Top Banner

of 27

LP ANAK INHALASI

Jul 14, 2015

Download

Documents

Winia Can
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

FISIOTERAPI DADA DAN POSTURAL DRAINAGE 1.Definisi Fisioterapi dada adalah suatu metode terapi untuk membuka jalan nafas dan mengencerkan dahak dengan cara penguapan, pemanasan, pemijatan, postural drainage, latihan bernafas dan suction. Fisioterapi dada merupakan tindakan keperawatan dengan melakukan drainase postural, clapping dan vibrating pada pasien dengan gangguan sistem pernapasan, misalnya penyakit paru obstruksi kronis (bronkitis kronis, asma, dan emfisema). Tindakan drainase postural merupakan tindakan dengan menempatkan pasien dalam berbagai posisi untuk mengalirkan sekret di saluran pernapasan. Tindakan drainase postural diikuti dengan tindakan clapping (penepukan) dan vibrasi. Clapping dilakukan dengan menepuk dada posterior dan memberikan getaran (vibrasi) tangan pada daerah dada. Dalam memberikan fisioterapi pada anak harus diingat keadaan anatomi dan fisiologi anak seperti pada bayi yang belum memiliki mekanisme batuk yang baik sehingga mereka tidak dapat membersihkan jalan nafas secara sempurna. Sebagai tambahan dalam memberikan fisioterapi harus didapat kepercayaan dari anak-anak karena anak-anak sering tidak kooperatif. a.Perkusi Perkusi atau disebut juga clapping adalah pukulan kuat, bukan berarti sekuat-kuatnya, pada dinding dada dan punggung dengan tangan dibentuk seperti mangkuk. Tujuannya dalah secara mekanik dapat melepaskan sekret yang melekat pada dinding bronkus. b.Vibrasi Vibrasi adalah getaran kuat secara serial yang dihasilan oleh tangan perawat yang diletakkan datar pada dinding dada klien.Vibrasi ini digunakan setelah perkusi untuk meningkatkan turbulensi udara ekskresi danh melepaskan mukus yang kental. c.Postural drainage Postural drainage yaitu salah satu intervensi untuk melepaskan sekresi dari berbagai sekmen paru dengan menggunakan pengaruh gaya gravitasi. Waktu yang terbaik untuk melakukannya adalah sekitar satu jam sebelum sarapan pagi dan sekitar satu jam sebelum tidur malam. Postural drainase dilakukan tiga sampai empat kali sehari dan lebih efektif jika dilanjutkan dengan terapi pernapasan lainnya, seperti pengobatan bronkodilator dan/atau nebulisasi.

1

2.Tujuan 1. a.Untuk mencegah dan mengatasi hipoksis 2. b.Untuk mengeluarkan secret yang tertampung 3. c.Untuk mencegah akumulasi secret agar tidak terjadi atelektasis 4. d.Memperbaiki pergerakan dan aliran sekret 3.Indikasi dan kontaindikasi Indikasi a.Profilaksis untuk mencegah penumpukan sekret yaitu pada : batuk Kontarindikasi -Mutlak 1. kegagalan jantung 2. status asmatikus, renjatan dan perdarahan masif 3. peningkatan tekanan intra kranial -Relatif 1. infeksi paru berat 2. patah tulang atau luka baru bekas operasi 3. tumor paru dengan kemungkinan adanya keganasan serta adanya kejang rangsang. 4.Alat dan Bahana. Stetoskop

Pasien yang memakai ventilasi Pasien yang melakukan tirah baring yang lama Pasien yang produksi sputum meningkat seperti pada fibrosis kistik atau Pasien dengan batuk yang tidak efektif . Pasien dengan atelektasis yang disebabkan oleh sekret Pasien dengan abses paru Pasien dengan pneumonia Pasien pre dan post operatif Pasien neurologi dengan kelemahan umum dan gangguan menelan atau

bronkiektasis b.Mobilisasi sekret yang tertahan :

2

b. Selimut c. Bantal d. Segelas air hangat e. Sputum pot f.

