Top Banner

of 27

Lp DIARE Keluarga

Jan 08, 2016

Download

Documents

nhdjd
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

LAPORAN PENDAHULUAN DIARE PADA ANAKA. Pengertian Diare

Menurut Suradi & Rita (2001), diare diartikan sebagai suatu keadaan dimana terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi buang air besar satu kali atau lebih dengan bentuk encer atau cair.Menurut Depkes RI (2005), pengertian diare adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja, yang melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari.Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak normal yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses inflamasi pada lambung atau usus.B. Etiologi

Beberapa perilaku yang dapat meningkatkan risiko terjadinya diare pada balita, yaitu ( Depkes RI, 2007) :

1. Tidak memberikan ASI secara penuh 4-6 bulan pertama pada kehidupan. Pada balita yang tidak diberi ASI resiko menderita diare lebih besar daripada balita yang diberi ASI penuh, dan kemungkinan menderita dehidrasi berat lebih besar.

2. Menggunakan botol susu, penggunaan botol ini memudahkan pencemaran oleh kuman karena botol susah dibersihkan. Penggunaan botol yang tidak bersih atau sudah dipakai selama berjam-jam dibiarkan dilingkungan yang panas, sering menyebabkan infeksi usus yang parah karena botol dapat tercemar oleh kuman-kuman/bakteri penyebab diare. Sehingga balita yang menggunakan botol tersebut beresiko terinfeksi diare

3. Menyimpan makanan masak pada suhu kamar, bila makanan disimpan beberapa jam pada suhu kamar, makanan akan tercermar dan kuman akan berkembang biak.

4. Menggunakan air minum yang tercemar.

5. Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar dan sesudah membuang tinja anak atau sebelum makan dan menyuapi anak

6. Tidak membuang tinja dengan benar, seringnya beranggapan bahwa tinja tidak berbahaya, padahal sesungguhnya mengandung virus atau bakteri dalam jumlah besar. Selain itu tinja binatang juga dapat menyebabkan infeksi pada manusia. Secara klinis penyebab diare dapat dikelompokkan dalam golongan enam besar, tetapi yang sering ditemukan di lapangan adalah diare yang disebabkan infeksi dan keracunan. Penyebab diare secara lengkap adalah sebagai berikut:1. Infeksi yang dapat disebabkan: a) bakteri, misal: Shigella, Salmonela, E. Coli, golongan vibrio, bacillus cereus, Clostridium perfringens, Staphyiccoccus aureus, Campylobacter dan aeromonas; b) virus misal: Rotavirus, Norwalk dan norwalk like agen dan adenovirus; c) parasit, misal: cacing perut, Ascaris, Trichiuris, Strongyloides, Blastsistis huminis, protozoa, Entamoeba histolitica, Giardia labila, Belantudium coli dan Crypto;

2. Alergi

3. Malabsorbsi

4. Keracunan yang dapat disebabkan; (a) keracunan bahan kimiawi dan (b) keracunan oleh bahan yang dikandung dan diproduksi: jasat renik, ikan, buah-buahan dan sayur-sayuran,

5. Imunodefisiensi (Widaya, 2004).

C. Klasifikasi

Menurut banyaknya cairan yang hilang, derajat dehidrasi dapat dibagi berdasarkan:

a. Kehilangan berat badan

1) Tidak ada dehidrasi, bila terjadi penurunan berat badan 2,5%.

2) Dehidrasi ringan bila terjadi penurunan berat badan 2,5-5%.

3) Dehidrasi berat bila terjadi penurunan berat badan 5-10%

b. Skor Mavrice King

Bagian tubuh

Yang diperiksaNilai untuk gejala yang ditemukan

012

Keadaan umum

Kekenyalan kulit

Mata

Ubun-ubun besar

Mulut

Denyut nadi/mataSehat

Normal

Normal

Normal

Normal

Kuat 40

Keterangan

Jika mendapat nilai 0-2 dehidrasi ringan

Jika mendapat nilai 3-6 dehidrasi sedang

Jika mendapat nilai 7-12 dehidrasi beratMenurut Departemen Kesehatan RI (2000), mengklasifikasikan jenisdiaremenjadi empat kelompok yaitu:

1. Diareakut:yaitudiareyang berlangsung kurang dari empat belas hari (umumnya kurang dari tujuh hari)

2. Disentri; yaitudiareyang disertai darah dalam tinjanya,

3. Diarepersisten; yaitudiareyang berlangsung lebih dari empat belas hari secara terus - menerus,

4. Diaredengan masalah lain ;anakyangmenderitadiare(diareakutdan persisten) mungkin juga disertai penyakit lain seperti demam, gangguan gizi atau penyakit lainnya.D. KomplikasiDiare akut dapat mengakibatkan:1. Kehilangan air dan elektrolit serta gangguan asam basa yang menyebabkan dehidrasi, asidosis metabolik dan hipokalemia,

2. Gangguan sirkulasi darah, dapat berupa renjatan hipovolemik sebagai akibat diare dengan atau tanpa disertai muntah,

3. Gangguan gizi yang terjadi akibat keluarnya cairan berlebihan karena diare dan muntah (Soegijanto, 2002).

E. Pemeriksaan Diagnostik

1. Pemeriksaan tinja

a) Makroskopis dan mikroskopis

b) PH dan kadar gula dalam tinja

c) Bila perlu diadakan uji bakteri

2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan menentukan PH dan cadangan alkali dan analisa gas darah.

3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.

4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Posfat.

F. Manifestasi Klinis Diare

1. Mula-mula anak/bayi cengeng gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu makan berkurang.

2. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer, kadang disertai wial dan wiata.

3. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.

4. Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi lebih asam akibat banyaknya asam laktat.

5. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elistitas kulit menurun), ubun-ubun dan mata cekung membran mukosa kering dan disertai penurunan berat badan.

6. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun, denyut jantung cepat, pasien sangat lemas, kesadaran menurun (apatis, samnolen, sopora komatus) sebagai akibat hipovokanik.

7. Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).

8. Bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak pucat dan pernafasan cepat dan dalam. (Kusmaul).G. Pathway (Pohon Masalah)

H. Penatalaksanaan1. Medis

Dasar pengobatan diare adalah:

a. Pemberian cairan, jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah pemberiannya.

1) Cairan per oral

Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan peroral berupa cairan yang bersifat NaCl dan NaHCO3 dan glukosa. Untuk diare akut dan kolera pada anak diatas 6 bulan kadar Natrium 90 mEg/l. Pada anak dibawah umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan-sedang kadar natrium 50-60 mEg/l. Formula lengkap disebut oralit, sedangkan larutan gula garam dan tajin disebut formula yang tidak lengkap karena banyak mengandung NaCl dan sukrosa.

2) Cairan parentral

Diberikan pada klien yang mengalami dehidrasi berat, dengan rincian sebagai berikut:

a) Untuk anak umur 1 bl-2 tahun berat badan 3-10 kg

i. 1 jam pertama : 40 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infus set berukuran 1 ml=15 tts atau 13 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20 tetes).

ii. 7 jam berikutnya : 12 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infusset berukuran 1 ml=15 tts atau 4 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20 tetes).

iii. 16 jam berikutnya : 125 ml/kgBB/ oralit

b) Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg

i. 1 jam pertama : 30 ml/kgBB/jam atau 8 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 10 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).

c) Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25 kg

i. 1 jam pertama : 20 ml/kgBB/jam atau 5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 7 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).ii. 7 jam berikut : 10 ml/kgBB/jam atau 2,5 tts/kgBB/mnt (1 ml = 15 tts atau 3 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).iii. 16 jam berikut : 105 ml/kgBB oralit per oral.

d) Untuk bayi baru lahir dengan berat badan 2-3 kg

i. Kebutuhan cairan: 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa 5% + 1 bagian NaHCO3 1 %.

Kecepatan : 4 jam pertama : 25 ml/kgBB/jam atau 6 tts/kgBB/menit (1 ml = 15 tts) 8 tts/kg/BB/mt (1mt=20 tts).

ii. Untuk bayi berat badan lahir rendah

Kebutuhan cairan: 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa 10% + 1 bagian NaHCO3 1 %).

b. Pengobatan dietetik

Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan kurang dari 7 kg, jenis makanan:

1) Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak tak jenuh

2) Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim)

3) Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya susu yang tidak mengandung laktosa dan asam lemak yang berantai sedang atau tak jenuh.

c. Obat-obatan

Prinsip pengobatan menggantikan cairan yang hilang dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain.

2. Keperawatan

Masalah klien diare yang perlu diperhatikan ialah resiko terjadinya gangguan sirkulasi darah, kebutuhan nutrisi, resiko komplikasi, gangguan rasa aman dan nyaman, kurangnya pengetahuan orang tua mengenai proses penyakit.

