page 76: LP3A Repaired

76 Studio Perancangan Arditektur 5

Gambar 8.6 Denah Lantai 1

Page 77: LP3A Repaired

77 Studio Perancangan Arditektur 5

Gambar 8.7 Denah Mezzanine

Page 78: LP3A Repaired

78 Studio Perancangan Arditektur 5

Gambar 8.8 Denah Podium Roof

Page 79: LP3A Repaired

79 Studio Perancangan Arditektur 5

Gambar 8.9 Denah Lantai 2-8 (Typical)

Page 80: LP3A Repaired

80 Studio Perancangan Arditektur 5

Gambar 9.0 Denah Penthouse

Page 81: LP3A Repaired

81 Studio Perancangan Arditektur 5

Gambar 9.1 Potongan

Page 82: LP3A Repaired

82 Studio Perancangan Arditektur 5

BAB IV

PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

PERANCANGAN ARSITEKTUR

4.1 Titik Tolak Pendekatan

Metode pendekatan yang digunakan sebagai acuan penyusunan dalam Laporan

Perencanaan dan Perancangan City Hotel di Semarang. Dalam bab ini akan diuraikan

mengenai pendekatan-pendekatan yang merupakan salah satu proses menuju tahap

pengambilan program dasar yang menjadi acuan dalam perencanaan City Hotel di kota

Semarang khususnya dan Indonesia pada umumnya.

Pendekatan program perencanaan dan perancangan berdasarkan pada analisis

semua faktor penentu kebutuhan sarana dan prasarana yang disesuaikan dengan fungsi

dan tujuan City Hotel dalam bidang Pelayanan jasa penginan di semarang.

1) Pendekatan Aspek Manusia

2) Pendekatan Aspek Lokasi

3) Pendekatan Sirkulasi dalam Bangunan

4) Pendekatan Aspek Teknik Bangunan

5) Pendekatan Aspek Arsitektural

Dengan metode pendekatan program perencanaan dan perancangan

berdasarkan pada analisis semua faktor penentu kebutuhan sarana dan prasarana yang

disesuaikan dengan fungsi dan tujuan City Hotel dalam bidang Pelayanan jasa

penginapan diharapkan perencanaan dan perancangan akan mencapai hasil yang

optimal dalam memenuhi fungsi, persyaratan ruang dan estetika dalam tampilan

arsitektur secara keseluruhan.

4.2 Pendekatan Aspek Manusia

4.4.1 Pendekatan Jumlah pengunjung

a. Untuk menentukan jumlah kamar hotel yang dibutuhkan bagi pengunjung

yang menginap maka perlu ditinjau pertumbuhan jumlah wisatawan yang

datang ke semarang.

b. Wisatawan yang dimaksud adalah wisatawan asing maupun domestic yang

mengunjungi kawasan kota Semarang.

Page 83: LP3A Repaired

83 Studio Perancangan Arditektur 5

c. Salam pengevaluasi pertumbuhan maupun memproyeksikan pertumbuhan

jumlah pengunjung yang datang maupun menginap di Semarang, maka akan

digunakan pola prediksi sampai dengan tahun 2015.

Berikut adalah Prosentae perkembangan Wisatawan per tahun di Kota

Semarang :

Tahun Jumlah Wisata Perkembangan

2002 905.952 -

2003 671.633 -25,86%

2004 709.759 +5,68%

Gambar 9.2 Tabel Prosentase perkembangan Wisatawan per Tahun di Kota

Semarang

Sumber : Dinas pariwisata Tingkat I Jawa Tengah dan Kalkulasi

Dari data di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa petumbuhan wisatawan

Kota Semarang adalah 6 %, sehingga dapat di prediksikn wistawan Kota Semarang

pada tahun 2015 adalah 1.932.331 pengunjung.

4.4.2 Pendekatan Kebutuhan Kamar

Oka Yoeti (1958:274) menetukan penentuan jumlah kebutuhan kamar

berdasarkan pertimbangan :

1) Proyeksi jumlah wisatawan yang datang

2) Rata-rata lama tinggal (average length of stay)

3) Prosentase tingkat hunian kamar yang di kaitkan dengan proyeksi konsumen

4) Pusat-pusat bisnis dan perdagangan yang ada di kota Semarang.

Di tambah dengan mempertimbangkan :

1) Perhitungan bahwa 27% pengunjung di Kota Semarang pada tahun 2015 akan

menginap di Kota berbintang

2) Pengelolaan hotel yang berkaitan dengan standar klasifikasi hotel berbintang

empat (4)

Maka Kebutuhan jumlah kamar dapat di analisa :

1) Rata-rata lama tinggal 1-5 hari

2) Pertumbuhan rata-rata pengunjung Kota Semarang pertahun 6 %

Page 84: LP3A Repaired

84 Studio Perancangan Arditektur 5

3) Prosentase hunian 27% dari konsumen yaitu 521.730 orang akan menginap di

hotel berbintang

4) Jumlah kamar yang akan di sediakan Kota Semarang yang menginap di City

Hotel pada tahun 2015 sebanyak 151, dengan asumsi jumlah kamar hotel

berbintang 4 berkembang menjadi 60 kamar.

4.4.3 Pendekatan Personil dan Aktivitas

Pelaku kegiatan di dalam bangunan Hotel di bagi menjadi 2, yaitu tamu

hotel dan pengelola hotel. Kegiatan utama yang ada dalam bangunan hotel ini

adalah kegiatan bisnis, pertemuan, istirahat, dan pelayanan tamu oleh pihak

pengelola hotel.

