Top Banner
1 EDISI #15 JUNI 2015 MERANGKUL SESAMA DALAM DOA
29

Lentera News edisi #15 Juni 2015

Aug 02, 2015

Download

Spiritual

Ananta Bangun
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Lentera News edisi #15 Juni 2015

1

EDISI #15 JUNI 2015

MERANGKUL SESAMADALAM DOA

Page 2: Lentera News edisi #15 Juni 2015

2

DUKUNG MAJALAH LENTERA NEWSDENGAN DOA DAN DANA

Kunjungi kami di sini:

Bank Nasional IndonesiaRek.No. 0307532799 a.n. Hubertus Agustus Lidy

/LENTERA-NEWS MAJALAHLENTERA.COM

daft

ar is

i Tajuk Redaksi3Telisik4

6 Lentera khusus

10 Embun katekese

14

Opini

22 Ilham sehat

Merangkul Sesama Dalam Doa

19

Rumah Joss

16

Sastra

RP Hubertus Lidi, OSC [Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi], Ananta Bangun [Redaktur Tulis], Jansudin Saragih [Redaktur Foto], Rina Malem Barus [Keuangan]

Penerbit: Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Agung Medan (KOMSOS-KAM) Jalan S.Parman No. 107 Telp. +62614572457 , mp. 085361618545| www.majalahlentera.com | [email protected] , [email protected] | Facebook Fan Page: facebook.com/lentera-news

REDAKSI

Aku Diantara Yang Lain

Pelanggaran Liturgi Dalam Perayaan ­Ekaristi

Ijazah Palsu: “Sebuah Potret Buram Dalam Dunia Pendidikan

Black List

Sinta

24 Pollung

Gereja & Global Warming

29 Lapo Aksara

‘Fake­Plastic­Trees’

Page 3: Lentera News edisi #15 Juni 2015

3

Redaksi

3

TAJUK REDAKSI

Sahabat pembaca Lentera News,

Memasuki bulan Juni ini tentu menjadi momen penting. Mengapa? Sebab pada bulan ini, kita telah menapaki setengah bahagian waktu untuk tahun 2015 ini. Catatan resolusi untuk kita perbuat dan capai dalam tahun ini hendak dibaca dan menjadi refleksi. Apakah telah banyak melenceng dari harapan dan target kita? Atau sebaliknya semakin mendekatkan pada impian terbesar dalam tahun ini.

Bagi awak Redaksi Lentera News, sebagaimana lazimnya di tahun lalu, menjadi agenda padat. Tidak hanya meliput dan menerbitkan media-media milik Keuskupan Agung Medan. Namun juga, program Pelatihan Jurnalistik Dasar bagi kaum muda. Sejak tahun lalu, program ini hendak selalu diusung seturut harapan untuk melibatkan lebih banyak anak muda dalam pewartaan kabar gembira dan karya Gereja.

Inilah sebabnya, dalam edisi ini, LN mengangkat cerita sosok pengurus Gereja, ibu Puji Purba dalam Lentera Khusus. Bukan dalam sudut pandang menyorot kepemimpinan maupun terobosan. Namun, sisi lain apa yang dapat ditemui kaum awam dalam pelayanan Gereja

untuk sesama. Kisah dan ilham yang diserap ibu Puji melalui Legio Maria sedikit banyak mengupas ihwal tersebut.

Dalam edisi, sahabat pembaca LN dapat melirik kembali gagasan segar Bung Joss dalam kolom ‘Rumah Joss’ perihal Black List atawa daftar hitam. Serta jangan lewatkan percikan tulisan Dian Purba hendak menggamit Gereja dalam isu Warming Global. Isu yang semakin mengemuka tatkala banyak insan yang meregang nyawa karena suhu panas ekstrem belakangan ini. Tantangan yang kini juga kita alami di Indonesia. Seturut dengan ilham artikel Global Warming tersebut, Redaksi LN pun memilih artikel keseha-tan tentang penyakit yang rentan muncul selama kondisi suhu panas tersebut.

Redaksi sungguh bersyukur atas berkat dan penyertaan Tuhan Yang Maha Kuasa, sehingga LN dapat kembali hadir ke tengah sahabat pembaca sekalian. Tanpa doa dan dukugan dari sahabat pembaca, majalah online tentu telah lama terkapar.

Page 4: Lentera News edisi #15 Juni 2015

4

RP Hubertus Lidi, OSC [email protected]

AKU DI ANTARA YANG LAIN

TELISIK | AKU DI ANTARA YANG LAIN

Dalam perspektif agama Kristen, Allah yang menciptakan manusia sejak

semula berprinsip bahwa secara eksistensial manusia memang harus bersama orang lain,“Tidak baik kalau manusia itu hidup sendiri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya yang sepadan dengan dia” (Kej 2:18). Ia juga menegaskan bahwa garis keberadaannya antar manusia adalah sepadan dan sebagai penolong bagi manusia yang lain. Dengan kata lain keberadaan manusia yang lain adalah: sejajar dan sebagai mitra.

Sepadan mengindiksikan bahwa keberadaan para manusia itu sama, berjajar secara horizontal. Harkat dan martabatnya sebagai manusia sama. Penolong: mengindikasikan bahwa sebagai manusia harus saling

melengkapi dan saling membutuhkan satu dengan yang lain. Secara eksistensial manusia ‘saling tergantung’ satu dengan yang lain, sebagai proses untuk saling memanusiawikan. Proses memanusiawikan satu dengan yang lain harus terjadi dalam seluruh perjalanan hidupnya, karena memang manusia dari dirinya sendiri bukanlah makhluk yang sempurna adanya. Yang sempurna adanya hanyalah Allah.

Manusia dalam refleksi Alkitab, Kitab Kejadian diciptakan TUHAN sesudah Ia menciptakan bumi dan segala isinya, tahapan penciptaan manusia tersebut tentu sudah tersirat sebuah rencana khusus dari Allah. Allah sudah mempunyai suatu rencana khusus terhadap makhluk yang dinamakan manusia itu. Dalam proses selanjutnya Allah memberikan sebuah tanggung jawab dan kepercayaan

Page 5: Lentera News edisi #15 Juni 2015

5

yang besar terhadapnya, mengelola alam dan segala isinya. “Berfirman-lah Allah: “Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara, dan atas ternak, dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” (Kej 1:26) Dalam konteks ini manusia hadir sebagai ciptaan, yang khas dan khusus, Manusia diberi Tuhan akal dan budi sehingga manusia sadar atas kerberadaan dirinya. Hanya manusialah yang menurut Kitab Kejadian dikatakan bahwa diciptakan Allah seturut gambar dan rupa Allah*. Walaupun sebagai ciptaan yang khas dan khusus, mansuia itu tetap berada di antara ciptaan-ciptaan yang lain. Dengan kata lain manusia berada diantara yang ada.

Mercea Eliade dalam gagasannya tentang homo religiosus menempatkan munusia sebagai alam kecil alias mikro kosmo yang bera-da di antara alam besar atau makro kosmos. Manusia dari keberadaannya dirinya, sedang menunjukkan bagian-bagian yang ada dalam dunia makro ini. Misalnya mata disamakan dengan matahari, nafas disamakan dengan angin, dahi disamakan dengan bulan penuh. Gagasan Eliade ini demi mempertentangkan pandangannnya yang lain tentang manusia profan, manusia profan adalah manusia yang tidak beragama, manusia modern yang hidup di alam yang tanpa sakralitas, bulat-bulat ilmia**.

Aku bukanlah segala-galanya yang ada di dunia ini. Aku sedang berada di antara yang hal-hal yang kelihatan dan tak kelihatan, misalnya pohon-pohon dan angin, udara dll. Aku sedang

berada dalam cengkraman kekuatan-kekuatan besar, misalnya cakrawala, lautan-lautan luas dll. Kesadaran tersebut membuat Aku menghargai dan memaknai ‘keberadaan yang lain’ sebagai konsekwensi dari kehidupan religiositas.