Mengingat diare sebagian besar menular, maka perlu dilakukan penataan lingkungan sehingga tidak terjadi penularan pada klien lain.ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN ANAK DENGAN DIAREA. Pengkajian1. Pengkajian a Identitas pasien : nama pasien , umur , alamat, orang tua pasien dll. b Keluhan Utama : Buang air berkali-kali dengan konsistensi encer

c Riwayat Kesehatan SekarangPada umumnya anak masuk Rumah Sakit dengan keluhan buang air cair berkali-kali baik disertai atau tanpa dengan muntah, tinja dpat bercampur lendir dan atau darah, keluhan lain yang mungkin didapatkan adalah napsu makan menurun, suhu badan meningkat, volume diuresis menurun dan gejala penurunan kesadarand Riwayat Kesehatan Masa LaluMeliputi pengkajian riwayat :1) PrenatalKehamilan yang keberapa, tanggal lahir, gestasi (fulterm, prematur, post matur), abortus atau lahir hidup, kesehatan selama sebelumnya/kehamilan, dan obat-obat yang dimakan serta imunisasi.2) NatalLamanya proses persalinan, tempat melahirkan, obat-obatan, orang yang menolong persalinan, penyulit persalinan.3) Post natalBerat badan nomal 2,5 Kg 4 Kg, Panjang Badan normal 49 -52 cm, kondisi kesehatan baik, apgar score , ada atau tidak ada kelainan kongenital.4) FeedingAir susu ibu atau formula, umur disapih (2 tahun), jadwal makan/jumlahnya, pengenalan makanan lunak pada usia 4-6 bulan, peubahan berat-badan, masalah-masalah feeding (vomiting, colic, diare), dan penggunaan vitamin dan mineral atau suplemen lain.5) Penyakit sebelumnyaPenyebabnya, gejala-gejalanya, perjalanan penyakit, penyembuhan, kompliksi, insiden penyakit dalam keluarga atau masyarakat, respon emosi terhadap rawat inap sebelumnya6) AlergiApakah pernah menderita hay fever, asthma, eksim. Obat-obatan, binatang, tumbuh-tumbuhan, debu rumah7) Obat-obat terakhir yang didapatNama, dosis, jadwal, lamanya, alasan pemberian.8) ImunisasiPolio, hepatitis, BCG, DPT, campak, sudah lengkap pada usia 3 tahun, reaksi yang terjadi adalah biasanya demam, pemberian serum-serum lain, gamma globulin/transfusi, pemberian tubrkulin test dan reaksinya.9) Tumbuh KembangBerat waktu lahir 2, 5 Kg 4 Kg. Berat badan bertambah 150 200 gr/minggu, TB bertambah 2,5 cm / bulan, kenaikan ini terjadi sampai 6 bulan. Gigi mulai tumbuh pada usia 6-7 bulan, mulai duduk sendiri pada usia 8-9 bulan, dan bisa berdiri dan berjalan pada usia 10-12 bulan.e Riwayat PsikososialAnak sangat menyukai mainannya, anak sangat bergantung kepada kedua orang tuanya dan sangat histeris jika dipisahkan dengan orang tuanya. Usia 3 tahun (toddlers) sudah belajar bermain dengan teman sebaya.f Riwayat SpiritualAnak sudah mengenal beberapa hal yang bersifat ritual misalnya berdoa.g Reaksi Hospitalisasi1) Kecemasan akan perpisahan : kehilangan interaksi dari keluarga dan lingkungan yang dikenal, perasaan tidak aman, cemas dan sedih2) Perubahan pola kegiatan rutin3) Terbatasnya kemampuan untuk berkomunikasi4) Kehilangan otonomi5) Takut keutuhan tubuh6) Penurunan mobilitas seperti kesempatan untuk mempelajari dunianya dan terbatasnya kesempatan untuk melaksanakan kesenangannya

h Pemeriksaan Fisik1) Tanda-tanda vitalSuhu badan

: mengalami peningkatanNadi

: cepat dan lemahPernafasan

: frekuensi nafas meningkatTekanan darah : menurun2) AntropometriPemeriksaan antropometri meliputi berat badan, Tinggi badan,Lingkaran kepala, lingkar lengan, dan lingkar perut. Pada anak dengan diare mengalami penurunan berat badan.3) PernafasanBiasanya pernapasan agak cepat, bentuk dada normal, dan tidak ditemukan bunyi nafas tambahan.4) CardiovasculerBiasanya tidak ditemukan adanya kelainan, denyut nadi cepat dan lemah.5) PencernaanDitemukan gejala mual dan muntah, mukosa bibir dan mulut kering, peristaltik usus meningkat, anoreksia, BAB lebih 3 x dengan konsistensi encer6) PerkemihanVolume diuresis menurun.i MuskuloskeletalKelemahan fisik akibat output yang berlebihan.