Manusia sebagai pelaku kegiatan yang ada di hotel dapat di bagi menjadi 2,

yaitu sebagai berikut :

1) Tamu Hotel

Dilihat dari kawasan perkotaan ini maka pengunjung sebagian besar adalah

pebisnis di Kota Semarang. Dengan melayani transit dan bisnis dimana terdapat

kegiatan-kegiatan yang khas pada kedua focus tersebut. Berikut adalah skema antara

focus transit dan bisnis pada hotel:

Integrasi

kegiatan

Area duduk /

menunggu

R. istirahat /

kamar

R. Pertemuan

/ rapat

Meeting point,

café, resto

Transit + +

Bisnis + + + +

Kegiatan yang sama

Pada kegiatan yang sama secara langsung sudah terbentuk integrasi antara

focus bisnis dan transit. Sedangkan pelayanan r. pertemuan dan rapat pada bisnis

agar kegiatannya tidak mengganggu unit kamar hotel yang sifatnya privat harus di

pisah zona ruangnya dalam bangunan dengan lobby sebagai perantara agar

keduanya dapat saling berintegerasi tanpa mengganggu satu sama lain.

Page 85: LP3A Repaired

85 Studio Perancangan Arditektur 5

Gambar 9.3 Skema integrasi ruang hotel

Karakteristik tamu hotel :

Aktivitas Fleksibel

Mementingkan privasi

Sebagia besar kegiatannya bergantung pada pelayanan hotel

Analisa kegiatan tamu di hotel

Gambar 9.4 Analisis kegiatan tamu

2) Pengelola Hotel

Pengelola Hotel terdiri dari orang-orang yangbekerja didaam hotel dan

memilikifungsi untuk membantu menjalankan aktiitas hotel.

R.PERTEMUAN LOBBY KAMAR

Page 86: LP3A Repaired

86 Studio Perancangan Arditektur 5

Gambar 9.5 Skema Analisi kegiatan pengelola

4.4.4 Pendekatan Ruang

Kegiatan, pengguna dan fasilitas ruang

Tamu

Kegiatan Sifat Ruang

Duduk, menunggu Publik Lobby

Transaksi Publik Retail

Buang air Publik Toilet Lobby

Tidur, istirahat Privat Kamar hotel

Makan, minum Publik Restoran

Olahraga Semi publik Ruang Gym

Hiburan Publik Fasilitas Hiburan

Rapat Formal, semi publik Ruang rapat

Pertemuan Semi publik Ballroom, Convention Hall

Pertemuan Publik Café, Lounge

Gambar 9.6 tabel Kegiatan, pengguna dan fasilitas ruang

Page 87: LP3A Repaired

87 Studio Perancangan Arditektur 5

Kebutuhan Ruang pengelola

Pengelola dan servis

Fungsi kegiatan Sifat Ruang

Penerima Registrasi tamu, pemesanan kamar Publik Front office

Pengelola Administrasi Privat Back office

Makan, minum Privat Staff lounge

Servis Memasak, menyiapkan hidangan Privat Dapur

Penyimpanan linen Privat R. linen

Mencuci pakaian Privat Laundry

Loading / unloading barang Privat Loading dock

Pencatatan barang Privat Kantor penerimaan barang

Pengontrol keamanan Semi publik Security

Menyimpan perlengkapan Ballroom Privat Gudang Ballroom

Menyimpan persediaan F & B Privat Gudang F & B

Ganti pakaian, menyimpan barang Privat Loker Karyawan

Buang air Privat Toilet

ME Pengontrol ME Privat ME room

Gambar 9.7 Tabel Kebutuhan Ruang pengelola

dari analisis di atas dapat dikelompokan berdasarkan kegiatan, pengguna, sifat dan kebutuhan ruangnya, sebagai berikut :

Kelompok ruang fasilitas utama Kamar hotel Ruang pertemuan

Kelompok ruang fasilitas pendukung Restoran, café, lounge Lobby atau resepsionis Toilet

Kelompok ruang fasilitas pelengkap Fasilitas hiburan Fasilitas olahraga Gudang-gudang Taman Ruang ME Dapur Ruang karyawan

Page 88: LP3A Repaired

88 Studio Perancangan Arditektur 5

4.4.5 Analisa Front and back of the house

Secara umum, organisasi fungsi hotel terbagi dari hanya 2 bagian, yaitu :

a. Front of the house, yaitu bagian yang menampung kegiatan yang bersifat publik, semipublikdan privat.

b. Back of the house, yaitu bagian yang menampung kegiatan yang bersifat servis.

Berdasarkan kegiatan ruang hotel dapat dibedakan atas 8 kelompok, yaitu : 1. Ruang publik

Ruang yang terbuka bagi umum dimana tamu diterima di ruang tersebut dan mendapatkan pelayanan pertama terkait tujuan kedatangannya. Ruang ini juga berfungsi untuk mengontrol tamu yang datang dan akan meninggalkan hotel.

2. Kelompok ruang pelayanan makan dan minum (food and beverage) Ruang yang menampung kegiatan makan dan minum tamu hotel.

3. Convention and meeting spaces Ruangyang menampung kegiatan pertemuan, pesta dalam berbagai bentuk kegiatan yang dilakukan sejumlah tamu denagn system sewa.

