Top Banner
LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA MATERI TEORI-TEORI MASUKNYA AGAMA ISLAM DI NUSANTARA UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN LITERASI SISWA KELAS X IPS 1 SMA PANGUDI LUHUR ST. LOUIS IX SEDAYU SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah Oleh: ALEXIA DEA ARIYANTI 151314012 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
244

LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

Nov 04, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

i

LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA

MATERI TEORI-TEORI MASUKNYA AGAMA ISLAM DI NUSANTARA

UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN LITERASI

SISWA KELAS X IPS 1 SMA PANGUDI LUHUR ST. LOUIS IX SEDAYU

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh:

ALEXIA DEA ARIYANTI

151314012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

iv

PERSEMBAHAN

Dengan penuh ucapan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, skripsi ini

saya persembahkan kepada:

1. Kedua orang tuaku, Bapak Alexander Semi dan Ibu Margareta Dwi Retno

Wulandari dan juga adikku Marcellino Bramasta yang selalu mendoakan,

memberi dukungan serta semangat dan motivasi.

2. Dosen Pembimbing Bapak Hendra Kurniawan, M. Pd. Dan Ibu Dra. Theresia

Sumini, M. Pd. yang selalu membimbing, memberi semangat, dan memotivasi

penulis.

3. Keluarga besar Kost Brojowikalpo yang selalu memberi semangat dan

dukungan.

4. Sahabat-sahabatku tersayang Fransisca Fina, Maria Dwi Ariasari, Fenita

Situmorang, dan Andriyani Simarmata yang selalu memberi semangat dan

mendampingi dalam proses mengerjakan skripsi.

5. Semua yang mendukung dalam proses pembuatan skripsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

v

MOTTO

“Manusia hanya bisa berusaha. Selebihnya Tuhan yang akan menentukan. God is

Good.”

(Kevin Sanjaya Sukamuljo)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

viii

ABSTRAK

LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA

MATERI TEORI-TEORI MASUKNYA AGAMA ISLAM DI NUSANTARA

UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN LITERASI

SISWA KELAS X IPS 1 SMA PANGUDI LUHUR ST. LOUIS IX SEDAYU

Alexia Dea Ariyanti

151314012

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Hypothetical Learning

Trajecteory (HLT) sejarah pada materi teori-teori masuknya agama Islam di

Nusantara yang dapat membantu siswa kelas X IPS SMA Pangudi Luhur St.

Louis IX Sedayu mengembangkan keterampilan literasi.

Penelitian ini menggunakan design research atau penelitian desain yang

berorientasi untuk pengembangan pembelajaran (development studies). Subjek

dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPS 1 SMA Pangudi Luhur Sedayu.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes, kuesioner,

wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah

kualitatif deskriptif yang meliputi tes awal, siklus 1, siklus 2, tes akhir, dan

reliabilitas.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa HLT sejarah pada materi teori-teori

masuknya agama Islam di Nusantara dapan membantu siswa kelas XIPS 1 SMA

Pangudi Luhur Sedayu mengembangkan keterampilan literasi dengan langkah

sebagai berikut: (1) persiapan desain pembelajaran berupa RPP, (2) percobaan

desain pembelajaran dilakukan dengan baik sesuai dengan desain yang dirancang,

(3) analisis restrospektif dilakukan dengan menganalisis video proses

pembelajaran, wawancara siswa, dan analisis hasil kerja siswa (kognitif, afektif,

dan psikomotorik). Berdasarkan analisis tersebut dihasilkan Local Instruction

Theory (LIT) yaitu pembelajaran sejarah berbasis literasi pada materi teori-teori

masuknya agama Islam di Nusantara mampu mengembangkan keterampilan

literasi siswa meliputi kegiatan membaca, menulis, menyimak, dan berbicara di

kelas XI IPS 1 SMA Pangudi Luhur.

Kata Kunci: Keterampilan Literasi, Pembelajaran Sejarah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

ix

ABSTRACT

LOCAL INSTRUCTION THEORY OF HISTORY LEARNING IN THE

MATERIAL THEORIES OF THE ENTRY OF ISLAMIC RELIGION IN

THE ARCHIPELAGO TO DEVELOP LITERATION SKILLS OF CLASS

X IPS 1 AT SMA PANGUDILUHUR ST. LOUIS IX SEDAYU

Alexia Dea Ariyanti

151314012

This research aims to describe the Hypothetical Learning Trajectory (HLT),

the history of the material theories of the entry of Islamic religion in the

archipelago which can help students of class X IPS 1 at SMA Pangudi Luhur St.

Sedayu Louis IX developed literacy skills.

This research uses design research that is oriented to learning development

(development studies). The subjects in this research are students of class X IPS 1

at SMA Pangudi LuhurSedayu. Data collection techniques used in this research

are observations, tests, questionnaires, interviews, and documentation. The data

analysis technique of this research uses the qualitative description covering initial

test, cycle 1, cycle 2, final test, and reliability.

Based on the analysis, the results show that (HLT), the history of the

material theories of the entry of Islamic religion in the archipelago which can help

students of class X IPS 1 at SMA Pangudi Luhur St. Sedayu Louis IX developed

literacy skills as: (1) the preparation of learning design in the form of lesson plan

(RPP), (2)learning design experiments carried out with the design that has been

designed, (3) a retrospective analysis carried out by analyzing the video of the

learning process, interviewing students, and analyzing the work of students

(cognitive, affective, and psychomotor). Based on the analysis, Local Instruction

Theory (LIT) is learning history literacy based the material theories of the entry of

Islamic religion in the archipelago capable of developing stydents literacy skills in

reading, writing, listening, and speaking of class XI IPS 1 at SMA Pangudi Luhur.

Keywords: Literacy Skills, Learning History

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang

berjudul “Local Instruction Theory Pembelajaran Sejarah Materi Teori-Teori

Masuknya Agama Islam di Nusantara untuk Mengembangkan Keterampilan

Literasi pada Siswa Kelas X IPS 1 SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu”

dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar sarjana

pendidikan.Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan beberapa pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pengetahuan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Ig. Bondan Suratno, S. Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universutas

Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Ibu Dra. Theresia Sumini, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing II yang senantiasa memberi

perhatian, arahan, semangat, kesabaran, dan motivasi kepada penulis selama

penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Hendra Kurniawan, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik

(DPA) dan Dosen Pembimbing I yang senantiasa memberi perhatian, arahan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

xii

DAFTAR ISI

Hlm

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. iv

HALAMAN MOTTO .................................................................................. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ..................................

vii

ABSTRAK .................................................................................................... viii

ABSTRACT .................................................................................................. ix

KATA PENGANTAR .................................................................................. x

DAFTAR ISI ................................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xvi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................ 8

C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 8

D. Batasan Masalah ........................................................................... 9

E. Manfaat Penelitian ....................................................................... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ....................................................................... 11

A. Kajian Teori ................................................................................. 11

1. Pembelajaran Sejarah ............................................................ 11

2. Desain Pembelajaran ............................................................. 17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

xiii

3. Literasi .................................................................................. 22

4. Teori-teori Masuknya Agama Islam ke Nusantara ............... 37

B. Penelitian yang Relevan ............................................................... 44

C. Kerangka Pikir ............................................................................. 46

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 49

A. Jenis Penelitian ............................................................................. 49

B. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 50

C. Subjek dan Objek Penelitian ........................................................ 51

D. Prosedur Penelitian ....................................................................... 51

E. Hypothetical Learning Trajectory ................................................ 54

F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 56

G. Instrumen Pengumpulan Data ...................................................... 58

H. Validasi Data ................................................................................ 61

I. Teknik Analisis Data .................................................................... 63

J. Sistematika Penulisan ................................................................... 65

BAB IV HASIL PENELITIAN.................................................................... 67

A. Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................ 67

1. Persiapan Desain ................................................................... 67

2. Percobaan Desain .................................................................. 85

3. Analisis Restrospektif ........................................................... 104

B. Pembahasan .................................................................................. 115

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 135

A. Kesimpulan .................................................................................. 136

B. Saran ............................................................................................. 137

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 139

LAMPIRAN .................................................................................................. 144

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

xiv

DAFTAR TABEL

Hlm

Tabel 1. Pihak Pelaksanaan Komponen Literasi ............................................ 28

Tabel 2. Tahap 3 GLS (Tahap Pembelajaran) ............................................... 32

Tabel 3. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ......................................................... 50

Tabel 4. Kisi-kisi Wawancara Guru dan Peserta Didik ................................. 59

Tabel 5. Data Nilai Aspek Kognitif Peserta Didik Pembelajaran Sejarah

Indonesia pada Materi Teori-teori Masuknya Agama Islam ke Nusantara ...

76

Tabel 6. Data Perkembangan Keterampilan Literasi ..................................... 77

Tabel 7. Data Nilai Aspek Kognitif Peserta Didik Pembelajaran Sejarah

Indonesia pada Materi Teori-teori Masuknya Agama Islam ke Nusantara....

108

Tabel 8. Data Perkembangan Keterampilan Literasi ..................................... 110

Tabel 9. Kriteria Penilaian Keterampilan Peserta Didik ................................ 111

Tabel 10. Data Nilai Aspek Psikomotorik dalam Penugasan Diskusi

Kelompok .......................................................................................................

112

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

xv

DAFTAR GAMBAR

Hlm

Gambar I. Kerangka Pikir .......................................................................... 48

Gambar II. Model Design Research oleh Gravemeijer dan Cobb............... 54

Gambar III. Diagram Hasil Perkembangan Keterampilan Literasi Peserta

Didik ..............................................................................................................

78

Gambar IV. Diagram Hasil Perkembangan Keterampilan Literasi Peserta

Didik ..............................................................................................................

110

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Hlm

Lampiran 1. Silabus ....................................................................................... 144

Lampiran 2. Desain Awal Berupa RPP .......................................................... 145

Lampiran 3. Desain Akhir Berupa RPP ......................................................... 161

Lampiran 4. Kisi-kisi Soal Observasi ............................................................ 182

Lampiran 5. Kisi-kisi Soal Tes Akhir ............................................................ 183

Lampiran 6. Instrumen Observasi Aktivitas Guru di Kelas ........................... 184

Lampiran 7. Instrumen Observasi Aktivitas Siswa di Kelas ......................... 186

Lampiran 8. Kisi-kisi Keterampilan Literasi untuk Observasi ...................... 187

Lampiran 9. Instrumen Kuesioner Keterampilan Literasi untuk Observasi 188

Lampiran 10. Kisi-kisi Keterampilan Literasi Akhir ..................................... 190

Lampiran 11. Instrumen Kuesioner Keterampilan Literasi Akhir ................. 191

Lampiran 12. Catatan Lapangan 1 Nama Narasumber .................................. 193

Lampiran 13. Catatan Lapangan 2 ................................................................. 194

Lampiran 14. Catatan Lapangan 3 ................................................................. 196

Lampiran 15. Catatan Lapangan 4 ................................................................. 198

Lampiran 16. Catatan Lapangan 5 ................................................................. 200

Lampiran 17. Catatan Lapangan 6 ................................................................. 202

Lampiran 18. Catatan Lapangan 7 ................................................................. 204

Lampiran 19. Catatan Lapangan 8 ................................................................. 206

Lampiran 20. Catatan Lapangan 9 ................................................................. 208

Lampiran 21. Catatan Lapangan 10 ............................................................... 210

Lampiran 22. Catatan Lapangan 11 ............................................................... 212

Lampiran 23. Catatan Lapangan 12 ............................................................... 214

Lampiran 24. Hasil Produk Literasi ............................................................... 218

Lampiran 25. Dokumentasi Penelitian ........................................................... 224

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan merupakan proses

pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha

mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.1 Pendidikan

dipandang sebagai sarana untuk mengasah keterampilan dan membentuk

kepribadian. Selain itu pendidikan mempunyai peranan penting dalam menjamin

perkembangan dan kelangsungan bangsa. Berdasarkan Undang-Undang Nomor

20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab I pasal 1,

merumuskan bahwa:2

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mengwujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Pendidikan hendaknya berkualitas dengan menerapkan pembelajaran yang

efektif dan efisien dengan melibatkan semua komponen-komponen pendidikan,

seperti mencakup tujuan pengajaran, guru, dan peserta didik, bahan pelajaran,

strategi, atau metode, belajar mengajar, alat dan sumber pelajaran serta evaluasi.

Komponen-komponen tersebut dilibatkan secara langsung tanpa menonjolkan

salah satu komponen saja, akan tetapi komponen tersebut diberdayakan secara

1 Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima, Aplikasi luring resmi Badan Pengembangan dan

Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2http://referensi.elsam.or.id/2014/11/uu-nomor-20-tahun-2003-tentang-sistem-pendidikan-

nasional/. Diakses pada tanggal 26 Februari 2019, pukul 14.05.

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

2

bersama-sama. Hal ini diharapkan agar pendidikan menjadi bermutu dan berdaya

saing tinggi dalam kehidupan global.

Di Indonesia, pemerintah memiliki peran dalam mencari solusi untuk

memperbaiki sistem pendidikan. Solusi ini diharapkan mampu mengurangi

permasalahan-permasalahan di dunia pendidikan. Permasalahan yang paling

menonjol dalam pendidikan di Indonesia adalah minat membaca peserta didik

sangat rendah. Padahal membaca sudah menjadi kebiasaan bagi masyarakat di

peradaban modern ini. Yogyakarta merupakan kota yang terkenal dengan dunia

pendidikan sehingga mendapat julukan sebagai kota pelajar.3 Namun hal ini tidak

membuat masyarakat Yogyakarta memiliki minat membaca yang tinggi. Terbukti

dengan hasil survei yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2016,

Yogyakarta menempati peringkat ke-4. Sebelumnya pada tahun 2014 menduduki

peringkat pertama.4 Dengan ini membuktikan bahwa peserta didik di Yogyakarta

memiliki minat membaca yang rendah.

Banyak faktor yang memengaruhi peserta didik enggan untuk membaca

buku. Faktor pertama adalah perkembangan teknologi yang pesat. Salah satunya

perkembangan gawai. Gawai pada zaman sekarang bersifat multifungsi, dapat

untuk menonton film, memotret, merekam, bermain games, dan media sosial

sebagai sarana hiburan. Dengan perkembangan teknologi tersebut membuat

peserta didik cenderung memilih bermain gawai daripada membaca buku. Faktor

kedua, akses ke fasilitas pendidikan belum merata dan minimnya kualitas sarana

3Sri Rumani, ―Predikat Yogyakarta Sebagai Kota Pendidikan‖, diakses dari

https://www.kompasiana.com/srirumani/5ae8ea3fdd0fa802611a8862/yogyakartakotapendidikan,

pada tanggal 26 Februari 2019 pukul 15.30 WIB. 4http://jogja.tribunnews.com/2014/12/21/minat-baca-warga-diy-masih-rendah. Diakses tanggal 26

Februari 2019 pukul 15.45 WIB.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

3

pendidikan. Sudah menjadi fakta bahwa kita masih melihat banyak anak yang

putus sekolah, sarana pendidikan yang tidak mendukung kegiatan belajar

mengajar, dan panjangnya rantai birokrasi dalam dunia pendidikan. Hal inilah

yang secara tidak langsung menghambat perkembangan kualitas literasi di

Indonesia. Terakhir adalah masih kurangnya produksi buku di Indonesia sebagai

dampak dari belum berkembangnya penerbit di daerah, bagi produsen buku dirasa

belum adil, dan wajib pajak bagi penulis yang mendapatkan royalti rendah

sehingga memadamkan motivasi mereka untuk melahirkan buku berkualitas.

Dengan berbagai faktor yang memengaruhi penurunan minat baca membuat

wawasan dan pengetahuan peserta didik menjadi rendah juga.5

Mengacu pada permasalahan ini, lembaga sekolah di Yogyakarta berupaya

menciptakan suatu strategi untuk meningkatkan minat baca peserta didik. Salah

satu upaya yang dilakukan adalah menjalankan peraturan yang telah diterapkan

pemerintah, yaitu Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud)

Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Pelaksanaan

Penumbuhan Budi Pekerti memiliki dasar nilai-nilai kemanusiaan dan kebangsaan

yang berguna untuk menumbuhkan potensi peserta didik, khususnya mendorong

peserta didik untuk gemar membaca dan mengembangkan minat sesuai dengan

bakat yang dimiliki peserta didik. Hal ini bertujuan agar peserta didik mampu

5Nurul Iswara, ―Ini Penyebab Rendahnya Minat Baca di Indonesia‖, diakses melalui

https://kumparan.com/nuruliswari/inipenyebabrendahnyaminatbacadiindonesia1504967041086,

tanggal 26 Februari 2019 pukul 18.00 WIB.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

4

mengembangkan dirinya. Baiknya Penumbuhan Budi Pekerti dimulai dari jenjang

SD, SMP, dan SMA/SMK.6

Dalam penerapan Penumbuhan Budi Pekerti dilakukan berbagai kegiatan

pembiasaan, salah satunya adalah Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Pemerintah

khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengembangkan GLS

dengan tujuan untuk membiasakan dan memotivasi peserta didik agar giat

membaca dan menulis guna mengatasi rendahnya minat baca. GLS merupakan

upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai

organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan

publik.7

Tahapan dalam program GLS ada 3 yaitu tahap pembiasaan, tahap

pengembangan, dan tahap pembelajaran. Pada tahap pembiasaan yang dilakukan

adalah membaca buku non pelajaran selama 15 menit sebelum pelajaran dimulai.

Sekolah-sekolah Indonesia sudah menerapkan pembiasaan ini dengan baik.

Kegiatan pada tahap pengembangan sama dengan tahap pembiasaan. Bedanya

adalah kegiatan membaca buku selama 5 menit dilanjutkan dengan kegiatan

pengembangan. Peserta didik didorong untuk menunjukkan keterlibatan pikiran

dan emosinya dengan proses membaca melalui kegiatan produktif secara lisan

maupun tulisan.8 Mengingat kegiatan tindak lanjut memerlukan waktu tambahan

di luar 15 menit membaca, sekolah didorong untuk memasukkan waktu literasi

6Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2015

tentang Penumbuhan Budi Pekerti, hlm. 4. 7Hendra Kurniawan, Literasi dalam Pembelajaran Sejarah, Yogyakarta: Gava Media, 2018, hlm.

22. 8 Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah

Menengah Atas, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan, hlm. 15.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

5

dalam jadwal pelajaran sebagai kegiatan membaca mandiri atau sebagai bagian

dari kegiatan kokurikuler.9

Pemanfaatan literasi juga tidak semata-mata hanya sebelum pelajaran

dimulai. GLS juga mengembangkan tahap pembelajaran dalam literasi. Melalui

kurikulum 2013 memberikan peluang agar literasi juga bisa diterapkan di dalam

pembelajaran. Khususnya dalam pelajaran sejarah Indonesia maupun peminatan,

dimana kesempatan untuk mengontruksi pengetahuan sekaligus nilai dan

kesadaran sejarah semakin terbuka lebar.10

Sehingga pembelajaran sejarah

semakin menarik, bermakna, dan tidak kering dengan adanya literasi. Apalagi

pelajaran sejarah erat kaitannya dengan membaca karena sumber-sumbernya

berasal dari buku.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor

22 tahun 2006 tentang Standar Isi yang tercantum dalam lampiran Peraturan

Menteri, untuk satuan pendidikan dasar dan menengah dijelaskan terkait materi

dan tujuan dari pembelajaran sejarah maka mata pelajaran sejarah memiliki arti

strategis dalam pembentukan watak dan peradaban bangsa yang bermartabat serta

dalam pembentukan manusia Indonesia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta

tanah air. Pembelajaran sejarah yang selama ini dianggap membosankan,

menuntut guru menemukan solusi yang tepat agar pembelajaran menjadi lebih

menarik dan berkesan.

Pembelajaran sejarah yang erat kaitannya dengan literasi memiliki

tantangan untuk mencari strategi yang tepat agar digunakan dalam pembelajaran.

9 Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, loc. cit.

10Hendra Kurniawan, op. cit, hlm. 45.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

6

Siswa memiliki perkembangan literasi yang berbeda. Guru mengetahui tingkat

kemampuan siswa di kelas tempat ia mengajar sehingga dapat mengklasifikasikan

siswa berhasil dan siswa yang membutuhkan bantuan. Siswa bermasalah harus

ditangani sebaik-baiknya agar dapat mengikuti kegiatan pembelajaran kembali.

Guru sebagai orang dewasa di kelas harus mampu melakukan penilaian yang baik

untuk mengajarkan literasi kepada siswa yang kurang baik perkembangan

literasinya. Maka dari itu, guru harus memiliki latar belakang pendidikan literasi

dengan mengikuti berbagai pelatihan agar masalah tersebut dapat teratasi.

SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu merupakan salah satu SMA

swasta di Yogyakarta yang sudah menerapkan pembelajaran berbasis literasi.

SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu beralamat di Jl. Wates Km.12 Argosari,

Sedayu, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Walaupun SMA Pangudi Luhur St.

Louis Sedayu cukup jauh dari pusat kota, tidak menutup kemungkinan sekolah ini

memiliki banyak prestasi. GLS di SMA Pangudi Luhur sudah diterapkan sejak

tahun 2017. Biasanya GLS yang dilakukan adalah membaca buku non pelajaran

selama 15 menit sebelum pelajaran dimulai. Selain itu sekolah juga menerapkan

literasi di dalam bahan ajar walaupun belum optimal. Terutama pada

pembelajaran sejarah yang masih dianggap peserta didik sebagai mata pelajaran

yang membosankan dan menuntut mereka untuk hapalan. Berdasarkan hasil

wawancara dengan guru mata pelajaran sejarah di SMA Pangudi Luhur, guru

sudah optimal dalam merancang pembelajaran sejarah berbasis literasi, namun

belum cukup membuat peserta didik merasa tertarik belajar sejarah. Mereka

kurang tertarik membaca buku sejarah yang mengakibatkan rendahnya minat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

7

baca. Minat baca yang rendah mempengaruhi hasil belajar yang tidak optimal. Hal

ini yang menghambat pengetahuan peserta didik dalam pelajaran sejarah.

Berdasarkan masalah yang sudah dijabarkan di atas, peneliti akan membuat

desain pembelajaran guna membantu peserta didik dalam memahami pelajaran

sejarah. Desain pelajaran yang akan peneliti terapkan di sekolah adalah desain

pembelajaran yang berbasis literasi. Desain pembelajaran ini akan

mengkhususkan pada mata pelajaran Sejarah Indonesia materi teori-teori

masuknya agama Islam ke Nusantara. Biasanya materi ini hanya dijabarkan saja

dan membuat peserta didik menjadi bosan. Melalui desain ini peserta didik diberi

kesempatan untuk membangun dan mengembangkan ide dan pemikiran mereka

ketika mengkontruksikan sejarah. Guru dapat memilih aktivitas pembelajaran

yang sesuai sebagai dasar untuk merangsang peserta didik berpikir dan bertindak

ketika mengonstruksi sejarah, khususnya pada materi teori-teori masuknya Islam

ke Nusantara. Dengan desain pembelajaran berbasis literasi diharapkan peserta

didik lebih cepat memahami materi yang diajarkan sehingga prestasi peserta didik

mengalami peningkatan.

Peneliti mengembangkan desain pembelajaran ini dengan menggunakan

model penelitian design research. Model penelitian ini memfokuskan guru

mengembangkan solusi untuk memecahkan suatu masalah yang khas pada suatu

kelas agar meningkatkan kualitas pembelajaran. Design Research ini bersifat

Local Instruction Theory yang merupakan sebuah teori tentang proses

pembelajaran yang mendeskripsikan lintasan pembelajaran pada suatu topik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

8

tertentu dengan sekumpulan aktivitas yang mendukungnya.11

Untuk itu peneliti

mengambil judul Local Instruction Theory Pembelajaran Sejarah pada Materi

Teori-Teori Masuknya Agama Islam di Nusantara untuk Mengembangkan

Keterampilan Literasi Siswa Kelas X IPS 1 SMA Pangudi Luhur St. Louis IX

Sedayu

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah sebagai berikut:

Bagaimana Hypothetical Learning Trajectory (HLT) sejarah pada materi teori-

teori masuknya agama Islam di Nusantara dapat membantu siswa kelas X IPS 1

SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu mengembangkan keterampilan literasi?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut:

Mendeskripsikan Hypothetical Learning Trajectory (HLT) sejarah pada materi

teori-teori masuknya agama Islam di Nusantara yang dapat membantu siswa kelas

X IPS 1 SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu mengembangkan keterampilan

literasi

D. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah pada desain pembelajaran

berbasis literasi untuk siswa kelas X IPS SMA Pangudi Luhur St. Louis Sedayu

pada pokok bahasan teori-teori masuknya agama Islam di Nusantara.

11

Rully Charitas Indra Pratama, Design Research: Teori Implementasinya: Suatu Pengantar,

Depok: Rajawali Pers, 2017, hlm. 22.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

9

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Untuk menghasilkan Local Instruction Theory (LIT) berbasis literasi pada

mata pelajaran Sejarahh Indonesia pokok bahasan teori-teori masuknya agama

Islam di Nusantara.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi universitas, sekolah,

penulis, guru, dan peserta didik dengan uraian sebagai berikut:

a. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi Universitas

Sanata Dharma untuk bahan kajian mengenai pembelajaran sejarah berbasis

literasi dan design research pada bidang studi sejarah.

b. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan atau rekomendasi bagi

warga sekolah dalam meningkatkan budaya literasi dan kualitas pembelajaran

untuk peserta didik.

c. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan wawasan bagi

guru khususnya guru mata pelajaran sejarah untuk memanfaatkan literasi

dalam pembelajaran sehingga meningkatkan minat baca dan hasil belajar

peserta didik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

10

d. Bagi Peserta Didik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu peserta didik dalam

menumbuhkan minat baca terhadap buku-buku sejarah sehingga hasil belajar

yang diperoleh meningkat.

e. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan peneliti tentang

penelitian design research, dan praktik pembelajaran khususnya dalam

mendesain pembelajaran berbasis literasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pembelajaran Sejarah

a. Belajar

Menurut teori Gestalt yang terpenting dalam belajar adalah penyesuaian

pertama, yaitu mendapatkan respon atau tanggapan yang tepat. Belajar yang

terpenting bukan mengulangi hal-hal yang harus dipelajari, tetapi mengerti atau

memperoleh insight. Dalam teori Gestalt prinsip-prinsip belajar, dirumuskan

sebagai berikut12

:

1) Belajar berdasarkan keseluruhan

2) Belajar adalah suatu proses perkembangan

3) Anak didik sebagai organisme keseluruhan

4) Terjadi transfer

5) Belajar adalah reorganisasi pengalaman

6) Belajar harus dengan insight dan,

7) Belajar berlangsung terus-menerus.

Mengenai belajar, Gagne memberikan dua definisi, yaitu 13

:

1) Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam

pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku dan,

2) Belajar adalah pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari

intruksi.

Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan ingatan

mempengaruhi siswa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum

mengalami situasi itu ke waktu sesudah mengalami situasi tadi.14

Terdapat dua

12

Syaiful Bahri Djamarah., Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, hlm. 19. 13

Ibid, hlm. 2 14

M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004, hlm. 84.

11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

12

teori fundamental tentang belajar yang membentuk sebagian besar pandangan dan

pemahaman sesorang tentang belajar, yaitu aliran behaviorisme dan aliran

kognitivisme.15

Perbedaan yang mendasar antara behaviorisme dan kognitivisme adalah

pada makna ‗perubahan‘ pada individu yang belajar akibat dari proses belajar.

Behaviorisme memandang bahwa proses belajar dianggap berhasil jika terjadi

perubahan perilaku yang dapat diamati secara kasat mata. Sedangkan,

kognitivisme memandang keberhasilan proses belajar jika terjadi perubahan yang

bersifat progresif pada struktur berpikir (schema) pada individu yang belajar

akibat dari pemprosesan informasi baru terhadap informasi yang sudah ada

(interaksi antara pengalaman lama dan pengalaman baru).16

Menjembatani perbedaan tersebut, Gagne & Briggs mengemukakan definisi

belajar sebagai: “A naturalprocess that leads to change in what we know, what we

cando, and how we behave”. Dalam definisi ini, Gagne & Briggs menunjukkan

bahwa perubahan akibat dari proses belajar dapat terjadi pada ranah pengetahuan

atau pemikiran (Know), ranah tindakan (Do), dan ranah perilaku (Behave).17

Sejalan dengan Gagne & Briggs, Heinich dkk. dalam buku Pribadi

mendefinisikan belajar sebagai: “… development of new knowledge, skills,

orattitudes as individual interact with learning resources.”.18

Dalam hal ini,

Heinich dkk memandang belajar sebagai proses pengembangan pengetahuan baru,

15

Karwono dan Heni Mularsih, Belajar dan Pembelajaran: Serta Pemanfaatan Sumber dan

Belajar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2017, hlm. 19-20. 16

S. Putrawangsa, Desain Pembelajaran: Design Research sebagai Pendekatan Desain

Pembelajaran, CV. Reka Karya Amerta, 2018, hlm. 11-13. 17

Gagne, R.M. dan Briggs, L.J, Principles of Instructional Design (Second Edition), New York:

Holt, Rinehart & Winston, 1979, hlm 1-2. 18

Pribadi, B. A, Model Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Penerbit Dian Rakyat. 2009, hlm 6.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

13

keterampilan baru, atau sikap baru sebagai akibat dari interaksi dengan sumber

belajar.19

Belajar sebagai perubahan yang relatif permanen dalam pengetahuan

dan perilaku individu yang belajar akibat dari pengalaman. Ada tiga syarat

sesorang dianggap belajar, yaitu:20

1) Terjadinya perubahan pengetahuan dan perilaku yang bersifat relatif

permanen.

2) Pada ranah pengetahuan, perubahan terjadi pada struktur dan isi

pengetahuan.

3) Penyebab terjadinya perubahan tersebut adalah akibat dari

pengalaman, bukan karena pertumbuhan atau perkembangan

biologis.

Tiga definisi belajar di atas sejalan dengan tujuan belajar yang dikemukakan

oleh Bloom dkk, yaitu proses belajar diorientasikan pada perkembangan ranah

kognitif (mental atau pikiran), psikomotorik (kemampuan kerja atau tindakan),

dan afektif (sikap atau perilaku). Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa makna

belajar menurut Bloom dkk. adalah suatu proses untuk melakukan perubahan

yang progresif pada ranah kognitif (mental atau pikiran), psikomotorik

(kemampuan kerja atau tindakan), dan afektif (sikap atau perilaku) dari individu

yang belajar.21

Belajar adalah perubahan pada sesorang akibat dari pengalaman. Dalam

definisi ini, ada dua komponen penting dalam belajar, yaitu: 22

1) Adanya perubahan pada individu pembelajar,

2) Perubahan tersebut diakibatkan oleh pengalaman.

19

S. Putrawangsa, op. cit, hlm 4 20

Smith, P.L. dan Ragan, T.L, Instructional Design. Upper Saddle River, New Jersey: Merril

Prentice Hall Inc, 2003. 21

S. Putrawangsa, loc. cit. 22

Driscoll, M. P., Psychology of learning for instruction (2nd ed.). Boston: Allyn & Bacon, 2000.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

14

Perubahan dalam hal ini bukanlah perubahan yang disebabkan oleh

perkembangan biologis seorang individu, misalnya berubah semakin tinggi atau

semakin gemuk.

Sedangkan Slavin mengemukakan belajar sebagai: “... the acquisition of

abilities that are notinnate” dan “Learning depends on experience,

includingfeedback from the environment.”. Dalam definisi ini, Slavin ingin

menegaskan bahwa belajar adalah proses penguasaan kemampuan, yaitu

kemampuan yang bukan merupakan akibat dari bawaan lahir.23

Misalnya, karena

tumbuh semakin tinggi, seorang anak akhirnya dapat menyentuh pegangan kunci

di rumahnya. Kemampuan semacam ini bukanlah diakibatkan oleh proses belajar.

Contoh lainnya yang bukan termasuk tergolong belajar adalah kemampuan

seorang bayi merespon dengan cara menangis ketika merasa sakit atau kelaparan.

Hal ini dikarenakan kemampuan tersebut merupakan kemampuan bawaan sejak

lahir.

b. Pembelajaran Sejarah

Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerjasama antara guru dan

siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik potensi yang

bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri seperti minat, bakat, dan kemampuan

dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar maupun potensi yang ada diluar diri

siswa seperti lingkungan, sarana, dan sumber belajar sebagai upaya untuk

mencapai tujuan belajar tertentu.24

23

Slavin, R.E., Educational Psychology: Theory and Practice (Eight Edition). Boston: Pearson

Education, Inc, 2006, hlm. 159. 24

Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta:

Prenada, 2009, hlm. 29.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

15

Mengajar sejarah artinya membantu peserta didik umtuk mempelajari

sejarah sehingga guru harus mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan

pembelajaran sejarah agar dapat menentukan strategi atau metode yang tepat

digunakan untuk membantu peserta didik dalam belajar.25

Sampai sekarang

pembelajaran sejarah di sekolah-sekolah Indonesia lebih fokus pada kegiatan

menghafal fakta-fakta sejarah. Padahal ingatan yang berasal dari teknik hafalan

lebih mudah terlupakan sehingga peserta didik tidak mampu memaknai sejarah

yang dipelajari. Materi sejarah harus disampaikan sesuai dengan urutan

periodisasinya kemudian disusun dengan logis sesuai fakta yang ada agar mudah

dimengerti peserta didik.26

Maka, seorang guru sejarah harus menguasai materi

sejarah dan menciptakan strategi pmbelajaran baru. Jangan mengandalkan teknik

hafalan hanya demi menjawab soal-soal ujian atau tes semata. Padahal faktanya

pelajaran sejarah harus ditanamkan kedalam diri peserta didik agar tidak

melupakan sejarah bangsanya sendiri.

Mengajar membutuhkan kemampuan dan keterampilan yang tinggi. Guru

diharuskan mampu mengelola kegiatan pembelajaran dalam hal merencanakan,

mengatur, dan mengarahkan.27

Dalam pembelajaran khususnya pembelajaran

sejarah tidak hanya sebagai proses untuk mengajar nilai semata, tetapi juga

bertujuan untuk mengembangkan jati diri dan kepribadian peserta didk agar lebih

25

Brian Garvei dan Mary Krug, Model-Model Pembelajaran Sejarah, Yogyakarta: Penerbit

Ombak, 2015, hlm. 1. 26

Heri Susanto, Seputar Pembelajaran Sejarah: Isu, Gagasan, dan Strategi Pembelajaran,

Yogyakarta: Aswaja Pressido, 2014, hlm. 56. 27

Aman, op. cit, hlm. 64.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

16

mencintai dan bangga akan bangsanya melalui peristiwa sejarah. Maka,

pembelajaran sejarah harus memperhatikan beberapa prinsip sebagai berikut:28

1) Pembelajaran yang dilakukan haruslah sesuai terhadap perkembangan

peserta didik dan perkembangan zaman.

2) Pembelajaran sejarah hendaklah berorientasi pada pendekatan nilai.

Menyampaikan fakta memang sangat penting dalam pembelajaran sejarah,

akan tetapi yang juga tidak kalah penting adalah bagaimana mengupas

fakta-fakta tersebut dan mengambil intisari nilai yang terdapat di dalamnya

sehingga peserta didik akan menjadi lebih berkarakter sebagai akibat dari

pemahaman nilai.

3) Strategi pembelajaran yang digunakan tidak mematikan kreatifitas dan

memaksa peserta didik untukk menghafal fakta dalam buku teks. Sejarah

sudah saatnya diajarkan dengan cara yang berbeda, kebekuan

pembelajaran yang terjadi sering kali dikarenakan rendahnya kreatifitas

dalam pembelajaran sejarah.

Berdasarkan ketiga hal yang telah disampaikan di atas, guru memiliki

tantangan yang sangat besar dalam mengajarkan sejarah. Guru harus mengatahui

dan memahami tujuan dari pembelajaran sejarah. Pada proses pembelajaran

sejarah terdapat tujan dari pembelajaran sejarah nasional, yaitu:

1) Membangkitkan, mengembangkan, dan memelihara semangat kebangsaan

2) Membangkitkan hasrat mengwujudkan cita-cita kebangsaan dalam segala

lapangan.

3) Membangkitkan hasrat memepelajari sejarah kebangsaan dan

mempelajarinya sebagai bagian dari sejarah dunia

4) Menyadarkan anak tentang cita-cita nasional (Pancasila dan Undang-

Undang Pendidikan) serta perjuangan tersebut untuk mengwujudkan cita-

cita itu sepanjang masa.

Menurut teori Bloom penilaian sejarah terdiri dari tiga ranah atau domain

yakni kognitif, afektif, dan psikomotorik.29

Pembelajaran sejarah yang

diimplementasikan dengan baik dan optimal dapat mengembangkat ketiga hal

tersebut. Selain itu pembelajaran sejarah yang dilakukan dengan baik dapat

28

Ibid, hlm. 56-57. 29

Ibid, hlm. 75.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

17

membantu peserta didik berpikir kritis dalam menyikapi peristiwa sejarah. Maka,

pembelajaran sejarah harus diramu menjadi pembelajarn yang menarik an

menyenangkan bagi peserta didik. Dari penjelasan mengenai pembelajaran

sejarah, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran sejarah bukan hanya

sebagai proses mengajar nilai semata tetapi juga membantu peserta didik dalam

membentuk jati diri, karakter dan kepribadian bangsa melalui peristiwa sejarah.

Pembelajaran sejarah bukan sekedar materi yang harus dihafalan tetapi juga

terdapat nilai-nilai yang dapat ditanamkan ke peserta didik. Melalui pembelajaran

sejarah peserta didik mampu berpikir kritis serta mampu mengembangkan

kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotoriknya.

2. Desain Pembelajaran

a. Definisi Desain Pembelajaran

Istilah Desain Pembelajaran dalam literatur asing dikenal dengan istilah

Instructional Design. Hal ini dikarenakan istilah instruction atau instructional

dalam istilah teknis pendidikan di dunia Barat semakna dengan istilah

pembelajaran.30

Sedangkan kata desain secara bahasa adalah kata serapan dari

Bahasa Inggris, yaitu design. Menurut Hokanson dan Gibbons kata desain berasal

dari Bahasa Latin „designare‟ yang berarti merancang, menjelaskan,

menunjukkan, atau menandai.31

Makna yang lebih elaboratif mengenai kata

desain disampaikan oleh Koberg dan Bagnall, sebagai berikut: “Design is a

process of making dreams cometrue”, yaitu desain adalah suatu proses

30

Suparman, Desain Instruksional Modern (Edisi Keempat), Jakarta: Penerbit Erlangga, 2014,

hlm. 11. 31

Ibid, hlm.12.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

18

menjadikan harapan atau mimpi menjadi kenyataan.32

Dengan demikian, istilah

desain pembelajaran memiliki kesamaan makna dengan instructional design

dalam literatur-literatur berbahasa Inggris.

Istilah desain pada mulanya digunakan pada dunia arsitektur, industri, dan

digital. Misalnya istilah desain bangunan dalam dunia arsitektur, desain produk

dalam dunia industri, desain grafis dalam dunia digital, dan sebagainya. Desain

dalam konteks-konteks ini memiliki prinsip dasar yang sama, yaitu:33

1) Berorientasi pada penyesuaian dengan kebutuhan pengguna;

2) Dilakukan dalam proses yang sistematis;

3) Bertujuan untuk meningkatkan kualitas, yaitu peningkatan

efektivitas dan efisiensi produk; dan

4) Berdampak pada hasil atau perubahan yang berkelanjutan.

Prinsip dasar desain tersebut di atas memiliki kesesuaian dengan kebutuhan

dan orientasi pendidikan (khususnya pembelajaran), maka istilah desain mulai

dipinjam dan digunakan oleh para ahli pendidikan untuk menerangkan usaha para

ahli pendidikan atau pengajar untuk menemukan suatu proses atau bentuk

kegiatan pembelajaran yang berkualitas (efektif, efisien, dan praktis), dapat

menjawab kebutuhan peserta didik, dikembangkan secara sistematis, dan

berdampak secara berkelanjutan.34

Para ahli pendidikan mendefinisikan desain pembelajaran dengan berbagai

cara. Berikut adalah sejumlah definisi desain pembelajaran (instructional design)

berdasarkan pandangan sejumlah ahli:35

1) Hamrius dalam Twelker dkk. menyatakan bahwa desain

pembelajaran adalah “A systematic process of bringging relevant

32

S. Putrawangsa, op.cit, hlm. 20. 33

Idem. 34

Idem. 35

Ibid, hlm. 21-23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

19

goal into effective learning activity”, yaitu desain pembelajaran

adalah suatu proses yang sistematis dalam usaha untuk mencapai

tujuan pembelajaran melalui kegiatan pembelajaran yang efektif.

2) Gustafson dan Twelker dkk. mengemukakan bahwa desain

pembelajaran adalah “A process forimproving the quality of

instruction”, yaitu suatu proses yang bertujuan untuk meningkatkan

kaulitas pembelajaran.

3) Koberg dan Bagnall menegaskan bahwa desain pembelajaran adalah

“... processes and techniques for producing efficient and effective

instruction.” yaitu sekumpulan proses dan cara untuk menghasilkan

pembelajaran yang efektif dan efisien.

Selain pandangan desain pembelajaran menurut para ahli di atas. Menurut

Suparman dalam bukunya Desain Instruksional Modern mengatakan bahwa

desain pembelajaran sebagai suatu cabang ilmu dan seni yaitu desain instruksional

adalah suatu ilmu dan seni untuk menciptakan sistem instruksional berkualitas

melalui proses analitik, sistematik, sistemik, efektif, dan efisien ke arah

tercapainya hasil belajar yang sesuai dengan kebutuhan instruksional peserta

didik. Selain memandang desain pembelajaran sebagai ilmu, Suparman juga

memandang desain pembelajaran sebagai proses, yaitu proses yang sistematis

dalam mencapai tujuan instruksional secara efektif dan efisien melalui

pengidentifikasian masalah, pengembangan strategi dan bahan instruksional, serta

pengevaluasian terhadap strategi dan bahan instruksional tersebut untuk

menemukan hal-hal yang harus direvisi. Pandangan-pandangan ahli tentang

desain pembelajaran di atas memberikan gambaran mengenai bentuk, cakupan,

batasan, dan tujuan dari desain pembelajaran.

Berdasarkan definisi-definisi di atas desain pembelajaran adalah suatu

proses yang dilakukan secara sistematis untuk menyelesaikan masalah

pembelajaran, meningkatkan kualitas pembelajaran, atau untuk mencapai tujuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

20

pembelajaran tertentu yang terdiri atas serangkaian kegiatan perancangan

bahan/produk pembelajaran, pengembangan dan pengevaluasian rancangan guna

menghasilkan rancangan yang efektif dan efisien.36

b. Tahapan Desain Pembelajaran

Setiap model desain pembelajaran pasti memiliki tahapan-tahapan desain

pembelajaran yang berbeda satu sama lain. Namaun secara umum setiap

tahapannya memiliki kesamaan. Tapahan desain pembelajaran terdiri dari, analisis

masalah dan tujuan, perancangan strategi pelaksanaan, uji coba strategi dan

evaluasi.

Tahapan desain pembelajaran yang digunakan terinspirasi dari prinsip dan

langkah pengembangan pembelajaran pada Educational Design Research yang

secara umum dapatdigambarkan dalam tiga tahapan, yaitu sebagai berikut:37

1) Tahapan Analisis dan Perumusan Kerangka Konseptual Rancangan

Pada tahapan ini, minimal terdiri atas kegiatan beriktu ini:

a) Klarifikasi dan pendefinisian masalah

b) Analisis konteks rancangan

c) Perumusan tujuan dan kriteria rancangan Perumusan proposisi/hipotesis

rancangan.

