Top Banner
Rhinitis Alergi Laporan Kasus Pembimbing: dr. M. Alfian S., Sp.THT-KL Oleh: Baiq Rizky Arfianti H1A 011 011 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM RUMAH SAKIT UMUM PROPINSI NTB 2015
36

Lapsus 2-Rhinitis Alergi

Jul 11, 2016

Download

Documents

rizky

AB
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Lapsus 2-Rhinitis Alergi

Rhinitis Alergi

Laporan Kasus

Pembimbing:dr. M. Alfian S., Sp.THT-KL

Oleh:Baiq Rizky Arfianti

H1A 011 011

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAMRUMAH SAKIT UMUM PROPINSI NTB

2015

Page 2: Lapsus 2-Rhinitis Alergi

PENDAHULUAN• Rinitis alergi penyakit inflamasi disebabkan oleh

reaksi alergi pd pasien atopi yang sebelumnya sudah tersensitisasi dg alergen yg sama serta dilepaskannya suatu mediator kimia ketika terjadi paparan ulangan dg alergen spesifik tersebut.

• Menurut WHO ARIA (Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma) tahun 2001, rinitis alergi kelainan pada hidung dengan gejala bersin-bersin, rinore, rasa gatal dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar alergen yang diperantarai oleh IgE.

Page 3: Lapsus 2-Rhinitis Alergi

• Rinitis alergi merupakan masalah kesehatan global dengan prevalensi yang terus meningkat. Rinitis alergi mewakili permasalahan kesehatan dunia mengenai sekitar 10 – 25% populasi dunia, dengan peningkatan prevalensi selama dekade terakhir.

• Tingkat keparahan rinitis alergi diklasifikasikan berdasarkan pengaruh penyakit terhadap kualitas hidup seseorang.

Page 4: Lapsus 2-Rhinitis Alergi

TINJAUAN PUSTAKA

Page 5: Lapsus 2-Rhinitis Alergi

Anatomi Hidung

• Hidung terdiri atas:• Hidung luar• Hidung dalam

• Hidung Luar:Hidung luar berbentuk piramid dengan bagian-bagiannya dari atas ke bawah:

• Pangkal hidung ( bridge )• Dorsum nasi• Puncak hidung ( apeks )• Ala nasi• Kolumela• Lubang hidung ( nares anterior )

Page 6: Lapsus 2-Rhinitis Alergi

• Hidung luar dibentuk oleh tulang dan tulang rawan yang dilapisi oleh kulit, jaringan ikat dan beberapa otot yang berfungsi untuk melebarkan atau menyempitkan lubang hidung.

Page 7: Lapsus 2-Rhinitis Alergi

Anatomi Hidung Bagian Dalam

• Nares anterior• Vestibulum nasi• Kavum nasi berbentuk terowongan dari depan ke

belakang, dipisahkan oleh septum nasi dibagian tengahnya• Bagian posterior disebut nares posterior (koana) yang

menghubungkan kavum nasi dengan nasofaring

Page 8: Lapsus 2-Rhinitis Alergi

Fisiologi Hidung

Hidung berfungsi sebagai:1.Fungsi respirasi2.Fungsi penghidu3.Fungsi fonetik 4.Fungsi statik dan mekanik 5.Refleks nasal

Page 9: Lapsus 2-Rhinitis Alergi

Rhinitis Alergi• Definisi

Menurut WHO ARIA (Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma) tahun 2001, rinitis alergi adalah kelainan pada hidung dengan gejala bersin-bersin, rinore, rasa gatal dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar alergen yang diperantarai oleh IgE..

• EpidemiologiMerupakan masalah kesehatan global dengan prevalensi yang terus meningkat. Rinitis alergi mewakili permasalahan kesehatan dunia mengenai sekitar 10 – 25% populasi dunia, dengan peningkatan prevalensi selama dekade terakhir dan mengenai lebih dari 40% populasi. Rinitis alergi merupakan kondisi kronik tersering pada anak dan diperkirakan mempengaruhi 40% anak-anak.

• EtiologiFaktor genetik dan herediter sangat berperan pada rinitis alergi. Penyebab rinitis alergi tersering adalah alergen inhalan pada dewasa dan ingestan pada anak-anak. Pada anak-anak sering disertai gejala alergi lain, seperti urtikaria dan gangguan pencernaan

Page 10: Lapsus 2-Rhinitis Alergi

Cont’

Berdasarkan cara masuknya allergen dibagi atas:1

•Alergen Inhalan, yang masuk bersama dengan udara pernafasan, misalnya debu rumah, tungau, serpihan epitel dari bulu binatang serta jamur. •Alergen Ingestan, yang masuk ke saluran cerna, berupa makanan, misalnya susu, telur, coklat, ikan dan udang. •Alergen Injektan, yang masuk melalui suntikan atau tusukan, misalnya penisilin atau sengatan lebah. •Alergen Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit atau jaringan mukosa, misalnya bahan kosmetik atau perhiasan.

Page 11: Lapsus 2-Rhinitis Alergi

Patogenesis

• Rinitis alergi suatu penyakit inflamasi yang diawali dengan tahap sensitisasi dan diikuti dengan reaksi alergi.

• Reaksi alergi terdiri dari:• Fase Sensitisasi• Reaksi Alergi Fase cepat (RAFC)• Reaksi Alergi Fase Lambat (RAFL)• Hiperreaktive/Hiperresponsif

Page 12: Lapsus 2-Rhinitis Alergi

Cont’

Dengan masuknya antigen asing ke dalam tubuh terjadi reaksi yang secara garis besar terdiri dari:1

•Respon primer Terjadi proses eliminasi &fagositosis Ag, bersifat non spesifik dan dapat berakhir sampai disini. Bila Ag tidak berhasil dihilangkanseluruhnyaberlanjut respon sekunder. •Respon sekunder Reaksi bersifat spesifik, mempunyai 3 kemungkinan: sistem imunitas seluler atau humoral atau keduanya dibangkitkan. •Respon tersier Reaksi imunologik yang terjadi tidak menguntungkan tubuh. Reaksi ini dapat bersifat sementara atau menetap, tergantung dari daya eliminasi Ag oleh tubuh.

Page 13: Lapsus 2-Rhinitis Alergi

Klasifikasi

Page 14: Lapsus 2-Rhinitis Alergi

Gejala Klinis

• Ditandai dengan gejala yaitu :• rinorea, • kongesti hidung, • bersin-bersin, dan • hidung tersumbat disertai gejala tambahan berupa gatal atau rasa

perih pada hidung.• Gatal pada mata, urtikaria, rasa sumbatan pada telinga, gatal pada

palatum, gatal pada tenggorok serta asma dapat menyertainya apabila reaksi alergi terjadi juga pada organ-organ lain. Gejala- gejala tersebut dapat sembuh spontan atau membaik oleh obat

Page 15: Lapsus 2-Rhinitis Alergi

Penegakan diagnosis

• Anamnesis• Pemeriksaan Fisik• Pemeriksaan Penunjang

Page 16: Lapsus 2-Rhinitis Alergi

Cont’

Page 17: Lapsus 2-Rhinitis Alergi

Penatalaksanaan

Page 18: Lapsus 2-Rhinitis Alergi

LAPORAN KASUS

Page 19: Lapsus 2-Rhinitis Alergi

Identitas pasien

• Nama : Ny. DF• Umur : 26 tahun• Jenis kelamin : Perempuan• Alamat : Bertais• No. RM : 12 22 06

Page 20: Lapsus 2-Rhinitis Alergi

Anamnesis

• Keluhan utama : Pilek

• Riwayat penyakit sekarang : Pasien datang ke poli THT dengan keluhan pilek sejak 1 tahun

yang lalu, pilek hampir setiap hari dengan ingus yang encer. Bersin-bersin dikeluhkan setiap hari dan lebih dari kali dalam sehari. Pasien mengeluhkan bahwa jika dingin dapat memperberat keluhan pilek dan bersin-bersinnya bahkan sampai menyebabkan hidung tersumbat. Selain itu, jika banyak debu dapat memicu kumatnya bersin-bersin dan pilek dengan ingus yang encer. Gatal pada hidung juga dirasakan oleh pasien, sakit kepala disangkal. Nyeri tenggorokan dan nyeri menelan disangkal oleh pasien.

Page 21: Lapsus 2-Rhinitis Alergi

Cont’

• Riwayat penyakit dahulu : Riwayat keluhan serupa (+) sejak 1 tahun yang lalu

• Riwayat penyakit keluarga : Pasien menyangkal adanya keluhan yang serupa pada keluarga pasien

 • Riwayat alergi:

Pasien tidak memiliki riwayat alergi makanan dan obat-obatan. Akan tetapi, pasien mengaku alergi pada debu dan suhu dingin.

 • Riwayat pengobatan sebelumnya :

Pasien mengaku tidak pernah pergi berobat

Page 22: Lapsus 2-Rhinitis Alergi

Pemeriksaan Fisik

• Status Generalis• Keadaan umum: Baik• Kesadaran: Compos Mentis• Tanda vital:

―TD : 120/80 mmHg―Nadi : 110 x/menit―Respirasi : 24 x/menit―Temperatur : 36,8oC

Page 23: Lapsus 2-Rhinitis Alergi

• Pemeriksaan telinga

Page 24: Lapsus 2-Rhinitis Alergi

Pemeriksaan hidung

Pemeriksaan Hidung Hidung Kanan Hidung Kiri

Hidung luar Bentuk normal, hiperemi (-), nyeri

tekan (-), deformitas (-), massa (-)

Bentuk normal, hiperemi (-), nyeri tekan

(-), massa (-), deformitaas (-)

Hidung Dalam

Vestibulum nasi Normal, ulkus (-) Normal, Ulkus (-)

Cavum nasi LIvide (-), mukosa pucat (+), edema

(-), hiperemis (-), ulkus (-)

LIvide (-),mukosa pucat (+), edema (-),

hiperemis (-), ulkus (-)

Meatus nasi media Edema (-), sekret (+), massa (-) Edema (-), sekret (+), massa (-)

Konka nasi inferior Livide (+), Edema (+), mukosa

hiperemi (-)

Livide (+), Edema (+), mukosa hiperemi

(-)

Septum nasi Deviasi (-), benda asing (-),

perdarahan (-), ulkus (-)

Deviasi (-), benda asing (-), perdarahan

(-), ulkus (-)

Page 25: Lapsus 2-Rhinitis Alergi

Bibir & mulut Mukosa bibir & mulut basah, berwarna merah muda (N)

Geligi Tidak ada lubang atau tanda infeksi pada gigi rahang atas.

Lidah Tidak ada ulkus, pseudomembrane (-)

Uvula Tidak ada hiperemi (N)

Palatum mole Tidak ada hiperemi, tidak ada kripta (N)

Faring Tidak ada hiperemi, granula, kripta (N), hanya ada dahak

Tonsila palatine Tidak ada hiperemi, tidak ada pembesaran (T1/T1)Pemeriksaan Tenggorokan

Page 26: Lapsus 2-Rhinitis Alergi

Pemeriksaaan Sinus Paranasal

• Nyeri tekan sinus maksilaris dextra dan sinistra (-), nyeri

tekan sinus frontalis dekstra dan sinistra (-).

Page 27: Lapsus 2-Rhinitis Alergi

Diagnosis

• Diagnosis Kerja

Rinitis Alergi

• Diagnosis Banding

Rinitis Vasomotor

Page 28: Lapsus 2-Rhinitis Alergi

Rencana Diagnostik

• Test Alergi

• Eosinophil count

• Pemeriksaan IgE total

• Sitologi hidung

Page 29: Lapsus 2-Rhinitis Alergi

Penatalaksanaan

• Antihistamin

Cetirizine dengan dosis pemberian 10 mg 1 kali/ hari

• Dekongestan hidung

Demacolyn dengan pemberian 3 kali/ hari

Page 30: Lapsus 2-Rhinitis Alergi

Edukasi

• Hindari faktor pencetus (alergen)Pasien disarankan agar menggunakan masker, berhenti merokok, serta sebisa mungkin menghindari paparan terhadap debu dan udara yang terlalu dingin yang diketahui merupakan pemicu alergi

• Pasien dianjurkan istirahat dan minum obat secara teratur

• Menjaga higienitas agar tidak memicu kambuhnya bersin-bersin

• Anjurkan pasien agar menjaga kebersihan lingkungan dan rumah

Page 31: Lapsus 2-Rhinitis Alergi

Prognosis

• Quo ad Vitam : Dubia ad bonam• Quo ad Fungsionam : Dubia ad bonam• Quo ad Sahationam : Dubia ad bonam

Page 32: Lapsus 2-Rhinitis Alergi

PEMBAHASAN

Page 33: Lapsus 2-Rhinitis Alergi

Cont’

• Rinitis merupakan inflamasi pada mukosa hidung. Rinitis alergi ditandai dengan gejala yaitu rinorea, bersin-bersin, hidung tersumbat dan disertai gejala tambahan berupa gatal atau rasa perih pada hidung.

• Berdasarkan hasil anamnesis pasien memiliki keluhan-keluhan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa pasien memiliki trias gejala rinitis yaitu rinorea, bersin-bersin, hidung tersumbat, yang disertai dengan rasa gatal.

Page 34: Lapsus 2-Rhinitis Alergi

Cont’

• Pada pemeriksaan fisik THT didapatkan konka livide, serta edema

pada konka. Tampak mukosa basah, berwarna pucat.

• Dari gejala, tanda dan pemeriksaan fisik yang dilakukan dapat

ditentukan diagnosis kerja pada kasus ini adalah rinitis alergi.

• Terapi ataupun pengobatan pada kondisi ini yang paling penting

adalah menghindari faktor pencetus yang dapat memicu terjadinya

keluhan pada pasien, seperti dingin dan debu

• Selain itu, pasien dapat diberikan terapi medikamentosa berupa

antihistamin dan dekongestan hidung

Page 35: Lapsus 2-Rhinitis Alergi

Daftar Pustaka

• Irawatin N. Rinitis Alergi. Dalam: Soepardi EA, Iskandar N, Ed. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher.Edisi Keenam. Jakarta: FKUI. 2007. H:128-134

• Hilger, PA. Hidung: Anatomi dan Fisiologi Terapan. Dalam: Effendi H, Santoso K, Ed. BOIES Buku Ajar Penyakit THT. Edisi 6. Jakarta: EGC, 1997. H:173-188

• Soetjipto, D. Mangunkusumo, E. Wardani NS. Sumbatan HIdung: Hidung. Dalam: Soepardi EA, Iskandar N, Ed. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Edisi Keenam. Jakarta: FKUI. H:118-122

• Hilger, PA. Penyakit Hidung; Penyakit-Penyakit Radang-Rinitis. Dalam: Effendi H, Santoso K, Ed. BOIES Buku Ajar Penyakit THT. Edisi 6. Jakarta: EGC, 1997. H:206-217

• Sur, DK & Scandale S. Treatment of Allergic Rhinitis. David Geffen School of Medicine, University of California, Los Angeles, California. Vol.81. No.12. Available from http://www.aafp.org/afp/2010/0615/p1440.pdf. 2010 (Accesed: June, 20th 2015)

• Demoly, Pascal et al. Assessment of disease control in allergic rhinitis. Clinical and Translational Allergy 2013:7. Available from http://www.ctajournal.com/content/3/1/7. 2013 (Accesed: June, 20th 2015)

• Quillen, DM. & Feller, DB. Diagnosing Rhinitis: Allergic vs. Nonallergic. University of Florida Family Medicine Residency Program, Gainesville, Florida. Vol. 73, Number 9. Available from http://www.aafp.org/afp/2006/0501/p1583.pdf. 2006. (Accesed: June, 20th 2015)

• Lakhani, N. North, M. Ellis, AK. Clinical Manifestation of Allergic Rhinitis. Allergy & Theraphy. Queen’s University, Kingston, ON, Canada. J Aller Ther S5:007. Available from http://omicsonline.org/. 2012. (Accesed: June, 20th 2015)

•  Global Primary Care Education. Management of Allergic Rhinitis and It’s Impact On Asthma, Pocket Guide, Available from http://www.whiar.org/docs/ARIA_PG_08_View_WM.pdf. 2007. (Accesed: June, 20th 2015)

• Small, P. Kim H. Allergic Rhinitis. Asthma and Clinical Immunology 2011,7 (Suppl 1):S3. Available from http://www.aacijournal.com/content/pdf/1710-1492-7-S1-S3.pdf. 2011. (Accesed: June, 20th 2015)

Page 36: Lapsus 2-Rhinitis Alergi

Terima Kasih