Top Banner
Life Cycle Assessment PRODUKSI BERSIH LIFE CYCLE ASSESSMENT Oleh: Ahmad Rofiq Nurhadi 08/265426/TK/33654 Zayda Faizah Zahara 08/265453/TK/33667 Lars Starner Regen 08/265365/TK/33626 Jurusan Teknik Kimia JURUSAN TEKNIK KIMIA - FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 1
23

Life Cycle Assessment

Jul 03, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Life Cycle Assessment

Life Cycle Assessment

PRODUKSI BERSIH

LIFE CYCLE ASSESSMENT

Oleh:

Ahmad Rofiq Nurhadi 08/265426/TK/33654

Zayda Faizah Zahara 08/265453/TK/33667

Lars Starner Regen 08/265365/TK/33626

Jurusan Teknik KimiaFakultas Teknik

Universitas Gadjah Mada2010

JURUSAN TEKNIK KIMIA - FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

1

Page 2: Life Cycle Assessment

Life Cycle Assessment

I. PENDAHULUANSemua produk, pelayanan, dan proses mempunyai daur hidupnya masing-masing. Pada

bagian ini akan dijelaskan tentang konsep daur hidup produk. Daur hidup suatu produk dimulai ketika bahan baku didapatkan atau diambil dari sumber. Kemudian, bahan baku melewati sejumlah langkah-langkah produksi hingga produk tersebut sampai ke tangan konsumen. Produk dimanfaatkan, kemudian dibuang atau didaur ulang. Tingkatan-tingkatan daur hidup produk ini dapat diilustrasikan pada Gambar 1. Seperti terlihat pada gambar, energi dibutuhkan serta limbah dan emisi dihasilkan pada setiap tingkatan daur hidup produk.

Gambar 1. Diagram alir bahan dalam daur hidup produk.

Proses dalam suatu produksi juga mempunyai daur hidup. Daur hidup tersebut dimulai dengan perencanaan, penelitian dan pengembangan. Produk dan proses kemudian didesain dan diproduksi. Suatu proses akan mempunyai umur hidup aktif. Seperti pada daur hidup produk, penggunaan energi, limbah, dan emisi selalu terlibat pada setiap langkah di daur hidup suatu proses.

Dulu perancang produk dan proses menitikberatkan perhatian mereka terutama pada tingkatan daur hidup produk dari perolehan bahan baku sampai proses manufaktur. Fokus tersebut sekarang telah berubah menjadi lebih luas. Insinyur teknik kimia harus memikirkan bagaimana produk mereka akan didaur ulang. Mereka harus memperhatikan bagaimana pelanggan menggunakan produk mereka. Process engineer harus mencegah terjadinya kontaminasi di lokasi pabrik dimana proses tersebut berada. Secara sederhana dapat dinyatakan bahwa design engineer harus menjadi pelayan untuk produk dan proses mereka sepanjang daur hidupnya.

JURUSAN TEKNIK KIMIA - FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

2

PembuatanBahan

PembuatanProduk

PenggunaanProduk

PengambilanBahan Baku

PembuanganAkhir, urug,

Insenerasi, 2R

Energi EnergiEnergiEnergiEnergi

LimbahLimbah Limbah Limbah

Daur Ulang Produk (Recycle)Reuse

Diagram Alir Bahan untuk Daur Hidup Produk

Page 3: Life Cycle Assessment

Life Cycle Assessment

Product Life Cycle

reuseremanufacturerecycle

raw material acquisition

raw material acquisition

material processingmaterial

processing manufacturingmanufacturing useusewaste

managementwaste

management

Gambar 2. Daur hidup produk dalam bentuk lain.

II. LIFE-CYCLE ASSESSMENTLife-cycle assessment antara lain meliputi pangkajian secara detil dan kuantitatif yang

memberikan ciri khas, dan kadang memperkirakan dampak terhadap lingkungan dari penggunaan energi, penggunaan bahan baku, limbah, dan emisi yang dihasilkan sepanjang daur hidupnya, sampai pengkajian sacara kualitatif untuk mengenali dan memprioritaskan dampak yang mungkin terjadi sepanjang daur hidupnya.A. Definisi dan metodologi

Ada beberapa macam terminologi dalam life-cycle assessment tetapi yang diterima oleh kebanyakan adalah terminologi yang dirumuskan oleh Society for Environmental Toxicologi and Chemistry (SETAC) dalam rapat internasional. Sebagai pengertian awalnya, life-cycle assessment (LCA) merupakan bentuk life-cycle study yang paling detil dan lengkap.

