Top Banner
Block 7 Genetic and Molecular Biology | softfile edition | Editor : Venny Immunohematol ogi ...Softfile edition... Well, kuliah yang ini neh bahas seputar golongan darah. Yakin deh banyak dari temen2 yang udah ngerti materi ini. Langsung aja ya, check this out!!!! MAteri dari bapaknya ini ada 2 ppt, jadi kita bagi Materi 1 sama materi 2 ya.. Materi 1 Immunohematologi adalah Cabang Ilmu Patologi Klinik yg mempelajari penggunaan teknik imunologik untuk mendeteksi kelainan-kelainan hematologik, misalnya seperti: 1. Reaksi transfusi hemolitik 2. Reaksi hemolitik pd bayi yang baru lahir i. (HDN=Hemolytic Disease of the Newborn) 3. Reaksi hemolitik pd AIHA i. (Auto Immuno Hemolytic Anemia) Biasanya, Pemeriksaan laboratorium yang sering dilakukan untuk kepentingan klinis adalah : 1. Deteksi Antigen (Ag) gol darah ABO & Rhesus (Rh) 2. Tes pretransfusi : Cross matching test reaksi silang Mayor & Minor 3. Deteksi antibodi (Ab) Coomb’s test (Test Anti Globulin) Untuk lebih jelasnya bisa diliat gambar >>>> Normal red blood cell→mengalami hemolisis 13 Rabu, 29 September 2010 Dr. Suryanto, Sp.PK IMMUNOHEMATO LOGI
32

Lo Immunohematologi1

Jun 25, 2015

Download

Documents

kulgepang
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Lo Immunohematologi1

Block 7 Genetic and Molecular Biology | softfile edition | Editor : Venny

Immunohematologi

...Softfile edition...

Well, kuliah yang ini neh bahas seputar golongan darah. Yakin deh banyak dari temen2 yang udah ngerti materi ini. Langsung aja ya, check this out!!!! MAteri dari bapaknya ini ada 2 ppt, jadi kita bagi Materi 1 sama materi 2 ya..

Materi 1

Immunohematologi adalah Cabang Ilmu Patologi Klinik yg mempelajari penggunaan teknik imunologik untuk mendeteksi kelainan-kelainan hematologik, misalnya seperti:

1. Reaksi transfusi hemolitik 2. Reaksi hemolitik pd bayi yang baru lahir

i. (HDN=Hemolytic Disease of the Newborn)3. Reaksi hemolitik pd AIHA

i. (Auto Immuno Hemolytic Anemia)Biasanya, Pemeriksaan laboratorium yang sering dilakukan untuk kepentingan klinis

adalah :

1. Deteksi Antigen (Ag) gol darah ABO & Rhesus (Rh)

2. Tes pretransfusi : Cross matching test reaksi silang Mayor & Minor

3. Deteksi antibodi (Ab) Coomb’s test (Test Anti Globulin)

Untuk lebih jelasnya bisa diliat gambar >>>>

Normal red blood cell→mengalami hemolisis

Jutaan eritrosit diproduksi tiap menit, tapi umurnya hanya 120 hari

Eritrosit tua, ‘mati’: dibersihkan dan dihancurkan oleh SRE (limpa)

Sedangkan pada keadaan abnormal →hemolisis meningkat

Penyebab hemolisis: sebagian besar karena adanya antibodi

Tipe hemolisis : destruksi/kerusakan imun

Terjadi pada reaksi transfusi, hemolytic disease of the newborn(HDN), autoimmune hemolytic disease (AIHA)

13

Rabu, 29 September 2010Dr. Suryanto, Sp.PK IMMUNOHE

MATOLOGI

Page 2: Lo Immunohematologi1

Block 7 Genetic and Molecular Biology | softfile edition | Editor : Venny

Immunohematologi

Reaksi transfusi hemolitik disebabkan karena kerja antibodi yang terdapat pada serum darah pasien yang bersifat spesifik berinteraksi dengan antigen donor. Ini merupakan termasuk dasar dari imunologi.

Dasar imunologi

Aglutinogen: glikoprotein yang terdapat di permukaan sel eritrosit. Aglutinogen bersifat imunogenik. Imunogenik: mempunyai kemampuan untuk menginduksi respon imun.

Antigen A :golongan darah A, antigen B : golongan darah B

Sedangkan jika darah tidak mengekspresikan antigen A & B : gol O

Normalnya seseorang membentuk aglutinin (antibody) terhadap antigen yang “ tidak dimiliki “ oleh eritrosit didalam tubuhnya sendiri.

Antibodi (Ab) yang ada di dalam serum =Aglutinin, ada anti A atau Anti B

Sebelum dilanjut jelasin materinya, dr. Suryanto ngasih kasus neh temen-temen.

Seorang perempuan golongan darah O menikah dengan laki-laki yang bergolongan darahnya A. Kemudian mempunyai anak yang bergolongan darah A. Ketika baru lahir, anaknya mengalami ikterik (terjadi proses hemolitik), Hb turun, dan memerlukan transfuse darah. Karena golongan darahnya A, maka ayahnya bersedia mendonorkan. Sebelum dilakukan transfuse, darah donor diambil untuk dites silang yaitu tes kecocokan dan serasi. Uji ini dilakukan dengan cara darah dari donor dipisahkan antara sel dan serum dengan cara disentifuge. Darah dari anaknya juga dipisahkan sel dan serumnya. Kemudian disilangkan. Sel darah anak dicampur dengan serum dari ayahnya, begitupun sebaliknya. Nah, ternyata hasilnya mayor positif dan minor negative sehingga tidak bisa dilakukan transfuse dari ayahnya.

Pertanyaannya, ko bisa darah ayah ga cocok didonorin ke anaknya padahal golongan darahnya sama?

Jawabannya adalah…………………

Waktu bayi dilahirkan, terjadi pencampuran darah ibu dan darah bayi melalui intraplasenta. Ibunya kan bergolongan darah O, berarti punya antibody A dan antibody B yang jenisnya IgG. Pada darah bisanya itu banyak terkandung IgM dan IgG. Tapi ada beberapa ibu yang IgGnya lebiih banyak. Masih pada inget kan kalo IgG sifatnya monomer sehingga bisa melewati plasenta masuk ke janin. Nah, bayinya kan golongan darah A, punya antigen A dan antibody B. karena ada antibody dari darah ibu yang masuk ke janin, yaitu antibody A dan B, maka terjadilah pertemuan antara antigen A dari darah janin dengan antibody A yang berasal dari ibu yang mengakibatkan penghancuran sel darah merah janin sehingga Hb janin rendah. Hb itu kan ada di sel darah merah, jadi jelaslah kalo sel darah merahnya rusak Hbnya juga ikutan rusak. Jadi kenapa darah ayah ga bisa di donorin? Karena itu tadi, darah anak mengandung antibody A yang berasal dari ibu. Jadi kalo mendapat donor dari ayahnya, maka malah akan terjadi aglutinasi, ada pertemuan antara antigen A dan antibody A. alternatifnya, bisa dilakukan transfuse dari ibu kalo setelah dites silang minimal mayornya negative dan minornya negative. Tapi yang didonorkan itu bukan wholeblood, hanya PRC. Karena PRCnya

14

Page 3: Lo Immunohematologi1

Block 7 Genetic and Molecular Biology | softfile edition | Editor : Venny

Immunohematologi

ibu kan gak punya antigen, sedangkan serumnya mengandung anti A dan B. berbahaya kalo diberikan transfuse wholeblood dari ibu.

Rusaknya sel darah merah ini mengakibatkan ikterik pada bayi yang bisa dilihat dari skleranya yang berwarna kuning. Ikterik ini terjadi karena peningkatan bilirubin. Bilirubin itu dari mana sih? Rusaknya sel darah merah kan mengakibatkan Hbnya juga rusak. Hb itu teridi dari globin dan Hem. Globin akan diserap. Hem ini mengandung Fe. Begitu Fe lepas, hemnya menjadi bilirubin. Bilirubin ini merupakan toxic indirect sehingga berbahaya untuk tubuh. Jadi pada anak itu, kadar bilirubin indirectnya tinggi sehingga terjadi ikterik. Pada keadaan normal, bilirubin akan masuk ke hepar kemudian dikonjugasi dengan enzim glukoraniktransferase menjadi biliribin direct/konjugasi. Kemudian akan masuk ke saluran empedu dan sampailah di duodenum. Di duodenum, bilirubin direct ini menjadi urobilinogen(urobilirubin) dengan bantuan flora normal yang ada di duodenum. Urobilinogen ini ada yang dibuang melalui feses sebagai sterkobilinogen sehingga feses jadi berwarna, ada juga yang diserap mukosa usus yang kemudian masuk ke aliran darah dan sampai ke ginjal sebagai urobilin, lalu dikeluarkan bersama urin.

Bingung dengan istilah istilah nya? Yuk, kita baca materi dri pak dokternya..

Macam-macam antibodi (Ab)

1. Ab natural dan Ab imun

Ab natural merupakan IgM, timbul sebagai akibat rangsangan bahan alami yang menyerupai Ag A atau B bisa berasal dari bakteri, makanan atau produk bakteri yang masuk ke dalam tubuh, terbentuk sesudah umur 6 bulan.

Ab imun (Allo Ab) merupakan IgG terhadap Ag pada individu dengan genetik berbeda tetapi spesies sama. masuknya Ag A dan/atau B kedalam tubuh melalui sirkulasi darah (transfusi, placenta) atau pemaparan terhadap produk darah

15

Page 4: Lo Immunohematologi1

Block 7 Genetic and Molecular Biology | softfile edition | Editor : Venny

Immunohematologi

2. Complete Ab dan incomplete Ab

Complete Antibody adalah Antibodi yang mampu menyebabkan aglutinasi langsung ( direk ) eritrosit-eritrosit yg tersuspensi di dalam salin (Ig M).

Incomplete Antibody adalah Antibodi yang tidak mempunyai kemampuan untuk menyebabkan aglutinasi secara langsung dari eritrosit-eritrosit tersebut tanpa penambahan fase antiglobulin (Ig G).

3. Ab tipe hangat ( Warm ) & Ab tipe dingin ( Cold )

Ab tipe warm : bereaksi lebih cepat pada suhu 370 C, antibodinya adalah IgG

Ab tipe cold : bereaksi lebih cepat pada suhu 200C, yaitu IgM

ANTIGLOBULIN TEST ( COOMBS TEST )

Definisi : Tes untuk mendeteksi adanya antibodi tidak sempurna (incomplete antibody) yang diabsorpsi oleh eritrosit dengan jalan mereaksikan anti IgG dan anti komplemen dengan eritrosit yang sudah tersensitisasi terjadi hemaglutinasi.

Serum Coombs : Serum kelinci yang telah diimunisasi dengan fraksi globulin/Ig G manusia, sehingga disebut juga Serum Anti Globulin.

Pembuatan serum Coombs:

• Serum manusia disuntikkan ke kelinci. Kelinci membuat Ab thd serum manusia yang disuntikkan, disebut Rabbit Antihuman globulin = serum Coombs. Serum coombs inilah yang Digunakan dlm Tes Coombs / Uji Antiglobulin.

Tes ini dilakukan kalo terjadi reaksi pada transfuse (reaksi awalnya berupa demam, kemudian mengakibatkan hemolitik), padahal sudah dilakukan tes golongan darah dan tes cross dan hasilnya negative atau boleh dilakukan transfuse. Bisa terjadinya reaksi ini karena pasien/recipient mempunyai antibody incomplete. Setelah dilakukan coombs tes ternyata hasilnya positif, gak bisa ditransfusi walaupun tes golongan darah dan tes silangnya cocok. Jadi harus dapat donor dari orang yang golongan darah sama dan punya antibody incomplete juga. Intinya test coomb ini fungsinya untuk mengetahui keberadaan incomplete antibody yang bisa menyebabkan negative palsu pada : nxt

16

Page 5: Lo Immunohematologi1

Block 7 Genetic and Molecular Biology | softfile edition | Editor : Venny

Immunohematologi

Direct Coombs Test

Indikasi : untuk diagnosis

HDN (Hemolytic Disease of the Newbor )

AIHA (Autoimmune Hemolytic Anemia)

Reaksi transfusi hemolytik

Drug Induced Hemolytic Anemia

Untuk mendeteksi incomplete antibody yang melapisi eritrosit penderita in vivo

Cara :

Eritrosit penderita dicuci dengan salin untuk menghilangkan globulin plasma yang tidak bersifat antibodi spesifik

Campur dengan serum Coombs tambahkan pada antibodi spesifik “incomplete“ yang diabsorbsi/melapisi eritrosit in vivo

Indirect Coombs Test

Indikasi :

Skrining Antibodi

Deteksi Ab IgG; IgG anti Rh (D), lain2 Ig G

Deteksi thd variant Rh yg bereaksi lemah, Ag Kell & Duffy

Pada keadaan hipo/a- gamaglobuliemia/a-gamaglobulinemia

Pada cross matching (reaksi silang)

Untuk mendeteksi incomplete antibody IgG incomplete yang terdapat didalam serum penderita

Cara :

Eritrosit normal dari golongan darah yg sama atau gol darah O disuspensikan ke dalam serum penderita dan diinkubasikan pada 370 C

Sesudah dicuci dengan salin, tambahkan serum Coombs, disentrifus 1 menit pada 1000 rpm agglutinasi berarti serum penderita mengandung antibodi tsb sehingga hasilnya positif.

Kadang tes Coombs menghasilkan hasil NEGATIF PALSU, sebab:

17

Page 6: Lo Immunohematologi1

Block 7 Genetic and Molecular Biology | softfile edition | Editor : Venny

Immunohematologi

Pencucian eritrosit seblm penambahan serum Coombs kurang sempurna, masih terdapat sisa globulin yg menetralkan serum Coombs.

Salin terkontaminasi oleh protein/globulin

Lupa menambahkan serum Coombs→ Diperlukan Coombs Control Cells (CCC)

Reaksi silang (Crossmatch)

Merupakan bagian dari tes kompatibilitas

Tes kompatibilitas mengandung:

o Review riwayat blood bank pasien & catatan pasien sebelumnya (transfusi, kehamilan)

o Penggolongan drh ABO & Rh

o Skrining antibodi

o Reaksi silang

Kegunaan reaksi silang

Cek final kompatibilitas ABO antar donor & pasien

Mendeteksi antibodi dlm serum penderita yg dapat menghancurkan eritrosit donor.

Reaksi silang terdiri atas 2 macam

Reaksi Mayor : reaksi antara eritrosit donor dengan serum resipien

Reaksi Minor : reaksi antara eritrosit resipien dengan serum donor

Hasil dari reaksi silang ini, yaitu mayor dan minor, harus sama.

3 fase reaksi silang :

18

Page 7: Lo Immunohematologi1

Block 7 Genetic and Molecular Biology | softfile edition | Editor : Venny

Immunohematologi

Fase I : Fase suhu kamar dalam medium salin

serum + suspensi sel dlm salin Suhu kamar 250 C Tahap penggolongan darah & deteksi

complete Ab adanya cold autoagglutinin/auto-Ab

tipe dingin adanya cold alloagglutinin/allo-Ab tipe

dingin (anti A1, anti M, anti P1, anti Lewis dll)

Fase II : Fase inkubasi 37°C

Tahap Rh grouping Incomplete Ab akan tersensitisasi Keseimbangan ikatan Ag-Ab

berlangsung beb saat (15-60 memit)

Inkubasi terlalu lama : sensitisasi melemah

Inkubasi dlm Bovine Albumin 22% hanya 15 menit

Kd incomplete Ab sistim Rh dpt terdeteksi (anti-D, anti-C, anti-E), tampak reaksi aglutinasi

incomplete Ab lain spt K, k, Fya, Fyb, Jka, Jkb hanya tersensitisasi saja, tampak aglutinasi jika di + reagen Antiglobulin

Fase III : Fase Antiglobulin

Mendeteksi incomplete Ab yg sudah melapisi eritrosit

Sel pd fase II dicuci, kmd di + serum Coombs = Tes Coombs/Antiglobulin Indirek

Kita masuk ke Golongan darah ya..

Tipe gol darah ditentukan oleh ekspresi antigen di permukaan eritrosit (Antigen A, B, H)

Ditemukan I x oleh Landsteiner th 1900 (Golongan A, B, O), sedangkan golongan AB ditemukan oleh Von Decastello & Sturli (1902).

Identifikasi golongan darah ditentukan dengan melihat reaksi aglutinasi antara Ag & Ab

Substansi H

Constantoulakis menemukan substansi H pada sel fetus dari semua golongan ABO (ada sejak lahir)

Substansi H berguna untuk pembentukan antigen A, B dan H pd eritrosit

Pembentukan Ag A, B dan H tersebut ditentukan oleh interaksi gen ABO dan Hh . Jadi bisa dibilang substansi H merupakan struktur dasar Ag A & B

Gen O, tak ada produk yang dapat dideteksi pada sel →Gol O, tak ada substansi H yg diubah →hanya ditemukan substansi H saja

Substansi H pada gol A & B < gol O

19

Page 8: Lo Immunohematologi1

Block 7 Genetic and Molecular Biology | softfile edition | Editor : Venny

Immunohematologi

Pada subgrup A, tak banyak substansi H yang diubah menjadi Antigen A →bila reaksi terhadap Ag A menurun pada subgrup A yg lemah maka reaksi dengan H menjadi meningkat.

Bila terdapat gen H pada prekursor substance maka akan diubah menjadi substansi H, sehingga bila ada gen A atau B mk akan menjadi Antigen A atau B, sehingga seseorang dengan gol A akan mempunyai Antigen A dan H, Gol B : mempunyai Antigen B dan H

Formasi antigen ABH

Gen ABH tidak langsung nyata mengkode produksi antigen ABH, tapi memproduksi enzim spesifik glycosyltransferase yang bertugas menambahkan gula-gula ke substansi prekursor (PS) dasar pd eritrosit

Ag ABH dibentuk dari material prekursor dasar sama yang mempunyai gycolipid backbone

Terdapat satu struktur molekul karbohidrat (KH) yang melekat pada backbone tersebut → paragloboside/rantai oligosakarida/substansi prekursor

Formasi Ag ABH tergantung pd gula-gula yg ditambahkan

Monosakarida terakhir (nukleotida) / gula-gula yg menempel pada rantai KH menentukan spesifisitas molekul

20

Page 9: Lo Immunohematologi1

Block 7 Genetic and Molecular Biology | softfile edition | Editor : Venny

Immunohematologi

Enzim & gula-gula yang berperan dlm penyusunan antigen ABH

Material dasar:

• Galactose (GAL)

• N-Acetylglucosamine (GLNAC)

• Galactose (GAL)

• Glucose (GL)

Menyusun :

Paragloboside atau Oligosaccharide chain atau Precursor substance

Gene Glycosyltransferase

(enzyme)

Immunodominant Sugar

Antigen

H a-2-L-fucosyltransferase

L-fucose H

A a-3-N-acetylgalactosaminyl

transferase

N-acetyl-D-galactosamin

A

B a-3-D-galactocylltransferase

D-galactose B

21

Gen H mengkode produkasi ensim L-fucocyltrans

Ensim tsb menempelkan Gula FUCOSE ke GAL

Menyusun Antigen H

Diekspresikan di permukaan eritrosit

Gol O

Page 10: Lo Immunohematologi1

Block 7 Genetic and Molecular Biology | softfile edition | Editor : Venny

Immunohematologi

22

Gen A mengkode produksi ensim N-Acetylgalactosaminyl transf

Ensim tsb menempelkan Gula N-acetyl-D-galactosamine (GALNAC) ke struktur

Menyusun Antigen A

Diekspresikan di permukaan eritrosit

Gol A

Gen B mengkode produksi ensim D

Ensim tsb menempelkan Gula D-galactose (GAL)ke struktur H

Menyusun Antigen B

Diekspresikan di permukaan eritrosit

Gol B

Page 11: Lo Immunohematologi1

Block 7 Genetic and Molecular Biology | softfile edition | Editor : Venny

Immunohematologi

Bener-bener harus dipahami ya dasar-dasarnya ini.

23

Phenotype A dpt dibagi menjadi sub group :

Sub grup dlm sistem ABO : A1 & A2

± 80 % group A : ph A1

± 20 % group A : ph A2

A2 : bereaksi lemah, kadang-kadang terdeteksi sbg

Gol O

A2B : bereaksi lemah, kadang-kadang terdeteksi sbg

Gol B

Antigen (Ag) yg termasuk sistem gol AB terdapat

Page 12: Lo Immunohematologi1

Block 7 Genetic and Molecular Biology | softfile edition | Editor : Venny

Immunohematologi

Dari ganbar-gambar di atas kita bisa meramalkan kemungkinan golongan darah anak kita lho……

Golongan darah Bombay (hh)

Jarang, >> 99,9% individu : HH atau Hh

Pertama kali ditemukan oleh Bhende di Bombay (1952)

Dicurigai adanya darah yg tidak diaglutinasi oleh anti-A, anti-B, anti-AB dan anti-H

Dituliskan sebagai golongan darah Oh untuk menunjukkan tidak adanya substansi H

Gen h tidak memproduksi L-fucocyltransferase

Memp Anti-A, anti-B, & anti-H

Ket: +:terjadi aglutinasi - : tidak aglutinasi

Aglutinasi eritrosit oleh adanya reaksi antigen-antibodi ada 2 tahap :

Tahap Sensitisasi

Tahap Hemaglutinasi

Lisis eritrosit terjadi bila seluruh rangkaian sistem komplemen teraktifkan menyertai interaksi Ag-Ab. Aglutinasi terjadi bila Ab yg terikat menghubungkan eritrosit-eritrosit yg berdekatan membentuk gumpalan.

Cara pemerikasaan golongan darah yang dianjurkan sekarang adalah dengan cara tabung.

24

Page 13: Lo Immunohematologi1

Block 7 Genetic and Molecular Biology | softfile edition | Editor : Venny

Immunohematologi

Siapkan tabung

Isi dengan 2 tetes antiserum A atau B

Tambahkan 1 tetes darah

Sentrifuge

Lihat hasilnya. Kalo dikocok darahnya tetap menggumpal di tengah tidak bercamour, maka terjadi aglutinasi. Tapi kalo dikocok bercampur lagi, berarti tidak mengalami aglutinasi.

Pemeriksaan golongan darah dengan cara slide lebih rentan terjadi kesalahan karena human error.

Sistim Rhesus

Sampai saat ini dikenal 6 Ag: C & c, D & d, E & e Kombinasi: CDe, cDE, cDe, CDE, cdE, CdE, cde, Cde (terbanyak CDE, cDE, cde) Hasil: Rhesus + & Rhesus – Yang menentukan rhesus adalah: ada tidaknya antigen D Berguna dalam klinik Rhesus – lebih banyak dimiliki orang kulit putih Orang Indonesia 99% Rhesus +

Golongan Darah Rhesus ( Rh )

D + : gol darah Rh +, mempunyai Ag D D - : gol darah Rh - , genotipe cde/cde, tdk mempunyai Ag D, mampu membentuk Anti

D bila terjadi pemaparan dg eritrosit Rh + Du : Rh + lemah, bereaksi lambat, sering keliru dengan D-

............Selesai materi 1… Masih ada materi kedua…..........

SISTEM GOLONGAN ABO

Sistem ABO

Th 1900 Karl Landsteiner Menemukan gol A,B,O. Masing2 serum orang tersebut mengandung antibodi terhadap antigen yang tidak ada pada sel darah merahnya

Th 1902- von Decastello dan Sturli menemukan gol AB.

Sistem golongan darah pertama yg ditemukan , merupakan golongan darah yg terpenting dalam transfusi darah. Satu satunya system yang antibodinya dapat diperkirakan terdapat dalam serum orang yang tidak pernah expose pada sel darah merah manusia.

25

Page 14: Lo Immunohematologi1

Block 7 Genetic and Molecular Biology | softfile edition | Editor : Venny

Immunohematologi

Oleh karena antibodi2 ini ,transfusi darah dengan gol ABO yang tidak cocok, akan menyebabkan reaksi transfusi hemolitik intravasculair yang berat dengan manifestasi reaksi transfusi hemolitik yang akut.

Pemeriksaan kecocokan gol ABO donor dan resipien merupakan dasar pemeriksaan pretransfusi

Pewarisan dan genetika

1910-Epstein&Ottenberg –gol ABO diwariskan

Von dungern dan Hirszfeld mengkonfirmasi bhw gol ABO secara genetika diwariskan dg meneliti pada 72 keluarga dg 102 anak.

Mereka menemukan bahwa pewarisan agglutinogen A dan B menurut hukum Mendels.

Gen ABO adalah autosomal(tidak terdapat pada sex chromosome)Masing2 orang mempunyai 2 copies gen yg menandai gol ABO mereka.(satu berasal dari ibu dan satu berasal dari bapak)

Gol darah A dan B dominant terhadap gol O.

Gen Gol A dan B adalah co-dominant.berarti bahwa seorang mewarisisatu gen gol A dan satu gen golB sel darah merah nya akan mempunyai antigen gol A dan B.Alleles disebut A(yg menghasilkan A antigen),B(yg memproduksi B antigen) dan O(yg nonfungsional dan tidak memproduksi A atau B)

DASAR GENETIK GOL ABO

Gen yang bertanggung jawab terhadap gol ABO-mewarisi 2 gen golongan darah

Kromosom dari ibu membawa salah satu dari gen A,gen B atau gen O

Kromosom membawa salah satu dari gen A,gen B atau gen O

Genotip: gen2 yg diturunkan dari masing2 golongan darah orang tua yg ada pada kromosom

Fenotip: efek yg bisa terlihat dari gen2 yg diwariskan misalnya golongan darah itu sendiri

Gen A dan B bersifat dominan atas gen O. jadi fenotip A dapat berasal dari salah satu genotip AA atau genotip AO

Fenotip B dapat berasal dari salah satu genotip BB atau genotip BO

26

Page 15: Lo Immunohematologi1

Block 7 Genetic and Molecular Biology | softfile edition | Editor : Venny

Immunohematologi

Gen ABO

Phenotype gol darah ABO ditentukan oleh alleles pada 2 chromosome yaitu :

chromosome 9 yg mempunyai gen ABO allele chromosome, dan

19 yg mempunyai gen yg menandai pembentukan H antigen yg mana dapat atau tidak dapat merubah allele yg ada pada chromososme 9.

Tidak seperti antigen red cell yg lain kedua gen2 ini tidak menandai utk antigen yg

sebenarnya. Gen2 ini menandai utk enzyme yg sebenarnya membentuk antigen pada struktur precursor pada sel darah merah. Enzyme menentukan gol ABO seseorang dg mengkatalisa penempelan gol darah yg disebut sugar /basa? pada antigen precursor carbohydrate. Enzyme diproduksi oleh gen pada chromosome 19 menambahkan sugar/basa. Pada precursor carbohydrate utk membentuk H antigen .Gen ABO bertanggung jawab utk menentukan phenotype A,B,O seseorang

Gen A dan B masing2 menandai aktiv enzyme yg mengenal antigen H dan melekat pada sugar yg menetapkan gol darah.Gen O biasanya amorph gene berarti tidak memproduksi aktiv enzyme. Sebagai akibat gol O tidak dapat memodifikasi antigen H.

Antigen sistem ABO

Gen ABO mempunyai 3 alleles, yaitu A,B dan O yang berlokasi pada lokus ABO pada kromosom 9.

Gen A dan B memproduksi enzym glycosyl transferase yang dipergunakan untuk membentuk antigen A dan B

Gen O tidak memproduksi enzyme sehingga sel darah merah gol O tidak mempunyai antigen A dan B,tetapi mempunyai banyak antigen H yang merupakan rantai oligosacharida untuk membentuk antigen A atau B.

27

Page 16: Lo Immunohematologi1

Block 7 Genetic and Molecular Biology | softfile edition | Editor : Venny

Immunohematologi

Gen2 Hh dan Se terdapat pada kromosom 19 dan keduanya sangat berkaitan.

Masing2 lokus mempunyai 2 allele.

Salah satu dari allele tersebut tidak menghasilkan produk yang dapat dibuktikan/dilihat disebut Amorph.

Allele yang aktif pada lokus H,ialah H memproduksi enzym glycosyl transferase yang bekerja pada tingkat seluler untuk membentuk antigen H ,yang akan menjadi antigen A dan B

Yang amorph disebut h,sangat jarang

Penggolongan darah diekspresikan oleh antigen dengan prekusor utama adalah antigen A, B dan H. rata-rata semua manusia punya antigen H pada masing-masing golongan darahnya, ntah itu golongan darah A, B, AB maupun O, substansinya adalah H besar. Tapi kadang-kadang khusus pada golongan darah O pernah ditemukan tidak punya substansi H besar. Inilah yang bisanya disebut golongan darah Bombay. Disebut golongan darah Bombay karena awalnya berasal/ditemukan di Bombay.

Gen Se bertanggung jawab terhadap adanya H pada glycoprotein pada epithelial sekresi seperti saliva.

80% populasi adalah sekretor

Orang yang mempunyai gen Se adalah secretor.

H akan diubah menjadi antigen A atau B bila orang tersebut mempunyai gen A atau gen B.

Yang amorph disebut se/nonsecretor

Perbedaan bayi dan dewasa dalam aktivitas A,B dan H mungkin berhubungan dengan jumlah struktur yang bercabang yang terdapat pada membran sel pada umur2 yg berbeda.

Pemeriksaan untuk mendeteksi antigen A dan B dengan aglutinasi langsung .Reaksi lebih lemah pada bayi daripada orangdewasa.Meskipun demikian dapat dideteksi pada embryo umur 5-6 mg

Antigen A dan B tidak secara penuh berkembang pada waktu lahir,kemungkinan karena struktur cabang oligoscharida tumbuh bertahap.

28

Page 17: Lo Immunohematologi1

Block 7 Genetic and Molecular Biology | softfile edition | Editor : Venny

Immunohematologi

Pada umur 2-4 tahun expresi antigen A dan B telah penuh berkembang dan tetap konstan sepanjang hidup.

Glycosphingolipid yang membawa A dan B oligosacharida merupakan bagian integral dari membrane sel darah merah,sel epithelial dan sel endothelial .

Bila orang tersebut mempunyai gen secretor,terdapat juga dalam bentuk larut dalam plasma,dalam sekresi cairan tubuh,saliva .

Gen2 terletak pada 3 lokus yang terpisah –Gen ABO,Gen Hh dan Gen Se (Sekretor) mengontrol terjadinya dan lokasi antigen A dan B

Subgroups

Subgroups ialah phenotype ABO yang berbeda dalam jumlah antigen yang ada pada sel darah merahnya dan pada sekretor,pada saliva ,sebagai akibat produk yg kurang effektif dari enzym glycosyltransferase.

Subgroup A lebih sering ditemukan daripada subgroup B.

Subgroup A terutama A1 dan A2

A1 dan A2 bereaksi kuat dengan anti-A pada pemeriksaan aglutinasi langsung

Perbedaan A1 dan A2 ialah dengan pemeriksaan dengan reagensia Lectin yg dibuat dari biji2an Dolichos Biflorus.

Anti-A1 bereaksi baik pada suhu < 37oc secara klinis tidak begitu penting kecuali bila reaktif pada suhu > 37oc

Pemeriksaan rutin dengan anti-A1 tidak perlu.

Sistem H

Sistem H mempunyai 2 gen H dan h.

Antigen H adalah molekul pendahulu antigen A dan B, sebelum menjadi antigen A atau B.

Gol O tidak mempunyai antigen A dan B dan pada sel banyak antigen H.

Banyaknya H antigen pada sel: O>A2>B>A2B>A1>A1B

Seperti antigen A dan B , antigen seperti antigen H terdapat dialam.

29

Page 18: Lo Immunohematologi1

Block 7 Genetic and Molecular Biology | softfile edition | Editor : Venny

Immunohematologi

Individu dengan Oh, sel darah merah tidak mempunyai H, mempunyai anti-A dan anti-B dan mempunyai anti-H yang secara klinis berarti /berbahaya dan kuat.

Pada Gol A1 , A1B , dan B ,antigen H yg dirubah ke A dan B hanya sedikit dan mempunyai anti-H,tetapi anti-H ini lemah,bereaksi pada suhu kamar dan secara klinis kurang berarti.

Oh –sel tidak punyai H,A dan B ditemukan pertamakali di Bombay,India disebut gol darah Bombay.

Pemeriksaan gol darah serupa dengan gol O,akan tetapi bila diperiksa dengan gol O maka akan terjadi ketidak cocokan yg kuat pada immediate spin/sentrifugasi.

Anti-H pada Oh bereaksi sekitar 4-370C semua sel darah merah kecuali dengan Oh .

Pasien harus ditransfusi dengan darah Oh .

Phenotype Oh akan terlihat reaksi dengan anti-H lectin (dari biji Ulex europaeus)

Oh timbul karena pewarisan dari gen hh

Gol Parabombay dapat phenotype Ah,Bh,atau ABh

Tidak terdeteksi antigen H,tetapi mempunyai sedikit A atau B antigen tergantung dari gen individu pada Lokus ABO.

Pemeriksaan dengan anti-A dan anti-B bisa tidak bereaksi atau positip lemah tetapi tidak bereaksi dengan anti-H lectin atau dengan anti-H dari Oh.

Serum Ah dan Bh mempunyai anti-H selain anti –A dan anti-B

Antibodi

Individu mempunyai antibodi terhadap antigen A atau B yg tidak ada pada sel darah merahnya.

Hal ini mengharuskan pemeriksaan ABO pada sel dan serum

Waktu timbul

Anti-A dan anti-B dapat dideteksi dalam serum setelah beberapa bulan setelah lahir.

Hampir tidak pernah, ditemukan antibodi pada waktu lahir

Sebagian besar antibodi yang terdapat dalam cord/umbilicus berasal dari ibu.

Pembentukan meningkat pada umur 5-10 th dan menurun pada usia lanjut.

Pada orang tua mempunyai anti-A dan anti-B yang lebih sedikit daripada orang muda

Pemeriksaan anti-A dan anti-B pada bayi2 baru lahir atau pada umur lebih muda dari 4-5 bulan tidak dapat dianggap valid sebab antibodi bayi berasal dari transfer placenta IgG anti-A dan anti-B ibu.

IgG dapat melewati placenta ,bayi dengan ibu gol O merupakan risiko untuk terjadi hemolitik disease of the newborn.(HDN)

30

Page 19: Lo Immunohematologi1

Block 7 Genetic and Molecular Biology | softfile edition | Editor : Venny

Immunohematologi

IgM dan IgG(yg alamiah dan yg immun) anti-A dan anti-B

Setiap orang akan membuat ,kecuali gol AB ,IgM anti-A atau IgM anti-B sebagai akibat rangsangan lingkungan,makanan dll.

Bila seorang mempunyai IgG anti- B maka dipastikan titer IgM anti-Anya akan tinggi. Dengan istilah titer anti-A tinggi .

Pada pemeriksaan serum grouping akan melisiskan sel darah merah

Antibodi yg bertiter tinggi penting pada keadaan berikut:

Transfusi whole blood gol O atau plasmanya pada orang yang bukan gol O

Bila plasma gol O mengandung anti-AB yg bertiter tinggi ,dapat menyebabkan kerusakan sel darah merah atau reaksi transfusi.

Hindari transfusi Whole Blood gol O pada yg bukan O,Atau hilangkan

plasma secara aseptik terlebih dahulu-menjadi sel darah merah pekat/packed cell.

Pada kehamilan bila ibu O dan bayinya A atau B

IgG anti-AB dapat melewati placenta sehingga dapat merusak sel darah merah janin.

Sewaktu lahir bayi dapat menderita anemia serta berwarna kuning akibat perusakan sel darah merah,( haemolytic disease of the newborn) dan bila karena IgG anti-D (Rhesus) maka kelainan biasanya lebih berat.

Bila seorang bayi lahir kuning harus dicari penyebabnya.

Ketidak cocokan gol ABO hanya merupakan salah satu penyebab.

Bila perlu exchange transfusi(transfusi tukar),dasar untuk memilih sama ,apapun penyebab warna kuning tersebut.

Periksa Direct antiglobulin test untuk melihat apakah sel bayi diselubungi oleh IgG.

Pemeriksaan laboratorium sistem ABO

Penetapan gol darah ABO seseorang sangat berkaitan dg transfusi darah yg aman.Ada beberapa methode :

Serology :Penetapan langsung antigen ABO dan naturally occuring antibodynya.Berarti penetapan gol darah merupakan upaya utama diUTD bentuk pemeriksaan meliputi dua komponen:

1. Antibody yg specifik pada penetapan antigen ABO tertentu pada red cell

2. Cells yg diketahui gol ABOnya yg diagglutinasi oleh naturally occuring antibody dalam serum seseorang.

Molecular biology:Termasuk penetapan langsung dari mutasi genotype yg sebenarnya yg menentukan phenotype seseorang .Proses ini terutama digunakan pada forensic medicine ,riset pada genetik populasi

31

Page 20: Lo Immunohematologi1

Block 7 Genetic and Molecular Biology | softfile edition | Editor : Venny

Immunohematologi

Pengembangan molecular biology merupakan revolusi kapasitas utk memeriksa mutasi pada genomic DNA.Proses ini disebut Polymerase Chain reaction .Proses ini memungkinkan specifik amplifikasi dari urutan DNA yg mengandung allele yg menentukan mutasi yg dapat dipelajari.

PCR tidak cocok pada klinis/lingkungan rumah sakit karena peekrjaannya lambat dan labour intensive sehingga tidak cocok utk skala besar orang yg membutuhkan peemriksaan dg cepat

Metode rutin ialah dg cara serology yg meliputi cara peemriksaan: Antigen sel darah merah-antigen sel darah merah sebagai akibat penambahan enzym dari sugar yg menentukan gol darah pada ujung precursor oligosacharida.terdapat pada banyak individu lebih dari 2 juta ABO antigen perred cell.Yg termasuk H antigen, A antigen, B antigen

Serum antibody-seseorang secara normal mempunyai naturally occuring antibody pada A,B,H antigen yg mereka tidak punya.Mereka timbul karena organisme lain(mis bakteria)mengexpresikan A,B,H antigen pada dinding sel,Expose yg terus menerus pada intestinal flora,food,dllmerangsang immune response pada antigen A,B,H yg mereka tidakpunya

Pembentukan anti-A dan anti-B mulai pada beberapa bulan pertama.mencapai puncaknya pembentukan pada umur 5-10th.

Produksi antibody menurun dg umur.

AntiA dan anti-B gol B dan A biasanya IgM dan bereaksi baik pada suhu kamar

Anti-A dan anti-B gol O biasanya IgG.Gol O memproduksi campuran anti-AB yg mengaglutinasi antigen A dan B.

Dalam laboratorium pemeriksaan gol ABO antigen dan naturally occuring antibodies dapat dilakukan dg 2 cara:

Manual serology-biasanya:slide test,micro titer plates,dan glass tubes

Automated methods mesin yg khusus yg serupa dg prinsip serology tetapimengauotmatisasi preses2 tertentu (kadang2 termasuk interpretation.

Kadang2 ada kondisi atau faktor yg dapat memberikan false negative reaction dg peemriksaan serology.

Pemeriksaan rutin gol ABO

Pemeriksaan dengan menggunakan anti-A dan anti-B untuk menentukan ada atau tidak adanya antigen disebut Pemeriksaan sel darah merah langsung.(Cell testing)

Pemeriksaan dengan menggunakan sel darah A dan B untuk memeriksa anti-A dan anti-B dalam serum disebut pemeriksaan serum(serum testing)

Pemeriksaan pada donor dan pasien harus pemeriksaan sel dan serum

32

Page 21: Lo Immunohematologi1

Block 7 Genetic and Molecular Biology | softfile edition | Editor : Venny

Immunohematologi

Sistim Rhesus

Ada kasus lagi neh. Perempuan Rh- menikah dengan laki-laki Rh+, maka anaknya akan memiliki Rh+. Anak pertama lahir sehat, tetapi anak berikutnya selalu keguguran. Kenapa seperti itu?

Jawabannya adalah…………….

Ketika lahir, perjadi percampuran darah janin ke darah ibu. Ibunya kan Rh-, berarti tidak mempunyai antigen Rh. Tapi janinnya itu Rh+, punya antigen Rh. kalo terjadi percampuran, maka darah ibu jadi mengandung Rh+, anti Rh+ dan tentunya Rh- dari darah ibunya sendiri. Lama-lama Rh+nya akan menghilang. Anti Rh ini terbentuk karena antigen Rh dari Rh+ masuk ke darah ibu dan dianggap sebagai musuh sehingga ibu membentuk anti Rh. Pada kelahiran pertama, antibody yang terbentuk hanya sedikit jadi anak pertama bisa sehat. Tapi pada anak kedua kalo Rh+ juga, maka ibu akan membentuk anti Rh lagi sehingga terakumulasi semakin banyak dan kemudian menyerang darah janin karena terjadi pencampuran darah. Jadilah hancur sel darah janinnya itu. Anti Rh ini bisa menetap seumur hidup kadang janin anak kedua bisa tertolong dengan cara transfuse tukar, jadi darah bayi dikeluarkan kenudian diganti dengan darah ibu.

Inkompabilitas rhesus ini berbeda dengan inkompabilitas system golongan darah ABO. Inkompabilitas ABO biasanya terjadi pada anak pertama, dan tidak terlalu berbahaya karena antibody yang berasal dari ibu bisa hilang.

Sistem Rhesus

Yg kedua setelah system ABO dalam masalah “Immunogenecity”

Bukan“naturally occuring antibodies”antibodies sebagai akibat stimulasi immunologis dg kontak langsung dg antigen pada sel darah merah(kecuali anti-E )

5 antigen utama D C c E e

Antigen2 lain (sekarang total 56 antigen)

Antigen D

Rh positive dan Rh negative, Istilah ini tergantung dari ada tidaknya antigen D

Kemungkinan klinis: Kebalikan dari gol A dan B,seseorang yg tidak mempunyai antigen D tidak mempunyai anti-D

Anti-D ditemukan setelah immunisasi mendapat transfusi darah atau kehamilan dengan D pos.

Antigen D mempunyai effek immunogenitas yg lebih besar dari antigen2 lainnya,> 80% orang yangD negatip yang mendapat transfusi D positip akan membentuk anti-D

Untuk menghindari hal ini darah resipien dan darah donor harus diperiksa antigen Dnya untuk meyakinkan bahwa resipien D negatip mendapat darah D negatip

Antigen2 lain sistem Rhesus. 1940 ditemukan antigen2 lain, C,c,E dan e

33

Page 22: Lo Immunohematologi1

Block 7 Genetic and Molecular Biology | softfile edition | Editor : Venny

Immunohematologi

Rh system

2 linked genes yg berdekatan satu menandai untuk antigan D dan yg lain menandai utk C/c dan E ata/e antigens

Secara historis ada 2 theori: Fisher –race,Wiener

Fisher –Race theory

3 sets allelic genes

C atau c,E atau e,D atau d dg d ialah amorph

Orang tua: Cc cc

Dd Dd

ee Ee

Anak:Cde/cde atau Cde/cDE atau cde/cDE atau cde/cde

Istilah2 Rhesus

Penulisan haplotype

Penulisan phenotype menyatakan haplotype dengan tulisan satu huruf R dan r,untuk haplotype yg memproduksi dan yang tidak memproduksi D.

Subscript atau superscript menunjukan kombinasi adanya antigen lain.

Misalnya R1 mempunyai D,C dan e bersama2

R2 mempunyai D,c dan E

Ro mempunyai D,c dan e

Pemeriksaan serologis untuk ekspresi Antigen Rh

Untuk memeriksa apakah seseorang mempunyai gen C,c,E dan e, sel darah merah harus diperiksa dengan anti-C,-c,-E,-e.

Bila sel darah menunjukan ada C atau c,E atau e maka orang tersebut dapat diperkirakan mempunyai gen2 tersebut.

Bila hanya mempunyai C atau c,E atau e orang tersebut diperkirakan homozygos untuk antigen tersebut.

34

Page 23: Lo Immunohematologi1

Block 7 Genetic and Molecular Biology | softfile edition | Editor : Venny

Immunohematologi

Antibodi Rh dalam Serum pasien

Sebagian besar anti-Rh timbul sebagai akibat expose dengan sel darah manusia setelah transfusi atau kehamilan,kecuali anti-E,anti-Cw.

Yang paling kuat immunogen ialah D disusul oleh c dan E.

Rh antibodies

IgG ,beberapa IgM jarang IgA (anti-e) bereaksi pada 37oC,secara klinis significant

Invivo hemolysis-spleen

Delayed hemolytic transfusion reaction

Hemolytic disease of the born

Bereaksi baik dg enzyme,bereaksi dg Indirect antihuman globulin

Secara umum tidak mengikat complement

Ada anti-Rh yang bersifat saline aglutinin tetapi sebagian besar bereaksi baik pada protein tinggi,antiglobulin atau enzym test.

Anti-D yg reaktif pada saline juga akan bereaksi baik pada tehnik antiglobulin,tehnik enzyme

Antibodi Rh dalam Serum pasien

Antibodi yg terdeteksi dapat bertahan sampai ber-tahun2.

Bila kadar antibody menurun maka dengan expose transfusi/kehamilan berikutnya dapat dengan singkat meningkatkan antibodi sebagai secondary imune response.

Anti-Rh tidak mengikat complement.

35

Page 24: Lo Immunohematologi1

Block 7 Genetic and Molecular Biology | softfile edition | Editor : Venny

Immunohematologi

Pemeriksaan Typing Rhesus

Pemeriksaan rutin Rhesus pada donor dan pasien hanya antigen D.

Pemeriksaan untuk antigen Rh yang lain hanya untuk hal2 tertentu seperti mengidentifikasi antibodi mendapatkan darah compatibel pada pasien dengan anti-Rh,pada paternity testing,membuat panel sel darah merah,dll

Immunisasi Rhesus

Responder

Non Responder

Bila sel darah merah diagglutinasi kuat dengan anti-D tetapi tidak pada control,catat hasil pemeriksaan D positip jangan meneruskan ke antiglobulin test.

Bila sel darah merah tidak diagglutinasi atau meragukan,cuci sel 3 kali dengan saline yg banyak, Setelah pencucian terakhir ,keluarkan saline secara total, tambahkan 2 drops reagensia antiglobulin serum.

Campur secara halus dan centrifuge 15detik pada 3400 rpm atau pada 1000 rpm 1 menit

Secara halus dirisuspensi sel darah merah,periksa ada tidaknya agglutinasi dan tulis derajat agglutinasi dan catat hasil pemeriksaan

Bila hasil pemeriksaan negatip ,tambahkan IgG coated sel darah merah dan ulangi sentrifugasi dan periksa ada tidaknya agglutinasi

Agglutinasi pada keadaan ini meyakinkan adanya reagen antiglobulin yg aktip pada campuran pemeriksaan .

Bila hasil pemeriksaan negatip pemeriksaan harus diulang,

Sistem MNSs

Fenotip gol MN

Gol N genotip NN

Gol M genotip MM

Gol MN genotip MN

Sistem MN

Dosis effek

Terdapat reaksi lebih kuat & titer yang lebih tinggi terhadap sel yg homozigot daripada yg heterozigot

36

Page 25: Lo Immunohematologi1

Block 7 Genetic and Molecular Biology | softfile edition | Editor : Venny

Immunohematologi

Sel M Sel N Sel MN

Anti-M +++ - +

Anti-N - +++ +

Anti-M

Sering ditemukan pada serum manusia pada saline agglutinin

Timbul tanpa adanya stimulasi/natural antibodi

Bisa bereaksi disuhu dingin dan hangat,reaksi diperkuat dengan albumin dan Liss,tidak bereaksi dengan enzym treated cell,karena antigen M terpotong dari permukaan sel oleh enzym proteolytik.

Terutama IgM,dapat juga IgG

Secara klinis tidak berbahaya waspada bila reaktif pada Indirect coombs test,bahaya HDN & Reaksi transfusi

Anti-N

Serupa dengan anti-M

Jarang ditemukan

Anti-S,anti-s

Anti-S,-s,U timbul setelah ada stimulasi

Anti-S bisa IgM atau IgG,bereaksi baik pada 37oC,pemeriksaan pada saline atau antiglobulin test.

Anti-s kebanyakan IgG.Pemeriksaan dengan antiglobulin test atau dengan tehnik enzym.

Anti-S dan anti-s dapat menyebabkan HDN dan reaksi transfusi hemolitik.

Nah, ini materi yang dijelasin sama dr. Suryanto.. Sebenernya slidenya masih banyak, klo ada 160 an slide. Cuma yang kira2 berhubungan sama blok genetic uda dimasukin disini.. klo temen temen mau liat slidenya silahkan buka blok misc.

37