j Integumenlecet pada sekitar anus, kulit teraba hangat, turgor kulit jelek

k EndokrinTidak ditemukan adanya kelaianan.

l PenginderaanMata cekung, Hidung, telinga tidak ada kelainan

m ReproduksiTidak mengalami kelainan.

n NeorologisDapat terjadi penurunan kesadaran.

o Pemeriksaan Tingkat Perkembangan1) Motorik KasarSudah bisa naik/turun tangga tanpa dibantu, mamakai baju dengan bantuan, mulai bisa bersepeda roda tiga.2) Motorik HalusMenggambat lingkaran, mencuci tangan sendiri dan menggosok gigi3) Personal SosialSudah belajar bermain dengan teman sebayanya.B. Diagnosa

Beberapa diagnose keperawatan yang mungkin muncul dari penyakit diare antara lain sebagai berikut.

1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif

2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan ekskresi /BAB sering

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan intake makanan

4. Resiko syok hipovolemik

5. Gangguan pertukaran gas

6. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan7. Kurang Pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit prognosis dan pengobatan.

C. PerencanaanDiagnose KeperawatanTujuan dan Kriteria Hasil (NOC)Intervensi (NIC)

Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif Fluid Balance

Hydration

Nutritional Status : Food and Fluid Intake

Kriteria Hasil :

1. Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal, HT normal

2. Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal

3. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik, membrane mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihanFluid Management

1. Timbang popok/pembalut jika diperlukan

2. Pertahankan catatan intakedan output yang akurat

3. Monitor status hidrasi (kelembaban membrane mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik), jika diperlukan

4. Monitor vital sign

5. Monitor masukan makanan/cairan dan hitung intake kalori harian

6. Kolaborasikan pemberian cairan IV

7. Monitor status nutrisi

8. Berikan cairan IV pada suhu ruangan

9. Dorong masukan oral

10. Berikan penggantian nesogatrik sesuai output

11. Dorong keluarga untuk membantu pasien makan

12. Tawarkan snack (jus buah, buah segar)

13. Kolaborasi dengan dokter

14. Atur kemungkinan tranfusi

15. Persiapan untuk tranfusi

Hypovolemia Management

1. Monitor status cairan termasuk intake dan output cairan

2. Pelihara IV line

3. Monitor tingkat Hb dan Hematokrit

4. Monitor tanda vital

5. Monitor respon pasien terhadap penambahan cairan

6. Monitor berat badan

7. Dorong pasien untuk menambah intake oral

8. Pemberian cairan IV monitor adanya tanda dan gejala kelebihan volume cairan

9. Monitor adanya tanda gagal ginjal

Kerusakan integritas kulit b.d ekskresi / BAB sering Tissue Integrity : Skin and Mucous Membranes

Hemodyalis akses

Kriteria Hasil :

1. Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperature, hidrasi, pigmentasi)

2. Tidak ada luka/lesi pada kulit

3. Perfusi jaringan baik

4. Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya cedera berulang

5. Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alamiPressure Management

1. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar

2. Hindari kerutan pada tempat tidur

3. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering

4. Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali

5. Monitor kulit akan adanya kemerahan

6. Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada daerah yang tertekan

7. Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien

8. Monitor status nutrisi pasien

9. Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat

Insision site care

1. Membersihkan, memantau dan meningkatkan proses penyembuhan pada luka yang ditutup dengan jahitan, klip atau straples

2. Monitor proses kesembuhan area insisi

3. Monitor tanda dan gejala infeksi pada area insisi

4. Bersihkan area sekitar jahitan atau staples, menggunakan lidi kapas steril

5. Gunakan preparat antiseptic sesuai program

6. Ganti balutan pada interval waktu yang sesuai atau biarkan luka tetap terbuka (tidak dibalut) sesuai program

Dialysis Acces Maintenance

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan intake makanan Nutritional Status

Nutritional Status : food and Fluid Intake

Nutritional Status : nutrient Intake

Weight control

Kriteria Hasil :

1. Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan

2. Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan

3. Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi

4. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi

5. Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan

6. Tidak terjadi penurunan berat badan yang berartiNutrition Management

1. Kaji adanya alergi makanan

2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien

3. Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C

4. Berikan substansi gula

5. Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi

6. Berikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)

7. Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian

8. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori

9. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi

10. Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan

Nutrition Monitoring

1. BB pasien dalam batas normal

2. Monitor adanya penurunan berat badan

3. Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan

4. Monitor interaksi anak atau orang tua selama makan

5. Monitor lingkungan selama makan jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan

6. Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi

7. Monitor turgor kulit

8. Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah path

9. Monitor mual dan muntah

10. Monitor kadar albumin, total protein, Hb dan kadar Ht

11. Monitor pertumbuhan dan perkembangan

12. Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva

13. Monitor kalori dan intake nutrisi

14. Catat adanya edeme, hiperemik, hipertonik papilla lidah dan cavitas oral

15. Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet

Resiko syok (hipovolemi) Syok prevention

Syok management

Kriteria Hasil :

1. Nadi dalam batas yang diharapkan

2. Irama jantung dalam batas yang diharapkan

3. Frekuensi napas dalam batas yang diharapkan

4. Irama pernapasan dalam batas yang diharapkan

5. Natrium serum dbn

6. Kalium serum dbn

7. Klorida serum dbn

8. Kalsium serum dbn

9. Magnesium serum dbn

10. PH darah serum dbn

Hidrasi

1. Indicator :

2. Mata cekung tidak ditemukan

3. Demam tidak ditemukan

4. TD dbn

5. Hematokrit dbnSyok Prevention

1. Monitor status sirkulasi BP, warna kulit, suhu kulit, denyut jantung, HR, dan ritme, nadi perifer, dan kapiler refill2. Monitor tanda inadekuat oksigenasi jaringan3. Monitor suhu dan pernapasan4. Monitor input dan output5. Pantau nilai labor :6. HB, HT, AGD, dan elektrolit7. Monitor hemodinamik invasi yang sesuai8. Monitor tanda dan gejala asites9. Monitor tanda awal syok10. Tempatkan pasien pada posisi supine, kaki elevasi untuk peningkatan preload dengan tepat11. Lihat dan pelihara kepatenan jalan nafas12. Berikan cairan iv dan atau oral yang tepat13. Berikan vasodilator yang tepat 14. Ajarkan keluarga dan pasien tentang tanda dan gejala datangnya syok15. Ajarkan keluarga dan pasien tentang langkah untuk mengatasi gejala syokSyok Management

1. Monitor fungsi neurologis2. Monitor fungsi renal (e.g BUN dan Cr Lavel)3. Monitor tekanan nadi4. Monitor status cairan, input, output5. Catat gas darah arteri dan oksigen dijaringan6. Monitor EKG7. Memanfaatkan pemantauan jalur arteri untuk meningkatkan akurasi pembacaan tekanan darah8. Menggambar gas darah arteri dan memonitor jaringan oksigenasi9. Memantau tren dalam parameter hemodinamik (misalnya CVP, MAP, tekanan kapiler pulmonal/arteri)10. Memantau factor penentu pengiriman jaringan oksigen (misalnya PaO2 kadar hemoglobin SaO2, CO), jika tersedia11. Memantau tingkat karbon dioksida sublingual dan/ atau tonometry lambung12. Memonitor gejala gagal pernapasan (misalnya rendah PaO2 peningkatan PaCO2 tingkat, kelelahan otot pernapasan)13. Monitor nilai laboratorium (misalnya CBC dengan diferensial) koagulasi profil, ABC, tingkat laktat, budaya dan profil kimia14. Masukkan dan memelihara besarnya kobosanan akses IV

Gangguan pertukaran gas Respiratory Status : Gas Exchange

Respiratory Status : ventilation

Vital Sign Status

Kriteria Hasil :

1. Mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat

2. Memelihara kebersihan paru-paru dan bebas dari tanda-tanda distress pernapasan

3. Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara napas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernapas dengan mudah, tidak ada purse lips)

