Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, …kc.umn.ac.id/874/8/LAMPIRAN.pdf · 2017-07-11 · MEDIA KIT Manajemen Media..., Natasha Alana Dodds, FIKOM UMN, 2015
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
LAMPIRAN
Manajemen Media..., Natasha Alana Dodds, FIKOM UMN, 2015
MEDIA KIT
Manajemen Media..., Natasha Alana Dodds, FIKOM UMN, 2015
FebruariI Year of the Goat
Deadline: 30 Januari Terbit: 11 Februari
II Best Food Delivey Deadline: 13 Februari Terbit: 25 Februari
Januari I New Year. New Me
Deadline: 7 Januari Terbit: 14 Januari
II Life in a Blog Deadline: 16 Januari Terbit: 28 Januari
MaretI Breakfast & Brunch
Deadline: 27 Februari Terbit: 11 Maret
II DIY with Kids Deadline: 13 Maret Terbit: 25 Maret
AprilI Aneka Es/Dessert
Deadline: 27 Maret Terbit: 8 April
II Earth Day Deadline: 10 April Terbit: 22 April
MeiI Kantin-Kantin di
Perkantoran, Mall, Rumah Sakit
Deadline: 24 April Terbit: 6 Mei
II Holiday Deadline: 8 Mei Terbit: 20 Mei
JuniI Holiday Time!
Deadline: 29 Mei Terbit: 10 Juni
II Kids Activities Deadline: 12 Juni Terbit: 24 Juni
JuliI Ramadan in Frame
Deadline: 26 Juni Terbit: 8 Juli
II Lebaran in Style Deadline: 10 Juli Terbit: 22 Juli
AgustusI 70 Tahun Indonesia
Deadline: 31 July Terbit: 12 Agustus
II How to Survive in Jakarta Deadline: 14 Agustus
Terbit: 26 Agustus
SeptemberI IIMS 2015
Deadline: 28 Agustus Terbit: 9 September
II Pelaku Seni/ Jakarta Artist Deadline: 11 September
Terbit: 23 September
OktoberI Cheap Eats/Area 12 tahun
Deadline: 2 Oktober Terbit: 14 Oktober
II Night at Museum / Scary Places Deadline: 16 Oktober
Terbit: 28 Oktober
NovemberI Fashion Spread
Deadline: 30 Oktober Terbit: 11 November
II X-mas Cookies Deadline: 13 November
Terbit: 25 November
DesemberI Best of 2015
Deadline: 27 November Terbit: 9 Desember
II New Year’s Event 2016 Deadline: 11 Desember Terbit: 23 Desember
*Tema Area 2015 bersifat tentatif dan bisa mengalami perubahan sewaktu-waktu.
TEMA AREA DI 2015 THE MAGAZINEPublished since October 2003, area magazine is the leading city guide for the local by the local. Over the years, magazine has become the preference source of breaking news on Jakarta’s lifestyle trends, art & culture activities, kids programs, and entertainment industry. Each issue of magazine showcases the style Guide, hottest scenes, tastiest flavors, and finest arts. Jakarta residents and visitors know they can rely on magazine for any information about this city. magazine will entertain as it informs, and will enlighten as it educates.
READERS magazine audience is comprised
primarily of local Jakarta residents between the age of 20—44. They specialize in a variety of areas; advertising, banking, finance, media, and many more. They represent markets large and small across Jakarta. As a group, they earn significant incomes—and spend more on goods and services.
CIRCULATION magazine reaches 20.000 local
residents on every wednesday week II and week IV of the month. 6% of which are paid basis (subscribers). Readers share their copies of magazine with an average of 4 others, making the pass-along audience nearly 80.000.
BENEFITS Our writers will write about your product
Thousands of our readers will read the article
Your banner will be clicked directly to your website
Our social media will increase your brand awareness
(based on 2006 Reader Survey)
ages between 20-38
married
50%75%
MEDIA KIT
Manajemen Media..., Natasha Alana Dodds, FIKOM UMN, 2015
FOR MORE INFORMATION: +62-21 769 3571, +62-21 769 3572 +62-21 765 5474 [email protected]
ALSO FOLLOW:
MEDIA KIT
AVERAGE PER ISSUE COPY 2014-2015 60, 000
PR
INT
ED
ITIO
N
TAB
LET
ED
ITIO
N FORNT COVER (FULL PAGE) IDR 10,000,000
INSIDE FRONT COVER (FULL PAGE) IDR 8,000,000
INSIDE PREMIUM FULL PAGE IDR 6,000,000
INSIDE FULL PAGE IDR 5,000,000
ADVERTORIAL IDR 7,000,000
RATE CARD OF
READERS Young professionals
Gadget lovers
Tablet users
Owns a credit card
42% 58%AB ABC 1
AVERAGE DOWNLOAD PER ISSUE VIA iOS & ANDROID 17,000
@areamagzareamagzwww.areamagz.com
Manajemen Media..., Natasha Alana Dodds, FIKOM UMN, 2015
Wawancara Gandrasta Bangko untuk memenuhi kebutuhan skripsi
Natasha Alana di Kampus Universitas Multimedia Nusantara.
Permohonan : Senin, 31 Oktober 2014
Dijawab : Kamis, 3 November 2014
Judul Skripsi :
MANAJEMEN MEDIA PADA LIFESTYLE MAGAZINE DALAM MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI
(Studi Kasus Majalah Area) Narasumber : Gandrasta Bangko
Jabatan : Business Director
Media Satu Group – Area Magazine
Halo Natasha,
Silakan terlampir ya.
Salam anget, gandrastabangko +628979793733
1. Bisa Bapak jelaskan sejarah berdirinya Media Satu Group? GB: Awalnya hanya majalah Area dengan nama PT. Media Satu.
Grup nya baru berdiri di tahun 2005.
2. Bisa Bapak jelaskan sejarah berdirinya Area Magazine? GB: majalah Area lahir tahun 2003. Karena trend majalah lifestyle
yang fokus pada satu kota (Jakarta) belum terlalu berkembang.
Terlebih Area ada majalah gratis yang saat itu juga belum banyak.
3. Mengapa RP lebih memilih untuk menerbitkan majalah ber-genre lifestyle?
Manajemen Media..., Natasha Alana Dodds, FIKOM UMN, 2015
GB: trend adalah kesempatan bisnis yang terbuka.
4. Mengapa RP memilih untuk menerbitkan majalah gratis bukan berbayar dan mengapa memilih untuk diterbitkan biweekly? GB: karena memang belum banyak.majalah dengan model bisnis
seperti itu saat itu. Jadi keputusan sebagai majalah gratis dan
dwibulanan sekali lagi soal kesempatan bisnis.
5. Apakah ada majalah luar yang menjadi refrensi Area? Jika ada
mengapa memilih majalah tersebut? Apa yang diambil setelah 11 tahun, tetap sama atau mengembangkannya menjadi suatu yang berbeda?
GB: kebetulan Reza pernah terlibat di Paper magazine Us. Inspirasi
juga datang dari timeout magazine yang membahas secara spesifik
perkembangan dan trend di kota tertentu.
6. Mengapa ukuran majalah Area A5, sementara pada zaman itu majalah rata-rata berukuran besar, mengapa memilih ukuran kecil? GB: handy. Kecil artinya mudah dibawa dan disebarkan. Itu salah
satu strategi kita dalam bentuk produk, barangnya kecil dan
harganya 0 rupiah alias gratis.
7. Untuk pertama kalinya Area terbit, sebelum ada iklan, butuh
spare ROI berapa tahun untuk majalah Area tetap beroperasi? Boleh saya tahu model bisnis Area sejak awal berdiri, dalam arti how you get money? GB: Sekitar dua tahun ROI. Memang dua tahun itu majalah bari
bisa dikatakan ‘sukses’ ya. Ini bukan bisnis mudah. Masih harus
banyak berkorban sebelum betul-betul menghasilkan. Model
bisnisnya sederhana. Pendapatan utama dari iklan.
Manajemen Media..., Natasha Alana Dodds, FIKOM UMN, 2015
8. Bulan Oktober ini Area genap berusia 11 tahun, pasti mengalami jatuh-bangun. Bagaimana Area bisa bertahan dan bagaimana proses pertumbuhan majalah Area dari awal hingga sekarang? Bagaimana Anda menyikapinya? GB: tentu ada target-target yang tidak tercapai. Ini kami atasi
dengan menciptakan strategi pemasaran yang pas. Area cukup
bertahan karena ia termasuk pionir di bidangnya dan strategi
pemasaran yang dinamis.
9. Kemudian, bagaimana strategi penerbitan majalah Area sejak awal dibuat hingga sekarang? GB: strateginya banyak.berubah sesuai waktu. Bisnis media tidak
pernah jalan di tempat. Ia sudah sangat berubah, bahkan jika
dibandingkan dengan 5 tahun lalu. Selama inovasi masih terjadi,
area bisa bertahan.
10. Perubahan apa saja yang terjadi pada majalah Area baik dari
sisi rubrik, konten – berkurang atau bertambah, maupun desain print dan desain online? GB: secara periodik desain isi dan mood berubah. Isi juga
mengikuti keinginan pembaca. Perubahan terbesar adalah
munvulnya versi digital dan Web.
11. Siapa kompetitor utama Area Magazine, yang dulu dan yang sekarang? Berbeda atau tidak? Mengapa majalah itu menjadi pesaing utama majalah Area? GB: mungkin bukan secara langsung. Tapi kompetitor terdekat
adalah majalah Free. Waktu dan konsistensinya hampir sama
dengan Area.
Manajemen Media..., Natasha Alana Dodds, FIKOM UMN, 2015
12. Apa yang membedakan Area dengan majalah gratis lainnya? Apa uniknya Area? GB: selain ukuran dan desain. Isi majalah Area sangat beragam.
Lifestyle tidak cuma gaya hidup urban. Tapi juga keluarga dan
kesehatan.
13. Berapa oplah awal Area magazine? Berapa oplah Area magazine sekarang? Apakah perubahaanya signifikan dan berapa rata-rata secara keseluruhan – apakah naik terus atau naik turun? GB: Awalnya hanya 2,000 eksemplar. Sekarang dicetak hingga
40,000 dengan fluktuasi yang dinamis sepanjang
perkembangannya.
14. Pernahkah kalian membuat survey pembaca? Jika Area ditaruh di pick up point, pembacanya kan tidak konsisten, bagaimana kalian tahu bahwa pembaca tersebut adalah pelanggan tetap yang loyal, sementara free magz sulit di data pelanggannya? GB: kami melakukan survey sederhana. Dan mengambil pelajaran
banyak dari sana.
15. Apakah Anda memiliki list pelanggan tetap? Bagaimana Anda mengetahui bahwa mereka adalah pelanggan tetap? GB: kami membuka jalur subscription dengan hanya membayar
ongkos kirim. Itulah pembaca loyal Area.
16. Bagaimana cara seseorang ingin berlangganan majalah gratis (Area Magz)? GB: bisa lewat aplikasi e-magz atau berlangganan dengan mengisi
form langganan.
Manajemen Media..., Natasha Alana Dodds, FIKOM UMN, 2015
17. Apakah iklan yang bekerjasama memiliki kontrak dengan Area Magazine? (Jika berkenan, bisakah Anda menyebutkan angka? Jika tidak, tidak masalah.) GB: kebanyakan iklan memiliki kontrak per tiga bulan atau lebih.
Nilainya sangat beragam.
18. Apakah pernah ada complain mengenai iklan? (Misal, ketidaksinambungan konsep majalah dengan iklan yang ditaruh). Karakter pengiklan seperti apa yang bisa bekerja sama dengan Area Magazine? GB: sejauh ini komplain teknis masih terjadi. Seperti warna dan
ketajaman gambar. Komplain psikologis atas value dan kesesuaian
isi majalah belum pernah terjadi.
19. Bagaimana relasi Media Satu terutama Area Magazine dengan tempat pick up point? GB: kami memilih pickup point berdasarkan lokasi. Apakah cukup
strategis dengan banyak pengunjung. Hubungan kami dengan
pickup points adalah hubungan bisnis barter biasa.
20. Apakah RP as an owner ikut terjun ke karyawan untuk controlling? GB: wajib. Beberapa waktu Reza harus turin tangan karena jiwa
majalah ini berada pada pemilik dan team di bawahnya.
21. Apakah Anda mengikuti setiap rapat redaksi bersama bawahan Anda (seperti menentukan tema bulanan, dll)? GB: tema biasanya disusun annual. Selebihnya ikut rembug jika
dibutuhkan.
Manajemen Media..., Natasha Alana Dodds, FIKOM UMN, 2015
22. Seperti apa strategi pemasaran Media Satu dalam mempertahankan Area, jika dilihat dari segi 4P (Product,Price, Promotion, dan Place) GB: dari segi 4p, konsistensi produk sangat penting. Ia mesti terbit
sesuai jadwal dan berada di masyarakat sebanyak yang dibutuhkan.
Promosi berlangsung sederhana dengan aneoa kerjasama cross
promo dengan media lain atau events. Selebihnya soal inovasi
yang dilakukan lewat kanal-kanal.baru.
23. Bagaimana bisa tercipta eksistensi bagi majalah Area di ruang lingkup majalah gratis, setelah sudah sekian lamanya? Bagaimana mempertahankannya? GB: kuncinya inovasi dan konsistensi.
Manajemen Media..., Natasha Alana Dodds, FIKOM UMN, 2015
Wawancara Martin Johnindra untuk memenuhi kebutuhan skripsi Natasha
Alana di Kampus Universitas Multimedia Nusantara.
(1) Senin, 25 Agustus 2014
Judul Skripsi :
MANAJEMEN MEDIA PADA LIFESTYLE MAGAZINE DALAM MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI
(Studi Kasus Majalah Area) Narasumber : Martin Johnindra
Jabatan : Managing Editor
Media Satu Group – Area Magazine
1. Bisa Anda jelaskan sejarah berdirinya Media Satu Group dan Area Magazine? Yang gue tau sejarah berdirinya media satu itu barengan sama
Area, sejak 11 tahun yang lalu, which is 2003.
2. Sejak kapan Anda sudah bergabung dengan Media Satu Group dan sudah berapa lama Anda menjabat sebagai Managing Editor? Kalau gue gabung di media satu udah dari juli 2008 as a copy
writer. Tapi kalau untuk jadi managing editor ya kurang lebih 1
tahun ini. Pas sih satu tahun kalau ngga salah. Hahaha…
3. Apa saja tugas Anda sebagai Managing Editor? Bisa dibilang buat coordinator keseluruhan editorial area khususnya.
Coordinator itu mencakup untuk ke luar dan untuk ke dalam, seperti
kerjasama sama marketing, promosi dan kurang lebih seperti itu.
Manajemen Media..., Natasha Alana Dodds, FIKOM UMN, 2015
Kalau ke luar itu maksudnya kaya misalnya mau ada kerjasama
sama area yang butuh dari sisi editorial itu bisa atas koordinasi dari
gue juga sih, biasanya kaya gitu.
4. Apakah ada majalah luar yang menjadi refrensi Area? Jika ada mengapa memilih majalah tersebut? Kalau untuk gue pribadi sih biasanya hmmm, Timeout sih. Karena
secara ngga langsung isinya hampir mirip sama Area dan dia
hampir ada disetiap kota, dan salah satunya Jakarta. Dari
pembahasannya banyak membahas lebih mendalam tentang isi
kota itu.
5. Apa yang diambil setelah 11 tahun, tetap sama atau mengembangkannya menjadi suatu yang berbeda? Actually, inspirasi sebenernya bisa dari mana aja, cuma mostly dari
timeout. Tapi, gue juga baca majalah-majalah lain yang pada
akhirnya gue sesuaikan sama kebutuhan-kebutuhan dari si Area
sendiri. Jadi kenapa gue ambil majalah Timeout itu, mungkin
karena menurut gue it’s similar sama Area Magazine. Sedangkan,
kalau untuk ide atau apa gitu, itu bisa dari mana aja ya, dari
majalah mana aja.
6. Mengapa ukuran majalah Area A5, sementara pada zaman itu majalah rata-rata berukuran besar, mengapa memilih ukuran kecil? Biar mudah dibawa, bisa dimasukin ke tas. Lebih praktis sih, dan
tidak merepotkan pembaca juga.
Manajemen Media..., Natasha Alana Dodds, FIKOM UMN, 2015
7. Bagaimana pertumbuhan majalah Area dari awal Anda bergabung (2008) hingga sekarang? Perkembangannya yang bisa jadi patokan, bahwa area tadinya
hanya cetak mulai merambah ke digital dan sekarang jalan-dua-
duanya barengan, areamagz.com nya dan edisi print-nya. Kalau
untuk rubrik tentu itu mengikuti perkembangan keadaan Jakarta,
ada yang diubah ada yang bertambah. Kalau dikurangin sih ngga,
lebih ke penyesuaian nama aja. Konten-kontennya pun berubah,
seperti tadi yang gue bilang ada penambahan, ada perubahan
nama. Contohnya misalnya, dulu ‘travel’ itu ada, kemudian sempat
dihilangkan, gue lupa persisnya kapan, tapi akhirnya di adain lagi,
karena memang kebutuhan untuk informasi itu tinggi. Lalu, tadinya
yang kita ngga ada rubrik khusus ‘health and active’, akhirnya di
adain dan memang ya kita lihat dari kondisi masyarakat Jakarta
sendiri, buat masalah perhatian terhadap kesehatan itu sudah
mulai meningkat, sudah mulai olah raga, ikut lomba ini, lomba itu,
jadi pada akhirnya kita mutusin untuk adain rubrik itu.
Kalau dari segi designnya? Desain pasti berubah. Dibilang total, iya… maksudnya dari sejak
gue bergabung aja sudah ada beberapa kali perubahan formasi
layout sampai yang sekarang ini. Online pun demikian, pasti ada
perubahan yang supaya kalau dilihat orang tidak membosankan.
8. Bulan Oktober ini Area genap berusia 11 tahun, pasti
mengalami jatuh-bangun. Bagaimana Area bisa bertahan dan bagaimana proses pertumbuhan majalah Area dari awal hingga sekarang? Bagaimana Anda menyikapinya? Kalau menurut saya sih, Area itu tumbuh dari iklan, which is iklan
dari brand. Brand butuh kita dan kita butuh itu. Somehow, itu
akhirnya membuat satu kebutuhan satu sama lain yang membuat
Manajemen Media..., Natasha Alana Dodds, FIKOM UMN, 2015
area itu akhirnya terus ada, dan akhirnya terus dibutuhkan dan
dibaca orang. Kalau menurut gue sih itu.
9. Apa rubrik yang paling banyak pembacanya? Mengapa?
Mostly, kalau denger dari beberapa orang yang baca area,
kekuatan kita itu di ‘eat & drink’. Karena ya bisa di bilang, sebagai
patokan. Gini, kita terbit biweekly, dua minggu sekali, setiap dua
minggu kita membahas 1 restoran baru di Jakarta, paling tidak satu.
It means, pertumbuhannya kan bisa kita lihat segitu signifikannya
awearness orang terhadap tempat makan. Orang Jakarta suka
makan, butuh informasi menyangkut hal tersebut, ya oke kita
provide.
10. Siapa kompetitor utama Area Magazine, yang dulu dan yang
sekarang? Berbeda atau tidak? Mengapa majalah itu menjadi pesaing utama majalah Area? Agak susah ya jawabnya hehehe. Maksudnya kalau dilihat dari isi,
dari ciri majalahnya, … gue ngga tau ini out off the record atau off
the record ya…, banyak yang bilang itu ‘Free’, tapi kalau dilihat dari
rubrik pembahasannya, somehow ada beberapa rubrik yang kita
punya dia ngga punya, jadi kalau menurut gue sih ngga terlalu
head to head banget, tapi orang-orang sih bilangnya gitu. Misalnya
gini, kasus kaya ‘the beat’… dia memang mengkhususkan lebih ke
biweekly entertainment magazine, begitupun si ‘free’, lebih ke
entertainment, fashion,… jadi gimana ya kalau menurut gue pribadi
sih kaya “ya-iya dan tidak-juga” kalau disebut sebagai kompetitor
juga sih. Tapi balik lagi, bahwa pada akhirnya itu balik ke pembaca,
lo butuh informasi seperti apa, walaupun beberapa hal kita pasti
ada yang sama beritanya, tapi orang yang membaca butuhnya
lebih ke yang mana, karena kita semua kan majalah free.
Manajemen Media..., Natasha Alana Dodds, FIKOM UMN, 2015
11. Apa yang membedakan Area dengan majalah gratis lainnya?
Apa uniknya Area? Keunikan kita itu adalah kita punya rubrik KIDS, yang which is di
beberapa majalah yang tadi gue sebut mereka ngga ada ngebahas
kids. Kalau misalkan entertainment, kita punya. Nge bahas fashion
kita ada juga, eat&drink of course mereka juga ada, tapi kalau
untuk KIDS, dan mungkin Health & Active itu kita doang.
12. Berapa oplah awal Area magazine? Berapa oplah Area
magazine sekarang? Apakah perubahaanya signifikan dan berapa rata-rata secara keseluruhan – apakah naik terus atau naik turun? Hmm, ngga. Tapi yang gue tau sekarang kurang lebih 30.000
sampao 40.000. Untuk awalnya berapa, kurang tau pastinya, yang
jelas selalu ada penambahan setiap tahunnya tapi ngga tau
persisnya berapa.
13. Pernahkah kalian membuat survey pembaca? Jika Area
ditaruh di pick up point, pembacanya kan tidak konsisten, bagaimana kalian tahu bahwa pembaca tersebut adalah pelanggan tetap yang loyal, sementara free magz sulit di data pelanggannya? Pernah. Kalau ngga salah waktu itu gue baru bergabung, atau gue
belum bergabung, jadi gue ngga bisa jawab hasilnya apa atau kaya
gimana. Ohya, by the way bicara mengenai oplah, entah ini
berhubungan atau ngga, cuma kita lihat adanya fenomena
sekarang dengan adanya ‘scoop’ atau ‘limeforce’ itu pada akhirnya
itu juga bisa menjadi patokan bahwa orang yang
mendownloadberapa banyak. Mungkin lo mau butuh datam
mungkin lo bisa nanya ke Dhilla. Jadi itu memudahkan orang,
Manajemen Media..., Natasha Alana Dodds, FIKOM UMN, 2015
karena jujur aja lo tau majalah gratis it means lo bisa ngambil itu
seenak lo, dan kita cuma taro di satu pick up point 5-10 exp, tapi
pada akhirnya yang engen cari kan bakal abis, jadi dengan adanya
si ‘scoop’ atau ‘limeforce’ itu bisa menambah oplah yang ada
dengan cara mendownloadnya dari apps tersebut. Apps itu bisa lo
download di smartphone atau tablet lo, dan otomatis didalamnya lo
bisa download majalah kita. Jadi lo bisa menyimpan Area dengan
paperless, gitu lah istilahnya hehehe.
14. Apakah Anda memiliki list pelanggan tetap? Bagaimana Anda mengetahui bahwa mereka adalah pelanggan tetap? Ada. Ada yang corporate, ada yang individual. Ya mungin bisa
dilihat dari itu tadi sih. Sama di era digital ini kan lo tidak bisa
sebegitunya memanipulasi data, kayak website lo bisa lihat dari
pengunjungnya kek, lo bisa search, bisa taulah seberapa banyak
orang yang mendownload si Area tersebut melalui apps tersebut.
Jujur menurut gue itu, untuk generasi sekarang itu harusnya
mempermudah ya, karena gue pribadi,kalau gue ngga kerja disini,
dan gue ngga berlangganan, pasti akan sulit sekali mendapatkan
area, karena pertama kecil, kadang-kadang suka nyempil… ya
kaya gitu deh. Hehehe.
15. Bagaimana cara seseorang ingin berlangganan majalah gratis
(Area Magz)? Kalau langgangan sih gue kurang tau persisnya ya, tapi yang jelas
kalau mau berlangganan ketika lo udah kontek contact person kita,
nanti akan di data oleh divisi yang mengurusi perlangganan,
misalkan per berapa edisi, berapa biayanya, lo bayar, nanti akan
dikirimkan, seperti itu. Biaya berarti ongkos pengiriman majalah lo,
istilahnya, kalau lo mau aman setiap edisi lo pasti dapet, pasti lo
akan rela membayar lah, kasarnya gitu. Kalau lewat apps, yang tadi
Manajemen Media..., Natasha Alana Dodds, FIKOM UMN, 2015
gue bilang, itu bukan langganan ya, itu lo mengkonsumsi dengan
cara mendownload aja. Jadi kaya kalau lo emang tau segitunya
area, berapa kali terbit, kapan akan terbit, ‘wah entar lagi area
terbit’, lo tingga; download.
16. Apakah iklan yang bekerjasama memiliki kontrak dengan Area Magazine? (Jika berkenan, bisakah Anda menyebutkan angka? Jika tidak, tidak masalah.) Ya. // bukan ngga mau, tapi ngga bisa. Karena itu yang lebih
berhak menentukan boleh ngganya urusan marketing.
17. Apakah pernah ada complain mengenai iklan? (Misal, ketidaksinambungan konsep majalah dengan iklan yang ditaruh). Karakter pengiklan seperti apa yang bisa bekerja sama dengan Area Magazine? Kalau untuk kasus seperti itu sejauh ini nggak ya. Kalau tadi
kasusnya kaya gitu ya, iklan yang “ngga cocok”, sejauh ini ngga.
Tapi kalau ngga dari kasus itu ada yang pernah complain?
Complain itu dari siapa?
Pelanggan? Pembaca?
Hmmm, ngga sih hahaha.
18. Karakter pengiklan yang seperti apa yang cocok dan bisa bekerjasama dengan Area Magazine? Karakter yang brand nya cocok untuk umur 25 sampai 35 tahun.
sebenernya balik lagi ke rubrik-rubrik yang kita punya sih, jadi kaya,
sebenernya itu terbuka, lets say rubrik makanan, travel, kids,
fashion, health&active, art, entertainment, otomotif, kets say 8 itu
dulu. Semua brand yang ada di 8 bidang itu, bisa. Gue pribadi
Manajemen Media..., Natasha Alana Dodds, FIKOM UMN, 2015
sebetulnya apa aja bisa ya, karena topiknya luas, dan kasih
opportunity brand untuk beriklan juga sebenernya.
19. Bagaimana relasi Media Satu terutama Area Magazine dengan tempat pick up point? Tentunya, dengan keep send them our magazine, like every edition
on time. Beberapa kali sih sempet ada satu dua tempat yang ngga
ke kirim beberapa edisi gitu, itu sih pernah tapi ngga sampe
kehilanganlah. Ya persisnya gue ngga bisa jawab lah ya hehehe.
20. Bagaimana cara Area mendapat keuntungan? Iklan dan kerjasama lah ya.
21. Bagaimana management redaksional Area Magazine?
Untuk setiap reporter, kalau di kita ada istilahnya ‘penjaga rubrik’lah
gitu. Misalnya di rubrik Art ada si A sebagai penjaga rubrik,
maksudnya jadi mau gimana pun harus ada berita di rubrik yang
dia handle. Tapi bukan berarti dia mencakup editor juga ya. Paling
ngga seorang megang atau bertanggung jawab menjadi penjaga 1-
2 rubrik, kurang lebih seperti itu ya kalau dari sisi pekerjaan
editorial.
22. Seberapa sering meeting / diskusi bersama untuk penentuan
tema, dsb…dilakukan bersama seluruh tim redaksi / karyawan? Biasanya membahas apa saja? Kalau untuk penentuan tema “tradisinya” itu pas menjelang tutup
tahun, karena itu berhubungan sama marketing juga, untuk mereka
sebar ke klien. Di sisi lain, untuk per edisi, kan kadang-kadang kita
ada topik yang misalkan yang lagi hangat tuh A, atau yang lagi
hangat tuh B, itu biasanya ada meeting-meeting kecil di setiap edisi,
setiap mau terbit edisi, seperti harusnya minggu ini HAHAHAHA.
Manajemen Media..., Natasha Alana Dodds, FIKOM UMN, 2015
Biasanya kalau ada perubahan paling ya di meeting-in lagi saat
meeting 2 mingguan itu. Tapi kalau untuk topik tema besar kayak
yang pasti dan harus selalu ada dan kita bahas seperti Cheap Eats,
IIMS, kalau perubahan pun paling hanya pergeseran bulan saja sih.
23. Bagaimana sistem pengambilan keputusan penentuan konten, feature (konten utama) dan konten tambahan (sisipan)? Apakah ditentukan oleh Anda pribadi/ sesuai kesepakatan bersama disertai persetujuan CEO? Pengambilan keputusan pasti atas persetujuan bersama. Untuk
meeting besar bersama boss besar itu beberapa kali pasti ada ya,
karena somehow kalau ada topik yang terbaru dari dia gitu
dibincang-bincangkan lagi ke kita.
24. Area terdiri dari 2 bagian yaitu majalah cetak (print) dan online. Apa saja perbedaan signifikan antar keduanya? Perbedaannya selain fisik dan non-fisik yaitu ngga bisa dipegang
kalau online, hehehe tapi kalau untuk konten saling
berkesinambungan. Karena seperti ada kasusnya mungkin ada
berita yang kalau di cetak basi, tapi kalau di online bisa ‘anytime’
muncul. Ya seperti ada berita yang mendadak harus naik, gitu. Jadi
di online bisa dibilang lebih banyak beritanya karena kalau di catak
kan pastinya ada keterbatasan halaman, pengaturan jumlah kata
dengan tata layout dan sebagainya.
25. Apakah divisi Anda bersinergi dengan divisi Mba Mita (iklan-promo-pemasaran)? Yes, of course. Karena kita butuh dia, dia butuh kita. Yang paling
keliatan gini, itu masalah advertorial. Tentunya advertorial itu ditulis
oleh tim editorial, dipersiapkan lah sama tim editorial. Otomatis dia
akan minta tolong ke kita, kasarnya, kita olah sedemikian rupa nanti
Manajemen Media..., Natasha Alana Dodds, FIKOM UMN, 2015
akan diurus lagi untuk dilempar ke klien lagi oleh si marketing yang
memang megang itu. Jadi, melibatkan kita, melibatkan mereka juga.
Kurang lebih kerjasamanya kaya gitu. Hal-hal lain ya seperti
misalnya edisi puasa menjelang lebaran kemarin kita membahas
makanan-makanan dari berbagai macam hotel, kita kasih tau akan
ke hotel mana saja untuk bagian marketing, nanti urusan mau
kerjasama dengan hotel tersebut atau ngga terserah mereka, gitu.
Dan juga untuk tata letak pengiklanan ya, karena tim marketing
yang tau perjanjiannya dengan si klien.
26. Seperti apa strategi penyusunan konten agar terlihat menarik dan tidak membosankan? Kalau rubrik-rubrik memang sudah ada itu kan kita punya layout
yang sudah paten, yang memang kaya gitu, jadi untuk rubrik a b c d
e, itu akan tetap seperti itu, gitu. Mungkin kalau untuk dijadikan
lebih menarik, setiap rubrik ada feature nya, yang paling ngga 8
halaman lah, itu minimumnya 8 halaman jadi masih bisa lebih. Dan
tidak menutup kemungkinan seperti misalnya kita pernah ya edisi
chep eats tahun lalu kita pernah sampai 100 halaman, hahahha
mabok kaaan… triknya ya adalah dengan si layout itu, supaya
orang ke attract untuk ngebuka terus dan terus dan terus… lebih
dibuat menarik di feature utamanya sih paling penting. Lately, kita
juga menggunakan desain ilustrasi, istilahnya itu hanya kanvas
kosong yang terserah tim designer yang jadi PIC mau
mendesainnya seperti apa di halaman feature utama tadi. Seperti
misalnya bermain di infografik, itu kan sebenernya secara ngga
langsung bisa dibilang sebuah berita yang diaplikasikan ke dalam
sebuah gambar agar lebih menark. Dan memang makin kesini
media-media di dalam maupun luar negeri banyak menggunakan
itu, karena kalau menurut gue itu menyederhanakan kata-kata
dalam bahasa visual. Nah, kita juga sudah memakai itu, kita juga
Manajemen Media..., Natasha Alana Dodds, FIKOM UMN, 2015
mencoba di beberapa rubrik, misalnya eat&drink, misal ada survey
orang minum kopi berapa persen, teh berapa, dan lain sebagainya,
in stead of kita bikin kalimat blblblblblblblblblblblee, jadi lebih baik
kita visualisasikan saja. Feature lah tempat yang paling fleksibel
untuk kita menuangkan segala ide kreativitas agar lebi menarik
komposisinya.
27. Bagaimana cara Area bisa menarik pembaca menjadi sosok
pelanggan loyal? Mungkin entah ini berhubungan atau ngga ya, dengan adanya
socmed yang ada kalau menurut gue itu sama dengan pada
akhirnya lo bisa mendekatkan diri ke pembaca. Misalnya ada satu
berita Marlboro launching packaging baru… dengan itu di twit,
secara ngga langsung ‘ngetok’ si pembaca langsung kan, if you
want to read more, you just click the link below, gitu kan…? Jadi
salah satu proses pendekatannya adalah melalui social media. ya
kalau ngga ada socmed lo kayak cuma ngeliat area teronggok di
satu spot, kalau lo ngga mau liat ya udah, kalau mau ya tinggal
ambil aja gitu kan. Tapi kalau lo uda ‘follow’ social medianya area,
secara ngga langsung kan lo akan terus tau, ‘oh di area ada berita
ini, berita ini, berita ini, …’, ‘oh menarik buat gue, ya gue klik, nggak
ya next,…’ gitu aja sih.
28. Kemudian, bagaimana strategi penerbitan majalah Area
selama 10 tahun lebih bisa bertahan di ranah media massa cetak? Ini kalau menurut gue ya. Balik lagi sama jawaban gue yang tadi,
yaout kesinambungan antara brand ke kita dan juga sebaliknya.
Saling membutuhkanlah, simbiosis mutualisme. Itu satu. Hubungan
yang membuat bahwa kita akan tetap berhubungan dan terus ada.
Kalau strategi kita untuk tetap ada dalam konteks eksis di
Manajemen Media..., Natasha Alana Dodds, FIKOM UMN, 2015
masyarakat, kita mencoba untuk menyajikan info-info yang sesuai
sama kebutuhan orang di masa itu, kebutuhan orang-orang yang
terkini lah. Jadi balik lagi tadi kayak penyesuaian rubrik,
penambahan rubrik, mencoba mencari-cari berita yang bisa di twist
supaya lebih menarik, penyajiannya lebih menarik, ya gitu sih kalo
dari pandangan gue agar area ini akan selalu ada. Tapi kalau
strategi untuk penerbitannya , ya yang tadi, dari segi masalah
kebutuhan antara si brand dengan kita, area secara keseluruhan
yah, marketing dan editorial. Dan juga menggambarkan ‘the guide
to everything Jakarta’ itu sesuai jaman.
29. Bagaimana bisa tercipta eksistensi bagi majalah Area di ruang lingkup majalah gratis, setelah sudah sekian lamanya? Bagaimana mempertahankannya? Gratis. Ya kita lihat ajalah, majalah gratis itu, sempet ada masanya
yang booming banget, seperti saat pertama kali gue masuk ke
media satu. Dari booming itu lah lahir majalah-majalah gratis
lainnya. Balik lagi bagaimana majalah itu harus survive, baik itu
dengan idealisme media atau itu dengan strategi-strategi sendiri,
menurut gue untuk area uda 11 tahun ini pun, itu tidak mudah.
Bagaimana perjuangan dari gue masuk sampai saat ini ada satu
masa yang saat itu sedang struggle untuk bisa eksis gitu. Mungkin
untuk angka kecil, 11. Tapi untuk dilihat dari segi majalah itu gratis,
buat gue itu lama, karena untuk membangun kebutuhan brand ke
kita dan kita ke brand itu butuh kepercayaan dan tidak semudah
membalikan telapak tangan. Lets say gini, gue mau bikin majalah
baru, kalau gue ngg apunya nama atau ngga punya sesuatu yang
bisa diandalkan mana mau brand pasang di gue, mau gue uda
tereak-tereak, promosi gede-gedean, ga akan peduli. Tapi kalau
untuk area, bisa aja… kasarnya, kita nunggu iklan dateng. Kan kita
taglinenya ‘the guide to everything jakarta’ kan, itu pun merupakan
Manajemen Media..., Natasha Alana Dodds, FIKOM UMN, 2015
salah satu tagline yang akhirnya mempermudah kita untuk
menerjemahkan ke dalam setiap edisi-edisinya. Dari topik yang
luas bisa kita kemas supaya menjadi lebih menarik. Ketolong
tagline juga sih, dan juga yang tadi, simbiosis mutualisme antara
brand dengan kita, itu yang akhirnya membuat kita terus survive sih
sampai sekarang.
(2) Minggu, 22 Februari 2015
(via e-mail)
Judul Skripsi :
MANAJEMEN MEDIA PADA LIFESTYLE MAGAZINE DALAM MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI
(Studi Kasus Majalah Area) Narasumber : Martin Johnindra
Jabatan : Managing Editor
Media Satu Group – Area Magazine
Dear Sasa,
Berikut jawabannya ya :
1. Bagaimana proses wartawan mencari berita? (tunggu dikasih / cari sendiri / ada undangan) tolong dijelaskan. Wartawan area dalam mencari berita bisa melalui beberapa cara,
yakni mencari sendiri maupun diundang ke suatu event tertentu.
Mencari sendiri tergantung dari kebutuhan berita yang ingin dimuat
dan dihadirkan ke pembaca.
Manajemen Media..., Natasha Alana Dodds, FIKOM UMN, 2015
2. Kemudian apa yang dilakukan setelah mencari berita? Setelah mendapatkan berita, para wartawan akan langsung
menuliskannya. Setelah itu tulisan akan dicek oleh para editor.
3. Tolong jelaskan alur produksi berita di Area magz. Produksi beritanya lewat mana, dll. Alur produksi berita di area:
Meeting redaksi mendapat penugasan liputan / mendapat
undangan / mencari narasumber menuliskannya dalam artikel
dicek oleh para editor di layout oleh tim desain / diunggah ke
areamagz.com oleh tim digital.
Mudah-mudahan jawabannya memuaskan ya.
Regards, MAJ.
Manajemen Media..., Natasha Alana Dodds, FIKOM UMN, 2015
Wawancara Winta Paramita untuk memenuhi kebutuhan skripsi Natasha
Alana di Kampus Universitas Multimedia Nusantara.
(1) Permohonan : Senin, 25 Agustus 2014
Dijawab : Selasa, 2 September 2014
Judul Skripsi :
MANAJEMEN MEDIA PADA LIFESTYLE MAGAZINE DALAM MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI
(Studi Kasus Majalah Area)
Narasumber : Winta Paramita
Jabatan : Brand Manager
Media Satu Group – Area Magazine
Hai Sasa,
Ok aku coba Jawab yang berhubungan dengan departemen ku yah...
1. Bisa Mba Mita jelaskan sejarah berdirinya Media Satu Group? Actually pas Media satu group berdiri aku gak disini, Mediasatu group itu
sudah berumur 11 th, secara aku bekerja baru 8 th disini.
2. Bisa Mba Mita jelaskan sejarah berdirinya Area Magazine?
Mungkin bisa langsung ditanyakan sama yang mendirikan yah Sa, si
bapak Reza Puspo.
3. Menurut Anda, mengapa memilih untuk menerbitkan majalah ber-genre lifestyle? Untuk keputusan menerbitkan AREA dan JUICE yang bergenre Lifestyle
saya yakin banyak pertimbangan sebelum melakukan usaha ini, baik
Manajemen Media..., Natasha Alana Dodds, FIKOM UMN, 2015
secara segmen dan industri yang sedang berkembang pada saat itu,
apalagi industri majalah gratisan belum ada saat itu, dan Reza puspo
melihat celah ini sebagai bisnis yang baik untuk masuk ke industri Media
sebagai pelopor dan trendsetter . Tapi idealnya mungkin kamu bisa
langsung menanyakan ke mas Reza yah biar lebih lengkap dan detail :)
4. Dan mengapa memilih untuk menerbitkan majalah gratis bukan berbayar dan mengapa memilih untuk diterbitkan biweekly?
Seperti yang aku ceritakan tadi, 11 tahun yang lalu belum ada majalah
gratisan yang konsep nya diletakkan di pick up point pick up point yang
sudah di tentukan. Hal ini yang mencetuskan gagasan baru dalam
mencari iklan yg dijadikan sumber pendapatan dari majalah gartis itu
sendiri.
Kenapa Biweekly? walaupun ini bukan koran atau tabloid, kita tetep punya
konsep ter - update baik update perkembangan yang sedang terjadi di
Jakarta...
5. Sejak kapan Anda sudah bergabung dengan Media Satu Group dan sudah berapa lama Anda menjabat sebagai Account Manager? Aku disini sudah 8 tahun , sebelumnya memang sudah ada background
marketing.. sebelum disini setahun di Playboy dan sebelum2nya di
majalah female, four four two, dan shape Magazine
6. Apa saja tugas Anda sebagai Account Manager?
Selain tentu saja saya harus menjaga target perusahaan, tugas saya itu
membuat semua sistem berjalan di kantor ini
Saya bertanggung jawab atas 4 orang marketing 1 orang promo dan 2
orang admin yang sudah mempunyai tugas masing masing dari saya.
Tentu saja klo marketing tugas utamanya adalah mencari iklan untuk
majalah dengan target yg sudah ditentukan dalam setahun dan mereka
mempunyai target pribadi juga yang mengharuskan mereka achieve.
Manajemen Media..., Natasha Alana Dodds, FIKOM UMN, 2015
Untuk Promo, task utamanya adalah bertanggung jawab penuh atas
kerjasama yang dilakukan oleh majalah area dan juice ke perusahaan lain
dan tentu saja bertanggung jawab atas gimana caranya area dan juice
tetep bisa eksis di komunitasnya tanpa di gerus oleh waktu.
Admin, biasa nya tugasnya melakukan perhitungan untuk penagihan iklan.
7. Apakah ada majalah luar yang menjadi refrensi Area? Jika ada mengapa memilih majalah tersebut? Apa yang diambil setelah 11 tahun, tetap sama atau mengembangkannya menjadi sesuatu yang berbeda?
Mungkin klo konten bisa ditanyakan ke mas Reza atau Martin yah, karena
referensi secara penulisan atau desain aku kurang paham.
8. Mengapa ukuran majalah Area A5, sementara pada zaman itu majalah rata-rata berukuran besar, mengapa memilih ukuran kecil?
karena HANDY, ini adalah alasan yang sangat kuat kami untuk tidak
mengubah ukuran. Ketika kamu nemuin majalah free atau majalah
prestige atau majalah dengan ukuran besar, apa kamu masih mau bawa
bawa keliling2 di mall? kan pasti pengennya langsung bisa masuk tas,
konsep ini dijaga agar majalah area bisa mencapai target readership dan
avarage readers.
biar sampai rumah, majalah area akan tetap bisa dibaca oleh kerabat atau
sanak family.
9. Untuk pertama kalinya Area terbit, sebelum ada iklan, butuh spare ROI berapa tahun untuk majalah Area tetap beroperasi? Boleh saya tahu model bisnis Area sejak awal berdiri, dalam arti how you get money? That's not my money Sa.. u should ask ke mas Reza yaah..
Hahahhahahaha
Manajemen Media..., Natasha Alana Dodds, FIKOM UMN, 2015
10. Bulan Oktober ini Area genap berusia 11 tahun, pasti mengalami jatuh-bangun. Bagaimana Area bisa bertahan dan bagaimana proses pertumbuhan majalah Area dari awal hingga sekarang? Bagaimana Anda menyikapinya? Klo dari sisi Iklan dan industri brand baik melalui direct dan agency,
dipastikan klo kita jatuh bangun baik secara internal dan eksternal....
zaman dulu, orang masih percaya kekuatan dari beriklan di TV dibanding
beriklan di majalah, apalagi majalah gratisan, ada beberapa brand yang
mengganggap majalah gratisan tidak prestice.
Tapi berjalannya waktu seperti roda yang terus berputar, tekhnologi makin
canggih mind set itu berubah dan bergeser.
banyak brand yang ingin langsung touch with the community, dan majalah
AREA bisa melakukan hal itu, selain beriklan, event pun kita gerakkan..
jadi bisa langsung keliatan brand awarness respon dan feedback nya
secara langsung.
Dan secara target iklan alhamdullilah kita selalu achieve tiap tahunnya
dan terus berkembang tiap tahunnya.
11. Siapa kompetitor utama Area Magazine, yang dulu dan yang sekarang? Berbeda atau tidak? Mengapa majalah itu menjadi pesaing utama majalah Area? Dilihat secara umur dan konsep majalah gratisan kompetitor kita bisa
dikatakan majalah Free...
tapi klo secara konten tetap berbeda sih, dikarenakan klo majalah free
lebih banyak katalog dan visual visual dalam bentuk spread. Sedangkan
klo majalah AREA itu informasi dan feature nya bisa dibaca dan dijadikan
guide line to everything Jakarta.
Mungkin di bilang pesaing karena majalah ini yg umurnya gak beda jauh
sama AREA dan satu2 nya majalah yg tetep konsisten sebagai majalah
gratisan, dan kontennya pun samasama di segmen lifestyle.
Manajemen Media..., Natasha Alana Dodds, FIKOM UMN, 2015
12. Apa yang membedakan Area dengan majalah gratis lainnya? Apa uniknya Area?
Perbedaannya adalah stabilitas (umur si majalah) lalu klo dilihat dari iklan
iklan nya, kita sudah kontrak tiap tahun billing komitmen dengan industry
rokok , provider, airlines dan banking. Untuk beberapa majalah gratisan,
agak susah mendapatkan kepercayaan dari industri2 ini, karena mereka
sebelum beriklan harus melakukan riset demografi, sirkulasi majalah dan
readership datanya, ada beberapa brand masih menggunakan AC Nielsen
sebagai data penelitian mereka dlm mendapatkan informasi, majalah
mana yang masuk kategori terbaik.
Nah AREA sudah mendapatkan kepercayaan mereka bertahun tahun.
Jadi Sasa, klo lihat keberhasilan satu majalah itu kamu harus bisa ngitung
ada berapa iklan dari total halaman majalah...
klo halaman iklannya dikit, artinya majalah itu berdiri berdasarkan
idealisme, tapi bukan request masyarakat atau komunitasnya..
ini lebih pendapat pribadiku krn sudah 11 th berkecimpung di industri
majalah sih.
13. Berapa oplah awal Area magazine? Berapa oplah Area magazine sekarang? Apakah perubahaanya signifikan dan berapa rata-rata secara keseluruhan – apakah naik terus atau naik turun? oplah awal kita itu 500 - 1000 eksemplar, kemudian setiap tahun kita trus
menambahkan oplah.
Skrng Tahun 2014 majalah area itu oplahnya 50.000 sekarang, dengan
200 pick up point di mall dan di perkantoran. Ditambah sekarang ada di E
- magz yang bisa kamu download di scoop or wayang force. Oplah kita
gak pernah turun, berjalannya target marketing yang semakin tinggi dan
alhamdullilah selalu achieve, oplah area selalu meningkat tiap tahunnya.
Manajemen Media..., Natasha Alana Dodds, FIKOM UMN, 2015
14. Pernahkah kalian membuat survey pembaca? Jika Area ditaruh di pick up point, pembacanya kan tidak konsisten, bagaimana kalian tahu bahwa pembaca tersebut adalah pelanggan tetap yang loyal, sementara free magz sulit di data pelanggannya? Kita pernah membuat survey pembaca, mungkin detailnya km bisa tanyain
ke departemen editorial sama Martin, waktu itu kita lakukan baik dalam
bentuk sisipan di majalah AREA dan dalam bentuk polling online di
www.areamagz.com
Pembaca kita konsisten kok, yang menjadi tolak ukur itu adalah klo kita
bikin event, komunitas pembaca area selalu datang, dan data base
dari subscriber kita adalah kunci klo kita punya pembaca yang loyal.
15. Apakah Anda memiliki list pelanggan tetap? Bagaimana Anda mengetahui bahwa mereka adalah pelanggan tetap? ada, dari data subscriber kita (yang berlangganan majalah AREA.
kita tahu karena pelanggan AREA memberikan informasi dan indentitas
ke kami, plus alamat dan mereka diwajibkan membayar uang anter.
(majalahnya masih free, cuma tetep mereka di bebani ongkir).
16. Bagaimana cara seseorang ingin berlangganan majalah gratis (Area Magz)? Untuk SUBSCRIBE berlangganan tlp aja ke kantor atau contact ke AGUS
SUSANTO 081399324419
17. Apakah iklan yang bekerjasama memiliki kontrak dengan Area Magazine? Semua iklan yang masuk ke majalah AREA itu harus punya kontrak,
karena dengan kontrak itu kita melakukan penagihan invoice.
(Jika berkenan, bisakah Anda menyebutkan angka? Jika tidak, tidak
masalah.)
kontrak kami harganya beragam harganya, karena ini disesuaikan dimana
Manajemen Media..., Natasha Alana Dodds, FIKOM UMN, 2015
letak posisi si iklan itu sendiri, klo Cover area itu harganya Rp. 96.000.000
klo iklan di halaman dalam harganya Rp. 31.250.000 dan klo back cover
itu harganya Rp. 53.125.000
18. Apakah pernah ada complain mengenai iklan? (Misal, ketidaksinambungan konsep majalah dengan iklan yang ditaruh). Karakter pengiklan seperti apa yang bisa bekerja sama dengan Area Magazine? Komplen di awal awal area berdiri sih, lebih ke arah "warna iklan" yang
tidak sama sama dengan proof print iklan aslinya, tapi sekarang udah bisa
kita handle dan tidak ada masalah lagi.
karakter berbeda beda tergantung industri nya.. kita banyak berhadapan
dengan macam macam industri, bahkan pemerintahan atau embassy dari
luar negeri..
karakter mereka tentunya ada yg lurus lurus saja, ada yang nyeleneh dan
ada yang detail. Itu semua tergantung dari dari backround industrynya sih,
19. Bagaimana relasi Media Satu terutama Area Magazine dengan tempat pick up point? Mereka welcome sekali, malah kadang kurir kami dikasih compliment
makan gratis sama salah satu pick up point di mall, saking sudah
dekatnya...
sebaliknya kita sering me riview tempat mereka di majalah kami, jadi bisa
dibilang sama sama diuntungkan...
20. Bagaimana cara Area mendapat keuntungan?
Dari Iklan
Manajemen Media..., Natasha Alana Dodds, FIKOM UMN, 2015
21. Bagaimana management redaksional Area Magazine pada divisi Mba Mita?
Mereka sangat support untuk kebutuhan kita dalam menghadapi client..
baik dalam bentuk advertorial atau revisi iklan yang berkali kali...
22. Seberapa sering meeting / diskusi bersama yang dilakukan bersama seluruh tim redaksi / karyawan? Biasanya membahas apa saja?
Kita tipa JUMAT itu selalu mengadakan meeting internal marketing dan
Promo, biasanya kita membahas angka dan follow up follow up apa saja
yang akan kita rencanakan minggu depannya, kemudian laporan sales
pendapatan masing masing AE.
Kemudian Senen biasa nya mereka(tim marketing) menulis report agenda
mau kemana aja dalam seminggu itu untuk bertemu client2 dan kirim2
proposal.
23. Bagaimana sistem pengambilan keputusan penentuan kerjasama dengan pengiklan misalnya atau lainnya? Apakah ditentukan oleh Anda pribadi/ sesuai kesepakatan bersama disertai persetujuan CEO? Ada beberapa keputusan yang masih harus ditentukan oleh CEO,
biasanya keputusan yang berhubungan dengan pengeluaran budget
keluar dalam jumlah yang banyak.
Tapi yang lain sudah menjadi tanggung jawab saya dalam memutuskan
sesuatu dalam rangka mencari profit Perusahaan.
24. Apakah divisi Anda bersinergi dengan divisi Editorial (Martin)? iyah tentu, sejauh ini kita tidak ada masalah, karena yang menjadi kunci
utama adalah komunikasi, kita punya group WA sendiri loh untuk
melancarkan komunikasi, walaupun kita gak ketemu tiap hari di ktr, isinya
team editorial + Team marketing
Manajemen Media..., Natasha Alana Dodds, FIKOM UMN, 2015
25. Bagaimana cara Area bisa menarik pembaca menjadi sosok pelanggan loyal?
Melalui bentuk Promo, hal ini bisa di laksanakan melalui event event dan
beberapa acara komunitas, sehingga mereka mau berlangganan majalah
AREA dan terus mau ngikutin acara acara kita.
26. Kemudian, bagaimana strategi penerbitan majalah Area sejak awal dibuat hingga sekarang?
AKu gak bisa jawab ini Sasa.. karena emang bukan di bidang ku masalah
strategi penerbitan dari awal.
27. Bagaimana bisa tercipta eksistensi bagi majalah Area di ruang lingkup majalah gratis, setelah sudah sekian lamanya? Bagaimana mempertahankannya?
Eksistensi itu ada karena Konten, Promo dan pick up point yang kuat,
Selama pembaca tahu bahwa AREA selalu ada dan terus komit dalam tgl
penerbitan mereka akan terus percaya klo kita punya komitmen untuk
mendapat kepercayaan dari mereka.
Kemudian konten, AREA itu terkenal dengan konten eat and drink, yaitu
tulisan yang membahas makanan enak apa di Jakarta. dan restoran2 baru
di ibukota yang wajib di kunjungi.
Hal ini yang ditunggu2 oleh pembaca kami tiap edisinya, walaupun rubrik
lain juga cukup menarik, seperti travel, style and shop, dan speed guide
otomotive. Thank you
Winta Paramita
Account Manager
Plaza Bona Indah Blok.A2/A1
Jl. Karang Tengah Raya Lebak Bulus Jakarta Selatan 12440
T : +62-21 769-3571/72 F : +62-21 765-5474 P: 08161457799
Manajemen Media..., Natasha Alana Dodds, FIKOM UMN, 2015
(2)
Interview phone call : Rabu, 4 Maret 2015
Interview ‘LINE’ chat : Jumat, 6 Maret 2015 dan Selasa, 10 Maret 2015
Judul Skripsi :
MANAJEMEN MEDIA PADA LIFESTYLE MAGAZINE DALAM MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI
(Studi Kasus Majalah Area)
Narasumber : Winta Paramita
Jabatan : Brand Manager
Media Satu Group – Area Magazine
Dalam manajemen perusahaan media kan ada beberapa hal yg perlu
diperhatikan seperti iklan, promosi, sdm, pencetakan, distribusi, dan
humas. nah aku mau tanya ke mba mita sputar itu.
1. Jenis2 iklan itu kan ada banyak yah, spt full-layout, advertorial, product placement.. nah di area itu jenis2 iklan apa saja yg digunakan? Phone Call : Ada yang satu halaman, setengah halaman, seperempat
halaman sama advertorial. Iklan sisipan atau product placement itu
juga ada. Nah, kalau advertorial itu sdmnya editorial. Penulisannya
kita yang tulis, tapi bridge nya dari mereka, si pengiklan itu.
2. Gimana konsep ratecard untuk majalah area? konsep ratecard sudah dibuat membantu client mencari harga dan
segmentasi.
Manajemen Media..., Natasha Alana Dodds, FIKOM UMN, 2015
Phone Call : Rate card merupakan bottom line untuk penjualan.
Dipastikan untuk jualan ke agency dan juga bisa direct. Direct itu
misalnya susu ultra. Itu bisa melalui agency bisa juga langsung (tanpa
agen). Yang jelas lebih mahal direct. Untuk iklan yang emang udah
kontrak tahunan sama kita itu, yang pasti Ismaya, billabong, provider,
rokok.
3. Bagaimana proses mendapatkan iklan tersebut? bisa dijelasin ngga mba? Prosesnya adalah job desk account executive itu sendiri (coba kamu
google job desk ae) di linkedin.
Phone Call : Pertama, punya networking, itu penting. Database punya
siapa / apa. Punya channel itu adalah kekuatan yang besar untuk
mendapatkan iklan. Misalkan kenal Samsung, Nokia, … Kedua, cari
pintu sendiri. Misalkan minggu ini mau cari tau tentang Busway
Jakarta (BUMN), ada PIC nanti yang mengerahkan anak buahnya
untuk mencari iklan , itu tugas bagian marketing untuk bagaimanapun
caranya supaya mereka bisa mau pasang iklan, entah itu by online,
google-ing, langsung terjun lapangan terserah, tapi harus sampe
dapet.
4. Bagaimana area memperkenalkan diri ke publik? dengan cara
apa? (misal: special event, mediia partner, sponsorship, barter adv) - tolong dijelaskan spc eventnya apa , brp kali sudah dilakukan, media partner dgn siapa, mensponsori acara apa , barter dengan siapa ... seperti itu. Memperkenalkan diri melalui acara acara promo, spot radio, dan
kerjasama event dengan pihak lain.
Phone Call : kalau event, pasti dari ismaya kayak Java jazz Festival,
terus Backyard (Juice), running, nah yang area buat sendiri adalah
event Cheap Eats yang setiap tahunnya pasti ada dan biasanya
Manajemen Media..., Natasha Alana Dodds, FIKOM UMN, 2015
dibuat berbarengan di bulan ulang tahun Area. Kemudian kalau
kerjasama itu seperti pop up market. Biasanya yang dicantumkan logo
kita, tapi tergantung konsep pop up marketnya ya, pastinya yang
konsepnya ke segmentasinya Area. Bisa juga disatuin sama barter
advertorial sih, jadi berupa liputan.
5. Holding perusahaan ini kan Media satu group, apakah ada
intercross (saling menginfokan) satu sama lain? (baik itu intern- area, juice, maupun ekstern- dengan media luar) iyah ada karena secara management dipegang orang yang sama.
Plus bos yang sama jadi secara struktur area dan juice itu adalah satu
kepemimpinan.
6. Gimana cara mendapatkan human resource utk perusahaan? -penyeleksiannya. Melalui seleksi interview magang dan bahkan rekomendasi.
7. Model seperti apa yg dicari (yang bs mndukung tujuan perusahaan, visimisi area)? Yang memahami bagaimana cara bekerja.. mengenal dan melakukan
job desk nya kemudian attitude yang baik dalam berkomunikasi.
8. Apakah area memiliki perusahaan penerbitan sndiri dr media satu? Perusahaan percetakan mana yg biasa area pakai? namanya apa? memiliki kontrak kerjasama tidak? (kalau ada lebih dr satu bisa dijelaskan mengapa, dan apa saja lalu bgmn pembagian kontraknya dengan perusahaan penerbitan lainnya juga?) Gak ada sa. Perusahaan penerbit kita kan mediasatu publisher.
Maksudnya cetaknya? Apa gimana sik?
Publishernya dari mediasatu sendiri ya? Kalau percetakannya?
Manajemen Media..., Natasha Alana Dodds, FIKOM UMN, 2015
Media satu itu publisher kan.. ah kamu magangnya salah nih…
harusnya masuk group marketingkuuuuu. Biar paham.
Hahahahahahahaa. Kalau percetakan kita pindah pindah. Terakhir di
harapan prima, karena nyari kertas murah.
Mba itu ke percetakan berarti ga tentu atau ngga kontrak? Gak tentu dan gak kontrak.
9. Untuk bagian distribusi , siapa saja yang diajak bekerjasama (slain tmpt hangout, tmpt apa lagi)? (dari over 400 locations yg ada di halaman blkg area) selain 400 pick up point ada e-magazine, yaitu scoop, wayang force
dan indobook.
10. Lewat mana didistribusikan? bagaimana bentuk krjasamanya dan bagaimana spy area yang dipilih utk kerjasama? lewat pick up point yang kita pilih. Biasanya kita kerjasama barter.
11. Aktivitas humas area apasaja, supaya kelihatan image nya bagus? (yg tidak bersifat sposorship ya) seperti acara charity, donasi, spt itu(jika tdk ada tidakpapa). Charity sih belum.. tapi kita mau mengarah kesitu tahun ini. Lagi mau
Manajemen Media..., Natasha Alana Dodds, FIKOM UMN, 2015
(3)
Tambahan wawancara : Senin, 16 Maret 2015 (00:20:46)
1. Gimana cara nentuin rate card-nya?
Rate card itu sebenernya pas waktu aku dateng, sebenernya uda ada.
Tapi tiap tahunnya itu ada kenaikkan harga.
(interupsi dari Finance Media Satu)
iya, jadi rate card tiap tahunnya itu selalu naik, cuman waktu awal aku
datang kesini itu untuk harganya sudah ada, pas waktu jamannya mba
Rini. Jadi untuk halaman inside biasa berapa, cover berapa, itu
sebenernya udah ada. Cuma setiap tahun kita itu naiknya 25 %. Cuma
untuk tahun ini, kita ngga terlalu banyak naik, sebenernya hanya
pembulatan aja, karena kita tetep ngeliat mangsa pasar, karena semua
udah menganut digital, jadi majalah itu agak sedikit ditinggalkan. Jadi kita
juga ngga mau terlalu mahal. Kita ngliat pasar bahwa oke, ada beberapa
yang kita naikkin ada beberapa yang memang angkanya ya tetap disitu.
Patokkan sih sebenernya kalau aku ditanya dari awal harus bikin itu
karena dulu aku di playboy juga bikin dari awal itu biasanya perjalannya
agak jauh. Jadi lo harus bikin business plan dulu, jadi total semua
business plan lo, let’s say dari SDM nya, pegawainya, listrik apa segala
macem, itu kan produksi sebagai modal, nah itu in written bisa ampe
berapa tahun, let’s say gue balik modal 3 tahun nih, nah dari 3 tahun itu,
abis itu di breakdown jadi tambahan margin untuk keuntungan kantor ,
dan udah sama transportasi ya , trus editorial kaya misalnya ada
pemotretan, transportasi meeting-meeting , semua udah dimasukkin, di
breakdown, dengan keuntungan berapa. Itu angka dari si rate card.
Kenapa? Karna kita majalah free. semua-semua jiwa dan jantungnya ada
di situ. Gitu. Jadi, kalau ditanya dari awal, kamu harus bikin business plan.
Manajemen Media..., Natasha Alana Dodds, FIKOM UMN, 2015
Cuma kan aku dateng kesini pas waktu area umur brapa ya, hhm 4 tahun,
jadi, ya udah berjalan sebenernya gitu, ngga dari awal lahir area.
Seperti yang mba mita jelasin, kan ada jualan iklan yang direct ada yang by agency, trus model iklannya ada yang lepasan atau kontrak, gimana? Bukan lepasan. Jadi kita itu menawarkan ke industry-industri brand. hmm
industri provider, industri banking, seperti itu. Nah mereka itu ada yang
punya agency ada yang tidak. Ketika tidak, artinya kita harus direct ketok
pintunya. Jadi ini treatment nya agak beda, jadi kalau kita langsung ke
direct, jatohnya ya memang mereka decision maker, mereka bisa
melakukan sesuatu, jadi kita dateng, kita tektokan, kita ada ini, dia suka
yaudah gampang jalan. Tapi kalau kita melalui agency itu kan kaya
makelar ya, jadi yaudah nanti gue buat presentasi sama klien gue, suka
nggasuka nanti gue kabarin, jadi proses nya lama. Gitu, tapi, yang
menguntungkan adalah kalau agency, kita bisa lebih mahal. Kalau direct
itu jatohnya mereka akan lebih mahal ke kita karna satuan, tapi kalau
misalkan agency , disitu misalkan WPP, itu punya unilever jadi bisa
sekalian, misalkan ada close up, ada lifebuoy, ada PNG juga, jadi disitu
gue bisa beli bundle, 6x6x1 pasang di area . lebih enaknya agency gitu.
Tapi kalau kita ngga kena pitching atau kita nga sukses masuk ke plan
mereka, kita ngga ngeblad. Cuma enaknya kalau direct itu keputusan
langsung “ah gue ga suka ah,” yaudah ngga usah nunggu nunggu gitu loh
. kaya gitu.
2. Dari promosi, kaya special event itu kan Area bikin acara Cheap eats, area baru bikin acara Cheap eats doang? Sebenernya banyak, nanti lo minta jadwalnya sama Tosi ya, dia yang
punya timelinenya. Jadi dalam satu tahun kita uda ada event event yang
kita jalanin, area yang bikin. Yang kita nebeng tuh kaya java jazz, sama
sounds fair. Itu bentuk partner. Tapi kita bisa bawa sponsor, karna kita
Manajemen Media..., Natasha Alana Dodds, FIKOM UMN, 2015
uda terbiasa.kecuali sponsornya bukan sponsor mereka, jadi misalnya
java jazz, sponsor besarnya kan telkomsel, ya kita ngga boleh bawa
sponsornya telkomsel. Jangan head to head. Misalnya kaya kemaren, kita
sponsorin cuma minum doang, mix max, gitu kan, gapapa . tapi itu kan
seharusnya menjadi masalh buat mereka. Jadi gua ada term condition nya
, gua akan keluarin itu minuman cuma 2 jam dan itu happy hours aja . gitu
jadi, dan mereka gue pakein gelas , jadi mereka ngga bawa botolnya. Itu
ada term kondisinya , sampe kaya gitu . jadi kita terus selalu bernegosiasi
dan berfleksibel ria untuk melakukan satu bisnis yang penting dikawinin.
Pernah sponsorin apa aja mba? Disponsorin? Apa area nyeponsorin? Kalau area nyeponsorin ngga
pernah. Disponsorin sering. Jadi kaya jjf tahun lalu kan di sponsorin sama
billabong, tapi kaya gitu gitu sering. Trus Panasonic jjf 2 tahun lalu
disponsori, gitu.
Kalau ttg barter advertising gimana sih? Jadi (sambil makan ice cream), kita nanya dulu nih misalnya Sobi punya
eh…”gue butuh laptop nih, buat 8 orang di atas, lo mau ngga barterin
iklannya?” jadi gua dateng, ketok pintu ke Lenovo, “lo ada budget ngga?”
“ada nih, tapi cash gue paling cuma 20juta.” “boleh dong tapi tambahin
sama laptop nya untuk gue ada keperluan”. Jadi itu namanya semi barter,
ngga full barter. Kita ngga pernah yang namanya full barter, kecuali
emergency banget misalnya seperti hotel. Kaya java jazz kemaren anak-
anak ngga mungkin loading 3 hari dari sini kan, akhirnya gue barterin hotel
buat mereka di Holiday Inn. Kaya gitu, tapi yang lainlain barter iklan untuk
di sini, worst case nya ya si semi barter. Jadi stengahnya cash,
stengahnya berupa produk, barang.
Terus misalnya kaya naro area di daily bread, daily breadnya dapet keuntungan untuk jadi dimasukkin ngga? Nah itu termasuk barter ngga? Tahun ini akhirnya kita melakukan itu, kenapa? Karna majalah gratis itu
udah kebanyakan akhirnya kita ngga di perhatiin sama si tenant2 pick up
Manajemen Media..., Natasha Alana Dodds, FIKOM UMN, 2015
point, padahal namanya sih kita uda cantumin di lokasi pick up point, udah
terdaftar. Nah akhirnya, kita ketok pintu sama coffee bean untuk
melakukan kerjasama. Karna mereka juga mau sweeping juga kaya free
free kayak kawasan segala macem, dia udah ngga mau lagi ada disitu.
Tapi karena kita kerja sama , kerja samanya artinya kita pasang iklan, eh..
mereka pasang di kita, kita tahu disitu untuk semua coffee bean di
Jakarta, sama Indonesia. Jadi sometimes Juice nya juga akhirnya punya
PIC juga dalam hal ini. Gituuu. Dan gue masih ada 5 titik lagi nih
starbucks, celebrity fitness, djournal, sama satu lagi gue lupa. Nah yang
baru kerja sama yang halaman iklan itu baru coffee bean doang.nah yang
lain biasanya ya cuma pick up point biasa aja, kita taro-taro. Namanya
dicantumin di pickup point tapi kita ngga eksklusif gitu loh. Di coffee bean
kan kita eksklusif. Jadi kalau ditanya ada ngga sih kerjasama barter? Kita
ada, tapi baru satu nih.. itu juga buat kepentingan si pick up point, gitu.
3. Terus dari SDM nya, kan kemaren mba mita bilang bisa masuk by interview, atau dari orang dalem yang suggest nih, dia bisa nih, tapi ada ngga sih kriterianya sendiri? Untuk karyawan area yah. Kaya misalkan harus S1 kah? Ngga sih, itu semua tergantung sama kebutuhan. Mungkin untuk detailnya
kamu bisa ngobrol sama mba Tyas, ke HRD. Tapi sejauh ini, kaya
kemaren aku perlu promo, anak ae, itu kita melalui digital, jadi by sosmed
kita , sama jobsdb. Nah itu standarisasinya HRD selalu “Mit kriteria kamu
apa nih, tambahan?” kalau aku sih lebih kepada berpengalaman. Skill 2
tahun udah pasti. Tapi kalau masalah dia d1, s1, tergantung dari
department nya masing2. Kalau marketing masih bisa terima untuk d1
asal dia punya pengalaman. Tapi kana da beberapa kaya misalkan
editorial yang memang, dia harus jago nulis, ya minimal dia s1 lah, dia
lulusan. Kaya gitu. Jadi itu tergantung department. Headnya minta nya
requestnya usernya mau kaya gimana nih. Jadi ngga bisa di sama ratakan
kalo pertanyaannya gitu, harus kaya gimana nih, gitu.
Manajemen Media..., Natasha Alana Dodds, FIKOM UMN, 2015
Tapi kalau misalkan dari usia, gender, gitu-gitu, disini ga nentuin standart gitu ya? Mas Hanan udah berapa? Dia bapak PNS kita gitu. (hahahaha aku
ketawa).Pa Maino berapa?
Tapi disini banyakan cowo atau cewe sih mba? Hmm tergantung, tapi kalau nanya soal anak promo, laki-laki, kalau
marketing lagi banyak laki juga, gitu. Kalau area, editorialnya lagi banyak
cewe. Its all about skill aja.
4. Kalau tentang percetakan, mba mita ngerti ngga ya tapi aku nanyanya tentang offset2nya gitu, Ngerti dooong.
Di percetakan, Area memakai percetakan yang menggunakan film atau CTP ? Ooh ok, nah itu tergantung sama percetakan. Kan seperti aku bilang kita
ganti-ganti. Yang tau itu detailnya kalo ngga si densus, atau kiki, di
produksi atas, atau ngga pa maino. Mungkin lebih detailnya kamu bisa
tanya ke mereka. Kalau yang aku tau sih lebih kepada jadwal, trus abis
itu, aku meyakinkan bahwa itu tidak telat, karena itu kan sebenernya kan
kita terbitiinnya Rabu, mau gimanapun juga hari selasa malem harus uda
nyampe ke kantor. Intinya kaya gitu. Nanti kalau detailnya misalnya ‘mba
ini mesinnya abis apanya rusak, harus ganti kertas apa gini gini’, jujur itu
jadi nilai poin untuk “OKE” tapi tidak menjadi satu alasan untuk itu akan
telat. Kenapa? Karna kertas… dia percetakan, harusnya ya dia punya
cadangan lah. Apalagi kalau banjirpun kaya gimana gitu. Jadi untuk
detailnya ,mo pake apa-apa mungkin kamu bisa langsung ke mereka sih.
Tapi berarti deadlinenya untuk balik lagi ke kantor itu selasa malam sebelum rabu cetak, eh sebelum rabu naik terbit? Iya, sebelum rabu terbit dan didistribusikan. Kita selalu tiap pagi di
distribusiinnya jadi biasanya hari selasa uda naiik cetak dan waktunya 1
minggu untuk diselesaikan. Makanya kita ada jadwal terbit, ada jadwal
Manajemen Media..., Natasha Alana Dodds, FIKOM UMN, 2015
deadline, untuk updatenya lo minta sama Deasy aja. Ada kok. Nah agency
selalu megang itu sama direct.
Hmmm terus mekanisme pembayarannya gimana? Hehehe yang aku tau itu harusnya sesuai sama pembicaraan di awal. kadang-
kadang kan perusahaan itu belum tentu dia punya itu di depan. Jadi
kadang-kadang ya pokoknya abis cetak baru kita bayar brapa persen, itu
tergantung. Jadi ga bisa lo garis tegaskan bahwa semua percetakan
sama, harus ada DP 50% , ngga gitu, beda-beda. Tergantung gimana
negonya juga sama orang percetakannya.
Sekarang area itu jadi tebel terus ya mba? Hm mh,, karena kertasnya juga ganti, dia gramnya lebih berat, ya emang
kualitas dari rubriknya kana da tambahan, ‘MARI LARI’, sama iklannya
juga sih, gitu.
Tapi kalau untuk karakter majalahnya, kaya covernya gitu, itu glossy atau doff sih? Sebenernya sih glossy cuma waktu pernah sekali awal tahun Kawasaki itu
doff.
(interupsi dari Mba Tyas-HRD sekitar 1 setengah menit)
oke terus?
5. Terus ke distribusi. Distribusi itu, kemana aja di taronya itu kan ke yang over 400 location itu, 400 atau 200 sih mba? Sebenernya ke 5 tempat itu yang tadi aku bilang, starbucks, coffee bean,
djournal, celfit, satu lagi gue lupa, apaaa gitu. Tapi untung sisanya ya 200
itu. Jadi biasa Anang itu slalu ngasih tanda terima buat mereka uda
nyampe apa ngga nya itu kaya gini. Dan ini harus ada ttd mereka sama
cap nya si pick up point itu (Mba Mita kasih liat bukti tanda terima).
Untuk semua 200 tempat ini, semua akan dapet terus kan? Dapet.
Berapa oplah sih tiap satu tempat? Sebenernya kita ngasihnya 20. kita claimnya sama klien tuh 65.000.
Manajemen Media..., Natasha Alana Dodds, FIKOM UMN, 2015
Ada datanya ngga sih mba, oplah yang di download di digital berapa? Ada. Dan biasanya gue dapet datanya dari Dhilla. Karena dia ibu digital.
Hehehe
6. Oke deh. Terus Humas. Kan kemaren ku nanya mba mita pernah ngga ini, humas melakukan aktivitas yang tidak bersifat sponsorship, kan belum ada kan, kaya misalkan kan donasi itu kan belum ada. Iya belum. Pengeeen tahun ini, cuman gue lagi bermasalah di tim intern
nya aja cuman satu.
Hoooo, kasiaaaan ._. Tapi berarti kan memang belum ada, gapapa sih. Pengennya ya itu, ini in sampah. Ngambilin sampah, tapi yg ngambilin
sampah cantik-cantik di kota. (hahaha, aku tertawa lagi). Puntung
rokoook…..
Puntung rokok tapi kan bukan charity tapi ya? Tapi kan itu HR juga gitu, apa itu, ya itukan kegiatan sosial, dan pengen
lagi kalau misalnya ada event yang berhubungan misalnya sama
minuman, let say di hard rock gitu, terus setiap satu gelas itu donasi
misalnya 10.000, itu memang konsepku, tahun ini, tapi belum di approve.
Manajemen Media..., Natasha Alana Dodds, FIKOM UMN, 2015
### Interview singkat dengan Yasnimar (HRD)
Senin, 16 Maret 2015
Aku mau tanya ke Mba Tyas tentang kriteria nya jadi karyawan Area , kan kalau skill itu pasti. Perlu s1 atau lainnya gt ngga?
Harus. Dalam department apa saja. Jadi s1, pengalaman kerja, dalam
bidang yang sama ya. Kaya reporter lah , dia harus dari istilahnya kalau ini
jurusannya jurnalis. Gitu. Yang pasti bisa kerjasama tim, bisa kerja under
pressure, pas itu dia bisa menggunakan computer, itu lazim lah. Biasanya
untuk reporter kita juga utamakan yang bisa foto. Itu persyaratannya.
Misalnya dia bisa nulis dia juga harus bisa foto. Pas itu dia juga harus
dengan dunia web di kita juga harus bisa. Jadi reporter nih bisa nulis juga
buat di digital itu sih salah satu yang paling penting. Kalau first graduate,
paling ngga dia jurusannya jurnalis. Dia juga harus hobi nulis, selain hobi
yang pasti harus bisa nulis dan ya itu tadi bisa foto.
Itu kan bagian dari reporternya, misalkan dari marketing, atau dari HRD?
Ya sama. Pokoknya pengalaman. Kalau marketing harus jago jualan.
Punya database juga, juga teamwork, harus bisa juga presentasi ke klien,
bisa menjual dirinya supaya bisa melobi, karna kan dia ngga jual produk,
tapi tetep bisa menjual. Bukan menjal dirinya ya hehehehe jadi bagaimana
biar produk tuh orang bisa tertarik. Kalau kaya sarjana teamwork itu umum
ya.
kalau di Area ya, kita ngga nyentuh-nyentuh juice dan lainnya, itu pekerjanya ada harus gendernya apakah, usia berapa, ya yang lagi dibutuhkan lah ya?
Kita sebenernya lebih cendrung ke laki ya. Untuk liputan malam apa
segala macem bisa,. Yang udah ada di Area sih perempuan kebanyakan,
Manajemen Media..., Natasha Alana Dodds, FIKOM UMN, 2015
kamu bisa liat sendirikan hehehe. Tapi disini berarti harus bisa meliput
untuk semua rubrik ngga cuma di situ-situ aja. Yang tadinya cuma bisa di
makanan doang, atau di fashion. Ngga gitu, sekarang kita harus bisa
semua. Jadi dirotasi gitu antar reporter. Untuk usia ada dong batesan. Kita
cari reporter yang muda. Diluar yang senior ya. Misalnya 25, 22, misalnya
orang lulus kuliah berapa sih, sekitar segituan lah. Ya 23-27. Usia
produktif lah, ya yang lagi semangat-semangatnya. Kalau untuk marketing
terutama yang good looking lah ya, karenakan ngadepin orang,
penampilan ya goodlooking lah, ngga bau juga, ya apapun gitu lah, kalau
bau ketek kan kalian juga bete kali, yang pasti dia punya badan harus
bersih lah gitu ya, bersih lahir batin. Tidak hanya bersih penampilan tetapi
juga badan bersih. First impression nya jadi enak gitu. Kalo bau, boro-boro
mo masang gitu kan.
### Interview singkat dengan Rifqi Hamzah (Produksi&Distribusi)
Senin, 16 Maret 2015
Untuk offsetnya itu, pake film atau CTP? CTP itu uda pasti.
Jenis mesin cetaknya apa? Heidelberg XL 105
Finishing majalahnya gimana? Finishingnya ya di bending.
Karakter majalahnya gimana? Sekarang Doff. Pada umumnya biasanya glossy.
Waktu cetak berapa lama mas? satu minggu. Yang harus naik cetak di rabu, terbit di rabu. Jadi kesini
udah paling lambat semalam sebelum di distribusikan.
Manajemen Media..., Natasha Alana Dodds, FIKOM UMN, 2015