Top Banner
LOW BACK PAIN Pendahuluan Dalam bahasa kedokteran Inggris, pinggang dikenal sebagai “low back”. Secara anatomik pinggang adalah daerah tulang belakang L-1 sampai seluruh tulang sakrum dan otot- otot sekitarnya. Tulang belakang lumbal sebagai unit struktural dalam berbagai sikap tubuh dan gerakan dapat ditinjau dari sudut mekanika. Beban yang ditanggung oleh tulang belakang lumbal dapat dipelajari dengan diskus intervertebralis antara L-5 sampai S-1 atau L-4 dan L-5 sebagai titik tumpuan. Bila mengangkat benda berat, tangan, lengan dan badan dapat dianggap sebagai lengan beban posterior pendek, yang berjarak dari pusat diskus intervertebralis sampai prosessus spinosus belakang. 1
28

Low Back Pain Tbr

Jun 23, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Low Back Pain Tbr

LOW BACK PAIN

Pendahuluan

Dalam bahasa kedokteran Inggris, pinggang dikenal sebagai “low back”. Secara

anatomik pinggang adalah daerah tulang belakang L-1 sampai seluruh tulang sakrum dan

otot-otot sekitarnya. Tulang belakang lumbal sebagai unit struktural dalam berbagai sikap

tubuh dan gerakan dapat ditinjau dari sudut mekanika. Beban yang ditanggung oleh

tulang belakang lumbal dapat dipelajari dengan diskus intervertebralis antara L-5 sampai

S-1 atau L-4 dan L-5 sebagai titik tumpuan. Bila mengangkat benda berat, tangan, lengan

dan badan dapat dianggap sebagai lengan beban posterior pendek, yang berjarak dari

pusat diskus intervertebralis sampai prosessus spinosus belakang.

Penyelidikan itu menghasilkan perbandingan antara lengan beban anterior dan

posterior, yakni 15 lawan 1. Ini berarti bahwa untuk dapat mengangkat benda seberat 50

kg lengan beban posterior itu harus diimbangi dengan bobot sebesar 750 kg. Tenaga yang

mengimbangi lengan beban posterior itu adalah tenaga yang dihasilkan oleh kontraksi

otot-otot.

Berdasarkan azas mekanika itu, perhitungan-perhitungan yang lebih kompleks

telah dilakukan. Seseorang yang berat badannya 75 kg mengangkat benda seberat 90 kg.

1

Page 2: Low Back Pain Tbr

Benda itu berada 35 cm dari diskus intervertebralis antara L-5 dan S-1. Sedangkan fleksi

tulang belakang pada pelvis adalah sebesar 40º. Dengan perhitungan bahwa bobot total

dari kepala, leher, dan kedua lengan seberat 13 ½ kg dan bobot badan di atas L-1 sampai

S-1 sepanjang 45 cm dan jarak antara toraks ke L-5 hingga S-1 sepanjang 15 cm, maka

tenaga yang mengimbangi beban keseluruhan itu pada diskus intervertebralis L-5 sampai

S-1 adalah 9391,9 kg.

Dari penyelidikan tersebut di atas telah jelas peranan otot-otot erektor trunksi

yang memberikan tenaga imbangan ketika mengangkat benda. Di samping itu tenaga otot

abdominalis juga berperan. Dengan menggunakan alat petunjuk tekanan yang

ditempatkan di dalam nukleus pulposus manusia, tekanan intradiskal dapat diselidiki

pada berbagai sikap tubuh dan keadaan. Sebagai standar dipakai tekanan intradiskal

ketika berdiri tegak.

Tekanan intradiskal yang meningkat pada berbagai sikap dan keadaan itu

diimbangi oleh tenaga otot abdominal dan torakal. Hal ini dapat diungkapkan oleh

penyelidikan yang menggunakan korset toraks atau abdomen yang bisa

dikembungkempiskan yang dikombinasi dengan penempatan alat penunjuk tekanan di

dalam lambung. Hasil penyelidikan tersebut mengungkapkan bahwa 30% sampai 50%

dari tekanan intradiskal torakal dan lumbal dapat dikurangi dengan mengencangkan otot-

otot torakal dan abdominal sewaktu melakukan pekerjaan dan dalam berbagai posisi.

