Top Banner
Indikator / Kriteria Pembangunan Berkelanjutan Berdasarkan konsep pembangunan berkelanjutan tersebut, maka indikator pembangunan berkelanjutan tidak akan terlepas dari aspek-aspek tersebut diatas, yaitu aspek ekonomi, ekologi/lingkungan, sosial, politik, dan budaya. Sejalan dengan pemikiran tersebut, Djajadiningrat (2005) dalam buku Suistanable Future: Menggagas Warisan Peradaban bagi Anak Cucu, Seputar Pemikiran Surna Tjahja Djajadiningrat, menyatakan bahwa dalam pembangunan yang berkelanjutan terdapat aspek keberlanjutan yang perlu diperhatikan, yaitu: 1. Keberlanjutan Ekologis 2. Keberlanjutan di Bidang Ekonomi 3. Keberlanjutan Sosial dan Budaya 4. Keberlanjutan Politik 5. Keberlanjutan Pertahanan Keamanan Prof. Otto Soemarwoto dalam Sutisna (2006), mengajukan enam Tolak ukur pembangunan berkelanjutan secara sederhana yang dapat digunakan baik untuk pemerintah pusat maupun di daerah untuk menilai keberhasilan seorang Kepala Pemerintahan dalam pelaksanaan proses pembangunan berkelanjutan. Keenam Tolak ukur itu meliputi: pro lingkungan hidup; pro rakyat miskin; pro kesetaraan jender; pro penciptaan lapangan kerja;
34

LINGKUNGAN

Oct 31, 2014

Download

Documents

Fauzi Oki

LINGKUNGAN
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: LINGKUNGAN

Indikator / Kriteria Pembangunan Berkelanjutan

Berdasarkan konsep pembangunan berkelanjutan tersebut, maka indikator pembangunan

berkelanjutan tidak akan terlepas dari aspek-aspek tersebut diatas, yaitu aspek ekonomi,

ekologi/lingkungan, sosial, politik, dan budaya. Sejalan dengan pemikiran tersebut,

Djajadiningrat (2005) dalam buku Suistanable Future: Menggagas Warisan Peradaban bagi Anak

Cucu, Seputar Pemikiran Surna Tjahja Djajadiningrat, menyatakan bahwa dalam pembangunan

yang berkelanjutan terdapat aspek keberlanjutan yang perlu diperhatikan, yaitu:

1. Keberlanjutan Ekologis

2. Keberlanjutan di Bidang Ekonomi

3. Keberlanjutan Sosial dan Budaya

4. Keberlanjutan Politik

5. Keberlanjutan Pertahanan Keamanan

 

Prof. Otto Soemarwoto dalam Sutisna (2006), mengajukan enam Tolak ukur pembangunan

berkelanjutan secara sederhana yang dapat digunakan baik untuk pemerintah pusat maupun di

daerah untuk menilai keberhasilan seorang Kepala Pemerintahan dalam pelaksanaan proses

pembangunan berkelanjutan. Keenam Tolak ukur itu meliputi:

pro lingkungan hidup;

pro rakyat miskin;

pro kesetaraan jender;

pro penciptaan lapangan kerja;

pro dengan bentuk negara kesatuan RI dan

harus anti korupsi, kolusi serta nepotisme. Berikut ini penjelasan umum dari masing-

masing Tolak ukur.

 

Tolak ukur pro lingkungan hidup (pro-environment) dapat diukur dengan berbagai indikator.

Salah satunya adalah indeks kesesuaian,seperti misalnya nisbah luas hutan terhadap luas wilayah

(semakin berkurang atau tidak), nisbah debit air sungai dalam musim hujan terhadap musim

kemarau, kualitas udara, dan sebagainya. Berbagai bentuk pencemaran lingkungan dapat menjadi

indikator yang mengukur keberpihakan pemerintah terhadap lingkungan. Terkait dengan Tolak

Page 2: LINGKUNGAN

ukur pro lingkungan ini, Syahputra (2007) mengajukan beberapa hal yang dapat menjadi rambu-

rambu dalam pengelolaan lingkungan yang dapat dijadikan indikator, yaitu:

Menempatkan suatu kegiatan dan proyek pembangunan pada lokasi secara benar menurut

kaidah ekologi.

Pemanfaatan sumberdaya terbarukan (renewable resources) tidak boleh melebihi potensi

lestarinyaserta upaya mencari pengganti bagi sumberdaya takterbarukan(non-renewable

resources).

Pembuangan limbah industri maupun rumah tangga tidak boleh melebihi kapasitas

asimilasi pencemaran.

Perubahan fungsi ekologis tidak boleh melebihi kapasitas daya dukung lingkungan

(carrying capacity).

Tolak ukur pro rakyat miskin (pro-poor) bukan berarti anti orang kaya. Yang dimaksud pro

rakyat miskin dalam hal ini memberikan perhatian pada rakyat miskin yang memerlukan

perhatian khusus karena tak terurus pendidikannya, berpenghasilan rendah, tingkat kesehatannya

juga rendah serta tidak memiliki modal usaha sehingga daya saingnya juga rendah. Pro rakyat

miskin dapat diukur dengan indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau

HumanDevelopment Index (HDI) dan Indeks Kemiskinan Manusia (IKM) atau Human Poverty

Index (HPI) yang dikembangkan PBB. Kedua indikator ini harus dilakukan bersamaan sehingga

dapat dijadikan Tolak ukur pembangunan yang menentukan. Nilai HDI dan HPI yang meningkat

akan dapat menunjukkan pembangunan yang pro pada rakyat miskin.

 

Tolak ukur pro kesetaraan jender/pro-perempuan (pro-women), dimaksudkan untuk lebih banyak

membukakesempatan pada kaum perempuan untuk terlibat dalamarus utama pembangunan.

Kesetaraan jender ini dapatdiukur dengan menggunakan Gender-related.Develotmenta.Index

(GDI) dan Gender Empowerment Measure (GEM) untuk suatu daerah.Jika nilai GDI mendekati

HDI, artinyadi daerah tersebut hanya sedikitterjadi disparitas jender dan kaumperempuan telah

semakin terlibat dalam proses pembangunan.