2) Tahapan Perancangan dan Pengembangan

Kerangkan konseptual yang telah dirumuskan pada bagian sebelumnya

kemudian direalisiasikan dalam suatu prototipe rancangan (draf desain awal

rancangan). Kerangka konseptual rancangan beserta prototipenya disebut sebagai

bentuk intervensi rancangan. Selanjutnya, intervensi rancangan tersebut diuji coba

kualitasnya melalui siklus kegiatan yang terdiri atas tiga kegiatan, yaitu: uji coba,

evaluasi (formatif) dan refleksi, dan revisi/redesain. Siklus ini terus berjalan dan

terhenti jika rancangan yang tersebut dianggap sudah sesuai dengan harapan, yaitu

dapat mencapai tujuan pengembangannya.

36

Ibid, hlm. 24. 37

Ibid, hlm. 27.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

21

3) Tahapan Evaluasi Sumatif

Pada tahapan ini, evaluasi secara menyeluruh terhadap dua tahapan

sebelumnya dilakukan untuk menemukan prinsip dan karakteristik pada

rancangan pembelajaran (teori intervensi) yang berkontribusi terhadap pencapaian

tujuan perancangan.

Meskipun terdapat begitu banyak model desain pembelajaran, model-model

tersebut memiliki asumsi dasar yang tidak jauh berbeda antara yang satu dengan

yang lain. Gagne, dkk. dalam Suparman mengemukakan enam asumsi dasar yang

melatarbelakangi pengembangan suatu model desain pembelajaran, yaitu sebagai

berikut:38

1) Desain pembelajaran bertujuan membantu individu belajar lebih baik,

bukan sekedar melaksanakan proses pembelajaran. Desain pembelajaran

bukan sekedar alat bantu proses mengajar bagi kepentingan pengajar,

akan tetapi tujuan utamanya untuk kepentingan individu pembelajar,

yaitu membantu individu dalam proses belajar untuk mencapai tujuan

pembelajaran atau untuk meningkatkan kinerja individu tersebut.

2) Desain pembelajaran bekerja menggunakan pendekatan sistem (system

approach) karena tidak dapat dipungkiri bahwa belajar adalah suatu

proses yang kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai variabel yang

terkait antara yang satu dengan yang lain sehingga perlu ditinjau secara

holistik, sistemik dan sistematik. Dalam melakukan desain pembelajaran,

sesorang tidak dapat hanya fokus pada satu variabel belajar saja,

melainkan banyak variabel. Setiap variabel-variabel belajar sehingga

menjadi suatu rancangan pembelajaran yang komponen-komponen

pembentuknya terkait antara yang satu dengan yang lain untuk mencapai

tujuan yang sama.

3) Desain pembelajaran dapat dilakukan dalam berbagai tingkatan. Kegiatan

desain pembelajaran dapat dilakukan dalam berbagai tingkatan waktu,

tingkatan tim pelaksana, atau tingkatan cakupan.

4) Desain pembelajaran adalah proses interaktif yang melibatkan

pembelajar. Desain pembelajaran adalah suatu kegiatan perancangan

yang berpusat pada pembelajar (learner centered), yang artinya desain

dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pembelajar, misalnya membantu

pembelajar untuk mencapai tujuan pembelajaran, atau menyelesaikan

masalah yang dihadapi pembelajar terkait dengan pembelajaran.

5) Desain pembelajaran adalah suatu proses yang terdiri atas sejumlah sub-

proses. Desain pembelajaran adalah suatu proses yang utuh yang terdiri

atas serengkaian kegiatan dan sub-kegiatan yang dilaksanakan secara

38

Ibid, hlm. 29.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

22

sistematis dengan tujuan yang sama, mulai dari perumusan masalah dan

tujuan pembelajaran hingga evaluasi formatif dan sumatif untuk

menghasilkan suatu produk rancangan.

6) Desain pembelajaran berkeyakinan bahwa berbeda jenis hasil belajar

yang diharapkan menuntut pula perbedaan jenis kegiatan pembelajaran.

Asumsi ini menegaskan bahwa setiap tujuan pembelajaran yang ingin

dicapai pembelajar memiliki caranya tersendiri untuk mencapainya. Jadi,

suatu desain pembelajaran dimulai dari penetapan tujuan yang ingin

dicapai. Dari tujuan tersebut akan menginspirasi kegiatan pembelajaran

yang sesui untuk mencapai tujuan tersebut.

3. Literasi

a. Pengertian Literasi

Kata literasi berasal dari bahasa Inggris yaitu literacy yang merupakan

serapan dari Bahasa Latin literatu. Literasi diartikan sebagai kemampuan dalam

membaca dan menulis. Menurut Education Development Center (EDC), lierasi

tidak hanya sekedar kemampuan baca tulis tetapi juga merupakan kemampuan

individu untuk menggunakan segenap potensi dan skill yang dimiliki dalam

hidupnya. Hampir sama dengan EDC, literasi menurut UNESCO adalah

seperangkat keterampilan nyata, khususnya keterrampilan kognitif membaca dan

menulis, yang terlepas dari konteks keterampilan itu diperoleh dari seseorang

serta cara memperolehnya. Secara umum literasi berarti kemampuan individu

mengolah dan memahami informasi saat membaca atau menulis.39

Pada abad ke-21, kata literasi memimiliki makna baru. Zaman dulu literasi

hanya dipandang sebagai kemampuan membaca dan menulis saja. Namun di

zaman yang sudah modern ini, makna literasi sudah bergeser dari pengertian

39

https://www.literasipublik.com/pengertian-literasi. Diakses pada tanggal 11 Maret 2018 pada

pukul 20.21 WIB.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

23

sempit ke pengertian yang lebih luas. Perubahan yang terjadi akibat pengaruh dari

teknolgi yang semakin berkembang yang menuntut adanya perubahan.

Biasanya literasi sangat erat dengan pembelajaran dalam bidang bahasa

Indonesia, padahal kenyataannya literasi tidak hanya berkaitan dengan mata

pelajaran yang berorientasi pada kebahasaan, tapi juga dapat diterapkan diseluruh

mata pelajaran.40

Kemampuan literasi yang awalnya hanya membaca dan menulis

berkemang menjadi kemampuan membaca, menyimak, menulis, dan berbicara.41

1) Keterampilan Membaca

Membaca dalam konteks literasi dipandang sebagai usaha memahami,

menggunakan, merefleksikan, dan melibatkan diri dalam berbagai jenis teks untuk

mencapai satu tujuan.42

Membaca dapat diartikan sebagai kegiatan membangun

makna, menggunakan informasi dari bacaan secara langsung dalam kehidupan,

dan mengaitkan informasi dari teks dengan pengalaman pembaca.43

Membaca

membutuhkan kemampuan menganalisis dan menyintesis informasi sehingga

pemahaman yang dihasilkan memiliki struktur makna yang kompleks.44

2) Keterampilan Menyimak

Dalam menyimak tidak hanya sekedar mendengarkan tetapi juga harus

memahaminya guna memperoleh informasi lisan yang disampaikan oleh

seseorang atau sumber literasi. Artinya seorang penyimak berupaya secara aktif

memahami informasi yang didengarnya dalam rangka menumbuhkan pemahaman

40

Hendra Kurniawan, ―Pembelajaran Literasi dalam Mata Pelajaran Sejarah‖, Historia Vitae. Vol

32. No. 1, Universiatas Sanata Dharma, hlm. 1. 41

Yunus Abidin dkk, Pembelajaran Literasi: Strategi Meningkatkan Kemampuan Literasi

Matematika, Sains, Membaca, dan Menulis, Bumi Aksara, Jakarta, 2017, hlm. 1. 42

Hendra Kurniawan, 2018, op. cit, hlm. 49. 43

Ibid. 44

Yunus Abidin, 2015, op. cit, hlm. 135.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

24

dan mengembangkan pengetahuannya.45

Keterampilan membaca dan menyimak

sifatnya saling menopang dan melengkapi untuk mengontruksi pemahaman

literasi lebih optimal.46

3) Keterampilan Menulis

Menulis merupakan kemampuan untuk menghasilkan gagasan kreatif atas

pengetahuan yang sudah dimiliki.47

Melalui kegiatan menulis, peserta didik akan

mampu mengkomunikasikan ide-ide tersebut pada orang lain sehingga akan

terbina pula kemampuannya dalam berkomunikasi dan bekerja sama dengan

orang lain tersebut.48

Pembelajaran literasi menulis bertujuan agar kegiatan

menulis dapat menjadi sarana untuk memahami teks atau konsep keilmuan

tertentu.49

4) Keterampilan Berbicara

Berbicara diartikan sebagai kemampuan memproduksi ide secara lisan

dengan isi yang berbobot dan cara penyampaiannya yang tepat. Menurut Yunus

Abidin, berbicara merupakan kegiatan aktif produktif yang tidak hanya

menyampaikan pesan namun juga mampu melahirkan pesan itu sendiri.50

Kemampuan ini sangat berguna untuk berbagai kepentingan baik dalam hal

menyampaikan ide, mempengaruhi dan meyakinkan orang lain.51

45

Hendra Kurniawan, 2018, op. cit, hlm. 56. 46

Hendra Kurniawan, op. cit, hlm. 12. 47

Yunus Abidin, 2015, op. cit, hlm. 63. 48

Catharina Ginong P., “Implementasi Pembelajaran Literasi dalam Pembelajaran Sejarah

Indonesia di SMA Negeri 11 Yogyakarta”, Skripsi Sarjana Pendidikan, Perpustakaan Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta, hlm. 12. 49

Yunus Abidin, 2017, op. cit, hlm. 211-212. 50

Yunus Abidin, 2015, op. cit, hlm. 191-192. 51

Catharina Ginong P., loc. cit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

25

Keempat kemampuan diatas harus dilakukan secara efisien di dalam

pembelajaran literasi guna meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik.

Kemampuan berpikir ini meliputi cara menganalisis, mengkritisi, dan

mengevaluasi informasi yang diperoleh dari berbagai sumber, serta kemampuan

dalam berkomunikasi.

Pembelajaran literasi yang dilakukan di sekolah berfungsi untuk membantu

peserta didik dalam membaca, menulis, kesadaran berbahasa, dan meningkatkan

motivasi belajar. Di sekolah menengah atas, literasi tidak hanya berguna untuk

meningkatkan motivasi belajar tetapi juga meningkatkan minat baca agar menjadi

pembelajaran sepanjang hayat. Tujuan pembelajaran literasi pada abad ke-21

yaitu:52

1) Membentuk peserta didik menjadi pembaca, penulis, dan komunikator

yangstrategis.

2) Meningkatkan kemampuan berpikir dan mengembangkan kebiasaan

berpikirpada peserta didik.

3) Meningkatkan dan memperdalam motivasi belajarpeserta didik.

4) Mengembangkan kemandirian peserta didik sebagai seorang pembelajar

yangkreatif, inovatif, produktif, dan sekaligus berkarakter.

Literasi tidak pernah dipisahkan dari dunia pendidikan. Dalam mengenal,

memahami, dan menerapkan ilmu yang didapat di sekolah, peserta didik harus

menjadikan literasi sebagai suatu sarana. Literasi juga terkait dengan kehidupan

pesertadidik, baik dirumah maupun dilingkungan sekitarnya.53

Sejalan

denganberkembangnya teknologi informasi dan komunikasi guru di sekolah

harusberpikir bahwa literasi merupakan sebuah konsep yang berkembang dan

52

Yunus Abidin, 2015, op. cit. Hlm. 54. 53

Dirjen Dikdasmen, Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah, Jakarta: Kemendikbud, 2016, hlm.

2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

26

dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran di kelas.54

Pembelajaran literasi

ini diharapkan mampu mendukung proses dan pencapaian hasil pembelajaran

secara optimal bukan malah mempersulit proses pembelajaran.55

b. Komponen Literasi Sekolah

Selama ini literasi hanya dianggap sebagai kemempuan membaca dan

menulis saja. Padahal pada kenyataanya literasi juga mencakup keterampilan

berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual,

digital, dan auditori. Di abad 21 ini, kemampuan ini disebut sebagai literasi

informasi.56

Ferguson menjabarkan bahwa komponen literasi informasi terdiri dari

literasi dasar, literasi perpustakaan, literasi media, literasi teknologi, dan literasi

visual.57

Dalam konteks Indonesia, literasi ini diperlukan sebagai dasar

pemerolehan berliterasi tahap selanjutnya. Komponen literasi tersebut dijelaskan

sebagai berikut:58

1) Literasi Dasar (Basic Literacy)

Literasi Dasar (Basic Literacy), yaitu kemampuan untuk mendengarkan,

berbicara, membaca, menulis, dan menghitung (counting) berkaitan dengan

kemampuan analisis untuk memperhitungkan (calculating), mempersepsikan

informasi (perceiving), mengomunikasikan, serta menggambarkan informasi

(drawing) berdasarkan pemahaman dan pengambilan kesimpulan pribadi.

2) Literasi Perpustakaan (Library Literacy)

54

Yunus Abidin, dkk, 2017, op. cit, hlm. 3. 55

Hendra Kurniawan, op. cit, hlm 6. 56

Catharina Ginong P., op. cit, hlm. 14. 57

www.bibliotech.us/pdfs/InfoLit.pdf, Diakses pada tanggal 12 Maret 2019 pukul 13.30 WIB. 58

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, op. cit, hlm. 5.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

27

Literasi Perpustakaan (Library Literacy), antara lain, memberikan

pemahaman cara membedakan bacaan fiksi dan nonfiksi memanfaatkan koleksi

referensi dan periodikal, memahami Dewey Decimal System sebagai klasifikasi

pengetahuan yang memudahkan dalam menggunakan perpustakaan, memahami

penggunaan katalog dan pengindeksan, hingga memiliki pengetahuan dalam

memahami informasi ketika sedang menyelesaikan sebuah tulisan, penelitian,

pekerjaan, atau mengatasi masalah.

3) Literasi Media (Media Literacy)

Literasi Media (Media Literacy), yaitu kemampuan untuk mengetahui

berbagai bentuk media yang berbeda, seperti media cetak, media elektronik

(media radio, media televisi), media digital (media internet), dan memahami

tujuan penggunaannya.

4) Literasi Teknologi (Technology Literacy)

Literasi Teknologi (Technology Literacy), yaitu kemampuan memahami

kelengkapan yang mengikuti teknologi seperti peranti keras (hardware), peranti

lunak (software), serta etika dan etiket dalam memanfaatkan teknologi.

Berikutnya, kemampuan dalam memahami teknologi untuk mencetak,

mempresentasikan, dan mengakses internet. Dalam praktiknya, juga pemahaman

menggunakan komputer (Computer Literacy) yang di dalamnya mencakup

menghidupkan dan mematikan komputer, menyimpan dan mengelola data, serta

mengoperasikan program perangkat lunak. Sejalan dengan membanjirnya

informasi karena perkembangan teknologi saat ini, diperlukan pemahaman yang

baik dalam mengelola informasi yang dibutuhkan masyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

28

5) Literasi Visual (Visual Literacy)

Literasi Visual (Visual Literacy), adalah pemahaman tingkat lanjut antara

literasi media dan literasi teknologi, yang mengembangkan kemampuan dan

kebutuhan belajar dengan memanfaatkan materi visual dan audiovisual secara

kritis dan bermartabat. Tafsir terhadap materi visual yang tidak terbendung, baik

dalam bentuk cetak, auditori, maupun digital (perpaduan ketiganya disebut teks

multimodal), perlu dikelola dengan baik. Bagaimanapun di dalamnya banyak

manipulasi dan hiburan yang benar-benar perlu disaring berdasarkan etika dan

kepatutan.

Pihak yang aktif dalam membantu peserta didik melaksanakan komponen

literasi dipaparkan sebagai berikut:59

Tabel 1. Pihak Pelaksanaan Komponen Literasi

No Komponen Literasi Pihak yang Berperan Aktif

1.

Literasi Dasar Orangtua dan keluarga, guru/PAUD,

pamong atau pengasuh dan

pedidikan formal

2. Literasi Perpustakaan Pendidikan Formal

3. Literasi Media Pendidikan Formal dan Keluarga

4. Literasi Teknologi Pendidikan Formal, keluarga, dan

lingkungan sosial

5. Literasi Visual Pendidikan formal, keluarga, dan

lingkungan sosial.

Literasi yang dilakukan oleh peserta didik akan membantu dalam kehidupan

bermasyarakat dengan kemampuan yang dimiliki sebagai warga negara. Dalam

komponen literasi yang memiliki lima kemampuan yang berbeda. Untuk

mengembangkan komponen-komponen yang ada pada literasi dibutuhkan

59

Dirjen Dikdasmen, op. cit, hlm. 10.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

29

pendekatan dalam kegiatan belajar-mengajar. Selain itu, komponen-komponen

literasi membantu peserta didik dalam berinteraksi dengan literasi visual. Maka,

literasi bukan semata-mata kemampuan membaca dan menulis tetapi meliputi

kemampuan berpikir peserta didik.

c. Tujuan Gerakan Literasi Sekolah (GLS)

GLS memiliki tujuan umun dan tujuan khusus, berikut adalah tujuan dari

Gerakan Literasi Sekolah:60

1) Tujuan Umum

Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan

ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar

mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat.

2) Tujuan Khusus

a) Menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah.

b) Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat.

c) Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah

anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan.

d) Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku

bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.

d. Ruang Lingkup

Ruang lingkup GLS, berupa:61

1) lingkungan fisik sekolah (ketersediaan fasilitas, sarana prasarana literasi);

60

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, op. cit, hlm. 2. 61

Ibid, hlm. 3.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

30

2) lingkungan sosial dan afektif (dukungan dan partisipasi aktif semua warga

sekolah) dalam melaksanakan kegiatan literasi SMA; dan

3) lingkungan akademik (adanya program literasi yang nyata dan bisa

dilaksanakan oleh seluruh warga sekolah).

e. Sasaran

Dalam mendukung terlaksananya kegiatan Gerakan Literasi Sekolah yang

dicanangkan oleh pemerintah tentunya memiliki sasaran. Sasaran GLS adalah

ekosistem sekolah pada jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan menengah

atas.62

f. Target

Gerakan Literasi Sekolah diharapkan dapat menciptakan ekosistem Sekolah

Menengah Atas yang literat, yang akhirnya dapat menumbuhkan budipekerti

peserta didik.

Ekosistem sekolah yang literat tersebut mempunyai ciri-ciri sebagai

berikut:63

(a) Menyenangkan dan ramah anak, sehingga menumbuhkan semangat

warganyadalam belajar.

(b) Semua warganya menunjukkan empati, peduli, dan menghargai sesama.

(c) Memampukan warganya untuk cakap berkomunikasi dan dapat

berkontribusikepada lingkungan sosialnya.

(d) Mengakomodasi partipasi seluruh warga dan lingkungan eksternal SMA.

62

Dirjen Dikdasmen, op. cit, hlm. 3. 63

Ibid, hlm. 34.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

31

g. Tahapan Gerakan Literasi Sekolah

Program GLS dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan

kesiapan dari sekolah diseluruh Indonesia. Kesiapan ini meliputi, kesiapan

kapasitas sekolah (ketersediaan fasilitas, bahan bacaan, sarana, prasarana literasi),

kesiapan warga sekolah, dan kesiapan sistem pendukung lainnya (partisipasi

public, dukungan kelembagaan, dan perangkat kebijakan yang relevan).

Berikut tahapan dari Gerakan Literasi Sekolah:64

(1) Tahap ke-1: Pembiasaan kegiatan membaca yang menyenangkan di

ekosistem sekolah.

Pembiasaan ini bertujuan untuk menumbuhkan minat terhadap bacaan dan

terhadap kegiatan membaca dalam diri warga sekolah.

Dalam tahap pembiasaan ini, sekolah yang peneliti gunakan sebagai tempat

penelitian juga telah menjalankan tahap tersebut. Kegiatan pada tahap pembiasan

tersebut dilakukan dengan membaca 15 menit sebelum jam pelajaran dimulai.

Kegiatan membaca ini dilakukan di dalam kelas dengan suasana yang tenang dan

kondusif.

(2) Tahap ke-2: Pengembangan minat baca untuk meningkatkan kemampuan

literasi

Kegiatan literasi pada tahap ini bertujuan mengembangkan kemampuan

memahami bacaan dan mengaitkannya dengan pengalaman pribadi, berpikir kritis,

dan mengolah kemampuan komunikasi secara kreatif melalui kegiatan

menanggapi bacaan pengayaan.

64

Ibid, hlm. 28-30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

32

Ditahap pengembangan ini, sekolah yang akan peneliti teliti sudah

menerapakan tahap kedua ini. Kegiatan yang biasa dilakukan pada tahap

pengembangan yaitu lomba literasi yang meliputi, lomba menulis puisi, dan

membuat cerpen. Lomba yang dilakukan bersifat umum dan melibatkan semua

warga sekolah.

(3) Tahap ke-3: Pelaksanaan pembelajaran berbasis literasi

Kegiatan literasi pada tahap pembelajaran bertujuan mengembangkan

kemampuan memahamin teks dan mengaitkannya dengan pengalaman pribadi,

berpikir kritis, dan mengolah kemampuan komunikasi secara kreatif melalui

kegiatan menanggapi teks buku bacaan pengayaan dan buku pelajaran. Dalam

tahap ini ada tagihan yang sifatnya akademis (terkait dengan mata pelajaran).

Kegiatan membaca pada tahap ini untuk mendukung pelaksanaan kurikulum 2013

yang mensyaratkan peserta didik membaca buku tentang pengetahuan

umum,kegemaran, minat khusus, atau teks multimodal, dan juga dapat dikaitkan

dengan mata pelajaran tertentu sebanyak 6 buku bagi siswa SD, 12 buku bagi

siswa SMP,dan 18 buku bagi siswa SMA/SMK. buku laporan kegiatan membaca

pada tahap pembelajaran ini disediakan oleh wali kelas.

Tabel 2. Tahap 3 GLS (Tahap Pembelajaran)

TAHAPAN KEGIATAN

PEMBELAJARAN (ada

tagihan akademik)

1. Lima belas menit membaca setiap hari

sebelum jam pelajaran melalui kegiatan

membacakan buku dengan nyaring, membaca

dalam hati, membaca dalam hati, membaca

bersama, dan/atau membaca terpadu diikuti

kegiatan lain dengan tagihan non-akademik

dan akademik.

2. Kegiatan literasi dalam pembelajaran,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

33

disesuaikan dengan tagihan akademik

kurikulum 2013.

3. Melaksanakan berbagai strategi untuk

memahami teks dalam semua mata pelajaran.

4. Menggunakan lingkungan fisik, sosial

afektif,dan akademik disertai beragam bacaan

(cetak, visual, auditori, digital) yang kaya

literasi diluar buku teks pelajaran untuk

memperkaya pengetahuan dalam mata

pelajaran.

Di dalam pelaksanaan literasi tahap pembelajaran, sebaiknya semua mata

pelajaran menggunakan ragam teks (cetak/visual/digital) yang tersedia di buku-

buku pengayaan ataupun informasi di luar buku-buku pelajaran. Diharapkan guru

kreatif dan proaktif dalam mencari sumber-sumber referensi pembelajaran. Selain

itu, guru juga bisa menerapkan metode pembelajaran yang menarik guna

meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Tahapan yang peneliti pilih untuk

melakukan penelitian adalah tahp ketiga yaitu tahap pembelajaran.

Di sekolah yang akan digunakan peneliti untuk meneliti sudah menerapkan

literasi pada tahap pembelajaran. Tahap ini juga sudah diterapkan dalam

pembelajaran sejarah. Dalam kegiatan pembelajaran literasi, guru

menginstruksikan peserta didik ke perpustakaan, mencari sumber tentang

pelajaran yang sedang dipelajari dan peserta didik ditugaskan untuk mengkritisi

informasi yang peserta didik dapatkan. Selain itu pembelajaran juga bisa

dilakukan melalui media audio visual, yaitu guru memutarkan sebuah film

sejarah, dan kemudian peserta didik diberi penugasan untuk menceritakan kembali

film sejarah tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

34

h. Keterampilan Literasi dalam Pembelajaran Sejarah

Pembelajaran literasi dalam pelajaran sejarah tentunya lebih cocok

dibandingkan dengan matapelajaran eksata. Pelajaran sejarah yang mengandalkan

sumber-sumber dari bacaan menuntut peserta didik untuk membaca. Namun

pelajaran sejarah dikatakan merupakan pelajaran yang paling cocok diterapkan

literasi, tentunya terdapat tantangan dalam membuat strategi-strategi

pembelajaran. Strategi pembelajaran literasi setidaknya mencakup aspek

membaca, menyimak, menulis, dan berbicara.65

Dari keempat aspek tersebut dapat

dituangkan dalam berbagai bentuk model pembelajaran yang kreatif dan inovatif.

Pemilihan model pembelajaran harus sesuai dengan kompetensi dasar atau pokok

bahasan, perkembangan usia dan pemikiran siswa, situasi kelas serta ketersediaan

media dan bahan ajar.66

Tujuan pemanfaatan literasi dalam pembelajaran sejarah antara lain67

:

1. Meningkatkan dan memperdalam minat, khususnya minat membaca,

dan motivasi belajar sejarah siswa.

2. Mengembangkan kemandiriaan siswa sebagai pembelajar sejarah

yang mampu menelusuri berbagai sumber sejarah terpercaya secara

kritis, kreatif, dan inovatif sehingga selanjutnya produktif

menghasilkan karya literasi sejarah.

3. Mendukung upaya pendidikan karakter dengan menguatkan

kesadaran sejarah terutama dalam internalisasi nilai-nilai kebangsaan,

kebinekatunggalikaan, dan patriotisme.

4. Membentuk siswa menjadi peminat sejarah, pembaca sejarah, penulis

sejarah, dan komunikator strategis dengan kesadaran sejarah yang

tinggi.

5. Meningkatkan kemampuan berpikir dan mengembangkan kebiasaaan

berpikir pada siswa yang menempatkan sejarah sebagai salah satu

pijakan pikir atau pespektif atas suatu permasalahan aktual.

65

Hendra Kurniawan, op. cit, hlm. 46. 66

Hendra Kurniawan, loc. cit. 67

Hendra Kurniawan, op. cit, hlm. 47-48.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

35

Keterampilan membaca dalam pembelajaran sejarah dapat dilakukan dengan

berbagai metode sebagai berikut68

:

1. Metode membaca cermat, dilakukan guna menganalisis teks secara

mendalam.

2. Metode inkuiri membaca, pada dasarnya aktivitas meneliti yang

dilakukan secara cermat dan objektif terhadap suatu objek tertentu.

Artinya meneliti sejumlah teks ata bacaan sejarah untuk menemukan

makna yang terkandung dalam teks agar diperoleh pemahaman yang

mendalam.

3. Metode membaca kritis, kegiatan membaca yang dilakukan untuk

memberi respons atau evaluasi kritis atas ide-ide yang tertuang dalam

teks. Misalnya menanggapi tulisan sejarah yang subjektif, dan

sebagainya.

4. Metode membaca literasi kritis, kegiatan memahami teks secara

mendalam, mengkritisi teks tersebut, dan selanjutnya memproduksi

informasi baru yang berhubungan dengan teks tadi. Dalam

pembelajaran sejarah, metode ini dapat diterapkan dengan cara

membandingkan antar teks atau bacaan sejarah yang satu dengan

lainnya untuk menemukan pemahaman yang lebih objektif.

Keterampilan menyimak dalam pembelajaran sejarah tidak sekedar hanya

mendengarkan. Menyimak berarti mendengarkan secara sungguh-sungguh untuk

memperoleh informasi lisan yang disampaikan seseorang atau sumber literasi.

Sebagai seorang penyimak harus mampu menerima pesan yang disampaikan yang

diawli dengan mendengar, mendengarkan, hingga menyimak.69

Dalam

pembelajaran sejarah, sejarah harus disampaikan dengan jelas dan tidak bertele-

tele sehingga siswa mampu menangkap informasi melalui kegiatan menyimak.

Keterampilan menulis dalam pembelajaran sejarah dapat diterapkan dalan

beberrapa strategi sebagai berikut70

:

68

Yunus Abidin, op. cit, hlm. 152-167. 69

Hendra Kurniawan, op. cit, hlm. 56. 70

Yunus Abidin, op. cit, hlm. 180-189.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

36

1. Metode observasi kritis, menekankan pada kemampuan siswa

melakukan serangkaian penelitian sejarah sebagai bahan dalam

kegiatan menulis, seperti membuat makalah atau artikel.

2. Metode menulis imajinatif, menekankan kemampuan menulis siswa

dengan menggunakan kemampuan imajinatif siswa sebagai bahan

tulisan, contohnya, puisi, prosa fiksi, maupun drama.

3. Metode menulis kritis, menekankan pada aktivitas menuslis dengan

mengandalkan nalar sebagai bahan tulisan, contohnya, resensi film

atau buku sejarah, tulisan ilmiah populer, dll.

4. Metode menulis imajinatif kritis, menekankan pada aktivitas siswa

dengan mengandalkan kemampuan imajinatif dan kritis sebagai

bahan tulisan, contohnya, karikatur, poster, peta konsep, dll.

5. Metode bengkel menulis (writing workshop), merupakan wilayah

literasi tempat siswa belajar proses menulis dengan waktu yang

cukup dan di bawah bimbingan guru agar siswa sungguh terampil

dalam merencanakan, mengorganisasikan, dan terampil menyajikan

tulisannya.

6. Metode menulis berbasis genre (genre-based-writing), merupakan

metode pmbelajaran menulis yang menekankan pentingnya

pemahaman sebuah teks sebagai bekal kegiatan menulis.

Keterampilan berbicara dalam pembelajaran sejarah dapat diterapkan

dengan menggunakan beberapa metode sebagai berikut71

:

1. Metode presentasi ilmiah, menekankan pada siswa dalam

menyampaikan pesan dengan cara menjelaskan atau menguraikan

suatu materi secara sistematis dan efektif.

2. Drama atau role play, menekankan pada aspek hiburan dengan

membina kemampuan berbicara rekreatif dan kreatif-imajinatif.

Contohnya membuat drama tentang peristiwa Rengasdengklok,

Kongres Sumpah Pemuda, dll.

3. Metode ceramah atau story telling, merupakan metode pembelajaran

berbicara yang menuntut siswa terampil menulis gagasan secara baik

sekaligus terampil menyampaikan gagasan tersebut dihadapan orang

banyak.

Dari pemaparan tentang Gerakan Literasi sekolah diatas dapat diketahui

bahwa, literasi merupakan kemampuan individu mengolah dan memahami

informasi saat membaca atau menulis. Namun dalam perkembangannya, makna

literasi berubah menjadi pembelajaran yang menerapkan empat kemampuan, yaitu

71

Ibid, hlm. 200-205.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

37

menyimak, menulis, membaca, dan berbicara. Hal tersebut juga didukung dengan

peaturan pemerintah mengenai GLS yang termuat dalam tahap pembelajaran.

Keempat kemampuan tersebut diterapkan oleh guru melalui kegiatan

pemebelajaran guna meningkatkan kreatifitas dan pengetahuan peserta didik.

4. Teori-teori Masuknya Agama Islam ke Nusantara

Munculnya agama Islam di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh

kebudayaan antara daerah Nusantara dengan negara yang membawa pengaruh

Islam. Pertemuan kebudayaan ini terjadi sebagai salah satu akibat dari hubungan

yang dilakukan antara orang-orang Islam dengan orang-orang yang ada di

Nusantara. Sebab, daerah Nusantara merupakan jalur perdagangan strategis yang

menghubungkan antara dua wilayah, yaitu Laut Tengah dan Cina.72

Hubungan

perdagangan yang semakin lama semakin intensif menimbulkan pengaruh

terhadap masuknya pengaruh-pengaruh kebudayaan Arab, Persia, India, dan Cina

di Nusantara. Dengan kata lain, terjadilah proses akulturasi antara kebudayaan

negara-negara itu dengan kebudayaan Nusantara.

Hubungan dagang antara India dan China melalui laut sudah mulai ramai

sejak awal Masehi. Hal ini dimungkinkan karena sudah dikenalnya sistem bintang

dan sistem angin yang berlaku di Lautan Hindia dan laut Cina sehingga

memungkinkan terjadi jalur pelayaran antara Barat dengan Timur pulang balik

secara teratur dan berpola tetap.73

Hal ini juga menjadi salah satu faktor

munculnya kota-kota pelabuhan di sepanjang jalur pelayaran. Sriwijaya menjadi

72

Kementrian Ristekdikti, Pendalaman Materi Sejarah Indonesia PPG dalam Jabatan, hlm. 1. 73

Sartono Kartodirdjo, Pengantar Sejarah indonesia Baru 1500-1900, Gramedia, Jakarta, 1987,

hlm. 10.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

38

tempat persinggahan kapal-kapal dagang dari jazirah Arab dan Teluk Persia serta

kapal-kapal dagang dari Cina. Kapal dagang yang dari Jazirah Arab atau Teluk

Parsi (Persia) serta kapal-kapal dagang dari Cina. Kapal dagang yang dari Jazirah

Arab atau Teluk Parsi bergerak di sepanjang pantai Asia Selatan (Gujarat,

Malabar, Koromandel, Benggala) dan memasuki kepulauan Nusantara terus Cina,

demikian juga sebaliknya.74

Pada awal Abad ke-7 M, ketika Islam berkembang di Jazirah Arab,

Sriwijaya sedang dalam puncak kejayaannya. Dengan berdasar pada pendapat

Hamka bahwa sudah ada pedagang Arab yang singgah di Sriwijaya, maka bukan

tidak mungkin bahwa di antara para pedagang Arab sudah ada yang beragama

Islam. Ini artinya bahwa Islam sudah hadir dan mulai dikenal di wilayah

Nusantara pada abad ke-7 M.75

Hal ini diperkuat dengan pendapat Syed Naquid

Al-Atas menyatakan bahwa orang-orang Muslim sejak abad ke-7 M telah

memiliki perkampungan di Kanton76

. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa

pedagang-pedagang Arab memang telah memasuki perairan Nusantara.

Kepastian kapan dan dari mana Islam masuk di Nusantara memang tidak

ada kejelasan. Setidaknya ada tiga teori yang mencoba menjelaskan tentang itu

yaitu, Teori Gujarat, Teori Makkah, dan Teori Persia. Munculnya tiga teori yang

berbeda ini, disinyalir oleh Ahmad Mansur Suryanegara, akibat dari kurangnya

informasi yang bersumber dari fakta peninggalan agama Islam di Nusantara.77

74

Kementrian Ristekdikti, loc. cit. 75

Idem. 76

Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia V dan

VI, Balai Pustaka, Jakarta, 1984. 77

Kementrian Ristekdikti, op. cit, hlm 2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

39

Inskripsi tertua tentang Islam tidak menjelaskan tentang kapan masuknya Islam di

Nusantara.

Pada inskripsi tertua itu hanya membicarakan tentang adanya kekuasaan

politik Islam, Samudera Pasai pada abad ke-13 Masehi. Selain itu karena sulitnya

memastikan kapan masuknya Islam di Nusantara dihadapkan pada luasnya

wilayah kepulauan Nusantara. Ketiga teori tersebut berbeda pendapat mengenai:

Pertama, waktu masuknya Islam. Kedua, asal negara yang menjadi perantara atau

sumber tempat pengambilan ajaran agama Islam. Dan ketiga, pelaku penyebar

atau pembawa Islam ke Nusantara.78

Berikut ini gambaran mengenai teori masuknya agama dan budaya Islam ke

Indonesia:79

a. Teori Gujarat

Sarjana-sarjana Barat kebanyakan dari Belanda—mengatakan bahwa Islam

yang masuk ke Kepulauan Indonesia berasal dari Gujarat sekitar abad ke-13 M

atau abad ke-7 H.80

Pendapat ini mengasumsikan bahwa Gujarat terletak di India

bagian barat, berdekatan dengan Laut Arab. Letaknya sangat strategis, berada di

jalur perdagangan antara timur dan barat. Pedagang Arab yang bermahzab Syafi‘i

telah bermukim di Gujarat dan Malabar sejak awal tahun Hijriyah (abad ke-7 M).

81Orang yang menyebarkan Islam ke Indonesia menurut Pijnapel bukanlah dari

78

Ibid, hlm 4 79

Ibid, hlm 4-14. 80

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Sejarah Indonesia (Edisi Revisi), Jakarta:

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014, hlm. 23. 81

Ibid, hlm 23.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

40

orang Arab langsung, melainkan para pedagang Gujarat yang telah memeluk

Islam dan berdagang ke dunia Timur.82

Pendapat J. Pijnapel kemudian didukung oleh C. Snouck Hurgronye, dan

J.P. Moquetta. Argumentasinya didasarkan pada batu nisan Sultan Malik Al-Saleh

yang wafat pada 17 Dzulhijjah 831 H atau 1297 M di Pasai, Aceh.83

Menurutnya,

batu nisan di Pasai dan makam Maulana Malik Ibrahim yang wafat tahun 1419 di

Gresik, Jawa Timur, memiliki bentuk yang sama dengan batu nisan yang terdapat

di Kambay, Gujarat.84

Moquetta kemudian berkesimpulan bahwa batu nisan

Bangsa Arab sejak abad ke-2 SM telah menguasai perdagangan di Ceylon.85

.

tersebut diimpor dari Gujarat, atau setidaknya dibuat oleh orang Gujarat atau

orang Indonesia yang telah belajar kaligrafi khas Gujarat.86

b. Teori Arab

Buya Hamka (Haji Abdul Malik Karim Amrullah) mengatakan bahwa Islam

berasal dari tanah kelahirannya, yaitu Arab atau Mesir.87

Di sini HAMKA

menolak pandangan yang mengatakan bahwa Islam masuk ke Nusantara pada

abad ke-13 dan berasal dari Gujarat.88

Proses ini berlangsung pada abad pertama Hijriah atau abad ke-7 M. Senada

dengan pendapat Hamka, teori yang mengatakan bahwa Islam berasal dari

82

Idem. 83

Ibid, hlm. 24. 84

Idem. 85

Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, Amzah, Jakarta, 2013, hlm. 304, dikutip dari

T.W. Arnold, The Preaching of Islam: a History of the Propagation of the Muslim Faith. 86

Ibid, hlm. 24 87

Ibid, hlm. 25. 88

Ahmad Mansur Suryanegara, Menemukan Sejarah: Wacana Pergerakan Islam di Indonesia,

Mizan, Bandung, 2010, hlm. 78.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

41

Mekkah dikemukakan Anthony H. Johns. Menurutnya, proses Islamisasi

dilakukan oleh para musafir (kaum pengembara) yang datang ke Kepulauan

Indonesia. Kaum ini biasanya mengembara dari satu tempat ke tempat lainnya

dengan motivasi hanya pengembangan agama Islam.

c. Teori Persia

Pencetus teori ini adalah P.A. Hoesein Djajadiningrat. Teori ini berpendapat

bahwa agama Islam yang masuk ke Nusantara berasal dari Persia, singgah ke

Gujarat, sedangkan waktunya sekitar abad ke-13. Nampaknya fokus Pandangan

teori ini berbeda dengan teori Gujarat dan Makkah, sekalipun mempunyai

kesamaan masalah Gujaratnya, serta Madzhab Syafi'i-nya.89

Teori yang terakhir

ini lebih menitikberatkan tinjauannya kepada kebudayaan yang hidup di kalangan

masyarakat Islam Indonesia yang dirasakan memiliki persamaan dengan Persia.

Di antaranya adalah:90

(1) Peringatan 10 Muharram atau Asyura sebagai hari peringayan Syi'ah atas

mati syahidnya Husein. Peringatan ini berbentuk pembuatan bubur Syura. Di

Minangkabau bulan Muharram disebut bulan Hasan-Husein. Di Sumatera

Tengah sebelah barat disebut bulan Tabut, dan diperingati dengan mengarak

keranda Husein untuk dilemparkan ke sungai. Keranda tersebut disebut tabut

diambil dari bahasa arab.

(2) Adanya kesamaan ajaran antara Syaikh Siti Jenar dengan ajaran Sufi Iran al-

Hallaj, sekalipun al-Hallaj telah meninggal pada 310H / 922M, tetapi

89

Musrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam di Indonesia, Rajawali Press, Jakarta, 2004, hlm.

26. 90

Ibid, hlm.27.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

42

ajarannya berkembang terus dalam bentuk puisi, sehingga memungkinkan

Syeikh Siti Jenar yang hidup pada abad ke-16 dapat mempelajarinya.

(3) Nisan pada makam Malik Saleh dan makam Malik Ibrahim di Gresik dipesan

dari Gujarat. Dalam hal ini teori Persia mempunyai kesamaan muthlak

dengan teori Gujarat.

(4) Pengakuan umat Islam Indonesia terhadap madzhab Syafi'i sebagai madzhab

utama di daerah Malabar. Di sini ada sedikit kesamaan dengan teori Makkah,

cuman yang membedakannya adalah P.A. Hoesein Djajadiningrat di satu

pihak melihat salah satu budaya Islam Indonesia kemudian dikaitkan dengan

kebudayaan Persia, tetapi dalam memandang madzhab Syafi'i terhenti ke

Malabar, tidak berlanjut sampai ke pusat madzhab itu, yakni di Makkah.

Kritikan untuk teori Persia ini dilontarkan oleh K.H. Saifuddin Zuhri. Ia

menyatakan sukar untuk menerima pendapat tentang kedatangan Islam ke

Nusantara berasal dari Persia.91

Alasannya bila kita berpedoman pada masuknya

Islam ke Nusantara pada abad ke-7, hal ini berarti terjadi pada masa kekuasaan

Khalifah Umayyah. Saat itu kepemimpinan Islam di bidang politik, ekonomi dan

kebudayaan berada di tangan bangsa Arab, sedangkan pusat pergerakan Islam

berkisar di Makkah, Madinah, Damaskus dan Bagdad, jadi belum mungkin Persia

menduduki kepemimpinan dunia Islam.92

d. Teori Cina

Teori Cina mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia

(khususnya di Jawa) berasal dari para perantau Cina. Orang Cina telah

91

Ibid, hlm. 28. 92

Ibid, hlm. 28

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

43

berhubungan dengan masyarakat Indonesia jauh sebelum Islam dikenal di

Indonesia. Pada masa Hindu-Buddha, etnis Cina atau Tiongkok telah berbaur

dengan penduduk Indonesia terutama melalui kontak dagang. Bahkan, ajaran

Islam telah sampai di Cina pada abad ke-7 M, masa di mana agama ini baru

berkembang. Sumanto Al Qurtuby dalam bukunya Arus Cina Islam Jawa

menyatakan, menurut kronik masa Dinasti Tang di daerah Kanton, Zhang-zhao,

Quanzhou, dam pesisir Cina bagian selatan, telah terdapat sejumlah pemukiman

Islam.93

Selain itu fakta lain yang muncul adalah kedatangan laksamana Zheng He

atau kasim San Bao dari Provinsi Yunan ke Jawa.94

Teori Cina ini bila dilihat dari beberapa sumber luar negeri (kronik) maupun

lokal (babad dan hikayat), dapat diterima. Bahkan menurut sejumlah sumber lokat

tersebut ditulis bahwa raja Islam pertama di Jawa, yakni Raden Patah dari Bintoro

Demak, merupakan keturunan Cina. Ibunya disebutkan berasal dari Campa, Cina

bagian selatan (sekarang termasuk Vietnam).95

Bukti-bukti lainnya adalah masjid-masjid tua yang bernilai arsitektur

Tiongkok yang didirikan oleh komunitas Cina di berbagai tempat, terutama di

Pulau Jawa.96

Pelabuhan penting sepanjang pada abad ke-15 seperti Gresik,

misalnya, menurut catatan-catatan Cina, diduduki pertama-tama oleh para pelaut

dan pedagang Cina.97

Semua teori di atas masing-masing memiliki kelemahan dan

93

Ibid, hlm. 4 94

Hendra Kurniawan, The Role Of Chinese In Coming Of Islam To Indonesia: Teaching Materials

Development Based On Multiculturalism, Paramitha: Historical Studies Journal, 2017, hlm. 239. 95

Ibid, hlm. 5. 96

Idem. 97

Ibid, hlm. 6.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

44

kelebihan tersendiri. Tidak ada kemutlakan dan kepastian yang jelas dalam

masing-masing teori tersebut.