Kontraksi otot-otot torakal dan abdominal yang sesuai dan tepat dapat

meringankan beban tulang belakang sehingga tenaga otot yang relevan merupakan

mekanisme yang melindungi tulang belakang. Secara sederhana, kolumna vertebralis

torakolumbal dapat dianggap sebagai tong dan otot-otot torakal serta lumbal sebagai

simpai tongnya.

2

Page 3: Low Back Pain Tbr

BAB I

PENGERTIAN

Low back pain (LBP) atau nyeri punggung bawah termasuk salah satu dari

gangguan muskuloskeletal, gangguan psikologis dan akibat dari mobilisasi yang salah.

LBP menyebabkan timbulnya rasa pegal, linu, ngilu, atau tidak enak pada daerah lumbal

berikut sakrum. LBP diklasifikasikan kedalam 2 kelompok, yaitu kronik dan akut.

LBP akut akan terjadi dalam waktu kurang dari 12 minggu. Sedangkan LBP kronik

terjadi dalam waktu 3 bulan. Yang termasuk dalam faktor resiko LBP adalah umur,

jenis kelamin, faktor indeks massa tubuh yang meliputi berat badan, tinggi badan,

pekerjaan, dan aktivitas / olahraga.

Epidemiologi

Kebanyakan nyeri pinggang tidak menyebabkan kecacatan. Lebih dari 50%

penderita nyeri pinggang membaik dalam 1 minggu, sementara lebih dari 90% merasa

lebih baik dalam 8 minggu, sisanya 7-10% mengalami keluhan berkelanjutan sampai

lebih dari 6 bulan. Pada nyeri pinggang terdapat faktor risiko, termasuk di antaranya

pekerjaan dan kejiwaan; misalnya mengangkat barang di luar batas kesanggupan atau

pada posisi yang tidak baik. Nyeri pinggang mungkin pula berkaitan dengan berbagai

kondisi psikologis seperti neurosis, histeria dan reaksi konversi. Depresi lebih jarang

menyebabkan nyeri pinggang akut, tetapi sering timbul sebagai komplikasi nyeri

pinggang kronik. Obesitas dan merokok juga merupakan faktor risiko nyeri pinggang.

Sembilan puluh persen (90%) penderita nyeri pinggang mempunyai dasar mekanik. Nyeri

pinggang mekanik (mechanical low back pain) didefinisikan sebagai nyeri pinggang pada

struktur anatomik normal yang digunakan secara berlebihan (muscle strain) atau nyeri

yang sekunder terhadap trauma atau deformitas (misalnya hernia nukleus pulposus); 10%

penderita nyeri pinggang sisanya menunjukkan keluhan penyakit sistemik. Diperkirakan

ada lebih dari 70 penyakit non-mekanik yang berkaitan dengan nyeri pinggang. Evaluasi

klinis yang teliti dapat memisahkan penderita nyeri pinggang mekanik dari penderita

nyeri pinggang non-mekanik/medic

3

Page 4: Low Back Pain Tbr

PATOFISIOLOGI

Pinggang merupakan pengemban tubuh dari toraks sampai perut. bagian

belakang terdiri dari lumbal dan tulang belakang pada umumnya. Tiap ruas

tulang belakang berikut diskus intervertebralis sepanjang kolumna vertebralis

merupakan satuan anatomik dan fisiologik. Bagian depan berupa korpus vertebralis

dan diskus intervertebralis yang berfungsi sebagai pengemban yang kuat dan tahan

terhadap tekanan-tekanan menurut porosnya. Berfungsi sebagai penahan tekanan

adalah nukleus pulposus.