4. Tanda-tanda vital dalam rentang normalAirway Management

1. Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu

2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi

3. Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan

4. Pasang mayo bila perlu

5. Lakukan fisioterapi dada jika perlu

6. Keluarkan secret dengan batuk atau suction

7. Auskultasi suara napas, catat adanya suara tambahan

8. Lakukan suction pada mayo

9. Berikan bronkodilator bila perlu

10. Berikan pelembab udara

11. Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan

12. Monitor respirasi dan status O2

Respiratory Monitoring

1. Monitor rata-rata, kedalaman, irama, dan usaha respirasi

2. Catat pergerakan dada, amati kesimetrisan, penggunaan otot tambahan, retraksi otot supraclavicular dan intercostals

3. Monitor suara nafas, seperti dengkur

4. Monitor pola napas : bradipena, takipena, kussmaul, hiperventilasi, cheyne stokes, biot

5. Catat lokasi trakea

6. Monitor kelelahan otot diafragma (gerakan paradoksis)

7. Auskultasi suara napas, catat area penurunan/ tidak adanya ventilasi dan suara tambahan

8. Tentukan kebutuhan suction dengan mengauskultasi crakles dan ronkhi pada jalan napas utama

9. Auskultasi suara paru setelah tindakan untuk mengetahui hasilnya

Ansietas b.d perubahan status kesehatan Anxiety self-control

Anxiety level

Coping

Kriteria Hasil :

1. Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas

2. Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk mengontrol cemas

3. Vital sign dalam batas normal

4. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasanAnxiety Reduction (penurunan kecemasan)

1. Gunakan pendekatan yang menenangkan

2. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien

3. Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur

4. Pahami perspektif pasien terhadap situasi stress

5. Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut

6. Dorong keluarga untuk menemani anak

7. Lakukan back/neck rub

8. Dengarkan dengan penuh perhatian

9. Identifikasi tingkat kecemasan

10. Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan

11. Dorong pasien untuk mengungkapkan pearasaan, ketakutan, persepsi

12. Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi

13. Berikan obat untuk mengurangi kecemasan

Kurang Pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit prognosis dan pengobatan.

NOC :

1. Kowlwdge : disease process

2. Kowledge : health Behavior

Kriteria Hasil :

1. Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan

2. Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar

Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya.NIC :

Teaching : disease Process

1. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang spesifik

2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.

3. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat

4. Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat

5. Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara yang tepat

6. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat

7. Sediakan bagi keluarga atau SO informasi tentang kemajuan pasien dengan cara yang tepat

8. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit

9. Diskusikan pilihan terapi atau penanganan

10. Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan

11. Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara yang tepat

12. Rujuk pasien pada grup atau agensi di komunitas lokal, dengan cara yang tepat

Daftar Pustaka

Betz Cecily L, Sowden Linda A. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatik, Jakarta : EGCAyu. 2013. Pengertian Diare dan Pencegahannya. Http://indo-netional.blogspot.com/2013/01/pengertian-diare-dan-pencegahannya.html. Diakses tanggal 15 Oktober 2014.

Hidayat, Noor. 2013. Asuhan Keperawatan Diare Pada Anak. Http://noorhidayat092.blogspot.com/2013/04/asuhan-keperawatan-diare-pada-anak-usia.html. Diakses tanggal 14 November 2014.Nanda International. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawata Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC- NOC Jilid 1. Jakarata : EGC.Putri, Melinda. 2011. Askep Anak dengan Gastro Enteritis.Http://fee-kesdam.blogspot.com/2011/07/askep-anak-dengan-gastro-enteritis-ge.html. Diakses tanggal 15 November 2014.

Suryanah. 2007. Keperawatan Anak. Jakarta : EGC

Zahra. 2013. Lp dan Askep Diare Anak. Http://abuzzahra1980.blogspot.com/2013/07/lp-dan-askep-diare-anak.html. Diakses tanggal 14 November 2014.LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DIARE

OLEH :

KOMANG DEDI JULIAWAN

(P07120213010)KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLTITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN DIV KEPERAWATAN

2014Infeksi

Makanan

Psikologi

Berkembang di usus

Toksik tak dapat diserap

Ansietas

Hipersekresi air & elektrolit

Hiperperistaltik

Malabsorpsi KH, lemak, protein

Isi usus

Penyerapan makanan

diusus

Tekanan osmotik

Pergeseran air dan elektrolit ke usus

Diare

Frekuensi BAB

Distensi Abdomen

Hilang cairan & eletrolit berlebihan

Gangguan integritas kulit perianal

Mual muntah

Gangguan keseimbangan cairan & elektrolit

Asidosis metabolik

Nafsu makan

Dehidrasi

Sesak

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

Gangguan pertukaran gas

Kekurangan volume cairan

Risiko syok (hipovolemik)

1