Walaupun dari analisis perbandingan di atas ketiga teori tersebut lebih

menampakkan tajamnya perbedaan dari pada persamaan, namun ada titik temu

yang bisa disimpulkan yakni, bahwa pertama, Islam masuk dan berkembang di

Nusantara melalui jalan damai (infiltrasi kultural), dan kedua, Islam tidak

mengenal adanya misi sebagaimana yang dijalankan oleh kalangan Kristen dan

Katolik.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dapat dikatakan relevan bila penelitian tersebut pernah

dilakukan oleh orang lain. Penelitian yang dilakukan oleh Catharina Ginong

Pratidhina Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma dengan

judul Implementasi Pembelajaran Literasi dalam Mata Pelajaran Sejarah

Indonesia di SMA Negeri 11 Yogyakarta. Penelitian tersebut menuunjukkan

bahwa literasi yang diterapkan dalam pembelajran sejarah membawa dampak

positif bagi peserta didik. Terbukti dengan nilai peserta didik yang rata-rata

mencapai nilai KKM yaitu, 7,5. Rata-rata nilai harian peserta didik lebih dari 7,5

baik dalam kemampuan membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Melalui

penelitian ini pembelajaran literasi yang diterapkan sudah memenuhi prinsip-

prinsip literasi.98

98

Catharina Ginong Pratidhina, Implementasi Pembelajran Literasi dalam Mata Pelajaran

Sejarah Indonesia di SMA Negeri 11 Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, 2018.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

45

Penelitian yang dilakukan oleh Ekasatya Aldila Afriansyah mahasiswa

Program Studi Pendidikan Matematika Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Garut dengan judul Design Research: Mengukur Kepadatan Bilangan

Desimal. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa desain pembelajaran yang

dirancang dapar membantu peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1

Palembang kelas V dalam mengerjakan soal bilangan desimal.

Pada pembelajaran bilangan desimal, aktivitas menimbang beras berperan

sebagai jembatan/penghubung antara bilangan bulat dan bilangan desimal.

Kegiatan ini membantu siswa dalam memahami kepadatan bilangan desimal satu

angka di belakang koma. Aktivitas mengukur volume air berperan sebagai

kegiatan lanjutan setelah siswa memahami kepadatan bilangan desimal satu angka

di belakang koma. Kegiatan ini membantu siswa dalam memahami kepadatan

bilangan desimal dua angka di belakang koma. Hal ini dapat menggiring siswa

untuk dapat memahami kepadatan bilangan desimal dan memahami garis bilangan

sekaligus kegunaannya.99

Mengacu pada penelitian di atas, maka dapat dilakukan penelitian sejenis

dengan jenjang sekolah, mata pelajaran, dan metode penelitian yang berbeda.

Penelitian diatas menunjukan jenjang sekolah yang berbeda. Yang pertama

jenjang sekolah SMA Negeri dan yang kedua Madrasah Negeri. Maka untuk

penelitian ini akan menggunakan jenjang sekolah SMA swasta pada mata

pelajaran Sejarah Indonesia khusus pokok bahasan teori-teori masuknya agama

Islam ke Nusantara. Metode penelitian yang digunakan adalah design research

99

Ekasatya Aldila Afriansyah, Design Research: Mengukur Kepadatan Bilangan Desimal, STKIP

Garut, 2013.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

46

berbasis literasi guna membantu peserta didik meningkatkan pengetahuan dan

kemapuan dalam membaca, menulis, menyimak, dan berbicara.

C. Kerangka Pikir

Pembelajaran sejarah memiliki arti strategis dalam pembentukan watak dan

peradaban bangsa yang bermartabat serta dalam pembentukan manusia Indonesia

yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Hal ini tercantum pada

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2006

tentang Standar Isi yang tercantum dalam lampiran Peraturan Menteri.

Pembelajaran sejarah menjadi sarana untuk mengembangkan kemampuan

kognitif, afektif, dan psikomotorik sehingga peserta didik menjadi kritis dan

berkarakter.

Pembelajaran sejarah erat kaitannya dengan kegiatan membaca. Hal ini

dikarenakan sumber-sumber sejarah berbentuk tulisan. Perkembangan teknologi

yang pesat membuat peserta didik enggan membaca buku. Mereka lebih memilih

bermain gawai. Tentu saja hal tersebut berpengaruh pada rendahnya minat baca

peserta didik. Rendahnya minat baca juga akan berpengaruh pada hasil belajar

yang juga ikut rendah. Permasalahan tersebut sangat terlihat pada pelajaran

sejarah Indonesia materi teori-teori masuknya agama Islam di Nusantara.

Untuk mengatasi hal tersebut peneliti berupaya membuat desain

pembelajaran yang cocok diterapkan pada permasalahan di atas. Desain

pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sistematis untuk

menyelesaikan masalah pembelajaran, meningkatkan kualitas pembelajaran, atau

untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu yang terdiriatas serangkaian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

47

kegiatan perancangan bahan/produkpembelajaran, pengembangan dan

pengevaluasianrancangan guna menghasilkan rancangan yang efektif danefisien.

Desain pembelajaran yang dipilih peneliti adalah desain pembelajaran

sejarah berbasis literasi. Desain pembelajaran berbasis literasi mencakup empat

aktivitas yaitu, membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Melalui desain

pembelajaran literasi yang dilakukan oleh guru mampu mengembangkan

kemampuan literasi peserta didik. Desain pembelajaran sejarah dengan

menerapkan literasi dapat membantu peserta didik dalam mengembangkan

pengetahuan yang dimilikinya. Hal ini memuat tiga aspek yaitu, kognitif,

afektif,dan psikomotor.

Dalam aspek kognitif, peserta didik dapat meningkatkan pemahamannya

mengenai materi yang sedang dipelajari sehingga hasil belajar pun meningkat.

Dalam aspek afektif, peserta didik dapat menumbuhkan minat dan motivasi dalam

membaca buku sejarah pada diri peserta didik. Sedangkan dalam aspek

psikomotorik, peserta didik dapat mengembangkan keterampilannya dalam proses

pembelajaran berbasis literasi. Berdasarkan uraian diatas dapat digambarkan

skema kerangka berpikir sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

48

Gambar I

Kerangka Pikir

GURU

PEMBELAJARAN

SEJARAH

HASIL

BELAJAR

PESERTA

DIDIK

LITERASI

DESAIN

PEMBELAJARAN

Menulis

Menyimak

Berbicara

Psikomotorik

Afektif

Kognitif

Membaca

Permasalahan pada materi teori-teori

masuk agama Islam di Nusantara

Hasil belajar

rendah

Minat baca

rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

49

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan design research atau penelitian

desain. Design research adalah penelitian desain yang sistematis terdiri atas

kegiatan perancangan, pengembangan, dan evaluasi yang bertujuan untuk

membantu dan meningkatkan pengetahuan dan prestasi belajar peserta didik

khususnya pada pembelajaran sejarah. Design research merupakan pendekatan

penelitian yang dirancang untuk menemukan solusi dari permasalahan yang khas

pada suatu kelas dan pada materi tertentu. Design research dapat diklarifikasikan

dalam tiga orientasi, yaitu:100

1. Design Research untuk pengembangan pembelajaran (Development Studies)

Pada Develompment Studies, tujuan penerapan design research untuk

mengembangkan desain pembelajaran sebagai solusi untuk menyelesaikan

permasalahan dalam pembelajaran yang kompleks. Selain tujuan tersebut terdapat

tujuan lain yaitu untuk mendapatkan pemahaman atas karakteristik dari intervensi

tersebut dan karakteristik proses perancangan dan pengembangannya.

2. Design Research untuk mengetes atau menguji teori (Validation Studies)

Validation Studies Design Research bertujuan untuk mengembangkan atau

memvalidasi teori pendidikan, khususnya teori pembelajaran.

100

S. Putrawangsa, op.cit, hlm. 38

49

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

50

3. Design Research untuk implementasi pembelajaran (Implementation Studies)

Implementation Studies Design Research bertujuan untuk

mengimplementasikan program atau intervensi yang sudah valid pada konteks

yang lebih luas.

Penelitian ini menggunakan design research untuk pengembangan

intervensi (development studies) yang merupakan riset yang bertujuan untuk

merancang dan mengembangkan intervensi pendidikan, seperti program, strategi,

materi, produk atau sistem pembelajaran pendidikan, sebagai solusi atas masalah

pendidikan yang kompleks. Selain itu, pada saat yang bersamaan peneliti berusaha

memahami karakteristik dari intervensi tersebut dan cara merancang dan

mengembangkannya.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu

Yogyakarta yang beralamat di Jl. Wates Km.12 Argosari, Sedayu, Bantul, Daerah

Istimewa Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-Juni 2019 dengan jadwal

penelitian sebagai berikut:

Tabel 3. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No Kegiatan Bulan

Maret April Mei Juni

1. Penyusunan Proposal √

2. Perizinan √

3. Pengumpulan Data √ √

4. Analisis Data √ √

5. Penulisan Laporan √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

51

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPS SMA Pangudi Luhur

St. Louis IX Sedayu Yogyakarta tahun ajaran 2018/2019.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah desain pembelajaran sejarah berbasis literasi

pada pokok bahasan teori-teori masuknya agama Islam di Nusantara untuk kelas

X IPS SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu Yogyakarta.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian design research dengan

model penelitian Gravemeijer dan Cobb. Model penelitian yang dikemukan

Gravemeijer dan Cobb membagi tahapan design research menjadi tiga, yaitu:

1. Tahapan Persiapan Desain

Meliputi kegiatan penentuan tujuan perancangan, analsisi keadaan subjek

(siswa), tinjauan literatur, dan penyusunan draf intervensi, yaitu berupa hipotesis

strategi dan kegiatan pembelajaran dengan memperhatikan hasil kajian literatur.

Dalam penelitian ini, diawali dengan observasi dan dokumentasi sebagai data

pengamatan awal. Kemudian dilakukan pre-test berupa tes kognitif dan kuesioner

untuk mengukur minat baca peserta didik sebelum diterapkan HLT. Setelah

semua data terkumpul peneliti akan membuat Hypothetical Learning Trajectory

(HLT).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

52

2. Tahapan Percobaan Desain

Tahapan percobaan desain, yaitu kegiatan uji coba draf intervensi yang telah

dirancang pada tahap sebelumnya (yaitu hipotesis strategi dan kegiatan

pembelajaran). Tahapan ini bukan untuk menguji apakah rancangan dan local

instructional theory bekerja atau tidak, tetapi sekaligus menguji dan

mengembangkan local instructional theory yang telah dikembangkan serta

memahami bagaimana teori itu bekerja selama eksperimen berlangsung. Design

eksperimen dilakukan dalam bentuk kegiatan siklus, misalnya dalam beberapa

kali pembelajaran. Pada tahap ini dikumpulkan data yang diperlukan meliputi

proses pembelajaran yang terjadi di kelas serta proses berpikir siswa baik dari

perspektif sosial.

Pada penelitian ini dilakukan dua siklus. Siklus pertama menerapakan

rancangan pembelajaran yang sudah dirancang berdasarkan data-data yang sudah

didapatkan selama observasi. Selama siklus berlangsung peneliti mengamati

berjalannya proses belajar dengan mengisi lembar observasi dan

mendokumentasikan proses pembelajaran untuk menemukan kekurangan dalam

desain. Setalah peneliti menemukan kekurangan dalam desain, maka peneliti

segera merevisi desain dan kembali menguji coba pada siklus kedua. Prosesnya

sama dengan siklus pertama. Setelah melaksanakan siklus satu dan dua, dilakukan

post-test untuk menguji kemampuan kognitif dan afektif peserta didik. Untuk

menguji kemampuan psikomotorik peneliti memberi penugasan membuat artikel

pada siklus pertama dan siklus kedua. Kemudian peserta didik diberi kesempatan

untuk memperbaiki tugasnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

53

3. Tahapan Analisis Restrospektif

Tujuan tahap ini adalah menganalisis data-data yang telah diperoleh untuk

mengatahui apakah mendukung atau sesuai tidak dengan konjektur yang telah

dirancang. Data yang dianalisis meliputi rekaman video proses pembelajaran dan

hasil interview terhadap siswa dan guru, lembar hasil pekerjaan siswa, catatan

lapangan serta rekaman video dan audio yang memuat proses penelitian dari awal.

Tahapan ini bergantung kepada tujuan teoritis yang hendak dicapai, sehingga

analisis yang dilakukan untuk mengetahui dukungan data terhadap local

instructional theory. Pada tahap ini dilakukan rekonstruksi dan revisi pada local

instructional theory serta menyajikan suatu isu kemungkinan yang dapat

berimplikasi pada teori dan penerapannya pada konteks dan situasi yang lebih

luas. Pada penelitian ini untuk mendapat analisis retrospektif dilakukan dengan

melihat data-data yang sudah didapatkan pada tahap eksperimen rancangan dan

wawancara dengan guru dan peserta didik

Dari ketiga tahapan tersebut dipandang dalam satu siklus yang digambarkan

sebagai berikut:101

101

Rully Charitas Indra Prahmana, op.cit, hlm. 24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

54

Gambar II.

Model Design Research oleh Gravemeijer dan Cobb

E. Hypothetical Learning Trajectory (HLT)

Dalam merancang suatu desain pembelajaran sejarah di kelas X IPS

khususnya pada teori-teori masuknya agama Islam di Nusantara, seorang guru

harus mempunyai dugaan atau hipotesis agar mampu mempertimbangkan reaksi

peserta didik untuk setiap tahap dari lintasan belajar terhadap tujuan pembelajaran

yang dilaksanakan.102

Dalam konteks hypothetical learning trajectory (HLT)

diartikan sebagai suatu dugaaan atau hipotesis atau prediksi bagaimana pemikiran

dan pemahaman siswa berkembang dalam aktivitasnya. HLT bisa diartikan

102

Rully Charitas Indra Prahmana, op.cit, hlm. 20.

Persiapan Desain Percobaan Desain Analisis

Restrospektif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

55

sebagai rencana lintasan belajar yang akan diterapkan pada suatu kelas untuk

menyelesaikan masalah.

Menurut Gravemeijier menyatakan HLT terdiri dari tiga komponen utama

yang dijabarkan berdasarkan penelitian ini, yaitu:103

1. Tujuan pembelajaran sejarah bagi peserta didik. Tujuan pembelajaran yang

dimaksud pada penelitian ini adalah meningkatkan KKM (kognitif),

meningkatkan minat baca (afektif), dan meningkatkan keterampilan

(psikomotorik).

2. Aktivitas pembelajaran menggunakan model pembelajaran discovery learning

dan perangkat/media yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah ppt

dan video.

3. Konjektur proses pembelajaran bagaimana mengetahui pemahaman dan

strategi peserta didik yang muncul dan berkembang ketika aktivitas

pembelajaran dilakukan di kelas tercantum dalam rencana pelaksanaan

pembelajaran.

Tahap uji coba pada penelitian ini menggunakan pengajaran HLT yang

berfungsi sebagai patokan bagi guru dan peneliti dalam pelaksanaan pengajaran,

wawancara, dan observasi. HLT ini sebagai penghubung antara teori pembelajaran

dan uji coba pengajaran.104

Dari hubungan tersebut akan muncul konjektur yang

dapat direvisi yang kemudian dikembangkan kembali untuk aktivitas

pembelajaran berikutnya berdasarkan hasil restrospective analysis setelah

103

Ibid, hlm. 20. 104

Ibid, hlm 21.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

56

teaching experiment dilakukan.105

Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian ini

akan mendesain rencana lintasan belajar (HLT) berbasis literasi pada mata

pelajaran sejarah Indonesia pokok bahasan teori-teori masuknya agama Islam di

Nusantara.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Pada tahap ini, peneliti melakukan observasi kelas. Observasi merupakan

suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan

penelitian secara teliti serta pencatatan secara sistematis.106

Beberapa informasi

yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang(tempat), pelaku, kegiatan, objek,

perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, dan perasaan.107

Dalam penelitian ini

peneliti menggunakan metode observasi untuk mendapatkan beberapa informasi

mengenai aktivitas pelaksanaan pembelajaran literasi khususnya dalam pelajaran

sejarah.

2. Tes

Untuk memperoleh data tentang hasil belajar peserta didik diberikaan tes

kepada peserta didik setelah pelaksanaan pembelajaran. Tes yang akan dilakukan

pada penelitian ini guna mengetahui hasil belajar peserta didik berupa pre-test dan

post-test untuk mengetahui kemampuan pengetahuan peserta didik dan penugasan

untuk mengetahui kemampuan keterampilan peserta didik (psikomotorik). Melalui

hasil belajar ini peneliti dapat mengetahui efektivitas desain pembelajaran yang

dirancang dalam membantu peserta didik memahami pelajaran sejarah.

105

Ibid. 106

Hamid Darmadi, Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial, Bandung: Alfabeta, 2014, hlm 35. 107

Ibid, hlm. 36.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

57

3. Kuesioner

Kuesioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak

langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab pada responden). Kuesioner

berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau direspons

oleh responden.108

Dalam penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mendapat

informasi mengenai tumbuhnya minat baca peserta didik yang terkait dengan

materi teori-teori masuknya agama Islam di Nusantara.

4. Wawancara

Wawancara adalah percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu.

Ini merupakan tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan

secara fisik.109

Dalam penelitian design research wawancara dilakukan secara

mendalam. Wawancara mendalam (in-depth interview) adalah proses memperoleh

keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka

antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau

tanpa menggunakan pedoman wawancara.110

Dalam penelitian ini wawancara dilakukan kepada guru mata pelajaran

sejarah dan peserta didik. Hal ini dilakukan untuk mendapat informasi mengenai

kekurangan dan kelebihan dari desain pembelajaran yang telah dirancang oleh

peneliti serta mengetahui efektivitas desain pembelajaran dalam membantu

peserta didik dalam memahami pelajaran sejarah.

108

Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif: Untuk Ilmu-ilmu Sosial, Jakarta:

SalembaHumanika, 2012, hlm. 130-131. 109

Sudaryono, Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: Prenadamedia Group, 2016, hlm. 77. 110

Hamid Darmadi.,op.cit., hlm. 291.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

58

5. Dokumentasi

Dokumentasi berupa video proses pelaksanaan penelitian. Dokumentasi ini

dilakukan untuk melihat proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan

peserta didik sebelum diterapkannya desain dan sesudah diterapkan desain.

G. Instrumen Pengumpulan Data

1. Lembar Observasi

Dalam penelitian ini observasi dilakukan untuk mengetahui pembelajaran

berbasis literasi di kelas X IPS SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu

Yogyakarta. Untuk melakukan observasi, peneliti menggunakan lembar observasi

check list.Chek List adalah pedoman observasi yang berisikan daftar aspek yang

diamati. Dalam penelitian ini, peneliti menyiapkan lembar observasi berupa check

list dengan 2 option yaitu ―Ya dan Tidak‖ untuk setiap daftar pernyataan yang

berkaitan dengan aktivitas guru dan peserta didik dalam pelaksanaan

pembelajaran sejarah berbasis literasi.

2. Tes Hasil Belajar

Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan tes tertulis berupa pertanyaan

pilihan ganda untuk mengetahui hasil belajar peserta didik. Dari hasil belajar

tersebut akan digunakan untuk melihat seberapa jauh kemampuan kognitif peserta

didik saat diterapkan desain pembelajaran sejarah berbasis literasi.

3. Instrumen Kuesioner

Kuesioner yang akan dilakukan peneliti bertujuan untuk melihat seberapa

jauh minat baca/minat literasi peserta didik saat diterapkan desain pembelajaran

sejarah berbasis literasi. Penentuan skor kuesioner menggunakan skala likert

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

59

terdiri dar ilima kategori, yaitu: pernyataan positif, pilihan jawaban ―Sangat

Setuju‖ (SS)diberi skor 5, ―Setuju‖ (S) diberi skor 4, ―Kurang Setuju‖ (KS) diberi

skor 3,―Tidak Setuju‖ (TS) diberi skor 2, ―Sangat Tidak Setuju‖ (STS) diberi skor

1. Sebaliknya untuk pernyataan negatif, pilihan jawaban ―Sangat Setuju‖ (SS)

diberi skor 1, ―Setuju‖ (S) diberi skor 2, ―Kurang Setuju‖ (KS) diberi skor 3,

―Tidak Setuju‖ (TS) diberi skor 4, ―Sangat Tidak Setuju‖ (STS) diberi skor 5.111

4. Instrumen Wawancara

Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan kepada guru pelajaran sejarah

dan peserta didik di kelas X IPS SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu

Yogyakarta. Dengan menggunakan pertanyaan yang telah disusun oleh peneliti.

pertanyaan wawancara disusun berkaitan dengan penerapan desain pembelajaran

sejarah berbasis literasi pada pokok bahasan teori-teori masuknya agama Islam di

Nusantara. Daftar pertanyaan wawancara disusun berdasarkan kisi-kisi yang

dibuat oleh peneliti sebagai berikut:

Tabel 4. Kisi-kisi Wawancara Guru dan Peserta Didik

Fokus

Penelitian

Indikator Pokok-Pokok Pertanyaan No

Desain

pembelajaran

sejarah berbasis

literasi pada

pokok bahasan

teori-teori

masuknya

agama Islam di

Nusantara

Observasi

Guru

-Bagaimana RPP yang disusun

sudahkah dapat berjalan dengan

baik?

-Bagaimana media yang disusun?

-Bagaimana soal-soal yang

disusun?

- Bagaimana pelaksanaan desain

1.

111

Sugiyono, Penelitian Kualitatif dan R&D, Bandung, Alfabeta, 2012, hlm. 93.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

60

Analisis

Restrospektif

dan apakah mudah menyesuaikan

RPP?

-Kendala apa saja yang dialami

dalam pelaksanaan desain?

-Bagaimana situasi kelas

-Bagaimana respon peserta didik?

Peserta Didik

-Bagaimana tingkat ketertarikan

pelajaran sejarah?

-Bagaimana minat baca buku

sejarah?

-Bagaimana harapan peserta didik

mengenai pelajaran sejarah?

Peserta Didik

-Bagaimana tanggapan peserta

didik terhadap desain yang

diterapkan?

-Kemudahan apa saja yang didapat

melalui desain pembelajaran yang

diterapkan?

-Kesulitan apa saja yang dialama

selama pembelajaran.?

-Kelebihan dari desain

pembelajaran

-Kekurangan dari desain

pembelajaran

-Kesan dan saran untuk desain

pembelajaran yang diterapkan.

2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

61

5. Instrumen Dokumentasi

Peneliti juga mengambil dokumentasi berupa video dalam proses kegiatan

pembelajaran di kelas dari awal sampai akhir penelitian.

H. Validasi Data

Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek

penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian

datayang valid adalah data ―yang tidak berbeda‖ antar data yang dilaporkan oleh

peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian. Dalam

penelitian design research, validasi data digunakan untuk menguji kredibilitas

data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian yang dilakukan dengan

perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi,

diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, membercheck.112

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji kredibilitas data atau

kepercayaan terhadap hasil penelitian yaitu dengan triangulasi, meningkatkan

ketekunan, dan diskusi teman sejawat.

1. Triangulasi

Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat

menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang

telah ada. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai

pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu.

Dengan demikian terdapat beberapa triangulasi yaitu triangulasi sumber,

triangulasi teknik pengumpulan data, dan triangulasi teori.

112

Ibid., hlm. 267.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

62

(1) Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber yaitu untuk menguji kreadibilitas data yang dilakukan

dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.113

Dalam penelitian ini peneliti melakukan triangulasi berdasarkan sumber penelitian

yang diperoleh, yaitu peserta didik dan guru mata pelajaran sejarah.

(2) Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik yaitu untuk menguji kredibilitas data dapat dilakukan

dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang

berbeda. Dalah penelitian ini peneliti memperoleh data melalui observasi, tes,

kuesioner, wawancara, serta dokumen dan dokumentasi.

(3) Triangulasi Teori

Dalam melakukan penelitian, fakta harus diperiksa derajat kepercayaannya

menggunakan satu atau lebih teori untuk menghasilkan data yang lebih akurat.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teori mengenai

pembelajaran sejarah, desain pembelajaran, literasi dan teori masuknya agama

Islam di Nusantara.

2. Meningkatkan Ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat

dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan

peristiwa akan dapat direkam dengan pasti dan sistematis.114

Dengan

meningkatkan ketekunan, maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali

apakah data yang telah ditemukan salah atau tidak. Sebagai bekal peneliti untuk

113

Ibid, hlm. 274. 114

Ibid, hlm. 272.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

63

meningkatkan ketekunan, dalam penelitian ini peneliti membaca dan mempelajari

berbagai referensi buku serta melakukan pengamatan secara cermat dan

berkesinambungan terkait dengan desain pembelajaran dan proses pembelajaran.

3. Pemeriksaan Sejawat Melalui Diskusi

Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil

akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat. Dengan

demikian pemeriksaan sejawat berarti pemeriksaan yang dilakukan dengan jalan

mengumpulkan rekan-rekan yang sebaya, yang memiliki pengetahuan umum yang

sama tentang apa yang diteliti, sehingga bersama mereka peneliti dapat me-review

persepsi, pandangan, dan analisis yang sedang dilakukan.115

Dalam penelitian ini,

peneliti melakukan pemeriksaan sejawat dengan melakukan diskusi dengan guru

mata pelajaran sejarah.

I. Teknik Analisis Data

1. Tes Awal

Pada tahap tes awal (pre-test), hasil data pre-test yang berupa kumpulan

jawaban dianalisis untuk mengetahui langkah awal peserta didik dalam

mempelajari materi teori-teori masuknya agama Islam ke Nusantara. Selain itu

juga dilakukan kuesioner untuk mengetahui keterampilan literasi peserta didik.

Hasil pengujian ini diharapkan dapat mengungkap pengetahuan awal siswa dan

dapat mengarahkan HLT awal sedemikian rupa sehingga sesuai bagi siswa kelas

X IPS SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu Yogyakarta.

115

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya ,2006, hlm.

332-334

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

64

2. Percobaan Mengajar (Siklus 1)

Pada tahap percobaan mengajar siklus 1, video rekam dan lembar kerja

siswa dianalisis untuk mengetahui hasil dari proses pembelajaran. Pada siklus 1

ini digunakan kelas kecil dengan jumlah siswa 10 orang. Dalam prakteknya,

terdapat kemungkinan bahwa dugaan dari HLT tidak sesuai dengan situasi nyata.

Di sini, HLT perlu ditingkatkan dan perlu ada perubahan ke arah yang lebih baik.

Tidak jarang HLT telah sesuai dengan apa yang terjadi, ataupun sebaliknya.

3. Percobaan Mengajar (Siklus 2)

Pada percobaan kali ini peneliti akan mempraktekkan HLT di kelas yang

lebih besar. HLT yang sudah direvisi kembali diterapkan di dalam kelas. Kerja

peserta didik dianalisis secara mendalam. Daya pikir mereka dan perkembangan

pemahaman mereka tentang teori-teori masuknya agama Islam ke Nusantara

dianalisis.

4. Tes Akhir

Pada tahap tes akhir (post-test), hasil tes di analisis untuk mengukur

pemahaman siswa setelah proses pembelajaran; dianalisis dengan HLT. Hal ini

juga dapat dibandingkan dengan hasil pre-test, untuk melihat proses pemahaman

siswa tentang teori-teori masuknya agama Islam ke Nusantara. Kedua tes ini

dibuat mirip, hanya saja pada post-test tingkat kesulitannya lebih tinggi. Selain

post-test dilakukan kuesioner untuk mengukur minat baca peserta didik yang

diharapkan meningkat dari kuesioner awal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

65

5. Reliabilitas

a. Reliabilitas Internal

Pada reliabilitas ini peneliti akan memisahkan data berdasarkan pada

jenisnya, memberikan kode tertentu pada setiap data yang telah terkumpul, seperi

hasil nilai kognitif, afektif, psikomotorik, wawancara, dan data yang berupa video,

serta yang terakhir melakukan diskusi dengan guru pelajaran sejarah dan peserta

didik tentang tugas dan perannya dalam penerapan desain pembelajaran sejarah

berbasisi literasi yang berlangsung.

b. Reliabilitas Ekternal

Reliabilitas eksternal yang dilakukan peneliti dilakukan dengan cara

melaporkan hasil penelitian, baik kebrhasilan maupun kegagalan, menjelaskan

prosedur yang dijalani selama penelitian, kajian teori yang digunakan, dan alasan-

alasan pembuatan desain pembelajaran sejarah berbasis literasi.

J. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan dalam menyusun skripsi ini, penyusunan

dibagi menjadi lima bab.

Bab I Pendahuluan, berisi pokok bahasan utama yang menjadi latarbelakang

penelitian ini. Bab ini mencakup latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, batasan masalah, dan manfaat penelitian.

Bab II Kajian Pustaka, berisi tentang kajian teori, penelitian relevan, dan

kerangka pikir. Kajian teori mencakup pembelajaran sejarah, desain pembelajaran,

literasi, dan teori-teori masuknya agama Islam ke Nusantara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

66

Bab III Metodologi Penelitian, mencakup jenis penelitian, waktu dan tempat

penelitian, subjek dan objek penelitian, prosedur penelitian, hypothetical learning

trajectory (HLT), teknik pengumpulan data, instrumen pengumpulan data,

validasi data, dan teknik analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian, mencakup deskripsi hasil penelitian dan

pembahasan.

Bab V Kesimpulan dan saran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

67

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Persiapan Desain

a. Analisis Kebutuhan

Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang

atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya

pengajaran dan pelatihan.116

Pada abad ke-21 ini, pendidikan semakin

berkembang seiring dengan perkembangan teknologi. Pemebelajaran tidak hanya

berfokus dalam mengajarkan peserta didik mengenai materi tetapi juga harus

membuat pembelajaran menjadi menarik. Pembelajaran yang sedang

dikembangkan di Indonesia adalah pembelajaran literasi. Pembelajaran literasi

sangat sering dikaitkan dengan pelajaran bahasa Indonesia, padahal pembelajaran

literasi juga dapat diterapkan dalam pelajaran sejarah.117

Biasanya literasi selalu dikaitkan dengan kegiatan membaca dan menulis.

Namun pada perkembangannya literasi juga meliputi kegiatan membaca, menulis,

menyimak, dan berbicara.118

Seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi

dan informasi guru harus menyadari bahwa literasi dapat dikembangkan dan

dimanfaatkan menjadi sebuah media pembelajaran di kelas.119

Dengan

perkembangan literasi yang semakin pesat di luar negeri, membuat pemerinatah

juga ingin mengembangkan hal ini di Indonesia.

116

Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima 117

Hendra Kurniawan, op. cit, hlm.1. 118

Yunus Abidin dkk, 2017, op.cit, hlm.1. 119

Ibid, hlm. 3.

67

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

68

Berdasarkan survei-survei yang banyak dilakukan oleh lembaga survei,

minat baca di Indonesia sangat rendah. Demi menyelesaikan permasalahan ini,

pemerintah menjalankan peraturan berupa Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi

Pekerti (PBP). Pelaksanaan PBP memiliki dasar nilai-nilai kemanusiaan dan

kebangsaan yang berguna untuk menumbuhkan potensi peserta didik, khusunya

mendorong peserta didik untuk gemar membaca dan mengembangkan minat

sesuai dengan bakat yang dimiliki peserta didik.120

Dalam penerapan PBP yang dilakukan pemerintah, kegiatan yang dilakukan

di sekolah adalah Gerakan Literasi Sekolah (GLS). GLS merupakan upaya yang

dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi

pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik.121

GLS yang diterapkan mengandung lima komponen yaitu literasi dasar, literasi

perpustakaan, literasi media, literasi teknologi, dan literasi visual yang semuanya

berperan dalam membantu pengembangan literasi pada peserta didik. Selain

bertujuan untuk menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah, GLS juga

bertujuan untuk meningkatkan kualitas warga sekolah agar literat, menjadikan

sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan agar mampu mengelola

pengetahuan, dan menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan

beragam buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.122

Ruang

120

Permendikbud Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2015 tentang PBP, hlm. 4. 121

Hendra Kurniawan, 2018, op.cit, hlm. 22. 122

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, op. cit, hlm. 2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

69

lingkup dalam penerapan GLS bisala dilakukan sesuai dengan lingkungan fisik

sekolah, lingkungan sosial dan afektif di sekolah, serta lingkngan akademik.123

Tentunya sasaran GLS meliputi setiap jenjang pendidikan dari pendidikan

dasar sampai pendidikan menengah atas. Hal ini sesuai dengan target GLS yang

dapat menciptakan warga sekolah yang literat sehingga dapat menumbuhkan

budipekerti peserta didik.124

Berdasarkan prinsip-prinsip literasi sekolah maka

strategi yang digunakan untuk membangun budaya literasi dengan

mengkondisikan lingkungan fisik ramah literasi, mengupayakan lingkungan sosial

dan afektif sebagi model komunikasi dan interaksi yang literat, serta

mengupayakan sekolah sebagai lingkungan akademik yang literat.125

Dalam

program GLS, terdapat tiga tahap penerapan yaitu tahap pembiasaan, tahap

pengembangan, dan tahap pembelajaran. Peneliti akan berfokus pada kegiatan di

tahap pembelajaran.

Pada tahap pembelajaran peneliti akan berfokus pada pembelajaran sejarah.

Pembelajaran sejarah dianggap sangat cocok untuk diterapkan kegiatan literasi.

Dalam pembelajaran sejarah, peneliti berusaha untuk membantu peserta didik

dalam mempelajari sejarah dengan metode dan strategi yang akan digunakan.126

Pembelajaran sejarah sangat cocok dengan kegiatan literasi karena dalam

mempelajari sejarah dibutuhkan sumber-sumber yang berkaitan dengan kegitan

membaca.

123

Ibid, hlm. 3. 124

Dirjen Dikdasmen, op. cit, hlm. 34. 125

Ibid, hlm. 12. 126

Brian Garvei dan Mary Krug, op. cit, hlm.1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

70

Kegiatan literasi dalam pembelajaran sejarah dapat meliputi 4 keterampilan

literasi yaitu membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Dalam kegiatan

membaca, peserta didik dapat membaca berbagai sumber mengnai palajarn

sejarah melalui buku, artikel, dan sumber internet. Peserta didik juga bisa

mengembangkan keterampilan menulis dengan menulis informasi yang

didapatkan saat guru menjelaskan dan saat teman mmpresentasikan hasil kerja

kelompok. Dalam mengembangkan kemampuan menyimak peserta didik dapat

menonton video yang berkaitan dengan sejarah yang ditayangkan oleh guru.

Selain itu tanya jawab di kelas juga penting untuk mengembangkan kemampuan

berbicara peserta didik, serta diskusi dan presentasi yang membantu peserta didik

menjadi lebih cakap dalam mengkomunikasikan suatu informasi.

Untuk mengwujudkan pembelajaran sejarah yang berkaitan dengan kegiatan

literasi, peneliti meranacang sebuah desain pembelajaran guna membantu peserta

didik untuk mengembangkan keterampilan literasi. Desain pembelajaran adalah

proses yang dilakukan secara sistematis untuk menyelasaikan masalah

pembelajaran, meningkatkan kualitas pembelajaran, atau untuk mencapai tujuan

pembelajaran tertentu yang terdiri atas serangkaian kegiatan perancangan

bahan/produk pembelajaran, pengembangan dan pengevaluasian rancangan guna

menghasilkan rancangan yang efektif dan efisien.127

Desain pembelajaran yang

dirancang adalah Hypothetical Learning Trajectory (HLT) yang akan

diujicobakan di kelas untuk menghasilkan Local Instruction Theory (LIT)

berbasis literasi.

127

S. Putrawangsa, op.cit, hlm.24.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

71

Peneliti merancang desain pembelajarn sejarah berbentuk Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam membuat RPP, peneliti harus

memperhatikan pendekatan, metode, serta media pembelajaran yang akan

digunakan sesuai dengan pembelajarn literasi yang akan diterapakan dalam

desain. Peneliti juga memperisiapkan bahan ajar sejarah yaitu materi teori-teori

masuknya agama Islam di Nusantara. Alasan peneliti mengambil materi ini adalah

materi teori masuknya agama Islam ke Nusantara selama ini kurang dikaji di

sekolah-sekolah. Padahal pada kenyataannya materi mengandung banyak nilai.

Khususnya nilai keberagaman dimana kita melihat banyak teori yang

bermunculan berasal dari berbagai daerah. Selain itu terdapat nilai-nilai

kebudayaan pada setiap teori yang mengindikasikan bahwa setiap daerah

meninggalkan kebudayaan yang akan menyatu dengan kebudayaan asli Nusantara.

Peneliti akan menerapkan desain pembelajaran sejarah ini di SMA Pangudi

Luhur Sedayu tepatnya di kelas X IPS 1. Di sekolah ini sudah menerapkan literasi

sejak tahun 2017. Desain pembelajaran yang dirancang harus sesuai dengan

Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang berfokus pada kegiatan pembelajaran.

Desain pembelajaran sejarah yang dirancang diharapkan tidak hanya

mengistruksikan siswa ke perpustakaan atau mencari sumber tetapi juga

membantu siswa dalam mengkritisi informasi yang mereka dapatkan. Peneliti

melakukan observasi dengan mengamati cara belajar siswa dengan wawancara.

Selain itu peneliti juga mengobservasi nilai siswa melalui tes dan mengukur

keterampilan literasi dengan kuesioner.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

72

Berdasarkan observasi peneliti saat melihat keadaan kelas X IPS 1 dengan

jumlah siswa 29 orang. Saat guru menjelaskan tentang materi teori masuknya

agama Islam ke Nusantara kebanyakan siswa asyik mengobrol sendiri dari pada

saat mendengarkan guru menerangkan pelajaran sejarah. Ada juga yang tampak

mengantuk dengan penjelasan tersebut. Mereka tidak aktif bertanya atau

menjawab pertanyaan. Saat diskusi pun hanya satu atau dua anak yang

mengerjakan. Peserta yang tidak antusias ini membuat keterampilan literasi

peserta didik sulit berkembang.128

Selain itu guru dalam menyajikan materi hanya menjelaskan tanpa memberi

memberi sumber literasi kepada peserta didik.129

Padahal sumber literasi bisa

membantu peserta didik menjadi lebih aktif dan tidak tergantung dengan

penjelasan yang diberikan oleh guru. Pertanyaan yang diajukan pun tidak dajukan

perorangan tetapi untuk satu kelas. Hal ini menyebabkan hanya beberpa peserta

didik saja yang terlihat aktif. Sedangakan yang lain memilih diam. Pertanyaan

yang diajukan untuk perorangan sangat membantu peserta didik yang

keterampilan berbicaranya kurang. Mau tidak mau mereka harus menjawab

pertanyaan tersebut karena ditunjuk. Sebenarnya peserta didik sangat aktif. Tapi

mereka aktif ngobrol sendiri daripada aktif mengkritisi topik masalah. Bisa jadi

guru menggunakan bahasa yang terlalu tinggi sehingga membuat peserta didik

tidak mampu mengkritisi suatu topik masalah.130

Guru sejarah menyatakan bahwa kelas X IPS 1 sangat aktif. Terutama

dalam kegiatan tanya jawab. Mereka juga menyimak dengan baik jika guru

128

Catatan Lapangan 1, Lembar Observasi Siswa 129

CL 1, Lembar Observasi Guru 130

CL 2, Lembar Observasi Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

73

menjelaskan atau menyangkan video. Tapi perlu dicatat anak-anak akan bosan

jika durasi video terlalu panjang dan tidak sesuai dengan selera mereka. Mereka

suka video yang benar-benar menggambarkan peristiwa sejarah dengan narasi

yang mudah dipahami. Sebagian anak-anak suka berbicara sehingga sangat sulit

mengontrol mereka dalam melakukan kegiatan bermain game. Ada juga beberapa

anak yang jarang berbicara dan sibuk sendiri dengan dunianya, jadi harus ada

inisiatif guru untuk bertanya kepada anak-anak yang tidak aktif itu. Dalam

menulis catatan mereka cukup rajin, namun saat diberi tugas menyusun laporan

atau makalah hasilnya kurang maksimal. Kebanyakan mereka tidak suka

menyusun makalah karena harus membawa tugas itu d rumah. Siswa lebih suka

mengerjakan tugas yang langsung selesai di sekolah.131

Setelah melihat situasi kelas, peneliti melakukan wawancara dengan 5 orang

anak. Peneliti memberi 10 pertanyaan yang berkaitan dengan keterampilan

literasi. Hasilnya mereka banyak yang tidak suka membaca buku sejarah dengan

alasan kata-kata yang sulit dimengerti sehingga membosankan.132

Mereka lebih

memilih untuk membaca sumber-sumber di internet karena bahasa yang

digunakan mudah dimengerti dan lebih banyak pilihan bacaaan yang variatif.133

Saat diberi tugas menulis atau membuat makalah siswa-siswa tersebut kurang

antusias karena mereka merasa hal itu tidak membuat mereka memahami

pelajaran yang didapat.134

Mereka juga mengeluhkan guru yang memberi

tayangan video sejarah. Hal ini karena guru sering menayangkan video yang

131

CL 2 132

CL 3, CL 4, CL 5 133

CL 3, CL 4, CL 5, CL 6 134

CL 3, CL 4, CL 5, CL 6, CL 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

74

sifatnya lebih informatif daripada yang bersifat menghibur atau menyenangkan.135

Dalam hal kegiatan tanya jawab, siswa kadang merasa malu atau takut salah jika

menjawab pertanyaan dari guru.136

Dalam hal pelajaran sejarah sebenarnya siswa cukup tertarik. Mereka suka

belajar mengenai sejarah kerajaan-kerajaan yang ada di Indonesia baik kerajaan

Hindu-Budha maupun kerajaan Islam. Mereka juga suka pelajaran tentang

peradaban-peradaban dari berbagai negara di seluruh dunia tidak hanya di

Indonesia saja. Bagi mereka pelajaran tersebut sangat seru dan membuat mereka

penasaran dengan kehidupan zaman dulu.137

Namun berbeda dengan materi teori-

teori khususnya teori masuknya agama Islam ke Nusantara. Siswa kurang tertarik

dengan materi tersebut karena menurut mereka itu hanya sekedar teori dan tidak

ada cerita dibalik itu. Padahal materi ini juga memiliki cerita-cerita yang tidak

kalah menarik dari ceriata sejarah lainnya.

Harapan siswa mengenai pembelajaran sejarah adalah mereka ingin

pembelajaran lebih inovatif dan menarik. Khususnya pembawaan guru dalam

menerangkan sebuah materi. Mereka juga ingin menonton video sejarah yang

lebih menarik misalnya seperti animasi sejarah atau film sejarah. Dalam kegiatan

menulis mereka lebih senang bila hal itu berupa menulis artikel atau refleksi

daripada berbentuk makalah. Pada saat kegiatan tanya jawab siswa berharap guru

bisa berinisiatif untuk bertanya kepada siswa-siswa yang tidak aktif. Mungkin saja

mereka ingin menjawab tapi malu atau takut salah.138

135

CL 4 136

CL 5 137

CL 3, CL 4, CL 5, CL 6, CL 7 138

CL 3, CL 4, CL 5, CL 6, CL 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

75

Selain melakukan wawancara, peneliti juga melakukan test dan kuesioner.