Dalam keseluruhan tulang belakang terdapat kanalis vertebralis yang didalamnya

terdapat medula spinalis yang membujur ke bawah sampai L 2. Melalui foramen

intervertebralis setiap segmen medula spinalis menjulurkan radiks dorsalis dan

ventralisnya ke periferi. Di tingkat servikal dan torakal, berkas serabut tepi itu

menuju ke foramen tersebut secara horizontal. Namun di daerah lumbal dan sakrum

berjalan secara curam ke bawah dahulu sebelum tiba di tingkat foramen

intervertebralis yang bersangkutan. Hal tersebut dikarenakan medula spinalis

membujur hanya sampai L 2 saja.

Otot-otot yang terdapat di sekeliling tulang belakang mempunyai origo dan

insersio. pada prosesus transversus atau prosesus spinosus. Stabilitas kolumna vertebrale

dijamin oleh ligamenta secara pasif dan secara aktif oleh otot-otot tersebut. Ujung-ujung

serabut penghantar impuls nyeri terdapat di ligamenta, otot-otot, periostium, lapisan luar

anulus fibrosus dan sinovia artikulus posterior.

ETIOLOGI

Etiologi low back pain dapat dihubungkan dengan hal-hal sebagai berikut :

1. Proses degeneratif, meliputi: spondilosis, HNP, stenosis spinalis,

osteoartritis.

Perubahan degeneratif pada vertebrata lumbosakralis dapat terjadi pada korpus

vertebrae berikut arkus dan prosessus artikularis serta ligamenta yang

menghubungkan bagian-bagian ruas tulang belakang satu dengan yang lain. Dulu

4

Page 5: Low Back Pain Tbr

proses ini dikenal sebagai osteoartrosis deforman, tapi kini dinamakan

spondilosis. Perubahan degeneratif ini juga dapat menyerang anulus fibrosis diskus

intervertebralis yang bila tersobek dapat disusul dengan protusio diskus

intervertebralis yang akhirnya menimbulkan hernia nukleus pulposus (HNP). Unsur

tulang belakang lain yang sering dilanda proses degeneratif ini adalah kartilago

artikularis yang dikenal sebagai osteoartritis.

2. Penyakit Inflamasi

LBP akibat inflamasi terbagi 2 yaitu,:

- artritis rematoid yang sering timbul sebagai

penyakit akut dengan ciri persendian keempat anggota gerak terkena secara serentak

atau selisih beberapa hari/minggu.

- Spondilitis angkilopoetika, dengan keluhan sakit punggung dan sakit pinggang

yang sifatnya pegal-kaku dan pada waktu dingin dan sembab linu dan ngilu

dirasakan.

3. Osteoporotik

Sakit pinggang pada orang tua dan jompo, terutama kaum wanita, seringkali

disebabkan oleh osteoporosis. Sakit bersifat pegal, tajam atau radikular.

4. Kelainan Kongenital

Anomali kongenital yang diperlihatkan oleh foto rontgen polos dari vertebrae

lumbosakralis sering dianggap sebagai penyebab LBP meskipun tidak selamanya benar.

Contohnya adalah lumbalisasi atau adanya 6 bukan 5 korpus vertebrae lumbalis

merupakan variasi anatomik yang tidak mengandung arti patologik. Demikian pula

pada sakralisasi, yaitu adanya 4 bukan 5 korpus vertebrae lumbalis.

5. Gangguan Sirkulatorik

Aneurisma aorta abdominalis dapat membangkitkan LBP yang hebat dan dapat

menyerupai sprung back atau HNP. Gangguan sirkulatorik yang lain adalah trombosis

aorta terminalis yang perlu mendapat perhatian karena mudah didiagnosa sebagai

5

Page 6: Low Back Pain Tbr

HNP. Gejalanya disebut sindrom Lerichie. Nyeri dapat menjalar sampai bokong,

belakang paha dan tungkai kedua sisi.