Handuk kecil

g. Tempat duduk atau kursi

5.Kompetensi Dasar yang Harus Dimiliki Dalam melakukan fisioterapi dada perawat perlu mengetahui anatomi dari sistem saluran pernapasan. Sebelum dilakukan fisioterapi dada perlu dilakukan auskultasi untuk melihat dimana letak secret berhubungan dengan postural drainage. 6.Anatomi sistem pernapasan Sistem pernapasan terdiri dari hidung, faring, laring, trakea, bronkus, dan paru. a.Hidung Rongga hidung dilapisi sebagai selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh darah, dan bersambung dengan lapisan farinx dan dengan selaput lendir sinus yang mempunyai lubang masuk ke dalam rongga hidung. Septum nasi memisahkan kedua cavum nasi. Struktur ini tipis terdiri dari tulang dan tulang rawan, sering membengkok kesatu sisi atau sisi yang lain, dan dilapisi oleh kedua sisinya dengan membran mukosa. Dinding lateral cavum nasi dibentuk oleh sebagian maxilla, palatinus, dan os. Sphenoidale. Tulang lengkung yang halus dan melekat pada dinding lateral dan menonjol ke cavum nasi adalah : conchae superior, media, dan inferior. Tulang-tulang ini dilapisi oleh membrane mukosa. b.Faring Faring adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambungannya dengan oesopagus pada ketinggian tulang rawan krikoid. Maka letaknya di belakang larinx (larinx-faringeal). Orofaring adalah bagian dari faring merrupakan gabungan sistem respirasi dan pencernaan. c.Laring Laring terletak pada garis tengah bagian depan leher, sebelah dalam kulit, glandula tyroidea, dan beberapa otot kecila, dan didepan laringofaring dan bagian atas esopagus. Laring merupakan struktur yang lengkap terdiri atas cartilago yaitu cartilago thyroidea,

3

epiglottis, cartilago cricoidea, dan 2 cartilago arytenoidea serta membarana yaitu menghubungkan cartilago satu sama lain dan dengan os. Hyoideum, membrana mukosa, plika vokalis, dan otot yang bekerja pada plica vokalis. d.Trakea Trakea adalah tabung fleksibel dengan panjang kira-kira 10 cm dengan lebar 2,5 cm. Trachea berjalan dari cartilago cricoidea kebawah pada bagian depan leher dan dibelakang manubrium sterni, berakhir setinggi angulus sternalis (taut manubrium dengan corpus sterni) atau sampai kira-kira ketinggian vertebrata torakalis kelima dan di tempat ini bercabang menjadi dua bronckus (bronchi). Trachea tersusun atas 16 20 lingkaran tak lengkap yang berupa cincin tulang rawan yang diikat bersama oleh jaringan fibrosa dan yang melengkapi lingkaran disebelah belakang trachea, selain itu juga membuat beberapa jaringan otot e.Bronkus Bronchus yang terbentuk dari belahan dua trachea pada ketinggian kira-kira vertebrata torakalis kelima, mempunyai struktur serupa dengan trachea dan dilapisi oleh sel yang sama. Bronckus kanan lebih pendek dan lebih lebar dan lebih vertikal daripada yang kiri, sedikit lebih tinggi darl arteri pulmonalis dan mengeluarkan sebuah cabang utama lewat di bawah arteri, disebut bronckus lobus bawah. Cabang utama bronchus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronchus lobaris dan kernudian menjadi lobus segmentalis. Percabangan ini berjalan terus menjadi bronchus yang ukurannya semakin kecil, sampai akhirnya menjadi bronkhiolus terminalis, yaitu saluran udara terkecil yang tidak mengandung alveoli (kantong udara). Bronkhiolus terminalis memiliki garis tengah kurang lebih 1 mm. Bronkhiolus tidak diperkuat oleh cincin tulang rawan. Tetapi dikelilingi oleh otot polos sehingga ukurannya dapat berubah. Seluruh saluran udara ke bawah sampai tingkat bronkbiolus terminalis disebut saluran penghantar udara karena fungsi utamanya adalah sebagai penghantar udara ke tempat pertukaran gas paru-paru.Alveolus yaitu tempat pertukaran gas assinus terdiri dari bronkhiolus dan respiratorius yang terkadang memiliki kantong udara kecil atau alveoli pada dindingnya. Ductus alveolaris seluruhnya dibatasi oleh alveoilis dan sakus alveolaris terminalis merupakan akhir paru-paru, asinus atau.kadang disebut lobolus primer memiliki tangan kira-kira 0,5 s/d 1,0 cm. Terdapat