Keterangan:

* Konteks refleksi ini bertolak dari paham penciptaan dunia yang berasal dari tradisi Yahwis, dalam men-ciptakan dunia Yahwe/TUHAN digambarkan bertin-dak secara berdaulat tanpa ada pembantu. Semuan-ya berdasarkan kuasa dan kehendak-Nya. S Prof.Dr. Louis Leahy SJ, Kosmos Mnusia dan Allah, (Kanisius dan BPK Gunung Mulia, Yogyakarta dan Jakarta – 1996) hal 35.

** Homo religious atau manusia yang beragama, merupakan tipe manusia yang hidup dalam alam yang sacral penuh dengan nilai-nila religious. Manusia dapat menikmati sakralitasnya melalui alam yang ada. Pengalaman dan penghayatan ini dapat juga membentuk kepribadian manusia itu. M.Sastrapratedja(editor) Mnusia Multi Dimensional, (PT Gramedia Jkakarta 1983) hal 37 -45.

Aku bukanlah segala-galanya

yang ada di dunia ini. Aku sedang

berada di antara yang hal-hal yang kelihatan dan tak

kelihatan

Page 6: Lentera News edisi #15 Juni 2015

6

LENTERA KHUSUS | LEGIO MARIA

Dalam kesehariannya, Elisabeth Sri Puji Astuti memperkenalkan diri dengan sapaan ‘Puji Purba.’ Ini dikarenakan ia dipinang seorang pria suku Karo, Benny Ginting. “Karena ibunda suami (mertua) saya bermarga Karo-karo Purba. Saya pun mendapat kehormatan disemat marga tersebut,” aku umat Paroki Tanjung

Selamat – Medan ini yang aslinya suku Jawa.

MERANGKUL SESAMA DALAM DOA

Page 7: Lentera News edisi #15 Juni 2015

7

Di ranah kepengurusan Gereja, alumnus Institut Pertanian Bogor tersebut beberapa kali dilibatkan dalam Dewan Pengurus Paroki (DPP). Selain itu, Puji juga meluangkan waktunya untuk komunitas kategorial seperti: Lex Orientis (kelompok literasi umat) dan Legio Maria. “Keterlibatan saya di Legio Maria sungguh pas dengan peran di DPP. Yakni di Komisi Kerasulan Awam,” katanya seraya menambahkan pertemuan di LM rutin berlangsung setiap akhir pekan. Legio Maria (bahasa Latin: Legio Mariae) adalah sebuah kelompok kerasulan awam Katolik yang melayani Gereja Katolik secara sukarela.

Puji Purba mengatakan, masing-masing pelayanan dalam Gereja Katolik memiliki nilai pengalaman yang khas. “Saya tak hendak mengkerdilkan bahwa kegiatan di komunitas Gereja lain kurang menarik, namun konsep pelayanan di LM telah lama memancing minat saya,” aku alumnus Intitut Pertanian Bogor ini. Kala sedang mempersiapkan kelulusan magisternya, Puji sempat diperkenalkan komunitas LM di Bogor. “Saya tidak memiliki banyak kesempatan bertemu saat itu. Namun telah memahami sebagian konsep pelayanannya. Setelah mendapat pekerjaan dan menikah di Medan, saya nemu kembali komunitas LM di Paroki Tanjung Selamat. Jadi ya lekas-lekas gabung kembali.”

Menurut sejarahnya, pertama kali Legio Maria didirikan di Dublin, Irlandia, oleh orang awam Katolik, Frank Duff, pada 7 September 1921. Anggota pertamanya adalah Frank Duff, Pastor Micahel Toher dan 13 wanita. Pada awal perkembangannya, Legio Maria sempat tersendat-sendat. Namun kemudian Legio Maria dapat berkembang dengan baik. Pada tahun 1931, Paus Pius XI memuji karya kerasulan Legio Maria. Paus

Paulus VI mengundang Frank Duff sebagai Pengamat Awam dalam Konsili Vatikan II. Puji menuturkan, peran utama seorang legioner (anggota LM) ialah menghadiri Rapat Presidium selain doa, karya kerasulan seperti misalnya mengunjungi orang sakit, ‘merangkul’ umat untuk kembali aktif dan membantu tugas paroki.

Sama-sama Merasakan Berkat

Dalam pengalaman Puji, menjalani tugas seorang legioner tidak begitu rumit dan berat. “Sebagian besar kegiatannya bersifat doa dan memotivasi saudara seiman. Dan juga kerap diingatkan secara ringkas agar legioner tidak memberi dan tidak menerima pemberian apapun dari umat yang disambangi,”katanya.Lalu bagaimana mendapat pengalaman spiritualnya?

“Banyak punya persepsi kalau sekedar mendoakan hanya memberatkan umat yang dikunjungi. Namun, dalam pengalaman kami justru sebaliknya. Sebab mereka yang dikunjungi sebenarnya juga rindu temu sapa dengan keluarga dari Gereja juga,” ujar Puji. “Umumnya keluarga umat yang dikunjungi tengah dirundung sakit atau kemalangan. Mereka tidak selalu mengharapkan pemberian materi. Namun kehadiran kita untuk mendengarkan dan berdoa bersama.”

Doa dan sharing dengan sesama umat juga menginspirasi para Legioner. Tidak terkecuali bagi Puji. “Hampir seluruh teman-teman Legioner juga mendapati diri turut berbahagia, saat seorang umat yang pernah dikunjungi telah pulih dari sakit atau kemalangannya. Dalam keadaan tersebut, baik saudara yang dikunjungi dan para Legioner ternyata sama-sama terberkati oleh Allah,” tutur Dosen di satu kampus swasta Medan ini.

Mereka tidak selalu

mengharapkan pemberian

materi. Namun kehadiran kita untuk

mendengarkan dan berdoa

bersama

Page 8: Lentera News edisi #15 Juni 2015

8

Kenangan Puji dalam pelayanan LM tidak melulu serius. Kadangkala ada pengalaman unik yang kerap berujung guyon. “Ada beberapa kejadian unik dimana beberapa saudara yang kami doakan, tak lama kemudian wafat. Hal ini melahirkan perasaan kurang enak bagi kami. Seolah kami laiknya ‘malaikat pencabut nyawa’. Namun, itu tak berlangsung lama. Kami bahkan disadarkan oleh keluarga yang ditinggalkan, bahwa memang saudara yang kami doakan telah menderita sakit keras,” terang Puji. “Setiap kali mengigat pengalaman tersebut kadang saya terpingkal geli. Namun tak jarang juga saya semakin memahami tentang singkatnya kehidupan ini. Sungguh benar sabda-Nya dalam nats Alkitab: bahwa kedatangan-Nya seperti pencuri. Tak bisa diduga.”

Dalam satu kesempatan Puji memaparkan perihal keanggotaan di LM. “Untuk menjadi anggota Legio Maria, seseorang sudah dibaptis menjadi Katolik dan hadir dalam Rapat Mingguan sebagai tamu, setelah calon anggota menyampaikan kemauannya menjadi anggota, maka presidium memberikan waktu sedikitnya tiga bulan sebagai Anggota Percobaan,” katanya.

Anggota Legio Maria terdiri dari anggota aktif dan anggota auxilier(yang membantu). Anggota aktif wajib terlibat dalam kegiatan rutin Legio Maria seperti menghadiri Rapat Mingguan Presidium, melaksanakan tugas-tugas kerasulan, mendoakan Catena (Latin: Catena artinya rantai ikatan), dan lain-lain. Tugas anggota auxilier adalah berdoa Rosario dan Tessera setiap hari.

Selain keanggotaan tersebut juga terdapat keanggotaan tambahan yaitu Pretorian dan Ajutorian. Seorang Pre-torian selain melakukan tugas sebagai anggota aktif juga harus mengikuti Misa Harian, dan mendoakan doa

resmi Gereja/ brevier (english Devine Office) demikian juga bagi seorang Ajutorian selain melakukan tugas sebagai anggota auxilier juga dituntut untuk mengikuti Misa Harian dan mendoakan doa resmi Gereja/brevier.