6. Tumor

Dapat disebabkan oleh tumor jinak seperti osteoma, penyakit Paget, osteoblastoma,

hemangioma, neurinoma,meningioma. Atau tumor ganas yang primer seperti mieloma

multipel maupun sekunder seperti macam-macam metastasis.

7. Toksik

Keracunan logam berat, misalnya radium.

8. Infeksi

Akut disebabkan oleh kuman piogenik (stafilokokus, streptokokus) dan kronik

contohnya pada spondilitis tuberkulosis (penyakit Pott), jamur, osteomielitis

kronik.

9. Problem Psikoneurotik

Histeria atau depresi, malingering, LBP kompensatorik. LBP yang tidak

mempunyai

dasar organik dan tidak sesuai dengan kerusakan jaringan atau batas-batas

anatomis.

MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi klinis LBP berbeda-beda sesuai dengan etiologinya masing-masing

seperti beberapa contoh dibawah ini :

1. LBP akibat sikap yang salah

• Sering dikeluhkan sebagai rasa pegal yang panas pada pinggang, kaku dan

tidak enak namun lokasi tidak jelas.

• Pemeriksaan fisik menunjukkan otot-otot paraspinal agak spastik di daerah

6

Page 7: Low Back Pain Tbr

lumbal, namun motalitas tulang belakang bagian lumbal masih sempurna, walaupun

hiperfleksi dan hiperekstensi dapat menimbulkan perasaan tidak enak

• Lordosis yang menonjol

• Tidak ditemukan gangguan sensibilitas, motorik, dan refleks pada tendon

• Foto rontgen lumbosakral tidak memperlihatkan kelainan yang relevan.

2. Pada Herniasi Diskus Lumbal

• Nyeri punggung yang onsetnya perlahan-lahan, bersifat tumpul atau terasa

tidak enak, sering intermiten, wala kadang onsetnya mendadak dan berat.

• Diperhebat oleh aktivitas atau pengerahan tenaga serta mengedan, batuk atau

bersin.

• Menghilang bila berbaring pada sisi yang tidak terkena dengan tungkai yang

sakit difleksikan.

• Sering terdapat spasme refleks otot-otot paravertebrata yang menyebabkan

nyeri sehingga membuat pasien tidak dapat berdiri tegak secara penuh.

• Setelah periode tertentu timbul skiatika atau iskialgia.

3. LBP pada Spondilosis

• Kompresi radiks sulit dibedakan dengan yang disebabkan oleh protrusi diskus,

walaupun nyeri biasanya kurang menonjol pada spondilisis

• Dapat muncul distesia tanpa nyeri pada daerah distribusi radiks yang terkena

• Dapat disertai kelumpuhan otot dan gangguan refleks

• Terjadi pembentukan osteofit pada bagian sentral dari korpus vertebra yang

menekan medula spinalis.

• Kauda ekuina dapat terkena kompresi pada daerah lumbal bila terdapat

stenosis kanal lumbal.

4. LBP pada Spondilitis Tuberkulosis

• Terdapat gejala klasik tuberkulosis seperti penurunan berat badan, keringat

malam, demam subfebris, kakeksia. Gejala ini sering tidak menonjol.

• Pada lokasi infeksi sering ditemukan nyeri vertebra/lokal dan menghilang

bila istirahat.

7

Page 8: Low Back Pain Tbr

• Gejala dan tanda kompresi radiks atau medula spinalis terjadi pada 20% kasus

(akibat abses dingin)

• Onset penyakit dapat gradual atau mendadak (akibat kolaps vertebra dan

kifosis)

• Diawali nyeri radikular yang mengelilingi dada atau perut, diikuti

paraparesis yang lambat laun makin memberat, spastisitas, klonus, hiperrefleksia

dan refleks Babinsky bilateral. Dapat ditemukan deformitas dan nyeri ketok tulang

vertebra.

• Penekanan mulai dari bagian anterior sehingga gejala klinis yang muncul

terutama gangguan motorik.

5. LPB pada Spondilitis Ankilopoetika

• Biasanya dirasakan pada usia 20 tahun.