Test yang dilakukan yaitu memberi mereka 10 soal pilihan ganda dengan soal-

soal berbentuk literasi. Tingkat kesukaran soal dari yang paling mudah, sedang,

dan sulit. Soal yang diberikan diharapkan dapat mengembangkan daya analisis

dan budaya membaca siswa. Dari aspek kognitif peserta didik, hasilnya masih

kurang baik. Rata-rata nilai peserta didik banyak yang tidak mencapai nilai KKM

yang telah ditetapkan sekolah yaitu 75. Namun sudah ada beberapa anak yang

sudah mencapai nilai KKM, tetapi tidak terlalu jauh dengan nilai KKM. Dilihat

dari tes ini, hasil belajar peserta didik dalam pelajaran sejarah khususnya pada

materi teori-teori masuknya agama Islam ke Nusantara belum maksimal. Hal ini

dikarenakan pembelajaran sejarah selama ini belum maksimal dalam membantu

peserta didik mengembangkan keterampilan literasinya. Berikut ini dapat dilihat

nilai aspek kognitif peserta didik melalui observasi yang telah dilakukan di SMA

Pangudi Luhur Sedayu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

76

Tabel 5. Data Nilai Aspek Kognitif Peserta Didik dalam Pembelajaran

Sejarah Indonesia pada Materi Teori-teori Masuknya Agama Islam ke

Nusantara

No

Urut

NAMA SISWA

KKM NILAI T TT X IPS 1

1. Alfonseus Ontraro 75 30 √

2. Andreas Willy K 75 40 √

3. Antonius Alam Bayu Abisatya 75 40 √

4. Antonius Dito O. 75 80 √

5. Arsenlus R. S. 75 30 √

6. B. Satria. T. N 75 40 √

7. Beno Radetia 75 40 √

8. Chiara Santi Fatmawati 75 80 √

9. Clarissa Adventri 75 40 √

10. Damianus Anang Setiawan 75 80 √

11. Fransiskus Wahyu Andrianto 75 40 √

12. Gio 75 80 √

13. Heribertus Oktafianus 75 40 √

14. Jesika Margaretha 75 40 √

15. Kristavel Ivan D. P. P 75 40 √

16. Kristina Prita Iswandari 75 60 √

17. Laurentia Jasicca Glory 75 80 √

18. Leonardo Ardian N 75 30 √

19. Liliosa Kartika Aji 75 40 √

20. M. Diandra Putri S. 75 40 √

21. Maria Evaristine Dian P. 75 80 √

22. Maria Jenifer 75 50 √

23. Martinus Dwi Nugroho 75 30 √

24. Maxi 75 50 √

25. Reinaldy Setiawan 75 40 √

26. Rima Ismaningrum 75 80 √

27. Risang Wahyu Bimantara 75 40 √

28. Veronika Amelia 75 60 √

29. Winbil Edgarsito 75 40 √

JUMLAH 1460

RATA-RATA 50,3

PROSENTASE 24, 1%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

77

Keterangan:

T : Tuntas

TT: Tidak Tuntas

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata peserta didik

dapat mencapai 50,3 dengan prosentase 24,1%. Jumlah peserta didik yang tuntas

hanya mencapai 7 orang, sedangkan yang tidak tuntas berjumlah 22 orang. Dilihat

dari perolehan nilai peserta didik yang sebagian besar tidak mencapai nilai KKM,

maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan literasi dalam pembelajaran sejarah

Indonesia pada materi teori-teori masuknya agama Islam ke Nusantara belum

berkembang dengan maksimal.

Selain melakukan test aspek kognitif, peneliti juga melakukan test afektif

berupa kuesioner. Kuesioner yang diberikan untuk mengurkur seberapa tinggi

keterampilan literasi siswa khususnya kemampuan membaca, menulis, menyimak,

dan berbicara. Kuesioner yang diberikan ada 20 butir. Selanjutnya, kuesioner

yang telah disiapkan oleh peneliti tersebut di dalamnya mencakup pernyataan

positif serta negatif yang berkaitan dengan pembelajaran literasi. Hasil dari

perolehan skor kuesioner dapat dilihat pada tabel dan diagram dibawah ini:

Tabel 6. Data Perkembangan Keterampilan Literasi

Skala Jumlah Presentase Keterangan

100-81 0 0 Sangat Tinggi

80-61 9 31 % Tinggi

60-41 12 41, 4 % Sedang

40-21 8 27, 6% Rendah

20-0 0 0 Sangat Rendah

Jumlah 29 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

78

Gambar III.

Diagram Hasil Perkembangan Keterampilan Literasi Peserta Didik

Berdasarkan tabel dan diagram diatas dapat dilihat bahwa keterampilan

literasi peserta didik X IPS 1 terhadap pembelajaran sejarah dalam kategori tinggi,

sedang, dan rendah. Hal tersebut terlihat dalam perolehan skor yang mencapai

31% dengan kategori tinggi, 41,4% dengan kategori sedang, dan 27, 6% kategori

rendah. Dari hasil kuesioner tersebut, dapat disimpulkan bahwa keterampilan

literasi pesera didik dalam pembelajaran sejarah Indonesia di SMA Pangudi Luhur

Sedayu belum cukup berkembng secara optimal.

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Berdasarkan analisis kebutuhan yang dijabarkan diatas, peneliti pun

merancang desain pembelajaran sejarah dalam bentuk Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP). Kegiatan belajar mengajar sejarah dengan menggunakan

pembelajaran sejarah ini sudah sering dilakukan oleh guru sejarah di SMA

Pangudi Luhur Sedayu. Salah satunya adalah kegiatan yang di teliti oleh peneliti

31%

41%

28%

Keterangan:

Tinggi Sedang Rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

79

ini. Dalam merancang desain pembelajaran sejarah tersebut, peneliti

mempersiapkannya dengan sedemikian rupa. Berbagai macam persiapan yang

dilakukan oleh peneliti antara lain, menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP), peneliti juga menyiapkan materi menggunakan power point dan video

mengenai materi pelajaranserta video diakhir pelajaran untuk bahan refleksi

peserta didik. Selanjutnya peneliti menyiapkan bahan ajar berbentuk narasi,

menyiapkan penugasan guna menumbuh kembangkan keterampilan serta

kreatifitas peserta didik selama melaksanakan desain pembelajaran sejarah. Guru

juga mempersiapkan kisi-kisi soal serta soal tes untuk menguji seberapa paham

peserta didik mengenai materi yang dipelajari. Terakhir peneliti menyiapkan

instrumen penilaian untuk mengetahui hasil dari pelaksanaan pembelajaran

sejarah.

Desain pembelajaran sejarah ini akan diterapkan di SMA Pangudi Luhur

Sedayu pada kelas X IPS 1 dengan jumlah siswa 29 orang. Pelaksanaan desain ini

dilakukan dalam 2 pertemuan yaitu pada siklus 1 dan 2 yang akan dilaksanakan

pada tanggal 14 dan 18 Mei 2019.

Sebelum diterapkan di dalam kelas peneliti merancang desain tersebut

terlebih dahulu. Dalam merancang desain pembelajaran sejarah pada mata

pelajaran sejarah, perencanaan pertama yang dilakukan oleh guru yaitu

melakukanpenyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan

Kompetesi Dasar (KD) yaitu tentang (3.7) Menganalisis berbagai teori tentang proses

masuknya agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia. Berpasangan dengan (4.7)

Mengolah informasi teori tentang proses masuknya agama dan kebudayaan Islam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

80

ke Indonesia dengan menerapkan cara berpikir sejarah, serta mengemukakannya

dalam bentuk tulisan. Dengan kompetensi dasar yang demikian, kemudian guru

juga mengembangkan indikator yaitu sebagai berikut139

:

3.7.1 Menjelaskan berbagai teori tentang prosess masuknya agama Islam ke

Nusantara

3.7.2 Mengidentifikasi penyebab agama Islam masuk ke Nusantara

berdasarkan berbagai teori.

3.7.3 Menganalisa bukti-bukti masuknya agama Islam ke Nusantara

berdasarkan berbagai teori

4.7.1 Menyusun hasil analisis bukti-bukti masuknya agama Islam ke Nusantara

berdasarkan berbagai teori dalam bentuk artikel.

4.1.2 Menyaji hasil analisis bukti-bukti masuknya agama Islam ke Nusantara

berdasarkan berbagai teori dalam presentasi

Dalam melakukan penyusunan RPP ini, peneliti juga merencanakan suatu

pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, model pembelajaran, dan media

pembelajaran yang nantinya akan diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas.

Tentu saja, pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, model pembelajaran

,dan media pembelajaran akan disesuaikan dengan pembelajaran literasi. Peneliti

menggunakan pendekatan pembelajaran Student Center Learning dengan model

pembelajaran Discovery Based Learning, metode pembelajaran berupa ceramah,

tanya jawab, diskusi, dan penugasan serta media pembelajaran berupa power point

dan video.

Penggunaan metode pembelajaran Discovery Based Learning ini bertujuan

untuk mendukung implementasi keterampilan literasi dalm pelajaran sejarah

kerena metode ini berpusat pada peserta didik. Dalam model pembelajaran ini

peserta didik harus akti dalam menemukan dan mengumpulkan informasi

berdasarkan referensi internet dan referensi tertulis maupun dari narasumber

139

Dokumen RPP

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

81

untuk diolah menjadi pengetahuan. Hal ini jelas mendukung pengembangan

keterampilan literasi dalam proses pembelajaran, karena dalam menemukan dan

mengumpulkan informasi peserta didik dapat memanfaatkan keterampilan literasi

yaitu menulis, membaca, menyimak dan berbicara.

Perencanaan selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti yaitu menyiapkan

materi pelajaran dengan menggunakan power point dan video. Pembuatan power

point dan penayangan video ini merupakan upaya yang dilakukan guru dalam

pemberian stimulus guna menghantarkan peserta didik dalam materi pelajaran

yang akan dipelajari. Materi yang akan dipakai adalah ―Teori-Teori Masuknya

Agama Islam di Nusantara‖. Dalam tampilan power point, peneliti akan

menampilakab berbagai teori yang ada serta bukti-bukti yang menunjukkan proses

masuknya Islam ke Nusantara. Selain itu peneliti juga menyiapkan video animasi

mengenai teori-teori dan proses masuknya agama Islam ke Nusantara.

Perencanaan selanjutnya, peneliti menyiapkan artikel yang berisi gambaran

dari materi agar menjadi bekal peserta didik untuk menggali topik masalah.

Artikel ini berisi tentang teori-teori masuknya Islam ke Nusantara, proses

masuknya agama Islam ke Nusantara, tokoh-tokoh pencetus teori-teori tersebut,

dan bukti-bukti masuknya agama Islam ke Nusantara. Penambahan artikel ini

guna memfasilitasi peserta didik untuk menambah sumber belajar.

Dalam mendukung terlaksananya pengembangan keterampilan literasi,

peneliti telah menyiapkan dua penugasan untuk peserta didik. Penugasan pertama

yang direncanakan oleh peneliti yaitu menemukan dan mengumpulkan informasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

82

melalui studi literasi dengan berbagai macam sumber belajar bersama kelompok

mengenai:

1. Mencari berbagai hal yang berkaitan dengan teori Arab.

2. Mencari berbagai hal yang berkaitan dengan teori Gujarat.

3. Mencari berbagai hal yang berkaitan dengan teori Persia

4. Mencari berbagai hal yang berkaitan dengan teori Tiongkok.

Penugasan kedua yang diberikan peneliti yaitu diskusi kelompok sebagai

produk dari pembelajaran literasi. Untuk mengerjakan penugasan yang diberikan

oleh guru, peserta didik difokuskan pada empat aktivitas dalam pembelajaran

literasi yaitu membaca, menyimak, menulis, dan berbicara. Perencanaan yang

dibuat oleh guru ini bertujuan untuk menumbuhkembangkan keterampilan dan

kreativitas peserta didik serta menambah pengetahuan dalam materi pelajaran.

Dalam perencanaan, sebelumnya peneliti membagi peserta didik menjadi 4

kelompok. Setelah itu, untuk menuntun peserta didik dalam mengerjakan

penugasan yang pertama, yaitu mencari dan menemukan informasi mengenai

permasalahan yang telah disiapkan. Penugasan yang kedua yaitu diskusi

kelompok. Dalam diskusi ini peserta didik juga dapat memanfaatkan narasiyang

diberikan guru sebagai bahan dalam menemukan suatu ide yang nantinya dapat

dikembangkan dan dijadikan laporan untuk presentasi. Melalui diskusi ini peran

literasi akan sangat ditampakkan. Peserta didik dituntut untuk menemukan

informasi dan mengembangkan informasi tersebut menjadi sebuah laporan yang

nantinya akan dikomunikasikan di depan kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

83

Dalam penyusunan laporan diskusi, peneliti merencanakan beberapa kegiata yang

akan dilakukan peserta didik yaitu sebagai berikut:

1. Peserta didik menemukan dan mengumpulkan informasi-informasi yang

berkaitan dengan materi pelajaran melalui berbagai sumber, baik yang sudah

disediakan peneliti maupun sumber lainnya.

2. Pencarian informasi ditempuh melalui membaca narasi yang telah disediakan

oleh peneliti, buku paket, video yang ditayangkan dan sumber-suber dari

internet. Setelah informasi yang dikumpulkan kemudian informasi tersebut

mulai diolah dan ditulis dalam bentuk laporan, dan yang terakhir

dipresentasikan di depan kelas dengan keterampilan dan kreatifitas peserta

didik dan kelompoknya.

Harapan dari kegiatan ini yaitu peserta didik dapat mengembangkan

keterampilan literasi dengan cara mengumpulkan informasi melalui membaca dan

menyimak, serta menjadi lebih kreatif dalam menulis hasil diskusi kelompok,

serta mampu mengkomunikasikannya di depan kelas sehingga peserta didik dapat

dengan mudah memahami materi pelajaran serta banyak pengetahuan yang

didapat.

Perencanaan selanjutnya, peneliti menyiapkan kisi-kisi soal dan soal tes

serta lembar penilaian untuk aspek kognitif dan aspek psikomotorik melalui

laporan hasil diskusi. Pembuatan soal tes ini, sesuai dengan materi yang sedang

dipelajari yaitu tenatang teori-teori masuknya agama Islam ke Nusantara. Hal

tersebut disiapkan oleh peneliti guna melihat seberapa jauh peserta didik dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

84

memahami materi pelajaran yang dipelajari, serta meleihat keberhasilan desain

yang diterapkan dalam pelajaran sejarah.

Berkaitan dengan waktu pelaksanaan peneliti merencanakan desain

pembelajaran untuk mengembangkan keterampilan literasi dalam mata pelajaran

sejarah Indonesia ini, dilakukan sebanyak 2 pertemuan. Pertemuan pertama

dilakukan pada hari Selasa, 14 Mei 2019, sedangkan pertemuan kedua pada hari

Sabtu, 18 Mei 2019. Untuk pertemuan pertama dilakukan dengan menerapkan

desain pertama dan melihat beberapa kekurangan yang belum maksimal.

Kemudian setelah desain sudah diperbaiki akan di ujicoba kembali pada

pertemuan kedua. Di kedua pertemuan dirancang oleh peneliti dengan

merangkum dan memasukkan kegiatan dalan sintak kegiatan. Baik pertemuan

pertama dan kedua peneliti akan melakukan kegiatan pendahuluan yang terdiri

dari berbagai kegiatan seperti, peneliti membuka pelajaran dengan salam

pembuka, menyampaikan apersepsi, memberi motivasi untuk menstimulus peserta

didik agar peserta didik lebih semangat dalam mempelajari materi, dan memberi

acuan mengenai pentingnya materi yang dipelajari. Dalam kegiatan motivasi

peneliti akan mencoba melakukan kegiatan tanya jawab untuk merangsang

ingatan peserta didik. Kegiatan ini akan ditempuh dalam waktu 10 menit.

Kegiatan kedua yaitu kegiatan inti. Dalam perencanaanya, kegiatan inti akan

ditempuh dalam waktu 70 menit. Dengan di awali menonton video animasi

tentang proses dan bukti-bukti masuknya Islam ke Nusantara, membagi kelompok

diskusi, peneliti membagikan artikel yang berisi ringkasan materi, peneliti

memberi permasalahan dalam bentuk pertanyaan pada setiap kelompok, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

85

peneliti juga mempersilahkan peserta didik untuk mencari berbagai sumber

lainnya melalui buku ataupun internet. Setiap kelompok harus memcari berbagai

hal yang berkaitan dengan teori-teori masuknya agama Islam ke Nusantara. Dari

permasalahan tersebut peserta didik diarahkan untuk mencari dan menemukan

informasi melalui indetifikasi masalah, pengumpulan data, dan pengelohan data.

Informasi yang didapat oleh peserta didik melalui kelompok tersebut

dikumpulkan serta diolah dengan cara mengkritisi melalui diskusi. Dalam

kegiatan ini, peneliti menugaskan peserta didik untuk menyusun laporan hasil

diskusi sebgai produk literasi. Produk tersebut kemudian dipresentasikan di depan

kelas. Setelah itu peneliti akan memberi penguatan mengenai materi dan

memperbaiki pendapat peserta didik yang kurang tepat.

Kegiatan ketiga yang direncanakan oleh peneliti yaitu penutup, dalam

kegiatan ini peneliti akan menarik kesimpulan mengenai informasi-informasi yang

telah ditemukan oleh peserta didik. Kemudian peneliti dan peserta didik

melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.kegiatan pun

diakhiri dengan salam penutup. Kegiatan ini ditempuh dalam waktu 10 menit.

2. Percobaan Desain

a. Siklus 1

Desain pembelajaran yang dirancang oleh peneliti sudah jadi dan akan di

ujicobakan pada kelas X IPS 1 dengan jumlah peserta didik sebanyak 29 orang.

Pelaksaan desain pembelajaran untuk mengembangkan keterampilan literasi ini

dilakukan dalam 2 siklus pertemuan. Siklus pertama ini dilakukan pada Selasa, 14

Mei 2019.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

86

Pada awal pelaksanaan desain pembelajaran literasi Selasa, 14 Mei 2019

pukul 11.15 peneliti menyiapkan peralatan pembelajaran, seperti bahan ajar

berupa artikel sejarah, buku pelajaran, laptop, LCD, dan speaker. Setelah semua

peralatan sudah selesai disiapkan, kemudian peneliti membuka pelajaran dengan

mengucapkan salam dan perkenalan. Selanjutnya peneliti menyampaikan

kompetensi yang akan dicapai dan memanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari,

garis besar cakupan materi dan kegiatan yang dilakukan, serta menyampaikan

lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan. Kemudian peneliti memberi

motivasi berupa gambaran tentang manfaat mempelajari materi yang akan

dipelajari, melakukan tanya jawab antara peneliti dan peserta didik untuk

merangsang ingatan peserta didik tentang materi, dan menyampaikan pentingnya

topik dan materi pembelajaran yang akan dipelajari. Saat peneliti melakukan

kegiatan motivasi, peneliti menggunakan media power point untuk menampilkan

gambar-gambar. Dalam proses pemberian motivasi, peneliti juga menayangkan

video yang berkaitan dengan pelajaran. Peserta didik pun mampu

mengembangkan keterampilan menyimak melalui penjelasan peneliti dan

tayangan video tersebut.

Langkah selanjutnya, peneliti membagi peserta didik menjadi 4 kelompok.

Setelah membentuk kelompok peserta didik duduk sesuai dengan kelompoknya.

Setelah masing-masing anggota kelompok sudah memposisikan diri, kemudian

guru memberikan bahan ajar berupa artikel sejarah pada masing-masing

kelompok tersebut. Artikel tersebut berisi tentang ringkasan mengenai materi

teori-teori masuknya agama Islam ke Nusantara. Setiap keompok diberi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

87

permasalahan. Untuk kelompok 1 mencari berbagai hal yang berkaitan dengan

teori Arab, kelompok 2 tentang teori Gujarat, kelompok 3 teori Persia, dan

kelompok 4 mencari berbagai hal yang berkaitan dengan teori Tiongkok. Selain

mengumpulkan informasi dari artikel yang diberikan, peserta didik juga mencari

dan mengumpulkan informasi melalui buku dan sumber-sumber internet. Hal ini

bertujuan agar peserta didik dapat memahami materi pelajaran tersebut adan

menambah pengetahuan melalui informasi yang ditemukan dengan berbagai

macam sumber belajar, sehingga peserta didik tidak hanya menyimak dan

membaca namun juga harus memahaminya.

Dalam pengembangan keterampilan literasi terdapat empat aktivitas yang

dilihat. Aktivitas-aktivitas ini menjadi acuan peneliti dalam menerapkan desain

pembelajaran. Keempat aktivitas tersebut yaitu:

(1) Membaca

Pada kegiatan ini peserta didik akan membaca artikel yang sudah diberikan

oleh peneliti. Selain itu untuk mencari sumber-sumber agar hasil diskusi

maksimal, peserta didik dapat membaca dari buku pelajaran atau dari sumber

internet untuk dapat mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data berupa

informasi, dan mengolah informasi tersebut. Melalui kegiatan membaca peserta

didik dapat mengembangkan keterampilan membaca serta menjadikannya budaya

dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, peserta didik juga dapat mengembangkan

keterampilan dalam menemukan informasi serta dapat meningkatkan pengetahuan

dalam pelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

88

(2) Menyimak

Dalam kegiatan membaca, peneliti memberi stimulus saat awal

pembelajaran dimulai. Stimulus ini berupa menyimak peneliti menjelaskan dan

menyimak tayangan video. Kemudian kegiatan ini dilanjutkan bersama kelompok

masing-masing dengan cara mendengarkan teman saat mendapat informasi yang

diperlukan untuk menjawab permasalahan yang diberikan oleh peneliti. manfaat

dari kegiatan menyimak adalah untuk melatih peserta didik agar fokus dalam

menemukan informasi dan mengelolah informasi tersebut menjadi suatu

pengetahuan.

(3) Menulis

Kegiatan ini dilakukan peserta didik mendengarkan informasi yang

didapatkan oleh teman sekelompok lalu menulisnya menjadi sebuah laporan

diskusi. Selain itu saat kelompok lain maju mempresentasikan hasil diskusi

mereka, setiap peserta didik juga harus menulis informasi yang mereka dapatkan

dari kelompok lain. Melalui kegiatan ini, peserta didik dapat mengembangkan

kemampuan menulis informasi yang di dapat melalui menyimak teman yang

sedang berbicara. Selain itu peserta didk terampil dalam menulis hasil diskusi

kelompok yang digunakan untuk menjawab permasalahan.

(4) Berbicara

Ada dua kegiatan yang dilakukan yang berkaitan dengan keterampilan

berbicara. Pertama, saat peneliti melakukan kegiatan tanya jawab peserta didik

berusah untuk menjawab pertanyaan yang diberikan. Apabila tidak mengerti akan

penjelasan yang diberikan peserta didik berhak untuk menanyakannya ke peneliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

89

Kegiatan kedua dilakukan saat memaparkan hasil diskusi di depan kelas. Peserta

didik menyampaikan laporan yang berisi jawaban akan permasalahan ynag

diberikan oleh peneliti. Dalam kegiatan ini peneliti menilai keterampilan peserta

didik dalam menyampaikan informasi yang didapatkan.

Kegiatan selanjutnya, peserta didik menyimpulkan poin-poin penting yang

muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru saja dilakukan. Jadi peserta didik

tidak hanya sekedar menerima pembelajaran yang diberikan tetapi juga harus

mampu menyimpulkan poin-pon penting dalam materi yang disampaikan.

Kemudian peneliti melanjutkan dengan memberi penguatan kepada peserta didik

tenang materi yang disampaikan. Penguatan ini guna meyakinkan peserta didik

akan materi yang diajarkan. Selain itu peneliti juga memperbaiki pendapat peserta

didik yang kurang tepat agar tidak terjebak dengan informasi yang keliru.

Pelaksanaan desain pembelajaran guna mengembangkan keterampilan

literasi yang dilakukan peneliti, ditutup dengan melakukan refleksi terhadap

kegiatan yang dilaksanakan. Refleksi ini dilakukan agar peserta didik tidak hanya

sekedar memahami materi saja namun dapat memanfaatkan nilain-nilai yang

terkandung didalamnya dalam kehidupan sehari-hari.

b. Revisi Desain

Dalam pelaksanaan desain pembelajaran sejarah guna mengembangkan

keterampilan literasi ini, perencanaan yang dibuat oleh peneliti dapat berjalan

dengan baik. Berkaitan dengan pelaksanaan desain pembelajarn sejarah guna

mengembangkan keterampilan literasi di kelas X IPS 1, tentunya peserta didik

dapat merasakan perbedaan dalam proses pembelajaran yang menggunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

90

literasi dengan yang tidak. Tidak dipungkiri dalam pelaksanaan desain terdapat

kelebihan dan kekurangan yang ditemukan. Peneliti pun melihat kelebihan dan

kekurangan tersebut melaui video dan pengamatan selama mengajar. Hasilnya

sebagai berikut:

a) Kelebihan Desain Pembelajaran Sejarah untuk Mengembangkan

Keterampilan Literasi

Pelaksanaan desain pembelajaran sejarah di kelas X IPS 1, diharapkan dapat

memberi kelebihan bagi pengembangan keterampilan literasi peserta didik dalam

mata pelajaran sejarah. Dalam pelaksanaan desain tanggapan peserta didik sangat

positif. Sebagian basar peserta didik berpendapat bahwa pembelajaran sangat

mudah diterima. Mereka mudah memahami materi pelajaran. Peserta didik

menyatakan bahwa materi mudah dipahami karena dalam proses pembelajaran

peserta didik difokuskan dalam kegiatan membaca, menyimak, menulis, dan

berbicara sehingga peserta didik dengan mudah memperoleh informasi dan

menyampaikan informasi tentang materi pelajaran. Selain itu peserta didik

menyatakan bahwa mereka menjadi lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran

sejarah. Melalui desain pembelajaran yang diterapkan peserta didik mampu

mengembangkan keterampilan literasi.

Peserta didik juga menyatakan bahwa dengan pembelajaran literasi ini,

pembelajaran menjadi lebih enak, menyenangkan dan tidak gampang bosan.

Apalagi dalam kegiatan menyimak video, peserta didik merasa antusias dengan

video yang ditayangkan. Video yang ditayangkan berupa animasi membantu

mereka dalam membayangkan situasi sejarah yang terjadi. Kegitan tanya jawab

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

91

pun tidak kalah menyenangkan karena mereka diberi kesempatan untuk bertanya

atau menjawan pertanyaan yang diberikan oleh peneliti.

b) Kekurangan Desain Pembelajaran Sejarah untuk Mengembangkan

Keterampilan Literasi

Dibalik semua kelebihan yang terdapat dalam desain pembelajaran yang

dirancang, juga terdapat kekurangan dibaliknya. Dalam hal memberi artikel yang

berisi informasi mengenai materi, hal itu kurang efektif. Hal ini disebabkan

karena peserta didik lebih senang mencari informasi melalui sumber-sumber

internet. Namun kedalanya peserta didik tidak bisa memilah informasi-informasi

dari internet. Mereka tidak tahu mana informasi yang relevan yang bisa digunakan

dalam menyusun laporan diskusi.

Pembagian kelompok juga tidak efektif. Jumlah anggota yang terlalu

banyak menyebabkan hanya beberapa anak yang bekerja dalam menulis laporan

diskusi selebihnya hanya sibuk dengan hal lain. Tentu saja hal ini berakibat

keterampilan menulis peserta didik tidak berkembang dengan merata. Pembagian

kelompok yang tidak efektif ini juga berdampak saat kegiatan diskusi. Hanya

beberapa anak yang mengutarakan pendapat sehingga informasi yang diperoleh

pun sangat minim. Selain itu peserta didik menyatakan bahwa belajar dengan

mengunakan video animasi memang efektif. Tapi lebih baik kualitas video

animasi diperbaiki agar lebih jelas dan lebih mudah untuk menyimak jalan

ceritanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

92

Dari kelebihan maupun kekurangan dari desain pembelajaran, peneliti akan

merevisi bagian-bagian yang perlu di revisi. Hal yang di revisi oleh penliti,

anatara lain:

1) Artikel yang berisi informasi materi pelajaran yang tidak efektif dihilangkan

dan diganti dengan lebih fokus pada informasi-informasi internet. Peneliti

akan memberikan beberapa referensi sumber-sumber internet agar perta didik

tidak terjebak dengan informasi yang kebenarannya masih diragukan. Melalui

sumber-sumber internet ini, diharapkan peserta didik dapat mengembangkan

keterampilan membacanya.

2) Pembagian kelompok diubah yang semula peserta didik dibagi menjadi

empat kelompok akan diubah menjadi delapan kelompok. Diharapkan

pembagian kelompok ini akan membuat kinerja peserta didik dapat efektif.

Terutama dalam kegiatan diskusi, semua anggota kelompok dapat

berkontribusi dalam mencari, mengumpulkan, dan menyusun informasi yang

diperoleh.

3) Setiap kelompok akan mendapat permasalahan yang berbeda-beda.

4) Kegiatan menulis hanya dilakukan saat diskusi kelompok. Hal ini ternyata

tidak optimal. Maka peneliti merancang kegiatan pendukung lainnya agar

keterampilan menulis dapat berkembang. Kegiatan tersebut adalah menulis

refleksi tentang apa saja yang didapat dari materi yang disampaikan dan nilai-

nilai apa yang terkandung yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

5) Video pada rancangan pertama berupa video animasi. Peserta didik merasa

antusias dengan video yang ditayangkan. Tapi mereka mengeluhkan kualitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

93

video yang kurang jelas. Peneliti berusaha untuk meningkatkan kualitas video

tapi tiadak bisa. Maka peneliti mengubah video yang akan ditayangkan

dengan video yang lebih edukatif dan lebih jelas dalam menerangkan materi.

Berdasarkan kelebihan dan kekurangan yang terdapat pada desain

pembelajaran yang diujicobakan, maka peneliti melakukan revisi pada desain.

Dalam penerapan desain pembelaaran sejarah guna mengembangkan keterampilan

literasi, hal pertama yang dilakukan adalah merancang kembali Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) yaitu

tentang (3.7) Menganalisis berbagai teori tentang proses masuknya agama dan

kebudayaan Islam ke Indonesia. Berpasangan dengan (4.7) Mengolah informasi teori

tentang proses masuknya agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia dengan

menerapkan cara berpikir sejarah, serta mengemukakannya dalam bentuk tulisan.

Dengan kompetensi dasar yang demikian, kemudian guru juga mengembangkan

indikator yaitu sebagai berikut140

:

3.7.1 Menjelaskan berbagai teori tentang prosess masuknya agama Islam ke

Nusantara

3.7.2 Mengidentifikasi penyebab agama Islam masuk ke Nusantara

berdasarkan berbagai teori.

3.7.3 Menganalisa bukti-bukti masuknya agama Islam ke Nusantara

berdasarkan berbagai teori

4.7.1 Menyusun hasil analisis bukti-bukti masuknya agama Islam ke Nusantara

berdasarkan berbagai teori dalam bentuk artikel.

4.1.2 Menyaji hasil analisis bukti-bukti masuknya agama Islam ke Nusantara

berdasarkan berbagai teori dalam presentasi

Dalam melakukan penyusunan RPP ini, peneliti juga merencanakan suatu

pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, model pembelajaran, dan media

pembelajaran yang nantinya akan diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas.

140

Dokumen RPP

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

94

Tentu saja, pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, model pembelajaran

,dan media pembelajaran akan disesuaikan dengan pembelajaran literasi. Peneliti

menggunakan pendekatan pembelajaran Student Center Learning dengan model

pembelajaran Discovery Based Learning, metode pembelajaran berupa ceramah,

tanya jawab, diskusi, dan penugasan serta media pembelajaran berupa power point

dan video.

Penggunaan metode pembelajaran Discovery Based Learning ini bertujuan

untuk mendukung implementasi keterampilan literasi dalm pelajaran sejarah

kerena metode ini berpusat pada peserta didik. Dalam model pembelajaran ini

peserta didik harus akti dalam menemukan dan mengumpulkan informasi

berdasarkan referensi internet dan referensi tertulis maupun dari narasumber

untuk diolah menjadi pengetahuan. Hal ini jelas mendukung pengembangan

keterampilan literasi dalam proses pembelajaran, karena dalam menemukan dan

mengumpulkan informasi peserta didik dapat memanfaatkan keterampilan literasi

yaitu menulis, membaca, menyimak dan berbicara.

Rencana selanjutnya adalah menyiapkan power point maupun video.

Pembuatan power point dan penayangan video ini merupakan upaya yang

dilakukan guru dalam pemberian stimulus guna menghantarkan peserta didik

dalam materi pelajaran yang akan dipelajari. Materi yang akan dipakai adalah

―Teori-Teori Masuknya Agama Islam di Nusantara‖. Dalam tampilan power

point, peneliti akan menampilakab berbagai teori yang ada serta bukti-bukti yang

menunjukkan proses masuknya Islam ke Nusantara. Selain itu dalam ujicoba

pertama peneliti menggunakan video animasi namun karena peserta didik banyak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

95

mengeluhkan kualitas video, maka peneliti mengganti video edukasi yang

menggambarkan bahwa bangsa Tiongkok juga berperan dalam penyebaran agama

Islam ke Nusantara.

Perencanaan selanjutnya, peneliti menyiapkan pada ujicoba pertama

memberi artikel yang berisi gambaran dari materi agar menjadi bekal peserta didik

untuk menggali topik masalah. Tetapi artikel ini tidak maksimal dalam membantu

peserta didik dalam mengembangkan keterampilan membaca. Peserta didik

cenderung lebih memilih sumber-sumber yang ada di internet. Maka, peneliti

membantu peserta didik dalam mencari sumber-sumber internet yang relevan. Hal

ini dilakukan dengan memberi mereka referensi-referensi beberapa situs web yang

sudah teruji ke relevanitasnya. Referensi ini diberikan dengan tujuan agar peserta

didik tidak terjebak pada sumber-sumber internet yang belum belum pasti benar.

Referensi-referensi tersebut berisi tentang teori-teori masuknya Islam ke

Nusantara, proses masuknya agama Islam ke Nusantara, tokoh-tokoh pencetus

teori-teori tersebut, dan bukti-bukti masuknya agama Islam ke Nusantara.

Penambahan referensi sumber-sumber internet berguna untuk memfasilitasi

peserta didik dalam menambah sumber belajar.

Dalam mendukung terlaksananya pengembangan keterampilan literasi,

peneliti telah menyiapkan tiga penugasan untuk peserta didik. Penugasan pertama

yang direncanakan oleh peneliti yaitu menemukan dan mengumpulkan informasi

melalui studi literasi dengan berbagai macam sumber belajar bersama kelompok

mengenai:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

96

1. Mencari isi dari teori Arab, Gujarat, Persia, dan Cina.

2. Menemukan pencetus dari teori Arab, Gujarat, Persia, dan Cina.

3. Mencari bukti yang mendukung dari teori Arab, Gujarat, Persia, dan Cina.

4. Menemukan pertentangan yang ditimbulkan oleh teori Arab, Gujarat, Persia,

dan Cina.

5. Menemukan kebudayaan yang masih ada dari teori Arab, Gujarat, Persia, dan

Cina.

6. Menemukan perbedaan dari teori Arab, Gujarat, Persia, dan Cina.

7. Menemukan persamaan dari teori Arab, Gujarat, Persia, dan Cina.

8. Menyimpulkan masing-masing teori dari teori Arab, Gujarat, Persia, dan

Cina.

Penugasan kedua yang diberikan peneliti yaitu diskusi kelompok sebagai

produk dari pembelajaran literasi. Untuk mengerjakan penugasan yang diberikan

oleh guru, peserta didik difokuskan pada empat aktivitas dalam pembelajaran

literasi yaitu membaca, menyimak, menulis, dan berbicara. Perencanaan yang

dibuat oleh guru ini bertujuan untuk menumbuhkembangkan keterampilan dan

kreativitas peserta didik serta menambah pengetahuan dalam materi pelajaran.

Dalam perencanaan, sebelumnya peneliti membagi peserta didik menjadi 8

kelompok. Setelah itu, untuk menuntun peserta didik dalam mengerjakan

penugasan yang pertama, yaitu mencari dan menemukan informasi mengenai

permasalahan yang telah disiapkan. Penugasan yang kedua yaitu diskusi

kelompok. Dalam diskusi ini peserta didik juga dapat memanfaatkan referensi

sumber yang diberikan guru sebagai bahan dalam menemukan suatu ide yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

97

nantinya dapat dikembangkan dan dijadikan laporan untuk presentasi. Melalui

diskusi ini peran literasi akan sangat ditampakkan. Peserta didik dituntut untuk

menemukan informasi dan mengembangkan informasi tersebut menjadi sebuah

laporan yang nantinya akan dikomunikasikan di depan kelas.

Dalam penyusunan laporan diskusi, peneliti merencanakan beberapa

kegiatan yang dilakukan peserta didik yaitu sebagai berikut:

1. Peserta didik menemukan dan mengumpulkan informasi-informasi yang

berkaitan dengan materi pelajaran melalui berbagai sumber, baik yang sudah

disediakan peneliti maupun sumber lainnya.

2. Pencarian informasi ditempuh melalui membaca referensi sumber internet

yang telah disediakan oleh peneliti, buku paket, video yang ditayangkan.

Setelah informasi yang dikumpulkan kemudian informasi tersebut mulai

diolah dan ditulis dalam bentuk laporan, dan yang terakhir dipresentasikan di

depan kelas dengan keterampilan dan kreatifitas peserta didik dan

kelompoknya.

Harapan dari kegiatan ini yaitu peserta didik dapat mengembangkan

keterampilan literasi dengan cara mengumpulkan informasi melalui membaca dan

menyimak, serta menjadi lebih kreatif dalam menulis hasil diskusi kelompok,

serta mampu mengkomunikasikannya di depan kelas sehingga peserta didik dapat

dengan mudah memahami materi pelajaran serta banyak pengetahuan yang

didapat.

Penugasan pertama dan kedua merupakan penugasan yang bersifat

kelempok. Untuk penugasan yang ketika bersifat individu. Peserta didik dituntun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

98

untuk menulis refleksi mengenai nilai-nilai apa saja yang terkandung dalam

materi yang telah dipelajari dan mampu menerapkan nilai-nilai tersebut dalam

kehidupan sehari-hari. Selain itu peserta didk juga merefleksikan budaya apa saja

yang masih eksis hingga sekarang dari teori-teori tersebut. Kegiatan menulis

refleksi ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis peserta didik

serta membantu menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam materi sehingga

dapat dipraktekkan di lingkungan sekolah, keluaraga dan masyarakat.

Perencanaan selanjutnya, peneliti menyiapkan kisi-kisi soal dan soal tes

serta lembar penilaian untuk aspek kognitif dan aspek psikomotorik melalui

laporan hasil diskusi. Pembuatan soal tes ini, sesuai dengan materi yang sedang

dipelajari yaitu tenatang teori-teori masuknya agama Islam ke Nusantara. Hal

tersebut disiapkan oleh peneliti guna melihat seberapa jauh peserta didik dapat

memahami materi pelajaran yang dipelajari, serta meleihat keberhasilan desain

yang diterapkan dalam pelajaran sejarah.

Pelaksanaan desain pembelajaran guna mengembangkan keterampilan

literasi dalam mata pelajaran sejarah Indonesia yang sudah direvisi, dilakukan

pada hari Sabtu, 18 Mei 2019. Baik pertemuan pertama dan kedua peneliti akan

melakukan kegiatan pendahuluan yang terdiri dari berbagai kegiatan seperti,

peneliti membuka pelajaran dengan salam pembuka, menyampaikan apersepsi,

memberi motivasi untuk menstimulus peserta didik agar peserta didik lebih

semangat dalam mempelajari materi, dan memberi acuan mengenai pentingnya

materi yang dipelajari. Dalam kegiatan motivasi peneliti akan mencoba

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

99

melakukan kegiatan tanya jawab untuk merangsang ingatan peserta didik.

Kegiatan ini akan ditempuh dalam waktu 10 menit.

Kegiatan kedua yaitu kegiatan inti. Dalam perencanaanya, kegiatan inti

ditempuh dalam waktu 70 menit. Dengan diawali menonton video edukasi tentang

peran Tiongkok dalam menyebarkan agama Islam ke Nusantara, membagi

kelompok diskusi, peneliti memberi referensi sumber-sumber internet yang

berkaitan dengan materi, peneliti memberi permasalahan dalam bentuk pertanyaan

pada setiap kelompok, dan peneliti juga mempersilahkan peserta didik untuk

mencari berbagai sumber lainnya melalui buku ataupun internet. Setiap kelompok

harus memcari isi, pencetus, bukti, pertentangan, kebudayaan yang masih eksis,

perbedaan, persamaan dan kesimpulan dari setiap teori. Dari permasalahan

tersebut peserta didik diarahkan untuk mencari dan menemukan informasi melalui

indetifikasi masalah, pengumpulan data, dan pengelohan data. Informasi yang

didapat oleh peserta didik melalui kelompok tersebut dikumpulkan serta diolah

dengan cara mengkritisi melalui diskusi. Dalam kegiatan ini, peneliti menugaskan

peserta didik untuk menyusun laporan hasil diskusi sebgai produk literasi. Produk

tersebut kemudian dipresentasikan di depan kelas. Setelah itu peneliti akan

memberi penguatan mengenai materi dan memperbaiki pendapat peserta didik

yang kurang tepat.

Kegiatan ketiga yang direncanakan oleh peneliti yaitu penutup, dalam

kegiatan ini peneliti akan menarik kesimpulan mengenai informasi-informasi yang

telah ditemukan oleh peserta didik. Kemudian peneliti memberi penguatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

100

terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.kegiatan pun diakhiri dengan salam

penutup. Kegiatan ini ditempuh dalam waktu 10 menit.

c. Siklus 2

Desain yang dirancang oleh peneliti direvisi bagian-bagian yang masih

kurang maksimal dalam mengembangkan keterampilan literasi peserta didik.

Setelah direvisi desain akan diujicobakan pada kelas X IPS 1 dengan jumlah

peserta didik sebanyak 29 orang. Pelaksaan desain pembelajaran untuk

mengembangkan keterampilan literasi ini dilakukan pada Sabtu 18 Mei 2019.

Pada awal pelaksanaan desain pembelajaran literasi Sabtu 18 Mei 2019

pukul 11.15 peneliti menyiapkan peralatan pembelajaran, seperti bahan ajar

berupa artikel sejarah, buku pelajaran, laptop, LCD, dan speaker. Setelah semua

peralatan sudah selesai disiapkan, kemudian peneliti membuka pelajaran dengan

mengucapkan salam dan perkenalan. Selanjutnya peneliti menyampaikan

kompetensi yang akan dicapai dan memanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari,

garis besar cakupan materi dan kegiatan yang dilakukan, serta menyampaikan

lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan. Kemudian peneliti memberi

motivasi berupa gambaran tentang manfaat mempelajari materi yang akan

dipelajari, melakukan tanya jawab antara peneliti dan peserta didik untuk

merangsang ingatan peserta didik tentang materi, dan menyampaikan pentingnya

topik dan materi pembelajaran yang akan dipelajari. Saat peneliti melakukan

kegiatan motivasi, peneliti menggunakan media power point untuk menampilkan

gambar-gambar. Dalam proses pemberian motivasi, peneliti juga menayangkan

video yang berkaitan dengan pelajaran. Peserta didik pun mampu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

101

mengembangkan keterampilan menyimak melalui penjelasan peneliti dan

tayangan video tersebut.

Langkah selanjutnya, peneliti membagi peserta didik menjadi 8 kelompok.

Setelah membentuk kelompok peserta didik duduk sesuai dengan kelompoknya.

Setelah masing-masing anggota kelompok sudah memposisikan diri, kemudian

guru memberikan referensi sumber-sumber internet pada masing-masing

kelompok tersebut. Referensi sumber-sumber internet tersebut berisi tentang

ringkasan mengenai materi teori-teori masuknya agama Islam ke Nusantara.

Setiap keompok diberi permasalahan. Untuk kelompok 1 mencari isi dari teori

Gujarat, Arab, Persia, dan Cina, kelompok 2 menemukan pencetus dari teori

Gujarat, Arab, Persia, dan Cina, kelompok 3 mencari bukti dari teori Gujarat,

Arab, Persia, dan Cina, kelompok 4 menemukan pertentangan yang ditimbulkan

oleh teori Gujarat, Arab, Persia, dan Cina, kelompok 5 menemukan kebudayaan

yang masih ada dari teori Gujarat, Arab, Persia, dan Cina, kelompok 6

menemukan perbedaan dari teori Gujarat, Arab, Persia, dan Cina, kelompok 7

menemukan persamaaan dari teori Gujarat, Arab, Persia, dan Cina, dan kelompok

8 menyimpulkan teori Gujarat, Arab, Persia, dan Cina. Selain mengumpulkan

informasi dari referensi sumber internet yang diberikan, peserta didik juga

mencari dan mengumpulkan informasi melalui buku dan sumber-sumber lainnya.