“LM tidak menjanjikan saya kesejahteraan materiil. Namun, lebih dari itu, saya merasa setiap doa kami didengarkan Allah. Ia tidak pernah tidak menjawab doa-doa kami. Hanya saja, kadang kala jawaban yang terbaik adalah ‘tidak’. Dan, dalam jejak kehidupan saya, setidaknya ada berbuat bagi sesama,” kata Puji.

foto: Dok. Pribadi

Page 9: Lentera News edisi #15 Juni 2015
Page 10: Lentera News edisi #15 Juni 2015

10

EMBUN KATAKESE | LITURGI

PELANGGARAN LITURGI DALAM PERAYAAN EKARISTI

OLEH:

Katolisitas.org

Page 11: Lentera News edisi #15 Juni 2015

11

Dewasa ini, ada kecenderungan untuk terlalu

mengikuti kehendak para peraya, sampai

mengesampingkan apa yang

sebenarnya menjadi hal prinsip yang

menjadi kehendak Allah

“Setelah kita mengetahui pengertian tentang liturgi, mari kita lihat bersama adanya pelanggaran-pelanggaran yang umum terjadi di dalam liturgi Perayaan Ekaristi, yang biasanya didasari oleh kekurangpahaman ataupun ketidakseimbangan dialog antara pihak Allah dan pihak peraya.

Dewasa ini, ada kecenderungan untuk terlalu mengikuti kehendak para peraya, sampai mengesampingkan apa yang se-benarnya menjadi hal prinsip yang menjadi kehendak Allah, atau yang selayaknya diberikan kepada Allah sebagai ungkapan penghargaan kita akan Misteri Paska yang kita rayakan dalam liturgi.

Kekurangpahaman ataupun ketimpangan penyesuaian dalam liturgi ini melahirkan banyak pelanggaran-pelanggaran, dan berikut ini adalah beberapa contohnya:

Pelanggaran sehubungan dengan persiapan batin sebelum mengikuti Misa Kudus:

1. Tidak berpuasa sedikitnya sejam sebelum menerima Komuni

Seharusnya:

KHK Kan. 919§ 1 Yang akan menerima Ekaristi Mahakudus hendaknya berpantang dari segala macam makanan dan minuman selama waktu sekurang-kurangnya satu jam sebelum komuni, terkecuali air semata-mata dan obat-obatan.

Maksud puasa sebelum Komuni tentu adalah untuk semakin menyadarkan kita bahwa yang akan kita santap dalam Ekaristi

adalah bukan makanan biasa, namun adalah Tuhan sendiri: yaitu Kristus Sang Roti Hidup, yang dapat membawa kita kepada kehidupan kekal (lih. Yoh 6:56-57)

2. Menggunakan pakaian yang tidak/ kurang sopan ke gereja, datang terlambat, ngobrol, berBBM/ SMS di gereja, makan dan minum di dalam gereja, terutama anak- anak, anggota koor yang minum sebelum/ sesudah bertugas, umat saat menunggu dimulainya perayaan Ekaristi.

Seharusnya:

KGK 1387 ….Di dalam sikap (gerak-gerik, pakaian) akan terungkap penghormatan, kekhidmatan, dan kegembiraan yang sesuai dengan saat di mana Kristus menjadi tamu kita. (CCC 1387 …. Bodily demeanor (gestures, clothing) ought to convey the respect, solemnity, and joy of this moment when Christ becomes our guest)

Sudah sewajarnya dan sepantasnya jika kita memberikan penghormatan kepada Allah yang kita jumpai di dalam liturgi. Jika sikap seenaknya tidak kita lakukan jika kita sedang bertemu bapak Presiden, maka selayaknya kita tidak bersikap demikian kepada Tuhan yang kita jumpai di gereja.

3. Tidak memeriksa batin, namun tetap menyambut Komuni meski-pun dalam keadaan berdosa berat

Seharusnya:

RS 81 Kebiasaan sejak dahulu kala menunjukkan bahwa setiap orang harus memeriksa batinnya dengan mendalam, dan bahwa setiap orang yang sadar telah melakukan dosa berat tidak boleh menyambut Tubuh Tuhan kalau tidak terlebih dahulu

Page 12: Lentera News edisi #15 Juni 2015

12

menerima Sakramen Tobat, kecuali jika ada alasan berat dan tidak tersedia kemungkinan untuk mengaku dosa; dalam hal itu ia harus ingat bahwa ia harus membuat doa tobat sempurna, dan dalam doa ini dengan sendirinya tercantum maksud untuk mengaku dosa secepat mungkin (lih. KGK 1385, KHK Kan 916, Ecclesia de Eucharistia, 36) Dosa berat memisahkan kita dari Kristus, dan karena itu untuk bersatu dengan-Nya kita harus meninggalkan dosa tersebut, dan mengakukannya di dalam sakramen Tobat. Contoh dosa berat ini misalnya jika hidup dalam perkawinan yang tidak sah menurut hukum Gereja Katolik, atau hidup dalam perzinahan/ percabulan, atau dalam keadaan kecanduan obat-obatan, dst. Kekecualian akan “adanya alasan berat dan tidak tersedia kemungkinan mengaku dosa”, contohnya adalah bahaya maut, atau jika tinggal di daerah terpencil di mana Komuni dibagikan oleh seorang asisten imam dalam waktu sekian minggu sekali.

Pelanggaran dalam bagian- bagian Misa Kudus:

1. Mazmur Tanggapan digantikan dengan lagu rohani lainnya

Seharusnya:Redemptoris Sacramentum (RS) 62 “Tidak juga diperkenankan meniadakan atau menggantikan bacaan-bacaan Kitab Suci yang sudah ditetapkan, atas inisiatif sendiri, apalagi “mengganti bacaan dan Mazmur Tanggapan yang berisi Sabda Allah, dengan teks-teks lain yang bukan dari Kitab Suci.” (lih. juga PUMR 57)

Katekismus mengajarkan bahwa kehadiran Kristus dalam Perayaan Ekaristi nyata dalam: 1) diri imamnya; 2) secara khusus dalam rupa roti dan anggur; 3) dalam sabda Allah (bacaan-

bacaan Kitab Suci); 4) dalam jemaat yang berkumpul (lih. KGK 1088).

Nah sabda Allah yang dimaksud di sini adalah bacaan di dalam Liturgi Sabda, dan ini termasuk bacaan Mazmur pada hari itu.

2. Ordinarium digantikan dengan lagu- lagu lain dengan teks yang berbeda, yang tidak sama dengan yang sudah disahkan KWI.

RS 59 Di sana-sini terjadi bahwa Imam, Diakon atau umat dengan bebas mengubahkan atau menggantikan teks-teks liturgi suci yang harus mereka bawakan. Praktek yang amat tidak baik ini harus dihentikan. Karena dengan berbuat demikian, perayaan Liturgi Suci digoyahkan dan tidak jarang arti asli liturgi dibengkokkan.

Seharusnya:

PUMR 393 Perlu diperhatikan pentingnya nyanyian dalam Misa sebagai bagian utuh dari liturgi. Konferensi Uskuplah yang berwenang mengesahkan lagu-lagu yang serasi, khususnya untuk teks-teks Ordi-narium, jawaban dan aklamasi umat, dan untuk ritus-ritus khusus yang diselenggarakan dalam kurun tahun liturgi….

Rumusan Ordinarium merupakan pernyataan iman Gereja yang sifatnya baku, sehingga tidak selayaknya diubah-ubah atas kehendak pribadi.

Page 13: Lentera News edisi #15 Juni 2015

13

Page 14: Lentera News edisi #15 Juni 2015

14

Konon kabarnya, black list atau daftar hitam, menjadi salah satu cara yang biasa dipraktekkan mereka, para machiavellian orang-orang yang biasa dan terbiasa menghalalkankan segala cara untuk mencapai tujuan dan ambisi pribadi. Mereka memasukan orang-orang tertentu ke dalam sebuah daftar hitam, daftar khususyang tidak kelihatan, sebagai upaya pembungkaman bahkan penghancuran. Strategi mengalahkan lawan, demi meretas kemenangan pribadi. Orang-orang yang masuk dalam daftar hitam tersebut, biasanya adalah orang-orang yang oleh kaum machi-avellian tersebut, telah distigma-dicap sebagai pemberontak, pembangkang, perusuh, teroris, susah diatur, susah dikendalikan, susah diajak kerjasama, dsb. Padahal sebenarnya, mereka yang di-black list tersebut adalah justru para pemikir ulung, para pekerja sejati, para pelayan setia, para pencinta tulus, para pelaku kebenaran, para pendukung kemajuan dan para pendorong perubahan. Dewasa ini, praktek-praktek pembuatan daftar hitam, rupanya sudah hampir merambah pada seluruh ruang publik, semua lingkup dan lini kehidupan, baik kehidupan berbangsa, bernegara, bermasyarakat, berbisnis, bekerja bahkan beragama.