• Tidak hilang dengan istirahat dan tidak diperberat oleh gerakan.

• Pemeriksaan fisik menunjukkan pembatasan gerakan di sendi sakrolumbal

dan seluruh tulang belakang lumbal.

• Laju endap darah meninggi.

• Terjadi osifikasi ligamenta interspinosa.

PEMERIKSAAN

1. Riwayat penyakit dengan perhatian khusus pada lokasi dan penjalaran nyeri,

posisi tubuh yang menimbulkan atau memperberat nyeri, trauma, ligitasi

(medikolegal), obat-obat penghilang nyeri yang dipakai dan jumlah yang dibutuhkan,

kemungkinan keganasan.

2. Pemeriksaan fisis, dengan perhatian khusus pada tanda-tanda infeksi

sistemis, tanda-tanda keganasan yang tersembunyi, nyeri tekan lokal atau pada

insisura iskiatika, spasme otot, ruang lingkup gerakan, tes angkat tungkai lurus

(Laseque), dan pemeriksan rektum (tonus sfingter dan prostat).

3. Pemeriksaan neurologis, dengan perhatian khusus pada afek dan alam perasaan,

kelemahan otot, atrofi, atau fasikulasi, defisit sensorik termasuk perineum,

8

Page 9: Low Back Pain Tbr

refleks (tendon dalam, abdominal, anal, kremaster).

4. Pemeriksaan laboratorium yaitu foto rontgen polos (posterior, lateral,

oblik) hitung darah lengkap dan laju endap darah, serum : kreatinin, kalsium,

fosfat, alkali fosfatase, asam urat, fosfatase asam (pria), gula darah puasa.

5. Pemeriksaan khusus (misalnya sken tulang, gula darah 2-jam postprandial,

sken magnetik resonan, sken tomografik, mielografi) bergantung pada hasil

pemeriksaan rutin di atas.

PENATALAKSANAAN

Nyeri pinggang dapat diatasi dengan pemberian obat-obatan, istirahat dan

modalitas. Pemberian obat anti inflamasi non steroid (OAINS) diperlukan untuk

jangka waktu pendek disertai dengan penjelasan kemungkinan efek samping dan

interaksi obat. Tidak dianjurkan penggunaan muscle relaxan karena memiliki efek

depresan. Namun pada pasien dengan depresi premorbid atau timbul depresi akibat

rasa nyeri, penggunaan anti depresan dianjurkan. Untuk pengobatan simptomatis

lainnya, kadang memerlukan campuran antara obat analgesik, antiinflamasi,OAINS,

dan penenang.

Istirahat secara umum atau lokal banyak memberikan manfaat. Tirah baring pada

alas keras dimaksudkan untuk mencegah melengkungnya tulang punggung. Modalitas

dapat berupa kompres es, semprotan etil klorida, dan fluorimetan.

Tidak semua nyeri dapat diatasi dengan cara-cara di atas. Terkadang diperlukan

tindakan injeksi anestetik atau antiinflamasi steroid pada tempat-tempat seperti

pada faset, radiks saraf, epidural, intradural. Bahkan untuk beberapa kasus LBP

dibutuhkan pembedahan.

1. Obat anti inflamasi non steroid (OAINS)

NSAID dibagi lagi menjadi beberapa golongan, yaitu golongan salisilat

(diantaranya aspirin/asam asetilsalisilat, metil salisilat, magnesium salisilat, salisil