4

sekitar 20 kali percabangan mulai dari trachea sampai Sakus Alveolaris. Alveolus dipisahkan oleh dinding yang dinamakan pori-pori kohn. f.Paru Paru-paru terdapat dalam rongga thoraks pada bagian kiri dan kanan. Paru-paru dilapisi oleh pleura yaitu parietal pleura dan visceral pleura. Di dalam rongga pleura terdapat cairan surfaktan yang berfungsi untuk lubrikasi. Paru kanan dibagi atas tiga lobus yaitu lobus superior, medius dan inferior sedangkan paru kiri dibagi dua lobus yaitu lobus superior dan inferior. Tiap lobus dibungkus oleh jaringan elastik yang mengandung pembuluh limfe, arteriola, venula, bronchial venula, ductus alveolar, sakkus alveolar dan alveoli. Diperkirakan bahwa stiap paru-paru mengandung 150 juta alveoli, sehingga mempunyai permukaan yang cukup luas untuk tempat permukaan/pertukaran gas. 7.Aspek Keamanan dan Keselamatana. Perkusi tidak boleh dilakukan pada daerah yang mudah terjadi cedera, seperti

mammae, sternum, dan ginjalb. Saat melakukan tindakan perkusi dan vibrasi pada anak harus diperhatikan

tekanannya jangan sampai menimbulkan frakturc. Sebelum melakukan fisioterapi dada sebaiknya apabila anak belum minum air

hangat anjurkan untuk minum air hangat untuk membantu mengencerkan sekretnya. 8. Prosedur Tindakana. Cuci tangan b. Jelaskan prosedur pada anak c. Kaji status anak; analisa kelayakan prosedur; modifikasi rencana bila diperlukan d. Sediakan bantal, percussion device (pada bayi), nebulizer jika dibutuhkan. e. Pilih postural drainage yang tepat yaitu dengan melakukan auskultasi bagian paru

anak untuk melihat letak sputum. Atur posisi anak dengan menempatkan anak pada diatas pangkuan dan letakkan handuk atau bantal dibawah punggung anakf.

Lakukan teknik perkusi dan clapping dengan cara memposisikan telapak tangan seperti mangkuk selama kurang lebih selama 1-2 menit

g. Minta anak menarik nafas dan lakukan vibrasi saat mengeluarkan nafas, ulangi

sampai pernapasan 3 kali. Jika anak sudah mengerti perintah berikan pujian.

5

h. Minta anak untuk tarik nafas dalam dan batuk untuk mengeluarkan secret. Jika

dalam posisi berbaring tidak bisa batuk ganti dalam posisi duduk (untuk anak yang sudah mengerti perintah).i. j.

Auskultasi kembali untuk memastikan pembersihan secret Reposisi, perkusi dan vibrasi area dada pada posisi drainage sesuai ketentuan hasil auskultasi tersebut dimana letak secret.

k. Tindakan dapat diulangi setelah anak istirahat

9.Hal penting yang Harus Diperhatikana. Postural drainage yang diberikan disesuaikan dengan letak secret di saluran nafas b. Untuk bayi teknik perkusi dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu yaitu

masker oksigen kecil 10.Hal penting yang Harus Dicatata. Banyaknya sputum b. Warna sputum c. Respon anak d. Lamanya tindakan

6

SUCTION/PENGHISAPAN PADA ANAK 1. Definisi Suction merupakan suatu tindakan penghisapan untuk membantu membersihkan jalan nafas. Suction (penghisapan) adalah aspirasi sekresi, seringkali melalui suatu kateter karet atau yang dihubungkan kesuatu mesin penghisap (penghisap portable atau dinding). Ada beberapa jenis suction, yaitu oropharingeal suction, nasopharyngeal suction dan endotracheal suction. Oropharingeal suction dan nasopharyngeal suction adalah pengangkatan sekresi dari saluran pernapasan atas. Oropharingeal suction dilakukan melalui mulut hingga kebagian belakang tenggorokan. Sedangkan nasopharyngeal suction dilakukan dengan cara menginsersikan suction melalui salah satu lubang hidung. Pada anak-anak umumnya dilakukan oral suction, sebab lubang hidungnya terlalu kecil untuk dimasukan keteter suction. 2.Tujuana. Mengeluarkan secret b. Menjaga kepatenan jalan nafas c. Mempermudah ventilasi jalan napas. d. Mencegah infeksi yang dapat terjadi akibat penumpukan sekresi.