Hal ini bertujuan agar peserta didik dapat memahami materi pelajaran tersebut dan

menambah pengetahuan melalui informasi yang ditemukan dengan berbagai

macam sumber belajar, sehingga peserta didik tidak hanya menyimak dan

membaca namun juga harus memahaminya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

102

Dalam pengembangan keterampilan literasi terdapat empat aktivitas yang

dilihat. Aktivitas-aktivitas ini menjadi acuan peneliti dalam menerapkan desain

pembelajaran. Keempat aktivitas tersebut yaitu:

(1) Membaca

Pada kegiatan ini peserta didik akan mencari referensi sumber internet yang

sudah diberikan oleh peneliti. setelah menemukan peserta didik akan membaca

referensi tersebut. Selain itu untuk mencari sumber-sumber agar hasil diskusi

maksimal, peserta didik dapat membaca dari buku pelajaran atau dari sumber lain

untuk dapat mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data berupa informasi, dan

mengolah informasi tersebut. Melalui kegiatan membaca peserta didik dapat

mengembangkan keterampilan membaca serta menjadikannya budaya dalam

kehidupan sehari-hari. Selain itu, peserta didik juga dapat mengembangkan

keterampilan dalam menemukan informasi serta dapat meningkatkan pengetahuan

dalam pelajaran.

(2) Menyimak

Dalam kegiatan belajar, peneliti memberi stimulus saat awal pembelajaran

dimulai. Stimulus ini berupa menyimak peneliti menjelaskan dan menyimak

tayangan video. Kemudian kegiatan ini dilanjutkan bersama kelompok masing-

masing dengan cara mendengarkan teman saat mendapat informasi yang

diperlukan untuk menjawab permasalahan yang diberikan oleh peneliti. manfaat

dari kegiatan menyimak adalah untuk melatih peserta didik agar fokus dalam

menemukan informasi dan mengelolah informasi tersebut menjadi suatu

pengetahuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

103

(3) Menulis

Kegiatan ini dilakukan peserta didik mendengarkan informasi yang

didapatkan oleh teman sekelompok lalu menulisnya menjadi sebuah laporan

diskusi. Selain itu saat kelompok lain maju mempresentasikan hasil diskusi

mereka, setiap peserta didik juga harus menulis informasi yang mereka dapatkan

dari kelompok lain. Kegiatan menulis tidak hanya dilakukan dalam kelompok,

tapi setiap individu menulis refleksi mengenai nilai-nilai apa saja yang terkandung

dalam materi. Melalui kegiatan ini, peserta didik dapat mengembangkan

kemampuan menulis informasi yang di dapat melalui menyimak teman yang

sedang berbicara dan saat peneliti menjelaskan. Selain itu peserta didik terampil

dalam menulis hasil diskusi kelompok yang digunakan untuk menjawab

permasalahan dan menulis refleksi yang membantu peserta didik dalam berprilaku

sehari-hari.

(4) Berbicara

Ada dua kegiatan yang dilakukan yang berkaitan dengan keterampilan

berbicara. Pertama, saat peneliti melakukan kegiatan tanya jawab peserta didik

berusaha untuk menjawab pertanyaan yang diberikan. Apabila tidak mengerti

akan penjelasan yang diberikan peserta didik berhak untuk menanyakannya ke

peneliti. Kegiatan kedua dilakukan saat memaparkan hasil diskusi di depan kelas.

Peserta didik menyampaikan laporan yang berisi jawaban akan permasalahan

ynag diberikan oleh peneliti. Dalam kegiatan ini peneliti menilai keterampilan

peserta didik dalam menyampaikan informasi yang didapatkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

104

Kegiatan selanjutnya, peserta didik menyimpulkan poin-poin penting yang

muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru saja dilakukan. Jadi peserta didik

tidak hanya sekedar menerima pembelajaran yang diberikan tetapi juga harus

mampu menyimpulkan poin-poin penting dalam materi yang disampaikan.

Kemudian peneliti melanjutkan dengan memberi penguatan kepada peserta didik

tenang materi yang disampaikan. Penguatan ini guna meyakinkan peserta didik

akan materi yang diajarkan. Selain itu peneliti juga memperbaiki pendapat peserta

didik yang kurang tepat agar tidak terjebak dengan informasi yang keliru.

Pelaksanaan desain pembelajaran guna mengembangkan keterampilan literasi

yang dilakukan peneliti, ditutup .dengan salam penutup.

3. Analisis Restrospektif

Desain pembelajaran sejarah yang sudah dirancang dan diujicobakan

selanjutnya dilakukan analisis retrospektif. Analisis retrospektif adalah tahap

menganalisis data-data yang telah diperoleh untuk mengetahui apakah mendukung

atau sesuai tidak dengan konjektur yang telah dirancang. Data analisis yang

digunakan peneliti meliputi rekaman video proses pembelajaran, hasil interview

terhadap peserta didik, dan lembar hasil pekerjaan peserta didik.

Desain pembelajaran sejarah yang dirancang oleh peneliti sudah

diujicobakan ke kelas X IPS 1. Selanjutnya setelah diujicobakan desain akan

dianalisis retrospektif dengan menggunakan rekaman video proses pembelajaran,

hasil wawancara peserta didik, dan hasil kerja peserta didik. Video proses

pembelajaran direkam saat ujicoba pertama dan ujicoba kedua. Berdasarkan video

yang direkam pada ujicoba yang pertama, peserta didik menyimak dengan baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

105

penjelasan mengenai materi yang disampaikanoleh peneliti. Bahkan peserta didik

sangat antusias dalam menjawab pertanyaan yang memancing ingatan peserta

didik akan materi yang diajarkan. Selain itu peserta didik sangat antusias saat

menonton video animasi yang menjelaskan tentang teori-teori masuknya agama

Islam ke Nusantara. Peserta didik dengan mudah menangkap informasi yang ada

di video.

Selanjutnya dalam kegiatan diskusi, peserta didik memanfaatkan artikel

yang berisi kumpulan informasi dari materi untuk menyusun laporan diskusi.

Peserta didik tidak hanya membaca artikel yang diberikan tetapi juga membaca

dari berbagai sumber seperti buku pelajaran dan sumber-sumber internet. Hal ini

guna memperkaya informasi yang didapat oleh peserta didik untuk menyusun

laporan diskusi. Terlihat peserta didik sangat fokus membaca sumber-sumber

yang merka dapatkan. Setiap anggota kelompok mengeluarkan pendapat mereka

masing-masing. Dari pendapat-pendapat tersebut, disaring dan disusun menjadi

satu. Hasil yang peserta didik dapatkan kemudian dikumpulkan dan ditulis dalam

kertas yang telah disediakan dan akan disampaikan didepan kelas.

Setelah laporan diskusi tersusun dengan baik, laporan tersebut kemudian

disampaikan di depan kelas. Untuk peserta didik yang lain menulis informasi yang

mereka dapatkan dari kelompok lain yang sedang melakukan presetasi.

Selanjutnya, kegiatan ditutup dengan peneliti memberi kesimpulan dan penguatan

untu peserta didik.

Berdasarkan video rekaman pada ujicoba kedua, desain pembelajaran

sejarah yang dirancang sudah cukup berjalan baik. Khususnya pada keterampilan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

106

menyimak, membaca, dan berbicara. Dalam keterampilan menulis peserta didik

sudah maksimal dengan tugas menulis refleksi individu. Keterampilan menyimak

peserta didik sudah berkembang dengan baik. Mereka mampu menangkap

informasi yang diperoleh dari penjelasan peneliti dan tayangan video. Dalam

keterampilan membaca sudah berkembang dengan baik, terlihat dari peserta didik

yang mampu mengumpulkan informasi dari sumber-sumber yang ada.

Kemampuan berbicara peserta didik juga terlihat baik dengan mereka mampu

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan peneliti dan berani

mengeluarkan pendapat saat diskusi serta lugas menyampaikan hasil diskusi di

depan kelas.

Selain dari data rekaman video, peneliti juga menganalisis data dari hasil

wawancara yang dilakukan dengan peserta didik. Wawancara ini dilakukan

dengan mewawancara 5 orang peserta didik. Dari hasil wawancara tersebut dapat

disimpulkan bahwa desain pembelajaran sejarah ini berjalan dengan baik dan

cocok diterapkan di dalam kelas X IPS 1 SMA Pangudi Luhur Sedayu. Peserta

didik menyatakan bahwa desain pembelajaran yang diterapkan membantu dalam

mengembangkan keterampilan literasi yang meliputi, membaca, menulis,

menyimak, dan berbicara. Dari segi membaca, pesera didik merasa terbantu

dengan referensi-referensi sumber yang diberikan peneliti.141

Peserta didik pun

mampu memilah sumber-sumber yang diyakini relevan untuk menjadi bahan

menyusun laporan. Peserta didik senang dengan video yang ditayangkan dan

141

CL 8, CL 9, CL 10, CL 11, C12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

107

sangat membantu dalam memahami materi.142

Saat menonton video peserta didik

mampu membayangkan dan mengimajinasikan apa yang terjadi pada masa

penyebaran agama Islam di Nusanatara.143

Peserta didik juga merasa terbantu

dalam menumbuhkan minat menulis saat pembelajaran. Dengan menulis refleksi

peserta didik tidak hanya menulis materi tapi juga menulis nilai-nilai yang

terkandung dalam materi agar bisa terapkan dalam kehidupan sehari-hari.144

Banyak kemudahan yang didapatkan oleh peserta didik melalui desain

pembelajaran yang diujicobakan. Kemudahan itu yaitu, kegiatan membaca

menjadi tidak membosankan, mendapat wawasan dari video, dan bekerjasama

dengan teman satu kelompk untuk memahami materi.145

Selain itu peserta didik

juga tidak banyak mengalami kesulitan. Satu-satunya kesulitan adalah beberapa

siswa sibuk sendiri dan tidak membantu temanya dalam mencari

informasi.146

Mereka juga memberi saran terhadap desain pembelajaran yang

diujicobakan untuk ditambah game atau permaianan agar pembelajaran semakin

menarik.147

Selain itu pada kegiatan tanya jawab peserta didik mengharapkan jika

yang berhasil menjawab benar bisa diberi poin atau hadiah lainnya.148

Berrdasarkan analisis video dan wawancara, desain pembelajaran sejarah

yang diujicobakan oleh peneliti sangat membantu peserta didik dalam

mengembangkan keterampilan literasi. Hal ini semakin diperkuat dengan melihat

hasil kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta didik. Untuk hasil kognitif

142

CL 8, CL 9, CL 10, CL 11 143

CL 8, CL11 144

CL 9 145

CL 8, CL 9, CL10 146

CL 11 147

CL 9, CL 11 148

CL 12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

108

dilakukan dengan test tertulis yang berisi 10 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian.

Sedangkan untuk hasil afektif dilakukan dengan kuesioner dan hasil psikomotorik

dilihat dari hasil kerja kelompok berupa laporan diskusi.

Tabel 7. Data Nilai Aspek Kognitif Peserta Didik dalam Pembelajaran

Sejarah Indonesia pada Materi Teori-teori Masuknya Agama Islam ke

Nusantara

No

Urut

NAMA SISWA

KKM NILAI T TT X IPS 1

1. Alfonseus Ontraro 75 55 √

2. Andreas Willy K 75 81 √

3. Antonius Alam Bayu Abisatya 75 85 √

4. Antonius Dito O. 75 80 √

5. Arsenlus R. S. 75 75 √

6. B. Satria. T. N 75 75 √

7. Beno Radetia 75 81 √

8. Chiara Santi Fatmawati 75 81 √

9. Clarissa Adventri 75 75 √

10. Damianus Anang Setiawan 75 65 √

11. Fransiskus Wahyu Andrianto 75 65 √

12. Gio 75 85 √

13. Heribertus Oktafianus 75 78 √

14. Jesika Margaretha 75 85 √

15. Kristavel Ivan D. P. P 75 76 √

16. Kristina Prita Iswandari 75 78 √

17. Laurentia Jasicca Glory 75 71 √

18. Leonardo Ardian N 75 85 √

19. Liliosa Kartika Aji 75 93 √

20. M. Diandra Putri S. 75 88 √

21. Maria Evaristine Dian P. 75 83 √

22. Maria Jenifer 75 95 √

23. Martinus Dwi Nugroho 75 72 √

24. Maxi 75 81 √

25. Reinaldy Setiawan 75 56 √

26. Rima Ismaningrum 75 78 √

27. Risang Wahyu Bimantara 75 58 √

28. Veronika Amelia 75 86 √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

109

No NAMA SISWA KKM NILAI T TT

29. Winbil Edgarsito 75 83 √

JUMLAH 2249

RATA-RATA 77,5

PROSENTASE 75,8%

Keterangan:

T : Tuntas

TT: Tidak Tuntas

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata peserta didik

dapat mencapai 77,5 dengan prosentase 75,8%. Jumlah peserta didik yang tuntas

mencapai 22 orang, sedangkan yang tidak tuntas berjumlah 7 orang. Dilihat dari

perolehan nilai peserta didik yang sebagian besar mencapai nilai KKM, maka

dapat disimpulkan bahwa keterampilan literasi dalam pembelajaran sejarah

Indonesia pada materi teori-teori masuknya agama Islam ke Nusantara sudah

berkembang dengan maksimal.

Setelah melakukan test aspek kognitif, peneliti melakukan test afektif

berupa kuesioner. Kuesioner yang diberikan untuk mengurkur seberapa tinggi

keterampilan literasi siswa khususnya kemampuan membaca, menulis, menyimak,

dan berbicara. Kuesioner yang diberikan ada 20 butir. Selanjutnya, kuesioner

yang telah disiapkan oleh peneliti tersebut di dalamnya mencakup pernyataan

positif serta negatif yang berkaitan dengan pembelajaran literasi. Hasil dari

perolehan skor kuesioner dapat dilihat pada tabel dan diagram dibawah ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

110

Tabel 8. Data Perkembangan Keterampilan Literasi

Skala Jumlah Presentase Keterangan

100-81 1 3,5% Sangat Tinggi

80-61 18 62% Tinggi

60-41 9 31% Sedang

40-21 1 3,5% Rendah

20-0 0 0 Sangat Rendah

Jumlah 29 100%

Gambar IV.

Diagram Hasil Perkembangan Keterampilan Literasi Peserta Didik

Berdasarkan tabel dan diagram diatas dapat dilihat bahwa keterampilan

literasi peserta didik X IPS 1 terhadap pembelajaran sejarah dalam kategori sangat

tinggi, tinggi, sedang, dan rendah. Hal tersebut terlihat dalam perolehan 3,5%

dengan kategori sangat tinggi, 62% dengan kategori tinggi, 31% kategori sedang

dan 3,5% kategori rendah. Dari hasil kuesioner tersebut, dapat disimpulkan bahwa

keterampilan literasi pesera didik dalam pembelajaran sejarah Indonesia di SMA

Pangudi Luhur Sedayu cukup berkembng secara optimal.

4%

62%

31%

3%

Keterangan:

Sangat Tinggi

Tinggi

Sedang

Rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

111

Hasil analisis restrospektif juga dilihat dari hasil psikomotorik. Dari segi

psikomotorik, peneliti melakukan penilaian melalui penugasan laporan diskusi

dan presentasi hasil diskusi dalam kelompok. Penilaian yang dilakukan peneliti

meliputi beberapa kriteria, berikut berupa kriteria penilaian keterampilan

penugasan diskusi peserta didik:

Tabel 9. Kriteria Penilaian Keterampilan Peserta Didik

No. Kriteria

1. Kelengkapan

2. Relevansi

3. Kebahasaan

4. Berargumen

5. Mendengarkan

6. Mengkomunikasikan dan Menjelaskan

Dalam aspek psikomotorik peneliti melakukan penilaian melalui beberapa

kriteria, antara lain mengenai kelengkapan, relevansi, dan kebahasaan isi hasil

laporan diskusi peserta didik dalam melakukan kegitan keterampilan tersebut,

berargumen dan mendengarkan antar anggota kelompok saat berdiskusi, serta

mengkomunikasikan dan menjelaskan laporan yang telah didiskusikan bersama

sesama anggota kelompok di depan kelas. Berikut merupakan hasil perolehan

nilai masing-masing kelompok melalui penugasan diskusi kelompok:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

112

Tabel 10. Data Nilai Aspek Psikomotorik dalam Penugasan Diskusi

Kelompok

KELOMPOK KKM NILAI Tuntas Tidak

Tuntas

Kelompok 1 75 85 √

Kelompok 2 75 90 √

Kelompok 3 75 90 √

Kelompok 4 75 80 √

Kelompok 5 75 85 √

Kelompok 6 75 85 √

Kelompok 7 75 90 √

Kelompok 8 75 80 √

JUMLAH 685

RATA-RATA 85,62

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai masing-masing kelompok telah

mencapai nilai KKM. Penilaian tersebut dilihat berdasarkan kriteria yang telah

dibuat oleh guru.Dalam pengamatan yang dilakukan oleh guru, kebanyakan

peserta didik sudah mulai aktif dalam berargumen mengeluarkan pendapatnya dan

saling mendengarkan satu sama lain untuk menyusun laporan hasil diskusi

kelompok. Dari masing-masing kelompok sudah terlihat aktif dalam mencari

sumber-sumber informasi di internet yang relevan. Informasi yang dikumpulkan

kemudian didiskusikan bersama dan disusun menjadi sebuah laporan dan

dipresentasikan di depan kelas. Hal yang didiskusikan sesuai dengan materi

pelajaran yang sedang dipelajari, yaitu mengenai ―Teori-teori Masuknya Agama

Islam ke Nusantara‖. Dalam materi tersebut, persoalan yang diambil untuk

dijadikan laporan yaitu tentang isi, pencetus, bukti, pertentangan, kebudayaan,

perbedaan, persamaan, dan kesimpulan dari masing-masing teori masuknya

agama Islam ke Nusantara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

113

Kelompok pertama adalah kelompok yang mencari isi dari setiap teori yaitu

teori Gujarat, Arab, Persia, dan Cina. Dalam segi menyusun laporan diskusi,

relevansi, kelengkapan dan tata bahasa yang digunakan sudah baik. Saat diskusi

masih belum semua berargumen memberikan pendapatnya dan semua anggota

kelompok sangat baik dalam mendengarkan teman yang memberikan argumen.

Ketika tampil kelompok pertama sangat percaya diri dalam menyampaikan hasil

diskusinya. Namun masih ada 2 orang anak yang kurang percaya diri saat

berbicara di depan kelas.

Kelompok kedua adalah kelompok yang harus menemukan pencetus dari

setiap teori yaitu teori Gujarat, Arab, Persia, dan Cina. Kemudian menyusun latar

belakang mengenai para pencetus disetiap teori. Dari semua kriteria kelompok ini

sangat baik. Dari segi penyususnan laporan, diskusi, dan presentasi semua nya

baik. Cara penyampaian di depan kelas pun sangat lugas sehingga teman-teman

lain yang menyimak mudah memahaminya.

Kelompok ketiga adalah kelompok yang menyusun bukti-bukti pendukung

masing-masing teori dari teori Gujarat, Arab, Persia, sampai Cina. Kelompok ini

sangat baik dalam menyusun laporan. Saat diskusi semua anggota kelompok

saling mengeluarkan pendapatnya masing-masing. Ketika presentasi pun semua

diberikan kesempatan untuk menyampaikan hasil diskusi.

Kelompok keempat adalah kelompok yang membahas tentang pertentangan

yang muncul dari teori-teori yang ada. Sebenarnya kelompok ini sangat bagus

dalam menyampaikan hasil kerja kelompoknya. Namun masih terdapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

114

kekurangan yaitu dari segi tata bahasa yang digunakan kurang rapi dan tidak

semua anggota kelompok bekerjasama dalam menemukan informasi.

Kelompok kelima adalah kelompok yang bertugas menemukan kebudayaan

yang masih ada dari setiap teori. Kelompok sudah cukup baik dalam

mendidkusikan informasi yang didapat. Kelompok juga sangat baik

menyampaikan hasil diskusi di depan kelas. Kekurangannya adalah hasil laporan

yang disusun masih kurang lengkap.

Kelompok keenam adalah kelompok yang bertugas menemukan perbedaan

dari setiap teori. Dari semua kriteria penilaian kelompok ini sudah cukup baik.

Laporan yang disusun pun sangat rapi dan terperinci. Kurangnya saat maju

menyampaikan hasil diskusi terkesan masih sangat kaku.

Kelompok ketujuh adalah kelompok yang bertugas menemukan persamaan

dari setiap teori yang meliputi teori Gujarat, Arab, Persia, dan Cina. Kelompok ini

sangat aktif dalam mengeluarkan pendapat masing-masing dan saling menghargai

satu sama lain saat yang lain sedang berbicara. Penyampaian hasil diskusi pun

sangat percaya diri dan laporan tersusun dengan baik.

Kelompok kedelapan adalah kelompok yang bertugas menyimpulkan setiap

teori yang sudah dibahas oleh peneliti. Kelompok ini sangat bagus saat diskusi

semua sangat aktif. Kekurangannya dalam penyampaian hasil diskusi di depan

kelasn masih kurang percaya diri dan kaku. Tidak semua anggota kelompok ikut

mempresentasikan dan laporan yang disusun masih kurang lengkap.

Berkaitan dengan hasil penilaian psikomotorik pada peserta didik melalui

diskusi kelompok yang telah dijabarkan seperti diatas, dapat dismpulkan bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

115

desain pembelajaran sejarah sangat membantu peserta didik dalam

mengembangkan keterampilan literasi berjalan dengan baik. Hal tersebut terbukti

bahwa peserta didik dalam kelompok dapat memperoleh nilai diatas KKM.

Walaupun dari segi kriteria yang diterapkakan peneliti masih ada beberapa yang

masih kurang dan membutuhkan pembiasaan yang lebih sering agar keterampilan

literasi mampu berkembang secara optimal.

Berdasarkan hasil nilai aspek kognitif, afektif dan psikomotorik dapat

disimpulkan bahwa keterampilan literasi peserta didik sudah sangat berkembang.

Artinya desain pembelajaran yang diujicobakan sangat cocok dengan karakter

peserta didik kelas X IPS 1 SMA Pangudi Luhur Sedayu. Maka dihasilkan sebuah

Local Instruction Theory (LIT) yaitu pembelajaran sejarah berbasis literasi pada

mata pelajaran sejarah Indonesia pokok bahasan teori-teori masuknya agama

Islam di Nusanatara mampu mengembangkan keterampilan literasi meliputi

kegiatan membaca, menulis, menyimak, dan berbicara siswa kelas X IPS 1 SMA

Pangudi Luhur Sedayu.

B. Pembahasan

1. Persiapan Desain

a. Analisis Kebutuhan

Peneliti merancang desain pembelajaran berdasarkan tujuan belajar yang

dikemukan oleh Bloom dkk, bahwa proses belajar diorientasikan pada

perkembangan kognitif, psikomotorik, dan afektif.149

Untuk mengembangkan

ketiga hal tersebut, peneliti berpatokan pada pengembangan keterampilan literasi

149

S. Putrawangsa, op. cit, hlm. 4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

116

yang terdiri dari membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Desain

pembelajaran (Hypothetical Learning Trajectory) harus memiliki prinsip dasar

berupa penyesuaian akan kebutuhan pengguna, dilakukan dengan sistematis,

bertujuan meningkatkan kualitas, dan berdampak pada hasil.150

Untuk mengetahui

prinsip tersebut dilakukan observasi.

Dalam pembuatan desain pembelajaran peneliti akan berfokus pada

pelajaran sejarah. Sejarah adalah salah satu pelajaran yang erat dengan literasi.151

Hal ini dikarenakan sumber-sumber sejarah kebanyakan berupa bacaan. Dalam

mengajar sejarah guru dituntut untuk membantu siswa mempelajari materi-materi

sejarah sehingga guru harus menguasai hal-hal yang berkaitan dengan sejarah agar

dapat menentukan strategi atau metode yang dapat digunakan untuk membantu

siswa dalam proses belajar. Materi yang disampaikan harus sesuai dengan urutan

perodisasinya kemudian di susun dengan logis sesuai dengan fakta yang ada agar

mudah dimengerti siswa.

Guru harus memiliki keterampilan yang tinggi sehingga mampu

menciptakan desain pembelajaran yang cocok diterapkan sesuai dengan karakter

setiap kelas. Desain pembelajaran yang dirancang harus mengandung tujuan

pembelajaran sejarah, yaitu, membangkitkan semangat kebangsaan,

membangkitkan cita-cita kebangsaan, membangkitkan hasrat mempelajari sejarah,

dan menyadarkan mereka akan pentingnya cita-cita nasional.152

Desain pembelajaran akan dirancang untuk meningkatkan keterampilan

literasi yaitu membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Dalam hal membaca,

150

Rully Charitas Indra P., op. cit, hlm. 20 151

Hendra Kurniawan, 2018, op. cit, hlm. 45. 152

Aman, op. cit, hlm. 56-57.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

117

khususnya dalam membaca sejarah bertujuan agar siswa mampu memahami,

menggunakan, merefleksikan, dan melibatkan diri dalam berbagai jenis teks

sejarah.153

Dalam pembelajaran sejarah, desain pembelajaran bisa dirancang

dengan metode pembelajaran literasi membaca yang dikemukakan oleh Yunus

Abidin. Metode itu bisa berupa metode membaca cermat, metode inkuiri

membaca, metode membaca kritis, dan membaca literasi kritis.154

Dari segi menyimak yang merupakan kemampuan untuk mendengarkan dan

memahami informasi yang diperoleh sehingga mampu mengembangkan

pengetahuan siswa.155

Dalam menyimak siswa harus aktif memahami informasi

yang didengarnya dalam rangka menumbuhkan pemahaman dan mengembangkan

pengetahuanya.156

Metode yang bisa digunakan dalam desain pembelajaran

sejarah bisa berupa konten audio visual, foto/gambar, suara, dll.157

Dari segi menulis yang merupakan kemampuan untuk menghasilkan

gagasan kreatif atas pengetahuan yang sudah dimiliki158

. Melalui kegiatan

menulis, siswa akan mampu mengkomunikasikan ide-ide tersebut pada orang lain

sehingga akan terbina pula kemampuannya dalam berkomunikasi dan bekerja

sama dengan orang lain tersebut.159

Ada beberapa strategi yang dapat digunakan

dalam implementasi literasi menulis dalam pembelajaran sejarah yang

dimodifikasi dari Yunus Abidin, yaitu, metode observasi kritis, metode menulis

imajinatif, metode menulis kritis, metode menulis imajinatif kritis, metode

153

Hendra Kurniawan, op. cit, hlm. 49. 154

Yunus Abidin, op.cit, hlm. 152-167. 155

Hendra Kurniawan, op. cit, hlm. 56. 156

Ibid. 157

Ibid, hlm. 57. 158

Yunus Abidin, 2015, op.cit, hlm. 63. 159

Catharina Ginong P, op. cit, hlm. 12.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

118

bengkel menulis (writing workshop), dan metode menulis berbasis genre (genre-

based-writing).160

Dari segi berbicara yang merupakan kemampuan memproduksi ide secara

lisan dengan isi yang berbobot dan cara penyampaiannya yang tepat. Menurut

Yunus Abidin, berbicara merupakan kegiatan aktif yang tidak hanya

menyampaikan pesan namun juga mampu melahirkan pesan itu sendiri.161

Ada

beberapa metode literasi bicara yang dapat diterapkan dalam pembelajaran

sejarah, yaitu, metode presentasi ilmiah, drama atau role play, dan metode

ceramah atau story telling.162

Dari keempat keterampilan literasi di atas harus dilakukan secara efisien dan

efektif di dalam desain pembelajaran sejarah yang akan dirancangan. Jika keempat

kemampuan literasi tersebut diterapkan bisa meningkatkan kemampuan berpikir

siswa. Kemampuan berpikir ini meliputi cara menganalisis, mengkritisi, dan

mengevaluasi informasi sejarah yang diperoleh dari berbagai sumber, serta

kemampuan berkomunikasi.

Desain pembelajaran sejarah yang dirancang harus sesuai dengan tujuan

pembelajaran literasi pada abad-21 yang meliputi, membentuk siswa menjadi

pembaca, penulis, dan komunikator yang strategis, meningkatkan kemampuan

berpikir dan mengembangka kebiasaan berpikir pada siswa, meningkatkan dan

memperdalam motivasi belajar siswa, dan mengembangkan kemandirian siswa

sebagai pembelajar yang kreatif, inovatif, produktif, dan berkarakter.163

160

Yunus Abidin, op. cit, hlm. 180-189. 161

Yunus Abidin, 2015, op. cit, hlm. 191-192. 162

Ibid, hlm. 200-205. 163

Ibid, hlm. 54.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

119

Desain pembelajaran sejarah yang dirancang juga harus sesuai dengan

tujuan, ruang lingkup, sasaran, dan target dalam GLS (Gerakan Literasi

Sekolah).164

Pada tahapan GLS, desain ini akan berfokus pada tahap

pembelajaran. Pada tahap ini literasi benar-benar diterapkan dalam pembelajaran

yang tertuang dalam metode pembalajaran yang kreatif dan inovatif yang berguna

untuk meningkatkan motivasi siswa. Khususnya dalam pembelajaran literasi

sejarah, guru dapat mengintruksikan dan memberi referensi kepada siswa

menganai sumber-sumber sejarah yang relevan. Kemudian siswa dapat ditugaskan

untuk mengkritisi informasi sejarah yang didapatkan. Selain itu, pembelajaran

sejarah juga dapat dilakukan melalui media audio visual, yaitu dengan

memutarkan film bertema sejarah, dan siswa diberi tugas untuk menceritakan

kembali film tersebut.

Desain pembelajaran sejarah yang dirancang akan mengacu pada materi

teori-teori masuknya agama Islam ke Nusantara. Materi ini mempelajari berbagai

macam teori masuknya agama Islam ke Nusantara. Teori-teori tersebut antara lain,

teori Gujarat, teori Persia, teori Arab, dan teori Cina. Masing-masing teori

memiliki pendapat tentang bukti-bukti Islam masuk ke Nusantara. Dalam teori

Gujarat meyakini bahwa agama Islam dibawa oleh orang Gujarat pada abad ke-7

M dengan dibuktikan bahwa Gujarat terletak di India bagian Barat, berdekatan

dengan Laut Arab.165

Letaknya yang sangat strategis, berada di jalur perdagangan

antara timur dan barat. Pedagang Arab yang bermahzab Syafi‘i telah bermukim di

Gujarat dan Malabar. Pendapat ini dikemukan oleh J. Pijnapel yang didukung oleh

164

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, op.cit, hlm. 2-64. 165

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit, hlm. 23.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

120

C. Snouck Hurgronye dan J. P. Moquetta.166

Argumen mereka semakin diperkuat

dengan batu nisan Sultan Malik Al-Saleh yang wafat pada 1297 M di Pasai, Aceh.

Pada teori Arab yang dicetuskan oleh Haji Abdul Malik Karim Amrullah

meyakini bahwa agama Islam di Nusantara dibawa oleh orang-orang Arab.167

Hal

dibuktikan banyak ditemukan musafir (kaum pengembara) yang datang ke

Nusantara. Kemudian teori Persia yang kemukakan oleh P. A. Hoesein

Djajadiningrat berpendapat bawah agama Islam dibawa oleh orang-orang Persia

yang dibuktikan dengan adanya peringatan 10 Muharram.168

Terakhir teori Cina

yang dikemukakan oleh Sumanto Al Quturby yang meyakini agama Islam masuk

ke Nusantara dibawa oleh orang-orang Cina. Hal ini dibuktikan dengan

banyaknya masjid-masjid tua yang memiliki arsitektur Tiongkok dan banyak

pelabuhan penting pada abad ke-15 seperti Gresik diduduki oleh para pelaut dan

pedagang Cina.

Alasan peneliti mengambil materi ini adalah materi teori masuknya agama

Islam ke Nusantara selama ini kurang dikaji di sekolah-sekolah. Padahal pada

kenyataannya materi mengandung banyak nilai. Khususnya nilai keberagaman

dimana kita meliahat banyak teori yang bermunculan berasal dari berbagai daerah.

Selain itu terdapat nilai-nilai kebudayaan pada setiap teori yang mengindikasikan

bahwa setiap daerah meninggalkan kebudayaan yang akan menyatu dengan

kebudayaan asli Nusantara.

Peneliti akan menerapkan desain pembelajaran sejarah ini di SMA Pangudi

Luhur Sedayu tepatnya di kelas X IPS 1. Di sekolah ini sudah menerapkan literasi

166

Ibid, hlm 23-24. 167

Ibid, hlm. 24. 168

Musrifah Sunanto, op. cit, hlm. 26.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

121

sejak tahun 2017. Desain pembelajaran yang dirancang harus sesuai dengan

Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang berfokus pada kegiatan pembelajaran.

Desain pembelajaran sejarah yang dirancang diharapkan tidak hanya

mengistruksikan siswa ke perpustakaan atau mencari sumber tetapi juga

membantu siswa dalam mengkritisi informasi yang mereka dapatkan. Peneliti

melakukan observasi dengan mengamati cara belajar siswa dengan wawancara.

Selain itu peneliti juga mengobservasi nilai siswa melalui tes dan mengukur

keterampilan literasi dengan kuesioner.

Berdasarkan observasi peneliti saat melihat keadaan kelas X IPS 1 dengan

jumlah siswa 29 orang. Peneliti melakukan wawancara dengan 5 orang anak.

Peneliti memberi 10 pertanyaan yang berkaitan dengan keterampilan literasi.

Hasilnya mereka banyak yang tidak suka membaca buku sejarah dengan alasan

kata-kata yang sulit dimengerti sehingga membosankan. Saat diberi tugas menulis

atau membuat makalah siswa-siswa tersebut kurang antusias karena mereka

merasa hal itu tidak membuat mereka memahami pelajaran yang didapat. Guru

sering menayangkan video yang sifatnya lebih informatif daripada yang bersifat

menghibur atau menyenangkan sehingga peserta didik kurang antusian dalam

pembelajaran. Dalam hal kegiatan tanya jawab, siswa kadang merasa malu atau

takut salah jika menjawab pertanyaan dari guru. Hal ini tidak sesuai dengan teori

Gestalt mengenai definis belajar yaitu belajar harus memperoleh motivasi,

pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.169

169

Syaiful Bahri Djamarah, op. cit, hlm. 19.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

122

Dalam hal pelajaran sejarah sebenarnya siswa cukup tertarik. Namun

berbeda dengan materi teori-teori khususnya teori masuknya agama Islam ke

Nusantara. Siswa kurang tertarik dengan materi tersebut karena menurut mereka

itu hanya sekedar teori dan tidak ada cerita dibalik itu. Peserta didik lebih tertarik

belajar mengenai kerajaan-kerajaan Islam. Padahal materi teori-teori masuknya

agam Islam ke Nusantara merupakan cikal bakal proses masuknya agama Islam

melalui perdagangan.170

Padahal materi ini juga memiliki cerita-cerita yang tidak

kalah menarik dari ceriata sejarah lainnya. Harapan siswa mengenai pembelajaran

sejarah adalah mereka ingin pembelajaran lebih inovatif dan menarik.

Selain melakukan wawancara, peneliti juga melakukan test dan kuesioner.

Test yang dilakukan yaitu memberi mereka 10 soal pilihan ganda dengan soal-

soal berbentuk literasi. Tingkat kesukaran soal dari yang paling mudah, sedang,

dan sulit. Dari aspek kognitif peserta didik, hasilnya masih kurang baik. Dilihat

dari perolehan nilai peserta didik yang sebagian besar tidak mencapai nilai KKM,

maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan literasi dalam pembelajaran sejarah

Indonesia pada materi teori-teori masuknya agama Islam ke Nusantara belum

berkembang dengan maksimal.

Selain melakukan test aspek kognitif, peneliti juga melakukan test afektif

berupa kuesioner. Kuesioner yang diberikan untuk mengurkur seberapa tinggi

keterampilan literasi siswa khususnya kemampuan membaca, menulis, menyimak,

dan berbicara. Kuesioner yang diberikan ada 20 butir. Dari hasil kuesioner

tersebut, dapat disimpulkan bahwa keterampilan literasi pesera didik dalam

170

Kementrian Ristekdikti, op. cit, hlm 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

123

pembelajaran sejarah Indonesia di SMA Pangudi Luhur Sedayu belum cukup

berkembang secara optimal.

b. Deskripsi Rencana Pelaksaan Pembelajaran

Berdasarkan analisis kebutuhan, peneliti dalam merancang desain

pembelajaran sejarah yang membantu peserta didik mengembangkan keterampilan

literasi, merancang desain dengan sebaik mungkin. Desain pembelajarn sejarah

yang dirancang berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP disesuai

kan dengan Kompetesi Dasar (KD) yang kemudian dikembangkan menjadi

beberapa indikator. Desain pembelajaran dirancang sesuai dengan kebutuhan

peserta didik, sistematis, meningkatkan kualitas pembelajaran, dan berdampak

pada hasil.171

Dalam melakukan penyusunan RPP ini, peneliti juga merencanakan suatu

pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, model pembelajaran, dan media

pembelajaran yang nantinya akan diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas.

Peneliti menggunakan pendekatan pembelajaran Student Center Learning yang

diharapakan siswa lebih aktif.172

Dengan model pembelajaran Discovery Based

Learning berupa ceramah, tanya jawab, diskusi, dan penugasan serta media

pembelajaran berupa power point dan video. Penggunaan metode pembelajaran

Discovery Based Learning ini bertujuan untuk mendukung proses berpikir kritis

dan analitis peserta didik untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari

suatu masalah yang dipertanyakan.173

171

S. Putrawangsa, op. cit, hlm. 20. 172

Hendra Kurniawan, op. cit, hlm. 68. 173

Wina Sanjaya, op. cit, hlm. 196.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

124

Perencanaan selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti yaitu menyiapkan

materi pelajaran dengan menggunakan power point dan video. Materi yang akan

dipakai adalah ―Teori-Teori Masuknya Agama Islam di Nusantara‖. Dalam

tampilan power point, peneliti akan menampilakan berbagai teori yang ada serta

bukti-bukti yang menunjukkan proses masuknya Islam ke Nusantara. Selain itu

peneliti juga menyiapkan video animasi mengenai teori-teori dan proses

masuknya agama Islam ke Nusantara. Video dilibatkan untuk mengembangkan

keterampilan literasi dengan membangkitkan imajinasi peserta didik.174

Perencanaan selanjutnya, peneliti menyiapkan artikel yang berisi gambaran

dari materi agar menjadi bekal peserta didik untuk menggali topik masalah.

Artikel ini berisi tentang teori-teori masuknya Islam ke Nusantara, proses

masuknya agama Islam ke Nusantara, tokoh-tokoh pencetus teori-teori tersebut,

dan bukti-bukti masuknya agama Islam ke Nusantara.

Dalam mendukung terlaksananya pengembangan keterampilan literasi,

peneliti telah menyiapkan dua penugasan untuk peserta didik. Penugasan pertama

yang direncanakan oleh peneliti yaitu menemukan dan mengumpulkan informasi

melalui studi literasi dengan berbagai macam sumber belajar bersama kelompok.

Pembelajaran kelompok berarti siswa belajar bersama-sama dengan siswa lain

dalam suatu kelompok atau kelas.175

Penugasan kedua yang diberikan peneliti

yaitu diskusi kelompok sebagai produk dari pembelajaran literasi. Untuk

mengerjakan penugasan yang diberikan oleh guru, peserta didik difokuskan pada

174

Hendra Kurniawan, op. cit, hlm. 57. 175

Wina Sanjaya, op. cit, hlm. 128.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

125

empat aktivitas dalam pembelajaran literasi yaitu membaca, menyimak, menulis,

dan berbicara. Peneliti membagi peserta didik menjadi 4 kelompok.

Dalam penyusunan laporan diskusi, peneliti mendesain beberapa kegiatan

yang akan dilakukan peserta didik yaitu sebagai berikut:

1. Peserta didik menemukan dan mengumpulkan informasi-informasi yang

berkaitan dengan materi pelajaran melalui berbagai sumber, baik yang sudah

disediakan peneliti maupun sumber lainnya.

2. Pencarian informasi ditempuh melalui membaca narasi yang telah disediakan

oleh peneliti, buku paket, video yang ditayangkan dan sumber-suber dari

internet. Setelah informasi yang dikumpulkan kemudian informasi tersebut

mulai diolah dan ditulis dalam bentuk laporan, dan yang terakhir

dipresentasikan di depan kelas dengan keterampilan dan kreatifitas peserta

didik dan kelompoknya.

Harapan dari kegiatan ini yaitu peserta didik dapat mengembangkan

keterampilan literasi dengan cara mengumpulkan informasi melalui membaca dan

menyimak, serta menjadi lebih kreatif dalam menulis hasil diskusi kelompok,

serta mampu mengkomunikasikannya di depan kelas sehingga peserta didik dapat

dengan mudah memahami materi pelajaran serta banyak pengetahuan yang

didapat.176

Perencanaan selanjutnya, peneliti menyiapkan kisi-kisi soal dan soal tes

serta lembar penilaian untuk aspek kognitif dan aspek psikomotorik melalui

laporan hasil diskusi. Desain ini merupakan rancangan awal desain pembelajaran

176

Hendra Kurniawan, op. cit, hlm. 94-95.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

126

sejarah yang akan diujicobakan pada hari Selasa, 14 Mei 2019. Desain ini

dirancang oleh peneliti dengan merangkum dan memasukkan kegiatan dalan

sintak kegiatan. Dalam desain peneliti akan melakukan kegiatan pendahuluan

yang terdiri dari berbagai kegiatan seperti, peneliti membuka pelajaran dengan

salam pembuka, menyampaikan apersepsi, memberi motivasi untuk menstimulus

peserta didik agar peserta didik lebih semangat dalam mempelajari materi, dan

memberi acuan mengenai pentingnya materi yang dipelajari. Kegiatan ini akan

ditempuh dalam waktu 10 menit.

Kegiatan kedua yaitu kegiatan inti. Dalam rancanganya, kegiatan inti akan

ditempuh dalam waktu 70 menit. Dengan di awali menonton video animasi

tentang proses dan bukti-bukti masuknya Islam ke Nusantara, membagi kelompok

diskusi, peneliti membagikan artikel yang berisi ringkasan materi, peneliti

memberi permasalahan dalam bentuk pertanyaan pada setiap kelompok, dan

peneliti juga mempersilahkan peserta didik untuk mencari berbagai sumber

lainnya melalui buku ataupun internet. Setiap kelompok harus memcari berbagai

hal yang berkaitan dengan teori-teori masuknya agama Islam ke Nusantara. Dari

permasalahan tersebut peserta didik diarahkan untuk mencari dan menemukan

informasi melalui indetifikasi masalah, pengumpulan data, dan pengelohan data.

Informasi yang didapat oleh peserta didik melalui kelompok tersebut

dikumpulkan serta diolah dengan cara mengkritisi melalui diskusi. Dalam

kegiatan ini, peneliti menugaskan peserta didik untuk menyusun laporan hasil

diskusi sebgai produk literasi. Produk tersebut kemudian dipresentasikan di depan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

127

kelas. Setelah itu peneliti akan memberi penguatan mengenai materi dan

memperbaiki pendapat peserta didik yang kurang tepat.

Kegiatan ketiga yang direncanakan oleh peneliti yaitu penutup, dalam

kegiatan ini peneliti akan menarik kesimpulan mengenai informasi-informasi yang

telah ditemukan oleh peserta didik. Kemudian peneliti dan peserta didik

melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.kegiatan pun

diakhiri dengan salam penutup. Kegiatan ini ditempuh dalam waktu 10 menit.

2. Percobaan Desain

a. Siklus 1

Desain pembelajaran yang dirancang oleh peneliti sudah jadi dan akan di

ujicobakan pada kelas X IPS 1 dengan jumlah peserta didik sebanyak 29 orang.