Biasanya, para machiavellian yang melakukan ini, adalah orang-orang yang sejatinya sedang gagal mengambil sikap distangsi, yaitu sikap ‘mengambil jarak’ pada objek melekat, yang seharusnya mereka lakukan sebagai salah satu manifestasi dari panggilan hidup mereka untuk memimpin,mencintai dan melayani. Dan objek melekat itu bisa saja berbentuk harta, jabatan, wewenang dan lawan jenis (secara psikologi, tak jarang mereka adalah para penderita anxiety (gangguan kecemasan) dan obsesif kompulsif ). Lucu bahkan lebih miris lagi, ketika belakangan ini, praktek-praktek black list, dilakukan secara terang benderang dan dipublikasikan di hadapan banyak orang. Parahnya lagi, itu dilakukan justru oleh para pemimpin berjubah berwajah malaikat, yang seringkali berkotbah soal moral dan kebenaran!Dan bisa jadi, mereka ada disekitarmu. Maka, waspadalah! *** Pertanyaan buat direnungkan: Ketika kamu di-black list oleh pacarmu, apa yang kamu lakukan? Ketika kamu di-black list oleh teman-mu, apa yang kamu lakukan? Ketika kamu di-black list oleh saudara-mu, apa yang kamu lakukan? Ketika kamu di-black list oleh orang-tuamu, apa yang kamu lakukan?

KOLOM “RUMAH JOSS” | BLACK LIST

Yoseph Tien

Wakil Ketua KomIsi Kepemudaan di Keuskupan Agung Medan

BLACK LIST

14

Page 15: Lentera News edisi #15 Juni 2015

15

Ketika kamu di-black list oleh suami/is-trimu, apa yang kamu lakukan? Ketika kamu di-black list oleh atasanmu, apa yang kamu lakukan? Ketika kamu di-black list oleh pemimpin komunitasmu, apa yang kamu lakukan? Ketika kamu di-black list oleh pemimpin negerimu, apa yang kamu lakukan? Ketika kamu diblack list oleh pemimpin agamamu, apa yang kamu lakukan?

Jawaban saya: Ketika saya mengalami ini, saya lebih memilih tetap fokus mengerjakan apa yang mesti saya kerjakan, seraya mendoakan mereka, semoga mereka segera kembali pada jalan yang benar! Jadi, apapun yang engkau alami, dilukai dan disakiti dengan berbagai cara, dibunuh karaktermu sekeji apapun caranya itu, tetaplah bersabar dan kuat, fokus dan tetap semangat pada karyamu

serta doakanlah mereka yang melukai dan menyakitimu. Yang penting bukanlah apa yang engkau alami, tetapi bagaimana engkau mengolah pengalamanmu menjadi sesuatu yang indah dan berarti. Dua quote Gede Prama dari “Simponi di dalam Diri” di bawah ini, saya angkat untuk menutup catatan kecil ini: “Puncak keindahan di jalan-jalan kekalahan tercapai, ketika batin manusia seluas langit. Tidak ada lagi yang bisa membuat batin menjadi asin” “Ditangga-tangga kebijaksanaan, kalah juga indah. Terutama karena kalah seperti ampelas yang menghaluskan kayu yang mau jadi patung mahal, seperti pisau tajam yang melubangi bambu yang akan jadi seruling indah kemudian” Semangat pagi....mari masuki Juni ceria....Salam Joss..! Medan, 01 Juni 2015

15

Page 16: Lentera News edisi #15 Juni 2015

16

“Ijazah Palsu” : Sebuah Potret Buram Dalam Dunia Pendidikan Indonesia

Tujuan Pendidikan Nasional (Kemdiknas) yang tertulis dalam UU No. 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3 berbunyi : “mengembangkan potensi pe-serta didik agar menjadi manu-sia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, ber-ilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (wikipedia.org).

Pendidikan dalam kaitannya dengan pengembangan SDM sangatlah diperlukan bagi setiap individu, bahkan pendidikan telah menjadi semacam bahan pokok untuk meneruskan kehidupan, artinya individu akan merasa kurang atau merasa tak akan bisa hidup tanpa adanya pendidikan. Dari kenyataan ini, sudah sangat relevan apabila pemerintah menjunjung tinggi dan menomorsatukan pendidikan, tentunya tanpa mengesampingkan kepentingan-kepantingan lain yang mengikuti dan menjadi penunjang pendidikan itu sendiri.

Bila kita mengintip fenomena pendidikan di Indonesia saat ini, apa yang muncul di benak kita? Apakah kita sudah puas dengan sistem pendidikan yang terjadi di Negara kita ini? Ataukah hati kita miris karena melihat kualitas pendidikan yang semakin rendah dan memprihatinkan? Dan bagaimana tanggapan kita terhadap menjamurnya ijazah palsu yang agaknya trend akhir-akhir ini di seluruh negeri?

Pendidikan Persfektif Ki Hajar Dewantara

Mari bercermin pada tokoh pen-didikan Nasional Indonesia yang memberikan kontribusi dalam dunia Pendidikan di tanah air kita, yakni Ki Hajar Dewantara. Ki Hajar Dewantara berpendapat bahwa pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat menca-pai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Pendidi-kan yang menjadi cita-cita Ki Hajar Dewantara adalah membentuk anak didik menjadi manusia yang merdeka lahir dan batin. Luhur akal budinya

Sr. Angela Siallagan, FCJM

Staf Keuangan di Yayasan Putri Hati Kudus (PHK), Pematangsiantar

OPINII | PENDIDIKAN

Page 17: Lentera News edisi #15 Juni 2015

17

serta sehat jasmaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna, bertanggung jawab atas kesejahteraan bangsa, tanah air serta manusia pada umumnya (academia.edu).

Pendidikan dimaksudkan sebagai upaya untuk memerdekakan manusia dalam arti bahwa menjadi manusia yang mandiri, agar tidak tergantung kepada orang lain baik lahir maupun batin. Kemerdekaan yang dimaksud terdiri dari 3 macam, yaitu; berdiri sendiri, tidak tergantung pada orang lain, dan dapat mengatur sendiri. Pendidikan merupakan hak semua warga Negara, tidak membedakan jenis kelamin (laki-laki dan perempuan). Pendidikan nasional menurut Ki Hajar Dewantara adalah pendidikan yang selaras dengan kehidupan bangsa. Kalau pendidikan anak-anak tidak berdasarkan kenasionalan, sudah tentu anak-anak kita tidak akan mengetahui keperluan kita, lahir maupun batin, di samping itu anak-anak tidak mungkin memiliki rasa cinta terhadap bangsa dan Negara.

Bagaimana penerapan pandangan Ki Hajar Dewantara dalam pembelajaran berwawasan kemasyarakatan? Pendidikan secara umum berarti daya upaya untuk memajukan pertumbuhan budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek), dan tubuh anak. Pengertian ini mengandung makna bahwa pendidikan tidak boleh dipisah-pisahkan, tetapi sebagai suatu kesatuan yang utuh untuk memajukan kesempatan hidup, yakni kehidupan dan penghidupan anak-anak yang dididik selaras dengan dunianya.

Ijazah : Sebuah KebanggaanMenurut KBBI, ijazah dapat diartikan sebagai surat tanda tamat belajar dan merupakan izin yg diberikan oleh guru kepada muridnya untuk mengajarkan ilmu yang diperoleh si murid dari gurunya. Sedangkan berijazah artinya mempunyai (mendapat) ijazah atau berdiploma (kbbi.web.id).

Memiliki Ijazah apalagi kesarjanaan adalah sebuah kebanggaan, baik bagi diri sendiri sebagai subjek juga bagi orang tua. Orang berlomba-lomba meraih ijazah sebanyak dan setinggi

mungkin, mulai dari ijazah SD, SMP, SMA, diploma, sarjana, master, doktor, profesi, dst. Dan demi memperoleh ijazah tersebut orang rela menghabiskan waktunya dalam kurun waktu yang lama juga dengan segala suka duka yang dialami.

