Top Banner
LAPORAN KASUS 1. IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. A Tgl Lahir : 1-1-1981 RM : 735485 Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat : maros MRS : 3/12/2015 2. ANAMNESIS Keluhan Utama : Luka robek pada kelopak mata kanan Anamnesis Terpimpin : Dialami ± 4 jam yang lalu akibat kecelakaan lalu lintas. Pasien membawa motor dan jatuh tergelicir pada jalanan yang licin. Mekanisme trauma pasien mengedarai motor dengan kecepatan lambat kemudian jatuh 1
43

Lapsus Laserasi Palpebra Mata

Apr 14, 2016

Download

Documents

Al_Fatih16

kedokteran
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Lapsus Laserasi Palpebra Mata

LAPORAN KASUS

1. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. A

Tgl Lahir : 1-1-1981

RM : 735485

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : maros

MRS : 3/12/2015

2. ANAMNESIS

Keluhan Utama : Luka robek pada kelopak mata kanan

Anamnesis Terpimpin :

Dialami ± 4 jam yang lalu akibat kecelakaan lalu lintas. Pasien membawa motor

dan jatuh tergelicir pada jalanan yang licin. Mekanisme trauma pasien

mengedarai motor dengan kecepatan lambat kemudian jatuh tergelincir pada

jalanan licin dengan kepala yang membentur jalan . riwayat ada, mata merah ada

namun kotoran mata berlebih tidak ada, riwayat keluar bekas darah dan cairan

seperti gel tidak ada, riwayat hipertensi dan DM sebelumnya disangkal.

1

Page 2: Lapsus Laserasi Palpebra Mata

3. PEMERIKSAAN FISIS

Primary survey:

Airway : Clear

Breathing : Thorakoabdominal, RR : 20 x/Menit

Circulating : Bp: 120/90 mmHg, HR: 84 x/ menit

Disability : GCS 15 (E4 M6 V5)

Exposure : Temp: 37.0 0C

Foto Pasien

2

Page 3: Lapsus Laserasi Palpebra Mata

4. PEMERIKSAAN OFTHALMOLOGI

A. INSPEKSI

NO PEMERIKSAAN OD OS

1. Palpebra

Inferior: Udem tidak ada,

Tampak laserasi fullthieness

ukuran 2cm dari arah medial

ke lateral.

Edema (-),

laserasi (-)

2.Apparatus

lakrimalisLakrimasi (-) Lakrimasi (-)

3. Silia Sekret (-) Sekret (-)

3. Konjungtiva Hiperemis (+), Hiperemis (-)

5.

Mekanisme

Muskular

Ke segala arah Ke segala arah

3

Page 4: Lapsus Laserasi Palpebra Mata

6. Kornea Jernih Jernih

7. Bilik Mata Depan Kesan normal Kesan normal

8. Iris Coklat, kripte (+)Coklat,

kripte(+)

9. Pupil Bulat, sentral Bulat, sentral

10. Lensa Jernih Jernih

B. PALPASI

NO PEMERIKSAAN OD OS

1. Tensi okuler Tn Tn

2. Nyeri tekan Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi

3. Massa tumor (-) (-)

4.Glandula

preaurikuler

Tidak ada

pembesaran

Tidak ada

pembesaran

C. TONOMETRI

TOD : tidak dilakukan pemeriksaan

TOS : tidak dilakukan pemeriksaan

4

Page 5: Lapsus Laserasi Palpebra Mata

D. VISUS

VOD = 6/60 R

VOS = 6/60 R

(Pasien tidak tahu membaca huruf)

E. CAMPUS VISUAL

Tidak dilakukan pemeriksaan

F. COLOR SENSE

Tidak dilakukan pemeriksaan

G. PENYINARAN OBLIK

NO PEMERIKSAAN OD OS

1. Konjungtiva Hiperemis (+) Hiperemis (-)

2. Kornea Jernih Jernih

3. Bilik Mata Depan Normal Normal

3. Iris Coklat, kripte (+) Coklat, kripte (+)

5. PupilBulat, sentral,

RC (+)

Bulat, sentral,

RC (+)

6. Lensa Jernih Jernih

H. DIAFANOSKOPI

Tidak dilakukan pemeriksaan

5

Page 6: Lapsus Laserasi Palpebra Mata

I. SLIT LAMP

SLOD : Konjungtiva hiperemis (+), kornea tes flurorescense (-),

bilik mata depan kesan normal, iris coklat, kripte (+), pupil

bulat, sentral, refleks cahaya (-), lensa kesan jernih.

SLOS : Konjungtiva hiperemis (-), kornea jernih, bilik mata depan

kesan normal, iris coklat, kripte (+), pupil bulat, sentral,

refleks cahaya (+), lensa kesan jernih

J. OFTALMOSKOPI

FOD : Refleks fundus (+)

FOS : Refleks fundus (+).

5. DIAGNOSIS

OD Trauma oculus non perforans + Laserasi palpebral fullthieness

6. PENATALAKSANAAN

Cendo LFX EDMD 1 tetes/4 jam/OD

Cendo reepitel 1 tetes/4 jam/OD

Cendo xytrol zalf 0,5 /12 jam/ luka pada palpebra

OD rencana rekonstruksi palpebra

6

Page 7: Lapsus Laserasi Palpebra Mata

RESUME

Laki-laki, 54 tahun datang dengan keluhan luka robek pada kelopak mata

kanan bawah yang dialami ± 4 jam yang lalu akibat kecelakaan lalu lintas. Pasien

membawa motor dan jatuh tergelicir pada jalanan yang licin. Mekanisme trauma

pasien mengedarai motor dengan kecepatan lambat kemudian jatuh tergelincir pada

jalanan licin dengan kepala yang membentur jalan . riwayat ada, mata merah ada

namun kotoran mata berlebih tidak ada, riwayat keluar bekas darah dan cairan seperti

gel tidak ada, riwayat hipertensi dan DM sebelumnya disangkal. Pemeriksaan visus

VOD 6/60R VOS 6/60R pasien tidak bias membaca huruf. Pada pemeriksaan

inspeksi didapatkan OD: Tampak laserasi fullthieness palpebral inferior dari arah

medial ke lateral ukuran ± 2 cm udem tidak ada, OS: dalam batas normal. Pada

penyinaran oblik, dan slit lamp didapatkan, OD : Konjungtiva hiperemis (+), OS :

normal.

7

Page 8: Lapsus Laserasi Palpebra Mata

LASERASI PALPEBRA

I. PENDAHULUAN

Sejumlah mekanisme trauma tumpul dan tajam wajah dapat menyebabkan

laserasi kelopak mata. Trauma masih sering terjadi akibat kecelakaan lalu-lintas,

gigitan binatang, perkelahian dan luka bakar. Banyak mekanisme tumpul dan

penetrasi trauma wajah dapat mengakibatkan hal tersebut, bahkan benda tumpul yang

tampaknya tidak berbahaya di tempat kerja dapat menyebabkan luka kelopak mata.1,2

Laserasi tidak hanya melibatkan kulit, tapi dapat juga mengenai otot palpebra,

margo palpebra dan sistim lakrimal. Laserasi pada bagian medial palpebra dapat

menyebabkan robekan pada kanalis lakrimalis inferior, kanalis lakrimalis superior

dan sakus lakrimalis. Hal ini menimbulkan gangguan sistim eksresi lakrimal yang

meyebabkan epifora, sehingga memungkinkan berkembang-nya abses di dalam sakus

8

Page 9: Lapsus Laserasi Palpebra Mata

lakrimal dan terjadinya dakriosistitis. Laserasi kelopak membutuhkan teknik jahitan

teliti; serta dapat menyebabkan kehilangan jaringan.1,2

Laserasi palpebra lebih sering ditemui pada pria muda, namun dapat terjadi

pada semua usia. Bahkan pernah ditemukan pada bayi baru lahir setelah operasi sesar.

Dari hasil penelitian di Iran, lokasi yang tersering mengalami laserasi pada kelopak

kanan atas.1

Pemeriksaan diagnostik yang tepat dan secara komperehensif perlu dilakukan

dalam menegakan diagnose. Pada proses pengembalian struktur dan fungsi harus

tetap mengarah pada prinsip-prinsip estetika dasar yang menjadi perhatian utama dari

ahli bedah rekonstruksi. Manajemen yang tepat meliputi: melindungi kornea dan

menjaga agar kelopak dapat tertutup dengan tepat, mengeluarkan benda asing,

meminimalkan risiko infeksi, serta mengoptimalkan kosmetik.1,2

II. ANATOMI DAN FISIOLOGI

Struktur mata yang berfungsi sebagai proteksi lini pertama adalah palpebra.

Kelopak mata atas merupakan modifikasi dari lipatan kulit yang menutupi bola mata

anterior. Fungsinya adalah mencegah benda asing masuk, dan juga membantu proses

lubrikasi permukaan kornea. Berkedip membantu menyebarkan film air mata, yang

melindungi kornea dan konjungtiva dari dehidrasi. 1,8

9

Page 10: Lapsus Laserasi Palpebra Mata

Gambar 1. Penampakan Luar Mata8

Struktur Kelopak Mata

a. Lapisan Kulit

Kulit kelopak mata berbeda dari beberapa kulit pada sebagian area tubuh lain

yang tipis, longgar, dan elastis, serta memiliki beberapa folikel rambut dan tidak

memiliki lemak subkutan.8

b. Muskulus Orbikularis Okuli

Fungsi muskulus orbikularis okuli adalah untuk menutup mata. Pembukaan

dan penutupan palpebra diperantarai oleh muskulus orbikularis okuli dan muskulus

levator palpebra. Muskulus orbikularis okuli pada kelopak mata atas dan bawah

mampu mempertemukan kedua kelopak mata secara tepat pada saat menutup mata.

Pada saat membuka mata, terjadi relaksasi dari muskulus orbikularis okuli dan

kontraksi dari muskulus levator palpebra di palpebra superior. Otot polos pada

palpebra superior atau muskulus palpebra superior (Müller muscle) juga berfungsi

dalam memperlebar pembukaan dari kelopak tersebut. Sedangkan, palpebra inferior

10

Page 11: Lapsus Laserasi Palpebra Mata

tidak memiliki muskulus levator sehingga muskulus yang ada hanya berfungsi secara

aktif ketika memandang kebawah.3,8

c. Jaringan Areolar

Jaringan areolar submuskular terletak jauh dari muskulus orbikularis okuli

berhubungan dengan lapisan subaponeurotik dari kulit kepala.8

d. Lempeng Tarsal

Struktur pendukung utama kelopak mata adalah lapisan jaringan padat fibrosa

bersama dengan sejulmlah kecil jaringan elastis yang disebut lempeng tarsal. Lapisan

atas dan bawah lempeng tarsal juga melekat pada fasia yang tipis. Fasia ini

membentuk septum orbital.8

e. Konjungtiva Palpebra

Bagian posterior kelopak mata ditutupi oleh lapisan selaput lendir

(konjungtiva palpebra) yang melekat kuat pada lempeng tarsal. 8

11

Page 12: Lapsus Laserasi Palpebra Mata

Gambar 2. Potongan sagital palpebra atas.8

Tepi Kelopak Mata

Tepi kelopak mata sepanjang 25-30 mm dengan lebar 2 mm. Dibagi oleh garis

abu-abu (mucocutaneus junction) ke tepi anterior dan posterior.8

a. Tepi Anterior

. Tepian anterior terdiri dari bulu mata, glandula Zeiss dan Moll . Bulu mata

pada tepi kelopak mata tersusun secara rapi. Bulu mata atas lebih oanjang dan lebih

banyak dari bulu mata dibawah dan menggulung ke aras. Bulu mata bawah lebih

pendek dan menggulung ke bawah. Glandula Zeiss adalah modifikasi kelenjar

sebasea kecil yang bermuara dalam folikel rambut pada dasar bulu mata. Glandula

12

Page 13: Lapsus Laserasi Palpebra Mata

Moll adalah modifikasi kelenjar keringat yang bermuara ke dalam satu baris dekat

bulu mata. Tepian posterior berkontak dengan bola mata, dan sepanjang tepian ini

terdapat muara-muara kecil dari kelenjar sebasesa yang telah dimodifikasi (glandula

Meibom atau tarsal).3,8

b. Tepi Posterior

Tepi posterior kelopak mata dekat dengan dunia luar, dan sepanjang tepi ini

terdapat lubang kecil kelenjar sebaceous dimodifikasi (meibom, atau tarsal, kelenjar).

3,8

c. Punktum Lakrimalis

Pada bagian medial dari tepi posterior, terdapat lubang kecil sentral yang

dapat dilihat pada kelopak atas dan bawah. The puncta berfungsi untuk membawa air

mata ke bawah melalui kanalikuli menuju kantung lakrimal. 3,8

B. Inervasi

Serabut otot muskulus orbikularis okuli pada kedua palpebra dipersarafi

cabang zigomatikum dari nervus fasialis sedangkan muskulus levator palpebra dan

beberapa muskulus ekstraokuli dipersarafi oleh nervus okulomotoris. Otot polos pada

palpebra dan okuler diaktivasi oleh saraf simpatis. Oleh sebab itu, sekresi adrenalin

akibat rangsangan simpatis dapat menyebabkan kontraksi otot polos tersebut.3

C. Vaskularisasi

Suplai darah ke kelopak mata sangat luas lamellae . Posterior kelopak mata

menerima darah melalui percabangan arteri palpebra. Di kelopak mata atas sebuah

percabangan marjinal berjalan sekitar 2 mm dari tepi kelopak mata dan cabang perifer

13

Page 14: Lapsus Laserasi Palpebra Mata

meluas sepanjang batas atas dari tarsus antara levator aponeurosis dan otot Müller.

Pembuluh darah ini menyuplai daerah medial oleh pembuluh darah palpebra medial

superior dari arteri ophthalmic terminal, dan bagian lateral oleh pembuluh darah

palpebra medial superior dari arteri lakrimalis. Kelopak bawah menerima suplai darah

dari pembuluh darah palpebra inferior lateran dan medial.3

Gambar 2. (1) Suplai arteri ke palpebra. a. Medial palpebral artery; b. lateral

palpebral artery; c. superior peripheral arcade; d. superior marginal arcade; e. inferior

marginal arcade; f. angular artery. (2) Inervasi cabang nervus kranialis ke kelpopak

mata dan dahi.3

III. PATOFISIOLOGI

- Trauma Tumpul

Echimosis dan edema termasuk dalam manifestasi klinis trauma

tumpul.Pasien membutuhkan evaluasi biomikroskopik dan pemeriksaan

fundus denganpupil yang dilebarkan untuk menyingkirkan permasalahan yang

14

Page 15: Lapsus Laserasi Palpebra Mata

terkain kelainanintraokular. CT scan di perlukan untuk mengetahui adanya

fraktur.1,3,8

Gambar 4. Ekimosis dan edema palpebra akibat trauma tumpul

- Trauma Benda Tajam

Pengetahuan yang mendetail tentang anatomi palpebra membantu

dokterahli bedah untuk memperbaiki trauma tajam palpebra. Secara

umum,penanganan trauma tajam palpebra tergantung kedalaman dan lokasi

cedera.1,3

- Laserasi yang Tidak melibatkan Margo Palpebra

Laserasi pada palpebra superficial hanya terdapat pada kulit dan otot

orbicularis biasanya hanya memerlukan jahitan pada kulitnya saja.

Untuk menghindari sikatrik yang tidak di kehendaki, harus mengikuti prinsip

dasar tindakan bedah plastik. 1,3,8

- Laserasi pada margo palpebra

15

Page 16: Lapsus Laserasi Palpebra Mata

Laserasi pada margo palpebra memerlukan jahitan untuk menghindari

tepi luka yang tidak baik. Banyak teknik-teknik sudah diperkenalkan tapi pada

prinsip pentingnya adalah aproksimasi tarsal harus dibuat dalam garis

lurus.1,3,8

- Trauma pada jaringan lunak kantus

Trauma pada medial atau lateral kantus pada umumnya disebabkan

oleh adanya tarikan horizontal pada palpebra menyebabkan avulsi dari

palpebra padatitik lemah medius atau lateral dari tendon kantus. Avulsi dari

tendon kantus medial harus dicurigai bila terjadi di sekitar medial tendon

kantus dantelekantus. Harus diperhatikan juga posterior dari tendon sampai

dengan posterior kelenjar lakrimalis. 1,3,8

- Gigitan anjing dan manusia

Robekan dan trauma remuk terjadi sekunder dari gigitan anjing

ataumanusia. Laserasi palpebra pada sebagian kulit luar dan kulit

secaramenyeluruh, avulsi kantus, laserasi kanalikulus paling sering terjadi.

Trauma pada wajah dan intracranial mungkin dapat terjadi terutama pada

bayi. Irigasi dan penutupan luka secara dini harus segera dilakukan dan

kemungkinan terjadinya tetanus dan rabies harus dipikirkan serta memerlukan

observasi, direkomendasikan untuk pemberian antibiotik.1,3

- Luka bakar pada palpebra

Pada umumnya luka bakar pada palpebra terjadi pada pasien-

pasienyang mengalami luka bakar yang luas. Sering terjadi pada pasien dengankeadaan

16

Page 17: Lapsus Laserasi Palpebra Mata

setengah sadar atau di bawah pengaruh sedatif yang berat dan memerlukan

perlindungan pada mata untuk mencegah ekspose kornea, ulserasidan infeksi.

1,3,8

5. DIAGNOSIS

a. Anamnesis

Dalam menegakkan diagnosis, anamnesis dan pemeriksaan fisis sangat

penting. Anamnesis meliputi keluhan yang dialami serta riwayat penyakit yang

lengkap untuk menentukan waktu kejadian dan mekanisme cedera. Mekanisme

cedera sangat penting karena hal ini dapat berhubungan dengan cedera tertentu

(misalnya trauma servikal), kedalaman cedera adnexa mata, dan kemungkinan adanya

benda asing. Untuk anak-anak, harus dipertimbangkan kemungkinan adanya

kekerasan pada anak sebagai penyebab cedera mata dan periorbital. 1,4

Cedera yang berhubungan dengan kaca mungkin berhubungan dengan adanya

benda asing dan kehilangan jaringan. Luka akibat gigitan mungkin akan

menyebabkan infeksi (misalnya rabies) dan kehilangan jaringan. Dalam kasus luka

gigitan manusia, harus ditentukan status HIV dan hepatitis pelakunya. Pada pasien

dengan luka tembus berukuran kecil, kemungkinan terdapat trauma dengan kekuatan

yang cukup tinggi. Selain itu fungsi visual sebelum kejadian, pada saat kejadian,

penggunaan kacamata pelindung, dan saksi mata saat kejadian. Tetapi dalam

beberapa kasus informasi ini tidak diungkapkan kepada dokter.1,4,5

17

Page 18: Lapsus Laserasi Palpebra Mata

Pasien yang sedang mabuk atau di bawah pengaruh obat-obatan bukanlah

sumber informasi yang dapat dipercaya. Konfirmasi terhadap anggota keluarga

mungkin akan diperlukan. Anak-anak mungkin menyembunyikan cedera yang terjadi

karena takut kepada anggota keluarga atau teman yang menyebabkan terjadinya

cedera.1,4,5

b. Pemeriksaan Fisis

Pengamanan Airway, Breathing, Circulation, dan vertebra harus dilakukan

sebelum mencari cedera adnexa okular. Awasi tanda-tanda vital pasien. Awali

perbaikan kelopak mata dengan melakukan pemeriksaan fisis untuk mengeksklusi

rupture bola mata. Bila tidak terdapat rupture bola mata, eversi kelopak mata dan

siram forniks jika memungkinkan. Apabila kelopak mata menjadi edem, refraktor

Desmarres akan menolong dalam pemeriksaan mata (apabila refraktor Desmarres

tidak tersedia, klip kertas dapat membantu). Palpasi dan periksa kelopak mata untuk

mencari benda asing, termasuk lensa kontak. Hifema, fraktur tulang orbital, dan

cedera adnexa okular biasanya terjadi dengan trauma palpebra.1,4

Penilaian ketajaman visual sangat wajib dan dilakukan setiap upaya

rekonstruksi. Periksa kondisi pupil, jika didapatkan kerusakan relative pada afferent

pupilae, potensi hasil visual akan buruk dan harus didiskusikan dengan pasien

sebelum dilakukan bedah rekonstruksi. Otot-otot luar mata dievaluasi dan bila

didapatkan adanya diplopia harus dicatat. Pemeriksaan external meliputi penilaian

18

Page 19: Lapsus Laserasi Palpebra Mata

lengkap tulang-tulang wajah, dengan penekanan khusus pada wilayah periorbital.

Palpasi yang mendeteksi adanya krepitasi atau unstable bone memerlukan evaluasi

radiologi. Adanya lemak orbital mengindiasikan kerusakan septum dan kemungkinan

cedera levator. Pada pasien sadar, uji fungsi levator dengan cara fiksasi alis mata

pasien dan perintahkan untuk melihat ke atas dan ke bawah.1,5,6

Gambar 5. Laserasi palpebra superior. Cedera terlihat sedrhana, tetapi ketika

pasien melihat ke atas, terdapat cedera pada otot levator

19

Page 20: Lapsus Laserasi Palpebra Mata

Gambar 6. Eversi kelopak mata memperlihatkan laserasi tarsal vertikal dan fornix

superior.

Apabila terdapat pergeseran pada sudut canthal menunjukkan kemungkinan

terjadinya cedera lgamen canthal. Apabila puncta bergeser atau terdapat laserasi

medial ke arah puncta, selidiki kanalikuli tersebut. Pada pasien dengan laserasi

superonasal di dekat tepi mata, uji dengan anestesi supraorbita sebelum memberikan

injeksi anestesi. Ukurlah lesi pada kelopak mata. Foto laserasinya jika

memungkinkan.1,7

Gambar 7. Laserasi kelopak mata atas akibat trauma tumpul pada anak.

Apabila terdapat kecurigaan adanya benda asing, pemeriksaan radiologi

mungkin dibutuhkan. Berikan informasi kepada pasien dan keluarganya tentang

20

Page 21: Lapsus Laserasi Palpebra Mata

konseling preoperatif meliputi kehilangan englihatan, malposisi kelopak mata, adanya

bekas luka pada kulit, dan adanya kemungkinan operasi tambahan.1,6

c. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium yang penting meliputi hitung darah lengkap dan

analisa kimia darah sering diperlukan untuk kepentingan anestesi. Pemeriksaan kimia

darah untuk alkohol dan zat beracun lainnya mungkin diperlukan dalam beberapa

kasus. Apabila terdapat kecurigaan fraktur tulang orbita maka pencitraan yang sesuai

perlu diusulkan, misalnya CT Scan.6,7

CT scan dapat mengkonfirmasi adanya benda asing, perdarahan retrobulbar,

rupture bola mata. Tergantung kepada ukurannya, benda asing yang terbuat dari kaca

dapat atau tidak dapat terlihat pada pemeriksaan radiologis. Benda asingyang terbuat

dari kayu mungkin akan susah dideteksi tetapi terlihat isodense dengan lemak orbital.

Apabila dicurigai terdapat benda asing dari logam dan kayu namun tidak dapat dilihat

dengan CT Scan, maka MRI orbital akan diperlukan.1,5,7

6. PENATALAKSANAAN

Infeksi dapat terjadi setelah leserasi palpebra atas. Oleh karena itu dokter

harus mencurigai adanya infeksi dengan kondisi tertentu pada laserasi palpebra.

21

Page 22: Lapsus Laserasi Palpebra Mata

Apabila pasien belum pernah diimunisasi, berikan Human tetanus immunoglobulin

sebanyak 250 U intramuscular. Tambahkan tetanus toxoid 0,5 ml secara

intramuscular atau subkutan, apabila pasien tidak mendapatkan imunisasi tetanus

selama 10 tahun. Untuk luka yang tidak bersih atau luka tusuk, tambahkan injeksi TT

yang tidak mendapat imunisasi dalam 5 tahun terakhir.1,6

Flora oral, misalnya streptococcus, Pasteurelle, dapat menginfeksi luka

laserasi. Debridement dan irigasi yang banyak ada luka sangat penting untuk semua

luka akibat gigitan. Penggunaan antibiotic intravena, termasuk penicillin G, cefazolin,

dan ampicilin sulbactam akan membantu mengatasi infeksi ini. Apabila luka gigitan

akibat binatang yang dicurigai rabies, berikan profilaksis rabies apabila jaringan otak

hewan tersebut tidak diperiksa.1,7

Apabila pasien mengalami rupture bola mata dan laserasi palpebra, pertama-

tama lakukan terapi terhadap rupture bola matanya. Bila terdapat laserasi yang berat,

lakukan penjahitan traksi dengan silk 4-0 pada segmen kelopak mata yang mengalami

laserasi untuk memudahkan erbaikan bola mata. Walaupun perbaikan pada laserasi

kelopak mata dapat ditunda, perbaian secepat mungkin member perlindungan kornea

yang lebih baik, edema jaringan lebih sedikit, dan dekontaminasi luka yang lebih

baik.1,7

22

Page 23: Lapsus Laserasi Palpebra Mata

Gambar 8. Preoperatif. Anak ini mengalami cedera akibat gigitan anjing dengan laserasi

pada kelopak mata bawah, dehisense Chantal tendon lateral, dan kerusakan

canaliculus inferior.

Gambar 9. Kanalikulus inferior diperbaiki dengan stenting bikanalikular. Dilakukan

perbaikan pada kantus lateral dan perbaikan laserasi margo palpebra

23

Page 24: Lapsus Laserasi Palpebra Mata

Beberapa metode dapat digunakan untuk melakukan rekonstruksi defek

palpebra sesuai umur pasien, karakter palpebra, dan posisi defek serta pengamatan

dokter ahli. Prioritas pada rekonstruksi palpebra adalah perkembangan margo

palpebra yang stabil, lebar palpebra secara vertikal yang adekuat, penutupan palpebra

yang adekuat, terjadi epitelisasi pada permukaan internal palpebra, dan memberi hasil

yang baik dari segi kosmetik.6,7

Beberapa teknik yang dapat digunakan untuk rekonstruksi laserasi palpebra

antara lain:6,7

Partial-Thickness Eyelid Injuries

Laserasi kelopak mata dangkal yang tidak melibatkan margo palpebra dan

sejajar dengan garis kulit dapat distabilkan dengan skin tape. Laserasi yang lebih

besar dan tegak lurus dengan garis kulit perlu pendekatan yang hati-hati. Hal ini

dapat dicapai menggunakan benang absorbable atau nonabsorbable ukuran 6-0

atau 7-0.6,7

Eyelid margin laceration

Jenis trauma adnexa membutuhkan pendekatan yang teliti, untuk menghindari

notching kelopak mata dan malposisi margo palpebra. Semua bagian tarsal di tepi

luka harus dibuang untuk melakukan pendekatan tarsal ke tarsal yang lebih baik.

Hal ini dilakukan sepanjang ketinggian vertical seluruh tarsus untuk mencegah

tarsal buckling, meskipun laserasi primer mungkin hanya melibatkan tarsus

marginal. Perbaikan dimulai dengan penempatan benang 6-0 pada kelenjar

24

Page 25: Lapsus Laserasi Palpebra Mata

meibom di margin palpebra, kira-kira 2 mm dari tepi luka dan kedalaman 2 mm.

penutupan margo palpebra dilakukan dengan 2 atau 3 jahitan untuk mensejajarkan

tepi luka. Untuk menghindari kerusakan pada epitel kornea jahitan tarsal tidak

boleh meluas sampai permkaan konjungtiva, terutama palpebra superior.

Penutupan tepi palpebra harus menghasilkan tepi luka yang baik.4,5

Gambar 10. Teknik penjahitan pada laserasi yang melibatkan margo palpebra

25

Page 26: Lapsus Laserasi Palpebra Mata

Gambar. (a) Laserasi margo palpebra. Tambahan jahitan dengan benang Vicyl

untuk menopang tarsus. (b) 2 jahitan dengan Silk 7-0 pada margo

palpebra dan ujungnya disimpul pada jahitan preseptal

Full thickness eyelid laceration

Full thickness eyelid laceration yang tidak melibatkan margo palpebra

mungkin terkait dengan kerusakan internal yang signifikan dari struktur

palpebra dan perforasi bola mata. Penanganan cedera ini memerlukan

pemeriksaan lapis demi lapis luka untuk menilai integritas septum orbita, otot

levator dan aponeurosis levator, konjungtiva, otot rektus, dan bola mata. Jika

lamella posterior kelopak mata terlibat dalam full thickness eyelid laceration

tanpa menimbulkan ketegangan kulit maka dapat langsung diperbaiki. Tarsal

alignment dapat dicapai melalui jahitan dalam, menggunakan benang polyglactin

ukuran 6-0 atau 7-0, namun Dexon, silk, dan chromic juga dapat digunakan

untuk penutupan tarsal.6,7

Eyelids Injury with Tissue Loss

Luka pada kelopak mata yang mengakibatkan kehilangan jaringan

memberikan tantangan rekonstruksi yang lebih sulit. Hal ini merupakan

kewajiban dokter spesialis bedah dan mata untuk mengevaluasi pasien dengan

trauma palpebra, untuk menentukan berapa banyak jaringan yang hilang. Sangat

penting mempertimbangkan kelopak mata sebagai struktur yang terdiri dari

lamella anterior dan posterior, kulit dan muskulus orbicularis akan menjadi

26

Page 27: Lapsus Laserasi Palpebra Mata

lamella anterior, sedangkan tarsus dan konjugtiva menjadi lamella posterior.

Apabila kehilangan jaringan mengarah ke lagoftalmus dan exposure kornea,

pelumasan salep antibiotic secara agresif harus diberikan atau dilakukan

tarsorraphy sementara hinga perbaikan pasti dapat dicapai.6,7

Cedera pada Sistem Lakrimalis6,7

a. Kanalikulus Superior

Cedera pada daerah ini jarang menimbulkan gejala bila fungsi

kanalikuli inferior masih normal. Oleh karena itu cedera pada daerah ini tidak

memerlukan metode khusus apapun untuk memperbaiki bila terjadi cedera,

karena potensi drainasenya lebih rendah dibanding kanalikuli inferior.

b. Kanalikulus Inferior

Pardebatan cedera pada kanalikuli inferior masih menjadi perdebatan.

Bukan hal yang sulit untuk menyatukan kembali dua sisi kanalikulus yang

terputus, namun tidak mudah menentukan patensi anastomosis setelah

beberapa bulankemudian. Berbagai jenis stent telah digunakan, namun

penggunaan stent ternyata merangsang terjadinya fibrosis.

Selamaoperasi sebuah silicon tube (stent) dimasukan dalam saluran

lakrimalis untuk menjaga bukaan pada system drainase air mata, yang akan

dilepas. Apabila operasi ini tidak sepenuhnya berhasil maka gejala dapat

diselesaian dengan menggunakan tabung Jones Lester.

27

Page 28: Lapsus Laserasi Palpebra Mata

Gambar.11 (a) Laserasi kanalikulus. (b) mendapatkan kembali Jackson tube dari

hidung setelah intubasi pada system drainase kelenjar lakrimal.

Gambar.12 Laserasi kanalikulus. Bowman probe 0-00 diinsersi dalam punctum

superior. Probe yang besar diinsersi pada akhir kanalikulus

28

Page 29: Lapsus Laserasi Palpebra Mata

Gambar 13. Secara hati-hati aturlah ketegangan tube untuk menghindari erosi

punctal

7. PROGNOSIS

Prognosis visual untuk laserasi palpebra biasanya bagus, kecuali disertai

dengan rupture bola mata. Dengan teknik rekonstruksi laserasi palpebra yang baik,

hasil kosmetik biasanya cukup baik. Bekas luka pada kulit atau ektropion sikatrikal

mungkin membutuhkan operasi untuk meninjau kembali kondisi tersebut.1,6

8. KOMPLIKASI

29

Page 30: Lapsus Laserasi Palpebra Mata

Akibat kegagalan dalam memperbaiki laserasi khususnya bila melibatkan

margo palpebra, maka komplikasi yang dapat muncul antara lain epifora kronis,

konjungtivitis kronis, konjungtivitis bacterial, keratitis exposure, abrasi kornea

berulang, serta sikatriks entropian atau ektropion.5,7

Akibat teknik pembedahan yang buruk terutama dalam hal ketepatan

penutupan luka, komplikasi yang muncul dapat berupa jaringan parut, fibrosis,

deformitas palpebra sikatrikal. Selain itu dapat terjadi keadaan luka yang memburuk

akibat infeksi atau akibat tertundanya penutupan luka. Laserasi di dekat canthus

medial dapat merusak sistem nasolacrimal.6,7

DAFTAR PUSTAKA

1. Edsel I. Eyelid Laceration. [serial online]. Last update: Aug 20, 2015. (cited

on August 22nd 2015). Available from URL:

http://emedicine.medscape.com/article/1212531-overview

2. Anonim. Majalah Kedokteran Andalas Vol.34. No.2. Juli-Desember 2010

3. Duttton J. Et al. Diagnostic Atlas of Common Eyelid Disease. New York:

2007

4. Mounir B. Upper Eyelid Reconstruction Procedurs Treatment & Management.

[serial online]. Last update: May 4th 2015. (cited on August 22nd 2015 ).

30

Page 31: Lapsus Laserasi Palpebra Mata

Available from URL: http://emedicine.medscape.com/article/1282054-

treatment#d13

5. Sharma V, Benger Ross, Martin PA. Techniques of Periocular

Reconstruction. Indian J Ophthalmol 2006; 54: 149-58

6. Nelson C. Management of Eyelid Trauma. Australian and new Zealand

Journal of Ophthalmology; 1991; 19 (4)

7. Nowinski T, Woog J. Focal points Management of Eyelid Trauma. American

Academy of Ophthalmology.

8. Riordan P, Whitcher J. Vaughan & Asbury’s General Ophthalmology. 16th

Edition. Anatomy & Embryology of the Eye. 2004. McGraw-Hill

31