Ujicoba pertama dilakukan pada Selasa, 14 Mei 2019.

Pada awal pelaksanaan desain pembelajaran literasi Selasa, 14 Mei 2019

pukul 11.15 peneliti menyiapkan peralatan pembelajaran dan kemudian

mengucapkan salam serta perkenalan. Selanjutnya peneliti membuka dengan

kegiatan pendahulaan. Setelah itu, peneliti juga menayangkan video yang

berkaitan dengan pelajaran. Melalui video yang ditampilkan diharapakan, peserta

didik mampu mengembangkan keterampilan menyimak dan memahami materi

lebih konkret dibandingkan hanya melihat teks bacaan yang cenderung lebih

abstrak.177

Langkah selanjutnya, peneliti membagi peserta didik menjadi 4 kelompok.

Kemudian peneliti memberikan bahan ajar berupa artikel sejarah pada masing-

177

Ibid, hlm. 57.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

128

masing kelompok tersebut. Artikel tersebut berisi tentang ringkasan mengenai

materi. Setiap keompok diberi permasalahan. Selain mengumpulkan informasi

dari artikel yang diberikan, peserta didik juga mencari dan mengumpulkan

informasi melalui buku dan sumber-sumber internet.

Dalam pengembangan keterampilan literasi terdapat empat aktivitas yang

dilihat. Aktivitas-aktivitas ini menjadi acuan peneliti dalam menerapkan desain

pembelajaran. Keempat aktivitas tersebut yaitu membaca, menulis, menyimak,

dan berbicara.178

Keempat keterampilan ini dilakukan dalam kegiatan

pembelajaran dan diskusi kelompok. Hasilnya berupa laporan diskusi yang

kemudian dipresentasikan di depan kelas.

Kegiatan selanjutnya, peserta didik menyimpulkan poin-poin penting yang

muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru saja dilakukan. Kemudian

peneliti melanjutkan dengan memberi penguatan kepada peserta didik tenang

materi yang disampaikan. Kegitan ditutup dengan melakukan refleksi terhadap

pembelajaran yang dilaksanakan.

b. Revisi Desain

Berkaitan dengan pelaksanaan desain pembelajarn sejarah guna

mengembangkan keterampilan literasi di kelas X IPS 1, tentunya peserta didik

dapat merasakan perbedaan dalam proses pembelajaran yang menggunakan

literasi dengan yang tidak. Peneliti pun melihat kelebihan dan kekurangan tersebut

melaui video dan pengamatan selama mengajar. Hasilnya sebagai berikut:

178

Ibid, hlm. 48.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

129

1) Kelebihan Desain Pembelajaran Sejarah untuk Mengembangkan

Keterampilan Literasi

Dalam pelaksanaan desain tanggapan peserta didik sangat positif. Peserta

didik menyatakan bahwa materi mudah dipahami karena dalam proses

pembelajaran peserta didik difokuskan dalam kegiatan membaca, menyimak,

menulis, dan berbicara sehingga peserta didik dengan mudah memperoleh

informasi dan menyampaikan informasi tentang materi pelajaran. Selain itu

peserta didik menyatakan bahwa mereka menjadi lebih aktif dalam mengikuti

pembelajaran sejarah.

Peserta didik juga menyatakan bahwa dengan pembelajaran literasi ini,

pembelajaran menjadi lebih enak, menyenangkan dan tidak gampang bosan.

Apalagi dalam kegiatan menyimak video, peserta didik merasa antusias dengan

video yang ditayangkan. Kegiatan tanya jawab pun tidak kalah menyenangkan

karena mereka diberi kesempatan untuk bertanya atau menjawab pertanyaan yang

diberikan oleh peneliti.

2) Kekurangan Desain Pembelajaran Sejarah untuk Mengembangkan

Keterampilan Literasi

Dibalik semua kelebihan yang terdapat dalam desain pembelajaran yang

dirancang, juga terdapat kekurangan dibaliknya. Peneliti dituntut harus mampu

mengatasi kekurangan ini dengan mengelola kegiatan dalam merencanakan,

mengatur, dan mengarahkan.179

Dalam hal memberi artikel yang berisi informasi

mengenai materi, hal itu kurang efektif. Hal ini disebabkan karena peserta didik

179

Aman, op. cit, hlm. 64.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

130

lebih senang mencari informasi melalui sumber-sumber internet. Namun

kedalanya peserta didik tidak bisa memilah informasi-informasi dari internet.

Mereka tidak tahu mana informasi yang relevan yang bisa digunakan dalam

menyusun laporan diskusi.

Pembagian kelompok juga tidak efektif. Jumlah anggota yang terlalu

banyak menyebabkan hanya beberapa anak yang bekerja dalam menulis laporan

diskusi selebihnya hanya sibuk dengan hal lain. Tentu saja hal ini berakibat

keterampilan menulis peserta didik tidak berkembang dengan merata. Selain itu,

hanya beberapa anak yang mengutarakan pendapat sehingga informasi yang

diperoleh pun sangat minim. Kualitas video animasi diperbaiki agar lebih jelas

dan lebih mudah untuk menyimak jalan ceritanya.

Dari kelebihan maupun kekurangan dari desain pembelajaran, peneliti akan

merevisi bagian-bagian yang perlu di revisi. Hal yang di revisi oleh penliti, antara

lain:

a) Artikel yang berisi informasi materi pelajaran yang tidak efektif dihilangkan

dan diganti dengan lebih fokus pada informasi-informasi internet.

b) Pembagian kelompok diubah yang semula peserta didik dibagi menjadi

empat kelompok akan diubah menjadi delapan kelompok.

c) Kegiatan menulis ditambah dengan menulis refleksi tentang hal-hal yang

didapat dari materi yang disampaikan dan nilai-nilai apa yang terkandung

yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

d) Video diubah menjadi lebih edukatif dan jelas dalam menerangkan materi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

131

c. Siklus 2

Desain yang dirancang oleh peneliti direvisi bagian-bagian yang masih

kurang maksimal dalam mengembangkan keterampilan literasi peserta didik.

Desain yang direvisi semakin dimatangkan aspek membaca, menyimak, menulis,

dan berbicara.180

Setelah direvisi desain akan diujicobakan pada kelas X IPS 1

dengan jumlah peserta didik sebanyak 29 orang. Ujicoba kedua desain

pembelajaran untuk mengembangkan keterampilan literasi ini dilakukan pada

Sabtu 18 Mei 2019. Menurut Bloom, proses pembelajaran difokuskan pada aspek

kognitif, afektif, dan psikomotorik.181

Maka ketiga aspek tersebut harus semakin

menonjol pada ujicoba kedua ini. Ujicoba kedua yang dirancang sesuai dengan

hasil temuan di ujicoba pertama.

Pada awal pelaksanaan desain pembelajaran literasi Selasa, 14 Mei 2019

pukul 11.15 peneliti menyiapkan peralatan pembelajaran dan kemudian

mengucapkan salam serta perkenalan. Selanjutnya peneliti membuka dengan

kegiatan pendahulaan. Setelah itu, peneliti juga menayangkan video yang

berkaitan dengan pelajaran. Diharapkan peserta didik mengembangkan

keterampilan menyimak melalui penjelasan peneliti dan tayangan video tersebut.

Langkah selanjutnya, peneliti membagi peserta didik menjadi 8 kelompok.

peneliti memberikan referensi sumber-sumber internet pada masing-masing

kelompok tersebut. Referensi sumber-sumber internet tersebut berisi tentang

ringkasan mengenai materi teori-teori masuknya agama Islam ke Nusantara.

Setiap keompok diberi permasalahan. Selain mengumpulkan informasi dari

180

Hendra Kurniawan, op. cit, hlm. 46. 181

Putrawangsa, op. cit, hlm. 4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

132

referensi sumber internet yang diberikan, peserta didik juga mencari dan

mengumpulkan informasi melalui buku dan sumber-sumber lainnya.

Dalam pengembangan keterampilan literasi terdapat empat aktivitas yang

dilihat. Aktivitas-aktivitas ini menjadi acuan peneliti dalam menerapkan desain

pembelajaran. Keempat aktivitas tersebut yaitu membaca, menulis, menyimak,

dan berbocara. Keempat keterampilan ini dilakukan dalam kegiatan pembelajaran

dan diskusi kelompok. Pembagian kelompok yang terdiri dari 8 kelompok

membantu peserta didik dalam diskusi. Setiap anggota kelompok lebih mudah

mengutarakan pendapatnya dan semua kebagian peran masing-masing. Hasil

diskusi berupa kemudian dipresentasikan di depan kelas.

Kegiatan selanjutnya, peserta didik menyimpulkan poin-poin penting yang

muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru saja dilakukan. Contohnya

menyebutkan bukti-bukti masuknya agama Islam ke Nusantara. Kemudian

peneliti melanjutkan dengan memberi penguatan kepada peserta didik tentang

materi yang disampaikan. Penguatan berupa nilai-nilai yang terkadung didalam

materi seperti nilai keberagaman dan toleransi. Pelaksanaan desain pembelajaran

guna yang dilakukan peneliti, ditutup .dengan salam penutup.

3. Analisis Restrospektif

Desain pembelajaran sejarah yang sudah dirancang dan diujicobakan

selanjutnya dilakukan analisis retrospektif. Analisis retrospektif adalah tahap

menganalisis data-data yang telah diperoleh untuk mengetahui apakah mendukung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

133

atau sesuai tidak dengan konjektur yang telah dirancang.182

Data analisis yang

digunakan peneliti meliputi rekaman video proses pembelajaran, hasil interview

terhadap peserta didik, dan lembar hasil pekerjaan peserta didik.

Berdasarkan video yang direkam desain pembelajaran sejarah yang

dirancang sudah cukup berjalan baik. Khususnya pada keterampilan menyimak,

membaca, menulis dan berbicara. Selain itu pada hasil wawancara peserta didik

menyatakan bahwa desain pembelajaran yang diterapkan membantu dalam

mengembangkan keterampilan literasi. Dari segi membaca, pesera didik merasa

terbantu dengan referensi-referensi sumber yang diberikan peneliti. Peserta didik

pun mampu memilah sumber-sumber yang diyakini relevan untuk menjadi bahan

menyusun laporan. Peserta didik senang dengan video yang ditayangkan dan

sangat membantu dalam memahami materi. Peserta didik juga merasa terbantu

dalam menumbuhkan minat menulis saat pembelajaran dan berani tampul

berbicara di depan kelas.

Berdasarkan analisis video dan wawancara, desain pembelajaran sejarah

yang diujicobakan oleh peneliti sangat membantu peserta didik dalam

mengembangkan keterampilan literasi. Hal ini semakin diperkuat dengan melihat

hasil kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta didik. Untuk hasil kognitif

dilakukan dengan test tertulis yang berisi 10 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian.

Sedangkan untuk hasil afektif dilakukan dengan kuesioner dan hasil psikomotorik

dilihat dari hasil kerja kelompok berupa laporan diskusi.

182

Putrawangsa, op. cit, hlm. 83.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

134

Berdasarkan hasil nilai aspek kognitif, afektif dan psikomotorik dapat

disimpulkan bahwa keterampilan literasi peserta didik sudah sangat berkembang.

Artinya desain pembelajaran yang diujicobakan sangat cocok dengan karakter

peserta didik kelas X IPS 1 SMA Pangudi Luhur Sedayu. Berdasarkan analisis

tersebut dihasilkan Local Instruction Theory (LIT) yaitu pembelajaran sejarah

berbasis literasi pada mata pelajaran sejarah Indonesia pokok bahasan teori-teori

masuknya agama Islam di Nusanatara mampu mengembangkan keterampilan

literasi meliputi kegiatan membaca, menulis, menyimak, dan berbicara.

LIT merupakan sebuah teori tentang proses pembelajaran yang

mendeskripsikan desain pembelajaran pada suatu topik tertentu dengan

sekumpulaan aktivitas yang mendukungnya.183

LIT dihasilkan menghasilkan

produk, kegiatan belajar, dan teori-teori pembelajaran yang bersifat lokal.184

LIT

yang dihasilkan sesuai dengan tujuan literasi yaitu:185

1. Membentuk peserta didik menjadi pembaca, penulis, dan

komunikator yang strategis.

2. Meningkatkan kemampuan berpikir dan mengembangkan kebiasaan

berpikir pada peserta didik

3. Meningkatkan dan memperdalam motivasi belajar peserta didik.

4. Mnegembangkan kemandirian peserta didik sebagai seorang

pembelajar yang kreatif, inovatif, produktif, dan sekaligus

berkarakter.

183

Rully Charitas I. P, op. cit, hlm. 21. 184

Loc. cit. 185

Yunus Abidin, op. cit, hlm. 54.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

135

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Hypothetical

Learning Trajectory (HLT) pembelajaran sejarah pada materi teori-teori

masuknya agama Islam di Nusantara untuk mengembangkan keterampilan literasi

siswa di kelas X IPS 1 SMA Pangudi Luhur St. Louis Sedayu, maka dapat

disimpulkan bahwa rencana desain yang akan dirancang harus sesuai GLS

(Gerakan Literasi Sekolah). Desain pembelajaran berfokus meningkatkan

keterampilan literasi yaitu membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Dengan

materi teori-teori masuknya agama Islam di Nusanatara. HLT yang dikembangkan

meliputi, persiapan desain, percobaan desain, dan analisis restrospektif.

Persiapan desain dimulai dengan melakukan observasi terlebih dahulu di

kelas X IPS 1 SMA Pangudi Luhur Sedayu. Observasi dilakukan dengan

wawancara kepada peserta didik, test soal, dan kuesioner. Hasil wawancara

menyatakan bahwa literasi yang selama ini diterapkan dalam pembelajaran belum

optimal. Hasil dari test soal menunjukkan bahwa peserta didik yang tidak

mencapai nilai KKM 75 sebanyak 22 orang dengan nilai rata-rata 50,3 atau

24,1%. Hasil kuesioner menunjukan bahwa keterampilan literasi peserta didik

belum rata berkembang dengan kategori tinggi hanya mencapai 31 %. Maka

diperlukan desain pembelajaran sejarah guna membantu peserta didik dalam

mengembangkan keterampilan literasi. Desain pembelajaran sejarah yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

136

dirancang berbentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Desain dirancang

sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) yang dipelajari.

Ujicoba desain yang pertama berjalan cukup baik. Peserta didik memeliki

tanggapan yang sangat positif. Namun terdapat kekurangan dalam desain awal

berupa pembagian kelompok yang tidak efisien yang mempengaruhi kegiatan

berbicara, penggunaan artikel sebagai sumber yang tidak efektif, kegiatan menulis

yang tidak optimal, dan tingkat kualitas video. Desain awal tersebut kemudian

direvisi dan kemudian diujicobakan kembali. Pada ujicoba kedua, desain sudah

berjalan sangat baik. Peserta didik lebih kondusif dengan pembagian kelompok

yang efisien dan semua mendapat bagian berbicara mengutarakan pendapat

masing-masing di kelompoknya. Kegiatan menulis pun optimal dengan refleksi

individu. Referensi sumber-sumber internet yang diberikan ke peserta didik sanagt

membantu dalam mengembangkan keterampilan membaca. Video pun sudah

diganti dengan kualitas yang jauh lebih baik sehingga peserta didik nyaman untuk

menyimak video.

Analisis Restrospektif dilakukan dengan 3 cara yaitu menganalisis video

rekaman proses pembelajaran, wawancara dengan peserta didik, dan menganalisis

nilai peserta didik berdasarkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Berdasarkan video rekaman proses pembelajaran, peseta didik sangat antusias dan

positif saat desain diujicobakan. Hasil wawancara juga menyatakan bahwa peserta

didik merasa terbantu dalam mengembangkan keterampilan literasi. Hal ini

semakin diperkuat dengan hasil nilai aspek kognitif yang meningkat dari

sebelumnya dengan rata-rata 77,5 atau 75,8 %. Dengan peserta didik yang tuntas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

137

berjumlah 22 orang. Dalam aspek afektif untuk mengukur keterampilan literasi

peserta didik mencapai kategori tinggi 62%. Selain itu dalam aspek psikomotori

dengan diskusi kelompok berkembang dengan baik dengan nilai rata-rata 85,62.

Berdasarkan analisi tersebut dihasilkan Local Instruction Theory (LIT) yaitu

pembelajaran sejarah berbasis literasi pada mata pelajaran sejarah Indonesia

pokok bahasan teori-teori masuknya agama Islam di Nusanatara mampu

mengembangkan keterampilan literasi meliputi kegiatan membaca, menulis,

menyimak, dan berbicara siswa kelas X IPS 1 SMA Pangudi Luhur Sedayu.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, maka saran

yang dapat dihasillakan untuk memperbaiki metode pembelajaran dengan

merancang desain pembalajaran sejarah untuk mengembangkan keterampilan

literasi dikelas lainnya di SMA Pangudi Luhur Sedayu, diantaranya yaitu:

1. Bagi Sekolah

Sekolah diharapkan dapat mengoptimalkan kegiatan literasi. Tidak hanya

pada kegiatan membaca 15 menit sebelum pelajaran dimulai namuan juga

dalam pembelajaran. Dengan menghimbau semua guru untuk turut

berpartisipasi menerapkan literasi dalam pembelajaran baik dengan membuat

model pembelajaran ataupun desain pembelajaran.

2. Bagi Guru

Guru diharapkan dapat mengembangkan kegiatan dalam taha pembelajaran

dengan merancang desain pembelajaran yang kreatif dan menarik perhatian

peserta didik dalam proses pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

138

3. Bagi Peserta Didik

Peserta didik diharapkan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran yang

sudah dirancang oleh guru. Peserta didik juga harus lebih membiasakan dan

memotivasi diri untuk mengembangkan keterampilan literasinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

139

DAFTAR PUSTAKA

Abd Rahman Hamid dan Muhammad Saleh Masdjid. 2011. Pengantar Ilmu

Sejarah. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Ali Imron. 1996. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya.

Aman. 2011. Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta: Penerbit

Ombak.

Brian Garvei dan Mary Krug. 2015. Model-Model Pembelajaran Sejarah.

Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Catharina Ginong P., 2018, Implementasi Pembelajaran Literasi dalam

Pembelajaran Sejarah Indonesia di SMA Negeri 11 Yogyakarta. Skripsi

Sarjana Pendidikan. Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Panduan Gerakan Literasi

Sekolah di Sekolah Menengah Atas, Jakarta: Direktorat Jenderal

Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan.

Dirjen Dikdasmen. 2016, Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah. Jakarta:

Kemendikbud

Driscoll, M. P.. 2000. Psychology of learning for instruction (2nd ed.). Boston:

Allyn & Bacon..

Ekasatya Aldila Afriansyah. 2013. Design Research: Mengukur Kepadata

Bilangan Desimal, STKIP Garut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

140

Gagne, R.M. dan Briggs, L.J. 1979. Principles of Instructional Design (Second

Edition). New York: Holt, Rinehart & Winston

Hamid Darmadi. 2014. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial, Bandung:

Alfabeta.

Haris Herdiansyah. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif: Untuk Ilmu-ilmu

Sosial, Jakarta: SalembaHumanika.

Hendra Kurniawan. 2018. Literasi dalam Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta:

Gava Media.

Hendra Kurniawan. ―Pembelajaran Literasi dalam Mata Pelajaran Sejarah‖,

Historia Vitae. Vol 32. No. 1, Universiatas Sanata Dharma.

Heri Susanto. 2014, Seputar Pembelajaran Sejarah: Isu, Gagasan, dan Strategi

Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressido.

Imam Gunawan. 2013. Metode Penelitian Kualitatif: Teori & Praktik, Jakarta:

Bumi Aksara.

Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima, Aplikasi luring resmi Badan

Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia.

Karwono dan Heni Mularsih. 2017. Belajar dan Pembelajaran: Serta

Pemanfaatan Sumber dan Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Sejarah Indonesia (Edisi

Revisi). Jakarta.

Kementrian Ristekdikti, Pendalaman Materi Sejarah Indonesia PPG dalam

Jabatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

141

Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Yayasan Bentang

Budaya.

Lexy J. Moleong. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

M. Ngalim Purwanto. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto. 1984. Sejarah

Nasional Indonesia V dan VI, Jakarta: Balai Pustaka.

Musrifah Sunanto. 2004. Sejarah Peradaban Islam di Indonesia, Jakarta:

Rajawali Press.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23

Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti

Pribadi,. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Dian

Rakyat.

Putrawangsa. 2018. Desain Pembelajaran: Design Research sebagai Pendekatan

Desain Pembelajaran. CV. Reka Karya Amerta.

Rully Charitas Indra Pratama. 2017. Design Research: Teori Implementasinya:

Suatu Pengantar. Depok: Rajawali Pers.

Samsul Munir Amin. 2013. Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah,

Sartono Kartodirdjo. 1987, Pengantar Sejarah indonesia Baru 1500-1900.

Jakarta: Gramedia.

Slavin, R.E.. 2006. Educational Psychology: Theory and Practice (Eight

Edition). Boston: Pearson Education, Inc.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

142

Smith, P.L. dan Ragan, T.L. 2003. Instructional Design. Upper Saddle River,

New Jersey: Merril Prentice Hall Inc.

Sudaryono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: Prenadamedia Group.

Sugiyono. 2012. Penelitian Kualitatif dan R&D, Bandung, Alfabeta.

Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alvabeta.

Suparman. 2014. Desain Instruksional Modern (Edisi Keempat). Penerbit

Erlangga, Jakarta.

Syaiful Bahri Djamarah.. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Uno, Hamzah B.. 2006. Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang

Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Wina Sanjaya. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Prenada.

Yunus Abidin, dkk. 2017. Pembelajaran Literasi: Strategi Meningkatkan

Kemampuan Literasi Matematika, Sains, Membaca, dan Menulis. Bumi

Aksara, Jakarta.

Nurul Iswara, ―Ini Penyebab Rendahnya Minat Baca di Indonesia‖, diakses

melalui

https://kumparan.com/nuruliswari/inipenyebabrendahnyaminatbacadiindonesia15

04967041086, tanggal 26 Februari 2019 pukul 18.00 WIB.

Sri Rumani, ―Predikat Yogyakarta Sebagai Kota Pendidikan‖, diakses dari

https://www.kompasiana.com/srirumani/5ae8ea3fdd0fa802611a8862/yogyakartak

otapendidikan, pada tanggal 26 Februari 2019 pukul 15.30 WIB.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

143

https://www.literasipublik.com/pengertian-literasi. Diakses pada tanggal 11 Maret

2018 pada pukul 20.21 WIB.

www.bibliotech.us/pdfs/InfoLit.pdf, Diakses pada tanggal 12 Maret 2019 pukul

13.30 WIB.

http://jogja.tribunnews.com/2014/12/21/minat-baca-warga-diy-masih-rendah.

Diakses tanggal 26 Februari 2019 pukul 15.45 WIB.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

Lampiran 1

SILABUS SATUAN PENDIDIKAN :SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU

MATA PELAJARAN :SEJARAH INDONESIA

KELAS/SEMESTER :X/II

TAHUN PELAJARAN :2018/2019

KURIKULUM :KURIKULUM 2013

No Kompetensi Dasar Materi Pokok/Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi

Waktu Sumber Belajar

1. 3.5 Menganalisis

berbagai teori tentang proses masuknya agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia

Zaman Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia

Teori-teori masuknya agama dan kebudayaan Islam

Kerajaan-kerajaan Islam

Bukti-bukti kehidupan pengaruh Islam yang masih ada sampai masa kini

3.5.1 Menjelaskan berbagai teori

tentang proses masuknya agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia

3.5.2 Mengidentifikasi penyebab

agama Islam masuk ke Nusantara berdasarkan berbagai teori

3.5.3 Menganalisis bukti-bukti

masuknya agama Islam ke Nusantara berdasarkan berbagai teori

Tes Tertulis:

Pilihan

Ganda/Uraian

6 jp

Kementerian

Pendidikan dan

Kebudayaan.

2014. Sejarah

Indonesia Kelas X

Semester 2.

Jakarta: Pusat

Krikulum dan

Pembukuan,

Balitbang,

Kemdikbud.

2. 4.3 Mengolah

informasi teori

tentang proses

masuknya agama

dan kebudayaan

Islam ke

Nusantara dengan

merapkan cara

berpikir sejarah,

serta

mengemukakanny

a dalam bentuk

tulisan

4.3.1 Menyusun hasil analisis

bukti-bukti masuknya agama

Islam ke Nusantara

berdasarkan berbagai teori

dalam bentuk laporan

4.3.2 Menyajikan hasil analisis

bukti-bukti masuknya

agama Islam ke Nusantara

berdasarkan berbagai teori

dalam presentasi

Rubrik:

Laporan

144

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

145

Lampiran 3

DESAIN AWAL

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMA PANGUDI LUHUR ST. LOUIS SEDAYU

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia

Kelas/Semester : X/Genap

Tahun Pelajaran : 2018/2019

Materi Pokok : Teori-teori Masuknya Agama Islam di Nusantara

Alokasi Waktu : 2 jp @45 menit

A. Kompetensi Inti

•KI-1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

•KI-2: Mengahayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli

(gotong-royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab,

responsif, dan pro-aktif, dalam berinteraksi secara efektif sesuai

dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah,

masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan

regional, dan kawasan internasional

•KI-3: Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi

pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada

tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks berdasarkan rasa ingin

tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,

dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

•KI-4: Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara:

efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif,

dan solutif dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan

pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu

menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Indikator

Kompetensi Dasar Pengetahuan (KD) Kompetensi Dasar Keterampilan (KD)

3.7. Menganalisis berbagai teori tentang

proses masuknya agama dan

kebudayaan Islam ke Indonesia

4.7 Mengolah informasi teori tentang

proses masuknya agama dan

kebudayaan Islam ke Indonesia

dengan menerapkan cara berpikir

sejarah, serta mengemukakannya

dalam bentuk tulisan

IPK Pengetahuan IPK Keterampilan

3.7.1 Menjelaskan berbagai teori tentang

prosess masuknya agama Islam ke

Nusantara

4.7.1 Menyusun hasil analisis bukti-bukti

masuknya agama Islam ke

Nusantara berdasarkan berbagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

146

3.7.2 Mengidentifikasi penyebab agama

Islam masuk ke Nusantara

berdasarkan berbagai teori.

3.7.3 Menganalisa bukti-bukti masuknya

agama Islam ke Nusantara

berdasarkan berbagai teori

teori dalam bentuk artikel.

4.1.2 Menyaji hasil analisis bukti-bukti

masuknya agama Islam ke

Nusantara berdasarkan berbagai

teori dalam presentasi

C. Tujuan Pembelajaran

Melalui kegiatan pembelajaran discovery based learning, peserta

didik dapat menjelaskan, mengidentifikasi, dan menganalisis teori-teori

masuknya agama Islam di Nusantara serta dapat menguatkan keterampilan

literasi peserta didik khususnya pada kegiatan membaca, menulis, menyimak,

dan berbicara.

D. Materi Pembelajaran

Materi Pokok :Teori-teori masuknya agama Islam di Nusantara

Faktual :Pengetahuan teori-teori masuknya agama Islam di

Nusantara

Konseptual :Pengetahuan tentang bukti-bukti masuknya agama Islam di

Nusantara

Prosedur :Pengetahuan tentang proses masuknya agama Islam di

Nusantara

E. Metode Pembelajaran

Pendekatan :Student Centered

Model Pembelajaran :Discovery Based Learning

Metode :Diskusi kelompok, tanya jawab, penugasan

F. Media Pembelajaran

Media/Alat :LCD Proyektor, PPT, Video Animasi

G. Sumber Belajar

1. Buku dan Media Massa

2. Buku siswa dan buku guru pelajaran Sejarah Kelas X Semester Genap

3. Bahan dari Internet

H. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Pertama (2JP)

Kegiatan Rincian Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan Orientasi

• Melakukan pembukaan dengan salam pembuka,

berdoa bersama untuk memulai pembelajaran

•Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap

disiplin

10 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

147

•Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam

mengawali kegiatan pembelajaran

Apersepsi

•Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai

dan memanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari

•Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan

kegiatan yang dilakukan

•Guru menyampaikan lingkup dan teknik penilaian

yang akan digunakan

Motivasi

•Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari

pelajaran yang akan dipelajari dalam kehidupan

sehari-hari

•Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan

yang berlangsung

•Menjelaskan langkah-langkah kegiatan pembelajaran

Pemberian Acuan

•Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan

belajar(pada tahap ini guru menyajikan artikel berisi

gambaran dari materi agar menjadi bekal peserta

didik untuk menggali topik masalah)

•Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas

pada pertemuan saat itu.

•Pembagian kelompok belajar

•Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman

belajar sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.

Inti Stimulation

(Stimulasi

/Pemberian

Rangsangan

KEGIATAN LITERASI

Peserta didik diberi motivasi atau

rangsangan untuk memusatkan

perhatian pada topik materi Teori-

teori masuknya agama Islam di

Nusantara dengan cara:

• Menyimak (tanpa atau dengan

alat)

Menayangkan video yang sesuai

dengan topik yang akan dibahas

yaitu teori-teori masuknya agama

Islam di Nusantara:

1) “Apa yang kalian pikirkan

tentang video tersebut?”

2) “Apa kesimpulan dari video

tersebut?”

• Membaca (membaca buku paket

yang tersedia),

• Mendengar

Pemberian materi singkat tentang

70 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

148

Teori-Teori Masuknya Agama

Islam di Nusantara

• Menulis

Peserta didik menulis hal-hal

penting yang di sampaikan oleh guru

Problem

Statmen

(Pertanyaan/Id

entifikasi

masalah)

CRITICAL THINKING

(BERPIKIR KRITIK)

Setelah peserta didik menyimak

topik kajian, guru memberikan

pertanyaan-pertanyaan. Selain itu,

memberi pertanyaan guru memberi

kesempatan peserta didik untuk

menemukan masalah atau hal-hal

yang ingin diketahui dan digali lebih

mendalam oleh peserta didik. Setelah

peserta didik menetapkan fokus

masalah. Maka di bentuk kolompok

yang teridiri dari:

1. Kelompok 1: Mencari berbagai hal

yang berkaitan dengan teori Arab

2. Kelompok 2: Mencari berbagai hal

yang berkaitan dengan teori Gujarat

3. Kelompok 3: Mencari berbagai hal

yang berkaitan dengan teori Persia

4. Kelompok 4: Mencari berbagai hal

yang berkaitan dengan teori Cina

Data

Collection

(Pengumpulan

Data)

COLLABORATION

(KERJASAMA)

Setelah kelompok dibagi peserta

didik duduk berdasarkan kelompok

yang sudah dibagikan. Dengan

panduan pertanyaan sebagai

berikut:

1. Apa isi dari teori tersebut?

2. Siapa pencetus teori tersebut?

3. Bukti apa saja yang mendukung

teori tersebut?

4. Kebudayaan apa yang masih ada

hingga sekarang dari teori

tersebut?

Setiap keompok bekerja sama

mencari informasi sebanyak-

banyaknya tentang setiap teori

dengan menggunakan sumber-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

149

sumber buku yang ada dan bisa

mencari sumber lewat internet.

Data

Processing

(Pengolahan

Data)

COLLABORATION dan

CRITICAL THINKING

Peserta didik dalam kelompok

berdiskusi mengolah data dengan

cara:

• Berdiskusi

Peserta didik berdiskusi dan

menganalisis informasi yang sudah

didapat. Apakah sudah menjawab

permasalahan

• Mengolah Data

Semua hal yang berkaitan erat

diolah kemudian diklarifikasikan

mana informasi yang yang

mendukung dan mana yang

melemahkan dan hasilnya ditulis

dalam selembar kertas.

Verifiocation

(Pembuktian) CRITICAL THINKING

Dari hasil diskusi dan analisis yang

dilakukan oleh peserta didik, maka

peserta didik diminta untuk membuat

laporan tertulis. Laporan ini berisi

temuan-temuan peserta didik dan

hasil analisisnya. Laporan berupa

artikel dan disampaikan di depan

kelas dengan di awali dengan yel-yel

setiap kelompok, kemudian peserta

didik lain mencatat informasi yang

penting dari setiap presentasi.

Generalization

(Menarik

Kesimpulan)

CREATIVITY (KREATIVITAS)

• Peserta didik menyimpulkan poin-

point penting yang muncul dalam

kegiatan pembelajaran yang baru

dilakukan dan menemukan tradisi

budaya dari setiap teori-teori

masuknya agama Islam ke

Nusantara

• Guru memberi penguatan mengenai

materi dan memperbaiki pendapat

peserta didik yang kurang tepat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

150

Penutup 1) Guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi

yang telah dijelaskan

2) Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang

sudah dilaksanakan

3) Doa

10 menit

I. Penilaian

1. Keterampilan Literasi

a. Observasi

b. Kuesioner

c. Wawancara

d. Dokumentasi

2. Pengetahuan

a. Tes Tertulis Pilihan Ganda

b. Tes Lisan/Observasi terhadap Diskusi Tanya Jawab dan

Percakapan

3. Keterampilan

a. Laporan hasil diskusi berupa artikel

Yogyakarta, 21April 2019

Guru Mata Pelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

151

Lampiran

Penilaian dilakukan menggunakan penilaian otentik yang meliputi

kuesioner(afektif), pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotorik).

Format penilaian sebagai berikut:

1. Kuesioner

Keterangan:

Selalu = 4 Sering = 3 Sesekali = 2 Tidak pernah = 1

No Pernyataan Jawaban

1 2 3 4

1. Saya sering meminjam buku diperpustakaan.

2. Saat guru menjelaskan pelajaran saya selalu

memperhatikan.

3. Saat guru menjelaskan materi, saya selalu

mencatat hal-hal penting.

4. Saat guru bertanya saya akan segera menjawab

pertanyaan tersebut.

Rumus: T x Pn

T = Total jumlah responden yang memilih

Pn = Pilihan angka skor Likert

Interprestasi Skor Perhitungan:

Y = skor tertinggi likert x jumlah responden

X = skor terendah likert x jumlah responden

Rumus Index % = Total Skor / 20 x 100

Rumus Interval

I = 100 / Jumlah Skor (Likert)

Penyelesaian Akhir = Total skor / Y x 100

2. Penilaian Pengetahuan (Kognitif)

Plihan ganda dengan jumlah 10 soal

Skoring:

Benar: 1

Salah: 0

Nilai:

3. Penilaian Keterampilan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

152

Para peserta didik ditugasi untuk mengumpulkan data, diskusi dan presentasi yang

berkaitan dengan teori-teori masuknya agama Islam di Nusantara.

No Nama Relevansi Kelengkapan Kebahasaan

Jumlah

Skor

1 – 4 1 - 4 1 – 4

Keterangan:

a. Kegiatan mengamati dalam hal ini dipahami sebagai cara peserta didik

mengumpulkan informasi faktual dengan memanfaatkan ke 5 indera.

Maka secara keseluruhan yang dinilai adalah Hasil pengamatan (berupa

informasi) bukan Cara mengamati.

b. Relevansi,Kelengkapan dan Kebebasan diperlakukan sebagai indikator

penilaian kegiatan mengamati.

- Relevansi merunjuk pada ketepatann atau

keterhubungan fakta yang diamati dengan informasi

yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan KD/Tujuan

Pembelajaran

- Kelengkapan dalam arti semakin banyak komponen

fakta yang terliput atau semakin semakin sedikit sisa

(residu) fakta yang tertinggal.

- Kebahasaan menunjukan bagaimana peserta didik

mendeskripsikan fakta-fakta yang dikumpulkan dalam

bahasa tulis yang efektif (tata kata / tata kalimat yang

benar dan mudah dipahami)

c. Skor rentang 1- 4

1= kurang

2= cukup

3= baik

4= amat baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

153

1. Penilaian untuk kegiatan diskusi kelompok

No Nama Mendengarkan Berargumentasi

Jumlah

Skor

1 – 4 1-4

Keterangan:

a. Keterampilan mengominikasikan adalah kemampuan peserta didik

untuk mengungkapan atau menyampaikan ide atau gagasan dengan bahasa

lisan yang efektif.

b. Keterampilan mendengarkan adalah kemampuan peserta didik untuk

tidak menyela, memotong, atau menginterupsi pembicaraan seorang ketika

sedang mengungkapkan gagasanya.

c. Kemampuan berargumentasi menunjukkan kemampuan peserta didik

dalam

mengemukakan argumentasi logis ketika ada pihak yang bertanya atau

mempertanyakan gagasannya.

d. Kemampuan berkontribusi dimaksudkan sebagai kemampuan

peserta didik memberikan gagasan-gagasan yang mendukung atau

mengarah ke penarikan kesimpulan termasuk di dalamnya menghargai

perbedaan pendapat.

e. Skor rentang antara 1 – 4

• 1. = Kurang

• 2. = Cukup

• 3. = Baik

• 4. = Amat Baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

154

5. Penilaian presentasi

No Nama Menjelaskan Mengkomunikasikan

Jumlah

Skor

1 – 4 1 - 4

Keterangan :

a. Keterampilan menjelaskan adalah kemampuan menyampaikan hasil observasi

dan diskusi secara meyakinkan.

b. Keterampilan memvisualisasikan berkaitan dengan kemampuan peserta didik

untuk membuat atau mengemas informasi seunik mungkin, semenarik

mungkin, atau sekreatif mungkin.

c. Keterampilan merespon adalah kemampuan peserta didik menyampaikan

tanggapan atas pertanyaan, bantahan, sanggahan dari pihak lain secara empatik.

d. Skor rentang antara 1 – 4

• 1. = Kurang

• 2. = Cukup

• 3. = Baik

• 4. = Amat Baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

155

TES AWAL

Soal Pilihan Ganda

1. Munculnya agama Islam di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh kebudayaan

antara daerah Nusantara dengan negara yang membawa pengaruh Islam.

Pertemuan kebudayaan ini terjadi sebagai salah satu akibat dari hubungan yang

dilakukan antara orang-orang Islmam dengan orang-orang yang ada di

Nusantara. Hubungan yang dilakukan adalah....

A. Peperangan

B. Perdagangan

C. Perdamaian

D. Pertanian

E. perburuhan

2. Kepastian kapan dan dari mana agama Islam masuk ke Nusantara memang

tidak ada kejelasan. Munculnya berbagai macam teori untuk menggali

informasi dan fakta tentang masuknya agama Islam di Nusantara. Sarjana-

sarjana Barat mengatakan bahwa agama Islam yang masuk ke Nusantara

berasal dari Gujarat sekitar abad ke 13 tau abad ke-7 H. Pendapat ini

mengasumsikan bahwa pedagang Gujarat berperan aktif dalam menyebarkan

agama Iskam. Hal ini dibuktikan dengan.... Salah satunya teori yang

menggunakan batu nisan Sultan Malik Al-Saleh yang wafat pada 17 Dzulhijjah

831 H atau 1291 M di Pasai, Aceh sebagai patokan. Berdasarkan batu nisan

kuno yang ditemukan tersebut diperkirakan agama Islam dibawa masuk oleh

pedagang dari....

A. Batu nisan Sultan Mahmud Badaruddin II yang wafat pada 1291 M di

Palembang sebagai patokan.

B. Batu nisan Sultan Malik Al-Saleh yang wafat pada 17 Dzulhijjah 831 H

atau 1291 M di Pasai, Aceh sebagai patokan

C. Batu nisan di Pasai dan makam Maulanan Malik Ibrahim yang wafat tahun

1491 di Malang, Jawa Timur, memiliki bentuk yang sama dengan nisan

yang terdapat di Kambay, Gujarat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

156

D. Batu nisan di Pasai dan makam Syekh Syarif Hidayatullah yang wafat

tahun 1419 di Gresik, Jawa Timur, memiliki bentuk yang sama dengan

nisan yang terdapat di Kambay, Gujarat

E. Batu nisan Syekh Burhanuddin yang wafat pada 17 Dzulhijjah 831 H atau

1291 M di Pasai, Aceh sebagai patokan

3. Agama Islam yang masuk ke Nusantara berasal dari Persia, singgah ke Gujarat,

sedangkan waktunya sekitar abad ke-13. Pernyataan ini dicetuskan oleh P.A.

Husein Djajaningrat. Teori ini menitik beratkan tinjauannya kepada

kebudayaan yang hidup dikalangan masyarakat Islam Nusantara yang

dirasakan memiliki kesamaan dengan Persia. Hal ini dibuktikan dengan...

A. Ajaran Syekh Siti Jenar dari Jawa Tengah dengan ajaran sufi Al-Hallaj dari

Arab

B. Pengakuan umat Islam Nusantara terhadap madzhab Syafi‘i sebagai

madzhab umat di daerah Malabar.

C. Pengakuan umat Islam Nusantara terhadap madzhab Syafi‘i sebagai

madzhab umat di daerah Madinah.

D. Ajaran Syekh Siti Jenar dari Jawa Timur dengan ajaran sufi Al-Hallaj dari

Persia

E. Tradisi tabut di Pariaman di Sumatera Utara. Istilah ―tabut‖ (keranda)

diambil dari bahasa Arab yang ditranslasi melalui bahasa Persia.

4. Sarjana-sarjana Barat kebanyakan mengatakan bahwa Islam masuk ke

Nusantara berasal dari Gujarat sekitar abad ke-13 M atau abad ke-7 H.

Pendapat ini mengasumsikan bahwa Gujarat terletak di India bagian Barat,

berdekatan dengan Laut Arab. Letaknya sangat strategis berada di jalur

perdagangan antara Timur dan Barat. Hal inilah yang mempermudah pedagang

Gujarat menyebarkan agama Islam ke Nusantara. Berikut adalah ilmuwan

yang berpendapat bahwa Islam di Indonesia disebarkan oleh para pedagang

dari Gujarat, kecuali....

A. Snouck Hurgronje

B. Zoetmoelder

C. Fatimi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

157

D. Krom

E. De Baros

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi agama Islam masuk ke Nusantara sangat

banyak. Dari berbagai faktor tersebut menciptakan kota-kota pelabuhan di

sepanjang jalur pelayaran. Selain digunakan untuk tempat bersinggah

digunakan juga untuk berdagang dan tmpat untuk saling bertukar kebudayaan.

Masuknya agama dan budaya islam ke Indonesia dipengaruhi oleh adanya…

A. Adanya tentara China

B. Kedatangan orang-orang jepang yang ingin menyebarkan islam

C. Hubungan perdagangan asia kuno

D. Hubungan antara orang arab dan Indonesia

E. Hubungan yang ingin mereka sampaikan satu sama lain

6. Pada masa Hindu Budha, etnis Cina atau Tiongkok telah berbaur dengan

penduduk Nusantara terutama melalui kontak dagang. Bahkan, ajaran Islam

telah sampai di Cina pada abad ke-7 M, masa dimana agama ini baru

berkembang. Hal ini membuktikan bahwa orang Cina sudah berhubungan

dengan masyarakat Nusantara sebelum agama Islam dikenal. Banyak bukti

yang ditinggalkan oleh etnis Cina atau Tiongkok baik dari arsitektur bangunan,

budaya maupun bidang lainnya. Salah satu bukti nyata Cina mempengaruhi

agama Islam masuk Nusantara, kecuali...

A. Di Dinasti Tang dan pesisir Cina bagian Selatan telah terdapat permukiman

Islam.

B. Kedatangan laksamana Zheng He atau kasim San Bao dari Provinsi Yunan

ke Jawa.

C. Raja Islam pertama di Jawa, Raden Patah merupakan keturunan Cina

D. Masjid-masjid tua yang memiliki arsitektur Tiongkok

E. Pelabuhan di Gresik pernah dikuasai oleh pedagang-pedagang dari negeri

Tiongkok

7. Munculnya agama Islama ke Nusantara tidak lepas dari berbagai teori yang

dikemukakan. Dari berbagai teori tersebut lebih menonjolkan ketajaman pada

perbedaan daripada persamaan, namun terdapat titik temu yang dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

158

disimpulkan, yakni, Islam masuk dan berkembang di Nusantara melalui jalan

damai (infiltrasi kultural) dan Islam tidak mengenal misi sebagaimana yang

dijalankan oleh kalangan Kristen dan Katolik. Teori-teori tersebut antara

lain….

