Top Banner

of 33

Laporanpraktikum1dan2 R1!8!24april2013

Oct 12, 2015

Download

Documents

Novia Kristanti

laporan Mikrobiologi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

PENGENALAN ALAT DAN TEKNIK KESELAMATAN KERJA

DAN

PEMBUATAN MEDIA, TEKNIK ASEPTIK, STERILISASI DAN DESINFEKSI

RABU, 24 APRIL 2013

LAPORANMIKROBIOLOGI FARMASI

OLEH :

KELOMPOK R1-81. PUTRI KARTIKA NINGSIH

(122210101105)2. CHANDRANADIA RAKHMADEWI

(122210101110)

3. HARIS RAUDHATUZAKINAH

(122210101111)

4. NOVIA KRISTANTI

(122210101112)

BAGIAN BIOLOGI FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS JEMBER

2013

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangMikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang mikroorganisme yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang untuk meneliti apa saja yang terkandung di dalam mikroorganisme. Dalam meneliti mikroorganisme diperlukan teknik atau cara cara khusus untuk mempelajarinya serta untuk bekerja pada skala laboratorium untuk meneliti mikroorganisme baik sifat maupun karakteristiknya, tentu diperlukan adanya pengenalan alat yang akan digunakan serta mengetahui cara penggunaan alat alat yang berhubungan dengan penelitian unutk memudahkan dalam melakukan penelitian (Dwidjoseputro, 2003).Sebelum melaksanakan suatu percobaan, praktikan harus mengenal alat-alat laboratorium karena penting untuk keselamatan kerja. Alat-alat laboratorium biasanya dapat rusak atau berbahaya jika penggunaannya tidak sesuai dengan prosedur. Oleh karena itu dilakukan pengenalan alat-alat laboratorium agar dapat diketahui cara penggunaan alat tersebut dengan baik dan benar sehingga kesalahan prosedur pemakaian alat dapat diminimalisir sedikit mungkin.Hal ini penting karena pada saat melakukan penelitian akan diperoleh data yang benar. Data-data yang tepat dapat meningkatkan kualitas penelitian seseorang. Selain itu, bahan dan peralatan yang digunakan dalam penelitian harus dalam kondisi steril. Untuk mencapainya, maka diperlukan teknik sterilisasi. Pengertian sterilisasi adalah proses untuk menjadikan peralatan dan bahan-bahan bebas dari semua bentuk kehidupan. Tujuan utamanya supaya sebelum digunakan untuk praktikum terlebih dahulu dimatikan mikroorganisme.Medium merupakan bahan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di atas atau di dalamnya. Sebelum menumbuhkan mikroorganisme, pertama-tama kita harus memahami kebutuhan dasarnya lalu mencoba memformulasikan suatu medium yang memberikan hasil baik.Berdasarkan hal tersebut maka dilakukanlah percobaan ini untuk mengetahui teknik pengenalan, penyiapan dan penggunaan serta fungsi dan prinsip kerja setiap alat laboratorium mikrobiologi. Dan juga untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan dalam praktikum yang dilakukan. Untuk itu perlu mengetahui bagaimana cara memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan kemungkinan terjadi dan juga cuci tangan aseptis yang benar agar tubuh kita steril dari mikroba (bakteri) yang menempel pada tubuh kita saat praktikum. Selanjutnya praktikum ini juga dilakukan untuk menambah pengetahuan tentang cara pembuatan medium dan juga cara menstrilisasikan medium tersebut.1.1 RUMUSAN MASALAH

1.1.1 Pengenalan Alat dan Teknik Keselamatan Kerja

1.1.1.1 Apa saja tata tertib yang harus diperhatikan dalam melakukan praktikum mikrobiologi?

1.1.1.2 Bagaimana cara melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan?

1.1.1.3 Apa saja alat-alat yang dibutuhkan dalam melakukan praktikum mikrobiologi serta apa kegunaannya?

1.1.1.4 Bagaimana cara mencuci tangan dengan baik dan benar?

1.1.2 Pembuatan Media, Teknik Aseptik, Sterilisasi Dandesinfeksi1.1.2.1 Apa saja jenis-jenis medium yang digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba serta bagaimana proses pembuatannya?

1.1.2.2 Bagaimanakah cara melakukan proses sterilisasi dan desinfeksi?1.2 TUJUAN

1.2.1 Pengenalan Alat dan Teknik Keselamatan Kerja

1.2.1.1 Mahasiswa mengenal dan melaksanakan dengan baik tata tertib laboratorium mikrobiologi

1.2.1.2 Mahasiswa mengenal dan dapat melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan

1.2.1.3 Mahasiswa dapat mengenal dan menggunakan alat-alat yang dibutuhkan dalam mikrobiologibeserta kegunaannya

1.2.1.4 Mahasiswa mampu mencuci tangan dengan baik dan benar

1.2.2 Pembuatan Media, Teknik Aseptik, Sterilisasi Dandesinfeksi

1.2.2.1 Mahasiswa mengenal jenis-jenis medium dan proses pembuatannya

1.2.2.2 Mahasiswa memahami proses sterilisasi dan desinfeksi

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengantar Teknik dan Prosedur Dasar MikrobiologiUntuk pemeriksaan mikrobiologi diperlukan peralatan diantaranya sebagai berikut :1. Mikroskop

Mikroskop Cahaya

Pada pemeriksaan mikrobiologis, penggunaan mikroskop cahaya sangatlah penting. Pemeriksaan bakteri secara mikroskopis ada dua cara, yakni :

1) Pemeriksaan bakteri dalam keadaan hidup.Misalnya dengan membuat preparat gantung atau pengamatan menggunakan mikroskop lapangan gelap.2) Pemeriksaan bakteri dalam keadaan mati dengan pengecatan.Misalnya dengan pewarnaan Gram dan Ziehl Nelson.

Pada pemeriksaan bakteri dengan pengecatan yang perlu diperhatikan adalah :

Bentuk sel bakteri

Susunan sel bakteri

Sifat pewarnaan bakteri terhadap pewarnaan tertentu

Struktur tambahan, misalnya spora, kapsul, granula.

Mikroskop Lapangan Gelap

Mikroskop ini digunakan untuk melihat sediaan basah. Bakteri masih hidup sehingga dapat dilihat pergerakannya yang khas. Bakteri tampak terang dengan latar belakang yang gelap.

Mikroskop Elektron

Dengan menggunakan seberkas elektron yang difokuskan dengan magnet maka mikroskop elektron dapat menampakkan partikel-partikel secara terpisah yang terletak kurang dari 0,001 mikrometer satu terhadap yang lain.

Mikroskop Fase

Mekanisme kerja mikroskop adalah kenyataan bahwa gelombang cahaya yang melalui benda-benda tembus cahaya, seperti sel akan keluar lagi dengan fase-fase yang berlainan tergantung kepada sifat bahan yang dilalui.2. AutoclaveAlat ini digunakan untuk mensterilkan bahan / alat / media dengan cara pemanasan basah (moist heat).

3. Hot Air Sterilizer

Alat ini digunakan untuk mensterilkan alat dengan cara pemanasan kering (dry heat).

4. Inkubator

Alat ini digunakan untuk mengeramkan mikroorganisme yang telah ditanam pada media kultur.

5. Inspirator / Koagulator

Alat ini digunakan untuk memadatkan (mengkoagulasikan) dan mensterilkan media yang mengandung protein dengan cara pemanasan basah (moist heat) dimana media tersebut mengandung bahan yang tidak dapat disterilkan dengan autoclave.

6. Refrigerator

Alat ini digunakan untuk :

Menyimpan media steril yang siap pakai agar isi dan mutu media tersebut tidak rusak / berubah

Menyimpan untuk sementara waktu bahan / spesimen yang belum sempat diperiksa agar tidak mengalami perubahan.

Menyimpan cakram antibiotika yang belum dipakai agar tidak berubah

Menyimpan stok mikroorganisme, misalnya : bakteri, jamur dan virus.