3.Indikasi, kontraindikasi dan komplikasi Indikasi 1. Klien mampu batuk secara efektif tetapi tidak mampu membersihkan sekret dengan mengeluarkan atau menelan 2. Klien yang kurang responsif atau koma yang memerlukan pembuangan secret oral Komplikasi 1. Koagulasi yang hebat dan/atau hemoptisis 2. Laryngospasme 3. Luka akut di leher, wajah, dan kepala 4. Bronchospasme yang hebat 5. Ketidakstabilan hemodinamik 6. Hipoksia 4.Alat dan bahan a. Mesin suction

7

b. Kateter penghisap steril c. Air destilasi steril d. Hanscoon steril e. Kasa steril f. Handuk steril g. Sarung tangan steril 5.Kompetensi yang harus dimiliki Kompetensi yang harus dimiliki yaitu tentang anatomi saluran pernapasan dan cara melakukan suction pada anak. 6.Aspek keamanan dan keselamatan a. Suction dilakukan tidak boleh lebih dari 10 detik karena dapat menimbulkan hipoksia pada anak b. Saat memasukkan selang suction harus dilakukan secara hati-hati jangan sampai menimbulkan iritasi pada trakea 7.Prosedur tindakan Suction trakeostomy a. Cuci tangan b. Kaji status anak khususnya bunyi nafas c. Siapkan peralatan: mesin suction dan tube, kateter suction steril (#12 atau 14F), atau sterile suction kit, sarung tangan steril, resusitasi manual (ambu bag) d. Tempatkan handuk di bagian bawah dagu anak e. Pilih tekanan penghisap yang tepat. Untuk unit penghisap dinding tekanan untuk anak-anak 95-110 mmHg dan untuk bayi 50-95 mmHg. Untuk unit penghisap portable untuk anak-anak 5-10 Hg dan bayi 3-5 Hg. f. Gunakan sarung tangan steril g. Buka normal saline dan kateter suction. h. Tuangkan cairan destilasi steril ke dalam wadah kecil i. Pegang kateter dengan satu tangan, suction tubing dengan tangan yang lain dan masukkan pipa kateter steril sedikit demi sedikit. Lakukan penghisapan 5-10 detik secara perlahan dan putar perlahan.

8

j. Jika perlu, instruksikan menambah oksigen pada anak dengan menggunakan manual resuscitator. k. Bilas kateter dengan mencelupkan pada cairan normal saline dan lakukan suction kembali. l. Ulangi prosedur ini sampai suara nafas bersih. 8.Hal-hal yang harus diperhatikan a. Saat melakukan suction pada anak yaitu tekanan pada penghisap karena tekanan pada penghisap berbeda-beda antara bayi, anak-anak dan dewasa. b. Dalam melakukan suction tidak boleh melebihi 10 detik karena dapat menimbulkan hipoksia. c. Selang yang digunakan untuk anak-anak berbeda dengan orang dewasa. Untuk anak-anak ukuran kateter suction yang digunakan yaitu 12-14 F 9.Hal-hal yang dicatat a. Jumlah, konsistensi, dan warna sputum b. Respon klien terhadap prosedur

9

TERAPI INHALASI PADA ANAK 1. Prinsip terapi inhalasi Terapi inhalasi adalah pemberian obat secara langsung ke dalam saluran napas melalui penghisapan. Terapi pemberian ini, saat ini makin berkembang luas dan banyak dipakai pada pengobatan penyakit-penyakit saluran napas. Berbagai macam obat seperti antibiotik, mukolitik, anti inflamasi dan bronkodilator sering digunakan pada terapi inhalasi. Obat asma inhalasi yang memungkinkan penghantaran obat langsung ke paru-paru, dimana saja dan kapan saja akan memudahkan pasien mengatasi keluhan sesak napas. Untuk mencapai sasaran di paru-paru, partikel obat asma inhalasi harus berukuran sangat kecil (2-5 mikron). Terapi inhalasi biasanya berlangsung selama 1015 menit. Obat pengencer lendir kadang dapat menyebabkan peningkatan frekuensi batuk sampai beberapa saat setelah terapi. Hal ini wajar karena batuk adalah suatu reaksi refleks untuk mengeluarkan lendir yang sudah diencerkan saat terapi. Setelah inhalasi, fisioterapis akan membaringkan anak pada posisi tertentu sesuai dengan kebutuhan. Tanyakan pada dokter, paru-paru sebelah mana yang banyak lendirnya. Prosedur ini harus selalu dilakukan untuk menghindari sesak napas setelah inhalasi. Keuntungan terapi inhalasi ini adalah obat bekerja langsung pada saluran napas sehingga memberikan efek lebih cepat untuk mengatasi serangan asma karena setelah dihisap, obat akan langsung menuju paru-paru untuk melonggarkan saluran pernapasan yang menyempit. Selain itu memerlukan dosis yang lebih rendah untuk mendapatkan efek yang sama, dan harga untuk setiap dosis lebih murah. Untuk efek samping obat minimal karena konsentrasi obat didalam rendah. 2. Indikasi Terapi inhalasi dianjurkan diberikan kepada penderita asma, penderita alergi saluran pernapasan, atau penderita batuk pilek dengan slem atau lendir berlebihan. Pada dasarnya, ada tiga jenis obat yang sering digunakan dalam terapi inhalasi: untuk