Life-cycle assessment (LCA) adalah proses evaluasi dampak yang dimiliki oleh suatu produk terhadap lingkungan sepanjang umur hidupnya. LCA dapat digunakan untuk mempelajari dampak, baik dari produk maupun fungsi yang diharapkan dari produk tersebut. LCA secara umum dikenal sebagai analisis "cradle-to-grave". Oleh karena LCA merupakan proses yang berkelanjutan, perusahaan dapat memulai LCA dari titik manapun dalam daur hidup produk (atau daur hidup fungsi produk).

LCA dapat digunakan untuk membantu strategi bisnis dalam pembuatan keputusan, untuk peningkatan kualitas produk dan proses, untuk menetapkan criteria eco-labelling, dan untuk mempelajari aspek lingkungan dari suatu produk. Elemen utama dari LCA antara lain :

Mengidentifikasi dan mengkuantifikasikan semua bahan yang terlibat, misalnya energi dan bahan baku yang dikonsumsi, emisi dan limbah yang dihasilkan.

Mengevaluasi dampak yang potensial dari bahan-bahan tersebut terhadap lingkungan.

Mengkaji beberapa pilihan yang ada untuk menurunkan dampak tersebut.

JURUSAN TEKNIK KIMIA - FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

3

Page 4: Life Cycle Assessment

Life Cycle Assessment

Gambar 3. Skema Life-cycle assessment .

Konsep dasar dari LCA ini didasarkan pada pemikiran bahwa suatu sistem industri tidak lepas kaitannya dengan lingkungan tempat industry itu berada. Dalam suatu sistem industri terdapat input dan output. Input dalam sistem adalah material-material yang diambil dari lingkungan dan outputnya akan dibuang ke lingkungan kembali. Input dan output dari sistem industri ini tentu saja akan memberi dampak terhadap lingkungan. Pengambilan material (input) yang berlebihan akan menyebabkan semakin berkurangnya persediaan material, sedangkan hasil keluaran dari sistem industri yang bisa berupa limbah (padat, cair, udara) akan banyak memberi dampak negatif terhadap lingkungan. Oleh karena itu LCA berusaha untuk melakukan evaluasi untuk meminimumkan pengambilan material dari lingkungan dan juga meminimumkan limbah industri.

Tujuan LCA adalah untuk membandingkan semua kemungkinan kerusakan lingkungan yang dapat diakibatkan dari suatu produk maupun proses, agar dapat dipilih produk maupun proses yang mempunyai dampak paling minimum.

Prosedur dari life cycle assessment (LCA) merupakan bagian dari ISO 14000 environmental management standards: in ISO 14040:2006 and 14044:2006. (ISO 14044 replaced earlier versions of ISO 14041 to ISO 14043.)

JURUSAN TEKNIK KIMIA - FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

4

Page 5: Life Cycle Assessment

Life Cycle Assessment

Gambar 4. Skema ISO 14000 series . B. Langkah-langkah Life-Cycle Assessment (LCA)

Berdasarkan ISO 14040 dan 14044 standards, life-cycle assessment dilaksanakan dalam empat langkah utama.

Langkah 1 : Langkah pertama dalam LCA adalah menentukan ruang lingkup dan batasan dari pembahasan. Langkah ini dinamakan goal and scope definition. Pada tahap ini, alasan untuk melaksanakan LCA diidentifikasikan: penentuan produk, proses, maupun pelayanan yang akan dipelajari; pemilihan unit fungsional dari produk; penentuan pilihan tentang batasan sistem, termasuk batasan ruang maupun waktu.

Batasan sistem menentukan unit proses mana yang tercakup dalam pembahasan LCA dan batasan tersebut harus mencerminkan tujuan dari pembahasan. Kesimpulannnya, tahap ini mencakup deskripsi dari metode yang diaplikasikan untuk memperkirakan potensi dampak lingkungan dan dampak mana yang akan diperhitungkan.

JURUSAN TEKNIK KIMIA - FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

5

Page 6: Life Cycle Assessment

Life Cycle Assessment

Langkah 2 : Langkah kedua dalam life-cycle assessment adalah menginventrisasikan input, seperti bahan baku dan energi, dan output, seperti produk, produk samping, limbah, dan emisi, yang terjadi dan digunakan sepanjang daur hidupnya. Langkah ini disebut sebagai life-cycle inventory dan kadang merupakan langkah yang membutuhkan porsi waktu dan data paling banyak di antara langkah-langkah yang lain. Contoh dari life-cycle inventory dan pembahasan yang lebih detil tentang life-cycle inventory ada di bab berikutnya.

Langkah 3 : Hasil dari langkah life-cycle inventory merupakan kumpulan bahan/material yang terkandung dari setiap bahan yang digunakan atau yang dikeluarkan. Untuk mengubah tiap elemen dalam inventarisasi tersebut menjadi suatu kajian kualitatif terhadap kondisi lingkungan maka memerlukan suatu langkah untuk memperkirakan dampak lingkungan yang merupakan akibat dari emisi dan bahan yang digunakan. Sehingga, langkah ketiga ini adalah untuk memperkirakan dampak lingkungan dari semua input dan output yang sudah terkumpul dalam inventaris tahap dua. Langkah ini disebut life-cycle impact assessment.

Langkah 4 : Langkah keempat dalam life-cycle assessment adalah untuk menginterpretasikan hasil dari langkah ketiga, bila mungkin disertakan saran untuk langkah perbaikan. Jika life-cycle assessment ditujukan untuk membandingkan produk, langkah ini bisa berisi tentang rekomendasi produk yang paling ramah terhadap lingkungan. Jika hanya satu produk yang dianalisis, saran untuk memodifikasi produk bisa ditambahkan dalam tahap ini. Langkah keempat ini disebut improvement analysis atau interpretation step.

Gambar 5. Langkah-langkah utama dalam life-cycle assessment

JURUSAN TEKNIK KIMIA - FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

6

Goal Definitionand Scope

InventoryAnalysis

ImpactAssessment

Interpretation

Evaluation:Completeness

SensitivityConsistency

Conclusions, Recommendations,Reporting

Identification ofSignificant

Issues

Page 7: Life Cycle Assessment

Life Cycle Assessment

III. GOAL AND SCOPE DEFINITIONGoal and scope definition merupakan tahap pertama dalam proses life-cycle assessment

yang mendefinisikan tujuan dan metode yang digunakan. Pada tahap ini ditentukan ruang lingkup dan batasan dari sistem yang akan dikaji.

Batasan ini akan menyederhanakan dalam pengumpulan data. Pentingnya batasan sistem dapat diilustrasikan dengan contoh yang sederhana. Perhatikan tentang masalah pemilihan antara lampu pijar dengan fluorescent bulb dalam penerangan rumah tangga. Selama tahun 1990-an US EPA memulai program Green Light, yang mengusulkan penggantian lampu pijar dengan fluorescent bulb. Motivasinya adalah untuk penghematan energi. Akan tetapi, seperti produk-produk lainnya, fluorescent bulb tidak sepenuhnya ramah lingkungan dan kekhawatiran meningkat dengan penggunaan raksa (mercury) dalam fluorescent bulb. Fluorescent bulb dapat mengeluarkan cahaya karena adanya raksa di tabung kacanya. Ketika bohlam tersebut sudah tidak bisa digunakan lagi, raksa di kacanya akan terlepas ke lingkungan. Kekhawatiran lingkungan ini (lepasnya raksa ketika produk dibuang) tidak ditemukan dalam penggunaan lampu pijar. Akan tetapi, bila batasan sistemnya dirubah, tidak hanya melihat pada saat pembuangan produk tetapi keseluruhan daur hidup produk diperhatikan. Jika batasan sistem juga melibatkan pembangkit tenaga listrik maka analisis akan berubah. Meskipun raksa merupakan trace contaminant (kandungannya kecil) dalam batubara, tetapi pembakaran batubara merupakan penyumbang terbesar dalam lepasnya Hg ke atmosfer.

Oleh karena lampu pijar memerlukan energi yang lebih besar, penggunaan lampu pijar mengakibatkan lepasnya raksa yang lebih banyak ke udara daripada penggunaan fluorescent bulb. Sepanjang umur dari bohlam, raksa yang lebih banyak dihasilkan dari pembakaran batubara daripada saat pembuangan fluorescent bulb. Isu sederhana tentang pemilihan jenis bohlam lampu tersebut menunjukkan bahwa banyaknya raksa terlepas tergantung pada batasan sistem yang dipilih.

Sesuai dengan contoh sederhana di atas, pemilihan batasan sistem dapat mempengaruhi hasil dari life-cycle assessment. Sistem (pembahasan) yang lebih sempit memerlukan sedikit data dan alisis yang singkat, tetapi mungkin mengabaikan hal sebenarnya penting dalam sistem tersebut. Akan tetapi dalam prakteknya, tidak mungkin untuk mengkuantifikasikan seluruh dampak dari produk atau proses. Apa yang dimasukkan di dalam sistem berdasar pada engineering judgement dan keinginan untuk mengetahui setiap bagian dalam sistem.

Bagian penting lain saat penentuan ruang lingkup life-cycle assessment adalah menentukan fungtional unit. Penentuan fungtional unit sangat penting ketika life-cycle assessment ditujukan untuk membandingkan produk. Hal ini dikarenakan fungtional unit cocok jika digunakan untuk menentukan ekivalensi di antara produk pilihan. Sebagai contoh, jika kantung kertas dan plastik dibandingkan di dalam LCA, maka tidak akan sesuai jika satu kantung plastik dibandingkan dengan satu kantung kertas. Hal itu dikarenakan, produk sebaiknya dibandingkan berdasarkan volume dari barang-barang yang bisa dibawa. Oleh karena lebih sedikit barang yang bisa dibawa dengan kantung plastik daripada kantung kertas,

JURUSAN TEKNIK KIMIA - FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

7

Page 8: Life Cycle Assessment

Life Cycle Assessment

para praktisi LCA mengasumsikan bahwa ekivalensi fungsi dari dua kantung plastik sama dengan satu kantung kertas. Perbedaan umur produk juga harus dievaluasi secara hati-hati pada saat menggunakan LCA untuk membandingkan produk.

IV. LIFE-CYCLE INVENTORYLife-cycle inventory merupakan satu set data dan perhitungan aliran bahan dan energi

yang mengkuantifikasikan input dan output dari daur hidup suatu produk. Beberapa nilai yang diperhatikan selama proses inventarisasi merupakan kuantita yang objektif yang didapatkan menggunakan neraca massa dan neraca energi. Akan tetapi, ada beberapa nilai yang diambil secara lebih subjektif yaitu berdasar pada pilihan-pilihan dan asumsi-asumsi yang diambil selama diskusi. Secara konseptual, Life-cycle inventory dapat ditunjukkan pada Gambar 6.

Gambar 6. Perhitungan life-cycle inventories untuk material dan energi yang digunakan, limbah, emisi, dan produk samping sepanjang daur hidup produk.

Penelusuran aliran bahan sepanjang keseluruhan daur hidup produk diperlukan untuk mendapatkan life-cycle inventory yang komprehensif. Meskipun untuk produk sederhana yang dibuat dari sebuah bahan baku dan hanya melewati satu atau dua langkah proses produksi, usaha yang besar untuk pengumpulan data tetap diperlukan. Tabel 1 menunjukkan rangkuman inventarisasi input dan output dari produksi bahan yang relatif sederhana, yaitu etilen.

Produk yang komplek seperti komputer mempunyai data yang lebih rumit. Kompleksitas yang lain dalam life-cycle inventory muncul ketika proses mempunyai hasil samping.

JURUSAN TEKNIK KIMIA - FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

8

Page 9: Life Cycle Assessment

Life Cycle Assessment

V. LIFE-CYCLE IMPACT ASSESSMENTLife-cycle inventory tidak memberikan informasi tentang pengaruh dari produk, proses

atau pelayanan. Hal ini dikarenakan jumlah keseluruhan dari limbah dan emisi serta bahan baku dan kebutuhan energi harus dilihat potensinya dalam memberikan dampak ke lingkungan. Secara sederhana dapat dinyatakan bahwa satu pound timah yang terpapar ke atmosfer mempunyai dampak lingkungan yang berbeda dengan satu pound besi yang terlarut ke air. Untuk mendapatkan karaterisasi total tentang kondisi lingkungan karena adanya produk atau proses tertentu, data life-cycle inventory harus diubah menjadi perkiraan dampak lingkungan.

Proses untuk mendapatkan life-cycle impact assessment umunya dibagi menjadi tiga langkah utama, antara lain : Klasifikasi

Sebagai langkah pertama dari life-cycle impact assessment, tahap ini bertujuan untuk mengklasifikasikan input dan output yang telah didapatkan saat proses inventarisasi menjadi beberapa kategori dampak lingkungan. Contoh beberapa kategori dampak lingkungan ditunjukkan pada Tabel 2.

Sebagai contoh dari proses klasifikasi, metan, karbondioksida, dan CFCs akan diklasifikasikan sebagai gas penyebab pemanasan global. Nitroden oksida diklasifikasikan sebagai penyebab photochemical smog, pemanasan global,dan hujan asam. Karbon monoksida diklasifikasikan sebagai gas penyebab terbentuknya smog seperti gambar dibawah ini.

Tabel 1. Data Life-Cycle Inventory untuk Produksi 1 kg Etilen (Boustead, 1993). Category Input or Output Unit Average

Energy contentFuels, MJ

CoalOilGasHydroelectricNuclearOther

0.94 1.8 6.1 0.12 0.32 <0.01

Total 9.2

JURUSAN TEKNIK KIMIA - FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

9

Page 10: Life Cycle Assessment

Life Cycle Assessment

Feedstock, MJ CoalOilGas

<0.01 31 29

Total 60Total Fuel + Feedstock 69Raw materials, mg Iron ore

LimestoneWaterBauxiteSodium chlorideClayFerromanganese

200 100 1.900.000 300 5,400 20 <1

Air emissions, mg DustCarbon monoxideCarbon dioxideSulfur oxidesNitrogen oxidesHydrogen oxidesHydrogen chlorideHydrocarbonsOther organicsMetals

1,000 600 530,000 4,000 6,000 10 20 7,000 1 1

Water emissions, mg Chemical oxygen demandBiological oxygen demandAcid, as H+

MetalsChloride ionsDissolved organicsSuspended solidsOilPhenolDissolved solidsOther nitrogen

200 40 60 300 50 20 200 200 1 500 10

Solid waste, mg Industrial wasteMineral wasteSlags and ashNontoxic chemicalsToxic chemicals

1,400 8,000 3,000 400 1

JURUSAN TEKNIK KIMIA - FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

10

Page 11: Life Cycle Assessment

Life Cycle Assessment

KarakterisasiPada langkah kedua analisis dampak ini, ditentukan potensi efek dari input dan

output terhadap kategori dampak lingkungan. setiap jumlah bahan dikonversi menjadi suatu angka (contohnya : potency factor) yang menunjukkan seberapa besar potensinya untuk menyebabkan dampak tersebut.

Contohnya, penentuan besarnya potensi relatif dari metan, karbondioksida, dan CFCs terhadap efek rumah kaca.

PenilaianLangkah terakhir analisis dampak, yaitu penilaian yang didasarkan pada hasil dari

langkah karakterisasi. Sehingga kategori dampak lingkungan yang paling penting menerima porsi perhatian yang lebih daripada kategori dampak yang kurang mengkhawatirkan. Pada langkah ini, sudah didapatkan perkiraan dampak lingkungan yang relatif penting. Tidak ada metode khusus untuk melakukan penilaian secara komulatif, tetapi hanya menerapkan metode-metode pendekatan.

Tabel 2. Contoh dari Beberapa Kategori Dampak Lingkungan.Impact categories Spatial scale Temporal Scale

Global warmingStratospheric ozone depletionPhotochemical smog formationHuman carcinogenicityAtmospheric acidificationAquatic toxicityTerrestrial toxicityHabitat destructionDepletion of nonrenewable resourcesEutrophication

globalglobalregional/locallocalcontinental/regionalregionallocalregional/localglobal

regional/locall

decades/centuriesdecadeshours/dayhours (acute)-decades (chronic)yearsyearshours (acute)-decades (chronic)years/decadesdecades/centuries

years

JURUSAN TEKNIK KIMIA - FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

11

Page 12: Life Cycle Assessment

Life Cycle Assessment

VI. IMPROVEMENT ANALYSIS OR INTERPRETATION STEPSLangkah terakhir dari life-cycle assessment adalah improvement analysis yang

merupakan langkah terpenting. Pada langkah ini didapatkan jawaban atas pertanyaan, apakah ambisi dari tujuan dan ruang lingkup life-cycle assessment dapat terpenuhi. Berdasarkan hasil yang didapatkan dari ketiga langkah sebelumnya, pada langkah keempat ini ditentukan langkah-langkah perbaikan yang akan mengurangi dampak lingkungan dengan mengidentifikasi beberapa pilihan desain.

Hal-hal penting yang perlu dilakukan pada langkah improvement analysis dapat dirangkum sebagai berikut :

Mengkaji hasil dari tahap-tahap sebelumnya untuk menentukan dampak utama. Menganalisis beberapa alternatif proses untuk mengurangi dampak lingkungan.

JURUSAN TEKNIK KIMIA - FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

12

Page 13: Life Cycle Assessment

Life Cycle Assessment

Pertimbangkan desain proses yang berwawasan lingkungan dan mendekati konsep ekologi industry.

VII.MANFAAT DAN KELEMAHAN LIFE-CYCLE ASSESSMENT Berdasarkan hasil hasil survey dari organisasi yang terlibat secara aktif dalam life-cycle

studies, tujuan paling penting dari life-cycle studies adalah untuk meminimalkan besarnya polusi (Ryding, 1994). Tujuan lainnya yaitu untuk melestarikan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, termasuk energi; melestarikan sistem ekologi, terutama di area yang terganggu keseimbangannya; mengembangkan cara-cara alternatif untuk memaksimalkan daur ulang bahan dan limbah; dan mengaplikasikan teknik paling tepat untuk pencegahan atau pengurangan polusi. Life-cycle studies sudah diterapkan dengan banyak cara di sektor-sektor pemerintah atau swasta untuk beberapa manfaat seperti pengembangan, peningkatan, dan perbandingan produk. Beberapa manfaat atau nilai penting dari life-cycle assessment antara lain :

Pengambilan keputusan yang lebih baik tentang pemilihan produk dan sistem produksi.

Untuk mengidentifikasikan dampak utama terhadap lingkungan dan tahap-tahap daur hidup produk.

Menyediakan langkah-langkah perbaikan yang berbasis lingkungan Memberikan solusi atas informasi yang keliru.

Penerapan life-cycle assessment memberikan keuntungan dan manfaat yang besar bagi produsen dan marketers. Life-cycle assessment dapat diterapkan antara lain untuk :

1. Lingkup internal desain atau redesign produk dan proses produksi pemilihan bahan life-cycle management perencanaan yang strategis

2. Lingkup eksternal environmental labeling environmental procurement penentuan kebijakan public

Beberapa pihak yang dapat menerapkan life-cycle assessment antara lain : perancang produk dan produsen barang (pabrik) pemegang saham, ahli keuangan (akuntan), dan pihak asuransi pelanggan LSM lingkungan dan lembaga pelindung konsumen Pembuat kebijakan atau pemerintah

Life-cycle assessment juga mempunyai beberapa kelemahan dalam pelaksanaannya. Beberapa kelemahan tersebut adalah sebagai berikut :

menyita waktu

JURUSAN TEKNIK KIMIA - FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

13

Page 14: Life Cycle Assessment

Life Cycle Assessment

biaya yang cukup besar rawan konflik keterbatasan data : ketersediaan dan kualitas data life-cycle inventory permasalahan tentang metodologi : masih sedikitnya pihak yang setuju tentang

metodologi analisis dampak tidak semua dampak lingkungan diperhatikan dan dipertimbangkan kesulitan dalam menginterpretasikan data kuantitatif menjadi dampak

lingkungan yang ditimbulkan : ketidakpastian dalam inventarisasi dan dalam metodologi analisis dampak

perbedaan dalam perumusan LCA yang akan menybabkan hasil analisis yang berbeda pula.

VIII. KESIMPULANLife-cycle studies merupakan suatu alat unik yang bermanfaat dalam memperkirakan

dampak dari aktivitas manusia. Dampak-dampak ini hanya dapat diketahui dengan mengkaji keseluruhan tahap daur hidup, dari tahap perolehan bahan baku sampai proses produksi, penggunaan, dan pembuangan akhir. Teknik life-cycle assessment sudah diadopsi di industri dan sektor-sektor publik yang digunakan untuk berbagai kepentingan, antara lain untuk perbandingan produk, perencanaan yang strategis, dan untuk desain produk dan perbaikan desain produk.

Life-cycle assessment mempunyai empat langkah utama. Pertama adalah penentuan ruang lingkup, dimana ditentukan batasan-batasan dan langkah-langkah strategi untuk pengumpulan data. Langkah kedua adalah inventarisasi input dan output di setiap tahap daur hidup produk. Selanjutnya, analisis dampak yang mengevaluasi efek dari input dan output tersebut. Langkah terakhir adalah improvement analysis. Meskipun untuk produk yang sederhana, life-cycle studies yang komprehensif tetap memerlukan waktu yang lama dan usaha yang besar. Dan juga, tidak peduli seberapa besar perhatian yang telah diberikan saat persiapan analisis, hasil yang diperoleh tetap mengandung ketidakpastian.

Akan tetapi, life-cycle studies tetap berguna. Pada saat perancangan proses dan produk, kekhawatiran lingkungan yang teridentifikasi sejak awal dapat diatasi dengan efektif dan ekonomis. Life-cycle studies dapat digunakan sebagai alat untuk membantu dalam pengambilan keputusan

IX. PERTANYAAN

JURUSAN TEKNIK KIMIA - FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

14

Page 15: Life Cycle Assessment

Life Cycle Assessment

1. Irine Belina Tanyong Apa yang kalian pilih : mengurangi penggunaan bahan baku berbahaya atau

menggunakan bahan baru namun terbatas ?2. Yovita

Apakah kaitan LCA dengan green chemistry? Bagaimana cara mempromosikan LCA? Apakah manfaat dari LCA? Beri contoh penerapannya. Lebih baik mendesain barang baru atau me-redesign produk?

3. Oktavia Dewi Apakah cakupan atau lingkupan dari LCA? Apakah ada jangka waktu penggunaan LCA?

4. Tisani Sistha Apakah maksud dari environmental producement?

JAWABAN

1. Menurut kami, kita tetap menggunakan bahan baku berbahaya karena penggunaannya tidak dapat dihindari, kita masih membutuhkan bahan berbahaya tersebut sebagai bahan baku. Dengan syarat kita dapat menangani dan memanfaatkan bahan tersebut sebaik mungkin untuk mendapat produk yang baik dan ramah lingkungan. Penggunaan bahan baku terbatas dapat meningkatkan biaya produksi karena ketersediaannya.

2. LCA merupakan langkah yang mendasari konsep dari green chemistry, LCA berupa

kebijakannya, sedangkan green chemistry secara teknisnya. Green chemistry merupakan langkah yang nyata dari konsep LCA

Cara promosi: dalam hal ini pemerintah berperan penting dalam mempromosikan dan menerapkan LCA di persusahaan dengan cara membuat praturan tentang batasan dan kelayakan suatu proses pada perusahaan tersebut. Sperti persyaratan limbah dan emisi yang dapat dibuat langsung ke lingkungan. Sehingga mau tidak mau perusahaan tersebut akan menerapkan LCA. Selain itu dengan jalan pemberian award atau penghargaan yang telah menerapkan, seperti (Proper) program penilaian peringkat kinerja perusahaan.

Manfaat dari LCA Pengambilan keputusan yang lebih baik tentang pemilihan produk dan sistem

produksi. Untuk mengidentifikasikan dampak utama terhadap lingkungan dan tahap-tahap

daur hidup produk. Menyediakan langkah-langkah perbaikan yang berbasis lingkungan Memberikan solusi atas informasi yang keliru.

JURUSAN TEKNIK KIMIA - FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

15

Page 16: Life Cycle Assessment

Life Cycle Assessment

Contoh penerapannya: produk yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan dapat diganti bahan bakunya, seperti masalah pemilihan lampu pijar dengan fluorescent bulb .ketika tidak terpakai lagi, raksa yang ada di bohlam dapat keluar dan membahayakan lingkungan, sehingga perlu diganti penggunaannya.

Keduanya diperlukan, tergantung kebutuhannnya. Jika produk itu dapat diperbaiki dengan jalan redesign, maka diresesign. Bila tidak dimungkinkan, maka didesain barang yang baru. Seperti: kertas mengandung dioksin,yang membahayakan, sehingga perlu dilakukan redesign.

3. Cakupan ini merupakan ruang lingkup atau batasan yang digunakan dalam metode

analisis LCA. PEnentuan batasan ini akan berpengaruh pada hasil analisis yang diberikan. Biasanya ruang lingkup ini mencakup dari input,proses hingga ke output (produk dan hasil samping – yang umumnya berupa limbah)

Tidak ada jangka waktu yang spesifik dalam penggunaan LCA. Penggunaan kembali LCa tergantung pada keadaan pabrik, jika ditemukan suatu kondisi yang berbeda, maka dilakukan kembali analisis LCA.

4. Enviromental producement merupakan lingkungan buatan. Seperti adanya taman ditengan kota.

JURUSAN TEKNIK KIMIA - FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

16