1.2 Pembuatan Medium, Sterilisasi dan Desinfeksia) Media KulturDalam pemeriksaan laboratories mikrobiologi penggunaan media sangat penting baik untuk isolasi, identifikasi maupun diferensiasi. Sedangkan media adalah dapat dianggap sebagai kumpulan zat-zat organic maupun non organic yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri dengan syarat-syarat tertentu, yaitu meliputi :

1. Susunan makanan

2. Tekanan osmose

3. Derajat keasaman (pH)4. Temperatur

5. Sterilitasib) SterilisasiSterilisasi dalam mikrobiologi merupakan proses penghilangan semua jenis organisme hidup, dalam hal ini adalah mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri, mycoplasma, virus) yang terdapat pada/di dalam suatu benda. Proses ini melibatkan aplikasi biocidal agent atau proses fisik dengan tujuan untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme.

Adapun metode sterilisasi adalah sebagai berikut :

1. Sterilisasi dengan cara fisika. Pemanasan Air dan uap adalah media panas yang baik. Dalam waktu relatif singkat, alat yang akan disterilkan akan mencapai suhu yang diinginkan. Udara adalah penyalur panas yang kurang baik. Oleh karena itu, untuk mecapai suhu yang diinginkan akan membutuhkan waktu yang cukup lama.1) Panas keringCara ini untuk membunuh mikroba hanya memakai udara panas kering yang tinggi. Sterilisasi panas kering dibedakan atas :a. Panas membaraDengan jalan menaruh benda yang akan di sterilkan dalam nyala api bunsen sampai merah membara. Alat yang disterilkan yaitu sengkelit, jarum, ujung pinset dan ujung gunting.b. Melidah apikanDengan melewatkan benda dalam api bunsen, namun tidak sampai menyala terbakar. Alat yang disterilkan yaitu scalpel, kaca benda, mulut tabung dan mulut botol.c. Udara keringOven merupakan ciri umum yang dimaksud. Alat ini terbuat dari kotak logam, udara yang terddapat di dalamnya mendapat udara panas melalui panas dari nyala listrik. Alat yang disterilkan yaitu tabung reaksi, cawan petri, pipet, scalpel dari logam, gunting dan botol. Pemanasan satu jam dengann temperatur 160oC dianggap cukup.2) Panas BasahYang dimaksud panas basah adalah pemansan menggunakan air atau uap air. Uap air adalah media penyalur panas yang terbaik dan terkuat daya penetrasinya. Panas basah mematikan mikroba. Oleh karena koagulasi dan denaturasi enzim dan protein protoplasma mikroba. Untuk mematikan spora diperlukan panas basah selama 15 menit pada suhu 121oC. Sterilisasi panas basah dapat dibedakan atas tiga golongan yaitu:a. Panas basah 100oCSterilisasi dengan cara ini hasilnya mutlak steril, sehingga biasa dipergunakan di rumah sakit dan laboratorium besar. Cara ini menggunakan tangki yang diisi dengan uap air yang disebut autoclave. Alat yang disterilkan adalah alat dari kaca, kain kasa, media pembenihan, cairan injeksi, dan bahan makanan.b. Filtrasi / PenyaringanPenyaringan dilakukan dengan mengalirka larutan melalui suatu alat penyaringan yang memiliki pori pori cukup kecil. Untuk menahan mikroorganisme dengan ukuran tertentu. Saringan yang umum digunakan tidak dapat menyaring virus. Penyaringan dilakukan dengan untuk mensterilkan cairan yang tidak tahan terhadap pemanasan dengan suhu tinggi seperti : serum, larutan yang mengandung enzim, toksin kuman, ekstrak sel, antibiotik dan asam amino.

c. Radiasi / PenyinaranMikroorganisme dapat dibunuh dengan penyinaran yang memakai sinar ultrraviolet yang panjang gelombangnya antara 220 290 nm. Radiasi paling efektif adalah 253,7 nm. Sinar matahari langsung mengandung sinar ultraviolet 290 nm, sehingga sinar matahari adalah sinar yang bersifat bakterida yang baik.

2. Sterilisasi Dengan Cara KimiaZat kimia yang dapat digunakan untuk sterilisasi dapat berwujud :a) Gas : Ozon, formaldehyde, ethylene oxide gasb) Larutan : deterjen, yodium, alcohol, peroksida fenol, formalin, AgNO3dan merkurokloridSterilisasi dengan cara kimia antara lain dengan disenfektan. Daya kerja antimikroba disenfektan ditentukan oleh konsenntrasi, waktu dan suhu. Beberapa contoh desinfektan yang digunakan antara lain : Desinfektan lingkungan misalnya :1) Untuk permukaan meja : lisol 5%, formalin 4% dan alcohol.2) Untuk di udara : natrium hipoklorit 1%, lisol 5% atau senyawa fenol lain3) Desinfektan kulit atau luka : dicuci denngan air sabun, providon yodium dan etil alkohol 70%.

3. Sterilisasi Secara Mekanik

Filter BakteriCara kerja dari sterilisasi ini berbeda dari metode lainnya karena sterilisasi ini menghilangkan mikroorganisme melalui penyaringan dan tidak menghancurkan mikroorganisme tersebut. Penghilangan mikroorganisme secara fisik melalui penyaring dengan matriks pori ukuran kecil yang tidak membiarkan mikroorganisme untuk dapat melaluinya. Cara sterilisasi ini untuk produk berupa cairan yang dapat disaring atau bahan yang tidak tahan terhadap panas dan tidak dapat disterilkan dengan cara sterilisasi lain. Teknologi tinggi membran filtrasi meningkatkan penggunaan sterilisasi filtrasi, khusunya jika digunakan berpasangan dengan sistem proses aseptik.

Keefektifan sterilisasi filtrasi dapat merupakan fungsimagnitudedari beban mikroorganisme, selama tersumbat pada penyaring dapt terjadi pada konsentrasi yang tinggi dari mikroorganisme. Tekanan, laju aliran, dan karakteristik dari peenyaring adalah parameter yang harus dikontrol untuk mencapai sterilisasi pada produk yang dapat diprediksi dan reproduksibel. Ukuran nominal pori penyaring 0,2 m atau kurang dan penyaring dibuat dari berbagai jenis bahan seperti selulosa asetat, selulosa nitrat, florokarbonat, polimer akrilik, polikarbonat, poliester, polivinil klorida, vinil, nilon, politef, dan berbagai tipe bahan lain termasuk memban logam.

Larutan dapat dibebaskan dari organisme vegetatif dan spora bakteri dengan melalui filter bakteri, filter bakteri tidak membebaskan larutan dari virus. Bagaimanapun alat ini tidak mengurangi jumlah dan adanya virus, secara prinsip oleh adsorbsi pada dinding filter dan penghilangan partikel besar dari bahan yang mengandung virus.

Sterilisasi dengan filter bakteri digunakan untuk larutan farmasetik atau bahan biologi yang tidak diefektifkan oleh panas. Berbeda dengan metode filtrasi lain, filter bakteri ditujukan untuk filtrasi bebas bakteri. Metode sterilisasi ini membutuhkan penggunaan teknik aseptik yang benar. Sediaan obat yang disterilkan dengan metode ini dibutuhkan yang mengandung bahan, bakteristatik, kecuali dinyatakan lain. Larutan yang ditujukan untuk injeksi intratekal atau merupakan larutan dosis tunggal intravena dengan volume lebih dari 15 ml, tidak boleh ditambahkan bahan bakterisida. Paraffin cair dan minyak lain, tidak disterilkan dengan metode ini karena dapat meningkatkan permeabilitas dari filter bakteri. Untuk membuat larutan bebas dari bakteri dan steril, filter dengan berbagai tipe digunakan. Tipe ini termasuk filter yang terbuat dari silikon murni (diatomaccus atau klesegurh), porcelin, asbes dan gelas fritled. Karena alat-alat ini mudah dibersihkan filter seitz yang menggunakan lapisan asbes dan filter-glass mungkin lebih berguna untuk farmasis.

Filter seitzBagian dari filter ini dibuat dari bahan asbestos yang dijepit pada dasar wadah besi. Keuntungan utama dari filter seitz adalah lapisan filter dapat dibuang setelah digunakan dan untuk masalah ini pembersihannya berkurang. Efisiensi dari filter ini tergantung pada pengembangan serat dan lapisan filter oleh air. Karena larutan alkohol pekat tidak mengembang, filter ini tidak digunakan untuk mensterilkan larutan yang mengandung alcohol dengan jumlah besar. Filter ini mampu dengan kapasitas volume dari 30 ml hingga lebih 100 ml. Kerugian pertama dari filter ini cenderung memberikan komponen magnesium pada filtrat. Bahan alkalin ini dapat menyebabkan pengendapan dari alkaloid bebas dari garamnya dan dapat menginaktifkan bahwa yang sensitiv seperti insulin, ekstrak pituitary, epinefrin, dan apomorphin. Filter SwinnySebuah adaptasi dari filter seitz, filter swinny mempunyai adaptor khusus yaitu terdiri dari lapisan asbes, bersama dengan layer dan pencuci. Keutamaan untuk digunakan filter swinny di bungkus dengan kertas dan autoklaf. Bagian yang dipotong dihubungkan pada spoit werlock dan cairan dimasukkan ke potongan asbes dengan menggunakan tekanan pada sal spoit.

Filter Fritted-GlassFilter Sintered Fritted-Glass dapat dihancurkan oleh kandungan dalam serbuk, tombol bulat dari gelas digabungkan bersama dengan penggunaan panas untuk menempatkan ukuran dari bentuk potongan. Permeabilitas dari filter berbanding lurus dengan berkembangnya ukuran. Setelah potongan dibentuk, potongan disegel dengan pemanasan didalam gelas pirex seperti corong Buchner.

Filter Berkefeld dan MandlerMandler terbuat dari tanah silika murni, asbestos dan kalsium sulfat. Berkefeld disusun juga dari tanah silika murni. Masing-masing filter bermuatan negatif. Tersedia dalam beberapa prioritas berdasarkan permeabilitasnya ke dalam air dalam Bekerfeld atau Mandler.

Filter SelasFilter ini secara kimia, menjadi resistensi terhadap semua larutan yang tidak menyerang silika. Karena masing-masing partikel meliputi filter semata-mata bersama selama proses manufaktur, ada bahaya kecil partikel-partikel dari filter jauh dalam larutan.

Filter Candles-Pasteur-ChamberlandAda pemanasan dengan Bekerfeld tetapi dibuat dari pori porselen tak berkaca dengan pori kecil yang menghasilkan filtrasi lambat.c) DisenfektanDisenfeksi merupakan proses pembunuhan atau penghilangan mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit. Agen disinfeksi adalah disinfektan, yang biasanya merupakan zat kimiawi dan digunakan untuk objek-objek tak hidup. Disenfeksi tidak menjamin objek menjadi steril karena spora viable dan beberapa mikroorganisme tetap dapat tersisa.BAB III

METODE KERJA

Subbab 1 : Pengenalan Alat Dan Teknik Keselamatan Kerja

3.1 Mikroskop Medan Terang3.1.1 Perbesaran Lemah

Letakkan mikroskop dihadapan meja pada jarak sedemikian rupa dari tepi meja sehingga mudah untuk dilakukan pengamatan

(

Lensa objektif 10X ditempatkan pada kedudukan seporos dengan lensa okuler.

(

Tubus diturunkan menggunakan makrometer sampai terhenti.

(

Amati melalui okuler dan aturlah masuknya cahaya (kondensor/diafragma) sehingga diperoleh pemandangan yang paling terang.

(

Letakkan spesimen atau preparat pada meja benda.

(

Naikkan tubus perlahan-lahan dengan makrometer hingga diperoleh bayangan objek yang diamati, selanjutnya atur mikrometer hingga didapatkan bayangan yang jelas.

3.1.2 Perbesaran Sedang

Secara garis besar cara kerja sama dengan cara perbesaran lemah.

(

Objektifnya memakai lensa objektif 44X.

(Cahaya yang masuk diatur dengan kondensor dan diafragma.

(

Mikrometer digunakan untuk mendapatkan objek yang sebaik mungkin.

3.1.3 Perbesaran Kuat.

Secara umum langkah kerjanya sama dengan cara perbesaran sedang.

(

Lensa objektifnya memakai lensa objektif 100X.

(

Gelas objek ditetesi dengan minyak imersi.

(

Tubus diturunkan dengan hati-hati sampai hampir menyentuh gelas objek hingga ruangan antara objektif dan gelas penutup tertutup minyak imersi.

(

Tubus diatur sedemikian rupa hingga diperoleh bayangan objek yang paling jelas.

(Selesai menggunakan mikroskop maka lensa objektif dibersihkan dengan kertas xylol (dalam kertas lemas)

3.2 Mikroskop Elektron Pemayar (SEM)

Nyalakan dekstop SEM hingga dalam keadaan stabil dimana lampu indikator vakum sudah tidak berkedip lagi.

(

Nonaktifkan fungsi vakum dengan menekan tombol on/off vakum sampai indikator Air menyala.

(

Tempatkan spesimen pada holder yang sudah diberi carbo tape dan kondisikan kering serta setipis mungkin.

(

Kalibrasikan tinggi holder dengan kalibratornya.

(

Tempatkan holder didekstop lalu tutup.

(

Pada laptop, klik Run untuk mulai menjalankan proses vakum hingga spesimen siap diamati.

(

Lakukan perbesaran secara bertahap melalui aplikasi di laptop.

(

Posisi spesimen diatur secara manual melalu tombol-radio yang ada pada dekstop.

(

Simpan gambar sesuai kebutuhan.

3.3 Cuci Tangan Aseptik

Tuangkan cairan antiseptik ke telapak tangan

kira-kira sebanyak 5 ml (satu sendok teh penuh).

(

Gosoklah cairan tersebut dengan kedua telapak tangan.

(

Gosoklah sela-sela jari punggung tangan dengan telapak tangan secara bergantian.

(

Lanjutkan menggosok dengan posisi jari jemari kedua tangan mengait.

(

Berikutnya ibu jari digosok secara bergantian.

(

Pertemukan ujung-ujung jari di satu tangan (seperti paruh burung) dan gosokkan ke telapak tangan yang lain secara bergantian.

(

Gosoklah kedua tangan secara menyeluruh dan bergantian.

Subbab 2 : Pembuatan Medium, Sterilisasi, dan Desinfektan.3.1 Pembuatan Medium Padat

3.1.1 Penyiapan Medium

Ambillah bahan medium nutrient agar (NA). Perhatikan formula atau petunjuk pembuatannya.

(

Timbanglah medium NA sekian gram untuk dilarutkan dalam 250 ml aquades.

(

Masukkan aquades tersebut ke dalam elrlenmeyer 500 ml kemudian didihkan selama 15 menit diatas hotplate atau kompor.

(

Selama pendidihan, tambahkan NA sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga homogen.

(

Siapkan 2 cawan petri dan 4 tabung reaksi untuk setiap kelompok.

(

Tuangkan 10 ml medium NA ke dalam 2 tabung reaksi dan 5 ml ke dalam 2 tabung reaksi yang lain. Hal ini harus dilakukan sebelum medium NA mengental dan menjadi dingin.

(

Sumbatlah semua tabung reaksi dengan kapas.

(

Sterilkan dalam autoklaf pada 121 C selama 15 menit.

3.1.2 Pembuatan Medium Agar Cawan Dan Medium Agar Miring

Setelah dikeluarkan dari autoklaf, letakkanlah tabung-tabung reaksi yang memuat 10 ml

medium ke dalam penangas air bersuhu 50 C. dan biarkan selama 5 menit.

(

Ambillah tabung reaksi yang berisi 5 ml medium dan langsung letakkan tabung tersebut

pada papan miring hingga memadat dan menjadi dingin.

(

Ambillah tabung yang berisi 10 ml medium dan tuangkan satu per satu ke dalam cawan

petri steril secara aseptik. Pastikan seluruh permukaan cawan tertutup rata oleh medium.

(

Biarkan medium tersebut menjadi dingin dan memadat.

(

Tunggulah selama 24 jam. Apabila medium tetap bersih dan tidak ditumbuhi bakteri atau

jamur maka medium tersebut bisa dipakai.

3.2 Sterilisasi Bahan dan Alat3.2.1 Sterilisasi Panas Basah

Pelajarilah alat sterilisasi uap (autoklaf) yang disediakan beserta bagian-bagiannya.

(

Siapkan tabung-tabung reaksi berisi medium yang telah dikemas sedemikian rupa. Perhatikan

cara pengemasannya.

(

Tuangkan aquades secukupnya ke dalam autoklaf.

(

Tatalah bahan atau wadah yang akan disterilisasi sedemikian sehingga tersedia ruang bebas

untuk gerak uap air.

(

Tutuplah autoklaf dengan benar.

(

Atur suhu sterilisasi pada 121 C. selama 15 menit.

(

Jalankan autoklaf.

(

Pada akhir proses, matikan pemanasan dan tunggu hingga tekanan dalam autoklaf menjadi

Nol.

(Amati lama proses mulai dari awal menjalankan alat hingga pendinginan.

3.2.2 Sterilisasi Panas Kering

Perhatikan oven yang tersedia dan pelajari bagian-bagiannya.

(

Siapkan peralatan gelas yang hendak disterilisasi hingga dikemas dengan baik.

(

Masukkan peralatan tersebut ke dalam oven dan tempatkan secara merata.

(

Tutuplah oven dengan baik.

(

Atur temperatur sterilisasi pada 170 C.selama 1 jam.

(

Jalankan oven.

(

Pada akhir proses, matikan pemanasan dan tunggu hingga oven menjadi dingin.

(

Amati lama proses mulai dari awal menjalankan alat hingga pendinginan.

3.2.3 Desinfeksi

Siapkan lempeng agar dan bagi ke dalam 4 sektor atau kuadran.

(

Remas-remaslah jari jemari dan telapak tangan kiri atau tangan kanan kemudian biarkan

dalam posisi terbuka.

(Ambil lidi kapas steril dan usapkan pada telapak tangan lalu oleskan pada sektor I dari

permukaan agar.

(Cuci ibu jari tangan dengan sabun biasa dan air, kemudian ulangi langkah ke-2 pada

permukaan sektor II.

(Cuci jari telunjuk dengan sabun antiseptik dan air, selanjutnya ulangi langkah ke-2 pada

permukaan sektor III.

(Cuci jari kelingking dengan larutan alkohol 70%, lalu ulangi langkah ke-2 pada permukaan

sektor IV.

(

Inkubasikan lempeng agar pada suhu 37 C selama 24 jam.

BAB IVHASIL

Hasil Pengamatan

No.MEDIAKETERANGAN

1.MEDIA AGAR CAWAN I (10ml)Tidak terkontaminasI

2.MEDIA AGAR CAWAN II (10ml)Tidak terkontaminasi

3.MEDIA AGAR MIRING (5ml)Tidak terkontaminasi

Pada hasil praktikum kelompok kami , media yang telah kami buat yaitu meliputi media agar cawan I yang berisi 10 ml agar, media agar cawan II yang berisi 10 ml agar dan media agar miring yang berisi 5 ml agar, semua bebas kontaminan. Yang berarti semua media yang kami buat tidak terkontaminasi. Hal ini mungkin terjadi karena pada saat praktikum tahapan-tahapan yang kami lakukan sangat hati-hati. Seperti halnya saat penuangan larutan agar kedalam tabung reaksi dan pada petridisk.

BAB V

PEMBAHASAN

A. Pengantar Teknik dan Prosedur Dasar MikrobiologiPada saat bekerja di laboratorium, keamanan dan pengamanan alat perlu dijaga agar tidak membahayakan praktikan pada saat bekerja. Beberapa hal yang penting dalam keamanan dan pengamanan kerja di laboratorium harus sudah disampaikan kepada praktikan secara tertulis yang biasanya tertera pada buku panduan praktikum atau di laboratorium. Terjadinya kecelakaan di laboratorium mungkin karena hal-hal berikut:1. Kurang pengetahuan dan pemahaman terhadap alat/bahan yang digunakan.2. Kurang penjelasan dari dosen.3. Melanggar/tidak memperhatikan instruksi.Selama bekerja di laboratorium, faktor disiplin sangat perlu diperhatikan. Disiplin yang baik merupakan faktor yang penting dalam memelihara keselamatan kerja di laboratorium. Pencegahan lebih penting daripada pemeliharaan setelah terjadi kecelakaan. Salah satu tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan adalah penyusunan tata tertib laboratorium.Tata tertib penting untuk menjaga kelancaran dan keselamatan kerja di laboratorium. Setiap pemakai laboratorium hendaknya mematuhi tata tertib yang telah disusun. Selain tata tertib, ada beberapa peringatan yang perlu diperhatikan, sebagai upaya untuk mencegah terjadinya berbagai kecelakaan di laboratorium. Seperti halnya berikut ini :1. Aturlah tempat bekerja serapi mungkin, hindarkan lorong yang sesak, kertas yang tersebar dimana-mana. Zat kimia, kotak obat, bahan-bahan lain jangan disimpan terlalu tinggi sehingga menyebabkan terjadinya kecelakaan. 2. Setiap personel yang mengadakan kegiatan laboratorium harus mengetahui tempat dan cara penggunaan perlengkapan darurat seperti PPPK, pemadam kebakaran, dan pencuci mata.

3. Gunakan alat pelindung yang tepat ketika suatu percobaan dilakukan.

4. Sebelum percobaan dilakukan, telitilah terlebih dahulu kemungkinan bahaya yang dapat terjadi, berhati-hatilah bekerja agar kecelakaan tidak terjadi.

5. Berikan peringatan yang jelas, jika suatu kegiatan dapat menimbulkan bahaya.

6. Sediakan tempat pembuangan khusus untuk cairan, kaca, sobekan kain, kertas dan lainnya.

7. Tekankan agar siswa tetap tenang, meskipun terjadi kecelakaan, dan segera melapor jika ada yang terluka.Disiplin mematuhi segala ketentuan yang ada merupakan modal dasar untuk menjaga keselamatan dan keamanan laboratorium. Disiplin di laboratorium perlu lebih diketatkan daripada disiplin dalam ruang kelas, karena di laboratorium, selain kita bekerja dengan alat-alat yang mungkin berbahaya, kita juga bekerja dengan bahan-bahan yang berbahaya. Selain disiplin, pengetahuan pendidik akan alat/bahan praktik serta pengetahuan akan eksperimen yang dilakukan di laboratorium adalah penting bagi usaha untuk menjaga keselamatan kerja dan keamanan laboratorium. Dengan pengetahuan itu pendidik akan mengetahui: bahan-bahan mana yang berbahaya dan perlu penanganan dengan hati-hati, dan bahaya apa yang mungkin dapat ditimbulkan oleh suatu eksperimen.Hal-hal yang berbahaya tersebut antara lain adalah:

1. Luka, yang mungkin disebabkan oleh benda yang tajam, pecahan kaca, atau luka bakar

2. Tertelan zat yang beracun,

3. Pingsan, disebabkan karena menghirup gas yang beracun,

4. Terkena kejutan listrik,

5. Kebakaran, yang disebabkan oleh hasil percobaan atau sebab yang lain.Bahaya atau kecelakaan yang mungkin terjadi dalam laboratorium di atas dapat dihilangkan atau dikurangi terjadinya jika fasilitas laboratorium mencukupi kebutuhan.Misalnya:

1. Laboratorium cukup luas atau tidak sempit agar tidak berdesakan di dalamnya,

2. Terdapat lorong-lorong yang cukup lebarnya untuk lalu lalang para pekerja di laboratorium,

3. Ventilasi cukup, sirkulasi udara baik,

4. Paling tidak mempunyai dua buah pintu keluar dan dapat dikunci dengan baik,

5. Pipa air, pipa gas, dan kabel listrik dalam keadaan baik dan teratur pemasangannya,

6. Menggunakan kabel listrik yang besarnya sesuai dengan arus yang melaluinya,

7. Stopkontak tidak tersembunyi dan mudah diraih,

8. Tersedianya fasilitas air yang cukup dalam laboratorium,

9. Tersedianya tempat uang cukup[ untuk menyimpan alat dan bahan,

10. Tersedianya kotak PPPK dan alat/bahan untuk memadamkan kebakaran.

Keamanan dan Pengamanan Kerja Laboratorium1. Rencanakan percobaan yang akan dilakukan sebelum memulai praktikum.

2. Sediakanlah alat-alat yang akan dipakai di atas meja. Alat-alat yang tidak digunakan sebaiknya disimpan didalam almari supaya tidak mengganggu dalam bekerja.

3. Gunakan peralatan kerja seperti masker, jas laboratorium untuk melindungi pakaian dan sepatu tertutup untuk melindungi kaki.

4. Zat yang akan dianalisis disimpan dalam tempat tertutup agar tidak kena kotoran yang mempersulit analisis.

5. Dilarang memakai perhiasan yang dapat rusak karena bahan kimia.

6. Dilarang memakai sandal atau sepatu terbuka atau sepatu berhak tinggi.

7. Hindari kontak langsung dengan bahan kimia.

8. Hindari menghisap langsung uap bahan kimia, tetapi kipaslah uap tersebut dengan tangan ke muka anda.

9. Dilarang mencicipi atau mencium bahan kimia kecuali ada perintah khusus.

10. Bahan kimia dapat bereaksi langsung dengan kulit menimbulkan iritasi (pedih atau gatal).

11. Baca label bahan Kimia sekurang-kurangnya dua kali untuk menghindari kesalahan.

12. Pindahkan sesuai dengan jumlah yang diperlukan, jangan menggunakan bahan Kimia secara berlebihan.

13. Jangan mengembalikan bahan Kimia ke dalam botol semula untuk mencegah kontaminasi.

14. Biasakanlah mencuci tangan dengan sabun dan air bersih terutama setelah melakukan praktikum.

15. Bila kulit terkena bahan kimia, janganlah digaruk agar tidak tersebar.

16. Dilarang makan, minum dan merokok di laboratorium.

17. Jagalah kebersihan meja praktikum, apabila meja praktikum basah segera keringkan dengan lap.

18. Hindarkan dari api bahan-bahan yang mudah terbakar seperti eter, kloroform, dsb.

19. Hati-hati dalam menggunakan bahan-bahan yang dapat menimbulkan luka bakar, misalnya asam-asam pekat (H2SO4, HNO3, HCl), basa-basa kuat (KOH, NaOH, dan NH4OH), dan oksidator kuat (air brom, iod, senyawa klor, permanganat).

20. Percobaan dengan penguapan menggunakan asam-asam kuat dan menghasilkan gas-gas beracun dilakukan di almari asam.

21. Jangan memanaskan zat dalam gelas ukur/labu ukur.

22. Menetralkan asam/basa

Asam pada pakaian: dengan amonia encer

Basa pada pakaian: dengan asam cuka encer, kemudian amonia encer

Asam/basa pada meja/lantai: dicuci dengan air yang banyak

Asam, basa, dan zat-zat yang merusak kulit: dicuci dengan air, kemudian diberi vaseline.

23. Bila terjadi kecelakaan yang berkaitan dengan bahan kimia, laporkan segera pada dosen atau asisten jaga.Pada saat akan melakukan suatu percobaan atau praktikum, pastinya terdapat tujuan-tujuan praktikum yang akan dicapai. Persiapan dan dokumentasi merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang tercapainya suatu tujuan dalam praktikum. Hal ini dilakukan agar memperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan praktikum dan dapat mempermudah kita dalam mempelajarinya kembali, mulai dari yang dilakukan sebelum, saat, dan setelah bekerja di laboratorium.Hal yang harus kita lakukan saat akan melakukan dokumentasi hasil-hasil observasi adalah mencatat semua informasi yang berhubungan dengan observasi yang kita lakukan dari berbagai sumber, seperti dari dosen, asisten dosen, berbagai refrensi dan juga peserta observasi. Selain mencatat, agar lebih mudah, kita bisa merekam segala informasi yang kita dapatkan saat observasi. Mendokumentasikan hasil-hasil observasi juga bisa dilakukan dengan mengambil gambar dari alat dan bahan yang dibutuhkan, cara kerja yang dilakukan dan hasil-hasil observasi itu sendiri.Contoh alat-alat yang biasa digunakan pada saat di laboratorium mikrobiologi adalah sebagai berikut :1. Tabung reaksi

Digunakan sebagai tempat media pertumbuhan atau penampungan cairan lainnya seperti pelarut dalam pengenceran. Tabung reaksi dipilih karena bentuknya yang vertikal (bandingkan dengan cawan petri) sehingga mempermudah penanganan dan menghemat tempat penyimpanan.2. Erlenmeyer

Labu erlenmeyer berfungsi untuk menampung larutan atau cairan. Labu Erlenmeyer dapat digunakan untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan komposisi media, menampung akuades, membuat pelarut, kultivasi mikroba dalam kultur cair, dll.3. Gelas ukur

Berguna untuk mengukur volume suatu cairan.4. Pipet

Pipet adalah selongsongan tabung yang berfungsi untuk mentransfer cairan.5. Cawan petri

Cawan petri terbuat dari gelas dan berfungsi sebagai tempat pembiakan mikroorganisme.6. Buret

Untuk memindahkan suatu zat dalam volume besar.7. Neraca analitik

Timbangan / neraca analitik adalah alat untuk mengetahui berat / massa suatu bahan.8. pH meter

pH meter berguna untuk mengukur/mengetahui pH suatu larutan. Hal ini sangat penting dalam pembuatan media karena pH pada media berpengaruh terhadap petumbuhan mikroba.9. Mikroskop

Mikroskop adalah alat berlensa yang digunakan untuk melihat objek kecil yang sukar dibedakan jika dilihat dengan mata telanjang.10. Autoclave

Autoclaveadalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan.Setelah melakukan suatu percobaan atau praktikum, hendaknya praktikan mencuci tangannya. Namun mencuci tangan tidak boleh di waskom meskipun air di waskom mengandung antiseptik. Hal itu tidak efektif jika digunakan bersama-sama. Karena mikroba yang ada pada tangan orang satu, bisa menyebar ke tangan orang lain yang ikut mencuci tangan di waskom tersebut. Karena air merupakan media yang baik bagi mikroba untuk berkembang.Ketika mencuci tangan dengan air dan bantuan sabun saja tidak cukup, dibutuhkan lagi sabun yang memilki kandungan antiseptik yang akrab di pasaran dengan istilah sabun antiseptik. Kelebihan dari sabun yang mengandung antiseptik adalah kemampuannya membunuh bakteri dan mikroorganisme yang ada pada permukaan kulit kita ketika mandi.Kandungan antiseptik sendiri tidak melulu hadir di pasaran dalam format sabun, terdapat juga produk-produk cairan antiseptik yang dewasa ini beredar yang menyediakan kelebihan membersihkan tangan secara instan tanpa bantuan air dan sabun.Dalam kandungannya, cairan antiseptik tersebut memiliki kandungan utama pembasmi mikroorganisme alkohol. Alkohol Alkohol bekerja sebagai antiseptik dengan cara merusak dinding sel bakteri. Alkohol memiliki spektrum yang baik untuk kuman gram positif, gram negatif, basil tuberkulosis, jamur dan virus termasuk RSV (respiratory syncytial virus), virus hepatitis A, B dan HIV. Dengan konsentrasi yang tepat maka alkohol menghasilkan efek yang cepat dan secara nyata menurunkan jumlah mikroba merugikan di kulit.

Pada dasarnya ada 3 jenis alkohol yang sering digunakan sebagai antiseptik yaitu:1. Ethyl alcohol (Ethanol)2. N-Propyl alcohol3. Isopropyl alcohol Ketiga jenis alkohol tsb hanya memiliki sedikit perbedaan dalam efek antimikroba. Senyawa Iodineadalah salah satu antiseptik tertua yang masih dipakai. Cairan ini cukup aman dan dapat bekerja secara cepat namun jarang digunakan untuk mencuci tangan. Setelah digunakan harus dihilangkan/dibilas dari kulit setelah mengering karena jika dibiarkan dapat menyebabkan terjadinya iritasi kulit. Klorheksidin glukonatBekerja dengan merusak dinding bakteri (bakterisidal). Karena tidak bersifat iritatif larutan ini seringkali digunakan untuk antiseptik tangan dan kulit daerah operasi. Heksaklorofenyaitu suatu larutan deterjen yang bekerja dengan cara merusak dinding bakteri (baktersidal). Pada konsentrasi rendah bekerja dengan cara menghambat enzim bakteri (bakteriostatik). Heksaklorofen sering digunakan sebagai larutan pencuci tangan sebelum tindakan operasi. Tidak boleh digunakan pada kulit yang terluka. tidak digunakan lagi sebagai pembersih tangan .

Iodoforadalah kombinasi antara yodium dengan povidone (Povidone Iodine). Kombinasi ini meningkatkan kelarutan yodium. Efek antimikroba dari iodofor menyerupai yodium. Triclosan (Irgasan)Bekerja dengan merusak dinding bakteri (bakterisidal). Memiliki efek antibakteri gram positif dan negatif, namun tidak jelas untuk virus dan jamur. Seringkali digunakan dalam sabun mandi untuk membunuh bakteri yang dapat menyebabkan bau badan. Dapat membunuh baik bakteri yang merugikan maupun yang baik. Saat ini dilaporkan angka resistensi bakteri yang merugikan terhadap triclosan meningkat.

Adapun tahapan atau aturan dalam mencuci tangan dengan cairan antiseptik. Aturan tersebut akan dijelaskan pada gambar sebagai berikut :

B. Pembuatan Medium, Sterilisasi dan Desinfeksi

Syarat syarat yang harus dipenuhi dalam pembuatan medium untuk menumbuhkan mikroba adalah kesterilan medium, wadah dan alat-alat yang digunakan dalam praktikum, juga kesterilan dari praktikan itu sendiri.Terdapat perbedaan pada nutrient agar dan nutrient broth yang kita gunakan pada praktikum kali ini. Perbedaan tersebut tampak berdasarkan fisiknya, yaitu :-Medium Padat (Agar) Medium ini diberi agar, sehingga pada suhu kamar medium mengeras.Contoh : Nutrient Agar-Medium Cair (Broth) Medium ini tidak diberi agar sehingga bentuknya cair.Contoh : Nutrient Broth.Adapun syarat yang harus dipenuhi yaitu medium-medium tersebut yang telah disterilkan harus diinkubasi terlebih dahulu. Agar medium yang telah disterilisasi tetap steril meskipun tidak digunakan langsung dalam proses praktikum. Juga untuk menghilangkan mikroba-mikroba yang tersisa.Tujuan penggunaan medium agar cawan dan medium agar miring karna media agar cawan dan media agar miring memiliki luas permukaan yang lebih luas, diharapkan bisa membantu observator dalam mengobservasi bakteri/mikroba yang terdapat pada sampel lebih jelas dan lebih terlihat perkembangan yang terjadi dari bakteri/mikroba, baik adanya kontaminasi ataupun tidak terkontaminasi.Sterilisasi adalah proses yang dilakukan untuk mencapai keadaan steril. Secara umum sterilisasi dapat dilakukan dengan beberapa metode yaitu sterilisasi panas kering, basah, penyaringan, kimiawi dan sebagainya. Pada praktikum sterilisasi alat-alat laboratorium hanya digunakan dua metode sterilisasi yaitu :1. Sterilisasi basah

Sterilisasi basah adalah metode sterilisasi dengan uap air bertekanan. Alat yang digunakan ketika sterilisasi dengan metode ini menggunakan autoklaf manual dan autoklaf elektrik. Prinsip kerja dari alat ini cukup sederhana. Autoklaf diisi dengan air secukupnya dan semua alat-alat yang akan disterilkan seperti tabung reaksi, spoid, labu erlemeyer, ose, dimasukkan kedalamnya. Sebelum ditutup, semua alat perlu disusun dengan baik untuk menghindari alat-alat gelas pecah sewaktu proses sterilisasi berlangsung yang disebabkan oleh tekanan dari uap air. Proses berikutnya adalah menutup autoklaf dengan memutar setiap sekrup dari arah berlawanan dengan kuat hingga tidak terdapat lagi celah untuk keluarnya uap air yang dihasilkan saat pemanasan berlangsung. Langkah terakhir adalah memanaskan autoklaf tersebut dengan nyala api hingga menghasilkan uap air jenuh bertekanan pada suhu 121oC selama 15 menit. Setelah selesai autoklaf didiamkan terlebih dahulu beberapa menit. Apabila autoklaf telah dingin, sekrup dan baut pengunci dapat dibuka dan semua alat-alat yang sudah steril dapat dikeluarkan satu persatu. Adapun untuk sterilisasi menggunakan autoklaf elektrik terlebih dahulu air dengan takaran yang telah ditentukan dimasukkan kedalamnya kemudian alat-alat yang akan disterilkan seperti labu Erlemeyer dan gelas ukur. Suhu, tekanan, dan waktu yang dibutuhkan diseting sesuai kebutuhan. Biasanya proses sterilisasi menggunakan autoklaf elektrik berlangsung sekitar 15 menit dengan suhu 121 0C. Sterilisasi basah dapat digunakan untuk mensterilkan bahan apa saja yang dapat ditembus uap air dan tidak rusak bila dipanaskan dengan suhu yang berkisar antara 110 oC dan 121 oC.

2. Sterilisasi kering

Sterilisasi kering merupakan sterilisasi dengan udara panas. Alat yang digunakan adalah oven. Cara ini umum dilakukan untuk mensterilkan peralatan gelas seperti cawan petri, tabung reaksi, dan alat-alat gelas lainnya. Prinsip kerja dari alat ini lebih sederhana yaitu pintu oven dibuka dan semua alat-alat yang akan disterilkan disusun rapi. Setelah itu pintu oven ditutup, suhu diseting pada angka 160-180oC selama 1-2 jam. Keuntungan dari pemanasan kering adalah tidak adanya uap air yang membasahi bahan atau alat yang disterilkan.Terdapat perbedaan antara desinfektan dan antiseptik. Berikut akan diuraikan perbedaan tersebut, yakni : Desinfektan

Desinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, juga untuk membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya. Desinfektan digunakan untu membunuh mikroorganisme pada benda mati.Desinfeksi membunuh mikroorganime penyebab penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan jalan membunuh mikroorganisme pathogen. Desinfeksi dilakukan apabila sterilisasi sudah tidak mungkin dikerjakan, meliputi penghancuran dan pemusnahan mikroorganisme patogen yang ada tanpa tindakan khusus untuk mencegah kembalinya mikroorganisme tersebut. 10 kriteria desinfektan dikatakan ideal yaitu :1. Bekerja dengan cepat untuk menginaktivasi mikroorganisme pada suhu kamar2. Aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan organik, pH, temperatur dan kelembaban3. Tidak toksik pada hewan dan manusia4. Tidak bersifat korosif5. Tidak berwarna dan meninggalkan noda6. Tidak berbau/ baunya disenangi7. Bersifat biodegradable/ mudah diurai8. Larutan stabil9. Mudah digunakan dan ekonomis10. Aktivitas berspektrum luasVariable dalam desinfektan dapat berupa :

1. Konsentrasi (Kadar)Konsentrasi yang digunakan akan bergantung kepada bahan yang akan didesinfeksi dan pada organisme yang akan dihancurkan.2. WaktuWaktu yang diperlukan mungkin dipengaruhi oleh banyak variable.3. SuhuPeningkatan suhu mempercepat laju reaksi kimia.4. Keadaan Medium SekelilingpH medium dan adanya benda asing mungkin dapat sangat mempengaruhi proses desinfeksi.Cara kerja desinfektansia berdasarkan proses-prosesnya adalah sebagai berikut:1. denaturasi protein mikroorganisme, yakni perubahan strukturnya hingga sifat-sifat khasnya hilang.2. pengendapan protein dalam protoplasma (zat-zat halogen, fenol, alkohol, dan garam logam).3. oksidasi protein (oksidansia).4. mengganggu sistem dan proses enzim (zat-zat halogen, alkohol, dan garam-garam logam).modifikasi dinding sel dan atau membran sitoplasma (desinfektansia dengan aktivitas permukaan). AntiseptikAntiseptic adalah zat yang dapat menghambat atau menghancurkan mikroorganisme pada jaringan hidup, sedang desinfektan digunakan pada benda mati.desinfektan dapat juga digunakan sebagai antiseptic atau sebaliknya tergantung dari toksistasnya.

Antiseptic adalah substansi kimia yang dipakai pada selaput lender untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme dengan menghalangi atau merusaknya. Sedangkan desinfektan, pada dasarnya sama, namun istilah ini disediankan untuk digunakan pada benda-benda mati. Beberapa antiseptic merupakan germisida, yaitu mampu membunuh mikroba, dan ada pula yang hanya mencegah atau menunda pertumbuhan mikroba tersebut. Antibacterial adalah antiseptic yang hanya dapat dipakai melawan bakteri. Antiseptic dapat digunakan untuk :

1. Disinfeksi tangan: menjadi pengganti atau menyempurnakan membasuh tangan dengan air. Tenaga medis dan paramedis harusmelakukan disinfeksi tangan dengan antiseptik sebelum dan sesudah melakukan tindakan medis.2. Disinfeksi pra-tindakan: antiseptik diterapkan ke lokasi tindakan untuk mengurangi flora kulit.3. Disinfeksi membran mukosa: irigasi antiseptik dapat ditanamkan ke dalam uretra, kandung kemih atau vagina untuk mengobatiinfeksi atau membersihkan rongga sebelum kateterisasi.4. Disinfeksi mulut dan tenggorokan: Obat kumur antiseptik dapat digunakan untuk mencegah dan mengobatiinfeksi mulut dan tenggorokan.Cara kerja antiseptic adalah sebagai berikut :a. Penginaktifan enzim tertentu.Penginaktifan enzim tertentu adalah mekanisme umum dari senyawa antiseptika, seperti turunan aldehid, etilen oksida. Aldehida dan etilen oksid bekerja dengan mengalkilasi secara langsung gugus nukleofil seperti gugus gugus amino, karboksil, hidroksil, fenol dan tiol dari protein sel bakteri.

b. Denaturasi proteinTurunan alkohol, turunan fenol bekerja sebagai antiseptik dengan cara denaturasi dan koagulasi protein sel bakteri. Senyawa alkohol dapat menimbulkan denaturasi protein sel bakteri dan proses tersebut memerlukan air. Hal ini ditunjang oleh fakta bahwa alkohol absolut, yang tidak mengandung air, mempunyai aktivitas antibakteri jauh lebih rendah disbanding alkohol yang mengandung air. Selain itu turunan alkohol juga menghambat sistem fosforilasi dan efeknya terlihat jelas pada mitokondria, yaitu pada hubungan substrat nikotinamid adenine nukleotida (NAD). Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri melalui proses absorbsi yang melibatkan ikatan hidrogen. Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein fenol dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami peruraian, diikuti penetrasi fenol ke dalam sel menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein. Pada kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel membran mengalami lisis.

c. Mengubah permeabilitasTurunan fenol dapat mengubah permeabilitas membran sel bakteri, sehingga menimbulkan kebocoran konstituen sel yang esensial dan mengakibatkan bakteri mengalami kematian.d. Interkalasi ke dalam ADNBeberapa zat warna, seperti turunan trifenilmetan dan akridin, bekerja sebagai antibakteri dengan mengikat secara kuat asam nukleat, menghambat sintesis ADN dan menyebabkan perubahan kerangka mutasi pada sintesis protein. Turunan trifenil metan seperti gentian violet adalah kation aktif, dapat berkompetisi dengan ikatan hidrogen membentuk kompleks yang tak terionisasi dengan gugus bermuatan negatif dari konstituen sel, terjadi pemblokan proses biologis yang penting untuk kehidupan bakteri sehingga bakteri mengalami kematian.e. Pembentukan kelatBeberapa turunan fenol seperti heksaklorofen dan oksikuinolin, dapat membentuk kelat dengan ion Fe danCu, kemudian bentuk kelat tersebut dialihkan ke dalam sel bakteri. Kadar yang tinggi dari ion ion logam didalam sel menyebabkan gangguan fungsi enzim enzim sehingga mikroorganisme mengalami kematian.Macam-Macam Desinfektan Dan Antiseptik1. Garam Logam Berat Garam dari beberapa logam berat seperti air raksa dan perak dalam jumlah yang kecil saja dapat membunuh bakteri, yang disebut oligodinamik. 2. Zat Perwarna Zat perwarna tertentu untuk pewarnaan bakteri mempunyai daya bakteriostatis. 3. Klor dan senyawa klor Klor banyak digunakan untuk sterilisasi air minum. klor dengan kapur/dengan natrium banyak dipakai untuk mencuci alat-alat makan dan minum.4. Fenol dan senyawa-senyawa lain yang sejenis Larutan fenol 2 4% berguna sebagai desinfektan. Kresol atau kreolin lebih baik khasiatnya dari pada fenol. Lisol ialah desinfektan yang berupa campuran sabun dengan kresol, lisol lebih banyak digunakan dari pada desinfektan-desinfektan yang lain. Karbol ialah nama lain untuk fenol. Seringkali orang mencampurkan bau-bauan yang sedap. 5. KresolDestilasi destruktif batu bara berakibat produksi bukan saja fenol tetapi juga beberapa senyawa yang dikenal sebagai kresol. Kresol efektif sebagai bakterisida, dan kerjanya tidak banyak dirusak oleh adanya bahan organic. Namun, agen ini menimbulkan iritasi (gangguan) pada jaringan hidup dan oleh karena itu digunakan terutama sebagai disinfektan untuk benda mati. Satu persen lisol (kresol dicampur dengan sabun) telah digunakan pada kulit, tetapi konsentrasi yang lebih tinggi tidak dapat ditolerir.1. AlkoholSementara etil alcohol mungkin yang paling biasa digunakan, isoprofil dan benzyl alcohol juga antiseptic. Benzyl alcohol biasa digunakan terutama karena efek preservatifnya (sebagai pengawet).

2. FormaldehidaFormaldehida adalah disinfektan yang baik apabila digunakan sebagai gas. Agen ini sangat efektif di daerah tertutup sebagai bakterisida dan fungisida. Dalam larutan cair sekitar 37%, formaldehida dikenal sebagai formalin.3. Etilen Oksida Jika digunakan sebagi gas atau cairan, etilen oksida merupakan agen pembunuh bakteri, spora, jamur dan virus yang sangat efektif. Sifat penting yang membuat senyawa ini menjadi germisida yang berharga adalah kemampuannya untuk menembus ke dalam dan melalui pada dasarnya substansi yang manapun yang tidak tertutup rapat-rapat.

4. Hidogen Peroksida Agen ini mempunyai sifat antseptiknya yang sedang, karena kemampuannya mengoksidasi

5. BetapropiolaktonSubstansi ini mempunyai banyak sifat yang sama dengan etilen oksida. Agen ini mematikan spora dalam konsentrasi yang tidak jauh lebih besar daripada yang diperlukan untuk mematikan bakteri vegetatif.

6. Hidogen Peroksida Agen ini mempunyai sifat antseptiknya yang sedang, karena kemampuannya mengoksidasi.

7. BetapropiolaktonSubstansi ini mempunyai banyak sifat yang sama dengan etilen oksida. Agen ini mematikan spora dalam konsentrasi yang tidak jauh lebih besar daripada yang diperlukan untuk mematikan bakteri vegetatif.

8. Senyawa Amonium Kuaterner Kelompok ini terdiri atas sejumlah besar senyawa yang empat subtituennya mengandung karbon, terikat secara kovalen pada.

9. Sabun dan Detergen Sabun bertindak terutama sebagai agen akti-permukaan; yaitu menurunkan tegangan permukaan atom nitrogen.

10. Sulfonamida Sejak 1937 banyak digunakan persenyawaan-persenyawaan yang mengandung belerang sebagai penghambat pertumbuhan bakteri dan lagipula tidak merusak jaringan manusia. Terutama bangsa kokus seperti Sterptococcus yang mengganggu tenggorokan, Pneumococcus, Gonococcus, dan Meningococcus sangat peka terhadap sulfonamide.

11. Antibiotik Antibiotik ialah zat-zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme, dan zat-zat itu dalam jumlah yang sedikit pun mempunyai daya penghambat kegiatan mikroorganisme yang lain.BAB VI

KESIMPULAN

Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang mikroorganisme yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang untuk meneliti apa saja yang terkandung di dalam mikroorganisme. Dalam meneliti mikroorganisme diperlukan teknik atau cara cara khusus untuk mempelajarinya serta untuk bekerja pada skala laboratorium untuk meneliti mikroorganisme baik sifat maupun karakteristiknya, tentu diperlukan adanya pengenalan alat yang akan digunakan serta mengetahui cara penggunaan alat alat yang berhubungan dengan penelitian unutk memudahkan dalam melakukan penelitian.Media adalah tempat di mana mikroorganisme dapat tumbuh dan di dalamnya terdapat nutrisi makanan untuk pertumbuhan mikroorganisme tersebut. Media dikelompokkan menjadi dua, yaitu media biasa dan media khusus. Nutrisi dari suatu mikroorganisme amat beragam, namun kebutuhan akan nutrisi pada dasarnya sama yaitu air, sumber energi, zat hara sebagai karbon, nitrogen, sulfur, phospat oksigen, hidrogen, mineral dan faktor tumbuh yaitu berupa asam amino, pigmen atau nukleusida. Media umumnya berfungsi untuk mengisolasi mikroba, memperbanyak mikroba, pengujian sifat fisiologi, dan untuk perhitungan jumlah mikroba.Biakan adalah medium yang mengandung organism hidup. Medium itu mengandung zat-zat makanan untuk bakteri. Berbagai resep ramuan untuk membuat media telah dibuat untuk memungkinkan untuk tumbuhan jenis-jenis tertentu. Medium pilihan dan diferensial bermanfaat untuk memisahka berbagai jenis. Pembiakan adalah proses memperbanyak mikroorganisme melalui penyedian lingkungan yang sesuai. Mikroorganisme yang sedang tumbuh membuat reflika dirinya, membutuhkan adanya elemen, dalam komposisi kimia mereka. Nutrisi harus menyediakan elemen ini dalam bentuk yang mudah di metabolisme.Desinfektan didefinisikan sebagai bahan kimia atau pengaruh fisika yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, juga untuk membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya. Sedangkan antiseptik didefinisikan sebagai bahan kimia yang dapat menghambat atau membunuh pertumbuhan jasad renik seperti bakteri, jamur dan lain-lain pada jaringan hidup. Bahan desinfektan dapat digunakan untuk proses desinfeksi tangan, lantai, ruangan, peralatan danpakaian.

Pada dasarnya ada persamaan jenis bahan kimia yang digunakan sebagai antiseptik dan desinfektan. Tetapi tidak semua bahan desinfektan adalah bahan antiseptik karena adanya batasan dalam penggunaan antiseptik. Antiseptik tersebut harus memiliki sifat tidak merusak jaringan tubuh atau tidak bersifat keras. Terkadang penambahan bahan desinfektan juga dijadikan sebagai salah satu cara dalam proses sterilisasi, yaitu proses pembebasan kuman. Tetapi pada kenyataannya tidak semua bahan desinfektan dapat berfungsi sebagai bahan dalam proses sterilisasi.

Beberapa teknik yang digunakan sebelum proses pembuatan media :

1.Sterilisasi Sterilisasi dalam mikrobiologi berarti membebaskan tiap benda atau substansi dari semua kehidupan dalam bentuk apapun. Untuk tujuan mikrobiologi dalam usaha mendapatkan keadaan steril, mikroorganisme dapat dimatikan setempat (in situ) oleh panas (kalor), gas-gas seperti formaldehide, etilenoksida atau betapriolakton oleh bermacam-macam larutan kimia; oleh sinar lembayung ultra atau sinar gamma. Mikroorganisme juga dapat disingkirkan secara mekanik oleh sentrifugasi kecepatan tinggi atau oleh filtrasi.

2.Disinfeksi Disinfeksi berarti mematikan atau menyingkirkan organisme yang dapat menyebabkan infeksi. Meskipun dengan melakukan disinfeksi dapat tercapai keadaan steril, namun tidak seharusnya terkandung anti sterilisasi. Disinfeksi biasanya dilaksanakan dengan menggunakan zat-zat kimia seperti fenol, formaldehide, klor, iodium atau sublimat. Pada susu, disinfeksi (bukan sterilisasi) dilakukan dengan pasteurisasi. Pada umumnya disinfeksi dimaksudkan untuk mematikan sel-sel vegetatif yang lebih sensitif tetapi bukan spora-spora yang tahan panas.

3.Desinfektan Disinfektan adalah bahan yang digunakan untuk melaksanakan disinfeksi. Seringkali sebagai sinonim digunakan istilah antiseptik, tetapi pengertian disinfeksi dan disifektan biasanya ditujukan terhadap benda-benda mati, seperti lantai, piring, pakaian.

4.Antiseptika Antiseptika pada umumnya dimaksudkan bahan-bahan yang mematikan atau menghambat mikroorganisme, khususnya yang berkontak dengan tubuh tanpa mengakibatkan kerusakan besar pada jaringan. Untuk digunakan sebagai antiseptika, kebanyakan disinfektan terlalu dekstruktif terhadap jaringan.

5.Bakteriostatika Bakteriostatika, istilah ini mengandung arti mempunyai sifat menghambat multiplikasi, akan tetapi bila zat penghambat itu telah dihilangkan, maka multiplikasi dilanjutkan kembali.

6.Bakterisida Bakterisida adalah setiap zat atau agen yang dapat membunuh atau memusnahkan bakteri. Contoh yang lazim meliputi beberapa antibiotika, antiseptika, dan disinfektan.

7.Asepsis Dalam arti sempit asepsis menunjukkan pada keadaan dimana tidak adanya mikroorganisme dalam jaringan hidup atau dengan kata lain tidak ada sepsis (pembusukan). Tetapi istilah asepsis biasanya digunakan untuk teknik pengerjaan dalam menghindarkan adanya mikroorganisme yang tidak dikehendaki terdapat dalam lingkungan pengamatan itu.Sterilisasi merupakan metode praktis yang dirancang untuk membersihkan dari mikroorganisme atau sengaja untuk menghambat pertumbuhannya yang nyata dari kepentingan dasar dibanyak keadaan. Jenis dari mikroorganisme sangat berbeda dalam kelemahannya terdapat berbagai macam agen antimikroba dan lebih banyak lagi, efek yang praktis dari agen ini pada adanya keadaan nyata yang sangat besar dipengaruhi oleh keadaan sekitar. Banyak yang akan bertahan, contohnya, pada cuaca tertentu organisme memiliki kulit, pada beberapa tubuh zat cair atau pada udara, Air, makanan, kotoran, atau ruangan berdebu. Caranya harus dirubah, oleh karena itu, dengan masalah nyata. Hal ini tidak mungkin, bagaimanapun pada garis besarnya tentunya prinsip dasar digarisbawahi pada umumnya digunakan cara untuk memusnahkan dan mengontrol kehidupan mikroba.

DAFTAR PUSTAKAAzimah nayla.2013.mikrobiologi pangan sterilisasi alat. http://naynutrisi.blogspot.com/2013/03/mikrobiologi-pangan-sterilisasi-alat.html (diakses pada tanggal 23 April 2013)Pratiwi Sylvia T. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta:Erlangga

Suswanti Eny dkk. 2010. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi . Jember. Ali, Alimuddin.2005. Mikrobiologi Dasar Jilid 1. Makassar: State University of Makassar Press.Day, R.A. Jr. and A.L. Underwood. 1998.Kimia Analisis Kuantitatif. Edisi Revisi, Terjemahan R. Soendoro dkk. . Jakarta : Erlangga.Dwidjoseputro, D.2003.Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan.Hardioetomo, Ratna Siri. 1983.Mikrobiologi dalam Praktek. Bogor : IPB-Press.

Rohman, Taifiqur. 1998.Penanganan Bahan Kimia Dengan Alat Gelas Kimia Serta Penanganan Korban Akibat Kontak Dengan Bahan Kimia. Makalah Seminar Pada Pelatihan Dosen Biokimia. Banjarbaru.Anonim1. 1994. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran edisi revisi. Jakarta: Bina Rupa Aksara.Setyabudy, R., dan Gan V.N.S. 1995. Pengantar Antimikrobiologi Dalam Farmakologi dan Terapi Edisi IV. Jakarta: Fakultas KedokteranUniversitas Indonesia.Siswandono dan Soekardjo B. 2000. Kimia Medisinal. Surabaya: Airlangga University Press.