~ 2 ~
Love In Roleplayer
Part 1
Dimulai dari pagi hari, yap! Pagi yang cukup suram, seperti biasanya. Entah
kenapa pagi hariku selalu diwarnai kesuraman. Pagi hari saja sudah diomeli, bangun tidur
telat sedikit sudah disiram dengan segelas air, segelas air yang diulang maksudku. Yap,
lagi-lagi pagi ini ibuku membawa gelas beserta ember yang bagiku kecil, tapi cukup
besar bagi anak kucing berendam di dalamnya. Ia terus menggandeng keduanya,
membawanya menuju kamarku yang cukup berantakan.
Klek.
terdengar bunyi pintu terbuka, tetapi aku selalu saja pura-pura tidak dengar.
“Risti! Masih saja kamu begini ya! Kapan kamu bisa berubah hah? Apa kata suami mu
entar kalo kamu udah berkeluarga?!,” omel ibu sambil menyiramkan segelas air, ingat!
Berkali-kali.
Aku sebenarnya senang, bisa langsung mandi saat aku belum tersadar dari tidurku.
Tapi lama-kelamaan aku jadi benci, mengetahui bagaimana cara ibu mengguyurku
menggunakan kedua benda kesayangannya itu. Ternyata, ibu menggunakan teknik,
teman-teman! Yaitu teknik mandiin mayat. Oke, aku ulang lagi biar readers sedikit
tercengang. MANDIIN MAYAT, bre! kali ini pake intonasi agak tinggi, dengan tulisan
capslock disertai backsound. Jreng jreng jreng. Cukup dramatis. Belum lagi kata-katanya
tadi yang selalu menggunakan kata “suami mu”, memang nya habis tamat SMA aku
langsung dinikahkan apa?! Aku tidak suka ibu berbicara menggunakan kata itu,
~ 3 ~
menurutku itu sama saja dengan menyinggung ku. Tau tidak kenapa? Ah, lihat saja nanti
*nde.
Skip.
Ibuku terus saja melakukannya. Mengguyurku dengan perlahan, dari ujung kepala
sampai kaki, sambil mengomeliku dengan intonasi nada yang sangat lembut. Bisa
dibilang sok lembut. Karena ketidaksukaanku, otomatis aku langsung lompat dari tempat
tidur, mengambil handukku, lalu berjalan santai bak model menuju kamar mandi.
Sambil menggantung handukku di gantungan, “ibu sayang, bisa tidak
membangunkanku dengan perlakuan yang manis sedikiiit saja. Aku ingin merasakannya,
seperti anak-anak yang lain,” pintaku dengan kata-kata memohon. Kali ini cukup lembut,
agar ibu tidak tersinggung dan mengabulkan permohonanku, yang mustahil untuk
dikabulkan.
“apa kamu bilang?? Oh tidak bisa, kamu sudah bisa merayu ibumu ya sekarang?
Siapa yang mengajarimu? Sudah cepatlah mandi jangan terlalu banyak berharap!,” omel
ibu, lagi. Lihat, dari kata-katanya saja sudah terlihat bahwa ibuku benar-benar gaul.
Tetapi Ibu selalu saja begitu. Padahal aku sudah menggunakan intonasi nada seperti
cinderella, kalemnya bukan main. Tapi ia selalu tau bagaimana cara-caraku apabila
meminta sesuatu darinya. Aku hanya bisa menghembuskan nafas, pelan, lalu tertawa
kecil mendengar kata-kata ibuku tadi.
Inilah pagi hariku yang sangat menyeramkan.
*nde dalam bahasa Korea berarti ya
~ 4 ~
Ohiya, kita belum kenalan. Lemme introduce maself. kenalin, namaku Risti
Arimbi, lahir di Depok, 3 Februari 1999. Yap! Umurku 16 tahun dan teman baruku rata-
rata menduga kalau umurku 14 tahun, haha aku hanya bisa tertawa keras sambil
memegangi perutku. Mereka bilang muka ku berbanding terbalik dengan umurku yang
sekarang, dengan kata lain baby face yang berarti muka bayi alias imut-imut gitu.
Maklum anak muda ya, masih ABG. Aku baru selesai UN, setahun yang lalu tepatnya.
Lanjut.
Aku mempunyai seorang ibu dan ayah, mereka sangat baik sekali, hanya
terkadang dan itu pun jarang. Terutama ibu, ibu sangat galak, tapi itulah yang membuat
ku tertawa sepanjang hari. Ada saja bahan lelucon yang ibu gunakan untuk membuat
anak-anak nya tertawa.
Sedangkan ayah, ayah begitu baik, dari cara berbicaranya saja sudah menandakan
kalau ia benar-benar kalem. Tapi karena pekerjaannya, ia rela pergi keluar kota demi
menafkahi keluarganya, benar-benar ayah teladan.
Satu lagi, aku punya saudara laki-laki dengan paras rupawan dan menjadi idola
para kaum hawa di sekolah, namanya Reynald. Tentu saja ia terkenal di sekolah, semua
murid dari kelas 10 sampai 12, termasuk para guru pasti mengenalnya. Aku bahkan tak
menyangka punya kakak super seperti dia. Kami hanya berbeda 2 tahun. Walaupun ia
ganteng, tapi dia tidak sombong di depan semua orang, setiap kali ada yang senyum
kepadanya, pasti ia membalas senyum tersebut. Apalagi setiap pagi ia sudah diberi
ucapan ‘Selamat Pagi’ dari para *sasaeng fans nya yang mentel nya ga ketulungan, *CM
lagi! Ih aku yang melihat nya saja jijik, apalagi kakak ku. Tapi kakak ku selalu bilang,
“udah gapapa, senyumin aja like a prince. Yang penting banyak fans,” sambil ngedip-
ngedip sok imut gitu. Ya otomatis ku toyor saja kepala nya, haha.
*sasaeng fans dalam bahasa korea berarti fans fanatik.
*CM : Cari Muka, mencari perhatian orang-orang yang berada disekitarnya.
~ 5 ~
Aku menuruni tangga sambil menggandeng tas sekolah ku, membawanya ke
dapur. Aku duduk di sebelah kakakku, “good mowning kakak sayanggg! Bagaimana hari-
harimu hm? Hm? Hm?!,” Tanya ku penasaran sambil menyenggol lengan kanannya, lalu
mengambil dua buah roti tawar berlapis selai kacang kesukaanku.
“jangan ganggu, cogan lagi sibuk sarapan,” jawabnya songong.
“hih songong bener yeu, mentang-mentang cogan gaboleh digangguin apa?! Udah
serasa prince tau ga lo.” Aku terus melahap roti milikku, sambil sesekali melihat kearah
abangku yang sibuk makan sambil mengetik beberapa kata di ponsel nya, ntah dari siapa
aku pun tidak tahu.