A. Arab,Persia,Madagaskar, Gujarat

B. Persia,Gujarat,Madagaskar

C. Persia,Benggala,Gujarat,Cina

D. Arab,Persia,Gujarat

E. Gujarat,Persia,Arab, Cina

8. Agama Islam membawa perubahan sosial dan budaya dalam masyrakat

Nusantara. Penyesuaian adatdan syariah diberbagai daerah di Nusantara selalu

terjadi, meskipun kadang-kadang dalam taraf permulaan mengalami proses

pertentangan dalam masyarakat. Meskipun demikian, proses masuknya agama

Islam ke Nusantara dilakukan secara damai sehingga tidak menimbulkan

peperangan karena pada saat itu masyarakat Nusantara sudah sejak lama

menganut agama Hindu Budha maupun kepercayaan animisme. Tata cara

islamisasi melalui media dagang dapat dilakukan dengan jalan lisan, kecuali...

A. Mengadakan kontak secara langsung dengan msyarakat setempat

B. Terbentuknya perkampungan muslim, sehingga orang yang ingin belajar

agama Islam dapat datang atau memanggil orang yang tinggal di

perkampungan.

C. Seni ukir yang merupakan alat Islamisasi yang menarik masyarakat secara

lambat laun memeluk Islam sebagai pedoman hidup.

D. Perkawinan antara pedagang muslim dengan orang-orang dari masyarakat

Nusantara

E. Membentuk ikatan kekerabatan dengan keluarga muslim

9. Agama Islam diyakini masuk ke Indonesia langsung dari Arab. Bahkan

kemungkinan besar bangsa Arab masuk ke Nusantara pada abad ke-2 SM,

dibuktikan dengan Arab yang berhasil menguasai jalur perdagangan di Ceylon.

Selain itu pada tahun 674 M terdapat perkampungan milik pedagang Arab di

Pantai Barat Sumatera, bersumber dari berita Cina. Adanya perkampungan ini,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

159

membuka kemungkinan adanya peranan bangsa Arab dalam memasukkan

agama Islam ke Nusantara. Pendapat ini disampaikan oleh….

A. Umar Amin Husen

B. Amin Rais

C. Hamka

D. JC. Van Leur

E. Nurudin ar Raniri

10. Dalama teori Cina meyakini bahwa migrasi masyarakat muslim China dari

Kanton ke Nusantara, khususnya daerah Palembang pada abad ke-9 menjadi

awal mula masuknya budaya Islam ke Nusantara. Hal ini dibuktikan dengan

penulisan gelar raja-raja Demak dengan istilah Cina, dan catatan yang

menyebutkan bahwa pedagang Cinalah yang pertama menduduki pelabuhan-

pelabuhan di Nusantara. Teori ini dicetuskan oleh....

A. Sultan Malik al Saleh

B. Fatimah binti maimun

C. Maulana Malik Ibrahim

D. Sumanto Al Qurtuby

E. Alamin Mulyana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

160

Kunci Jawaban

1. B

2. B

3. B

4. E

5. C

6. A

7. E

8. C

9. C

10. D

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

161

Lampiran 3

DESAIN AKHIR

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMA PANGUDI LUHUR ST. LOUIS SEDAYU

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia

Kelas/Semester : X/Genap

Tahun Pelajaran : 2018/2019

Materi Pokok : Teori-teori Masuknya Agama Islam di Nusantara

Alokasi Waktu : 2 jp @45 menit

A. Kompetensi Inti

•KI-1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

•KI-2: Mengahayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli

(gotong-royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab,

responsif, dan pro-aktif, dalam berinteraksi secara efektif sesuai

dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah,

masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan

regional, dan kawasan internasional

•KI-3: Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi

pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada

tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks berdasarkan rasa ingin

tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,

dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

•KI-4: Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara:

efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif,

dan solutif dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan

pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu

menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Indikator

Kompetensi Dasar Pengetahuan (KD) Kompetensi Dasar Keterampilan (KD)

3.8. Menganalisis berbagai teori tentang

proses masuknya agama dan

kebudayaan Islam ke Indonesia

4.7 Mengolah informasi teori tentang

proses masuknya agama dan

kebudayaan Islam ke Indonesia

dengan menerapkan cara berpikir

sejarah, serta mengemukakannya

dalam bentuk tulisan

IPK Pengetahuan IPK Keterampilan

3.7.1 Menjelaskan berbagai teori tentang

prosess masuknya agama Islam ke

Nusantara

3.7.2 Mengidentifikasi penyebab agama

4.7.1 Menyusun hasil analisis bukti-bukti

masuknya agama Islam ke

Nusantara berdasarkan berbagai

teori dalam bentuk artikel.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

162

Islam masuk ke Nusantara

berdasarkan berbagai teori.

3.7.3 Menganalisa bukti-bukti masuknya

agama Islam ke Nusantara

berdasarkan berbagai teori

4.1.2 Menyaji hasil analisis bukti-bukti

masuknya agama Islam ke

Nusantara berdasarkan berbagai

teori dalam presentasi

C. Tujuan Pembelajaran

Melalui kegiatan pembelajaran discoverybased learning, peserta

didik dapat menjelaskan, mengidentifikasi, dan menganalisis teori-teori

masuknya agama Islam di Nusantara serta dapat menguatkan keterampilan

literasi peserta didik khususnya pada kegiatan membaca, menulis, menyimak,

dan berbicara.

D. Materi Pembelajaran

Materi Pokok :Teori-teori masuknya agama Islam di Nusantara

Faktual :Pengetahuan teori-teori masuknya agama Islam di

Nusantara

Konseptual :Pengetahuan tentang bukti-bukti masuknya agama Islam di

Nusantara

Prosedur :Pengetahuan tentang proses masuknya agama Islam di

Nusantara

E. Metode Pembelajaran

Pendekatan :Student Centered

Model Pembelajaran :Discovery Based Learning

Metode :Diskusi kelompok, tanya jawab, penugasan

F. Media Pembelajaran

Media/Alat :LCD Proyektor, PPT, Video Edukatif

G. Sumber Belajar

4. Buku dan Media Massa

5. Buku siswa dan buku guru pelajaran Sejarah Kelas X Semester Genap

6. Bahan dari Internet

H. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Pertama (2JP)

Kegiatan Rincian Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan Orientasi

• Melakukan pembukaan dengan salam pembuka,

berdoa bersama untuk memulai pembelajaran

•Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap

disiplin

•Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam

10 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

163

mengawali kegiatan pembelajaran

Apersepsi

•Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai

dan memanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari

•Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan

kegiatan yang dilakukan

•Guru menyampaikan lingkup dan teknik penilaian

yang akan digunakan

Motivasi

•Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari

pelajaran yang akan dipelajari dalam kehidupan

sehari-hari

•Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan

yang berlangsung

•Menjelaskan langkah-langkah kegiatan pembelajaran

Pemberian Acuan

•Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan

belajar(pada tahap ini guru menyajikan artikel berisi

gambaran dari materi agar menjadi bekal peserta

didik untuk menggali topik masalah)

•Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas

pada pertemuan saat itu.

•Pembagian kelompok belajar

•Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman

belajar sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.

Inti Stimulation

(Stimulasi

/Pemberian

Rangsangan

KEGIATAN LITERASI

Peserta didik diberi motivasi atau

rangsangan untuk memusatkan

perhatian pada topik materi Teori-

teori masuknya agama Islam di

Nusantara dengan cara:

• Menyimak (tanpa atau dengan

alat)

Menayangkan video yang sesuai

dengan topik yang akan dibahas

yaitu teori-teori masuknya agama

Islam di Nusantara:

3) “Apa yang kalian pikirkan

tentang video tersebut?”

4) “Apa kesimpulan dari video

tersebut?”

• Membaca (membaca buku paket

yang tersedia),

• Mendengar

Pemberian materi singkat tentang

Teori-Teori Masuknya Agama

70 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

164

Islam di Nusantara

• Menulis

Peserta didik menulis hal-hal

penting yang di sampaikan oleh guru

Problem

Statmen

(Pertanyaan/Id

entifikasi

masalah)

CRITICAL THINKING

(BERPIKIR KRITIK)

Setelah peserta didik menyimak

topik kajian, guru memberikan

pertanyaan-pertanyaan. Selain itu,

memberi pertanyaan guru memberi

kesempatan peserta didik untuk

menemukan masalah atau hal-hal

yang ingin diketahui dan digali lebih

mendalam oleh peserta didik. Setelah

peserta didik menetapkan fokus

masalah. Maka di bentuk kolompok

yang teridiri dari:

1. Kelompok Apel: Mencari isi dari

setiap teori (Gujarat, Arab, Persia,

Cina)

2. Kelompok Jeruk: Menemukan

pencetus dari setiap teori (Gujarat,

Arab, Persia, Cina)

3. Kelompok Melon: Mencari bukti

yang mendukung dari setiap teori

(Gujarat, Arab, Persia, Cina)

4. Kelompok Mangga: Menemukan

pertenntang yang ditimbulkan oleh

setiap teori (Gujarat, Arab, Persia,

Cina)

5. Kelompok Anggur: Menemukan

kebudayaan yang masih ada dari

setiap teori (Gujarat, Arab, Persia,

Cina)

6. Kelompok Nanas: Menemukan

perbedaan dari setiap teori (Gujarat,

Arab, Persia, Cina)

7. Kelompok Semangka: Menemukan

persamaan dari etiap teori (Gujarat,

Arab, Persia, Cina)

8. Kelompok Strawberry:

Menyimpulkan setiap teori

(Gujarat, Arab, Persia, Cina)

Data

Collection

(Pengumpulan

COLLABORATION

(KERJASAMA)

Setelah kelompok dibagi peserta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

165

Data) didik duduk berdasarkan kelompok

yang sudah dibagikan. Dengan

panduan pertanyaan sebagai

berikut:

1. Apa isi dari teori tersebut?

2.Siapa pencetus setiap teori

tersebut?

3.Bukti apa saja yang mendukung

teori tersebut?

4.Pertentangan apa saja yang

ditimbulkan dari teori tersebut?

5.Kebudayaan apa yang masih ada

hingga sekarang dari teori tersebut?

6.Apa perbedaan dari setiap teori?

7.Apa persamaan dari setiap teori?

8.Apa kesimpulan dari ke 4 teori?

Setiap keompok bekerja sama

mencari informasi sebanyak-

banyaknya tentang setiap teori

dengan menggunakan sumber-

sumber buku yang ada dan bisa

mencari sumber lewat internet.

Data

Processing

(Pengolahan

Data)

COLLABORATION dan

CRITICAL THINKING

Peserta didik dalam kelompok

berdiskusi mengolah data dengan

cara:

• Berdiskusi

Peserta didik berdiskusi dan

menganalisis informasi yang sudah

didapat. Apakah sudah menjawab

permasalahan

• Mengolah Data

Semua hal yang berkaitan erat

diolah kemudian diklarifikasikan

mana informasi yang yang

mendukung dan mana yang

melemahkan dan hasilnya ditulis

dalam selembar kertas.

Verifiocation

(Pembuktian) CRITICAL THINKING

Dari hasil diskusi dan analisis yang

dilakukan oleh peserta didik, maka

peserta didik diminta untuk membuat

laporan tertulis. Laporan ini berisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

166

temuan-temuan peserta didik dan

hasil analisisnya. Laporan berupa

artikel dan disampaikan di depan

kelas dengan di awali dengan yel-yel

setiap kelompok, kemudian peserta

didik lain mencatat informasi yang

penting dari setiap presentasi.

Generalization

(Menarik

Kesimpulan)

CREATIVITY (KREATIVITAS)

• Peserta didik menyimpulkan poin-

point penting yang muncul dalam

kegiatan pembelajaran yang baru

dilakukan dan menemukan tradisi

budaya dari setiap teori-teori

masuknya agama Islam ke

Nusantara

• Guru memberi penguatan mengenai

materi dan memperbaiki pendapat

peserta didik yang kurang tepat.

Penutup 4) Guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi

yang telah dijelaskan

5) Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang

sudah dilaksanakan

6) Doa

10 menit

I. Penilaian

4. Keterampilan Literasi

e. Observasi

f. Kuesioner

g. Wawancara

h. Dokumentasi

5. Pengetahuan

c. Tes Tertulis Pilihan Ganda

d. Tes Lisan/Observasi terhadap Diskusi Tanya Jawab dan

Percakapan

6. Keterampilan

b. Laporan hasil diskusi berupa artikel

Yogyakarta, 21April 2019

Guru Mata Pelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

167

Lampiran

Penilaian dilakukan menggunakan penilaian otentik yang meliputi

kuesioner(afektif), pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotorik).

Format penilaian sebagai berikut:

1. Kuesioner

Keterangan:

Selalu = 4

Sering = 3

Sesekali = 2

Tidak pernah = 1

No Pernyataan Jawaban

1 2 3 4

1. Saya sering meminjam buku diperpustakaan.

2. Saat guru menjelaskan pelajaran saya selalu

memperhatikan.

3. Saat guru menjelaskan materi, saya selalu

mencatat hal-hal penting.

4. Saat guru bertanya saya akan segera menjawab

pertanyaan tersebut.

Rumus: T x Pn

T = Total jumlah responden yang memilih

Pn = Pilihan angka skor Likert

Interprestasi Skor Perhitungan:

Y = skor tertinggi likert x jumlah responden

X = skor terendah likert x jumlah responden

Rumus Index % = Total Skor / Y x 100

Rumus Interval

I = 100 / Jumlah Skor (Likert)

Penyelesaian Akhir = Total skor / 20 x 100

2. Penilaian Pengetahuan (Kognitif)

Plihan ganda dengan jumlah 10 soal

Skoring:

Benar: 1

Salah: 0

Nilai:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

168

3. Penilaian Keterampilan

Para peserta didik ditugasi untuk mengumpulkan data, diskusi dan presentasi yang

berkaitan dengan teori-teori masuknya agama Islam di Nusantara.

No Nama Relevansi Kelengkapan Kebahasaan

Jumlah

Skor

1 – 4 1 - 4 1 – 4

Keterangan:

d. Kegiatan mengamati dalam hal ini dipahami sebagai cara peserta didik

mengumpulkan informasi faktual dengan memanfaatkan ke 5 indera.

Maka secara keseluruhan yang dinilai adalah Hasil pengamatan (berupa

informasi) bukan Cara mengamati.

e. Relevansi,Kelengkapan dan Kebebasan diperlakukan sebagai indikator

penilaian kegiatan mengamati.

- Relevansi merunjuk pada ketepatan atau keterhubungan fakta

yang diamati dengan informasi yang dibutuhkan untuk mencapai

tujuan KD/Tujuan Pembelajaran

- Kelengkapan dalam arti semakin banyak komponen fakta yang

terliput atau semakin semakin sedikit sisa (residu) fakta yang

tertinggal.

- Kebahasaan menunjukan bagaimana peserta didik

mendeskripsikan fakta-fakta yang dikumpulkan dalam bahasa

tulis yang efektif (tata kata / tata kalimat yang benar dan mudah

dipahami)

f. Skor rentang 1- 4

1= kurang

2= cukup

3= baik

4= amat baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

169

2. Penilaian untuk kegiatan diskusi kelompok

No Nama Mendengarkan Berargumentasi

Jumlah

Skor

1 – 4 1-4

Keterangan:

c. Keterampilan mengominikasikan adalah kemampuan peserta didik

untuk mengungkapan atau menyampaikan ide atau gagasan dengan bahasa

lisan yang efektif.

d. Keterampilan mendengarkan adalah kemampuan peserta didik untuk

tidak menyela, memotong, atau menginterupsi pembicaraan seorang ketika

sedang mengungkapkan gagasanya.

c. Kemampuan berargumentasi menunjukkan kemampuan peserta didik

dalam mengemukakan argumentasi logis ketika ada pihak yang bertanya

atau mempertanyakan gagasannya.

d. Kemampuan berkontribusi dimaksudkan sebagai kemampuan peserta

didik memberikan gagasan-gagasan yang mendukung atau mengarah ke

penarikan kesimpulan termasuk di dalamnya menghargai perbedaan

pendapat.

e. Skor rentang antara 1 – 4

• 1. = Kurang

• 2. = Cukup

• 3. = Baik

• 4. = Amat Baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

170

5. Penilaian presentasi

No Nama Menjelaskan Mengkomunikasikan

Jumlah

Skor

1 – 4 1 - 4

Keterangan :

a. Keterampilan menjelaskan adalah kemampuan menyampaikan hasil observasi

dan diskusi secara meyakinkan.

b. Keterampilan memvisualisasikan berkaitan dengan kemampuan peserta didik

untuk membuat atau mengemas informasi seunik mungkin, semenarik

mungkin, atau sekreatif mungkin.

c. Keterampilan merespon adalah kemampuan peserta didik menyampaikan

tanggapan atas pertanyaan, bantahan, sanggahan dari pihak lain secara empatik.

d. Skor rentang antara 1 – 4

• 1. = Kurang

• 2. = Cukup

• 3. = Baik

• 4. = Amat Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

171

Lampiran Soal

TES AKHIR

1. Proses masuknya Islam ke Indonesia sampai sekarang masih dalam

perdebatan panjang. Salah seorang ilmuwan Barat tersebut adalah Pijnappel

yang mengkaitkan asal mula Islam di Indonesia dengan daerah Gujarat dan

Malabar. Menurutnya, orang-orang Arab bermadzhab Syafi‘i yang bermigrasi

dan menetap di wilayah India yang membawa Islam ke Nusantara. Sedangkan

menurut Snouck Hurgronje bahwa....

A. Agama Islam baru masuk ke Nusantara pada abad ke-15 Masehi yang

dibawa oleh para pedagang dari Cambay, Gujarat, India.

B. Islam di Nusantara dianggap sebagai hasil kegiatan orang-orang Arab,

tetapi hal ini tidak langsung datang dari Arab, melainkan dari India,

terutama dari pesisir barat, dari Gujarat dan Malabar.

C. Ketika Islam tiba di beberapa kota pelabuhan Anak Benua India, sudah

banyak penduduk yang beragama Islam dan tinggal di sana sebagai

pedagang perantara dalam perdagangan Timur Tengah dengan Nusantara.

D. Islam di Nusantara datang dari Gujarat, dengan alasan bahwa batu nisan

makam Raja Malik al-Saleh yang merupakan raja kerajaan Samudera

Pasai, Aceh, bertuliskan angka tahun 686H/1279 M dengan menggunakan

nisan yang berasal dari Gujarat, India.

E. Islam sudah datang ke Indonesia pada abad pertama Hijriah (abad ke 7-8

M) langsung dari Arab dengan bukti jalur perdagangan yang ramai dan

bersifat internasional sudah dimulai melalui selat Malaka

2. Penetrasi damai (penetration pasifique) adalah proses masuknya kebudayaan

yang dilakukan dengan jalan damai sehingga penerimaan kedua macam

kebudayaan tersebut tidak akan menimbulkan konfilik, tetapi justru

memperkaya budaya setempat. Begitu pula agama Islam yang masuk ke

Nusantara dengan jalan damai melalui budaya. Bukti agama Islam dalam

menyebarkan ajarannya dengan budaya setempat, yakni....

A. Dengan menunggu angina muson (6 bulan), pedagang mengadakan

perkawinan dengan penduduk asli.

B. Ulama keliling menyebarkan agama Islam

C. Munculnya pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam yang

menjadi ciri awal penyebaran Islam

D. Tasawuf sebagai bentuk ajaran Islam yang disampaikan kepada penduduk

pribumi yang dapat dengan mudah diterima

E. Seni ukir yang banyak terdapat di kediaman atau masjid-masjid

peninggalan para Wali.

3. Teori Arab dalam sejarah masuknya Islam ke Indonesia mengatakan bahwa

Islam datang ke Indonesia secara langsung dari Arab, tidak melalui perantara

bangsa lain. Beberapa bukti sejarah dikemukakan untuk menguatkan teori ini.

Teori ini mengatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia langsung dari Makkah

(Arab) sebagai pusat agama Islam sejak abad ke-7. Menurut pencetus teori

Arab, motivasi awal kedatangan orang Arab dilandasi oleh....

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

172

A. Keuntungan di bidang ekonomi melalui perdagangan dengan orang-orang

Nusantara

B. Keinginan untuk memonopoli perdagangan Barat-Timur

C. Spirit penyebaran agama Islam.

D. Spirit untuk mengubah budaya setempat menjadi budaya Islam

E. Keinginan untuk menjajah.

4. Thomas W Arnold juga berpandangan bahwa, para pedagang Arab telah

menyebarkan Islam ketika mereka menjadi pemain dominan dalam

perdagangan Barat-Timur sejak abad-abad awal Hijriah atau abad ke-7 dan 8

Masehi. Meskipun tidak terdapat catatan-catatan sejarah tentang kegiatan

mereka dalam penyebaran Islam, namun ia berasumsi bahwa mereka juga

terlibat dalam penyebaran Islam kepada penduduk lokal di Indonesia. Hal ini

berbeda dari pendapat Azyumardi yang menyatakan bahwa....

A. Agama Islam baru mulai tersebar dan dianut oleh masyarakat Nusantara

pada abad ke-12

B. Agama Islam baru mulai tersebar dan dianut oleh masyarakat Nusantara

pada abad ke-9

C. Agama Islam baru mulai tersebar dan dianut oleh masyarakat Nusantara

pada abad ke-11

D. Agama Islam baru mulai tersebar dan dianut oleh masyarakat Nusantara

pada abad ke-10

E. Agama Islam baru mulai tersebar dan dianut oleh masyarakat Nusantara

pada abad ke-8

5. Haji Abdul Karim Amrullah merupakan salah satu sejarawan yang

mendukung teori Arab. Dia menyatakan bahwa Islam sudah datang ke

Indonesia pada abad pertama Hijriah (abad ke 7-8 M) langsung dari Arab

dengan bukti jalur perdagangan yang ramai dan bersifat internasional sudah

dimulai melalui selat Malaka yang menghubungkan Dinasti Tang di China

(Asia timur), Sriwijaya di Asia Tenggara, dan Bani Umayyah di Asia Barat.

Selain bukti di atas, ia juga berpendapat bahwa....

A. Kata dan tradisi bersila yang sering dilakukan oleh bangsa Indonesia yang

merupakan tradisi yang dilakukan oleh bangsa Arab atau Persia yang

egaliter.

B. batu nisan makam Raja Malik al-Saleh yang merupakan raja kerajaan

Samudera Pasai, Aceh, bertuliskan angka tahun 686H/1297 M dengan

menggunakan nisan yang berasal dari Arab

C. batu nisan yang terdapat di makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik,

Jawa Timur, juga menunjukkan budaya Arab

D. Pendeta Budha I-Tsing menemukan sekelompok bangsa Arab yang telah

bermukim di pantai Barat Sumatera(Barus).

E. Fatimah Binti Maimun menemukan sekelompok bangsa Arab yang telah

bermukim di Bhoga (daerah Palembang)

6. Adanya peringatan 10 Muharram atau ‗Asyura atas meninggalnya Hasan dan

Husein cucu Nabi Muhammad SAW, yang sangat dijunjung oleh kaum

muslim Syiah di Iran (Persia). Di Sumatra Barat, peringatan tersebut disebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

173

dengan upacara Tabuik/Tabut. Sedangkan di pulau Jawa ditandai dengan

pembuatan Bubur Syuro. Hal ini merupakan salah satu bukti dari teori...

A. Arab

B. Persia

C. Tiongkok

D. Gujarat

E. Turki

7. Tiga fokus pembicaraan mengenai kedatangan Islam di Indonesia sejauh ini

berkisar pada 3 (tiga) tema utama, yakni seputar tempat asal kedatangannya,

para pembawanya, dan waktu kedatangannya. Muncul berbagai teori

mengenai masuknya agama Islam. Salah satunya teori Persia yang

beranggapan bahwa agama Islam di Nusantara dibawa oleh pedagang Persia.

Hai ini dibuktikan dengan persamaaan yang dimiliki masyarakat Nusantara

dengan Persia, kecuali...

A. Adanya kesamaan konsep ajaran sufisme yang dianut Syaikh Siti Jenar

dengan Al-Hallaj, seorang sufi besar dari Persia.

B. Penggunaan istilah bahasa Iran (Persia) dalam sistem mengeja huruf Arab

untuk tanda-tanda bunyi Harakat.

C. Ditemukannya makam Maulana Malik Ibrahim tahun 1419 di Gresik.

D. Adanya perkampungan Leren/Leran di Giri, daerah Gresik.

E. bersila yang sering dilakukan oleh bangsa Indonesia yang merupakan

tradisi yang dilakukan oleh bangsa Persia

8. Menurut teori China, proses kedatangan Islam ke Indonesia (khususnya di

Jawa) berasal dari para perantau China. Menurut teori ini, orang China telah

berhubungan dengan masyarakat Indonesia jauh sebelum Islam dikenal di

Indonesia. Teori China didasarkan pada sumber luar negeri (kronik) maupun

lokal (babad dan hikayat). Bahkan menurut sejumlah sumber lokal tersebut

ditulis bahwa....

A. pada masa Dinasti Tang (618-960) di daerah Kanton, Zhang-zhao,

Quanzhou, dan pesisir China bagian selatan, telah terdapat sejumlah

pemukiman Islam.

B. Raja Islam pertama di Jawa, yakni Raden Fatah dari Bintoro Demak,

merupakan keturunan China.

C. Ibu Raden Fatah disebutkan berasal dari Dinasti Tang, di daerah China

bagian Utara.

D. Nama dan gelar raja-raja Mataram Islam beserta leluhurnya ditulis dengan

menggunakan istilah China

E. Kedatangan laksamana Zheng He atau kasim San Bao dari Provinsi

Yunan ke Jawa.

9. Pada masa Hindu Budha, etnis Cina atau Tiongkok telah berbaur dengan

penduduk Nusantara terutama melalui kontak dagang. Bahkan, ajaran Islam

telah sampai di Cina pada abad ke-7 M, masa dimana agama ini baru

berkembang. Hal ini membuktikan bahwa orang Cina sudah berhubungan

dengan masyarakat Nusantara sebelum agama Islam dikenal. Banyak bukti

yang ditinggalkan oleh etnis Cina atau Tiongkok baik dari arsitektur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

174

bangunan, budaya maupun bidang lainnya. Salah satu bukti nyata Cina

mempengaruhi agama Islam masuk Nusantara, kecuali...

F. Di Dinasti Tang dan pesisir Cina bagian Selatan telah terdapat

permukiman Islam.

G. Kedatangan laksamana Zheng He atau kasim San Bao dari Provinsi Yunan

ke Jawa.

H. Raja Islam pertama di Jawa, Raden Patah merupakan keturunan Cina

I. Masjid-masjid tua yang memiliki arsitektur Tiongkok

J. Pelabuhan di Gresik pernah dikuasai oleh pedagang-pedagang dari negeri

Tiongkok

10. Agama Islam membawa perubahan sosial dan budaya dalam masyrakat

Nusantara. Penyesuaian adatdan syariah diberbagai daerah di Nusantara

selalu terjadi, meskipun kadang-kadang dalam taraf permulaan mengalami

proses pertentangan dalam masyarakat. Meskipun demikian, proses

masuknya agama Islam ke Nusantara dilakukan secara damai sehingga tidak

menimbulkan peperangan karena pada saat itu masyarakat Nusantara sudah

sejak lama menganut agama Hindu Budha maupun kepercayaan animisme.

Tata cara islamisasi melalui media dagang dapat dilakukan dengan jalan lisan,

kecuali...

F. Mengadakan kontak secara langsung dengan msyarakat setempat

G. Terbentuknya perkampungan muslim, sehingga orang yang ingin belajar

agama Islam dapat datang atau memanggil orang yang tinggal di

perkampungan.

H. Seni ukir yang merupakan alat Islamisasi yang menarik masyarakat secara

lambat laun memeluk Islam sebagai pedoman hidup.

I. Perkawinan antara pedagang muslim dengan orang-orang dari masyarakat

Nusantara

J. Membentuk ikatan kekerabatan dengan keluarga muslim

Essay

1. Jelaskan perbedaan dari teori Gujarat dan teori Cina?

2. Dari teori Persia budaya apa yang masih eksis hingga sekarang?

3. Jelaskan pengertian penetrasi damai (penetration Pasifique)!

4. Mengapa masuknya agama Islam pada abad ke-7 dan abad ke-11 semuanya

benar?

5. Sebutkan bukti apa saja yang ditunjukkan pada teori Cina!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

175

Kunci Jawaban

1. C

2. E

3. C

4. A

5. D

6. B

7. E

8. B

9. A

10. C

Essay

1. Teori Gujarat menyatakan bahwa agama Islam baru masuk ke Nusantara pada

abad ke-13 Masehi yang dibawa oleh para pedagang dari Cambay, Gujarat,

India. Dengan alasan bahwa batu nisan makam Raja Malik al-Saleh yang

merupakan raja kerajaan Samudera Pasai, Aceh, bertuliskan angka tahun

686H/1297 M dengan menggunakan nisan yang berasal dari Gujarat, India.

Sedangkan Menurut teori China, proses kedatangan Islam ke Indonesia

(khususnya di Jawa) berasal dari para perantau China. Didasari pada masa

Dinasti Tang (618-960) di daerah Kanton, Zhang-zhao, Quanzhou, dan pesisir

China bagian selatan, telah terdapat sejumlah pemukiman Islam. Selain itu

menurut sejumlah sumber lokal tersebut ditulis bahwa raja Islam pertama di

Jawa, yakni Raden Fatah dari Bintoro Demak, merupakan keturunan China.

2. Adanya peringatan 10 Muharram, penggunaan istilah bahasa Iran (Persia)

dalam sistem mengeja huruf Arab untuk tanda-tanda bunyi Harakat

3. Penetrasi damai (penetration Pasifique) adalah proses masuknya kebudayaan

yang dilakukan dengan jalan damai sehingga penerimaan kedua macam

kebudayaan tersebut tidak akan menimbulkan konfilik, tetapi justru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

176

memperkaya budaya setempat. Begitu pula agama Islam yang masuk ke

Nusantara dengan jalan damai melalui budaya.

4. Karena belum ada bukti konkret pada setiap teori

5. Buktinya pada masa Dinasti Tang (618-960) di daerah Kanton, Zhang-zhao,

Quanzhou, dan pesisir China bagian selatan, telah terdapat sejumlah

pemukiman Islam.Teori China didasarkan pada sumber luar negeri (kronik)

maupun lokal (babad dan hikayat). Bahkan menurut sejumlah sumber lokal

tersebut ditulis bahwa raja Islam pertama di Jawa, yakni Raden Fatah dari

Bintoro Demak, merupakan keturunan China. Ibunya disebutkan berasal dari

Campa, China bagian selatan (sekarang termasuk Vietnam). Berdasarkan

Sejarah Banten dan Hikayat Hasanuddin, nama dan gelar raja-raja Demak

beserta leluhurnya ditulis dengan menggunakan istilah China, seperti ―Cek

Ko Po‖, ―Jin Bun‖, ―Cek Ban Cun‖, ―Cun Ceh‖, serta ―Cu-Cu‖. Nama-nama

seperti ―Munggul‖ dan ―Moechoel‖ ditafsirkan merupakan kata lain dari

Mongol, sebuah wilayah di utara China yang berbatasan dengan Rusia. Bukti-

bukti lainnya adalah masjid-masjid tua yang bernilai arsitektur Tiongkok

yang didirikan oleh komunitas China di berbagai tempat, terutama di Pulau

Jawa. Pelabuhan penting sepanjang abad ke-15 seperti Gresik, misalnya,

menurut catatan-catatan China, diduduki pertama-tama oleh para pelaut dan

pedagang China.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

177

Materi

• Teori Gujarat

Teori ini dipopulerkan oleh seorang orientalis Belanda yang meneliti tentang

Islam di Indonesia bernama Snouck Hurgronje. Ia menyatakan bahwa agama

Islam baru masuk ke Nusantara pada abad ke-13 Masehi yang dibawa oleh para

pedagang dari Cambay, Gujarat, India. Memang sebagian besar Sejarahwan asal

Belanda, memegang teori bahwa Islam di Indonesia berasal dari Anak Benua

India. Salah seorang ilmuwan Barat tersebut adalah Pijnappel yang mengkaitkan

asal mula Islam di Indonesia dengan daerah Gujarat dan Malabar. Menurutnya,

orang-orang Arab bermadzhab Syafi‘i yang bermigrasi dan menetap di wilayah

India yang membawa Islam ke Nusantara. Snouck Hurgronje kemudian

mengembangkan teori ini, dia berpendapat bahwa ketika Islam tiba di beberapa

kota pelabuhan Anak Benua India, banyak di antara penduduknya yang beragama

Islam dan tinggal di sana sebagai pedagang perantara dalam perdagangan Timur

Tengah dengan Nusantara. Lalu mereka datang ke dunia Melayu (Indonesia)

sebagai para penyebar Islam pertama, setelah itu disusul oleh orang-orang Arab.

Dia mengatakan bahwa abad ke-12 sebagai periode paling mungkin dari

permulaan penyebaran Islam di Nusantara. Jan Pijnappel adalah seorang orientalis

Buku Siswa Kelas XII30dari Universitas Leiden Belanda yang fokus pada

manuskrip Melayu. Orientalis yang wafat tahun 1901 itu menyatakan bahwa

Islam masuk ke Nusantara lewat pedagang dari Gujarat. Penjelasan ini didasarkan

pada seringnya kedua wilayah India dan Nusantara ini disebut dalam sejarah

Nusantara klasik. Dalam penjelasan lebih lanjut, Pijnapel menyampaikan logika

terbalik, yaitu bahwa meskipun Islam di Nusantara dianggap sebagai hasil

kegiatan orang-orang Arab, tetapi hal ini tidak langsung datang dari Arab,

melainkan dari India, terutama dari pesisir barat, dari Gujarat dan Malabar. Jika

logika ini dibalik, maka dapat dinyatakan bahwa meskipun Islam di Nusantara

berasal dari India, sesungguhnya ia dibawa oleh orang-orang Arab juga. Selain

Snouck Hurgronje dan Pijnappel, masih ada beberapa Sejarahwan Belanda yang

sepakat bahwa Islam di Nusantara datang dari Gujarat, dengan alasan bahwa batu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

178

nisan makam Raja Malik al-Saleh yang merupakan raja kerajaan Samudera Pasai,

Aceh, bertuliskan angka tahun 686H/1297 M dengan menggunakan nisan yang

berasal dari Gujarat, India. Selain itu batu nisan yang terdapat di makam Maulana

Malik Ibrahim di Gresik, Jawa Timur, juga menunjukkan hal yang sama. Kedua

batu nisan tersebut memiliki persamaan bentuk dengan batu nisan yang terdapat di

Cambay, Gujarat, India. Dengan beberapa alasan tersebut mereka meyimpulkan

bahwa Islam di Nusantara berasal dari India.

• Teori Arab

Teori Arab dalam sejarah masuknya Islam ke Indonesia mengatakan bahwa Islam

datang ke Indonesia secara langsung dari Arab, tidak melalui perantara bangsa

lain. Beberapa bukti sejarah dikemukakan untuk menguatkan teori ini. Teori ini

mengatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia langsung dari Makkah (Arab)

sebagai pusat agama Islam sejak abad ke-7.Salah satu Sejarahwan yang

mendukung teori ini ialah Prof. Hamka. Dia menyatakan bahwa Islam sudah

datang ke Indonesia pada abad pertama Hijriah (abad ke 7-8 M) langsung dari

Arab dengan bukti jalur perdagangan yang ramai dan bersifat internasional sudah

dimulai melalui selat Malaka yang menghubungkan Dinasti Tang di China (Asia

timur), Sriwijaya di Asia Tenggara, dan Bani Umayyah di Asia Barat.

Menurutnya, motivasi awal kedatangan orang Arab tidak dilandasi oleh nilai-nilai

ekonomi, melainkan didorong oleh motivasi spirit penyebaran agama Islam.

Dalam pandangan Hamka, jalur perdagangan antara Indonesia dengan Arab telah

berlangsung jauh sebelum tarikh Masehi. Hamka berpendapat bahwa pada tahun

625 M, berdasarkan sebuah naskah Tiongkokyang dicatat oleh Pendeta Budha I-

Tsing yang melakukan perjalanan dari Canton menuju India. Perjalanan tersebut

menggunakan kapal Posse, dan pada tahun 674M ia singgah di Bhoga (yang

sekarang dikenal dengan Palembang, Sumatera Selatan). Di Bhoga ia menemukan

sekelompok bangsa Arab yang telah bermukim di pantai Barat Sumatera(Barus).

Sebagian orang-orang Arab ini diceritakan melakukan perkawinan dengan wanita

lokal. Komunitas Arab ini disebutnya sebagai komunitas TaShih dan Posse.

Mereka adalah para pedagang yang telah lama menjalin hubungan perdagangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 195: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

179

dengan kerajaan Sriwijaya. Karena demi hubungan perdagangan itulah kemudian

kerajaan Sriwijaya memberikan daerah khusus untuk mereka. Selain Hamka,

Thomas W Arnold juga berpandangan bahwa, para pedagang Arab telah

menyebarkan Islam ketika mereka menjadi pemain dominan dalam perdagangan

Barat-Timur sejak abad-abad awal Hijriah atau abad ke-7 dan 8 Masehi.

Meskipun tidak terdapat catatan-catatan sejarah tentang kegiatan mereka dalam

penyebaran Islam, namun ia berasumsi bahwa mereka juga terlibat dalam

penyebaran Islam kepada penduduk lokal di Indonesia. Selain kedua tokoh

tersebut, beberapa tokoh Sejarahwan lain juga mendukung teori ini, antara lain

Uka Tjandrasasmita, A. Hasymi, Azyumardi Azra dan lain-lain. Selain informasi

tersebut, Azyumardi Azra menambahkan, bahwa ditemukannya adaptasi-adaptasi

lain yang dilakukan oleh bangsa Indonesia adalah atas pengaruh bangsa Arab ini.

Misalnya dari segi bahasa dan tradisi, seperti pada kata dan tradisi bersila yang

sering dilakukan oleh bangsa Indonesia yang merupakan tradisi yang dilakukan

oleh bangsa Arab atau Persia yang egaliter.Disamping alasan di atas, makam

Fatimah Binti Maimun di Leran Jawa Timur semakin menguatkan teori ini.

Fatimah binti Maimun bin Hibatullah adalah seorang perempuan beragama Islam

yang wafat pada hari Jumat, 7 Rajab 475 Hijriyah (2 Desember 1082 M).

Selain argumen di atas, Azyumardi menjelaskan lebih lanjut tentang masuknya

Islam ke Nusantara. Menurut Azyumardi, Islam datang di Nusantara pada abad

ke-7 M, namun baru dianut secara terbatas oleh para pedagang Arab yang

berdagang di Nusantara, dan baru mulai tersebar dan dianut oleh masyarakat

Nusantara pada abad ke-12, yang disebarkan oleh para sufi pengembara yang

berasal dari Arab. Alasan ini dikuatkan oleh corak Islam awal yang dianut oleh

masyarakat Nusantara adalah Islam bercorak sufistik, karena pada masa al-

Ghazali (Dinasti Abbasiyah) muncul sufi-sufi pengembara yang bertujuan untuk

menyebarkan Islam tanpa pamrih, maka sufi-sufi inilah yang disinyalir datang dan

menyebarkan Islam di Nusantara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 196: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

180

.• Teori Persia

PencetusteoriPersia ini adalah Hoesein Djajaningrat. Teori Persia lebih

menitikberatkan tinjauannya pada aspek kebudayaan yang hidup di kalangan

masyarakat Islam Indonesia yang dianggap mempunyai persamaan dengan Persia,

di antaranya: • Adanya peringatan 10 Muharram atau ‗Asyura atas meninggalnya

Hasan dan Husein cucu Nabi Muhammad SAW, yang sangat dijunjung oleh kaum

muslim Syiah di Iran (Persia). Di Sumatra Barat, peringatan tersebut disebut

dengan upacara Tabuik/Tabut. Sedangkan di pulau Jawa ditandai dengan

pembuatan Bubur Syuro.• Adanya kesamaan konsep ajaran sufisme yang dianut

Syaikh Siti Jenar dengan Al-Hallaj, seorang sufi besar dari Persia.• Penggunaan

istilah bahasa Iran (Persia) dalam sistem mengeja huruf Arab untuk tanda-tanda

bunyi Harakat.• Ditemukannya makam Maulana Malik Ibrahim tahun 1419 di

Gresik.• Adanya perkampungan Leren/Leran di Giri, daerah Gresik. Leren adalah

nama salah satu pendukung teori ini, yaitu Umar Amir Husen dan P.A. Hussein

Djayadiningrat.Djajaningrat dikenal sebagai orang Indonesia pertama yang

mempertahankan disertasi di Universitas Leiden, Belanda, pada 1913.

Disertasinya tersebut berjudul Critische Beschouwing van de Sadjarah Banten

(Pandangan Kritis mengenai Sejarah Banten).

• Teori China

Menurut teori China, proses kedatangan Islam ke Indonesia (khususnya di Jawa)

berasal dari para perantau China. Menurut teori ini, orang China telah

berhubungan dengan masyarakat Indonesia jauh sebelum Islam dikenal di

Indonesia. Pada masa Hindu-Buddha, etnis China atau Tiongkok telah berbaur

dengan penduduk Indonesia terutama melalui kontak dagang. Bahkan, ajaran

Islam telah sampai di China pada abad ke-7 M, masa di mana agama ini baru

berkembang. Sumanto al-Qurtubydalam bukunya Arus ChinaIslamJawa

menyatakan, menurut kronik (sumber luar negeri) pada masa Dinasti Tang (618-

960) di daerah Kanton, Zhang-zhao, Quanzhou, dan pesisir China bagian selatan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 197: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

181

telah terdapat sejumlah pemukiman Islam.Teori China didasarkan pada sumber

luar negeri (kronik) maupun lokal (babad dan hikayat). Bahkan menurut sejumlah

sumber lokal tersebut ditulis bahwa raja Islam pertama di Jawa, yakni Raden

Fatah dari Bintoro Demak, merupakan keturunan China. Ibunya disebutkan

berasal dari Campa, China bagian selatan (sekarang termasuk Vietnam).

