Top Banner

of 32

Lapsus Anak Mbak Izza

Jan 08, 2016

Download

Documents

hai87
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

BAB ISTATUS PASIEN

A. IDENTITASNama pasien : An. Kholilul RifkiJenis kelamin: Laki-lakiAgama: IslamAlamat rumah: Jawan Alas Bendungan Kabupaten PasuruanUmur: 4 tahunPendidikan : belum bersekolahOrang tua/wali: Ayah :Nama : Tn SukartoAgama : IslamAlamat: Jawan Alas Bendungan Kabupaten PasuruanPekerjaan: Pekerja swastaIbu:Nama : Ny MasitaAgama: IslamAlamat : Jawan Alas Bendungan Kabupaten PasuruanPekerjaan: Ibu rumah tanggaHubungan dengan orang tua : Anak kandungSuku bangsa: Jawa

B. RIWAYAT PENYAKIT Keluhan utama : bercak bercak kemerahan seluruh tubuhKeluhan tambahan: Bercak-bercak kemerahan seluruh tubuh 2 hari SMRS Panas kurang lebih 1 minggu Batuk pilek sudah 2 hari SMRS Sedikit kesulitan bernafas (dyspnea) Mata merah ( konjungtivitis ) sejak 5 hari SMRS Sariawan sejak masuk rumah sakit Penurunan nafsu makan Diare sejak satu minggu SMRSRiwayat perjalanan penyakit sekarang :Pasien datang dengan keluhan panas naik turun kurang lebih satu minggu sejak SMRS. Bersamaan dengan panas pasien juga mengalami diare, Pasien datang dengan keadaan umum lemah disertai bintik-bintik dan bercak kemerahan diseluruh tubuh yang muncul sejak dua hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit yang diawali belakang telinga kemudian menjalar ke kulit wajah dan selajutnya ke dada, perut, punggung, dan terakhir ekstremitas, selain itu pasien merasakan sakit pada mata dan kesulitan dalam membuka dan menutup mata sejak lima hari SMRS.Pasien juga menderita batuk pilek sejak 2 hari yang lalu SMRS. Selama perjalanan penyakit diatas pasien juga mengalami penurunan nafsu makan yang cukup signifikan. Terakhir, di hari saat pasien masuk rumah sakit, pasien merasakan mukosa bibirnya kering dan perih di daerah buccal.

Riwayat penyakit dahulu : Pasien tidak pernah merasakan sakit yang sama sebelumnya, saat batuk pilek pasien biasanya berobat ke bidan kemudian sembuh, saat usia 2 tahun pasien menderita varisella kemudian sembuh. Imunisasinya hanya dua kali saat pertama kali lahir dan saat usia 3 bulan (pasien tidak menerima imunisasi campak).

C. RIWAYAT KEHAMILAN/KELAHIRAN1. KehamilanMobiditas : Selama kehamilan ibu sehatPerawatan antenatal: Ibu berkunjung untuk ANC 2X selama kehamilan2. KelahiranTempat kelahiran : Klinik BidanPenolong persalinan: BidanCara persalinan: SpontanMasa gestasi: Cukup bulanKetuban : JernihKeadaan bayi: Berat lahir: 3200 gPanjang: ibu lupaLingkar kepala: ibu lupaNilai Apgar: 10Bayi setelah dilahirkan langsung menangis dan tidak ada kelainan bawaan pada saat dilahirkan

D. RIWAYAT PERKEMBANGAN Pertumbuhan gigi I : 6 bulanPsikomotor1. Usia 1 bulan : mengeluarkan suara, menggerakkan tangan kaki, melihat wajah ibu2. Usia 3 bulan : Mengangkat kepala tegak, tengkurap, mengoceh3. Usia 5 bulan : Sering tengkurap, bermain benda-benda didepan matanya4. Usia 7 bulan : Berbalik tengkurap terlentang, mempertahankan kepala5. Usia 1,6 bulan : bisa berjalanPerkembangan pubertas1. Pembesaran testis : - tahun2. Rambut pada kelamin : - tahun3. Rambut dibawah ketiak : - tahun4. Rambut tipis disekitar wajah : - tahun

E. RIWAYAT MAKANANUmur (bulan)ASIBuah/biscuitBubur susuNasi tim

0-2+---

2-4+---

4-6++--

6-7++--

7-12 ++--

12-18++--

18-24 (sekarang)-+--

Jenis MakananFrekuensi dan Jumlah

Nasi/ Pengganti (bubur)3 X sehari / 1 piring

Sayur sayuran3 X sehari

F. RIWAYAT IMUNISASIBCG: 1X, saat umur 0 bulanDPT/DT: 1X, saat umur 3 bulanPolio : - ( tidak melakukan ) Hepatitis B : - ( tidak melakukan )Campak : - ( tidak melakukan )Kesimpulan riwayat imunisasi : hanya 2 kali di posyanduG. RIWAYAT KELUARGA1. Corak Reproduksi : Pasien merupakan anak ke 5 (terakhir)2. Riwayat PernikahanAyah/waliIbu/wali

NamaSukartoMasita

Perkawinan ke21

Umur saat menikah5530

Pendidikan terakhirSMPSD

AgamaIslamIslam

Suku bangsaJawaJawa

Keadaan kesehatan SehatSehat

3. Riwayat keluarga orang tua pasienAyah pasien sehat tapi mempunyai riwayat menderita diabetes mellitus sampai sekarang. Ibu pasien sehat tidak mempunyai riwayat penyakit4. Kesehatan anggota keluarga yang lainnya baik

H. RIWAYAT LINGKUNGAN PERUMAHANPerumahan : Milik sendiriKeadaan rumah : Bersih, terang, cukup luas, ramai, satu kamar dua orangDaerah/lingkungan : Bersih, tidak padat

I. RIWAYAT PENYAKIT YANG PERNAH DIDERITA PenyakitUmurPenyakitUmurPenyakitUmur

Alergi-Difteria-Penyakit Jantung-

Cacingan-Diare-PenyakitGinjal-

Demam Berdarah-Kejang-PenyakitDarah-

DemamTifoid-Kecelakaan-Radang Paru-

Otitis-VaricellaUsia 2 tahunTuberkulosis-

Parotitis-Operasi-Lain-lain-

Kesimpulan riwayat penyakit dahulu :Pasien pernah sakit terdapat bercak-bercak gatal yang disertai bintik-bintik putih ada yang berisi air (vesikel) dan ada yang berisi nanah (pustul), pasien pada awalnya panas selama 2 hari kemudian muncul bercak bercak seperti diatas selama 5 hari, kemudian berobat ke bidan dan sembuh.

J. PEMERIKSAAN FISIKTanggal : 11 juli 2014Pukul : 18.33 wibKeadaan umum : Pasien tampak kesakitan, lemah, menangis, compos mentis waktu datang ke IGDStatus Gizi : BMI/U : > -2 SD BB/TB : > -2 SD TB/U : > -2 SD

Analisis hasil pengukuran AntropometriIndikator Interpretasi hasil ukurInterpretasi proseketerangan

BMI/UNormal(>-2SD)Cukup

Normal-

BB sesuai usiaDeskriptif

Masalah gizi dan kesehatan terpenuhi

BB/TBNormal(>-2SDNormal

-

BB sesuai TBDeskriptif

Masalah gizi dan kesehatan terpenuhi

TB/UCukup(>-2SD)NormalTB sesuai UsiaMasalah gizi dan kesehatan terpenuhi

Kombinasi 3 indikatorBMI/UBB/TBTB/UInterpretasi

NormalNormalNormalNormal

Data antropometriBerat badan: 15,5 kgLingkar kepala: 48 cmLingkar lengan: 16 cmTinggi badan: 100 cmTanda vital :Frekuensi nadi : 140X/ menitFrekuensi nafas: 47X/ menitSuhu tubuh: 38,8 CKepala :Normocephali Deformitas Ubun ubun normalRambut :Warna : HitamKelebatan : SedangDistribusi pertumbuhan : Merata

Mata : Palpebra : edema (+), menutup dan membuka mata kurang baik, karena Mata mengeluarkan secret atau air (epiphora), konjungtiva kemerahan (tanda Inflamasi)Sklera: putihKornea : jernihPupil: bentuk bula, isokor, reflex cahaya langsung +/+, reflex cahaya Tidak langsung +/+, diameter 3mmLensa : jernihGerakan bola mata : baikTelinga :Daun dan liang telinga : bentuk baik, besar, posisi normalMastoid : tidak ada inflamasi, tidak ada nyeri tekanHidung :Bentuk normal, simetris, terdapat secret (mongering), tidak ada epistaksisBibir :Simetris, mukosa kecoklatan, mokosa keringMulut :Bentuk dan ukuran normal, mukosa pipi kemerah merahan dan terdapat kopliks spot, terdapat lesi sekitar bibir dan mongeringLidah :Bentuk dan ukuran normal, merah, kotorTonsil :Tenang tidak hiperemisTenggorokan :Tidak ada stridorLeher :Bentuk dan ukuran normal, pulsasi vena tidak tampak, tortikolis tidak ada, trachea ditengah, tidak ada massa, tidak ada pembesaran kelenjar getah beningThorax :Bentuk simetris, retraksi pernafasan (+), tidak ada deformitas, saat ekspirasi dan inspirasi gerakan rongga dada normal, tidak ada tonjolan, tidak ada pembengkakan, vertebra lurus ditengah, tidak ada nyeri ketok dan nyeri tekan pada thorax belakang, lesi kemerahan pada seluruh lapang thorax baik depan maupun belakang dan batasnya tidak tegas, lesi keputihan pada thorax depan kanan seperti ptiriasis versicolorCor : Inspeksi : tidak terlihat denyut ictus cordisPalpasi : teraba denyutan ictus cordis pada ICS V line midclavicula kiriPerkusi : batas jantung kiri di ICS IV lateral midclavicula kiriAuskultasi : S1 S2 Tunggal, regular, murmur-, gallop-Pulmo :Inspeksi : pernafasan simetrisPalpasi : fremitus suara simetris, fremitus raba simetrisPerkusi : sonor simetris, nyeri ketok -/-Auskultasi : suara nafas vesicular, ronchi -/-, wheezing -/-Abdomen :Inspeksi: kembung, simetris, tidak ada dilatasi vena, terdapat lesi putih hiperpigmentasi pada abdomen kanan, gerakan dinding abdomen lebih terlihat daripada dinding thoraxPalpasi: distended, turgor kulit normal, tidak ada pembesaran hepar dan lienPerkusi : hipertimpani, ascites Auskultasi : bising usus normal, tidak hipertensi vena umbilicalGenetalia Genetalia externa berkembang dengan baik, belum ada tanda-tanda seks sekunder, lesi kemerahan pada preputium (tanda-tanda infeksi)Ekstremitas Panjang dan bentuk normal, kiri dan kanan sama panjang, tidak ada kelainan congenital, tidak ada nyeri tekan pada jari-jari tubuh, tidak ganggren atau nekrosis, gerakan dan tonus otot baik, tidak ada peradangan, nyeri atau keterbatasan gerak sendi, tidak ada edem diseluruh ekstremitasAkral hangat + + Akral dingin - - - + +

Kulit : eritema macula papul seluruh tubuh.K. PEMERIKSAAN LABORATORIUMDarah lengkap I : (dilaksanakan pada tanggal 12/07/2014)WBC: 11,5 10^3/LLYM: 8,8 10^3/LMID: 0,8 10^3/LGRA: 1,9 10^3/LLYM %: 76,8 %MID %: 6,7 %GRA%: 16,5 %RBC: 4,79 10^6/LHGB: 11,2 g/dLHCT: 35,1 %MCV: 73,35 fLMCH: 23,4 pgMCHC : 31,9 g/dLRDW: 13,2 %PLT: 430 10^3/LMPV: 7,3 fLPCT: 0,314 %PDW: 13,3 %

Darah lengkap II : (dilaksanakan pada tanggal 13/07/2014)WBC: 11,1 LNEU: 7,84 %LYM: 2,10 %MONO: 1,04 %EOS: 0,052 %BASO: 0.090 %RBC: 4,98 M/uLHGB: 14,1 g/dLHCT: 41,5 %MCU: 84,8 fLMCH: 28,8 pgMCHC : 34,0 g/dLRDW: 11,3 %PLT: 359 K/uLMPV: 4,73 Fl

L. RINGKASAN Pasien datang dengan keluhan panas sudah 1 minggu disertai bercak kemerahan seluruh tubuh yang dimulai dari belakang telinga, wajah, thorax, abdomen, punggung dan kemudian terakhir ekstremitas yang muncul sejak dua hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Bersamaan dengan panas pasien juga mengalami diare, selain itu pasien merasakan sakit pada mata dan kesulitan dalam membuka dan menutup mata sejak lima hari.Pasien juga menderita batuk pilek sejak 2 hari yang lalu SMRS. Selama perjalanan penyakit diatas pasien juga mengalami penurunan nafsu makan yang cukup signifikan. Terakhir, di hari saat pasien masuk rumah sakit, pasien merasakan mukosa bibirnya kering dan perih di daerah buccal.Pada pemeriksaan fisik didapatkan peningkatan suhu tubuh yaitu 38,8 C, conjungtivitis, eritema makula papul seluruh tubuh yang diantaranya terdapat kulit yang normal. Pada pemeriksaan lab didapatkan peningkatan leokosit yaitu 11,5 10^3/L, peningkatan limfosit dengan nilai 8,8 10^3/L.

M. DIAGNOSA BANDINGRubellaEksantema subitumInfeksi mononukleosusErupsi obatPerbedaanMorbiliRubella

EtiologiVirus morbiliVirus rubella

Tipe rashDimulai dari belakang telingaDimulai dari wajah

Lama muncul rash>3 hari atau 39,0 c), dehidrasi, kejang, asupan oral sulit, atau terdapat komplikasi.c) Campak tanpa komplikasi :1. Hindari penularan 2. Tirah baring ditempat tidur3. Vitamin A 100.000 IU, apabila disertai malnutrisi dilanjutkan 1500 IU tiap hari4. Diet makanan cukup cairan, kalori yang memadai. Jenis makanan disesuaikan dengan tingkat kesadaran pasien dan komplikasid) Campak dengan komplikasi 1. Ensefalopati/ensefalitisa. Antibiotik bila diperlukan, antivirus dan lainnya sesuai dengan pedoman diagnosis terapi ensefalitisb. Kortikosteroid, bila diperlukan sesuai dengan pedoman diagnosis terapi ensefalitisc. Kebutuhan jumlah cairan disesuaikan dengan kebutuhan serta koreksi terhadap gangguan elektrolit2. Bronchopneumonia. Antibiotik sesuai dengan pedoman terapi pneumonib. Oksigen nasal atau dengan maskerc. Koreksi gangguan keseimbangan asam basa, gas darah dan elektrolit3. Enteritis Koreksi dehidrasi sesuai derajat4. Pada kasus campak dengan komplikasi bronkhopneumoni dan gizi kurang, perlu dipantau terhadap infeksi TB laten. Pantau gejala klinis serta lakukan uji tuberculin setelah 1-3 bulan penyembuhan.5. Pantau keadaan gizi untuk gizi kurang/buruk2. Tatalaksana keperawatanPenyakit morbili merupakan penyakit yang mudah sekali menular. Selain itu sering menyebabkan kematian jika mengenai anak yang keadaan gizinya buruk sehingga mudah sekali mendapat komplikasi terutama bronchopneumonia. Pasien morbili dengan bronchopneumonia perlu dirawat di rumah sakit karena memerluka pengobatan yang memadai (kadang perlu diinfus dan O2). Masalah yang perlu diperhatikan ialah kebutuhan nutrisi, gangguan suhu tubuh, gangguan rasa aman dan nyaman, resiko terjadi komplikasi, dan kurangnya pengetahuan orang tua mengenai penyakit.3. Tatalaksana epidemiologikLangkah preventif terdiri dari :a) Imunisasi campak termasuk dalam program imunisasi nasional sejak tahun 1982, angka cakupan imunisasi menurun < 80% dalam 3 tahun terakhir sehingga masih dijumpai daerah kantong resiko tinggi transmisi virus campak.b) Strategi reduksi campak terdiri dari :1. Pemberian vitamin A pasien campak2. Imunisasi campaka. PPI : pada umur 9 bulanb. Imunisasi campak dapat diberikan bersama vaksin MMR pada umur 12-15 bulan c. Mass campaign, bersamaan dengan Pekan Imunisasi Nasionald. Catch-up immunization, diberikan pada anak sekolah dasar kelas 1-6, disertai dengan keep up dan strengthening 3. SurveilansJ. PencegahanImunisasi aktif dilakukan dengan pemberian live attenuated measles vaccine. Dianjurkan untuk memberikan vaksin morbili pada anak berumur 15 bulan, karena diperkirakan sebelum umur 15 bulan anak belum dapat membentuk antibody secara baik disebabkan masih ada antibody dari ibu. Tetapi didaerah endemis morbili dan banyak terdapat tuberkulosis dianjurkan pemberian vaksinasi pada umur 6 bulan dan revaksinasi dilakukan pada umur 15 bulan (diketahui dari penelitian Linnaemann dkk 1982, pada anak yang divaksinasi sebelum umur 10 bulan tidak ditemukan antibodi, begitu pula setelah revaksinasi kadang-kadang titer antibodi tidak naik secara bermakna). Di Indonesia saat ini masih dianjurkan memberikan vaksinasi morbili pada bayi berumur 9 bulan ke atas.Bila terdapat penyakit alergi sebaiknya vaksinasi ditunda sampai 2 minggu sesudah sembuh. Vaksinasi morbili juga dapat diberikan pada pasien tuberkulosis yang aktif, yang sedang mendapatkan tuberkulostatika. Vaksin morbili tidak boleh diberikan pada wanita hamil, anak dengan tuberculosis yang tidak diobati, pasien leukemia dan anak yang sedang mendapatkan pengobatan imunosupresif. Vaksin morbili dapat diberikan dengan vaksin lain yang biasa disebut measless-mumps-rubella (MMR) atau hanya morbili saja.Di Indonesia vaksin morbili yang digunakan buatan Perum Biofarma yang terdiri dari virus morbili yang hidup dan sangat dilemahkan, strain Schwarz dan ditumbuhkan dalam jaringan janin ayam, kemudian beku dikeringkan. Pemberian vaksin sebanyak 0,5 ml (cc) pada umur 9 bulan secara subkutan. Akan terjadi anergi terhadap tuberculin selama 2 bulan setelah vaksinasi. Bila anak telah mendapatkan immunoglobulin atau tranfusi darah, maka vaksinasi dengan vaksin morbili tidak boleh diberikan kepada anak dengan infeksi saluran pernapasan yang akut atau infeksi lainnya yang disertai demam, anak dengan defisiensi imunologik, anak yang sedang diberikan pengobatan intensif dengan obat imunosupresif.

BAB III ANALISA KASUS

Pada pasien kami bercak yang kami dapat eritema makula papula sehingga kami yakin adalah suatu morbili, untuk melihat adanya komplikasi atau tidak kami rencanakan suatu pemeriksaan darah tepi untuk mengetahui kemungkinan adanya infeksi sekunder yang lain, thorax foto untuk mengetahui kemungkinan adanya bronchopneumonia ataupun TB, Diagnosa kami adalah morbili sehingga kami memberikan terapi :1) Oksigen nasal2) Nebul Ventolin + PZ / 6 JAM 3) Infuse RL 4 tpm4) Inj Santagesik 5) Inj viccilin6) Inj ranitidine7) Inj gentamicin8) Probiokid 1 X 19) Zinc syr 1 X cth 110) Paracetamol syr 1 X cth 111) Inj Vitamin A 100.000 IU12) Kompres air hangat jika masih panas

BAB IV KESIMPULAN

Morbili adalah penyakit virus akut, menular, yang ditandai dengan 3 (tiga) stadium, yaitu stadium katar, stadium erupsi, dan stadium konvalensi. Penyebab morbili adalah virus morbili yang tedapat dalam sekret nasofaring dan darah selama masa prodromal sampai 24 jam setelah timbul bercak-bercak. Cara penularan dengan droplet dan kontak.Gejala klinis yang khas atau trias dari morbili yaitu coryza, conjunctivitis dan cough. Tata laksana mediknya yaitu :1. Pemberian cukup cairan2. Kalori dan jenis makanan yang disesuaikan dengan tingkat kesadaran dan komplikasi3. Suplemen nutrisi4. Antibiotik jika ada infeksi sekunder5. Antikonvulsi apabila terjadi kejang6. Pemberian vitamin APrognosis morbili adalah baik dan tidak menyebabkan kematian jika ditanggulangi dengan cepat dan tepat selain itu jika daya tahan tubuh anak baik dan tidak ditemukan adanya infeksi sekunder ditempat lain.

DAFTAR PUSTAKA

Tim RSUD dr Soetomo. 2005. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Penyakit Anak. Surabaya : UNAIR pressPutra. Sukman T dr Sp A (K). 2008. Pedoman pelayanan kesehatan anak dirumah sakit rujukan tingkat pertama di kabupaten/kota. Jakarta : WHO Departemen Kesehatan RIEmirzanurwicaksono.blog.unisula.ac.id/2013/01/18/campak-morbili/ accessed Juli 2014

1