salisilat, dan salisilamid), golongan asam arilalkanoat (diantaranya diklofenak,

indometasin, proglumetasin, dan oksametasin), golongan profen/asam 2-

9

Page 10: Low Back Pain Tbr

arilpropionat (diantaranya ibuprofen, alminoprofen, fenbufen, indoprofen,

naproxen, dan ketorolac), golongan asam fenamat/asam N-arilantranilat

(diantaranya asam mefenamat, asam flufenamat, dan asam tolfenamat), golongan

turunan pirazolidin (diantaranya fenilbutazon, ampiron, metamizol, dan

fenazon), golongan oksikam (diantaranya piroksikam, dan meloksikam),

golongan penghambat COX-2 (celecoxib, lumiracoxib), golongan

sulfonanilida (nimesulide), serta golongan lain (licofelone dan asam lemak

omega 3). Sebagian besar NSAID adalah asam lemah, dengan pKa 3-5, diserap

baik pada lambung dan usus halus. NSAID juga terikat dengan baik pada protein

plasma (lebih dari 95%), pada umumnya dengan albumin. Hal ini menyebabkan

volume distribusinya bergantung pada volume plasma. NSAID termetabolisme di

hati oleh proses oksidasi dan konjugasi sehingga menjadi zat metabolit yang tidak

aktif, dan dikeluarkan melalui urin atau cairan empedu. NSAID merupakan

golongan obat yang relatif aman, namun ada 2 macam efek samping utama yang

ditimbulkannya, yaitu efek samping pada saluran pencernaan (mual, muntah,

diare, pendarahan lambung, dan dispepsia) serta efek samping pada ginjal

(penahanan garam dan cairan, dan hipertensi) . Efek samping ini tergantung pada

dosis yang digunakan. Obat ini tidak disarankan untuk digunakan oleh wanita

hamil, terutama pada trimester ketiga. Namun parasetamol dianggap aman

digunakan oleh wanita hamil , namun harus diminum sesuai aturan karena dosis

tinggi dapat menyebabkan keracunan hati.

2. Semprotan Etil klorida

Etil klorida merupakan anestesi topikal secara aerosol dengan cara membekukan

kulit. Ketika digunakan secara topikal pada kulit, Etil Kloride membentuk efek

pendinginan pada permukaan kulit dengan cara menguap secara cepat. Dingin yang

diciptakan oleh semprotan tersebut mengganggu kemampuan tubuh untuk merasakan

sakit. Hal ini terjadi karena dingin mengurangi kecepatan antaran saraf dari serat C

dan serat A-delta. Hal ini mengganggu input nociceptive (rangsangan ke otak

sehingga menimbulkan sensasi rasa sakit) ke sumsum tulang belakang. Proses ini

mematikan sementara daerah tersebut.

10

Page 11: Low Back Pain Tbr

DAFTAR PROGRAM LATIHAN LBP

Tujuan pemberian latihan pada LBP adalah :

1. Mengurangi hiperlordosis lumbal /memperbaiki postur tubuh

2. Membiasakan diri untuk melakukan gerakan -gerakan yang sesuai dengan

biomekanik tulang punggung

Secara operasional, pemberian latihan ini ditujukan untuk :

1. Mengurangi gaya yang bekerja pada tulang punggung dengan cara mengurangi

berat badan

2. Memperkuat otot-otot yang kurang kuat, terutama otot dinding perut, otot gluteus

maksimus dan medius, dan otot punggung

3. Meregangkan otot-oto yang memendek, terutama otot punggung dan otot

hamstrings

4. Mengurangi posisi bahu dan punggung bagian atas yang terlalu menekuk ke

depan

5. Mengurangi spasme otot-otot

Beberapa hal penting sebelum melakukan latihan

1. Tidak ada penyakit lain yang membahayakan bila dilakukan latihan

2. Latihan harus dilakukan setiap hari, pagi dan sore dan selalu dimulai dengan

intensitas yang ringan dan secara bertahap ditingkatkan

3. Latihan dilakukan pada dasar yang datar, dianjurkan dilantai dengan alas karpet

4. Posisi awal latihan adalah berbaring terlentang, lutut fleksi, kedua telapak kaki

menempel lantai seluruhnya dan kedua lengan dan taangan rileks di samping

tubuh

5. Setiap latihan diulangi 5x dan bertahap dinaikkan sampai 10 x , dilakukan dengan

pelan-pelan dan hati-hati, tidak perlu tergesa-gesa dan jangan terlalu banyak

dengan cara mengejan.