Berdasarkan Sejarah Banten dan Hikayat Hasanuddin, nama dan gelar raja-raja

Demak beserta leluhurnya ditulis dengan menggunakan istilah China, seperti ―Cek

Ko Po‖, ―Jin Bun‖, ―Cek Ban Cun‖, ―Cun Ceh‖, serta ―Cu-Cu‖. Nama-nama

seperti ―Munggul‖ dan ―Moechoel‖ ditafsirkan merupakan kata lain dari Mongol,

sebuah wilayah di utara China yang berbatasan dengan Rusia. Bukti-bukti lainnya

adalah masjid-masjid tua yang bernilai arsitektur Tiongkok yang didirikan oleh

komunitas China di berbagai tempat, terutama di Pulau Jawa. Pelabuhan penting

sepanjang abad ke-15 seperti Gresik, misalnya, menurut catatan-catatan China,

diduduki pertama-tama oleh para pelaut dan pedagang China.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 198: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

Lampiran 4

KISI-KISI SOAL OBSERVASI

Kompetensi Dasar Indikator No. Soal Tingkat Kesulitan Tingkat Kognitif

3.7. Menganalisis berbagai teori

tentang proses masuknya

agama dan kebudayaan Islam

ke Indonesia

1. Menyebutkan hubungan antara orang-

orang Islam dengan orang-orang yang ada

di Nusantara

2. Menganalisis bukti teori Gujarat

3. Menganalisis bukti teori Persia

4. Menyebutkan tokoh pencetus teori Gujarat

5. Menganalisis faktor yang mempengaruhi

Islam masuk ke Nusantara

6. Menganalisis bukti nyata Cina

mempengaruhi masuknya Islam ke

Nusantara

7. Menyebutkan teori-teori masuknya agama

Islam ke Nusantara

8. Menganalisis tata cara islamisasi melalui

media dagang dapat dilakukan dengan

jalan lisan

9. Menyebutkan tokoh pencetus teori Arab

10. Menyebutkan tokoh teori Cina

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Mudah

Sedang

Sedang

Mudah

Sedang

Sulit

Mudah

Sulit

Mudah

Mudah

C1

C3

C3

C1

C3

C3

C1

C3

C1

C1

182

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 199: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

Lampiran 6

KISI-KISI SOAL TES AKHIR

Kompetensi Dasar Indikator No. Soal Tingkat Kesulitan Tingkat Kognitif

3.7. Menganalisis berbagai teori

tentang proses masuknya

agama dan kebudayaan Islam

ke Indonesia

1. Menganalisis teori Gujarat menurut

Snouck Hurgronje

2. Menganalisis bukti agama Islam dalam

menyebarkan ajarannya dengan budaya

setempat

3. Menyebutkan motivasi awal kedatangan

orang Arab menurut teori Arab

4. Menyebutkan pendapat Azyumardi

mengenai teori Arab

5. Menganalisis pendapat Hamka mengenai

teori Arab

6. Menyebutkan teori yang berkaitan dengan

bukti adanya peringatan 10 Muharram

7. Menganalisis persamaaan yang dimiliki

masyarakat Nusantara dengan Persia

8. Menganalisis bukti dari teori Cina

9. Menganalisis tata cara islamisasi melalui

media dagang dapat dilakukan dengan

jalan lisan

1

2

3

4

5

6

7

8,9

10

Sulit

Sedang

Mudah

Mudah

Sulit

Mudah

Sedang

Sulit, Sedang

Sedang

C3

C3

C1

C1

C3

C1

C3

C3

C3

183

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 200: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

184

Lampiran 6

1. Instrumen Observasi Guru

INSTRUMEN OBSERVASI

AKTIVITAS GURU DI KELAS

Sekolah : SMA Pangudi Luhur Sedayu St. Louis IX Sedayu

Kelas : X IPS 1

Jam ke : 8 dan 9

Mata pelajaran : Sejarah Indonesia

Peneliti : Alexia Dea Ariyanti

Hari, tanggal : Selasa, 11 Mei 2019

PETUNJUK:

1. Amati aktivitas guru di kelas dalam melaksanakan interaksi belajarmengajar!

2. Tuliskan tanda cek (✓) pada kolom YA atau TIDAK sesuai keadaan

yang Anda amati!

NO BUTIR BUTIR SASARAN YA TIDAK

1. Guru membuka pelajaran √

2. Guru mengabsen/menyebut nama √

3. Guru menjelaskan topik dan tujuan belajar √

4. Guru menjelaskan langkah-langkah kegitan

pembelajaran √

5. Guru menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar √

6. Guru memberi motivasi kepada peserta didik √

7. Guru menyajikan materi dengan sumber literasi √

8. Guru memakai media √

9. Guru memakai alat peraga √

10. Guru sering bertanya kepada siswa √

11. Pertanyaan guru diajukan ke perorangan √

12. Pertanyaan guru diajukan kepada kelas √

13. Guru memanfaatkan penguatan √

14. Guru membimbing peserta didik dalam proses diskusi √

15. Guru menulis di papan tulis √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 201: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

185

16. Guru membuat rangkuman pelajaran √

17 Evaluasi diberikan kepada hal-hal berikut:

a. setiap indikator/tujuan pembelajaran √

b. sekelompok indikator/tujuan

pembelajaran √

18. Guru memberi kesimpulan pada materi √

Berdasarkan observasi Anda, tuliskan hal-hal yang berguna bagi Anda sebagai

calon guru! (Gunakan kertas tersendiri seperlunya!)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 202: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

186

Lampiran 7

INSTRUMEN OBSERVASI

AKTIVITAS SISWA DI KELAS

Sekolah : SMA Pangudu Luhur St. Louis IX Sedayu

Kelas : X IPS 1

Jam ke : 8 dan 9

Mata pelajaran : Sejarah Indonesia

Peneliti (NIM) : Alexia Dea Ariyanti (151314012)

Hari, tanggal : Selasa, 11 Mei 2019

PETUNJUK:

1. Amati aktivitas siswa di kelas dalam melaksanakan interaksi belajarmengajar!

2. Tuliskan tanda cek (✓) pada kolom YA atau TIDAK sesuai keadaan

yang Anda amati!

NO BUTIR BUTIR SASARAN YA TIDAK

1. Siswa siap mengikuti proses pembelajaran √

2. Siswa memperhatikan penjelasan guru/praktikan √

3. Siswa kritis dalam menggali topik masalah √

4. Siswa aktif bertanya pada guru √

5. Siswa antusias dengan pembelajaran √

6. Siswa terampil dalam mencari informasi di buku

ataupun internet √

7. Siswa mampu menganalisis mengenai materi yang di

diskusikan √

8. Siswa terampil dalam menyampaikan presentasi di

depan kelas √

9. Siswa mencatat hal-hal penting √

10. Siswa mengerjakan tugas dengan baik √

11. Siswa aktif menjawab pertanyaan dari guru √

12. Siswa menarik kesimpulan atas topik besar yang

disampaikan √

Berdasarkan observasi Anda, tuliskan hal-hal yang berguna bagi Anda sebagai

calon guru! (Gunakan kertas tersendiri seperlunya!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 203: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

187

Lampiran 8

KISI KISI KETERAMPILAN LITERASI UNTUK OBSERVASI

Keterampilan Literasi Kisi-kisi Pernyataan

Membaca

1. Meminjam buku

perpustakaan

2.Ketertarikkan membaca

3.Ketertarikkan dengan

buku sejarah

1, 5, 9, 13, 17

Menyimak

1. Menyimak guru

menerangkan materi

2.Ketertarikkan menonton

video sejarah

2, 6, 10, 14, 18

Menulis

1. Kegiatan menulis saat

guru menjelaskan

2.Ketertarikkan dalam

menulis makalah atau artikel

3, 7, 11, 15, 19

Berbicara

1.Ketertarikkan dalam tanya

jawab di kelas

2.Ketertarikkan dalam

diskusi

4, 8, 12, 16, 20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 204: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

188

Lampiran 9

Nama :

Kelas :

Petunjuk pengisian:

1) Berilah tanda (√) pada kolom jawaban sesuai dengan apa yang anda rasakan.

2) Jawablah pertanyaan dengan memilih salah satu dari 5 pilihan jawaban, yaitu:

Selalu = 5

Sering = 4

Kadang-kadang = 3

Sesekali = 2

Tidak Pernah = 1

No Pernyataan Jawaban

1 2 3 4 5

1. Saya sering meminjam buku

diperpustakaan.

2. Saat guru menjelaskan pelajaran saya

selalu memperhatikan.

3. Saat guru menjelaskan materi, saya selalu

mencatat hal-hal penting.

4. Saat guru bertanya saya akan segera

menjawab pertanyaan tersebut.

5. Saya merasa lebih sering membaca buku

dibandingkan teman-teman saya.

6. Saya selalu mengantuk saat guru mulai

menjelaskan pelajaran sejarah.

7. Saya tidak pernah mencatat apa yang

disampaikan guru karena saya sudah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 205: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

189

mengingatnya.

8. Saya selalu bertanya bila ada materi yang

tidak saya mengerti.

9. Saya jarang sekali membaca buku sejarah

karena membosankan.

10. Saya selalu bersemangat bila guru

menampilkan video sejarah di kelas.

11. Setiap hari saya selalu menyempatkan

membaca walaupun hanya beberapa menit

saja.

12. Saat berdiskusi dengan teman, saya selalu

berusaha mempertahankan pendapat saya.

13. Saya tidak terlalu sering membaca buku

sejarah .

14. Jika saya ke bioskop film yang paling saya

cari adalah film sejarah.

15. Tugas menulis artikel adalah tugas yang

paling saya tunggu.

16. Saat berdiskusi saya lebih sering memilih

untuk diam dan mendengarkan saja

17. Saya selalu membaca buku sejarah untuk

menambah pengtahuan saya terhadap

pelajaran tersebut.

18. Bagi saya menonton film sejarah hanya

membuang waktu luang.

19. Tugas membuat makalah atau artikel

adalah tugas yang saya hindari.

20. Bagi saya, diskusi adalah kesempatan saya

untuk bisa bertukar pikiran dengan teman-

teman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 206: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

190

Lampiran 10

KISI KISI KETERAMPILAN LITERASI AKHIR

Keterampilan

Literasi

Kisi-kisi Pernyataan

Membaca

1. Ketertarikkan membaca

2. Ketertarikkan dengan buku

sejarah

1 (+)

5 (-)

9 (+)

13 (-)

17 (+)

Menyimak

1. Menyimak guru

menerangkan materi

2.Ketertarikkan menonton

video sejarah

2 (-)

6 (+)

10 (-)

14 (+)

18 (-)

Menulis

1. Kegiatan menulis saat guru

menjelaskan

2.Ketertarikkan dalam

menulis makalah atau artikel

3 (+)

7 (-)

11 (+)

15 (-)

19 (+)

Berbicara

1.Ketertarikkan dalam tanya

jawab di kelas

2.Ketertarikkan dalam diskusi

4 (-)

8 (+)

12 (-)

16 (+)

20 (-)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 207: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

191

Lampiran 11

KUESIONER

LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA

MATERI TEORI-TEORI MASUKNYA AGAMA ISLAM DI NUSANTARA

UNTYK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN LITERASI SISWA

KELAS X IPS 1 SMA PANGUDI LUHUR ST. LOUIS IX SEDAYU

A. Pengantar

Kuesioner ini bertujuan sebagai alat pengumpul data peneliti. Dalam

kuesioner ini anda diminta untuk dapat memberikan jawaban secara jujur dan

benar sesuai dengan apa yang dialami dan telah Anda lakukan dengan

sebenarnya. Adapun jawaban Anda tidak akan berpengaruh terhadap nilai

apapun dan kerahasiaannya terjamin. Kesediaan Anda dalam mengisi

kuesioner ini merupakan jasa yang sangat berharga bagi penulis dalam

menyelesaikan penelitian ini. Atas ketersediaanya penulis mengucapkan

terima kasih.

B. Petunjuk Pengisian

1.Tulislah data identitas Anda secara lengkap.

2.Bacalah semua pernyataan dan pilih salah satu jawaban sesuai dengan

penilaian Anda sendiri.

3.Berilah tanda check list (√) pada butir-butir pernyataan berikut ini sesuai

dengan kriteria sebagai berikut: 4 (Selalu), 3 (Sering), 2 (Sesekali), 1 (Tidak

Pernah).

4.Sebelum Anda kembalikan kepada peneliti, periksalah kembali kuesioner

Anda apakah semua pertanyaan telah dijawab.

5.Tidak ada jawaban yang benar atau salah, jawaban yang jujur sangat

diharapkan.

C. Data Responden

Nama :

Kelas :

No Pernyataan Jawaban

1 2 3 4

1. Ketika waktu istirahat, saya asyik membaca

buku.

2. Saat guru mulai menerangkan materi sejarah,

saya sering ketiduran

3. Saat guru menerangkan materi pelajaran,

sebisa mungkin saya mencatat hal-hal penting

yang disampaikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 208: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

192

4. Saya terbiasa tidak memberi

tanggapan/pertanyaan dalam pembelajaran

sejarah karena takut jika salah.

5. Ketika istirahat, saya memilih untuk bermain

hp karena hal itu sangat mengasyikkan

6. Saat guru menjelaskan pelajaran saya selalu

menyimak dengan seksama apa yang

disampaikan..

7. Mencatat pelajaran adalah hal yang tidak

pernah saya lakukan

8. Jika saya bingung dengan materi pelajaran,

saya berusaha selalu bertanya dengan guru

9. Membaca buku sejarah membantu saya dalam

menambah wawasan tentang Indonesia

10. Sinetron adalaha acara TV yang paling saya

tunggu daripada berita yang berkaitan dengan

sejarah

11. Membuat rangkuman materi sejarah

mempermudah saya dalam memahami dan

mempelajari sejarah.

12. Saat berdiskusi tentang teori-teori masuknya

agama Islam di Nusantara di kelas, saya

memilih untuk mengobrol hal-hal lain yang

tidak berkaitan dengan topik yang dibahas.

13. Bagi saya membaca buku sejarah hanya

membuang-buang waktu luang

14. Ketika guru menayangkan video animasi

sejarah, saya mersa sangat antusias.

15. Saya merasa tidak perlu menyusun rangkuman

materi sejarah karena pa yang disampaikan

guru sudah saya ingat.

16. Ketika diskusi kelas sedang berlangsung, saya

berinisiatif untuk memberi tanggapan atau

pendapat saya terhadap topik yang dibahas.

17. Saya sering mendapat pengetahuan sejarah dari

membaca sumber-sumber di internet

18. Saya tidak tertarik menonton video atau

animasi sejarah karena membuat saya

mengantuk

19. Saat diberi tugas untuk membuat makalah atau

artikel sejarah, saya berusaha mengerjakannya

dengan semaksimal mungkin.

20. Ketika diskusi di kelas, saya memilih untuk

pasif dan membiarkan anggota kelompok saya

yang mengerjakannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 209: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

193

Lampiran 12

CATATAN LAPANGAN 1

DAFTAR NARASUMBER

Guru Mata Pelajaran Sejarah Indonesia di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX

Sedayu

1. Catharina Ginong Pratidhina, S. Pd.

Peserta Didik Kelas X IPS 1 SMA Pangudi Luhur Sedayu

2. Alfonseus Ontaro

3. Antonio Alam Bayu Abisatya

4. Antonio Dito O.

5. Chiara Santi Fatmawati

6. Clarissa Adventri

7. Damianus Anang Setiawan

8. Fransiskus Wahyu Andrianto

9. Leonardo Ardian N.

10. Liliosa Kartika Aji

11. M. Diandra Putri S.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 210: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

194

Lampiran 13

CATATAN LAPANGAN 2

WAWANCARA GURU

Topik/Judul : Local Instruction Theory Pembelajaran Sejarah pada Materi

Masuknya Agama Islam di Nusantara untuk Mengembangkan

Keterampilan Literasi Siswa Kelas X IPS 1 SMA Pangudi Luhur

St. Louis IX Sedayu

Peneliti : Alexia Dea Ariyanti

Informan : Catharina Ginong Pratidhina, S. Pd.

Waktu : Sabtu, 11 Mei 2019

Keterangan:

P: Peneliti

I: Informan

P : Apakah ibu sudah menerapkan pembelajaran literasi dikelas?

I : Sudah, dalam pembelajaran saya sudah sering mempraktekkan pembelajaran

literasi di setiap kelas yang saya ajar.

P : Bentuk pembelajaran literasi seperti apa yang pernah ibu terapkan di dalam

kelas?

I : Saya sering melakukan kegiatan membaca lewat power point yang siapkan.

Selain itu saat kerja kelompok siswa diperbolehkan mencari sumber di

perpustakaan dan di internet.

P : Dalam menerapkan keterampilan literasi apakah keempat keterampilan yaitu

membaca, menulis, berbicara, dan menyimak sudah dilaksanakan?

I : Keempat keterampilan sudah saya rencanakan melalui RPP. Kemudian RPP

tersebut dilaksanakan di dalam kelas.

P : Apakah sudah maksimal dalam mengembangkan keterampilan literasi

siswa?

I : Masih belum. Anak-anak masih sulit mengemabangkan keterampilan literasi

khususnya keterampilan dalam membaca dan menulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 211: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

195

P : Saya akan melakukan ujicoba terhadap desain saya di kelas X IPS 1.

Bagaimana karakteristik kelas tersebut?

I : Kelas tersebut sangat aktif. Terutama dalam kegiatan tanya jawab. Mereka

juga menyimak dengan baik jika guru menjelaskan atau menyangkan video.

Tapi perlu dicatat anak-anak akan bosan jika durasi video terlalu panjang dan

tidak sesuai dengan selera mereka. Mereka suka video yang benar-benar

menggambarkan peristiwa sejarah dengan narasi yang mudah dipahami.

Sebagian anak-anak suka berbicara sehingga sangat sulit mengontrol mereka

dalam melakukan kegiatan bermain game. Ada juga beberapa anak yang

jarang berbicara dan sibuk sendiri dengan dunianya, jadi harus ada inisiatif

guru untuk bertanya kepada anak-anak yang tidak aktif itu. Dalam menulis

catatan mereka cukup rajin, namun saat diberi tugas menyusun laporan atau

makalah hasilnya kurang maksimal. Kebanyakan mereka tidak suka

menyusun makalah karena harus membawa tugas itu d rumah. Siswa lebih

suka mengerjakan tugas yang langsung selesai di sekolah.

P : Dalam mengembangkan keterampilan siswa biasanya menggunakan media

seperti apa?

I : Saya menayangkan video yang berkaitan dengan sejarah. Kareana saya tahu

mereka akan lebih mudah menangkap pelajaran dengan menonton daripada

membaca buku.

P : Apakah anda memberikan referensi sumber-sumber sejarah untuk

membantu mereka menambah wawasan tentang sejarah?

I : Tidak, karena siswa bisa menemukan sendiri sumber melalui internet atau

mencari buku di perpustakaan.

P : Sejauh ini pengembangan keterampilan literasi apakah dapat membantu

meningkatkan nilai kognitif, afektif, dan psikomotorik.

I : Kalau meningkat sih sudah meningkat tapi tidak signifikan. Hal ini karana

siswa belum terbiasa dengan budaya literasi yang diterapkan dalam kurikulm

2013.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 212: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

196

Lampiran 14

CATATAN LAPANGAN 3

WAWANCARA SISWA

Topik/Judul : Local Instruction Theory Pembelajaran Sejarah pada Materi

Masuknya Agama Islam di Nusantara untuk Mengembangkan

Keterampilan Literasi Siswa Kelas X IPS 1 SMA Pangudi Luhur

St. Louis IX Sedayu

Peneliti : Alexia Dea Ariyanti

Informan : Alfonseus Ontaro

Waktu : Sabtu, 11 Mei 2019

Keterangan:

P: Peneliti

I: Informan

P : Apakah kamu suka pelajaran sejarah? Alasannya?

I : Suka. Alasannya seru aja bisa tahu kehidupan orang-orang zaman dulu.

P : Suka nya kalau pelajaran sejarah materi apa?

I : Sejarah Pergerakan Nasional

P : Biasanya sumber-sumber sejarah kan bebentuk buku. Kamu suka gak baca

buku? Alasannya?

I : Saya suka sejarah tapi tidak suka membaca buku sejarah. Karena bikin

ngantuk. Saya suka menonton video daripada membaca.

P : Saat diskusi kelompok kamu lebih suka mencari informasi di buku atau di

internet?

I : Lebih enak internet ya...lebih lengkap

P : Lebih suka menyimak guru menjelaskan atau menyimak video sejarah?

I : Jujur lebih suka menonton video sejarah karena asyik.

P : Seandainya kamu diberi tugas menyusun makalah, kamu antusias gak?

Alasannya?

I : Tidak. Menyusun makalah adalah tugas yang paling ribet.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 213: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

197

P : Biasanya kegiatan apa yang sering kalian lakukan saat pembelajaran

sejarah di kelas?

I : Biasanya main game atau diskusi kelompok

P : Seandainya guru memberi pertanyaan di kelas, kamu menujuk diri sendiri

atau menunggu ditunjuk guru?

I : Kalau saya tahu saya akan menunjuk diri sendiri. Kalau tidak saya akan

diam.

P : Menurut kamu masih ada yang kurang gak dalam pembelajaran sejarah

yang disampaikan oleh gurru?

I : Sejauh ini sih cukup mengasyikan

P : Apa harapan kamu mengenai pelajaran sejarah?

I : Saya berharap pelajaran sejarah lebih seru agar tidak mengantuk di kelas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 214: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

198

Lampiran 15

CATATAN LAPANGAN 4

WAWANCARA SISWA

Topik/Judul : Local Instruction Theory Pembelajaran Sejarah pada Materi

Masuknya Agama Islam di Nusantara untuk Mengembangkan

Keterampilan Literasi Siswa Kelas X IPS 1 SMA Pangudi Luhur

St. Louis IX Sedayu

Peneliti : Alexia Dea Ariyanti

Informan : Antonio Alam Bayu Abisatya

Waktu : Sabtu, 11 Mei 2019

Keterangan:

P: Peneliti

I: Informan

P : Apakah kamu suka pelajaran sejarah? Alasannya?

I : Suka ya. Asyik aja dari pada pelajaran matematika.

P : Suka nya kalau pelajaran sejarah materi apa?

I : Kerajaan Hindu Budha, terutama Kerajaan Majapahit.

P : Biasanya sumber-sumber sejarah kan bebentuk buku. Kamu suka gak baca

buku? Alasannya?

I :Saya anti membaca buku, bikin ngantuk

P : Saat diskusi kelompok kamu lebih suka mencari informasi di buku atau di

internet?

I : Ya jelas lebih mudah mencari di internet.

P : Lebih suka menyimak guru menjelaskan atau menyimak video sejarah?

I : Kalau gurunya menjelaskan dengan mudah saya suka. Tapi kalau berbelit-

belit itu membuat saya bingung. Kalu video saya suka tap harus ada unsur

menghiburnya jadi gak full materi.

P : Seandainya kamu diberi tugas menyusun makalah, kamu antusias gak?

Alasannya?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 215: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

199

I : Sejujurnya saya tidak antusias tapi karena tugas saya akan mengerjakan.

Alasannya tugas mata pelajaran lain sudah banyak, kalau ditambah makalah

akan lebih berat.

P : Biasanya kegiatan apa yang sering kalian lakukan saat pembelajaran

sejarah di kelas?

I : Diskusi kelompok dan main game.

P : Seandainya guru memberi pertanyaan di kelas, kamu menujuk diri sendiri

atau menunggu ditunjuk guru?

I :Saya akan menunjuk diri saya jika tahu jawabannya.

P : Menurut kamu masih ada yang kurang gak dalam pembelajaran sejarah

yang disampaikan oleh gurru?

I : Selama ini guru menyampaikan pelajaran dengan baik dan mudah

dimengerti

P : Apa harapan kamu mengenai pelajaran sejarah?

I : Saya kurang tertarik dengan video sejarah yang terlalu banyak teorinya.

Membuat saya pusing. Saya berharap didalam video juga diselipkan

beberapa hiburan agar tidak bosan atau ngantuk saat menonton.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 216: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

200

Lampiran 16

CATATAN LAPANGAN 5

WAWANCARA SISWA

Topik/Judul : Local Instruction Theory Pembelajaran Sejarah pada Materi

Masuknya Agama Islam di Nusantara untuk Mengembangkan

Keterampilan Literasi Siswa Kelas X IPS 1 SMA Pangudi Luhur

St. Louis IX Sedayu

Peneliti : Alexia Dea Ariyanti

Informan : Antonio Dito O.

Waktu : Sabtu, 11 Mei 2019

Keterangan:

P: Peneliti

I: Informan

P : Apakah kamu suka pelajaran sejarah? Alasannya?

I : Ya, saya suka karena pelajaran sejarah menarik dan menyenangkan

P : Suka nya kalau pelajaran sejarah materi apa?

I : Kerajaan Majapahit

P : Biasanya sumber-sumber sejarah kan bebentuk buku. Kamu suka gak baca

buku? Alasannya?

I : Saya tidak suka membaca buku. Ya sangat membosankan

P : Saat diskusi kelompok kamu lebih suka mencari informasi di buku atau di

internet?

I : Enak di internet sih lebih mudah gak harus cari-cari halaman berapa.

P : Lebih suka menyimak guru menjelaskan atau menyimak video sejarah?

I : Nonton video lebih seru karena bisa dapat gambaran dari cerita-cerita

sejarah

P : Seandainya kamu diberi tugas menyusun makalah, kamu antusias gak?

Alasannya?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 217: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

201

I : Gak antusias lah. Repot bikinnya. Kalau kelompok masih enak kalau

sendiri susah.

P : Biasanya kegiatan apa yang sering kalian lakukan saat pembelajaran

sejarah di kelas?

I : Nonton video, diskusi, terus kadang main game.

P : Seandainya guru memberi pertanyaan di kelas, kamu menujuk diri sendiri

atau menunggu ditunjuk guru?

I :Hmmm sejujurnya saya orangnya takut untuk menjawab pertanyaan guru,

karena takut salah. Lebih baik menunggu guru yang menunjuk saya.

P : Menurut kamu masih ada yang kurang gak dalam pembelajaran sejarah

yang disampaikan oleh gurru?

I : Semua baik kok, ya mungkin kurangi kasih tugas yang banyak.

P : Apa harapan kamu mengenai pelajaran sejarah?

I : Harapannya ingin pelajaran sejarah dibuat lebih menyenangkan aja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 218: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

202

Lampiran 17

CATATAN LAPANGAN 6

WAWANCARA SISWA

Topik/Judul : Local Instruction Theory Pembelajaran Sejarah pada Materi

Masuknya Agama Islam di Nusantara untuk Mengembangkan

Keterampilan Literasi Siswa Kelas X IPS 1 SMA Pangudi Luhur

St. Louis IX Sedayu

Peneliti : Alexia Dea Ariyanti

Informan : Chiara Santi Fatmawati

Waktu : Sabtu, 11 Mei 2019

Keterangan:

P: Peneliti

I: Informan

P : Apakah kamu suka pelajaran sejarah? Alasannya?

I : Saya suka pelajaran sejarah karena saya kagum dengan perjuangan

masyarakat zaman dulu.

P : Suka nya kalau pelajaran sejarah materi apa?

I : Kerajaan Islam khususnya Kerajaan Mataram Islam.

P : Biasanya sumber-sumber sejarah kan bebentuk buku. Kamu suka gak baca

buku? Alasannya?

I : Saya suka membaca buku tapi yang ada gambarnya. Kalau Cuma tulisan

semua saya kurang suka

P : Saat diskusi kelompok kamu lebih suka mencari informasi di buku atau di

internet?

I : Tentu di internet karena lebih mudah. Selain itu bahasa yang digunakan

lebih mudah dimengerti daripada buku.

P : Lebih suka menyimak guru menjelaskan atau menyimak video sejarah?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 219: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

203

I : Saya suka keduanya. Selama ini guru menjelaskan sejarah dengan cukup

baiak dan mudah dimengerti. Saya juga suka menonton apalagi yang

berkaiatan dengan sejarah.

P : Seandainya kamu diberi tugas menyusun makalah, kamu antusias gak?

Alasannya?

I :Hmmm..kalau dikasih tugas makalah mau gak mau harus mengerjakan.

Saya lebih suka dikasih tugas membuat poster.

P : Biasanya kegiatan apa yang sering kalian lakukan saat pembelajaran

sejarah di kelas?

I :Banyak ya...ada tanya jawab, kadang kuis, terus ada kerja kelompok juga.

P : Seandainya guru memberi pertanyaan di kelas, kamu menujuk diri sendiri

atau menunggu ditunjuk guru?

I :Tentu saja saya akan menunjuk diri saya sendiri walaupun jawaban saya

salah. Saya termasuk orang yang tidak bisa diam. Jadi sangat senang saat

guru membri pertanyaan.

P : Menurut kamu masih ada yang kurang gak dalam pembelajaran sejarah

yang disampaikan oleh gurru?

I :Kalau dalam pembelajaran sih tidak. Mungkin teman-teman lain yang

kuarang antusias saat belajar sejara sehingga mengganggu yang lain juga.

P : Apa harapan kamu mengenai pelajaran sejarah?

I : Saya ingin teman-teman yang lain bisa menyukai sejarah dan tidak bosan

mempelajarinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 220: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

204

Lampiran 18

CATATAN LAPANGAN 7

WAWANCARA SISWA

Topik/Judul : Local Instruction Theory Pembelajaran Sejarah pada Materi

Masuknya Agama Islam di Nusantara untuk Mengembangkan

Keterampilan Literasi Siswa Kelas X IPS 1 SMA Pangudi Luhur

St. Louis IX Sedayu

Peneliti : Alexia Dea Ariyanti

Informan : Clarissa Adventri

Waktu : Sabtu, 11 Mei 2019

Keterangan:

P: Peneliti

I: Informan

P : Apakah kamu suka pelajaran sejarah? Alasannya?

I : Dulu saya tidak suka. Tapi semenjak Bu Dhina mengajar saya jadi suka.

P : Suka nya kalau pelajaran sejarah materi apa?

I : Peradaban Mesir

P : Biasanya sumber-sumber sejarah kan bebentuk buku. Kamu suka gak baca

buku? Alasannya?

I : Biasa saja. Saya kadang kalau lagi mood bakal baca buku. Tergantung

mood sih.

P : Saat diskusi kelompok kamu lebih suka mencari informasi di buku atau di

internet?

I :Hmmm...dua-duanya tidak masalah asalkan informasi yang ada lengkap.

Kalau di buku lengkap, saya pilih buku. Tapi kalau di internet lebih lengkap,

saya akan pilih internet.

P : Lebih suka menyimak guru menjelaskan atau menyimak video sejarah?

I :Karena saya hobi nonton, saya lebih suka menyimak video sejarah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 221: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

205

P : Seandainya kamu diberi tugas menyusun makalah, kamu antusias gak?

Alasannya?

I :Lebih baik kasih tugas lain. Terlalu ribet menyusun makalah, lebih enak

menyusun laporan diskusi.

P : Biasanya kegiatan apa yang sering kalian lakukan saat pembelajaran

sejarah di kelas?

I : Banyak sih.. tapi paling sering diskusi kelompok

P : Seandainya guru memberi pertanyaan di kelas, kamu menujuk diri sendiri

atau menunggu ditunjuk guru?

I : Kalau pertanyaannya mudah saya akan menjawab dengan menujuk diri

saya. Tapi kalau susah saya akan diam saja.

P : Menurut kamu masih ada yang kurang gak dalam pembelajaran sejarah

yang disampaikan oleh guru?

I :Sejauh ini sih menyenangkan. Mungkin medianya harus lebih kreatif biar

lebih semangat buat belajar.

P : Apa harapan kamu mengenai pelajaran sejarah?

I : Saya harap jangan ada tugas makalah lebih baik menyusun laporan diskusi

atau bisa juga membuat artikel dan refleksi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 222: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

206

Lampiran 19

CATATAN LAPANGAN 8

WAWANCARA SISWA

Topik/Judul : Local Instruction Theory Pembelajaran Sejarah pada Materi

Masuknya Agama Islam di Nusantara untuk Mengembangkan

Keterampilan Literasi Siswa Kelas X IPS 1 SMA Pangudi Luhur

St. Louis IX Sedayu

Peneliti : Alexia Dea Ariyanti

Informan : Damianus Anang Setiawan

Waktu : Sabtu, 18 Mei 2019

Keterangan:

P: Peneliti

I: Informan

P : Apakah video yang ditayang membantu kalian dalam memahami materi

yang diajarkan? Alasannya?

I :Sangat membantu, karena gak hanya mendengarkan penjelasan tapi bisa

melihat gambarannya. Ternyata teori-teori masuknya agama Islam di

Nusantara tidak hanya sekedar belajar mengenai teorinya tapi juga

prosesnya. Bagaimana orang gujarat, persia, arab, dan cina bisa sampai ke

Nusantara padahal jaraknya sangat jauh. Sanagt mengagumkan.

P : Lebih suka mencari informasi di Internet atau di buku paket?

I : Internet

P : Apakah sumber-sumber internet yang diberikan oleh peniliti cukup

membantu kamu dalam mencari informasi? Alasannya?

I :Sangat membantu, jadi saya tidak bingung dengan info yang say dapatkan

P : Apakah kegiatan diskusi kelompok membantu kamu dalam mengeluarkan

pendapat? Alasannya?

I :Sangat membatu karena ada teman yang membantu say jadi tidak hanya

saya yang berpikir.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 223: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

207

P : Apakah kegiatan diskusi juga mempermudah kamu memahami materi?

I :Tentu saja karena bisa saling bertukar pendapat dengan teman-teman satu

kelompok.

P : Apakah menulis refleksi mengenai informasi yang kamu dapat saat

pelajaran membantu kamu mengembangkan keterampilan menulis?

I :Ya jadi kita bisa mengingat tentang pelajaran yang dtelah dibahas hari ini.

P : Menurut kamu kegiatan tanya jawab tadi seru gak? Alasanya

I :Seru sih serasa bermain kuis

P : Apa saja kemudahan yang kamu peroleh dalam pembelajaran tadi?

I :Banyak saya bisa mencari informasi sendiri mengenai materi dan mendapat

wawasan dari video yang ditampilkan.

P : Apa saja kesulitan yang kamu peroleh dalam pembelajaran tadi?

I : Gak ada

P : Ada saran mengenai pembelajaran yang diterapkan peneliti?

I : Tidak ada.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 224: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

208

Lampiran 20

CATATAN LAPANGAN 9

WAWANCARA SISWA

Topik/Judul : Local Instruction Theory Pembelajaran Sejarah pada Materi

Masuknya Agama Islam di Nusantara untuk Mengembangkan

Keterampilan Literasi Siswa Kelas X IPS 1 SMA Pangudi Luhur

St. Louis IX Sedayu

Peneliti : Alexia Dea Ariyanti

Informan : Fransiskus Wahyu Andrianto

Waktu : Sabtu, 18 Mei 2019

Keterangan:

P: Peneliti

I: Informan

P : Apakah video yang ditayang membantu kalian dalam memahami materi

yang diajarkan? Alasannya?

I : Tentu saja apa lagi video yang ditayangkan sangat seru dan tidak

membosankan.

P : Lebih suka mencari informasi di Internet atau di buku paket?

I : Internet

P : Apakah sumber-sumber internet yang diberikan oleh peniliti cukup

membantu kamu dalam mencari informasi? Alasannya?

I :Ya awalnya waktu tidak ada referensi saya bingung dengan informasi yang

ada di internet. Saya tidak tahu mana sumber yanga benar. Tapi karena ada

referensi saya sangat terbantu.

P : Apakah kegiatan diskusi kelompok membantu kamu dalam mengeluarkan

pendapat? Alasannya?

I :Ya karena berbicara dengan teman lebih mudah dan tidak membuat saya

gugup.

P : Apakah kegiatan diskusi juga mempermudah kamu memahami materi?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 225: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

209

I :Ya karena dikelompok saya bisa bertukar pikiran dengan teman yang lain.

P : Apakah menulis refleksi mengenai informasi yang kamu dapat saat

pelajaran membantu kamu mengembangkan keterampilan menulis?

I :Tentu saja, tidak hanya menulis materi tapi saya bisa menulis nilai-nilai

yang terkandung dalam materi dan bisa saya terapkan dalam kehidupan

sehari-hari.

P : Menurut kamu kegiatan tanya jawab tadi seru gak? Alasanya

I :Ya, apa lagi peneliti memberi pertanyaan yang mudah.

P : Apa saja kemudahan yang kamu peroleh dalam pembelajaran tadi?

I :Banyak, salah satunya saya bisa belajar bersama dengan teman-teman dan

saling berkerjasama menyelesaikan tugas.

P : Apa saja kesulitan yang kamu peroleh dalam pembelajaran tadi?

I : Saya tidak merasa adanya kesulitan.

P : Ada saran mengenai pembelajaran yang diterapkan peneliti?

I :Akan semakin seru kalau ada game.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 226: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

210

Lampiran 21

CATATAN LAPANGAN 10

WAWANCARA SISWA

Topik/Judul : Local Instruction Theory Pembelajaran Sejarah pada Materi

Masuknya Agama Islam di Nusantara untuk Mengembangkan

Keterampilan Literasi Siswa Kelas X IPS 1 SMA Pangudi Luhur

St. Louis IX Sedayu

Peneliti : Alexia Dea Ariyanti

Informan : Leonardo Ardian N.

Waktu : Sabtu, 18 Mei 2019

Keterangan:

P: Peneliti

I: Informan

P : Apakah video yang ditayang membantu kalian dalam memahami materi

yang diajarkan? Alasannya?

I :Sangat membantu. Apalagi video yang ditayangkan sangat seru.

P : Lebih suka mencari informasi di Internet atau di buku paket?

I :Internet

P : Apakah sumber-sumber internet yang diberikan oleh peniliti cukup

membantu kamu dalam mencari informasi? Alasannya?

I : Membantu sekali agar tidak terjebak dengan informasi hoax

P : Apakah kegiatan diskusi kelompok membantu kamu dalam mengeluarkan

pendapat? Alasannya?

I :Ya tentu saja, mendengar teman berpendapat membuat saya tanpa sadar

juga ikut mengeluarkan pendapat saya.

P : Apakah kegiatan diskusi juga mempermudah kamu memahami materi?

I :Lebih menyenangkan belajar bersama daripada belajar sendiri

P : Apakah menulis refleksi mengenai informasi yang kamu dapat saat

pelajaran membantu kamu mengembangkan keterampilan menulis?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 227: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

211

I :Ya tentu saja

P : Menurut kamu kegiatan tanya jawab tadi seru gak? Alasanya

I :Sangat seru, karena memancing ingatan saya mengenai sejarah

P : Apa saja kemudahan yang kamu peroleh dalam pembelajaran tadi?

I :Kegiatan membaca yang dulunya terasa membosankan menjadi lebih seru

P : Apa saja kesulitan yang kamu peroleh dalam pembelajaran tadi?

I :Karena saya sangat antusias dengan pembelajaran, saya tidak merasa

kesulitan.

P : Ada saran mengenai pembelajaran yang diterapkan peneliti?

I :Ya semoga pembelajaran ini sering diterapkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 228: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

212

Lampiran 22

CATATAN LAPANGAN 11

WAWANCARA SISWA

Topik/Judul : Local Instruction Theory Pembelajaran Sejarah pada Materi

Masuknya Agama Islam di Nusantara untuk Mengembangkan

Keterampilan Literasi Siswa Kelas X IPS 1 SMA Pangudi Luhur

St. Louis IX Sedayu

Peneliti : Alexia Dea Ariyanti

Informan : Liliosa Kartika Aji

Waktu : Sabtu, 18 Mei 2019

Keterangan:

P: Peneliti

I: Informan

P : Apakah video yang ditayang membantu kalian dalam memahami materi

yang diajarkan? Alasannya?

I :Ya membantu sekali, saya jadi bisa berimajinasi mengenai para pedagang

yang menyebarkan agama Islam di Nusantara.

P : Lebih suka mencari informasi di Internet atau di buku paket?

I : Internet.

P : Apakah sumber-sumber internet yang diberikan oleh peniliti cukup

membantu kamu dalam mencari informasi? Alasannya?

I :Tanpa referensi yang diberikan mungkin saya kan terjebak dengan

informasi yang salah.

P : Apakah kegiatan diskusi kelompok membantu kamu dalam mengeluarkan

pendapat? Alasannya?

I :Membantu apa lagi saya orang yang agak pendiam dan tidak aktif saat guru

melakukan tanya jawab. Dengan teman saya berani mengeluarkan pendapat

saya.

P : Apakah kegiatan diskusi juga mempermudah kamu memahami materi?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 229: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

213

I :Saya jadi banyak bicara dalam diskusi karena besama teman-teman. Hal ini

samakin mempermudah saya dalam mengumpulkan informasi.

P : Apakah menulis refleksi mengenai informasi yang kamu dapat saat

pelajaran membantu kamu mengembangkan keterampilan menulis?

I :Ya membantu selama ini saya jarang mencatat dengan menulis refleksi

saya bisa menulis hala-hal yang dapatkan mengenai materi dan nilai-nilai

yang ada di dalamnya.

P : Menurut kamu kegiatan tanya jawab tadi seru gak? Alasanya

I :Seru banget. Pertanyaannya pun tidak terlalu susah.

P : Apa saja kemudahan yang kamu peroleh dalam pembelajaran tadi?

I :Dalam kegiatan diskusi saya sangat terbantu.

P : Apa saja kesulitan yang kamu peroleh dalam pembelajaran tadi?

I : Mungkin kesulitannya ada anggota kelompok yang sibuk sendiri.

P : Ada saran mengenai pembelajaran yang diterapkan peneliti?

I :Saya harap ditambah ada permainan-permainan biar semakin seru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 230: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

214

Lampiran 23

CATATAN LAPANGAN 12

WAWANCARA SISWA

Topik/Judul : Local Instruction Theory Pembelajaran Sejarah pada Materi

Masuknya Agama Islam di Nusantara untuk Mengembangkan

Keterampilan Literasi Siswa Kelas X IPS 1 SMA Pangudi Luhur

St. Louis IX Sedayu

Peneliti : Alexia Dea Ariyanti

Informan : M. Diandra Putri S.

Waktu : Sabtu, 18 Mei 2019

Keterangan:

P: Peneliti

I: Informan

P : Apakah video yang ditayang membantu kalian dalam memahami materi

yang diajarkan? Alasannya?

I :Ya biasa saja sih. Saya memang kurang suka menonton tapi tadi videonya

lumayan bagus.

P : Lebih suka mencari informasi di Internet atau di buku paket?

I :Dua-duanya tidak masalah.

P : Apakah sumber-sumber internet yang diberikan oleh peniliti cukup

membantu kamu dalam mencari informasi? Alasannya?

I :Ya membantu karena tidak perlu pusing lagi mencari sumber yang benar.

P : Apakah kegiatan diskusi kelompok membantu kamu dalam mengeluarkan

pendapat? Alasannya?

I :Ya namanya diskusi, tentunya sangat membantu mengeluarkan pemikiran

saya.

P : Apakah kegiatan diskusi juga mempermudah kamu memahami materi?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 231: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

215

I :Ya kita satu kelompok bersama mencari informasi dan kemudian

menyatukannya dan mempelajarinya bersama. Hal ini sangat membantu

saya memahami materi.

P : Apakah menulis refleksi mengenai informasi yang kamu dapat saat

pelajaran membantu kamu mengembangkan keterampilan menulis?

I :Tidak juga, biasa saja.

P : Menurut kamu kegiatan tanya jawab tadi seru gak? Alasanya

I :Ya seru sih tadi. Kita berlomaba-lomba untuk menjawab benar.

P : Apa saja kemudahan yang kamu peroleh dalam pembelajaran tadi?

I :Ya membantu saya memahami materi dengan diskusi bersama teman.

P : Apa saja kesulitan yang kamu peroleh dalam pembelajaran tadi?

I :Ya gak ada sih.

P : Ada saran mengenai pembelajaran yang diterapkan peneliti?

I :Dalam kegiatan tanya jawab yang berhasil menjawab dapat hadiah bisa

poin atau barang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 232: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

216

Lampiran 24

HASIL PRODUK PENELITIAN

Kelompok 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 233: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

217

Kelompok 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 234: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

218

Kelompok 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 235: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

219

Kelompok 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 236: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

220

Kelompok 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 237: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

221

Kelompok 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 238: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

222

Kelompok 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 239: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

223

Kelompok 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 240: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

224

Lampiran 25

DOKUMENTASI PENELITIAN

Wawancara Observasi bersama Alfonseus Ontaro, Antonio Alam Bayu A.,

Antonio Dito, Chiara Santi F., dan Clarissa Adventri pada tanggal 11 Mei 2019

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Wawancara Observasi bersama Alfonseus Ontaro, Antonio Alam Bayu A.,

Antonio Dito, Chiara Santi F., dan Clarissa Adventri pada tanggal 11 Mei 2019

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 241: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

225

Aktivitas peserta didik menyimak peneliti menjelaskan materi pada Siklus 1 pada

tanggal 14 Mei 2019

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Aktivitas tanya jawab pada Siklus 1 pada tanggal 14 Mei 2019

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 242: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

226

Aktivitas peserta didik menyimak video di Siklus 2 pada tanggal 18 Mei 2019

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Aktivitas peserta didik dalam diskusi kelompok di Siklus 2 pada tanggal 18 Mei

2019

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 243: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

227

Aktivitas Peserta Didik menulis refleksi di Siklus 2 pada tanggal 18 Mei 2019

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Wawancara dengan peserta didik untuk Analisis Restrospektif

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 244: LOCAL INSTRUCTION THEORY PEMBELAJARAN SEJARAH PADA …

228

Wawancara dengan peserta didik untuk Analisis Restrospektif

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI