Top Banner
501 LEARNING OBSTACLE SISWA TERHADAP KONSEP KELILING DAN LUAS DAERAH SEGITIGA DAN SEGIEMPAT Iip Febrianto (1) , Kurnia Shandy Nugraha (2) , Indra Rianto (3) , Hamay Hamdani (4) 1) 2) 3) 4) Unswagati, Jalan Perjuangan Nomor 01 Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon; 1) [email protected] 2) [email protected] 3) [email protected] 4) [email protected] Abstrak. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya learning obstacle yang muncul pada siswa terkait konsep segitiga dan segiempat, learning obstacle yang muncul salah satunya (diduga oleh karena) siswa belum mampu memahami konsep secara utuh mengenai keliling dan luas daerah segitiga maupun segiempat. Pemahaman siswa terhadap konsep keliling dan luas daerah segitiga maupun segiempat akan berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam menyelesaikan topik-topik selanjutnya seperti pada bangun ruang sisi datar dan bangun ruang sisi lengkung. Subjek Penelitian ini adalah dilakukan pada siswa Sekolah Menengah Pertama kelas VII semester genap. Metode penelitian yang digunakan adalah metode qualitatif dengan tehnik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pada penelitian kali ini ternyata masih banyak siswa belum paham betul mengenai konsep matematika khususnya mengenai segitiga dan segiempat, banyak learning obstacle yang ditemukan pada saat meneliti atau menganalisis respons dari siswa salah satunya yang sering ditemui adalah concept image. Kata Kunci : Learning Obstacle, Segitiga, Segiempat. Abtract. The background of this study is caused by learning obstacle which appeard in students towards circumference concept and triangle and square areas, one of learning obstacle that appeard is alleged by students are not able to engage the concept clearly toward circumference concept and triangle and square areas. Student comprehension towards circumference concept and triangle and square areas will give influence
15

LEARNING OBSTACLE SISWA TERHADAP KONSEP KELILING …

Oct 01, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: LEARNING OBSTACLE SISWA TERHADAP KONSEP KELILING …

501

LEARNING OBSTACLE SISWA TERHADAP KONSEP KELILING DAN LUAS DAERAH SEGITIGA DAN

SEGIEMPAT

Iip Febrianto(1), Kurnia Shandy Nugraha(2), Indra Rianto(3), Hamay

Hamdani(4)

1) 2) 3) 4)Unswagati, Jalan Perjuangan Nomor 01 Kecamatan Kesambi, Kota

Cirebon; 1) [email protected]

2) [email protected] 3) [email protected]

4) [email protected]

Abstrak. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya learning obstacle yang

muncul pada siswa terkait konsep segitiga dan segiempat, learning obstacle

yang muncul salah satunya (diduga oleh karena) siswa belum mampu

memahami konsep secara utuh mengenai keliling dan luas daerah

segitiga maupun segiempat. Pemahaman siswa terhadap konsep keliling

dan luas daerah segitiga maupun segiempat akan berpengaruh terhadap

kemampuan siswa dalam menyelesaikan topik-topik selanjutnya seperti

pada bangun ruang sisi datar dan bangun ruang sisi lengkung. Subjek

Penelitian ini adalah dilakukan pada siswa Sekolah Menengah Pertama

kelas VII semester genap. Metode penelitian yang digunakan adalah

metode qualitatif dengan tehnik pengumpulan data berupa observasi,

wawancara, dan dokumentasi. Pada penelitian kali ini ternyata masih

banyak siswa belum paham betul mengenai konsep matematika

khususnya mengenai segitiga dan segiempat, banyak learning obstacle

yang ditemukan pada saat meneliti atau menganalisis respons dari siswa

salah satunya yang sering ditemui adalah concept image.

Kata Kunci : Learning Obstacle, Segitiga, Segiempat.

Abtract. The background of this study is caused by learning obstacle

which appeard in students towards circumference concept and triangle

and square areas, one of learning obstacle that appeard is alleged by

students are not able to engage the concept clearly toward circumference

concept and triangle and square areas. Student comprehension towards

circumference concept and triangle and square areas will give influence

Page 2: LEARNING OBSTACLE SISWA TERHADAP KONSEP KELILING …

502

toward student’s ability in solving the next topics, such as two-

dimensional geometry and curved geometry. The subject of this study

was conducted on 1st grade of Junior High School students in second

semester. The researchers used a qualitative method to collect the data

by using the form of observation, interviews, and documentation. In this

study, there are so many student don’t know about concept of

Mathematic especially the material of triangel and square, so many

learning obstacle that found when researching and analyzing os students

response, one of which is concept image.

Keywords : Learning Obstacle, Triangel, Rectangular.

1. Pendahuluan

Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang memegang

peranan penting dalam dunia pendidikan. Hal ini tentu dilihat dari

pemebelajaran yang dilakukan, dimulai dari tingkat SD hingga SMA

pembelajaran matematika wajib dipelajari oleh semua siswa. Adapun upaya

pemerintah mewajibkan pembelajaran matematika disetiap jenjang sekolah

adalah bukan tanpa sebab, salah satu tujuannya terdapat dalam Pemendiknas

No. 22 Tahun 2006 mengenai kemampuan pemahaman konsep.

Kemampuan pemahaman konsep sangat diperlukan dalam

pembelajaran matematika. Hal ini didasari karena matematika merupakan

mata pelajaran yang banyak memuat banyak konsep, ketika kemampuan

pemahaman konsep siswa rendah maka akan menyebabkan

ketidakmampuan siswa dalam mengaplikasikan konsep untuk

menyelesaikan masalah matematika secara tepat dan efisien. Oleh karena itu,

pemahaman konsep merupakan salah satu kemampuan yang sangat penting

dan di perlukan siswa. Menurut Abdullah (2013:5) pemahaman dalam

matematika merupakan komponen dasar. Kemudian diperkuat oleh NCTM

(2000), disebutkan bahwa pemhaman konsep merupakan aspek yang sangat

penting dalam prinsip pembelajaran matematika. Berdasarkan beberapa

pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, maka pemhaman konsep

merupakan aspek yang sangat penting sekaligus komponen dasar dalam

pembelajaran matematika yang harus dimiliki siswa. Karena dengan

dikuasainya pemahaman konsep, siswa tidak akan mengalami kesulitan

dalam menyelesaikan masalah matematika.

Page 3: LEARNING OBSTACLE SISWA TERHADAP KONSEP KELILING …

503

Namun pada kenyataannya kemampuan pemahaman konsep tidak

diterapkan oleh siswa dalam menyelesaikan masalah matemtika, masalah

tersebut terjadi dikarenakan lemahnya kemampuan pemahaman konsep yang

dimiliki siswa. Hal ini sesuai dengan penelitian Huda dan Kencana (2013)

mengenai Analisis Kesulitan Siswa Bedasarkan Kemampuan

Pemahaman dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada. Materi Kubus dan Balok

Di Kelas VIII SMP Negeri 30 Muaro Jambi, hasil penelitiannya diperoleh 1).

12,5% siswa tidak bisa merubah soal kedalam bentuk simbol, 2). 50% siswa

tidak bisa menentukan konsep yang tepat untuk menyelesaikan soal, 3). 95%

siswa tidak bisa menerapkan konsep untuk menyelesaikan soal.

Selain itu, dalam penelitian Nisa (2011) tentang Analisis Kesulitan Belajar

Matematika Pada Peserta Didik Kelas VIII Semester II Pokok Bahasan Panjang

Garis Singgung Persekutuan Dua Lingkaran MTs Negeri Bonang Tahun

Pelajaran 2010/2011. Hasil yang diperoleh diantaranya 1). 71,8 % kesulitan

siswa dalam pemahaman konsep, 2). 53,1% kesulitan dalam keterampilan, 3).

46,8% kesulitan dalam pemecahan masalah. Berdasarkan fakta-fakta yang

diperoleh dapat ditarik kesimpulan bahwa masih lemahnya kemampuan

pemahaman konsep siswa dalam memahami konsep-konsep matematika,

sehingga muncul terjadinya miskonsepsi siswa dan kesalahan-kesalahan

dalam menyelesaikan masalah matematika.

Salah satu topik mata pelajaran SMP pada ranah geometri adalah keliling

dan luas daerah segitiga dan segiempat. Keliling dan luas darah segitiga dan

segiempat banyak ditemui pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari hari,

misal pada arsitektur, seni, industri, dan masih banyak lagi. Materi tersebut

merupakan materi yang penting untuk dipelajari di Sekolah. Hal tersebut

dibuktikan dengan adanya topik keliling dan luas daerah segitiga dan

segiempat pada kurikulum 2006 (KTSP) maupun Kurikulum 2013 (Kurtilas),

khususnya di kelas VII Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Menurut Sumarmo (dalam Kesumawati, 2008:229) Pemahaman konsep

adalah kecakapan dan kemahiran matematika yang diharapkan dapat

tercapai dalam pembelajaran matematika, pemahaman konsep adalah hal

mendasar yang harus dipelajari oleh siswa. Pemahaman diartikan dari kata

understanding Derajat pemahaman ditentukan oleh tingkat keterkaitan suatu

gagasan, prosedur atau fakta matematika dipahami secara menyeluruh jika

Page 4: LEARNING OBSTACLE SISWA TERHADAP KONSEP KELILING …

504

hal-hal tersebut membentuk jaringan dengan keterkaitan yang tinggi. Lalu

menurut Menurut Duffin & Simpson (dalam Kesumawati, 2008:230),

pemahaman konsep sebagai kemampuan siswa untuk: (1) menjelaskan

konsep, dapat diartikan siswa mampu untuk mengungkapkan kembali apa

yang telah dikomunikasikan kepadanya. Contohnya pada saat siswa belajar

geometri pokok bahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung (BRSL) maka siswa

mampu menyatakan ulang definisi dari tabung, unsur-unsur Tabung, definisi

kerucut dan unsur-unsur Kerucut., definisi bola. Jika siswa diberi pertanyaan

“ Sebutkan ciri khas dari BRLS?”, maka siswa dapat menjawab pertanyaan

tersebut dengan benar. (2) menggunakan konsep pada berbagai situasi yang

berbeda, contohnya dalam kehidupan sehari-hari jika seorang siswa berniat

untuk memberi temannya hadiah ulang tahun berupa celengan kaleng yang

telah dilapisi suatu bahan kain, kalengnya telah tersedia di rumah tetapi

bahan kainnya harus dibeli. Siswa tersebut harus memikirkan berapa meter

bahan kain yang harus dibelinya? Berapa uang yang harus dimiliki untuk

membeli bahan kain? Untuk memikirkan berapa bahan kain yang harus

dibelinya berarti siswa tersebut telah mengetahui konsep luas permukaan

kaleng yang akan dilapisinya dan konsep aritmatika sosial.

2. Metodologi Penelitian

Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode penelitian

kualitatif, hal ini dikarenakan hasil pada penelitian ini berupa deskripsi atau

sebuah paragraf. Tujuan dari penelitian ini sendiri adalah untuk menemukan

Learning Obstacle atau hambatan-hambatan yang sering terjadi pada siswa

Sekolah Menengah Pertama saat mendapatkan pelajaran geometri khususnya

segitiga, jajargenjang, trapesium dan belah ketupat untuk itu peneliti berusaha

melakukan penelitian dengan baik untuk menemukan sejauh mana learning

obstacle yang terjadi.

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti yaitu

dengan melakukan observasi berupa pemberian instrumen tes dan juga wawancara

yang dilakukan secara tidak terstruktur. Sebelum menemukan learning obstacle yang

ada peneliti terlebih dahulu memberikan instrumen tes berupa soal-soal yang memuat

keliling dan luas daerah segitiga, jajargenjang, trapesium dan belah ketupat yang

harus dikerjakan oleh siswa yang telah mendapatkan materi yang di tes kan

sebelumya, pada saat berlangsung nya pengerjaan tes instrumen penelitipun

melakukan wawancara tidak terstruktur, hal ini dilakukan bertujuan untuk

Page 5: LEARNING OBSTACLE SISWA TERHADAP KONSEP KELILING …

505

menemukan pula faktor apa saja yang dialami siswa saat belajar atau

mengerjakan tes instrumen tersebut.

3. Hasil dan Pembahasan

Hasil dari penelitian ini adalah berupa cakupan semua learning obstacle

yang dialami siswa saat mengerjakan tes instrumen, hal ini dapat dilihat dari

jawaban masing masing siswa. Berikut adalah respon siswa terhadap tes

instrumen yang diberikan berdasarkan materi yang diujikan pula.

Analisis Learning Obstacle konsep keliling dan luas daerah segitiga.

Gambar 1. Persegi Panjang

Soal di atas merupakan soal yang mencakup bagaimana kemampuan

siswa dalam menghitung luas daerah segitiga dan keliling segitiga. Dimana

siswa diminta untuk mencari sebuah perbandingan luas daerah yang diarsir

dan luas daerah yang tidak diarsir dan mencari keliling dari segitiga yang

berarsir, dari suatu alas dan tinggi yang sudah diketahui nilainya sama dan

soal ini adalah soal yang tingkat kesukarannya tinggi. Pada umumnya untuk

mencari perbandingan luas daerah dan keliling segitiga yang sudah diketahui

alas dan tinggi nya maka kita cukup mencari luas daerah yang diarsir dan

yang tidak diarsir terlebih dahulu bisa menggunakan rumus phytagoras,

kemudian untuk mencari perbandingan luas daerah yang diarsir dan tidak

diarsir siswa dapat membandingkan luas daerah yang diarsir dan yang tidak

diarsir untuk dapat mengrtahui perbandingannya berapa. Tetapi pada soal

nomor 1 peneliti menambahkan komponen-komponen yang sebenarnya bisa

tidak dipakai dalam mencari luas daerah segitiga hal ini dilakukan agar

Diketahui sebuah persegi panjang PQRS. Jika RS =6, Maka berapakah perbandingan luas daerah yang diarsir dengan luas

daerah yang tidak diarsir? dan carilah kelilingnya!

Page 6: LEARNING OBSTACLE SISWA TERHADAP KONSEP KELILING …

506

peneliti mengetahui sejauh mana siswa memahmai konsep yang mengenai

segitiga dan segiempat.

Gambar 2. Respons Siswa tehadap Soal No 1

Learning obstacle ada soal nomor 1 terkait concept image segitiga yang

memiliki alas dan tinggi yang sama. Siswa masih memiliki kendala dalam

memandang alas dan tinggi suatu segitiga. Siswa belum menguasai konsep

alas dan tinggi sehingga belum bisa menerapkan konsep tersebut dalam

mengerjakan soal. Pada respon siswa nomor 1 diatas terlihat bahwa siswa

tidak memahami konsep mengenai luas daerah dan keliling segitiga,

seharusnya siswa mencari luas daerah yang tidak diarsir dan luas daerah yang

diarsir, untuk mencari luas daerah segitiga bisa menggunakan rumus luas

segitiga yaitu

1

2× 𝑎𝑙𝑎𝑠 × 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖

Tetapi siswa tidak menggunakan rumus itu dan menggunakannya

rumus untuk mencari luas daerah segiempat, siswa masih memiliki kendala

dalam memandang alas dan tinggi suatu segitiga. Siswa belum menguasai

konsep alas dan tinggi sehingga belum bisa menerapkan konsep tersebut

dalam mengerjakan soal. Sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam

mengidentifikasi bagian yang diarsir dan menggunakan rumus phytagoras

untuk menghitung tinggi yang diarsir. Untuk menentukan tinggi segitiga

yang diarsir siswa masih menggunakan rumus phytagoras untuk

menghitung. Padahal tinggi segitiga yang diarsir itu sama dengan panjang

garis PQ dan RS dan luas daerah segitiga yang diarsir sama dengan luas

daerah segitiga yang kecil yang tidak diarsir karena mempunyai tinggi dan

alas yang sama. ternyata setelah melakukan wawancara dengan siswa untuk

jawaban di atas, siswa masih kebingungan saat menentukan tinggi dan alas

dalam gambar segitiga yang berarsir. Hal ini sudah jelas siswa tidak

Page 7: LEARNING OBSTACLE SISWA TERHADAP KONSEP KELILING …

507

memahami konsep luas daerah dan keliling dari segitiga dan siswa hanya

mengetahui bahwa alas itu bawah dan tinggi itu atas sehingga ketika siswa

mendapatkan soal yang bervariasi kemungkina besar siswa tidak bisa

menyelesaikannya.

Analisis Learning Obstacle konsep keliling dan luas daerah

Trapesium

Soal no. 2 merupakan soal yang mencakup bagaimana kemampuan

siswa dalam menghitung keliling dari bangun datar trapesium, dimana siswa

harus menentukan panjang sisi miring untuk menghitung keliling trapesium

tersebut. Dalam mencari sisi miring dari trapesium tersebut maka diperlukan

penggunaan rumus phytagoras. Berdasarkan analisis jawaban siswa dari 1

kelas (24 siswa) dalam mengerjakan soal nomor dua, diperoleh data siswa

yang menjawab salah ketika mengerjakan soal di atas. Kesalahan siswa

disebabkan oleh tidak memahami proses penggunaan rumus phytagoras.

beberapa responden menyatakan bahwa, kurang mampu dalam

menggunakan rumus phytagoras dan tidak mengerti cara menghitungnya.

Berikut contoh jawaban siswa yang mengalami kesalahan dalam mengerjakan

soal nomor dua.

Gambar 4. Respon Siswa terhadap Soal No 2

Kesalahan siswa yang muncul karena siswa tidak memiliki kemampuan

dalam proses penggunaan rumus phytagoras dalam menyelesaikan soal

nomor dua. Siswa belum tahu bagaimana cara menyelesaikan soal trapesium

Perhatikan gambar di bawah ini

Page 8: LEARNING OBSTACLE SISWA TERHADAP KONSEP KELILING …

508

tanpa diketahui panjang sisi miringnya, sehingga siswa mengalami kesulitan

untuk menghitung keliling trapesium pada soal nomor dua. Dari hasil

jawaban siswa yang telah di analisis, hampir sebagian siswa menghitung

keliling trapesium dengan jawaban yang salah, hal ini terkait dengan prosedur

mengerjakan soal. Ketika diteliti lebih dalam, ternyata siswa asal mengisi dan

masih banyak yang melihat hasil pekerjaan temannya alias dalam artian

mencontek. Siswa mengatakan bahwa mereka masih kesulitan dalam mencari

sisi miring menggunakan rumus phytagoras dan cara menghitung keliling

trapesium.

Soal no. 3 merupakan soal yang mencakup bagaimana kemampuan

siswa dalam menentukan luas daerah trapesium. Siswa diharapkan mampu

memahami konsep tentang luas daerah trapesium sehingga siswa dapat

mngerjakan soal nomor 3. Soal ini berupa soal cerita dimana siswa harus

mampu menentukan tinggi dari trapesium maupun panjang sisi sejajar dari

trapesium, sehingga siswa dapat menghitung luas daerah trapesium tersebut.

Kesalahan siswa disebabkan oleh kurang memahami konsep luas daerah

trapesium. Beberapa responden mengatakan bahwa mereka masih kurang

memahami konsep luas daerah trapesium, mereka mengalami kesulitan

dalam mengerjakan soal karena tidak tahu rumus untuk mencari luas daerah

trapesium. Berikut contoh jawaban siswa yang mengalami kesalahan dalam

mengerjakan soal nomor dua.

Gambar 5. Respon Siswa terhadapa Soal No 3

Pak Sambera memagar kebunnya yang berbentuk trapesium. Jarak antara dua

pagar yang sejajar adalah 61 m. jika jumlah panjang kebun yang dipagar sejajar

190 m, tentukan luas kebun Pak Sambera!

Page 9: LEARNING OBSTACLE SISWA TERHADAP KONSEP KELILING …

509

Dari respon siwa di atas, terjadi kesalahan dalam menentukan rumus

luas daerah trapesium. Kesalahan tersebut merupakan kesalahan yang terjadi

akibat siswa tidak memiliki pemahaman tentang konsep luas daerah

trapesium, sehingga siswa tidak mampu dalam menyelesaikan soal tersebut.

Beberapa siswa menyebutkan bahwa mereka masih kebingungan dalam

memahami rumus luas trepesium. Apalagi ketika soal yang diberikan adalah

soal cerita, mereka masih kesulitan dalam menentukan antara tinggi

trapesium dan sisi sejajar trapesium. Maka dapat disimpulkan bahwa

kemampuan pemahaman siwa tentang konsep trapesium masih sangat

rendah.

Analisis Learning Obstacle konsep keliling dan luas daerah

Belah Ketupat

Perhatikan gambar belah

ketupat di bawah ini !

Gambar 6. Belah

Ketupat

Misalkan ABCD sebuah

belahketupat dengan luas 24

cm2. Dan panjang AD = 5cm,

Panjang OC = x cm dan OD = y

cm. tentukan keliling

belahketupat tersebut!

Pada soal nomor 4 siswa diminta untuk mencari sebuah keliling belah

ketupat dari suatu sisi yang sudah diketahui nilainya dan soal ini adalah soal

yang tingkat kesukarannya mudah. Pada umumnya untuk mencari keliling

belah ketupat yang sudah diketahui salah satu sisi nya maka kita cukup

menjumlahkan sisi-sisi yang ada pada belah ketupat tersebut dikarenakan 4

sisi belah ketupat itu mempunyai panjang yang sama. Tetapi pada soal nomor

4 peneliti menambahkan komponen-komponen yang sebenarnya bisa tidak

Page 10: LEARNING OBSTACLE SISWA TERHADAP KONSEP KELILING …

510

dipakai dalam mecari suatu keliling belah ketupat hal ini dilakukan agar

peneliti mengetahui sejauh mana siswa memahmai konsep yang mengenai

segitiga dan segiempat. Tidak hanya itu peneliti juga menyediakan gambar

pada soal nomor 4 hal ini dimaksudkan agar siswa dapat lebih mudah

memahami soal yang diberikan.

Gambar 7. Respon Siswa terhadap No 4

Pada respon siswa nomor 4 diatas terlihat bahwa siswa tidak memahami

konsep mengenai keliling belah ketupat, seharusnya siswa menjumlah kan

sisi-sisi yang ada pada belah ketupat tetapi siswa tidak menggunakan rumus

itu dan menggunakannya rumus untuk mencari luas daerah belah ketupat,

setelah peneliti memastikan lagi respon siswa lalu penelitipun melaukan

wawancara kepada siswa untuk mencari tahu asal usul dari respon yang

diberikan oleh siswa, ternyata setelah melakukan wawancara dengan siswa

untuk jawaban di atas, siswa lupa akan rumus yang sudah di hapalnya yang

mengakibatkan rumusnya tertukar dengan rumus luas belah ketupat. Hal ini

sudah jelas siswa tidak memahami konsep keliling dari belah ketupat dan

siswa hanya menghapal rumus yang sudah di dapatkan sehingga ketika

siswa mendapatkan soal yang bervariasi kemungkina besar siswa tidak bisa

menyelesaikannya.

Didalam Ruang Tamu Melda terdapat hiasan dinding yang berbentuk belah ketupat. Panjang diagonalnya masing masing adalah 25 cm dan 15 cm, maka berapa luas hiasan dinding tersebut ?

Pada soal nomor 5 yang juga tingkat kesukaran nya mudah, siswa

diminta untuk mencari luas dari belah ketupat, soal yang disajikan sudah

sangat jelas dan mudah , pada soal kali ini siswa diminta untuk mencari luas

daerah belah ketupat yang sudh diketahui diagonal 1 dan diagonal 2 nya,

sesuia dengan rumus yang sudah umum dipakai mencari sebuah luas belah

ketupat yang sudah diketahui kedua diagonalnya yaitu dengan mengalikan

Page 11: LEARNING OBSTACLE SISWA TERHADAP KONSEP KELILING …

511

kedua diagonal nya lalu hasil dari perkalian tersebut dibagi dengan 2, penulis

sengaja untuk tidak membut soal yang bervariasi pada soal nomor 5 karena

ingin menegtahui bagaimana pemahaman konsep dasar yang dimiliki

siswa. Ternyata setelah dilakukan tes instrumen pada siswa dan telah

dianalisis hasilnya terjadi kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa.

Berikut adalah jawaban siswa yang menunjukan learning obstacle.

Gambar 8. Respon Siswa terhadap Soal No 5

Untuk respon siswa nomor 5 terlihat bahwa siswa mengalami kesalahan

atau hambatan untuk menyelesaikan soal, pada soal nomor 5 siswa

diharuskan mencari luas daerah belah ketupat yang sudah diketahui kedua

diagonalnya, pada respon siswa diatas siswa sudah hampir benar untuk

menyelesaikan jawabannya akan tetapi siswa melakukan kesalahan yaitu

siswa tidak membagi 2 hasil perkalian antara kedua diagonalnya hal ini

menunjukan bahwa siswa tidak memahami konsep luas belah ketupat, hal ini

bisa terjadi karena siswa hanya mengahapl rumusnya saja tanpa memahami

konsep yang ada, sehingga siswa akan mudah sekali lupa tentang rumus yang

ada jika mereka hanya menghapal nya saja.

Analisis Learning Obstacle konsep keliling dan luas

daerah Jajargenjang

Perhatikan gambar di bawah ini!

Gambar 9. Jajargenjang

Page 12: LEARNING OBSTACLE SISWA TERHADAP KONSEP KELILING …

512

Tentukan :

a. Keliling jajargenjang ABCD

b. Luas jajargenjang ABCD

c. Panjang DP

Soal no 6 merupakan soal yang mengharuskan siswa mencari keliling,

luas , dan panjang DP (tinggi) dari jajargenjang, Ketika menentukan suatu

keliling jajargenjang, siswa terlebih dahulu harus mengetahui panjang alas

dan panjang sisi miringnya. Karena dalam jajargenjang terdapat 2 panjang

alas dan 2 sisi miring, maka dapat dituliskan rumus keliling jajargenjang

adalah 2 × (𝑎𝑙𝑎𝑠 + 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑚𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔). Selanjutnya untuk menentukan luas

jajargenjang, pada langkah pertama siswa harus mengetahui panjang alas

dan tinggi yang terdapat dalam gambar, pada kasus diatas panjang alas

menggunakan panjang AD atau BC kemudian panjang tingginya

menggunakan panjang DQ, sehingga siswa tinggal memasukannya kedalam

rumus luas jajargenjang yaitu 𝐿 = 𝑎 × t . Pada soal terakhir ditanyakan

panjang DP (tinggi) jajargenjang, terlebih dahulu siswa harus mengetahui

luas jajargenjang ABCD dan panjang alas jajargenjang, dalam kasus yang

terakhir panjang alas jajargenjang menggunakan panjang DC atau AB.

Kemudian untuk mengetahui panjang DP (tinggi) siswa harus menggunakan

rumus luas jajargenjang, dengan luas jajargenjang ABCD yang sudah

diketahui pada soal b dan panjang alas DC atau AB. Berdasarkan analisis

jawaban siswa dari 1 kelas (24 siswa) dalam mengerjakan soal no 6, diperoleh

data siswa yang menjawab benar tanpa memahami konsep dan mejawab

salah ketika mengerjakan soal diatas. Dapat disimpulkan bahwa siswa belum

memahami konsep luas dan keliling jajargenjang. Hal ini dibuktikan dengan

respon siswa yang menjawab salah ketika mengerjakan soal. Berikut ini

adalah beberapa kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam menjawab soal

no 6. Kesalahan siswa dalam menghafal rumus bukan memahami konsepnya,

Jika dilihat dari jawaban siswa dibawah, tidak ada masalah dalam

pengerjaannya dan tahap- tahap pengerjaanya tidak ada yang salah . Akan

tetapi, ketika melakukan wawancara terhadap siswa, diperoleh learning

obstacle yaitu dalam mengerjakan soal siswa bukan memahami konsep

rumusnya melainkan menghafalkan rumusnya, hal tersebut akan berdampak

ketika siswa diberikan soal yang berbeda maka siswa akan kebingungan

Page 13: LEARNING OBSTACLE SISWA TERHADAP KONSEP KELILING …

513

dalam menyelesaikannya dan kemungkinan tidak bisa menyelesaikan soal

tersebut. Berikut contoh jawaban siswa yang mengalami kesalahan dalam

menghafal rumus bukan memahami konsepnya.

Gambar 10. Respon Siswa terhadap Soal No 6 Bagian a

Dapat dikatakan bahwa hampir sebagian siswa menyelesaikan soal

dengan mengingat rumus bukan dengan maemahami dari mana rumus

tersebut didapat. Ketika digali lebih dalam, ternyata siswa juga mengerjakan

soal secara asal ketika siswa tidak mengingat rumusnya. Kesalahan siswa

dalam memahami soal berbentuk gambar, Jika dilihat dari jawaban siswa

dibawah terdapat learning obstacle yang diperoleh ketika siswa mengerjakan

soal bagian b mengenai luas jajargenjang. Kesalahan yang terjadi adalah siswa

masih bingung menentukan tinggi ataupun alas pada gambar yang tedapat

pada soal bagian b, yang mana seharusnya tinggi yang sebenarnya adalah

panjang DQ dan alasnya adalah panjang DC. Sehingga terjadi kesalahan yang

menyebabkan jawaban siswa menjadi tidak tepat meskipun rumusnya sudah

benar. Berikut contoh jawaban siswa yang mengalami kesalahan karena

ketidakmampuan siswa dalam memahami soal berbentuk gambar.

Gambar 11. Respon Siswa terhadap Soal No 6 Bagian b

Dapat dikatakan hampir sebagian siswa masih belum mampu

memahami soal berbentuk gambar. Kebanyakan siswa masih bingung dengan

definisi tinggi dan alas, sehingga menyebabkan kesalahan fatal dalam

menyelesaikan soal. Kesalahan siswa dalam mengaplikasikan rumus.

Kesalahan ini merupakan kesalahan yang terjadi ketika siswa mengerjakan

soal bagian c. Kesalahan ini terjadi karena karena siswa hanya terpaku

Page 14: LEARNING OBSTACLE SISWA TERHADAP KONSEP KELILING …

514

terhadap teorema pythagoras dalam menyelesaikan soal berbentuk segitiga

siku-siku sehingga mengakibatkan kesalahan dalam penerapan rumus, yang

mana ketika siswa menjumpai soal seperti pada bagian c, hendaknya siswa

menggunakan rumus luas jajargenjang bukan menggunakan rumus

pythagoras. Dibawah ini merupakan contoh jawaban siswa yang mengalami

kesalahan dalam mengaplikasikan rumus.

Gambar 12. Respon Siswa terhadap Soal No 6 Bagian c.

Kesimpulan dan Saran

Dari ke tujuh istrumen soal yang diberikan kepada siswa rata rata siswa

mengalami mis konsepsi atau tidak pahamnya konsep yang diberikan

sehingga kebanyakan siswa memilih untuk menghapal rumus yang ada yang

jika demikian maka ketika siswa diberikan soal yang bervariasi atai soal yang

jauh berbeda dengan contoh kemungkinan besar siswa tidak bisa untuk

menyelesaikannya, dan hal ini sudah dibuktikan dengan hasil instrumen tes

yang telah diambil diatas. Bukan hanya itu beberapa siswa bahkan tidak

memahami konsep dasar dari materi yang disajikan, oleh karena itu peneliti

menyarankan agar terdapatnya bahan ajar yang sesuai dengan kondisi siswa

yang benar benar memuat konsep mengenai materi materi yang ada

khususnya pada materi segiga dan segi empat. Selain bahan ajar yang

memadai faktor dari tenaga pendidik juga sangat penting untuk meningkat

pemahaman konsep yang dimiliki oleh siswa.

Daftar Pustaka

Abdullah, I. (2013). Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis dan

Representasi Matematis Siswa SMP Melalui Pembelajaran Kontekstual

Berbasis Soft Skills. Disertasi. Universitas Pendidikan Indonesia

Depdiknas. (2006). Permendiknas No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi.

Jakarta : Depdiknas

Page 15: LEARNING OBSTACLE SISWA TERHADAP KONSEP KELILING …

515

Huda, N. dan Kencana, A.G. (2013). Analisis Kesulitan Siswa Berdasarkan

Kemampuan Pemahaman dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada Materi Kubus

dan Balok Di Kelas VIII SMP Negeri 30 Muaro Jambi. Prosiding Semirata

FMIPA Universitas Lampung. Vol. 1 (1) : 595-605

Kesumawati, N. (2008).Pemahaman Konsep Matematik dalam Pembelajaran

Matematika. Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika. Vol. 1

(1) : 229-235

NCTM. (2000). Principles and Standards for School Mathematics. United

States of America : The National Council of Teachers of Mathematics,

Inc

Nisa, K. (2011).Analisis Kesulitan Belajar Matematika pada Peserta Didik

Kelas VIII Semester II Pokok Bahasan Panjang Garis Singgung Persekutuan

Dua Lingkaran MTs Negeri Bonang Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi.

IAIN Walisongo Semarang.