“kan gua udah bilang, gua emang cogan. Lu aja yang suka sirik sama gua.
Ngapain liat-liat cogan sebegitunya? Mulai ngefans juga lu sama gua dek?”
“idih ngarep lo bang, gue ngefans sama Kim Jooyoung yee, inget! Bukan elu eww
najong dah gue,” balas ku sambil menjulurkan lidah kearah nya.
“btw lu lagi ngapain bang? Smsan ya? Sama siapa? Cewe yaa?? Ciee hayoloh gue
laporin ibu nih ya baru tau rasa dah lo”
“hih suka-suka cogan, cogan udah gede, wajar smsan sama cewe. Ga kayak lu,
jones mulu dari TK gapernah pacaran,” ledeknya.
Jleb.
Sumpah, ngena banget ke ujung hati yang paling dalam.
Eaak.
Tumben bijak gue.
Tapi alay.
Okay skip.
~ 6 ~
Begitulah kegiatan pagi hari ku sebelum berangkat sekolah, tiada hentinya saling
meledek bersama, tapi itu seru. Rasanya ga berantem itu ga hidup, wkwk.
“ayo bang udahan smsannya, lanjutin kapan-kapan aja. Udah jam setengah 7 nih
buruan ke sekolah yuk,” ajakku sambil menarik lengannya yg berotot, sedikit.
“duuh sabar bisa kali dek, abang mau balesin sms cewe abang bentaaaar aja yaa
adik sayang.”
“dih, sok imut banget cara ngomong lo bang. Udah ayok buruan, ntar telat berabe
dah.”
“abang, dengerin dong katanya adiknya. Tumben bener tuh adikmu,” ucap ibu
mendukungku, kemudian meledekku, lagi.
“ih ibuuu, malah meledek. Terus saja buuu,” balasku, kesal.
Abangku hanya bisa tertawa, lalu ia memasukkan ponsel ke dalam saku celananya,
dan kami pun berpamitan kepada ibu, rutinitas sehari-hari.
“ibu, baik-baik ya di rumah. Jaga diri bu, kami mencintaimu,” aku pun mencium
tangannya, tak lupa kedua pipinya, seperti biasa.
Aku berlari menyusul abangku yang sudah membukakan pintu mobil untukku.
Tumben sekali dia baik, ucapku dalam hati sambil nyengir-nyegir ga jelas.
Sambil menyusuri perjalanan yang membosankan, aku hanya bisa memasangkan
headset di telingaku. Mendengarkan lagu dengan nada hip hop, dan banyak rapp-nya
mungkin cocok untuk pagi ini, biar semangat dikit.
Aku pun mulai menyanyikan beberapa bait rapp dari lagu kesukaanku.
“it’s just music wichineun haneulgwa beomjeophage, no mercy nae apeun
eonjena gongheohaji,” teriakku sambil menunjukkan jari yang membentuk tanda rocker.
Untung saja seluruh kaca mobil ditutup rapat wkwk.
~ 7 ~
“aduhduhduh deeek, nyanyi apasi? Berisik tau ga! Mending juga kalo rapp lu
bagus, ini ntah kemana-mana. Pusing sendiri gua liat lu, turut prihatin,” bentaknya sambil
membekap mulutku, lalu mengomeliku, lagiii.
Aku menyingkirkan tangannya dari mulutku. “terserah gue lah, suara-suara gue,
hidup-hidup gue kenapa lo yang sibuk bang?! Buruan cepet lanjutin nyetirnya, nikmatin
aja suara gue kan bisa.”
Reynald hanya bisa meledekku dari belakang, dengan mengomat-amitkan bibirnya
tak jelas.
06:58
“gara-gara lo nih bang, liat udah jam 6 lewat 58. 2 menit lagi nih, untung belum
masuk.”
“yeh gara-gara lu kali, siapa suruh nyanyi-nyanyi ga jelas, ga fokus dong gua
jadinya. Berisik amat sih mulut lu,” balasnya sambil menyentil jidatku, kemudian berlari
memasuki kelasnya.
Huft. Aku hanya bisa menghembuskan nafas melihat tingkahnya.
Dalam perjalanan menuju kelas, aku bertemu dengan Jenar, teman sekelas
sekaligus teman sebangku ku. Ia sangat baik dan sangat menyenangkan. Banyak yang
senang berteman dengannya karena sifat easy going nya dia.
Aku pun berniat mengejutkannya dari belakang. “hoy Jennn, good mowning,
darl!!!”
Aku bahkan tahu apa reaksinya setelah aku mengejutkannya, yap! Lagi-lagi ia
terlonjak kaget sambil mengucapkan “ayam ayam” di latahnya.
~ 8 ~
“ish Risti!!! Demen bener pagi-pagi ngagetin orang. Lo balas dendam sama gue?
Apa salah gue hah?,” Tanya nya kesal.
“hahaha, maaf-maaf Jen, canda doing mah. Gaada kok salah lo sama gue udah
gaada lagi jenn.”
“tau ah males.” Jenar meninggalkanku ditengah lorong sekolah, semakin
mempercepat langkahnya.
Aku pun menyusulnya dari belakang. “ih Jenn jangan gitu dong, masa lo pagi-pagi
udah baper, kan ga seru jenn.” Aku terus membujuknya, bahkan sampai masuk kelas, lalu
duduk di bangku masing-masing.
Ku lihat Jenar hanya duduk diam, melipat kedua tangannya seperti pelajaran akan
segera dimulai, lalu menatap papan tulis, kaku. Ku tarik lengannya, tapi mengapa keras
sekali?
Tiba-tiba ia menepuk jidat jenong ku. “haha bercanda kali, Ris. Segitunya amat lu
takut gue ngambek wkwk ngakak gue Riss.” Jenar memegangi perutnya sambil tertawa.
Aku hanya bisa bengong melihat tingkahnya. “iyadeh iya.”
“dih sekarang malah lo yang ngambek Ris. Gajebang elu mah.”
“iya gue ngambek berat nih, kode minta dikasih Jooyoung real.”
“ah lo mimpi mulu tiap hari Ris, sedih gue lama-lama liat lo. Makin hari kok
makin jones gitu ya? Haha”
“sial lo! Gausah ngatain jones juga kali Jen, gue ga gitu amat. Ini udah kewajiban
bagi para fangirl buat ngarepin *bias.”
*bias : idola
~ 9 ~
Di kelas kami hanya berbincang-bincang tidak jelas. Ga seperti anak-anak yang
lainnya. Sibuk banget ngerjain tugas MTK, padahal soalnya gampang banget. Eh
jawabannya maksudnya. Sombong dikit boleh dong, maklum nih masuk kelas unggulan,
hehe.
Sampai akhirnya pak Leo, sang guru matematika yang merupakan guru paling alay
di sekolah ini pun akhirnya masuk ke kelas.
“good pagi anak-anak!!! Apa kabar kalian semua? Pasti sehat kan setelah melihat
senyum saya yang cemerlang ini,” sapa nya pada seluruh anggota kelas, kemudian
memamerkan gigi-giginya yang berkilau tak karuan, benar-benar menyilaukan mata
karena berbanding balik dengan kulitnya. Peace pak.
“pagi pak pagi. Kurang sehat nih liat gigi bapak.”
“ampun pak ampun! Gak kuat paak.”
Terdengar sautan dari arah lainnya.
“pak bisa lebih cepat ga pak?”
“cepat ngapain nak?”
“cepat pak, mingkemin mulut bapak. Bapak ga liat apa yang lain udah pada teler
gara-gara liat gigi bapak.”
Ku akui memang, teman-temanku udah pada teler ga kuat ngeliat pemandangan
yang cukup indah itu. Kulihat Pak Leo sedang celingak-celinguk melihat siswa-siswi
lainnya.
“oh my god, maafkan bapak nak! Bapak khilaf, insyaallah bapak tidak akan
mengulangi tindakan bapak yang membuat kalian seperti ini. Bapak minta maaf nak,
sekali lagi minta maaf. Kalian harus kuat! Ayo bangun!,” pintanya. Lalu mengetuk
penggaris kayu di papan tulis.
~ 10 ~
Pap, pap.
Keras sekali. Otomatis seluruh siswa langsung terbangun begitu mendengarnya.
“lalu bagaimana cara bapak tersenyum di esok hari nya pak?,” Tanya Billy
penasaran.
“mungkin bapak akan menghitamkan gigi bapak menggunakan arang yang siap
bakar nak,” candanya.
Seluruh siswa langsung heboh, tak menyangka. Padahal aku tahu dari kata-katanya
saja sudah menandakan bahwa itu tidak benar, apalagi dari wajahnya yang membuatku
tak sanggup menahan tawa. Dan akhirnya aku pun tertawa sendiri di kelas, seperti orang
yang tak waras. Mata pak Leo serta teman-teman langsung tertuju ke arahku. “eh Risti,
kamu ngapain ketawa sendiri? Apa yang lucu? Kamu ngeledek bapak ya?!”
“engga pak suer tekewer-kewer dah. Saya ketawa gara-gara ngeliat tingkah temen-
temen pak. Masa ucapan bapak dianggap serius? Padahal muka bapak kan ga
meyakinkan haha.”
“oh jadi kamu ga percaya sama bapak? Besok bapak tunjukkin ke kalian semua
ya! Lihat saja pembalas bapak! Sudah- sudah lanjutkan belajar nya. Buka buku cetak
matematika erlangga halaman 143.”
Seluruh siswa tercengang mendengar ucapannya, lalu menuruti ucapan pak Leo.
~ 11 ~
Part 2
Huft, mengapa pulang sekolah aura nya selalu saja panas? Ini benar-benar
menyebalkan. Gumam ku sambil berjalan kearah kasur, kemudian berbaring di atasnya.
Sembari mengademkan diri, aku teringat akan sesuatu benda, benda kesayanganku.
Aku pun bangun dan sibuk mengacak-acak tasku, berusaha menggapai benda
kesayanganku yang ku pastikan tak akan pernah lepas dari genggamanku.
Aku pun mulai panik ketika tak mendapati ponselku.
Oh my god, dimana ponselku? Please, ku harap ini tidak terjadi. Jangan sampai hilang.
Aku terus berusaha mencarinya, di sekeliling tas. Bahkan aku sudah mengeluarkan
seluruh isi yang sekarang isinya sudah berhamburan di atas kasur. Dan aku baru
menyadari, betapa bodohnya aku. Aku bahkan baru saja menyadari kalau aku mulai
bodoh. Bagaimana bisa, ponsel yang sedarinya berada di genggamanku, tetapi aku tak
menyadarinya.
“*Pabo pabo pabo! Aku benar-benar payah”. Ucap ku dalam hati sambil memukul
kepala ku dengan kepalan tangan.
“Ah sudah sudah, jangan sampai yang lainnya tau kalau sekarang gue mulai pabo.
Tarik nafas dalam-dalam Ris, terus hembusin perlahan. Huuh….. Haaah….
Dikira mau lahiran apa. Kok perasaan makin pabo aja sih gue. Udah udah lupain yang
tadi. tenangin diri Ris biar lo gak pabo lagi, okay,” komentarku sendirian.
*pabo dalam bahasa Korea berarti bodoh
~ 12 ~
Aku mulai merebahkan badanku di atas kasur, lagi. Tak lupa sambil mengecek
beberapa pesan yang belum ku baca. Ah ternyata dari operator aplikasi itu sendiri, benar-
benar mengecewakan sekali. Aku pun menghapus beberapa pesan yang tak penting dari
Line, kemudian berganti ke Whatsapp, dan terakhir BBM. Yaa bisa dikatakan aku
maniak nya social media, tapi itulah ngenesnya, jarang sekali pesan penting masuk,
apalagi dari doi. Mustahil sekali yaa teman-teman. Hanya pesan dari operator lah yang
menemaniku setiap hari. Benar-benar jones detected.
Sebenarnya aku menyadari dengan julukan yang diberi teman-teman kepadaku,
yaitu “jones”. Ya mau gimana, dari TK aku memang ga pernah pacaran, bahkan dari
lahir, haha. Tapi aku pura-pura ga terima aja di depan mereka, dari pada ketahuan benar-
benar jones detected, kan bikin malu seangkatan. Kalo udah bener-bener capek ngadepin
mereka, baru nyerah deh. Iyain aja sambil ngangguk-ngangguk dengan mimik muka ga
enak gitu biar mereka seneng.
Selesai dari tugas ku sehari-hari ini, aku menekan aplikasi dengan nama twitter
yang ku unduh di ponsel ku. Menurutku, aplikasi ini wajib di download karena aplikasi
nya mencakup seluruh dunia. Yang lain juga sih tapi ini seru. Kita bisa tau informasi
idola kita sedang melakukan apa, dimana, dan gimana keadaannya lewat si twitter ini.
Benar-benar burung biru kecil yang bermanfaat deh yaa.
Aku terus menge-scroll timeline, melihat informasi tentang EXO, boyband asal
Korea Selatan favorite ku. Woahh! Ternyata mereka baru saja selesai tampil di Dream
Concert, acara yang termasuk megah di Korea Selatan. Lihat saja, mereka benar-benar
ganteng dan keren sekali! Makin cinta deh sama EXO. Entah kenapa setiap melihat EXO
hatiku selalu dag-dig-dug serrr, habis mereka idaman bangettt.
~ 13 ~
Ngeliat drama terbaru mereka judul nya ‘EXO Next Door’, dengan Moon
Gayoung, aktris SM C&C yang ikut berperan penting di dalamnya pun sempat membuat
ku meneteskan air mata saking kesal dan cemburu nya melihat mereka melakukan adegan
yang romantis. How lucky you are, *eonni.
Pas lagi asik-asiknya nge-scroll timeline, eh tiba-tiba ada pesan masuk, yang
datangnya dari Line. Ternyata itu dari Billy, teman laki-laki yang sekelas denganku.
“hey Ris, lagi dimana? Jalan yuk, mumpung hari sabtu nih, bosen gua di rumah
mulu.” Pesannya lewat Line.
Aku pun membalas pesannya dengan cepat, karena sejujurnya aku juga bosan di
rumah dan tak tahu apa yang harus aku lakukan setelah ini. “oh hay Bil, long time no see,
nde? Haha lo ngajak gue jalan? Tumben bener dah. Boleh deh boleh, lo jemput kan? Jam
berapa? Biar gue bisa siap-siap, ntar lo ngomel-ngomel lagi kalo gue ngaret.” Balasku
penuh tanya, panjaaaang bangettt. Mungkin akan membuat mata Billy panas melihatnya,
haha.
Tak lama kemudian ada pesan masuk dari Billy lagi.
“apanya yang long time no see, kita kan ketemu tiap hari di kelas. Pea bener lu,
dih. Terus gua ga boleh ngajak lu jalan? Yaudah gua ngajak yang lain ajedah. Yaelah
banyak amat pertanyaan lu, panas woyy panas mata liatnya! Iya gua jemput. Sekarang!!!”
Kami pun terus-terusan balas Line, entah kapan selesainya. “wkwk kan ceritanya
udah lama ga ketemu Bil, biar gaul dikit. Yeh elo mah gitu doang ngambek yeu, ga asik
ih. Hahaha panas? Ntar gue kasih es krim dah itu mata. Buset sekarang buk? Kurang
cepat woyy gile lo, gue brb dulu deh kalo gitu.”
*eonni dalam bahasa Korea berarti sebutan untuk perempuan yang memanggil perempuan yang
lebih tua darinya
~ 14 ~
“sok-sokan gaul lu, keliatan banget ga gaul kan. Saha teh yang ngambek? *emot
flat* bener ya kasih es krim, rasa blueberry kalo bisa! Iyee buruan, yang harum yee gua
tunggu lu di kapolsek. Sukurin.”
15 menit kemudian aku kembali masuk kamar, memilih pakaian yang pas untuk
kencan malam ini. Anggap saja kencan yaa, ketahuan banget nih jones detected-nya
wkwk. Hampir saja lupa, aku pun mengecek pesan yang masuk di ponselku.
“woyy buruan turun, gua udah di depan rumah lu nih. Capek gua udah kayak
satpam rumah lu tau ga.”
“gue emang gaul, lo nya aja yang suka irian sama gue kan haha. Elo lah yang
ngambek siapa lagi. Iya ntar gue traktir es krim seribuan dah tenang aje lo. Kok di
kapolsek sih? Lo mau ngejebak gue dengan modusin ngajak malming gitu ye? Udah
harum ini udaah, sabar gue mau turun nih.”
Aku pun bersiap-siap kemudian turun, berpamitan dengan ibuku dengan
mengatakan akan pergi kencan dengan seorang pangeran dari negeri seberang, hahaha.
“nah ini dia princess kita, princess empang yang ngaretnya ga nahan. Lama amat
lu, abis ngapain? Buang air? Lamat amat perasaan. Capek gua nih nungguin elu, ntar pas
nyampe pijitin gua ye gamau tau!”
“busetdah elo gitu amat, gue abis mandi tadi, kan gue mandi 15 menit wkwk. Mau
kemana sih emang? Sampe pijit-pijit segala,” balasku sambil menaiki motornya.
“lama amat lu mandi Ris. Mau ke hati Taeyeon *nunna nih Ris, wkwk. Eh btw
kok lu berat amat sih Ris? Untung ban motor gua kuat nahan elu.”
*nunna dalam bahasa Korea berarti sebutan untuk laki-laki yang memanggil perempuan yang
lebih tua darinya
~ 15 ~
Aku mengepalkan tangan, lalu memukul kepalanya, tenang pelan kok pelan. “ish
elo mah, gue ringan ini, kan langsing. Mata lo aja yang katarak. Cantikan juga gue dari
pada Taeyeon eonni. Udah buruan jalan, ga nyampe-nyampe ntar,” pintaku tak sabaran
mendengar ledekannya yang akan semakin menjadi apabila diteruskan.
“aduh sakit Risss,” ringisnya kesakitan sambil memegang kepala menggunakan
kedua tangannya. “Iya iya, iyain aja biar elu seneng sekali-kali. Kan dapat pahala gua.”
Billy mulai menghidupkan motor, lalu menarik gas nya dan kemudian berhembus
pergi menyusuri jalan raya.
“eh Bill, kita mau kemana sih?,” tanyaku penasaran, ga sabaran.
“ah diem aja lu, liat aja nanti. Ga sabaran banget lu.”
“iyadeh iya.”
Aku hanya bisa duduk diam di atas motor, sambil melihat pemandangan yang ada.
Pemandangan macam apa ini, benar-benar menyesakkan mata. Aku hanya bisa menatap
sekitar dengan pandangan yang flat banget.
18 menit berlalu, akhirnya sampai juga ketujuan. Benar-benar gempor ini bokong,
eh tau nya ke festival. Ku kira mau ke mall atau kemana gitu, tempat yang bisa buat Billy
neraktir habis-habisan.
aku pun segera turun dari atas motor dengan muka yang sama seperti tadi, yak!
Flat abisss gilak. To be honest, aku paling ga bisa mendengar sesuatu yang tidak boleh ku
ketahui, alias surprise, termasuk rahasia lah.
“woy gitu amat muka lu, kenapa sih?,” Billy benar-benar kebingungan dengan raut
wajahku.
“engga gapapa, gue strong as always.”
~ 16 ~
“dih kenapa malah nyambung ke strong segala, udah kayak Agung Hercules lu tau
gak. Jijik gua idih.”
“biasa aja kali,” jawab ku datar, lalu memalingkan muka kea rah lain.
“senyum dong senyuuum, dikit aja plis! Demi seorang pangeran.”
“pangeran? Jooyung kali ah pangeran yang ada di hati gue.”
“loh terus gua mau dikemanain bro? lu tinggalin gua gitu aja? Wah PHP dong lu,
ga nyangka nih gua.”
“jijik gue jijik, sejak kapan kita couple-an? ngarep banget deh lo.”
“iya iyain aja demi queen.” Kemudian Billy merangkul bahuku, seperti seorang
anak laki-laki yang sedang merangkul sahabat laki-laki nya.
Kami pun berjalan beriringan, sambil melihat keramain yang ada. Benar-benar
ramai sekali malam ini. Tak sadar dengan apa yang telah Billy lakukan, ternyata ia
membawa ku menuju jalan dimana penuh dengan orang-orang yang tengah melihat
kembang api, hwaaa cantik banget! Aku pun menatap beberapa kembang api yang tengah
mekar di langit hitam dengan mata berbinar-binar, takjup dengan keindahannya.
Ketika sedang asik nya melihat kembang api, tiba-tiba telapak tangan seseorang
menghalangi pandanganku, benar-benar menggangguku.
“woy Ris, gitu amat liatnya. Cem ga pernah liat kembang api aja, dasar MKKB lu,
heran gua.”
Aku pun menyingkirkan tangannya yang menghalangi ku, tapi dia malah menepuk
jidatku menggunakan telapak tangannya. Huft.
“aduuh tangan lo nyemak tau ga? Ganggu orang lagi enak-enakan aja.”
~ 17 ~
“yeeh abis elu cem anak-anak bat, liat kembang api aja segitunya, hahahah ngakak
gua liat ekspresi lu Ris.”
“biasa aja biasa aja woyy,” balasku dengan muka datar, lagi. “udah yuk pulang,
bete gue pen tidur cepet jadinya.”
“ah lu gitu aja pake ngambek segala Ris. Eh ris kesitu bentar yuu……..,” belum
selesai Billy bicara, tiba-tiba Risti meninggalkan nya sendirian, tak menghiraukan
ucapannya. Otomatis billy langsung menyusulku dari belakang, lalu berhenti sambil
merangkul bahuku, “Ris jangan ngambek dong, ga enak liatnya. Ntar lu makin jelek kalo
gitu mulu. Astaghfirullah salah ucap Ris, maksudnya ntar cantik lu ilang kalo ngambek
mulu.”
Aku hanya membalas singkat bujukannya, “bodooo, ga peduli gue, yang penting
punya muka.”
“yeh jangan gitu, gua traktir es krim kesukaan lu mau? Plus permen kapas dah.”
Raut wajahku langsung berubah setelah mendengar ucapannya. “bener yaa bener? Awas
lo bohong.”
“iya iya, sejak kapan prince bohong sama princess nya? Ga mungkin kan Ris,
hahaha.”
“gembel mulu lo, heran princess,” ledekku sambil mencubit perutnya, yang
membuat Billy meringis kesakitan.
“aduuh sakit Ris, cubitan lu pedes banget sumpeh.” Billy hanya bisa mengerang
kesakitan sambil memegangi perutnya. “btw apa tadi lu bilang? Gembel? Gombal woyy
yang bener. Kan pea kan, heran lagi dah gua Ris ngeliat elu.”
Selama perjalan menuju kios, kami hanya berbincang-bincang tak jelas, saling
meledek satu sama lain.
~ 18 ~
Sambil menodongkan segelas es krim dan setangkai permen kapas, “woy Ris
melamun aja lu, mikirin apa sih? Nih es krim sama permen kapas favorite lu,” tegurnya
yang membuat lamunan ku buyar.
“ebuset lo ganggu aja, ga ada apa-apa kok. Makasih ya Bill,” balasku tersenyum,
sambil mengambil es krim serta permen kapas yang diberikannya padaku. “udah yuk
pulang, gue habisin di jalan aja. Sisanya ntar di rumah,” tambahku.
“haelah berdebu dong yang. Buuk boleh minta kantong satu ga?,” tanya nya polos
pada ibu penjaga kios. “makasih ya buk.”
“apa lo bilang? Yang?! Ngarep lo woyy.”
Billy pun memberikan sebuah kantong plastik kecil berwarna merah muda itu
kepadaku, “bawel amat lu Ris, berharap sedikit kaga ngapa kali. Nih masukin ke kantong,
biar tetep steril. Ntar lu sakit, terus ga masuk sekolah lagi hari senin gegara makanan.
Yang ada gua merasa bersalah sama lu.”
Aku hanya bisa mengangguk dan menuruti semua ucapannya, yang membuat ku
diam tercengang, baru menyadari betapa pedulinya anak laki-laki ini padaku. Apakah dia
memiliki perasaan kepadaku? Apakah dia suka padaku? Aaaaa aku benar-benar bingung
dengan apa yang ada di benakku sekarang.
Tak terasa sudah hampir jam 10 malam, kami pun berencana untuk pulang, karena
sudah terlalu malam untuk melanjutkan perjalanan keliling festival dan mata ini pun
sebenarnya sudah sisa 5 watt. Sampai rumah pun mungkin kami akan kena sedikit
omelan, untukku sih tidak sedikit, mungkin banyak dan itu cukup panas di telingaku.
Billy pun mengantarku pulang, kembali ke rumah.
“Bil thanks loh ya jalan-jalannya, baik amat lo traktirin gue lagi,” ucapku setelah
turun dari motornya, lalu berdiri dengan benar.
~ 19 ~
“iya, wif my pleasure my queen, terima kasih kembali sudah menemani malam ini
dan membuatku tersenyum, walaupun sedikit suram haha, ga kok canda doang. Ohiya ini
es krim sama permen kapas lu, ntar nyampe rumah terus lu ayan cuma gegara ini kan
berabe ntar,” ejeknya, lagi.
“ih ga gitu juga kali Bil, alay amat lo. Udah ya gue masuk dulu, ntar kena ceramah
nyokap gue mau nanggung lo?.”
“eh engga deh Ris makasih banyak, denger ceramah bokap gua aja udah bahagia
bener apalagi denger ceramah nyokap lu Ris haha udah sana masuk lu.”
“haha makanya cobain dulu Bil. Gue masuk dulu yaa sampai jumpa hari senin Bil,
hati-hati di jalan,” aku pun melambaikan tangan kananku ke arahnya, dengan tangan kiri
yang sedang memegang kantong plastik berisikan jajanan. “jangan lupa balas chat gua ya
Ris.”
Aku hanya mengangguk lembut sambil tersenyum simpul kearahnya,
menunggunya pergi berlalu bersama motor kesayangannya sampai sudah tak terlihat lagi.
Aku pun memasuki rumahku dengan kaki sedikit meninjit sambil celingak-celingukkan,
takut ketahuan oleh kakakku, apalagi ibuku. “Uh ternyata mereka sudah tidur, aman nih,”
ucapku dalam hati.
Aku bergegas masuk ke kamar, mengganti pakaian, lalu berbaring di atas kasur,
menunggu chat yang dijanjikan oleh Billy tadi. Karena mataku sudah tak tahan lagi,
akhirnya aku duluan yang mulai mengirim pesan untuknya, “Bill, tidur duluan yaa. Maaf
ga bisa balas chat lo, gue ngantuk banget sumpah. Good night yo Bill, jangan lupa
mimpiin gue lo, wkwk *emot melambaikan tangan**emot senyum*,” tulisku singkat
pada pesan tersebut. Aku pun menarik selimut ku lalu menyiapkan ancang-ancang untuk
tidur, tak lupa berdoa terlebih dahulu seperti biasanya, dan aku pun tertidur pulas.
~ 20 ~
Part 3
2 hari setelah kejadian itu, yap! Hari senin pun kembali terulang. Kegiatan pagi
hari ini ya seperti biasa-biasanya, tidak ada yang menyenangkan. Bangun tidur selalu saja
disiram air oleh ibuku, mau sarapan pun berantem dulu sama cogan, heran. Susah banget
dilewatin, tapi ini lah hidupku, untung udah terbiasa jadi ga usah diambil pusing banget
dah.
Seketika terdengar suara yang memanggil-manggil nama ku dengan lembut,
saking lembutnya sampai membuat ku enek mendengarnya, sok lembut itu mah namanya.
Dari suaranya, seperti suara anak laki-laki.
“Risti…… Risti……”
Selang beberapa menit kemudian, “Risti…… Risti……”
Karena penasaran pun aku mengintipnya dari jendela. Dan tebak saja siapa yang
mengeluarkan suara dengan sok imutnya itu? Readers pasti sudah tau siapa dia, haha.
Aku pun membuka pintu, dan berjalan keluar rumah dengan lambat.
“woy Ris lama amat lu gua panggil. Kemaren pea, masa iya sekarang budek sih?
Haelah ngenes bat hidup lu Ris,” lagi-lagi dia meledekku.
“ga lucu lo Bil. Ngapain lu kesini? Kalo mau pergi sekolah pergi aja, ga usah pake
ke rumah gue dulu.”
“siapa juga yang ngelawak Ris. Gua kan mau jemput lu, ga boleh nih? Gitu aja
bete lu Ris, cepet tua lu ntar. Gua ga mau liat lu kayak begono,” bujuknya.
“iya dah iya maaf. Terus gue pergi bareng lu nih?.”
~ 21 ~
“iyalah pea. Udah buruan cepet beres-beres, ntar kita telat lagi. Upacara nih Ris
inget.”
“iye iye, ganteng-ganteng bawel lo,” sambil meledeknya, aku pun bergegas
masuk, mengambil tasku lalu pergi ke sekolah bersama Billy hari ini. Tumben sekali. Tak
lupa berpamitan terlebih dahulu sebelum pergi.
Pagi hari ini pun dimulai, aku dan Billy semakin hari semakin dekat saja. Apakah
ini yang dinamakan CINLOK? Ah tidak mungkin, pikirku. Lewati saja hari-hari ini, tak
usah ambil pusing Ris, tambahku lagi sambil tersenyum lebar sendirian.
Aku merasakan ada seseorang yang sedang menepuk bahuku pelan, “pagi Ris!! Eh
Risti senyum-senyum sendiri, kenapa lo? Lagi seneng? Jatuh cinta nih pasti? Ciee
hahaha,” sapanya, benar-benar membuyarkanku dari lamunan indah ku, eh ga deh, biasa
aja.
“pagi kembali Jen! Ngangetin aja lo pagi-pagi, balas dendam nih sama gue? Engga
laah gue ga kenapa-kenapa kok, Cuma pengen senyum aja,” balasku, mengelabui.
“kaga Ris haelah gitu amat lo. Haha gue tau kali, pasti ada sesuatu nih, cerita
dongg.”
“ih tau aja lo Jen, ntar deh nunggu waktu yang tepat gue pasti bakalan cerita,
okay?.” Aku pun melanjutkan pembicaraan ketika pak Leo lagi-lagi masuk kelas hari ini.
“eh Jen, bapak lo udah masuk tuh, lanjut belajar dah.”
“enak aja bapak gue, bapak kita bersama kali Ris,” sautnya, tiba-tiba.
“bapak orang ah, bapak gue sibuk kerja Jen. Udah ah udah,” jelasku, meluruskan
masalah.
Kami pun menghentikan perdebatan yang ada, kemudian melanjutkan pelajaran
yang cukup membuatku tak mengerti dengan penjelasannya. Tapi cara ia mengajar cukup
menjadi moodboster di pagi hariku yang suram seperti ini.
~ 22 ~
Kring….. kring….. kring…..
Bel tanda istirahat pun berbunyi, seperti biasa, ketika istirahat kami makan bekal
yang kami bawa bersama. Ya walaupun kami sudah kelas 1 SMA, alias kelas 10, tapi
sifat kami masih saja seperti anak SMP, bahkan SD. Kami semua kompak, kalau satu
orang bawa bekal, yang lain juga harus janji bawa bekal, biar seru. Agar rasa
kekeluargaan makin tercipta, bahkan kami makan di lantai, tepatnya di samping meja
guru, duduk beramai-ramai. Terkadang guru yang lewat di depan kelas, lalu tak sengaja
melihat kami pun bingung dengan apa yang sedang kami perbuat. Rata-rata guru mengira
kami sedang bermain sebuah games, contohnya saja pecah telor, atau pippo pippo, atau
bahkan suit pukul. Haha terlalu banyak games, tapi anggapan semua guru salah. Ketika
guru mendekat, dan apa reaksi mereka? Mereka langsung tercengang, seperti guru-guru
yang berperan di FTV, alay nya ga karuan. Kayak ga pernah liat orang makan aja.
Okay sip.
Skip yaa teman-teman.
Ini ga terlalu penting.
Jadi ga usah di bahas.
Tapi karena aku seorang princess, semua rakyatku wajib tau.
Krik….. krik….. krik…..
……….
Haha tidak kawan, aku hanya bercanda.
[ ditujukan untuk kaum readers setia ]
~ 23 ~
Semua teman-temanku yang sedang makan, otomatis mengeluarkan ponselnya.
Tidak semua sih, hanya sebagian, sebagian makan sambil ngobrol, sebagiannya lagi
makan sambil mainin ponsel, termasuk aku. Sekalipun lagi makan, aku ga boleh
ketinggalan berita tentang bias, alias harus tetap update tentang bias.
Sambil memakan bekalku, aku merogoh kantung di rok ku, lalu menggapai
ponselku. Yak dapat! Langsung ku nyalakan ponselku, kemudian ku unlock. Lihat saja,
wallpaper, kode kunci ponselku, galeri, bahkan semua akun sosial media ku berisi para
idola ku. Aku sangat suka melihat mereka, jadi ku isikan saja semua tentang mereka,
wkwk maklum seorang fans. Ya seperti biasa, pertama kali ku cek semua pesan yang
masuk di ponselku, kemudian beralih ke aplikasi pertama yang paling sering aku
kunjungi, yaitu twitter. Aku terus meng-scroll tl sampai bawah, lalu membuka beberapa
akun yang berisikan update terbaru tentang bias sambil sesekali menyuapkan beberapa
sendok nasi ke mulutku. Oh ternyata nanti sore mereka ada schedule di Music Bank, wah
aku harus nonton nih!, ucapku dalam hati sambil kegirangan, sedikit saja, agar tidak
kelihatan seperti orang gila yang mulutnya penuh nasi sambil loncat-loncat bahagia
dengan I-Phone 6 di tangan kirinya. Benar-benar orang gila, dan tak mungkin ku lakukan
untuk saat ini.
Sudah mulai bosan dengan hal-hal itu, aku pun menekan tulisan berwarna biru
muda, yang bertuliskan trending topic, lalu mengubah lokasi nya dengan lokasi di
Indonesia. Tak lupa aku mengetik “Kpopers” di kolom pencariannya. Sambil menunggu
loading yang cukup lama, karena sinyal 3 cukup susah di sekolahku, aku pun melahap
beberapa sendok nasi lagi, kata ibu badanku harus berisi walaupun bertambah sedikit
saja.
Beberapa menit kemudian, huft akhirnya loading selesai juga, kembali ku scroll
timeline dan ku lihat beberapa akun dengan username serta nickname aktris dan actor dari
Korea Selatan, bahkan ada beberapa akun dengan biasku. Otomatis langsung ku buka
salah satu akun mereka, dan ku lihat isi biografi nya apakah mereka benar aktris dan
~ 24 ~
aktor Korea tersebut atau tidak. Satu hal yang membuatku bingung adalah mengapa
mereka menggunakan Bahasa Indonesia? Oh ternyata, biografi bertuliskan “not the real
Jooyoung.” Berarti ini bukan akun asli mereka dong? Lalu ini? Sebagai seorang kpopers,
aku harus tau apa maksud mereka membuat akun seperti ini, dengan bertulisan akun
aktris juga di biografinya.
Sementara di akun lain, ada yang biografi nya bertuliskan “Irene’s Roleplayer”,
otomatis aku makin bingung melihatnya. Karena sudah penasaran dengan hal ini, ku
tutup bekalku yang isi nya belum habis, lalu pergi duluan menuju bangku tempat
dudukku.
“Ris, lo udahan makannya? Udah habis emang? Tumben cepet,” tanya salah satu
temanku dengan nama Rana.
“iya nih haha, belum habis kok, Cuma lagi ga nafsu doang. Udah kalian lanjutin
aja makannya,” jawabku dari tempat dudukku, lalu melanjutkan kegiatanku, yaitu
mencari apa itu maksud “Roleplayer”. Langsung saja ku cari dengan mengetik kata
“pengertian roleplayer” di mbah google, hanya beberapa detik ketika aku ingin minum,
loading pun selesai dengan sempurna. Tumben banget nih cepet, tau aja orang lagi
penasaran berat, haha, tawaku dalam hati. Ku buka salah satu website yang menjelaskan
apa itu roleplayer.
Website itu mengatakan, bahwa pengertian “Roleplayer” atau yang biasa disingkat
“RP” itu adalah dunia dimana seseorang memparodikan bias/idolanya. Biasanya
roleplayer banyak yang kpop, tapi sekarang sudah banyak yang memparodikan artis
diluar kpop contohnya western, indonesia, jepang, dll. Roleplayer biasanya dimainkan di
media sosial diantaranya facebook, twitter, bbm, whatsapp, line, dll. Bermain roleplayer
sih menurut gue seru emang ya. Kita bisa cari couple atau pacar dan pacaran di timeline
maupun sekedar chat, tapi bukan pacaran beneran melainkan cuma sekedar status
hubungan antara roleplayer aja (misalnya kita nge-charain Krystal f(x), couple kita Kai
EXO). Disini, chara berarti orang yang akan kita perankan. Di dunia roleplayer itu
~ 25 ~
seperti dunia biasa aja cuma kita pake nama artis bukan nama kita. Peraturan di
roleplayer itu kita hanya boleh mengumbar RL (Real Life) kita di DM (Dirrect Massage)
gak boleh secara terang-terangan di timeline. Tentang roleplayer juga ada yang namanya
Transgender. Transgender adalah pertukaran gender. Jadi cewek bisa nge-RPin artis
cowok dan bisa bercouple juga dengan artis cewek, begitupun sebaliknya.
Oh ternyata seperti itu. Akhirnya aku paham, asik juga kayaknya, bisa punya pacar
idola kita walaupun ga asli, tapi anggap saja mereka asli. Aku pun berniat membuat akun
roleplayer pertama ku, bias yang ku pilih adalah *Ulzzang Baek SuMin, karena aku
benar-benar suka dia. Dengan tatapannya yang tajam, serta senyumannya yang manis
membuat ku jatuh cinta padanya. Tapi untuk photoshoot, dia benar-benar jarang sekali
tersenyum, sehingga dia terlihat cool di luar, padahal di dalamnya manis sekali.
Sepulang sekolah, aku langsung membuka laptop ku, dan membuka aplikasi
twitter. Ku buat akun baru dengan mengisikan biodata yang harus diisi. Dan jadilah akun
roleplayer ku, dengan chara Baek SuMin, yaitu Ulzzang kesukaanku. Ku isikan data
Ulzzang tersebut di biografinya, ku sesuaikan avatar, header, serta username dan
nickname sesuai dengan Ulzzang tersebut.
Huh akhirnya aku bisa memiliki seorang pacar, walau tidak benaran setidaknya
bisa membuat ibu, kakak, serta teman-temanku tercengang, haha jahil sekali aku.
*Ulzzang dalam bahasa Korea berarti julukan untuk warga Korea yang memiliki paras cantik di
seluruh Korea, walaupun tanpa make up, dalam artian good looking (enak dilihat).
~ 26 ~
Part 4
aku pun memulai hari-hari baruku di roleplayer world, saling kenal dengan chara
yang lain. Hitung-hitung sekalian nambah temen kpopers, sama nambah followers di
akun sosial media, haha evil banget aku. Jalan satu bulan aku hidup di dunia roleplayer,
ada satu akun dengan chara SeHun EXO, mendekatiku. Setiap hari kami mention-an
maupun *DM-an. Dan ya! Tebak saja, hari ini tepat tanggal 11 Juni 2014, dia
mengungkapkan isi hatinya. Kemudian ia mengirim sebuah gambar dengan sebuket
bunga mawar merah dan sebuah boneka beruang di dalamnya, dengan kata-kata, “can I
be your prince? And you will be my princess, please. I love you to the moon and back,
darling.”
Aku yang awalnya biasa saja, seketika jantung ku berdetak cukup kencang. Ini
benar-benar membuatku deg-degan, karena mungkin saja dial ah cinta pertama ku di
dunia nyata maupun roleplayer.
“yes, I will be your princess and you will be my prince. I love you too.” Balas ku
singkat, agar tidak terlalu kelihatan jones, haha.
Hari-hari berjalan seperti biasanya, sebulan pun telah kami lewati bersama. Kami
akur-akur saja, jarang sekali terjadi perkelahian. Kemudian dia mengirim pesan di DM
ku, dengan isi meminta nomor whatsapp ku. Agar kami semakin dekat, aku pun
memberikan nomorku padanya.
*DM : Direct Message
~ 27 ~
Mulai lah kami bertukar cerita di whatsapp, seputar kehidupan di dunia nyata. Ia
pun menanyakan keberadaanku dimana, berencana ingin bertemu langsung. Dan ternyata
apa? Kita sama-sama tinggal di Depok, dan sama-sama kelas 1 SMA. Aaaa apakah ini
yang dinamakan cinta? Apakah kami berjodoh? Ku harap saja begitu. Pada saat aku
menanyakan ia sekolah dimana, ia pun tidak membalas pesanku lagi, sampai esok hari.
Keesokan harinya, aku benar-benar terkejut, tak menyangka. Tau tidak apa yang
terjadi? Tepat tanggal 11 Agustus 2014, Billy menyatakan perasaannya padaku! Dengan
menggenggam kedua tanganku erat, agar meyakinkanku bahwa cinta nya tulus. Bahkan
dia menyatakannya di depan kelas, di depan teman-teman. Makanya nih berisik banget,
ga liat apa lagi serius-seriusan, romantis lagi nih haha.
“Ris, gua suka sama lu dari awal kita masuk SMA, dan sekarang rasa suka gua ke
elu bertambah, makin sayang malah. Gua pingin lu jadi bagian special dari hidup gua. I
wanna be your prince, can I? and of course, you will be my princess, the special one of
my heart.”
Jantungku lagi-lagi berdetak dengan kencang. Aku diam sejenak, membayangi apa
yang akan terjadi selanjutnya, sekalian mikirin jawaban sih wkwk.
“Ris kapan mau jawab?,” tanya nya memecah keheningan, tak sabaran.
“cie Billy ga sabaran. Buruan jawab Ris, jangan buat dia nunggu,” sahut yang lain.
Sebagian member saran, sebagiannya lagi Cuma bisa cie-ciein. Ga bagus emang teman-
temanku ini.
“ekhem baiklah, I will answer your question. N-n-n……. Yes, you will be my
prince, the prince charming of my life now, Bill.”
“you will be my princess charming tho, Ris. Kayak serial Barbie aja wkwk,”
candanya, lalu mencium tanganku, tanda keseriusannya. “makasih ya Ris. I love you to
the moon and back lah Ris.”
~ 28 ~
Oh my god, lagi-lagi aku tercengang dengan apa yang dia lakukan padaku.
“of course I love you too, Bill. Haha.”
Teman-teman bersorak, mengucapkan kata cie dan tentu saja pada minta peje,
alias pajak jadian. Karena Billy ga tega ngeliat aku ngeluarin duit buat traktirin mereka
semua, akhirnya dia yang turun tangan deh, haha, bener-bener baik banget deh.
Siangnya, ku cek notifikasi ku. Ternyata ada pesan dari whatsapp, ya ku buka saja
siapa tau dari SeHun. Dan akhirnya dia menjawab pertanyaanku yang semalam. “gua
sekolah di SMA 7 Depok yang, lu sekolah dimana?”
Lagi-lagi aku tercengang, kaget. Ternyata dia teman satu sekolah, se-angkatan
malah. Ini luar biasa banget. “loh kok sama? Gue juga sekolah di SMA 7 Depok yang,
kelas X MIA 1,” balasku memperjelas.
“loh kok samaan lagi? Gua juga kelas X MIA 1 yang.”
Wah siapa dia? Aku jadi semakin penasaran. Jangan-jangan dia Ridho? Atau Joni?
Atau jangan-jangan Billy lagi?! Oh my god, kehidupan nyata dan rp ku ternyata dekat
sekali.
“saling tukeran nama real aja yuk, biar saling tau kita siapa. Kenalin yang, nama
gua Billy Putra Pratama dari kelas X MIA 1.”
Aku makin tercengang saja. “nama gua Risti Arimbi dari kelas X MIA 1, salam
kenal Bill.”
“eh ini Risti? Seriusan? Ini elu yang? Ga bohong kan?”
“engga lah ngapain bohong.”
“yang makan di luar yuk, laper gua, pingin melepas rindu juga, sekalian mastiin
ini elu apa bukan. Gua masih ga nyangka masa yang.”
~ 29 ~
“yuk boleh. Gue aja ga nyangka yang apalagi elo wkwk.”
“gua jemput sekarang yang.”
Kita pun ketemuan, makan bareng dan saling jujur satu sama lain.
“gue pake nomor lain yang buat RP,” ucap kami serentak.
Eh? Kok samaan lagi?
“gua tau RP dari twitter yang, elu darimana?.”
“samaan yang, gue juga dari twitter. Tapi kok lo ga ada ngasih tau gue kalo lo
main RP? Supaya bisa saling follow-followan.”
“Yeh kan gua ga tau sayang. Lagian sekarang kan udah follow-followan. Tuh
berarti kita emang jodoh kan yang? Dimana-dimana aja status kita pacaran, gua seneng
banget yang.”
“ga nyangka kan? Gue apalagi yang,” jujurku.
“mulai sekarang kita pacaran beneran maupun RP ya yang?,” tanya nya lagi
memastikan.
Haela ni orang ga percayaan banget sih.
“iya sayang iya, pasti!,” jawabku tegas, biar dia percaya.
“Makasih sayang, makasih banget! Sama-sama tanggal 11 lagi nih, hehe.”
“eh iya ya, keren banget deh.”
Billy hanya mengangguk, kemudian tersenyum, “tetaplah di sampingku sampai
waktu yang kita perlukan untuk bersama habis. Jadilah tempatku untuk selalu berpegang.
Kamu terlalu berharga untuk aku lepas. I love you, Ris. alias SuMinku,” bisiknya
sungguh-sungguh.
~ 30 ~
“ciee so sweet haha. I love you too, Bill. My SeHun-ah!.” Balasku tak kalah serius,
lalu meneteskan air mata bahagia.
Rasanya aku tak bisa berhenti tersenyum dan bersyukur, ternyata jodoh ku di
dunia nyata maupun RP adalah Billy, yaitu SeHun ku. Aku benar-benar tak menyangka
sekaligus senang, cinta pertama ku terjadi begitu mengesankan.
Intinya, aku mencintaimu Bill, Hun.
~ 31 ~