LOMBA KARYA TULIS PENDIDIKAN NASIONAL UNYSEF 2013 “RUBBISH COLLECTING GAME SEBAGAI MEDIA UNTUK MENGEMBANGKAN KARAKTER CINTA LINGKUNGAN PADA ANAK USIA DINI” Diusulkan Oleh: Dicky Pradana 10403244006/2010 Siti Rokhimah 09403244047/2009 Tri Lestari 10520241003/2010 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA YOGYAKARTA
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LOMBA KARYA TULIS PENDIDIKAN NASIONAL
UNYSEF 2013
“RUBBISH COLLECTING GAME SEBAGAI MEDIA UNTUK
MENGEMBANGKAN KARAKTER CINTA LINGKUNGAN PADA ANAK USIA
DINI”
Diusulkan Oleh:
Dicky Pradana 10403244006/2010
Siti Rokhimah 09403244047/2009
Tri Lestari 10520241003/2010
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2013
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul Karya Tulis :“RUBBISH COLLECTING GAME SEBAGAI MEDIA UNTUK MENGEMBANGKAN KARAKTER CINTA LINGKUNGAN PADA ANAK USIA DINI”
2. Ketuaa. Nama Lengkap : Dicky Pradanab. NIM : 10403244006 c. Jurusan/Fakultas : Pendidikan Akuntansi/Ekonomid. Universitas/Institut/politeknik : Universitas Negeri Yogyakarta e. Alamat : Iromejan,GK III, 782, Yogyakartaf. No. Telp/HP : 085743301348g. email : [email protected]
4. Nama Anggota/Jurusan/Angkatan :1) Tri Lestari/Pendidikan Teknik Informatika/10520241003
Puji syukur bagi Allah SwT yang telah memberikan limpahan rahmat dan
hidayahNya kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul “RUBBISH COLLECTING GAME SEBAGAI MEDIA UNTUK
MENGEMBANGKAN KARAKTER CINTA LINGKUNGAN PADA ANAK USIA
DINI”
Terselesaikannya karya ini tidak terlepas dari bimbingan, dukungan dan doa
dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan karya ini. Ucapan
terima kasih yang setulus-tulusnya penulis sampaikan kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd, M.A., Rektor Universitas Negeri
Yogyakarta
2. Dr. Sumaryanto, M.Kes., Wakil Rektor III Universitas Negeri Yogyakarta
3. Siswanto, M.Pd., Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Yogyakarta
4. Annisa Ratna Sari, M.S.Ed, Dosen Pendamping karya ini
5. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya penulisan karya
ini, yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam karya ini, untuk itu kritik
serta saran yang membangun senantiasa kami harapkan untuk membangun
kesempurnaan karya ini. Semoga karya ini bisa bermanfaat bagi semua.
Yogyakarta, 19 April 2012
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN.................................................................................... ii
KATA PENGANTAR............................................................................................. iii
DAFTAR ISI........................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................. v
RINGKASAN......................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 3
C. Tujuan...................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 4
A. Pendidikan Karakter................................................................................. 4
B. Sampah..................................................................................................... 9
C. Game Edukasi untuk Anak Usia Dini..................................................... 12
BAB IIIMETODE PENULISAN........................................................................... 14
A. Langkah-langkah Pengumpulan Data..................................................... 14
B. Proses Pembuatan Rubbish Collecting Game......................................... 14
BAB IVPEMBAHASAN....................................................................................... 16
A. Rubbish Collecting Game (RCG) sebagai Media untuk
Mengembangkan Karakter Cinta Lingkungan pada Anak
Usia Dini................................................................................................. 16
B. Cara Memainkan Rubbish Collecting Game........................................... 16
C. Tampilan Singkat Game Edukasi Rubbish Collecting Game.................. 17
D. Perubahan Karakter Cinta Lingkungan Anak Usia Dini
Setelah Bermain Rubbish Collecting Game............................................ 21
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar1. Keterkaitan Tiga Kerangka Pikir Lickona............................................. 4
Gambar 2.Grand design yang dikembangkan Kemendiknas, 2010....................... 5
Gambar 3. Diagram proses optimalisasi sampah................................................... 11
Gambar 4.Mind Mapping Rubbish Coll................................................................. 15
Gambar 5. Tampilan halaman muka Rubbish Collecting Game............................ 17
Gambar 6. Tampilan Pengenalan Rubbish Collecting Game................................. 18
Gambar 7. Tampilan Petunjuk Permainan............................................................. 28
Gambar 8. Contoh sampah anorganik.................................................................... 19
Gambar 9. Contoh sampah organik........................................................................ 19
Gambar 10. Tampilan timer permainan pada saat permainann berjalan ................ 20
Gambar 11. Tampilan pada saat game menjelang selesai...................................... 20
Gambar 12. Tampilan pada saat game selesai........................................................ 21
v
RINGKASAN
Sampah merupakan masalah krusial yang dialami semua negara, baik negara berkembang maupun negara maju. Harian Neraca edisi 31 Oktober 2012 mengatakan bahwa Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan produksi sampah tahun 2011 dari 380 kota di Indonesia mencapai 80.000 ton lebih per hari. Fakta tersebut diperparah dengan kurangnya kesadaran masyarakat Indonesia untuk membuang sampah pada tempatnya, baik orang tua, dewasa, remaja, sampai anak-anak menjadi salah satu “aktor” yang merusak lingkungan dengan membuang sampah sembarangan. Padahal, banyak sekali dampak negatif yang disebabkan oleh pembuangan sampah sembarangan yaitu: pencemaran udara, pencemaran air dan menimbulkan banjir yang nantinya akan berdampak pada kesehatan manusia.
Banyaknya jumlah sampah yang diproduksi Indonesia per hari yang diperparah dengan banyaknya sampah yang dibuang sembarangan oleh semua kalangan dari orang tua sampai anak-anak, menjadikan penulis menggagas ide untuk membuat sebuah permainan berbasis teknologi yang kami rangkum dalam karya ilmiah berjudul “Rubbish Collecting Game sebagai Media untuk Mengembangkan Karakter Cinta Lingkungan pada Anak Usia Dini”. Game ini berisi sampah-sampah yang berserakan, tugas user adalah mengumpulkan sampah-sampah ini dalam tong sampah yang telah disediakan yaitu tong sampah hijau untuk sampah jenis organik dan tong sampah merah untuk sampah jenis anorganik. Game ini kami peruntukkan untuk anak usia dini, khususnya dalam rangka membangun persepsi anak sejak dini bahwa sampah harus dibuang pada tempatnya dan juga harus dipisahkan sampah organik dan anorganik. Menurut Elizabeth B. Hurlock, anak usia dini berada pada rentang umur 0-4 tahun untuk masa kanak-kanak, serta 4-12 tahun untuk masa anak-anak. Target yang kami jadikan subjek untuk game edukasi ini adalah anak-anak pada usia 6 tahun (setara kelas 1 SD). Hal ini dikarenakan pada usia tersebut menurut Piaget anak sudah mulai bisa berfikir skematik terhadap hal-hal atau obyek-obyek yang konkrit.
Metode penulisan menggunakan observasi dan wawancara. Selain itu, kami juga menggunakan kajian literatur sebagai penunjang untuk mendukung karya tulis ilmiah ini. Pembuatan aplikasi Rubbish Collecting Game menggunakan software Adobe Flash CS5, CorrelDraw X5, Adobe Audition CS 5, serta Adobe Photoshop CS 5.
Output yang ingin kami capai adalah lingkungan kita akan lebih terawat dan terjaga melalui pembentukan karakter cinta lingkungan pada anak usia dini. Indonesia akan menjadi negara yang lebih indah, dengan berkurangnya sampah yang berserakan dimana-mana. Tingkat penyebaran penyakit di Indonesia yang diakibatkan oleh lingkungan yang kotor akibat banyaknya sampah yang dibuang sembarangan akan menurun, dan juga akan menebarkan senyum kebahagiaan bagi masyarakat Indonesia dengan bersihnya negara ini.
Kata kunci: Rubbish Collecting Game, Karakter, Lingkungan
vi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sampah merupakan sesuatu yang sering dianggap “enteng” oleh kebanyakan
masyarakat Indonesia. Faktanya, sampah merupakan masalah krusial bagi setiap
negara baik negara berkembang maupun negara maju. Banyaknya jumlah penduduk
di Indonesia yang termasuk lima besar negara dengan tingkat kepadatan penduduk
tertinggi di dunia, menjadikan jumlah sampah yang diproduksi oleh Indonesia
semakin banyak pula. Harian Neraca edisi 31 Oktober 2012 mengatakan bahwa
Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan produksi sampah tahun 2011 dari 380 kota
di Indonesia mencapai 80.000 ton lebih per hari. Lebih lanjut, Harian Kompasiana
edisi 21 Maret 2012 menyebutkan bahwa diperkirakan timbunan sampah pada tahun
2020 untuk tiap orang tiap hari di Indonesia mencapai 2,1 kg.
Banyaknya sampah yang diproduksi oleh Indonesia, diperparah dengan
banyaknya pula masyarakat yang membuang sampah sembarangan, sehingga sampah
kurang terurus dan menyebabkan berbagai dampak 1rganic1 terutama dalam
pencemaran lingkungan. Dampak sampah bagi pencemaran lingkungan menurut
Imran SL Tobing antara lain:
1. Pencemaran Udara
Sampah (1rganic dan padat) yang membusuk umumnya mengeluarkan gas
seperti methan (CH4) dan karbondioksida (CO2) serta senyawa lainnya. Secara
global, gas-gas tersebut merupakan salah satu penyebab menurunnya kualitas
lingkungan (udara) karena mempunyai efek rumah kaca (green house effect) yang
menyebabkan peningkatan suhu dan menyebabkan hujan asam, sedangkan secara
lokal senyawa ini selain berbau tidak sedap/busuk, dapat mengganggu kesehatan
manusia.
2. Pencemaran Air
2
Proses pencucian sampah padat oleh air terutama air hujan merupakan sumber
timbulnya pencemaran air, baik air permukaan maupun air tanah. Akibatnya,
berbagai sumber air yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari (sumur) didaerah
pemukiman telah terkontaminasi yang mengakibatkan terjadinya penurunan
tingkat kesehatan manusia/penduduk.
3. Penyebab Banjir
Fisik sampah (sampah padat), baik yang masih segar maupun yang sudah
membusuk yang terbawa masuk ke selokan dan sungai akan menghambat aliran air
dan memperdangkal sungai. Pendangkalan mengakibatkan kapasitas sungai akan
berkurang, sehingga air menjadi tergenang dan meluap menyebabkan banjir.
Banjir tentunya akan mengakibatkan kerugian secara fisik dan mengancam
kehidupan manusia, terutama juga sebagai penyebab timbulnya berbagai penyakit
Fakta lain dalam Harian Kedaulatan Rakyat Edisi 1 Maret 2012 menyebutkan
bahwa akibat limbah sampah yang ditimbulkan oleh masyarakat dengan membuang
sampah sembarangan di sungai, mengakibatkan sungai-sungai di Indonesia mulai
tercemar dan ada sekitar 600 sungai di seluruh Indonesia yang berpotensi banjir
akibat penyumbatan limbah sampah. Uraian tersebut sudah menjadi alasan kuat
bahwa masyarakat Indonesia harus mampu menjaga lingkungan dengan cara
membuang sampah pada tempatnya. Kenyataan di lapangan banyak sekali warga
negara Indonesia yang kurang mempedulikan lingkungannya, yaitu masih banyaknya
anak-anak, orang dewasa, sampai orang tua yang suka membuang sampah
sembarangan. Orang tua seharusnya bisa menjadi contoh yang baik bagi orang yang
lebih muda, khususnya anak kecil yang notabene “gampang” meniru apa saja yang
dilakukan oleh orang yang ada disekitar mereka.
Kurangnya kesadaran penduduk Indonesia akan pentingnya membuang
sampah pada tempatnya diperparah dengan banyaknya anak kecil yang “ikut-ikutan”
membuang sampah sembarangan. Seharusnya sejak dini, anak sudah diberi contoh
akan sikap-sikap positif yang salah satunya membuang sampah pada tempatnya. Hal
tersebut dikarenakan perkembangan anak usia dini tidak hanya perkembangan dalam
hal fisik semata, melainkan perkembangan kognitif juga dibangun pada masa ini.
3
Pada suatu situs resmi Ibu dan Balita, disebutkan bahwa anak usia dini adalah peneliti
kecil, mereka aktif melakukan percobaan dan menganalisa apa yang ada di
sekelilingnya. Dukungan lingkungan untuk menunjang perkembangan kognitif anak
sangat diperlukan. Interaksi yang sehat antara anak dan lingkungan dapat
mengoptimalkan perkembangan kognitifnya. Teori lain menurut Piaget disebutkan
bahwa pada tahap ini, anak mencapai kemampuan untuk berfikir skematik terhadap
hal-hal atau obyek-obyek yang konkrit.
Berdasarkan uraian di atas, menjadikan penulis untuk menggagas ide
pembuatan game edukasi yang terangkum dalam karya ilmiah berjudul “RUBBISH
COLLECTING GAME SEBAGAI MEDIA UNTUK MENGEMBANGKAN
KARAKTER CINTA LINGKUNGAN PADA ANAK USIA DINI” sebagai solusi
untuk mengatasi permasalahan tersebut.
B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana Rubbish Collecting Game dapat dijadikan media untuk
mengembangkan karakter cinta lingkungan pada anak usia dini?
2) Bagaimana perubahan karakter cinta lingkungan anak usia dini setelah
bermain Rubbish Collecting Game?
C. Tujuan
1) Mengetahui bagaimana Rubbish game dapat dijadikan media untuk
mengembangkan karakter cinta lingkungan pada anak usia dini
2) Mengetahui perubahan karakter cinta lingkungan anak usia dini setelah
bermain Rubbish Collecting Game
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendidikan Karakter
1. Pentingnya Pendidikan Karakter
Gerakan untuk meningkatkan karakter anak bangsa sedang digalakkan
oleh Indonesia. Hal ini dilakukan untuk mengatasi krisis moral yang terjadi di
bangsa ini. Menurut Tadkiroatun Musfiroh (UNY, 2008), karakter mengacu
kepada serangkaian sikap (attitude), perilaku (behavior), motivasi (motivation)
dan keterampilan (skill). Karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti “to
mark” atau menandai dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai
kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku sehingga orang yang tidak
jujur, kejam, rakus dan perilaku jelek lainnya dikatakan orang berkarakter
jelek. Sebaliknya, orang yang perilakunya sesuai dengan kaidah moral disebut
dengan berkarakter mulia.
Menurut Lickona, karakter berkaitan dengan konsep moral (moral
knonwing), sikap moral (moral felling), dan perilaku moral (moral behavior).
Berdasarkan ketiga komponen ini dapat dinyatakan bahwa karakter yang baik
didukung oleh pengetahuan tentang kebaikan, keinginan untuk berbuat baik,
dan melakukan perbuatan kebaikan. Bagan dibawah ini merupakan bagan
keterkaitan ketiga kerangka pikir ini:
.
Gambar 1. Keterkaitan Tiga Kerangka Pikir Lickona
Karakter /Watak
Sikap Moral
Perilaku
Moral
Konsep Moral
5
Berdasarkan grand design yang dikembangkan Kemendiknas (2010),
secara psikologis dan sosial-kultural, pembentukan karakter dalam diri
individu merupakan fungsi dari seluruh potensi individu manusia (kognitif,
afektif, konatif dan psikomotorik) dalam konteks interaksi sosial kultural
(dalam keluarga, sekolah dan masyarakat) yang berlangsung sepanjang hayat.
Konfigurasi karakter dalam konteks totalitas proses psikologis dan sosial-
kultural tersebut dapat dikelompokkan dalam: Olah Hati (Spiritual and
Emotional Development), Olah Pikir (Intellectual Development), Olah Raga
dan Kinestetik (Physical and Kinestetic Development) dan Olah Rasa dan
Karsa (Affective and Creativity Development) yang secara diagramatik
digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2. Grand design yang dikembangkan Kemendiknas, 2010
Berdasarkan pembahasan di atas dapat ditegaskan bahwa pendidikan
karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara
sistematis untuk membantu peserta didik memahami nilai-nilai perilaku
manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri,
sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran,
sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama,
hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.
2. Karakter Cinta Lingkungan
Karakter merupakan ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu.
Ciri khas tersebut adalah asli dan mengakar pada kepribadian benda atau individu
tersebut, serta merupakan “mesin” yang mendorong bagaimana seorang
bertindak, bersikap, berucap, dan merespon sesuatu (Kertajaya, 2010). Terdapat
6
delapan belas nilai-nilai dalam pengembangan pendidikan karakter bangsa yang
dibuat oleh Diknas. Mulai tahun ajaran 2011, seluruh tingkat pendidikan di
Indonesia harus menyisipkan pendidikan yang berkarakter.
Adapun 18 karakter yang harus dimiliki oleh siswa menurut Diknas adalah
sebagai berikut :
1. Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang
dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun
dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang
selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat,
sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4. Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan
5. Kerja Keras
Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi
berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan
sebaik-baiknya.
6. Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari
sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas.
7
8. Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban
dirinya dan orang lain
9. Rasa Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam
dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
10. Semangat Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan
bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
11. Cinta Tanah Air
Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian,
dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial,
budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
12. Menghargai Prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu
yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati
keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/Komunikatif
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja
sama dengan orang lain.
14. Cinta Damai
Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang
dan aman atas kehadiran dirinya.
15. Gemar Membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang
memberikan kebajikan bagi dirinya.
16. Peduli Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada
lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk
memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi
8
17. Peduli Sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan
masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung-jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya,
yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan
(alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
Dari banyaknya karakter yang ingin dikembangkan oleh Diknas di atas, nilai
yang ingin dikembangkan penulis dalam karya tulis ini adalah karakter cinta
lingkungan (peduli lingkungan). Hal ini dilatarbelakangi banyaknya dampak
negatif yang ditimbulkan oleh keberadaaan sampah yang banyak dibuang
sembarangan oleh masyarakat Indonesia.
3. Pendidikan Karakter Cinta Lingkungan untuk Anak Usia Dini
Pentingnya pembentukan karakter positif untuk warga Indonesia, sehingga
Kemendiknas menerapkan materi pendidikan karakter dalam lembaga pendidikan.
Suatu situs berita online antaranews menyebutkan bahwa pendidikan karakter
yang dicanangkan Kementrian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) akan
diterapkan pada semua jenjang pendidikan, namun porsinya akan lebih besar
diberikan pada Sekolah Dasar (SD). Muhamad Nuh mengatakan pada jenjang SD
ini porsinya mencapai 60 persen dibandingkan dengan jenjang pendidikan
lainnya. Hal ini agar lebih mudah diajarkan dan melekat dijiwa anak-anak itu
hingga kelak ia dewasa.
Banyak sekali karakter yang ingin dikembangkan oleh Kemendiknas, salah
satunya yaitu karakter cinta lingkungan. Seperti yang kita ketahui, lingkungan
yang bersih akan membuat penduduknya sehat pula. Sebaliknya, lingkungan yang
kotor akan membuat penduduknya kurang sehat. Fakta dilapangan menunjukkan
bahwa berdasarkan hasil pemeringkatan yang dilakukan oleh Kementerian
Lingkungan Hidup yang disebutkan dalam situs online UMM, indeks kualitas
lingkungan hidup di Indonesia baru mencapai 61,07 persen pada 2010. Jumlah ini
9
masih di bawah indeks kualitas lingkungan hidup dunia yang mencapai 80-90
persen pada 2010. Hal tersebut seharusnya menjadi “pacuan” untuk kita supaya
bisa menjaga lingkungan hidup agar keberlangsungannya terjaga untuk anak cucu
kita.
Fakta di atas menunjukkan bahwa indeks kualitas lingkungan hidup harus
ditingkatkan, salah satunya dengan cara yang sejalan dengan program
Kemendiknas yaitu melalui pembentukan karakter sejak dini lewat pembentukan
karakter cinta lingkungan. Dengan adanya penanaman sejak dini kepada anak
bahwa lingkungan harus dijaga, maka akan mengakar pada diri anak usia dini
bahwa kita harus mencintai lingkungan.
B. Sampah
Kamus Lingkungan (1994), Memuat istilah sampah yaitu bahan yang tidak
mempunyai nilai atau tidak berharga untuk digunakan secara biasa atau khusus
dalam produksi atau pemakaian; barang rusak atau cacat selama manufaktur;
atau materi berlebihan atau buangan. Dr. Tanjung, M.Sc menjelaskan bahwa
sampah merupakan sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya
atau pemakai semula. Istilah Lingkungan untuk Manajemen, Ecolink (1996),
Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil
aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis.
Jenis sampah yang ada disekitar kita cukup beraneka ragam, ada yang
berupa sampah rumah tangga, sampah industri, sampah pasar, sampah rumah
Membangun Budaya Kritis Sejak Usia Dini3. Es Krim Jeruk Pecel Sebagai Alternatif Diet
Tradisional2012
4. Pengaruh Partisipasi Mahasiswa Fakultas Ekonomi pada Ormawa Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa
2012
5. Pengaruh Penggunaan Jejaring Sosial terhadap Minat Berbisnis Online Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta
2012
6. Pembinaan UMKM di Yogyakarta oleh Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Meningkatkan Peran Fakultas Ekonomi dalam Masyarakat
2012
Penghargaan yang pernah diraih :
1. Juara 3 Lomba Karya Tulis Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2012
2. Finalis LKTI Nasional Universitas Negeri Padang 20123. Penerima hibah dana PKM GT dari Dikti tahun 20124. Juara 1 Lomba PKM GT Pendidikan Ekonomi FE-UNY tahun 2012