11

Page 12: Low Back Pain Tbr

Teknik Latihan

Sikap dasar adalah telentang

- Pelvic Tilting

Untuk menguatkan otot gluteus maksimus dan mencegah hiperlordosis lumbal

Teknik : menekankan punggung pada alas sambil menegangkan otot perut dan

kedua otot gluteus maksimus . Pertahankan selama 5-10 hitungan.

- Lutut ke dada

Untuk meregangkan otot punggung yang tegang dan spasme

Teknik : tarik lutut ke dada bergantian semaksimal mungkin tanpa menimbulkan

rasa sakit, dipertahankan 5-10 detik, lakukan juga dengan kedua lutut.

- Meregangkan tubuh bagian lateral

Untuk meregangkan otot lateral tubuh yang tegang

Teknik ; dengan tangan di bawah kepala dan siku menempel pada alas, paha

kanan disilangkan ke paha kiri kemudian tarik kesamping kanan dan kiri sejauh

mungkin, lakukan juga dengan menyilangkan paha kiri di atas paha kanan.

- Straight Leg Raising

Untuk meregangkan dan menguatkan otot hamstring dan gluteus

Teknik : satu lutut kanan di tekuk, kaki kiri di naikkan ke atas tanpa bantuan

lengan dan tangan , dipertahankan 5-10 detik, ulangi sebaliknya

- Sit Up

Untuk menguatkan otot perut dan punggung bawah

Teknik : pelan-pelan menaikkan kepala dan leher sehingga dagu menyentuh dada,

diteruskan dengan mengangkat punggung

bagian sampai kedua tangan mencapai lutut (tangan diluruskan), sedangkan

punggung bagian tengah dan bawah tetap menempel pada dasar.

12

Page 13: Low Back Pain Tbr

- Hidung ke lutut

Untuk memperkuat otot perut dan meregangkan otot iliopsoas

Teknik : dengan posisi menekuk , lutut secara bergantian ditarik sampai ke

hidung, pertahankan 5-10 detik, lakukan pada lutut satunya.

- Gerakan gunting

Untuk meregangkan dan menguatkan otot hamstring, punggung, gluteus dan

abdomen

Teknik : kedua tangan di belakang kepala, tarik kedua tungkai ke atas, kemudian

kedua kaki disilangkan, tungkai ditarik ke muka belakang bergantian, lakukan 10

kali, kemudian ke samping kanan dan samping kiri

- Hiperestensi sendi paha

Untuk menguatkan otot gluteus dan punggung bawah serta meregangkan otot

fleksor paha

Teknik ; dengan posisi tengkurap, tungkai ditarik ke atas , ulangi pada kaki

sebelahnya.

Ada pun nasehat yang perlu diberikan pada penderita LBP sebagai berikut :

a. Waktu berdiri

- Jangan memakai sepatu dengan hak tinggi

- Jangan berdiri waktu yang lama, selingi dengan jongkok

- Berdiri dengan satu kaki diletakkan lebih tinggi untuk mengurangi hiperlordosis

lumbal

- Bila mengambil sesuatu di tanah, jangan membungkuk, tapi tekuklah lutut

- Bila mengangkat benda berat, renggangkan kedua kaki lalu tekuklah lutut dan

punggung tetap tegak dan angkatlah barang tersebut sedekat mungkin dengan

tubuh

13

Page 14: Low Back Pain Tbr

b. Waktu berjalan

- Berjalanlah dengan posisi tegak, rileks dan jangan tergesa-gesa

c. Waktu duduk

Pilihlah tempat duduk dengan criteria :

- Busa jangan terlalu lunak

- Punggung kursi berbentuk huruf S

- Bila duduk seluruh punggung harus sebanyak mungkin kontak dengan kursi

Bila duduk waktu lama, letakkan satu kaki lebih tinggi dari yang satunya

d. Waktu tidur

- Waktu tidur punggung dalam keadaan mendatar ( jangan pakai alas dari per )

e. Olah raga

- Hindari oleh raga beregu, satu lawan satu karena akan meningkatkan stress pada

punggung

- Dianjurkan oleh raga perorangan seperti renang dan jogging.

14

Page 15: Low Back Pain Tbr

Bab II

KESIMPULAN

Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain /LBP ) adalah sindroma klinik yang ditandai

dengan gejala utama nyeri atau perasaan lain yang tidak enak di daerah tualng punggung bagian

bawah. Dalam masyarakat LBP tidak mengenal perbedaan umur, jenis kelamin, pekerjaan,

status sosial, tingkat pendidikan, semuanya bisa terkena LBP. Lebih dari 80 % umat manusia

dalam hidupnya pernah mengalami LBP.

Banyak klasifikasi nyeri pinggang ditemukan, masing masing mempunyai kelemahan ada

yang berdasarkan anatomis ( nyeri pinggang primer, sekunder, referral dan psikosomatik), ada

yang berdasarkan sumbar rasa nyeri (viserogenik, neurogenik, vaskulogenik, spindelogenik, dan

psikogenik), penyebab nyeri pinggang sangat bervariasi, ada yang ringan (sikap tubuh yang

salah) sampai ada yang serius (keganasan).

Evaluasi nyeri pinggang membutuhkan pendekatan kritis dan sisitematik, yang harus

disesuaikan dengan keluhan si penderita.

Dengan pola latihan yang benar, bertahap dan teratur, keluhan LBP akan berkurang dan

tidak tergantung dengan pemberian obat. Selain itu dengan pola hidup yang sehat, tidak

menggunakan hak yang tinggi, tidak tidur di atas kasur dengan per, akan membantu mengurangi

keluhan LBP.

15

Page 16: Low Back Pain Tbr

Daftar pustaka

www.scribe.com.

Adelia, Rizma., 2007. Nyeri Pinggang/Low Back Pain.

http://www.fkunsri.wordpress.com/2007/09/01/nyeri-pinggang-low-back-pain/

Idyan, Zamna., 2007. Hubungan Lama Duduk Saat Perkuliahan Dengan Keluhan Low

Back Pain.

http://www.inna-ppni.or.id/index.php?name=News&file=article&sid=130 Mansjoer,

Arif, et all., 2007.

Ilmu Penyakit Saraf. In: Kapita Selekta Kedokteran, edisi III, jilid kedua, cetakan

keenam. Jakarta : Media Aesculapius. 54-59 Nuarta, Bagus., 1989.

Beberapa Segi Klinik dan Penatalaksanaan Nyeri Pinggang Bawah. In :

http://www.kalbe.co.id Sidharta, Priguna., 2004.

Sakit Pinggang. In: Neurologi Klinis Dalam Praktik Umum, edisi III, cetakan kelima.

Jakarta : PT Dian Rakyat. 203-205

Anonim.2007.Farmakologi dan Terapi edisi 5.Departemen Farmakologi dan

Terapan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta.Hal: 133

http://www.gebauerco.com/Default.asp?strAction=OurProducts

Anonim.2005.Martindale The Complete Drug Reference, MedicinesComplete Browser

version 2.0.2270.31370.The Pharmaceutical Press Software. Page: Ethyl Chloride

16

Page 17: Low Back Pain Tbr

Oliver F. Bush, G. Bittenbender, John Adriani.,1951.Journal:”Electrocardiographic

Changes During Ethyl Chloride and Vinyl Ether Anesthesia in the Dog and Man.”

Howard L. Fields. 2007. article: Pain Perception – The Dana Guild To Brain Health.

Rossi S, editor. Australian Medicines Handbook 2006. Adelaide: Australian Medicines

Handbook; 2006.

Graham GG, Scott KF, Day RO. Tolerability of paracetamol. Drug Saf 2005;28(3):227-

40.

Wilkes JM, Clark LE, Herrera JL. Acetaminophen overdose in pregnancy. South Med J

2005;98(11):1118-22.

17