Page 1
i
LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA
MATERI TEORI-TEORI MASUKNYA AGAMA ISLAM DI NUSANTARA
UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN LITERASI
SISWA KELAS X IPS 1 SMA PANGUDI LUHUR ST. LOUIS IX SEDAYU
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh:
ALEXIA DEA ARIYANTI
151314012
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 2
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 3
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 4
iv
PERSEMBAHAN
Dengan penuh ucapan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, skripsi ini
saya persembahkan kepada:
1. Kedua orang tuaku, Bapak Alexander Semi dan Ibu Margareta Dwi Retno
Wulandari dan juga adikku Marcellino Bramasta yang selalu mendoakan,
memberi dukungan serta semangat dan motivasi.
2. Dosen Pembimbing Bapak Hendra Kurniawan, M. Pd. Dan Ibu Dra. Theresia
Sumini, M. Pd. yang selalu membimbing, memberi semangat, dan memotivasi
penulis.
3. Keluarga besar Kost Brojowikalpo yang selalu memberi semangat dan
dukungan.
4. Sahabat-sahabatku tersayang Fransisca Fina, Maria Dwi Ariasari, Fenita
Situmorang, dan Andriyani Simarmata yang selalu memberi semangat dan
mendampingi dalam proses mengerjakan skripsi.
5. Semua yang mendukung dalam proses pembuatan skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 5
v
MOTTO
“Manusia hanya bisa berusaha. Selebihnya Tuhan yang akan menentukan. God is
Good.”
(Kevin Sanjaya Sukamuljo)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 6
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 7
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 8
viii
ABSTRAK
LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA
MATERI TEORI-TEORI MASUKNYA AGAMA ISLAM DI NUSANTARA
UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN LITERASI
SISWA KELAS X IPS 1 SMA PANGUDI LUHUR ST. LOUIS IX SEDAYU
Alexia Dea Ariyanti
151314012
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Hypothetical Learning
Trajecteory (HLT) sejarah pada materi teori-teori masuknya agama Islam di
Nusantara yang dapat membantu siswa kelas X IPS SMA Pangudi Luhur St.
Louis IX Sedayu mengembangkan keterampilan literasi.
Penelitian ini menggunakan design research atau penelitian desain yang
berorientasi untuk pengembangan pembelajaran (development studies). Subjek
dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPS 1 SMA Pangudi Luhur Sedayu.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes, kuesioner,
wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah
kualitatif deskriptif yang meliputi tes awal, siklus 1, siklus 2, tes akhir, dan
reliabilitas.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa HLT sejarah pada materi teori-teori
masuknya agama Islam di Nusantara dapan membantu siswa kelas XIPS 1 SMA
Pangudi Luhur Sedayu mengembangkan keterampilan literasi dengan langkah
sebagai berikut: (1) persiapan desain pembelajaran berupa RPP, (2) percobaan
desain pembelajaran dilakukan dengan baik sesuai dengan desain yang dirancang,
(3) analisis restrospektif dilakukan dengan menganalisis video proses
pembelajaran, wawancara siswa, dan analisis hasil kerja siswa (kognitif, afektif,
dan psikomotorik). Berdasarkan analisis tersebut dihasilkan Local Instruction
Theory (LIT) yaitu pembelajaran sejarah berbasis literasi pada materi teori-teori
masuknya agama Islam di Nusantara mampu mengembangkan keterampilan
literasi siswa meliputi kegiatan membaca, menulis, menyimak, dan berbicara di
kelas XI IPS 1 SMA Pangudi Luhur.
Kata Kunci: Keterampilan Literasi, Pembelajaran Sejarah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 9
ix
ABSTRACT
LOCAL INSTRUCTION THEORY OF HISTORY LEARNING IN THE
MATERIAL THEORIES OF THE ENTRY OF ISLAMIC RELIGION IN
THE ARCHIPELAGO TO DEVELOP LITERATION SKILLS OF CLASS
X IPS 1 AT SMA PANGUDILUHUR ST. LOUIS IX SEDAYU
Alexia Dea Ariyanti
151314012
This research aims to describe the Hypothetical Learning Trajectory (HLT),
the history of the material theories of the entry of Islamic religion in the
archipelago which can help students of class X IPS 1 at SMA Pangudi Luhur St.
Sedayu Louis IX developed literacy skills.
This research uses design research that is oriented to learning development
(development studies). The subjects in this research are students of class X IPS 1
at SMA Pangudi LuhurSedayu. Data collection techniques used in this research
are observations, tests, questionnaires, interviews, and documentation. The data
analysis technique of this research uses the qualitative description covering initial
test, cycle 1, cycle 2, final test, and reliability.
Based on the analysis, the results show that (HLT), the history of the
material theories of the entry of Islamic religion in the archipelago which can help
students of class X IPS 1 at SMA Pangudi Luhur St. Sedayu Louis IX developed
literacy skills as: (1) the preparation of learning design in the form of lesson plan
(RPP), (2)learning design experiments carried out with the design that has been
designed, (3) a retrospective analysis carried out by analyzing the video of the
learning process, interviewing students, and analyzing the work of students
(cognitive, affective, and psychomotor). Based on the analysis, Local Instruction
Theory (LIT) is learning history literacy based the material theories of the entry of
Islamic religion in the archipelago capable of developing stydents literacy skills in
reading, writing, listening, and speaking of class XI IPS 1 at SMA Pangudi Luhur.
Keywords: Literacy Skills, Learning History
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 10
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang
berjudul “Local Instruction Theory Pembelajaran Sejarah Materi Teori-Teori
Masuknya Agama Islam di Nusantara untuk Mengembangkan Keterampilan
Literasi pada Siswa Kelas X IPS 1 SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu”
dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar sarjana
pendidikan.Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan beberapa pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pengetahuan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Ig. Bondan Suratno, S. Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universutas
Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Ibu Dra. Theresia Sumini, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing II yang senantiasa memberi
perhatian, arahan, semangat, kesabaran, dan motivasi kepada penulis selama
penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Hendra Kurniawan, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik
(DPA) dan Dosen Pembimbing I yang senantiasa memberi perhatian, arahan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 11
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 12
xii
DAFTAR ISI
Hlm
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. iv
HALAMAN MOTTO .................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ..................................
vii
ABSTRAK .................................................................................................... viii
ABSTRACT .................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR .................................................................................. x
DAFTAR ISI ................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 8
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 8
D. Batasan Masalah ........................................................................... 9
E. Manfaat Penelitian ....................................................................... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ....................................................................... 11
A. Kajian Teori ................................................................................. 11
1. Pembelajaran Sejarah ............................................................ 11
2. Desain Pembelajaran ............................................................. 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 13
xiii
3. Literasi .................................................................................. 22
4. Teori-teori Masuknya Agama Islam ke Nusantara ............... 37
B. Penelitian yang Relevan ............................................................... 44
C. Kerangka Pikir ............................................................................. 46
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 49
A. Jenis Penelitian ............................................................................. 49
B. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 50
C. Subjek dan Objek Penelitian ........................................................ 51
D. Prosedur Penelitian ....................................................................... 51
E. Hypothetical Learning Trajectory ................................................ 54
F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 56
G. Instrumen Pengumpulan Data ...................................................... 58
H. Validasi Data ................................................................................ 61
I. Teknik Analisis Data .................................................................... 63
J. Sistematika Penulisan ................................................................... 65
BAB IV HASIL PENELITIAN.................................................................... 67
A. Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................ 67
1. Persiapan Desain ................................................................... 67
2. Percobaan Desain .................................................................. 85
3. Analisis Restrospektif ........................................................... 104
B. Pembahasan .................................................................................. 115
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 135
A. Kesimpulan .................................................................................. 136
B. Saran ............................................................................................. 137
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 139
LAMPIRAN .................................................................................................. 144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 14
xiv
DAFTAR TABEL
Hlm
Tabel 1. Pihak Pelaksanaan Komponen Literasi ............................................ 28
Tabel 2. Tahap 3 GLS (Tahap Pembelajaran) ............................................... 32
Tabel 3. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ......................................................... 50
Tabel 4. Kisi-kisi Wawancara Guru dan Peserta Didik ................................. 59
Tabel 5. Data Nilai Aspek Kognitif Peserta Didik Pembelajaran Sejarah
Indonesia pada Materi Teori-teori Masuknya Agama Islam ke Nusantara ...
76
Tabel 6. Data Perkembangan Keterampilan Literasi ..................................... 77
Tabel 7. Data Nilai Aspek Kognitif Peserta Didik Pembelajaran Sejarah
Indonesia pada Materi Teori-teori Masuknya Agama Islam ke Nusantara....
108
Tabel 8. Data Perkembangan Keterampilan Literasi ..................................... 110
Tabel 9. Kriteria Penilaian Keterampilan Peserta Didik ................................ 111
Tabel 10. Data Nilai Aspek Psikomotorik dalam Penugasan Diskusi
Kelompok .......................................................................................................
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 15
xv
DAFTAR GAMBAR
Hlm
Gambar I. Kerangka Pikir .......................................................................... 48
Gambar II. Model Design Research oleh Gravemeijer dan Cobb............... 54
Gambar III. Diagram Hasil Perkembangan Keterampilan Literasi Peserta
Didik ..............................................................................................................
78
Gambar IV. Diagram Hasil Perkembangan Keterampilan Literasi Peserta
Didik ..............................................................................................................
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 16
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Hlm
Lampiran 1. Silabus ....................................................................................... 144
Lampiran 2. Desain Awal Berupa RPP .......................................................... 145
Lampiran 3. Desain Akhir Berupa RPP ......................................................... 161
Lampiran 4. Kisi-kisi Soal Observasi ............................................................ 182
Lampiran 5. Kisi-kisi Soal Tes Akhir ............................................................ 183
Lampiran 6. Instrumen Observasi Aktivitas Guru di Kelas ........................... 184
Lampiran 7. Instrumen Observasi Aktivitas Siswa di Kelas ......................... 186
Lampiran 8. Kisi-kisi Keterampilan Literasi untuk Observasi ...................... 187
Lampiran 9. Instrumen Kuesioner Keterampilan Literasi untuk Observasi 188
Lampiran 10. Kisi-kisi Keterampilan Literasi Akhir ..................................... 190
Lampiran 11. Instrumen Kuesioner Keterampilan Literasi Akhir ................. 191
Lampiran 12. Catatan Lapangan 1 Nama Narasumber .................................. 193
Lampiran 13. Catatan Lapangan 2 ................................................................. 194
Lampiran 14. Catatan Lapangan 3 ................................................................. 196
Lampiran 15. Catatan Lapangan 4 ................................................................. 198
Lampiran 16. Catatan Lapangan 5 ................................................................. 200
Lampiran 17. Catatan Lapangan 6 ................................................................. 202
Lampiran 18. Catatan Lapangan 7 ................................................................. 204
Lampiran 19. Catatan Lapangan 8 ................................................................. 206
Lampiran 20. Catatan Lapangan 9 ................................................................. 208
Lampiran 21. Catatan Lapangan 10 ............................................................... 210
Lampiran 22. Catatan Lapangan 11 ............................................................... 212
Lampiran 23. Catatan Lapangan 12 ............................................................... 214
Lampiran 24. Hasil Produk Literasi ............................................................... 218
Lampiran 25. Dokumentasi Penelitian ........................................................... 224
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 17
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan merupakan proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.1 Pendidikan
dipandang sebagai sarana untuk mengasah keterampilan dan membentuk
kepribadian. Selain itu pendidikan mempunyai peranan penting dalam menjamin
perkembangan dan kelangsungan bangsa. Berdasarkan Undang-Undang Nomor
20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab I pasal 1,
merumuskan bahwa:2
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mengwujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Pendidikan hendaknya berkualitas dengan menerapkan pembelajaran yang
efektif dan efisien dengan melibatkan semua komponen-komponen pendidikan,
seperti mencakup tujuan pengajaran, guru, dan peserta didik, bahan pelajaran,
strategi, atau metode, belajar mengajar, alat dan sumber pelajaran serta evaluasi.
Komponen-komponen tersebut dilibatkan secara langsung tanpa menonjolkan
salah satu komponen saja, akan tetapi komponen tersebut diberdayakan secara
1 Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima, Aplikasi luring resmi Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2http://referensi.elsam.or.id/2014/11/uu-nomor-20-tahun-2003-tentang-sistem-pendidikan-
nasional/. Diakses pada tanggal 26 Februari 2019, pukul 14.05.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 18
2
bersama-sama. Hal ini diharapkan agar pendidikan menjadi bermutu dan berdaya
saing tinggi dalam kehidupan global.
Di Indonesia, pemerintah memiliki peran dalam mencari solusi untuk
memperbaiki sistem pendidikan. Solusi ini diharapkan mampu mengurangi
permasalahan-permasalahan di dunia pendidikan. Permasalahan yang paling
menonjol dalam pendidikan di Indonesia adalah minat membaca peserta didik
sangat rendah. Padahal membaca sudah menjadi kebiasaan bagi masyarakat di
peradaban modern ini. Yogyakarta merupakan kota yang terkenal dengan dunia
pendidikan sehingga mendapat julukan sebagai kota pelajar.3 Namun hal ini tidak
membuat masyarakat Yogyakarta memiliki minat membaca yang tinggi. Terbukti
dengan hasil survei yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2016,
Yogyakarta menempati peringkat ke-4. Sebelumnya pada tahun 2014 menduduki
peringkat pertama.4 Dengan ini membuktikan bahwa peserta didik di Yogyakarta
memiliki minat membaca yang rendah.
Banyak faktor yang memengaruhi peserta didik enggan untuk membaca
buku. Faktor pertama adalah perkembangan teknologi yang pesat. Salah satunya
perkembangan gawai. Gawai pada zaman sekarang bersifat multifungsi, dapat
untuk menonton film, memotret, merekam, bermain games, dan media sosial
sebagai sarana hiburan. Dengan perkembangan teknologi tersebut membuat
peserta didik cenderung memilih bermain gawai daripada membaca buku. Faktor
kedua, akses ke fasilitas pendidikan belum merata dan minimnya kualitas sarana
3Sri Rumani, ―Predikat Yogyakarta Sebagai Kota Pendidikan‖, diakses dari
https://www.kompasiana.com/srirumani/5ae8ea3fdd0fa802611a8862/yogyakartakotapendidikan,
pada tanggal 26 Februari 2019 pukul 15.30 WIB. 4http://jogja.tribunnews.com/2014/12/21/minat-baca-warga-diy-masih-rendah. Diakses tanggal 26
Februari 2019 pukul 15.45 WIB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 19
3
pendidikan. Sudah menjadi fakta bahwa kita masih melihat banyak anak yang
putus sekolah, sarana pendidikan yang tidak mendukung kegiatan belajar
mengajar, dan panjangnya rantai birokrasi dalam dunia pendidikan. Hal inilah
yang secara tidak langsung menghambat perkembangan kualitas literasi di
Indonesia. Terakhir adalah masih kurangnya produksi buku di Indonesia sebagai
dampak dari belum berkembangnya penerbit di daerah, bagi produsen buku dirasa
belum adil, dan wajib pajak bagi penulis yang mendapatkan royalti rendah
sehingga memadamkan motivasi mereka untuk melahirkan buku berkualitas.
Dengan berbagai faktor yang memengaruhi penurunan minat baca membuat
wawasan dan pengetahuan peserta didik menjadi rendah juga.5
Mengacu pada permasalahan ini, lembaga sekolah di Yogyakarta berupaya
menciptakan suatu strategi untuk meningkatkan minat baca peserta didik. Salah
satu upaya yang dilakukan adalah menjalankan peraturan yang telah diterapkan
pemerintah, yaitu Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud)
Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Pelaksanaan
Penumbuhan Budi Pekerti memiliki dasar nilai-nilai kemanusiaan dan kebangsaan
yang berguna untuk menumbuhkan potensi peserta didik, khususnya mendorong
peserta didik untuk gemar membaca dan mengembangkan minat sesuai dengan
bakat yang dimiliki peserta didik. Hal ini bertujuan agar peserta didik mampu
5Nurul Iswara, ―Ini Penyebab Rendahnya Minat Baca di Indonesia‖, diakses melalui
https://kumparan.com/nuruliswari/inipenyebabrendahnyaminatbacadiindonesia1504967041086,
tanggal 26 Februari 2019 pukul 18.00 WIB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 20
4
mengembangkan dirinya. Baiknya Penumbuhan Budi Pekerti dimulai dari jenjang
SD, SMP, dan SMA/SMK.6
Dalam penerapan Penumbuhan Budi Pekerti dilakukan berbagai kegiatan
pembiasaan, salah satunya adalah Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Pemerintah
khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengembangkan GLS
dengan tujuan untuk membiasakan dan memotivasi peserta didik agar giat
membaca dan menulis guna mengatasi rendahnya minat baca. GLS merupakan
upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai
organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan
publik.7
Tahapan dalam program GLS ada 3 yaitu tahap pembiasaan, tahap
pengembangan, dan tahap pembelajaran. Pada tahap pembiasaan yang dilakukan
adalah membaca buku non pelajaran selama 15 menit sebelum pelajaran dimulai.
Sekolah-sekolah Indonesia sudah menerapkan pembiasaan ini dengan baik.
Kegiatan pada tahap pengembangan sama dengan tahap pembiasaan. Bedanya
adalah kegiatan membaca buku selama 5 menit dilanjutkan dengan kegiatan
pengembangan. Peserta didik didorong untuk menunjukkan keterlibatan pikiran
dan emosinya dengan proses membaca melalui kegiatan produktif secara lisan
maupun tulisan.8 Mengingat kegiatan tindak lanjut memerlukan waktu tambahan
di luar 15 menit membaca, sekolah didorong untuk memasukkan waktu literasi
6Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2015
tentang Penumbuhan Budi Pekerti, hlm. 4. 7Hendra Kurniawan, Literasi dalam Pembelajaran Sejarah, Yogyakarta: Gava Media, 2018, hlm.
22. 8 Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah
Menengah Atas, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, hlm. 15.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 21
5
dalam jadwal pelajaran sebagai kegiatan membaca mandiri atau sebagai bagian
dari kegiatan kokurikuler.9
Pemanfaatan literasi juga tidak semata-mata hanya sebelum pelajaran
dimulai. GLS juga mengembangkan tahap pembelajaran dalam literasi. Melalui
kurikulum 2013 memberikan peluang agar literasi juga bisa diterapkan di dalam
pembelajaran. Khususnya dalam pelajaran sejarah Indonesia maupun peminatan,
dimana kesempatan untuk mengontruksi pengetahuan sekaligus nilai dan
kesadaran sejarah semakin terbuka lebar.10
Sehingga pembelajaran sejarah
semakin menarik, bermakna, dan tidak kering dengan adanya literasi. Apalagi
pelajaran sejarah erat kaitannya dengan membaca karena sumber-sumbernya
berasal dari buku.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
22 tahun 2006 tentang Standar Isi yang tercantum dalam lampiran Peraturan
Menteri, untuk satuan pendidikan dasar dan menengah dijelaskan terkait materi
dan tujuan dari pembelajaran sejarah maka mata pelajaran sejarah memiliki arti
strategis dalam pembentukan watak dan peradaban bangsa yang bermartabat serta
dalam pembentukan manusia Indonesia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta
tanah air. Pembelajaran sejarah yang selama ini dianggap membosankan,
menuntut guru menemukan solusi yang tepat agar pembelajaran menjadi lebih
menarik dan berkesan.
Pembelajaran sejarah yang erat kaitannya dengan literasi memiliki
tantangan untuk mencari strategi yang tepat agar digunakan dalam pembelajaran.
9 Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, loc. cit.
10Hendra Kurniawan, op. cit, hlm. 45.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 22
6
Siswa memiliki perkembangan literasi yang berbeda. Guru mengetahui tingkat
kemampuan siswa di kelas tempat ia mengajar sehingga dapat mengklasifikasikan
siswa berhasil dan siswa yang membutuhkan bantuan. Siswa bermasalah harus
ditangani sebaik-baiknya agar dapat mengikuti kegiatan pembelajaran kembali.
Guru sebagai orang dewasa di kelas harus mampu melakukan penilaian yang baik
untuk mengajarkan literasi kepada siswa yang kurang baik perkembangan
literasinya. Maka dari itu, guru harus memiliki latar belakang pendidikan literasi
dengan mengikuti berbagai pelatihan agar masalah tersebut dapat teratasi.
SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu merupakan salah satu SMA
swasta di Yogyakarta yang sudah menerapkan pembelajaran berbasis literasi.
SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu beralamat di Jl. Wates Km.12 Argosari,
Sedayu, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Walaupun SMA Pangudi Luhur St.
Louis Sedayu cukup jauh dari pusat kota, tidak menutup kemungkinan sekolah ini
memiliki banyak prestasi. GLS di SMA Pangudi Luhur sudah diterapkan sejak
tahun 2017. Biasanya GLS yang dilakukan adalah membaca buku non pelajaran
selama 15 menit sebelum pelajaran dimulai. Selain itu sekolah juga menerapkan
literasi di dalam bahan ajar walaupun belum optimal. Terutama pada
pembelajaran sejarah yang masih dianggap peserta didik sebagai mata pelajaran
yang membosankan dan menuntut mereka untuk hapalan. Berdasarkan hasil
wawancara dengan guru mata pelajaran sejarah di SMA Pangudi Luhur, guru
sudah optimal dalam merancang pembelajaran sejarah berbasis literasi, namun
belum cukup membuat peserta didik merasa tertarik belajar sejarah. Mereka
kurang tertarik membaca buku sejarah yang mengakibatkan rendahnya minat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 23
7
baca. Minat baca yang rendah mempengaruhi hasil belajar yang tidak optimal. Hal
ini yang menghambat pengetahuan peserta didik dalam pelajaran sejarah.
Berdasarkan masalah yang sudah dijabarkan di atas, peneliti akan membuat
desain pembelajaran guna membantu peserta didik dalam memahami pelajaran
sejarah. Desain pelajaran yang akan peneliti terapkan di sekolah adalah desain
pembelajaran yang berbasis literasi. Desain pembelajaran ini akan
mengkhususkan pada mata pelajaran Sejarah Indonesia materi teori-teori
masuknya agama Islam ke Nusantara. Biasanya materi ini hanya dijabarkan saja
dan membuat peserta didik menjadi bosan. Melalui desain ini peserta didik diberi
kesempatan untuk membangun dan mengembangkan ide dan pemikiran mereka
ketika mengkontruksikan sejarah. Guru dapat memilih aktivitas pembelajaran
yang sesuai sebagai dasar untuk merangsang peserta didik berpikir dan bertindak
ketika mengonstruksi sejarah, khususnya pada materi teori-teori masuknya Islam
ke Nusantara. Dengan desain pembelajaran berbasis literasi diharapkan peserta
didik lebih cepat memahami materi yang diajarkan sehingga prestasi peserta didik
mengalami peningkatan.
Peneliti mengembangkan desain pembelajaran ini dengan menggunakan
model penelitian design research. Model penelitian ini memfokuskan guru
mengembangkan solusi untuk memecahkan suatu masalah yang khas pada suatu
kelas agar meningkatkan kualitas pembelajaran. Design Research ini bersifat
Local Instruction Theory yang merupakan sebuah teori tentang proses
pembelajaran yang mendeskripsikan lintasan pembelajaran pada suatu topik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 24
8
tertentu dengan sekumpulan aktivitas yang mendukungnya.11
Untuk itu peneliti
mengambil judul Local Instruction Theory Pembelajaran Sejarah pada Materi
Teori-Teori Masuknya Agama Islam di Nusantara untuk Mengembangkan
Keterampilan Literasi Siswa Kelas X IPS 1 SMA Pangudi Luhur St. Louis IX
Sedayu
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah sebagai berikut:
Bagaimana Hypothetical Learning Trajectory (HLT) sejarah pada materi teori-
teori masuknya agama Islam di Nusantara dapat membantu siswa kelas X IPS 1
SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu mengembangkan keterampilan literasi?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut:
Mendeskripsikan Hypothetical Learning Trajectory (HLT) sejarah pada materi
teori-teori masuknya agama Islam di Nusantara yang dapat membantu siswa kelas
X IPS 1 SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu mengembangkan keterampilan
literasi
D. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah pada desain pembelajaran
berbasis literasi untuk siswa kelas X IPS SMA Pangudi Luhur St. Louis Sedayu
pada pokok bahasan teori-teori masuknya agama Islam di Nusantara.
11
Rully Charitas Indra Pratama, Design Research: Teori Implementasinya: Suatu Pengantar,
Depok: Rajawali Pers, 2017, hlm. 22.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 25
9
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Untuk menghasilkan Local Instruction Theory (LIT) berbasis literasi pada
mata pelajaran Sejarahh Indonesia pokok bahasan teori-teori masuknya agama
Islam di Nusantara.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi universitas, sekolah,
penulis, guru, dan peserta didik dengan uraian sebagai berikut:
a. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi Universitas
Sanata Dharma untuk bahan kajian mengenai pembelajaran sejarah berbasis
literasi dan design research pada bidang studi sejarah.
b. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan atau rekomendasi bagi
warga sekolah dalam meningkatkan budaya literasi dan kualitas pembelajaran
untuk peserta didik.
c. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan wawasan bagi
guru khususnya guru mata pelajaran sejarah untuk memanfaatkan literasi
dalam pembelajaran sehingga meningkatkan minat baca dan hasil belajar
peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 26
10
d. Bagi Peserta Didik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu peserta didik dalam
menumbuhkan minat baca terhadap buku-buku sejarah sehingga hasil belajar
yang diperoleh meningkat.
e. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan peneliti tentang
penelitian design research, dan praktik pembelajaran khususnya dalam
mendesain pembelajaran berbasis literasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 27
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pembelajaran Sejarah
a. Belajar
Menurut teori Gestalt yang terpenting dalam belajar adalah penyesuaian
pertama, yaitu mendapatkan respon atau tanggapan yang tepat. Belajar yang
terpenting bukan mengulangi hal-hal yang harus dipelajari, tetapi mengerti atau
memperoleh insight. Dalam teori Gestalt prinsip-prinsip belajar, dirumuskan
sebagai berikut12
:
1) Belajar berdasarkan keseluruhan
2) Belajar adalah suatu proses perkembangan
3) Anak didik sebagai organisme keseluruhan
4) Terjadi transfer
5) Belajar adalah reorganisasi pengalaman
6) Belajar harus dengan insight dan,
7) Belajar berlangsung terus-menerus.
Mengenai belajar, Gagne memberikan dua definisi, yaitu 13
:
1) Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam
pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku dan,
2) Belajar adalah pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari
intruksi.
Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan ingatan
mempengaruhi siswa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum
mengalami situasi itu ke waktu sesudah mengalami situasi tadi.14
Terdapat dua
12
Syaiful Bahri Djamarah., Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, hlm. 19. 13
Ibid, hlm. 2 14
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004, hlm. 84.
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 28
12
teori fundamental tentang belajar yang membentuk sebagian besar pandangan dan
pemahaman sesorang tentang belajar, yaitu aliran behaviorisme dan aliran
kognitivisme.15
Perbedaan yang mendasar antara behaviorisme dan kognitivisme adalah
pada makna ‗perubahan‘ pada individu yang belajar akibat dari proses belajar.
Behaviorisme memandang bahwa proses belajar dianggap berhasil jika terjadi
perubahan perilaku yang dapat diamati secara kasat mata. Sedangkan,
kognitivisme memandang keberhasilan proses belajar jika terjadi perubahan yang
bersifat progresif pada struktur berpikir (schema) pada individu yang belajar
akibat dari pemprosesan informasi baru terhadap informasi yang sudah ada
(interaksi antara pengalaman lama dan pengalaman baru).16
Menjembatani perbedaan tersebut, Gagne & Briggs mengemukakan definisi
belajar sebagai: “A naturalprocess that leads to change in what we know, what we
cando, and how we behave”. Dalam definisi ini, Gagne & Briggs menunjukkan
bahwa perubahan akibat dari proses belajar dapat terjadi pada ranah pengetahuan
atau pemikiran (Know), ranah tindakan (Do), dan ranah perilaku (Behave).17
Sejalan dengan Gagne & Briggs, Heinich dkk. dalam buku Pribadi
mendefinisikan belajar sebagai: “… development of new knowledge, skills,
orattitudes as individual interact with learning resources.”.18
Dalam hal ini,
Heinich dkk memandang belajar sebagai proses pengembangan pengetahuan baru,
15
Karwono dan Heni Mularsih, Belajar dan Pembelajaran: Serta Pemanfaatan Sumber dan
Belajar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2017, hlm. 19-20. 16
S. Putrawangsa, Desain Pembelajaran: Design Research sebagai Pendekatan Desain
Pembelajaran, CV. Reka Karya Amerta, 2018, hlm. 11-13. 17
Gagne, R.M. dan Briggs, L.J, Principles of Instructional Design (Second Edition), New York:
Holt, Rinehart & Winston, 1979, hlm 1-2. 18
Pribadi, B. A, Model Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Penerbit Dian Rakyat. 2009, hlm 6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 29
13
keterampilan baru, atau sikap baru sebagai akibat dari interaksi dengan sumber
belajar.19
Belajar sebagai perubahan yang relatif permanen dalam pengetahuan
dan perilaku individu yang belajar akibat dari pengalaman. Ada tiga syarat
sesorang dianggap belajar, yaitu:20
1) Terjadinya perubahan pengetahuan dan perilaku yang bersifat relatif
permanen.
2) Pada ranah pengetahuan, perubahan terjadi pada struktur dan isi
pengetahuan.
3) Penyebab terjadinya perubahan tersebut adalah akibat dari
pengalaman, bukan karena pertumbuhan atau perkembangan
biologis.
Tiga definisi belajar di atas sejalan dengan tujuan belajar yang dikemukakan
oleh Bloom dkk, yaitu proses belajar diorientasikan pada perkembangan ranah
kognitif (mental atau pikiran), psikomotorik (kemampuan kerja atau tindakan),
dan afektif (sikap atau perilaku). Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa makna
belajar menurut Bloom dkk. adalah suatu proses untuk melakukan perubahan
yang progresif pada ranah kognitif (mental atau pikiran), psikomotorik
(kemampuan kerja atau tindakan), dan afektif (sikap atau perilaku) dari individu
yang belajar.21
Belajar adalah perubahan pada sesorang akibat dari pengalaman. Dalam
definisi ini, ada dua komponen penting dalam belajar, yaitu: 22
1) Adanya perubahan pada individu pembelajar,
2) Perubahan tersebut diakibatkan oleh pengalaman.
19
S. Putrawangsa, op. cit, hlm 4 20
Smith, P.L. dan Ragan, T.L, Instructional Design. Upper Saddle River, New Jersey: Merril
Prentice Hall Inc, 2003. 21
S. Putrawangsa, loc. cit. 22
Driscoll, M. P., Psychology of learning for instruction (2nd ed.). Boston: Allyn & Bacon, 2000.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 30
14
Perubahan dalam hal ini bukanlah perubahan yang disebabkan oleh
perkembangan biologis seorang individu, misalnya berubah semakin tinggi atau
semakin gemuk.
Sedangkan Slavin mengemukakan belajar sebagai: “... the acquisition of
abilities that are notinnate” dan “Learning depends on experience,
includingfeedback from the environment.”. Dalam definisi ini, Slavin ingin
menegaskan bahwa belajar adalah proses penguasaan kemampuan, yaitu
kemampuan yang bukan merupakan akibat dari bawaan lahir.23
Misalnya, karena
tumbuh semakin tinggi, seorang anak akhirnya dapat menyentuh pegangan kunci
di rumahnya. Kemampuan semacam ini bukanlah diakibatkan oleh proses belajar.
Contoh lainnya yang bukan termasuk tergolong belajar adalah kemampuan
seorang bayi merespon dengan cara menangis ketika merasa sakit atau kelaparan.
Hal ini dikarenakan kemampuan tersebut merupakan kemampuan bawaan sejak
lahir.
b. Pembelajaran Sejarah
Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerjasama antara guru dan
siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik potensi yang
bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri seperti minat, bakat, dan kemampuan
dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar maupun potensi yang ada diluar diri
siswa seperti lingkungan, sarana, dan sumber belajar sebagai upaya untuk
mencapai tujuan belajar tertentu.24
23
Slavin, R.E., Educational Psychology: Theory and Practice (Eight Edition). Boston: Pearson
Education, Inc, 2006, hlm. 159. 24
Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta:
Prenada, 2009, hlm. 29.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 31
15
Mengajar sejarah artinya membantu peserta didik umtuk mempelajari
sejarah sehingga guru harus mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan
pembelajaran sejarah agar dapat menentukan strategi atau metode yang tepat
digunakan untuk membantu peserta didik dalam belajar.25
Sampai sekarang
pembelajaran sejarah di sekolah-sekolah Indonesia lebih fokus pada kegiatan
menghafal fakta-fakta sejarah. Padahal ingatan yang berasal dari teknik hafalan
lebih mudah terlupakan sehingga peserta didik tidak mampu memaknai sejarah
yang dipelajari. Materi sejarah harus disampaikan sesuai dengan urutan
periodisasinya kemudian disusun dengan logis sesuai fakta yang ada agar mudah
dimengerti peserta didik.26
Maka, seorang guru sejarah harus menguasai materi
sejarah dan menciptakan strategi pmbelajaran baru. Jangan mengandalkan teknik
hafalan hanya demi menjawab soal-soal ujian atau tes semata. Padahal faktanya
pelajaran sejarah harus ditanamkan kedalam diri peserta didik agar tidak
melupakan sejarah bangsanya sendiri.
Mengajar membutuhkan kemampuan dan keterampilan yang tinggi. Guru
diharuskan mampu mengelola kegiatan pembelajaran dalam hal merencanakan,
mengatur, dan mengarahkan.27
Dalam pembelajaran khususnya pembelajaran
sejarah tidak hanya sebagai proses untuk mengajar nilai semata, tetapi juga
bertujuan untuk mengembangkan jati diri dan kepribadian peserta didk agar lebih
25
Brian Garvei dan Mary Krug, Model-Model Pembelajaran Sejarah, Yogyakarta: Penerbit
Ombak, 2015, hlm. 1. 26
Heri Susanto, Seputar Pembelajaran Sejarah: Isu, Gagasan, dan Strategi Pembelajaran,
Yogyakarta: Aswaja Pressido, 2014, hlm. 56. 27
Aman, op. cit, hlm. 64.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 32
16
mencintai dan bangga akan bangsanya melalui peristiwa sejarah. Maka,
pembelajaran sejarah harus memperhatikan beberapa prinsip sebagai berikut:28
1) Pembelajaran yang dilakukan haruslah sesuai terhadap perkembangan
peserta didik dan perkembangan zaman.
2) Pembelajaran sejarah hendaklah berorientasi pada pendekatan nilai.
Menyampaikan fakta memang sangat penting dalam pembelajaran sejarah,
akan tetapi yang juga tidak kalah penting adalah bagaimana mengupas
fakta-fakta tersebut dan mengambil intisari nilai yang terdapat di dalamnya
sehingga peserta didik akan menjadi lebih berkarakter sebagai akibat dari
pemahaman nilai.
3) Strategi pembelajaran yang digunakan tidak mematikan kreatifitas dan
memaksa peserta didik untukk menghafal fakta dalam buku teks. Sejarah
sudah saatnya diajarkan dengan cara yang berbeda, kebekuan
pembelajaran yang terjadi sering kali dikarenakan rendahnya kreatifitas
dalam pembelajaran sejarah.
Berdasarkan ketiga hal yang telah disampaikan di atas, guru memiliki
tantangan yang sangat besar dalam mengajarkan sejarah. Guru harus mengatahui
dan memahami tujuan dari pembelajaran sejarah. Pada proses pembelajaran
sejarah terdapat tujan dari pembelajaran sejarah nasional, yaitu:
1) Membangkitkan, mengembangkan, dan memelihara semangat kebangsaan
2) Membangkitkan hasrat mengwujudkan cita-cita kebangsaan dalam segala
lapangan.
3) Membangkitkan hasrat memepelajari sejarah kebangsaan dan
mempelajarinya sebagai bagian dari sejarah dunia
4) Menyadarkan anak tentang cita-cita nasional (Pancasila dan Undang-
Undang Pendidikan) serta perjuangan tersebut untuk mengwujudkan cita-
cita itu sepanjang masa.
Menurut teori Bloom penilaian sejarah terdiri dari tiga ranah atau domain
yakni kognitif, afektif, dan psikomotorik.29
Pembelajaran sejarah yang
diimplementasikan dengan baik dan optimal dapat mengembangkat ketiga hal
tersebut. Selain itu pembelajaran sejarah yang dilakukan dengan baik dapat
28
Ibid, hlm. 56-57. 29
Ibid, hlm. 75.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 33
17
membantu peserta didik berpikir kritis dalam menyikapi peristiwa sejarah. Maka,
pembelajaran sejarah harus diramu menjadi pembelajarn yang menarik an
menyenangkan bagi peserta didik. Dari penjelasan mengenai pembelajaran
sejarah, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran sejarah bukan hanya
sebagai proses mengajar nilai semata tetapi juga membantu peserta didik dalam
membentuk jati diri, karakter dan kepribadian bangsa melalui peristiwa sejarah.
Pembelajaran sejarah bukan sekedar materi yang harus dihafalan tetapi juga
terdapat nilai-nilai yang dapat ditanamkan ke peserta didik. Melalui pembelajaran
sejarah peserta didik mampu berpikir kritis serta mampu mengembangkan
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotoriknya.
2. Desain Pembelajaran
a. Definisi Desain Pembelajaran
Istilah Desain Pembelajaran dalam literatur asing dikenal dengan istilah
Instructional Design. Hal ini dikarenakan istilah instruction atau instructional
dalam istilah teknis pendidikan di dunia Barat semakna dengan istilah
pembelajaran.30
Sedangkan kata desain secara bahasa adalah kata serapan dari
Bahasa Inggris, yaitu design. Menurut Hokanson dan Gibbons kata desain berasal
dari Bahasa Latin „designare‟ yang berarti merancang, menjelaskan,
menunjukkan, atau menandai.31
Makna yang lebih elaboratif mengenai kata
desain disampaikan oleh Koberg dan Bagnall, sebagai berikut: “Design is a
process of making dreams cometrue”, yaitu desain adalah suatu proses
30
Suparman, Desain Instruksional Modern (Edisi Keempat), Jakarta: Penerbit Erlangga, 2014,
hlm. 11. 31
Ibid, hlm.12.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 34
18
menjadikan harapan atau mimpi menjadi kenyataan.32
Dengan demikian, istilah
desain pembelajaran memiliki kesamaan makna dengan instructional design
dalam literatur-literatur berbahasa Inggris.
Istilah desain pada mulanya digunakan pada dunia arsitektur, industri, dan
digital. Misalnya istilah desain bangunan dalam dunia arsitektur, desain produk
dalam dunia industri, desain grafis dalam dunia digital, dan sebagainya. Desain
dalam konteks-konteks ini memiliki prinsip dasar yang sama, yaitu:33
1) Berorientasi pada penyesuaian dengan kebutuhan pengguna;
2) Dilakukan dalam proses yang sistematis;
3) Bertujuan untuk meningkatkan kualitas, yaitu peningkatan
efektivitas dan efisiensi produk; dan
4) Berdampak pada hasil atau perubahan yang berkelanjutan.
Prinsip dasar desain tersebut di atas memiliki kesesuaian dengan kebutuhan
dan orientasi pendidikan (khususnya pembelajaran), maka istilah desain mulai
dipinjam dan digunakan oleh para ahli pendidikan untuk menerangkan usaha para
ahli pendidikan atau pengajar untuk menemukan suatu proses atau bentuk
kegiatan pembelajaran yang berkualitas (efektif, efisien, dan praktis), dapat
menjawab kebutuhan peserta didik, dikembangkan secara sistematis, dan
berdampak secara berkelanjutan.34
Para ahli pendidikan mendefinisikan desain pembelajaran dengan berbagai
cara. Berikut adalah sejumlah definisi desain pembelajaran (instructional design)
berdasarkan pandangan sejumlah ahli:35
1) Hamrius dalam Twelker dkk. menyatakan bahwa desain
pembelajaran adalah “A systematic process of bringging relevant
32
S. Putrawangsa, op.cit, hlm. 20. 33
Idem. 34
Idem. 35
Ibid, hlm. 21-23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 35
19
goal into effective learning activity”, yaitu desain pembelajaran
adalah suatu proses yang sistematis dalam usaha untuk mencapai
tujuan pembelajaran melalui kegiatan pembelajaran yang efektif.
2) Gustafson dan Twelker dkk. mengemukakan bahwa desain
pembelajaran adalah “A process forimproving the quality of
instruction”, yaitu suatu proses yang bertujuan untuk meningkatkan
kaulitas pembelajaran.
3) Koberg dan Bagnall menegaskan bahwa desain pembelajaran adalah
“... processes and techniques for producing efficient and effective
instruction.” yaitu sekumpulan proses dan cara untuk menghasilkan
pembelajaran yang efektif dan efisien.
Selain pandangan desain pembelajaran menurut para ahli di atas. Menurut
Suparman dalam bukunya Desain Instruksional Modern mengatakan bahwa
desain pembelajaran sebagai suatu cabang ilmu dan seni yaitu desain instruksional
adalah suatu ilmu dan seni untuk menciptakan sistem instruksional berkualitas
melalui proses analitik, sistematik, sistemik, efektif, dan efisien ke arah
tercapainya hasil belajar yang sesuai dengan kebutuhan instruksional peserta
didik. Selain memandang desain pembelajaran sebagai ilmu, Suparman juga
memandang desain pembelajaran sebagai proses, yaitu proses yang sistematis
dalam mencapai tujuan instruksional secara efektif dan efisien melalui
pengidentifikasian masalah, pengembangan strategi dan bahan instruksional, serta
pengevaluasian terhadap strategi dan bahan instruksional tersebut untuk
menemukan hal-hal yang harus direvisi. Pandangan-pandangan ahli tentang
desain pembelajaran di atas memberikan gambaran mengenai bentuk, cakupan,
batasan, dan tujuan dari desain pembelajaran.
Berdasarkan definisi-definisi di atas desain pembelajaran adalah suatu
proses yang dilakukan secara sistematis untuk menyelesaikan masalah
pembelajaran, meningkatkan kualitas pembelajaran, atau untuk mencapai tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 36
20
pembelajaran tertentu yang terdiri atas serangkaian kegiatan perancangan
bahan/produk pembelajaran, pengembangan dan pengevaluasian rancangan guna
menghasilkan rancangan yang efektif dan efisien.36
b. Tahapan Desain Pembelajaran
Setiap model desain pembelajaran pasti memiliki tahapan-tahapan desain
pembelajaran yang berbeda satu sama lain. Namaun secara umum setiap
tahapannya memiliki kesamaan. Tapahan desain pembelajaran terdiri dari, analisis
masalah dan tujuan, perancangan strategi pelaksanaan, uji coba strategi dan
evaluasi.
Tahapan desain pembelajaran yang digunakan terinspirasi dari prinsip dan
langkah pengembangan pembelajaran pada Educational Design Research yang
secara umum dapatdigambarkan dalam tiga tahapan, yaitu sebagai berikut:37
1) Tahapan Analisis dan Perumusan Kerangka Konseptual Rancangan
Pada tahapan ini, minimal terdiri atas kegiatan beriktu ini:
a) Klarifikasi dan pendefinisian masalah
b) Analisis konteks rancangan
c) Perumusan tujuan dan kriteria rancangan Perumusan proposisi/hipotesis
rancangan.
2) Tahapan Perancangan dan Pengembangan
Kerangkan konseptual yang telah dirumuskan pada bagian sebelumnya
kemudian direalisiasikan dalam suatu prototipe rancangan (draf desain awal
rancangan). Kerangka konseptual rancangan beserta prototipenya disebut sebagai
bentuk intervensi rancangan. Selanjutnya, intervensi rancangan tersebut diuji coba
kualitasnya melalui siklus kegiatan yang terdiri atas tiga kegiatan, yaitu: uji coba,
evaluasi (formatif) dan refleksi, dan revisi/redesain. Siklus ini terus berjalan dan
terhenti jika rancangan yang tersebut dianggap sudah sesuai dengan harapan, yaitu
dapat mencapai tujuan pengembangannya.
