Top Banner
LOG DAN LOG SP
43

Log dan Log SP.ppt

Oct 23, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Log dan Log SP.ppt

LOG DAN LOG SP

Page 2: Log dan Log SP.ppt

Log adalah suatu grafik kedalaman (kadang-kadang waktu) dari satu set kurva yang menunjukkan parameter yang diukur secara berkesinambungan di dalam sebuah sumur (Adi H, 1994), dengan mempergunakan bantuan log dapat diukur secara akurat batas dan ketebalan litologi

Page 3: Log dan Log SP.ppt

Log lapangan (Acquisition logs)Sering ditandai dengan tulisan Field print, dan belum dikoreksi sama sekali

Log transmisiDitandai dengan tulisan Field Transmitted log untuk menunjukkan bahwa log ini bukan turunan dari log lapangan melainkan log yang diikirim dari lokasi melalui jasa satelit atau telepon.

Log yang sudah diprosesMerupakan log yang sudah disunting

Page 4: Log dan Log SP.ppt

1. Kepala logTerletak di bagian atas dari suatu log yang mencantumkan semua informasi yang berhubungan dengan sumur, misal: jenis intrumen yang dipakai, kalibrasi instrumentasi, komentar-komentar mengenai pengukuran, skala kurva dan informasi lain.

2. Kolom logBentuk umum dari log mempunyai lebar dengan ukuran 11” terdiri dari satu kolom kedalaman dan beberapa kolom kurva dimana angka kedalaman membagi sumbu panjang log dengan pembagian skala tertentu. Umumnya terdapat 3 macam kolom kurva yang dikenal sebagai kolom 1, 2 dan 3 dihitung dari kiri ke kanan. Kolom kedalaman memisahkan kolom 1 dan 2. Tiap kolom kurva boleh memuat lebih dari 1 kurva.

Page 5: Log dan Log SP.ppt

3. Skala kedalamanSatuan kedalaman bisa feet atau meter dengan atuan yang digunakan oleh perusahaan yang bersangkutan. Log standar memiliki dua skala kedalaman yang satu digunakan untuk korelasi yang satu lagi digunakan untuk interpretasi yang rinci. Skala korelasi bisa 1:1000 atau 1:500 dan skala rinci 1:200.

Page 6: Log dan Log SP.ppt

4. Kecepatan loggingKecepatan logging terekam pada sisi kiri dan kanan dari log lapangan, berupa garis patah-patah. Satu garis patah terjadi setiap satu menit, panjang garis patah dalam feet atau meter menunjukkan kedalaman logging pada kedalaman itu setiap menit, kalau dikalikan dengan 60 akan memberikan kecepatan dalam feet (atau meter) per jam. Misal panjang garis patah 30 feet maka kecepatan logging pada saat dan dikedalaman itu adalah 30 x 60 = 1800 feet/jam.

Page 7: Log dan Log SP.ppt
Page 8: Log dan Log SP.ppt
Page 9: Log dan Log SP.ppt

Jenis litologi dapat diamati dari berkas lumpur atau pengalaman pengetahuan lokasi. Lapisan-lapisan prospek dapat diidentifikasi dengan log. Dan lapisan-lapisan tidak produktif dapat diabaikan.

Page 10: Log dan Log SP.ppt

A. Lapisan serpih yang tak permeabel (impermeable) sering kali ditunjukkan oleh: Tingginya aktivitas sinar Gamma. Tidak adanya kerak lumpur, lubang bor sering

(tapi tidak selalu) membesar. Pemisahan negatif pada kurva-kurva Mikrolog Pembacaan alat resistivitas dalam hampir

sama dengan resistivity dangkal Pembacaan porositas tampak Netron lebih

tinggi dari densitas

Page 11: Log dan Log SP.ppt

B. Lapisan permeabel dapat ditunjukkan oleh: Rendahnya akvitas sinar Gamma Adanya kerak lumpur Pemisahan positif pada kurva-kurva Mikrolog Porositas sedang hingga tinggi

Page 12: Log dan Log SP.ppt

C. Lapisan yang mengandung hidrokarbon dapat ditunjukkan oleh: Pemisahan yang lebih besar antara alat

resistivitas mikro dan alat resistivitas dalam

D. Gas dapat dibedakan dari minyak oleh: Porositas Netron yang jauh lebih rendah

dari pada porositas densitas

Page 13: Log dan Log SP.ppt

Tahap pertama dalam analisa log adalah mengenal lapisan permeabel dan impermeabel. Log yang digunakan adalah Spontaneous Potential (SP) dan Gamma Ray (GR) yang direkam dalam kolom 1 sebuah log.

Page 14: Log dan Log SP.ppt

Log SP adalah rekaman perbedaan potensial listrik antara elektroda di permukaan yang tetap dengan elektroda yang terdapat di dalam lubang bor yang bergerak naik turun.

