KODE : FISTER-LSD-PJJ-01
Listrik Departemen Sains Terapandan Lingkungan
BAB III KEGIATAN PEMBELAJARAN
A. KEGIATAN PEMBELAJARAN 1. Listrik Statis dan GGL Induksi
1. Lembar Informasi
Michael Faraday (1791-1867), seorang ilmuwan berkebangsaan
Inggris, membuat hipotesis (dugaan) bahwa medan magnet
seharusnya dapat menimbulkan arus listrik. Berdasarkan
percobaan, ditunjukkan bahwa gerakan magnet di dalam
kumparan menyebabkan jarum galvanometer menyimpang.
Jika kutub utara magnet digerakkan mendekati kumparan, jarum galvanometer
menyimpang ke kanan. Jika magnet diam dalam kumparan, jarum galvanometer
tidak menyimpang. Jika kutub utara magnet digerakkan menjauhi kumparan,
jarum galvanometer menyimpang ke kiri. Penyimpangan jarum galvanometer
tersebut menunjukkan bahwa pada kedua ujung kumparan terdapat arus listrik.
Peristiwa timbulnya arus listrik seperti itulah yang disebut induksi
elektromagnetik. Adapun beda potensial yang timbul pada ujung kumparan
disebut gaya gerak listrik (GGL) induksi.
Terjadinya GGL induksi dapat dijelaskan sebagai berikut. Jika kutub utara magnet
didekatkan ke kumparan. Jumlah garis gaya yang masuk kumparan makin
banyak. Perubahan jumlah garis gaya itulah yang menyebabkan terjadinya
penyimpangan jarum galvanometer. Hal yang sama juga akan terjadi jika magnet
digerakkan keluar dari kumparan. Akan tetapi, arah simpangan jarum
galvanometer berlawanan dengan penyimpangan semula. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa penyebab timbulnya GGL induksi adalah perubahan
garis gaya magnet yang dilingkupi oleh kumparan.
Menurut Faraday, besar ggl induksi pada kedua ujung kumparan sebanding
dengan laju perubahan fluks magnetik yang dilingkupi kumparan. Artinya, makin
cepat terjadinya perubahan fluks magnetik, makin besar ggl induksi yang timbul.
Adapun yang dimaksud fluks nmgnetik adalah banyaknya garis gaya magnet
Disusun : Hary TridayantoTanggal : Maret 2011
Revisi : 0Tanggal :
Halaman 4 dari 31
KODE : FISTER-LSD-PJJ-01
Listrik Departemen Sains Terapandan Lingkungan
yang menembus suatu bidang. Penggunaan konsep ggl induksi di antaranya
digunakan pada generator dan transformator.
Arus listrik dapat terjadi karena perubahan garis-garis gaya/fluks magnet pada
suatu kumparan/lilitan. Menurut Faraday, perubahan fluks magnet pada suatu
kumparan akan menghasilkan gaya gerak listrik Induksi (GGL Induksi). Besarnya
GGL Induksi ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
= - N [d/dt]
Dimana :
= ggl Induksi (volt)
N = jumlah lilitan
d/dt = Laju perubahan fluks magnet (Wb/s)
Tanda negatif (-) pada Hukum Faraday Tersebut dipakai untuk menunjukkan
arah arus listrik induksi yang sesuai dengan Hukum Lenz yang menyatakan
bahwa arah arus induksi dalam suatu penghantar menghasilkan medan magnet
yang melawan perubahan garis gaya yang menimbulkannya.
Generator atau pembangkit listrik yang sederhana, biasanya digunakan pada
sepeda, mungkin pada saat ini jarang kita menemui sepeda yang menggunakan
dynamo tersebut. Dinamo digunakan untuk menyalakan lampu. Caranya ialah
bagian atas dinamo (bagian yang dapat berputar) dihubungkan ke roda sepeda.
Pada proses itulah terjadi perubalian energi gerak menjadi energi listrik.
Generator (dinamo) merupakan alat yang prinsip kerjanya berdasarkan induksi
elektromagnetik. Alat ini pertama kali ditemukan oleh Michael Faraday.
Berkebalikan dengan motor listrik, generator adalah mesin yang mengubah
energi kinetik menjadi energi listrik. Energi kinetik pada generator dapat juga
diperoleh dari angin atau air terjun. Berdasarkan arus yang dihasilkan. Generator
dapat dibedakan menjadi dua rnacam, yaitu generator AC dan generator DC.
Generator AC menghasilkan arus bolak-balik (AC) dan generator DC
Disusun : Hary TridayantoTanggal : Maret 2011
Revisi : 0Tanggal :
Halaman 5 dari 31
KODE : FISTER-LSD-PJJ-01
Listrik Departemen Sains Terapandan Lingkungan
menghasilkan arus searah (DC). Baik arus bolak-balik maupun searah dapat
digunakan untuk penerangan dan alat-alat pemanas.
Bagian utama generator AC terdiri atas magnet
permanen (tetap), kumparan (solenoida). cincin geser, dan
sikat. Pada generator. perubahan garis gaya magnet
diperoleh dengan cara memutar kumparan di dalam
medan magnet permanen. Karena dihubungkan
dengan cincin geser, perputaran kumparan menimbulkan GGL induksi AC. OIeh
karena itu, arus induksi yang ditimbulkan berupa arus AC. Adanya arus AC ini
ditunjukkan oleh menyalanya lampu pijar yang disusun seri dengan kedua sikat.
Sebagaimana percobaan Faraday. GGL induksi yang ditimbulkan oleh generator
AC dapat diperbesar dengan cara memperbanyak lilitan kumparan,
menggunakan magnet permanen yang lebih kuat, mempercepat perputaran
kumparan, dan menyisipkan inti besi lunak ke dalam kumparan. Contoh
generator AC yang akan sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah
dinamo sepeda. Bagian utama dinamo sepeda adalah sebuah magnet tetap dan
kumparan yang disisipi besi lunak. Jika magnet tetap diputar, perputaran
tersebut menimbulkan GGL induksi pada kumparan. Jika sebuah lampu pijar
(lampu sepeda) dipasang pada kabel yang menghubungkan kedua ujung
kumparan. lampu tersebut akan dilalui arus induksi AC. Akibatnya, lampu
tersebut menyala. Nyala lampu akan makin terang jika perputaran magnet tetap
makin cepat (laju sepeda makin kencang).
Prinsip kerja generator (dinamo) DC sama dengan generator AC. Namun, pada
generator DC arah arus induksinya tidak berubah. Hal ini disebabkan cincin yang
digunakan pada generator DC berupa cincin belah (komutator).
Agar tidak berbahaya tegangan yang tinggi itu harus diturunkan terlebih dahulu
sebelum arus listrik disalurkan ke rumah-rumah penduduk. Pada umumnya
tegangan listrik yang disalurkan ke rumah-rumah penduduk ada dua macam,
yaitu 220 volt dan 110 volt.
Disusun : Hary TridayantoTanggal : Maret 2011
Revisi : 0Tanggal :
Halaman 6 dari 31
KODE : FISTER-LSD-PJJ-01
Listrik Departemen Sains Terapandan Lingkungan
Alat yang digunakan untuk menurunkan tegangan
disebut transformator. Bagian utama
transformator adalah dua buah kumparan yang
keduanya dililitkan pada sebuah inti besi lunak.
Kedua kumparan tersebut memiliki jumlah lilitan
yang berbeda. Kumparan yang dihubungkan dengan sumber tegangan AC
disebut kumparan primer, sedangkan kumparan yang lain disebut kumparan
sekunder. Jika kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan AC
(dialiri arus listrik AC), besi lunak akan menjadi elektromagnet. Karena arus yang
mengalir tersebut adalah arus AC, garis-garis gaya elektromagnet selalu
berubah-ubah. Oleh karena itu, garis-garis gaya yang dilingkupi oleh kumparan
sekunder juga berubah-ubah. Perubahan garis gaya itu menimbulkan
GGL induksi pada kumparan sekunder. Hal itu
menyebabkan pada kumparan sekunder mengalir arus AC
(arus induksi).
Kita dapat rnembedakan transformator menjadi dua
macam. yaitu transformator step up dan transformator step
down. Transformator .step up adalah transformator yang jumlah lilitan
primernya lebih kecil dari pada lilitan sekunder. Oleh karena itu, transformator
step up dapat digunakun untuk menaikkan tegangan AC.
Transformator terdiri dari kumparan primer dan kumparan sekunder. Pada
transformator berlaku hubungan antara tegangan dan jumlah lilitan, secara
matematis dituliskan
V1 : V2 = N1 : N2
Transformator mempunyai daya guna (efisiensi). Efisiensi adalah perbandingan
antara energi yang dihasilkan dengan energi yang masuk. Secara matematis
dituliskan.
= Energi (output)/Energi (input) x 100%
= {V2 I2 t / V1 I1 t} x 100%
Disusun : Hary TridayantoTanggal : Maret 2011
Revisi : 0Tanggal :
Halaman 7 dari 31
KODE : FISTER-LSD-PJJ-01
Listrik Departemen Sains Terapandan Lingkungan
Dimana :
= Efisiensi (%)
V = Tegangan (volt)
I = Arus ampere (A)
Transformator ideal adalah transformator yang mempunyai efisiensi 100%.
Akan tetapi, tidak ada transformator yang ideal, pada umumnya efisiensi
transformator kurang dari 100%. Hal tersebut disebabkan adanya kebocoran
fluks magnet dan berubahnya sebagian energi menjadi energi panas.
Disusun : Hary TridayantoTanggal : Maret 2011
Revisi : 0Tanggal :
Halaman 8 dari 31
KODE : FISTER-LSD-PJJ-01
Listrik Departemen Sains Terapandan Lingkungan
2. Lembar Kerja (Terpisah)
3. Lembar Evaluasi (Terpisah)
Disusun : Hary TridayantoTanggal : Maret 2011
Revisi : 0Tanggal :
Halaman 9 dari 31
KODE : FISTER-LSD-PJJ-01
Listrik Departemen Sains Terapandan Lingkungan
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN 2. Mengukur Arus dan Tegangan Listrik
1. Lembar Informasi
Pada dasarnya sebuah rangkaian listrik terjadi ketika sebuah penghantar mampu
dialiri elektron bebas secara terus menerus. Aliran yang terus-menerus ini yang
disebut dengan arus, dan sering juga disebut dengan aliran, sama halnya dengan
air yang mengalir pada sebuah pipa. Pada zaman dahulu, arus listrik didefinisikan
sebagai aliran muatan positif, sekalipun kita sekarang tahu bahwa arus listrik itu
dihasilkan dari aliran elektron yang bermuatan negatif ke arah yang sebaliknya.
Satuan SI untuk arus listrik adalah ampere (A). Arus listrik adalah banyaknya
muatan listrik yang mengalir tiap satuan waktu. Muatan listrik bisa mengalir
melalui kabel atau penghantar listrik lainnya. Persamaan arus listrik dedifiniskan
sebagai berikut
I = Q/t
Dengan
I = kuat arus (ampere)
Q = mutana listrik (coloumb)
T = waktu (sekon)
Salah satu dasar dalam perhitungan elektro yang sering dibahas mengenai
satuan couloumb, dimana ini adalah besarnya energi yang setara dengan
elektron pada keadaan tidak stabil. Satu couloumb setara dengan
6.250.000.000.000.000.000. elektron. Symbolnya ditandai dengan Q dengan
satuan couloumb. Ini yang menyebabkan elektron mengalir, satu ampere sama
dengan 1 couloumb dari electron melewati satu titik pada satu detik. Pada
kasus ini, besarnya energi listrik yang bergerak melewati konductor
(penghantar).
Tenaga yang mendorong elektron agar bisa mengalir dalam sebauh rangkaian
dinamakan tegangan. Tegangan adalah sebenarnya nilai dari potensial energi
Disusun : Hary TridayantoTanggal : Maret 2011
Revisi : 0Tanggal :
Halaman 10 dari 31
KODE : FISTER-LSD-PJJ-01
Listrik Departemen Sains Terapandan Lingkungan
antara dua titik. Ketika kita berbicara mengenai jumlah tegangan pada sebuah
rangkaian, maka kita akan ditujukan pada berapa besar energi potensial yang
ada untuk menggerakkan elektron pada titik satu dengan titik yang lainnya.
Tanpa kedua titik tersebut istilah dari tegangan tersebut tidak ada artinya.
Tegangan listrik (kadang disebut sebagai Voltase) adalah perbedaan potensi
listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik, dinyatakan dalam satuan volt.
Besaran ini mengukur energi potensial sebuah medan listrik untuk
menyebabkan aliran listrik dalam sebuah konduktor listrik. Tergantung pada
perbedaan potensi listrik satu tegangan listrik dapat dikatakan sebagai ekstra
rendah, rendah, tinggi atau ekstra tinggi.
Satuan dan symbol dari satuan elektro ini menjadi sangat penting diketahui
ketika kita mengeksplorasi hubungan antara mereka dalam sebuah rangkaian.
Yang pertama dan mungkin yang sangat penting hubungan antara tegangan,
arus dan hambatan ini disebut Hukum Ohm. Ditemukan oleh Georg Simon Ohm
dan dipublikasikannya pada sebuah paper pada tahun 1827, The Galvanic
Circuit Investigated Mathematically. Prinsip Ohm ini adalah besarnya arus listrik
yang mengalir melalui sebuah penghantar metal pada rangkaian, Ohm
menemukan sebuah persamaan yang sederhana, menjelaskan bagaimana
hubungan antara tegangan, arus, dan hambatan yang saling berhubungan.
Persamaan yang menyatakan antara tegangan, arus, dan hambatan listrik
adalah sebagai berikut.
V = I .R
Dengan
V = tegangan dan
I = kuat arus listrik
R = hambatan (ohm)
Elektron bebas cenderung bergerak melewati konduktor dengan beberapa
derajat pergesekan, atau bergerak berlawanan. Gerak berlawanan ini yang
Disusun : Hary TridayantoTanggal : Maret 2011
Revisi : 0Tanggal :
Halaman 11 dari 31
KODE : FISTER-LSD-PJJ-01
Listrik Departemen Sains Terapandan Lingkungan
biasanya disebut dengan hambatan. Besarnya arus didalam rangkaian adalah
jumlah dari energi yang ada untuk mendorong electron, dan juga jumlah dari
hambatan dalam sebuah rangkaian untuk menghambat lajunya arus. Sama
halnya dengan tegangan hambatan ada jumlah relatif antara dua titik. Dalam
hal ini, banyaknya tegangan dan hambatan sering digunakan untuk menyatakan
antara atau melewati titik pada suatu titik. Hambatan listrik adalah
perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen elektronik (misalnya
resistor) dengan arus listrik yang melewatinya. Hambatan listrik dapat
dirumuskan sebagai berikut:
R = V/I
Dengan
V = tegangan dan
I = kuat arus listrik
R = hambatan (ohm)
Besarnya daya pada suatu rangkaian dapat di hitung dengan persamaan berikut.
P = V . I atau P = I2 . R atau P = V2/ R
Dimana :
P = daya, dalam satuan watt
V = tegangan dalam satuan volt
I = arus dalam satuan ampere
Untuk perangkaian seri hubungkan dengan menggunakan kabel penghubung
arus antara salah satu terminal lampu seri dengan kutub positif baterai,
kemudian hubungkan pula terminal lampu seri yang lainnya dengan bagian
baterai kutub negatifnya. Kedua lampu harus menyala dan bila lampu satu
dibuka lampu yang lainnya padam, seperti gambar berikut.
Disusun : Hary TridayantoTanggal : Maret 2011
Revisi : 0Tanggal :
Halaman 12 dari 31
KODE : FISTER-LSD-PJJ-01
Listrik Departemen Sains Terapandan Lingkungan
Untuk perangkaian paralel hubungkan dengan menggunakan kabel penghubung
arus antara salah satu terminal lampu paralel dengan kutub positif baterai,
kemudian hubungkan pula terminal lampu paralel yang lainnya dengan bagian
batere kutub negatifnya, kedua lampu harus menyala. Coba buka salah satu
lampu, maka lampu yang lainnya masih tetap menyala.
Disusun : Hary TridayantoTanggal : Maret 2011
Revisi : 0Tanggal :
Halaman 13 dari 31
KODE : FISTER-LSD-PJJ-01
Listrik Departemen Sains Terapandan Lingkungan
2. Lembar Kerja (Terpisah)
3. Lembar Evaluasi (Terpisah)
Disusun : Hary TridayantoTanggal : Maret 2011
Revisi : 0Tanggal :
Halaman 14 dari 31
KODE : FISTER-LSD-PJJ-01
Listrik Departemen Sains Terapandan Lingkungan
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN 3. Penyearah Tegangan Listrik
1. Lembar Informasi
Komponen Elektronika biasanya sebuah alat berupa benda yang menjadi bagian
pendukung suatu rangkaian elektronik yang dapat bekerja sesuai dengan
kegunaannya. Mulai dari yang menempel langsung pada papan rangkaian baik
berupa PCB, CCB, Protoboard maupun Veroboard dengan cara disolder atau
tidak menempel langsung pada papan rangkaian (dengan alat penghubung lain,
misalnya kabel). Komponen elektronika ini terdiri dari satu atau lebih bahan
elektronika, yang terdiri dari satu atau beberapa unsur materi dan jika
disatukan, dipanaskan, ditempelkan dan sebagainya akan menghasilkan suatu
efek yang dapat menghasilkan suhu atau panas, menangkap atau menggetarkan
materi, mengubah arus, tegangan, daya listrik dan lainnya. Komponen
elektronika yang akan dibahas berikut adalah diode dan kapasitor sebagai
komponen dalam membuat penyearah tegangan listrik.
Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik.
Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh
suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya
udara vakum, keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi
tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu
kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif
terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir
menuju ujung kutup negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke
ujung kutup positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif.
Muatan elektrik ini "tersimpan" selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung
kakinya. Di alam bebas, phenomena kapasitor ini terjadi pada saat terkumpulnya
muatan-muatan positif dan negatif di awan.
Disusun : Hary TridayantoTanggal : Maret 2011
Revisi : 0Tanggal :
Halaman 15 dari 31
KODE : FISTER-LSD-PJJ-01
Listrik Departemen Sains Terapandan Lingkungan
Dioda ditemukan oleh J.A Fleming pada tahun 1904, seorang ilmuwan dari
inggris (1849-1945). Mungkin bagi Anda seorang yang hobby dengan elektronika
atau seorang sarjana elektro, mungkin sudah sangat familiar dengan komponen
elektronika yang namanya dioda dan memahami cara kerjanya. Dioda adalah
salah satu komponen yang sangat sering digunakan seperti halnya resistor dan
kapasitor. Secara sederhana sebuah dioda bisa kita asumsikan sebuah katup,
dimana katup tersebut akan terbuka manakala air yang mengalir dari belakang
katup menuju kedepan, sedangkan katup akan menutup oleh dorongan aliran air
dari depan katup. Simbol umum diode adalah seperti gambar berikut.
Dioda disimbolkan dengan gambar anak panah yang pada ujungnya terdapat
garis yang melintang. Simbol tersebut sebenarnya adalah sebagai perwakilan dari
cara kerja dioda itu sendiri. Pada pangkal anak panah disebut juga sebagai anoda
(kaki positif = P) dan pada ujung anak panah disebut sebagai katoda (kaki
negative = N).
Rangkaian Dioda: Penyearah Tegangan
Sebagai penyearah tegangan, dioda digunakan untuk mengubah tegangan bolak-
balik (AC) menjadi tegangan searah(DC). Penyearah tegangan ini ada 2 macam,
yaitu :
1. Penyearah setengah gelombang (half-wave rectifier)
2. Penyearah gelombang penuh (full-wave rectifier)
Penyearah setengah gelombang ( half-wave rectifier )
Saat digunakan sebagai penyearah setengah gelombang, dioda menyearahkan
tegangan AC yang berbentuk gelombang sinus menjadi tegangan DC hanya
Disusun : Hary TridayantoTanggal : Maret 2011
Revisi : 0Tanggal :
Halaman 16 dari 31
KODE : FISTER-LSD-PJJ-01
Listrik Departemen Sains Terapandan Lingkungan
selama siklus positif tegangan AC saja. Sedangkan pada saat siklus negatifnya,
dioda mengalami panjaran balik (reverse bias) sehingga tegangan beban (output)
menjadi nol.
Pada contoh di atas, anggaplah Vin sebagai tegangan input rangkaian setelah
diturunkan oleh transformator yang mempunyai nilai sebesar 20Vpp atau
7,071VRMS. Setelah disearahkan menggunakan dioda maka akan di dapat nilai
tegangan DC atau nilai rata-ratanya.
Dari hasil simulasi dengan contoh perhitungan diatas terlihat bahwa terdapat
perbedaan nilai. Hal ini bisa disebabkan karena komponen pada simulasi tidak
ideal dan ini juga bisa terjadi pada percobaan secara langsung. Nilai tegangan
yang ditunjukkan pada multimeter adalah nilai komponen AC (VAC) atau DC (VDC)
saja. Sementara, untuk mengetahui tegangan puncak ke puncak (Vpp) diperlukan
pengukuran menggunakan osiloskop atau bisa juga dengan perhitungan setelah
VAC sudah diketahui.
Catatan : VAC = VRMS = VEFEKTIF
Penyearah gelombang penuh (full-wave rectifier)
Disusun : Hary TridayantoTanggal : Maret 2011
Revisi : 0Tanggal :
Halaman 17 dari 31
KODE : FISTER-LSD-PJJ-01
Listrik Departemen Sains Terapandan Lingkungan
Saat digunakan sebagai penyearah gelombang penuh, dioda secara bergantian
menyearahkan tegangan AC pada saat siklus positif dan negatif. Penyearah
gelombang penuh ada 2 macam dan penggunaannya disesuaikan dengan
transformator yang dipakai. Untuk transformator biasa digunakan jembatan
dioda (dioda bridge) sementara untuk transformator CT digunakan 2 dioda saja
sebagai penyearahnya.
Penyearah gelombang penuh dengan jembatan dioda (dioda bridge)
Pada dioda bridge, hanya ada 2 dioda saja yang menghantarkan arus untuk
setiap siklus tegangan AC sedangkan 2 dioda lainnya bersifat sebagai isolator
pada saat siklus yang sama. Untuk memahami cara kerja dioda bridge,
perhatikanlah kedua gambar berikut.
Saat siklus positif tegangan AC, arus mengalir melalui dioda B menuju beban dan
kembali melalui dioda C. Pada saat yang bersamaan pula, dioda A dan D
mengalami reverse bias sehingga tidak ada arus yg mengalir atau kedua dioda
tersebut bersifat sebagai isolator.
Disusun : Hary TridayantoTanggal : Maret 2011
Revisi : 0Tanggal :
Halaman 18 dari 31
KODE : FISTER-LSD-PJJ-01
Listrik Departemen Sains Terapandan Lingkungan
Sedangkan pada saat siklus negatif tegangan AC, arus mengalir melalui dioda D
menuju beban dan kembali melalui dioda A. Karena dioda B dan C mengalami
reverse bias maka arus tidak dapat mengalir pada kedua dioda ini.
Kedua hal ini terjadi berulang secara terus menerus hingga didapatkan tegangan
beban yang berbentuk gelombang penuh yang sudah disearahkan (tegangan DC).
Grafik sinyal dari penyearah gelombang penuh dengan jembatan dioda (dioda
bridge) ditunjukkan seperti pada gambar berikut
Jembatan dioda (dioda bridge) tersedia dalam bentuk 1 komponen saja atau pun
bisa dibuat dengan menggunakan 4 dioda yang sama karakteristiknya. Yang
harus diperhatikan adalah besar arus yang dilewatkan oleh dioda harus lebih
besar dari besar arus yang dilewatkan pada rangkaian.
Disusun : Hary TridayantoTanggal : Maret 2011
Revisi : 0Tanggal :
Halaman 19 dari 31
KODE : FISTER-LSD-PJJ-01
Listrik Departemen Sains Terapandan Lingkungan
Penyearah gelombang penuh menggunakan 2 dioda
Seperti telah disebutkan diatas, penyearah gelombang penuh menggunakan 2
dioda ini hanya bisa digunakan pada transformator CT, dimana tegangan
sekunder yang dihasilkan oleh trafo CT ini adalah : dimana V1=teg primer dan
V2=teg sekunder
Cara kerja penyearah gelombang penuh jenis ini dapat dijelaskan seperti
berikut :
Pada bagian sekunder trafo CT terdapat 2 sinyal output yang terjadi secara
bersamaan, mempunyai amplitudo yang sama namun berlawanan fasa. Saat
tegangan input (teg. primer) berada pada siklus positif, pada titik AO akan terjadi
siklus positif sementara pada titik OB akan terjadi siklus negatif. Akibatnya D1
akan mengalami panjaran maju (forward bias) sedangkan D2 mengalami
panjaran balik (reverse bias) sehingga arus akan mengalir melalui D1 menuju ke
beban dan kembali ke titik center tap.
Disusun : Hary TridayantoTanggal : Maret 2011
Revisi : 0Tanggal :
Halaman 20 dari 31
KODE : FISTER-LSD-PJJ-01
Listrik Departemen Sains Terapandan Lingkungan
Saat tegangan input (teg. primer) berada pada siklus negatif, pada titik AO akan
terjadi siklus negatif sementara pada titik OB akan terjadi siklus positif. Akibatnya
D2 akan mengalami panjaran maju (forward bias) sedangkan D1 mengalami
panjaran balik (reverse bias) sehingga arus akan mengalir melalui D2 menuju ke
beban dan kembali ke titik center tap.
Dari penjelasan cara kerja penyearah gelombang penuh jenis ini terlihat bahwa
tegangan yang terjadi pada beban mempunyai polaritas yang sama tanpa
memperdulikan dioda mana yang menghantar karena arus mengalir melalui arah
yang sama sehingga akan terbentuk gelombang penuh yang disearahkan seperti
ditunjukkan pada grafik sinyal berikut.
Disusun : Hary TridayantoTanggal : Maret 2011
Revisi : 0Tanggal :
Halaman 21 dari 31
KODE : FISTER-LSD-PJJ-01
Listrik Departemen Sains Terapandan Lingkungan
2. Lembar Kerja (Terpisah)
3. Lembar Evaluasi (Terpisah)
Disusun : Hary TridayantoTanggal : Maret 2011
Revisi : 0Tanggal :
Halaman 22 dari 31
KODE : FISTER-LSD-PJJ-01
Listrik Departemen Sains Terapandan Lingkungan
C. KEGIATAN PEMBELAJARAN 4. Cara Kerja Osiloskop
1. Lembar Informasi
Osiloskop adalah alat yang digunakan untuk menyelidiki pola gelombang listrik,
mengukur waktu perioda, frekuensi, dan menyelidi bentuk-bentuk gelombang
atau sinyal listrik. Osiloskop menggunakan tabung sinar katoda atau CRT
(Cathode Ray Tube) untuk menampilkan gambar sinyal listrik. Tabung sinar
katoda tersebut meliputi tabung hampa, senapan elektron, kapasitor
pembelok, dan layar yang dapat berpendar (flouresen). Berkas elektron oleh
system kapasitor vertical dan horizontal dapat diberi simpangan ke atas-ke
bawah atau dibelokkan ke kiri dan ke kanan. Berkas eleKtron mengenai layar
flouresen dan berpendar.
Disusun : Hary TridayantoTanggal : Maret 2011
Revisi : 0Tanggal :
Halaman 23 dari 31
KODE : FISTER-LSD-PJJ-01
Listrik Departemen Sains Terapandan Lingkungan
Spesifikasi osiloskop adalah sebagai berikut.
Simpangan vertikal :
Penyabung masukan : DC, AC, ( GND );
Jangkauan kedudukan berkas cahaya garis : dapat dikalibrasi;
Impedansi masukan: langsung; 1 Mohm, toleransi 5 %, 50pF. melalui
pelemahan pelacak: 10 M Ohm, 15pF ( 10:1);
Tegangan max. Masukan : 300 V (DC + AC puncak);
Lebar jangkauan frekuensi: 10Hz sampai 10 MHz, - 3dB.
Simpangan horizontal:
Operating modes : AUTO, TRIG, X Y ;
Input Impedance : 1 M Ohm 5 %, 55pF;
Trigger Source : INT, LINE, EXT;
Bandwidth : AC 10 Hz 1 MHz; -3 Db.
Trigger Sensitivity :
- Trigger AC : INT ( 10 Hz 10 MHz : 1 div ), EXT ( 10 Hz 10 MHz : 0.3 V ) ;
- Auto ; INT : ( 50 Hz 10 MHz : 1 div ), EXT ( 50 Hz 10 MHz : 0..3 div ).
Bagian-bagian osiloskop terdiri atas; layar penampil gelombang, tombol
pengaturan gelombang, tombol pengaturan intensitas cahaya, tombol pengatur
posisi garis berkas sinar, dan soket-soket terminal masukan pelacak (probe).
Pengukuran Tegangan DC
a) Hubungkan tegangan yang akan anda cek pada ujung probe (ground kabel
luar dan positif pada ujugn probe). Misal pada gambar berikut diperlihathan
mengukur tegangan batere;
Disusun : Hary TridayantoTanggal : Maret 2011
Revisi : 0Tanggal :
Halaman 24 dari 31
KODE : FISTER-LSD-PJJ-01
Listrik Departemen Sains Terapandan Lingkungan
b) Tegangan batere adalah 1,5 volt, oleh karena itu Volt/div dapat diset pada
1 Volt/div.
c) Perhatikan layar osiloskop, garis berkas cahaya ada di atas garis semula
(garis ground), lihat gambar berikut.
d) Hitung tegangan Batere, berapa kotak garis berkas cahaya ada di atas garis
ground.
Pengukuran Tegangan dan Frekuensi Arus AC
a) Lakukan seperti pada tahapan kalibrasi dari 1 s/d 13 terkecuali tahapan 12,
(jika tidak perlu dilakukan kalibrasi ulang).
b) Arus AC yang diukur, misal tegangan yang keluar dari power supply AC.
Disusun : Hary TridayantoTanggal : Maret 2011
Revisi : 0Tanggal :
Halaman 25 dari 31
KODE : FISTER-LSD-PJJ-01
Listrik Departemen Sains Terapandan Lingkungan
c) Set tegangan keluar AC power supply misal pada tegangan 6 Volt/AC.
d) Tetapkan Volt/div pada posisi 1 volt/div.
e) Set Time/div pada 10 ms/div yaitu sesuai untuk satu div atau satu kotak
untuk setiap jarak kotak horizontal 100 Herz.
f) Misal setelah dihubungkan tampak pada layar sebagai berikut.
Pada gambar di atas, misal jarak antara puncak ke puncak horizontal adalah
5 div. Ini berarti periode (T) tegangan adalah : T= 5 x 10 ms = 50 ms = 0,05 s.
Frekuensinya adalah f=1/T = 20 Hz
g) Tegangan dari puncak ke puncak adalah 3 div ke atas dan 3 div ke bawah
jumlahnya adalah 6 div. Jadi tegangan yang puncak-ke puncak adalah 6
Volt.
SIGNAL AUDIO GENERATOR
Disusun : Hary TridayantoTanggal : Maret 2011
Revisi : 0Tanggal :
Halaman 26 dari 31
KODE : FISTER-LSD-PJJ-01
Listrik Departemen Sains Terapandan Lingkungan
Signal audio generator adalah alat pembangkit gelombang listrik sinusoidal,
segitiga, atau kotak untuk memahami bentuk dan pola gelombang listrik. Alat ini
juga dapat digunakan untuk menyelidiki rangkaian yang kurang baik dari suatu
rangkaian/sirkuit listrik atau elektronika dan dapat digunakan sebagai sumber
tegangan/arus AC untuk percobaan rangkaian penguatan transistor.
Spesifikasi signal audio generator adalah sebagai berikut.
Bentuk gelombang keluaran; sinus, segitiga, dan kotak;
Mempunyai impedansi keluaran dua buah: 8 Ohm, dan 500 Ohm;
Jangkauan frekuensi keluaran dapat disetel: 20 Hz s.d 20000Hz;
Daya keluaran : 8 Watt pada beban 8 Ohm;
Tegangan daya masukan utama : 220 Volt.
Bagian-bagian signal audio generator adalah sebagai berikut.
Bagian-bagian utama signal audio generator terdiri atas; pengatur keluaran
frekuensi, bentuk pola gelombang keluaran, dan pengatur tegangan keluaran.
Rincian bagian-bagian panel signal dapat dilihat pada gamba berikut.
Disusun : Hary TridayantoTanggal : Maret 2011
Revisi : 0Tanggal :
Halaman 27 dari 31
KODE : FISTER-LSD-PJJ-01
Listrik Departemen Sains Terapandan Lingkungan
Cara penggunaan signal audio generator adalah sebagai berikut.
Siap signal audio generarot di atas meja yang dekat dengan stopkontak
jaringan PLN.
Pasangkan kabel AC ke stop kontak.
Nyalakan signal dengan menghidupkan tombol daya.
Atur penguatan kekerasan volume dengan menekan tombol pelemaham
keluaran.
Hubungkan keluaran signal dengan osiloskop pada bagian keluaran.
Nyalakan osiloskope dan tunggu sampai keluar bentuk pola gelombang
keluarannya.
Atur bentuk tayangan gelombang dengan mengeset osiloskope pada posisi
yang mudah diamati.
Putar pengatur frekuensi signal sambil memperhatikan bentuk gelombang.
Apakah terjadi perubahan. Jika ya berarti signal sudah dapat bekerja dengan
baik.
Alat ini sebagai alat yang pendukung pada kegiatan percobaan siswa dalam
hal:mengenali bentuk gelombang sinus dan kotak; mempelajari cara mengukur
periode dan frekuensi gelombang; sebagai sumber bunyi; memperkenalkan
perpaduan gelombang bunyi;
Disusun : Hary TridayantoTanggal : Maret 2011
Revisi : 0Tanggal :
Halaman 28 dari 31
KODE : FISTER-LSD-PJJ-01
Listrik Departemen Sains Terapandan Lingkungan
Disusun : Hary TridayantoTanggal : Maret 2011
Revisi : 0Tanggal :
Halaman 29 dari 31
KODE : FISTER-LSD-PJJ-01
Listrik Departemen Sains Terapandan Lingkungan
2. Lembar Kerja (Terpisah)
3. Lembar Evaluasi (Terpisah)
Disusun : Hary TridayantoTanggal : Maret 2011
Revisi : 0Tanggal :
Halaman 30 dari 31
KODE : FISTER-LSD-PJJ-01
Listrik Departemen Sains Terapandan Lingkungan
DAFTAR PUSTAKA
Halliday., Resnict., Terjemahan: Silaban, Pantur., Sucipto, Erwin., 1985, Fisika, Jilid 1,edisi ketiga, Erlangga, Jakarta
Kertiasa, Nyoman, 1993, Fisika 1 Untuk Sekolah Menengah Umum, DikdasmenDepdikbud, Jakarta.
Waluyanti, Sri., dkk, 2008, Alat Ukur dan Teknik Pengukuran, Dikdasmen Depdiknas,Jakarta.
Mashuri, dkk,. 2008, Fisika non Teknologi, Dikdasmen Depdiknas, Jakarta.
Modul praktik fisika dasar, Laboratorium Fisika, Vedca
http://www.sentra-edukasi.com
Disusun : Hary TridayantoTanggal : Maret 2011
Revisi : 0Tanggal :
Halaman 31 dari 31