 

 

Tolak ukur pro pada kesempatan hidup atau kesempatan kerja

Page 3: LINGKUNGAN

(pro-livelihood opportunities) dapat diukur dengan menggunakan berbagai indikator seperti

misalnya indikator demografi (angkatan kerja, jumlah penduduk yang bekerja, dan sebagainya),

index gini, pendapatan perkapita, dan lain-lain. Indikator Kesejahteraan Masyarakat juga dapat

menjadi salah satu hal dalam melihat dan menilai Tolak ukur ini

 

 

Tolak ukur pro dengan bentuk negara kesatuan RI merupakan suatu keharusan, karena

pembangunanberkelanjutan yang dimaksud adalah untuk bangsaIndonesia yang berada dalam

kesatuan NKRI.

 

Tolak ukur anti korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) dapat dilihat dari berbagai kasus yang

dapat diselesaikanserta berbagai hal lain yang terkait dengan gerakan anti KKNyang digaungkan

di daerah bersangkutan.Buah pemikiran pakar lingkungan ini sejalan denganbuah pemikiran

beberapa konseptor pembangunan berkelanjutan yang dirangkum oleh Gondokusumo

(2005),dimana disebutkan syarat-syarat yang perlu dipenuhi untuktercapainya proses

pembangunan berkelanjutan (Tabel1). Syarat-syarat tersebut secara umum terbagi dalam 3

indikator utama, yaitu:

1. Pro Ekonomi Kesejahteraan, maksudnya adalah pertumbuhan ekonomi ditujukan untuk

kesejahteraan semua anggota masyarakat, dapat dicapai melalui teknologi inovatif yang

berdampak minimum terhadap lingkungan.

2. Pro Lingkungan Berkelanjutan, maksudnya etika lingkungan non antroposentris yang

menjadi pedoman hidup masyarakat, sehingga mereka selalu mengupayakan kelestarian

Page 4: LINGKUNGAN

dan keseimbangan lingkungan, konservasi sumberdaya alam vital, dan mengutamakan

peningkatan kualitas hidup non material.

3. Pro Keadilan Sosial, maksudnya adalah keadilan dan kesetaraan akses terhadap

sumberdaya alam dan pelayanan publik, menghargai diversitas budaya dan

Budimanta (2005) menyatakan, untuk suatu proses pembangunan berkelanjutan, maka perlu

diperhatikan hal hal sebagai berikut:

 

1. Cara berpikir yang integratif. Dalam konteks ini, pembangunan haruslah melihat

keterkaitan fungsional dari kompleksitas antara sistem alam, sistem sosial dan manusia di

dalam merencanakan, mengorganisasikan maupun melaksanakan pembangunan tersebut.

2. Pembangunan berkelanjutan harus dilihat dalam perspektif jangka panjang. Hingga saat

ini yangbanyak mendominasi pemikiran para pengambilkeputusan dalam pembangunan

adalah kerangkapikir jangka pendek, yang ingin cepat mendapatkanhasil dari proses

pembangunan yang dilaksanakan.Kondisi ini sering kali membuat keputusan yangtidak

memperhitungkan akibat dan implikasi padajangka panjang, seperti misalnya potensi

kerusakanhutan yang telah mencapai 3,5 juta Ha/tahun, banjiryang semakin sering

melanda dan dampaknya yangsemakin luas, krisis energi (karena saat ini kita

telahmenjadi nett importir minyak tanpa pernah melakukanlangkah diversifi kasi yang

maksimal ketika masih dalamkondisi surplus energi), moda transportasi yang

tidakberkembang, kemiskinan yang sulit untuk diturunkan,dan seterusnya.

3. Mempertimbangkan keanekaragaman hayati, untuk memastikan bahwa sumberdaya alam

selalu tersedia secara berkelanjutan untuk masa kini dan masa mendatang. Yang tak kalah

pentingnya adalah juga pengakuan dan perawatan keanekaragaman budaya yang akan

mendorong perlakukan yang merata terhadap berbagai tradisi masyarakat sehingga dapat

lebih dimengerti oleh masyarakat.

4. Distribusi keadilan sosial ekonomi. Dalam konteks ini dapat dikatakan pembangunan

berkelanjutan menjamin adanya pemerataan dan keadilan sosial yang ditandai dengan

meratanya sumber daya lahan dan faktor produksi yang lain, lebih meratanya akses peran

dan kesempatan kepada setiap warga masyarakat, serta lebih adilnya distribusi

kesejahteraan melalui pemerataan ekonomi 

Page 5: LINGKUNGAN

     

Peran Tata Ruang Dalam Pembangunan Kota Berkelanjutan

 

Terkait dengan pembangunan perkotaan, maka kota yang menganut paradigma pembangunan

berkelanjutan dalam rencana tata ruangnya merupakan suatu kota yang nyaman bagi

penghuninya, dimana akses ekonomi dan sosial budaya terbuka luas bagi setiap warganya untuk

memenuhi kebutuhan dasar maupun kebutuhan interaksi sosial warganya serta kedekatan dengan

lingkungannya. Menurut Budimanta (2005), bila kita membandingkan wajah kota Jakarta dengan

beberapa kota di Asia maka akan terlihat kontras pembangunan yang dicapai. Singapura telah

menjadi kota taman, Tokyo memiliki moda transportasi paling baik di dunia, serta Bangkok

sudah berhasil menata diri menuju keseimbangan baru ke arah kota dengan menyediakan ruang

yang lebih nyaman bagi warganya melalui perbaikan moda transportasinya. Perbedaan terjadi

karena Jakarta menerapkan cara pandang pembangunan konvensional yang melihat

pembangunan dalam konteks arsitektural, partikulatif dalam konteks lebih menekankan pada

aspek fisik dan ekonomi semata. Sedangkan ketiga kota lainnya menerapkan cara pandang

pembangunan berkelanjutan dalam berbagai variasinya, sehingga didapatkan kondisi ruang kota

yang lebih nyaman sebagai ruang hidup manusia di dalamnya.

 

 

Menurut Budihardjo (2005), rencana tata ruang adalah suatu bentuk kebijakan publik yang dapat

mempengaruhi keberlangsungan proses pembangunan berkelanjutan. Namun masih banyak

masalah dan kendala dalam implementasinya dan menimbulkan berbagai konfl ik kepentingan.

Konflik yang paling sering terjadi di Indonesia adalah konfl ik antar pelaku pembangunan yang

terdiri dari pemerintah (public sector), pengusaha atau pengembang (private sector), profesional

(expert), ilmuwan (perguruan tinggi), lembaga swadaya masyarakat, wakil masyarakat, dan

Page 6: LINGKUNGAN

segenap lapisan masyarakat. Konfl ik yang terjadi antara lain: antara sektor formal dan informal

atau sektor modern dan tradisional di perkotaan terjadi konfl ik yang sangat tajam; proyek “urban

renewal” sering diplesetkan sebagai “urban removal”; fasilitas publik seperti taman kota harus

bersaing untuk tetap eksis dengan bangunan komersial yang akan dibangun; serta bangunan

bersejarah yang semakin menghilang berganti dengan bangunan modern dan minimalis karena

alasan ekonomi. Dalam kondisi seperti ini, maka kota bukanlah menjadi tempat yang nyaman

bagi warganya. Kaidah-kaidah pembangunan berkelanjutan cenderung dikibarkan sebagai slogan

yang terdengar sangat indah, namun kenyataan yang terjadi malah bertolak belakang. Terkait

dengan berbagai konfl ik tersebut, maka beberapa usulan yang diajukan Budihardjo (2005) untuk

meningkatkan kualitas perencanaan ruang, antara lain:

1. Orientasi jangka panjang yang ideal perlu disenyawakan dengan pemecahan masalah

jangkapendek yang bersifat inkremental, dengan wawasan pada pelaksanaan atau action

oriented plan.

2. Penegakan mekanisme development control lengkap dengan sanksi (disinsentif) bagi

berbagai jenis pelanggaran dan insentif untuk ketaatan pada peraturan.

3. Penataan ruang secara total, menyeluruh dan terpadu dengan model-model advocacy,

participatory planning dan over-the-board planning atau perencanaan lintas sektoral,

sudah saatnya dilakukan secara konsekuendan konsisten.

4. Perlu peningkatan kepekaan sosio kultural dari para penentu kebijakan dan para

professional (khususnya di bidang lingkungan binaan) melalui berbagai forum

pertemuan/diskusi/ceramah/publikasi, baik secara formal maupun informal.

5. Perlu adanya perhatian yang lebih terhadap kekayaan khasanah lingkungan alam dalam

memanfaatkan sumber daya secara efektif dan efi sien.

6. Keunikan setempat dan kearifan lokal perlu diserap sebagai landasan dalam

merencanakan dan membangun kota, agar kaidah a city as a social workof art dapat

terejawantahkan dalam wujud kota yang memiliki jati diri. Fenomena globalization

withlocal fl avour harus dikembangkan untuk menangkal penyeragaman wajah kota dan

tata ruang. Disamping enam usulan tersebut tentunya implementasi indikator-indikator

pembangunan berkelanjutan yang berpijak pada keseimbangan pembangunan dalam

Page 7: LINGKUNGAN

sedikitnya 3 (tiga) pilar utama, yaitu ekonomi, lingkungan dan sosial harus menjadi dasar

pertimbangan sejak awal disusunnya suatu produk rencana tata ruang kota/wilayah.

MACAM-MACAM KOMPONEN FISIK

1. Kekuatan (strength)

Sajoto (1988:6), mengatakan bahwa “Kekuatan (strength) adalah komponen kondisi fisik

seseorang tentang kemampuannya dalam menggunakan otot untuk menerima beban sewaktu

bekerja”. Menurut Harsono (1988:178), Strength adalah kemampuan otot untuk membangkitkan

tegangan terhadap suatu tahanan”

2. kelenturan (Fleksibeliti)

kelenturan (Fleksibelitas) adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak

sendi”. (Harsono, 1988:163). daya lentur (Flexibility) adalah efektivitas seseorang dalam

penyesuaian diri untuk aktivitas dengan penguluran tubuh yang luas”. (Sajoto, 1988:17).

3. Daya tahan (endurance)

daya tahan adalah seorang atlet yang mampu untuk mengatasi kelelahan pada organisme tubuh

selama melakukan kegiatan tersebut ( Josef Nossek. 1982.48)

4. Kecepatan

Kecepatan yaitu kemampuan untuk menempuh jarak tertentu dengan waktu sesingkat-singkat

mungkin. (Bompa 1999).

5. Daya

daya ledak adalah kemampuan olahragawan untuk mengatasi tahanan dengan suatu kecepatan

kontraksi tinggi (Harre, 1982:102). Daya ledak ialah kemampuan sebuah otot atau sekelompok

otot untuk mengatasi tahanan beban dengan kekuatan dan kecepatan tinggi dalam satu gerakan

yang utuh (Suharno HP, 1984:11)

6. Kelincahan

menurut Suharno HP (1983 : 28) mendefinisikan kelincahan adalah kemampuan dari seseorang

untuk merubah posisi dan arah secepat mungkin sesuai dengan situasi yang dihadapi.

Page 8: LINGKUNGAN

7. Keseimbangan

Balance, Kemampuan seseorang mengendalikan organ-organ syaraf otot.

8. koordinasi

Coordination, Kemampuan seseorang mengintegrasikan berbagai gerakan yang berbeda kedalam

pola gerakan tunggal secara efektif.

9. Reaksi

Reaction, Kemampuan seseorang untuk segera bertindak secepatnya dalam menanggapi

rangsangan yang ditimbulkan lewat indera

10. koposisi tubuh

Komposisi tubuh dapat didefinisikan sebagai prosentase relative dari lemak tubuh dan massa

tubuh (sasmita:IKD)

A.ASPEK EKONOMI

Cukup banyak data makro ekonomi yang tersebar di berbagai media yang secara langsung

maupun tidak langsung dapat di manfaatkan perusahaan.Data makroekonomi tersebut banyak

yang dapat di jadikan sebagai indicator ekonomi yang dapat diolah menjadi informasi penting

dalam rangka studi kelayakan bisnis ,misal nya:PDB,INVESTASI,INFLASI,KURS VALUTA

ASING,KREDIT PERBANKAN,ANGGARAN PEMERINTAH,PENGANGGARAN

PEMBANGUNAN,PERDAGANGAN LUAR NEGRI,DAN NERACA PEMBAYARAN.

1.Sisi Rencana Pembangunan Nasional

Analisis manfaat proyek di tinjau di sisi ini,di maksudkan agar proyek dapat:

a.Memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat.

Page 9: LINGKUNGAN

Kegiatan usaha yang dapat di kerjakan oleh tenaga kerja local tidak perlu di gantikan oleh tenaga

kerja asing.

b.Menggunakan sumber daya local

Sumber daya lokalmisal nya bahan baku.komponen bahan baku produk local jika di

manfatkan(dengan catatan kualiatascukup layak sesuai standart)untuk proses produksi .

c.Menghasilkan dan menghemat devisa

penggunaan bahan baku yang di ambil dari produk local berarti mengurangi penggunaan bahan

impor .

d.Menumbuhkan industry lain

dengan adanya proses bisnis yang baru ,di harapkan tumbuh industry lain baik yang sejenis atau

industry pendukung lain nya .seperti industry bahan baku maupun industry sebagai dampak

positif adanya kegiatan ekonomi di daerah tersebut.

e.Turut menyediakan kebutuhan konsumen dalam negri sesuai dengan kemampuan.

Sebagian sudah di jelaskan pada bagian c,di atas bawah produk yang di hasilkan atas usaha

tersebut dapat memnuhi kebutuhan dalam negri sehingga jika mencukupi tidaklah perlu

mengadakan impor yang sudah tentu akan menguras devisa,

f.menambah pendapatan nasional.

Sudah jelas bahwa dengan bertumbuh nya bisnis di dalam negeri misalnya:dengan diproduksi

nya produk yang di konsumsi secara baik di dalam negri,maka impor atas produk Dan komponen

imputnya berkurang atau bahkan di tiadakan sama sekali.

2.Sisi Distribusi Nilai Tambah

Maksudnya adalah agar proyek yang akan di bangun memiliki nilai tambah,nilai tambah hendak

nya dapat di hitung secara kuantitatif .dalam perhitungan tersebut,agar lebih mudah,dapat di

asumsikan bahwa proyek dapat berproduksi dengan kapasitas normal.

3.Sisi Nilai investasi pertenaga kerja.

Penialaian berikut nya adalah bahwa proyek mampu meningkat kan kesempatan kerja .salah satu

cara mengukur proyek padat modal atau padat karyaadalah dengan berbagai investasi (modal

tetap+modal kerja)dengan jumlah tenaga kerja yang terlibat sehingga di dapat nilai investasi

pertenaga kerja.

4.Hambatan di Bidang Ekonomi

Pelaksanaan pembangunan ekonomi terus di laksanakan dalam rangka menaikkan atau paling

Page 10: LINGKUNGAN

tidak mempertahankan pendapatan yang telah di capai .bagi Indonesia ,masih banyak tantangan

dan hambatan yang di hadapi ,sehingga tidaklah mudah untuk melaksanakanpembangunan

ekonomi ,yang juga berdampak padaaspek sosialdan politik,ada beberapa

penghambat ,diantarany:

Iklim tropis,menyebabkan terjadinya lingkungan kerja yang panas dan lembab sehingga

menurunkan usaha atau gairah kerja manusia ,banyak muncul penyakit ,serta membuat pertanian

kurang menguntungkan.

Produktivitas rendah,ini di sebabkan oleh kualitas manusia dan sumber alam yang relative

kurang menguntungkan.

Kapital sedikit ,ini di sebabkan oleh rendah nya produktivitas tenaga kerja yang berakibat pada

rendah nya pendapatan Negara ,sehingga tabungan sebagai sumber capital juga rendah .

Nilai perdagangan luar negri yang rendah,ini di sebabkan Negara miskin mengandalkan

ekspor bahan mentah yang mempunyai elastisitas penawaran permintaan atas perubahan harga

yang inelastis ,dalam jangka panjang mengakibatkan kerugian.

Besarnya pengangguran ,hal ini di sebabkan karena banyak nya tenaga kerja yang pindah dari

desa ke kota ,dan kota tak mampu menampung tenaga mereka karena kurang nya factor produksi

lain untuk mengimbangi nya sehingga terjadi nya pengangguran itu.

Besar nya ketimpangan distribusi pendapatan ,misalnya keuntungan lebih banyak di miliki

oleh sebagian kecilgolongan tertentu saja.

Tekanan penduduk yang berat,hal ini di sebabkan antara naik nya rata-rata umur manusia di

barengi dengan masih besar nya persentase kenaikan jumlah penduduk yang makin lama makin

membebani sumber daya lain untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Penggunaan tanah yang produktivitasnya rendah,hal ini di sebabkan karena sector pertanian

menjadi mata pencarian utama,di samping itu kualitas alat-alat produksi ,pupuk,teknik

pengolahan juga masih relative rendah.

5. Dukungan Pemerintah

Pemerintah mempunyai kepentingan agar perdagangan yang di lakukan oleh perusahaan-

perusahaan di dalam negri akan menghasilkan devisa bagi Negara.salah satu dukungan itu adalah

proteksi perdagangan.

Page 11: LINGKUNGAN

Instrumen terjadi nya kebijakan proteksi perdagangan banyak ragam nya,tetapi tujuan nya satu

yaitu menimbulkan distorsi pasar dalam artian mencegah adanya pasar persaingan

bebas .instrumen kebijakan proteksi perdagangan dapat di golongkan sbb:

A.Kebijakan perdagangan luar negri terbagi 2 instrumen yaitu:

Instrumen tarif,terdiri atas:pajak impor,pajak ekspor,dan subsidi ekspor

Instrumen non-tarif ,terdiri atas dua batasan yaitu: pembatasan kualitatif dan pembatasan

kuantitatif

B.Kebijakan perdagangan dalam negri,terbagi atas:

Pajak penjualan,retribusi,dan kewajiban pembayaran lain nya.

Pengaturan distribusi barang

Pengaturan (stabilisasi)harga

C.Kebijakan produksi,terdiri atas:

Subsidi/pajak langsung bagi produsen

Perlindungan harga produksi dan saran produksi

Pengaturan penggunaan sarana produksi

B.ASPEK SOSIAL

Tujuan utama perusahaan adalah mencari keuntungan yang sebesar-besar nya .namun

demikian,perusahaan tidak dapat hidup sendirian ,perusahaan hidup bersama-sama dengan

komponen lain,salah satu komponen lain yang di maksud adalah lembaga social sehingga dalam

rangka keseimbangan tadi,hendak nya perusahaan memiliki tanggung jawab social.

1.Perusahaan sebagai lembaga social.

Sebuah perusahaan memiliki tugas melaksanakan bermacam-macam kegiatan dalam waktu

bersamaan.misal nya:manufaktur,bahan baku,mendistribusikan kepasar.dll.

Untuk merealisasikan kegiatan perusahaan tidaklah mudah ,di sana sering timbul ancaman-

ancaman sekaligus peluang-peluang yang datang dari lingkungan,baik eksternal maupun internal.

Page 12: LINGKUNGAN

2.Perubahan kondisi social yang kompleks

Pemecatan karyawan karena berbagai alas an ,seperti misal nya:karena keryawan mabuk-

mabukan atau perusahaan mengalami kemerosotan keuntungan,hal yang biasa pada masa

lalu.tindakan seperti ini akan mengakibatkan terganggunya keseimbangan dalam bidang social

yang kompleks dalam perusahaan.di sebabkan karena semakin membaik peraturan perundang-

undangan pemerintah,meningkatnya kualitas sdm ,dll.

3.Perubahan dalam masyarakat yang pluralistic

Masyarakat pluralistic adalah sebuah kehidupan berbagai kelompok yang mempengaruhi

lingkungan perusahaan dalam mendapatkan harapan-harapan social,ekonomi dan

politik.,masing-masing kelompok berusaha mengembangkan diri supaya fungsi system itu

efektif.

Berkaitan dengan yang di atas,hendak nya bisnis memiliki manfaat-manfaat social yang hendak

nya diterima oleh masyarakat,seperti:

Membuka lapangan kerja baru,

Maksudnya di bukakan proyek bisnis akan menggairahkan masyarakat sekitar untuk turut serta

membuka lapangan kerja baru

Melaksanakan alih teknologi

Maksud nya dengan dilakukan nya alih tekhnologi ini kapada pekerja dengan berbagai cara

pelatihan yang terprogram dengan baik maka di harapkan tidak meningkatkan “skil”pekerja

tetapi juga sikap mental sebagai tenaga kerja yang andal semakin kokoh.

Meningkatkan mutu hidup

Sudah tentu,adanya proyek bisnis turut serta mengurangi angka pengangguran.

Pengaruh positif

Proyek bisnis hendak nya dapat berpengaruh positif pada masyarakat sekitar,tidak hanya

berdampak pada meningkatnya atau semakin baik nya kondisi lingkungan fisisk,seperti

jalan,jembatan,dan telepon tetapi juga kondisi lingkungan fisikis mereka.

Page 13: LINGKUNGAN

C.ASPEK POLITIK

Adanya isu,rumor,spekulasi yang timbul akibat kondisi politik yang di ciptakan pemerintah akan

mempengaruhi permintaan dan penawaran suatu produk ,baik itu barang maupun jasa.

Dalam menganalisis kelayakan bisnis hendak nya aspek politik perlu pula dikaji untuk untuk

memperkirakan bahwa situasi politk saat bisnis di bangun dan di implementasikan tidak akan

sangat mengganggu sehingga kajian menjadi layak,situasi politik dapat di ketahui melalui berita-

berita dan media massa.Berita tersebut terbagi dua:good news dan bad news.

Di dalam bisnis good news di maknai dengan berita-berita yang dapat di terima pelaku pasar

tentang berbagai factor atau kondisi suatu Negara yang berhubungan dengan dunia

investasi,yang di nilai mendukung dan memiliki potensi mendatangkan keuntungan bagi dunia

investasi.

Bad news ,di sisi lain di maknai sebagai berita yang di terima pelaku pasar tentang berbagai

factor atau kondisi suatu Negara yang berhubungan dengan dunia investasiyang di nilai tidak

mendukung dan memiliki potensi mendatangkan kerugian bagi dunia investasi.bad news di

hindari pasar karena dampaknya merugikan dan mengancam dunia investasi.praktek nya

menyelewengkan dan menyalah gunakan kekuasaan yang di lakukan oleh oknum pemerintah

dalam menjalankan tugas mereka di nilai pasar sebagai bad news karena mengancam keamanan

modal dan usaha mereka.,kekacauan politik juga dapat mendorong lahirnya kondisi politik juga

dapat mendorong lahirnya kondisi social yang tidak aman.

Jadi,jelas bahwa aspek politik pemerintah secara langsung ataupun tidak langsung berpengaruh

pada dunia bisnis.makin kacau politik suatu daerah atau Negara berdampak makin kacau pula

dunia bisnis di daerah atau Negara tersebut.dan begitu pula sebalik nya.contoh ny:di bawah ini di

rangkum beberapa berita good news dan bad news mengenai peristiwa politik dan social di

Indonesia saat mana terjadi krisis multi dimensi serta kondisi bisnis ,misal nya:kurs mata uang

yang terjadi bersamaan dengan pristiwa-pristiwa tersebut.kiranya,berdasarkan fakta tersebut

dapat di fahami bahwa sedikit-banyak nya situasipolitik berperan terhadap kondisi bisnis.

D.Implikasi pada SKB( Studi kelayakan bisnis)

Hasil studi aspek ekonomi ,social dan politik hendak nya memberikan informasi perihal:

1.bagaimana kondisi ekonomi serta pern pemerintah dapat menunjang rencana bisniss,selain

bagaimana peran bisnis setelah di implementasikan dapat sedikit-banyak nya mendukung

Page 14: LINGKUNGAN

pemerintah untuk memajukan ekonomi masyarakat.aspek ekonomi yang di kaji di antara nya

yaitu:

• Rencana membangunan nasional.