10

memperbesar saluran napas, mengencerkan lendir/slem, serta antialergi. Ketiga jenis obat ini mempunyai ukuran molekul yang berbeda, sehingga pemilihan alat Nebulizer harus disesuaikan. 3. Jenis Alat Inhalasi Pemberian aerosol yang ideal adalah dengan alat yang sederhana, mudah dibawa, tidak mahal, secara selektif mencapai saluran napas bawah, hanya sedikit tertinggal di saluran napas atas serta dapat digunakan oleh anak-anak, orang cacat dan orang tua. Terapi inhalasi dapat diberikan dengan inhaler dosis terukur (metered dose inhaler), inhaler dosis terukur dengan ruang antara (spacer), nebuhaler, nebuliser, turbuhaler dan dengan rotahaler atau diskhaler.a. Inhaler Dosis Terukur (IDT)

Digunakan dengan cara menyemprotkan obat ke dalam mulut, kemudian dihisap agar masuk ke dalam mulut, kemudian dihisap agar masuk ke paru-paru. Pasien perlu melakukan beberapa kali agar dapat menggunakan inhaler dengan benar. Untuk satu produk inhaler 60-400 dosis/semprotan. Contoh produk: Alupent, Becotide, Bricasma, Seretide, Barotec, Ventolin. Obat dalam IDT dilarutkan dalam cairan pendorong (propelan), biasa digunakan khlorofluorokarbon. Propelan mempunyai tekanan uap tinggi sehingga di dalam tabung (kanister) tetap berbentuk cairan. Bila kanister ditekan, aerosol disemprotkan keluar dengan kecepatan tinggi yaitu 30 m/detik dalam bentuk droplet dengan dosis tertentu melalui aktuator (lubang). Pada ujung aktuator besar partikel sekitar 35 u, pada jarak 10 cm besarnya menjadi 14 u. Lebih dan 60% aerosol akan mengendap di orofaring karena kecepatan yang tinggi dan ukurannya besar. Hanya 10% dan aerosol yang disemprotkan akan sampai ke dalam paru. Perlu koordinasi antara penekanan kanister dan inspirasi napas pada pemakaian inhaler. Untuk mendapatkan hasil yang optimal pemakaian inhaler hendaklah dikerjakan sebagai berikut: Terlebih dahulu IDT dikocok agar obat tetap homogen, lalu tutup kanister Inhaler dipegang tegak, kemudian penderita melakukan ekspirasi dibuka. maksimal secara perlahan.

11

b.

Mulut inhaler diletakkan di antara bibir, lalu bibir dirapat-kan dan Pada pertengahan inspirasi kanister ditekan agarobatkeluar. Penderita menahan napas 10 detik atau 10 hitungan pada inspirasi Setelah 30 detik atau 1 menit prosedur yang sama diulang kembali. IDT dengan ruang antara (spacer)

dilakukan inspirasi perlahan sampai maksimal.

maksimal.