36
Ibid, hlm. 24. 37
Ibid, hlm. 27.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 37
21
3) Tahapan Evaluasi Sumatif
Pada tahapan ini, evaluasi secara menyeluruh terhadap dua tahapan
sebelumnya dilakukan untuk menemukan prinsip dan karakteristik pada
rancangan pembelajaran (teori intervensi) yang berkontribusi terhadap pencapaian
tujuan perancangan.
Meskipun terdapat begitu banyak model desain pembelajaran, model-model
tersebut memiliki asumsi dasar yang tidak jauh berbeda antara yang satu dengan
yang lain. Gagne, dkk. dalam Suparman mengemukakan enam asumsi dasar yang
melatarbelakangi pengembangan suatu model desain pembelajaran, yaitu sebagai
berikut:38
1) Desain pembelajaran bertujuan membantu individu belajar lebih baik,
bukan sekedar melaksanakan proses pembelajaran. Desain pembelajaran
bukan sekedar alat bantu proses mengajar bagi kepentingan pengajar,
akan tetapi tujuan utamanya untuk kepentingan individu pembelajar,
yaitu membantu individu dalam proses belajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran atau untuk meningkatkan kinerja individu tersebut.
2) Desain pembelajaran bekerja menggunakan pendekatan sistem (system
approach) karena tidak dapat dipungkiri bahwa belajar adalah suatu
proses yang kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai variabel yang
terkait antara yang satu dengan yang lain sehingga perlu ditinjau secara
holistik, sistemik dan sistematik. Dalam melakukan desain pembelajaran,
sesorang tidak dapat hanya fokus pada satu variabel belajar saja,
melainkan banyak variabel. Setiap variabel-variabel belajar sehingga
menjadi suatu rancangan pembelajaran yang komponen-komponen
pembentuknya terkait antara yang satu dengan yang lain untuk mencapai
tujuan yang sama.
3) Desain pembelajaran dapat dilakukan dalam berbagai tingkatan. Kegiatan
desain pembelajaran dapat dilakukan dalam berbagai tingkatan waktu,
tingkatan tim pelaksana, atau tingkatan cakupan.
4) Desain pembelajaran adalah proses interaktif yang melibatkan
pembelajar. Desain pembelajaran adalah suatu kegiatan perancangan
yang berpusat pada pembelajar (learner centered), yang artinya desain
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pembelajar, misalnya membantu
pembelajar untuk mencapai tujuan pembelajaran, atau menyelesaikan
masalah yang dihadapi pembelajar terkait dengan pembelajaran.
5) Desain pembelajaran adalah suatu proses yang terdiri atas sejumlah sub-
proses. Desain pembelajaran adalah suatu proses yang utuh yang terdiri
atas serengkaian kegiatan dan sub-kegiatan yang dilaksanakan secara
38
Ibid, hlm. 29.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 38
22
sistematis dengan tujuan yang sama, mulai dari perumusan masalah dan
tujuan pembelajaran hingga evaluasi formatif dan sumatif untuk
menghasilkan suatu produk rancangan.
6) Desain pembelajaran berkeyakinan bahwa berbeda jenis hasil belajar
yang diharapkan menuntut pula perbedaan jenis kegiatan pembelajaran.
Asumsi ini menegaskan bahwa setiap tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai pembelajar memiliki caranya tersendiri untuk mencapainya. Jadi,
suatu desain pembelajaran dimulai dari penetapan tujuan yang ingin
dicapai. Dari tujuan tersebut akan menginspirasi kegiatan pembelajaran
yang sesui untuk mencapai tujuan tersebut.
3. Literasi
a. Pengertian Literasi
Kata literasi berasal dari bahasa Inggris yaitu literacy yang merupakan
serapan dari Bahasa Latin literatu. Literasi diartikan sebagai kemampuan dalam
membaca dan menulis. Menurut Education Development Center (EDC), lierasi
tidak hanya sekedar kemampuan baca tulis tetapi juga merupakan kemampuan
individu untuk menggunakan segenap potensi dan skill yang dimiliki dalam
hidupnya. Hampir sama dengan EDC, literasi menurut UNESCO adalah
seperangkat keterampilan nyata, khususnya keterrampilan kognitif membaca dan
menulis, yang terlepas dari konteks keterampilan itu diperoleh dari seseorang
serta cara memperolehnya. Secara umum literasi berarti kemampuan individu
mengolah dan memahami informasi saat membaca atau menulis.39
Pada abad ke-21, kata literasi memimiliki makna baru. Zaman dulu literasi
hanya dipandang sebagai kemampuan membaca dan menulis saja. Namun di
zaman yang sudah modern ini, makna literasi sudah bergeser dari pengertian
39
https://www.literasipublik.com/pengertian-literasi. Diakses pada tanggal 11 Maret 2018 pada
pukul 20.21 WIB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 39
23
sempit ke pengertian yang lebih luas. Perubahan yang terjadi akibat pengaruh dari
teknolgi yang semakin berkembang yang menuntut adanya perubahan.
Biasanya literasi sangat erat dengan pembelajaran dalam bidang bahasa
Indonesia, padahal kenyataannya literasi tidak hanya berkaitan dengan mata
pelajaran yang berorientasi pada kebahasaan, tapi juga dapat diterapkan diseluruh
mata pelajaran.40
Kemampuan literasi yang awalnya hanya membaca dan menulis
berkemang menjadi kemampuan membaca, menyimak, menulis, dan berbicara.41
1) Keterampilan Membaca
Membaca dalam konteks literasi dipandang sebagai usaha memahami,
menggunakan, merefleksikan, dan melibatkan diri dalam berbagai jenis teks untuk
mencapai satu tujuan.42
Membaca dapat diartikan sebagai kegiatan membangun
makna, menggunakan informasi dari bacaan secara langsung dalam kehidupan,
dan mengaitkan informasi dari teks dengan pengalaman pembaca.43
Membaca
membutuhkan kemampuan menganalisis dan menyintesis informasi sehingga
pemahaman yang dihasilkan memiliki struktur makna yang kompleks.44
2) Keterampilan Menyimak
Dalam menyimak tidak hanya sekedar mendengarkan tetapi juga harus
memahaminya guna memperoleh informasi lisan yang disampaikan oleh
seseorang atau sumber literasi. Artinya seorang penyimak berupaya secara aktif
memahami informasi yang didengarnya dalam rangka menumbuhkan pemahaman
40
Hendra Kurniawan, ―Pembelajaran Literasi dalam Mata Pelajaran Sejarah‖, Historia Vitae. Vol
32. No. 1, Universiatas Sanata Dharma, hlm. 1. 41
Yunus Abidin dkk, Pembelajaran Literasi: Strategi Meningkatkan Kemampuan Literasi
Matematika, Sains, Membaca, dan Menulis, Bumi Aksara, Jakarta, 2017, hlm. 1. 42
Hendra Kurniawan, 2018, op. cit, hlm. 49. 43
Ibid. 44
Yunus Abidin, 2015, op. cit, hlm. 135.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 40
24
dan mengembangkan pengetahuannya.45
Keterampilan membaca dan menyimak
sifatnya saling menopang dan melengkapi untuk mengontruksi pemahaman
literasi lebih optimal.46
3) Keterampilan Menulis
Menulis merupakan kemampuan untuk menghasilkan gagasan kreatif atas
pengetahuan yang sudah dimiliki.47
Melalui kegiatan menulis, peserta didik akan
mampu mengkomunikasikan ide-ide tersebut pada orang lain sehingga akan
terbina pula kemampuannya dalam berkomunikasi dan bekerja sama dengan
orang lain tersebut.48
Pembelajaran literasi menulis bertujuan agar kegiatan
menulis dapat menjadi sarana untuk memahami teks atau konsep keilmuan
tertentu.49
4) Keterampilan Berbicara
Berbicara diartikan sebagai kemampuan memproduksi ide secara lisan
dengan isi yang berbobot dan cara penyampaiannya yang tepat. Menurut Yunus
Abidin, berbicara merupakan kegiatan aktif produktif yang tidak hanya
menyampaikan pesan namun juga mampu melahirkan pesan itu sendiri.50
Kemampuan ini sangat berguna untuk berbagai kepentingan baik dalam hal
menyampaikan ide, mempengaruhi dan meyakinkan orang lain.51
45
Hendra Kurniawan, 2018, op. cit, hlm. 56. 46
Hendra Kurniawan, op. cit, hlm. 12. 47
Yunus Abidin, 2015, op. cit, hlm. 63. 48
Catharina Ginong P., “Implementasi Pembelajaran Literasi dalam Pembelajaran Sejarah
Indonesia di SMA Negeri 11 Yogyakarta”, Skripsi Sarjana Pendidikan, Perpustakaan Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta, hlm. 12. 49
Yunus Abidin, 2017, op. cit, hlm. 211-212. 50
Yunus Abidin, 2015, op. cit, hlm. 191-192. 51
Catharina Ginong P., loc. cit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 41
25
Keempat kemampuan diatas harus dilakukan secara efisien di dalam
pembelajaran literasi guna meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik.
Kemampuan berpikir ini meliputi cara menganalisis, mengkritisi, dan
mengevaluasi informasi yang diperoleh dari berbagai sumber, serta kemampuan
dalam berkomunikasi.
Pembelajaran literasi yang dilakukan di sekolah berfungsi untuk membantu
peserta didik dalam membaca, menulis, kesadaran berbahasa, dan meningkatkan
motivasi belajar. Di sekolah menengah atas, literasi tidak hanya berguna untuk
meningkatkan motivasi belajar tetapi juga meningkatkan minat baca agar menjadi
pembelajaran sepanjang hayat. Tujuan pembelajaran literasi pada abad ke-21
yaitu:52
1) Membentuk peserta didik menjadi pembaca, penulis, dan komunikator
yangstrategis.
2) Meningkatkan kemampuan berpikir dan mengembangkan kebiasaan
berpikirpada peserta didik.
3) Meningkatkan dan memperdalam motivasi belajarpeserta didik.
4) Mengembangkan kemandirian peserta didik sebagai seorang pembelajar
yangkreatif, inovatif, produktif, dan sekaligus berkarakter.
Literasi tidak pernah dipisahkan dari dunia pendidikan. Dalam mengenal,
memahami, dan menerapkan ilmu yang didapat di sekolah, peserta didik harus
menjadikan literasi sebagai suatu sarana. Literasi juga terkait dengan kehidupan
pesertadidik, baik dirumah maupun dilingkungan sekitarnya.53
Sejalan
denganberkembangnya teknologi informasi dan komunikasi guru di sekolah
harusberpikir bahwa literasi merupakan sebuah konsep yang berkembang dan
52
Yunus Abidin, 2015, op. cit. Hlm. 54. 53
Dirjen Dikdasmen, Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah, Jakarta: Kemendikbud, 2016, hlm.
2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 42
26
dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran di kelas.54
Pembelajaran literasi
ini diharapkan mampu mendukung proses dan pencapaian hasil pembelajaran
secara optimal bukan malah mempersulit proses pembelajaran.55
b. Komponen Literasi Sekolah
Selama ini literasi hanya dianggap sebagai kemempuan membaca dan
menulis saja. Padahal pada kenyataanya literasi juga mencakup keterampilan
berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual,
digital, dan auditori. Di abad 21 ini, kemampuan ini disebut sebagai literasi
informasi.56
Ferguson menjabarkan bahwa komponen literasi informasi terdiri dari
literasi dasar, literasi perpustakaan, literasi media, literasi teknologi, dan literasi
visual.57
Dalam konteks Indonesia, literasi ini diperlukan sebagai dasar
pemerolehan berliterasi tahap selanjutnya. Komponen literasi tersebut dijelaskan
sebagai berikut:58
1) Literasi Dasar (Basic Literacy)
Literasi Dasar (Basic Literacy), yaitu kemampuan untuk mendengarkan,
berbicara, membaca, menulis, dan menghitung (counting) berkaitan dengan
kemampuan analisis untuk memperhitungkan (calculating), mempersepsikan
informasi (perceiving), mengomunikasikan, serta menggambarkan informasi
(drawing) berdasarkan pemahaman dan pengambilan kesimpulan pribadi.
2) Literasi Perpustakaan (Library Literacy)
54
Yunus Abidin, dkk, 2017, op. cit, hlm. 3. 55
Hendra Kurniawan, op. cit, hlm 6. 56
Catharina Ginong P., op. cit, hlm. 14. 57
www.bibliotech.us/pdfs/InfoLit.pdf, Diakses pada tanggal 12 Maret 2019 pukul 13.30 WIB. 58
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, op. cit, hlm. 5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 43
27
Literasi Perpustakaan (Library Literacy), antara lain, memberikan
pemahaman cara membedakan bacaan fiksi dan nonfiksi memanfaatkan koleksi
referensi dan periodikal, memahami Dewey Decimal System sebagai klasifikasi
pengetahuan yang memudahkan dalam menggunakan perpustakaan, memahami
penggunaan katalog dan pengindeksan, hingga memiliki pengetahuan dalam
memahami informasi ketika sedang menyelesaikan sebuah tulisan, penelitian,
pekerjaan, atau mengatasi masalah.
3) Literasi Media (Media Literacy)
Literasi Media (Media Literacy), yaitu kemampuan untuk mengetahui
berbagai bentuk media yang berbeda, seperti media cetak, media elektronik
(media radio, media televisi), media digital (media internet), dan memahami
tujuan penggunaannya.
4) Literasi Teknologi (Technology Literacy)
Literasi Teknologi (Technology Literacy), yaitu kemampuan memahami
kelengkapan yang mengikuti teknologi seperti peranti keras (hardware), peranti
lunak (software), serta etika dan etiket dalam memanfaatkan teknologi.
Berikutnya, kemampuan dalam memahami teknologi untuk mencetak,
mempresentasikan, dan mengakses internet. Dalam praktiknya, juga pemahaman
menggunakan komputer (Computer Literacy) yang di dalamnya mencakup
menghidupkan dan mematikan komputer, menyimpan dan mengelola data, serta
mengoperasikan program perangkat lunak. Sejalan dengan membanjirnya
informasi karena perkembangan teknologi saat ini, diperlukan pemahaman yang
baik dalam mengelola informasi yang dibutuhkan masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 44
28
5) Literasi Visual (Visual Literacy)
Literasi Visual (Visual Literacy), adalah pemahaman tingkat lanjut antara
literasi media dan literasi teknologi, yang mengembangkan kemampuan dan
kebutuhan belajar dengan memanfaatkan materi visual dan audiovisual secara
kritis dan bermartabat. Tafsir terhadap materi visual yang tidak terbendung, baik
dalam bentuk cetak, auditori, maupun digital (perpaduan ketiganya disebut teks
multimodal), perlu dikelola dengan baik. Bagaimanapun di dalamnya banyak
manipulasi dan hiburan yang benar-benar perlu disaring berdasarkan etika dan
kepatutan.
Pihak yang aktif dalam membantu peserta didik melaksanakan komponen
literasi dipaparkan sebagai berikut:59
Tabel 1. Pihak Pelaksanaan Komponen Literasi
No Komponen Literasi Pihak yang Berperan Aktif
1.
Literasi Dasar Orangtua dan keluarga, guru/PAUD,
pamong atau pengasuh dan
pedidikan formal
2. Literasi Perpustakaan Pendidikan Formal
3. Literasi Media Pendidikan Formal dan Keluarga
4. Literasi Teknologi Pendidikan Formal, keluarga, dan
lingkungan sosial
5. Literasi Visual Pendidikan formal, keluarga, dan
lingkungan sosial.
Literasi yang dilakukan oleh peserta didik akan membantu dalam kehidupan
bermasyarakat dengan kemampuan yang dimiliki sebagai warga negara. Dalam
komponen literasi yang memiliki lima kemampuan yang berbeda. Untuk
mengembangkan komponen-komponen yang ada pada literasi dibutuhkan
59
Dirjen Dikdasmen, op. cit, hlm. 10.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 45
29
pendekatan dalam kegiatan belajar-mengajar. Selain itu, komponen-komponen
literasi membantu peserta didik dalam berinteraksi dengan literasi visual. Maka,
literasi bukan semata-mata kemampuan membaca dan menulis tetapi meliputi
kemampuan berpikir peserta didik.
c. Tujuan Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
GLS memiliki tujuan umun dan tujuan khusus, berikut adalah tujuan dari
Gerakan Literasi Sekolah:60
1) Tujuan Umum
Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan
ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar
mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat.
2) Tujuan Khusus
a) Menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah.
b) Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat.
c) Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah
anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan.
d) Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku
bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.
d. Ruang Lingkup
Ruang lingkup GLS, berupa:61
1) lingkungan fisik sekolah (ketersediaan fasilitas, sarana prasarana literasi);
60
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, op. cit, hlm. 2. 61
Ibid, hlm. 3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 46
30
2) lingkungan sosial dan afektif (dukungan dan partisipasi aktif semua warga
sekolah) dalam melaksanakan kegiatan literasi SMA; dan
3) lingkungan akademik (adanya program literasi yang nyata dan bisa
dilaksanakan oleh seluruh warga sekolah).
e. Sasaran
Dalam mendukung terlaksananya kegiatan Gerakan Literasi Sekolah yang
dicanangkan oleh pemerintah tentunya memiliki sasaran. Sasaran GLS adalah
ekosistem sekolah pada jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan menengah
atas.62
f. Target
Gerakan Literasi Sekolah diharapkan dapat menciptakan ekosistem Sekolah
Menengah Atas yang literat, yang akhirnya dapat menumbuhkan budipekerti
peserta didik.
Ekosistem sekolah yang literat tersebut mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:63
(a) Menyenangkan dan ramah anak, sehingga menumbuhkan semangat
warganyadalam belajar.
(b) Semua warganya menunjukkan empati, peduli, dan menghargai sesama.
(c) Memampukan warganya untuk cakap berkomunikasi dan dapat
berkontribusikepada lingkungan sosialnya.
(d) Mengakomodasi partipasi seluruh warga dan lingkungan eksternal SMA.
62
Dirjen Dikdasmen, op. cit, hlm. 3. 63
Ibid, hlm. 34.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 47
31
g. Tahapan Gerakan Literasi Sekolah
Program GLS dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan
kesiapan dari sekolah diseluruh Indonesia. Kesiapan ini meliputi, kesiapan
kapasitas sekolah (ketersediaan fasilitas, bahan bacaan, sarana, prasarana literasi),
kesiapan warga sekolah, dan kesiapan sistem pendukung lainnya (partisipasi
public, dukungan kelembagaan, dan perangkat kebijakan yang relevan).
Berikut tahapan dari Gerakan Literasi Sekolah:64
(1) Tahap ke-1: Pembiasaan kegiatan membaca yang menyenangkan di
ekosistem sekolah.
Pembiasaan ini bertujuan untuk menumbuhkan minat terhadap bacaan dan
terhadap kegiatan membaca dalam diri warga sekolah.
Dalam tahap pembiasaan ini, sekolah yang peneliti gunakan sebagai tempat
penelitian juga telah menjalankan tahap tersebut. Kegiatan pada tahap pembiasan
tersebut dilakukan dengan membaca 15 menit sebelum jam pelajaran dimulai.
Kegiatan membaca ini dilakukan di dalam kelas dengan suasana yang tenang dan
kondusif.
(2) Tahap ke-2: Pengembangan minat baca untuk meningkatkan kemampuan
literasi
Kegiatan literasi pada tahap ini bertujuan mengembangkan kemampuan
memahami bacaan dan mengaitkannya dengan pengalaman pribadi, berpikir kritis,
dan mengolah kemampuan komunikasi secara kreatif melalui kegiatan
menanggapi bacaan pengayaan.
64
Ibid, hlm. 28-30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 48
32
Ditahap pengembangan ini, sekolah yang akan peneliti teliti sudah
menerapakan tahap kedua ini. Kegiatan yang biasa dilakukan pada tahap
pengembangan yaitu lomba literasi yang meliputi, lomba menulis puisi, dan
membuat cerpen. Lomba yang dilakukan bersifat umum dan melibatkan semua
warga sekolah.
(3) Tahap ke-3: Pelaksanaan pembelajaran berbasis literasi
Kegiatan literasi pada tahap pembelajaran bertujuan mengembangkan
kemampuan memahamin teks dan mengaitkannya dengan pengalaman pribadi,
berpikir kritis, dan mengolah kemampuan komunikasi secara kreatif melalui
kegiatan menanggapi teks buku bacaan pengayaan dan buku pelajaran. Dalam
tahap ini ada tagihan yang sifatnya akademis (terkait dengan mata pelajaran).
Kegiatan membaca pada tahap ini untuk mendukung pelaksanaan kurikulum 2013
yang mensyaratkan peserta didik membaca buku tentang pengetahuan
umum,kegemaran, minat khusus, atau teks multimodal, dan juga dapat dikaitkan
dengan mata pelajaran tertentu sebanyak 6 buku bagi siswa SD, 12 buku bagi
siswa SMP,dan 18 buku bagi siswa SMA/SMK. buku laporan kegiatan membaca
pada tahap pembelajaran ini disediakan oleh wali kelas.
Tabel 2. Tahap 3 GLS (Tahap Pembelajaran)
TAHAPAN KEGIATAN
PEMBELAJARAN (ada
tagihan akademik)
1. Lima belas menit membaca setiap hari
sebelum jam pelajaran melalui kegiatan
membacakan buku dengan nyaring, membaca
dalam hati, membaca dalam hati, membaca
bersama, dan/atau membaca terpadu diikuti
kegiatan lain dengan tagihan non-akademik
dan akademik.
2. Kegiatan literasi dalam pembelajaran,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 49
33
disesuaikan dengan tagihan akademik
kurikulum 2013.
3. Melaksanakan berbagai strategi untuk
memahami teks dalam semua mata pelajaran.
4. Menggunakan lingkungan fisik, sosial
afektif,dan akademik disertai beragam bacaan
(cetak, visual, auditori, digital) yang kaya
literasi diluar buku teks pelajaran untuk
memperkaya pengetahuan dalam mata
pelajaran.
Di dalam pelaksanaan literasi tahap pembelajaran, sebaiknya semua mata
pelajaran menggunakan ragam teks (cetak/visual/digital) yang tersedia di buku-
buku pengayaan ataupun informasi di luar buku-buku pelajaran. Diharapkan guru
kreatif dan proaktif dalam mencari sumber-sumber referensi pembelajaran. Selain
itu, guru juga bisa menerapkan metode pembelajaran yang menarik guna
meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Tahapan yang peneliti pilih untuk
melakukan penelitian adalah tahp ketiga yaitu tahap pembelajaran.
Di sekolah yang akan digunakan peneliti untuk meneliti sudah menerapkan
literasi pada tahap pembelajaran. Tahap ini juga sudah diterapkan dalam
pembelajaran sejarah. Dalam kegiatan pembelajaran literasi, guru
menginstruksikan peserta didik ke perpustakaan, mencari sumber tentang
pelajaran yang sedang dipelajari dan peserta didik ditugaskan untuk mengkritisi
informasi yang peserta didik dapatkan. Selain itu pembelajaran juga bisa
dilakukan melalui media audio visual, yaitu guru memutarkan sebuah film
sejarah, dan kemudian peserta didik diberi penugasan untuk menceritakan kembali
film sejarah tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 50
34
h. Keterampilan Literasi dalam Pembelajaran Sejarah
Pembelajaran literasi dalam pelajaran sejarah tentunya lebih cocok
dibandingkan dengan matapelajaran eksata. Pelajaran sejarah yang mengandalkan
sumber-sumber dari bacaan menuntut peserta didik untuk membaca. Namun
pelajaran sejarah dikatakan merupakan pelajaran yang paling cocok diterapkan
literasi, tentunya terdapat tantangan dalam membuat strategi-strategi
pembelajaran. Strategi pembelajaran literasi setidaknya mencakup aspek
membaca, menyimak, menulis, dan berbicara.65
Dari keempat aspek tersebut dapat
dituangkan dalam berbagai bentuk model pembelajaran yang kreatif dan inovatif.
Pemilihan model pembelajaran harus sesuai dengan kompetensi dasar atau pokok
bahasan, perkembangan usia dan pemikiran siswa, situasi kelas serta ketersediaan
media dan bahan ajar.66
Tujuan pemanfaatan literasi dalam pembelajaran sejarah antara lain67
:
1. Meningkatkan dan memperdalam minat, khususnya minat membaca,
dan motivasi belajar sejarah siswa.
2. Mengembangkan kemandiriaan siswa sebagai pembelajar sejarah
yang mampu menelusuri berbagai sumber sejarah terpercaya secara
kritis, kreatif, dan inovatif sehingga selanjutnya produktif
menghasilkan karya literasi sejarah.
3. Mendukung upaya pendidikan karakter dengan menguatkan
kesadaran sejarah terutama dalam internalisasi nilai-nilai kebangsaan,
kebinekatunggalikaan, dan patriotisme.
4. Membentuk siswa menjadi peminat sejarah, pembaca sejarah, penulis
sejarah, dan komunikator strategis dengan kesadaran sejarah yang
tinggi.
5. Meningkatkan kemampuan berpikir dan mengembangkan kebiasaaan
berpikir pada siswa yang menempatkan sejarah sebagai salah satu
pijakan pikir atau pespektif atas suatu permasalahan aktual.
65
Hendra Kurniawan, op. cit, hlm. 46. 66
Hendra Kurniawan, loc. cit. 67
Hendra Kurniawan, op. cit, hlm. 47-48.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 51
35
Keterampilan membaca dalam pembelajaran sejarah dapat dilakukan dengan
berbagai metode sebagai berikut68
:
1. Metode membaca cermat, dilakukan guna menganalisis teks secara
mendalam.
2. Metode inkuiri membaca, pada dasarnya aktivitas meneliti yang
dilakukan secara cermat dan objektif terhadap suatu objek tertentu.
Artinya meneliti sejumlah teks ata bacaan sejarah untuk menemukan
makna yang terkandung dalam teks agar diperoleh pemahaman yang
mendalam.
3. Metode membaca kritis, kegiatan membaca yang dilakukan untuk
memberi respons atau evaluasi kritis atas ide-ide yang tertuang dalam
teks. Misalnya menanggapi tulisan sejarah yang subjektif, dan
sebagainya.
4. Metode membaca literasi kritis, kegiatan memahami teks secara
mendalam, mengkritisi teks tersebut, dan selanjutnya memproduksi
informasi baru yang berhubungan dengan teks tadi. Dalam
pembelajaran sejarah, metode ini dapat diterapkan dengan cara
membandingkan antar teks atau bacaan sejarah yang satu dengan
lainnya untuk menemukan pemahaman yang lebih objektif.
Keterampilan menyimak dalam pembelajaran sejarah tidak sekedar hanya
mendengarkan. Menyimak berarti mendengarkan secara sungguh-sungguh untuk
memperoleh informasi lisan yang disampaikan seseorang atau sumber literasi.
Sebagai seorang penyimak harus mampu menerima pesan yang disampaikan yang
diawli dengan mendengar, mendengarkan, hingga menyimak.69
Dalam
pembelajaran sejarah, sejarah harus disampaikan dengan jelas dan tidak bertele-
tele sehingga siswa mampu menangkap informasi melalui kegiatan menyimak.
Keterampilan menulis dalam pembelajaran sejarah dapat diterapkan dalan
beberrapa strategi sebagai berikut70
:
68
Yunus Abidin, op. cit, hlm. 152-167. 69
Hendra Kurniawan, op. cit, hlm. 56. 70
Yunus Abidin, op. cit, hlm. 180-189.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 52
36
1. Metode observasi kritis, menekankan pada kemampuan siswa
melakukan serangkaian penelitian sejarah sebagai bahan dalam
kegiatan menulis, seperti membuat makalah atau artikel.
2. Metode menulis imajinatif, menekankan kemampuan menulis siswa
dengan menggunakan kemampuan imajinatif siswa sebagai bahan
tulisan, contohnya, puisi, prosa fiksi, maupun drama.
3. Metode menulis kritis, menekankan pada aktivitas menuslis dengan
mengandalkan nalar sebagai bahan tulisan, contohnya, resensi film
atau buku sejarah, tulisan ilmiah populer, dll.
4. Metode menulis imajinatif kritis, menekankan pada aktivitas siswa
dengan mengandalkan kemampuan imajinatif dan kritis sebagai
bahan tulisan, contohnya, karikatur, poster, peta konsep, dll.
5. Metode bengkel menulis (writing workshop), merupakan wilayah
literasi tempat siswa belajar proses menulis dengan waktu yang
cukup dan di bawah bimbingan guru agar siswa sungguh terampil
dalam merencanakan, mengorganisasikan, dan terampil menyajikan
tulisannya.
6. Metode menulis berbasis genre (genre-based-writing), merupakan
metode pmbelajaran menulis yang menekankan pentingnya
pemahaman sebuah teks sebagai bekal kegiatan menulis.
Keterampilan berbicara dalam pembelajaran sejarah dapat diterapkan
dengan menggunakan beberapa metode sebagai berikut71
:
1. Metode presentasi ilmiah, menekankan pada siswa dalam
menyampaikan pesan dengan cara menjelaskan atau menguraikan
suatu materi secara sistematis dan efektif.
2. Drama atau role play, menekankan pada aspek hiburan dengan
membina kemampuan berbicara rekreatif dan kreatif-imajinatif.
Contohnya membuat drama tentang peristiwa Rengasdengklok,
Kongres Sumpah Pemuda, dll.
3. Metode ceramah atau story telling, merupakan metode pembelajaran
berbicara yang menuntut siswa terampil menulis gagasan secara baik
sekaligus terampil menyampaikan gagasan tersebut dihadapan orang
banyak.
Dari pemaparan tentang Gerakan Literasi sekolah diatas dapat diketahui
bahwa, literasi merupakan kemampuan individu mengolah dan memahami
informasi saat membaca atau menulis. Namun dalam perkembangannya, makna
literasi berubah menjadi pembelajaran yang menerapkan empat kemampuan, yaitu
71
Ibid, hlm. 200-205.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 53
37
menyimak, menulis, membaca, dan berbicara. Hal tersebut juga didukung dengan
peaturan pemerintah mengenai GLS yang termuat dalam tahap pembelajaran.
Keempat kemampuan tersebut diterapkan oleh guru melalui kegiatan
pemebelajaran guna meningkatkan kreatifitas dan pengetahuan peserta didik.
4. Teori-teori Masuknya Agama Islam ke Nusantara
Munculnya agama Islam di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh
kebudayaan antara daerah Nusantara dengan negara yang membawa pengaruh
Islam. Pertemuan kebudayaan ini terjadi sebagai salah satu akibat dari hubungan
yang dilakukan antara orang-orang Islam dengan orang-orang yang ada di
Nusantara. Sebab, daerah Nusantara merupakan jalur perdagangan strategis yang
menghubungkan antara dua wilayah, yaitu Laut Tengah dan Cina.72
Hubungan
perdagangan yang semakin lama semakin intensif menimbulkan pengaruh
terhadap masuknya pengaruh-pengaruh kebudayaan Arab, Persia, India, dan Cina
di Nusantara. Dengan kata lain, terjadilah proses akulturasi antara kebudayaan
negara-negara itu dengan kebudayaan Nusantara.
Hubungan dagang antara India dan China melalui laut sudah mulai ramai
sejak awal Masehi. Hal ini dimungkinkan karena sudah dikenalnya sistem bintang
dan sistem angin yang berlaku di Lautan Hindia dan laut Cina sehingga
memungkinkan terjadi jalur pelayaran antara Barat dengan Timur pulang balik
secara teratur dan berpola tetap.73
Hal ini juga menjadi salah satu faktor
munculnya kota-kota pelabuhan di sepanjang jalur pelayaran. Sriwijaya menjadi
72
Kementrian Ristekdikti, Pendalaman Materi Sejarah Indonesia PPG dalam Jabatan, hlm. 1. 73
Sartono Kartodirdjo, Pengantar Sejarah indonesia Baru 1500-1900, Gramedia, Jakarta, 1987,
hlm. 10.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 54
38
tempat persinggahan kapal-kapal dagang dari jazirah Arab dan Teluk Persia serta
kapal-kapal dagang dari Cina. Kapal dagang yang dari Jazirah Arab atau Teluk
Parsi (Persia) serta kapal-kapal dagang dari Cina. Kapal dagang yang dari Jazirah
Arab atau Teluk Parsi bergerak di sepanjang pantai Asia Selatan (Gujarat,
Malabar, Koromandel, Benggala) dan memasuki kepulauan Nusantara terus Cina,
demikian juga sebaliknya.74
Pada awal Abad ke-7 M, ketika Islam berkembang di Jazirah Arab,
Sriwijaya sedang dalam puncak kejayaannya. Dengan berdasar pada pendapat
Hamka bahwa sudah ada pedagang Arab yang singgah di Sriwijaya, maka bukan
tidak mungkin bahwa di antara para pedagang Arab sudah ada yang beragama
Islam. Ini artinya bahwa Islam sudah hadir dan mulai dikenal di wilayah
Nusantara pada abad ke-7 M.75
Hal ini diperkuat dengan pendapat Syed Naquid
Al-Atas menyatakan bahwa orang-orang Muslim sejak abad ke-7 M telah
memiliki perkampungan di Kanton76
. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa
pedagang-pedagang Arab memang telah memasuki perairan Nusantara.
Kepastian kapan dan dari mana Islam masuk di Nusantara memang tidak
ada kejelasan. Setidaknya ada tiga teori yang mencoba menjelaskan tentang itu
yaitu, Teori Gujarat, Teori Makkah, dan Teori Persia. Munculnya tiga teori yang
berbeda ini, disinyalir oleh Ahmad Mansur Suryanegara, akibat dari kurangnya
informasi yang bersumber dari fakta peninggalan agama Islam di Nusantara.77
74
Kementrian Ristekdikti, loc. cit. 75
Idem. 76
Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia V dan
VI, Balai Pustaka, Jakarta, 1984. 77
Kementrian Ristekdikti, op. cit, hlm 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 55
39
Inskripsi tertua tentang Islam tidak menjelaskan tentang kapan masuknya Islam di
Nusantara.
Pada inskripsi tertua itu hanya membicarakan tentang adanya kekuasaan
politik Islam, Samudera Pasai pada abad ke-13 Masehi. Selain itu karena sulitnya
memastikan kapan masuknya Islam di Nusantara dihadapkan pada luasnya
wilayah kepulauan Nusantara. Ketiga teori tersebut berbeda pendapat mengenai:
Pertama, waktu masuknya Islam. Kedua, asal negara yang menjadi perantara atau
sumber tempat pengambilan ajaran agama Islam. Dan ketiga, pelaku penyebar
atau pembawa Islam ke Nusantara.78
Berikut ini gambaran mengenai teori masuknya agama dan budaya Islam ke
Indonesia:79
a. Teori Gujarat
Sarjana-sarjana Barat kebanyakan dari Belanda—mengatakan bahwa Islam
yang masuk ke Kepulauan Indonesia berasal dari Gujarat sekitar abad ke-13 M
atau abad ke-7 H.80
Pendapat ini mengasumsikan bahwa Gujarat terletak di India
bagian barat, berdekatan dengan Laut Arab. Letaknya sangat strategis, berada di
jalur perdagangan antara timur dan barat. Pedagang Arab yang bermahzab Syafi‘i
telah bermukim di Gujarat dan Malabar sejak awal tahun Hijriyah (abad ke-7 M).
81Orang yang menyebarkan Islam ke Indonesia menurut Pijnapel bukanlah dari
78
Ibid, hlm 4 79
Ibid, hlm 4-14. 80
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Sejarah Indonesia (Edisi Revisi), Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014, hlm. 23. 81
Ibid, hlm 23.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 56
40
orang Arab langsung, melainkan para pedagang Gujarat yang telah memeluk
Islam dan berdagang ke dunia Timur.82
Pendapat J. Pijnapel kemudian didukung oleh C. Snouck Hurgronye, dan
J.P. Moquetta. Argumentasinya didasarkan pada batu nisan Sultan Malik Al-Saleh
yang wafat pada 17 Dzulhijjah 831 H atau 1297 M di Pasai, Aceh.83
Menurutnya,
batu nisan di Pasai dan makam Maulana Malik Ibrahim yang wafat tahun 1419 di
Gresik, Jawa Timur, memiliki bentuk yang sama dengan batu nisan yang terdapat
di Kambay, Gujarat.84
Moquetta kemudian berkesimpulan bahwa batu nisan
Bangsa Arab sejak abad ke-2 SM telah menguasai perdagangan di Ceylon.85
.
tersebut diimpor dari Gujarat, atau setidaknya dibuat oleh orang Gujarat atau
orang Indonesia yang telah belajar kaligrafi khas Gujarat.86
b. Teori Arab
Buya Hamka (Haji Abdul Malik Karim Amrullah) mengatakan bahwa Islam
berasal dari tanah kelahirannya, yaitu Arab atau Mesir.87
Di sini HAMKA
menolak pandangan yang mengatakan bahwa Islam masuk ke Nusantara pada
abad ke-13 dan berasal dari Gujarat.88
Proses ini berlangsung pada abad pertama Hijriah atau abad ke-7 M. Senada
dengan pendapat Hamka, teori yang mengatakan bahwa Islam berasal dari
82
Idem. 83
Ibid, hlm. 24. 84
Idem. 85
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, Amzah, Jakarta, 2013, hlm. 304, dikutip dari
T.W. Arnold, The Preaching of Islam: a History of the Propagation of the Muslim Faith. 86
Ibid, hlm. 24 87
Ibid, hlm. 25. 88
Ahmad Mansur Suryanegara, Menemukan Sejarah: Wacana Pergerakan Islam di Indonesia,
Mizan, Bandung, 2010, hlm. 78.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 57
41
Mekkah dikemukakan Anthony H. Johns. Menurutnya, proses Islamisasi
dilakukan oleh para musafir (kaum pengembara) yang datang ke Kepulauan
Indonesia. Kaum ini biasanya mengembara dari satu tempat ke tempat lainnya
dengan motivasi hanya pengembangan agama Islam.
c. Teori Persia
Pencetus teori ini adalah P.A. Hoesein Djajadiningrat. Teori ini berpendapat
bahwa agama Islam yang masuk ke Nusantara berasal dari Persia, singgah ke
Gujarat, sedangkan waktunya sekitar abad ke-13. Nampaknya fokus Pandangan
teori ini berbeda dengan teori Gujarat dan Makkah, sekalipun mempunyai
kesamaan masalah Gujaratnya, serta Madzhab Syafi'i-nya.89
Teori yang terakhir
ini lebih menitikberatkan tinjauannya kepada kebudayaan yang hidup di kalangan
masyarakat Islam Indonesia yang dirasakan memiliki persamaan dengan Persia.
Di antaranya adalah:90
(1) Peringatan 10 Muharram atau Asyura sebagai hari peringayan Syi'ah atas
mati syahidnya Husein. Peringatan ini berbentuk pembuatan bubur Syura. Di
Minangkabau bulan Muharram disebut bulan Hasan-Husein. Di Sumatera
Tengah sebelah barat disebut bulan Tabut, dan diperingati dengan mengarak
keranda Husein untuk dilemparkan ke sungai. Keranda tersebut disebut tabut
diambil dari bahasa arab.
(2) Adanya kesamaan ajaran antara Syaikh Siti Jenar dengan ajaran Sufi Iran al-
Hallaj, sekalipun al-Hallaj telah meninggal pada 310H / 922M, tetapi
89
Musrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam di Indonesia, Rajawali Press, Jakarta, 2004, hlm.
26. 90
Ibid, hlm.27.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 58
42
ajarannya berkembang terus dalam bentuk puisi, sehingga memungkinkan
Syeikh Siti Jenar yang hidup pada abad ke-16 dapat mempelajarinya.
(3) Nisan pada makam Malik Saleh dan makam Malik Ibrahim di Gresik dipesan
dari Gujarat. Dalam hal ini teori Persia mempunyai kesamaan muthlak
dengan teori Gujarat.
(4) Pengakuan umat Islam Indonesia terhadap madzhab Syafi'i sebagai madzhab
utama di daerah Malabar. Di sini ada sedikit kesamaan dengan teori Makkah,
cuman yang membedakannya adalah P.A. Hoesein Djajadiningrat di satu
pihak melihat salah satu budaya Islam Indonesia kemudian dikaitkan dengan
kebudayaan Persia, tetapi dalam memandang madzhab Syafi'i terhenti ke
Malabar, tidak berlanjut sampai ke pusat madzhab itu, yakni di Makkah.
Kritikan untuk teori Persia ini dilontarkan oleh K.H. Saifuddin Zuhri. Ia
menyatakan sukar untuk menerima pendapat tentang kedatangan Islam ke
Nusantara berasal dari Persia.91
Alasannya bila kita berpedoman pada masuknya
Islam ke Nusantara pada abad ke-7, hal ini berarti terjadi pada masa kekuasaan
Khalifah Umayyah. Saat itu kepemimpinan Islam di bidang politik, ekonomi dan
kebudayaan berada di tangan bangsa Arab, sedangkan pusat pergerakan Islam
berkisar di Makkah, Madinah, Damaskus dan Bagdad, jadi belum mungkin Persia
menduduki kepemimpinan dunia Islam.92
d. Teori Cina
Teori Cina mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia
(khususnya di Jawa) berasal dari para perantau Cina. Orang Cina telah
91
Ibid, hlm. 28. 92
Ibid, hlm. 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 59
43
berhubungan dengan masyarakat Indonesia jauh sebelum Islam dikenal di
Indonesia. Pada masa Hindu-Buddha, etnis Cina atau Tiongkok telah berbaur
dengan penduduk Indonesia terutama melalui kontak dagang. Bahkan, ajaran
Islam telah sampai di Cina pada abad ke-7 M, masa di mana agama ini baru
berkembang. Sumanto Al Qurtuby dalam bukunya Arus Cina Islam Jawa
menyatakan, menurut kronik masa Dinasti Tang di daerah Kanton, Zhang-zhao,
Quanzhou, dam pesisir Cina bagian selatan, telah terdapat sejumlah pemukiman
Islam.93
Selain itu fakta lain yang muncul adalah kedatangan laksamana Zheng He
atau kasim San Bao dari Provinsi Yunan ke Jawa.94
Teori Cina ini bila dilihat dari beberapa sumber luar negeri (kronik) maupun
lokal (babad dan hikayat), dapat diterima. Bahkan menurut sejumlah sumber lokat
tersebut ditulis bahwa raja Islam pertama di Jawa, yakni Raden Patah dari Bintoro
Demak, merupakan keturunan Cina. Ibunya disebutkan berasal dari Campa, Cina
bagian selatan (sekarang termasuk Vietnam).95
Bukti-bukti lainnya adalah masjid-masjid tua yang bernilai arsitektur
Tiongkok yang didirikan oleh komunitas Cina di berbagai tempat, terutama di
Pulau Jawa.96
Pelabuhan penting sepanjang pada abad ke-15 seperti Gresik,
misalnya, menurut catatan-catatan Cina, diduduki pertama-tama oleh para pelaut
dan pedagang Cina.97
Semua teori di atas masing-masing memiliki kelemahan dan
93
Ibid, hlm. 4 94
Hendra Kurniawan, The Role Of Chinese In Coming Of Islam To Indonesia: Teaching Materials
Development Based On Multiculturalism, Paramitha: Historical Studies Journal, 2017, hlm. 239. 95
Ibid, hlm. 5. 96
Idem. 97
Ibid, hlm. 6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 60
44
kelebihan tersendiri. Tidak ada kemutlakan dan kepastian yang jelas dalam
masing-masing teori tersebut.
Walaupun dari analisis perbandingan di atas ketiga teori tersebut lebih
menampakkan tajamnya perbedaan dari pada persamaan, namun ada titik temu
yang bisa disimpulkan yakni, bahwa pertama, Islam masuk dan berkembang di
Nusantara melalui jalan damai (infiltrasi kultural), dan kedua, Islam tidak
mengenal adanya misi sebagaimana yang dijalankan oleh kalangan Kristen dan
Katolik.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dapat dikatakan relevan bila penelitian tersebut pernah
dilakukan oleh orang lain. Penelitian yang dilakukan oleh Catharina Ginong
Pratidhina Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma dengan
judul Implementasi Pembelajaran Literasi dalam Mata Pelajaran Sejarah
Indonesia di SMA Negeri 11 Yogyakarta. Penelitian tersebut menuunjukkan
bahwa literasi yang diterapkan dalam pembelajran sejarah membawa dampak
positif bagi peserta didik. Terbukti dengan nilai peserta didik yang rata-rata
mencapai nilai KKM yaitu, 7,5. Rata-rata nilai harian peserta didik lebih dari 7,5
baik dalam kemampuan membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Melalui
penelitian ini pembelajaran literasi yang diterapkan sudah memenuhi prinsip-
prinsip literasi.98
98
Catharina Ginong Pratidhina, Implementasi Pembelajran Literasi dalam Mata Pelajaran
Sejarah Indonesia di SMA Negeri 11 Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, 2018.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 61
45
Penelitian yang dilakukan oleh Ekasatya Aldila Afriansyah mahasiswa
Program Studi Pendidikan Matematika Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Garut dengan judul Design Research: Mengukur Kepadatan Bilangan
Desimal. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa desain pembelajaran yang
dirancang dapar membantu peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1
Palembang kelas V dalam mengerjakan soal bilangan desimal.
Pada pembelajaran bilangan desimal, aktivitas menimbang beras berperan
sebagai jembatan/penghubung antara bilangan bulat dan bilangan desimal.
Kegiatan ini membantu siswa dalam memahami kepadatan bilangan desimal satu
angka di belakang koma. Aktivitas mengukur volume air berperan sebagai
kegiatan lanjutan setelah siswa memahami kepadatan bilangan desimal satu angka
di belakang koma. Kegiatan ini membantu siswa dalam memahami kepadatan
bilangan desimal dua angka di belakang koma. Hal ini dapat menggiring siswa
untuk dapat memahami kepadatan bilangan desimal dan memahami garis bilangan
sekaligus kegunaannya.99
Mengacu pada penelitian di atas, maka dapat dilakukan penelitian sejenis
dengan jenjang sekolah, mata pelajaran, dan metode penelitian yang berbeda.
Penelitian diatas menunjukan jenjang sekolah yang berbeda. Yang pertama
jenjang sekolah SMA Negeri dan yang kedua Madrasah Negeri. Maka untuk
penelitian ini akan menggunakan jenjang sekolah SMA swasta pada mata
pelajaran Sejarah Indonesia khusus pokok bahasan teori-teori masuknya agama
Islam ke Nusantara. Metode penelitian yang digunakan adalah design research
99
Ekasatya Aldila Afriansyah, Design Research: Mengukur Kepadatan Bilangan Desimal, STKIP
Garut, 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 62
46
berbasis literasi guna membantu peserta didik meningkatkan pengetahuan dan
kemapuan dalam membaca, menulis, menyimak, dan berbicara.
C. Kerangka Pikir
Pembelajaran sejarah memiliki arti strategis dalam pembentukan watak dan
peradaban bangsa yang bermartabat serta dalam pembentukan manusia Indonesia
yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Hal ini tercantum pada
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2006
tentang Standar Isi yang tercantum dalam lampiran Peraturan Menteri.
Pembelajaran sejarah menjadi sarana untuk mengembangkan kemampuan
kognitif, afektif, dan psikomotorik sehingga peserta didik menjadi kritis dan
berkarakter.
Pembelajaran sejarah erat kaitannya dengan kegiatan membaca. Hal ini
dikarenakan sumber-sumber sejarah berbentuk tulisan. Perkembangan teknologi
yang pesat membuat peserta didik enggan membaca buku. Mereka lebih memilih
bermain gawai. Tentu saja hal tersebut berpengaruh pada rendahnya minat baca
peserta didik. Rendahnya minat baca juga akan berpengaruh pada hasil belajar
yang juga ikut rendah. Permasalahan tersebut sangat terlihat pada pelajaran
sejarah Indonesia materi teori-teori masuknya agama Islam di Nusantara.
Untuk mengatasi hal tersebut peneliti berupaya membuat desain
pembelajaran yang cocok diterapkan pada permasalahan di atas. Desain
pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sistematis untuk
menyelesaikan masalah pembelajaran, meningkatkan kualitas pembelajaran, atau
untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu yang terdiriatas serangkaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 63
47
kegiatan perancangan bahan/produkpembelajaran, pengembangan dan
pengevaluasianrancangan guna menghasilkan rancangan yang efektif danefisien.
Desain pembelajaran yang dipilih peneliti adalah desain pembelajaran
sejarah berbasis literasi. Desain pembelajaran berbasis literasi mencakup empat
aktivitas yaitu, membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Melalui desain
pembelajaran literasi yang dilakukan oleh guru mampu mengembangkan
kemampuan literasi peserta didik. Desain pembelajaran sejarah dengan
menerapkan literasi dapat membantu peserta didik dalam mengembangkan
pengetahuan yang dimilikinya. Hal ini memuat tiga aspek yaitu, kognitif,
afektif,dan psikomotor.
Dalam aspek kognitif, peserta didik dapat meningkatkan pemahamannya
mengenai materi yang sedang dipelajari sehingga hasil belajar pun meningkat.
Dalam aspek afektif, peserta didik dapat menumbuhkan minat dan motivasi dalam
membaca buku sejarah pada diri peserta didik. Sedangkan dalam aspek
psikomotorik, peserta didik dapat mengembangkan keterampilannya dalam proses
pembelajaran berbasis literasi. Berdasarkan uraian diatas dapat digambarkan
skema kerangka berpikir sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 64
48
Gambar I
Kerangka Pikir
GURU
PEMBELAJARAN
SEJARAH
HASIL
BELAJAR
PESERTA
DIDIK
LITERASI
DESAIN
PEMBELAJARAN
Menulis
Menyimak
Berbicara
Psikomotorik
Afektif
Kognitif
Membaca
Permasalahan pada materi teori-teori
masuk agama Islam di Nusantara
Hasil belajar
rendah
Minat baca
rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 65
49
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan design research atau penelitian
desain. Design research adalah penelitian desain yang sistematis terdiri atas
kegiatan perancangan, pengembangan, dan evaluasi yang bertujuan untuk
membantu dan meningkatkan pengetahuan dan prestasi belajar peserta didik
khususnya pada pembelajaran sejarah. Design research merupakan pendekatan
penelitian yang dirancang untuk menemukan solusi dari permasalahan yang khas
pada suatu kelas dan pada materi tertentu. Design research dapat diklarifikasikan
dalam tiga orientasi, yaitu:100
1. Design Research untuk pengembangan pembelajaran (Development Studies)
Pada Develompment Studies, tujuan penerapan design research untuk
mengembangkan desain pembelajaran sebagai solusi untuk menyelesaikan
permasalahan dalam pembelajaran yang kompleks. Selain tujuan tersebut terdapat
tujuan lain yaitu untuk mendapatkan pemahaman atas karakteristik dari intervensi
tersebut dan karakteristik proses perancangan dan pengembangannya.
2. Design Research untuk mengetes atau menguji teori (Validation Studies)
Validation Studies Design Research bertujuan untuk mengembangkan atau
memvalidasi teori pendidikan, khususnya teori pembelajaran.
100
S. Putrawangsa, op.cit, hlm. 38
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 66
50
3. Design Research untuk implementasi pembelajaran (Implementation Studies)
Implementation Studies Design Research bertujuan untuk
mengimplementasikan program atau intervensi yang sudah valid pada konteks
yang lebih luas.
Penelitian ini menggunakan design research untuk pengembangan
intervensi (development studies) yang merupakan riset yang bertujuan untuk
merancang dan mengembangkan intervensi pendidikan, seperti program, strategi,
materi, produk atau sistem pembelajaran pendidikan, sebagai solusi atas masalah
pendidikan yang kompleks. Selain itu, pada saat yang bersamaan peneliti berusaha
memahami karakteristik dari intervensi tersebut dan cara merancang dan
mengembangkannya.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu
Yogyakarta yang beralamat di Jl. Wates Km.12 Argosari, Sedayu, Bantul, Daerah
Istimewa Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-Juni 2019 dengan jadwal
penelitian sebagai berikut:
Tabel 3. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No Kegiatan Bulan
Maret April Mei Juni
1. Penyusunan Proposal √
2. Perizinan √
3. Pengumpulan Data √ √
4. Analisis Data √ √
5. Penulisan Laporan √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 67
51
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPS SMA Pangudi Luhur
St. Louis IX Sedayu Yogyakarta tahun ajaran 2018/2019.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah desain pembelajaran sejarah berbasis literasi
pada pokok bahasan teori-teori masuknya agama Islam di Nusantara untuk kelas
X IPS SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu Yogyakarta.
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian design research dengan
model penelitian Gravemeijer dan Cobb. Model penelitian yang dikemukan
Gravemeijer dan Cobb membagi tahapan design research menjadi tiga, yaitu:
1. Tahapan Persiapan Desain
Meliputi kegiatan penentuan tujuan perancangan, analsisi keadaan subjek
(siswa), tinjauan literatur, dan penyusunan draf intervensi, yaitu berupa hipotesis
strategi dan kegiatan pembelajaran dengan memperhatikan hasil kajian literatur.
Dalam penelitian ini, diawali dengan observasi dan dokumentasi sebagai data
pengamatan awal. Kemudian dilakukan pre-test berupa tes kognitif dan kuesioner
untuk mengukur minat baca peserta didik sebelum diterapkan HLT. Setelah
semua data terkumpul peneliti akan membuat Hypothetical Learning Trajectory
(HLT).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 68
52
2. Tahapan Percobaan Desain
Tahapan percobaan desain, yaitu kegiatan uji coba draf intervensi yang telah
dirancang pada tahap sebelumnya (yaitu hipotesis strategi dan kegiatan
pembelajaran). Tahapan ini bukan untuk menguji apakah rancangan dan local
instructional theory bekerja atau tidak, tetapi sekaligus menguji dan
mengembangkan local instructional theory yang telah dikembangkan serta
memahami bagaimana teori itu bekerja selama eksperimen berlangsung. Design
eksperimen dilakukan dalam bentuk kegiatan siklus, misalnya dalam beberapa
kali pembelajaran. Pada tahap ini dikumpulkan data yang diperlukan meliputi
proses pembelajaran yang terjadi di kelas serta proses berpikir siswa baik dari
perspektif sosial.
Pada penelitian ini dilakukan dua siklus. Siklus pertama menerapakan
rancangan pembelajaran yang sudah dirancang berdasarkan data-data yang sudah
didapatkan selama observasi. Selama siklus berlangsung peneliti mengamati
berjalannya proses belajar dengan mengisi lembar observasi dan
mendokumentasikan proses pembelajaran untuk menemukan kekurangan dalam
desain. Setalah peneliti menemukan kekurangan dalam desain, maka peneliti
segera merevisi desain dan kembali menguji coba pada siklus kedua. Prosesnya
sama dengan siklus pertama. Setelah melaksanakan siklus satu dan dua, dilakukan
post-test untuk menguji kemampuan kognitif dan afektif peserta didik. Untuk
menguji kemampuan psikomotorik peneliti memberi penugasan membuat artikel
pada siklus pertama dan siklus kedua. Kemudian peserta didik diberi kesempatan
untuk memperbaiki tugasnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 69
53
3. Tahapan Analisis Restrospektif
Tujuan tahap ini adalah menganalisis data-data yang telah diperoleh untuk
mengatahui apakah mendukung atau sesuai tidak dengan konjektur yang telah
dirancang. Data yang dianalisis meliputi rekaman video proses pembelajaran dan
hasil interview terhadap siswa dan guru, lembar hasil pekerjaan siswa, catatan
lapangan serta rekaman video dan audio yang memuat proses penelitian dari awal.
Tahapan ini bergantung kepada tujuan teoritis yang hendak dicapai, sehingga
analisis yang dilakukan untuk mengetahui dukungan data terhadap local
instructional theory. Pada tahap ini dilakukan rekonstruksi dan revisi pada local
instructional theory serta menyajikan suatu isu kemungkinan yang dapat
berimplikasi pada teori dan penerapannya pada konteks dan situasi yang lebih
luas. Pada penelitian ini untuk mendapat analisis retrospektif dilakukan dengan
melihat data-data yang sudah didapatkan pada tahap eksperimen rancangan dan
wawancara dengan guru dan peserta didik
Dari ketiga tahapan tersebut dipandang dalam satu siklus yang digambarkan
sebagai berikut:101
101
Rully Charitas Indra Prahmana, op.cit, hlm. 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 70
54
Gambar II.
Model Design Research oleh Gravemeijer dan Cobb
E. Hypothetical Learning Trajectory (HLT)
Dalam merancang suatu desain pembelajaran sejarah di kelas X IPS
khususnya pada teori-teori masuknya agama Islam di Nusantara, seorang guru
harus mempunyai dugaan atau hipotesis agar mampu mempertimbangkan reaksi
peserta didik untuk setiap tahap dari lintasan belajar terhadap tujuan pembelajaran
yang dilaksanakan.102
Dalam konteks hypothetical learning trajectory (HLT)
diartikan sebagai suatu dugaaan atau hipotesis atau prediksi bagaimana pemikiran
dan pemahaman siswa berkembang dalam aktivitasnya. HLT bisa diartikan
102
Rully Charitas Indra Prahmana, op.cit, hlm. 20.
Persiapan Desain Percobaan Desain Analisis
Restrospektif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 71
55
sebagai rencana lintasan belajar yang akan diterapkan pada suatu kelas untuk
menyelesaikan masalah.
Menurut Gravemeijier menyatakan HLT terdiri dari tiga komponen utama
yang dijabarkan berdasarkan penelitian ini, yaitu:103
1. Tujuan pembelajaran sejarah bagi peserta didik. Tujuan pembelajaran yang
dimaksud pada penelitian ini adalah meningkatkan KKM (kognitif),
meningkatkan minat baca (afektif), dan meningkatkan keterampilan
(psikomotorik).
2. Aktivitas pembelajaran menggunakan model pembelajaran discovery learning
dan perangkat/media yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah ppt
dan video.
3. Konjektur proses pembelajaran bagaimana mengetahui pemahaman dan
strategi peserta didik yang muncul dan berkembang ketika aktivitas
pembelajaran dilakukan di kelas tercantum dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran.
Tahap uji coba pada penelitian ini menggunakan pengajaran HLT yang
berfungsi sebagai patokan bagi guru dan peneliti dalam pelaksanaan pengajaran,
wawancara, dan observasi. HLT ini sebagai penghubung antara teori pembelajaran
dan uji coba pengajaran.104
Dari hubungan tersebut akan muncul konjektur yang
dapat direvisi yang kemudian dikembangkan kembali untuk aktivitas
pembelajaran berikutnya berdasarkan hasil restrospective analysis setelah
103
Ibid, hlm. 20. 104
Ibid, hlm 21.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 72
56
teaching experiment dilakukan.105
Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian ini
akan mendesain rencana lintasan belajar (HLT) berbasis literasi pada mata
pelajaran sejarah Indonesia pokok bahasan teori-teori masuknya agama Islam di
Nusantara.
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Pada tahap ini, peneliti melakukan observasi kelas. Observasi merupakan
suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan
penelitian secara teliti serta pencatatan secara sistematis.106
Beberapa informasi
yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang(tempat), pelaku, kegiatan, objek,
perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, dan perasaan.107
Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan metode observasi untuk mendapatkan beberapa informasi
mengenai aktivitas pelaksanaan pembelajaran literasi khususnya dalam pelajaran
sejarah.
2. Tes
Untuk memperoleh data tentang hasil belajar peserta didik diberikaan tes
kepada peserta didik setelah pelaksanaan pembelajaran. Tes yang akan dilakukan
pada penelitian ini guna mengetahui hasil belajar peserta didik berupa pre-test dan
post-test untuk mengetahui kemampuan pengetahuan peserta didik dan penugasan
untuk mengetahui kemampuan keterampilan peserta didik (psikomotorik). Melalui
hasil belajar ini peneliti dapat mengetahui efektivitas desain pembelajaran yang
dirancang dalam membantu peserta didik memahami pelajaran sejarah.
105
Ibid. 106
Hamid Darmadi, Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial, Bandung: Alfabeta, 2014, hlm 35. 107
Ibid, hlm. 36.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 73
57
3. Kuesioner
Kuesioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak
langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab pada responden). Kuesioner
berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau direspons
oleh responden.108
Dalam penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mendapat
informasi mengenai tumbuhnya minat baca peserta didik yang terkait dengan
materi teori-teori masuknya agama Islam di Nusantara.
4. Wawancara
Wawancara adalah percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu.
Ini merupakan tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan
secara fisik.109
Dalam penelitian design research wawancara dilakukan secara
mendalam. Wawancara mendalam (in-depth interview) adalah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka
antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau
tanpa menggunakan pedoman wawancara.110
Dalam penelitian ini wawancara dilakukan kepada guru mata pelajaran
sejarah dan peserta didik. Hal ini dilakukan untuk mendapat informasi mengenai
kekurangan dan kelebihan dari desain pembelajaran yang telah dirancang oleh
peneliti serta mengetahui efektivitas desain pembelajaran dalam membantu
peserta didik dalam memahami pelajaran sejarah.
108
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif: Untuk Ilmu-ilmu Sosial, Jakarta:
SalembaHumanika, 2012, hlm. 130-131. 109
Sudaryono, Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: Prenadamedia Group, 2016, hlm. 77. 110
Hamid Darmadi.,op.cit., hlm. 291.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 74
58
5. Dokumentasi
Dokumentasi berupa video proses pelaksanaan penelitian. Dokumentasi ini
dilakukan untuk melihat proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan
peserta didik sebelum diterapkannya desain dan sesudah diterapkan desain.
G. Instrumen Pengumpulan Data
1. Lembar Observasi
Dalam penelitian ini observasi dilakukan untuk mengetahui pembelajaran
berbasis literasi di kelas X IPS SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu
Yogyakarta. Untuk melakukan observasi, peneliti menggunakan lembar observasi
check list.Chek List adalah pedoman observasi yang berisikan daftar aspek yang
diamati. Dalam penelitian ini, peneliti menyiapkan lembar observasi berupa check
list dengan 2 option yaitu ―Ya dan Tidak‖ untuk setiap daftar pernyataan yang
berkaitan dengan aktivitas guru dan peserta didik dalam pelaksanaan
pembelajaran sejarah berbasis literasi.
2. Tes Hasil Belajar
Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan tes tertulis berupa pertanyaan
pilihan ganda untuk mengetahui hasil belajar peserta didik. Dari hasil belajar
tersebut akan digunakan untuk melihat seberapa jauh kemampuan kognitif peserta
didik saat diterapkan desain pembelajaran sejarah berbasis literasi.
3. Instrumen Kuesioner
Kuesioner yang akan dilakukan peneliti bertujuan untuk melihat seberapa
jauh minat baca/minat literasi peserta didik saat diterapkan desain pembelajaran
sejarah berbasis literasi. Penentuan skor kuesioner menggunakan skala likert
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 75
59
terdiri dar ilima kategori, yaitu: pernyataan positif, pilihan jawaban ―Sangat
Setuju‖ (SS)diberi skor 5, ―Setuju‖ (S) diberi skor 4, ―Kurang Setuju‖ (KS) diberi
skor 3,―Tidak Setuju‖ (TS) diberi skor 2, ―Sangat Tidak Setuju‖ (STS) diberi skor
1. Sebaliknya untuk pernyataan negatif, pilihan jawaban ―Sangat Setuju‖ (SS)
diberi skor 1, ―Setuju‖ (S) diberi skor 2, ―Kurang Setuju‖ (KS) diberi skor 3,
―Tidak Setuju‖ (TS) diberi skor 4, ―Sangat Tidak Setuju‖ (STS) diberi skor 5.111
4. Instrumen Wawancara
Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan kepada guru pelajaran sejarah
dan peserta didik di kelas X IPS SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu
Yogyakarta. Dengan menggunakan pertanyaan yang telah disusun oleh peneliti.
pertanyaan wawancara disusun berkaitan dengan penerapan desain pembelajaran
sejarah berbasis literasi pada pokok bahasan teori-teori masuknya agama Islam di
Nusantara. Daftar pertanyaan wawancara disusun berdasarkan kisi-kisi yang
dibuat oleh peneliti sebagai berikut:
Tabel 4. Kisi-kisi Wawancara Guru dan Peserta Didik
Fokus
Penelitian
Indikator Pokok-Pokok Pertanyaan No
Desain
pembelajaran
sejarah berbasis
literasi pada
pokok bahasan
teori-teori
masuknya
agama Islam di
Nusantara
Observasi
Guru
-Bagaimana RPP yang disusun
sudahkah dapat berjalan dengan
baik?
-Bagaimana media yang disusun?
-Bagaimana soal-soal yang
disusun?
- Bagaimana pelaksanaan desain
1.
111
Sugiyono, Penelitian Kualitatif dan R&D, Bandung, Alfabeta, 2012, hlm. 93.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 76
60
Analisis
Restrospektif
dan apakah mudah menyesuaikan
RPP?
-Kendala apa saja yang dialami
dalam pelaksanaan desain?
-Bagaimana situasi kelas
-Bagaimana respon peserta didik?
Peserta Didik
-Bagaimana tingkat ketertarikan
pelajaran sejarah?
-Bagaimana minat baca buku
sejarah?
-Bagaimana harapan peserta didik
mengenai pelajaran sejarah?
Peserta Didik
-Bagaimana tanggapan peserta
didik terhadap desain yang
diterapkan?
-Kemudahan apa saja yang didapat
melalui desain pembelajaran yang
diterapkan?
-Kesulitan apa saja yang dialama
selama pembelajaran.?
-Kelebihan dari desain
pembelajaran
-Kekurangan dari desain
pembelajaran
-Kesan dan saran untuk desain
pembelajaran yang diterapkan.
2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 77
61
5. Instrumen Dokumentasi
Peneliti juga mengambil dokumentasi berupa video dalam proses kegiatan
pembelajaran di kelas dari awal sampai akhir penelitian.
H. Validasi Data
Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek
penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian
datayang valid adalah data ―yang tidak berbeda‖ antar data yang dilaporkan oleh
peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian. Dalam
penelitian design research, validasi data digunakan untuk menguji kredibilitas
data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian yang dilakukan dengan
perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi,
diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, membercheck.112
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji kredibilitas data atau
kepercayaan terhadap hasil penelitian yaitu dengan triangulasi, meningkatkan
ketekunan, dan diskusi teman sejawat.
1. Triangulasi
Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang
telah ada. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu.
Dengan demikian terdapat beberapa triangulasi yaitu triangulasi sumber,
triangulasi teknik pengumpulan data, dan triangulasi teori.
112
Ibid., hlm. 267.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 78
62
(1) Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber yaitu untuk menguji kreadibilitas data yang dilakukan
dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.113
Dalam penelitian ini peneliti melakukan triangulasi berdasarkan sumber penelitian
yang diperoleh, yaitu peserta didik dan guru mata pelajaran sejarah.
(2) Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik yaitu untuk menguji kredibilitas data dapat dilakukan
dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang
berbeda. Dalah penelitian ini peneliti memperoleh data melalui observasi, tes,
kuesioner, wawancara, serta dokumen dan dokumentasi.
(3) Triangulasi Teori
Dalam melakukan penelitian, fakta harus diperiksa derajat kepercayaannya
menggunakan satu atau lebih teori untuk menghasilkan data yang lebih akurat.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teori mengenai
pembelajaran sejarah, desain pembelajaran, literasi dan teori masuknya agama
Islam di Nusantara.
2. Meningkatkan Ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat
dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan
peristiwa akan dapat direkam dengan pasti dan sistematis.114
Dengan
meningkatkan ketekunan, maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali
apakah data yang telah ditemukan salah atau tidak. Sebagai bekal peneliti untuk
113
Ibid, hlm. 274. 114
Ibid, hlm. 272.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 79
63
meningkatkan ketekunan, dalam penelitian ini peneliti membaca dan mempelajari
berbagai referensi buku serta melakukan pengamatan secara cermat dan
berkesinambungan terkait dengan desain pembelajaran dan proses pembelajaran.
3. Pemeriksaan Sejawat Melalui Diskusi
Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil
akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat. Dengan
demikian pemeriksaan sejawat berarti pemeriksaan yang dilakukan dengan jalan
mengumpulkan rekan-rekan yang sebaya, yang memiliki pengetahuan umum yang
sama tentang apa yang diteliti, sehingga bersama mereka peneliti dapat me-review
persepsi, pandangan, dan analisis yang sedang dilakukan.115
Dalam penelitian ini,
peneliti melakukan pemeriksaan sejawat dengan melakukan diskusi dengan guru
mata pelajaran sejarah.
I. Teknik Analisis Data
1. Tes Awal
Pada tahap tes awal (pre-test), hasil data pre-test yang berupa kumpulan
jawaban dianalisis untuk mengetahui langkah awal peserta didik dalam
mempelajari materi teori-teori masuknya agama Islam ke Nusantara. Selain itu
juga dilakukan kuesioner untuk mengetahui keterampilan literasi peserta didik.
Hasil pengujian ini diharapkan dapat mengungkap pengetahuan awal siswa dan
dapat mengarahkan HLT awal sedemikian rupa sehingga sesuai bagi siswa kelas
X IPS SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu Yogyakarta.
115
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya ,2006, hlm.
332-334
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 80
64
2. Percobaan Mengajar (Siklus 1)
Pada tahap percobaan mengajar siklus 1, video rekam dan lembar kerja
siswa dianalisis untuk mengetahui hasil dari proses pembelajaran. Pada siklus 1
ini digunakan kelas kecil dengan jumlah siswa 10 orang. Dalam prakteknya,
terdapat kemungkinan bahwa dugaan dari HLT tidak sesuai dengan situasi nyata.
Di sini, HLT perlu ditingkatkan dan perlu ada perubahan ke arah yang lebih baik.
Tidak jarang HLT telah sesuai dengan apa yang terjadi, ataupun sebaliknya.
3. Percobaan Mengajar (Siklus 2)
Pada percobaan kali ini peneliti akan mempraktekkan HLT di kelas yang
lebih besar. HLT yang sudah direvisi kembali diterapkan di dalam kelas. Kerja
peserta didik dianalisis secara mendalam. Daya pikir mereka dan perkembangan
pemahaman mereka tentang teori-teori masuknya agama Islam ke Nusantara
dianalisis.
4. Tes Akhir
Pada tahap tes akhir (post-test), hasil tes di analisis untuk mengukur
pemahaman siswa setelah proses pembelajaran; dianalisis dengan HLT. Hal ini
juga dapat dibandingkan dengan hasil pre-test, untuk melihat proses pemahaman
siswa tentang teori-teori masuknya agama Islam ke Nusantara. Kedua tes ini
dibuat mirip, hanya saja pada post-test tingkat kesulitannya lebih tinggi. Selain
post-test dilakukan kuesioner untuk mengukur minat baca peserta didik yang
diharapkan meningkat dari kuesioner awal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 81
65
5. Reliabilitas
a. Reliabilitas Internal
Pada reliabilitas ini peneliti akan memisahkan data berdasarkan pada
jenisnya, memberikan kode tertentu pada setiap data yang telah terkumpul, seperi
hasil nilai kognitif, afektif, psikomotorik, wawancara, dan data yang berupa video,
serta yang terakhir melakukan diskusi dengan guru pelajaran sejarah dan peserta
didik tentang tugas dan perannya dalam penerapan desain pembelajaran sejarah
berbasisi literasi yang berlangsung.
b. Reliabilitas Ekternal
Reliabilitas eksternal yang dilakukan peneliti dilakukan dengan cara
melaporkan hasil penelitian, baik kebrhasilan maupun kegagalan, menjelaskan
prosedur yang dijalani selama penelitian, kajian teori yang digunakan, dan alasan-
alasan pembuatan desain pembelajaran sejarah berbasis literasi.
J. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembahasan dalam menyusun skripsi ini, penyusunan
dibagi menjadi lima bab.
Bab I Pendahuluan, berisi pokok bahasan utama yang menjadi latarbelakang
penelitian ini. Bab ini mencakup latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, batasan masalah, dan manfaat penelitian.
Bab II Kajian Pustaka, berisi tentang kajian teori, penelitian relevan, dan
kerangka pikir. Kajian teori mencakup pembelajaran sejarah, desain pembelajaran,
literasi, dan teori-teori masuknya agama Islam ke Nusantara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 82
66
Bab III Metodologi Penelitian, mencakup jenis penelitian, waktu dan tempat
penelitian, subjek dan objek penelitian, prosedur penelitian, hypothetical learning
trajectory (HLT), teknik pengumpulan data, instrumen pengumpulan data,
validasi data, dan teknik analisis data.
Bab IV Hasil Penelitian, mencakup deskripsi hasil penelitian dan
pembahasan.
Bab V Kesimpulan dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 83
67
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Persiapan Desain
a. Analisis Kebutuhan
Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang
atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan.116
Pada abad ke-21 ini, pendidikan semakin
berkembang seiring dengan perkembangan teknologi. Pemebelajaran tidak hanya
berfokus dalam mengajarkan peserta didik mengenai materi tetapi juga harus
membuat pembelajaran menjadi menarik. Pembelajaran yang sedang
dikembangkan di Indonesia adalah pembelajaran literasi. Pembelajaran literasi
sangat sering dikaitkan dengan pelajaran bahasa Indonesia, padahal pembelajaran
literasi juga dapat diterapkan dalam pelajaran sejarah.117
Biasanya literasi selalu dikaitkan dengan kegiatan membaca dan menulis.
Namun pada perkembangannya literasi juga meliputi kegiatan membaca, menulis,
menyimak, dan berbicara.118
Seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi
dan informasi guru harus menyadari bahwa literasi dapat dikembangkan dan
dimanfaatkan menjadi sebuah media pembelajaran di kelas.119
Dengan
perkembangan literasi yang semakin pesat di luar negeri, membuat pemerinatah
juga ingin mengembangkan hal ini di Indonesia.
116
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima 117
Hendra Kurniawan, op. cit, hlm.1. 118
Yunus Abidin dkk, 2017, op.cit, hlm.1. 119
Ibid, hlm. 3.
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 84
68
Berdasarkan survei-survei yang banyak dilakukan oleh lembaga survei,
minat baca di Indonesia sangat rendah. Demi menyelesaikan permasalahan ini,
pemerintah menjalankan peraturan berupa Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi
Pekerti (PBP). Pelaksanaan PBP memiliki dasar nilai-nilai kemanusiaan dan
kebangsaan yang berguna untuk menumbuhkan potensi peserta didik, khusunya
mendorong peserta didik untuk gemar membaca dan mengembangkan minat
sesuai dengan bakat yang dimiliki peserta didik.120
Dalam penerapan PBP yang dilakukan pemerintah, kegiatan yang dilakukan
di sekolah adalah Gerakan Literasi Sekolah (GLS). GLS merupakan upaya yang
dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi
pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik.121
GLS yang diterapkan mengandung lima komponen yaitu literasi dasar, literasi
perpustakaan, literasi media, literasi teknologi, dan literasi visual yang semuanya
berperan dalam membantu pengembangan literasi pada peserta didik. Selain
bertujuan untuk menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah, GLS juga
bertujuan untuk meningkatkan kualitas warga sekolah agar literat, menjadikan
sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan agar mampu mengelola
pengetahuan, dan menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan
beragam buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.122
Ruang
120
Permendikbud Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2015 tentang PBP, hlm. 4. 121
Hendra Kurniawan, 2018, op.cit, hlm. 22. 122
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, op. cit, hlm. 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 85
69
lingkup dalam penerapan GLS bisala dilakukan sesuai dengan lingkungan fisik
sekolah, lingkungan sosial dan afektif di sekolah, serta lingkngan akademik.123
Tentunya sasaran GLS meliputi setiap jenjang pendidikan dari pendidikan
dasar sampai pendidikan menengah atas. Hal ini sesuai dengan target GLS yang
dapat menciptakan warga sekolah yang literat sehingga dapat menumbuhkan
budipekerti peserta didik.124
Berdasarkan prinsip-prinsip literasi sekolah maka
strategi yang digunakan untuk membangun budaya literasi dengan
mengkondisikan lingkungan fisik ramah literasi, mengupayakan lingkungan sosial
dan afektif sebagi model komunikasi dan interaksi yang literat, serta
mengupayakan sekolah sebagai lingkungan akademik yang literat.125
Dalam
program GLS, terdapat tiga tahap penerapan yaitu tahap pembiasaan, tahap
pengembangan, dan tahap pembelajaran. Peneliti akan berfokus pada kegiatan di
tahap pembelajaran.
Pada tahap pembelajaran peneliti akan berfokus pada pembelajaran sejarah.
Pembelajaran sejarah dianggap sangat cocok untuk diterapkan kegiatan literasi.
Dalam pembelajaran sejarah, peneliti berusaha untuk membantu peserta didik
dalam mempelajari sejarah dengan metode dan strategi yang akan digunakan.126
Pembelajaran sejarah sangat cocok dengan kegiatan literasi karena dalam
mempelajari sejarah dibutuhkan sumber-sumber yang berkaitan dengan kegitan
membaca.
123
Ibid, hlm. 3. 124
Dirjen Dikdasmen, op. cit, hlm. 34. 125
Ibid, hlm. 12. 126
Brian Garvei dan Mary Krug, op. cit, hlm.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 86
70
Kegiatan literasi dalam pembelajaran sejarah dapat meliputi 4 keterampilan
literasi yaitu membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Dalam kegiatan
membaca, peserta didik dapat membaca berbagai sumber mengnai palajarn
sejarah melalui buku, artikel, dan sumber internet. Peserta didik juga bisa
mengembangkan keterampilan menulis dengan menulis informasi yang
didapatkan saat guru menjelaskan dan saat teman mmpresentasikan hasil kerja
kelompok. Dalam mengembangkan kemampuan menyimak peserta didik dapat
menonton video yang berkaitan dengan sejarah yang ditayangkan oleh guru.
Selain itu tanya jawab di kelas juga penting untuk mengembangkan kemampuan
berbicara peserta didik, serta diskusi dan presentasi yang membantu peserta didik
menjadi lebih cakap dalam mengkomunikasikan suatu informasi.
Untuk mengwujudkan pembelajaran sejarah yang berkaitan dengan kegiatan
literasi, peneliti meranacang sebuah desain pembelajaran guna membantu peserta
didik untuk mengembangkan keterampilan literasi. Desain pembelajaran adalah
proses yang dilakukan secara sistematis untuk menyelasaikan masalah
pembelajaran, meningkatkan kualitas pembelajaran, atau untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu yang terdiri atas serangkaian kegiatan perancangan
bahan/produk pembelajaran, pengembangan dan pengevaluasian rancangan guna
menghasilkan rancangan yang efektif dan efisien.127
Desain pembelajaran yang
dirancang adalah Hypothetical Learning Trajectory (HLT) yang akan
diujicobakan di kelas untuk menghasilkan Local Instruction Theory (LIT)
berbasis literasi.
127
S. Putrawangsa, op.cit, hlm.24.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 87
71
Peneliti merancang desain pembelajarn sejarah berbentuk Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam membuat RPP, peneliti harus
memperhatikan pendekatan, metode, serta media pembelajaran yang akan
digunakan sesuai dengan pembelajarn literasi yang akan diterapakan dalam
desain. Peneliti juga memperisiapkan bahan ajar sejarah yaitu materi teori-teori
masuknya agama Islam di Nusantara. Alasan peneliti mengambil materi ini adalah
materi teori masuknya agama Islam ke Nusantara selama ini kurang dikaji di
sekolah-sekolah. Padahal pada kenyataannya materi mengandung banyak nilai.
Khususnya nilai keberagaman dimana kita melihat banyak teori yang
bermunculan berasal dari berbagai daerah. Selain itu terdapat nilai-nilai
kebudayaan pada setiap teori yang mengindikasikan bahwa setiap daerah
meninggalkan kebudayaan yang akan menyatu dengan kebudayaan asli Nusantara.
Peneliti akan menerapkan desain pembelajaran sejarah ini di SMA Pangudi
Luhur Sedayu tepatnya di kelas X IPS 1. Di sekolah ini sudah menerapkan literasi
sejak tahun 2017. Desain pembelajaran yang dirancang harus sesuai dengan
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang berfokus pada kegiatan pembelajaran.
Desain pembelajaran sejarah yang dirancang diharapkan tidak hanya
mengistruksikan siswa ke perpustakaan atau mencari sumber tetapi juga
membantu siswa dalam mengkritisi informasi yang mereka dapatkan. Peneliti
melakukan observasi dengan mengamati cara belajar siswa dengan wawancara.
Selain itu peneliti juga mengobservasi nilai siswa melalui tes dan mengukur
keterampilan literasi dengan kuesioner.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 88
72
Berdasarkan observasi peneliti saat melihat keadaan kelas X IPS 1 dengan
jumlah siswa 29 orang. Saat guru menjelaskan tentang materi teori masuknya
agama Islam ke Nusantara kebanyakan siswa asyik mengobrol sendiri dari pada
saat mendengarkan guru menerangkan pelajaran sejarah. Ada juga yang tampak
mengantuk dengan penjelasan tersebut. Mereka tidak aktif bertanya atau
menjawab pertanyaan. Saat diskusi pun hanya satu atau dua anak yang
mengerjakan. Peserta yang tidak antusias ini membuat keterampilan literasi
peserta didik sulit berkembang.128
Selain itu guru dalam menyajikan materi hanya menjelaskan tanpa memberi
memberi sumber literasi kepada peserta didik.129
Padahal sumber literasi bisa
membantu peserta didik menjadi lebih aktif dan tidak tergantung dengan
penjelasan yang diberikan oleh guru. Pertanyaan yang diajukan pun tidak dajukan
perorangan tetapi untuk satu kelas. Hal ini menyebabkan hanya beberpa peserta
didik saja yang terlihat aktif. Sedangakan yang lain memilih diam. Pertanyaan
yang diajukan untuk perorangan sangat membantu peserta didik yang
keterampilan berbicaranya kurang. Mau tidak mau mereka harus menjawab
pertanyaan tersebut karena ditunjuk. Sebenarnya peserta didik sangat aktif. Tapi
mereka aktif ngobrol sendiri daripada aktif mengkritisi topik masalah. Bisa jadi
guru menggunakan bahasa yang terlalu tinggi sehingga membuat peserta didik
tidak mampu mengkritisi suatu topik masalah.130
Guru sejarah menyatakan bahwa kelas X IPS 1 sangat aktif. Terutama
dalam kegiatan tanya jawab. Mereka juga menyimak dengan baik jika guru
128
Catatan Lapangan 1, Lembar Observasi Siswa 129
CL 1, Lembar Observasi Guru 130
CL 2, Lembar Observasi Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 89
73
menjelaskan atau menyangkan video. Tapi perlu dicatat anak-anak akan bosan
jika durasi video terlalu panjang dan tidak sesuai dengan selera mereka. Mereka
suka video yang benar-benar menggambarkan peristiwa sejarah dengan narasi
yang mudah dipahami. Sebagian anak-anak suka berbicara sehingga sangat sulit
mengontrol mereka dalam melakukan kegiatan bermain game. Ada juga beberapa
anak yang jarang berbicara dan sibuk sendiri dengan dunianya, jadi harus ada
inisiatif guru untuk bertanya kepada anak-anak yang tidak aktif itu. Dalam
menulis catatan mereka cukup rajin, namun saat diberi tugas menyusun laporan
atau makalah hasilnya kurang maksimal. Kebanyakan mereka tidak suka
menyusun makalah karena harus membawa tugas itu d rumah. Siswa lebih suka
mengerjakan tugas yang langsung selesai di sekolah.131
Setelah melihat situasi kelas, peneliti melakukan wawancara dengan 5 orang
anak. Peneliti memberi 10 pertanyaan yang berkaitan dengan keterampilan
literasi. Hasilnya mereka banyak yang tidak suka membaca buku sejarah dengan
alasan kata-kata yang sulit dimengerti sehingga membosankan.132
Mereka lebih
memilih untuk membaca sumber-sumber di internet karena bahasa yang
digunakan mudah dimengerti dan lebih banyak pilihan bacaaan yang variatif.133
Saat diberi tugas menulis atau membuat makalah siswa-siswa tersebut kurang
antusias karena mereka merasa hal itu tidak membuat mereka memahami
pelajaran yang didapat.134
Mereka juga mengeluhkan guru yang memberi
tayangan video sejarah. Hal ini karena guru sering menayangkan video yang
131
CL 2 132
CL 3, CL 4, CL 5 133
CL 3, CL 4, CL 5, CL 6 134
CL 3, CL 4, CL 5, CL 6, CL 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 90
74
sifatnya lebih informatif daripada yang bersifat menghibur atau menyenangkan.135
Dalam hal kegiatan tanya jawab, siswa kadang merasa malu atau takut salah jika
menjawab pertanyaan dari guru.136
Dalam hal pelajaran sejarah sebenarnya siswa cukup tertarik. Mereka suka
belajar mengenai sejarah kerajaan-kerajaan yang ada di Indonesia baik kerajaan
Hindu-Budha maupun kerajaan Islam. Mereka juga suka pelajaran tentang
peradaban-peradaban dari berbagai negara di seluruh dunia tidak hanya di
Indonesia saja. Bagi mereka pelajaran tersebut sangat seru dan membuat mereka
penasaran dengan kehidupan zaman dulu.137
Namun berbeda dengan materi teori-
teori khususnya teori masuknya agama Islam ke Nusantara. Siswa kurang tertarik
dengan materi tersebut karena menurut mereka itu hanya sekedar teori dan tidak
ada cerita dibalik itu. Padahal materi ini juga memiliki cerita-cerita yang tidak
kalah menarik dari ceriata sejarah lainnya.
Harapan siswa mengenai pembelajaran sejarah adalah mereka ingin
pembelajaran lebih inovatif dan menarik. Khususnya pembawaan guru dalam
menerangkan sebuah materi. Mereka juga ingin menonton video sejarah yang
lebih menarik misalnya seperti animasi sejarah atau film sejarah. Dalam kegiatan
menulis mereka lebih senang bila hal itu berupa menulis artikel atau refleksi
daripada berbentuk makalah. Pada saat kegiatan tanya jawab siswa berharap guru
bisa berinisiatif untuk bertanya kepada siswa-siswa yang tidak aktif. Mungkin saja
mereka ingin menjawab tapi malu atau takut salah.138
135
CL 4 136
CL 5 137
CL 3, CL 4, CL 5, CL 6, CL 7 138
CL 3, CL 4, CL 5, CL 6, CL 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 91
75
Selain melakukan wawancara, peneliti juga melakukan test dan kuesioner.
Test yang dilakukan yaitu memberi mereka 10 soal pilihan ganda dengan soal-
soal berbentuk literasi. Tingkat kesukaran soal dari yang paling mudah, sedang,
dan sulit. Soal yang diberikan diharapkan dapat mengembangkan daya analisis
dan budaya membaca siswa. Dari aspek kognitif peserta didik, hasilnya masih
kurang baik. Rata-rata nilai peserta didik banyak yang tidak mencapai nilai KKM
yang telah ditetapkan sekolah yaitu 75. Namun sudah ada beberapa anak yang
sudah mencapai nilai KKM, tetapi tidak terlalu jauh dengan nilai KKM. Dilihat
dari tes ini, hasil belajar peserta didik dalam pelajaran sejarah khususnya pada
materi teori-teori masuknya agama Islam ke Nusantara belum maksimal. Hal ini
dikarenakan pembelajaran sejarah selama ini belum maksimal dalam membantu
peserta didik mengembangkan keterampilan literasinya. Berikut ini dapat dilihat
nilai aspek kognitif peserta didik melalui observasi yang telah dilakukan di SMA
Pangudi Luhur Sedayu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 92
76
Tabel 5. Data Nilai Aspek Kognitif Peserta Didik dalam Pembelajaran
Sejarah Indonesia pada Materi Teori-teori Masuknya Agama Islam ke
Nusantara
No
Urut
NAMA SISWA
KKM NILAI T TT X IPS 1
1. Alfonseus Ontraro 75 30 √
2. Andreas Willy K 75 40 √
3. Antonius Alam Bayu Abisatya 75 40 √
4. Antonius Dito O. 75 80 √
5. Arsenlus R. S. 75 30 √
6. B. Satria. T. N 75 40 √
7. Beno Radetia 75 40 √
8. Chiara Santi Fatmawati 75 80 √
9. Clarissa Adventri 75 40 √
10. Damianus Anang Setiawan 75 80 √
11. Fransiskus Wahyu Andrianto 75 40 √
12. Gio 75 80 √
13. Heribertus Oktafianus 75 40 √
14. Jesika Margaretha 75 40 √
15. Kristavel Ivan D. P. P 75 40 √
16. Kristina Prita Iswandari 75 60 √
17. Laurentia Jasicca Glory 75 80 √
18. Leonardo Ardian N 75 30 √
19. Liliosa Kartika Aji 75 40 √
20. M. Diandra Putri S. 75 40 √
21. Maria Evaristine Dian P. 75 80 √
22. Maria Jenifer 75 50 √
23. Martinus Dwi Nugroho 75 30 √
24. Maxi 75 50 √
25. Reinaldy Setiawan 75 40 √
26. Rima Ismaningrum 75 80 √
27. Risang Wahyu Bimantara 75 40 √
28. Veronika Amelia 75 60 √
29. Winbil Edgarsito 75 40 √
JUMLAH 1460
RATA-RATA 50,3
PROSENTASE 24, 1%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 93
77
Keterangan:
T : Tuntas
TT: Tidak Tuntas
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata peserta didik
dapat mencapai 50,3 dengan prosentase 24,1%. Jumlah peserta didik yang tuntas
hanya mencapai 7 orang, sedangkan yang tidak tuntas berjumlah 22 orang. Dilihat
dari perolehan nilai peserta didik yang sebagian besar tidak mencapai nilai KKM,
maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan literasi dalam pembelajaran sejarah
Indonesia pada materi teori-teori masuknya agama Islam ke Nusantara belum
berkembang dengan maksimal.
Selain melakukan test aspek kognitif, peneliti juga melakukan test afektif
berupa kuesioner. Kuesioner yang diberikan untuk mengurkur seberapa tinggi
keterampilan literasi siswa khususnya kemampuan membaca, menulis, menyimak,
dan berbicara. Kuesioner yang diberikan ada 20 butir. Selanjutnya, kuesioner
yang telah disiapkan oleh peneliti tersebut di dalamnya mencakup pernyataan
positif serta negatif yang berkaitan dengan pembelajaran literasi. Hasil dari
perolehan skor kuesioner dapat dilihat pada tabel dan diagram dibawah ini:
Tabel 6. Data Perkembangan Keterampilan Literasi
Skala Jumlah Presentase Keterangan
100-81 0 0 Sangat Tinggi
80-61 9 31 % Tinggi
60-41 12 41, 4 % Sedang
40-21 8 27, 6% Rendah
20-0 0 0 Sangat Rendah
Jumlah 29 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 94
78
Gambar III.
Diagram Hasil Perkembangan Keterampilan Literasi Peserta Didik
Berdasarkan tabel dan diagram diatas dapat dilihat bahwa keterampilan
literasi peserta didik X IPS 1 terhadap pembelajaran sejarah dalam kategori tinggi,
sedang, dan rendah. Hal tersebut terlihat dalam perolehan skor yang mencapai
31% dengan kategori tinggi, 41,4% dengan kategori sedang, dan 27, 6% kategori
rendah. Dari hasil kuesioner tersebut, dapat disimpulkan bahwa keterampilan
literasi pesera didik dalam pembelajaran sejarah Indonesia di SMA Pangudi Luhur
Sedayu belum cukup berkembng secara optimal.
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Berdasarkan analisis kebutuhan yang dijabarkan diatas, peneliti pun
merancang desain pembelajaran sejarah dalam bentuk Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Kegiatan belajar mengajar sejarah dengan menggunakan
pembelajaran sejarah ini sudah sering dilakukan oleh guru sejarah di SMA
Pangudi Luhur Sedayu. Salah satunya adalah kegiatan yang di teliti oleh peneliti
31%
41%
28%
Keterangan:
Tinggi Sedang Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 95
79
ini. Dalam merancang desain pembelajaran sejarah tersebut, peneliti
mempersiapkannya dengan sedemikian rupa. Berbagai macam persiapan yang
dilakukan oleh peneliti antara lain, menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), peneliti juga menyiapkan materi menggunakan power point dan video
mengenai materi pelajaranserta video diakhir pelajaran untuk bahan refleksi
peserta didik. Selanjutnya peneliti menyiapkan bahan ajar berbentuk narasi,
menyiapkan penugasan guna menumbuh kembangkan keterampilan serta
kreatifitas peserta didik selama melaksanakan desain pembelajaran sejarah. Guru
juga mempersiapkan kisi-kisi soal serta soal tes untuk menguji seberapa paham
peserta didik mengenai materi yang dipelajari. Terakhir peneliti menyiapkan
instrumen penilaian untuk mengetahui hasil dari pelaksanaan pembelajaran
sejarah.
Desain pembelajaran sejarah ini akan diterapkan di SMA Pangudi Luhur
Sedayu pada kelas X IPS 1 dengan jumlah siswa 29 orang. Pelaksanaan desain ini
dilakukan dalam 2 pertemuan yaitu pada siklus 1 dan 2 yang akan dilaksanakan
pada tanggal 14 dan 18 Mei 2019.
Sebelum diterapkan di dalam kelas peneliti merancang desain tersebut
terlebih dahulu. Dalam merancang desain pembelajaran sejarah pada mata
pelajaran sejarah, perencanaan pertama yang dilakukan oleh guru yaitu
melakukanpenyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan
Kompetesi Dasar (KD) yaitu tentang (3.7) Menganalisis berbagai teori tentang proses
masuknya agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia. Berpasangan dengan (4.7)
Mengolah informasi teori tentang proses masuknya agama dan kebudayaan Islam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 96
80
ke Indonesia dengan menerapkan cara berpikir sejarah, serta mengemukakannya
dalam bentuk tulisan. Dengan kompetensi dasar yang demikian, kemudian guru
juga mengembangkan indikator yaitu sebagai berikut139
:
3.7.1 Menjelaskan berbagai teori tentang prosess masuknya agama Islam ke
Nusantara
3.7.2 Mengidentifikasi penyebab agama Islam masuk ke Nusantara
berdasarkan berbagai teori.
3.7.3 Menganalisa bukti-bukti masuknya agama Islam ke Nusantara
berdasarkan berbagai teori
4.7.1 Menyusun hasil analisis bukti-bukti masuknya agama Islam ke Nusantara
berdasarkan berbagai teori dalam bentuk artikel.
4.1.2 Menyaji hasil analisis bukti-bukti masuknya agama Islam ke Nusantara
berdasarkan berbagai teori dalam presentasi
Dalam melakukan penyusunan RPP ini, peneliti juga merencanakan suatu
pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, model pembelajaran, dan media
pembelajaran yang nantinya akan diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas.
Tentu saja, pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, model pembelajaran
,dan media pembelajaran akan disesuaikan dengan pembelajaran literasi. Peneliti
menggunakan pendekatan pembelajaran Student Center Learning dengan model
pembelajaran Discovery Based Learning, metode pembelajaran berupa ceramah,
tanya jawab, diskusi, dan penugasan serta media pembelajaran berupa power point
dan video.
Penggunaan metode pembelajaran Discovery Based Learning ini bertujuan
untuk mendukung implementasi keterampilan literasi dalm pelajaran sejarah
kerena metode ini berpusat pada peserta didik. Dalam model pembelajaran ini
peserta didik harus akti dalam menemukan dan mengumpulkan informasi
berdasarkan referensi internet dan referensi tertulis maupun dari narasumber
139
Dokumen RPP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 97
81
untuk diolah menjadi pengetahuan. Hal ini jelas mendukung pengembangan
keterampilan literasi dalam proses pembelajaran, karena dalam menemukan dan
mengumpulkan informasi peserta didik dapat memanfaatkan keterampilan literasi
yaitu menulis, membaca, menyimak dan berbicara.
Perencanaan selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti yaitu menyiapkan
materi pelajaran dengan menggunakan power point dan video. Pembuatan power
point dan penayangan video ini merupakan upaya yang dilakukan guru dalam
pemberian stimulus guna menghantarkan peserta didik dalam materi pelajaran
yang akan dipelajari. Materi yang akan dipakai adalah ―Teori-Teori Masuknya
Agama Islam di Nusantara‖. Dalam tampilan power point, peneliti akan
menampilakab berbagai teori yang ada serta bukti-bukti yang menunjukkan proses
masuknya Islam ke Nusantara. Selain itu peneliti juga menyiapkan video animasi
mengenai teori-teori dan proses masuknya agama Islam ke Nusantara.
Perencanaan selanjutnya, peneliti menyiapkan artikel yang berisi gambaran
dari materi agar menjadi bekal peserta didik untuk menggali topik masalah.
Artikel ini berisi tentang teori-teori masuknya Islam ke Nusantara, proses
masuknya agama Islam ke Nusantara, tokoh-tokoh pencetus teori-teori tersebut,
dan bukti-bukti masuknya agama Islam ke Nusantara. Penambahan artikel ini
guna memfasilitasi peserta didik untuk menambah sumber belajar.
Dalam mendukung terlaksananya pengembangan keterampilan literasi,
peneliti telah menyiapkan dua penugasan untuk peserta didik. Penugasan pertama
yang direncanakan oleh peneliti yaitu menemukan dan mengumpulkan informasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 98
82
melalui studi literasi dengan berbagai macam sumber belajar bersama kelompok
mengenai:
1. Mencari berbagai hal yang berkaitan dengan teori Arab.
2. Mencari berbagai hal yang berkaitan dengan teori Gujarat.
3. Mencari berbagai hal yang berkaitan dengan teori Persia
4. Mencari berbagai hal yang berkaitan dengan teori Tiongkok.
Penugasan kedua yang diberikan peneliti yaitu diskusi kelompok sebagai
produk dari pembelajaran literasi. Untuk mengerjakan penugasan yang diberikan
oleh guru, peserta didik difokuskan pada empat aktivitas dalam pembelajaran
literasi yaitu membaca, menyimak, menulis, dan berbicara. Perencanaan yang
dibuat oleh guru ini bertujuan untuk menumbuhkembangkan keterampilan dan
kreativitas peserta didik serta menambah pengetahuan dalam materi pelajaran.
Dalam perencanaan, sebelumnya peneliti membagi peserta didik menjadi 4
kelompok. Setelah itu, untuk menuntun peserta didik dalam mengerjakan
penugasan yang pertama, yaitu mencari dan menemukan informasi mengenai
permasalahan yang telah disiapkan. Penugasan yang kedua yaitu diskusi
kelompok. Dalam diskusi ini peserta didik juga dapat memanfaatkan narasiyang
diberikan guru sebagai bahan dalam menemukan suatu ide yang nantinya dapat
dikembangkan dan dijadikan laporan untuk presentasi. Melalui diskusi ini peran
literasi akan sangat ditampakkan. Peserta didik dituntut untuk menemukan
informasi dan mengembangkan informasi tersebut menjadi sebuah laporan yang
nantinya akan dikomunikasikan di depan kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 99
83
Dalam penyusunan laporan diskusi, peneliti merencanakan beberapa kegiata yang
akan dilakukan peserta didik yaitu sebagai berikut:
1. Peserta didik menemukan dan mengumpulkan informasi-informasi yang
berkaitan dengan materi pelajaran melalui berbagai sumber, baik yang sudah
disediakan peneliti maupun sumber lainnya.
2. Pencarian informasi ditempuh melalui membaca narasi yang telah disediakan
oleh peneliti, buku paket, video yang ditayangkan dan sumber-suber dari
internet. Setelah informasi yang dikumpulkan kemudian informasi tersebut
mulai diolah dan ditulis dalam bentuk laporan, dan yang terakhir
dipresentasikan di depan kelas dengan keterampilan dan kreatifitas peserta
didik dan kelompoknya.
Harapan dari kegiatan ini yaitu peserta didik dapat mengembangkan
keterampilan literasi dengan cara mengumpulkan informasi melalui membaca dan
menyimak, serta menjadi lebih kreatif dalam menulis hasil diskusi kelompok,
serta mampu mengkomunikasikannya di depan kelas sehingga peserta didik dapat
dengan mudah memahami materi pelajaran serta banyak pengetahuan yang
didapat.
Perencanaan selanjutnya, peneliti menyiapkan kisi-kisi soal dan soal tes
serta lembar penilaian untuk aspek kognitif dan aspek psikomotorik melalui
laporan hasil diskusi. Pembuatan soal tes ini, sesuai dengan materi yang sedang
dipelajari yaitu tenatang teori-teori masuknya agama Islam ke Nusantara. Hal
tersebut disiapkan oleh peneliti guna melihat seberapa jauh peserta didik dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 100
84
memahami materi pelajaran yang dipelajari, serta meleihat keberhasilan desain
yang diterapkan dalam pelajaran sejarah.
Berkaitan dengan waktu pelaksanaan peneliti merencanakan desain
pembelajaran untuk mengembangkan keterampilan literasi dalam mata pelajaran
sejarah Indonesia ini, dilakukan sebanyak 2 pertemuan. Pertemuan pertama
dilakukan pada hari Selasa, 14 Mei 2019, sedangkan pertemuan kedua pada hari
Sabtu, 18 Mei 2019. Untuk pertemuan pertama dilakukan dengan menerapkan
desain pertama dan melihat beberapa kekurangan yang belum maksimal.
Kemudian setelah desain sudah diperbaiki akan di ujicoba kembali pada
pertemuan kedua. Di kedua pertemuan dirancang oleh peneliti dengan
merangkum dan memasukkan kegiatan dalan sintak kegiatan. Baik pertemuan
pertama dan kedua peneliti akan melakukan kegiatan pendahuluan yang terdiri
dari berbagai kegiatan seperti, peneliti membuka pelajaran dengan salam
pembuka, menyampaikan apersepsi, memberi motivasi untuk menstimulus peserta
didik agar peserta didik lebih semangat dalam mempelajari materi, dan memberi
acuan mengenai pentingnya materi yang dipelajari. Dalam kegiatan motivasi
peneliti akan mencoba melakukan kegiatan tanya jawab untuk merangsang
ingatan peserta didik. Kegiatan ini akan ditempuh dalam waktu 10 menit.
Kegiatan kedua yaitu kegiatan inti. Dalam perencanaanya, kegiatan inti akan
ditempuh dalam waktu 70 menit. Dengan di awali menonton video animasi
tentang proses dan bukti-bukti masuknya Islam ke Nusantara, membagi kelompok
diskusi, peneliti membagikan artikel yang berisi ringkasan materi, peneliti
memberi permasalahan dalam bentuk pertanyaan pada setiap kelompok, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 101
85
peneliti juga mempersilahkan peserta didik untuk mencari berbagai sumber
lainnya melalui buku ataupun internet. Setiap kelompok harus memcari berbagai
hal yang berkaitan dengan teori-teori masuknya agama Islam ke Nusantara. Dari
permasalahan tersebut peserta didik diarahkan untuk mencari dan menemukan
informasi melalui indetifikasi masalah, pengumpulan data, dan pengelohan data.
Informasi yang didapat oleh peserta didik melalui kelompok tersebut
dikumpulkan serta diolah dengan cara mengkritisi melalui diskusi. Dalam
kegiatan ini, peneliti menugaskan peserta didik untuk menyusun laporan hasil
diskusi sebgai produk literasi. Produk tersebut kemudian dipresentasikan di depan
kelas. Setelah itu peneliti akan memberi penguatan mengenai materi dan
memperbaiki pendapat peserta didik yang kurang tepat.
Kegiatan ketiga yang direncanakan oleh peneliti yaitu penutup, dalam
kegiatan ini peneliti akan menarik kesimpulan mengenai informasi-informasi yang
telah ditemukan oleh peserta didik. Kemudian peneliti dan peserta didik
melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.kegiatan pun
diakhiri dengan salam penutup. Kegiatan ini ditempuh dalam waktu 10 menit.
2. Percobaan Desain
a. Siklus 1
Desain pembelajaran yang dirancang oleh peneliti sudah jadi dan akan di
ujicobakan pada kelas X IPS 1 dengan jumlah peserta didik sebanyak 29 orang.
Pelaksaan desain pembelajaran untuk mengembangkan keterampilan literasi ini
dilakukan dalam 2 siklus pertemuan. Siklus pertama ini dilakukan pada Selasa, 14
Mei 2019.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 102
86
Pada awal pelaksanaan desain pembelajaran literasi Selasa, 14 Mei 2019
pukul 11.15 peneliti menyiapkan peralatan pembelajaran, seperti bahan ajar
berupa artikel sejarah, buku pelajaran, laptop, LCD, dan speaker. Setelah semua
peralatan sudah selesai disiapkan, kemudian peneliti membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam dan perkenalan. Selanjutnya peneliti menyampaikan
kompetensi yang akan dicapai dan memanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari,
garis besar cakupan materi dan kegiatan yang dilakukan, serta menyampaikan
lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan. Kemudian peneliti memberi
motivasi berupa gambaran tentang manfaat mempelajari materi yang akan
dipelajari, melakukan tanya jawab antara peneliti dan peserta didik untuk
merangsang ingatan peserta didik tentang materi, dan menyampaikan pentingnya
topik dan materi pembelajaran yang akan dipelajari. Saat peneliti melakukan
kegiatan motivasi, peneliti menggunakan media power point untuk menampilkan
gambar-gambar. Dalam proses pemberian motivasi, peneliti juga menayangkan
video yang berkaitan dengan pelajaran. Peserta didik pun mampu
mengembangkan keterampilan menyimak melalui penjelasan peneliti dan
tayangan video tersebut.
Langkah selanjutnya, peneliti membagi peserta didik menjadi 4 kelompok.
Setelah membentuk kelompok peserta didik duduk sesuai dengan kelompoknya.
Setelah masing-masing anggota kelompok sudah memposisikan diri, kemudian
guru memberikan bahan ajar berupa artikel sejarah pada masing-masing
kelompok tersebut. Artikel tersebut berisi tentang ringkasan mengenai materi
teori-teori masuknya agama Islam ke Nusantara. Setiap keompok diberi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 103
87
permasalahan. Untuk kelompok 1 mencari berbagai hal yang berkaitan dengan
teori Arab, kelompok 2 tentang teori Gujarat, kelompok 3 teori Persia, dan
kelompok 4 mencari berbagai hal yang berkaitan dengan teori Tiongkok. Selain
mengumpulkan informasi dari artikel yang diberikan, peserta didik juga mencari
dan mengumpulkan informasi melalui buku dan sumber-sumber internet. Hal ini
bertujuan agar peserta didik dapat memahami materi pelajaran tersebut adan
menambah pengetahuan melalui informasi yang ditemukan dengan berbagai
macam sumber belajar, sehingga peserta didik tidak hanya menyimak dan
membaca namun juga harus memahaminya.
Dalam pengembangan keterampilan literasi terdapat empat aktivitas yang
dilihat. Aktivitas-aktivitas ini menjadi acuan peneliti dalam menerapkan desain
pembelajaran. Keempat aktivitas tersebut yaitu:
(1) Membaca
Pada kegiatan ini peserta didik akan membaca artikel yang sudah diberikan
oleh peneliti. Selain itu untuk mencari sumber-sumber agar hasil diskusi
maksimal, peserta didik dapat membaca dari buku pelajaran atau dari sumber
internet untuk dapat mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data berupa
informasi, dan mengolah informasi tersebut. Melalui kegiatan membaca peserta
didik dapat mengembangkan keterampilan membaca serta menjadikannya budaya
dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, peserta didik juga dapat mengembangkan
keterampilan dalam menemukan informasi serta dapat meningkatkan pengetahuan
dalam pelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 104
88
(2) Menyimak
Dalam kegiatan membaca, peneliti memberi stimulus saat awal
pembelajaran dimulai. Stimulus ini berupa menyimak peneliti menjelaskan dan
menyimak tayangan video. Kemudian kegiatan ini dilanjutkan bersama kelompok
masing-masing dengan cara mendengarkan teman saat mendapat informasi yang
diperlukan untuk menjawab permasalahan yang diberikan oleh peneliti. manfaat
dari kegiatan menyimak adalah untuk melatih peserta didik agar fokus dalam
menemukan informasi dan mengelolah informasi tersebut menjadi suatu
pengetahuan.
(3) Menulis
Kegiatan ini dilakukan peserta didik mendengarkan informasi yang
didapatkan oleh teman sekelompok lalu menulisnya menjadi sebuah laporan
diskusi. Selain itu saat kelompok lain maju mempresentasikan hasil diskusi
mereka, setiap peserta didik juga harus menulis informasi yang mereka dapatkan
dari kelompok lain. Melalui kegiatan ini, peserta didik dapat mengembangkan
kemampuan menulis informasi yang di dapat melalui menyimak teman yang
sedang berbicara. Selain itu peserta didk terampil dalam menulis hasil diskusi
kelompok yang digunakan untuk menjawab permasalahan.
(4) Berbicara
Ada dua kegiatan yang dilakukan yang berkaitan dengan keterampilan
berbicara. Pertama, saat peneliti melakukan kegiatan tanya jawab peserta didik
berusah untuk menjawab pertanyaan yang diberikan. Apabila tidak mengerti akan
penjelasan yang diberikan peserta didik berhak untuk menanyakannya ke peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 105
89
Kegiatan kedua dilakukan saat memaparkan hasil diskusi di depan kelas. Peserta
didik menyampaikan laporan yang berisi jawaban akan permasalahan ynag
diberikan oleh peneliti. Dalam kegiatan ini peneliti menilai keterampilan peserta
didik dalam menyampaikan informasi yang didapatkan.
Kegiatan selanjutnya, peserta didik menyimpulkan poin-poin penting yang
muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru saja dilakukan. Jadi peserta didik
tidak hanya sekedar menerima pembelajaran yang diberikan tetapi juga harus
mampu menyimpulkan poin-pon penting dalam materi yang disampaikan.
Kemudian peneliti melanjutkan dengan memberi penguatan kepada peserta didik
tenang materi yang disampaikan. Penguatan ini guna meyakinkan peserta didik
akan materi yang diajarkan. Selain itu peneliti juga memperbaiki pendapat peserta
didik yang kurang tepat agar tidak terjebak dengan informasi yang keliru.
Pelaksanaan desain pembelajaran guna mengembangkan keterampilan
literasi yang dilakukan peneliti, ditutup dengan melakukan refleksi terhadap
kegiatan yang dilaksanakan. Refleksi ini dilakukan agar peserta didik tidak hanya
sekedar memahami materi saja namun dapat memanfaatkan nilain-nilai yang
terkandung didalamnya dalam kehidupan sehari-hari.
b. Revisi Desain
Dalam pelaksanaan desain pembelajaran sejarah guna mengembangkan
keterampilan literasi ini, perencanaan yang dibuat oleh peneliti dapat berjalan
dengan baik. Berkaitan dengan pelaksanaan desain pembelajarn sejarah guna
mengembangkan keterampilan literasi di kelas X IPS 1, tentunya peserta didik
dapat merasakan perbedaan dalam proses pembelajaran yang menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 106
90
literasi dengan yang tidak. Tidak dipungkiri dalam pelaksanaan desain terdapat
kelebihan dan kekurangan yang ditemukan. Peneliti pun melihat kelebihan dan
kekurangan tersebut melaui video dan pengamatan selama mengajar. Hasilnya
sebagai berikut:
a) Kelebihan Desain Pembelajaran Sejarah untuk Mengembangkan
Keterampilan Literasi
Pelaksanaan desain pembelajaran sejarah di kelas X IPS 1, diharapkan dapat
memberi kelebihan bagi pengembangan keterampilan literasi peserta didik dalam
mata pelajaran sejarah. Dalam pelaksanaan desain tanggapan peserta didik sangat
positif. Sebagian basar peserta didik berpendapat bahwa pembelajaran sangat
mudah diterima. Mereka mudah memahami materi pelajaran. Peserta didik
menyatakan bahwa materi mudah dipahami karena dalam proses pembelajaran
peserta didik difokuskan dalam kegiatan membaca, menyimak, menulis, dan
berbicara sehingga peserta didik dengan mudah memperoleh informasi dan
menyampaikan informasi tentang materi pelajaran. Selain itu peserta didik
menyatakan bahwa mereka menjadi lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran
sejarah. Melalui desain pembelajaran yang diterapkan peserta didik mampu
mengembangkan keterampilan literasi.
Peserta didik juga menyatakan bahwa dengan pembelajaran literasi ini,
pembelajaran menjadi lebih enak, menyenangkan dan tidak gampang bosan.
Apalagi dalam kegiatan menyimak video, peserta didik merasa antusias dengan
video yang ditayangkan. Video yang ditayangkan berupa animasi membantu
mereka dalam membayangkan situasi sejarah yang terjadi. Kegitan tanya jawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 107
91
pun tidak kalah menyenangkan karena mereka diberi kesempatan untuk bertanya
atau menjawan pertanyaan yang diberikan oleh peneliti.
b) Kekurangan Desain Pembelajaran Sejarah untuk Mengembangkan
Keterampilan Literasi
Dibalik semua kelebihan yang terdapat dalam desain pembelajaran yang
dirancang, juga terdapat kekurangan dibaliknya. Dalam hal memberi artikel yang
berisi informasi mengenai materi, hal itu kurang efektif. Hal ini disebabkan
karena peserta didik lebih senang mencari informasi melalui sumber-sumber
internet. Namun kedalanya peserta didik tidak bisa memilah informasi-informasi
dari internet. Mereka tidak tahu mana informasi yang relevan yang bisa digunakan
dalam menyusun laporan diskusi.
Pembagian kelompok juga tidak efektif. Jumlah anggota yang terlalu
banyak menyebabkan hanya beberapa anak yang bekerja dalam menulis laporan
diskusi selebihnya hanya sibuk dengan hal lain. Tentu saja hal ini berakibat
keterampilan menulis peserta didik tidak berkembang dengan merata. Pembagian
kelompok yang tidak efektif ini juga berdampak saat kegiatan diskusi. Hanya
beberapa anak yang mengutarakan pendapat sehingga informasi yang diperoleh
pun sangat minim. Selain itu peserta didik menyatakan bahwa belajar dengan
mengunakan video animasi memang efektif. Tapi lebih baik kualitas video
animasi diperbaiki agar lebih jelas dan lebih mudah untuk menyimak jalan
ceritanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 108
92
Dari kelebihan maupun kekurangan dari desain pembelajaran, peneliti akan
merevisi bagian-bagian yang perlu di revisi. Hal yang di revisi oleh penliti,
anatara lain:
1) Artikel yang berisi informasi materi pelajaran yang tidak efektif dihilangkan
dan diganti dengan lebih fokus pada informasi-informasi internet. Peneliti
akan memberikan beberapa referensi sumber-sumber internet agar perta didik
tidak terjebak dengan informasi yang kebenarannya masih diragukan. Melalui
sumber-sumber internet ini, diharapkan peserta didik dapat mengembangkan
keterampilan membacanya.
2) Pembagian kelompok diubah yang semula peserta didik dibagi menjadi
empat kelompok akan diubah menjadi delapan kelompok. Diharapkan
pembagian kelompok ini akan membuat kinerja peserta didik dapat efektif.
Terutama dalam kegiatan diskusi, semua anggota kelompok dapat
berkontribusi dalam mencari, mengumpulkan, dan menyusun informasi yang
diperoleh.
3) Setiap kelompok akan mendapat permasalahan yang berbeda-beda.
4) Kegiatan menulis hanya dilakukan saat diskusi kelompok. Hal ini ternyata
tidak optimal. Maka peneliti merancang kegiatan pendukung lainnya agar
keterampilan menulis dapat berkembang. Kegiatan tersebut adalah menulis
refleksi tentang apa saja yang didapat dari materi yang disampaikan dan nilai-
nilai apa yang terkandung yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
5) Video pada rancangan pertama berupa video animasi. Peserta didik merasa
antusias dengan video yang ditayangkan. Tapi mereka mengeluhkan kualitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 109
93
video yang kurang jelas. Peneliti berusaha untuk meningkatkan kualitas video
tapi tiadak bisa. Maka peneliti mengubah video yang akan ditayangkan
dengan video yang lebih edukatif dan lebih jelas dalam menerangkan materi.
Berdasarkan kelebihan dan kekurangan yang terdapat pada desain
pembelajaran yang diujicobakan, maka peneliti melakukan revisi pada desain.
Dalam penerapan desain pembelaaran sejarah guna mengembangkan keterampilan
literasi, hal pertama yang dilakukan adalah merancang kembali Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) yaitu
tentang (3.7) Menganalisis berbagai teori tentang proses masuknya agama dan
kebudayaan Islam ke Indonesia. Berpasangan dengan (4.7) Mengolah informasi teori
tentang proses masuknya agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia dengan
menerapkan cara berpikir sejarah, serta mengemukakannya dalam bentuk tulisan.
Dengan kompetensi dasar yang demikian, kemudian guru juga mengembangkan
indikator yaitu sebagai berikut140
:
3.7.1 Menjelaskan berbagai teori tentang prosess masuknya agama Islam ke
Nusantara
3.7.2 Mengidentifikasi penyebab agama Islam masuk ke Nusantara
berdasarkan berbagai teori.
3.7.3 Menganalisa bukti-bukti masuknya agama Islam ke Nusantara
berdasarkan berbagai teori
4.7.1 Menyusun hasil analisis bukti-bukti masuknya agama Islam ke Nusantara
berdasarkan berbagai teori dalam bentuk artikel.
4.1.2 Menyaji hasil analisis bukti-bukti masuknya agama Islam ke Nusantara
berdasarkan berbagai teori dalam presentasi
Dalam melakukan penyusunan RPP ini, peneliti juga merencanakan suatu
pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, model pembelajaran, dan media
pembelajaran yang nantinya akan diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas.
140
Dokumen RPP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 110
94
Tentu saja, pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, model pembelajaran
,dan media pembelajaran akan disesuaikan dengan pembelajaran literasi. Peneliti
menggunakan pendekatan pembelajaran Student Center Learning dengan model
pembelajaran Discovery Based Learning, metode pembelajaran berupa ceramah,
tanya jawab, diskusi, dan penugasan serta media pembelajaran berupa power point
dan video.
Penggunaan metode pembelajaran Discovery Based Learning ini bertujuan
untuk mendukung implementasi keterampilan literasi dalm pelajaran sejarah
kerena metode ini berpusat pada peserta didik. Dalam model pembelajaran ini
peserta didik harus akti dalam menemukan dan mengumpulkan informasi
berdasarkan referensi internet dan referensi tertulis maupun dari narasumber
untuk diolah menjadi pengetahuan. Hal ini jelas mendukung pengembangan
keterampilan literasi dalam proses pembelajaran, karena dalam menemukan dan
mengumpulkan informasi peserta didik dapat memanfaatkan keterampilan literasi
yaitu menulis, membaca, menyimak dan berbicara.
Rencana selanjutnya adalah menyiapkan power point maupun video.
Pembuatan power point dan penayangan video ini merupakan upaya yang
dilakukan guru dalam pemberian stimulus guna menghantarkan peserta didik
dalam materi pelajaran yang akan dipelajari. Materi yang akan dipakai adalah
―Teori-Teori Masuknya Agama Islam di Nusantara‖. Dalam tampilan power
point, peneliti akan menampilakab berbagai teori yang ada serta bukti-bukti yang
menunjukkan proses masuknya Islam ke Nusantara. Selain itu dalam ujicoba
pertama peneliti menggunakan video animasi namun karena peserta didik banyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 111
95
mengeluhkan kualitas video, maka peneliti mengganti video edukasi yang
menggambarkan bahwa bangsa Tiongkok juga berperan dalam penyebaran agama
Islam ke Nusantara.
Perencanaan selanjutnya, peneliti menyiapkan pada ujicoba pertama
memberi artikel yang berisi gambaran dari materi agar menjadi bekal peserta didik
untuk menggali topik masalah. Tetapi artikel ini tidak maksimal dalam membantu
peserta didik dalam mengembangkan keterampilan membaca. Peserta didik
cenderung lebih memilih sumber-sumber yang ada di internet. Maka, peneliti
membantu peserta didik dalam mencari sumber-sumber internet yang relevan. Hal
ini dilakukan dengan memberi mereka referensi-referensi beberapa situs web yang
sudah teruji ke relevanitasnya. Referensi ini diberikan dengan tujuan agar peserta
didik tidak terjebak pada sumber-sumber internet yang belum belum pasti benar.
Referensi-referensi tersebut berisi tentang teori-teori masuknya Islam ke
Nusantara, proses masuknya agama Islam ke Nusantara, tokoh-tokoh pencetus
teori-teori tersebut, dan bukti-bukti masuknya agama Islam ke Nusantara.
Penambahan referensi sumber-sumber internet berguna untuk memfasilitasi
peserta didik dalam menambah sumber belajar.
Dalam mendukung terlaksananya pengembangan keterampilan literasi,
peneliti telah menyiapkan tiga penugasan untuk peserta didik. Penugasan pertama
yang direncanakan oleh peneliti yaitu menemukan dan mengumpulkan informasi
melalui studi literasi dengan berbagai macam sumber belajar bersama kelompok
mengenai:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 112
96
1. Mencari isi dari teori Arab, Gujarat, Persia, dan Cina.
2. Menemukan pencetus dari teori Arab, Gujarat, Persia, dan Cina.
3. Mencari bukti yang mendukung dari teori Arab, Gujarat, Persia, dan Cina.
4. Menemukan pertentangan yang ditimbulkan oleh teori Arab, Gujarat, Persia,
dan Cina.
5. Menemukan kebudayaan yang masih ada dari teori Arab, Gujarat, Persia, dan
Cina.
6. Menemukan perbedaan dari teori Arab, Gujarat, Persia, dan Cina.
7. Menemukan persamaan dari teori Arab, Gujarat, Persia, dan Cina.
8. Menyimpulkan masing-masing teori dari teori Arab, Gujarat, Persia, dan
Cina.
Penugasan kedua yang diberikan peneliti yaitu diskusi kelompok sebagai
produk dari pembelajaran literasi. Untuk mengerjakan penugasan yang diberikan
oleh guru, peserta didik difokuskan pada empat aktivitas dalam pembelajaran
literasi yaitu membaca, menyimak, menulis, dan berbicara. Perencanaan yang
dibuat oleh guru ini bertujuan untuk menumbuhkembangkan keterampilan dan
kreativitas peserta didik serta menambah pengetahuan dalam materi pelajaran.
Dalam perencanaan, sebelumnya peneliti membagi peserta didik menjadi 8
kelompok. Setelah itu, untuk menuntun peserta didik dalam mengerjakan
penugasan yang pertama, yaitu mencari dan menemukan informasi mengenai
permasalahan yang telah disiapkan. Penugasan yang kedua yaitu diskusi
kelompok. Dalam diskusi ini peserta didik juga dapat memanfaatkan referensi
sumber yang diberikan guru sebagai bahan dalam menemukan suatu ide yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 113
97
nantinya dapat dikembangkan dan dijadikan laporan untuk presentasi. Melalui
diskusi ini peran literasi akan sangat ditampakkan. Peserta didik dituntut untuk
menemukan informasi dan mengembangkan informasi tersebut menjadi sebuah
laporan yang nantinya akan dikomunikasikan di depan kelas.
Dalam penyusunan laporan diskusi, peneliti merencanakan beberapa
kegiatan yang dilakukan peserta didik yaitu sebagai berikut:
1. Peserta didik menemukan dan mengumpulkan informasi-informasi yang
berkaitan dengan materi pelajaran melalui berbagai sumber, baik yang sudah
disediakan peneliti maupun sumber lainnya.
2. Pencarian informasi ditempuh melalui membaca referensi sumber internet
yang telah disediakan oleh peneliti, buku paket, video yang ditayangkan.
Setelah informasi yang dikumpulkan kemudian informasi tersebut mulai
diolah dan ditulis dalam bentuk laporan, dan yang terakhir dipresentasikan di
depan kelas dengan keterampilan dan kreatifitas peserta didik dan
kelompoknya.
Harapan dari kegiatan ini yaitu peserta didik dapat mengembangkan
keterampilan literasi dengan cara mengumpulkan informasi melalui membaca dan
menyimak, serta menjadi lebih kreatif dalam menulis hasil diskusi kelompok,
serta mampu mengkomunikasikannya di depan kelas sehingga peserta didik dapat
dengan mudah memahami materi pelajaran serta banyak pengetahuan yang
didapat.
Penugasan pertama dan kedua merupakan penugasan yang bersifat
kelempok. Untuk penugasan yang ketika bersifat individu. Peserta didik dituntun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 114
98
untuk menulis refleksi mengenai nilai-nilai apa saja yang terkandung dalam
materi yang telah dipelajari dan mampu menerapkan nilai-nilai tersebut dalam
kehidupan sehari-hari. Selain itu peserta didk juga merefleksikan budaya apa saja
yang masih eksis hingga sekarang dari teori-teori tersebut. Kegiatan menulis
refleksi ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis peserta didik
serta membantu menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam materi sehingga
dapat dipraktekkan di lingkungan sekolah, keluaraga dan masyarakat.
Perencanaan selanjutnya, peneliti menyiapkan kisi-kisi soal dan soal tes
serta lembar penilaian untuk aspek kognitif dan aspek psikomotorik melalui
laporan hasil diskusi. Pembuatan soal tes ini, sesuai dengan materi yang sedang
dipelajari yaitu tenatang teori-teori masuknya agama Islam ke Nusantara. Hal
tersebut disiapkan oleh peneliti guna melihat seberapa jauh peserta didik dapat
memahami materi pelajaran yang dipelajari, serta meleihat keberhasilan desain
yang diterapkan dalam pelajaran sejarah.
Pelaksanaan desain pembelajaran guna mengembangkan keterampilan
literasi dalam mata pelajaran sejarah Indonesia yang sudah direvisi, dilakukan
pada hari Sabtu, 18 Mei 2019. Baik pertemuan pertama dan kedua peneliti akan
melakukan kegiatan pendahuluan yang terdiri dari berbagai kegiatan seperti,
peneliti membuka pelajaran dengan salam pembuka, menyampaikan apersepsi,
memberi motivasi untuk menstimulus peserta didik agar peserta didik lebih
semangat dalam mempelajari materi, dan memberi acuan mengenai pentingnya
materi yang dipelajari. Dalam kegiatan motivasi peneliti akan mencoba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 115
99
melakukan kegiatan tanya jawab untuk merangsang ingatan peserta didik.
Kegiatan ini akan ditempuh dalam waktu 10 menit.
Kegiatan kedua yaitu kegiatan inti. Dalam perencanaanya, kegiatan inti
ditempuh dalam waktu 70 menit. Dengan diawali menonton video edukasi tentang
peran Tiongkok dalam menyebarkan agama Islam ke Nusantara, membagi
kelompok diskusi, peneliti memberi referensi sumber-sumber internet yang
berkaitan dengan materi, peneliti memberi permasalahan dalam bentuk pertanyaan
pada setiap kelompok, dan peneliti juga mempersilahkan peserta didik untuk
mencari berbagai sumber lainnya melalui buku ataupun internet. Setiap kelompok
harus memcari isi, pencetus, bukti, pertentangan, kebudayaan yang masih eksis,
perbedaan, persamaan dan kesimpulan dari setiap teori. Dari permasalahan
tersebut peserta didik diarahkan untuk mencari dan menemukan informasi melalui
indetifikasi masalah, pengumpulan data, dan pengelohan data. Informasi yang
didapat oleh peserta didik melalui kelompok tersebut dikumpulkan serta diolah
dengan cara mengkritisi melalui diskusi. Dalam kegiatan ini, peneliti menugaskan
peserta didik untuk menyusun laporan hasil diskusi sebgai produk literasi. Produk
tersebut kemudian dipresentasikan di depan kelas. Setelah itu peneliti akan
memberi penguatan mengenai materi dan memperbaiki pendapat peserta didik
yang kurang tepat.
Kegiatan ketiga yang direncanakan oleh peneliti yaitu penutup, dalam
kegiatan ini peneliti akan menarik kesimpulan mengenai informasi-informasi yang
telah ditemukan oleh peserta didik. Kemudian peneliti memberi penguatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 116
100
terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.kegiatan pun diakhiri dengan salam
penutup. Kegiatan ini ditempuh dalam waktu 10 menit.
c. Siklus 2
Desain yang dirancang oleh peneliti direvisi bagian-bagian yang masih
kurang maksimal dalam mengembangkan keterampilan literasi peserta didik.
Setelah direvisi desain akan diujicobakan pada kelas X IPS 1 dengan jumlah
peserta didik sebanyak 29 orang. Pelaksaan desain pembelajaran untuk
mengembangkan keterampilan literasi ini dilakukan pada Sabtu 18 Mei 2019.
Pada awal pelaksanaan desain pembelajaran literasi Sabtu 18 Mei 2019
pukul 11.15 peneliti menyiapkan peralatan pembelajaran, seperti bahan ajar
berupa artikel sejarah, buku pelajaran, laptop, LCD, dan speaker. Setelah semua
peralatan sudah selesai disiapkan, kemudian peneliti membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam dan perkenalan. Selanjutnya peneliti menyampaikan
kompetensi yang akan dicapai dan memanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari,
garis besar cakupan materi dan kegiatan yang dilakukan, serta menyampaikan
lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan. Kemudian peneliti memberi
motivasi berupa gambaran tentang manfaat mempelajari materi yang akan
dipelajari, melakukan tanya jawab antara peneliti dan peserta didik untuk
merangsang ingatan peserta didik tentang materi, dan menyampaikan pentingnya
topik dan materi pembelajaran yang akan dipelajari. Saat peneliti melakukan
kegiatan motivasi, peneliti menggunakan media power point untuk menampilkan
gambar-gambar. Dalam proses pemberian motivasi, peneliti juga menayangkan
video yang berkaitan dengan pelajaran. Peserta didik pun mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 117
101
mengembangkan keterampilan menyimak melalui penjelasan peneliti dan
tayangan video tersebut.
Langkah selanjutnya, peneliti membagi peserta didik menjadi 8 kelompok.
Setelah membentuk kelompok peserta didik duduk sesuai dengan kelompoknya.
Setelah masing-masing anggota kelompok sudah memposisikan diri, kemudian
guru memberikan referensi sumber-sumber internet pada masing-masing
kelompok tersebut. Referensi sumber-sumber internet tersebut berisi tentang
ringkasan mengenai materi teori-teori masuknya agama Islam ke Nusantara.
Setiap keompok diberi permasalahan. Untuk kelompok 1 mencari isi dari teori
Gujarat, Arab, Persia, dan Cina, kelompok 2 menemukan pencetus dari teori
Gujarat, Arab, Persia, dan Cina, kelompok 3 mencari bukti dari teori Gujarat,
Arab, Persia, dan Cina, kelompok 4 menemukan pertentangan yang ditimbulkan
oleh teori Gujarat, Arab, Persia, dan Cina, kelompok 5 menemukan kebudayaan
yang masih ada dari teori Gujarat, Arab, Persia, dan Cina, kelompok 6
menemukan perbedaan dari teori Gujarat, Arab, Persia, dan Cina, kelompok 7
menemukan persamaaan dari teori Gujarat, Arab, Persia, dan Cina, dan kelompok
8 menyimpulkan teori Gujarat, Arab, Persia, dan Cina. Selain mengumpulkan
informasi dari referensi sumber internet yang diberikan, peserta didik juga
mencari dan mengumpulkan informasi melalui buku dan sumber-sumber lainnya.
Hal ini bertujuan agar peserta didik dapat memahami materi pelajaran tersebut dan
menambah pengetahuan melalui informasi yang ditemukan dengan berbagai
macam sumber belajar, sehingga peserta didik tidak hanya menyimak dan
membaca namun juga harus memahaminya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 118
102
Dalam pengembangan keterampilan literasi terdapat empat aktivitas yang
dilihat. Aktivitas-aktivitas ini menjadi acuan peneliti dalam menerapkan desain
pembelajaran. Keempat aktivitas tersebut yaitu:
(1) Membaca
Pada kegiatan ini peserta didik akan mencari referensi sumber internet yang
sudah diberikan oleh peneliti. setelah menemukan peserta didik akan membaca
referensi tersebut. Selain itu untuk mencari sumber-sumber agar hasil diskusi
maksimal, peserta didik dapat membaca dari buku pelajaran atau dari sumber lain
untuk dapat mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data berupa informasi, dan
mengolah informasi tersebut. Melalui kegiatan membaca peserta didik dapat
mengembangkan keterampilan membaca serta menjadikannya budaya dalam
kehidupan sehari-hari. Selain itu, peserta didik juga dapat mengembangkan
keterampilan dalam menemukan informasi serta dapat meningkatkan pengetahuan
dalam pelajaran.
(2) Menyimak
Dalam kegiatan belajar, peneliti memberi stimulus saat awal pembelajaran
dimulai. Stimulus ini berupa menyimak peneliti menjelaskan dan menyimak
tayangan video. Kemudian kegiatan ini dilanjutkan bersama kelompok masing-
masing dengan cara mendengarkan teman saat mendapat informasi yang
diperlukan untuk menjawab permasalahan yang diberikan oleh peneliti. manfaat
dari kegiatan menyimak adalah untuk melatih peserta didik agar fokus dalam
menemukan informasi dan mengelolah informasi tersebut menjadi suatu
pengetahuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 119
103
(3) Menulis
Kegiatan ini dilakukan peserta didik mendengarkan informasi yang
didapatkan oleh teman sekelompok lalu menulisnya menjadi sebuah laporan
diskusi. Selain itu saat kelompok lain maju mempresentasikan hasil diskusi
mereka, setiap peserta didik juga harus menulis informasi yang mereka dapatkan
dari kelompok lain. Kegiatan menulis tidak hanya dilakukan dalam kelompok,
tapi setiap individu menulis refleksi mengenai nilai-nilai apa saja yang terkandung
dalam materi. Melalui kegiatan ini, peserta didik dapat mengembangkan
kemampuan menulis informasi yang di dapat melalui menyimak teman yang
sedang berbicara dan saat peneliti menjelaskan. Selain itu peserta didik terampil
dalam menulis hasil diskusi kelompok yang digunakan untuk menjawab
permasalahan dan menulis refleksi yang membantu peserta didik dalam berprilaku
sehari-hari.
(4) Berbicara
Ada dua kegiatan yang dilakukan yang berkaitan dengan keterampilan
berbicara. Pertama, saat peneliti melakukan kegiatan tanya jawab peserta didik
berusaha untuk menjawab pertanyaan yang diberikan. Apabila tidak mengerti
akan penjelasan yang diberikan peserta didik berhak untuk menanyakannya ke
peneliti. Kegiatan kedua dilakukan saat memaparkan hasil diskusi di depan kelas.
Peserta didik menyampaikan laporan yang berisi jawaban akan permasalahan
ynag diberikan oleh peneliti. Dalam kegiatan ini peneliti menilai keterampilan
peserta didik dalam menyampaikan informasi yang didapatkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 120
104
Kegiatan selanjutnya, peserta didik menyimpulkan poin-poin penting yang
muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru saja dilakukan. Jadi peserta didik
tidak hanya sekedar menerima pembelajaran yang diberikan tetapi juga harus
mampu menyimpulkan poin-poin penting dalam materi yang disampaikan.
Kemudian peneliti melanjutkan dengan memberi penguatan kepada peserta didik
tenang materi yang disampaikan. Penguatan ini guna meyakinkan peserta didik
akan materi yang diajarkan. Selain itu peneliti juga memperbaiki pendapat peserta
didik yang kurang tepat agar tidak terjebak dengan informasi yang keliru.
Pelaksanaan desain pembelajaran guna mengembangkan keterampilan literasi
yang dilakukan peneliti, ditutup .dengan salam penutup.
3. Analisis Restrospektif
Desain pembelajaran sejarah yang sudah dirancang dan diujicobakan
selanjutnya dilakukan analisis retrospektif. Analisis retrospektif adalah tahap
menganalisis data-data yang telah diperoleh untuk mengetahui apakah mendukung
atau sesuai tidak dengan konjektur yang telah dirancang. Data analisis yang
digunakan peneliti meliputi rekaman video proses pembelajaran, hasil interview
terhadap peserta didik, dan lembar hasil pekerjaan peserta didik.
Desain pembelajaran sejarah yang dirancang oleh peneliti sudah
diujicobakan ke kelas X IPS 1. Selanjutnya setelah diujicobakan desain akan
dianalisis retrospektif dengan menggunakan rekaman video proses pembelajaran,
hasil wawancara peserta didik, dan hasil kerja peserta didik. Video proses
pembelajaran direkam saat ujicoba pertama dan ujicoba kedua. Berdasarkan video
yang direkam pada ujicoba yang pertama, peserta didik menyimak dengan baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 121
105
penjelasan mengenai materi yang disampaikanoleh peneliti. Bahkan peserta didik
sangat antusias dalam menjawab pertanyaan yang memancing ingatan peserta
didik akan materi yang diajarkan. Selain itu peserta didik sangat antusias saat
menonton video animasi yang menjelaskan tentang teori-teori masuknya agama
Islam ke Nusantara. Peserta didik dengan mudah menangkap informasi yang ada
di video.
Selanjutnya dalam kegiatan diskusi, peserta didik memanfaatkan artikel
yang berisi kumpulan informasi dari materi untuk menyusun laporan diskusi.
Peserta didik tidak hanya membaca artikel yang diberikan tetapi juga membaca
dari berbagai sumber seperti buku pelajaran dan sumber-sumber internet. Hal ini
guna memperkaya informasi yang didapat oleh peserta didik untuk menyusun
laporan diskusi. Terlihat peserta didik sangat fokus membaca sumber-sumber
yang merka dapatkan. Setiap anggota kelompok mengeluarkan pendapat mereka
masing-masing. Dari pendapat-pendapat tersebut, disaring dan disusun menjadi
satu. Hasil yang peserta didik dapatkan kemudian dikumpulkan dan ditulis dalam
kertas yang telah disediakan dan akan disampaikan didepan kelas.
Setelah laporan diskusi tersusun dengan baik, laporan tersebut kemudian
disampaikan di depan kelas. Untuk peserta didik yang lain menulis informasi yang
mereka dapatkan dari kelompok lain yang sedang melakukan presetasi.
Selanjutnya, kegiatan ditutup dengan peneliti memberi kesimpulan dan penguatan
untu peserta didik.
Berdasarkan video rekaman pada ujicoba kedua, desain pembelajaran
sejarah yang dirancang sudah cukup berjalan baik. Khususnya pada keterampilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 122
106
menyimak, membaca, dan berbicara. Dalam keterampilan menulis peserta didik
sudah maksimal dengan tugas menulis refleksi individu. Keterampilan menyimak
peserta didik sudah berkembang dengan baik. Mereka mampu menangkap
informasi yang diperoleh dari penjelasan peneliti dan tayangan video. Dalam
keterampilan membaca sudah berkembang dengan baik, terlihat dari peserta didik
yang mampu mengumpulkan informasi dari sumber-sumber yang ada.
Kemampuan berbicara peserta didik juga terlihat baik dengan mereka mampu
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan peneliti dan berani
mengeluarkan pendapat saat diskusi serta lugas menyampaikan hasil diskusi di
depan kelas.
Selain dari data rekaman video, peneliti juga menganalisis data dari hasil
wawancara yang dilakukan dengan peserta didik. Wawancara ini dilakukan
dengan mewawancara 5 orang peserta didik. Dari hasil wawancara tersebut dapat
disimpulkan bahwa desain pembelajaran sejarah ini berjalan dengan baik dan
cocok diterapkan di dalam kelas X IPS 1 SMA Pangudi Luhur Sedayu. Peserta
didik menyatakan bahwa desain pembelajaran yang diterapkan membantu dalam
mengembangkan keterampilan literasi yang meliputi, membaca, menulis,
menyimak, dan berbicara. Dari segi membaca, pesera didik merasa terbantu
dengan referensi-referensi sumber yang diberikan peneliti.141
Peserta didik pun
mampu memilah sumber-sumber yang diyakini relevan untuk menjadi bahan
menyusun laporan. Peserta didik senang dengan video yang ditayangkan dan
141
CL 8, CL 9, CL 10, CL 11, C12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 123
107
sangat membantu dalam memahami materi.142
Saat menonton video peserta didik
mampu membayangkan dan mengimajinasikan apa yang terjadi pada masa
penyebaran agama Islam di Nusanatara.143
Peserta didik juga merasa terbantu
dalam menumbuhkan minat menulis saat pembelajaran. Dengan menulis refleksi
peserta didik tidak hanya menulis materi tapi juga menulis nilai-nilai yang
terkandung dalam materi agar bisa terapkan dalam kehidupan sehari-hari.144
Banyak kemudahan yang didapatkan oleh peserta didik melalui desain
pembelajaran yang diujicobakan. Kemudahan itu yaitu, kegiatan membaca
menjadi tidak membosankan, mendapat wawasan dari video, dan bekerjasama
dengan teman satu kelompk untuk memahami materi.145
Selain itu peserta didik
juga tidak banyak mengalami kesulitan. Satu-satunya kesulitan adalah beberapa
siswa sibuk sendiri dan tidak membantu temanya dalam mencari
informasi.146
Mereka juga memberi saran terhadap desain pembelajaran yang
diujicobakan untuk ditambah game atau permaianan agar pembelajaran semakin
menarik.147
Selain itu pada kegiatan tanya jawab peserta didik mengharapkan jika
yang berhasil menjawab benar bisa diberi poin atau hadiah lainnya.148
Berrdasarkan analisis video dan wawancara, desain pembelajaran sejarah
yang diujicobakan oleh peneliti sangat membantu peserta didik dalam
mengembangkan keterampilan literasi. Hal ini semakin diperkuat dengan melihat
hasil kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta didik. Untuk hasil kognitif
142
CL 8, CL 9, CL 10, CL 11 143
CL 8, CL11 144
CL 9 145
CL 8, CL 9, CL10 146
CL 11 147
CL 9, CL 11 148
CL 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 124
108
dilakukan dengan test tertulis yang berisi 10 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian.
Sedangkan untuk hasil afektif dilakukan dengan kuesioner dan hasil psikomotorik
dilihat dari hasil kerja kelompok berupa laporan diskusi.
Tabel 7. Data Nilai Aspek Kognitif Peserta Didik dalam Pembelajaran
Sejarah Indonesia pada Materi Teori-teori Masuknya Agama Islam ke
Nusantara
No
Urut
NAMA SISWA
KKM NILAI T TT X IPS 1
1. Alfonseus Ontraro 75 55 √
2. Andreas Willy K 75 81 √
3. Antonius Alam Bayu Abisatya 75 85 √
4. Antonius Dito O. 75 80 √
5. Arsenlus R. S. 75 75 √
6. B. Satria. T. N 75 75 √
7. Beno Radetia 75 81 √
8. Chiara Santi Fatmawati 75 81 √
9. Clarissa Adventri 75 75 √
10. Damianus Anang Setiawan 75 65 √
11. Fransiskus Wahyu Andrianto 75 65 √
12. Gio 75 85 √
13. Heribertus Oktafianus 75 78 √
14. Jesika Margaretha 75 85 √
15. Kristavel Ivan D. P. P 75 76 √
16. Kristina Prita Iswandari 75 78 √
17. Laurentia Jasicca Glory 75 71 √
18. Leonardo Ardian N 75 85 √
19. Liliosa Kartika Aji 75 93 √
20. M. Diandra Putri S. 75 88 √
21. Maria Evaristine Dian P. 75 83 √
22. Maria Jenifer 75 95 √
23. Martinus Dwi Nugroho 75 72 √
24. Maxi 75 81 √
25. Reinaldy Setiawan 75 56 √
26. Rima Ismaningrum 75 78 √
27. Risang Wahyu Bimantara 75 58 √
28. Veronika Amelia 75 86 √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 125
109
No NAMA SISWA KKM NILAI T TT
29. Winbil Edgarsito 75 83 √
JUMLAH 2249
RATA-RATA 77,5
PROSENTASE 75,8%
Keterangan:
T : Tuntas
TT: Tidak Tuntas
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata peserta didik
dapat mencapai 77,5 dengan prosentase 75,8%. Jumlah peserta didik yang tuntas
mencapai 22 orang, sedangkan yang tidak tuntas berjumlah 7 orang. Dilihat dari
perolehan nilai peserta didik yang sebagian besar mencapai nilai KKM, maka
dapat disimpulkan bahwa keterampilan literasi dalam pembelajaran sejarah
Indonesia pada materi teori-teori masuknya agama Islam ke Nusantara sudah
berkembang dengan maksimal.
Setelah melakukan test aspek kognitif, peneliti melakukan test afektif
berupa kuesioner. Kuesioner yang diberikan untuk mengurkur seberapa tinggi
keterampilan literasi siswa khususnya kemampuan membaca, menulis, menyimak,
dan berbicara. Kuesioner yang diberikan ada 20 butir. Selanjutnya, kuesioner
yang telah disiapkan oleh peneliti tersebut di dalamnya mencakup pernyataan
positif serta negatif yang berkaitan dengan pembelajaran literasi. Hasil dari
perolehan skor kuesioner dapat dilihat pada tabel dan diagram dibawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 126
110
Tabel 8. Data Perkembangan Keterampilan Literasi
Skala Jumlah Presentase Keterangan
100-81 1 3,5% Sangat Tinggi
80-61 18 62% Tinggi
60-41 9 31% Sedang
40-21 1 3,5% Rendah
20-0 0 0 Sangat Rendah
Jumlah 29 100%
Gambar IV.
Diagram Hasil Perkembangan Keterampilan Literasi Peserta Didik
Berdasarkan tabel dan diagram diatas dapat dilihat bahwa keterampilan
literasi peserta didik X IPS 1 terhadap pembelajaran sejarah dalam kategori sangat
tinggi, tinggi, sedang, dan rendah. Hal tersebut terlihat dalam perolehan 3,5%
dengan kategori sangat tinggi, 62% dengan kategori tinggi, 31% kategori sedang
dan 3,5% kategori rendah. Dari hasil kuesioner tersebut, dapat disimpulkan bahwa
keterampilan literasi pesera didik dalam pembelajaran sejarah Indonesia di SMA
Pangudi Luhur Sedayu cukup berkembng secara optimal.
4%
62%
31%
3%
Keterangan:
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 127
111
Hasil analisis restrospektif juga dilihat dari hasil psikomotorik. Dari segi
psikomotorik, peneliti melakukan penilaian melalui penugasan laporan diskusi
dan presentasi hasil diskusi dalam kelompok. Penilaian yang dilakukan peneliti
meliputi beberapa kriteria, berikut berupa kriteria penilaian keterampilan
penugasan diskusi peserta didik:
Tabel 9. Kriteria Penilaian Keterampilan Peserta Didik
No. Kriteria
1. Kelengkapan
2. Relevansi
3. Kebahasaan
4. Berargumen
5. Mendengarkan
6. Mengkomunikasikan dan Menjelaskan
Dalam aspek psikomotorik peneliti melakukan penilaian melalui beberapa
kriteria, antara lain mengenai kelengkapan, relevansi, dan kebahasaan isi hasil
laporan diskusi peserta didik dalam melakukan kegitan keterampilan tersebut,
berargumen dan mendengarkan antar anggota kelompok saat berdiskusi, serta
mengkomunikasikan dan menjelaskan laporan yang telah didiskusikan bersama
sesama anggota kelompok di depan kelas. Berikut merupakan hasil perolehan
nilai masing-masing kelompok melalui penugasan diskusi kelompok:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 128
112
Tabel 10. Data Nilai Aspek Psikomotorik dalam Penugasan Diskusi
Kelompok
KELOMPOK KKM NILAI Tuntas Tidak
Tuntas
Kelompok 1 75 85 √
Kelompok 2 75 90 √
Kelompok 3 75 90 √
Kelompok 4 75 80 √
Kelompok 5 75 85 √
Kelompok 6 75 85 √
Kelompok 7 75 90 √
Kelompok 8 75 80 √
JUMLAH 685
RATA-RATA 85,62
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai masing-masing kelompok telah
mencapai nilai KKM. Penilaian tersebut dilihat berdasarkan kriteria yang telah
dibuat oleh guru.Dalam pengamatan yang dilakukan oleh guru, kebanyakan
peserta didik sudah mulai aktif dalam berargumen mengeluarkan pendapatnya dan
saling mendengarkan satu sama lain untuk menyusun laporan hasil diskusi
kelompok. Dari masing-masing kelompok sudah terlihat aktif dalam mencari
sumber-sumber informasi di internet yang relevan. Informasi yang dikumpulkan
kemudian didiskusikan bersama dan disusun menjadi sebuah laporan dan
dipresentasikan di depan kelas. Hal yang didiskusikan sesuai dengan materi
pelajaran yang sedang dipelajari, yaitu mengenai ―Teori-teori Masuknya Agama
Islam ke Nusantara‖. Dalam materi tersebut, persoalan yang diambil untuk
dijadikan laporan yaitu tentang isi, pencetus, bukti, pertentangan, kebudayaan,
perbedaan, persamaan, dan kesimpulan dari masing-masing teori masuknya
agama Islam ke Nusantara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 129
113
Kelompok pertama adalah kelompok yang mencari isi dari setiap teori yaitu
teori Gujarat, Arab, Persia, dan Cina. Dalam segi menyusun laporan diskusi,
relevansi, kelengkapan dan tata bahasa yang digunakan sudah baik. Saat diskusi
masih belum semua berargumen memberikan pendapatnya dan semua anggota
kelompok sangat baik dalam mendengarkan teman yang memberikan argumen.
Ketika tampil kelompok pertama sangat percaya diri dalam menyampaikan hasil
diskusinya. Namun masih ada 2 orang anak yang kurang percaya diri saat
berbicara di depan kelas.
Kelompok kedua adalah kelompok yang harus menemukan pencetus dari
setiap teori yaitu teori Gujarat, Arab, Persia, dan Cina. Kemudian menyusun latar
belakang mengenai para pencetus disetiap teori. Dari semua kriteria kelompok ini
sangat baik. Dari segi penyususnan laporan, diskusi, dan presentasi semua nya
baik. Cara penyampaian di depan kelas pun sangat lugas sehingga teman-teman
lain yang menyimak mudah memahaminya.
Kelompok ketiga adalah kelompok yang menyusun bukti-bukti pendukung
masing-masing teori dari teori Gujarat, Arab, Persia, sampai Cina. Kelompok ini
sangat baik dalam menyusun laporan. Saat diskusi semua anggota kelompok
saling mengeluarkan pendapatnya masing-masing. Ketika presentasi pun semua
diberikan kesempatan untuk menyampaikan hasil diskusi.
Kelompok keempat adalah kelompok yang membahas tentang pertentangan
yang muncul dari teori-teori yang ada. Sebenarnya kelompok ini sangat bagus
dalam menyampaikan hasil kerja kelompoknya. Namun masih terdapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 130
114
kekurangan yaitu dari segi tata bahasa yang digunakan kurang rapi dan tidak
semua anggota kelompok bekerjasama dalam menemukan informasi.
Kelompok kelima adalah kelompok yang bertugas menemukan kebudayaan
yang masih ada dari setiap teori. Kelompok sudah cukup baik dalam
mendidkusikan informasi yang didapat. Kelompok juga sangat baik
menyampaikan hasil diskusi di depan kelas. Kekurangannya adalah hasil laporan
yang disusun masih kurang lengkap.
Kelompok keenam adalah kelompok yang bertugas menemukan perbedaan
dari setiap teori. Dari semua kriteria penilaian kelompok ini sudah cukup baik.
Laporan yang disusun pun sangat rapi dan terperinci. Kurangnya saat maju
menyampaikan hasil diskusi terkesan masih sangat kaku.
Kelompok ketujuh adalah kelompok yang bertugas menemukan persamaan
dari setiap teori yang meliputi teori Gujarat, Arab, Persia, dan Cina. Kelompok ini
sangat aktif dalam mengeluarkan pendapat masing-masing dan saling menghargai
satu sama lain saat yang lain sedang berbicara. Penyampaian hasil diskusi pun
sangat percaya diri dan laporan tersusun dengan baik.
Kelompok kedelapan adalah kelompok yang bertugas menyimpulkan setiap
teori yang sudah dibahas oleh peneliti. Kelompok ini sangat bagus saat diskusi
semua sangat aktif. Kekurangannya dalam penyampaian hasil diskusi di depan
kelasn masih kurang percaya diri dan kaku. Tidak semua anggota kelompok ikut
mempresentasikan dan laporan yang disusun masih kurang lengkap.
Berkaitan dengan hasil penilaian psikomotorik pada peserta didik melalui
diskusi kelompok yang telah dijabarkan seperti diatas, dapat dismpulkan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 131
115
desain pembelajaran sejarah sangat membantu peserta didik dalam
mengembangkan keterampilan literasi berjalan dengan baik. Hal tersebut terbukti
bahwa peserta didik dalam kelompok dapat memperoleh nilai diatas KKM.
Walaupun dari segi kriteria yang diterapkakan peneliti masih ada beberapa yang
masih kurang dan membutuhkan pembiasaan yang lebih sering agar keterampilan
literasi mampu berkembang secara optimal.
Berdasarkan hasil nilai aspek kognitif, afektif dan psikomotorik dapat
disimpulkan bahwa keterampilan literasi peserta didik sudah sangat berkembang.
Artinya desain pembelajaran yang diujicobakan sangat cocok dengan karakter
peserta didik kelas X IPS 1 SMA Pangudi Luhur Sedayu. Maka dihasilkan sebuah
Local Instruction Theory (LIT) yaitu pembelajaran sejarah berbasis literasi pada
mata pelajaran sejarah Indonesia pokok bahasan teori-teori masuknya agama
Islam di Nusanatara mampu mengembangkan keterampilan literasi meliputi
kegiatan membaca, menulis, menyimak, dan berbicara siswa kelas X IPS 1 SMA
Pangudi Luhur Sedayu.
B. Pembahasan
1. Persiapan Desain
a. Analisis Kebutuhan
Peneliti merancang desain pembelajaran berdasarkan tujuan belajar yang
dikemukan oleh Bloom dkk, bahwa proses belajar diorientasikan pada
perkembangan kognitif, psikomotorik, dan afektif.149
Untuk mengembangkan
ketiga hal tersebut, peneliti berpatokan pada pengembangan keterampilan literasi
149
S. Putrawangsa, op. cit, hlm. 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 132
116
yang terdiri dari membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Desain
pembelajaran (Hypothetical Learning Trajectory) harus memiliki prinsip dasar
berupa penyesuaian akan kebutuhan pengguna, dilakukan dengan sistematis,
bertujuan meningkatkan kualitas, dan berdampak pada hasil.150
Untuk mengetahui
prinsip tersebut dilakukan observasi.
Dalam pembuatan desain pembelajaran peneliti akan berfokus pada
pelajaran sejarah. Sejarah adalah salah satu pelajaran yang erat dengan literasi.151
Hal ini dikarenakan sumber-sumber sejarah kebanyakan berupa bacaan. Dalam
mengajar sejarah guru dituntut untuk membantu siswa mempelajari materi-materi
sejarah sehingga guru harus menguasai hal-hal yang berkaitan dengan sejarah agar
dapat menentukan strategi atau metode yang dapat digunakan untuk membantu
siswa dalam proses belajar. Materi yang disampaikan harus sesuai dengan urutan
perodisasinya kemudian di susun dengan logis sesuai dengan fakta yang ada agar
mudah dimengerti siswa.
Guru harus memiliki keterampilan yang tinggi sehingga mampu
menciptakan desain pembelajaran yang cocok diterapkan sesuai dengan karakter
setiap kelas. Desain pembelajaran yang dirancang harus mengandung tujuan
pembelajaran sejarah, yaitu, membangkitkan semangat kebangsaan,
membangkitkan cita-cita kebangsaan, membangkitkan hasrat mempelajari sejarah,
dan menyadarkan mereka akan pentingnya cita-cita nasional.152
Desain pembelajaran akan dirancang untuk meningkatkan keterampilan
literasi yaitu membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Dalam hal membaca,
150
Rully Charitas Indra P., op. cit, hlm. 20 151
Hendra Kurniawan, 2018, op. cit, hlm. 45. 152
Aman, op. cit, hlm. 56-57.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 133
117
khususnya dalam membaca sejarah bertujuan agar siswa mampu memahami,
menggunakan, merefleksikan, dan melibatkan diri dalam berbagai jenis teks
sejarah.153
Dalam pembelajaran sejarah, desain pembelajaran bisa dirancang
dengan metode pembelajaran literasi membaca yang dikemukakan oleh Yunus
Abidin. Metode itu bisa berupa metode membaca cermat, metode inkuiri
membaca, metode membaca kritis, dan membaca literasi kritis.154
Dari segi menyimak yang merupakan kemampuan untuk mendengarkan dan
memahami informasi yang diperoleh sehingga mampu mengembangkan
pengetahuan siswa.155
Dalam menyimak siswa harus aktif memahami informasi
yang didengarnya dalam rangka menumbuhkan pemahaman dan mengembangkan
pengetahuanya.156
Metode yang bisa digunakan dalam desain pembelajaran
sejarah bisa berupa konten audio visual, foto/gambar, suara, dll.157
Dari segi menulis yang merupakan kemampuan untuk menghasilkan
gagasan kreatif atas pengetahuan yang sudah dimiliki158
. Melalui kegiatan
menulis, siswa akan mampu mengkomunikasikan ide-ide tersebut pada orang lain
sehingga akan terbina pula kemampuannya dalam berkomunikasi dan bekerja
sama dengan orang lain tersebut.159
Ada beberapa strategi yang dapat digunakan
dalam implementasi literasi menulis dalam pembelajaran sejarah yang
dimodifikasi dari Yunus Abidin, yaitu, metode observasi kritis, metode menulis
imajinatif, metode menulis kritis, metode menulis imajinatif kritis, metode
153
Hendra Kurniawan, op. cit, hlm. 49. 154
Yunus Abidin, op.cit, hlm. 152-167. 155
Hendra Kurniawan, op. cit, hlm. 56. 156
Ibid. 157
Ibid, hlm. 57. 158
Yunus Abidin, 2015, op.cit, hlm. 63. 159
Catharina Ginong P, op. cit, hlm. 12.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 134
118
bengkel menulis (writing workshop), dan metode menulis berbasis genre (genre-
based-writing).160
Dari segi berbicara yang merupakan kemampuan memproduksi ide secara
lisan dengan isi yang berbobot dan cara penyampaiannya yang tepat. Menurut
Yunus Abidin, berbicara merupakan kegiatan aktif yang tidak hanya
menyampaikan pesan namun juga mampu melahirkan pesan itu sendiri.161
Ada
beberapa metode literasi bicara yang dapat diterapkan dalam pembelajaran
sejarah, yaitu, metode presentasi ilmiah, drama atau role play, dan metode
ceramah atau story telling.162
Dari keempat keterampilan literasi di atas harus dilakukan secara efisien dan
efektif di dalam desain pembelajaran sejarah yang akan dirancangan. Jika keempat
kemampuan literasi tersebut diterapkan bisa meningkatkan kemampuan berpikir
siswa. Kemampuan berpikir ini meliputi cara menganalisis, mengkritisi, dan
mengevaluasi informasi sejarah yang diperoleh dari berbagai sumber, serta
kemampuan berkomunikasi.
Desain pembelajaran sejarah yang dirancang harus sesuai dengan tujuan
pembelajaran literasi pada abad-21 yang meliputi, membentuk siswa menjadi
pembaca, penulis, dan komunikator yang strategis, meningkatkan kemampuan
berpikir dan mengembangka kebiasaan berpikir pada siswa, meningkatkan dan
memperdalam motivasi belajar siswa, dan mengembangkan kemandirian siswa
sebagai pembelajar yang kreatif, inovatif, produktif, dan berkarakter.163
160
Yunus Abidin, op. cit, hlm. 180-189. 161
Yunus Abidin, 2015, op. cit, hlm. 191-192. 162
Ibid, hlm. 200-205. 163
Ibid, hlm. 54.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 135
119
Desain pembelajaran sejarah yang dirancang juga harus sesuai dengan
tujuan, ruang lingkup, sasaran, dan target dalam GLS (Gerakan Literasi
Sekolah).164
Pada tahapan GLS, desain ini akan berfokus pada tahap
pembelajaran. Pada tahap ini literasi benar-benar diterapkan dalam pembelajaran
yang tertuang dalam metode pembalajaran yang kreatif dan inovatif yang berguna
untuk meningkatkan motivasi siswa. Khususnya dalam pembelajaran literasi
sejarah, guru dapat mengintruksikan dan memberi referensi kepada siswa
menganai sumber-sumber sejarah yang relevan. Kemudian siswa dapat ditugaskan
untuk mengkritisi informasi sejarah yang didapatkan. Selain itu, pembelajaran
sejarah juga dapat dilakukan melalui media audio visual, yaitu dengan
memutarkan film bertema sejarah, dan siswa diberi tugas untuk menceritakan
kembali film tersebut.
Desain pembelajaran sejarah yang dirancang akan mengacu pada materi
teori-teori masuknya agama Islam ke Nusantara. Materi ini mempelajari berbagai
macam teori masuknya agama Islam ke Nusantara. Teori-teori tersebut antara lain,
teori Gujarat, teori Persia, teori Arab, dan teori Cina. Masing-masing teori
memiliki pendapat tentang bukti-bukti Islam masuk ke Nusantara. Dalam teori
Gujarat meyakini bahwa agama Islam dibawa oleh orang Gujarat pada abad ke-7
M dengan dibuktikan bahwa Gujarat terletak di India bagian Barat, berdekatan
dengan Laut Arab.165
Letaknya yang sangat strategis, berada di jalur perdagangan
antara timur dan barat. Pedagang Arab yang bermahzab Syafi‘i telah bermukim di
Gujarat dan Malabar. Pendapat ini dikemukan oleh J. Pijnapel yang didukung oleh
164
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, op.cit, hlm. 2-64. 165
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit, hlm. 23.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 136
120
C. Snouck Hurgronye dan J. P. Moquetta.166
Argumen mereka semakin diperkuat
dengan batu nisan Sultan Malik Al-Saleh yang wafat pada 1297 M di Pasai, Aceh.
Pada teori Arab yang dicetuskan oleh Haji Abdul Malik Karim Amrullah
meyakini bahwa agama Islam di Nusantara dibawa oleh orang-orang Arab.167
Hal
dibuktikan banyak ditemukan musafir (kaum pengembara) yang datang ke
Nusantara. Kemudian teori Persia yang kemukakan oleh P. A. Hoesein
Djajadiningrat berpendapat bawah agama Islam dibawa oleh orang-orang Persia
yang dibuktikan dengan adanya peringatan 10 Muharram.168
Terakhir teori Cina
yang dikemukakan oleh Sumanto Al Quturby yang meyakini agama Islam masuk
ke Nusantara dibawa oleh orang-orang Cina. Hal ini dibuktikan dengan
banyaknya masjid-masjid tua yang memiliki arsitektur Tiongkok dan banyak
pelabuhan penting pada abad ke-15 seperti Gresik diduduki oleh para pelaut dan
pedagang Cina.
Alasan peneliti mengambil materi ini adalah materi teori masuknya agama
Islam ke Nusantara selama ini kurang dikaji di sekolah-sekolah. Padahal pada
kenyataannya materi mengandung banyak nilai. Khususnya nilai keberagaman
dimana kita meliahat banyak teori yang bermunculan berasal dari berbagai daerah.
Selain itu terdapat nilai-nilai kebudayaan pada setiap teori yang mengindikasikan
bahwa setiap daerah meninggalkan kebudayaan yang akan menyatu dengan
kebudayaan asli Nusantara.
Peneliti akan menerapkan desain pembelajaran sejarah ini di SMA Pangudi
Luhur Sedayu tepatnya di kelas X IPS 1. Di sekolah ini sudah menerapkan literasi
166
Ibid, hlm 23-24. 167
Ibid, hlm. 24. 168
Musrifah Sunanto, op. cit, hlm. 26.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 137
121
sejak tahun 2017. Desain pembelajaran yang dirancang harus sesuai dengan
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang berfokus pada kegiatan pembelajaran.
Desain pembelajaran sejarah yang dirancang diharapkan tidak hanya
mengistruksikan siswa ke perpustakaan atau mencari sumber tetapi juga
membantu siswa dalam mengkritisi informasi yang mereka dapatkan. Peneliti
melakukan observasi dengan mengamati cara belajar siswa dengan wawancara.
Selain itu peneliti juga mengobservasi nilai siswa melalui tes dan mengukur
keterampilan literasi dengan kuesioner.
Berdasarkan observasi peneliti saat melihat keadaan kelas X IPS 1 dengan
jumlah siswa 29 orang. Peneliti melakukan wawancara dengan 5 orang anak.
Peneliti memberi 10 pertanyaan yang berkaitan dengan keterampilan literasi.
Hasilnya mereka banyak yang tidak suka membaca buku sejarah dengan alasan
kata-kata yang sulit dimengerti sehingga membosankan. Saat diberi tugas menulis
atau membuat makalah siswa-siswa tersebut kurang antusias karena mereka
merasa hal itu tidak membuat mereka memahami pelajaran yang didapat. Guru
sering menayangkan video yang sifatnya lebih informatif daripada yang bersifat
menghibur atau menyenangkan sehingga peserta didik kurang antusian dalam
pembelajaran. Dalam hal kegiatan tanya jawab, siswa kadang merasa malu atau
takut salah jika menjawab pertanyaan dari guru. Hal ini tidak sesuai dengan teori
Gestalt mengenai definis belajar yaitu belajar harus memperoleh motivasi,
pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.169
169
Syaiful Bahri Djamarah, op. cit, hlm. 19.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 138
122
Dalam hal pelajaran sejarah sebenarnya siswa cukup tertarik. Namun
berbeda dengan materi teori-teori khususnya teori masuknya agama Islam ke
Nusantara. Siswa kurang tertarik dengan materi tersebut karena menurut mereka
itu hanya sekedar teori dan tidak ada cerita dibalik itu. Peserta didik lebih tertarik
belajar mengenai kerajaan-kerajaan Islam. Padahal materi teori-teori masuknya
agam Islam ke Nusantara merupakan cikal bakal proses masuknya agama Islam
melalui perdagangan.170
Padahal materi ini juga memiliki cerita-cerita yang tidak
kalah menarik dari ceriata sejarah lainnya. Harapan siswa mengenai pembelajaran
sejarah adalah mereka ingin pembelajaran lebih inovatif dan menarik.
Selain melakukan wawancara, peneliti juga melakukan test dan kuesioner.
Test yang dilakukan yaitu memberi mereka 10 soal pilihan ganda dengan soal-
soal berbentuk literasi. Tingkat kesukaran soal dari yang paling mudah, sedang,
dan sulit. Dari aspek kognitif peserta didik, hasilnya masih kurang baik. Dilihat
dari perolehan nilai peserta didik yang sebagian besar tidak mencapai nilai KKM,
maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan literasi dalam pembelajaran sejarah
Indonesia pada materi teori-teori masuknya agama Islam ke Nusantara belum
berkembang dengan maksimal.
Selain melakukan test aspek kognitif, peneliti juga melakukan test afektif
berupa kuesioner. Kuesioner yang diberikan untuk mengurkur seberapa tinggi
keterampilan literasi siswa khususnya kemampuan membaca, menulis, menyimak,
dan berbicara. Kuesioner yang diberikan ada 20 butir. Dari hasil kuesioner
tersebut, dapat disimpulkan bahwa keterampilan literasi pesera didik dalam
170
Kementrian Ristekdikti, op. cit, hlm 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 139
123
pembelajaran sejarah Indonesia di SMA Pangudi Luhur Sedayu belum cukup
berkembang secara optimal.
b. Deskripsi Rencana Pelaksaan Pembelajaran
Berdasarkan analisis kebutuhan, peneliti dalam merancang desain
pembelajaran sejarah yang membantu peserta didik mengembangkan keterampilan
literasi, merancang desain dengan sebaik mungkin. Desain pembelajarn sejarah
yang dirancang berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP disesuai
kan dengan Kompetesi Dasar (KD) yang kemudian dikembangkan menjadi
beberapa indikator. Desain pembelajaran dirancang sesuai dengan kebutuhan
peserta didik, sistematis, meningkatkan kualitas pembelajaran, dan berdampak
pada hasil.171
Dalam melakukan penyusunan RPP ini, peneliti juga merencanakan suatu
pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, model pembelajaran, dan media
pembelajaran yang nantinya akan diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas.
Peneliti menggunakan pendekatan pembelajaran Student Center Learning yang
diharapakan siswa lebih aktif.172
Dengan model pembelajaran Discovery Based
Learning berupa ceramah, tanya jawab, diskusi, dan penugasan serta media
pembelajaran berupa power point dan video. Penggunaan metode pembelajaran
Discovery Based Learning ini bertujuan untuk mendukung proses berpikir kritis
dan analitis peserta didik untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari
suatu masalah yang dipertanyakan.173
171
S. Putrawangsa, op. cit, hlm. 20. 172
Hendra Kurniawan, op. cit, hlm. 68. 173
Wina Sanjaya, op. cit, hlm. 196.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 140
124
Perencanaan selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti yaitu menyiapkan
materi pelajaran dengan menggunakan power point dan video. Materi yang akan
dipakai adalah ―Teori-Teori Masuknya Agama Islam di Nusantara‖. Dalam
tampilan power point, peneliti akan menampilakan berbagai teori yang ada serta
bukti-bukti yang menunjukkan proses masuknya Islam ke Nusantara. Selain itu
peneliti juga menyiapkan video animasi mengenai teori-teori dan proses
masuknya agama Islam ke Nusantara. Video dilibatkan untuk mengembangkan
keterampilan literasi dengan membangkitkan imajinasi peserta didik.174
Perencanaan selanjutnya, peneliti menyiapkan artikel yang berisi gambaran
dari materi agar menjadi bekal peserta didik untuk menggali topik masalah.
Artikel ini berisi tentang teori-teori masuknya Islam ke Nusantara, proses
masuknya agama Islam ke Nusantara, tokoh-tokoh pencetus teori-teori tersebut,
dan bukti-bukti masuknya agama Islam ke Nusantara.
Dalam mendukung terlaksananya pengembangan keterampilan literasi,
peneliti telah menyiapkan dua penugasan untuk peserta didik. Penugasan pertama
yang direncanakan oleh peneliti yaitu menemukan dan mengumpulkan informasi
melalui studi literasi dengan berbagai macam sumber belajar bersama kelompok.
Pembelajaran kelompok berarti siswa belajar bersama-sama dengan siswa lain
dalam suatu kelompok atau kelas.175
Penugasan kedua yang diberikan peneliti
yaitu diskusi kelompok sebagai produk dari pembelajaran literasi. Untuk
mengerjakan penugasan yang diberikan oleh guru, peserta didik difokuskan pada
174
Hendra Kurniawan, op. cit, hlm. 57. 175
Wina Sanjaya, op. cit, hlm. 128.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 141
125
empat aktivitas dalam pembelajaran literasi yaitu membaca, menyimak, menulis,
dan berbicara. Peneliti membagi peserta didik menjadi 4 kelompok.
Dalam penyusunan laporan diskusi, peneliti mendesain beberapa kegiatan
yang akan dilakukan peserta didik yaitu sebagai berikut:
1. Peserta didik menemukan dan mengumpulkan informasi-informasi yang
berkaitan dengan materi pelajaran melalui berbagai sumber, baik yang sudah
disediakan peneliti maupun sumber lainnya.
2. Pencarian informasi ditempuh melalui membaca narasi yang telah disediakan
oleh peneliti, buku paket, video yang ditayangkan dan sumber-suber dari
internet. Setelah informasi yang dikumpulkan kemudian informasi tersebut
mulai diolah dan ditulis dalam bentuk laporan, dan yang terakhir
dipresentasikan di depan kelas dengan keterampilan dan kreatifitas peserta
didik dan kelompoknya.
Harapan dari kegiatan ini yaitu peserta didik dapat mengembangkan
keterampilan literasi dengan cara mengumpulkan informasi melalui membaca dan
menyimak, serta menjadi lebih kreatif dalam menulis hasil diskusi kelompok,
serta mampu mengkomunikasikannya di depan kelas sehingga peserta didik dapat
dengan mudah memahami materi pelajaran serta banyak pengetahuan yang
didapat.176
Perencanaan selanjutnya, peneliti menyiapkan kisi-kisi soal dan soal tes
serta lembar penilaian untuk aspek kognitif dan aspek psikomotorik melalui
laporan hasil diskusi. Desain ini merupakan rancangan awal desain pembelajaran
176
Hendra Kurniawan, op. cit, hlm. 94-95.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 142
126
sejarah yang akan diujicobakan pada hari Selasa, 14 Mei 2019. Desain ini
dirancang oleh peneliti dengan merangkum dan memasukkan kegiatan dalan
sintak kegiatan. Dalam desain peneliti akan melakukan kegiatan pendahuluan
yang terdiri dari berbagai kegiatan seperti, peneliti membuka pelajaran dengan
salam pembuka, menyampaikan apersepsi, memberi motivasi untuk menstimulus
peserta didik agar peserta didik lebih semangat dalam mempelajari materi, dan
memberi acuan mengenai pentingnya materi yang dipelajari. Kegiatan ini akan
ditempuh dalam waktu 10 menit.
Kegiatan kedua yaitu kegiatan inti. Dalam rancanganya, kegiatan inti akan
ditempuh dalam waktu 70 menit. Dengan di awali menonton video animasi
tentang proses dan bukti-bukti masuknya Islam ke Nusantara, membagi kelompok
diskusi, peneliti membagikan artikel yang berisi ringkasan materi, peneliti
memberi permasalahan dalam bentuk pertanyaan pada setiap kelompok, dan
peneliti juga mempersilahkan peserta didik untuk mencari berbagai sumber
lainnya melalui buku ataupun internet. Setiap kelompok harus memcari berbagai
hal yang berkaitan dengan teori-teori masuknya agama Islam ke Nusantara. Dari
permasalahan tersebut peserta didik diarahkan untuk mencari dan menemukan
informasi melalui indetifikasi masalah, pengumpulan data, dan pengelohan data.
Informasi yang didapat oleh peserta didik melalui kelompok tersebut
dikumpulkan serta diolah dengan cara mengkritisi melalui diskusi. Dalam
kegiatan ini, peneliti menugaskan peserta didik untuk menyusun laporan hasil
diskusi sebgai produk literasi. Produk tersebut kemudian dipresentasikan di depan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 143
127
kelas. Setelah itu peneliti akan memberi penguatan mengenai materi dan
memperbaiki pendapat peserta didik yang kurang tepat.
Kegiatan ketiga yang direncanakan oleh peneliti yaitu penutup, dalam
kegiatan ini peneliti akan menarik kesimpulan mengenai informasi-informasi yang
telah ditemukan oleh peserta didik. Kemudian peneliti dan peserta didik
melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.kegiatan pun
diakhiri dengan salam penutup. Kegiatan ini ditempuh dalam waktu 10 menit.
2. Percobaan Desain
a. Siklus 1
Desain pembelajaran yang dirancang oleh peneliti sudah jadi dan akan di
ujicobakan pada kelas X IPS 1 dengan jumlah peserta didik sebanyak 29 orang.
Ujicoba pertama dilakukan pada Selasa, 14 Mei 2019.
Pada awal pelaksanaan desain pembelajaran literasi Selasa, 14 Mei 2019
pukul 11.15 peneliti menyiapkan peralatan pembelajaran dan kemudian
mengucapkan salam serta perkenalan. Selanjutnya peneliti membuka dengan
kegiatan pendahulaan. Setelah itu, peneliti juga menayangkan video yang
berkaitan dengan pelajaran. Melalui video yang ditampilkan diharapakan, peserta
didik mampu mengembangkan keterampilan menyimak dan memahami materi
lebih konkret dibandingkan hanya melihat teks bacaan yang cenderung lebih
abstrak.177
Langkah selanjutnya, peneliti membagi peserta didik menjadi 4 kelompok.
Kemudian peneliti memberikan bahan ajar berupa artikel sejarah pada masing-
177
Ibid, hlm. 57.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 144
128
masing kelompok tersebut. Artikel tersebut berisi tentang ringkasan mengenai
materi. Setiap keompok diberi permasalahan. Selain mengumpulkan informasi
dari artikel yang diberikan, peserta didik juga mencari dan mengumpulkan
informasi melalui buku dan sumber-sumber internet.
Dalam pengembangan keterampilan literasi terdapat empat aktivitas yang
dilihat. Aktivitas-aktivitas ini menjadi acuan peneliti dalam menerapkan desain
pembelajaran. Keempat aktivitas tersebut yaitu membaca, menulis, menyimak,
dan berbicara.178
Keempat keterampilan ini dilakukan dalam kegiatan
pembelajaran dan diskusi kelompok. Hasilnya berupa laporan diskusi yang
kemudian dipresentasikan di depan kelas.
Kegiatan selanjutnya, peserta didik menyimpulkan poin-poin penting yang
muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru saja dilakukan. Kemudian
peneliti melanjutkan dengan memberi penguatan kepada peserta didik tenang
materi yang disampaikan. Kegitan ditutup dengan melakukan refleksi terhadap
pembelajaran yang dilaksanakan.
b. Revisi Desain
Berkaitan dengan pelaksanaan desain pembelajarn sejarah guna
mengembangkan keterampilan literasi di kelas X IPS 1, tentunya peserta didik
dapat merasakan perbedaan dalam proses pembelajaran yang menggunakan
literasi dengan yang tidak. Peneliti pun melihat kelebihan dan kekurangan tersebut
melaui video dan pengamatan selama mengajar. Hasilnya sebagai berikut:
178
Ibid, hlm. 48.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 145
129
1) Kelebihan Desain Pembelajaran Sejarah untuk Mengembangkan
Keterampilan Literasi
Dalam pelaksanaan desain tanggapan peserta didik sangat positif. Peserta
didik menyatakan bahwa materi mudah dipahami karena dalam proses
pembelajaran peserta didik difokuskan dalam kegiatan membaca, menyimak,
menulis, dan berbicara sehingga peserta didik dengan mudah memperoleh
informasi dan menyampaikan informasi tentang materi pelajaran. Selain itu
peserta didik menyatakan bahwa mereka menjadi lebih aktif dalam mengikuti
pembelajaran sejarah.
Peserta didik juga menyatakan bahwa dengan pembelajaran literasi ini,
pembelajaran menjadi lebih enak, menyenangkan dan tidak gampang bosan.
Apalagi dalam kegiatan menyimak video, peserta didik merasa antusias dengan
video yang ditayangkan. Kegiatan tanya jawab pun tidak kalah menyenangkan
karena mereka diberi kesempatan untuk bertanya atau menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh peneliti.
2) Kekurangan Desain Pembelajaran Sejarah untuk Mengembangkan
Keterampilan Literasi
Dibalik semua kelebihan yang terdapat dalam desain pembelajaran yang
dirancang, juga terdapat kekurangan dibaliknya. Peneliti dituntut harus mampu
mengatasi kekurangan ini dengan mengelola kegiatan dalam merencanakan,
mengatur, dan mengarahkan.179
Dalam hal memberi artikel yang berisi informasi
mengenai materi, hal itu kurang efektif. Hal ini disebabkan karena peserta didik
179
Aman, op. cit, hlm. 64.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 146
130
lebih senang mencari informasi melalui sumber-sumber internet. Namun
kedalanya peserta didik tidak bisa memilah informasi-informasi dari internet.
Mereka tidak tahu mana informasi yang relevan yang bisa digunakan dalam
menyusun laporan diskusi.
Pembagian kelompok juga tidak efektif. Jumlah anggota yang terlalu
banyak menyebabkan hanya beberapa anak yang bekerja dalam menulis laporan
diskusi selebihnya hanya sibuk dengan hal lain. Tentu saja hal ini berakibat
keterampilan menulis peserta didik tidak berkembang dengan merata. Selain itu,
hanya beberapa anak yang mengutarakan pendapat sehingga informasi yang
diperoleh pun sangat minim. Kualitas video animasi diperbaiki agar lebih jelas
dan lebih mudah untuk menyimak jalan ceritanya.
Dari kelebihan maupun kekurangan dari desain pembelajaran, peneliti akan
merevisi bagian-bagian yang perlu di revisi. Hal yang di revisi oleh penliti, antara
lain:
a) Artikel yang berisi informasi materi pelajaran yang tidak efektif dihilangkan
dan diganti dengan lebih fokus pada informasi-informasi internet.
b) Pembagian kelompok diubah yang semula peserta didik dibagi menjadi
empat kelompok akan diubah menjadi delapan kelompok.
c) Kegiatan menulis ditambah dengan menulis refleksi tentang hal-hal yang
didapat dari materi yang disampaikan dan nilai-nilai apa yang terkandung
yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
d) Video diubah menjadi lebih edukatif dan jelas dalam menerangkan materi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 147
131
c. Siklus 2
Desain yang dirancang oleh peneliti direvisi bagian-bagian yang masih
kurang maksimal dalam mengembangkan keterampilan literasi peserta didik.
Desain yang direvisi semakin dimatangkan aspek membaca, menyimak, menulis,
dan berbicara.180
Setelah direvisi desain akan diujicobakan pada kelas X IPS 1
dengan jumlah peserta didik sebanyak 29 orang. Ujicoba kedua desain
pembelajaran untuk mengembangkan keterampilan literasi ini dilakukan pada
Sabtu 18 Mei 2019. Menurut Bloom, proses pembelajaran difokuskan pada aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik.181
Maka ketiga aspek tersebut harus semakin
menonjol pada ujicoba kedua ini. Ujicoba kedua yang dirancang sesuai dengan
hasil temuan di ujicoba pertama.
Pada awal pelaksanaan desain pembelajaran literasi Selasa, 14 Mei 2019
pukul 11.15 peneliti menyiapkan peralatan pembelajaran dan kemudian
mengucapkan salam serta perkenalan. Selanjutnya peneliti membuka dengan
kegiatan pendahulaan. Setelah itu, peneliti juga menayangkan video yang
berkaitan dengan pelajaran. Diharapkan peserta didik mengembangkan
keterampilan menyimak melalui penjelasan peneliti dan tayangan video tersebut.
Langkah selanjutnya, peneliti membagi peserta didik menjadi 8 kelompok.
peneliti memberikan referensi sumber-sumber internet pada masing-masing
kelompok tersebut. Referensi sumber-sumber internet tersebut berisi tentang
ringkasan mengenai materi teori-teori masuknya agama Islam ke Nusantara.
Setiap keompok diberi permasalahan. Selain mengumpulkan informasi dari
180
Hendra Kurniawan, op. cit, hlm. 46. 181
Putrawangsa, op. cit, hlm. 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 148
132
referensi sumber internet yang diberikan, peserta didik juga mencari dan
mengumpulkan informasi melalui buku dan sumber-sumber lainnya.
Dalam pengembangan keterampilan literasi terdapat empat aktivitas yang
dilihat. Aktivitas-aktivitas ini menjadi acuan peneliti dalam menerapkan desain
pembelajaran. Keempat aktivitas tersebut yaitu membaca, menulis, menyimak,
dan berbocara. Keempat keterampilan ini dilakukan dalam kegiatan pembelajaran
dan diskusi kelompok. Pembagian kelompok yang terdiri dari 8 kelompok
membantu peserta didik dalam diskusi. Setiap anggota kelompok lebih mudah
mengutarakan pendapatnya dan semua kebagian peran masing-masing. Hasil
diskusi berupa kemudian dipresentasikan di depan kelas.
Kegiatan selanjutnya, peserta didik menyimpulkan poin-poin penting yang
muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru saja dilakukan. Contohnya
menyebutkan bukti-bukti masuknya agama Islam ke Nusantara. Kemudian
peneliti melanjutkan dengan memberi penguatan kepada peserta didik tentang
materi yang disampaikan. Penguatan berupa nilai-nilai yang terkadung didalam
materi seperti nilai keberagaman dan toleransi. Pelaksanaan desain pembelajaran
guna yang dilakukan peneliti, ditutup .dengan salam penutup.
3. Analisis Restrospektif
Desain pembelajaran sejarah yang sudah dirancang dan diujicobakan
selanjutnya dilakukan analisis retrospektif. Analisis retrospektif adalah tahap
menganalisis data-data yang telah diperoleh untuk mengetahui apakah mendukung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 149
133
atau sesuai tidak dengan konjektur yang telah dirancang.182
Data analisis yang
digunakan peneliti meliputi rekaman video proses pembelajaran, hasil interview
terhadap peserta didik, dan lembar hasil pekerjaan peserta didik.
Berdasarkan video yang direkam desain pembelajaran sejarah yang
dirancang sudah cukup berjalan baik. Khususnya pada keterampilan menyimak,
membaca, menulis dan berbicara. Selain itu pada hasil wawancara peserta didik
menyatakan bahwa desain pembelajaran yang diterapkan membantu dalam
mengembangkan keterampilan literasi. Dari segi membaca, pesera didik merasa
terbantu dengan referensi-referensi sumber yang diberikan peneliti. Peserta didik
pun mampu memilah sumber-sumber yang diyakini relevan untuk menjadi bahan
menyusun laporan. Peserta didik senang dengan video yang ditayangkan dan
sangat membantu dalam memahami materi. Peserta didik juga merasa terbantu
dalam menumbuhkan minat menulis saat pembelajaran dan berani tampul
berbicara di depan kelas.
Berdasarkan analisis video dan wawancara, desain pembelajaran sejarah
yang diujicobakan oleh peneliti sangat membantu peserta didik dalam
mengembangkan keterampilan literasi. Hal ini semakin diperkuat dengan melihat
hasil kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta didik. Untuk hasil kognitif
dilakukan dengan test tertulis yang berisi 10 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian.
Sedangkan untuk hasil afektif dilakukan dengan kuesioner dan hasil psikomotorik
dilihat dari hasil kerja kelompok berupa laporan diskusi.
182
Putrawangsa, op. cit, hlm. 83.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 150
134
Berdasarkan hasil nilai aspek kognitif, afektif dan psikomotorik dapat
disimpulkan bahwa keterampilan literasi peserta didik sudah sangat berkembang.
Artinya desain pembelajaran yang diujicobakan sangat cocok dengan karakter
peserta didik kelas X IPS 1 SMA Pangudi Luhur Sedayu. Berdasarkan analisis
tersebut dihasilkan Local Instruction Theory (LIT) yaitu pembelajaran sejarah
berbasis literasi pada mata pelajaran sejarah Indonesia pokok bahasan teori-teori
masuknya agama Islam di Nusanatara mampu mengembangkan keterampilan
literasi meliputi kegiatan membaca, menulis, menyimak, dan berbicara.
LIT merupakan sebuah teori tentang proses pembelajaran yang
mendeskripsikan desain pembelajaran pada suatu topik tertentu dengan
sekumpulaan aktivitas yang mendukungnya.183
LIT dihasilkan menghasilkan
produk, kegiatan belajar, dan teori-teori pembelajaran yang bersifat lokal.184
LIT
yang dihasilkan sesuai dengan tujuan literasi yaitu:185
1. Membentuk peserta didik menjadi pembaca, penulis, dan
komunikator yang strategis.
2. Meningkatkan kemampuan berpikir dan mengembangkan kebiasaan
berpikir pada peserta didik
3. Meningkatkan dan memperdalam motivasi belajar peserta didik.
4. Mnegembangkan kemandirian peserta didik sebagai seorang
pembelajar yang kreatif, inovatif, produktif, dan sekaligus
berkarakter.
183
Rully Charitas I. P, op. cit, hlm. 21. 184
Loc. cit. 185
Yunus Abidin, op. cit, hlm. 54.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 151
135
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Hypothetical
Learning Trajectory (HLT) pembelajaran sejarah pada materi teori-teori
masuknya agama Islam di Nusantara untuk mengembangkan keterampilan literasi
siswa di kelas X IPS 1 SMA Pangudi Luhur St. Louis Sedayu, maka dapat
disimpulkan bahwa rencana desain yang akan dirancang harus sesuai GLS
(Gerakan Literasi Sekolah). Desain pembelajaran berfokus meningkatkan
keterampilan literasi yaitu membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Dengan
materi teori-teori masuknya agama Islam di Nusanatara. HLT yang dikembangkan
meliputi, persiapan desain, percobaan desain, dan analisis restrospektif.
Persiapan desain dimulai dengan melakukan observasi terlebih dahulu di
kelas X IPS 1 SMA Pangudi Luhur Sedayu. Observasi dilakukan dengan
wawancara kepada peserta didik, test soal, dan kuesioner. Hasil wawancara
menyatakan bahwa literasi yang selama ini diterapkan dalam pembelajaran belum
optimal. Hasil dari test soal menunjukkan bahwa peserta didik yang tidak
mencapai nilai KKM 75 sebanyak 22 orang dengan nilai rata-rata 50,3 atau
24,1%. Hasil kuesioner menunjukan bahwa keterampilan literasi peserta didik
belum rata berkembang dengan kategori tinggi hanya mencapai 31 %. Maka
diperlukan desain pembelajaran sejarah guna membantu peserta didik dalam
mengembangkan keterampilan literasi. Desain pembelajaran sejarah yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 152
136
dirancang berbentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Desain dirancang
sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) yang dipelajari.
Ujicoba desain yang pertama berjalan cukup baik. Peserta didik memeliki
tanggapan yang sangat positif. Namun terdapat kekurangan dalam desain awal
berupa pembagian kelompok yang tidak efisien yang mempengaruhi kegiatan
berbicara, penggunaan artikel sebagai sumber yang tidak efektif, kegiatan menulis
yang tidak optimal, dan tingkat kualitas video. Desain awal tersebut kemudian
direvisi dan kemudian diujicobakan kembali. Pada ujicoba kedua, desain sudah
berjalan sangat baik. Peserta didik lebih kondusif dengan pembagian kelompok
yang efisien dan semua mendapat bagian berbicara mengutarakan pendapat
masing-masing di kelompoknya. Kegiatan menulis pun optimal dengan refleksi
individu. Referensi sumber-sumber internet yang diberikan ke peserta didik sanagt
membantu dalam mengembangkan keterampilan membaca. Video pun sudah
diganti dengan kualitas yang jauh lebih baik sehingga peserta didik nyaman untuk
menyimak video.
Analisis Restrospektif dilakukan dengan 3 cara yaitu menganalisis video
rekaman proses pembelajaran, wawancara dengan peserta didik, dan menganalisis
nilai peserta didik berdasarkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Berdasarkan video rekaman proses pembelajaran, peseta didik sangat antusias dan
positif saat desain diujicobakan. Hasil wawancara juga menyatakan bahwa peserta
didik merasa terbantu dalam mengembangkan keterampilan literasi. Hal ini
semakin diperkuat dengan hasil nilai aspek kognitif yang meningkat dari
sebelumnya dengan rata-rata 77,5 atau 75,8 %. Dengan peserta didik yang tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 153
137
berjumlah 22 orang. Dalam aspek afektif untuk mengukur keterampilan literasi
peserta didik mencapai kategori tinggi 62%. Selain itu dalam aspek psikomotori
dengan diskusi kelompok berkembang dengan baik dengan nilai rata-rata 85,62.
Berdasarkan analisi tersebut dihasilkan Local Instruction Theory (LIT) yaitu
pembelajaran sejarah berbasis literasi pada mata pelajaran sejarah Indonesia
pokok bahasan teori-teori masuknya agama Islam di Nusanatara mampu
mengembangkan keterampilan literasi meliputi kegiatan membaca, menulis,
menyimak, dan berbicara siswa kelas X IPS 1 SMA Pangudi Luhur Sedayu.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, maka saran
yang dapat dihasillakan untuk memperbaiki metode pembelajaran dengan
merancang desain pembalajaran sejarah untuk mengembangkan keterampilan
literasi dikelas lainnya di SMA Pangudi Luhur Sedayu, diantaranya yaitu:
1. Bagi Sekolah
Sekolah diharapkan dapat mengoptimalkan kegiatan literasi. Tidak hanya
pada kegiatan membaca 15 menit sebelum pelajaran dimulai namuan juga
dalam pembelajaran. Dengan menghimbau semua guru untuk turut
berpartisipasi menerapkan literasi dalam pembelajaran baik dengan membuat
model pembelajaran ataupun desain pembelajaran.
2. Bagi Guru
Guru diharapkan dapat mengembangkan kegiatan dalam taha pembelajaran
dengan merancang desain pembelajaran yang kreatif dan menarik perhatian
peserta didik dalam proses pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 154
138
3. Bagi Peserta Didik
Peserta didik diharapkan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran yang
sudah dirancang oleh guru. Peserta didik juga harus lebih membiasakan dan
memotivasi diri untuk mengembangkan keterampilan literasinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 155
139
DAFTAR PUSTAKA
Abd Rahman Hamid dan Muhammad Saleh Masdjid. 2011. Pengantar Ilmu
Sejarah. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Ali Imron. 1996. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya.
Aman. 2011. Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta: Penerbit
Ombak.
Brian Garvei dan Mary Krug. 2015. Model-Model Pembelajaran Sejarah.
Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Catharina Ginong P., 2018, Implementasi Pembelajaran Literasi dalam
Pembelajaran Sejarah Indonesia di SMA Negeri 11 Yogyakarta. Skripsi
Sarjana Pendidikan. Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Panduan Gerakan Literasi
Sekolah di Sekolah Menengah Atas, Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Dirjen Dikdasmen. 2016, Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah. Jakarta:
Kemendikbud
Driscoll, M. P.. 2000. Psychology of learning for instruction (2nd ed.). Boston:
Allyn & Bacon..
Ekasatya Aldila Afriansyah. 2013. Design Research: Mengukur Kepadata
Bilangan Desimal, STKIP Garut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 156
140
Gagne, R.M. dan Briggs, L.J. 1979. Principles of Instructional Design (Second
Edition). New York: Holt, Rinehart & Winston
Hamid Darmadi. 2014. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial, Bandung:
Alfabeta.
Haris Herdiansyah. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif: Untuk Ilmu-ilmu
Sosial, Jakarta: SalembaHumanika.
Hendra Kurniawan. 2018. Literasi dalam Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta:
Gava Media.
Hendra Kurniawan. ―Pembelajaran Literasi dalam Mata Pelajaran Sejarah‖,
Historia Vitae. Vol 32. No. 1, Universiatas Sanata Dharma.
Heri Susanto. 2014, Seputar Pembelajaran Sejarah: Isu, Gagasan, dan Strategi
Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressido.
Imam Gunawan. 2013. Metode Penelitian Kualitatif: Teori & Praktik, Jakarta:
Bumi Aksara.
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima, Aplikasi luring resmi Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia.
Karwono dan Heni Mularsih. 2017. Belajar dan Pembelajaran: Serta
Pemanfaatan Sumber dan Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Sejarah Indonesia (Edisi
Revisi). Jakarta.
Kementrian Ristekdikti, Pendalaman Materi Sejarah Indonesia PPG dalam
Jabatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 157
141
Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Yayasan Bentang
Budaya.
Lexy J. Moleong. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
M. Ngalim Purwanto. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto. 1984. Sejarah
Nasional Indonesia V dan VI, Jakarta: Balai Pustaka.
Musrifah Sunanto. 2004. Sejarah Peradaban Islam di Indonesia, Jakarta:
Rajawali Press.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti
Pribadi,. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Dian
Rakyat.
Putrawangsa. 2018. Desain Pembelajaran: Design Research sebagai Pendekatan
Desain Pembelajaran. CV. Reka Karya Amerta.
Rully Charitas Indra Pratama. 2017. Design Research: Teori Implementasinya:
Suatu Pengantar. Depok: Rajawali Pers.
Samsul Munir Amin. 2013. Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah,
Sartono Kartodirdjo. 1987, Pengantar Sejarah indonesia Baru 1500-1900.
Jakarta: Gramedia.
Slavin, R.E.. 2006. Educational Psychology: Theory and Practice (Eight
Edition). Boston: Pearson Education, Inc.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 158
142
Smith, P.L. dan Ragan, T.L. 2003. Instructional Design. Upper Saddle River,
New Jersey: Merril Prentice Hall Inc.
Sudaryono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: Prenadamedia Group.
Sugiyono. 2012. Penelitian Kualitatif dan R&D, Bandung, Alfabeta.
Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alvabeta.
Suparman. 2014. Desain Instruksional Modern (Edisi Keempat). Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Syaiful Bahri Djamarah.. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Uno, Hamzah B.. 2006. Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Wina Sanjaya. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Prenada.
Yunus Abidin, dkk. 2017. Pembelajaran Literasi: Strategi Meningkatkan
Kemampuan Literasi Matematika, Sains, Membaca, dan Menulis. Bumi
Aksara, Jakarta.
Nurul Iswara, ―Ini Penyebab Rendahnya Minat Baca di Indonesia‖, diakses
melalui
https://kumparan.com/nuruliswari/inipenyebabrendahnyaminatbacadiindonesia15
04967041086, tanggal 26 Februari 2019 pukul 18.00 WIB.
Sri Rumani, ―Predikat Yogyakarta Sebagai Kota Pendidikan‖, diakses dari
https://www.kompasiana.com/srirumani/5ae8ea3fdd0fa802611a8862/yogyakartak
otapendidikan, pada tanggal 26 Februari 2019 pukul 15.30 WIB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 159
143
https://www.literasipublik.com/pengertian-literasi. Diakses pada tanggal 11 Maret
2018 pada pukul 20.21 WIB.
www.bibliotech.us/pdfs/InfoLit.pdf, Diakses pada tanggal 12 Maret 2019 pukul
13.30 WIB.
http://jogja.tribunnews.com/2014/12/21/minat-baca-warga-diy-masih-rendah.
Diakses tanggal 26 Februari 2019 pukul 15.45 WIB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 160
Lampiran 1
SILABUS SATUAN PENDIDIKAN :SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU
MATA PELAJARAN :SEJARAH INDONESIA
KELAS/SEMESTER :X/II
TAHUN PELAJARAN :2018/2019
KURIKULUM :KURIKULUM 2013
No Kompetensi Dasar Materi Pokok/Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar
1. 3.5 Menganalisis
berbagai teori tentang proses masuknya agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia
Zaman Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia
Teori-teori masuknya agama dan kebudayaan Islam
Kerajaan-kerajaan Islam
Bukti-bukti kehidupan pengaruh Islam yang masih ada sampai masa kini
3.5.1 Menjelaskan berbagai teori
tentang proses masuknya agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia
3.5.2 Mengidentifikasi penyebab
agama Islam masuk ke Nusantara berdasarkan berbagai teori
3.5.3 Menganalisis bukti-bukti
masuknya agama Islam ke Nusantara berdasarkan berbagai teori
Tes Tertulis:
Pilihan
Ganda/Uraian
6 jp
Kementerian
Pendidikan dan
Kebudayaan.
2014. Sejarah
Indonesia Kelas X
Semester 2.
Jakarta: Pusat
Krikulum dan
Pembukuan,
Balitbang,
Kemdikbud.
2. 4.3 Mengolah
informasi teori
tentang proses
masuknya agama
dan kebudayaan
Islam ke
Nusantara dengan
merapkan cara
berpikir sejarah,
serta
mengemukakanny
a dalam bentuk
tulisan
4.3.1 Menyusun hasil analisis
bukti-bukti masuknya agama
Islam ke Nusantara
berdasarkan berbagai teori
dalam bentuk laporan
4.3.2 Menyajikan hasil analisis
bukti-bukti masuknya
agama Islam ke Nusantara
berdasarkan berbagai teori
dalam presentasi
Rubrik:
Laporan
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 161
145
Lampiran 3
DESAIN AWAL
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SMA PANGUDI LUHUR ST. LOUIS SEDAYU
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Kelas/Semester : X/Genap
Tahun Pelajaran : 2018/2019
Materi Pokok : Teori-teori Masuknya Agama Islam di Nusantara
Alokasi Waktu : 2 jp @45 menit
A. Kompetensi Inti
•KI-1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
•KI-2: Mengahayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli
(gotong-royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab,
responsif, dan pro-aktif, dalam berinteraksi secara efektif sesuai
dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah,
masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan
regional, dan kawasan internasional
•KI-3: Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada
tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
•KI-4: Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara:
efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif,
dan solutif dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Indikator
Kompetensi Dasar Pengetahuan (KD) Kompetensi Dasar Keterampilan (KD)
3.7. Menganalisis berbagai teori tentang
proses masuknya agama dan
kebudayaan Islam ke Indonesia
4.7 Mengolah informasi teori tentang
proses masuknya agama dan
kebudayaan Islam ke Indonesia
dengan menerapkan cara berpikir
sejarah, serta mengemukakannya
dalam bentuk tulisan
IPK Pengetahuan IPK Keterampilan
3.7.1 Menjelaskan berbagai teori tentang
prosess masuknya agama Islam ke
Nusantara
4.7.1 Menyusun hasil analisis bukti-bukti
masuknya agama Islam ke
Nusantara berdasarkan berbagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 162
146
3.7.2 Mengidentifikasi penyebab agama
Islam masuk ke Nusantara
berdasarkan berbagai teori.
3.7.3 Menganalisa bukti-bukti masuknya
agama Islam ke Nusantara
berdasarkan berbagai teori
teori dalam bentuk artikel.
4.1.2 Menyaji hasil analisis bukti-bukti
masuknya agama Islam ke
Nusantara berdasarkan berbagai
teori dalam presentasi
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran discovery based learning, peserta
didik dapat menjelaskan, mengidentifikasi, dan menganalisis teori-teori
masuknya agama Islam di Nusantara serta dapat menguatkan keterampilan
literasi peserta didik khususnya pada kegiatan membaca, menulis, menyimak,
dan berbicara.
D. Materi Pembelajaran
Materi Pokok :Teori-teori masuknya agama Islam di Nusantara
Faktual :Pengetahuan teori-teori masuknya agama Islam di
Nusantara
Konseptual :Pengetahuan tentang bukti-bukti masuknya agama Islam di
Nusantara
Prosedur :Pengetahuan tentang proses masuknya agama Islam di
Nusantara
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan :Student Centered
Model Pembelajaran :Discovery Based Learning
Metode :Diskusi kelompok, tanya jawab, penugasan
F. Media Pembelajaran
Media/Alat :LCD Proyektor, PPT, Video Animasi
G. Sumber Belajar
1. Buku dan Media Massa
2. Buku siswa dan buku guru pelajaran Sejarah Kelas X Semester Genap
3. Bahan dari Internet
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama (2JP)
Kegiatan Rincian Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan Orientasi
• Melakukan pembukaan dengan salam pembuka,
berdoa bersama untuk memulai pembelajaran
•Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap
disiplin
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 163
147
•Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam
mengawali kegiatan pembelajaran
Apersepsi
•Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai
dan memanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari
•Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan
kegiatan yang dilakukan
•Guru menyampaikan lingkup dan teknik penilaian
yang akan digunakan
Motivasi
•Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari
pelajaran yang akan dipelajari dalam kehidupan
sehari-hari
•Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan
yang berlangsung
•Menjelaskan langkah-langkah kegiatan pembelajaran
Pemberian Acuan
•Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan
belajar(pada tahap ini guru menyajikan artikel berisi
gambaran dari materi agar menjadi bekal peserta
didik untuk menggali topik masalah)
•Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas
pada pertemuan saat itu.
•Pembagian kelompok belajar
•Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman
belajar sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.
Inti Stimulation
(Stimulasi
/Pemberian
Rangsangan
KEGIATAN LITERASI
Peserta didik diberi motivasi atau
rangsangan untuk memusatkan
perhatian pada topik materi Teori-
teori masuknya agama Islam di
Nusantara dengan cara:
• Menyimak (tanpa atau dengan
alat)
Menayangkan video yang sesuai
dengan topik yang akan dibahas
yaitu teori-teori masuknya agama
Islam di Nusantara:
1) “Apa yang kalian pikirkan
tentang video tersebut?”
2) “Apa kesimpulan dari video
tersebut?”
• Membaca (membaca buku paket
yang tersedia),
• Mendengar
Pemberian materi singkat tentang
70 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 164
148
Teori-Teori Masuknya Agama
Islam di Nusantara
• Menulis
Peserta didik menulis hal-hal
penting yang di sampaikan oleh guru
Problem
Statmen
(Pertanyaan/Id
entifikasi
masalah)
CRITICAL THINKING
(BERPIKIR KRITIK)
Setelah peserta didik menyimak
topik kajian, guru memberikan
pertanyaan-pertanyaan. Selain itu,
memberi pertanyaan guru memberi
kesempatan peserta didik untuk
menemukan masalah atau hal-hal
yang ingin diketahui dan digali lebih
mendalam oleh peserta didik. Setelah
peserta didik menetapkan fokus
masalah. Maka di bentuk kolompok
yang teridiri dari:
1. Kelompok 1: Mencari berbagai hal
yang berkaitan dengan teori Arab
2. Kelompok 2: Mencari berbagai hal
yang berkaitan dengan teori Gujarat
3. Kelompok 3: Mencari berbagai hal
yang berkaitan dengan teori Persia
4. Kelompok 4: Mencari berbagai hal
yang berkaitan dengan teori Cina
Data
Collection
(Pengumpulan
Data)
COLLABORATION
(KERJASAMA)
Setelah kelompok dibagi peserta
didik duduk berdasarkan kelompok
yang sudah dibagikan. Dengan
panduan pertanyaan sebagai
berikut:
1. Apa isi dari teori tersebut?
2. Siapa pencetus teori tersebut?
3. Bukti apa saja yang mendukung
teori tersebut?
4. Kebudayaan apa yang masih ada
hingga sekarang dari teori
tersebut?
Setiap keompok bekerja sama
mencari informasi sebanyak-
banyaknya tentang setiap teori
dengan menggunakan sumber-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 165
149
sumber buku yang ada dan bisa
mencari sumber lewat internet.
Data
Processing
(Pengolahan
Data)
COLLABORATION dan
CRITICAL THINKING
Peserta didik dalam kelompok
berdiskusi mengolah data dengan
cara:
• Berdiskusi
Peserta didik berdiskusi dan
menganalisis informasi yang sudah
didapat. Apakah sudah menjawab
permasalahan
• Mengolah Data
Semua hal yang berkaitan erat
diolah kemudian diklarifikasikan
mana informasi yang yang
mendukung dan mana yang
melemahkan dan hasilnya ditulis
dalam selembar kertas.
Verifiocation
(Pembuktian) CRITICAL THINKING
Dari hasil diskusi dan analisis yang
dilakukan oleh peserta didik, maka
peserta didik diminta untuk membuat
laporan tertulis. Laporan ini berisi
temuan-temuan peserta didik dan
hasil analisisnya. Laporan berupa
artikel dan disampaikan di depan
kelas dengan di awali dengan yel-yel
setiap kelompok, kemudian peserta
didik lain mencatat informasi yang
penting dari setiap presentasi.
Generalization
(Menarik
Kesimpulan)
CREATIVITY (KREATIVITAS)
• Peserta didik menyimpulkan poin-
point penting yang muncul dalam
kegiatan pembelajaran yang baru
dilakukan dan menemukan tradisi
budaya dari setiap teori-teori
masuknya agama Islam ke
Nusantara
• Guru memberi penguatan mengenai
materi dan memperbaiki pendapat
peserta didik yang kurang tepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 166
150
Penutup 1) Guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi
yang telah dijelaskan
2) Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan
3) Doa
10 menit
I. Penilaian
1. Keterampilan Literasi
a. Observasi
b. Kuesioner
c. Wawancara
d. Dokumentasi
2. Pengetahuan
a. Tes Tertulis Pilihan Ganda
b. Tes Lisan/Observasi terhadap Diskusi Tanya Jawab dan
Percakapan
3. Keterampilan
a. Laporan hasil diskusi berupa artikel
Yogyakarta, 21April 2019
Guru Mata Pelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 167
151
Lampiran
Penilaian dilakukan menggunakan penilaian otentik yang meliputi
kuesioner(afektif), pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotorik).
Format penilaian sebagai berikut:
1. Kuesioner
Keterangan:
Selalu = 4 Sering = 3 Sesekali = 2 Tidak pernah = 1
No Pernyataan Jawaban
1 2 3 4
1. Saya sering meminjam buku diperpustakaan.
2. Saat guru menjelaskan pelajaran saya selalu
memperhatikan.
3. Saat guru menjelaskan materi, saya selalu
mencatat hal-hal penting.
4. Saat guru bertanya saya akan segera menjawab
pertanyaan tersebut.
Rumus: T x Pn
T = Total jumlah responden yang memilih
Pn = Pilihan angka skor Likert
Interprestasi Skor Perhitungan:
Y = skor tertinggi likert x jumlah responden
X = skor terendah likert x jumlah responden
Rumus Index % = Total Skor / 20 x 100
Rumus Interval
I = 100 / Jumlah Skor (Likert)
Penyelesaian Akhir = Total skor / Y x 100
2. Penilaian Pengetahuan (Kognitif)
Plihan ganda dengan jumlah 10 soal
Skoring:
Benar: 1
Salah: 0
Nilai:
3. Penilaian Keterampilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 168
152
Para peserta didik ditugasi untuk mengumpulkan data, diskusi dan presentasi yang
berkaitan dengan teori-teori masuknya agama Islam di Nusantara.
No Nama Relevansi Kelengkapan Kebahasaan
Jumlah
Skor
1 – 4 1 - 4 1 – 4
Keterangan:
a. Kegiatan mengamati dalam hal ini dipahami sebagai cara peserta didik
mengumpulkan informasi faktual dengan memanfaatkan ke 5 indera.
Maka secara keseluruhan yang dinilai adalah Hasil pengamatan (berupa
informasi) bukan Cara mengamati.
b. Relevansi,Kelengkapan dan Kebebasan diperlakukan sebagai indikator
penilaian kegiatan mengamati.
- Relevansi merunjuk pada ketepatann atau
keterhubungan fakta yang diamati dengan informasi
yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan KD/Tujuan
Pembelajaran
- Kelengkapan dalam arti semakin banyak komponen
fakta yang terliput atau semakin semakin sedikit sisa
(residu) fakta yang tertinggal.
- Kebahasaan menunjukan bagaimana peserta didik
mendeskripsikan fakta-fakta yang dikumpulkan dalam
bahasa tulis yang efektif (tata kata / tata kalimat yang
benar dan mudah dipahami)
c. Skor rentang 1- 4
1= kurang
2= cukup
3= baik
4= amat baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 169
153
1. Penilaian untuk kegiatan diskusi kelompok
No Nama Mendengarkan Berargumentasi
Jumlah
Skor
1 – 4 1-4
Keterangan:
a. Keterampilan mengominikasikan adalah kemampuan peserta didik
untuk mengungkapan atau menyampaikan ide atau gagasan dengan bahasa
lisan yang efektif.
b. Keterampilan mendengarkan adalah kemampuan peserta didik untuk
tidak menyela, memotong, atau menginterupsi pembicaraan seorang ketika
sedang mengungkapkan gagasanya.
c. Kemampuan berargumentasi menunjukkan kemampuan peserta didik
dalam
mengemukakan argumentasi logis ketika ada pihak yang bertanya atau
mempertanyakan gagasannya.
d. Kemampuan berkontribusi dimaksudkan sebagai kemampuan
peserta didik memberikan gagasan-gagasan yang mendukung atau
mengarah ke penarikan kesimpulan termasuk di dalamnya menghargai
perbedaan pendapat.
e. Skor rentang antara 1 – 4
• 1. = Kurang
• 2. = Cukup
• 3. = Baik
• 4. = Amat Baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 170
154
5. Penilaian presentasi
No Nama Menjelaskan Mengkomunikasikan
Jumlah
Skor
1 – 4 1 - 4
Keterangan :
a. Keterampilan menjelaskan adalah kemampuan menyampaikan hasil observasi
dan diskusi secara meyakinkan.
b. Keterampilan memvisualisasikan berkaitan dengan kemampuan peserta didik
untuk membuat atau mengemas informasi seunik mungkin, semenarik
mungkin, atau sekreatif mungkin.
c. Keterampilan merespon adalah kemampuan peserta didik menyampaikan
tanggapan atas pertanyaan, bantahan, sanggahan dari pihak lain secara empatik.
d. Skor rentang antara 1 – 4
• 1. = Kurang
• 2. = Cukup
• 3. = Baik
• 4. = Amat Baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 171
155
TES AWAL
Soal Pilihan Ganda
1. Munculnya agama Islam di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh kebudayaan
antara daerah Nusantara dengan negara yang membawa pengaruh Islam.
Pertemuan kebudayaan ini terjadi sebagai salah satu akibat dari hubungan yang
dilakukan antara orang-orang Islmam dengan orang-orang yang ada di
Nusantara. Hubungan yang dilakukan adalah....
A. Peperangan
B. Perdagangan
C. Perdamaian
D. Pertanian
E. perburuhan
2. Kepastian kapan dan dari mana agama Islam masuk ke Nusantara memang
tidak ada kejelasan. Munculnya berbagai macam teori untuk menggali
informasi dan fakta tentang masuknya agama Islam di Nusantara. Sarjana-
sarjana Barat mengatakan bahwa agama Islam yang masuk ke Nusantara
berasal dari Gujarat sekitar abad ke 13 tau abad ke-7 H. Pendapat ini
mengasumsikan bahwa pedagang Gujarat berperan aktif dalam menyebarkan
agama Iskam. Hal ini dibuktikan dengan.... Salah satunya teori yang
menggunakan batu nisan Sultan Malik Al-Saleh yang wafat pada 17 Dzulhijjah
831 H atau 1291 M di Pasai, Aceh sebagai patokan. Berdasarkan batu nisan
kuno yang ditemukan tersebut diperkirakan agama Islam dibawa masuk oleh
pedagang dari....
A. Batu nisan Sultan Mahmud Badaruddin II yang wafat pada 1291 M di
Palembang sebagai patokan.
B. Batu nisan Sultan Malik Al-Saleh yang wafat pada 17 Dzulhijjah 831 H
atau 1291 M di Pasai, Aceh sebagai patokan
C. Batu nisan di Pasai dan makam Maulanan Malik Ibrahim yang wafat tahun
1491 di Malang, Jawa Timur, memiliki bentuk yang sama dengan nisan
yang terdapat di Kambay, Gujarat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 172
156
D. Batu nisan di Pasai dan makam Syekh Syarif Hidayatullah yang wafat
tahun 1419 di Gresik, Jawa Timur, memiliki bentuk yang sama dengan
nisan yang terdapat di Kambay, Gujarat
E. Batu nisan Syekh Burhanuddin yang wafat pada 17 Dzulhijjah 831 H atau
1291 M di Pasai, Aceh sebagai patokan
3. Agama Islam yang masuk ke Nusantara berasal dari Persia, singgah ke Gujarat,
sedangkan waktunya sekitar abad ke-13. Pernyataan ini dicetuskan oleh P.A.
Husein Djajaningrat. Teori ini menitik beratkan tinjauannya kepada
kebudayaan yang hidup dikalangan masyarakat Islam Nusantara yang
dirasakan memiliki kesamaan dengan Persia. Hal ini dibuktikan dengan...
A. Ajaran Syekh Siti Jenar dari Jawa Tengah dengan ajaran sufi Al-Hallaj dari
Arab
B. Pengakuan umat Islam Nusantara terhadap madzhab Syafi‘i sebagai
madzhab umat di daerah Malabar.
C. Pengakuan umat Islam Nusantara terhadap madzhab Syafi‘i sebagai
madzhab umat di daerah Madinah.
D. Ajaran Syekh Siti Jenar dari Jawa Timur dengan ajaran sufi Al-Hallaj dari
Persia
E. Tradisi tabut di Pariaman di Sumatera Utara. Istilah ―tabut‖ (keranda)
diambil dari bahasa Arab yang ditranslasi melalui bahasa Persia.
4. Sarjana-sarjana Barat kebanyakan mengatakan bahwa Islam masuk ke
Nusantara berasal dari Gujarat sekitar abad ke-13 M atau abad ke-7 H.
Pendapat ini mengasumsikan bahwa Gujarat terletak di India bagian Barat,
berdekatan dengan Laut Arab. Letaknya sangat strategis berada di jalur
perdagangan antara Timur dan Barat. Hal inilah yang mempermudah pedagang
Gujarat menyebarkan agama Islam ke Nusantara. Berikut adalah ilmuwan
yang berpendapat bahwa Islam di Indonesia disebarkan oleh para pedagang
dari Gujarat, kecuali....
A. Snouck Hurgronje
B. Zoetmoelder
C. Fatimi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 173
157
D. Krom
E. De Baros
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi agama Islam masuk ke Nusantara sangat
banyak. Dari berbagai faktor tersebut menciptakan kota-kota pelabuhan di
sepanjang jalur pelayaran. Selain digunakan untuk tempat bersinggah
digunakan juga untuk berdagang dan tmpat untuk saling bertukar kebudayaan.
Masuknya agama dan budaya islam ke Indonesia dipengaruhi oleh adanya…
A. Adanya tentara China
B. Kedatangan orang-orang jepang yang ingin menyebarkan islam
C. Hubungan perdagangan asia kuno
D. Hubungan antara orang arab dan Indonesia
E. Hubungan yang ingin mereka sampaikan satu sama lain
6. Pada masa Hindu Budha, etnis Cina atau Tiongkok telah berbaur dengan
penduduk Nusantara terutama melalui kontak dagang. Bahkan, ajaran Islam
telah sampai di Cina pada abad ke-7 M, masa dimana agama ini baru
berkembang. Hal ini membuktikan bahwa orang Cina sudah berhubungan
dengan masyarakat Nusantara sebelum agama Islam dikenal. Banyak bukti
yang ditinggalkan oleh etnis Cina atau Tiongkok baik dari arsitektur bangunan,
budaya maupun bidang lainnya. Salah satu bukti nyata Cina mempengaruhi
agama Islam masuk Nusantara, kecuali...
A. Di Dinasti Tang dan pesisir Cina bagian Selatan telah terdapat permukiman
Islam.
B. Kedatangan laksamana Zheng He atau kasim San Bao dari Provinsi Yunan
ke Jawa.
C. Raja Islam pertama di Jawa, Raden Patah merupakan keturunan Cina
D. Masjid-masjid tua yang memiliki arsitektur Tiongkok
E. Pelabuhan di Gresik pernah dikuasai oleh pedagang-pedagang dari negeri
Tiongkok
7. Munculnya agama Islama ke Nusantara tidak lepas dari berbagai teori yang
dikemukakan. Dari berbagai teori tersebut lebih menonjolkan ketajaman pada
perbedaan daripada persamaan, namun terdapat titik temu yang dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 174
158
disimpulkan, yakni, Islam masuk dan berkembang di Nusantara melalui jalan
damai (infiltrasi kultural) dan Islam tidak mengenal misi sebagaimana yang
dijalankan oleh kalangan Kristen dan Katolik. Teori-teori tersebut antara
lain….
A. Arab,Persia,Madagaskar, Gujarat
B. Persia,Gujarat,Madagaskar
C. Persia,Benggala,Gujarat,Cina
D. Arab,Persia,Gujarat
E. Gujarat,Persia,Arab, Cina
8. Agama Islam membawa perubahan sosial dan budaya dalam masyrakat
Nusantara. Penyesuaian adatdan syariah diberbagai daerah di Nusantara selalu
terjadi, meskipun kadang-kadang dalam taraf permulaan mengalami proses
pertentangan dalam masyarakat. Meskipun demikian, proses masuknya agama
Islam ke Nusantara dilakukan secara damai sehingga tidak menimbulkan
peperangan karena pada saat itu masyarakat Nusantara sudah sejak lama
menganut agama Hindu Budha maupun kepercayaan animisme. Tata cara
islamisasi melalui media dagang dapat dilakukan dengan jalan lisan, kecuali...
A. Mengadakan kontak secara langsung dengan msyarakat setempat
B. Terbentuknya perkampungan muslim, sehingga orang yang ingin belajar
agama Islam dapat datang atau memanggil orang yang tinggal di
perkampungan.
C. Seni ukir yang merupakan alat Islamisasi yang menarik masyarakat secara
lambat laun memeluk Islam sebagai pedoman hidup.
D. Perkawinan antara pedagang muslim dengan orang-orang dari masyarakat
Nusantara
E. Membentuk ikatan kekerabatan dengan keluarga muslim
9. Agama Islam diyakini masuk ke Indonesia langsung dari Arab. Bahkan
kemungkinan besar bangsa Arab masuk ke Nusantara pada abad ke-2 SM,
dibuktikan dengan Arab yang berhasil menguasai jalur perdagangan di Ceylon.
Selain itu pada tahun 674 M terdapat perkampungan milik pedagang Arab di
Pantai Barat Sumatera, bersumber dari berita Cina. Adanya perkampungan ini,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 175
159
membuka kemungkinan adanya peranan bangsa Arab dalam memasukkan
agama Islam ke Nusantara. Pendapat ini disampaikan oleh….
A. Umar Amin Husen
B. Amin Rais
C. Hamka
D. JC. Van Leur
E. Nurudin ar Raniri
10. Dalama teori Cina meyakini bahwa migrasi masyarakat muslim China dari
Kanton ke Nusantara, khususnya daerah Palembang pada abad ke-9 menjadi
awal mula masuknya budaya Islam ke Nusantara. Hal ini dibuktikan dengan
penulisan gelar raja-raja Demak dengan istilah Cina, dan catatan yang
menyebutkan bahwa pedagang Cinalah yang pertama menduduki pelabuhan-
pelabuhan di Nusantara. Teori ini dicetuskan oleh....
A. Sultan Malik al Saleh
B. Fatimah binti maimun
C. Maulana Malik Ibrahim
D. Sumanto Al Qurtuby
E. Alamin Mulyana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 176
160
Kunci Jawaban
1. B
2. B
3. B
4. E
5. C
6. A
7. E
8. C
9. C
10. D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 177
161
Lampiran 3
DESAIN AKHIR
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SMA PANGUDI LUHUR ST. LOUIS SEDAYU
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Kelas/Semester : X/Genap
Tahun Pelajaran : 2018/2019
Materi Pokok : Teori-teori Masuknya Agama Islam di Nusantara
Alokasi Waktu : 2 jp @45 menit
A. Kompetensi Inti
•KI-1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
•KI-2: Mengahayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli
(gotong-royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab,
responsif, dan pro-aktif, dalam berinteraksi secara efektif sesuai
dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah,
masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan
regional, dan kawasan internasional
•KI-3: Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada
tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
•KI-4: Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara:
efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif,
dan solutif dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Indikator
Kompetensi Dasar Pengetahuan (KD) Kompetensi Dasar Keterampilan (KD)
3.8. Menganalisis berbagai teori tentang
proses masuknya agama dan
kebudayaan Islam ke Indonesia
4.7 Mengolah informasi teori tentang
proses masuknya agama dan
kebudayaan Islam ke Indonesia
dengan menerapkan cara berpikir
sejarah, serta mengemukakannya
dalam bentuk tulisan
IPK Pengetahuan IPK Keterampilan
3.7.1 Menjelaskan berbagai teori tentang
prosess masuknya agama Islam ke
Nusantara
3.7.2 Mengidentifikasi penyebab agama
4.7.1 Menyusun hasil analisis bukti-bukti
masuknya agama Islam ke
Nusantara berdasarkan berbagai
teori dalam bentuk artikel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 178
162
Islam masuk ke Nusantara
berdasarkan berbagai teori.
3.7.3 Menganalisa bukti-bukti masuknya
agama Islam ke Nusantara
berdasarkan berbagai teori
4.1.2 Menyaji hasil analisis bukti-bukti
masuknya agama Islam ke
Nusantara berdasarkan berbagai
teori dalam presentasi
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran discoverybased learning, peserta
didik dapat menjelaskan, mengidentifikasi, dan menganalisis teori-teori
masuknya agama Islam di Nusantara serta dapat menguatkan keterampilan
literasi peserta didik khususnya pada kegiatan membaca, menulis, menyimak,
dan berbicara.
D. Materi Pembelajaran
Materi Pokok :Teori-teori masuknya agama Islam di Nusantara
Faktual :Pengetahuan teori-teori masuknya agama Islam di
Nusantara
Konseptual :Pengetahuan tentang bukti-bukti masuknya agama Islam di
Nusantara
Prosedur :Pengetahuan tentang proses masuknya agama Islam di
Nusantara
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan :Student Centered
Model Pembelajaran :Discovery Based Learning
Metode :Diskusi kelompok, tanya jawab, penugasan
F. Media Pembelajaran
Media/Alat :LCD Proyektor, PPT, Video Edukatif
G. Sumber Belajar
4. Buku dan Media Massa
5. Buku siswa dan buku guru pelajaran Sejarah Kelas X Semester Genap
6. Bahan dari Internet
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama (2JP)
Kegiatan Rincian Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan Orientasi
• Melakukan pembukaan dengan salam pembuka,
berdoa bersama untuk memulai pembelajaran
•Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap
disiplin
•Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 179
163
mengawali kegiatan pembelajaran
Apersepsi
•Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai
dan memanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari
•Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan
kegiatan yang dilakukan
•Guru menyampaikan lingkup dan teknik penilaian
yang akan digunakan
Motivasi
•Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari
pelajaran yang akan dipelajari dalam kehidupan
sehari-hari
•Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan
yang berlangsung
•Menjelaskan langkah-langkah kegiatan pembelajaran
Pemberian Acuan
•Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan
belajar(pada tahap ini guru menyajikan artikel berisi
gambaran dari materi agar menjadi bekal peserta
didik untuk menggali topik masalah)
•Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas
pada pertemuan saat itu.
•Pembagian kelompok belajar
•Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman
belajar sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.
Inti Stimulation
(Stimulasi
/Pemberian
Rangsangan
KEGIATAN LITERASI
Peserta didik diberi motivasi atau
rangsangan untuk memusatkan
perhatian pada topik materi Teori-
teori masuknya agama Islam di
Nusantara dengan cara:
• Menyimak (tanpa atau dengan
alat)
Menayangkan video yang sesuai
dengan topik yang akan dibahas
yaitu teori-teori masuknya agama
Islam di Nusantara:
3) “Apa yang kalian pikirkan
tentang video tersebut?”
4) “Apa kesimpulan dari video
tersebut?”
• Membaca (membaca buku paket
yang tersedia),
• Mendengar
Pemberian materi singkat tentang
Teori-Teori Masuknya Agama
70 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 180
164
Islam di Nusantara
• Menulis
Peserta didik menulis hal-hal
penting yang di sampaikan oleh guru
Problem
Statmen
(Pertanyaan/Id
entifikasi
masalah)
CRITICAL THINKING
(BERPIKIR KRITIK)
Setelah peserta didik menyimak
topik kajian, guru memberikan
pertanyaan-pertanyaan. Selain itu,
memberi pertanyaan guru memberi
kesempatan peserta didik untuk
menemukan masalah atau hal-hal
yang ingin diketahui dan digali lebih
mendalam oleh peserta didik. Setelah
peserta didik menetapkan fokus
masalah. Maka di bentuk kolompok
yang teridiri dari:
1. Kelompok Apel: Mencari isi dari
setiap teori (Gujarat, Arab, Persia,
Cina)
2. Kelompok Jeruk: Menemukan
pencetus dari setiap teori (Gujarat,
Arab, Persia, Cina)
3. Kelompok Melon: Mencari bukti
yang mendukung dari setiap teori
(Gujarat, Arab, Persia, Cina)
4. Kelompok Mangga: Menemukan
pertenntang yang ditimbulkan oleh
setiap teori (Gujarat, Arab, Persia,
Cina)
5. Kelompok Anggur: Menemukan
kebudayaan yang masih ada dari
setiap teori (Gujarat, Arab, Persia,
Cina)
6. Kelompok Nanas: Menemukan
perbedaan dari setiap teori (Gujarat,
Arab, Persia, Cina)
7. Kelompok Semangka: Menemukan
persamaan dari etiap teori (Gujarat,
Arab, Persia, Cina)
8. Kelompok Strawberry:
Menyimpulkan setiap teori
(Gujarat, Arab, Persia, Cina)
Data
Collection
(Pengumpulan
COLLABORATION
(KERJASAMA)
Setelah kelompok dibagi peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 181
165
Data) didik duduk berdasarkan kelompok
yang sudah dibagikan. Dengan
panduan pertanyaan sebagai
berikut:
1. Apa isi dari teori tersebut?
2.Siapa pencetus setiap teori
tersebut?
3.Bukti apa saja yang mendukung
teori tersebut?
4.Pertentangan apa saja yang
ditimbulkan dari teori tersebut?
5.Kebudayaan apa yang masih ada
hingga sekarang dari teori tersebut?
6.Apa perbedaan dari setiap teori?
7.Apa persamaan dari setiap teori?
8.Apa kesimpulan dari ke 4 teori?
Setiap keompok bekerja sama
mencari informasi sebanyak-
banyaknya tentang setiap teori
dengan menggunakan sumber-
sumber buku yang ada dan bisa
mencari sumber lewat internet.
Data
Processing
(Pengolahan
Data)
COLLABORATION dan
CRITICAL THINKING
Peserta didik dalam kelompok
berdiskusi mengolah data dengan
cara:
• Berdiskusi
Peserta didik berdiskusi dan
menganalisis informasi yang sudah
didapat. Apakah sudah menjawab
permasalahan
• Mengolah Data
Semua hal yang berkaitan erat
diolah kemudian diklarifikasikan
mana informasi yang yang
mendukung dan mana yang
melemahkan dan hasilnya ditulis
dalam selembar kertas.
Verifiocation
(Pembuktian) CRITICAL THINKING
Dari hasil diskusi dan analisis yang
dilakukan oleh peserta didik, maka
peserta didik diminta untuk membuat
laporan tertulis. Laporan ini berisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 182
166
temuan-temuan peserta didik dan
hasil analisisnya. Laporan berupa
artikel dan disampaikan di depan
kelas dengan di awali dengan yel-yel
setiap kelompok, kemudian peserta
didik lain mencatat informasi yang
penting dari setiap presentasi.
Generalization
(Menarik
Kesimpulan)
CREATIVITY (KREATIVITAS)
• Peserta didik menyimpulkan poin-
point penting yang muncul dalam
kegiatan pembelajaran yang baru
dilakukan dan menemukan tradisi
budaya dari setiap teori-teori
masuknya agama Islam ke
Nusantara
• Guru memberi penguatan mengenai
materi dan memperbaiki pendapat
peserta didik yang kurang tepat.
Penutup 4) Guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi
yang telah dijelaskan
5) Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan
6) Doa
10 menit
I. Penilaian
4. Keterampilan Literasi
e. Observasi
f. Kuesioner
g. Wawancara
h. Dokumentasi
5. Pengetahuan
c. Tes Tertulis Pilihan Ganda
d. Tes Lisan/Observasi terhadap Diskusi Tanya Jawab dan
Percakapan
6. Keterampilan
b. Laporan hasil diskusi berupa artikel
Yogyakarta, 21April 2019
Guru Mata Pelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 183
167
Lampiran
Penilaian dilakukan menggunakan penilaian otentik yang meliputi
kuesioner(afektif), pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotorik).
Format penilaian sebagai berikut:
1. Kuesioner
Keterangan:
Selalu = 4
Sering = 3
Sesekali = 2
Tidak pernah = 1
No Pernyataan Jawaban
1 2 3 4
1. Saya sering meminjam buku diperpustakaan.
2. Saat guru menjelaskan pelajaran saya selalu
memperhatikan.
3. Saat guru menjelaskan materi, saya selalu
mencatat hal-hal penting.
4. Saat guru bertanya saya akan segera menjawab
pertanyaan tersebut.
Rumus: T x Pn
T = Total jumlah responden yang memilih
Pn = Pilihan angka skor Likert
Interprestasi Skor Perhitungan:
Y = skor tertinggi likert x jumlah responden
X = skor terendah likert x jumlah responden
Rumus Index % = Total Skor / Y x 100
Rumus Interval
I = 100 / Jumlah Skor (Likert)
Penyelesaian Akhir = Total skor / 20 x 100
2. Penilaian Pengetahuan (Kognitif)
Plihan ganda dengan jumlah 10 soal
Skoring:
Benar: 1
Salah: 0
Nilai:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 184
168
3. Penilaian Keterampilan
Para peserta didik ditugasi untuk mengumpulkan data, diskusi dan presentasi yang
berkaitan dengan teori-teori masuknya agama Islam di Nusantara.
No Nama Relevansi Kelengkapan Kebahasaan
Jumlah
Skor
1 – 4 1 - 4 1 – 4
Keterangan:
d. Kegiatan mengamati dalam hal ini dipahami sebagai cara peserta didik
mengumpulkan informasi faktual dengan memanfaatkan ke 5 indera.
Maka secara keseluruhan yang dinilai adalah Hasil pengamatan (berupa
informasi) bukan Cara mengamati.
e. Relevansi,Kelengkapan dan Kebebasan diperlakukan sebagai indikator
penilaian kegiatan mengamati.
- Relevansi merunjuk pada ketepatan atau keterhubungan fakta
yang diamati dengan informasi yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan KD/Tujuan Pembelajaran
- Kelengkapan dalam arti semakin banyak komponen fakta yang
terliput atau semakin semakin sedikit sisa (residu) fakta yang
tertinggal.
- Kebahasaan menunjukan bagaimana peserta didik
mendeskripsikan fakta-fakta yang dikumpulkan dalam bahasa
tulis yang efektif (tata kata / tata kalimat yang benar dan mudah
dipahami)
f. Skor rentang 1- 4
1= kurang
2= cukup
3= baik
4= amat baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 185
169
2. Penilaian untuk kegiatan diskusi kelompok
No Nama Mendengarkan Berargumentasi
Jumlah
Skor
1 – 4 1-4
Keterangan:
c. Keterampilan mengominikasikan adalah kemampuan peserta didik
untuk mengungkapan atau menyampaikan ide atau gagasan dengan bahasa
lisan yang efektif.
d. Keterampilan mendengarkan adalah kemampuan peserta didik untuk
tidak menyela, memotong, atau menginterupsi pembicaraan seorang ketika
sedang mengungkapkan gagasanya.
c. Kemampuan berargumentasi menunjukkan kemampuan peserta didik
dalam mengemukakan argumentasi logis ketika ada pihak yang bertanya
atau mempertanyakan gagasannya.
d. Kemampuan berkontribusi dimaksudkan sebagai kemampuan peserta
didik memberikan gagasan-gagasan yang mendukung atau mengarah ke
penarikan kesimpulan termasuk di dalamnya menghargai perbedaan
pendapat.
e. Skor rentang antara 1 – 4
• 1. = Kurang
• 2. = Cukup
• 3. = Baik
• 4. = Amat Baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 186
170
5. Penilaian presentasi
No Nama Menjelaskan Mengkomunikasikan
Jumlah
Skor
1 – 4 1 - 4
Keterangan :
a. Keterampilan menjelaskan adalah kemampuan menyampaikan hasil observasi
dan diskusi secara meyakinkan.
b. Keterampilan memvisualisasikan berkaitan dengan kemampuan peserta didik
untuk membuat atau mengemas informasi seunik mungkin, semenarik
mungkin, atau sekreatif mungkin.
c. Keterampilan merespon adalah kemampuan peserta didik menyampaikan
tanggapan atas pertanyaan, bantahan, sanggahan dari pihak lain secara empatik.
d. Skor rentang antara 1 – 4
• 1. = Kurang
• 2. = Cukup
• 3. = Baik
• 4. = Amat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 187
171
Lampiran Soal
TES AKHIR
1. Proses masuknya Islam ke Indonesia sampai sekarang masih dalam
perdebatan panjang. Salah seorang ilmuwan Barat tersebut adalah Pijnappel
yang mengkaitkan asal mula Islam di Indonesia dengan daerah Gujarat dan
Malabar. Menurutnya, orang-orang Arab bermadzhab Syafi‘i yang bermigrasi
dan menetap di wilayah India yang membawa Islam ke Nusantara. Sedangkan
menurut Snouck Hurgronje bahwa....
A. Agama Islam baru masuk ke Nusantara pada abad ke-15 Masehi yang
dibawa oleh para pedagang dari Cambay, Gujarat, India.
B. Islam di Nusantara dianggap sebagai hasil kegiatan orang-orang Arab,
tetapi hal ini tidak langsung datang dari Arab, melainkan dari India,
terutama dari pesisir barat, dari Gujarat dan Malabar.
C. Ketika Islam tiba di beberapa kota pelabuhan Anak Benua India, sudah
banyak penduduk yang beragama Islam dan tinggal di sana sebagai
pedagang perantara dalam perdagangan Timur Tengah dengan Nusantara.
D. Islam di Nusantara datang dari Gujarat, dengan alasan bahwa batu nisan
makam Raja Malik al-Saleh yang merupakan raja kerajaan Samudera
Pasai, Aceh, bertuliskan angka tahun 686H/1279 M dengan menggunakan
nisan yang berasal dari Gujarat, India.
E. Islam sudah datang ke Indonesia pada abad pertama Hijriah (abad ke 7-8
M) langsung dari Arab dengan bukti jalur perdagangan yang ramai dan
bersifat internasional sudah dimulai melalui selat Malaka
2. Penetrasi damai (penetration pasifique) adalah proses masuknya kebudayaan
yang dilakukan dengan jalan damai sehingga penerimaan kedua macam
kebudayaan tersebut tidak akan menimbulkan konfilik, tetapi justru
memperkaya budaya setempat. Begitu pula agama Islam yang masuk ke
Nusantara dengan jalan damai melalui budaya. Bukti agama Islam dalam
menyebarkan ajarannya dengan budaya setempat, yakni....
A. Dengan menunggu angina muson (6 bulan), pedagang mengadakan
perkawinan dengan penduduk asli.
B. Ulama keliling menyebarkan agama Islam
C. Munculnya pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam yang
menjadi ciri awal penyebaran Islam
D. Tasawuf sebagai bentuk ajaran Islam yang disampaikan kepada penduduk
pribumi yang dapat dengan mudah diterima
E. Seni ukir yang banyak terdapat di kediaman atau masjid-masjid
peninggalan para Wali.
3. Teori Arab dalam sejarah masuknya Islam ke Indonesia mengatakan bahwa
Islam datang ke Indonesia secara langsung dari Arab, tidak melalui perantara
bangsa lain. Beberapa bukti sejarah dikemukakan untuk menguatkan teori ini.
Teori ini mengatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia langsung dari Makkah
(Arab) sebagai pusat agama Islam sejak abad ke-7. Menurut pencetus teori
Arab, motivasi awal kedatangan orang Arab dilandasi oleh....
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 188
172
A. Keuntungan di bidang ekonomi melalui perdagangan dengan orang-orang
Nusantara
B. Keinginan untuk memonopoli perdagangan Barat-Timur
C. Spirit penyebaran agama Islam.
D. Spirit untuk mengubah budaya setempat menjadi budaya Islam
E. Keinginan untuk menjajah.
4. Thomas W Arnold juga berpandangan bahwa, para pedagang Arab telah
menyebarkan Islam ketika mereka menjadi pemain dominan dalam
perdagangan Barat-Timur sejak abad-abad awal Hijriah atau abad ke-7 dan 8
Masehi. Meskipun tidak terdapat catatan-catatan sejarah tentang kegiatan
mereka dalam penyebaran Islam, namun ia berasumsi bahwa mereka juga
terlibat dalam penyebaran Islam kepada penduduk lokal di Indonesia. Hal ini
berbeda dari pendapat Azyumardi yang menyatakan bahwa....
A. Agama Islam baru mulai tersebar dan dianut oleh masyarakat Nusantara
pada abad ke-12
B. Agama Islam baru mulai tersebar dan dianut oleh masyarakat Nusantara
pada abad ke-9
C. Agama Islam baru mulai tersebar dan dianut oleh masyarakat Nusantara
pada abad ke-11
D. Agama Islam baru mulai tersebar dan dianut oleh masyarakat Nusantara
pada abad ke-10
E. Agama Islam baru mulai tersebar dan dianut oleh masyarakat Nusantara
pada abad ke-8
5. Haji Abdul Karim Amrullah merupakan salah satu sejarawan yang
mendukung teori Arab. Dia menyatakan bahwa Islam sudah datang ke
Indonesia pada abad pertama Hijriah (abad ke 7-8 M) langsung dari Arab
dengan bukti jalur perdagangan yang ramai dan bersifat internasional sudah
dimulai melalui selat Malaka yang menghubungkan Dinasti Tang di China
(Asia timur), Sriwijaya di Asia Tenggara, dan Bani Umayyah di Asia Barat.
Selain bukti di atas, ia juga berpendapat bahwa....
A. Kata dan tradisi bersila yang sering dilakukan oleh bangsa Indonesia yang
merupakan tradisi yang dilakukan oleh bangsa Arab atau Persia yang
egaliter.
B. batu nisan makam Raja Malik al-Saleh yang merupakan raja kerajaan
Samudera Pasai, Aceh, bertuliskan angka tahun 686H/1297 M dengan
menggunakan nisan yang berasal dari Arab
C. batu nisan yang terdapat di makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik,
Jawa Timur, juga menunjukkan budaya Arab
D. Pendeta Budha I-Tsing menemukan sekelompok bangsa Arab yang telah
bermukim di pantai Barat Sumatera(Barus).
E. Fatimah Binti Maimun menemukan sekelompok bangsa Arab yang telah
bermukim di Bhoga (daerah Palembang)
6. Adanya peringatan 10 Muharram atau ‗Asyura atas meninggalnya Hasan dan
Husein cucu Nabi Muhammad SAW, yang sangat dijunjung oleh kaum
muslim Syiah di Iran (Persia). Di Sumatra Barat, peringatan tersebut disebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 189
173
dengan upacara Tabuik/Tabut. Sedangkan di pulau Jawa ditandai dengan
pembuatan Bubur Syuro. Hal ini merupakan salah satu bukti dari teori...
A. Arab
B. Persia
C. Tiongkok
D. Gujarat
E. Turki
7. Tiga fokus pembicaraan mengenai kedatangan Islam di Indonesia sejauh ini
berkisar pada 3 (tiga) tema utama, yakni seputar tempat asal kedatangannya,
para pembawanya, dan waktu kedatangannya. Muncul berbagai teori
mengenai masuknya agama Islam. Salah satunya teori Persia yang
beranggapan bahwa agama Islam di Nusantara dibawa oleh pedagang Persia.
Hai ini dibuktikan dengan persamaaan yang dimiliki masyarakat Nusantara
dengan Persia, kecuali...
A. Adanya kesamaan konsep ajaran sufisme yang dianut Syaikh Siti Jenar
dengan Al-Hallaj, seorang sufi besar dari Persia.
B. Penggunaan istilah bahasa Iran (Persia) dalam sistem mengeja huruf Arab
untuk tanda-tanda bunyi Harakat.
C. Ditemukannya makam Maulana Malik Ibrahim tahun 1419 di Gresik.
D. Adanya perkampungan Leren/Leran di Giri, daerah Gresik.
E. bersila yang sering dilakukan oleh bangsa Indonesia yang merupakan
tradisi yang dilakukan oleh bangsa Persia
8. Menurut teori China, proses kedatangan Islam ke Indonesia (khususnya di
Jawa) berasal dari para perantau China. Menurut teori ini, orang China telah
berhubungan dengan masyarakat Indonesia jauh sebelum Islam dikenal di
Indonesia. Teori China didasarkan pada sumber luar negeri (kronik) maupun
lokal (babad dan hikayat). Bahkan menurut sejumlah sumber lokal tersebut
ditulis bahwa....
A. pada masa Dinasti Tang (618-960) di daerah Kanton, Zhang-zhao,
Quanzhou, dan pesisir China bagian selatan, telah terdapat sejumlah
pemukiman Islam.
B. Raja Islam pertama di Jawa, yakni Raden Fatah dari Bintoro Demak,
merupakan keturunan China.
C. Ibu Raden Fatah disebutkan berasal dari Dinasti Tang, di daerah China
bagian Utara.
D. Nama dan gelar raja-raja Mataram Islam beserta leluhurnya ditulis dengan
menggunakan istilah China
E. Kedatangan laksamana Zheng He atau kasim San Bao dari Provinsi
Yunan ke Jawa.
9. Pada masa Hindu Budha, etnis Cina atau Tiongkok telah berbaur dengan
penduduk Nusantara terutama melalui kontak dagang. Bahkan, ajaran Islam
telah sampai di Cina pada abad ke-7 M, masa dimana agama ini baru
berkembang. Hal ini membuktikan bahwa orang Cina sudah berhubungan
dengan masyarakat Nusantara sebelum agama Islam dikenal. Banyak bukti
yang ditinggalkan oleh etnis Cina atau Tiongkok baik dari arsitektur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 190
174
bangunan, budaya maupun bidang lainnya. Salah satu bukti nyata Cina
mempengaruhi agama Islam masuk Nusantara, kecuali...
F. Di Dinasti Tang dan pesisir Cina bagian Selatan telah terdapat
permukiman Islam.
G. Kedatangan laksamana Zheng He atau kasim San Bao dari Provinsi Yunan
ke Jawa.
H. Raja Islam pertama di Jawa, Raden Patah merupakan keturunan Cina
I. Masjid-masjid tua yang memiliki arsitektur Tiongkok
J. Pelabuhan di Gresik pernah dikuasai oleh pedagang-pedagang dari negeri
Tiongkok
10. Agama Islam membawa perubahan sosial dan budaya dalam masyrakat
Nusantara. Penyesuaian adatdan syariah diberbagai daerah di Nusantara
selalu terjadi, meskipun kadang-kadang dalam taraf permulaan mengalami
proses pertentangan dalam masyarakat. Meskipun demikian, proses
masuknya agama Islam ke Nusantara dilakukan secara damai sehingga tidak
menimbulkan peperangan karena pada saat itu masyarakat Nusantara sudah
sejak lama menganut agama Hindu Budha maupun kepercayaan animisme.
Tata cara islamisasi melalui media dagang dapat dilakukan dengan jalan lisan,
kecuali...
F. Mengadakan kontak secara langsung dengan msyarakat setempat
G. Terbentuknya perkampungan muslim, sehingga orang yang ingin belajar
agama Islam dapat datang atau memanggil orang yang tinggal di
perkampungan.
H. Seni ukir yang merupakan alat Islamisasi yang menarik masyarakat secara
lambat laun memeluk Islam sebagai pedoman hidup.
I. Perkawinan antara pedagang muslim dengan orang-orang dari masyarakat
Nusantara
J. Membentuk ikatan kekerabatan dengan keluarga muslim
Essay
1. Jelaskan perbedaan dari teori Gujarat dan teori Cina?
2. Dari teori Persia budaya apa yang masih eksis hingga sekarang?
3. Jelaskan pengertian penetrasi damai (penetration Pasifique)!
4. Mengapa masuknya agama Islam pada abad ke-7 dan abad ke-11 semuanya
benar?
5. Sebutkan bukti apa saja yang ditunjukkan pada teori Cina!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 191
175
Kunci Jawaban
1. C
2. E
3. C
4. A
5. D
6. B
7. E
8. B
9. A
10. C
Essay
1. Teori Gujarat menyatakan bahwa agama Islam baru masuk ke Nusantara pada
abad ke-13 Masehi yang dibawa oleh para pedagang dari Cambay, Gujarat,
India. Dengan alasan bahwa batu nisan makam Raja Malik al-Saleh yang
merupakan raja kerajaan Samudera Pasai, Aceh, bertuliskan angka tahun
686H/1297 M dengan menggunakan nisan yang berasal dari Gujarat, India.
Sedangkan Menurut teori China, proses kedatangan Islam ke Indonesia
(khususnya di Jawa) berasal dari para perantau China. Didasari pada masa
Dinasti Tang (618-960) di daerah Kanton, Zhang-zhao, Quanzhou, dan pesisir
China bagian selatan, telah terdapat sejumlah pemukiman Islam. Selain itu
menurut sejumlah sumber lokal tersebut ditulis bahwa raja Islam pertama di
Jawa, yakni Raden Fatah dari Bintoro Demak, merupakan keturunan China.
2. Adanya peringatan 10 Muharram, penggunaan istilah bahasa Iran (Persia)
dalam sistem mengeja huruf Arab untuk tanda-tanda bunyi Harakat
3. Penetrasi damai (penetration Pasifique) adalah proses masuknya kebudayaan
yang dilakukan dengan jalan damai sehingga penerimaan kedua macam
kebudayaan tersebut tidak akan menimbulkan konfilik, tetapi justru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 192
176
memperkaya budaya setempat. Begitu pula agama Islam yang masuk ke
Nusantara dengan jalan damai melalui budaya.
4. Karena belum ada bukti konkret pada setiap teori
5. Buktinya pada masa Dinasti Tang (618-960) di daerah Kanton, Zhang-zhao,
Quanzhou, dan pesisir China bagian selatan, telah terdapat sejumlah
pemukiman Islam.Teori China didasarkan pada sumber luar negeri (kronik)
maupun lokal (babad dan hikayat). Bahkan menurut sejumlah sumber lokal
tersebut ditulis bahwa raja Islam pertama di Jawa, yakni Raden Fatah dari
Bintoro Demak, merupakan keturunan China. Ibunya disebutkan berasal dari
Campa, China bagian selatan (sekarang termasuk Vietnam). Berdasarkan
Sejarah Banten dan Hikayat Hasanuddin, nama dan gelar raja-raja Demak
beserta leluhurnya ditulis dengan menggunakan istilah China, seperti ―Cek
Ko Po‖, ―Jin Bun‖, ―Cek Ban Cun‖, ―Cun Ceh‖, serta ―Cu-Cu‖. Nama-nama
seperti ―Munggul‖ dan ―Moechoel‖ ditafsirkan merupakan kata lain dari
Mongol, sebuah wilayah di utara China yang berbatasan dengan Rusia. Bukti-
bukti lainnya adalah masjid-masjid tua yang bernilai arsitektur Tiongkok
yang didirikan oleh komunitas China di berbagai tempat, terutama di Pulau
Jawa. Pelabuhan penting sepanjang abad ke-15 seperti Gresik, misalnya,
menurut catatan-catatan China, diduduki pertama-tama oleh para pelaut dan
pedagang China.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 193
177
Materi
• Teori Gujarat
Teori ini dipopulerkan oleh seorang orientalis Belanda yang meneliti tentang
Islam di Indonesia bernama Snouck Hurgronje. Ia menyatakan bahwa agama
Islam baru masuk ke Nusantara pada abad ke-13 Masehi yang dibawa oleh para
pedagang dari Cambay, Gujarat, India. Memang sebagian besar Sejarahwan asal
Belanda, memegang teori bahwa Islam di Indonesia berasal dari Anak Benua
India. Salah seorang ilmuwan Barat tersebut adalah Pijnappel yang mengkaitkan
asal mula Islam di Indonesia dengan daerah Gujarat dan Malabar. Menurutnya,
orang-orang Arab bermadzhab Syafi‘i yang bermigrasi dan menetap di wilayah
India yang membawa Islam ke Nusantara. Snouck Hurgronje kemudian
mengembangkan teori ini, dia berpendapat bahwa ketika Islam tiba di beberapa
kota pelabuhan Anak Benua India, banyak di antara penduduknya yang beragama
Islam dan tinggal di sana sebagai pedagang perantara dalam perdagangan Timur
Tengah dengan Nusantara. Lalu mereka datang ke dunia Melayu (Indonesia)
sebagai para penyebar Islam pertama, setelah itu disusul oleh orang-orang Arab.
Dia mengatakan bahwa abad ke-12 sebagai periode paling mungkin dari
permulaan penyebaran Islam di Nusantara. Jan Pijnappel adalah seorang orientalis
Buku Siswa Kelas XII30dari Universitas Leiden Belanda yang fokus pada
manuskrip Melayu. Orientalis yang wafat tahun 1901 itu menyatakan bahwa
Islam masuk ke Nusantara lewat pedagang dari Gujarat. Penjelasan ini didasarkan
pada seringnya kedua wilayah India dan Nusantara ini disebut dalam sejarah
Nusantara klasik. Dalam penjelasan lebih lanjut, Pijnapel menyampaikan logika
terbalik, yaitu bahwa meskipun Islam di Nusantara dianggap sebagai hasil
kegiatan orang-orang Arab, tetapi hal ini tidak langsung datang dari Arab,
melainkan dari India, terutama dari pesisir barat, dari Gujarat dan Malabar. Jika
logika ini dibalik, maka dapat dinyatakan bahwa meskipun Islam di Nusantara
berasal dari India, sesungguhnya ia dibawa oleh orang-orang Arab juga. Selain
Snouck Hurgronje dan Pijnappel, masih ada beberapa Sejarahwan Belanda yang
sepakat bahwa Islam di Nusantara datang dari Gujarat, dengan alasan bahwa batu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 194
178
nisan makam Raja Malik al-Saleh yang merupakan raja kerajaan Samudera Pasai,
Aceh, bertuliskan angka tahun 686H/1297 M dengan menggunakan nisan yang
berasal dari Gujarat, India. Selain itu batu nisan yang terdapat di makam Maulana
Malik Ibrahim di Gresik, Jawa Timur, juga menunjukkan hal yang sama. Kedua
batu nisan tersebut memiliki persamaan bentuk dengan batu nisan yang terdapat di
Cambay, Gujarat, India. Dengan beberapa alasan tersebut mereka meyimpulkan
bahwa Islam di Nusantara berasal dari India.
• Teori Arab
Teori Arab dalam sejarah masuknya Islam ke Indonesia mengatakan bahwa Islam
datang ke Indonesia secara langsung dari Arab, tidak melalui perantara bangsa
lain. Beberapa bukti sejarah dikemukakan untuk menguatkan teori ini. Teori ini
mengatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia langsung dari Makkah (Arab)
sebagai pusat agama Islam sejak abad ke-7.Salah satu Sejarahwan yang
mendukung teori ini ialah Prof. Hamka. Dia menyatakan bahwa Islam sudah
datang ke Indonesia pada abad pertama Hijriah (abad ke 7-8 M) langsung dari
Arab dengan bukti jalur perdagangan yang ramai dan bersifat internasional sudah
dimulai melalui selat Malaka yang menghubungkan Dinasti Tang di China (Asia
timur), Sriwijaya di Asia Tenggara, dan Bani Umayyah di Asia Barat.
Menurutnya, motivasi awal kedatangan orang Arab tidak dilandasi oleh nilai-nilai
ekonomi, melainkan didorong oleh motivasi spirit penyebaran agama Islam.
Dalam pandangan Hamka, jalur perdagangan antara Indonesia dengan Arab telah
berlangsung jauh sebelum tarikh Masehi. Hamka berpendapat bahwa pada tahun
625 M, berdasarkan sebuah naskah Tiongkokyang dicatat oleh Pendeta Budha I-
Tsing yang melakukan perjalanan dari Canton menuju India. Perjalanan tersebut
menggunakan kapal Posse, dan pada tahun 674M ia singgah di Bhoga (yang
sekarang dikenal dengan Palembang, Sumatera Selatan). Di Bhoga ia menemukan
sekelompok bangsa Arab yang telah bermukim di pantai Barat Sumatera(Barus).
Sebagian orang-orang Arab ini diceritakan melakukan perkawinan dengan wanita
lokal. Komunitas Arab ini disebutnya sebagai komunitas TaShih dan Posse.
Mereka adalah para pedagang yang telah lama menjalin hubungan perdagangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 195
179
dengan kerajaan Sriwijaya. Karena demi hubungan perdagangan itulah kemudian
kerajaan Sriwijaya memberikan daerah khusus untuk mereka. Selain Hamka,
Thomas W Arnold juga berpandangan bahwa, para pedagang Arab telah
menyebarkan Islam ketika mereka menjadi pemain dominan dalam perdagangan
Barat-Timur sejak abad-abad awal Hijriah atau abad ke-7 dan 8 Masehi.
Meskipun tidak terdapat catatan-catatan sejarah tentang kegiatan mereka dalam
penyebaran Islam, namun ia berasumsi bahwa mereka juga terlibat dalam
penyebaran Islam kepada penduduk lokal di Indonesia. Selain kedua tokoh
tersebut, beberapa tokoh Sejarahwan lain juga mendukung teori ini, antara lain
Uka Tjandrasasmita, A. Hasymi, Azyumardi Azra dan lain-lain. Selain informasi
tersebut, Azyumardi Azra menambahkan, bahwa ditemukannya adaptasi-adaptasi
lain yang dilakukan oleh bangsa Indonesia adalah atas pengaruh bangsa Arab ini.
Misalnya dari segi bahasa dan tradisi, seperti pada kata dan tradisi bersila yang
sering dilakukan oleh bangsa Indonesia yang merupakan tradisi yang dilakukan
oleh bangsa Arab atau Persia yang egaliter.Disamping alasan di atas, makam
Fatimah Binti Maimun di Leran Jawa Timur semakin menguatkan teori ini.
Fatimah binti Maimun bin Hibatullah adalah seorang perempuan beragama Islam
yang wafat pada hari Jumat, 7 Rajab 475 Hijriyah (2 Desember 1082 M).
Selain argumen di atas, Azyumardi menjelaskan lebih lanjut tentang masuknya
Islam ke Nusantara. Menurut Azyumardi, Islam datang di Nusantara pada abad
ke-7 M, namun baru dianut secara terbatas oleh para pedagang Arab yang
berdagang di Nusantara, dan baru mulai tersebar dan dianut oleh masyarakat
Nusantara pada abad ke-12, yang disebarkan oleh para sufi pengembara yang
berasal dari Arab. Alasan ini dikuatkan oleh corak Islam awal yang dianut oleh
masyarakat Nusantara adalah Islam bercorak sufistik, karena pada masa al-
Ghazali (Dinasti Abbasiyah) muncul sufi-sufi pengembara yang bertujuan untuk
menyebarkan Islam tanpa pamrih, maka sufi-sufi inilah yang disinyalir datang dan
menyebarkan Islam di Nusantara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 196
180
.• Teori Persia
PencetusteoriPersia ini adalah Hoesein Djajaningrat. Teori Persia lebih
menitikberatkan tinjauannya pada aspek kebudayaan yang hidup di kalangan
masyarakat Islam Indonesia yang dianggap mempunyai persamaan dengan Persia,
di antaranya: • Adanya peringatan 10 Muharram atau ‗Asyura atas meninggalnya
Hasan dan Husein cucu Nabi Muhammad SAW, yang sangat dijunjung oleh kaum
muslim Syiah di Iran (Persia). Di Sumatra Barat, peringatan tersebut disebut
dengan upacara Tabuik/Tabut. Sedangkan di pulau Jawa ditandai dengan
pembuatan Bubur Syuro.• Adanya kesamaan konsep ajaran sufisme yang dianut
Syaikh Siti Jenar dengan Al-Hallaj, seorang sufi besar dari Persia.• Penggunaan
istilah bahasa Iran (Persia) dalam sistem mengeja huruf Arab untuk tanda-tanda
bunyi Harakat.• Ditemukannya makam Maulana Malik Ibrahim tahun 1419 di
Gresik.• Adanya perkampungan Leren/Leran di Giri, daerah Gresik. Leren adalah
nama salah satu pendukung teori ini, yaitu Umar Amir Husen dan P.A. Hussein
Djayadiningrat.Djajaningrat dikenal sebagai orang Indonesia pertama yang
mempertahankan disertasi di Universitas Leiden, Belanda, pada 1913.
Disertasinya tersebut berjudul Critische Beschouwing van de Sadjarah Banten
(Pandangan Kritis mengenai Sejarah Banten).
• Teori China
Menurut teori China, proses kedatangan Islam ke Indonesia (khususnya di Jawa)
berasal dari para perantau China. Menurut teori ini, orang China telah
berhubungan dengan masyarakat Indonesia jauh sebelum Islam dikenal di
Indonesia. Pada masa Hindu-Buddha, etnis China atau Tiongkok telah berbaur
dengan penduduk Indonesia terutama melalui kontak dagang. Bahkan, ajaran
Islam telah sampai di China pada abad ke-7 M, masa di mana agama ini baru
berkembang. Sumanto al-Qurtubydalam bukunya Arus ChinaIslamJawa
menyatakan, menurut kronik (sumber luar negeri) pada masa Dinasti Tang (618-
960) di daerah Kanton, Zhang-zhao, Quanzhou, dan pesisir China bagian selatan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 197
181
telah terdapat sejumlah pemukiman Islam.Teori China didasarkan pada sumber
luar negeri (kronik) maupun lokal (babad dan hikayat). Bahkan menurut sejumlah
sumber lokal tersebut ditulis bahwa raja Islam pertama di Jawa, yakni Raden
Fatah dari Bintoro Demak, merupakan keturunan China. Ibunya disebutkan
berasal dari Campa, China bagian selatan (sekarang termasuk Vietnam).
Berdasarkan Sejarah Banten dan Hikayat Hasanuddin, nama dan gelar raja-raja
Demak beserta leluhurnya ditulis dengan menggunakan istilah China, seperti ―Cek
Ko Po‖, ―Jin Bun‖, ―Cek Ban Cun‖, ―Cun Ceh‖, serta ―Cu-Cu‖. Nama-nama
seperti ―Munggul‖ dan ―Moechoel‖ ditafsirkan merupakan kata lain dari Mongol,
sebuah wilayah di utara China yang berbatasan dengan Rusia. Bukti-bukti lainnya
adalah masjid-masjid tua yang bernilai arsitektur Tiongkok yang didirikan oleh
komunitas China di berbagai tempat, terutama di Pulau Jawa. Pelabuhan penting
sepanjang abad ke-15 seperti Gresik, misalnya, menurut catatan-catatan China,
diduduki pertama-tama oleh para pelaut dan pedagang China.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 198
Lampiran 4
KISI-KISI SOAL OBSERVASI
Kompetensi Dasar Indikator No. Soal Tingkat Kesulitan Tingkat Kognitif
3.7. Menganalisis berbagai teori
tentang proses masuknya
agama dan kebudayaan Islam
ke Indonesia
1. Menyebutkan hubungan antara orang-
orang Islam dengan orang-orang yang ada
di Nusantara
2. Menganalisis bukti teori Gujarat
3. Menganalisis bukti teori Persia
4. Menyebutkan tokoh pencetus teori Gujarat
5. Menganalisis faktor yang mempengaruhi
Islam masuk ke Nusantara
6. Menganalisis bukti nyata Cina
mempengaruhi masuknya Islam ke
Nusantara
7. Menyebutkan teori-teori masuknya agama
Islam ke Nusantara
8. Menganalisis tata cara islamisasi melalui
media dagang dapat dilakukan dengan
jalan lisan
9. Menyebutkan tokoh pencetus teori Arab
10. Menyebutkan tokoh teori Cina
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Mudah
Sedang
Sedang
Mudah
Sedang
Sulit
Mudah
Sulit
Mudah
Mudah
C1
C3
C3
C1
C3
C3
C1
C3
C1
C1
182
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 199
Lampiran 6
KISI-KISI SOAL TES AKHIR
Kompetensi Dasar Indikator No. Soal Tingkat Kesulitan Tingkat Kognitif
3.7. Menganalisis berbagai teori
tentang proses masuknya
agama dan kebudayaan Islam
ke Indonesia
1. Menganalisis teori Gujarat menurut
Snouck Hurgronje
2. Menganalisis bukti agama Islam dalam
menyebarkan ajarannya dengan budaya
setempat
3. Menyebutkan motivasi awal kedatangan
orang Arab menurut teori Arab
4. Menyebutkan pendapat Azyumardi
mengenai teori Arab
5. Menganalisis pendapat Hamka mengenai
teori Arab
6. Menyebutkan teori yang berkaitan dengan
bukti adanya peringatan 10 Muharram
7. Menganalisis persamaaan yang dimiliki
masyarakat Nusantara dengan Persia
8. Menganalisis bukti dari teori Cina
9. Menganalisis tata cara islamisasi melalui
media dagang dapat dilakukan dengan
jalan lisan
1
2
3
4
5
6
7
8,9
10
Sulit
Sedang
Mudah
Mudah
Sulit
Mudah
Sedang
Sulit, Sedang
Sedang
C3
C3
C1
C1
C3
C1
C3
C3
C3
183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 200
184
Lampiran 6
1. Instrumen Observasi Guru
INSTRUMEN OBSERVASI
AKTIVITAS GURU DI KELAS
Sekolah : SMA Pangudi Luhur Sedayu St. Louis IX Sedayu
Kelas : X IPS 1
Jam ke : 8 dan 9
Mata pelajaran : Sejarah Indonesia
Peneliti : Alexia Dea Ariyanti
Hari, tanggal : Selasa, 11 Mei 2019
PETUNJUK:
1. Amati aktivitas guru di kelas dalam melaksanakan interaksi belajarmengajar!
2. Tuliskan tanda cek (✓) pada kolom YA atau TIDAK sesuai keadaan
yang Anda amati!
NO BUTIR BUTIR SASARAN YA TIDAK
1. Guru membuka pelajaran √
2. Guru mengabsen/menyebut nama √
3. Guru menjelaskan topik dan tujuan belajar √
4. Guru menjelaskan langkah-langkah kegitan
pembelajaran √
5. Guru menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar √
6. Guru memberi motivasi kepada peserta didik √
7. Guru menyajikan materi dengan sumber literasi √
8. Guru memakai media √
9. Guru memakai alat peraga √
10. Guru sering bertanya kepada siswa √
11. Pertanyaan guru diajukan ke perorangan √
12. Pertanyaan guru diajukan kepada kelas √
13. Guru memanfaatkan penguatan √
14. Guru membimbing peserta didik dalam proses diskusi √
15. Guru menulis di papan tulis √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 201
185
16. Guru membuat rangkuman pelajaran √
17 Evaluasi diberikan kepada hal-hal berikut:
a. setiap indikator/tujuan pembelajaran √
b. sekelompok indikator/tujuan
pembelajaran √
18. Guru memberi kesimpulan pada materi √
Berdasarkan observasi Anda, tuliskan hal-hal yang berguna bagi Anda sebagai
calon guru! (Gunakan kertas tersendiri seperlunya!)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 202
186
Lampiran 7
INSTRUMEN OBSERVASI
AKTIVITAS SISWA DI KELAS
Sekolah : SMA Pangudu Luhur St. Louis IX Sedayu
Kelas : X IPS 1
Jam ke : 8 dan 9
Mata pelajaran : Sejarah Indonesia
Peneliti (NIM) : Alexia Dea Ariyanti (151314012)
Hari, tanggal : Selasa, 11 Mei 2019
PETUNJUK:
1. Amati aktivitas siswa di kelas dalam melaksanakan interaksi belajarmengajar!
2. Tuliskan tanda cek (✓) pada kolom YA atau TIDAK sesuai keadaan
yang Anda amati!
NO BUTIR BUTIR SASARAN YA TIDAK
1. Siswa siap mengikuti proses pembelajaran √
2. Siswa memperhatikan penjelasan guru/praktikan √
3. Siswa kritis dalam menggali topik masalah √
4. Siswa aktif bertanya pada guru √
5. Siswa antusias dengan pembelajaran √
6. Siswa terampil dalam mencari informasi di buku
ataupun internet √
7. Siswa mampu menganalisis mengenai materi yang di
diskusikan √
8. Siswa terampil dalam menyampaikan presentasi di
depan kelas √
9. Siswa mencatat hal-hal penting √
10. Siswa mengerjakan tugas dengan baik √
11. Siswa aktif menjawab pertanyaan dari guru √
12. Siswa menarik kesimpulan atas topik besar yang
disampaikan √
Berdasarkan observasi Anda, tuliskan hal-hal yang berguna bagi Anda sebagai
calon guru! (Gunakan kertas tersendiri seperlunya!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 203
187
Lampiran 8
KISI KISI KETERAMPILAN LITERASI UNTUK OBSERVASI
Keterampilan Literasi Kisi-kisi Pernyataan
Membaca
1. Meminjam buku
perpustakaan
2.Ketertarikkan membaca
3.Ketertarikkan dengan
buku sejarah
1, 5, 9, 13, 17
Menyimak
1. Menyimak guru
menerangkan materi
2.Ketertarikkan menonton
video sejarah
2, 6, 10, 14, 18
Menulis
1. Kegiatan menulis saat
guru menjelaskan
2.Ketertarikkan dalam
menulis makalah atau artikel
3, 7, 11, 15, 19
Berbicara
1.Ketertarikkan dalam tanya
jawab di kelas
2.Ketertarikkan dalam
diskusi
4, 8, 12, 16, 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 204
188
Lampiran 9
Nama :
Kelas :
Petunjuk pengisian:
1) Berilah tanda (√) pada kolom jawaban sesuai dengan apa yang anda rasakan.
2) Jawablah pertanyaan dengan memilih salah satu dari 5 pilihan jawaban, yaitu:
Selalu = 5
Sering = 4
Kadang-kadang = 3
Sesekali = 2
Tidak Pernah = 1
No Pernyataan Jawaban
1 2 3 4 5
1. Saya sering meminjam buku
diperpustakaan.
2. Saat guru menjelaskan pelajaran saya
selalu memperhatikan.
3. Saat guru menjelaskan materi, saya selalu
mencatat hal-hal penting.
4. Saat guru bertanya saya akan segera
menjawab pertanyaan tersebut.
5. Saya merasa lebih sering membaca buku
dibandingkan teman-teman saya.
6. Saya selalu mengantuk saat guru mulai
menjelaskan pelajaran sejarah.
7. Saya tidak pernah mencatat apa yang
disampaikan guru karena saya sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 205
189
mengingatnya.
8. Saya selalu bertanya bila ada materi yang
tidak saya mengerti.
9. Saya jarang sekali membaca buku sejarah
karena membosankan.
10. Saya selalu bersemangat bila guru
menampilkan video sejarah di kelas.
11. Setiap hari saya selalu menyempatkan
membaca walaupun hanya beberapa menit
saja.
12. Saat berdiskusi dengan teman, saya selalu
berusaha mempertahankan pendapat saya.
13. Saya tidak terlalu sering membaca buku
sejarah .
14. Jika saya ke bioskop film yang paling saya
cari adalah film sejarah.
15. Tugas menulis artikel adalah tugas yang
paling saya tunggu.
16. Saat berdiskusi saya lebih sering memilih
untuk diam dan mendengarkan saja
17. Saya selalu membaca buku sejarah untuk
menambah pengtahuan saya terhadap
pelajaran tersebut.
18. Bagi saya menonton film sejarah hanya
membuang waktu luang.
19. Tugas membuat makalah atau artikel
adalah tugas yang saya hindari.
20. Bagi saya, diskusi adalah kesempatan saya
untuk bisa bertukar pikiran dengan teman-
teman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 206
190
Lampiran 10
KISI KISI KETERAMPILAN LITERASI AKHIR
Keterampilan
Literasi
Kisi-kisi Pernyataan
Membaca
1. Ketertarikkan membaca
2. Ketertarikkan dengan buku
sejarah
1 (+)
5 (-)
9 (+)
13 (-)
17 (+)
Menyimak
1. Menyimak guru
menerangkan materi
2.Ketertarikkan menonton
video sejarah
2 (-)
6 (+)
10 (-)
14 (+)
18 (-)
Menulis
1. Kegiatan menulis saat guru
menjelaskan
2.Ketertarikkan dalam
menulis makalah atau artikel
3 (+)
7 (-)
11 (+)
15 (-)
19 (+)
Berbicara
1.Ketertarikkan dalam tanya
jawab di kelas
2.Ketertarikkan dalam diskusi
4 (-)
8 (+)
12 (-)
16 (+)
20 (-)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 207
191
Lampiran 11
KUESIONER
LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA
MATERI TEORI-TEORI MASUKNYA AGAMA ISLAM DI NUSANTARA
UNTYK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN LITERASI SISWA
KELAS X IPS 1 SMA PANGUDI LUHUR ST. LOUIS IX SEDAYU
A. Pengantar
Kuesioner ini bertujuan sebagai alat pengumpul data peneliti. Dalam
kuesioner ini anda diminta untuk dapat memberikan jawaban secara jujur dan
benar sesuai dengan apa yang dialami dan telah Anda lakukan dengan
sebenarnya. Adapun jawaban Anda tidak akan berpengaruh terhadap nilai
apapun dan kerahasiaannya terjamin. Kesediaan Anda dalam mengisi
kuesioner ini merupakan jasa yang sangat berharga bagi penulis dalam
menyelesaikan penelitian ini. Atas ketersediaanya penulis mengucapkan
terima kasih.
B. Petunjuk Pengisian
1.Tulislah data identitas Anda secara lengkap.
2.Bacalah semua pernyataan dan pilih salah satu jawaban sesuai dengan
penilaian Anda sendiri.
3.Berilah tanda check list (√) pada butir-butir pernyataan berikut ini sesuai
dengan kriteria sebagai berikut: 4 (Selalu), 3 (Sering), 2 (Sesekali), 1 (Tidak
Pernah).
4.Sebelum Anda kembalikan kepada peneliti, periksalah kembali kuesioner
Anda apakah semua pertanyaan telah dijawab.
5.Tidak ada jawaban yang benar atau salah, jawaban yang jujur sangat
diharapkan.
C. Data Responden
Nama :
Kelas :
No Pernyataan Jawaban
1 2 3 4
1. Ketika waktu istirahat, saya asyik membaca
buku.
2. Saat guru mulai menerangkan materi sejarah,
saya sering ketiduran
3. Saat guru menerangkan materi pelajaran,
sebisa mungkin saya mencatat hal-hal penting
yang disampaikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 208
192
4. Saya terbiasa tidak memberi
tanggapan/pertanyaan dalam pembelajaran
sejarah karena takut jika salah.
5. Ketika istirahat, saya memilih untuk bermain
hp karena hal itu sangat mengasyikkan
6. Saat guru menjelaskan pelajaran saya selalu
menyimak dengan seksama apa yang
disampaikan..
7. Mencatat pelajaran adalah hal yang tidak
pernah saya lakukan
8. Jika saya bingung dengan materi pelajaran,
saya berusaha selalu bertanya dengan guru
9. Membaca buku sejarah membantu saya dalam
menambah wawasan tentang Indonesia
10. Sinetron adalaha acara TV yang paling saya
tunggu daripada berita yang berkaitan dengan
sejarah
11. Membuat rangkuman materi sejarah
mempermudah saya dalam memahami dan
mempelajari sejarah.
12. Saat berdiskusi tentang teori-teori masuknya
agama Islam di Nusantara di kelas, saya
memilih untuk mengobrol hal-hal lain yang
tidak berkaitan dengan topik yang dibahas.
13. Bagi saya membaca buku sejarah hanya
membuang-buang waktu luang
14. Ketika guru menayangkan video animasi
sejarah, saya mersa sangat antusias.
15. Saya merasa tidak perlu menyusun rangkuman
materi sejarah karena pa yang disampaikan
guru sudah saya ingat.
16. Ketika diskusi kelas sedang berlangsung, saya
berinisiatif untuk memberi tanggapan atau
pendapat saya terhadap topik yang dibahas.
17. Saya sering mendapat pengetahuan sejarah dari
membaca sumber-sumber di internet
18. Saya tidak tertarik menonton video atau
animasi sejarah karena membuat saya
mengantuk
19. Saat diberi tugas untuk membuat makalah atau
artikel sejarah, saya berusaha mengerjakannya
dengan semaksimal mungkin.
20. Ketika diskusi di kelas, saya memilih untuk
pasif dan membiarkan anggota kelompok saya
yang mengerjakannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 209
193
Lampiran 12
CATATAN LAPANGAN 1
DAFTAR NARASUMBER
Guru Mata Pelajaran Sejarah Indonesia di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX
Sedayu
1. Catharina Ginong Pratidhina, S. Pd.
Peserta Didik Kelas X IPS 1 SMA Pangudi Luhur Sedayu
2. Alfonseus Ontaro
3. Antonio Alam Bayu Abisatya
4. Antonio Dito O.
5. Chiara Santi Fatmawati
6. Clarissa Adventri
7. Damianus Anang Setiawan
8. Fransiskus Wahyu Andrianto
9. Leonardo Ardian N.
10. Liliosa Kartika Aji
11. M. Diandra Putri S.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 210
194
Lampiran 13
CATATAN LAPANGAN 2
WAWANCARA GURU
Topik/Judul : Local Instruction Theory Pembelajaran Sejarah pada Materi
Masuknya Agama Islam di Nusantara untuk Mengembangkan
Keterampilan Literasi Siswa Kelas X IPS 1 SMA Pangudi Luhur
St. Louis IX Sedayu
Peneliti : Alexia Dea Ariyanti
Informan : Catharina Ginong Pratidhina, S. Pd.
Waktu : Sabtu, 11 Mei 2019
Keterangan:
P: Peneliti
I: Informan
P : Apakah ibu sudah menerapkan pembelajaran literasi dikelas?
I : Sudah, dalam pembelajaran saya sudah sering mempraktekkan pembelajaran
literasi di setiap kelas yang saya ajar.
P : Bentuk pembelajaran literasi seperti apa yang pernah ibu terapkan di dalam
kelas?
I : Saya sering melakukan kegiatan membaca lewat power point yang siapkan.
Selain itu saat kerja kelompok siswa diperbolehkan mencari sumber di
perpustakaan dan di internet.
P : Dalam menerapkan keterampilan literasi apakah keempat keterampilan yaitu
membaca, menulis, berbicara, dan menyimak sudah dilaksanakan?
I : Keempat keterampilan sudah saya rencanakan melalui RPP. Kemudian RPP
tersebut dilaksanakan di dalam kelas.
P : Apakah sudah maksimal dalam mengembangkan keterampilan literasi
siswa?
I : Masih belum. Anak-anak masih sulit mengemabangkan keterampilan literasi
khususnya keterampilan dalam membaca dan menulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 211
195
P : Saya akan melakukan ujicoba terhadap desain saya di kelas X IPS 1.
Bagaimana karakteristik kelas tersebut?
I : Kelas tersebut sangat aktif. Terutama dalam kegiatan tanya jawab. Mereka
juga menyimak dengan baik jika guru menjelaskan atau menyangkan video.
Tapi perlu dicatat anak-anak akan bosan jika durasi video terlalu panjang dan
tidak sesuai dengan selera mereka. Mereka suka video yang benar-benar
menggambarkan peristiwa sejarah dengan narasi yang mudah dipahami.
Sebagian anak-anak suka berbicara sehingga sangat sulit mengontrol mereka
dalam melakukan kegiatan bermain game. Ada juga beberapa anak yang
jarang berbicara dan sibuk sendiri dengan dunianya, jadi harus ada inisiatif
guru untuk bertanya kepada anak-anak yang tidak aktif itu. Dalam menulis
catatan mereka cukup rajin, namun saat diberi tugas menyusun laporan atau
makalah hasilnya kurang maksimal. Kebanyakan mereka tidak suka
menyusun makalah karena harus membawa tugas itu d rumah. Siswa lebih
suka mengerjakan tugas yang langsung selesai di sekolah.
P : Dalam mengembangkan keterampilan siswa biasanya menggunakan media
seperti apa?
I : Saya menayangkan video yang berkaitan dengan sejarah. Kareana saya tahu
mereka akan lebih mudah menangkap pelajaran dengan menonton daripada
membaca buku.
P : Apakah anda memberikan referensi sumber-sumber sejarah untuk
membantu mereka menambah wawasan tentang sejarah?
I : Tidak, karena siswa bisa menemukan sendiri sumber melalui internet atau
mencari buku di perpustakaan.
P : Sejauh ini pengembangan keterampilan literasi apakah dapat membantu
meningkatkan nilai kognitif, afektif, dan psikomotorik.
I : Kalau meningkat sih sudah meningkat tapi tidak signifikan. Hal ini karana
siswa belum terbiasa dengan budaya literasi yang diterapkan dalam kurikulm
2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 212
196
Lampiran 14
CATATAN LAPANGAN 3
WAWANCARA SISWA
Topik/Judul : Local Instruction Theory Pembelajaran Sejarah pada Materi
Masuknya Agama Islam di Nusantara untuk Mengembangkan
Keterampilan Literasi Siswa Kelas X IPS 1 SMA Pangudi Luhur
St. Louis IX Sedayu
Peneliti : Alexia Dea Ariyanti
Informan : Alfonseus Ontaro
Waktu : Sabtu, 11 Mei 2019
Keterangan:
P: Peneliti
I: Informan
P : Apakah kamu suka pelajaran sejarah? Alasannya?
I : Suka. Alasannya seru aja bisa tahu kehidupan orang-orang zaman dulu.
P : Suka nya kalau pelajaran sejarah materi apa?
I : Sejarah Pergerakan Nasional
P : Biasanya sumber-sumber sejarah kan bebentuk buku. Kamu suka gak baca
buku? Alasannya?
I : Saya suka sejarah tapi tidak suka membaca buku sejarah. Karena bikin
ngantuk. Saya suka menonton video daripada membaca.
P : Saat diskusi kelompok kamu lebih suka mencari informasi di buku atau di
internet?
I : Lebih enak internet ya...lebih lengkap
P : Lebih suka menyimak guru menjelaskan atau menyimak video sejarah?
I : Jujur lebih suka menonton video sejarah karena asyik.
P : Seandainya kamu diberi tugas menyusun makalah, kamu antusias gak?
Alasannya?
I : Tidak. Menyusun makalah adalah tugas yang paling ribet.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 213
197
P : Biasanya kegiatan apa yang sering kalian lakukan saat pembelajaran
sejarah di kelas?
I : Biasanya main game atau diskusi kelompok
P : Seandainya guru memberi pertanyaan di kelas, kamu menujuk diri sendiri
atau menunggu ditunjuk guru?
I : Kalau saya tahu saya akan menunjuk diri sendiri. Kalau tidak saya akan
diam.
P : Menurut kamu masih ada yang kurang gak dalam pembelajaran sejarah
yang disampaikan oleh gurru?
I : Sejauh ini sih cukup mengasyikan
P : Apa harapan kamu mengenai pelajaran sejarah?
I : Saya berharap pelajaran sejarah lebih seru agar tidak mengantuk di kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 214
198
Lampiran 15
CATATAN LAPANGAN 4
WAWANCARA SISWA
Topik/Judul : Local Instruction Theory Pembelajaran Sejarah pada Materi
Masuknya Agama Islam di Nusantara untuk Mengembangkan
Keterampilan Literasi Siswa Kelas X IPS 1 SMA Pangudi Luhur
St. Louis IX Sedayu
Peneliti : Alexia Dea Ariyanti
Informan : Antonio Alam Bayu Abisatya
Waktu : Sabtu, 11 Mei 2019
Keterangan:
P: Peneliti
I: Informan
P : Apakah kamu suka pelajaran sejarah? Alasannya?
I : Suka ya. Asyik aja dari pada pelajaran matematika.
P : Suka nya kalau pelajaran sejarah materi apa?
I : Kerajaan Hindu Budha, terutama Kerajaan Majapahit.
P : Biasanya sumber-sumber sejarah kan bebentuk buku. Kamu suka gak baca
buku? Alasannya?
I :Saya anti membaca buku, bikin ngantuk
P : Saat diskusi kelompok kamu lebih suka mencari informasi di buku atau di
internet?
I : Ya jelas lebih mudah mencari di internet.
P : Lebih suka menyimak guru menjelaskan atau menyimak video sejarah?
I : Kalau gurunya menjelaskan dengan mudah saya suka. Tapi kalau berbelit-
belit itu membuat saya bingung. Kalu video saya suka tap harus ada unsur
menghiburnya jadi gak full materi.
P : Seandainya kamu diberi tugas menyusun makalah, kamu antusias gak?
Alasannya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 215
199
I : Sejujurnya saya tidak antusias tapi karena tugas saya akan mengerjakan.
Alasannya tugas mata pelajaran lain sudah banyak, kalau ditambah makalah
akan lebih berat.
P : Biasanya kegiatan apa yang sering kalian lakukan saat pembelajaran
sejarah di kelas?
I : Diskusi kelompok dan main game.
P : Seandainya guru memberi pertanyaan di kelas, kamu menujuk diri sendiri
atau menunggu ditunjuk guru?
I :Saya akan menunjuk diri saya jika tahu jawabannya.
P : Menurut kamu masih ada yang kurang gak dalam pembelajaran sejarah
yang disampaikan oleh gurru?
I : Selama ini guru menyampaikan pelajaran dengan baik dan mudah
dimengerti
P : Apa harapan kamu mengenai pelajaran sejarah?
I : Saya kurang tertarik dengan video sejarah yang terlalu banyak teorinya.
Membuat saya pusing. Saya berharap didalam video juga diselipkan
beberapa hiburan agar tidak bosan atau ngantuk saat menonton.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 216
200
Lampiran 16
CATATAN LAPANGAN 5
WAWANCARA SISWA
Topik/Judul : Local Instruction Theory Pembelajaran Sejarah pada Materi
Masuknya Agama Islam di Nusantara untuk Mengembangkan
Keterampilan Literasi Siswa Kelas X IPS 1 SMA Pangudi Luhur
St. Louis IX Sedayu
Peneliti : Alexia Dea Ariyanti
Informan : Antonio Dito O.
Waktu : Sabtu, 11 Mei 2019
Keterangan:
P: Peneliti
I: Informan
P : Apakah kamu suka pelajaran sejarah? Alasannya?
I : Ya, saya suka karena pelajaran sejarah menarik dan menyenangkan
P : Suka nya kalau pelajaran sejarah materi apa?
I : Kerajaan Majapahit
P : Biasanya sumber-sumber sejarah kan bebentuk buku. Kamu suka gak baca
buku? Alasannya?
I : Saya tidak suka membaca buku. Ya sangat membosankan
P : Saat diskusi kelompok kamu lebih suka mencari informasi di buku atau di
internet?
I : Enak di internet sih lebih mudah gak harus cari-cari halaman berapa.
P : Lebih suka menyimak guru menjelaskan atau menyimak video sejarah?
I : Nonton video lebih seru karena bisa dapat gambaran dari cerita-cerita
sejarah
P : Seandainya kamu diberi tugas menyusun makalah, kamu antusias gak?
Alasannya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 217
201
I : Gak antusias lah. Repot bikinnya. Kalau kelompok masih enak kalau
sendiri susah.
P : Biasanya kegiatan apa yang sering kalian lakukan saat pembelajaran
sejarah di kelas?
I : Nonton video, diskusi, terus kadang main game.
P : Seandainya guru memberi pertanyaan di kelas, kamu menujuk diri sendiri
atau menunggu ditunjuk guru?
I :Hmmm sejujurnya saya orangnya takut untuk menjawab pertanyaan guru,
karena takut salah. Lebih baik menunggu guru yang menunjuk saya.
P : Menurut kamu masih ada yang kurang gak dalam pembelajaran sejarah
yang disampaikan oleh gurru?
I : Semua baik kok, ya mungkin kurangi kasih tugas yang banyak.
P : Apa harapan kamu mengenai pelajaran sejarah?
I : Harapannya ingin pelajaran sejarah dibuat lebih menyenangkan aja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 218
202
Lampiran 17
CATATAN LAPANGAN 6
WAWANCARA SISWA
Topik/Judul : Local Instruction Theory Pembelajaran Sejarah pada Materi
Masuknya Agama Islam di Nusantara untuk Mengembangkan
Keterampilan Literasi Siswa Kelas X IPS 1 SMA Pangudi Luhur
St. Louis IX Sedayu
Peneliti : Alexia Dea Ariyanti
Informan : Chiara Santi Fatmawati
Waktu : Sabtu, 11 Mei 2019
Keterangan:
P: Peneliti
I: Informan
P : Apakah kamu suka pelajaran sejarah? Alasannya?
I : Saya suka pelajaran sejarah karena saya kagum dengan perjuangan
masyarakat zaman dulu.
P : Suka nya kalau pelajaran sejarah materi apa?
I : Kerajaan Islam khususnya Kerajaan Mataram Islam.
P : Biasanya sumber-sumber sejarah kan bebentuk buku. Kamu suka gak baca
buku? Alasannya?
I : Saya suka membaca buku tapi yang ada gambarnya. Kalau Cuma tulisan
semua saya kurang suka
P : Saat diskusi kelompok kamu lebih suka mencari informasi di buku atau di
internet?
I : Tentu di internet karena lebih mudah. Selain itu bahasa yang digunakan
lebih mudah dimengerti daripada buku.
P : Lebih suka menyimak guru menjelaskan atau menyimak video sejarah?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 219
203
I : Saya suka keduanya. Selama ini guru menjelaskan sejarah dengan cukup
baiak dan mudah dimengerti. Saya juga suka menonton apalagi yang
berkaiatan dengan sejarah.
P : Seandainya kamu diberi tugas menyusun makalah, kamu antusias gak?
Alasannya?
I :Hmmm..kalau dikasih tugas makalah mau gak mau harus mengerjakan.
Saya lebih suka dikasih tugas membuat poster.
P : Biasanya kegiatan apa yang sering kalian lakukan saat pembelajaran
sejarah di kelas?
I :Banyak ya...ada tanya jawab, kadang kuis, terus ada kerja kelompok juga.
P : Seandainya guru memberi pertanyaan di kelas, kamu menujuk diri sendiri
atau menunggu ditunjuk guru?
I :Tentu saja saya akan menunjuk diri saya sendiri walaupun jawaban saya
salah. Saya termasuk orang yang tidak bisa diam. Jadi sangat senang saat
guru membri pertanyaan.
P : Menurut kamu masih ada yang kurang gak dalam pembelajaran sejarah
yang disampaikan oleh gurru?
I :Kalau dalam pembelajaran sih tidak. Mungkin teman-teman lain yang
kuarang antusias saat belajar sejara sehingga mengganggu yang lain juga.
P : Apa harapan kamu mengenai pelajaran sejarah?
I : Saya ingin teman-teman yang lain bisa menyukai sejarah dan tidak bosan
mempelajarinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 220
204
Lampiran 18
CATATAN LAPANGAN 7
WAWANCARA SISWA
Topik/Judul : Local Instruction Theory Pembelajaran Sejarah pada Materi
Masuknya Agama Islam di Nusantara untuk Mengembangkan
Keterampilan Literasi Siswa Kelas X IPS 1 SMA Pangudi Luhur
St. Louis IX Sedayu
Peneliti : Alexia Dea Ariyanti
Informan : Clarissa Adventri
Waktu : Sabtu, 11 Mei 2019
Keterangan:
P: Peneliti
I: Informan
P : Apakah kamu suka pelajaran sejarah? Alasannya?
I : Dulu saya tidak suka. Tapi semenjak Bu Dhina mengajar saya jadi suka.
P : Suka nya kalau pelajaran sejarah materi apa?
I : Peradaban Mesir
P : Biasanya sumber-sumber sejarah kan bebentuk buku. Kamu suka gak baca
buku? Alasannya?
I : Biasa saja. Saya kadang kalau lagi mood bakal baca buku. Tergantung
mood sih.
P : Saat diskusi kelompok kamu lebih suka mencari informasi di buku atau di
internet?
I :Hmmm...dua-duanya tidak masalah asalkan informasi yang ada lengkap.
Kalau di buku lengkap, saya pilih buku. Tapi kalau di internet lebih lengkap,
saya akan pilih internet.
P : Lebih suka menyimak guru menjelaskan atau menyimak video sejarah?
I :Karena saya hobi nonton, saya lebih suka menyimak video sejarah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 221
205
P : Seandainya kamu diberi tugas menyusun makalah, kamu antusias gak?
Alasannya?
I :Lebih baik kasih tugas lain. Terlalu ribet menyusun makalah, lebih enak
menyusun laporan diskusi.
P : Biasanya kegiatan apa yang sering kalian lakukan saat pembelajaran
sejarah di kelas?
I : Banyak sih.. tapi paling sering diskusi kelompok
P : Seandainya guru memberi pertanyaan di kelas, kamu menujuk diri sendiri
atau menunggu ditunjuk guru?
I : Kalau pertanyaannya mudah saya akan menjawab dengan menujuk diri
saya. Tapi kalau susah saya akan diam saja.
P : Menurut kamu masih ada yang kurang gak dalam pembelajaran sejarah
yang disampaikan oleh guru?
I :Sejauh ini sih menyenangkan. Mungkin medianya harus lebih kreatif biar
lebih semangat buat belajar.
P : Apa harapan kamu mengenai pelajaran sejarah?
I : Saya harap jangan ada tugas makalah lebih baik menyusun laporan diskusi
atau bisa juga membuat artikel dan refleksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 222
206
Lampiran 19
CATATAN LAPANGAN 8
WAWANCARA SISWA
Topik/Judul : Local Instruction Theory Pembelajaran Sejarah pada Materi
Masuknya Agama Islam di Nusantara untuk Mengembangkan
Keterampilan Literasi Siswa Kelas X IPS 1 SMA Pangudi Luhur
St. Louis IX Sedayu
Peneliti : Alexia Dea Ariyanti
Informan : Damianus Anang Setiawan
Waktu : Sabtu, 18 Mei 2019
Keterangan:
P: Peneliti
I: Informan
P : Apakah video yang ditayang membantu kalian dalam memahami materi
yang diajarkan? Alasannya?
I :Sangat membantu, karena gak hanya mendengarkan penjelasan tapi bisa
melihat gambarannya. Ternyata teori-teori masuknya agama Islam di
Nusantara tidak hanya sekedar belajar mengenai teorinya tapi juga
prosesnya. Bagaimana orang gujarat, persia, arab, dan cina bisa sampai ke
Nusantara padahal jaraknya sangat jauh. Sanagt mengagumkan.
P : Lebih suka mencari informasi di Internet atau di buku paket?
I : Internet
P : Apakah sumber-sumber internet yang diberikan oleh peniliti cukup
membantu kamu dalam mencari informasi? Alasannya?
I :Sangat membantu, jadi saya tidak bingung dengan info yang say dapatkan
P : Apakah kegiatan diskusi kelompok membantu kamu dalam mengeluarkan
pendapat? Alasannya?
I :Sangat membatu karena ada teman yang membantu say jadi tidak hanya
saya yang berpikir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 223
207
P : Apakah kegiatan diskusi juga mempermudah kamu memahami materi?
I :Tentu saja karena bisa saling bertukar pendapat dengan teman-teman satu
kelompok.
P : Apakah menulis refleksi mengenai informasi yang kamu dapat saat
pelajaran membantu kamu mengembangkan keterampilan menulis?
I :Ya jadi kita bisa mengingat tentang pelajaran yang dtelah dibahas hari ini.
P : Menurut kamu kegiatan tanya jawab tadi seru gak? Alasanya
I :Seru sih serasa bermain kuis
P : Apa saja kemudahan yang kamu peroleh dalam pembelajaran tadi?
I :Banyak saya bisa mencari informasi sendiri mengenai materi dan mendapat
wawasan dari video yang ditampilkan.
P : Apa saja kesulitan yang kamu peroleh dalam pembelajaran tadi?
I : Gak ada
P : Ada saran mengenai pembelajaran yang diterapkan peneliti?
I : Tidak ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 224
208
Lampiran 20
CATATAN LAPANGAN 9
WAWANCARA SISWA
Topik/Judul : Local Instruction Theory Pembelajaran Sejarah pada Materi
Masuknya Agama Islam di Nusantara untuk Mengembangkan
Keterampilan Literasi Siswa Kelas X IPS 1 SMA Pangudi Luhur
St. Louis IX Sedayu
Peneliti : Alexia Dea Ariyanti
Informan : Fransiskus Wahyu Andrianto
Waktu : Sabtu, 18 Mei 2019
Keterangan:
P: Peneliti
I: Informan
P : Apakah video yang ditayang membantu kalian dalam memahami materi
yang diajarkan? Alasannya?
I : Tentu saja apa lagi video yang ditayangkan sangat seru dan tidak
membosankan.
P : Lebih suka mencari informasi di Internet atau di buku paket?
I : Internet
P : Apakah sumber-sumber internet yang diberikan oleh peniliti cukup
membantu kamu dalam mencari informasi? Alasannya?
I :Ya awalnya waktu tidak ada referensi saya bingung dengan informasi yang
ada di internet. Saya tidak tahu mana sumber yanga benar. Tapi karena ada
referensi saya sangat terbantu.
P : Apakah kegiatan diskusi kelompok membantu kamu dalam mengeluarkan
pendapat? Alasannya?
I :Ya karena berbicara dengan teman lebih mudah dan tidak membuat saya
gugup.
P : Apakah kegiatan diskusi juga mempermudah kamu memahami materi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 225
209
I :Ya karena dikelompok saya bisa bertukar pikiran dengan teman yang lain.
P : Apakah menulis refleksi mengenai informasi yang kamu dapat saat
pelajaran membantu kamu mengembangkan keterampilan menulis?
I :Tentu saja, tidak hanya menulis materi tapi saya bisa menulis nilai-nilai
yang terkandung dalam materi dan bisa saya terapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
P : Menurut kamu kegiatan tanya jawab tadi seru gak? Alasanya
I :Ya, apa lagi peneliti memberi pertanyaan yang mudah.
P : Apa saja kemudahan yang kamu peroleh dalam pembelajaran tadi?
I :Banyak, salah satunya saya bisa belajar bersama dengan teman-teman dan
saling berkerjasama menyelesaikan tugas.
P : Apa saja kesulitan yang kamu peroleh dalam pembelajaran tadi?
I : Saya tidak merasa adanya kesulitan.
P : Ada saran mengenai pembelajaran yang diterapkan peneliti?
I :Akan semakin seru kalau ada game.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 226
210
Lampiran 21
CATATAN LAPANGAN 10
WAWANCARA SISWA
Topik/Judul : Local Instruction Theory Pembelajaran Sejarah pada Materi
Masuknya Agama Islam di Nusantara untuk Mengembangkan
Keterampilan Literasi Siswa Kelas X IPS 1 SMA Pangudi Luhur
St. Louis IX Sedayu
Peneliti : Alexia Dea Ariyanti
Informan : Leonardo Ardian N.
Waktu : Sabtu, 18 Mei 2019
Keterangan:
P: Peneliti
I: Informan
P : Apakah video yang ditayang membantu kalian dalam memahami materi
yang diajarkan? Alasannya?
I :Sangat membantu. Apalagi video yang ditayangkan sangat seru.
P : Lebih suka mencari informasi di Internet atau di buku paket?
I :Internet
P : Apakah sumber-sumber internet yang diberikan oleh peniliti cukup
membantu kamu dalam mencari informasi? Alasannya?
I : Membantu sekali agar tidak terjebak dengan informasi hoax
P : Apakah kegiatan diskusi kelompok membantu kamu dalam mengeluarkan
pendapat? Alasannya?
I :Ya tentu saja, mendengar teman berpendapat membuat saya tanpa sadar
juga ikut mengeluarkan pendapat saya.
P : Apakah kegiatan diskusi juga mempermudah kamu memahami materi?
I :Lebih menyenangkan belajar bersama daripada belajar sendiri
P : Apakah menulis refleksi mengenai informasi yang kamu dapat saat
pelajaran membantu kamu mengembangkan keterampilan menulis?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 227
211
I :Ya tentu saja
P : Menurut kamu kegiatan tanya jawab tadi seru gak? Alasanya
I :Sangat seru, karena memancing ingatan saya mengenai sejarah
P : Apa saja kemudahan yang kamu peroleh dalam pembelajaran tadi?
I :Kegiatan membaca yang dulunya terasa membosankan menjadi lebih seru
P : Apa saja kesulitan yang kamu peroleh dalam pembelajaran tadi?
I :Karena saya sangat antusias dengan pembelajaran, saya tidak merasa
kesulitan.
P : Ada saran mengenai pembelajaran yang diterapkan peneliti?
I :Ya semoga pembelajaran ini sering diterapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 228
212
Lampiran 22
CATATAN LAPANGAN 11
WAWANCARA SISWA
Topik/Judul : Local Instruction Theory Pembelajaran Sejarah pada Materi
Masuknya Agama Islam di Nusantara untuk Mengembangkan
Keterampilan Literasi Siswa Kelas X IPS 1 SMA Pangudi Luhur
St. Louis IX Sedayu
Peneliti : Alexia Dea Ariyanti
Informan : Liliosa Kartika Aji
Waktu : Sabtu, 18 Mei 2019
Keterangan:
P: Peneliti
I: Informan
P : Apakah video yang ditayang membantu kalian dalam memahami materi
yang diajarkan? Alasannya?
I :Ya membantu sekali, saya jadi bisa berimajinasi mengenai para pedagang
yang menyebarkan agama Islam di Nusantara.
P : Lebih suka mencari informasi di Internet atau di buku paket?
I : Internet.
P : Apakah sumber-sumber internet yang diberikan oleh peniliti cukup
membantu kamu dalam mencari informasi? Alasannya?
I :Tanpa referensi yang diberikan mungkin saya kan terjebak dengan
informasi yang salah.
P : Apakah kegiatan diskusi kelompok membantu kamu dalam mengeluarkan
pendapat? Alasannya?
I :Membantu apa lagi saya orang yang agak pendiam dan tidak aktif saat guru
melakukan tanya jawab. Dengan teman saya berani mengeluarkan pendapat
saya.
P : Apakah kegiatan diskusi juga mempermudah kamu memahami materi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 229
213
I :Saya jadi banyak bicara dalam diskusi karena besama teman-teman. Hal ini
samakin mempermudah saya dalam mengumpulkan informasi.
P : Apakah menulis refleksi mengenai informasi yang kamu dapat saat
pelajaran membantu kamu mengembangkan keterampilan menulis?
I :Ya membantu selama ini saya jarang mencatat dengan menulis refleksi
saya bisa menulis hala-hal yang dapatkan mengenai materi dan nilai-nilai
yang ada di dalamnya.
P : Menurut kamu kegiatan tanya jawab tadi seru gak? Alasanya
I :Seru banget. Pertanyaannya pun tidak terlalu susah.
P : Apa saja kemudahan yang kamu peroleh dalam pembelajaran tadi?
I :Dalam kegiatan diskusi saya sangat terbantu.
P : Apa saja kesulitan yang kamu peroleh dalam pembelajaran tadi?
I : Mungkin kesulitannya ada anggota kelompok yang sibuk sendiri.
P : Ada saran mengenai pembelajaran yang diterapkan peneliti?
I :Saya harap ditambah ada permainan-permainan biar semakin seru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 230
214
Lampiran 23
CATATAN LAPANGAN 12
WAWANCARA SISWA
Topik/Judul : Local Instruction Theory Pembelajaran Sejarah pada Materi
Masuknya Agama Islam di Nusantara untuk Mengembangkan
Keterampilan Literasi Siswa Kelas X IPS 1 SMA Pangudi Luhur
St. Louis IX Sedayu
Peneliti : Alexia Dea Ariyanti
Informan : M. Diandra Putri S.
Waktu : Sabtu, 18 Mei 2019
Keterangan:
P: Peneliti
I: Informan
P : Apakah video yang ditayang membantu kalian dalam memahami materi
yang diajarkan? Alasannya?
I :Ya biasa saja sih. Saya memang kurang suka menonton tapi tadi videonya
lumayan bagus.
P : Lebih suka mencari informasi di Internet atau di buku paket?
I :Dua-duanya tidak masalah.
P : Apakah sumber-sumber internet yang diberikan oleh peniliti cukup
membantu kamu dalam mencari informasi? Alasannya?
I :Ya membantu karena tidak perlu pusing lagi mencari sumber yang benar.
P : Apakah kegiatan diskusi kelompok membantu kamu dalam mengeluarkan
pendapat? Alasannya?
I :Ya namanya diskusi, tentunya sangat membantu mengeluarkan pemikiran
saya.
P : Apakah kegiatan diskusi juga mempermudah kamu memahami materi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 231
215
I :Ya kita satu kelompok bersama mencari informasi dan kemudian
menyatukannya dan mempelajarinya bersama. Hal ini sangat membantu
saya memahami materi.
P : Apakah menulis refleksi mengenai informasi yang kamu dapat saat
pelajaran membantu kamu mengembangkan keterampilan menulis?
I :Tidak juga, biasa saja.
P : Menurut kamu kegiatan tanya jawab tadi seru gak? Alasanya
I :Ya seru sih tadi. Kita berlomaba-lomba untuk menjawab benar.
P : Apa saja kemudahan yang kamu peroleh dalam pembelajaran tadi?
I :Ya membantu saya memahami materi dengan diskusi bersama teman.
P : Apa saja kesulitan yang kamu peroleh dalam pembelajaran tadi?
I :Ya gak ada sih.
P : Ada saran mengenai pembelajaran yang diterapkan peneliti?
I :Dalam kegiatan tanya jawab yang berhasil menjawab dapat hadiah bisa
poin atau barang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 232
216
Lampiran 24
HASIL PRODUK PENELITIAN
Kelompok 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 233
217
Kelompok 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 234
218
Kelompok 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 235
219
Kelompok 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 236
220
Kelompok 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 237
221
Kelompok 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 238
222
Kelompok 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 239
223
Kelompok 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 240
224
Lampiran 25
DOKUMENTASI PENELITIAN
Wawancara Observasi bersama Alfonseus Ontaro, Antonio Alam Bayu A.,
Antonio Dito, Chiara Santi F., dan Clarissa Adventri pada tanggal 11 Mei 2019
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Wawancara Observasi bersama Alfonseus Ontaro, Antonio Alam Bayu A.,
Antonio Dito, Chiara Santi F., dan Clarissa Adventri pada tanggal 11 Mei 2019
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 241
225
Aktivitas peserta didik menyimak peneliti menjelaskan materi pada Siklus 1 pada
tanggal 14 Mei 2019
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Aktivitas tanya jawab pada Siklus 1 pada tanggal 14 Mei 2019
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 242
226
Aktivitas peserta didik menyimak video di Siklus 2 pada tanggal 18 Mei 2019
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Aktivitas peserta didik dalam diskusi kelompok di Siklus 2 pada tanggal 18 Mei
2019
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 243
227
Aktivitas Peserta Didik menulis refleksi di Siklus 2 pada tanggal 18 Mei 2019
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Wawancara dengan peserta didik untuk Analisis Restrospektif
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 244
228
Wawancara dengan peserta didik untuk Analisis Restrospektif
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI