Top Banner
BAB I DASAR TEORI 1.1 Dasar teori Pengukuran tanda-tanda vital sudah menjadi keharusan bagi seorang tenaga medis sebelum melakukan perawatan bagi pasien. Pengukuran tanda- tanda vital sangat diperlukan untuk pemeriksaan sebagian besar fungsi dasar tubuh. Tanda-tanda vital utama meliputi empat tanda utama, yaitu Tekanan Darah, Denyut Nadi (kecepatan, irama, kualitas), Pernafasan (kecepatan,kedalaman, dan irama), Suhu tubuh dan Berat Badan (BB) serta Tinggi Badan (TB), 1.2 Teori Dasar Pengukuran Tekanan Darah Tekanan darah adalah daya dorong darah ke semua arah pada seluruh permukaan yang tertutup; yaitu, pada dinding bagian dalam jantung dan pembuluh darah (Sloane, Ethel). Pada dasarnya cara pengukuran tekanan darah ada 2 macam, yaitu: 1. Cara langsung Merupakan cara pengukuran yang paling tepat untuk menentukan tekanan darah yaitu dengan menggunakan jarum atau kanula yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah untuk dihubungkan dengan manometer 2. Cara Tak Langsung 1
29

Laporan Vital Sign

Oct 28, 2015

Download

Documents

Berisikan laporan Praktikum Fisiologis mengenai Pengukuran Denyut nadi, frekuensi nafas dan pengukuran suhu tubuh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan Vital Sign

BAB I

DASAR TEORI

1.1 Dasar teori

Pengukuran tanda-tanda vital sudah menjadi keharusan bagi seorang

tenaga medis sebelum melakukan perawatan bagi pasien. Pengukuran tanda-

tanda vital sangat diperlukan untuk pemeriksaan sebagian besar fungsi dasar

tubuh. Tanda-tanda vital utama meliputi empat tanda utama, yaitu Tekanan

Darah, Denyut Nadi (kecepatan, irama, kualitas), Pernafasan

(kecepatan,kedalaman, dan irama), Suhu tubuh dan Berat Badan (BB) serta

Tinggi Badan (TB),

1.2 Teori Dasar Pengukuran Tekanan Darah

Tekanan darah adalah daya dorong darah ke semua arah pada seluruh

permukaan yang tertutup; yaitu, pada dinding bagian dalam jantung dan

pembuluh darah (Sloane, Ethel). Pada dasarnya cara pengukuran tekanan

darah ada 2 macam, yaitu:

1. Cara langsung

Merupakan cara pengukuran yang paling tepat untuk menentukan

tekanan darah yaitu dengan menggunakan jarum atau kanula yang

dimasukkan ke dalam pembuluh darah untuk dihubungkan dengan

manometer

2. Cara Tak Langsung

Menggunakan alat manometer. Macam manometer bermacam-macam

seperti : tensimeter terbuka (tensimeter air raksa); tensimeter tertutup

(Sphygmomanometer / tensimeter pegas); tensimeter pegas / elektrik.

Tensimeter terdiri dari menset hawa, pompa karet, skrup, klep dan

manometer air raksa (manometer terbuka) atau manometer aneroid

(manometer tertutup). Selain cara tersebut, cara pengukuran tidak

langsung dapat pula digunakan tensimeter elektronik/digital, yang

dapat dipasang dip aha,lengan atas,pergelangan tangan, kepala atau di

jari tangan.

1

Page 2: Laporan Vital Sign

Lazimnya pengukuran dilakukan pada A. Brachialis pada lengan

atau A. Femoralis pada tungkai atas. Panjang manset disyaratkan

selebar kira-kira 2-3 lingkar bagian tersebut. Teknik pengukuran

dengan manometer ada dua cara, yaitu:

1. Palpasi, hanya dapat menentukan systole

2. Auskultasi dengan bantuan alat stetoskop. Dengan cara ini dapat

diukur tekanan systole maupun diastole. Sedang pada tensimeter

elektronik, selain dapat mengukur systole dan diastole juga dapat

mengukur kontraksi jantung atau denyut nadi.

Tekanan systole dihasilkan oleh dinding pembuluh darah setiap

kali jantung kontraksi, dan mempompanya kedalam pembuluh darah.

Tekanan diastole adalah tekanan paling rendah ketika jantung istirahat

dan sedang terjadi pengisian darah. Satuan darah adalah mmHg

(millimeter air raksa). Seorang tidak dapat mengukur tekanan

darahnya sendiri kecuali menggunakan tensimeter elektronik

Klasifikasi Tekanan Darah Pada Orang Dewasa:

Kategori Sistole Diastole

Hipotensi < 90 mmHg < 60 mmHg

Optimal < 120 mmHg < 80 mmHg

Normal < 130 mmHg <85 mmHg

Normal Tinggi 130-139 mmHg 85-89 mmHg

Stadium 1

(hipertensi ringan)140-159 mmHg 90-99 mmHg

Stadium 2

(hipertensi sedang)160-179 mmHg 100-109 mmHg

Stadium 3

(hipertensi berat)180-209 mmHg 110-119 mmHg

Stadium 4

(hipertensi sangat berat)≥ 210 mmHg ≥120 mmHg

2

Page 3: Laporan Vital Sign

Tekanan darah dapat berbeda dari nilai normal, tergantung keadaan faal

tertentu atau kelainan patologonis, seperti shock, gangguan faal ginjal, trauma

kapitis tumor adrenal dan lain-lain. Keadaan tekanan darah ryang lebih

rendah dari normal disebut Hipotensi. Sedangkan tekanan darah yang lebih

tinggi disebut Hipertensi. Tekanan darah normal dewasa muda adalah 120/80

mmHg. Nilai tekanan darah normal ini dapat dirubah sesuai dengan

perjalanan usia. Diagnose hipertensi pada umumnya ditegakkan setelah

dilakukan pengukuran secara berulang selama beberapa hari.

1.3 Teori Dasar Denyut Nadi (Heart Rate)

Denyut nadi adalah jumlah kontraksi jantung permenit. Pemeriksaan

denyut nadi meliputi irama dan kontraksinya. Denyut nadi pada dewasa muda

normal adalah 60-100 kali per menit. Pengukuran yang paling tepat untuk

denyut nadi adalah di A. karotis dan A. brakhialis karena lebih dekat dengan

aorta sehingga lebih kecil disortasinya. Denyut nadi ini dapat meningkat saat

berolah raga, sakit, trauma dan emosi. Wanita berumur 12 tahun ke atas pada

umumnya memiliki denyut nadi lebih cepat dari laki-laki. Olahragawan pada

saat istirahat dapat memiliki denyut mendekati 40 kali permenit. Keadaan ini

dianggap normal untuk olahragawan.

1.4 Teori Dasar Frekuensi Nafas

Respirasi/pernafasan adalah jumlah pernafasan / inspirasi permenit.

Pernafasan pada umumnya mempunyai kecepatan yang lebih rendah dan

tidak teratur dibandingkan denyut nadi, oleh karena itu penghitungan

frekuensi nafas hendaknya dilakukan dalam 1 menit untuk menghindari

kesalahan. Selain kecepatan/frekuensi nafas, dalam pemeriksaan nafas

hendaknya diperhatikan pola-pola pernafasan (dada,perut,mulut,hidung),

usaha nafas (berikatan dengan ada sumbatan atau tidak), penggunaan otot-

otot tambahan, dan volume nafas (pendek/panjang/dalam). Pengukuran

dilakukan ketika orang coba dalam keadaan istirahat, dengan menghitung

berapa kali jumlah dada terangkat per menit. Jumlah respirasi normal pada

orang dewasa adalah 15-20 kali per menit ketikan istirahat. Kecepatan

3

Page 4: Laporan Vital Sign

respirasi dapat meningkat pada kondisi demam, sakit atau kondisi kesehatan

lain.

1.5 Teori Dasar Suhu Tubuh

Suhu tubuh setiap bagian tubuh berbeda. Suhu pada tubuh bagian dalam

adalah yang paling tinggi, dn semakin keluar semakin rendah. Selain itu, suhu

tubuh dapat terjadi variasi dalam sehari, yaitu mencapai 0,6ᵒc (1ᵒF),tertinggi

pada jam 08.00-11.00 dan terendah pada jam 04.00-06.00 pagi. Selain itu,

suhu seseorang dapat bervariasi tergantung pada jenis kelamin, aktivitas yang

baru dilakukan, konsumsi makanan dan minuman, saat siklus menstruasi, dll.

Secara normal suhu tubuh manusia adalah 36,5ᵒc (97,8ᵒF)-37,2ᵒc (99ᵒF)

sesuai dengan the American medical association.

Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai

berikut:

1. Melalui Oral / Mulut

2. Melalui Rektal / Anus

3. Melalui Aksial / Ketiak

4. Melalui Telinga

Suhu tubuh ini dapat berubah semakin tinggi atau semakin rendah.

Perubahan suhu yang semakin tinggi dapat disebabkan karena demam.

Demam adalah suhu tubuh yang diatas normal. Hal ini disebabkan karena

adanya abnormal proses dalam tubuh. Perbedaan suhu tubuh ini sangat

tergantung pada macam penyakit yang mempengaruhinya. Sedang, perubahan

ke suhu lebih rendah disebut Hipotemia.

4

Page 5: Laporan Vital Sign

1.6 Teori Dasar BB dan TB

Pengukuran fisik TB dan BB sangat diperlukan dalam memperoleh

informasi tambahan yang menegakkan diagnosis, terutama yang berkaitan

dengan hormonal metabolic. Pemeriksaan TB harus dilakukan dengan posisi

berdiri. BB seringkali diperbandingkan dengan BB ideal.

BB ideal wanita / pria

BB ideal maks wanita / pria: TB-110

BB ideal min wanita / pria: BB ideal maks – (BB ideal maks x 10%)

Indeks Masa Tubuh (IMT)

BB (kg)/TB2 (m2)

5

Page 6: Laporan Vital Sign

BAB II

HASIL PERCOBAAN

2.1 Pengukuran Tekanan Darah

Ora

ngParameter

Sphygmomanometer Arenoid Digital

I II III rerata I II III rerata I II III rerata

Ke-

1

Tangan

kanan

1

0

8/

6

4

1

0

8/

6

8

10

6/6

0

107,3/6

4

10

6/6

4

1

0

2/

6

4

10

6/6

7

104,6

7/65

1

0

8/

6

8

1

0

1/

6

5

10

0/

60

103/64

Tangan

Kiri

1

0

0/

6

4

1

0

2/

6

0

10

6/6

4

102,7/6

2,7

10

6/6

6

1

0

7/

6

4

10

7/6

6

106,6

7/

65,3

1

0

0/

6

5

1

0

9/

6

5

10

9/

62

106/64

Ke-

2

Tangan

kanan

1

0

0/

8

6

1

0

4/

7

8

10

6/7

4

103/77,

3

10

6/6

8

1

0

4/

6

4

10

6/6

4

105,3/

65,3

1

0

7/

7

2

9

7/

6

6

99/

65

101/67,

7

Tangan

Kiri

1

0

4/

7

0

1

1

0/

7

0

10

8/7

4

107/71,

3

10

4/6

8

1

0

8/

7

2

10

2/7

4

104,6

7/

71,3

1

0

0/

7

6

1

0

7/

6

3

10

6/

68

104,3/6

9

6

Page 7: Laporan Vital Sign

2.2 Pengaruh Sikap Tubuh

Ora

ngParameter

Berbaring Duduk Berdiri

I II III rerata I II III rerata I II III rerata

Ke-

1

Tangan

kanan

9

8/

5

3

9

7/

5

5

97/

5797,3/55

10

6/6

4

1

0

2/

7

2

10

4/6

2

104/

66

1

0

8/

7

8

1

0

7/

7

2

11

0/

72

108,3/7

5,67

Tangan

Kiri

9

6/

5

6

9

5/

5

4

92/

57

94,3/55

,6

10

6/6

2

1

0

6/

6

4

10

6/6

2

106/

62

1

0

1/

8

0

1

0

0/

7

7

10

4/

74

101,67/

77

Ke-

2

Tangan

kanan

1

0

0/

5

2

9

2/

6

0

99/

5497/55,3

10

8/6

6

1

0

4/

6

8

10

8/6

4

106,6

7/

65,3

1

0

6/

6

4

1

0

8/

6

4

10

8/

68

107,3/6

5,3

Tangan

Kiri

1

0

8/

7

5

1

0

7/

7

1

10

2/7

1

105,67/

72,3

10

9/6

9

1

0

7/

6

3

10

3/5

9

106,3/

63,67

1

0

4/

7

8

1

0

1/

7

8

10

1/

78

102/78

2.3 Pengaruh Latihan

Orang ParameterNadi

(kali/mnt)

Sisitole

(mmHg)

Diastole

(mmHg)

Ke-1 3 menit pertama 94 119 83

7

Page 8: Laporan Vital Sign

6 menit 93 113 78

9 menit 94 110 81

11 menit 100 106 77

Ke-2 3 menit pertama 92 128 79

6 menit 91 121 79

9 menit 95 111 76

11 menit 88 114 70

2.4 Pengaruh Stress : Cold Pressure

Orang Parameter Sistole (mmHg)Diastole

(mmHg)

Ke-1 Pra-stress 118 72

30 detik 92 64

60 detik 92 62

2.5 Pengukuran Denyut Nadi

Denyut Nadi Berbaring Duduk Berdiri

A. Radius 77 83 90

A. Brachialis 79 84 87

A. Carotis 80 88 92

2.6 Pengukuran Suhu Tubuh

Pengukuran Suhu Orang 1 Orang 2

Oral 37,2ᵒ C 37,1ᵒC

Axial 36,8ᵒC 36,7ᵒC

2.7 Pengukuran Berat Badan dan Tinggi Badan

Nama TB(cm) BB(kg) BB Ideal BB Ideal IMT

8

Page 9: Laporan Vital Sign

maks(kg) Min(kg)

ILONAVIA 154,2 42,5 44,2 39,78 17,9

ALIFUL 167 84 57 51,3 30,1

FADHILLAH 151,7 38 41,7 37,53 16,67

ALIFAH 150,2 44 40,2 36,18 19,56

DWI R. 164 50 54 48,6 18,59

NABILAH 155 48 45 40,5 20

2.8 Frekuensi Nafas

Jenis Kelamin Frekuensi Nafas (kali/menit)

Laki-laki 22

Perempuan 19

2.9 Pertanyaan dan Jawaban

2.9.1 Percobaan Pengukuran Tekanan Darah

1. Apakah ada perbedaan hasil pengukuran darah dilakukan dengan

tensimeter konvensional dengan digital?

Ada, namun hasil pengamatan tidak menunjukkan perbedaan yng

signifikan.

2. Apakah ada perbedaan hasil pengukuran darah dilakukan pada

lengan kanan dan kiri? Ada,

3. Apakah ada perbedaan hasil pengukuran darah dilakukan dengan

tensimeter konvensional dan digital? Ada

4. Apakah ada perbedaan hasil pengukuran A. Radialis, A. Karotis,

dan A. Bracialis? Ada

5. Apakah ada perbedaan tekanan darah yang diukur dengan

perbedaan posisi? Jelaskan mengapa? Ada, hal ini dikarenakan ada

efek gravitasi bumi. Pada saat berbaring gaya gravitasi pada

peredaran darah lebih rendah karena arah peredaran tersebut

horizontal sehingga tidak terlalu melawan gravitasi dan tidak

9

Page 10: Laporan Vital Sign

terlalu memompa. Pada saat duduk maupun berdiri kerja jantung

dalam memompa darah akan lebih keras karena melawan gaya

gravitasi sehingga kecepatan denyut jantung meningkat.

6. Sebutkan faktor apa saja yang mempengaruhi tekanan darah?

Posisi tubuh, aktivitas fisik, temperature, usia, jenis kelamin, dan

usia.

7. Jelaskan kemungkinan yang dapat terjadi di bidang kedokteran gigi

jika pada penderita tidak dilakukan pengukuran tanda-tanda vital

lebih dahulu? Akan terjadi pendarahan yang berlebihan apabila

tidak dilakukan pengecekan terlebih dahulu. Contohnya pada

penderita hipertensi yang tidak diketahui sebelumnya oleh dokter

gigi ketika mengadakan ekstraksi gigi, akan mengalami pendarahan

yang berlebihan dikarenakan vasodilatasi pada pembuluh darah.

2.9.2 Percobaan Pengukuran Denyut Nadi

1. Mengapa mahasiswa kedokteran gigi harus mengukur denyut

nadi sebelum melakukan tindakan operatif?

Karena pada bidang kedokteran gigi, sebelum seorang dokter

gigi melakukan tindakan operatif, mereka harus melakukan

anastesi terlebih dahulu dan sebelum tindakan anastesi

dilakukan, perlu dilakukan pemeriksaan fisik termasuk

pengukuran denyut nadi yang bertujuan untuk mengetahui

apakah pasien dalam kondisi normal atau tidak normal

(misalnya menderita Hipertensi).

2. Faktor apa saja yang mempengaruhi denyut nadi?

Aktivitas fisik, posisi tubuh, suhu di sekitar tubuh, ukuran tubuh,

obat yang sedang dikonsumsi, sakit, trauma, emosi, umur, jenis

kelamin.

10

Page 11: Laporan Vital Sign

Denyut nadi dapat meningkat saat berolahraga, sakit, trauma dan

emosi. Wanita berumur 12 tahun ke atas umumnya memiliki

denyut nadi lebih cepat dari pada laki- laki.

3. Apakah ada perbedaan pengukuran denyut nadi pada berbagai

posisi tubuh? Jelaskan mengapa!

Ada. Ketika seseorang berbaring, maka jantung akan berdetak

lebih sedikit dibandingkan saat ia sedang duduk atau berdiri. Hal

ini disebabkan saat orang berbaring, maka efek gravitasi pada

tubuh akan berkurang yang membuat lebih banyak darah

mengalir kembali ke jantung melalui pembuluh darah. Jika

darah yang kembali ke jantung lebih banyak, maka tubuh

mampu memompa lebih banyak darah setiap denyutnya.

Hal ini berarti denyut jantung yang diperlukan per menitnya

untuk memenuhi kebutuhkan darah, oksigen dan nutrisi akan

menjadi lebih sedikit. Namun detak jantung akan meningkat saat

seseorang berdiri, karena darah yang kembali ke jantung akan

lebih sedikit. Kondisi ini yang mungkin menyebabkan adanya

peningkatan detak jantung mendadak ketika seseorang bergerak

dari posisi duduk atau berbaring ke posisi berdiri.

4. Mengapa saat bekerja denyut nadi meningkat?

Karena pada saat melakukan aktivitas kerja,maka akan

semakin besar metabolisme dalam suatu organ, maka makin

besar aliran darahnya.Hal ini akan dikopensasi jantung dengan

mempercepat denyutnya dan memperbesar banyaknya aliran

darah yang dipompakan dari jantung ke seluruh tubuh sehingga

denyut nadi juga akan meningkat.

11

Page 12: Laporan Vital Sign

5. Bagaimana cara menentukan denyut nadi maksimal dan optimal?

Denyut nadi maksimal adalah maksimal denyut nadi yang

dapat dilakukan pada saat melakukan aktivitas maksimal.untuk

menentukan denyut nadi maksimal digunakan rumus 220-

umur.Cara yang aman adalah mengukur denyut nadi maksimal

(DNM). DNM adalah denyut nadi maksimal yang dihitung

berdasarkan rumusan: DNM = 220 - Umur, kemudian dikalikan

dengan intensitas membakar lemak 60-70 persen DNM.

Contoh:

DN maksimal = 220 – usia

DN optimal = 80% x DN maksimal

DN minimal = 60% x DN maksimal

2.9.3 Percobaan Pengukuran Suhu Tubuh

1. Mengapa pengukuran suhu tubuh di ketiak berbeda? Berapa

perbedaannya? Jelaskan!

Pengukuram menggunakan peroral atau mulut dilakukan

selama ± 2-3 dan 5 - 10 menit : (paling sedikit 3 menit) pada

Ketiak ( Axial) dilakukan selama ± 3-5 dan 10-15 menit

( sekarang ini di praktek 3 menit ): 5 menit pada anak dan 9

menit pada orang dewasa. Suhu ketiak tidak seakurat

pengukuran oral, dan ini umumnya mengukur 1 derajat lebih

rendah dari suhu oral jika diukur secara bersamaan.

2. Kapan harus melakukan pengukuran suhu tubuh di rongga

mulut atau pengukuran di bagian tubuh yang lain?

A. Pengukuran rongga mulut yaitu:

- saat klien bernafas dengan hidung bukan dengan

mulut

12

Page 13: Laporan Vital Sign

- saat klien tidak mengalami bedah oral, trauma

oral, riwayat epilepsi, atau gemetar akibat

kedinginan

- tidak boleh dilakukan pada bayi, anak kecil, anak yang

sedang menangis atau klien konfusi, tidak sadar atau

tidak kooperatif dan Risiko terpapar cairan tubuh

B. Pengukuran ketiak yaitu :

- digunakan untuk bayi, anak kecil ,anak yang sedang

menangis atau klien konfusi, tidak sadar atau tidak

kooperatif

-

2.9.4 Percobaan Pengukuran Tinggi Badan dan Berat Badan

1. Apakah pengukuran TB dan BB diperlukan di bidang

kedokteran gigi? Jelaskan untuk apa?

Pengukuran fisik tinggi dan berat badan diperlukan

untuk mengetahui Indeks Massa Tubuh (IMT) yang

digunakan untuk memprediksi kesehatan pasien. Selain itu,

melalui IMT dapat diketahui pula pengklasifikasian IMT

pasien. Apakah pasien termasuk berat badan normal, berat

badan kurang, obesitas kelas 1, dan sebagainya. Indikator

berat badan dan tinggi badan (wasting status) adalah

merupakan indikator yang terbaik digunakan untuk

menggambarkan status gizi saat ini. Lebih sensitif serta

spesifik sebagai indikator defisit massa tubuh yang dapat

terjadi dalam waktu singkat atau dalam periode waktu yang

cukup lama sebagai akibat kekurangan makan atau

terserang penyakit infeksi. Dalam hubungannya dengan

bidang kedokteran gigi, penyakit infeksi ini dapat

berhubungan dengan kesehatan gigi dan mulut. Selain itu,

pengukuran tinggi badan dan berat badan sangat diperlukan

13

Page 14: Laporan Vital Sign

dalam memperoleh informasi tambahan yang menegakkan

diagnosis, terutama yang berkaitan dengan hormon

metabolik. Salah satu contoh hormon metabolik adalah

hormon yang mengatur metabolisme kalsium yang juga

berkaitan dengan gigi.

2. Apakah akibat jika seseorang termasuk kurus beresiko dan apa

pula akibat bagi yang terlalu gemuk? Jelaskan!

Ada beberapa masalah kesehatan yang dapat dialami oleh

orang yang memiliki IMT kurang dari normal, yaitu:

1. Osteoporosis

Osteoporosis adalah penipisan jaringan tulang atau hilangnya

kepadatan tulang seiring dengan waktu. Berat badan yang

rendah menyebabkan tekanan yang diterima oleh tulang juga

kecil, padahal, tekanan pada tulang berfungsi meningkatkan

kepadatan tulang.

2. Anemia

Kebanyakan orang yang terlalu kurus sering mengalami

kelelahan sepanjang waktu. Kekurangan energi dan fatigue

atau kelemahan adalah merupakan gejala khas anemia.

Anemia adalah penyakit yang terjadi saat tubuh mengalami

kekurangan sel darah merah. Sel darah merah bertanggung

jawab untuk transportasi oksigen menuju organ. Apabila sel

darah merah kurang, maka oksigen yang diangkut menuju

organ tubuh juga tidak memadai. Sehingga organ tubuh

mengalami kekurangan oksigen, dan munculah gejala

anemia.

3. Rendahnya sistem imun

14

Page 15: Laporan Vital Sign

Sistem imun tubuh membutuhkan cukup sumber energi untuk

dapat berfungsi dengan baik. Dan energi tersebut didapatkan

dari makanan yang masuk ke tubuh kita. Bagi penderita

anoreksia, karena energi yang masuk sedikit, maka sel-sel

tubuh kurang maksimal dalam menghasilkan sistem imun.

Sehingga orang yang terlalu kurus gampang terserang

penyakit flu, bahkan dapat menjadi lebih parah, seperti

kanker, yang dimulai dengan aktivitas sel yang abnormal.

Kegemukan juga beresiko mengakibatkan beberapa

gangguan kesehatan, seperti:

1. Problem persendian

Semakin gemuk seseorang, maka beban tulang akan

semakin berat. Karena menyangga beban di luar porsi,

maka akan muncul gangguan sendi. Yang sering

didengar adalah penyakit rematik walaupun tidak semua

gangguan sendi adalah rematik.

2. Masalah dengan kesehatan jantung

Pada orang gemuk, tentu metabolisme bergerak lebih

dinamis dengan beban lebih, karena semakin berat

bebannya, otomatis jantung berdenyut lebih cepat,

bekerja lebih banyak dan pada gilirannya tentu saja akan

terkompensasi oleh tubuh secara alamiah. Dalam hal

kompensasinya tak dapat lagi ditolerir oleh tubuh maka

tak pelak lagi akan menimbulkan gangguan jantung

serius. Gangguan jantung ini dikenal dengan

dekompensasi kordis. Kasus ini ditemukan banyak pada

orang gemuk yang tidak banyak pergerakannya.

15

Page 16: Laporan Vital Sign

3. Hipertensi

Pada kegemukan, apalagi yang kurang bergerak,

pembuluh darah sering mengalami atherosclerosis atau

pengapuran sehingga menyempit yang menyebabkan

naiknya tekanan darah.

4. Diabetes Melitus

Orang gemuk cenderung mengalami penurunan hormon

insulin. Ini membuat gula darah naik dan akan meracuni

seluruh tubuh. Gangguan lain adalah terjadinya

perubahan pada pembuluh darah kecil, termasuk yang

menuju ke penis. Salah satu akibat dari perubahan inilah

yang menjadi penyebab utama gangguan seksual

retrogade ejaculation (ejakulasi ke belakang), yaitu

semprotan sperma menuju kandung kemih, bukannya

keluar secara normal. Tentu saja penderita kelainan ini

tidak akan bisa membuahi pasangannya. Untungnya

kasus ini sehari-hari ditemukan tidak terlalu banyak.

16

Page 17: Laporan Vital Sign

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengukuran Tekanan Darah

Berdasarkan percobaaan yang telah dilakukan yaitu pengukuran

tekanan darah menggunakan berbagai macam manometer menunjukkan

perbedaan. Begitu juga dengan pengukuran tekanan darah dengan perbedaan

posisi. hal ini dikarenakan ada efek gravitasi bumi. Pada saat berbaring gaya

gravitasi pada peredaran darah lebih rendah karena arah peredaran tersebut

horizontal sehingga tidak terlalu melawan gravitasi dan tidak terlalu

memompa. Pada saat duduk maupun berdiri kerja jantung dalam memompa

darah akan lebih keras karena melawan gaya gravitasi sehingga kecepatan

denyut jantung meningkat.

3.2 Pengukuran Denyut Nadi

Percobaan yang telah kita lakukan adalah mengukur denyut nadi pada

A. radialis, A. Brachialis dan A. Carotis pada posisi yang berbeda-beda. Hal

ini disebabkan karena ketika seseorang berbaring, maka jantung akan

berdetak lebih sedikit dibandingkan saat ia sedang duduk atau berdiri. Hal ini

disebabkan saat orang berbaring, maka efek gravitasi pada tubuh akan

berkurang yang membuat lebih banyak darah mengalir kembali ke jantung

melalui pembuluh darah..

Jika darah yang kembali ke jantung lebih banyak, maka tubuh mampu

memompa lebih banyak darah setiap denyutnya. Hal ini berarti denyut

17

Page 18: Laporan Vital Sign

jantung yang diperlukan per menitnya untuk memenuhi kebutuhkan darah,

oksigen dan nutrisi akan menjadi lebih sedikit.

Namun detak jantung akan meningkat saat seseorang berdiri, karena

darah yang kembali ke jantung akan lebih sedikit. Kondisi ini yang mungkin

menyebabkan adanya peningkatan detak jantung mendadak ketika seseorang

bergerak dari posisi duduk atau berbaring ke posisi berdiri.

3.3 Pengukuran Suhu Tubuh

Berdasarkan tabel hasil percobaan yang telah dilakukan. Suhu tubuh

ketika diukur melalui oral dan aksial menunjukan perbedaan.Hal ini

dikarenakan Suhu ketiak tidak seakurat pengukuran oral, dan ini umumnya

mengukur 1 derajat lebih rendah dari suhu oral jika diukur secara bersamaan

3.4 Pengukuran Berat Badan dan Tinggi Badan

Pengukuran BB dan TB ini digunakan untuk mengetahui IMT pada

setiap orang. BB dan TB setiap orang tentulah bervariasi hal ini disebabkan

karena asupan nutrisi setiap individu berbeda selain itu factor genetik juga

dapat menjadi salah satu pemicu BB dan TB setiap individu.

3.5 Frekuensi Nafas

Frekuensi nafas antara laki-laki dan perempuan berbeda. Pada laki-

laki frekuensi pernafasan setiap menitnya lebih banyak dari pada perempuan

karena laki-laki melakukan aktivitas lebih banyak dari pada perempuan

sehingga membutuhak oksigen yang lebih banyak juga.

18

Page 19: Laporan Vital Sign

BAB IV

KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah kita lakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Faktor yang menyebabkan perbedaan pada pengukuran tekanan darah

adalah posisi tubuh, aktivitas fisik, temperature, usia, jenis kelamin, dan

usia.

2. Aktivitas fisik,posisi tubuh,suhu di sekitar tubuh, ukuran tubuh, obat yang

sedang dikonsumsi, sakit, trauma, emosi, umur, jenis kelamin dapat

mempengaruhi pengukuran denyut nadi

3. Berat badan serta tinggi dari masing-masing orang tergantung asupan

utrisi serta factor genetis dari orang tersebut

4. Frekuensi nafas laki-laki lebih banyak daripada perempuan karena laki-

laki lebih banyak melakukan sktivitas sehingga membutuhkan suplai

oksigen yang lebih banyak.

19

Page 20: Laporan Vital Sign

BAB V

DAFTAR PUSTAKA

Guyton & Hall. 1997. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC

Guyton.1995. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC

20