Jika pasien kesulitan untuk melakukan gerakan menyemprotkan dan menghisap obat secara beruntun, maka dapat digunakan alat bantu spancer. Manfaat spancer adalah memungkinkan pasien menghisap obat beberapa kali, memaksimalkan usaha agar seluruh obat masuk ke paru-paru, dan dapat membantu menekan inhaler untuk anak-anak. Ruang antara pada IDT akan menambah jarak antara aktuator dan mulut, sehingga kecepatan aerosol pada saat dihisap menjadi berkurang. Hal ini mengurangi pengendapan di orofaring. Ruang antara ini berupa tabung 80 ml dengan panjang 10-20 cm. Bentuk lain berupa kerucut atau buah per dengan volume 700-1000 ml. Beberapa alat dilengkapi dengan katup satu arah yang terbuka saat inhalasi dan tertutup waktu ekshalasi. Pengendapan aerosol di orofaring pada alat dengan katup satu arah hanya 5% dan dosis yang diberikan. Pada alat tanpa katup pengendapan aerosol di orofaring antara 8 60% dosis. Pe-nambahan ruang antara ini meningkatkan jumlah obat yang mencapai paru menjadi 20% dan dosis. Pada anak-anak dan orang dewasa pemberian bronkodilator dengan IDT yang diberi ruang antara memberikan efek bronkodilatasi yang lebih bermakna dibandingkan dengan penggunaan IDT biasa.c.

Nebuhaler

Nebuhaler atau Volumatic adalah IDT yang dilengkapi dengan ruang antara yang besar berbentuk kerucut atau buah per dengan volume sekitar 750 ml. Alat ini lebih sederhana, murah, mudah digunakan dan lebih kecil sehingga mudah dibawa jika dibandingkan dengan nebuliser. Dibandingkan dengan IDT biasa, nebuhaler mempunyai keuntungan karena dalam tabung nebuhaler terjadi evaporasi aerosol sehingga kecepatan dan ukuran partikel menjadi ber-

12

kurang. Keadaan ini mengurangi pengendapan obat di orofaring. Di samping itu pemakaian nebuhaler mengurangi efek koordinasi yang kurang baik antara penekanan kanister dan inhalasi aerosol.d.

Turbuhaler

Digunakan dengan cara menghisap, dosis obat ke dalam mulut, kemudian diteruskan ke paru-paru. Pasien tidak akan mendapat kesulitan dengan menggunakan turbuhaler karena tidak perlu menyemprotkan obat terlebih dahulu. Satu produk turbuhaler mengandung 60-200 dosis. Ada indicator dosis yang akan memberitahu anda jika obat hampir habis. Contoh produk: Bricasma, Pulmicort, Symbicorte.

Rotahaler

Digunakan dengan cara yang mirip dengan turbuhaler. Perbedaan setiap kali akan menghisap obat, rotahaler harus didiisi dulu dengan obat yang berbentuk kapsul/rotacap. Jadi rotahaler hanya berisi satu dosis, rotahaler sangat cocok untuk anak-anak dan usia lanjut. Contoh produk: Ventolin Rotacapf.

Nebulizer

Nebulizer digunakan dengan cara menghirup dengan cara menghirup larutan obat yang telah diubah menjadi bentuk kabut. Nebulizer sangat cocok digunakan untuk anak-anak, usila dan mereka yang sedang mengalami serangan asma parah. Dua jenis nebulizer berupa kompresor dan ultrasonic. Tidak ada kesulitan sama sekali dalam menggunakan nebulizer, karena pasien cukup bernapas seperti biasa dan kabut obat akan terhirup masuk ke dalam paru-paru. Satu dosis obat akan terhirup habis tidak lebih dari 10 menit. Contoh produk yang bisa digunakan daengan nebulizer: Bisolvon solution, Pulmicort respules, Ventolin nebulas. Anak-anak usia kurang dari 2 tahun membutuhkan masker tambahan untuk dipasangkan ke nebulizer untuk memberikan medikasi secara langsung pada saluran napas untuk mengobati bronkospasme akut, produksi mucus yang berlebihan, batuk dan sesak napas dan epiglottis Keuntungan nebulizer terapi adalah medikasi dapat diberikan langsung pada tempat/sasaran aksinya seperti paru-paru sehingga dosis yang diberikan rendah. Dosis yang rendah dapat menurunkan absorpsi sistemik dan efek samping sistemik. Pengiriman obat melalui nebulizer ke paru-paru sangat cepat, sehingga aksinya lebih cepat daripada

13

rute lainnya seperti: subkutan/oral. Udara yang dihirup melalui nebulizer telah lembab, yang dapat membantu mengeluarkan sekresi bronkus. Perhatian dan Kontraindikasi Pasien yang tidak sadar/confusion tidak kooperatif dengan prosedur ini, Medikasi nebulizer kontraindikasi pada keadaan dimana suara napas tidak membutuhkan mask/sungkup, tetapi mask efektifnya berkurang secara spesifik. ada/berkurang, kecuali jika medikasi nebulizer diberikan melalui endotracheal tube yang menggunakan tekanan positif. Pasien dengan penurunan pertukaran gas juga tidak dapat menggerakkan/memasukkan medikasi secara adekuat ke dalam saluran napas. Pemakaian katekolamin pada pasien dengan cardiac irritability harus dengan perlahan. Ketika diinhalasi katekolamin dapat meningkatkan cardiac rate dan menimbulkan disritmia Medikasi nebulizer tidak dapat diberikan terlalu lama melalui IPPB/Intermittent Positive Pressure Breathing, Sebab IPPB mengiritasi dan meningkatkan bronkhospasme Peralatan: Persiapan: Tempatkan pasien pada posisi tegak/40-90 derajat yang memungkinkan Kaji suara napas, pulse rate, status respirasi, saturasi oksigen sebelum Kaji heart rate selama pengobatan, jika heart rate meningkat 20x per klien ventilasi dan pergerakan diafragma maksimal medikasi diberikan menit, hentikan terapi nebulizer, pada pasien hamil, heart fetus harus dikaji Nebulizer dan tube penghubung Cannula oksigen Tube berkerut, pendek Sumber kompresi gas/O2/udara/compressor udara Medikasi/obat yang diberikan melalui nebulizer

14

-

Instruksikan pasien untuk mengikuti prosedur dengan benar, lakukan

perlahan, napas dalam dam tahan napas saat inspirasi puncak beberapa saat. Tahapan prosedur 1. Berikan oksigen suplemen, dengan flow rate disesuaikan menurut kondisi/keadaan pasien, pulse oxymetri/ hasil AGD. Inhalsi katekolamin dapat merubah ventilasi-perfusi paru dan memperburuk hipoksemia untuk periode singkat 2. Pasang nebulizer dan tube dan masukkan obat ke dalam nebulizer sesuai program (obat-obat bronkodilator ada yang berupa cairan untuk pengobatan hirup, cairan bronkdilator sebanyak 0,3-0,5 ml. 3. Ditambahkan /dicampur sejumlah normal saline steril sebanyak 1 ml sampai 1,5 ml ke nebulizer sesuai program 4. Hubungkan nebulizer ke sumber kompresi gas, berikan oksigen 6-8 liter/menit, sesuaikan flow rate oksigen sampai kabut yang keluar sedikit tipis, jika terlalu kuat arusnya obat dapat terbuang sia-sia 5. Pandu pasien untuk mengikuti tehnik bernapas yang benar 6. Lanjutkan pengobatan sampai kabut tidak lagi diproduksi 7. Kaji ulang suara napas, pulse rate, saturasi oksigen dan respiratory rate 8. Pemberian mungkin membutuhkan waktu selama 10-15 menit/30-40 menit Komplikasi/efek samping obat berupa nausea, vomit, tremor, bronkospasme, takikardia. 4. Terapi Oksigena.

Masker

Masker oksigen menutup hidung dan mulut dengan rapat, merupakan metode yang paling efektif dalam pemberian oksigen tingkat tinggi dan dipilih pada kondisi perawatan yang kritis. Kerugian menggunakan masker adalah: canula Menyebabkan individu Claustrophobia Dengan masker mambuta beberapa pasien tidak nyaman Masker mengganggu kemampuan pasien untuk berkomunikasi Dapat dipindahkan pada saat makan, minum, makan obat diganti nasal

15

b.

Lembab Mengikat/sungkup harus terus melekat pada pipi/wajah pasien untuk Dapat terjadi aspirasi jika pasien muntah, terutama pada pasien yang tidak The Simple Mask/Sungkup muka sederhana

mencegah kebocoran sadar/pasien anak system aliran rendah Masker ini mempunyai ventilasi lubang disisinya dan memberikan

reservoir/ penampung di atas muka dimana oksigen mengalir, sehingga pasien menghirup konsentrasi oksigen yang tinggi biasanya digunakan untuk jangka pendek, saat konsentrasi oksigen 30Posisi oksigen sering disingkat sebagai FIO2 yang artinya sedikit oksigen memerlukan 6-8 liter/m konsentrasi oksigen yang benar-benar diterima oleh pasien tergantung TV, karena pasien ekspirasi mengggunakan CO2 dan masuk ke dalam 60% yang diingikan yang diinspirasi

RR, masker yang tepat juga aliran berapa liter reservoir yang sama, kadang-kadang CO2 dari udara yang diinspirasi cenderung meningkat c.

kecepatan aliran 6-8 liter/menit membantu membilas CO2 dari masker sedikit peningaktan CO2 benar-benar akan menstimulasi respirasi Bagaiman jika pasien tertahan CO2 yang berlebih, masker jenis ini Sungkup muka dengan kantung Rebreathing

sehinggan kebanyakan pasien dalam hal ini bukan masalah

merupakan kontraindikasi Aliran 6-10 liter/m Konsentrasi oksigen mencapai 80% Udara inspirasi sebagian bercampur dengan udara ekspirasi 1/3 bagian

volume ekskalasi masuk ke kantung 2/3 bagian volume ekskalasi melewati lubanglubang pada bagian samping

16

d.

Non Rebreathing masker 100% Oksigen yang mengalir ke dalam kantung dan terkumpil di sanan sebagai Ketika pasien ekspirasi, katup special antara kantung dan masker menutup Dan ketika pasien inspirasi, katup terbuka sehingga udara yang diinspirasi Kecepatan aliran 12-15 liter/m perlu untuk menjaga kantung tetap Udara inspirasi tidak bercampur dengan udara ekspirasi dan tidak Ventury mask/ sungkup venture Memberikan aliran yang bervariasi dengan konsentrasi oksigen 24-50% Sistim aliran tinggi lainnya dibuat untuk mengalirkan oksigen pada % Oksigen murni diberikan pada kecepatan aliran yang tinggi melewati Efek venture menyebabakan oksigen ini bercampur dengan udara ruang Oleh sebab itu pasien menerima konsentrasi oksigen yang konstan tanpa Masker merkuri dapat digunakan dengan/tanpa humudifikasi Type masker ini yang paling umum digunakan untuk pasien kritis Alat ini digunakan pada pasien dengan hiperkarbi yang disertai dengan dipakai dengan tipe ventilasi tidak teratur yang khusus 24-40% celah/vents yang khusus pada tingkat yang dapat diprediksi memperhatikan kecepatan kedalaman pernapasan penampung dan udara di ekspirasi ke luar melalui celah/vent pada sisi masker dating dari kantung dan mempunyai konsentrasi oksigen yang tinggi menggembung dipengaruhi oleh udara luar System aliran tinggi Mempunyai kantong yang melekat ke dasarnya dan dapat mengalirkan 50-

e.

hipoksemi sedang sampai berat Pemilihan alat inhalasi pada anak:

17

Daftar Gambar Alat Inhalasi

18

19

20

21

22

23

24

Nebulizer

25

26

DAFTAR PUSTAKA Anonim. (2009). Terapi Inhalasi. Jakarta: Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. http://repository.ui.ac.id/ contents/koleksi/11/7001abad927d536232531639aaf2b156d9e1ea62.pdf. (Diakses pada tanggal 5 mei 2011; pukul 21.10 WIB). Anonim. Terapi inhalasi asma bronkial. http://staff.ui.ac.id/internal/132051049/material/ TERAPIINHALASIASMABRONKIAL.pdf. (Diakses pada tanggal 5 mei 2011; pukul 21.13 WIB). Curley, M.A.Q dan Harmon, P.M. (2001). Critical Care Nursing of Infant and Childrens. Philadelphia: W.B Saunders Company. Greenberg, V.R. (2008). Pediatric Nursing Procedures. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. Hidayat, A.A. (2007). Buku Saku Praktikum Keperawatan Anak. Jakarta: EGC. Potter, P. A. dan Perry, A. G. (2005). Fundamental of Nursing: Concepts, Process, and Practice, 6th Ed. St. Louise: Elsevier Mosby, Inc. Talesu, Johan. Terapi inhalasi solusi efektif masalah pernapasan. Jakarta: Pondok Indah Health Care Group. http://www.rspondokindah.co.id/rspi/index.php?option=com _docman&task=doc_download&gid=97&Itemid=214&lang=id. tanggal 5 mei 2011; pukul 21.20 WIB). Wong, Donna L, et al. (2009). Buku ajar keperawatan pediatrik Wong. Vol.2. Jakarta: EGC. Yunus, Faisal. (1995). Terapi inhalasi asma bronkial. Jakarta: Bagian Pulmonologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; Unit Paru RS Persahabatan. http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/10TerapiInhalasi101.pdf/10TerapiInhalasi101 .html. (Diakses pada tanggal 5 mei 2011; pukul 21.17 WIB). (Diakses pada

27