Supaya SP dapat berfungsi lubang harus diisi oleh lumpur konduktif karena lumpur konduktif dapat menghantarkan arus listrik antara elektroda alat dengan formasi. Satuannya adalah millivolt.

Page 15: Log dan Log SP.ppt

Kurva SP adalah Rekaman perbeda-an potential antara elektroda yang bergerak di dalam lubang bor denganelektroda di permukaan.

Satuannya : millivolt.

Page 16: Log dan Log SP.ppt

formasi shale, kurva SP ini akan membentuk suatu garis lurus yang disebut dengan Shale Base Line,

sedangkan didepan formasi permeable kurva SP akan memperlihatkan suatu penyimpangan dari shale base line.

Penyimpangan/defleksi positif atau negatif dari shale base line ini terjadi karena adanya perbedaan salinitas antara lumpur dan kandungan fluida dalam batuan

SP tidak dapat dicatat di dalam lubang sumur yang diisi oleh lumpur yang tidak konduktif, karena SP memerlukan media untuk menghantarkan arus listrik.

Page 17: Log dan Log SP.ppt

Penyimpangan SP dapat ke kiri atau ke kanan tergantung kadar garam dari air formasi dan filtrasi lumpur. Di lapisan serpih dimana tidak ada aliran listrik, sehingga potensialnya adalah konstan atau SP-nya rata ini disebut sebagai garis dasar serpih (Shale base line) lihat gambar 7.

Page 18: Log dan Log SP.ppt
Page 19: Log dan Log SP.ppt

Mendekati lapisan permeabel, aliran listrik mulai terjadi yang menyebabkan beda potensial negatif (relatif terhadap serpih). Penurunan kurva SP tidak pernah tajam saat melewati dua lapisan yang berbeda, melainkan selalu mempunyai sudut kemiringan. Jika lapisan permeabel itu cukup tebal maka SP menjadi konstan mendekati nilai maksimumnya SSP (Static SP). Memasuki lapisan serpih lagi, situasi sebaliknya akan terjadi dan beda potensial kembali ke nilai serpih secara teratur.

Page 20: Log dan Log SP.ppt

Kurva SP biasanya tidak mampu dengan tepat memberikan ukuran ketebalan lapisan, karena sifatnya yang “malas” atau “lentur” Perubahan dari posisi garis dasar serpih ke garis permeabel tidak tajam melainkan molor, sehingga garis batas antar lapisan tidak mudah dengan tepat ditentukan. Garis batas tersebut tidak harus setengah dari garis “lentur” nya (gambar 8)

Page 21: Log dan Log SP.ppt
Page 22: Log dan Log SP.ppt

SP digunakan untuk: Identifikasi lapisan-lapisan permeabel. Mencari batas-batas lapisan permeabel

dan korelasi antar sumur berdasarkan batasan lapisan itu.

Menentukan nilai resistivitas air formasi Rw.

Memberikan indikasi kualitatif lapisan serpih.

Page 23: Log dan Log SP.ppt

Penyimpangan SP disebabkan oleh aliran arus listrik di dalam lumpur. Penyebabnya adalah 2 kelompok tenaga elektromotive di dalam formasi yaitu komponen elektrokimia dan elektrokinetik.

Page 24: Log dan Log SP.ppt

Air lumpur bor biasanya bersifat lebih tawar (kurang konsentrasi garamnya - NaCl) dari air formasi. Arus listrik searah akan terjadi karena adanya perbedaan fungsi dari kegaraman tadi. Arah dari arus ini akan mengalir dari yang kegaramannya lebih rendah ke yang lebih tinggi. Kalau kegaraman antara air lumpur dan air formasi sama maka potensialnya nol atau tidak terjadi arus listrik searah (tidak terjadi defleksi pada kurva SP).

Page 25: Log dan Log SP.ppt

1. Membrane Potential Menghasilkan kutub positif. Hal ini

diakibatkan oleh adanya lapisan shale yang apabila ada pergerakan ion akibat adanya perbedaan kegaraman tadi, ia hanya melalukan ion positif (kation, Na+) dan menahan ion negatif (anion Cl-), sehingga terjadi penumpukan ion positif di depan lapisan shale. (gambar 9)

Page 26: Log dan Log SP.ppt
Page 27: Log dan Log SP.ppt

2. Liquid junction potential Menghasilkan kutub negatif. Ini terjadi karena

bertemunya dua konsentrasi air yang berbeda yaitu air lumpur dan air formasi. Ion-ion (positif dan negatif) akan bergerak dari air yang kegaraman lebih tinggi ke yang rendah. Karena ion negatif Cl- pergerakannya lebih cepat dari ion positif (Na+) maka akan terjadi penumpukan ion negatif pada air dengan kegaraman yang lebih rendah atau didepan zona yang permeabel. Besarnya liquid junction kira-kira 1/5 dari besar membrane potential (Gambar 10).

Page 28: Log dan Log SP.ppt
Page 29: Log dan Log SP.ppt

Pada clean formation (tidak shaly) maka besar potential elektrokimia adalah:

Ec = -Kc.log (aw/amf) ………………………….(1)

Ec = Potensial dalam millivolt (mV)aw = aktivitas dari air formasi

amf = aktivitas dari air lumpur

Kc = 0,133 T + 61 (T dalam oF)

Page 30: Log dan Log SP.ppt

Kalau persamaan (1) dirubah dalam bentuk tahanan maka persamaan tersebut menjadi:Ec = - Kc log (Rmfeg/Rweq) …………………..(2)Rmfeg = tahan air lumpurRweq = tahanan air formasi

Page 31: Log dan Log SP.ppt

Tegangan elektrokinetik Ek (juga dikenal sebagai potensial berarus, atau potensial elektrofiltrasi), dihasilkan oleh gerakan dari elektrolit melalui suatu media berpori bukan logam. Besarnya ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah perbedaan tekanan yang menghasilkan aliran, dan resistivitas dari elektrolit.

Page 32: Log dan Log SP.ppt

Suatu gaya gerak listrik elektrokinetik Emc dihasilkan oleh pergerakan filtrasi melalui kerak lumpur, sedangkan tegangan Esh berada di sepanjang lapisan serpih, kontribusi total untuk total SP adalah perbedaan antara keduanya. Keadaan nyata adalah kontribusi bersih dari elektrokinetik umumnya sangat kecil sehingga bisa diabaikan.

Page 33: Log dan Log SP.ppt
Page 34: Log dan Log SP.ppt

SSP adalah harga defleksi maksimum dari kurva SP pada zona air dihitung dari shale base line. Jika lumpur lebih tawar dari air formasi, SP akan menyimpang ke bagian kiri dari garis dasar serpih, sebaliknya air formasi yang lebih tawar dari lumpur, maka SP akan menyimpang ke kanan (SP Positif). Besarnya harga SSP ini berguna untuk menghitung Rw (gambar 11).

Page 35: Log dan Log SP.ppt
Page 36: Log dan Log SP.ppt

Tergantung pada kegaraman dari air lumpur (Rmf) dan air formasi (Rw), apabila Rmf > Rw maka akan menghasilkan defleksi SP negatif atau ke arah kiri, sebaliknya apabila Rmf < Rw maka akan menghasilkan defleksi SP positif atau ke arah kanan, sedang Rmf = Rw maka tidak terjadi defleksi atau lurus (gambar 12). Hal ini berguna untuk mendeteksi air formasi (Rw) apakah bersifat tawar atau asin dengan melihat pola kurva SP ini (gambar 13). Besar defleksi ini tidak bisa menggambarkan besar permeabilitas ataupun porositas secara kuantitatif, tetapi pada formasi yang impermeabel kurvanya akan lurus saja karena tidak akan terjadi percampuran antara Rmf dan Rw (gambar 14).

Page 37: Log dan Log SP.ppt

Pada prinsipnya, defleksi dari kurva SP terjadi karena adanya perbedaan salinitas antara lumpur pemboran dengan kandungan fluida dalam batuan.

Defleksi negatif (kearah kiri dari shale base line) akan terjadi apabila salinitas dari fluida formasi lebih besar dari pada salinitas lumpur

Sebaliknya apabila salinitas fluida formasi lebih kecil dari salinitas lumpur akan terjadi defleksi positif (kearah kanan dari shale base line).

Pada kondisi dimana salinitas fluida formasi sama dengan salinitas lumpur maka defleksi SP akan merupakan garis lurus seperti pada lapisan shale. Demikian halnya pada lapisan yang sangat kompak (tight Zone) defleksi SP juga berupa garis lurus.

Page 38: Log dan Log SP.ppt
Page 39: Log dan Log SP.ppt
Page 40: Log dan Log SP.ppt
Page 41: Log dan Log SP.ppt

Dalam formasi yang sangat resistif, arus SP dapat meninggalkan atau masuk ke dalam lubang bor pada lapisan permeabel atau serpih. Kurva SP akan menunjukkan suatu rangkaian dari bagian yang lurus dengan perubahan sudut pada setiap interval permeabel dan lapisan serpih. Batasan dari lapisan permeabel tidak dapat dicari dengan tepat oleh penggunaan SP dalam formasi dengan resistivitas yang tinggi (gambar 15)

Page 42: Log dan Log SP.ppt
Page 43: Log dan Log SP.ppt