Tak sedikit kesulitan yang dialami dalam meraih ijazah tersebut mulai dari kesulitan ekonomi, sosial, dll. Namun, setelah lembaran ijazah itu telah dimiliki ada rasa lega dan bangga karena mampu melewati masa-masa kuliah yang menyimpan sejuta makna. Itulah sebabnya ijazah menjadi sesuatu yang sangat berharga. Ijazah itu juga menunjukkan kemampuan atau keintelektualan seseorang. Dalam ijazah tersebut nampak jelas gelar yang diraihnya. Nah, itulah sebabnya ijazah merupakan “kertas” yang sangat berharga, karna ijazah menjadi bukti keahlian seseorang. Meski diakui bahwa Ijazah memiliki banyak fungsi, mulai dari syarat untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, mencari pekerjaan, kenaikan pangkat, meningkatkan profesi dalam pekerjaan, dll. Dengan demikian seringkali ijazah menjadi modal utama dalam memperbaiki kesejahteraan hidup.

Ijazah Palsu : Sebuah Kecelakaan Besar

Maraknya bisnis ijazah palsu yang beredar di Negara ini mengundang kehebohan. Terbukti bahwa begitu banyak orang yang menghalalkan segala cara untuk memiliki ijazah dengan jalan pintas. Instan, cepat dengan nilai terjamin. Tinggal menyiapkan sejumlah rupiah, dalam beberapa menit, seseorang bisa memperoleh ijazah tanpa bersusah-susah untuk kuliah. Peristiwa ini menggambarkan betapa buruknya mental orang-orang yang dengan sengaja mendirikan universitas bodong hanya untuk mengeluarkan lembaran kertas palsu. Hal ini sungguh sangat memprihatinkan sekaligus memalukan karena merupakan kecelakaan besar.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan prihatin dengan maraknya berita ijazah palsu yang

Pendekatan branchless banking memanfaatkan tingkat tinggi penetrasi telepon selular di desa- desa.

Dengan mengoptimalkan perangkat itu, warga desa bisa melakukan transaksi sebagai nasabah

Page 18: Lentera News edisi #15 Juni 2015

18

beredar di Negara Indonesia ini. Menurut Menteri Baswedan, menggunakan ijazah palsu adalah hal yang sangat memalukan dan sebenarnya merendahkan diri sendiri. Praktik jual beli ijazah palsu sama saja dengan kejahatan korupsi. Karena dilaku-kan dengan cara-cara yang curang dan tidak terhormat (news.liputan6, Rabu 03 Jun 2015).

Menurut Wakil Presiden Jusuf Kal-la, pemakaian ijazah bodong itu membuktikan ketidakjujuran orang tersebut. JK sulit percaya pejabat itu akan melayani masyarakat dengan baik. Itulah sebabnya, Ia meminta polisi membuka identitas pejabat yang memakai ijazah palsu. Pokoknya perintah laksanakan aturan dan juga, buka saja siapa pakai ijazah palsu. Semua orang apalagi PNS, selalu bersumpah untuk jalankan tugas sesuai aturan yang ada secara jujur. Kalau menggunakan ijazah palsu berarti memupuk ketidakjujuran”. JK menggarisbawahi penggunaan ijazah palsu oleh pejabat negara termasuk berbahaya. Tindak tanduk mereka tidak bisa dipercaya. “UU telah mengatur bahwa siapa yang memakai ijazah palsu, harus dihukum (news.liputan6, Kamis, 4 Juni 2015).

Kasus produksi ijazah palsu yang terbongkar sebenarnya bukan kasus baru. Sudah sejak bertahun-tahun lalu, aktus penggunaan ijazah palsu telah berjalan. Terbongkarnya kembali produksi ijazah palsu membuktikan, bahwa mentalitas dan pembangunan mental manusia Indonesia, tidak beranjak maju sedikitpun. Pemakaian ijazah palsu mencerminkan kondisi sosial dan mentalitas buruk masyarakat.

Namun, manusia Indonesia sepertinya banyak suka menerabas, cenderung menghalalkan segala cara untuk mencapainya, tidak percaya diri, terlalu berorientasi vertikal, tidak berdisiplin murni, dan seterusnya, mengakibatkan sebagian orang mudah tergiur membeli selembar ijazah palsu. Mentalitas itu menjadi tidak terputus karena diwariskan dari generasi ke generasi. Di sinilah peran pemerintah menentukan. Ijazah palsu merupakan cerminan buruknya sistem pendidikan di Indonesia. Hal ini juga mencerminkan system pendidikan saat ini kurang optimal karena pendidikan lebih mengutamakan kecerdasan akademik.

Seharusnya, yang lebih diutamakan bukanlah kecerdasan akdemik melainkan kecerdasan moral, etika dan karakter.

Epilog

Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai tujuan negara Indonesia ini didirikan hanya bisa dicapai dengan proses pendidikan yang benar, berkualitas, dan menjunjung nilai kejujuran. Praktek meluncurkan ijazah palsu telah mencoreng wajah pendidikan kita. Seperti yang diungkapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (mendikbud), Anies Baswedan bahwa pendidikan adalah sebuah “gerakan”. Pendidikan harus dipandang sebagai ikhtiar kolektif seluruh bangsa, tidak bisa hanya dipandang sebagai sebuah program. Itulah sebabnya semua elemen masyarakat harus diajak untuk terlibat. (aniesbaswedan.com, Sabtu, 02 Mei 2015).

Anis Baswedan menekankan bahwa pendidikan itu seperti tangga berjalan yang mengantarkan kita meraih kes-ejahteraan yang jauh lebih baik. Kita perlu mengembalikan semangat dan konsep Ki Hadjar Dewantara bahwa sekolah (kampus) harus menjadi tempat belajar yang menyenangkan. Sebuah wahana belajar yang membuat para pendidik merasakan mendidik sebagai sebuah kebahagiaan. Sebuah wahana belajar yang membuat para peserta didik merasakan belajar sebagai sebuah kebahagiaan. Pendidikan sebagai sebuah kegembiraan. Pendidikan yang menumbuh-kembangkan potensi peserta didik agar menjadi insan berkarakter Pancasila.

Ikhtiar besar kita untuk pendidikan ini hanya akan bisa terwujud bila kita semua terus bekerja keras dan makin membuka lebar-lebar partisipasi masyarakat untuk terlibat aktif dalam pendidikan. Maka mari kita mengubah perspektif, bahwa pendidikan bukan hanya urusan kedinasan di pemerintahan, melainkan juga urusan kita dan ikhtiar memajukan pendidikan yang menjadi tanggung jawab kita semua (aniesbaswedan.com, Sabtu, 02 Mei 2015).

Page 19: Lentera News edisi #15 Juni 2015

19

SASTRA | SINTA

19

Sinta

Cinta mereka sesungguhnya tidak berjalan terlalu lancar. Acap kali mereka

bertemu kerikil-kerikil. Dua hari lalu mereka

kembali bersepakat untuk putus. Sesungguhnya tidak

bersepakat. Ganup hampir-hampir menampar Sinta, pacarnya itu, karena gadis yang dicintai sepenuh hatinya dengan tegas meminta mengakhiri semuanya. Sudah tidak ada lagi tanda-tanda kecocokan yang mesti dipertahankan. “Kali ini tak akan ada kesepakatan lagi yang harus kita patuhi bersama,” seru Sinta. “Kita sudah di ujung segalanya.” Pilihan pelampiasan amarah paling tepat bagi Ganup nampak dari ponselnya yang hancur berantakan di belakang gedung sekolah. Tentulah dia tidak perlu melirik ke kanan-kiri karena teman-teman mereka sudah pulang dua jam lalu. Barangkali mereka sudah bekerja di ladang sekarang. Ganup menyadari itu karena itulah dia leluasa menghamburkan makian. Kali ini Sinta tidak mau menunduk seperti dia lakukan selama ini. Dia sudah terlalu lelah, barangkali juga jenuh, menghadapi Ganup yang menurutnya sudah tidak seperti saat pertama mereka jatuh cinta. Sudah tidak ada lagi terasa getar-getar di dada. Langkah-langkah cinta mereka terasa terhambat benteng mahatinggi. Tak ada lagi tanda-tanda

ungkapan kasih di layar telepon genggam mereka. Bahkan tadi pagi sebelum berangkat sekolah, Sinta dikejutkan oleh isi pesan pendek dari Ganup. “Tak cukup alasan bagimu nanti siang untuk berkata tidak. Karena jika itu terjadi maka tindakanmu itu akan mendatangkan musibah bagiku.” Keterkejutan Sinta lebih kepada ketidakmengertiannya dengan isi pesan itu. Tapi dia merasa dia mengerti berakhir di mana penafsirannya. Karena memang hanya tersedia satu ruang saja untuk itu. *** Sinta tidak pernah menanggapi cibiran orang. Menurutnya tak ada yang salah dengan kelahiran. Dia selalu beranggapan dilahirkan oleh seorang wanita yang luar biasa dapat mengalahkan apa pun. Apa pun. Kemegahan satu-satunya baginya adalah kasih sayang ibunya. Namun tidak dengan ayahnya. Tidak dengan ayahnya terlebih-lebih karena setiap malam ayahnya selalu membawa aroma tak sedap ke rumah. Selepas sore berubah wujud menjadi malam, kedai tuak Simatupang, yang tidak begitu jauh dari rumah, selalu tempat paling tepat baginya menumpahkan semua yang harus dilampiaskan. Dia tahu ayahnya tidak bermaksud lain ketika suatu malam dia melewati kedai tuak itu dan mendengar celotehan ayahnya. “Semua penghuni rumah bertindak seperti penghuni

(bagian I)

Dian Purba

[email protected]

Page 20: Lentera News edisi #15 Juni 2015

20

neraka saja.” Dia tahu tegukan-tegukan tuaklah penyebabnya. Kalau harus dipaksa, Sinta tidak akan berani berujar ayahnya tidak mengandung cinta lagi di hatinya ke keluarganya. Yang pasti Sinta selalu menanamkan satu hal: tiga gelas tuak akan melampiaskan semua cinta. Yang tersisa kemudian adalah ketidaksadaran diri. Lalu berubah wujud menjadi hentakan-hentakan diri yang acapkali hentakan itu menghadirkan rasa pedih bagi orang lain. Sudah lebih seminggu ini ayah Sinta tidak pergi ke hauma.[i] Padahal sudah bulan Juni. Ladang mereka tidaklah terlalu luas. Dia, dua adiknya, dan ibunya belumlah cukup kuat menghalau apporik[ii]. Burung ini sangat beringas memakan padi yang sudah masak. Sudah mereka pasang di empat sudut ladang jolma-jolma[iii]. Sebelum panen setiap sore Sinta ke ladang mengusir burung-burung nakal itu. Burung yang tidak perlu memikirkan makanan apa yang hendak dimakan besok hari. Bahkan mereka tidak perlu memikirkan makian Sinta ke mereka. Tiap kali Sinta lengah tiap kali itu pula burung itu segera meluncur ke tengah-tengah hamparan padi. “Tuhan pasti sedang mengantuk menciptakan kalian. Dasar anak tiri.” Namun, terkadang Sinta menemukan keindahan di kenakalan burung itu. Angannya selalu melayang ke musim panen silam. Dia pun berusaha menata pikirannya. Dia membutuhkan ruang cukup lebar untuk itu. Wajahnya selalu ceria mengenangkannya. Menggambarkan semua itu, dia tidak berani berkesimpulan. Ketika dia sudah hampir tiba di kesimpulan seketika itu pula dia sadar dengan nasehat ibu-nya. “Sinetron yang kau tonton itu tak mengajarkan apa pun selain menjarah pikiranmu. Pikiranmu dirusaknya dan kau akan berkata kau sedang jatuh cinta. Sementara cinta terlalu dini membuatmu sakit.” Biarpun begitu, ditemani hujan dia memberanikan diri meluangkan waktu menikmati kenangan itu.

Hujan pulalah saat itu yang sedang turun. Sinta tidak bisa menebak pasti pukul berapa. Langit sudah gelap. Dia lihat langit di kejauhan di belakang sopo[iv]-nya yang tidak kebagian siraman hujan. Dia memperkirakan sudah pukul 5 sore. Tampak sungai di bawah sana sudah mulai menguning. Dia tahu tidak lama lagi aliran sungai akan dipenuhi potongan-potongan dahan kayu. Beruntunglah dia karena saat pulang dia tidak perlu melewati sungai itu. Ibunya tidak menemaninya hari itu. Paribannya yang di kampung sebelah menikah dengan gadis yang dipinangnya di tanah perantauan. Sesungguhnya dia hendak ikut. “Ke ladanglah sore ini. Burung-burung itu pasti akan berpesta,” perintah ibunya sebelum berangkat tadi pagi. Untuk kesekian kali dia akan sendiri menemani burung-burung itu. “Bisa berteduh?” Suara tiba-tiba itu mengejutkannya. Tanpa mendapatkan ijin, pria yang sudah basah kuyup itu menghempaskan pantatnya ke lantai sopo. “Oh,” balas Sinta sekenanya. “Ke mana semua ikan?” Gerutu pria yang belum dikenal namanya itu. Sinta sudah sering melihatnya di kampung. Kalau dia tidak salah hitung sudah sebulan kiranya dia tinggal di kampung. Dari Togu tetangganya dia kemudian tahu Ganup, nama pria itu, dikirim orangtuanya yang di Tarutung untuk menjaga ompungnya yang tinggal sendiri. Tak ada yang istimewa dari Ganup yang bisa membuat Sinta terkesan kecuali kabar burung yang mengatakan dia sudah langganan menggondol piala di kotanya. Wajahnya sepertinya tidaklah sanggup melewati paras Joni, ketua kelasnya di sekolah, yang semenjak menginjakkan hari per-tama di SMA sudah menarik hatinya. Na-mun Joni yang tahu hal itu tiba-tiba saja menjadi manja dibelai perasaan Sinta itu. Terlalu pongah dia membuka hati barang sedikit dan membiarkan Sinta masuk dan menanam bunga di sana. Itu pulalah yang membuat Sinta mengurungkan niat untuk berhenti menanam rasa.

20

Page 21: Lentera News edisi #15 Juni 2015
Page 22: Lentera News edisi #15 Juni 2015

22

ILHAM SEHAT | JANTUNG

Tahukah Anda bahwa saat ini suhu udara saat siang hari bisa mencapai 39-40 derajat celcius? Peningkatan

suhu udara menjadi sangat panas dapat mempengaruhi metabolisme tubuh kita. Selain itu suhu udara yang panas dapat membuat kulit kering dan kehilangan kandungan air didalam lapisan kulit.

Cuaca panas ternyata tak dapat dianggap remeh. Kondisi ini menurut para ahli dapat menimbulkan risiko dan ancaman bagi kesehatan. Ahli jantung terkemuka, Dr Chauncey Crandall, mengungkapkan bahwa cuaca panas dapat membunuh, terutama karena dapat mengakibatkan masalah pada jantung.

Belum lama ini Badan Pencegahan dan Pengendali Penyakit Amerika Serikat,CDC (Centers for Disease Control and Prevention) mengeluarkan pernyataan, agar masyarakat berhati-hati dalam melakukan aktivitas olahraga dalam cuaca musim panas. Karena menurut penjelasan resmi yang dikeluarkan oleh CDC, latihan khusus pada cuaca panas dapat menyebabkan dehidrasi atau gangguan serius dan stroke. Peringatan ini terutama ditujukan bagi atlet di sekolah yang kerap mengikuti kejuaraan dan latihan pada cuaca panas.

Kematian akibat latihan olahraga pada kondisi cuaca panas adalah tragedi, yang semestinya bisa dicegah. Karenanya guru dan orang tua agar mengenali gejala terkait dengan gangguan kesehatan akibat cuaca panas yang ekstrim.

Menurut Asosiasi Jantung Amerika Serkat (AHA), puncak kematian pasien dengan serangan jantung tidak hanya terjadi musim dingin, namun juga di musim panas. Dr Crandall mengatakan bahwa temuan ini tidak terlalu mengejutkan, karena ia sering melihat kekambuhan pasien dengan masalah jantung yang dipicu oleh panas.

“Ketika tubuh terlalu panas, hipertermia dapat terjadi,” katanya. Hipertemia adalah suatu kondisi di mana inti tubuh menjadi terlalu panas.

“Kondisi ini, ditambah dengan dehidrasi, mengakibatkan ketidakseimbangan elektrolit, dan sebagai hasilnya, seseorang dapat mengalami syok kardiogenik,” katanya.

Pada saat ternjadinya syok kardiogenik, jantung tiba-tiba menjadi lemah dan tidak dapat memompa cukup darah ke seluruh tubuh. “Ini dapat menyebabkan kegagalan

Cuaca Panas Picu Serangan Jantung

22

Page 23: Lentera News edisi #15 Juni 2015

23

multi-organ yang dapat memicu serangan jantung atau kematian jantung mendadak,” kata Dr Crandall, yang menjabat sebagai Direktur Program tTansplantasi Jantung dari Palm Beach Cardiovascular Clinic, Florida.

Menurut Crandall, kelompok yang sangat rentan menderita serangan jantung akibat cuaca panas adalah orang-orang yang tidak terbiasa terhadap panas ekstrem, seperti negara-negara di bagian utara.

Kelompok usia tertentu, kata Crandall, juga memiliki risiko lebih tinggi. “Orang tua telah kehilangan kemampuan untuk mendinginkan suhu tubuh mereka. Kelenjar keringat mereka telah kering, sehingga kemampuan tubuh mereka untuk mempertahankan suhu inti tubuh sudah tidak bekerja dengan baik seperti ketika mereka masih muda,” katanya.

Data dari Centers for Disease Control (CDC), AS menyebutkan, panas yang berlebihan menyebabkan kematian 8.015 orang antara tahun 1979 dan 2003. Penghitungan ini lebih tinggi daripada mereka yang kehilangan nyawa akibat dari angin topan, petir, banjir, dan gempa bumi.

Menurut Dr Crandall, salah satu bahaya terbesar dari suhu panas adalah dehidrasi. Kurangnya cairan tubuh dapat mengakibatkan ketidakteraturan detak jantung yang mengancam jiwa yang dikenal sebagai fibrilasi atrium.

Sejumlah penelitian telah menemukan bahwa cuaca panas meningkatkan risiko serangan jantung. Crandall memperingatkan pasien jantung agar berhati-hati dan mencari tempat yang dingin saat cuaca panas terjadi. Bahaya lainnya, lanjut Crandall adalah bahwa panas yang ekstrim menyebabkan pembuluh darah melebar. Kondisi ini dapat sangat membahayakan bagi orang yang sedang menggunakan obat umum seperti obat tekanan darah. “Mereka bisa pingsan. Kita melihat kejadian ini sepanjang waktu,” kata Crandall.

Gejala

Crandall mengungkapkan, cuaca pa-nas juga dapat memicu sengatan panas

atau heatstroke. Penderitanya biasanya memiliki beberapa gejala seperti, kurang berkeringat, dengan kulit terasa panas dan kering ketika disentuh, mual dan muntah, kulit memerah, napas cepat, jantung berdetak cepat, sakit kepala, kejang otot serta hilangnya kesadaran.

Gejala pertama yang biasanya muncul adalah kram panas yang terjadi pada, kaki, tangan dan perut. Jika tidak segera diobati, gejala yang terjadi berikutnya adalah sakit kepala, pusing atau sakit kepala ringan, mual, dan kulit yang terasa dingin dan lembab. Jika gejala ini tidak ditangani, kondisi ini dapat mengancam jiwa.

“Salah satu hal paling penting untuk mengenali tentang heatstroke, dan lainnya yang berhubungan dengan masalah panas adalah bahwa kodisi sebetulnya dapat dihindari,” kata Dr Crandall.

Berikut tips sederhana dari Dr Crandall dalam menghadapi cuaca panas:

• Pakailah pakaian yang longgar.

• Pastikan Anda terhidrasi dengan baik. Minum 1-3 gelas air sebelum ke luar ruangan, dan kemudian melanjutkan minum air setiap 20-menit, bahkan jika Anda merasa sedang tidak haus.

• Jika Anda sedang mengonsumsi obat hipertensi atau jantung, perlu diingat bahwa Anda mungkin akan merasa efek panas yang lebih tajam dan harus segera mengambil tindakan pencegahan. Anda bisa meminta bantuan dokter jika merasa butuh penyesuaian.

• Pakailah topi bertepi lebar.

• Hindari alkohol dan minuman berkafein, karena minuman ini dapat menarik air ke-luar dari tubuh.

• Berhati-hatilah berjalan atau berolahraga di panas. Tetap berolahraga di tempat yang teduh bila memungkinkan.

• Hindari sinar matahari pada siang hari hingga jam 3 sore, karena panas matahari sangat intens ketika jam-jam tersebut.

(Sumber: Kompas Health)

23

Page 24: Lentera News edisi #15 Juni 2015

24

Dian Purba

[email protected] Pascasarjana Ilmu Sejarah UGM

POLLUNG | GLOBAL WARMING

Page 25: Lentera News edisi #15 Juni 2015

25

Gereja dan Pemanasan Global

Memanfaatkan energi dunia saja tidaklah cukup. Kita juga harus menjaga keberlanjutannya.

Selama hampir 85 tahun, Chevron telah berkomitmen kepada rakyat Indonesia. Tujuh ribu tenaga kerja nasional mem-bawa kami tumbuh menjadi produsen minyak bumi dan energi panas bumi terbesar di negeri ini, serta penghasil gas bumi terkemuka. Sebagai hasilnya, masyarakat dapat mengakses peker-jaan dan pendidikan yang lebih baik, serta memberikan tiga generasi beri-

kutnya sesuatu untuk dinanti. Beberapa menyebutnya sebagai upaya manusia. Kami menyebutnya sebagai energi in-sani. Iklan Chevron: Human Energy

Engkau yang melepas mata-mata air ke dalam lembah-lembah, mengalir di antara gunung-gunung, memberi minum segala binatang di padang, memuaskan haus keledai-keledai hutan; di dekatnya diam burung-burung di udara, bersiul dari antara daun-daunan. Mazmur 104: 10-12

(bagian I)

Page 26: Lentera News edisi #15 Juni 2015

26

Satu hal yang pasti: planet yang kita tempati ini berada pada kondisi (sebentar lagi) tak mungkin didiami. Jakarta banjir, hal biasa. Medan, setali tiga uang. Orchard Road di Singapura banjir? Kota dengan drainase terbagus di dunia ini tidak sanggup menahan gempuran hujan sangat deras se-lama satu jam. Di Bangladesh lebih 55 orang tewas karena banjir dan sekitar 12.000 warganya mesti mengungsi. Di Myanmar 46 orang tewas karena alasan serupa. Kota Draguignan, Distrik Var, kawasan pantai Cote d’Azur, Perancis, kehilangan 22 nyawa warganya. Kejadian ini banjir terburuk di Perancis sejak tahun 1827. Tidak lama berselang, di wilayah Cina bagian selatan, banjir yang melanda menewaskan 132 orang, 860.000 orang terpaksa mengungsi, 86 orang hilang, 6800 rumah hancur, dan akan berdampak kepada 10 juta warga yang lain. Kerugian diperkirakan Rp 20 triliun.

Itu data terbaru betapa alam sudah sangat jenuh menanggung ulah manusia. Mereka murka. Tepatnya, alam menunjukkan keberbandinglurusan antara tidak bertanggungjawabnya manusia menjaga alam dengan ketahanan alam itu sendiri menjaga dirinya. Saya lantas membayangkan: bumi dan semua isinya, tanpa mengikutsertakan manusia, sedang berkeluh kesah: kami sesungguhnya akan berjalan dengan sangat baik tanpa kehadiran kalian (manusia). Jika yang demikian terjadi, kita sudah sampai pada tahap akhir dari siklus kehidupan itu sendiri: lenyapnya manusia.

Alam sesungguhnya sudah menyediakan batas-batas yang harus kita patuhi. Dan inilah bentuk kompromi-perjanjian alam dengan manusia. Hal-hal yang diterangkan di bawah ini adalah peristiwa-peristiwa saat kontrak itu dilanggar.