4. Ruang sewa Ruang pelengkap yang tergabung dalam ruang konsesi. Ruang ini disewakan kepada pihak lain. Kegianatan di dalamnya seperti : agen perjalanan, bank dan lain-lain.

5. Kelompok pelayanan Ruang yang menampung kegiatan-kegiatan pelayanan dan merupakan penunjang operasional

6. Ruang-ruang rekreasi atau olahraga Kelompok kamar tidur

Page 89: LP3A Repaired

89 Studio Perancangan Arditektur 5

Gambar 9.8 Hubungan Ruang Hotel

Page 90: LP3A Repaired

90 Studio Perancangan Arditektur 5

Kesimpulannya adalah pada hotel harus memisahkan frontof the house sebagai zona

tamu dan pelayanan oleh hotel yang berhubungan langsung dengan tamu. Sedangkan back of

the house adalah zona produksi untuk memenuhi tamu. Kedua hal tersebut tidak boleh

bentrok atau bersilangan aktifitasnya. Secara ringkas tamu tidak boleh mengetahui kegiatan

yang terjadi di back of the house.

Front of the House Back of the House

Gambar 9.9 Skema Hubungan front dan back of the house

4.4.6 Kebutuhan dan dimensi ruang

Rasio Kamar Hotel

Rasio tipe kamar hotel

Tipe Kamar The Akmani Star Hotel Rata-rata Pembulatan

Standar 84 211 147.5 79

Deluxe 24 35 29.5 18

Junior Suite - 1 1 2

Suite 9 1 1 1

Total 100

Jumlah unit kurang lebih : 200 unit

Pebandingan rasio kamar Standar : deluxe : junior suite : suite = maka,

Jumlah kamar standar : 158

Jumlah kamar deluxe : 35

Jumlah kamar junior suite : 5

Jumlah suite : 2

tamu Pelayanan Produksi

Page 91: LP3A Repaired

91 Studio Perancangan Arditektur 5

Gambar 10.0 Tabel Program Ruang

Front of the House

Nama Ruang Standar

(m2)/org

Jumlah

Ruang

Hasil Survei

Star hotel (m2)

Luas Ruang

(m2)

Luas Total

(m2)

Kamar & Koridor

Standar room 7.2 158 211 24 3792

Deluxe 7.2 35 35 28 980

Junior suite 7.2 5 7 32 160

Suite 7.2 2 1 48 96

Koridor 0.93m2/kmr @0.93 62.31

Luas Efektif

Sirkulasi (15%)

Total

5090

763.5

5853.5

Lobby

Front Desk 0.09 1 6 6 6

Front Office 0.35 1 24 24 24

Ballroom 1.1 1 300 300 300

Lounge 6 50 50 300

R. Pertemuan 1 64 64 64

Business center 1 68 68 68

Public Toilets

Men=100org/w

closets 25

org/urinal

3 Wastafel

TSS :min 21M

Min 8 m2 2 12 12 24

Women=50org/w

closets

3 wastafel/>100org

TSS: min 27 m2

Min 8 m2 1 12 12 12

Security min 8 m2 1 20 20 20

Page 92: LP3A Repaired

92 Studio Perancangan Arditektur 5

Public elevators min 8 m2 16 20 20 320

Public Stairs

Emergency

Fasilitas Kebugaran

R.fitness

Loker dan Shower - 2 48 48 96

R.Administrasi - 1 24 24 24

Gudang Alat - 1 12 12 12

Spa - 1 12 12 12

Sauna room - 2 6 6 12

Kolam Renang - 1 750 750 750

Adminsitrasi

Kantor pengelola,

R.humas,

R.enginer, Div.

keuangan dsb

15 12 12 180

F&B

Main restaurant

KPH : 1,5 m2/tmpt

duduk

TSS : 1,5 m2/tmpt

duduk

BPDS:

1,35m5m2/org

HPD :1-1,5 tmpt

duduk/kmr

1.5 m2 /

kamar

1 350 350 350

Retail & Rented Space

Rented retail 5 18 18 90

Coffe Shop 1 250 250 250

Rented restaurant

space

1 220 220 220

Telepon Umum 1m2/unit

Page 93: LP3A Repaired

93 Studio Perancangan Arditektur 5

Luas Efektif

Sirkulasi(15%)

Total

3134

470

3604

Back of The House

Nama Ruang Standar

(m2)/kmr

Jumlah

Ruang

Hasil survey

star Hotel (m2)

Luas ruang Luas Total

Reciving and Storage

Loading dock 12/bay 1 24 24 24

Reciving

Area/office

- 1 32 32 32

Trash Holding

Area

- 1 10 10 10

General Storage - 1 12 12 12

Food Service

Main coocking

area 1.1 1 48 48 48

F&B Storage 0.93 1 16 16 16

Wine storage - 1 8 8 8

Frezzer - 1 8 8 8

Vegetable

preparation - 1 8 8 8

Meat preparation - 1

Dishwashing Area 0.93 1 24 24 24

Toilet - 2 14 14 28

Employee Facilities

Timekeeper

&Security

- 2 12 12 24

Loker Pria 0.03 1 36 36 36

Loker Wanita 0.03 1 36 36 36

R.makan

Karyawan

1 24 24 24

Page 94: LP3A Repaired

94 Studio Perancangan Arditektur 5

DAN: menampung

1/3 karyawan

TSS:

1,6m2/t.duduk

Mushola 0.6 1 48 48 48

House Keeping & Laundry

Solid Linen Room 0.03m2/kmr 1 12 12 12

Laundry 0.06 1 48 48 48

Laundry

Supervisor

1 50 50 50

House Keeping 1 24 24 24

Ruang-ruang

Servis

4 12 12 48

M&E Area

Genset 1 32 32 32

Boiler room 1 12 12 12

R.ME 1 12 12 12

R.pompa 1 12 12 12

Reservoir Bawah 1 12 12 12

STP 1 7 7 7

Luas Efektif

15 % Sirkulasi

Jumlah

655

98.25

753.25

Sumber :Hotel Planning Design and Developtment, data arsitek,dan Manajemen Pengantar Hotel

Total luas hotel : 10210.75 m2

Luas tapak :

KDB : 60 %

KLB : 25 Lantai dilihat dari Bangunan di sekitarnya

Page 95: LP3A Repaired

95 Studio Perancangan Arditektur 5

4.3 Pendekatan Sirkulasi dalam banguan

4.3.1 Sirkulasi horizontal

Pada system sirkulasi horizontal menggunakan koridor yang dibagi menjadi 2 jenis,

yaitu :

1. Single loaded (koridor satu arah)

kamar

kamar kamar kamar

koridor

Keuntungan :

Dapat memakasimalakna pencahayaan alami

Pada koridor dapat digunakan penghawaan alami

Memungkinkan kedua sisi ruang kamar mandapat cahaya

Kekurangan :

Bentuk massa bangunan menjadi memanjang apabila jumlah unitnya banyak

Kurang efisien dalam penggunaan lahan

2. Double loaded (koridor dua arah)

kamar

kamar kamar kamar

koridor

kamar

kamar kamar kamar

Page 96: LP3A Repaired

96 Studio Perancangan Arditektur 5

Keuntungan :

Pencapaian antar ruang dekat

Memuat lebih banyak unit dalam satu massa

Memeakan space yang lebih kecil sehingga penggunaan lebih optimal

Pada proyek hotel system sirkulasi horizontal yang cocok digunakan adalah

double loaded, karena setiap unit kamar hotel tidak membutuhkan penghawaan alami

karena penghawaan utamanya adalah penghawaan buatan, selain itu dengan system

double loaded penggunaan koridor menjadi lebih optimal karena melayani dua sisi

bangunan.

Alternatif system sirkulasi horizontal pada banguan adalah sebagai berikut :

No. Jenis sirkulasi Kelebihan kekurangan

1 Linier

Linier menerus

Linier bertekuk

Linier berpotongan

Linier bercabang

Linier berbelok

Linier melingkar

Jelas dan terarah

Mudah disesuaikan

Mudah dalam pencapaian

ke bangunan

Mudah dalam

pengklasifikasian fungsi

di dalam banguan

Kurang efisien karena

membutuhkan banyak

ruang

Page 97: LP3A Repaired

97 Studio Perancangan Arditektur 5

2 Radial

Memusatkan kegiatan /

orientasi

Efisiensi tinggi karena

hanya membutuhkan

ruang minimal

Mudah untuk mencapai

ke titik tertentu

Arah sirkulasi terpusat

pada suatu titik

sehingga perhatian ke

titik lainnya berkurang

3 Grid Pencapaian mudah Kurang efisien karena

membutuhkan banyak

ruang untuk sirkulasi

Sirkulasi

membingungkan

Pada pola sirkulasi hotel diterapkan pola sirkulasi linier menekuk pada banguan yang

memanjang untuk mengurangi kebosanan, sedangkan pola sirkulasi radial pada lobi hotel

dengan lobi sebagai pusat orientasi kegiatan.

4.3.2 Sirkulasi vertical

Pada proyekni terdapat 2 jenis sirkulasi vertikal di dalam bangunan, yaitu dengan

menggunakn lift, eskalatordan tangga. Kedua sirkulasi digunakan dalam perancangan hotel

dengan pertimbangan sebagai berikut :

Lift : jumlah bangunan 4 lantai, hotel butuh lift untuk membawa barang, membantu

tamu mencapai tujuan dengan cepat, mempermudah penyandang cacat.

Menurut buku Sistem Bangunan Tinggi, criteria lift untuk banguana hotel adalah

sebagai berikut :

a. Untuk setiap 100 kamar perlu disediakan 1 lift barang

b. Untuk pelayanan yang memuaskan, setiap 75 kamar dilayani oeh 1 lift

c. Kapasitas lift yang digunakan minimal untuk 16 orang

d. Lift yang digunakan harus mampu mengangkat barang bawaan tamu yang berat

(koper atau meja saji makanan)

Page 98: LP3A Repaired

98 Studio Perancangan Arditektur 5

e. Ruang kamar tidak boleh berdekatan dengan ruang mesin lift

Escalator : sirkulasi vertikal pada area lobi samping menuju ballroom di lantai 2

menggunakan escalator

Tangga : sirkulasi tamu jika sirkulasi utama (lift)tidak berfungsi, sirkulasi dalam

keadaan darurat, sirkulasi antar lantai.

Bangunan hotel direncanakan terdiri dari 4 lantai yang dibutuhkan oleh lift dan tangga. Lift

digunakan sebagai penghubung antar lobby dengan lantai-lantai di atasnya baik untuk tamu

maupun servis. Lift tamu dan servis dipisah demi kenyamanan tamu.

4.3.3 Sirkulasi Hotel

Analisa Skema

a. Sirkulasi Tamu Tidak Menginap

Tamu yang tidak menginap biasanya mengunjungi hotel untuk memanfaatkan

fasilitas-fasilitas hotel seperti restoran/bar/kafe, fasilitas kebugaran maupun ruang-

ruang pertemuan.

b. Sirkulasi Tamu Menginap

Tamu yang menginap biasanya akan langsung menuju lobby dan front desk untuk

keperluan administrasi dan lain-lain, setelah itu tamu yang menginap dapat

mengakses lantai-lantai kamar tamu atau memanfaatkan fasilitas-fasilitas lain

yang ditawarkan hotel.

c. Sirkulasi Pengelola

Sirkulasi pengelola dibedakan dari sirkulasi tamu, akses masuknya pun dibedakan

dari entrance tamu. Setelah memasuki hotel biasanya pengelola akan melakukan

absensi di timekeeper station dan kemudianmengambil dan mengganti seragam,

lalu melakukan pekerjaanya masing-masing. Akses vertikal untuk kegiatan servis

juga dibedakan dari akses vertikal untuk tamu.

Page 99: LP3A Repaired

99 Studio Perancangan Arditektur 5

Berikut adalah skema sirkulasi dari:

a. Tamu Tidak Menginap

Gambar 10.1 sirkulasi tamu tidak menginap

Page 100: LP3A Repaired

100 Studio Perancangan Arditektur 5

b. Sirkulasi Tamu Menginap Tamu yang menginap biasanya akan langsung menuju lobby dan front desk untuk keperluan admisistrasi dan lain-lain, setelah itu tamu ayang menginap dapat mengakses lantai-lantai kamar tamu atau memanfaatkan fasilitas-fasilitas hotel lainnya. Surkulasi tamu menginap:

Gambar 10.2 sirkulasi Tamu Menginap

Page 101: LP3A Repaired

101 Studio Perancangan Arditektur 5

c. Sirkulasi Pengelola

Gambar 10.3 sirkulasi Pengelola

Page 102: LP3A Repaired

102 Studio Perancangan Arditektur 5

d. Skema Alur Pelayanan Tamu Hotel

Gambar 10.4 sirkulasi Pelayanan Tamu Hotel

Page 103: LP3A Repaired

103 Studio Perancangan Arditektur 5

4.4 Pendekatan Lokasi 4.4.1 Kriteria Penentuan Site

Agar lokasi City Hotel tersebut sesuai dengan yang diharapakan, adapun Kriteria-kriteria tersebut meliputi :

1. Pencapaian Kemudahan pencapaian dari jalan utama ( Arteri Sekunder) ke lokasi hotel Adanya jalur penghubung antara lokasi hotel dengan pusat kota, perdagangan dan

perkantoran. Akses pencapaian yang mudah dari arah luar kota maupun Bandara

2. Persyaratan khusus meliputi kebisingan, keamanan, kebersihan, dan kenyamanan site 3. Jaringan Utilitas

Jaringan air bersih Jaringan listrik Jaringan alat komunikasi Jaringan pembuangan air kotor

4. Kebijakan pemerintah Pemilihan site harus mendukung pembagian zona yang sudah direncanakan dan ditetapkan.

5. View View perlu diperhitungakan meskipun bukanlah aspek utama, namun viewe akan meningkatkan nilai jual sebuah hotel

4.4.2 Alternatif site

Sebagai alternative dipilih 3(tiga) site, yang kemudian akan dilakukan penilaian berdasarkan kriteria-kriteria yang telah disebutkan.

Alternatif Site 1

Site berada di Jl. Sisingamaraja dengan luas 12.500 m2

Page 104: LP3A Repaired

104 Studio Perancangan Arditektur 5

Alternatif site 2

Site berada di Jl. Dokter Wahidin Sudirohusodo dengan luas 14.600 m2

Alternatif site 3

Site berada di Jl. Letnan Jendral S. Parman dengan luas 11.600 m2

Page 105: LP3A Repaired

105 Studio Perancangan Arditektur 5

4.4.3 Bobot Pemilihan Site

Analisis pemilihan site dilakukan dengan menggunakan scoring tiap kriteria. Bobot penilaian penentuan site berdasarkan atas pengaruh factor-faktor dalam site.

No Faktor Prosentase Penilaian 1 Pencapaian 35% 2 Kedekatan fasilitas 25% 3 Kondisi Lingkungan 15% 4 View 15% 5 Utilitas 10% Total 100%

Berdasarkan prosentase diatas maka didapat penilaian berdasarkan table dibawah ini : Kriteria Bobot Alternative site 1 Alternative site 2 Alternative 3

Nilai Score Nilai Score Nilai score Pencapaiain 35% 5 17.5 % 8 24.5 % 9 31.5 %

Kedekatan Fasilitas 25% 6 15 % 9 22.5 % 7 17.5 %

Kondisi Lingkungan 15% 6 9 % 8 12 % 6 9 %

View 15% 6 9 % 10 15 % 9 13.5 %

Utilitas 10% 7 7 % 8 8 % 7 7 %

Total 100% 30 57.5 % 43 82 % 38 78.5 %

Dari table diatas maka diperoleh site alternative ke 3 (tiga) sebagai site terpilih. Site berada di Jl. Dokter Wahidin Sudirohusodo. Dengan batasan:

Utara : Jl.Candi Sari

Timur : Jl. Dokter Wahidin Sudirohusodo

Selatan : Jl.Candi Sari

Barat : Jl.Candi Sari

Page 106: LP3A Repaired

106 Studio Perancangan Arditektur 5

Potensi dari site ini adalah pemandangan/view pemukiman di Semarang, selain itu site ini berkontur dan dapat dioleh dengan menarik. Pemandangan yang disuguhkan sangatlah indah, di sebalah barat pemukiman, di sebelah utara merupakan view gedung-gedung, dan timur,selatan disuguhkan dengan pemandangan bukit-bukit yang indah.

Page 107: LP3A Repaired

107 Studio Perancangan Arditektur 5

4.5 Pendekatan Teknik Bangunan

4.4.1 Pendekatan Struktur Bangunan

Struktur sebagai pendukung utama sebuah bangunan. Keberadaan struktur harus

memenuhi syarat agar tercipta kekakuan, kestabilan, dan kekuatan.

1. Sistem struktur bagian bawah (sub-structure)

Tabel Sub-struktur

Jenis Pondasi Keuntungan Kekurangan

Pondasi Tiang Pancang Pekerjaan cepat

Kedalaman 30-40

Proses pemancangan

mudah dan ringkas

Banyak memerlukan

sambungan

Pemasangan

menimbulkan bising

dan getaran

Pondasi pored pile

Tidak menimbulkan

getaran

Diameter lebih besar

sehingga daya

dukung tiang lebih

besar, tumpuan dapat

diperkecil

Cocok untuk segala

jenis tanah

Kedalaman 30-40 m

Pekerjaan lama

Kurang praktis dalam

proses pemancangan

Biaya lebih besar

Jika kadar air dalam

tanah tinggi, maka

pengecoran beresiko+

Pondasi yang digunakan dalam perencanaa dan perancangan city hotel di semrang ini adalah

pondasi tiang pancang karena lebih praktis dalam proses pengerjaannya.

Page 108: LP3A Repaired

108 Studio Perancangan Arditektur 5

2. Sistem struktur bagian atas (upper-structure)

Sistem struktur Keuntungan Kekurangan

System plat dan slab beton

tanpa balok

Tanpa balok sehingga

F2F menjadi lebih

rendah

Pelaksanaan mudah

Semakin panjang

bentang semakin tebal

plat

Dimensi kolom besar

System plat, balok, dan

kolom

Space antar balok

dapat dimanfaatkan

untuk ducting

Ketebalan plat

berkurang karena

gaya disalurkan

melalui balok

Tinggi F2F

bertambah karena

membutuhkan ruang

untuk balok

Semakin besar

bentang semakin

besar dimensi balok

Pada proyek hotel sisrem struktur yang cocok digunakan adalah system plat,

balok, dan kolom.

4.4.2 Pendekatan Bahan Material Bangunan

Pendekatan bahan material bangunan meliputi material dinding, atap, kusen, plafond, dan

penutup lantai. Pertimbangan pemilhan material adalah berdasarkan kemudahan perawatan

material.

1. Material Pengisi dinding

Tabel material Dinding

Jenis Material Kelebihan kekurangan

Batu Bata Insulasi peredam bangunan

Muda didapat

Modul kecil sehingga

pengerjaan lama

Mudah berjamur

Batako Modul besar pengerjaan

lebih cepat

Mudah didapat

Murah

Daya tahan terhadap

gempa kecil

Page 109: LP3A Repaired

109 Studio Perancangan Arditektur 5

Dinding pre-cast Pengerjaan cepat (sudah

difabrikasi sesuai pesanan)

Lebih efisien untuk

bangunan dengan modul

perlantai yang sama

Biaya lebih mahal

Bata Ringan Pengerjaan cepat (modul

besar)

Kemungkinan rembes kecil

Tahan api dan kedap suara

Sulit didapat

Pada bangunan hotel ini, material pengisi dinding yng akan digunakan adalah bata

ringan karena sifatnya yang kedap suara membantu penciptaan ruang yang tidak

terganggu oleh bising diluar bangunan, sedangkan pada unit tipikal kamar

menggunakan pre-cast yang sifatnya moduler.

2. Material penutup eksterior

Tabel Material eksterior

Jenis material Kelebihan Kekurangan

Kaca Kemampuan penghantar

panas kecil

Mudah didapat

Dapat menghantar cahaya

matahari

Mudah menyerap

panas

Batu alam Tahan terhadap cuaca

Mampu menyerap panas

Tahan terhadap kerusakan

mekanis

Mudah rusak oleh

lumut dan jamur

Cladding GRC

(Glass-fiber

Rainforced

Cement)

Fleksibel

Mudah dibentuk

Mudah dipasang

Mahal dan mudah

kusam

Cladding ACP Fleksibel dan mudah Mahal dan sulit didapat

Page 110: LP3A Repaired

110 Studio Perancangan Arditektur 5

(Alumunium

Composite Panel)

dibentuk

Mudah dipasang

Perawatan mudah

Material penutup eksterior yang digunakan pada bangunan hotel kali ini adalah

Kombinasi dari material kaca, ACP, dan GRC untuk menciptakan kesan pada

façade yang menarik dan tidal monoton.

3. Material atap

Tabel material atap

Jenis material Kelebihan Kekurangan

Genteng

Tahan terhadap cuaca dan

panas

Mudah dapat

Mudah pecah

Dak beton Tahan terhadap hujan

Mudah dibentuk

Tahan api

Berat dan mudah retak

karena pemuaian

Menyerap panas tinggi

Alumunium Ringan mudah dipasang

Tahan terhadap cuaca

Tahan api dan gempa

Mahal

Menyerap panas tinggi

Baja ringan Ringan, sehingga bobot

yang ditanggung struktur

dibawahnya tidak terlalu

berat

Anti rayap

Tidak memiliki nilai muai-

susut

Pemasangannya cepat

Tidak bisa diekspose

Rentan tiupan angin

(untuk bangunan

tinggi)

Polycarbonate Rungan, mudah dipasang

Mudah dibentuk

Dapat dilalui cahaya

matahari

Mahal

Tidak tahan panas

Page 111: LP3A Repaired

111 Studio Perancangan Arditektur 5

Truss Cocok untuk bentang lebar

Fleksibel dapat membentuk

atap yang variatif

Membutuhkan ruang

yang cukup besar

Material atap yang digunakan pada bangunan hotel adalah kombinasi antara dak beton

dengan atap miring dari rangka truss yang diberi penutup metal. Pada atap yang

difungsikan sebagai area ME akan menggunakan atap beton, sedangkan atap yang

tidak difungsikan untuk ME akan menggunakan atap truss yaitu pada ballroom yang

membutuhkan bentang lebar.

4. Material kusen

Tabel material kusen

Jenis Kelebihan Kekurangan

Kayu Mudah didapat

Menyerap panas

Tahan cuaca

Mudah terkena rayap

Mudah terbakar

Aluminium Ringan

Mudah pemasangannya

Menyerap panas

Mahal

Kusen aluminium adalah yang cocok digunakan dalam bangunan hotel karena

pemasangannya yang mudah, serta tampilannya yang modern

5. Material plafond

Tabel material plafond

Jenis Kelebihan Kekurangan

Gypsum board Isolasi suara baik

Mudah dipasang

Fleksibel dan mudah

dibentuk

Mudah tergores

Multipleks Mudah didapat

Murah

Tidak tahan rayap

Page 112: LP3A Repaired

112 Studio Perancangan Arditektur 5

Ringan

Pemasangan mudah

Mudah terbakar

Material penutup plafond yang digunakan pada bangunan hotel adalah gypsum board

karena sifatnya fleksibel.

6. Material penutup lantai

Gambar Tabel material penutup lantai

Jenis Kelebihan Kekurangan

Keramik Mudah perawatannya

Anti gores

Tahan api

Mudah pecah

Marmer Nilai estetika tinggi

Tahan api

Mahal

Sulit didapat

Perawatan khusus

agar tahan lama

Parket Fleksibel

Mudah pemasangannya

Dapat meredam suara

Nilai estetika tinggi

Mahal

Sulit didapat

Mudah terbakar

Mudah tergores

Rawan rayap

Karpet Fleksibel Memerlukan

Material penutup lantai yang digunakan pada hotel adalah kombinasi antara marmer,

keramik dengan karpet. Penggunaan marmer pada area lobby akan member kesan

mewah pada suasana hotel. Keramik digunakan pada area servis, sedangkan karpet

digunakan pada koridor dan unit kamar hotel serta ruang pertemuan/rapat.

Page 113: LP3A Repaired

113 Studio Perancangan Arditektur 5

4.4.3 Pendekatan Utilitas Bangunan

a. Sistem Penyediaan air bersih

Penyediaan air bersih pada bangunan hotel meliputi penyediaan air dingin dan

air panas, berikut adalah skema jaringan air bersih, pasokan untuk kotak hidran dan

menara pendingin, serta air buangan.

Skema. Penyediaan air bersih

Pada sistem pasokan air terdapat sistem pasokan ke atas(up feed) baik dengan

tangki maupun tidak dan pasokan ke bawah (down feed).

Gambar 10.5 Skema penyediaan air Bersih

Page 114: LP3A Repaired

114 Studio Perancangan Arditektur 5

b. Sistem pengolahan air limbah

Pada bangunan hotel air limbah diolah dalam SPT (Sewage Treatment Plant),

yaitu melalui proses mekanik, berupa penyaringan,pemisahan dan pengendapan, serta

proses biologi/kimia. Berikut adalah skema pengolahannya:

c. Sistem pembuangan sampah

Sampah dari setiap lantai akan di angkut melalui lift barang menuju ke

pembuangan terakhir

d. Sistem penanggulangan kebakaran

Semakin cepat evakuasi diadakan pada saat kebakaran maka semakin kecil

juga kemungkinan terjadinya korban. Untuk itu diperlukan detector asap untuk

mengetahui adanya titik kebakaran.

Ketika kebakaran terjadi aka nada jeda waktu sebelum petugas pemadam

kebakaran datang ke lokasi, maka dari itu antisipasi awal dapat menggunakan

Page 115: LP3A Repaired

115 Studio Perancangan Arditektur 5

PAR(Pemadam Api Ringan) untuk mematikan api. Selain itu setiap bangunan harus

dilengkapi oleh hidran dan sprinkler.

Perletakan hidran dalam bangunan harus berjarak 35 m antar satu dengan yang

lainnya. Sedangkan sprinkler sebagai respon awal pada saat terjadinya kebakaran

memiliki skema susunan sebagai berikut :

Jalur distribusi dan jaringan pipa untuk instalasi hidran dan sprinkler dapat dilihat

pada gambar berikut:

Page 116: LP3A Repaired

116 Studio Perancangan Arditektur 5

Instalasi Hidran

Pasokan air hidran

Page 117: LP3A Repaired

117 Studio Perancangan Arditektur 5

e. Sistem penyediaan air panas

Setiap unit kamar hotel dilengkapi oleh pemanas air masing-masing. Satu unit

pemanas air hanya melayani satu kamar, sehingga lebih efisien jika dibandingkan

dengan sistem pemanas air pusat. Apabila terjadi kerusakan unit pemanas air yang

membutuhkan perbaikan tidak akan menyebabkan kamar lain terganggu fasilitas air

panasnya.

f. Sistem Penghawaan

Sistem penghawaan yang digunakan pada hotel adalah system penghawaan

buatan. Sistem penghawaan buatan sendiri terbagi 2:

1. Direct cooling, yaitu berupa unit ac split tanpa dialirkan melalui ducting.

2. Indirect cooling, yaitu menggunakan chiller yang kemudian dialirkan melalui

ducting

Sistem penghawaan buatan yang cocok pada unit kamar hotel adalah direct

cooling yaitu dengan menggunakan AC split untuk masing-masing unit kamar,

sehingga jika ada kamar yang kosong tanpa tamu AC tidak akan menyala dan

menghabiskan energy.

Page 118: LP3A Repaired

118 Studio Perancangan Arditektur 5

Sistem AC Split

Sedangkan pada area lobi menggunakan sistem split duct

Sistem Ac Split duct

g. Sistem Penangkal Petir

Prinsip dasar darisistem penangkal petir adalah menyediakan jalur menerus

dari logam yang menyalurkan petir ke tanah pada saat terjadi sambaran petir pada

bangunan. Berikut macam-macam system penangkal petir:

Sistem konvensional, sistem praktis, biaya murah tapi terjangkau

Sistem sangkar faraday, biaya mahal, mengganggu estetika bangunan

Sistem Thomas, menggunakan system paying dengan bentangan perlindungan

yang besar.

Sistem penangkal petir yang digunakan adalah system Thomas dimana

bentangan perlindungan cukup besar sehingga dalam satu bangunan hanya

memerlukan satu penangkal petir saja.

h. Sistem Pasokan Listrik

Page 119: LP3A Repaired

119 Studio Perancangan Arditektur 5

Daya listrik umumnya dipasok dari Pembangkit Tenaga Listrik melalui

jaringan tegangan tinggi (TT, diatas 20000 volt), yang kemudian diturunkan menjadi

tegangan menengah (TM, antara 1000-20000 volt) dan tegangan rendah (TR, dibawah

1000 volt) oleh transformator yang diterapkan pada gardu-gardu listrik.

Pasokan Listrik

Jika aliran listrik PLN terhenti, maka daya listrik diambil dari Generator yang

diletakkan diruang kedap suara agar tidak mengganggu kegiatan bangunan.

i. Sistem Jaringan Komunikasi

Agar jaringan telekomunikasi dalam bangunan dapat berfungs diperlukan

saluran telpon dari Telkom, yang mempunyai hubungan keluar local (dalam kota),

hubungan interlokal ataupun internasional.

Sistem dalam bangunan dimulai dari saluran Telkom ke PABX (Private

Automatic Branch Exchange), selanjutnya ke kotak hubung induk (MDF-Main

Page 120: LP3A Repaired

120 Studio Perancangan Arditektur 5

Distribution Frame). Melalui kabel distribusi (DC- Distribution Cable)

jaringan telpon disebarkan ke koak terminal (JB-Junction Box) yang ada di

tiap-tiap lantai bangunan.

Gambar 10.6 Sistem Komunikasi

Page 121: LP3A Repaired

121 Studio Perancangan Arditektur 5

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan

cityhotel ,maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang menggunakan sebagian atau seluruh

bangunan yang menyediakan jasa penginapan, pelayanan makanan dan minuman

serta jasa penunjang lainnya, yang disediakan untuk umum dan dikelola secara

komersial.

2. Pemilihan site Hotel menyesuaikan peruntukan lahan dan di tempatkan di simpul

kota suatu daerah.

3. Ketika kita mendesain suatu bangunan memanglah diperlukan ketelitian yang

sangat, untuk menciptakan bangunan hasil yang memuaskan dan sesuai dengan

masalah-masalah yang ada dalam lingkungannya.

4. Tidak hanya kita mampu bagus mendesainnya saja, kita harus dituntut untuk

menyesuaikan peraturan dan ketetapan yang telah dibuat saat kita mendesain

suatu bangunan komersial publik, dalam hal ini kita mengambil contoh hotel.

5. Analisa yang akurat, dan pemecahan masalah yang bagus bisa memberikan

desain bangunan yang nyaman, aman, dan efektif untuk pelayanan publik di

pelayanan hotel.

5.2 Saran

Saran-saran yang dapat Penulis sampaikan berkaitan dengan perencanaan

Cityhotel adalah sebagai berikut :

1. Sebelum merencanakan suatu bangunan hotel hendaknya didahului dengan studi

kelayakan agar nantinya dapat diperoleh hasil perencanaan yang memuaskan baik

dari segi mutu, biaya dan waktu. Dan juga perlu memperhatikan persyaratan-

persyaratan yang telah ditetapkan.

2. Ketika kita mendesain hotel utamakanlah kenyamanan publik untuk kesesuaian

penataan ruang, aksesbilitas dan sirkulasi ruang serta penentuan site hotel.

3. Analisa dan pemikiran pemecahan masalah sangatlah di butuhkan guna terciptanya

bangunan yang sesuai desain kita, yang bisa nyaman untuk digunakan.