• Distribusi nilai tambah

• Nilai investasi pertenaga kerja

• Keuntungan ekonomi nasional

• Hambatan-hambatan di bidang ekonomi

• Dan dukungan pemerintah.

2.Bagaimana kondisi social akan saling mempengaruhi rencana bisnis,misalnya:imformasi

mengenai:perusahaan sebagai lembaga social,perubahan kondisi social yang kompleks,dan peran

perusahaan dalam masyarakat yang pluralistic

Aspek-Aspek Sosial Budaya

Sesuai dengan hasil kajian yang telah dilakukan, konsep mengenai aspek-aspek sosial budaya--

meskipun batas-batasnya tidak tegas benar--dapat dibedakan ke dalam aspek-aspek sosial dan

aspek-aspek budaya. Berkenaan dengan hal itu, konsep mengenai aspek-aspek sosial yang

dimaksud, antara lain, sebagai berikut.

(1) Tempat komunikasi berlangsung

(2) Tujuan komunikasi

(3) Peserta komunikasi, yang meliputi status sosial, pendidikan, usia, dan jenis kelaminnya

(4) Hubungan peran dan hubungan sosial di antara peserta komunikasi, termasuk relasi, ada-

tidaknya hubungan kekerabatan, dan tingkat keakraban peserta komunikasi

(5) Topik pembicaraan

(6) Situasi komunikasi

(7) Waktu berlangsungnya komunikasi

(8) Domain atau ranah pembicaraan

(9) Sarana komunikasi yang digunakan

Page 15: LINGKUNGAN

(10) Ragam bahasa atau variasi bahasa

(11) Penggunaan sistem sapaan

(12) Peristiwa tutur (misalnya kuliah, pesta ulang tahun, upacara perkawinan, dsb.)

Agak berbeda dengan itu, aspek-aspek budaya yang diharapkan ada di dalam buku-buku bahan

ajar BIPA adalah sebagai berikut.

(1) Benda-benda budaya (artifact)

(2) Gerak-gerik anggota badan (kinesics)

(3) Jarak fisik ketika berkomunikasi (proxemics)

(4) Kontak pandangan mata ketika berkomunikasi

(5) Penyentuhan (kinesthesics)

(6) Adat-istiadat atau kebiasaan-kebiasaan yang berlaku di masyarakat

(7) Sistem nilai yang berlaku di masyarakat

(8) Sistem religi yang dianut masyarakat

(9) Mata pencarian penduduk

(10) Kesenian

(11) Pemanfaatan waktu

(12) Cara berdiri, cara duduk, dan cara menghormati orang lain

(13) Keramah-tamahan, tegur sapa, dan basa-basi

(14) Pujian

(15) Hal-hal yang tabu dan pantang

(16) Gotong royong dan tolong-menolong

\(17) Sopan santun, termasuk penggunaan

Page 16: LINGKUNGAN

Penurunan predator puncak dan megafauna 'pengaruh manusia yang paling mudah menyebar

pada alam '

Singa betina mempertahankan wildebeest yang terbunuh di Tanzania. Foto oleh: Rhett A. Butler.

Populasi serigala di seluruh dunia telah turun sekitar 99 persen dari jumlah populasi yang pernah

ada dalam sejarah. Populasi singa jatuh dari 450.000 menjadi 20.000 dalam 50 tahun. Tiga

subspesies harimau punah di abad ke-20. Penangkapan ikan yang berlebihan dan pemotongan

sirip hiu telah mengurangi beberapa populasi hiu menjadi 90 persen hanya dalam beberapa

dekade. Meskipun populasi ikan paus bungkuk meningkat kembali sejak perburuan paus

dilarang, mereka masih jauh dari jumlah yang pernah ada dalam sejarah. Sementara beberapa

manusia bersedih atas angka statistik yang tmpak seperti kerugian estetika, para ilmuwan saat ini

berkata bahwa penurunan tersebut memiliki dampak yang jauh lebih besar pada manusia

daripada sekadar menghilangnya hewan ikonik.

Page 17: LINGKUNGAN

Kehancuran yang hampir besar-besaran pada predator puncak--seperti hiu, serigala, dan kucing

besar--telah mengubah ekosistem dunia secara drastis, menurut sebuah penelitian tinjauan baru

di Science. Walaupun peneliti telah lama mengetahui bahwa penurunan hewan di puncak rantai

makanan, termasuk herbivora besar dan omnivora, mempengaruhi ekosistem melalui apa yang

dikenal sebagai 'kaskade trofik', penelitian selama beberapa dekade terakhir hanya mulai

mengungkapkan sejauh mana hewan-hewan ini mempertahankan lingkungan yang sehat,

melestarikan keanekaragaman hayati, dan meningkatkan produktivitas alam.

"Hilangnya hewan-hewan ini mungkin adalah pengaruh manusia yang paling mudah menyebar

pada alam," dengan berani para peneliti memberitakan hal ini dalam tinjauan tersebut.

Sementara banyak spesies besar yang diperlihatkan dalam tinjauan ini secara historis, dan dalam

beberapa kasus masih, mendapatkan cercaan oleh banyak orang, studi kasus menunjukkan bahwa

bahkan predator besar dan berbahaya sebenarnya sangat membantu manusia daripada melukai

mereka.

"Predator-predator ini serta

prosesnya pada akhirnya melindungi

manusia," kata Ripple William,

Direktur Program Trofik Kaskade

dari Oregon State University dan

asisten penulis laporan ini dalam

sebuah siaran pers. "Ini bukan hanya

tentang mereka, ini tentang kita."

Segala penurunan mulai dari serigala

hingga paus telah berdesir melalui ekosistem dengan cara yang tak terduga bantah para peneliti,

termasuk wabah penyakit, hilangnya keanekaragaman hayati, kebakaran hutan, emisi karbon,

dan spesies invasif.

"Kami berpikir bahwa banyak kejutan ekologi yang dihadapi masyarakat selama berabad-abad

lalu--pandemi , keruntuhan populasi spesies yang kami hitung serta erupsi yang tidak kami

Sekelompok serigala sedang mengejar seekor rusa di

Taman Nasional Yellowstone. Foto milik the National

Park Service.

Page 18: LINGKUNGAN

hitung, perubahan besar pada keadaan ekosistem, dan kerugian jasa keragaman ekosistem yang

disebabkan atau difasilitasi oleh rezim pemaksaan atas bawah yang berubah, "tulis para ilmuwan.

Predator Puncak

Sedikit spesies yang mendapat hujatan kemanusiaan lebih dari serigala, hiu, dan kucing besar.

Memang benar bahwa hiu dan kucing besar, seperti singa dan harimau, telah membunuh

manusia. Juga benar bahwa serigala dan kucing dalam beberapa kasus bertanggung jawab atas

pembunuhan ternak. Namun menurut para peneliti, peran spesies ini dalam ekosistem sangat

penting, meskipun masih tidak dihargai.

"Kami memiliki bukti yang melimpah bahwa pemangsa besar sangat penting dalam fungsi alam,

dari lautan terdalam hingga pegunungan tertinggi, daerah tropis sampai ke Kutub Utara," kata

Ripple.

Tapi bagaimana predator besar melindungi ekosistem?

Salah satu kasus yang sangat

terdokumentasi tentang bagaimana

hilangnya predator puncak--dan

kembalinya mereka--mengubah

ekosistem adalah reintroduksi

serigala di Taman Nasional

Yellowstone di Amerika Serikat.

Selama beberapa dekade ketika

serigala lokal punah, rusa tumbuh

liar. Mereka melahap vegetasi,

terutama pohon aspen dan willow

muda, yang berlimpah. Tidak

hanya itu, perilaku mereka

Pepohonan aspen yang berusia tujuh puluh tahun

menjulang tinggi di atas kepala peneliti di Taman

Nasional Yellowstone. Pepohonan aspen ini berasal dari

zaman sebelum serigala dibasmi dari taman ini. Pohon

Aspen muda yang berdiri sekarang ini tumbuh kembali

dengan kembalinya serigala. Foto oleh William Ripple,

milik Oregon State University.

Page 19: LINGKUNGAN

berubah: mereka menjadi ceroboh. Ketika ada serigala, rusa-rusa akan sangat gugup untuk

menghabiskan waktu di daerah terbuka tertentu, seperti di sepanjang tepi sungai, tetapi dengan

hilangnya serigala rusa menghancurkan vegetasi sungai. Dengan kurangnya vegetasi di

sepanjang sungai, jumlah hewan seperti burung-burung berkicau dan berang-berang menurun.

Dengan membuat bendungan, berang-berang membuat kolam yang penting bagi ikan. Bahkan

erosi tanah meningkat, karena kurangnya naungan dari pohon di tepi sungai.

Coyote juga menjadi lebih berani dan berlimpah tanpa adanya serigala yang menjaga agar

mereka sejalan, sebuah proses yang dikenal para ilmuwan sebagai pelampiasan mesopredator,

yaitu hilangnya predator puncak memungkinkan predator yang lebih rendah mengambil-alih

ekosistem. Hal ini pada gilirannya merugikan mamalia kecil yang dimangsa coyote (pelampiasan

mesopredator secara artistik digambarkan dalam film Disney The Lion King ketika turunnya

singa memungkinkan hyena untuk merajalela dengan konsekuensi drastis). Jadi, hilangnya satu

spesies--serigala--melukai seluruh ekosistem.

Di Yellowstone ketika serigala kembali, rusa melarikan diri ke dalam hutan dan tidak akan lagi

merumput dengan santai di area terbuka atau sepanjang sungai. Sekarang, pohon aspen dan

willow sudah kembali; berang-berang sudah kembali; coyote berwaspada lagi, keanekaragaman

hayati meningkat, dan seluruh ekosistem jadi lebih produktif.

Produk akhir dari berkurangnya predator puncak dalam vegetasi terlihat di pulau Rum

Skotlandia, menurut para peneliti. Serigala telah hilang dari pulau itu selama ratusan tahun. Pada

waktu itu, rusa memakan bersih pepohonan di pulau itu sampai tidak ada yang tersisa.

Meskipun ada bukti ini, serigala di banyak bagian dunia--termasuk AS--masih dipandang oleh

banyak orang sebagai spesies pengganggu. Politisi AS baru-baru ini menyingkirkan serigala dari

Undang-undang Spesies Terancam Punah(ESA), pertama kalinya dalam hukum selama hampir

40 tahun sejarah.

Serigala adalah contoh paling terkenal dari pentingnya predator puncak, namun bukan satu-

satunya.

Page 20: LINGKUNGAN

Hiu, seperti serigala, memiliki pengaruh serupa. Dimana jumlah hiu melimpah, ikan duyung--

mamalia herbivora besar--dipaksa oleh ekologi ketakutan memindahkan area merumput mereka

sama seperti rusa. Hal ini memungkinkan padang rumput laut pulih kembali, menyediakan

habitat tertentu untuk sejumlah keanekaragaman hayati laut, baik tanaman dan hewan.

Beberapa penurunan jumlah predator bahkan memberikan hasil yang lebih mengejutkan.

Menurut penulis, sedikitnya jumlah macan tutul dan singa di Sahara Afrika menyebabkan

kenaikan pada populasi baboon zaitun. Populasi baboon besar sejak itu menginvasi pusat

populasi manusia. Masalahnya para baboon ini membawa parasit usus yang dapat berpindah ke

manusia. Dalam kasus ini hilangnya predator puncak kemungkinan mengubah penyebaran

penyakit.

Peran predator besar bahkan dapat mempengaruhi penyebaran malaria. Banyaknya ikan besar di

ekosistem air tawar dapat mengurangi malaria dengan memangsa nyamuk penyebar dalam

jumlah besar. Kurangnya jumlah ikan dapat berarti lebih banyak insiden malaria, kata para

penulis.

Tentu saja, pengenalan predator invasif ke suatu daerah yang sudah lama terbebas dari predator

mungkin memiliki dampak negatif. Penelitian menunjukkan bahwa invasi rubah dan tikus kutub

ke beberapa pulau Arktik telah menghancurkan populasi burung laut dan pada gilirannya

merusak vegetasi. Ini karena burung laut membawa nutrisi penting dari laut ke tanah pulau itu.

Tak ada burung, tidak ada nutrisi tanah.

Herbivora Puncak

Dalam banyak cara yang sama seperti predator puncak, herbivora-herbivora besar di dunia

memiliki pengaruh besar pada ekosistem yang mereka huni.

Page 21: LINGKUNGAN

Ketika rinderpes, penyakit ternak, membantai hewan-hewan berkuku besar Afrika seperti kerbau

dan wildebeest Afrika pada akhir abad ke-19 vegetasi tumbuh semakin liar, mengubah ekosistem

dari sebagian besar padang rumput menjadi lahan bersemak. Peningkatan vegetasi menyebabkan

semakin seringnya kebakaran hutan. Setelah populasi hewan berkuku meningkat kembali,

kebakaran mereda, dan ekosistem kembali ke keadaan semula.

"Efek atas bawah konsumen puncak dalam suatu ekosistem secara fundamental penting, tetapi

itu adalah fenomena yang rumit," jelas James Estes, seorang profesor ekologi dan biologi evolusi

di University of California, Santa Cruz, dalam sebuah siaran pers. "Mereka memiliki efek

beragam dan kuat pada cara ekosistem bekerja, dan hilangnya hewan-hewan besar ini memiliki

implikasi luas."

Sebagai contoh, spesies laut puncak seperti paus--yang merentangi jarak antara pemangsa,

herbivora, dan omnivora--memainkan peran yang tak terduga dalam penyerapan karbon. Sebuah

penelitian terbaru menemukan bahwa industri penangkapan ikan paus selama abad terakhir

melepaskan 105 juta ton karbon ke atmosfer. Mengapa? Tentu saja seekor paus yang sekarat

tenggelam ke dasar laut dan membawa karbon bersamanya, memisahkannya di dasar laut.

Sebaliknya, jika ikan paus dibunuh dan dibawa ke darat, karbon masuk ke atmosfer.

Dampak besar megafauna dunia dan predator puncak telah diabaikan karena beberapa alasan

menurut para peneliti. Perubahan ini terjadi pada tingkat luas--kadang ribuan kilometer persegi

dan termasuk sejumlah interaksi

spesies--padahal sebagian besar

penelitian meneliti daerah kecil atau

spesies tunggal. Perubahan ini

memakan waktu bertahun-tahun

atau bahkan puluhan tahun untuk

menjadi nyata, dan banyak dari

hewan-hewan puncak ini sudah

dalam penurunan tragis sebelum

para ilmuwan mulai memperhatikan mereka. Yang paling penting, para peneliti hanya

mengabaikan hubungan ekologis seperti itu sampai mereka terganggu. Sebagai contoh, tidak

Ikan paus bungkuk. Foto oleh: Rhett A. Butler.

Page 22: LINGKUNGAN

akan ada yang menduga bila serigala berdampak pada keanekaragaman hayati Yellowstone

sampai serigala-serigala itu dibantai dan kemudian kembali.

"Interaksi ini tidak terlihat kecuali ada beberapa gangguan yang mengungkapkannya," kata Estes.

"Dengan hewan-hewan besar ini, tidak mungkin melakukan jenis-jenis eksperimen yang

diperlukan untuk menunjukkan efek mereka, jadi bukti-buktinya diperoleh sebagai akibat dari

perubahan alam dan catatan jangka panjang."

Mengingat meningkatnya data mengenai pentingnya raja-raja rantai makanan bagi seluruh

ekosistem, para peneliti mengatakan bahwa para ilmuwan perlu berhenti memandang spesies ini

sebagian besar tidak penting, seperti meluncur di puncak dengan pengaruh yang kecil.

Sebaliknya, mereka berpendapat bahwa ekologi dari 'pemaksaan atas bawah' harus menjadi cara

baru untuk memahami pengaruh manusia pada lingkungan global.

"Sejauh konservasi itu bertujuan untuk memulihkan ekosistem fungsional, pengembalian hewan-

hewan besar dan efek ekologi mereka adalah fundamental," kata Estes. "Hal ini memiliki skala

implikasi besar di mana konservasi dapat dilakukan. Anda tidak dapat mengembalikan konsumen

puncak besar pada tanah seluas satu hektar. Hewan-hewan ini berkeliaran di daerah yang luas,

sehingga akan memerlukan pendekatan skala besar. "

Ini adalah argumen berani, tapi seorang ekologiwan mengatakan bahwa kita tidak bisa lagi

mengabaikan. Bayangkan sebuah dunia di mana manusia belajar untuk menghargai--serta hidup

berdampingan dengan--serigala dan harimau, hiu dan singa. Bayangkan Amerika dengan migrasi

bison lagi dan lautan di dunia penuh dengan ikan paus, bayangkan sungai dipenuhi salmon yang

memijah dan jumlah singa meningkat kembali di Afrika, bayangkan hiu berenang tanpa

diganggu dan harimau mengaum kembali dari kepunahan, bayangkan ini dan manusia dapat

melihat bahwa pengaruh restorasi ekosistem lebih banyak dari sekedar lingkungan yang lebih

produktif, lebih beragam.

Page 23: LINGKUNGAN

KUTIPAN: James A. Estes, John Terborgh, Justin S. Brashares, Mary E. Power, Joel Berger,

William J. Bond, Stephen R. Carpenter, Timothy E. Essington, Robert D. Holt, Jeremy B. C.

Jackson, Robert J. Marquis, Lauri Oksanen, Tarja Oksanen, Robert T. Paine, Ellen K. Pikitch,

William J. Ripple, Stuart A. Sandin, Marten Scheffer, Thomas W. Schoener, Jonathan B. Shurin,

Anthony R. E. Sinclair, Michael E. Soulé, Risto Virtanen, David A. Wardle. Trophic

Downgrading of Planet Earth. Science. Volume 333. 15 July 2011.