Pemanasan global

Pemanasan global berarti adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi. Pemanasan global terjadi ketika konsentrasi gas-gas tertentu yang dikenal dengan gas rumah kaca terus bertambah di udara. Gas rumah kaca timbul akibat ulah manusia: kegiatan industri, gas karbon dioksida akibat penggunaan berlebihan bahan bakar fosil, penggundulan hutan, penggunaan pestisida, pertambahan jumlah penduduk.

Gas rumah kaca bukanlah gas yang dihasilkan oleh bangunan yang ter-buat dari kaca. Segala sumber energi yang terdapat di bumi berasal dari matahari. Sebagian besar energi terse-but berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan bumi. Permukaan bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelom-bang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida danchlorofluoro-carbon akibat kegiatan industri, asam nitrat dihasilkan oleh emisi kendaraan dan industri, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Laiknya rumah yang terbuat dari kaca, gas-gas bebas masuk tapi terperangkap di dalam sehingga tidak bisa keluar. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak pula panas yang terperangkap di bawahnya.

Alam sesungguhnya sudah menyediakan batas-batas yang harus kita patuhi

Page 27: Lentera News edisi #15 Juni 2015

27

Dampak pemanasan global sudah sangat kasat mata. Selama seratus tahun terakhir, suhu rata-rata global permukaan bumi terus meningkat dari 0,74 °C-0,18 °C. Dan diperkirakan antara tahun 1990 sampai 2100 suhu global akan meningkat 1,1 hingga 6,4 °C. Artinya sama dengan naiknya permukaan air laut 100 cm disebabkan banyaknya es mencair di kedua kutub bumi. Kota-kota rendah seperti Belanda akan kehilangan enam persen daratannya. Ketika tinggi lautan mencapai muara sungai, banjir akibat air pasang akan meningkat di daratan.

Semua pengetahuan tentang kapan musim hujan bermula, musim kemarau berakhir hampir tidak bisa lagi diajarkan di ruangan-ruangan kelas. Cuaca menjadi anomali. Petani di beberapa daerah dirugikan akibat ledakan hama wereng. Tercatat 30.159 hektar area sawah padi diserang wereng coklat , meliputi daerah Jawa Tengah (10 kabupaten), Jawa Barat (5 kabupaten), Banten (4 kabupaten), dan Aceh (3 kabupaten). Wereng bertengger di peringkat empat perusak tanaman padi. Di peringkat pertama hingga ketiga berturut-turut adalah tikus, penyakit, dan penggerek batang.

Dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu, tahun 2010 semester pertama, pertumbuhan hama wereng meningkat tiga kali lipat.

Penyimpangan iklim memengaruhi musim kemarau yang diselingi

lebih banyak turunnya hujan menimbulkan kelembaban tinggi. Kondisi ini menyuburkan pertumbuhan hama tanaman, termasuk wereng.

Populasi dunia yang berkisar 6,6 miliar boleh jadi jadi saksi betapa

dahsyatnya dampak yang ditimbulkan saat pegunungan es di dua kutub bumi mencair. Sebagian besar dari jumlah itu akan yang bertempat

tinggal di pantai akan kehilangan tanah yang mereka tempati selama ini selamanya. Jumlah volume es di Benua Arctic dihitung semenjak 1950 men-galami penurunan drastis. Tahun 1955 volume es di benua itu masih penuh 100 persen. Tahun 2000 berkurang menjadi 74 persen dari volume tahun 1955. Sekitar tahun 2050 diperkirakan volume es tersisa 54 persen dari volume tahun 1955. Seperti sudah disinggung di atas, akan banyak sekali pulau-pulau kecil tenggelam. Penduduk daerah-daerah di pesisir pantai akan menjadi pengungsi terbesar sepanjang sejarah.

Peningkatan ekploitasi lingkungan meningkat dengan marak dan meluasnya perubahan tataguna lahan yang berakibat pada penciutan luas hutan, menyumbang pemanas suhu bumi. Maka, sangat melawan akal sehat saat membaca iklan sebuah perusahaan pengembang property terbesar di negeri ini: “Hadirkan Properti Ramah Lingkungan yang Berkelanjutan.” Nirwana Bogor Residence terletak di kaki Gunung Salak. “Hunian hijau” ini memiliki luas 1200 hektar. Tanah-tanah subur itu kini tertutup dengan semen, diselimuti aspal hitam. Untuk penyiksaan alam ini, pengembang berdalih: kawasan ini memiliki 60 persen ruang terbuka. Poin pertama, 1200 hektar yang dulunya hutan beralih fungsi menjadi tempat berdirinya tembok-tembok raksasa. Dengan sendirinya pula semua fungsi hutan akan menemui ajalnya. Poin kedua, kawasan ini ditujukan bagi mereka berkantong tebal. Artinya, penduduk lokal hanya kebagian limbah orang-orang elite itu sembari menjadi penonton kemewahan di tanah mereka sendiri.

(bersambung di edisi berikutnya)

Page 28: Lentera News edisi #15 Juni 2015

28

Page 29: Lentera News edisi #15 Juni 2015

29

LAPO AKSARA

Ananta Bangun

anantabangun.com

Redaktur Tulis di Lentera News

29

FAKE PLASTIC TREESSaya menemukan judul lagu empunya Radiohead ini dalam novel 5 cm (Donny Dhirgantoro). Sebagaimana dialog mengomentari judul tersebut, saya turut terpapar kebingungan. Pohon plastik nan palsu, demikian alihbahasa-nya, seperti hendak memojokkan kepalsuan dari kepalsuan.

Bahan plastik sebagai pengganti wujud benda hidup/ mati, bukankah seyogyanya sebagai perwakilan tidak nyata? Ia palsu sedari awal dibuat sebagai (katakanlah) pohon plastik, manusia plastik, mobil plastik. Karenanya, tidak mengherankan bila beras plastik pun turut beredar. Berbaur dengan teman-teman se-plastik lainnya.

Keprihatinan perihal beras plastik ini berbarengan pula dengan isu ijazah palsu. Meski secara wujud berbeda, kepalsuan kedua benda ini mewakili permasalahan klasik di tengah-tengah kita. Asupan makan serta pola fikir. Segala racun bernama pengawet, penyedap, nikotin bahkan adiksi narkoba menjejali tubuh. Mungkin juga ada kaitannya, sehingga pola fikir kita kerap mengandalkan kepalsuan untuk memperoleh kedudukan ataupun penghasilan lebih.

Radiohead malah menambahkan lagi porsi keterpurukan itu via kritikannya dalam lagu ‘Fake Plastic Trees’ terse-but. Bagaimana bila beras plastik dan ijazah palsu dijadikan lebih palsu? Tidak dapat digapai. Pula tak terjamah oleh pancaindera kita sendiri. Seperti

mengumpamakan seseorang yang tengah memainkan game mengolah kebun khayalan. Ia secara rutin memetik jeruk, mengumpulkan telur ayam, dan mendengar lenguhan sapi yang tengah diperah susunya. Terus hanyut dalam pusaran kegiatan ini hingga akhirnya tersadar masih terbaring di ranjang dengan busana tidur sekenanya.

Teknologi yang kita puja sebagai kemajuan zaman secara gemulai dapat menggeret pola fikir kita pada cibiran Radiohead. Bahwa kepalsuan dari kepalsuan lah yang segera mengisi relung jiwa kita. Beras plastik dan ijazah palsu hanyalah permukaan dari bongkahan gunung es. Sosok kucing sekalipun dapat bersalin rupa menjadi seorang gadis cantik jelita. Ia kemudian memesan biskuit kesayangannya via toko daring. Dan mendaftar kuliah hingga mendapat gelar sarjana melalui kampus maya.

Jadi, kemana kita akan melabuhkan asa kita tatkala gelombang kepalsuan lebih kerap ditemukan? Hanya dengan kembali pada Yang Maha Kuasa. Sebab rancangan-Nya tidak fasik seperti rancangan manusia. Rentan disusupi kepalsuan. Sebagaimana dituturkan dalam sabda Allah dalam Alkitab: (1Yoh 4:1) Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia.