LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA KLINIS ANALISIS BIOKIMIA DARAH Diajukan untuk Memenuhi Tugas Praktikum Biokimia Klinis pada Semester 5 Program Studi Farmasi Angkatan 2013 OLEH Ahmad Hasyim Abbas 1113102000010 Ahmad Wildanul A. 1113102000072 Aisyah 1113102000030 Amalia Rahmatika 1113102000053 Anggi Indah H. 1113102000041 Puspa Novadianti S. 1113102000028 KELAS B PROGRAM STUDI FARMASI
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA KLINIS
ANALISIS BIOKIMIA DARAH
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Praktikum Biokimia Klinis pada Semester 5 Program Studi
Farmasi Angkatan 2013
OLEH
Ahmad Hasyim Abbas 1113102000010
Ahmad Wildanul A. 1113102000072
Aisyah 1113102000030
Amalia Rahmatika 1113102000053
Anggi Indah H. 1113102000041
Puspa Novadianti S. 1113102000028
KELAS B
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
SEPTEMBER/2015
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Uji biokimia sering kali digunakan untuk pemeriksaan laboratorium yang digunakan
untuk menunjang diagnosis suatu penyakit. Pemeriksaan laboratarium juga merupakan ilmu
terapan yang digunakan untuk menganalisa cairan tubuh dan jaringan untuk mendiagnosis
suatu penyakit. Beberapa contoh pemeriksaan laboratorium dilakukan melaui
prosedur pemeriksaan khusus dengan mengambil bahan atau sampel dari pasien, misalnya
darah. Darah merupakan cairan tubuh yang berwarna merah, agak kental dan lengket. Darah
mengalir diseluruh tubuh dan berhubungan langsung dengan sel-sel didalam tubuh. Darah
terbentuk dari beberapa unsur yaitu plasma darah, sel darah merah, sel darah putih dan
kepingdarah. Darah merupakan salah satu bahan uji atau sampel yang diambil dari pasien
untuk mengetahui kondisi kesehatan pasien. Dari sampel darah banyak uji laboratorium yang
dapat dilakukan, misalnya pemeriksaan kadar glukosa darah dan kreatinin dalam darah.
Glukosa merupakan karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai sumber
tenaga bagi manusia.
Kadar glukosa dalam tubuh manusia dapat digunakan untuk memprediksi
metabolisme yang mungkin terjadi dalam sel dengan kandungan gula yang ada. Pemeriksaan
laboratorium terkait pemeriksaan glukosa darah salah satu tujuannya adalah untuk
mengetahui ada tidaknya penyakit diabetes mellitus pada pasien. Pada
umumnya pemeriksaan biokimia darah khususnya glukosa biasanya menggunakan
serum darah sebagai spesimen. Kreatinin merupakan produk sisa dari perombakan kreatinin
fosfat yang terjadi di otot sehingga merupakan zat racun dalam darah.
Kadar kreatinin akan tinggi pada orang yang mengalami gangguan fungsi ginjal.
Sebagian besar kreatinin yang terdapat dalam sirkulasi darah akan dibuang keluar bersama
urin dan tidak diserap kembali kedalam darah. Jumlah kreatinin yang dikeluarkan seseorang
tiap hari bergantung pada masa otot total. Pemeriksaan kreatinin dalam darah merupakan
salah satu parameter yang sangat penting untuk mengetahui fungsi ginjal seorang pasien.
Tinggi rendahnya kadar kreatinin dalam darah digunakan sebagai indikator untuk mengetahui
apakah seseorang dengan gangguan fungsi ginjal memerlukan tindakan hemodialisis atau
tidak.
Kreatinin memiliki batasan normal yang sempit, jika nilai kreatinin seseorang berada
di atas nilai normal, nilai di atas normal inilahyang semakin menunjukkan berkurangnya nilai
fungsi ginjal. Pemilihan metode juga dapat membantu proses pemeriksaan kadar kreatinin
darah. Ada dua metode yang sering digunakan dalam pemeriksaan kadar kreatinin darah,
diantaranya: deproteinasi atau tanpa deproteinasi. Deproteinasi dilakukan dengan tujuan
untuk mengendapkan protein ataupun senyawa kimia lain yang dapat mengganggu dalam
proses pemeriksan. Sedangkan tanpa deproteinasi dilakukan tanpa proses
pengendapanprotein, tetapi pemeriksaan kadar kreatinin darah dilakukan dalam suasana
alkalis dan konsentrasi ditentukan dengan ketepatan waktu pembacaan.
II. Tujuan
A. Untuk pembuatan filtrat darah bebas protein dengan metoda Folin-Wu;
B. untuk mengetahui kadar gula darah dengan metoda Folin-Wu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. Analisis Biokimia Darah
A. Filtrat Darah Bebas Protein
Darah merupakan sample biologis yang biasa digunakan untuk menentukan
kadar atau uji adanya kandungan senyawa tertentu, karena didalamnya ada berbagai
komponenselular seperti sel darah merah, sel darah putih, platelet dan berbagai protein
dan berperan pada proses distribusi dan metabolisme. Protein dalam darah biasanya
akan dihilangkan terlebih dahulu agar tidak mengganggu pembacaan pada proses
analisa. Protein dapat dihilangkan, salah satunya dengan zat pengendap protein seperti
asam tungstat, ammoniumklorida, asam trikloroasetat, asam perkolat, methanol dan
asetonitril yang setelah diendapkan dipisahkan dengan cara menyaring. Sampel darah
yang telah bebas protein bisa digunakan untuk menentukan kadar urea, asam urat,
glukosa, kreatinin asam amino, klorida dan non Protein Nitrogen. Proses penghilangan
protein pada darah salah satunya menggunakan metode Folin Wu. Metode ini
digunakan dalam analisis kuantitatif gula dalam darah. Prinsip pengukuran kadar
glukosa darah dengan metode Folin Wu adalah ion kupri akan direduksi oleh gula
dalam darah menjadi kupro dan mengendap menjadi Cu2O. Penambahan pereaksi
fosfomolibdat akan melarutkan Cu2O dan warna larutan menjadi biru tua, karena ada
oksida Mo. Dengan demikian, banyaknya Cu2O yang terbentuk berhubungan linier
dengan banyaknya glukosa di dalam darah. Filtrat yang berwarna biru tua yang
terbentuk akibat melarutnya Cu2O karena oksida Mo dapat diukur kadar glukosanya
dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 660 nm.
B. Glukosa Darah
1. Definisi Glukosa Darah
Glukosa (suatu glukosa monosakarida) adalah salah satu karbohidrat
terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan.
Glukosa merupakan salah satu hasil utama fotosintesis dan awal bagi respirasi.
Bentuk alami glukosa disebut juga dekstrosa, terutamanya dalam industri panagn.
Glukosa (C6H12O6) memiliki berat molekul 180.18, termasuk dalam heksosa yaitu
monosakarida yang mengandung enam atom karbon (Lehniger, 1982).
Glukosa merupakan sumber tenaga yang terdapat dimana-mana dalam
biologi. Hal itu terjadi karena glukosa dibentuk dari formaldehida pada keadaan
abiotik, sehingga akan mudah tersedia bagi system biokimia primitif. Hal yang
lebih penting bagi organism tingkat atas adalah kecenderungan glukosa,
dibandingkan dengan gula heksosa lainnya, yang tidak mudah bereksi secara
nonspesifik dengan gugus amino suatu protein. Reaksi ini (glikolisasi) mereduksi
atau bahkan merusak fungsi berbagai enzim. (Lehniger, 1982).
Glukosa dibentuk dari senyawa-senyawa glukogenik yang mengalami
glukoneogenesis (Murrat, 2003). Glukogenesis memenuhi kebutuhan akan
glukosa pada saat karbohidrat tidak tersedia dalam jumlah yang cukup dalam
makanan. Pasokan glukosa yang terus-menerus diperlukan sebagai energi,
khususnya bagi sistem syaraf dan eritrosi. Glukosa juga diperlukan didalam
jaringan adiposa sebagai sumber gliserida-gliserol dan mungkin glukosa juga
mempunyai peran didalam mempertahankan kadar intermediet pada siklus asam
sitrat di seluruh jaringan tubuh. Selain itu, glukosa merupakan satu-staunya bahan
bakar yang memasoj energy bagi otot rangka pada keadaan anaerob (Murray,
2003).
Kadar glukosa dalam tubuh makhluk hidup dapt digunakan untuk
memprediksi metabolism yang mungkin terjadi dalam sel dengan kandungan gula
yang tersedia. Jika kandungan 1 glukosa dalam tubuh sangat berlebih maka
glukosa tersebut akan mengalami reaksi katabolisme secara enzimatik untuk
menghasilkan energy. Namun jika kandungan glukosa tersebut di bawah batas
minimum, maka asam piruvat yang dihasilkan dari proses katabolisme bisa
mengalami proses enzimatik secara anabolisme melalui glukogenesis untuk
mensintesis glukosa dan memenuhi kadar normal glukosa dalam darah (Poediadji,
1994).
Glukogenesis adalah proses mengubah prekursor nonkarbohidrat
menjadi glukosa atau glikogen.substrat utamanya adalah asam-asam amino ,
glukogenik, laktat gliserol dan propionat. Hati dan ginjal adalah adalah jaringan
glukoneogenik utama.
Kadar gula darah bervariasi, tergantung status nutrisi. Kadar gula normal
manusia, beberapa jam setelah makan sekitar 80 mg/100 ml darah, tetapi sesaat
sehabis makan meningkat sampai 120 mg/ 100 ml. Glukosa bersama asam lemak
adalah molekul bahan bakar utama pemicu metabolisme makhluk hidup. Organ
pengguna bahan bakar terbanyak adalah hati, otak, otot jantung dan jaringan
adiposa. Mekanisme homeostatik berperan untuk memasukkan glukosa ke dalam
sel dan penggunaanya oleh jaringan tubuh. Bila kadar gula turun, mekanisme
pelepasan gula simpanan glikogen dalam sel (atau dari glukoneogenesis ) terbuka,
sehingga kadar normal tetap terpelihara.
Glukosa terbentuk dari dua kelompok senyawa yang menjalani
glukoneogenesis (1) kelompok yang terlibat dalam perubahan netto langsung
menjadi glukosa, termasuk sebagian besar asam amino dan propionat da (2)
kelompok yang merupakan produk metabolisme glukosa di jaringan. Oleh karena
itu, laktat yang dibentuk oleh glikolisis di otot rangka dan eritrosit, diangkut ke
hati dan ginjal tempat zat ini diubah kembali menjadi glukosa, yang kembali
tersedia melalui sirkulasi untuk oksidasi di jaringan. Proses ini dikenal sebagai
siklus Cori atau siklus asam laktat.
Menurut Villee (1999), bahwa sekresi insulin dan glukagon dikontrol
oleh kadar glukosa dalam darah. Jika kadar glukosa dalam darah naik (seumpama
setelah makan), maka sekresi insulin terangsang dan bekerja untuk
mengembalikan kadar glukosa dalam keadaan normal. Dalam otot rangka insulin
akan meningkatkan pemasokan gukosa ke dalam sel otot yang juga menstimulasi
sintesis glikogen. Dengan demikian simpanan glikogen dalam sel otot meningkat.
Penyerapan asam amino ke dalam hati, otot dan jaringan adipose juga meningkat
setelah makan sebagai respon adanya insulin.
Kadar gula darah sepanjang hari bervariasi dimana akan meningkat
setelah makan dan kembali normal dalam waktu 2 jam. kadar gula darah yang
normal pada pagi hari setelah malam sebelumnya berpuasa adalah 70-110 mg/dl
darah. Kadar gula darah biasanya kurang dari 120-14- mg/dl pada 2 jam setelah
makan atau minum cairan yang mengandung gula maupun karbohidrat lainnya.
2. Masalah Klinis Glukosa Darah
Peningkatan kadar (hyperglycaemia) diabetes mellitus, asidosis